Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
LANDASAN TEORI
Salah satu syarat yang diperlukan dalam melakukan meta analisis adalah pengkajian
terhadap hasil-hasil penelitian yang sejenis.
2.1.1 Kelebihan Meta Analisis Antara Lain (King & Jun He, 2005):
1. Meta analisis memungkinkan mengkombinasikan berbagai macam hasil
penelitian dengan cara yang kuantitatif,
2. Mampu menggambarkan hubungan antar penelitian dengan baik sehingga
dapat mengatasi adanya perbedaan hasil antar penelitian,
3. Meta analisis lebih objektif karena fokus pada data sedangkan review
literatur lainnya (seperti metode naratif) fokus pada kesimpulan dari berbagai
macam studi,
4. Meta analisis fokus pada effect size,
5. Meta analisis dilakukan secara kuantitatif, sehingga lebih mudah dilakukan.
Effect size adalah indeks kuantitatif yang digunakan untuk merangkum hasil
studi dalam meta-analisis. Artinya, effect size mencerminkan besarnya hubungan
antar variabel dalam masing-masing studi. Pilihan indeks effect size bergantung pada
jenis data yang digunakan dalam studi. Ada empat jenis data dalam penelitian
menurut Borenstein, M. et al (2009), yaitu:
1. Dikotomi
Pada data yang dibangun secara dikotomi, sepert hidup/mati, sukses/gagal,
ya/tidak, maka effect size yang digunakan antara lain relative risk atau risk ratio
(RR), odds ratio (OR), atau risk difference (RD). Misalkan sebuah meta analisis
terdiri dari k penelitian. Penelitianpenelitian tersebut mempunyai variabel hasil
dikotomi atau biner.Hasil setiap penelitian dapat dipresentasikan dalam tabel
kontingensi 2 x 2.Tabel ini memberikan informasi jumlah partisipan yang terbagi
dalam dua grup, yaitu grup eksperimen dan kontrol baik yang mengalami kejadian
event maupun tidak no event.
Dimana :
aj = frekuensi event dalam grup eksperimen pada penelitian ke-j
bj = frekuensi no event dalam grup eksperimen pada penelitian ke-j
cj = frekuensi event dalam grup kontrol pada penelitian ke-j
dj = frekuensi no event dalam grup kontrol pada penelitian ke-j
n1j = banyaknya partisipan pada grup eksperimen pada penelitian ke-j
n2j = banyaknya partisipan pada grup kontrol pada penelitian ke-j
m1j = frekuensi event pada penelitian ke-j
m2j = frekuensi no event pada penelitian ke-j
nj = banyaknya partisipan pada penelitian ke-j (j = 1, 2, , k).
2. Continuous
Pada data yang dibangun secara kontinu, seperti kehilangan bobot, tekanan
darah, maka effect size yang digunakan antara lain mean difference (MD),
atau standardized mean difference (SMD).
3. Time-To-Event Atau Survival Time
Untuk data jenis ini, misalnya waktu kambuh, waktu sembuh, maka
digunakan rasio hazard.
4. Ordinal
Sebuah hasil yang dikategorikan berdasarkan kategori tertentu, misal
ringan/sedang/berat.
diproduksi atau dari dalam perusahaan, maka biaya yang terkait dengan persediaan
diketahui sebagai biaya pemesanan (ordering costs) dan biaya penyimpanan
(carrying costs).
Biaya pemesanan (ordering costs) merupakan biaya-biaya penempatan dan
penerimaan pesanan.Contohnya adalah biaya memproses pesanan (biaya klerikan
dan dokumen-dokumen), asuransi untuk pengiriman dengan kapal laut, dan biaya-
biaya bongkar muatan.Biaya penyimpanan (carrying costs) merupakan biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk menyimpan persediaan.Termasuk didalamnya adalah
asuransi, pajak persediaan, keusangan, dan biaya kesempatan dari dana-dana yang
tersimpan dalam persediaan, biaya-biaya penanganan persediaan, dan biaya gudang.
Jika persediaan tidak diketahui dengan pasti, kategori ketiga dari biaya
persediaan disebut biaya kekurangan persediaan (stock-out costs).Biaya kekurangan
persediaan merupakan biaya-biaya yang timbul karena tidak memiliki produk disaat
ada permintaan oleh pelanggan. Misalnya penjualan yang hilang, biaya ekspedisi
(meningkatnya biaya transportasi, jam kerja lembur, dan sebagainya), dan biaya-
biaya kegiatan produksi yang terputus.
Dalam bukunya, Don R. Hansen, Maryanne M. Mowen (2001) menjelaskan
pula alasan-alasan untuk menyimpan persediaan (baik bahan baku maupun barang
jadi), yang mana hal ini sejalan dengan prinsip EOQ, yaitu:
pertanyaannya tidak hanya berhenti sampai disitu. Dalam metode EOQ juga dapat
diketahui kapan seharusnya pemesanan dilakukan kembali.
Menurut Don R. Hansen, Maryanne M. Mowen (2001) dan Herlina (2007),
untuk menghitung berapa banyak bahan baku yang harus dipesan, digunakan rumus
matematis EOQ sebagai berikut:
Adapun total biaya persediaan yaitu total biaya pemesanan dan biaya biaya
penyimpanan dapat dihitung dengan menggunakan rumus matematis sebagai berikut:
Biaya Total = Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan
Keterangan:
P = Biaya pemesanan setiap kali pesan (dalam rupiah)
D = Jumlah kebutuhan bahan per tahun (dalam unit)
C = Biaya penyimpanan per unit bahan baku (dalam rupiah)
Q = Jumlah unit yang dipesan setiap kali dilakukan pemesanan
TC=Total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan (dalam rupiah)
Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point ROP)
Meta-Analysis
Signifikansi Economic
Order Quantity
Hasil
Kesimpulan dan
Saran