Sie sind auf Seite 1von 30

MAKALAH ANTIBIOTIK

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antibiotika adalah senyawa kimia yang dibuat untuk melawan bibit penyakit,
khususnya kuman. Ada beragam jenis kuman, ada kuman yang besar, ada yang
kecil, dengan sifat yang beragam pula.Kuman cenderung bersarang di organ
tertentu di tubuh yang ditumpanginya. Ada yang suka di otak, di paru-paru, di
usus, saraf, ginjal, lambung, kulit, atau tenggorok, dan lainnya Di organ-organ
tempat bersarangnya itu, kuman tertentu menimbulkan infeksi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan


mengenai terlalu sering menggunakan antibiotik. Para ahli percaya bahwa jika
kecenderungan ini terus berlanjut, bahkan infeksi normal dapat membuktikan
menjadi mematikan.

WHO telah memilih memerangi resistensi antimikroba sebagai tema untuk Hari
Kesehatan Dunia 2011. WHO mengeluarkan panggilan internasional untuk
tindakan bersama untuk menghentikan penyebaran resistensi antimikroba dan
merekomendasikan paket enam poin kebijakan bagi pemerintah. WHO
menyerukan kepada semua pemangku kepentingan, termasuk pembuat
kebijakan dan perencana, masyarakat dan pasien, praktisi dan resep, apoteker
dan dispenser, dan industri farmasi, untuk bertindak dan mengambil tanggung
jawab untuk memerangi resistensi antimikroba.
Pemakaian antibiotika di negara-negara sedang berkembang sering tidak
terkontrol dan cenderung serampangan. Antibiotika yang bisa dibeli bebas,
ketidaktahuan pemakaian, dan tidak dipakai sampai tuntas, menimbulkan
generasi kuman yang menjadi kebal (resisten) terhadap antibiotika yang
digunakan secara tidak tepat dan serampangan itu. Pemakaian antibiotika yang
tidak dihabiskan, atau menebusnya setengah resep, misalnya.Semakin sering
dan banyak disalahgunakan suatu antibiotika, semakin cepat menimbulkan
kekebalan kuman yang biasa ditumpasnya.

Di Indonesia belum ada data resmi tentang penggunaan antibiotika. Sehingga


banyak pihak saat ini tidak khawatir dan sepertinya tidak bermasalah. Tetapi
berdasarkan tingkat pendidikan atau pengetahuan masyarakat serta fakta yang
ditemui sehari-hari, tampaknya pemakaian antibiotika di Indonesia jauh banyak
dan lebih mencemaskan dan secara tidak langsung mencegah tubuh kita agar
tidak terinfeksi bakteri jahat.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan kami membuat makalah ini adalah :
1. Ingin mengetahui pengertian,pembuatan, mekanisme, aktivitas Antibiotik
2. untuk mengetahui dan memahami tentang golongan obat antibiotic.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang dapat
menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.
Antibiotika ( latin : anti = lawan, bios = hidup ) adalah xzat-zat kimia yang
dihasilkan miro organisme hidup tertuam fungi dan bakteri ranah. Yang
memiliki kahsiat mematikan atau mengahambat pertumbuahn banyak bakteri
dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil.
2.2 Pembuatan Antibiotika
Pembuatan antibiotika lazimnya dilakukan dengan jalan mikrobiologi dimana
mikro organisme dibiak dalam tangki-tangki besar dengan zat-zat gizi khusus.
Kedalam cairan pembiakan disalurkan oksigen atau udara steril guna
mempercepat pertumbuhan jamur sehingga produksi antibiotiknya dipertinggi
setelah diisolasi dari cairan kultur, antibiotika dimurnikan dan ditetapkan
aktifitasnya beberapa antibiotika tidak dibuat lagi dengan jalan biosintesis ini,
melakukan secara kimiawi, antara lain kloramfenikol

2.3 Aktivitas
Umumnya dinyatakan dalam suatu berat (mg),kecuali zat yang belum sempurna
pemurniannya dan terdiri dari campuran beberapa zat misalnya polimiksin B
basitrasin, atau karena belum diketahui struktur kimianya, seperti, nistatin

2.4 Mekanisme Kerja


Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel ( penisilin dan sefalosforin )
atau membran sel ( kleompok polimiksin), tetapi mekanisma kerja yang
terpenting adalah perintangan selektif metabolisme protein bakteri sehingga
sintesis protein bakteri, sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman
musnah atau tidak berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasiklin

2.5 Penggunaan Lainnya


Diluar bidang terapi, antibiotik digunakan dibidang peternakan sebagai zat gizi
tambahan guna mempercepat pertumbuhan ternak, dan unggas yang diberi
penisilin, tetrasiklin erithomisin atau basitrasin dalam jumlah kecil sekali dalam
sehari harinya, bertumbuh lebih besar dengan jumlah makanan lebih sedikit.

2.6 Golongan Antibiotika


A. PENISILIN
Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacam-macam
jemis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan samping R )
benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari jamur
cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943)
penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesi
dinding sel. Pensilin terdiri dari :
1) Benzil Penisilin Dan Fenoksimetil Penisilin
benzil penisilin
indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis,
salmonelosis invasive, gonore.
Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada
glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.
Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi
penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami
infeksi.
Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem,
leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
Dosis : injeksi intravena lambat, intra muskuler atau infuse: 1.2 g/hari dalam
dosis terbagi 4, jika diperlukan dapat ditingkatkan 2.4 g/hari atau lebih. BAYI
PREMATUR dan NEONATAL, 50 mg/ kg dalam dosis terbagi 3; ANAK 1-12
tahun: 100 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 4 ( dosis lebih tinggi mungkin
dibutuhkan )
Endokarditis bakterialis : infuse atau injeksi intravena lambat 7,2 gr/hari dalam
dosis terbagi 4 samapi 6.
Meningitis meninukokus : injeksi intravena lambat ata infuse, 2,4 gr/setiap 4 6
jam : BAYI PREMATUR dan NEONATAL, 100 mg / kg/ hari dalam dosis
terbagi 2 bayi 1 4minggu 150 mg/ kg/ hari, dalam dosis ternbagi 3 : anak 1- 12
tahun 180- 300 mg/kg/hari, dalam dosis terbagi 4 6.
Penting : jika diduga menderita penyakit meningokokus dokter dianjurkan
untuk memberikaninjeksi tunggal benzyl pensilin secara IM atau IV sebelum
membaa pasien kerumah sakit.
Fenoksimetilpenisilin
Indikasi : tonsillitis, otitis media, erysipelas, demam rematik,
prpopiliaksisinfeksi pneumokokus.
Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada
glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.
Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi
penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami
infeksi.
Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem,
leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral, pensilin harus diberi
1 jam sebelum makan.
Dosis : dewasa 500 mg tiap 6 jam, dapat naik 750 mg tiap 6 jam pada infeksi
berat. Anak 0 -1 tahun 62,5 mg tiap 6 jam. Anak 1-5 tahun 125 mg tiap 6 jam.
2) Pensilin Tahan Penisilinase
Kloksasilin
indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase.
Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada
glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.
Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi
penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami
infeksi.
Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem,
leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
Dosis : oral 500 mg tiap 6 jam, diberikan 30 menti sebelum makan. IM 250 mg
taip 4-6 jam. IV lambat infus 500 mg tiap 4 -6 jam. Dalam kasus yang berat
dosis dapat dianaikkan 2 kali.
Anak kuarang dari 2 tahun dari dosis dewasa. Anak 2-10 tahun dosis
dewasa.
Flukoksasilin
indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase.
Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada
glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.
Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi
penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami
infeksi.
Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem,
leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
Dosis : oaral 250 mg tiap 6 jam diberikan 30 menit sebelum makan. IM 250 mg
tiap 6 jam. IV lambat atau infus 0,25 1 gr tiap 6 jam. Pada infeksi berat dosis
dapat ditingkatkan 2 kali.
Anak kurang dari 2 tahun dosis dewasa. Anak 2 -10 tahun dosis dewasa.

3) Pensilin Spectrum Luas


Ampisilin
indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis,
salmonelosis invasive, gonore.
Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada
glandular fever, leukemia limfositik kronik, dan AIDS.
Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi
penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami
infeksi.
Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem,
leukopoia, trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
Dosis : oral 0,25-1 gram tiap 6 jam, diberikan 30 menti sebeum makan. Untuk
gonore 2-3,5 gram dodis tunggal, ditambah 1gram. Infeksi saluran kemih : 500
mg tiap 8 jam. IM, IV atau infuse : 500 mg tiap 4-6 jam. Anak di bawah 10
tahun : setengah dosis dewasa.
Amoksisilin
indikasi : lihat ampisilin
interaksi : lihat ampisilin
efek samping : lihat ampisilin
kontra indikasi : lihat ampisilin
dosis : oral : dewasa 250-500 mg tiap 8 jam. Infeksi saluran nafas berat /
berulang 3 gram tiap 12 jam. Anak di bawah 10 tahun 125-250 mg tiap 8 jam.
Pada infeksi berat dapat diberikan dua kali lebih tinggi terapi oral jangka
pendek.
Abssis gigi : 3 gram diulangi 8 jam kemudian
Infeksi saluran kemih 3 gram diulangi stelah 10- 12 jam
Gonore : 2-3 g dosis tunngal, ditambah 1 gr probenesid.
Otitis media : pada anak 3-10 tahun 750 mg dua kali sehari selama 2 hari
Injeksi IM : dewasa 500 mg tiap 8 jam
Anak : 50-100 mg/ hari dalam dosis terbagi injeksi IV atau infus : 500 mg tiap 8
jam, dapat dinaikkan 1 gr tiap 6 jam.
Bekampisilin
indikasi : lihat ampisilin
interaksi : lihat ampisilin
efek samping : lihat ampisilin
kontra indikasi : lihat ampisilin
dosis : 400 mg 2- 3 kali sehari
pada infeksi berat dapat diberikan dua kali lebih tinggi.
Anak : lebih dari 5 tahun 200 mg 3 kali sehari
Gonore tanpa komplikasi 1,6 gr dosisi tunngal ditambah 1 gr probenisid
4) Penesiln Anti Pseudomona
Tikarsilin
indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas dan proteus spp
interaksi : lihat benzil pensilin
efek samping : lihat benzil pensilin
kontra indikasi : lihat benzil pensilin
Dosis : injeksi IV lambat atau infuse 15-20 gr perhari dalam dosis terbagi.
Anak : 200-300 mg/kg/hari dalam dosis
Untuk infeksi saluran kemih secara IM atau IV lambat : dewasa 3-4 gr perhari
dalam dosis.
Anak : 50-100 mg/kg/hari.
Piperasilin
indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas aerugenosa
interaksi : lihat benzil pensilin
efek samping : lihat benzil pensilin
kontra indikasi : lihat benzil pensilin
Dosis : IM atau IV lamabt atau infus 100-150 mg/kg/hari. Pada infeksi berat
200-300 mg/kg/hari. Pada infeksi lebih berat 16 gr perhari dosis tunggal diatas 2
gr, hanya diberikan secara IV
Sulbenisilin
indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas aerugenosa
interaksi : lihat benzil pensilin
efek samping : lihat benzil pensilin
kontra indikasi : lihat benzil pensilin
dosis : dewasa 2-4 gr perhari. Anak 40-80 mg/kg/hari diberikan secara Im atau
IV, dibagi dalam dua kali pemberian
B. SEFALOSFORIN
Sefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan cara
menghambat sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan
penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di hambat probenisid.
Sefalosforin terbagi atas :
1) Sefaklor
indikasi : infeksi baktri gram (+) dan (-)
peringatan : alergi terhadap penisilin, gangguan fungsi ginjal, kehamilan dan
menyusui ( tetapi boleh digunakan ) fositip palsu untuk glukosa urin ( pada
pengujian untuk mengurangi jumlah obat
interaksi : sefalosforin aktif terhadap kuman garm (+) dan (-) tetapi spectrum
anti mikroba masing-masng derrivat bervariasi.
efek samping : diare dan colitis yang disebabkan oleh antibiotic ( penggunaan
dosis tinggi) mual dan mumtah rasa tidak enak pada saluran cerna sakit kepala,
Dll
kontra indikasi : hipersensitivitas terahadap sefalosforin, porfiria
Dosis : 250 mg tiap 8 jam,k dosis digandakan pada infeksi berat, maksimum 4
gr perhari. Bayi diatas 1 bulan 20 mg/kg/hari di bagi dalam 3 dosis, maksimum
1 gr perhari. Bayi 1 bulan 1 tahun 62 mg tiap 8 jam. Anak berusia 1-5 thun
125 mg. diatas 5 tahun 250 Mg, untuk infeksi berat dapat dianaikkan 2 kali lipat
dosisnya.
2) Sefadroksil
indikasi : lihat sefaklor
peringatan : lihat sefaklor
interaksi : lihat sefaklor
efek samping : lihat sefaklor
kontra indikasi : lihat sefaklor
dosis : berat badan lebih dari 40 kg : 0.5 1 gr dua kali sehari. Infeksi jaringan
lunak, kulit, dan saluran kemih tanpa komplikasi 1gr/hari.
Anak kurang dari 1 thn, 25 mg/kg/hari. Anak 1 6 thn 500 mg dua kali sehari.
3) Sefeksim
indikasi : lihat sefaklor
peringatan : lihat sefaklor
interaksi : lihat sefaklor
efek samping : lihat sefaklor
kontra indikasi : lihat sefaklor
dosis : dewasa dan anak diatas 10 thn: 200 400 mg/ hari sebagai dosis tunggal
atau dibagi dua dosis. Bayi di atas 6 bulan: 8 mg/kg/hari. Sebagai dosis tunggal
atau dua dosis. Bayi 6 bln- 1 thn 75 mg/hari. Anak 1 4 thn 100 mg/hari.

4) Sefrozil
Indikasi : ISPA, eksaserbasi akut dari bronchitis kronik dan otitis media.
peringatan : lihat sefaklor
interaksi : lihat sefaklor
efek samping : lihat sefaklor
kontra indikasi : lihat sefaklor
dosis : ISPA, kulit dan jaringan lunak 500 mg sekali sehari, biasanya untuk 10
hari. Anak 6 bulan 12 thn 20 mg/ kg BB ( max. 500mg ) sekali sehari.
Eksaserbasi akut dari bronchitis kronik 500mg setiap 12 jam, biasanya untuk 10
hari. Otitis media anak 6 bulan 12 thn 20 mg/kg BB ( max. 500 mg ) setiap 12
jam.
5) Sefodizim
Indikasi : ISPA, infeksi saluran kemih atas, dan bawah.
peringatan : lihat sefaklor
interaksi : lihat sefaklor
efek samping : lihat sefaklor
kontra indikasi : lihat sefaklor
dosis : pemberian injeksi IM atau IV lambat atau infuse 1gr tiap 12 jam ( pd
ISPA ).
Infeksi saluran kemih atas dan bawah ( termasuk pielonefritis akut dan kronis
dan sistitisa ) 1 gr tiap 12 jam atau 2 gr /hari dalam dosis tunggal.
6) Sefotakzim
Indikasi : profilaksis pada pembedahan, epiglotitis karena hemofilus,
meningitis.
peringatan : lihat sefaklor
interaksi : lihat sefaklor
efek samping : lihat sefaklor
kontra indikasi : lihat sefaklor
dosis : pemberian IM, IV atau infuse: 1 gr tiap 12 jam, dapat di tingkatkan
sampai 12 gr/hari dalam 3 4 kali pemberian. ( dosis diatas 6 gr/ hari
diperlukan untuk infeksi pseudomonas ). Neonatus : 50 mg/kg/hari dalam 2 4
kali pemberian. ( pada infeksi berat dapat ditingkatkan menjadi 150 200
mg/kg/hari.
Anak ; 100 150 mg/kg/hari dalam 2 4 kali pembarian. ( pada infeksi berat
dapat ditingkatkan menjadi 200 mg/kg/hari).
7) Sefripom
indikasi : lihat sefaklor
peringatan : lihat sefaklor
interaksi : lihat sefaklor
efek samping : lihat sefaklor
kontra indikasi : lihat sefaklor
dosis : pemberian injeksi IV atau infuse.
Infeksi saluran kemih atas dan bawah dengan komplikasi, infeksi kulit dan
jaringan lunak : 1 gr tiap 12 jam, dapat naik sampai 2gr tiap 12 jam pada infeksi
sangat berat.
Infeksi saluran pernafasan bawah : 1 -2 gr tiap 12 jam.
Tidak dianjurkan untuk anak di bawah 12 tahun.
Seftazidim
indikasi : lihat sefaklor
peringatan : lihat sefaklor
interaksi : lihat sefaklor
efek samping : lihat sefaklor
kontra indikasi : lihat sefaklor
dosis : pemberian injeksi IM, IV atau infuse.
1 gr tiap 8 jam, 2 gr tiap 12 jam pada infeksi berat : 2 gr tiap 8 12 jam.
Pemberian lebih dari 1 gr hanya secara IV.
USILA : dosis max. 3 gr/hari. BAYI sampai 2 bulan : 25 60 mg/kg/hari dalam
2 kali pemberian. Di atas 2 bulan : 30 100 mg/kg/ hari dibagi dalam 2 kali
pemberian. Pada meningitis atau imunodefisiensi ; max. 6 gr/hari dibagi dalam
2 kali pemberian.
Infeksi saluran kemih dan infeksi yang tidak terlalu berat : 0.5 1 gr tiap 12
jam. Anak : 150mg/kg/hari ( max. 6 gr/hari ) dibagi dalam 3 kali pemberian.
Profilaksis pada operasi prostate : 1 gr pada saat induksi anestesi, dapat diulangi
pada saat pengangkatan kateter.

9) Seftibuten
indikasi : lihat sefaklor
peringatan : lihat sefaklor
interaksi : lihat sefaklor
efek samping : lihat sefaklor
kontra indikasi : lihat sefaklor
dosis : dewasa dan anak di atas 10 thn. ( berat badan lebih dari 45 kg ) : 400
mg/hari dosis tunggal.
anak di atas 6 bln : suspensi oral, 9 mg/kg/hari dosis tunggal.
10) Seftriakson
indikasi : lihat sefaklor
peringatan : lihat sefaklor
interaksi : lihat sefaklor
efek samping : lihat sefaklor
kontra indikasi : lihat sefaklor
dosis : pemberian secara injeksi IM dalam, bolus IV atau infus. 1gr/hari dalam
dosis tunggal dosis lebih dari 1 gr hars diberikan pada dua tempat atau lebih.
Anak diatas 6 minggu : 20-50 mg/kg/hari, dapat naik sampai 80 mg/kg/hari.
Diberikan dalam dosis tunggal, bila lebih dari 50 mg/kg hanya diberikan secara
infus. Gonore tanap komplikasi : 250 mg dosis tunggal.

11) Sefuroksim
indikasi : profilaksis tindakan bedah,lebih aktif terhadap H. influenzae dan N
gonorrhoeae, lihat juga sefaklor.
peringatan : lihat sefaklor
interaksi : lihat sefaklor
efek samping : lihat sefaklor
kontra indikasi : lihat sefaklor
dosis : oral : untuk sebagian besar kasus termasuk infeksi saluran nafas atas dan
bawah : 250 mg 2 kali sehari.
Infeksi saluran kemih : 125 mg dua kali sehari
12) Sefaleksin
indikasi : lihat sefaklor
peringatan : lihat sefaklor
interaksi : lihat sefaklor
efek samping : lihat sefaklor
kontra indikasi : lihat sefaklor
dosis : 250 mg tiap 6 jam atau 500 mg tiap 8-12 jam. Dapat dinaikkan sampai 1-
1,5 gr tiap 6-8 jam untuk infeksi berat. Anak : 25 mg/kg/hari dalam dosis
terbagi. Dapat dinaikkan dua kali lipat untuk infeksi bera ( max 100 mg/kg/hari
). Dibawah1 tahun: 125 mg tiap 12 jam. 1-5 tahun 125 mg tiap 8 jam ; 6 sampai
12 tahun 250 mg tiap 8 jam.untuk profilaksis infeki saluran kemih berulang
pada dewasa 125 mg pada malam hari.
13) Sefamandol
indikasi : profilaksis tindakan bedah,lihat juga sefaklor
peringatan : lihat sefaklor
interaksi : lihat sefaklor
efek samping : lihat sefaklor
kontra indikasi : lihat sefaklor
dosis : injeksi IM atau IV selama 3-5 menti atau infuse 0,5-2 g tiap 4-8 jam.bayi
diatas 1 bulan, 50-100 mg/kg/hari
14) Sefodixim
Indikasi: lihal pada dosis
Peringatan; Kontraindikasi;Efek samping: lihat sefaklor.
Dosis: infeksi saluran napas bawah,pemberian injeksi intramuscular atau
intravena lambat atau infuse: 1 g tiap 12 jam
Infeksi saluran kemis atas dan bawah (termasuk pielonefritis atau kronis dan
sistitis): I g tiap 112 jam atau 2 g per hari dalam dosis tunggal.
15) Sefotaksim
Indikasi: lihal juga sefaktor
Profilasi pada pembedahan epiglotitis karena hemofilus, meningitis.
Peringatan; Kontraindikasi; Efek Samping: lihat sefakklor
Dosis: pemberian injeksi intramuskuler, intravena atau infus: 1 g tiap 12 jam,
dapat ditingkatkan sampai 12 g perhari dalam 3-4 kali pemberian. Pada infeksi.
(Dosis di atas 6 g/hari diperlukan untuk infeksi pseudomenas).
NEONATUS: 50 mg/kg/hari dalam 2-4 kali pemberian. Pada infcksi berat,
dapat ditingkatkan 150-200 mg/kg/hari.
ANAK: 100-150 mg/kg/hari dalam 2-4 kali pemberian. (pada infcksi berat
dapat ditingkatkan menjadi 200 mg/kg/hari).
Gonore: 1 g dosis tunggal.

16) Sefpirom
Indikasi : Peringatan; Kontraindikasi; Efek Samping: lihat sefaklor
Dosis: pemberian injeksi intramuskuler, intravena atau infus
Injeksi saluran kemih dan bawah dengan komplikasi , infeksi kulit dan jaringan
lunak: 1 g tiap 12 jam, dapat naik sampai 2 g per 12 jam hari sangat berat.
Infeksi saluran napas bawah : 1-2 g tiap 12 jam.
Infeksi berat, termasuk bakteremia: 2 g tiap12 jam.
Tidak dianjurkan untuk anak di bawah 12 tahun.
17) Seftibuten
Indikasi Peringatan; Kontraindikasi; Efek Samping: lihat sefaklor
Dosis: Dewasa dari anak di atas 10 tahun (beratbadan lebih dari 45 Kg): 400mg/
hari dosis tunggal.
Anak diatas 6 bulan: suspensi oral. 9 mg/Kg/ hari dosis Tunggal.
Cedax (Schering Ploigh italy), kapsul 200 mg, 400 mg; suspensi 36 Mg/ ml (K)
18) Seftriakson
Indikasi Peringatan; Kontraindikasi; Efek Samping: lihat sefaklor
Pada gangguan fungsi hati yang disertai gangguan fungsi ginjal dapat terjadi
penggeseran bilirubin dari ikatan plasma.
Kontrandiksi untuk bayi dibawah 6 bulan seftriakson kalsium dapat
menimbulkan presipitasi di ginjal atau empedu.

Dosis: pemberian secara infeksi intramuskuler dalam, bolus intravena atau


infuse. 1 g/ hari dalam dosis: tunggal. Pada infeksi berat: 2-4 Mg/ hari dosis
tunggal. Dosis lebih dari 1 g halus diberikan pada dua tempat atau lebih.
ANAK di atas 6 minggu: 20-50 mg/kg/hari, dapat naik sampai 80 mg/kg/
hari.diberikan dalam dosis tungggal. Bila lebih dari 50 mg/
kg, hanya diberikan sccara infus intravena.
Gonore tanpa komplikasi: 250 mg dosis tunggal.
Profilaksis bedah: I g dosis tunggal.
Profilaksis bedah kolorek: 2 g
19) Sifuroksim
Indikasi: prolilaksis tindakan bcdah, lebih-akif terhadap H. Influenzae dan N-
gonorrboeae. Lihar juga sefaktor
Peringatan: Kontrandikasi ; Efek samping: lihat sefaktor
Dosis: oral: untuk sebagian besar kasus, termasuk infeksi saluran napas atas dan
bawah: 250 mg dua kali sehari. Untuk kasus berat, dapat ditingkatkan dua kali
lipat.
Infeksi saluran kemih: 125 mg dua kali sehari. Untuk pielonefritis 250 mg dua
kali. Gonore: 1 gram dosis tunggal
ANAK diatas 3 bulan: 125 mg dua kali sehari. Untuk otitis media pada anakl
ebih dari 2 tahun dapat diberikan 250 mg dua kali sehari.
Parenteral: injeksi intramuscular, bous intravena atau infuse 750 mg tiap 6-8
jam. Pada infeksi berat: 1,5 g tiap 6-8 jam pemberina lebih dari 750 mg hanya
boleh secara intravena.

ANAK: 30- 100 mg /kg/ hari ( rata-rata 60 mg / kg/ hari) dibagi dalam 3-4
dosis.
Gonore: 1,5 g injeksi intravena intramuskuler, dosis tunggal, pada dua tempat
suntikan.
Profilaksis bedah: 1,5 injeksi intravera pda saat induksi. Dapat ditambahkan 750
mg intramuskuler 8-16 jam kemudian (bedah abdomen, pelvis dan ortopedi),
750 mg, i.m tiap 8 jam selama 24-48 jam berikutnya ( bedah jantung, padi dan
esophagus).(meringis : 3 g, injeksi intravena, tiap 8 jam.
ANAK: 200 240 mg/kg/hari dibagi dalam 3-4 dosis. Dosis diturunkan menjadi
100 mg/kg/hari setelah 3 hari atau setelah adanya perbaikan klinis.
NEONATUS, 100 mg/kg/ hari, kemudian diturunkan mejadi : 50 mg/ kg/ hari.

20) Sefaleksin
Indikasi; peringatan; kontraindikasi; Efek Samping: lihat sefaklor. Dosis: 250
mg tiap 6 jam atau 500 mg tiap 8-12 jam. Dapat dinaikkan sampai 1-1,5 g tiap
6-8 jam untuk infeksi berat.
ANAK: 25 mg/kg/hari dalam dosis terbagai. Dapat dinaikkan dua kal lipat
untuk infeksi berat ( maksimum 100 mg / kg/ hari). Dibawah 1 than: 125 mg
tiap 12 jam. 1 sampai 5 tahun, 125 mg tiap 8 jam, 6 sampai 12 tahun 250 tiap 8
jam
Untuk profilaksis infeksi saluran kemih berulang pada dewasa, 125 mg pada
malam hari.
21) Sefamandol
Indikasi: profilaksis pada Tindakan 1 pembedahan. Lihat juga sefaklor.
Peringatan; Kontraindikasi; Efek Samping: lihat sefaklor.
Dosis: lnjeiksi inframuskuler atau intravena selama 3-5 menit atau infuse
intravena 0,5-2 tiap 4-8 jam.
22) Sefradin
Indikasi : profilaksis bedah. Lihat juga sefaktor
peringatan;kontraindikasi; efek samping: lihat sefaktor.
Dosis, oral 250-500 mg tiap 6 jam atau 0,5 1 g tiap 12 jam.
ANAK, 25-50 mg/kg/hari dalam dosis terbagi.
Injeksi intramuskuler atau intravena: 0,5 1 g tiap 6 jam. Pada infeksi berat
dapat ditingkatkan sampai 8 g/ hari. ANAK. 50-100 mg/ kg/ hari dibagi dalam 4
kali pemberian.
Profiklaksis beda, 1-2 g segera sebelum operasi.
23) Sefazolin
Indikasi: lihat Sefaklor; profilaksis bedah.
Peringatan, kontraindikasi; efek samping: lihar sefaktor.
Dosis: injeksi intramuscular atau injeksi intravena atau infuse. 0,5 g 1 g setiap
6 12 jam, ANAK 25-50 mg setiap hari ( dalam dosis terbagai,)dapat
ditingkatkan sampai 100 mg / kg perhari pada infeksi berat.

24) Sefpodoksim
Indikasi: infeksi saluran napas tetapi. Penggunaan ada faringitis dan tonsillitis,
hanya yang kambuhan, infeksi kronis atau resisten terhadap antbiotika lain.
Kontraindikasi; Efek samping : lihat sefaktor
Dosis: infeksi saluran napas atas; 100 mg dua kali sehari bersama makanan
(200 mg dua kali sehari pada sinusitis). infeksi, saluran napas bawah (termasuk
bionkitis dan pneumonia) 100-200 mg dua kali sehari bersama makanan.
ANAK dibawah 15 hari tidak dianjurkan, ;
15 hari-16 bulan 8 mg/kg per hari terbagi ;
Dalam 2 dosis, 6 bulan-2 tahun 40 mg 2 kali sehari, 3-8 tahun 80 mg 2 kali
sehari, diatas 9 tahun 100 mg 2 kali sehari.
Bahan (Sankyo Co.Lld-Japan/Kimia Farma)
Tablet 100 mg (K).

C. Tetrasiklin
Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum luas. Penggunaannya
semakin lama semakin berkurang karena masalah resistansi.
1. Tetrasiklin
Indikasi: eksaserbasi bronkitri kronis, bruselosis (lihat juga keterangan diatas)
klamidia, mikoplasma, dan riketsia, efusi pleura karena keganasan atau sirosis,
akne vulganis.
Peringatan: gangguan fungsi hati (hindari pemberian secara i.v), gangguan
fungsi ginjal (lihat Lampiran 3), kadang-kadang menimbulkan fotosintesis.
Interaksi: lihat lampiran I (tetrasiksin).
Efek samping: mual, muntah, diare, eritema.
2. Demeklosiklin Hidroklorida
Indikasi: tetrasiklin. Lihat jugas gangguan sekresi hormone antidiuretik
Perhatinak : kontaindikasi; efek samping lihat tetrasiklin. Fotositivtas lebih
sering terjadi pernah dilaporkan terjadinya diabeters indipidus nefrogenik.
Dosis : 150 mg tiap 6 jam atau 300 mg tiap 12 jam.
3. Doksisiklin
Indikasi: tetrasiklin.bruselosis (kombniasi dengan tetrasiklin), sinusitis kronis ,
pretatitis kronis, penyakit radang perlvis (bersama metronidazo)
Dosis : L 200 mg pada hari pertama, kemudian 100 mg perhari pertama,
kemudian 100 per hari. Pada infeksi berat 200 mg per hari.
Akne: 50 mg per hari selama 6-12 mingu atau lebih lama.
Catatan: kapsul harus ditelan dalam bentuk utuh bersama dengan makanan dan
air yang cukup, dalam posisi duduk atau berdiri.
4. Oksitetrasiklin
Indikasi ; peringatan; kontaindikasi; efek samping; lihat tetrasilin; hindari pada
porfiria.
Dosis: 250-500 mg tiap 6 jam
Oxytetracycline ( generic ) cairan Inj. 50 mg/ vial (K)
Teramycin (Pfizer Indonesia) cairan inj. 50 mg/ vial. Kapsul 250 mg (K).

D. Aminoglikosida
Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif
dan gram negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap
pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif teradap mycobacterium
tuberculosis dan penggunaannya sekarang hamper terbatas untuk tuberkalosa.
1. Amikasin
Indikasi : infeksi generatif yang resisten terhadap gentamisin.
Peringatan; komtraindikasil efek samping: lihat gentamisin Dosis: injeksi intra
muskuler, intravena lambat atau infuse 15 mg/ kg/ hari dibagi dalam 2 kali
pemberian. Lihat juga catatan diatas.
Catatan: Kadar pucak ( 1 jam ) tidak boleh lebih dari 30 mg/ liter dan kadar
lembah tidak boleh lebih dari 10 mg / liter.

2. Gentamisin
Indikasi : septicemia dan sepsis pada neonatus, meningitis dan infeksi SSP
lainnya. Infeksi bilier, pielonefritis dan prostates akut, endokarditis karena Str
viridans. Atau str farcalis (bersama penisilin, pneumonia nosokomial, terapi
tambahan pad meningitis karena listeria.
Peringatan : gangguan funsi ginjal, bayi dan usia lanjut ( (sesuaikan dosso,
awasi fungsi ginjal, pendengaran dan vestibuler dan periksa kadar plasma),
hindari penggunaan jangka panjang. Lihat juga keterangan diatas, interaksi:
lampiran 1 ( aminoglikosida)
Kontraindikasi: kehamilan, miastenia gravis.
Efek samping : gangguna vestibuler dan pendengaran, netrotoksista,
hipomagnesemia pada pemberian jangka panjang colitis karena antibiotic.
Dosis : injeksi intramuskuler, intravena lambat atau infuse, 2-5 mg/ kg/ hari (
dalam dosis terbagai tiap 8 jam) lihat juga keterangan diatas sesuaikan dosis
terbagi tiap 8 jam ) lihat juga keterangan fungsi ginjal dan ukur kadar dalam
plasma.
Anak dibawah 2 minggu , 3 mg/ kg tiap 12 jam, 2 minggu samapi 2 tahun, 2
mg/ kg tiap 8 jam.
Infeksi intratekal : 1 mg. hari, daapt dinaikkan samai 5 mg / hari disertai
pemberian intramuscular 2-4 mg/ kg/ hari dalam dosis terbagi tiap 8 jam.
Profilaksis endikarditid pada deasa 120 mg. untuk anak dibawah 5 tahun 2 g /
kg.
Catatan : kadar puncak ( 1 jam) tidak boleh lebih dari 10 mg/ liter dan kadar
lembah (trough) tidak boleh lebih dari 2 mg/ liter.
3. Kanamisin
Indikasi : lihat catatan diatas
Peringatan; kontraindikasi ; efeks samping; lhat getaminsin
Dosis: infeksi intramuskuler, 250 mg tiap 6 jam atau 500 mg tia 12 jam. Lihat
juga keterangan diatas.
Injeksi intavena: 15-30 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 8-12 jam
Catatan : kadar puncak tidak boleh lebih dari 30 mg/liter dan kadar lembah
tidak boleh lebih dari 10 mg/liter
Kanamycin (Generic) serbuk Ijn. g/vial, 2 g/vial (K).
Kanamycin Meiji (Meiji Indonesia) serbuk Inj. 1 g/vial (K)
4. Neomisin Sulfat
Indikasi: Sterilisasi usus sebelum operasi lihat juga keterangan diatas.
Peringatan; Kontraindikasi; Efek Samping: gentamisin. Terlalu toksis untuk
penggunaan sistemik. Lihat juga keterangan diatas. Hindarai penggunaan pada
obstruksi usus dan gangguan fungsi ginjal.
Dosis : Oral, 1 g tiap 4 jam.
5. Netilmisin
Indikasi: infeksi berat kuman gram negative yang resisten terhadap gentainisin.
Peringatan : Kontraindikasi: efek samping : lihat gentamisin.
Dosis : Infeksi intramuskuler, intravena lambat atau infuse: 4-6 mg/kg/hari
sebagai dosis tunggal atau dosis terbagi tiap 8-12 jam. Pada infeksi berat dosis
dapat naik sampai 7,5 mg/kg/hari dalam tiga kali pemberian (dosis segera
diturunkan bila terdapat perbaikan klinis, biasanya setelah 48 jam).
NEONATUS kurang dari 1 minggu 3 mg/kg tiap 12 jam; diatas 1 minggu, 2,5-3
mg/kg tiap 12 jam; ANAK 2-2,5 mg/kg tiap 8 jam
Infeksi saluran kemih, 150 mg/hari (dosis tunggal) selama 5 hari.
Gonore: 300 mg Dosis tunggal
Catatan : Kadar puncak (1 jam) tidak boleh lebih dari 12 mg/liter dan kadar
lembah tidak boleh lebih dari 2 mg/liter.
6. Tobramisin
Indikasi : lihat gentamisin dan catatan di atas.
Peringatan; kontraindikasi; efek samping: lihat gentamisin.
Dosis: infeksi intramuskuler, intravena lambat atau infuse 3 mg/kg/hari dalam
dosis terbagi tiap 8 jam. Pada infeksi berat dapat ditingkatkan dampai 5
mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6-8 jam (turunkan menjadi 3 mg/kg/hari
setelah terjadi perbaikan klinis). NEONATUS 2 mg/kg tiap 12 jam.
BAYI/ANAK di atas 1 minggu 2-2,5 mg/kg tiap 8 jam.
Infeksi saluran kemih, 2-3 mg/kg/hari intramuscular, dosis tunggal.
Catatan: kadar puncak (1 jam) tidak boleh lebih dari 10 mg/liter dan kadar
lembah tidak boleh lebih dari 2 mg/liter.

E. KLORAMFENIKOL
Kloramfenikol merupakan antibiotic dengan spectrum luas, namun bersifat
toksik. Obat ini seyogyanya dicadangkan untuk infeksi berat akibat
haemophilus influenzae, deman tifoid, meningitis dan abses otak, bakteremia
dan infeksi berat lainnya.
Karena toksisitasnya, obat ini tidak cocok untuk penggunaan sistemik, kecuali
untuk keadaaan yang disebutkan diatas ( lihat 13.1.3.1)
1. Kloramfenikol
Indikasi: lihat keterangan di atas
Peringatan: hindari pemberina berulang dan angka panjang. Turunkan dosis
pada gangguan fungsi hati dan ginjal. Lakukan hitung jenis sel darah sebelum
dan secara berkala selaama pengobatan. Pada neonatus dapat menimbulkan grey
baby syndrome. ( periksa kadar dalam plasma). Interaksi: lihat lampiran
1(kloramfenikol).
Kontraindikasi: wanita hamil, penyusui dan pasien porfiria
Efeks samping : kelainan darah yang reversible dan irevesibel seperti anemia
anemia aplastik ( dapat berlanjut mejadi leukemia), neuritis perifer, neuritis
optic, eritem multiforme, mual, muntah, diare, stomatitis, glositits,
hemoglobinuria nocturnal.
Dosis Oral, infeksi intravena atau infuse: 50 mg/ kg/ hari dibagi dalam 4 dosis
pada infeksi berat seperti septicemia dan meningitis, dosis dapat digandakan
dan segera diturunkan bila terdapat perbaikan klinis).
ANAK: epiglotitis hemofilus, meningitis pululenta, 50-100 mg/ kg/ hari dalam
dosis terbagi. BAYI dibawah 2 minggu, 25 mg/ kg hari ( dibagi dalam 4 dosis).
2 minggu- 1 tahun, 500 mg/kg/ hari ( dibagi 4 dosis).
Keterangan : pengukuran kadar dalam plasma harus dilakukan pada neonatus
dan dianjurkan pada anak dibawah 4 tahun.

F. MAKROLID
Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hamper sama dengan penisilin,
sehingga obat ini digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi eritremisin
mencakup indikasi saluran napas, pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis
karena kampilo bakter.
1. Eritromisin
Indikasi: sebagai alternative untuk pasien yang alergi penisilin untuk
pengobatan enteritis kampilobakter, pneumonia, penyakit legionaire, sifilis,
uretritis non gonokokus, protatitis kronik, akne vulgaris, dan rpofilaksis difetri
dan pertusis.
Peringatan: Ganguan fungsi hati dan porfiria ginjal, perpanjangan interval QT
(pernah dilaporkan takikardi veatrikuler); porfiria (lihat seksi 11.8.2); kehamilan
(tidak diketahui efek buruknya) dan menyusul (sejumlah kecil masuk ke ASI).
Interaksi: lampiran 1 (eritromisin dan makrolid lain).
Aritmia: hindari penggunaan bersama astemizol atau terfenadin. Hindari juga
kombinasi dengan cisaprid.
Kontraindikasi: penyakit hati (garam estolat).
Efek samping: mual muntah, nyeri perut, diare; urtikaria, ruam dan reaksi alergi
lainnya; gangguan pendengaran yang reversible pernah pernah dilaorkan setelah
pemberian dosis besar; ikterus kolestatik dan gangguan jantung (aritmia dan
nyeri dada)
Dosis: oral: Dewasa dan Anak di atas 8 tahun, 250-500 mg tiap 6 jamatau 0,5-1
g tiap 12 jam ( lihat keterangan diatas); pad infeksi berat dapat dinaikkan
sampai 4 g/ hari. Anak sampai 2 tahun 125 mg tiap 6 jam; 2-8 tahun 250 mg
tiap 6 jam. Untuk infeksi berat dosis dapat digandakan.
Akne: 250 mg dua kali sehari kemudina satu kali sehari setelah 1 bulan.
Sifilif stadium awal, 500 mg 4 kali sehari selama 14 hari.
Infuse intravera: infeksi berat pada dewasa dan anak, 50 mg/ kg/ hari secara
dewasa dan anak, 50 mg/ kg/ hari secara infuse kontinu atau dosis terbagi tiap 6
jam; infeksi ringan 25 mg/ kg/ hari bil pemberina per oral tidak memungkinkan.
2. Azitromisin
Indikasi: infeksi saluran napas, otitis media, infeksi klamida daerah genital
tanpa kompliasi.
Peringatan dan efek samping : lihat di eritromisin; wanita hamil atau menyusui;
pernah dilaporkan fotosensitivitas dan neutropenia ringan.
Interaksi : lampiran 1 (eritrimisin dan makrolid lain)
Kontraindikasi: gangguna fungsi hati.dosis: 500 mg sekali sehari selama 3 hari
Anak diatas 6 bulan, 10 mg/ kg sekali sehari selama 3 hari; berat badan 26-35
kg. 300 mg sekali sehari selama 3 hari; berat badan 30-45 kg 400 mg sekali
sehari selama 3 hari infeksi klamidia genital, 1gram sebagai dosis tunggal.
3. Klaritromisin
Indikasi : infeksi saluran napas, infeksi ringan dan sedang pada kulit dan
jaringan lunak; terapi tambahan untuk eradikasi helicobacter pylori pada tukak
duodenum ( lihat bagian 1.1)
Peringatan dan efek samping: lihar juga eritromisin; turunkan dosis pada
gangguan fungsi ginjal; wanita hamil dan meyusui; sakit kepada gangguna
pengecapan, stomatitis, glositis, ikterus-johnson; pada pemberian i.v dapat
terjadi nyeri loka dan felbilib : interaksi : lampiran 1 (eritrmisin dan makrolid
lain)
Arimia hindarkan penggunaan bersama astemsol, terfenadian cisaperid.
Dosis: oral : 250 mg tiap 12 jam selama 7 hari, pada infeksi berat dapat
ditingkatkan sampai 500 mg tiap 12 jam selama 14 hari Anak dengan berat
badan kurang dari 8 kg, 7,5 mg/ kg dua kali sehari, 8-11 kg (1-2 tahun), 62,5 mg
dua kali sehari; 12 -19 kg(3-6 tahun), 125 mg dua kali sehari; 20-29 kg (79
tahun), 187,5 mg dua kali sehari; 30-40 kg (10-12 tahun), 250 mg dua kali
sehari.
Eradikasi H. pylori, lihat bagian 1.1 infus intraverna: 500 mg dua kali sehari
pada vena besar, tidak dianjurkan untuk anak-anak.

G. POLIPEPTIDA
Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin), basi-trasin dan
gramisidin, dan berciri struktur polipeptida siklis dengan gugusan-gugusan
amino bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya yang semuanya diperoleh
dari jamur, antibiotika ini dihasilkan oleh beberapa bakteri tanah. Polimiksin
hanya aktif terhadap basil Gram-negatif termasuk Pseudomonas, basitrasin dan
gramisidin terhadap kuman Gram-positif.
Khasiatnya berupa bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya (surface-
active agent) dan kemampuannya untuk melekatkan diri pada membran sel
bakteri, sehingga permeabilitas sel diperbesar dan akhirnya sel meletus.
Kerjanya tidak tergantung pada keadaan membelah tidaknya bakteri, maka
dapat dikombinasi dengan antibiotika bakteriostatik seperti kloramfenikol dan
tetrasiklin.
Resorpsinya dari usus praktis nihil, maka hanya digunakan secara parenteral,
atau oral untuk bekerja di dalam usus. Distribusi obat setelah injeksi tidak
merata, ekskresinya lewat ginjal.
Toksisltas. Antibiotika ini sangat toksis bagi ginjal, polimiksin juga untuk organ
pendengar. Maka penggunaannya pada infeksi dengan Pseudomonas kini
sangat berkurang dengan munculnya antibiotika yang lebih aman (gentamisin
dan karbenisilin).
1. Polimiksin B
Diperoleh dari Bacillus polymyxa, tidak dari jamur seperti antibiotika lainnya.
Kini masih digunakan hanya secara lokal, dalam salep (0,2%) (Terramycin
dengan polimiksin, Pfizer), kerapkali bersama antibiotika lain, misalnya dengan
neomisin dan basitrasin (Neosporin, B.W.) atau tetes-mata (0,05% sulfat) dalam
kombinasi dengan neomisin dan gramisidin (Neosporin Eye Drops).
Aktivitasnya masih dinyatakan dalam kesatuan karena belum dapat diisolasi
secara murni: 1 mg Polimiksin B= 10.000
2. Kolistin (= Polimiksin E): Colistine (Dumex)
Berasal dari suatu bakteri juga, yaitu Aerobacillus colistinus (Jepang, 1957).
Terutama digunakan i.m. pada infeksi saluran-kemih dan empedu dengan
Pseudomonas, juga oral pada infeksi-infeksi usus oleh kuman-kuman Gram-
negatif untuk terapi setempat. Penggunaannya terbatas karena neuro- dan
nefrotoksisitasnya, meskipun lebih ringan daripada polimiksin B.
Dosis: oral 3-4 kali sehari 1-2 tablet dari 1,5 MU (million units).
3. Basitrasin
Dihasilkan oleh Bacillus subtilis (Inggris, 1945). Nefrbtoksis pada penggunaan
parenteral, maka terutama digunakan dalam salep kulit dan mata, atau tetes-
mata bersama antibiotika lain, misalnya Nebacetin (Byk): basitrasin dan
neomisin, Cutinolone (Labaz).: dengan neomisin dan triamsinolon. Aktivitasnya
dinyatakan Juga dalam units, yaitu 1 mg basitrasin = 40 U.I.
Gramisidin
Bacillus brevis menghasilkan dua antibiotika, yaitu gramisidin dan tirosidin,
yang bersama dinamakan thirotrisin (A.S. 1941). Hanya aktif terhadap bakteri
Gram-positif, penggunaannya juga khusus dalam salep dan tetes mata/kuping
atau tablet isap untuk sakit leher. Terlalu toksis untuk penggunaan sistemis.
Preparat-preparat lainnya adalah antara lain:
Topifram (Roussel) : Salep dengan desoksimetason, gramisidin, framisetin
dan garam Hg.
Kenacomb (Squibb) : Salep dengan triamsinolon, gramisidin, neomisin dan
nistatin.
Sofradex (Roussel) : Tetes-mata dengan deksametason, gramisidin dan
framisetin.

H. SERBA-SERBI
1. Rifampisin
Obat-obat tuberculosis.
2. Asam fusidat: Fucidin (Leo)
Dihasilkan oleh jamur antara lain Fusidium coccineum (Denmark, 1961) dan
merupakan antibiotikum satu-satunya dengan rumus steroida, lihat juga rumus
hormon kelamin, kortikosteroida, glikosida digitalis dan vitamin D.
Aktivitasnya mirip penisilin, tetapi spektrumnya lebih sempit dan khasiat
bakteriostatik berdasarkan penghambatan sintesis protein bakteri. Daya
penetrasinya ke dalam cairan-cairan tubuh baik sekali, juga ke dalam nanah dan
bagian-bagian jaringan atau tulang yang sudah mati. Maka khususnya
dianjurkan pada radang sumsum tulang (osteomyelitis).
Berhubung resistensi dapat timbul dengan cepat, maka biasanya obat ini
dikombinasi dengan eritromisin atau penisilin. Efek-efek sampingnya ringan.
Antibiotika pilihan kedua ini terutama digunakan terhadap stafilo-koki yang
resisten untuk penisilin dengan dosis oral: 3 kali sehari 0,5 g -1 g, bersama
eritromisin 3 kali sehari 250-500 mg. Salep 2%.
3. Spektinomisin: Trobicin (Upjohn)
Dihasilkan oleh Streptomyces spectabilis (1961). Aktivitasnya bersifat
bakterisid dan meliputi beberapa bakteri Gram-positif dan -negatif, termasuk
Pseudomonas, Gonococci, Proteus dan Klebsiella. Khususnya digunakan
sebagai injeksi pada penyakit kelamin gonorrea sebagai obat pilihan ketiga
(setelah pen-G/amoksisilin dan tetrasiklin), misalnya pada infeksi dengan suku-
suku kuman gonokok yang membentuk penisilinase dan yang jumlahnya setiap
tahun meningkat dengan cepat sekali. Efek-efek samping tidak sering:
gangguan-gangguan lambung-usus, sakit kepala, gatal-gatal, dan sebagainya.
Resistensi belum dilaporkan.
Dosis: i.m. pria single-dose 3,2 g, wanita 4 g garam di-HCl pentahidrat (=
1,6/3,2 g basa).
4. Novobiosin: Komb. Albamycin T (Upjohn).
Berasal dari Streptomyces niveus. Berkhasiat bakterisid terhadap terutama
bakteri Gram-positif dan khususnya stafilokoki resisten. Berbeda dengan
antibiotika lain yang bersifat basa, novobiosin ialah asam lemah (dibasis) dan
membentuk garam dengan senyawa-senyawa basa, yang umumnya tak dapat
larut.
Resorpsinya dari usus cukup baik, kadar darah sangat tinggi dan bertahan lama.
Karena PP-nya tinggi sekali (lebih kurang 99%), difusinya ke dalam CCS
buruk. Ekskresi terutama melalui empedu (siklus enterohepatik) dan tinja,
setengahnya dalam bentuk tak aktif.
Efek samping agak sering terjadi dan berupa reaksi-reaksi alergi: nausea dan
muntah-muntah, urtikaria, dermatitis dan derham, kadang-kadang leukopenia.
Resistensi dapat timbul menurut prinsip satu tingkat (seperti streptomisin).
Penggunaannya sebagai garam kalsium khusus pada infeksi-infeksi stafilokoki
dan Proteus kini jarang sekali, dengan dosis biasa: 4 kali sehari 250 mg oral.
Albamycin T (Upjohn) adalah suspensi untuk anak-anak dengan novobiosin
Ca + tetrasiklin HC1 masing-masing 125 mg yang di-anjurkan untuk infeksi
saluran pernafasan.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacam-
macam jemis yang dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan samping R )
benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari jamur
cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943).
2. Sefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan cara
menghambat sintesis dinding mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan
penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di hambat probenisid.
3. Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum luas. Penggunaannya
semakin lama semakin berkurang karena masalah resistansi.
4. Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram posistif
dan gram negative. Aminasin, gentamisin dan tobramisin d juga aktif terhadap
pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif teradap mycobacterium
tuberculosis dan penggunaannya sekarang hamper terbatas untuk tuberkalosa.
5. Kloramfenikol merupakan antibiotic dengan spectrum luas, namun bersifat
toksik. Obat ini seyogyanya dicadangkan untuk infeksi berat akibat
haemophilus influenzae, deman tifoid, meningitis dan abses otak, bakteremia
dan infeksi berat lainnya.
6. Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hamper sama dengan
penisilin, sehingga obat ini digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi
eritremisin mencakup indikasi saluran napas, pertusis, penyakit gionnaire dan
enteritis karena kampilo bakter.
7. Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin), basi-trasin
dan gramisidin, dan berciri struktur polipeptida siklis dengan gugusan-gugusan
amino bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya yang semuanya diperoleh
dari jamur, antibiotika ini dihasilkan oleh beberapa bakteri tanah. Polimiksin
hanya aktif terhadap basil Gram-negatif termasuk Pseudomonas, basitrasin dan
gramisidin terhadap kuman Gram-positif.

3.1 SARAN
Di harapkan kepada para pembaca dapat lebih jelas menerapkan antibiotika,
berdasar kan golonngannya dengan bijak, karena antibiotic juga seperti pisau
bermata 2 artinya di satu sisi menjadi sangan berguna sebagai perlawanan untuk
membunuh kuman yang masuk, sedangan sementara apabila antibiotic ini di
gunakan secara sembarang dan tidak tepat, maka resistensi terhadap kuman juga
besar. Ini yang menyebabkan akan sulit dalam peneyembuhan penyakit infeksi.

Das könnte Ihnen auch gefallen