Sie sind auf Seite 1von 5

Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 5, No.

2, 2011 35

Kinetika Reaksi Esterifikasi Gliserol dengan Asam Asetat


Menggunakan Katalisator Indion 225 Na
Nuryoto1,*, Hary Sulistyo2, Suprihastuti Sri Rahayu2, dan Sutijan2
1)
Jurusan Teknik Kimia, FakultasTeknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jendral Sudirman KM. 3, Cilegon, Banten
2)
Jurusan Teknik Kimia, FakultasTeknik, Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No 2, Yogyakarta, 55281

Abstract
Biodiesel is an environmentally friendly alternative fuel. The increase of biodiesel production is followed by
the increase of the glycerol as by product. Therefore, conversion of glycerol into other products to increase its
economic value should be done such as converting it to triacetin. Triacetin is a product from a reaction between
glycerol and acetic acid. The use of solid catalysts such as ion exchange resin 225 Indion Na is an alternative
method to ease product separation.
Preparation of triacetin was conducted in a batch reactor with a stirring speed of 1000 rpm, at temperature of
333 K 373 K, catalyst diameter of 0.085 cm, the reactant ratio of 7 gmol acetic acid / gmol glycerol, and
catalyst concentration of 3% to weight of acetic acid. The sample was taken every 15 minutes in a reaction time
of 90 minutes then was analized for free acid concentration. Total acid, free acid, and total glycerol were also
determined by volumetric method at the early stage of reaction.
The results showed that the highest conversion as high as 41.7% was achieved at 373 K. It was found that the
reaction rate was the controlling step. The effect of temperature to rate of reaction constants in the temperature
range of 333 K 373 K can be expressed as follows:
7,955.56
kr = 3.344 x 105 exp (- ) (1/s)
T

Keywords: esterification, acetic acid, glycerol, Indion 225 Na, triacetin, biodiesel

Abtsrak
Biodisel merupakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Dengan semakin meningkatnya proses
pembuatan biodiesel, maka akan diikuti dengan meningkatnya produk samping berupa gliserol. Untuk itu, usaha
pengolahan gliserol menjadi produk lain harus dilakukan, agar nilai ekonomi gliserol makin meningkat. Salah
satunya adalah dengan mengolahnya menjadi triacetin. Triacetin merupakan hasil reaksi antara gliserol dan
asam asetat. Penggunaan katalisator padat berupa resin penukar ion Indion 225 Na dimaksudkan untuk
mempermudah pemisahan hasil reaksi.
Pembuatan triacetin pada penelitian ini dilakukan dalam reaktor batch, dengan kecepatan pengadukan 1000
rpm, suhu reaksi 333 K 373 K, menggunakan katalisator padat ukuran diameter 0,085 cm, perbandingan
pereaksi 7 gmol asam asetat/gmol gliserol, dan konsentrasi katalisator 3% berat asam asetat. Pengambilan
sampel dilakukan setiap 15 menit sampai waktu reaksi 90 menit untuk dianalisis kadar asam bebasnya.
Disamping itu, asam total, asam bebas, dan gliserol total pada saat awal reaksi ditentukan secara volumetri.
Hasil percobaan menunjukkan konversi tertinggi diperoleh sebesar 41,7% pada suhu 373 K, dan laju reaksi
merupakan langkah yang mengontrol. Pengaruh suhu terhadap konstanta kecepatan reaksi pada kisaran 333 K
373 K dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
7.955,56
kr = 3,344 x 105 exp (- ) (1/detik)
T

Kata kunci: esterifikasi, asam asetat, gliserol, Indion 225 Na, triacetin, biodisel

Pendahuluan kelestarian lingkungan sangat diperlukan.


Biodisel merupakan salah satu bahan bakar
Semakin menipisnya cadangan minyak bumi alternatif yang ramah lingkungan. Pada
di Indonesia berimbas kepada ketergantungan pembuatan biodiesel dari minyak nabati dengan
terhadap impor bahan bakar minyak semakin alkohol diperoleh hasil samping berupa gliserol.
besar. Untuk itu pemanfaatan sumber energi baru Meningkatnya proses pembuatan biodisel diikuti
dan terbarukan (EBT) dengan memperhatikan dengan meningkatnya jumlah produk samping
__________ berupa gliserol. Usaha pengolahan gliserol
* Alamat korespondensi: email: ynuryoto@gmail.com
36 Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 5, No. 2, 2011

menjadi produk lain harus dilakukan agar nilai Menurut Smith (1981) untuk reaksi searah,
tambah gliserol mengalami peningkatan. Gliserol konsentrasi hasil tidak mempengaruhi kecepatan
bila diesterifikasi dengan asam asetat akan reaksi. Jika reaksi searah dan tahap desorpsi
membentuk triacetin (gliserol triasetat). Untuk sangat cepat persamaan (7) dan (8) dapat
mempercepat reaksi antara gliserol dan asam diabaikan. Pada kondisi steady state, rGm= rGx,
asetat maka penggunaan katalisator sangat maka diperoleh:
diperlukan. Pada penelitian ini digunakan
katalisator padat berupa resin Indion 225 Na = 1 (9)
+ 1
3
dengan maksud untuk mempermudah proses
pemisahan hasil reaksi (Choi dkk., 1996). Substitusi persamaan (9) ke persamaan (3)
1
Anindito (2008) telah melakukan pembuatan dengan CG = CGo - 3CAoXA , diperoleh :
triacetin dari gliserol dan asam asetat memakai
1 1
katalisator asam sulfat. Kondisi terbaik diperoleh 1
3 3 1
= 1 ( ) (10)
pada perbandingan pereaksi 6 gmol asam + 1 3
3
asetat/gmol gliserol, konsentrasi katalisator 1

3 1
0,67% berat gliserol, dan konversi sebesar 85%. Jika = 1 , maka menjadi:
Sedangkan Gelosa dkk. (2003) mempelajari + 1
3
reaksi esterifikasi gliserol dengan asam asetat 1 1 1
memakai katalisator resin Amberlyst-15 dalam
=1 +
(11)

3 1
reaktor kromatografi. Kondisi terbaik diperoleh
pada suhu 100C, perbandingan pereaksi 3,9 Karena asam asetat berlebih maka CAs di per-
gmol asam asetat/gmol gliserol, dengan konversi mukaan butir katalisator diasumsikan konstan,
1
50%. sehingga dapat diasumsikan 3 1 = .
Mekanisme reaksi pembentukan triacetin Jika dimisalkan kg a m = kc , maka persamaan
pada reaksi esterifikasi antara gliserol dan asam (11) berubah menjadi:
asetat adalah sebagai berikut: 1
= 1 1 (12)
Gliserol + 3 Asam asetat Triacetin + 3 Air (1) +

Menurut Smith (1981), reaksi fase cair dengan Persamaan (10) menjadi :
katalisator padat pejal terdiri atas tahapan sebagai 3 1
berikut:
= ( 3 ) (13)

- Perpindahan massa zat pereaksi dari cairan ke
permukaan butir katalisator Nilai Ko dapat dicari dengan cara minimasi
sum of square of errors (SSE) menggunakan
rAm = ka a m (CA-CAs) (2) program Matlab dari konversi asam asetat
rGm =kg a m (CG-CGs ) (3) terhitung dan konversi asam asetat aktual.
- Reaksi di permukaan butir katalisator SSE = (Xhitung Xdata)2 (14)
. Sementara untuk harga koefisien transfer
= 1 ( .
) (4)
massa (kc) dapat dicari dengan menggunakan
1 . persamaan sebagai berikut:
= 3 1 ( .
) (5)

=
. (15)
Karena asam asetat berlebih sebesar 2,3 kali
dari kebutuhan stoikiometrinya, maka reaksi Nilai bilangan Sherwood (Sh) dihitung
kearah kiri diasumsi sangat kecil dan dapat menggunakan persamaan Frossling berikut:
diabaikan, sehingga persamaan (5) menjadi :
= 2+0,6 1/2 1/3 (16)
1
= 1 . (6)
3

- Perpindahan massa hasil reaksi dari Menentukan langkah yang mengontrol


permukaan butir katalisator ke badan cairan Menurut Fogler (2006) laju keseluruhan
reaksi ditentukan oleh laju yang paling lambat di
rTm=kt a m (CTs CT) (7) dalam mekanisme prosesnya. Dengan melakukan
rWm=kw a m (CWs-CW) (8) pendekatan nilai koefisien perpindahan massa kc
dengan menggunakan persamaan (15), dan
Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 5, No. 2, 2011 37

menggunakan data hasil simulasi pada model (Ao), konsentrasi asam bebas (Ab), dan
di atas akan diperoleh nilai kr (konstanta konsentrasi gliserol awal/total (Go). Selanjutnya
kecepatan reaksi). Jika nilai maka reaksi katalisator dimasukkan dan waktu dicatat
pada permukaan butir katalisator yang sebagai waktu awal reaksi. Setiap selang waktu
mengendalikan sehingga , sebaliknya 15 menit sampel diambil untuk dianalisis asam
jika nilai maka perpindahan massa zat bebasnya (Ab). Reaksi dihentikan setelah waktu
pereaksi ke butir katalisator yang mengendalikan reaksi 90 menit. Percobaan diulangi dengan
sehingga . variasi suhu lainnya.

Metode Penelitian Variabel Penelitian


Penelitian dilakukan pada suhu 60 - 100C,
Bahan Penelitian perbandingan pereaksi 7 gmol asam asetat/gmol
Gliserol (C3H5(OH)3) berupa gliserol teknis gliserol, konsentrasi katalisator 3% berat asam
yang telah dievaporasi, setelah dianalisis dengan asetat, kecepatan pengadukan 1000 rpm, dan
cara volumetri memiliki kadar 83% dengan rapat diameter katalisator 0,085 cm.
massa 1,24 g/cm3. Asam asetat (CH3COOH)
berupa asam asetat p.a. Merck memiliki kadar Analisis Hasil
99,8 % dengan rapat massa 1,05 g/cm3, dan Analisis asam total (Ao) dilakukan dengan
katalisator Indion 225 Na yang telah diaktivasi cara volumetri menggunakan asam khlorida,
dengan HCl 5% selama 30 menit kemudian sementara asam bebas (Ab) dianalisis
dicuci dengan air suling. Selanjutnya resin menggunakan NaOH, dan gliserol awal dianalisis
dikeringkan, diayak dan diperoleh diameter dengan metode FBI-A02-03. Perhitungan
partikel katalisator rerata sebesar 0,085 cm. konversi pereaksi berdasarkan asam asetat (asam
bebas) yaitu dari hasil pengurangan antara asam
Alat Penelitian total dikurangi asam bebas dibagi dengan asam
Rangkaian alat yang digunakan dalam total.
penelitian ditunjukkan pada Gambar 1. Reaktor
yang digunakan berupa labu leher tiga volume Hasil dan Pembahasan
500 mL dan dilengkapi dengan pengaduk
mercuri, pemanas mantel, termometer, pendingin Dari percobaan yang dilakukan diperoleh
balik, pengambil sampel, dan penampung konversi asam asetat seperti tersaji pada Gambar
sampel. 2.
6

5 0,43 suhu = 60 C
0,41 suhu = 70 C
4 0,39 suhu = 80 C
Keterangan gambar :
konversi, bagian

0,37 suhu = 90 C
1. Pemanas mantel
suhu = 100 C
2. Labu leher tiga 0,35
3 3. Pengaduk merkuri
7 0,33
4. Termometer
5. Pendingin balik 0,31
6. Motor pengaduk
7. Pengambil Sampel 0,29
2
8. Penampung sampel 0,27
8 1
0,25
Gambar 1. Rangkaian alat esterifikasi gliserol dengan 0 2000 4000 6000
asam asetat
waktu (detik)
Gambar 2. Hubungan antara konversi dan waktu
Jalannya Penelitian untuk pelbagai suhu
Gliserol dengan volume tertentu dimasukkan
ke dalam reaktor, kemudian dipanaskan sampai Terlihat dari Gambar 2 bahwa konversi
mendekati suhu yang diinginkan. Selanjutnya tertinggi pada kisaran suhu 70C - 100C
asam asetat dengan volume tertentu dipanaskan dihasilkan pada suhu 100C yaitu sebesar
sampai suhu tertentu dalam gelas piala, dan 41,77%. Hal ini terjadi karena dengan dinaikkan
dimasukkan ke dalam reaktor, dan reaktor suhu reaksi maka energi yang dimiliki oleh
dipanaskan sampai suhu yang diinginkan, sambil molekul-molekul pereaksi bertambah besar
pengaduk dijalankan. Sampel larutan diambil dalam mengatasi energi aktivasinya. Hal ini
untuk dianalisis konsentrasi asam awal/asam total menyebabkan tumbukan antar molekul
38 Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 5, No. 2, 2011

meningkat, sehingga berakibat pada dengan etanol memakai Amberlyst-15. Pada


meningkatnya laju reaksi. Hasil ini tidak jauh esterifikasi asam sitrat dengan etanol memakai
berbeda dengan percobaan yang dilakukan katalisator resin penukar ion, kinetika reaksi
Gelosa dkk. (2003) dengan menggunakan ditentukan oleh reaksi kimia (Kolah, dkk, 2007).
konsentrasi katalisator Amberlyst-15 sebesar 15 Konstanta kecepatan reaksi kr merupakan fungsi
massa resin/massa gliserol. Pada percobaan yang suhu, dan dianggap mengikuti persamaan
dilakukan tersebut perolehan konversi sebesar Arrhenius seperti terlihat pada Gambar 4.
50%. Ini artinya katalisator Indion 225 Na cukup
baik untuk digunakan sebagai katalisator pada Tabel 1. Hasil peritungan nilai kc dan nilai kr pada
pelbagai suhu
esterifikasi antara gliserol dan asam asetat.
Pada reaksi heterogen cair-padat terjadi Konst. Koef. Konst.
Suhu Overall perp. massa kecep.
hubungan antara tahanan perpindahan massa dan (Ko) (kc)x102 Reaksi x105
tahanan kecepatan reaksi yang saling C K (1/detik) (1/detik) (1/detik)
mempengaruhi yang tergabung dalam K overall 60 333,15 2,1E-5 1,90 2,19
atau . Hasil perhitungan berdasarkan model 70 343,15 8,52E-5 2,03 8,55
matematika yang diajukan tersaji pada Gambar 3. 80 353,15 1,16 E-4 2,17 11,6
90 363,15 1,95E-4 2,35 19,7
0,50 100 373,15 3,11E-4 2,55 31,5

0,45
Xa dat 60 C
11,0
Xadat.70 C
10,5
Xadat.80 C
10,0
Konversi, bagian

0,40 Xadat.90 C
Xadat.100 C 9,5
9,0
-ln kr

8,5
0,35 y = 7715.x - 12.73
8,0
7,5
7,0
0,30 6,5
6,0
0,0026 0,0027 0,0028 0,0029 0,0030 0,0031
0,25 1/T
:
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Gambar 4. Hubungan -ln kr data dan 1/T
waktu (detik)

Gambar 3. Hubungan konversi dan waktu pada Dari hasil linierisasi persamaan Arrhenius
pelbagai suhu (garis menunjukkan hasil pada Gambar 4 diperoleh persamaan (16).
perhitungan) 66142,51
kr = 3,344 x 105 exp (- ) (16)
RT
Seperti terlihat pada Gambar 3, model yang dengan kesalahan relatif rerata sebesar 17,41%.
digunakan cukup baik untuk menggambarkan
proses yang terjadi selama proses reaksi. Untuk
Kesimpulan
mencari langkah yang lebih menentukan antara
perpindahan massa dan kecepatan reaksi, maka Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat
besarnya nilai koefisien perpindahan massa (kc) diambil kesimpulan sebagai berikut:
dan nilai kr harus diketahui. Nilai kc dihitung 1. Resin penukar ion Indion 225 Na dapat
dengan persamaan (15), dengan demikian nilai kr digunakan sebagai katalisator pada esterifikasi
pada pelbagai suhu dapat ditentukan. Hasil gliserol dengan asam asetat dengan konversi
perhitungan nilai kc dan kr tersaji pada Tabel 1. tertinggi diperoleh pada suhu 100C sebesar
Dari Tabel 1 terlihat bahwa nilai hampir 41,7%.
sama dengan kr. Ini menunjukkan bahwa laju 2. Perhitungan model matematik menunjukkan
reaksi merupakan langkah yang menentukan / laju reaksi merupakan langkah yang
mengontrol. Hal ini sesuai dengan penelitian- menentukan.
penelitian sebelumnya dengan katalisator resin
penukar ion seperti Pireira dkk. (2008) yang
mengevaluasi kinetika dan kesetimbangan
termodinamika pada esterifikasi asam laktat
Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 5, No. 2, 2011 39

Daftar Lambang Sh = Sherwood number


t = waktu, detik
a = luas permukaan luar katalisator
T = suhu, K
per massa katalisator , cm2/g
XA = konversi asam asetat
Ab = konsentrasi asam bebas, mgek/g
X data, X = konversi asam asetat hasil
Ao = konsentrasi asam total/asam
hitung pengamatan, hasil perhitungan
awal, mgek/g
CA , CG = konsentrasi asam asetat, dan
gliserol, mgmol/cm3 Daftar Pustaka
CAo , CGo = konsentrasi mula mula asam .
asetat, gliserol, mgmol/cm3 Analisa Glyserol. pdf, Cara Uji Kadar Gliserol Total,
CAs ,CGs ,CTs = konsentrasi pada permukan Bebas dan Terikat dengan Menggunakan Metode
, Cws katalisator untuk asam asetat, Iodometri: FBI A02-03, diunduh tanggal 18 April
gliserol, triacetin, dan air, 2009.
Anindito, B., 2008. Peningkatan Nilai Produk Gliserol
mgmol/cm3
Hasil Pembuatan Biodiesel, Skripsi, Universitas
CT, Cw = konsentrasi triacetin dan air, Gadjah Mada Yogyakarta
mgmol/cm3 Bird, Steward and Lightfood, 2002. Transport
DGA = difusivitas G dalam A, cm2/detik Phenomena, McGraw Hill International Book Co.,
G0 = konsentrasi gliserol awal, Singapore.
mgmol/cm3 Choi, J. I., Hong, W. H., dan Cham, H. N., 1996.
dp = diameter katalisator, cm Reaction Kinetics of Lactic Acid with Methanol
k1, k2 = konstanta kecepatan reaksi Catalyzed by Acid Resins, Int. J. Chem. Kinet., 28,
kearah kanan dan kearah 37-41.
kiri,(cm3)2/g mgmol detik Fogler, S.H., 2006. Elements Of Chemical Reaction
Engineering, 4th Edition Prentice Hall International
kc = koefisien perpindahan massa,
Series in the Physical and Chemical Engineering
1/detik Sciences.
Ke = konstanta kesetimbangan reaksi Gelosa, D., Ramaioli, M., Valente, G., dan Morbidelli,
kg, ka,kt, kw = koefisien perpindahan massa M., 2003, Chromatographic Reactors: Esterifica-
gliserol,asam asetat, tion of Glycerol with Acetic Acid Using Acidic
Ko = konstanta overall, 1/detik Polymeric Resins, Ind. Eng. Chem. Res., 42, 6536-
kr = konstanta kecepatan reaksi, 6544.
1/detik Kolah, A. K., Astana , N. S., Vu, D. T, Lira, C. T., dan
m = massa katalisator per volume Miller, D. J., 2007. Reaction Kinetics of the
larutan, g/cm3 Catalytic Esterification of Citric Acid with
Ethanol, Ind. Eng. Chem. Res., 46, 3180-3187.
R = konstanta gas (8,314 joule/mol
Pereira, C. S. M., Pinho, S. P., Silva, V. M. T. M., dan
K) Rodrigues, A. E., 2008. Thermodynamics
rAx = kecepatan reaksi asam asetat, Equilibrium and Reaction Kinetics for the
mgmol/cm3detik Esterification of Lactic Acid with Ethanol
Re = Reynolds number Catalyzed by Acid Ion-Exchange Resin, Ind. Eng.
rGm, rAm,rTm, = kecepatan perpindahan massa Chem. Res., 47, 1453-1463.
rwm gliserol, asam asetat,triacetin, Smith, J. M., 1981. Chemical Engineering Kinetics,
dan air , mgmol/cm3detik McGraw Hill International Book Co., Singapore.
rGx = kecepatan reaksi gliserol,
mgmol/cm3detik
SC = Schmidt number

Das könnte Ihnen auch gefallen