Sie sind auf Seite 1von 10

ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46

ANALISIS KADAR HARA MAKRO DALAM TANAH PADA TANAMAN


AGROFORESTRI DI DESA TAMBUN RAYA
KALIMANTAN TENGAH

Oleh/By
AHMAD YAMANI
Program Studi Budidaya Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Lambung
Mangkurat Jl. A. Yani KM 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan

ABSTRACT

Good and fertile land is land that is able to provide nutrients in sufficient and
balanced to be absorbed by plants. It can be seen from the value of land
productivity, one of them by analyzing the concentration of nutrients contained in the
land.
The aim is to find out how big the nutrient content of soil in the area of macro
agrisilvikultur and rambutan garden. This information is very important to take steps
selanbjutnya in order to maintain the productivity of cultivated land ..
Observations were made at 2 different locations namely in the area planted with a
combination of plant agrisilvikultur sengon, rambutan and other agricultural crops
and gardens rambutan. Soil sampling was done in purposive sampling as much as 3
points of observation on each object of research with a depth of 00-20 cm. The soil
samples taken at each subsequent observation point dikompositkan, meaning that
one soil sample taken at some point with a distance of 1.0 meter, mixed and stirred
evenly, then take as much as 1 kg to be analyzed in the laboratory. Those
parameters were observed and the concentration of element N, P, K, Ca and Mg. To
find out the status of macro nutrient content of N, P, K, Ca and Mg, the results of the
analysis in the laboratory will be compared with Soil Chemical Properties
Assessment Criteria according to the Central Institute for Soil Research (LPPT),
Bogor.
The results showed the soil macro-nutrient content at the location of observation is
relatively not much different. The content of N and P in the soil under agro-forestry
and plantation crops are relatively high rambutan. While elements of K; Ca and low
Mg and plant species composition did not affect significantly to the content of
nutrients in the soil underneath. It is recommended to do additional elements K, Ca
and Mg in accordance with the needs of plants, in order to improve soil fertility and
optimal production results.
Penulis untuk korespondensi :+6285251571248

PENDAHULUAN

Tanah yang baik dan subur salah satunya dengan menganalisa


adalah tanah yang mampu konsentrasi unsur hara yang
menyediakan unsur hara secara terkandung di dalam tanah tersebut.
cukup dan seimbang untuk dapat Pemanfaatan tanah oleh
diserap oleh tanaman. Hal ini dapat manusia dituntut seoptimal mungkin,
dilihat dari nilai produktifitas lahan, oleh karena itu perlu adanya salah

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 37


ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46

satu tehnik pemanfaatan lahan yang bermaksud meneliti seberapa besar


harus diterapkan oleh masyarakat kandungan hara makro tanah pada
yaitu teknologi agroforestri, dimana areal agrisilvikultur dan kebun
pengkombinasian antara tanaman rambutan. Informasi ini sangat penting
kehutanan dan pertanian ini guna mengambil langkah
diharapkan akan mendapatkan selanbjutnya dalam rangka menjaga
keuntungan ekologis dan ekonomis produktivitas lahan yang diusahakan,
baik jangka pendek yang dihasilkan baik oleh pemerintah atau kalangan
dari tanaman pertanian dan jangka pengusaha perkebunan maupun
panjang dari tanaman kehutanan, masyarakat pada umumnya.
dengan strategi pengaturan ruang dan Tujuan dari penelitian ini
waktu yang telah direncanakan, adalah untuk mengetahui konsentrasi
sehingga produksi hasil usaha akan hara makro : Nitrogen (N), Fosfor (P),
lebih maksimal dan mampu Kalium (K), Kalsium (Ca) dan
meningkatkan kesuburan tanah serta Magnesium (Mg) tanah pada tanaman
penambahan unsur hara bagi agroforestri dan membandingkan
tanaman yang diusahakan baik konsentrasi hara makro N, P, K, Ca
secara kualitas maupun kuantitas. dan Mg pada areal agrisilvikultur dan
Berdasarkan hal-hal yang kebun rambutan.
diuraikan di atas, maka penulis

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian


Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini untuk
Penelitian ini dilaksanakan di
mendapatkan data dilapangan
Desa Tambun Raya, Kecamatan
mencakup kegiatan yakni :
Basarang ,Kabupaten Kapuas,
1. Memilih lokasi untuk pengambilan
Kalimantan Tengah dalam waktu
sampel tanah (pada areal
selama 4 (empat) bulan, mulai bulan
agrisilvikultur yang ditanami
Pebruari sampai dengan Mei 2009,
kombinasi tanaman sengon,
yang meliputi kegiatan persiapan,
rambutan dan tanaman pertanian
pengumpulan data primer dan
lainnya seluas 1 ha dan kebun
sekunder, pengolahan data hingga
rambutan seluas 1 ha)
penyusunan laporan.
2. Menentukan termpat pengambilan
Obyek dan Alat Penelitian sampel tanah yang dilakukan
dengan Purposive sampling
Obyek penelitian adalah
sebanyak 3 titik pengamatan pada
tanah dibawah tegakan tanaman
masing-masing obyek penelitian.
agrisilvikultur (jenis sengon
3. Membersihkan permukaan tanah
(Paraserianthes falcataria Niels);
dari serasah, rumput atau
tanaman rambutan (Nephelium
tanaman penutup tanah lainnya
lappaceum); tanaman pertanian
4. Mengambil sampel tanah pada
singkong dan sayur-sayuran) dan
lapisan olah tanah dengan
tanah dibawah kebun rambutan.
kedalaman 0 20 cm, dengan
Alat yang diperlukan seperti
pertimbangan bahwa unsur hara
cangkul:; meteran; kantong plastik;
sebagian besar berada pada
kertas karton; kamera; timbangan
kedalaman ini.
dan alat tulis-menulis.

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 38


ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46

5. Sampel tanah yang diambil pada Cara seperti ini dilakukan


setiap titik pengamatan sebanyak 3 kali (3 titik
selanjutnya dikompositkan, pengamatan) pada lahan yang
maksudnya satu sampel tanah diamati (Gambar 2)
yang diambil dari beberapa titik 6. Sampel tanah yang telah diambil
dengan jarak 1,0 meter dicampur dimasing-masing obyek penelitian
dan diaduk secara merata, kemudian dianalisis kandungan
kemudian diambil sebanyak 1 kg unsur hara makro N, P, K, Ca dan
untuk dianalisis di Laboratorium. Mg di laboratorium.

1,0 m

Gambar 1. Pengambilan sampel tanah dengan cara komposit

Keterangan : = titik - titik pengambilan sampel tanah

Analisis Data Lembaga Pusat Penelitian Tanah


(LPPT) Bogor (lihat pada Tabel 1),
Data konsentrasi hara makro
sehingga akan diketahui status
N, P, K, Ca dan Mg hasil analisis di
konsentrasi unsur hara tanah pada
laboratorium, selanjutnya akan
dimasing-masing obyek penelitian.
dibandingkan dengan Kriteria
Penilaian Sifat Kimia Tanah menurut

Tabel 1. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah Menurut Lembaga Pusat Penelitian
Tanah (LPPT) Bogor
Sifat Tanah Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
Rendah Tinggi
N (%) < 0,10 0,10-0,20 0,21-0,50 0,51-0,75 > 0,75

P2O5 HCl < 10 10-20 21-40 41-60 > 60


(me/100gr)
K2O HCl 25% < 10 10-20 21-40 41-60 > 60
(me/100gr)
Ca (me/100gr) <2 2-5 6-10 11-20 > 20

Mg (me/100gr) < 0,4 0,4-1,0 1,1-2,0 2,1-8,0 > 8,0

Sumber ; Survey Kapabilitas Tanah LPPT Bogor (Soepraptohardjo, 1983)

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 39


ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsentrasi Hara Makro Pada P, K, Ca dan Mg pada tanah dibawah


Lahan Agroforestri
tanaman agroforestri lihat Tabel 2
Hasil analisis laboratorium
terhadap konsentrasi hara makro N,
.

Tabel 2. Unsur hara N, P, K, Ca dan Mg pada tanah dibawah tanaman agroforestri

No Unsur Hara Makro


Sampel N P K Ca Mg
(%) (me/100gr) (me/100gr) (me/100gr) (me/100gr)
1. 1,02 95,94 20,20 1,45 0,30
2. 0,82 19,49 7,65 2,15 0,95
3. 0,62 24,75 15,61 1,70 0,30

Jumlah 2,46 140,18 43,46 5,30 1,55


Rerata 0,82 46,73 14,49 1,77 0,52
(ST) (T) (R) (SR) (R)
Sumber: Lab. Fisika dan Kimia Tanah Fakultas Pertanian Unlam, Banjarrbaru
(2005)
Keterangan : ST : Sangat Tinggi
T : Tinggi
R : Rendah
SR : Sangat Rendah

Berdasarkan hasil analisis itu tingginya N pada areal agroforestri


laboratorium dan kriteria penilaian ini karena adanya tanaman sengon
sifat kimia tanah menurut Lembaga jenis tanaman legum yang
Pusat Penelitian Tanah Bogor, pada mempunyai daun yang mudah rontok,
areal agrisilvikultur untuk unsur N dan daun yang mudah rontok ini justru
P sangat tinggi (0,82 %) dan tinggi cepat menyuburkan tanah, kemudian
(46,73 me/100gr), untuk unsur K bintil akar yang terdapat pada akar
(14,49 me/100gr) dan Mg (0,52 dengan bantuan bakteri rhizobium
me/100gr) rendah, sedangkan untuk mampu memfiksasi (mengikat) N
Ca sangat rendah (1,77 me/100gr). bebas diudara.
Tingginya konsentrasi hara N Sedangkan tingginya
tanah pada tanaman agroforestri ini konsentrasi P pada areal ini karena
diduga dari suplai hasil perombakan selain bersumber pada bahan organik
bahan organik (serasah) yang jatuh hasil dekomposisi serasah tanaman
ketanah oleh kombinasi beberapa diatasnya dan adanya mineral-mineral
tanaman antara lain sengon, atau batuan tanah berasal dari bahan
rambutan dan tanaman pertanian induk yang terlapuk juga disebakan
lainnya sehingga serasah dari lokasi penelitian ini adalah daerah
tanaman tersebut sudah dapat rawa pasang surut yang sebagian
menyuplai unsur N yang tinggi. Selain besar lahannya tergenang air dan pH

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 40


ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46

tanah yang masam, sehingga tanah (infiltrasi). Pada areal


ketersediann P juga berpengaruh, agrisilvikultur ini terdiri dari beberapa
seperti yang dikemukakan Foth jenis tanaman yang menyerap unsur
(1984), bahwa penggenangan ini, selain itu kalium tanah ditemukan
memiliki peranan penting terhadap dalam mineral-mineral atau batuan
ketersediaan P tanah. Ketersediaan P yang terlapuk dan biasanya mineral
tanah umumnya lebih tinggi pada atau batuan ini mudah lapuk pada
tanah yang tergenang (lahan basah) kondisi suhu yang tinggi atau
dibanding dengan tanah kering. kelembaban tanah yang kering
Masamnya tanah juga dapat dimana tidak ada pencucian yang
meningkatkan kadar ion Al, Fe dan terjadi, sedangkan kita ketahui lokasi
Mn yang dapat mengikat P di dalam penelitian ini merupakan daerah rawa
tanah, sehingga unsur ini meningkat yang konsistensi tanah sangat basah
dalam tanah dan tidak dapat diserap dan mempunyai intensitas hujan yang
oleh tanaman. tinggi, sehingga batuan induk tanah
Konsentrasi K; Ca dan Mg di sukar melapuk. Rendahnya kadar
lahan agroferestri rendah, diduga hara K, Ca dan Mg pada obyek
hilang karena diserap oleh tanaman penelitian disini diduga juga sebagai
atau terjadi pencucian sebagai akibat akibat pemanenan hasil kebun dan
intensitas hujan yang tinggi ikut tanaman pertanian lainnya, sehingga
bersama air yang masuk kedalam unsur hara hilang terangkut.

Konsentrasi Hara Makro Pada kebun rambutan dapat dilihat pada


Kebun Rambutan Tabel 3.
Konsentrasi hara makro N, P,
K, Ca dan Mg pada tanah dilahan

Tabel 3. Konsentrasi hara makro N, P, K, Ca dan Mg pada lahan kebun rambutan


Unsur Hara Makro
No N P K Ca Mg
Sampel (%) (me/100gr) (me/100gr) (me/100gr) (me/100gr)
1. 1,08 136,42 22,34 2,05 0,20
2. 0,60 21,20 6,43 3,64 0,35
3. 1,19 82,87 18,38 1,25 0,10
Jumlah 2,87 240,49 47,15 6,94 0,65
Rerata 0,96 80,16 15,72 2,31 0,22
(ST) (ST) (R) (R) (SR)
Sumber ; Lab Fisika dan Kimia Tanah Fakultas Pertanian Unlam Banjarrbaru (2005)

Keterangan : ST : Sangat Tinggi


T : Tinggi
R : Rendah
SR : Sangat Rendah

Berdasarkan hasil analisis untuk unsur K (15,72 me/100gr) dan


laboratorium dan kriteria penilaian Ca (2,31 me/100gr) rendah,
sifat kimia tanah menurut Lembaga sedangkan untuk Mg sangat rendah
Pusat Penelitian Tanah Bogor pada (0,22 me/100gr).
kebun rambutan, untuk unsur N (0,96 Tingginya ketersediaan N dan
%) dan P (80,16 %) sangat tinggi, P pada kebun rambutan ini

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 41


ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46

disebabkan karena tanaman yang tergenang air yang


rambutannya sudah berumur 17 menyebabkan terganggunya
tahun, unsur N sebagian disuplai dari pelapukan batuan dan bahan organik,
hasil dekomposisi serasahnya. Selain selain karena diserap tanaman untuk
itu pada kebun rambutan ini hanya keperluan pertumbuhan dan
terdapat satu jenis rambutan ini saja pembuahan serta terangkut hilang
sehingga kurang terjadi perebutan bersama pemanenan hasil buah.
hara antar tanaman yang ada. Kondisi
tanah yang terendam dan masamnya Perbandingan Konsentrasi Hara
tanah menyebabkan meningkatnya Makro N, P, K, Ca dan Mg Tanah
ion Al, Fe dan Mn yang mudah Pada Tanaman Agroforesri dan
mengikat P ini sehingga tidak dapat Kebun Rambutan
digunakan oleh tanaman.
Konsentrasi hara K, Ca, dan Perbandingan konsentrasi
Mg pada kebun rambutan rendah, hal hara makro N, P, K, Ca dan Mg tanah
ini diduga karena pada areal ini terjadi pada areal agrofoestri dan kebun
pencucian hara sebagai akibat rambutan seperti pada Gambar 2
intensitas hujan yang cukup tinggi, Ph sampai dengan Gambar 6.
tanah rendah dan kondisi lingkungan

Nitrogen (N)

1,2
1
0,8
N (%

0,6
0,4
0,2
0
1 2 3 Rerata
Sampel Tanah
Areal Agrisilvikultur
Kebun Rambutan

Gambar 2. Grafik Konsentrasi hara Nitrogen tanah pada areal agroforestri dan
kebun rambutan

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 42


ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46

Fosfor (P)

140

P (me/100mg)
120
100
80
60
40
20
0
1 2 3 Rerata
Sampel Tanah

Areal Agrisilvikultur
Kebun Rambutan

Gambar 3. Grafik Konsentrasi hara Fosfor tanah pada areal agroforestri dan kebun
rambutan

Kalium

25
K (me/100g)

20
15
10
5
0
1 2 3 Rerata

Sampel Tanah
Areal Agrisilvikultur
Kebun Rambutan

Gambar 4. Grafik Konsentrasi hara Kalium tanah pada areal agroforestri dan kebun
rambutan

Kalsium (Ca)

4
3.5
3
(me/100mg)

2.5
2
Ca

1.5
1
0.5
0
1 2 3 Rerata

Sampel Tanah

Areal Agrisilvikultur
Kebun Rambutan

Gambar 5. Grafik Konsentrasi hara Kalsium tanah pada areal agroforestri dan
kebunrambutan

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 43


ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46

Magnesium (Mg)

Mg (me/100mg)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3 Rerata
Sampel Tanah

Areal Agrisilvikultur
Kebun Rambutan

Gambar 6. Grafik Konsentrasi hara Magnesium tanah pada areal agroforestri dan
kebun rambutan

Hasil analisis laboratorium khususnya pada tanaman


menunjukkan perbandingan agroforestry pada saat pemeliharaan
konsentrasi hara makro N, P, K, Ca tanaman pada tahun pertama dan
dan Mg pada areal agroforestri yang kedua ada pemberian pupuk dan
ditanami kombinasi tanaman sengon, kapur.
rambutan dan tanaman pertanian Pada lokasi penelitian di desa
lainnya (seperti singkong dan sayur- Tambun Raya Basarang ini umumnya
sayuran) dengan kebum rambutan daerah rawa, sehingga sistem
tidak jauh berbeda, hal ini ini penanaman baik di areal agrisilvikultur
disebabkan karena letak lahannya maupun di kebun rambutan
yang bersebelahan, sehingga jenis menggunakan sistem surjan. Menurut
dan keadaan tanahnya relatif sama. Noor (2004), sistem surjan memang
Pada tanah dibawa tegakan digunakan di daerah rawa yaitu
agroforestri maupun kebun rambutan meninggikan sebagian tanah dengan
mempunyai konsentrasi hara N dan P menggali atau mengeruk tanah di
yang tinggi, tingginya konsentrasi sekitarnya. Wilayah bagian lahan
hara tersebut disebabkan karena yang ditinggikan disebut tembokan,
sumber N dan P berasal dari bahan sedang wilayah yang digali disebut
organik hasil dari pelapukan serasah tabukan atau ledokan. Sistem ini
dari tanaman yang tumbuh pada digunakan agar menghindari
kedua lahan ini. Sedangkan genangan air yang tidak disukai
konsentrasi hara makro K, Ca dan Mg tanaman lahan kering dan
rendah. Hal tersebut disebabkan mengurangi kemasaman tanah yang
karena sumber terbesar hara makro berlebihan akibat tergenang air.
K, Ca dan Mg ini adalah mineral- Berdasarkan pernyataan
mineral tanah. Mineral-mineral tanah diatas, memperlihatkan bahwa
pada tanah yang terendam sukar komposisi jenis tanaman yang
untuk lapuk, karena lapuknya mineral ditaman relatif tidak memberikan
memerlukan suhu yang tinggi dan pengaruh yang berarti terhadap
kelembaban tanah yang kering. kandungan unsur hara pada tanah
Suplai hara selain diperoleh dari air dibawah tegakannya. Suplai unsur
hujan dan jatuhan serasah tanaman hara dari air hujan dan dari cara
yang tumbuh diatasnya juga mineral- pengolahan tanah pada saat
mineral tanah yang terlapuk, penanaman atau pemupukan yang

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 44


ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46

diberikan untuk pemeliharaan serta perbadaan kandungan hara pada


dari hasil perombakan bahan organik tanahnya.
relatif tidak memperlihatkan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 2. Komposisi jenis tanaman yang


ditaman relatif tidak memberikan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh yang berarti terhadap
dapat diambil kesimpulan : kandungan unsur hara pada tanah
1. Kandungan hara makro N dan P dibawahnya.
pada tanah dibawah tanaman
agroforestri dan kebun rambutan Saran
relatif tinggi. Sedangkan unsur K; Perlu dilakukan penambahan
Ca dan Mg rendah. Ini unsur K, Ca dan Mg yang sesuai
menunjukkan bahwa kandungan dengan kebutuhan tanaman, guna
hara didua lokasi obyek penelitian meningkatkan kesuburan tanah dan
tidak jauh berbeda. hasil yang optimal.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima dekan Fakultas Kehutanan Unlam


kasih kepada Pemda Kabupaten Banjarbaru atas bantuan fasilitas dan
Kapuas, Kalimantan Tengah dan dorongan moril dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anna, et al. 1997. Dasar-dasari lmu Departemen Kehutanan dan


tanah. Badan kerjasama Perkebunan RI, Jakarta.
Perguruan Tinggi Negeri
Dinas Kehutanan Kabupaten Kapuas,
Indonesia Bagian Timur.
2004. Rancangan Teknis
Ujung Pandang.
Hutan Rakyat Kabupaten
Badan Statistik Kabupaten Kapuas, Kapuas, Kapuas.
2004. Kapuas Dalam Angka, Kapuas.
Fort, H.D, 1984. Dasar-dasar Ilmu
Buckman, HO dan Brady, NC. 1982. Tanah. Gadjah Mada
Ilmu Tanah (Terjemahan) University Press,
Soemarsono. Penerbit Yogyakarta.
Bharata Karya Aksara,
Hardjowigeno, S.2003. Ilmu Tanah.
Jakarta.
Akademika Pressindo, Jakarta.
Departemen Kehutanan, 1992.
International Centre for Research in
Manual Kehutanan.
Agroforestry, 2000.
Departemen Kehutanan RI,
Agroforestri Khas Indonesia.
Jakarta.
SMT Grafika Desa Putera,
Departemen Kehutanan dan Jakarta.
Perkebunan, 1999. Panduan
Islami, T dan Sutomo, WH. 1995.
Kehutanan Indonesia.
Hubungan Tanah, Air dan

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 45


ANALISIS KADAR HARA 11 (30) :37-46

Tanaman. IKIP Semaran g Santoso, HB. 1992. Budidaya


Press, Semarang. Sengon. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
Kalie, BM. 1994. Budidaya Rambutan
Varietas Unggul. Penerbit Soepraptohardjo, 1983. Surver
Kanisius, Yogyakarta. Kapabilitas Tanah. Lembaga
Pusat Penelitian Tanah,
Mahisworo, et al. 2001. Bertanam
Rambutan Edisi Revisi. Bogor.
Penerbit Penebar Swadaya,
Sutedjo, MM. 2004. Analisis Tanah,
Jakarta.
Air dan Jaringan Tanaman.
Noor, M. 2004. Lahan Rawa Penerbit Renika Cipta,
Bermasalah Sulfat Masam. Jakarta.
Penerbit Raja Grafindo
Sutedjo, MM dan Kartasapoetra, AG.
Persada, Jakarta.
2002. Pengantar Ilmu Tanah.
Purwowidodo, 1982. Teknologi Mulsa. Penerbit Rineka Cipta,
Dewa Rua Press, Malang. Jakarta.
Susanto, RH. dan Purnomo, RH. Rosmarkam, A dan Yuwono, NW.
1997. Pengantar Fisika 2002. Ilmu Kesuburan
Tanah. Penerbit mitra Gama Tanah. Penerbit Kanisius,
Widya, Yogyakarta. Yogyakarta.

Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September 2010 46

Das könnte Ihnen auch gefallen