Sie sind auf Seite 1von 20

PRESENTASI KASUS

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT SIMPANGAN DEPOK
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

Topik : Dengue Syok Syndrome


Dokter Pembimbing : dr. Diki Mulyana Sp.A, M.Kes
Penyaji : 1. Vincentius Andrianus Leo ( 11 2008 126 )
2. Nirma Donna Ratu R ( 11 2008 156 )

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. S
Tanggal Lahir : 13 Januari 2001
Umur : 9 tahun 8 bulan
Jenis kelamin : Laki - laki
Alamat : Kp. Sugutamu
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 08 September 2010
Tanggal keluar RS : 12 September 2010

II. IDENTITAS ORANG TUA


Ayah
Nama Ayah : Tn. D Pekerjaan : Karyawan
Umur : 34 tahun Penghasilan : Rp 2.000.000,-
Pendidikan terakhir : SMU Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam Alamat : Kp. Sugutamu
Ibu
Nama Ibu : Ny. I Pekerjaan : Swasta
Umur : 30 tahun Penghasilan : Rp. 1. 000. 000, 00
Pendidikan terakhir : SMU Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam Alamat : Kp. Sugutamu
Hubungan dengan orang tua : anak kandung
III. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Anamnesis :
Alloanamnesis kepada ayah pasien tanggal 09 September 2010 jam 08.00 WIB di bangsal
rawat inap anak

Keluhan utama :
Pasien datang dengan keluhan badan lemas

Keluhan tambahan :
Disertai teraba dingin dan basah pada daerah tangan kaki.

Riwayat Perjalanan Penyakit :


Empat hari SMRS pasien mengeluh badan mendadak demam tinggi terus menerus sepanjang
hari tetapi tidak disertai dengan kejang. Demam naik turun tapi tidak pernah sampai suhu
tubuh biasanya. Kemudian diberi obat penurun panas tapi demam hanya turun sebentar.
Keesokan harinya karena demam pasien semakin tinggi dan muncul bintik bintik merah
pada daerah tangan, perut serta kaki. Maka pasien dibawa berobat keklinik, oleh dokter yang
memeriksa pasien dikatakan terkena penyakit campak dan diberi obat penurun panas. Pasien
mengaku sempat BAB berwarna kehitaman dengan frekuensi 1x dengan konsitensi lunak.
BAK berkurang dengan frekuensi 1-2x/hari dan volumenya sedikit. Serta napsu makan dan
minum yang menurun selama sakit. Tiba-tiba pagi hari beberapa jam SMRS, tangan dan kaki
pasien teraba dingin dan basah dengan kondisi tubuh lemas. Pasien segera dibawa keklinik
dan sempat dilakukan pemeriksaan darah. Dari hasil pemeriksaan, menurut dokter klinik,
pasien menderita demam berdarah dan dirujuk ke UGD RS Simpangan Depok. Pasien juga
mengaku tidak habis bepergian ke daerah endemis penyakit malaria.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien belum pernah menderita gejala penyakit seperti saat ini.

Riwayat Penyakit dalam anggota keluarga yang tinggal satu rumah dan lingkungan :
Tidak ada keluarga pasien yang menderita gejala penyakit yang serupa dengan pasien.
Menurut ayah pasien, dikompleks tempat tinggal pasien ada yang terkena demam berdarah
sekitar 2 bulan yang lalu. Serta teman sepermainan pasien ada yang menderita gejala penyakit
yang sama.
IV. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN
Kehamilan
Antenatal Care : Trimester I : 1x
Trimester II : 1x
Trimester III : 4x
Penyakit Kehamilan : tidak ada
Kelahiran
Tempat kelahiran : rumah bersalin
Ditolong oleh : bidan
Cara persalinan : normal
Masa gestasi : aterm 39 minggu
Keadaan Bayi
Berat badan lahir : 3900 gram
Panjang badan lahir : 51 cm
Lingkar kepala : lupa
Menangis : langsung menangis
Sianosis : tidak ada
Ikterus : tidak ada
Kelainan bawaan : tidak ada
APGAR Score : tidak tahu
Kesan : neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan

Riwayat Perkembangan
Tengkurap : 3 bulan Bicara : 12 bulan
Merangkak : 4 bulan Jalan sendiri : 1 tahun 3 bulan
Gigi pertama : 7 bulan Membaca : 6 tahun
Duduk : 8 bulan
Kesan : Perkembangan sesuai dengan usia.

Perkembangan Pubertas :
- Rambut ketiak : belum tumbuh
- Rambut pubis : belum tumbuh
Kesan : Belum mengalami masa pubertas.
Riwayat Makan

Umur ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur Susu Nasi Tim


0-6 bln ASI
6-8 bln ASI
8-10 bln ASI
10-12 bln ASI
>12 bln ASI

Riwayat imunisasi
Program Pengembangan Imunisasi (PPI) / Diwajibkan
Vaksin Dasar (usia) Ulangan (usia)
BCG 1 bln - - -
DPT / DT 2 bln 4 bln 6 bln 18 bln 5 thn - - -
Polio 0 bln 2 bln 4 bln 6 bln 18 bln 5 thn -
Campak 9 bln 6 thn - - -
Hepatitis B 0 bln 1 bln 5 bln - - -

Non PPI / dianjurkan


Vaksin Usia
Hepatitis A - - - -
HIB - - - -
Thypim - - - -
MMR - - - -
Varicela - - - -
Kesimpulan : status imunisasi dasar lengkap
Riwayat Penyakit yang pernah diderita :
PENYAKIT UMUR PENYAKIT UMUR
Diare - Morbili -
Otitis - Parotitis -
Radang paru - Demam berdarah -
Tuberkulosis - Demam tifoid -
Kejang - Cacingan -
Ginjal - Alergi -
Jantung - Kecelakaan -
Darah - Operasi -
Difteri - Lain-lain -

Riwayat keluarga
Corak Reproduksi
No Tgl. Lahir Jenis Hidup Lahir Abortus Mati Keterangan
(Umur) Kelamin Mati (Sebab) Kesehatan
1 08 Juni 2006 Perempuan V - - - Sehat

DATA PERUMAHAN
Kepemilikan rumah : rumah sendiri
Keadaan rumah : satu rumah dihuni empat orang ( ayah, ibu, pasien, adik pasien )
Ventilasi : pada setiap ruangan terdapat jendela dan ventilasi udara
Keadaan lingkungan : saluran air di sekitar lingkungan lancar, tidak berbau, dan teratur
dibersihkan.
Tidak pernah dilakukan fogging disekitar daerah tempat tinggal.

Kesan : keadaan rumah cukup baik, keadaan lingkungan cukup baik


V. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal : 09 September 2010
Pukul : 08.00 WIB

Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : tampak sakit berat
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
- Tekanan darah : 90/ 60 mmHg
- Nadi : 82 x / menit
- Suhu : 36,5 C
- Pernapasan : 24 x / menit

Data Antropometri
Berat badan : 18 kg
Tinggi badan : 131 cm
Berdasarkan kurva NCHS
( Berat badan / Umur ) x 100%
( 18 kg / 30,3 kg ) x 100 % = 59,4%
( Tinggi badan / Umur ) x 100%
( 131 cm / 135,7 cm ) x 100% = 96,5%
( Berat badan / Tinggi badan ) x 100%
( 18 kg / 27,4 kg ) x 100% = 65,6%
Kesan : gizi kurang ( KEP III tanpa tanda dan keluhan klinis )

Pemeriksaan Sistematis
Kepala
Bentuk dan ukuran : normocephal, tidak ada benjolan
Rambut dan kulit kepala : hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut
Mata : bentuk normal, kedudukan bola mata dan alis simetris,
palpebra superior dan inferior normal, konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-, kornea jernih, pupil bulat
2mm, isokor, refleks cahaya +/+
Telinga : bentuk normal, liang telinga lapang, sekret -,
membrane timpani intak, reflex cahaya +
Hidung : kelainan bentuk -, deviasi septum nasal -, secret -,
pernafasan cuping hidung -, perdarahan hidung -
Mulut : bentuk normal, bibir kering, sianosis -, gusi berdarah -,
lidah tidak kotor.
Tonsil : T1 T1 tenang
Faring : hiperemis -
Leher : kelainan bentuk -, kaku kuduk -, KGB tidak teraba membesar.

Thorax
Paru-paru
Inspeksi : pernapasan teratur, simetris dalam keadaaan statis dan
dinamis, retraksi otot pernafasan -
Palpasi : tidak dilakukan
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak dilakukan
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni reguler, murmur -, gallop -
Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : supel, hepar tidak teraba membesar, lien tidak teraba
membesar, nyeri tekan pada epigastrium -
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus + normal
Genitalia eksterna : laki laki, tidak tampak kelainan
Ekstremitas : akral hangat, deformitas -, oedema -
Kulit : warna sawo matang, kering, petechiae -
Pemeriksaan Neurologis : tidak dilakukan
Rumple Leed : tidak dilakukan
VI. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
08 September 2010 09 September 2010
Hematologi Hematologi Hematologi
Hemoglobin : 17, 2 g% Hemoglobin : 15, 4 g% Hemoglobin : 15 g%
Hematokrit : 50% Hematokrit : 47% Hematokrit : 45 %
Leukosit : 4300 ml Leukosit : 6600 ml Leukosit : 5900 ml
Trombosit : 42000 ml Trombosit : 35000 ml Trombosit : 30000 ml

VII. RESUME
Telah diperiksa seorang anak laki laki berusia 9 tahun 8 bulan, berat badan 18 kg,
dengan keluhan demam tinggi terus menerus sepanjang hari sejak lima hari SMRS. Timbul
bercak merah pada daerah tangan, perut dan kaki pada hari kedua demam. BAB lunak
berwarna kehitaman 1x/ hari. Napsu makan dan minum menurun. Sudah berobat ke klinik
dan minum obat tapi keadaan tidak membaik. Beberapa jam SMRS, badan pasien lemas,
tangan kaki teraba dingin dan basah. Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 90/ 60
mmHg, nadi 82 x/ menit, suhu 36, 5 C, pernapasan 24 x/ menit. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 17, 2g%, Ht 50%, leukosit 4.300ml dan trombosit 42.000 ml.

VIII. DIAGNOSIS KERJA


Dengue Syok Sindrome

IX. PEMERIKSAAN ANJURAN


- IgM dan IgG Dengue
- pemeriksaan biokimia darah dari:
prealbumin, albumin, transferin serum
blood urea nitrogen dan keseimbangan nitrogen
X. PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa
1. Bedrest
2. Minum yang banyak
3. Diet lunak tinggi kalori tinggi protein 2100 kalori/ hari ; 175 g/ hari
Medikamentosa
IVFD Ringer Laktat 20 tetes/ menit
IVFD Gelofusin 20 tetes/ menit
Monitoring TTV/ jam
Hitung urin tampung/ 24jam
Hematologi ( haemoglobin, hematokrit, trombosit, leukosit ) per 12 jam

Anjuran
1. Gerakan 3M.
- menguras tempat-tempat penampungan air minimal seminggu sekali, dan
menaburkan bubuk abate ke tempat penampungan tersebut.
- menutup rapat tempat penampungan air.
- mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan.
2. Pemberantasan vector.
- penyemprotan (fogging).
- menyingkiran pakaian yang bergantung didalam rumah.
- abatisasi selektif.
- kerjabakti lingkungan dalan dan sekitar rumah.
- penyuluhan masyarakat.
3. Pemakaian repellent, menyemprot anti serangga didalam rumah.
4. Lapor ke puskesmas setempat.

Ada 2 cara pemberantasan vector :


1. Menggunakan insektisida.
Yang biasa dipakai ialah malathion untuk membunuh nyamuk dewasa dan
temephos untuk membunuh jentik
2. Tanpa insektisida.
Menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air dan membersihkan
halaman rumah.
XI. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
Observasi Tanda Tanda Vital
Tanggal & Jam Tekanan Suhu Nadi Respirasi Kesadaran Keterangan
darah ( 0C ) ( x/menit ) ( x/menit )
( mmHg )
08/ 09/ 10 Tidak 36, 6 Tidak Apatis SpO2 98%
19. 15 terukur teraba O2 2L/menit
Loading RL 400 cc
Akral dingin
19. 10 80/ 60 CM Loading RL 400 cc
20. 00 90/ 40 93 CM SpO2 97%
Akral dingin
20. 20 80/ 50 90 CM SpO2 99%
Gelofusin 80cc/jam
IVFD RL 100cc/jam
20. 53 90/ 70 100 CM
21. 30 76/ 49 36, 6 94 24 CM Pasang monitoring TTV
Akral dingin
22. 30 77/ 54 36, 4 96 24 CM SpO2 98%
BAK 1x 280cc
23. 30 76/ 51 36, 1 85 26 CM Akral dingin
09/09/10 79/ 54 36, 3 86 28 CM SpO2 98%
00. 30 Akral hangat
01. 30 79/ 53 35, 8 81 26 CM SpO2 98%
Akral hangat
02. 30 76/ 50 36, 3 83 26 CM IVFD RL 25 tpm
IVFD Gelofusin 20 tpm
03. 30 77/ 55 36, 7 110 26 CM
04. 25 90/ 60 36, 7 90 24 CM
05. 25 90/ 60 36, 6 84 24 CM
06. 25 90/ 60 36, 3 90 24 CM
07. 15 90/ 60 36, 4 80 24 CM

08. 00 90/ 60 36, 5 82 24 CM BAK 1x 220cc


09. 00 90/ 60 36, 4 82 24 CM
11. 00 90/ 60 36, 8 72 24 CM
19. 00 90/ 60 36, 0 92 24 CM BAK 1x 100cc
23. 00 100/ 70 36, 4 88 22 CM
10/09/10 100/ 70 36, 6 90 24 CM BAK 1x 220cc
06. 00
10. 00 80/ 50 37, 0 82 24 CM
15. 00 80/ 50 37, 1 80 24 CM BAK 1x 200cc
21. 00 90/ 60 36, 6 88 22 CM BAK 1x 220cc
11/09/10 100/ 70 36, 0 84 22 CM BAK 1x 220cc
07. 00
12/09/10 100/ 70 36, 5 80 24 CM
07. 00
Follow up
09 September 2010 10 September 2010 11 September 2010 12 September 2010
S Badan lemes, makan Badan lemes, makan Badan lemes, makan Makan minum +, belum
minum +, BAK 3x 550cc, minum +, BAK 3x minum +, BAK 1x BAK, BAB -, akral
BAB -, akral hangat. 640cc, BAB -, akral 220cc, BAB -, akral hangat.
hangat. hangat, infus tangan
kanan bengkak.
O TD 90/ 60 mmHg TD 100/ 70 mmHg TD 100/ 70 mmHg TD 100/ 70 mmHg
Nadi 82 x/ menit Nadi 90 x/ menit Nadi 84 x/ menit Nadi 80 x/ menit
Suhu 36, 5 0C Suhu 36, 6 0C Suhu 36 0C Suhu 36 0C
RR 24 x/ menit RR 24 x/ menit RR 24 x/ menit RR 24 x/ menit

Laboratorium Laboratorium Laboratorium laboratorium


- Jam 01.00 WIB - Jam 06.00 WIB - Jam 06.00 WIB - Jam 06.00 WIB
Hemoglobin : 15 g% Hemoglobin : 14, 2 g% Hemoglobin : 12, 9 g% Hemoglobin : 12, 2 g%
Hematokrit : 45 % Hematokrit : 43 % Hematokrit : 39 % Hematokrit : 37 %
Leukosit : 5900 ml Leukosit : 8400 ml Leukosit : 5900 ml Leukosit : 4100 ml
Trombosit : 30000 ml Trombosit : 35000 ml Trombosit : 34000 ml Trombosit : 80000 ml
- Jam 06.00 WIB - Jam 18.00 WIB
Hemoglobin : 14, 4 g% Hemoglobin : 13, 5 g%
Hematokrit : 44 % Hematokrit : 41 %
Leukosit : 6900 ml Leukosit : 7700 ml
Trombosit : 19000 ml Trombosit : 44000 ml
- Jam 18.00 WIB
Hemoglobin : 15, 3 g%
Hematokrit : 47 %
Leukosit : 9000 ml
Trombosit : 32000 ml

A Dengue syok sindrome Dengue syok sindrome Dengue syok sindrome Dengue syok sindrome
mulai teratasi teratasi teratasi teratasi dengan keadaan
umum membaik
P IVFD Ringer Laktat 20 IVFD Ringer Laktat 20 IVFD Ringer Laktat 20 Pasien pulang
tetes/ menit tetes/ menit tetes/ menit
IVFD Gelofusin 20 tetes/ IVFD Gelofusin 20 tetes/ Monitoring TTV/ 12 jam
menit menit H2TL per 24 jam
Monitoring TTV/ jam Monitoring TTV/ 6jam
Hitung urin tampung/ Hitung urine tampung/
24jam 24jam
H2TL per 12 jam H2TL per 12 jam
Analisa Kasus
Pasien anak laki-laki usia 9 tahun 8 bulan datang dengan keluhan demam mendadak
tinggi terus menerus sepanjang hari sejak lima hari SMRS disertai mual muntah, napsu
makan menurun, BAB berwarna kehitaman serta timbul bercak-bercak merah pada daerah
tangan, perut dan kaki.
Menurut kriteria WHO 1997 diagnosis DHF ditegakkan bila ada tanda-tanda berupa :
1. riwayat demam akut berlangsung antara dua sampai tujuh hari.
2. terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut yaitu uji bendung
positif, petekie, ekimosis atau purpura.
3. Ditemukan perdarahan mukosa ( tersering epitaksis atau perdarahan gusi atau
tempat lain ).
4. Hematemesis atau melena.
5. pemeriksaan hematologi ditemukan trombositopenia ( jumlah trombosit
<100.000/uL ).
6. Terdapat minimal satu dari tanda-tanda plasma leakage atau kebocoran plasma
sebagai berikut
Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar dengan umur dan
jenis kelamin.
Penurunan hematokrit >20% setelah mendapatkan terapi cairan,
dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya.
Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites, hiponatremia,
atau hiponatremia.
Hasil pemeriksaan laboratorium hematologi pada pasien ini, didapatkan hasil yang sesuai
dengan kriteria diatas yaitu sebagai berikut
08 September 2010 09 September 2010
Hematologi Hematologi Hematologi
Hemoglobin : 17, 2 g% Hemoglobin : 15, 4 g% Hemoglobin : 15 g%
Hematokrit : 50% Hematokrit : 47% Hematokrit : 45 %
Leukosit : 4300 ml Leukosit : 6600 ml Leukosit : 5900 ml
Trombosit : 42000 ml Trombosit : 35000 ml Trombosit : 30000 ml
Menurut buku Ilmu Kesehatan Anak jilid dua Universitas Indonesia, anoreksia dan
konstipasi sering dilaporkan. Pada stadium dini sering terjadi perubahan pada indra pengecap.
Pada demam hari yang kelima, tiba-tiba beberapa jam SMRS. Tangan dan kaki pasien
teraba dingin dan basah, serta tubuhnya tampak lemah. Dari pemeriksaan tanda-tanda vital
saat pertama kali datang ke UGD didapatkan tekanan darah tidak dapat diukur, nadi tidak
teraba, suhu 36,6oC serta kesadaran compos mentis ( hipoaktif ). Menurut WHO 1997,
dikatakan dengue syok syndrome apabila seluruh kriteria diatas untuk dengue haemorrhagis
fever disertai kegagalan sirkulasi dengan manifestasi nadi yang cepat dan lemah, tekanan
darah turun ( <20 mm Hg ), hipotensi dibandingkan standar sesuai umur, kulit dingin dan
lembab serta gelisah.
Perjalan penyakit dengue fever atau dengue haemorrhagic fever sulit diramalkan.
Pada umunya pasien mengalami fase demam selama dua sampai tujuh hari, yang dikuti oleh
fase kritis selama dua samapi tiga hari ( berlangsung selama 24-48 jam ). Pada fase ini pasien
sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai resiko untuk terjadi dengue syok syndrome yang
dapat berakibat fatal jika tidak mendapat pengobatan yang adekuat. Apabila terjadi
perdarahan atau syok, harus diberikan pengobatan yang tepat. Dengan melakukan ini maka
angka kematian akan menurun.
Pemeriksaan yang dianjurkan pada pasien ini adalah dilakukan pemeriksaan IgM dan
IgG dengue. Menurut WHO 1997, pemeriksaan anjuran yang dilakukan saat ini adalah tes
serologis yang mendeteksi adanya antibodi spsifik terhadap antibodi total IgM maupun IgG.
IgM terdeteksi mulai hari ketiga sampai kelima, meningkat sampai minggu ketiga dan
menghilang setelah 60-90 hari. Sedangkan IgG pada infeksi primer mulai terdeteksi pada hari
ke 14, pada infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi pada hari kedua.
Saat pasien berada di UGD, mendapatkan perawatan medikamentosa yang
disesuaikan dengan tanda-tanda vital serta pemeriksaan laboratorium berupa :
Tanggal Tekanan Suhu Nadi Respirasi Kesadaran Keterangan
& Jam darah ( 0C ) (x/menit) (x/menit)
( mmHg )
08/ 09/ Tidak 36, 6 Tidak Apatis SpO2 98%
10 terukur teraba O2 2L/menit
19. 10 Loading RL 400 cc
Akral dingin
19. 15 80/ 60 CM Loading RL 400 cc
20. 00 90/ 40 93 CM SpO2 97%
Akral dingin
20. 20 80/ 50 90 CM SpO2 99%
Gelofusin 80cc/jam
IVFD RL 100cc/jam
20. 53 90/ 70 100 CM

Terapi Non medikamentosa pada pasien ini berupa bedrest, minum banyak dan diet
lunak tinggi kalori tinggi protein. Dari hasil perhitungan perbandingan antara berat badan dan
tinggi badan terhadap umur serta perbandingan berat badan terhadap tinggi badan didasarkan
pada tabel NCHS maka pasien ini masuk dalam kriteria KEP III. Tapi pada hasil
pemeriksaan fisik tidak dijumpai adanya keluhan dan tanda klinis dari malnutrisi. Oleh sebab
itu, pasien dicurigai mengalami gagal tumbuh untuk memastikannya dapat dilakukan
beberapa pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya malnutrisi adalah pemeriksaan biokimia darah, yang diperiksa anatara lain
prealbumin, albumin, blood urea nitrogen, kreatinin, kalsium dan keseimbangan nitrogen.
Kecukupan gizi juga harus diperhatikan pada pasien ini yaitu diet lunak TKTP untuk
memperbaiki keadaan status gizinya yang kurang.
Sedangkan terapi medikamentosa yang diberikan saat pasien berada dibangsal anak
adalah IVFD dua jalur yang terdiri dari ringer laktat dan gelofusin. Dilakukan monitoring
tanda-tanda vital, hitung urine tampung per 24 jam. Cek Haemoglobin, Hematokrit,
Trombosit dan Leukosit per 12 jam. Menurut buku Ilmu Kesehatan Anak jilid 2 Universitas
Indonesia, dikatakan bahwa pada dasarnya pengobatan penderita DHF/ DSS bersifat
simptomatik dan suportif.
Pada kasus DSS, penatalaksanaan rejatan yang penting adalah penggantian volume.
Sebagai terapi awal cairan dipergunakan ialah ringer laktat. Dalam keadaan rejatan berat,
cairan harus diberikan secara diguyur/ loading, artinya secepat-cepatnya dengan penjepit
infus dibuka. Dalam keadaan tidak berat cairan dapat diberikan dengan kecepatan 20 ml/
kgBB/ jam. Mengingat kebocoran plasma dapat berlangsung 24-48 jam, maka pemberian
cairan intravena dipertahankan walaupun tanda vital telah menunjukkan perbaikan nyata.
Karena hematokrit merupakan indeks yang dapat dipercaya dalam menetukan kebocoran
plasma, maka pemeriksaan hematokrit perlu dilakukan secara periodik. Kecepatan pemberian
cairan selanjutnya disesuaikan dengan gejala klinis, tanda vital dan nilai hematokrit.
Pemberian koloid sebagai cairan awal dapat dipertimbangkan pada kasus syok yang
berat. Dengan memperhatikan tanda-tanda hipovolemi, seperti kesadaran menurun, tekanan
darah tidak mau normal, laju nadi meningkat, tekanan nadi menyempit, laju napas meningkat,
diuresis < 1ml/ kgBB/ jam. Respon pemberian cairan dinilai dari tanda vital serta diuresis.
Apabila pasien jatuh kedalam fase syok, maka tatalaksana sesuai dengan DSS. Dilakukan
pemeriksaan airway, breathing O2 2L/ menit, circulation cairan kristaloid dan atau koloid 10-
20 ml/ kgBB secepatnya ( < 10 menit ). Apabila setelah resusitasi awal belum teratasi, tetesan
dapat diulangi dengan kristaloid atau ditambah koloid atau plasma. Dosis maksimal koloid
perhari adalah 30 ml/ kgBB. Setelah syok teratasi, yang ditandai dengan penurunan nilai Hb
atau Ht, maka tetesan cairan dapat dikurangi menjadi 10 ml/ kgBB/ jam yang dapat
dipertahankan sampai 24 jam atau sampai klinis stabil dan nilai Ht < 40%. Selanjutnya,
apabila selama pemantauan tanda vital stabil, diuresis > 1ml/ kgBB/ jam serta laboratorium
memperlihatkan jumlah trombosit cenderung naik dan Ht stabil, maka cairan diturunkan
secara bertahap sampai tetesan sesuai rumatan. Upayakan cairan diberikan tidak melebihi 48
jam setelah syok teratasi.
Menurut Lea and Febiger 1980, larutan ringer asetat memiliki indikasi antara lain
untuk resusitasi, suplai bikarbonat dan mencegah asidosis metabolik karena merupakan dapar
fisiologis yang dapat menetralkan metabolit asam yang berlebihan. Kandungan dari ringer
laktat adalah osmolaritas 273 mOsm/ L, Na+ 130 mEq/ L, Cl- 109 mEq/ L, K+ 4 mEq/ L, Ca+ 3
mEq/ L, Laktat 28 mEq/ L.
Setelah diterapi selama beberapa hari diRS, kondisi pasien mengalami perbaikan.
Terlihat dari keluhan pasien yang berkurang, keadaan umum yang membaik, napsu makan
dan minum membaik, peningkatan frekuensi dan volume BAK serta tanda-tanda vital terukur
dalam batas normal. Sedangkan dari hasil laboratorium didapatkan penurunan nilai
haemoglobin dan hematokrit serta terjadi peningkatan jumlah trombosit. Selanjutnya pasien
dapat diperbolehkan pulang. Menurut buku Ilmu Kesehatan Anak jilid 2 Universitas
Indonesia, dalam masa penyembuhan biasanya cairan dari ruang ekstravaskular akan
direabsorbsi kembali kedalam ruang vaskular. Dalam keadaan ini hendaknya pemberian
cairan dilakukan berhati-hati. Penting sekali diketahui bahwa menurunnya nilai haemoglobin
dan hematokrit pada masa ini tidak diartikan sebagai terjadinya perdarahan gastrointestinal.
Evaluasi klinis, nadi ( amplitudo dan frekuensi ), tekanan darah, pernapasan, suhu dan
pengeluaran urine dilakuakn lebih sering.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia ( IDAI ), secara umum sebagian besar pasien
DHF akan sembuh tanpa komplikasi dalam waktu 24-48 jam setelah syok. Indikasi masuk
kedalam fase penyembuhan adalah :
- Keadaan umum membaik
- Meningkatnya selera makan
- Tanda vital stabil
- Ht stabil dan menurun sampai 35-40%
- Diuresis cukup
- Dapat ditemukan confluent petechial rash ( 30% )
- Sinus bradikardi
Cairan intravena harus segera dihentikan segera apabila memasuki fase ini.
Indikasi pasien dapat diperbolehkan pulang yaitu :
- Paling tidak 24 jam tidak demam tanpa antipiretik
- Secara klinis tampak perbaikan
- Napsu makan membaik
- Nilai Ht stabil
- Tiga hari sesudah syok teratasi
- Tidak ada sesak napas atau takipnea
- Trombosit >50.000/ uL
Prognosis dari pasien pada kasus ini berdasarkan ad vitam, ad fungsionam dan ad
sanationam adalah dubia ad malam. Menurut WHO 1999, pada waktu fase kritis selama 2-3
hari. Pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai resiko untuk terjadi DSS yang dapat
berakibat fatal jika tidak mendapat pengobatan yang adekuat. Apabila terjadi syok, harus
segera diberikan pengobatan yang tepat. Dengan melakukan hal ini maka angka kematian
akan menurun hingga kurang dari 1%.
Airway
Breathing : O2 1-2 L/ menit
Circulation : cairan kristaloid* atau koloid** 10-20 ml/
kgBB secepatnya ( bila mungkin <10 menit )
Perhatikan tanda-tanda hipovolemia, hipervolemia,
overload dan respons pemberian cairan#

EVALUASI

TERATASI TIDAK TERATASI

Kristaloid 10 ml/ kgBB/ jam Lanjutkan cairan kristaloid dan atau koloid
O2 2-4 L/ menit 10-20 ml/ kgBB ( sesuai dengan dosis
Hb, Ht, trombosit, leukosit maksimal koloid*** )
ICU : - AGD, elektrolit O2 2-4 L/ menit
- Urea, kreatinin AGD elektrolit, Hb, Ht, trombosit, leukosit,
- Golongan darah, crossmatch Urea, kreatinin, Golongan darah, crossmatch
Pantau tanda vital Pantau tanda vital dan balance cairan
Pantau diuresis dengan memasang kateter urine
tiap jam
Stabil dalam 2-4 jam

EVALUASI

TERATASI TIDAK TERATASI

Kristaloid 5 ml/ kgBB/ jam


Ht tetap/ naik
Ht stabil dalam dua kali pemeriksaan
Tidak ada tanda
( setiap 6 jam ) Ht turun
kelebihan cairan

Kristaloid 3 ml/ kgBB/ jam


Koloid 20 ml/
kgBB
Tranfusi PRC Perhatikan dosis
10 ml/ kgBB maks dan CVP
24-48 jam setelah syok teratasi, tanda vital/
Ht stabil diuresis cukup
EVALUASI

INFUS STOP TERATASI TIDAK TERATASI

Pertimbangkan
pemakaian inotropik
dan koloid HES BM
100.000-300.000 D

Penatalaksanaan dengue syok syndrome pada anak menurut WHO 1997

Das könnte Ihnen auch gefallen