Sie sind auf Seite 1von 3

METODE PENGENDALIAN VEKTOR

Pengendalian vektor merupakan upaya untuk mengurangi atau menurunkan populasi


vektor dengan tujuan untuk mencegah atau memberantas penyakit yang ditularkan oleh
vektor tersebut.
Dalam pengendalian yang dilakukan, terdapat beberapa metode pengendalian vektor
yang berfokus pada penggunaan metode pencegahan untuk mengendalikan atau
menghilangkan populasi vektor. Langkah-langkah pencegahan yang umum adalah :

1. Pengendalian Secara Alamiah (Naturalistic Control)


Pengendalian secara ilmiah memanfaatkan kondisi alam yang dapat mempengaruhi
kehidupan vektor dan berdampak dalam jangka waktu lama
Manipulasi Lingkungan
Merupakan upaya pengelolaan lingkungan berupa kegiatan yang terencana dan bertujuan
untuk mengubah kondisi sementara yang tidak menguntungkan untuk perkembang biakan
vektor penyakit pada habitatnya. Contohnya yaitu pembersihan tanaman, pengeringan rawa
dan peneduhan.
Modifikasi Lingkungan
Merupakan upaya pengelolaan lingkungan berupa perubahan fisik permanen terhadap lahan,
air dan tanaman dengan tujuan mencegah, menghilangkan atau mengurangi habitat vektor
penyakit tanpa mengganggu kualitas dari lingkungan hidup manusia. Contohnya yaitu
drainase (penimbunan genangan air tempat perindukan vektor penyakit)

2. Pengendalian Terapan (Applied Control)


Pengendalian terapan memberikan perlindungan bagi kesehatan manusia dari
gangguan vektor dan bersifat sementara
Upaya Peningkatan Sanitasi Lingkungan
Pengendalian secara sanitasi lingkungan adalah pengendalian secara tidak langsung dimana
dilakukan pembersihan serta pengeluaran tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk seperti
kaleng bekas, ban mobil atau motor dan tempat lainnya yang dapat menampung air. Tempat-
tempat penampungan air harus dibersihkan untuk mencegah berkembangnya telur, jentik,
dan pupa nyamuk. Sanitasi lingkungan mencakup pengelolaan sampah, limbah, termasuk
tinja dan sanitasi rumah yang ditujukan untuk mencegah munculnya vektor penyakit.
3. Pengendalian Secara Fisik-Mekanik (Physical-Mechanical Control)
Cara ini menitikberatkan kepada pemanfaatan iklim dan menggunakan alat penangkap
mekanik berupa :
a. Pemasangan perangkap serangga atau tikus
b. Pemasangan jaring
c. Pemanfaatan sinar untuk menarik atau menolak
d. Pemanfaatan kondisi panas dan dingin untuk membunuh vektor dan binatang penganggu
e. Pemanfaatan suara untuk menarik atau menolak vektor dan binatang pengganggu
f. Pemanfaatan kondisi musim untuk memberantas jentik nyamuk
g. Pembunuhan vektor dan binatang pengganggu menggunakan alat pembunuh
h. Pembalikan tanah sebelum ditanami
i. Pengasapan dengan belerang
j. Pemanfaatan arus listrik dengan umpan.

4. Pengendalian Secara Biologis (Biological Control)


Memelihara Musuh Alaminya
Musuh alami serangga berupa pemangsanya ataupun mikroba penyebab penyakitnya,
maka perlu diteliti lebih lanjut pemangsa dan penyebab penyakit mana yang paling efektif
dan efisien untuk mengurangi populasi serangga. Diperlukan pula cara untuk mengendalikan
pertumbuhan pemangsa dan penyebab penyakit ini apabila populasi vektor sudah terkendali.

Mengurangi Fertilitas Serangga


Cara ini pernah dilakukan dengan meradiasi serangga jantan sehingga steril dan
menyebarkannya di antara serangga betina. Dengan demikian telur yang dibuahi tidak dapat
menetas. Cara kedua ini masih dinilai terlalu mahal dan kurang efisien.

5. Pengendalian dengan Menggunakan Bahan Kimia (Chemical Control)


Bahan kimia yang digunakan berupa pestisida atau rodentisida. Penggunaan
racun untuk memberantas vektor lebih efektif namun berdampak masalah gangguan
kesehatan bagi masyarakat dan hewan-hewan sekitarnya.
Penggunaan bahan kimia pemberantas serangga tidak lagi digunakan secara massal,
yang masih digunakan secara individu saat ini yaitu jenis Propoxur (Baygon). Untuk
pemberantasan nyamuk secara massal dilakukan fogging bahan kimia jenis Malathion atau
Parathion, untuk pemberantasan jentik nyamuk Aedes digunakan bahan larvasida (Abate).
Penggunaan bahan kimia lainnya yang lebih tergolong aman yaitu bahan attractant
dan repellent. Bahan attractant adalah bahan kimia untuk menarik serangga atau tikus masuk
dalam perangkap. Sedangkan repellent adalah bahan untuk mengusir serangga atau tikus
namun tidak untuk dibunuh.
6. Pengendalian Terpadu (Integrated Control)
Pengendalian terpadu merupakan pengendalian vektor rekomendasi WHO untuk
melakukan kegiatan pemberantasan vektor yang efektif. Pengendalian terpadu lebih
difokuskan pada peningkatan peran serta sektor lain melalui kegiatan PSN sekolah, Pokjanal
DBD, dsb.

DAFTAR PUSTAKA
Soemirat Slamet, Juli.2009.Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press

Budiman dan Suyono. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Konteks Kesehatan
Lingkungan.Jakarta : EGC

Das könnte Ihnen auch gefallen