Sie sind auf Seite 1von 20

DAFTAR IDENTIFIKASI TERHADAP KEBUTUHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)


BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 50 TAHUN 2012

No. No. KRITERIA PERATURAN


Kriteria

1 PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN


KOMITMEN
1.1 Kebijakan K3
1 1.1.1 Tardapat Kebijakan K3 yang tertulis, bertanggal dan 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3 2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
serta komitmen perusahaan terhadap peningkatan
K3
2 1.1.2 Kebijakan disusun oleh pengusaha dan/atau 1. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
pengurus setelah melalui proses konsultasi dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
wakil tenaga kerja

3 1.1.3 Perusahaan mengkomunikasikan kebijakan K3 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
kepada seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor, 2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
pelanggan dan pemasok dengan tata cara yang
tepat
4 1.1.4 Kebijakan khusus dibuat untuk masalah K3 yang 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
bersifat khusus 2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
5 1.1.5 Kebijakan K3 dan kebijakan khusus lainnya ditinjau 1. Kerja Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang
ulang secara berkala untuk menjamin bahwa 1.
2. Peraturan
PeraturanPemerintah
PemerintahNo.
No.50
50Tahun
Tahun2012
2012tentang
tentangPenerapan
PenerapanSMK3
SMK3
kebijakan tsb. mencerminkan perubahan yang
terjadi dalam perusahaan dan dalam peraturan
perundang-undangan
1.2 Tanggung Jawab dan Wewenang Untuk Bertindak
6 1.2.1 Tanggung jawab dan wewenang untuk mengambil 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
tindakan dan melaporkan kepada semua personil 2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
yang terkait dengan perusahaan yang telah
ditetapkan telah disebar luaskan dan
didokumentasikan

7 1.2.2 Penunjukan penanggungjawab K3 harus sesuai 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dengan peraturan 2. PP No 7 tahun 1973 tentang pestisida.
3. PP No 19 tahun 1973 tentang keselamatan kerja pertambangan
4. PP No 11 tahun 1979 tentang keselamatan kerja kerja pemurnian &
pengolahan minyak dan gas bumi.
5. Permenaker NO. Per. 04/MEN/1987 tentang P2K3 dan ahli K3
6. Permenaker No Per. 02/MEN/1992 Tentang pengawas dan ahli K3.

8 1.2.3 Pimpinan unit kerja dalam suatu perusahaan 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
bertanggung jawab atas kinerja K3 pada unit 2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
kerjanya

9 1.2.4 Pengusaha atau pengurus bertanggung jawab 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
secara penuh untuk menjamin pelaksanaan SMK3 2. UU No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
3. PP No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
4. Permenaker NO. Per. 04/MEN/1987 tentang P2K3 dan ahli K3
10 1.2.5 Petugas yang bertanggung jawab menangani 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
keadaan darurat telah ditetapkan dan 2. Permenaker No. Per. 02/MEN/1992 Tentang pengawas dan ahli K3.
mendapatkan pelatihan 3. Kepmenaker No. ke 8-186/MEN/1999 tentang penangulangan
kebakaran di tempat kerja
4. Instruksi menaker N Ins.11/M/B/1999 tentang Pengawasan Kusus K3
Penangulangan Kebakaran.
5. Keputusan Dirjen Binawas Ketenagakerjaan No Kep-
37/DJPPK/XI/2004 tentang kelengkapan dan identitas ahli K3
11 1.2.6 Perusahaan mendapatkan saran-saran dari para 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
ahli di bidang K3 yang berasal dari dalam dan/atau 2. Permenaker No Per. 02/MEN/1992 Tentang pengawas dan ahli K3
luar perusahaan 3. Permenaker No Per. 04/MEN/1995 tentang perusahaan jasa K3.

12 1.2.7 Kinerja K3 termuat dalam laporan tahunan 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
perusahaan atau laporan lain yang setingkat 2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3

1.3 Tinjauan dan Eavaluasi


13 1.3.1 Tinjauan terhadap penerapan SMK3 meliputi 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, 2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
pemanatauan dan evaluasi telah dilakukan, dicatat
dan didokumentasikan

14 1.3.2 Hasil tinjauan dimasukkan dalam perencanaan 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
tindakan manajemen 2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3

15 1.3.3 Pengurus harus meninjau ulang pelaksanaan SMK3 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
secara berkala untuk menilai kesesuaian dan 2. Permenaker NO. Per. 04/MEN/1987 tentang P2K3 dan ahli K3
efektivitas SMK3

1.4 Keterlibatan dan Konsultasi Dengan Karyawan

16 1.4.1 Keterlibatan dan penjadwalan konsultasi tenaga 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
kerja dengan wakil perusahaan didokumentasikan 2. Permenaker NO. Per. 04/MEN/1987 tentang P2K3 dan ahli K3
dan disebarluaskan keseluruh tenaga kerja 3. Permenaker NO. Per. 03/MEN/1997 tentang cara pelaporan dan
pemeriksaan kecelakaan.
17 1.4.2 Terdapat prosedur yang memudahkan konsultasi 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
mengenai perubahan-perubahan yang mempunyai 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
implikasi terhadap K3 SMK3

18 1.4.3 Perusahaan telah membentuk P2K3 sesuai dengan 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
perauturan 2. Permenaker NO. Per. 04/MEN/1987 tentang P2K3 dan ahli K3
19 1.4.4 Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak atau pengurus 1. Permenaker NO. Per. 04/MEN/1987 tentang P2K3 dan ahli K3

20 1.4.5 Sekretaris P2K3 adalah ahli K3 sesuai dengan 1. Permenaker NO. Per. 04/MEN/1987 tentang P2K3 dan ahli K3
peraturan
21 1.4.6 P2K3 menitikberatkan kegiatan pada 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pengembangan kebijakan dan prosedur untuk 2. Permenaker NO. Per. 04/MEN/1987 tentang P2K3 dan ahli K3
mengendalikan risiko

22 1.4.7 Susunan pengurus P2K3 didokumentasikan dan 1. Permenaker No. Per. 04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3
diinformasikan kepada tenaga kerja
23 1.4.8 P2K3 mengadakan pertemuan secara teratur dan 1. Permenaker No. Per. 04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3
hasilnya disebarluaskan di tempat kerja
24 1.4.9 P2K3 melaporkan kegiatannya secara teratur sesuai 1. Permenaker No. Per. 04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3
dengan peraturan

25 1.4.10 Dibentuk kelompok-kelompok kerja dan dipilih 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
wakil-wakil tenaga kerja yang ditunjuk sebagai 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
penanggung jawab atas K3 di tempat kerjanya dan SMK3
kepadanya diberika pelatihan yang sesuai dengan
peraturan
26 1.4.11 Susunan kelompok-kelompok kerja yang telah 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
terbentuk didokumentasikan dan diinformasikan 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
kepada teaga kerja SMK3

2 PEMBUATAN DAN PEMDOKUMENTASIAN


RENCANA K3

2.1 Rencana Strategi K3

27 2.1.1 Terdapat prosedur terdokumentasi untuk 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
pengedalian risiko K3 SMK3

28 2.1.2 Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pengendalian risiko K3 sebagai rencana strategi K3 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
dilakukan oleh petugas yang berkompeten SMK3

29 2.1.3 Rencanaan strategi K3 sekurang-kurangnya 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
berdasarkan tinjauan awal, identifikasi bahaya, 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
penilaian, pengendalian risiko, dan peraturan serta SMK3
informasi K3 lain baik dari dalam maupun luar
perusahaan
30 2.1.4 Rencana strategi K3 yang telah ditetapkan 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
digunakan untuk mengendalikan risiko K3 dengan 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
menetapkan tujuan dan sasaran yang dapat diukur SMK3
dan menjadi prioritas serta menyediakan sumber
daya
31 2.1.5 Rencana kerja dan rencana khusus yang berkaitan 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dengan produk, proses, proyek atau tempat kerja 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
tertentu telah dibuat dengan menetapkan tujuan SMK3
dan sasaran yang dapat diukur, menetapkan waktu
pencapaian dan menyediakan sumber daya
32 2.1.6 Rencana K3 diselaraskan dengan rencana sistem 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
manajemen perusahaan 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3

2.2 Manual SMK3

33 2.2.1 Manual SMK3 meliputi kebijakan, tujuan, rencana, 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dan prosedur K3, instruksi kerja, formulir, caatan 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
dan tanggung jawab serta wewenang tanggung SMK3
jawa K3 untuk semua tingkatan dalam perusahaan 3. Permenaker No. 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan
Kerja
34 2.2.2 Terdapat manual khusus yang berkaitan dengan 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
produk, proses, atau tempat kerja tertentu 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3
35 2.2.3 Manual SMK3 mudah didapat oleh semua personil 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dalam perusahaan sesuai kebutuhan 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3
2.3 Peraturan dan Persyaratan Lain dibidang K3

36 2.3.1 Terdapat prosedur yang terdokumentasi untuk 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
mengidentifi kasi, memperoleh, memelihara dan 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
memahami peraturan , standar, pedoman teknis, SMK3
dan persyaratan lain yang relevan dibidang K3
untuk seluruh tenaga kerja di perusahaan
37 2.3.2 Penanggung jawab untuk memelihara dan 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
mendistribusikan informasi terbaru mengenai 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
peraturan, standar, pedoman teknis, dan SMK3
persyaratan lain telah ditetapkan

38 2.3.3 Persyaratan pada peraturan, standar, pedoman 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
teknis, dan persayarat lain yang relevan dibidang 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
K3 dimasukkan pada prosedur-prosedur dan SMK3
petunjuk-petunjuk kerja

39 2.3.4 Perubahan pada peraturan, standar, pedoman 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
teknis, dan persayaratan lain yang relevan dibidang 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
K3 digunakan untuk peninjauan prosedur-prosedur SMK3
dan petunjuk-petunjuk kerja

2.4 Informasi K3

40 2.4.1 Iinformasi yng dibutuhan mengenai kegiatan K3 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
disebarluaskan secara sistimatis kepada seluruh 2. Permenaker No. Per. 04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3
tenaga kerja, tamu, konstraktor, pelanggan, dan
pemasik

3 PENGENDALIAN PERANCANGAN DAN KONTR


AK
3.1 Pengendalian Perancangan

41 3.1.1 Prosedur yang terdokumentas 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
i 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
mempertimbangkan identifikasi potensi bahaya, SMK3
penilaian, dan pengenadilian resiko yang dilakukan
pada tahap perancangan dan modifikasi
42 3.1.2 Prosedur, instruksi kerja dalam penggunaan 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
produk, pengoperasian mesin dan peralatan, 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
instalasi, pesawata atau proses serta informasi SMK3
lainnya yang berkaitan dengan K3 telah
dikembangkan selama perancangan dan/atau
modifikasi

43 3.1.3 Petugas yang kompeten melakukan verifikasi 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
bahwa perancangan dan/atau modifikasi 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
memenuhi persyaratan K3 yang ditetapkan SMK3
sebelum penggunaan hasil rancangan 3. Permenaker No. 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan
Kerja
4. Permenaker No. 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan
Kewajiba dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
44 3.1.4 Semua perubahan dan modifikasi perancangan 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
yang mempunyai implikasi terhadap K3 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
diidentifikasi, didokumentasikan, dan ditinjau ulang SMK3
dan disetujui oleh petugas yang berwenang 3. Permenaker No. 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan
sebelum pelaksanaan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan
Kerja

3.2 Peninjauan Ulang Kontrak


45 3.2.1 Prosedur yang terdokumentasi harus mampu 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko K3 bagi 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
tenaga kerja, lingkungan dan masyarakat,dimana SMK3
prosedur tersebut digunakan pada saat memasok 3. Permenaker No. 16 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pembuatan dan
barang dan jasa dalam suatu kontrak Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran
Perjanian Kerja Bersama

46 3.2.2 Identifikasi bahaya dan penilaian resiko dilakukan 1. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
pada tinjauan kontrak oleh petugas yang 2. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
berkompeten

47 3.2.3 Kontrak ditinjau ulang untuk menjamin bahwa 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pemasok dapat memenuhi persyaratan K3 bagi 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
pelanggan SMK3

48 3.2.4 Catatan tinjauan kontrak dipelihara dan 1. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
didokumentasikan 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3

4 PENGENDALIAN DOKUMEN
4.1 Persetujuan, Pengeluaran dan Pengendalia
Dokumen

49 4.1.1 Dokumen K3 mempunyai identifikasi status, 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
wewenang, tanggal pengeluaran dan tangggal 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
modifikasi 3. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya
4. Permenaker No. PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3

50 4.1.2 Penerima distribusi dokumen tercantum dalam 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dokumen tersebut 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
3. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya
4. Permenaker No. PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3

51 4.1.3 Dokumen K3 edisi terbaru disimpan secara 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
sistimatis pada tempat yang ditentukan 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
3. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya
4. Permenaker No. PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3

52 4.1.4 Dokumen usang segera disingkirkan dari 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
penggunaannya sedangkan dokumen usang untuk 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
keperluan tertentu diberi tanda khusus 3. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya
4. Permenaker No. PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3

4.2 Perubahan dan Modifikasi Dokumen


53 4.2.1 Terdapat sistem untuk membuat, menyetujui 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
perubahan terhadap dokumen K3 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
3. Permenaker No. PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3

54 4.2.2 Dalam hal terjadi perubahan diberikan alasan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
terjadinya perubahan dan tertera dalam dokumen 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
atau lampirannya dan menginformasikan keoada 3. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
pihak terkait Kimia Berbahaya
4. Permenaker No. PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3
55 4.2.3 Terdapat prosedur pengendalian dokumen atau 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
daftar seluruh yang mencantumkan status dari 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
setiap dokumen tersebut, dalam upaya mencegah 3. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
penggunaan dokumen yang usang Kimia Berbahaya
4. Permenaker No. PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3

5 PEMBELIAN DAN PENGENDALIAN PRODUK

5.1 Spesifikasi Dari Pembelian Barang dan Jasa

56 5.1.1 Terdapat prosedur yang terdokumentasi yang 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dapat menjamin spefikasi teknik dan informasi 2. PP No. 50 tahu 2012 tentang Penerapan SMK3
lainnya yang relevan dengan K3 telah diperiksa 3. Kepmenaker No.KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
sebelum keputusan untuk membeli Kimia Berbahaya
4. Permenaker No. PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3
57 5.1.2 Spesifikasi pembelian untuk setiap sarana produksi, 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
zat kima atau jasa harus dilengkapi spesifikasi yang 2. PP No. 50 tahu 2012 tentang Penerapan SMK3
sesuai dengan persyaratan peraturan dan stadar 3. Kepmenaker No.KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
K3 Kimia Berbahaya
4. Permenaker No. PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3

58 5.1.3 Konsultasi dengan tenaga kerja yang kompeten 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pada saat keputusan pembelian, dilakukan untuk 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
menetapkan persyaratan k3 yang dicantumkan 3. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
dalam spesifikasi pembelian dan diinformasikan Kimia Berbahaya
kepada tenaga kerja yang menggunakannya 4. Permenaker No. PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3

59 5.1.4 Kebutuhan pelatihan, pasokan APD, dan perubahan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
terhadap prosedur kerja harus dipertimbangkan 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
sebelum pembelian dan penggunaannya 3. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya
4. Permenaker No. PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3

60 5.1.5 Persyaratan K3 dievaluasi dan menjad 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
i 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
pertimbangan dalam seleksi pembelian 3. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya
4. Permenaker No. PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3

5.2 Sistem Verifikasi Barang dan Jasa Yang Tela


h
Dibeli
61 5.2.1 Barang dan jasa yang dibeli diperiksa 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
kesesuaiannya dengan spesifikasi pembelian 2. PP No. 50 tahu 2012 tentang Penerapan SMK3Permenaker No.
PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3

5.3 Pengendalian Barang dan Jasa yang Dipasok


Pelanggan
62 5.3.1 Barang dan jasa yang dipasok pelanggan, sebelum 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
digunakan terlebih dahulu diidentifikasikan potensi 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
bahaya dan dinilai risikonya dan catatan tersebut 3. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
dipelihara untuk memeriksa prosedur Kimia Berbahaya
4. Permenaker No. PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3

5.4 Kemampuan Telusur Produk

63 5.4.1 Semua produk yang digunakan dalam proses 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
produksi dapat diidentifikasi di seluruh tahapan 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
produksi dan instalasi, jika terdapat potensi 3. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
masalah K3 Kimia Berbahaya

64 5.4.2 Terdapat prosedur yang terdokumentasi untuk 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
penulusuran produk yang telah terjual, jika 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
terdapat potensi masalah K3 di dalam 3. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
penggnaannya Kimia Berbahaya

6 KEAMANAN BEKERJA BERDASARKAN SMK3


6.1 Sistem Kerja

65 6.1.1 Petugas yang berkompeten telah 1. UU o. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
mengidentifikasikan bahaya yang potensial dan 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
telah menilai risiko risiko yang timbul dari suatu 3. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
proses kerja Kimia Berbahaya
4. Permenaker No. 4/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3
66 6.1.2 Apabila upaya pengendalian risiko diperlukan maka 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
upaya tersebut ditetapkan melalui tingkat 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
pengendalian
67 6.1.3 Terdapat prosedur atau petunjuk kerja yang 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
terdokumentasi untuk mengendalikan risiko yang 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
teridentifikasi dan dibuat atas dasar masukan dari 3. Permenaker No. 4/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3
personil yang kompeten serta tenaga kerja yang 4. Permenaker No.2 Tahun 1992 tentang Tat Cara Penunjukan Kewajiba
terkait dan disahkan oleh orang yang berwenang di dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
perusahaan
68 6.1.4 Kepatuhan terhadap peraturan , standar serta 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pedoman teknis yang rlevan diperhatikn pada saat 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
mengembangkan atau melakukan modifikasi atau
petunjuk kerja

69 6.1.5 Terdapat sistm ijin kerja untuk tugas yang berisiko 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
tinggi 2. Permenaker No. 03/MEN/1985 tentang Pemakaian Asbes
3. Permenaker No. PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3
4. Permenakertrans No. PER-13/MEN/X/2011 tentang NAB Faktor
Fisika dan Kimia di Tempat Kerja
5. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya
70 6.1.6 APD disediakan sesuai kebutuhan dan digunakan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
secara benar serta selalu dipelihara dalam kondisi 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
yang layak pakai 3. Permenaker No. 03/MEN/1985 tentang Pemakaian Asbes
4. Permenaker No. PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3
5. Permenakertrans No. PER-13/MEN/X/2011 tentang NAB Faktor
Fisika dan Kimia di Tempat Kerja
6. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya
7. NAB yang Mensyaratkan Pemakaian APD
71 6.1.7 APD yang digunakan dipastikan telah dinyatakan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
layak pakai sesuai dengan standar dan/atau 2. Permenaker No. 03/MEN/1985 tentang Pemakaian Asbes
peraturan yang berlaku 3. Permenaker No. PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3
4. Permenakertrans No. PER-13/MEN/X/2011 tentang NAB Faktor
Fisika dan Kimia di Tempat Kerja
5. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya
6. SNI-Standar Uji APD

72 6.1.8 Upaya pengendalian risiko dievaluasi secara 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
berkala apabila terjadi ketidak sesuaian atau 2. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
perubahan pada proses kerja 3. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya
4. Permenaker No. 03/MEN/1985 tentang Pemakaian Asbes
5. Permenaker No. PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3
6. Permenakertrans No. PER-13/MEN/X/2011 tentang NAB Faktor
Fisika dan Kimia di Tempat Kerja

6.2 Pengawasan

73 6.2.1 Dilakukan pengawasan untuk menjamin bahwa 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan 2. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang 3. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
telah ditentukan. Kimia Berbahaya
4. Permenaker No. 03/MEN/1985 tentang Pemakaian Asbes
5. Permenaker No. PER.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan Ahli K3
6. Permenakertrans No. PER-13/MEN/X/2011 tentang NAB Faktor
Fisika dan Kimia di Tempat Kerja

74 6.2.2 Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
kemampuan dan tingkat risiko tugas 2. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
3. Permenaker No. 2 Tahun 1992 tenteng Tata Cara Penunjukan
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja

75 6.2.3 Pengawas atau penyelia ikut serta dalam 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
identifikasi bahaya dan membuat upaya 2. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
pengendalian 3. Permenaker No. 2 Tahun 1992 tenteng Tata Cara Penunjukan
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4. Permenaker No. 4 Tahun 1987 tentang P2K3 dan Ahli K3
76 6.2.4 Pengawas/penyelia diikutsertakan dalam 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
melakukan penyelidikan dan pembuatan laporan 2. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
terhadap terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta wajib menyerahkan laporan dan
saran saran kepada pengusaha atau pengurus

77 6.2.5 Pengawas/peyelia ikut serta dalam proses 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
konsultasi 2. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
3. Permenaker No. 2 Tahun 1992 tenteng Tata Cara Penunjukan
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4. Permenaker No. 4 Tahun 1987 tentang P2K3 dan Ahli K3

6.3 Seleksi dan Penempatan Personil


78 6.3.1 Persyaratan tugas tertentu termasuk persyaratan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
kesehatan diidentifikasi dan dipakai untuk 2. UU No. 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaaan
menyeleksi dan penempatan tenaga kerja

79 6.3.2 Penugasan pekerjaan harus berdasarkan pada 1. Permenaker No. 3 Tahun 1985 tentang Pemakaian Asbes
kemampuan dan ketrampilan srta kewenangan 2. Permenaker No. 1 Tahun 1988 tentang Kualifikasi dan Syarat-Syarat
yang dimiliki Operator Pesawat Uap
3. Permenaker No. 2 Tahun 1982 tentang Kualifikasi Juru Las
4. Permenaker No. 1 Tahun 1989 tentang Kualifikasi dan Syarat-Syarat
Operator Keran Angkat
5. Permenaker No. 2 Tahun 1992 tentang Pengawas dan Ahli K3
6. Keputusan Dirgen PHI dan pengawasan Ketenagakerjaan No. 407
Tahun 1999 tentang Persyaratan, Penunjukan, Hak dan Kewajiban
Teknisi Lift

6.4 Area Terbatas

80 6.4.1 Pengusaha atau pengurus melakukan penilaian 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
risiko lingkungan kerja untuk mengetahui daerah- 2. Permenaker No. 4 Tahun 1985 Tentang Pesawat Tenaga dan Produksi
daerah yang memerlukan pembatasan ijin masuk 3. Permenaker No. 4 Tahun 1987 tentang P2K3 dan Ahli K3
4. Permenakertrans No. 13 Tahun 2011 tentang NAB Faktor Fisika dan
Kimia di Tempat Kerja
5. Kepmenaker No. 187 Tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya
81 6.4.2 Terdapat pengendalian atas daerah/ tempat 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dengan pembatasan ijin masuk 2. Permenaker No. 4 tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi
3. Kepmenaker No. 187 thun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja
4. Pedoman Keselamatan Kerja Bidang Kimia Pengelolaan B3

82 6.4.3 Tersedianya fasilitas dan layanan di tempat kerja 1. UU No. 3 tahun 1964 Persetujuan Konvensi ILO No. 120 tentan
sesuai dengan standar dan pedoman teknis Higiene dalam Perniagaan dan Perkantoran
2. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang Syarat
Kesehatan, Kebersihan, dan Penerangan di Tempat Kerja
3. SE Menaker No. 1 tahun 1979 tentang Kantin dan Ruang Makan
83 6.4.4 Rambu-rambu K3 harus dipasang sesuai dengan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
standar dan pedoman teknis 2. PP No. 7 tahun 1973 tentang Pestisida
3. PP No. 11 tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja Pemurnian dan
Pengolahan Minyak dan Gas
4. Kepmenaker No. 187 tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja
5. Dokumen Material Safety Data Sheet (MSDS)
6. Pedoman Keselamatan Kerja Bidang Kimia Pengeloalaan B3
(Policy and Strategy)

6.5 Pemeliharaan, Perbaikan dan Perubahan Sarana


Produksi

84 6.5.1 Penjadwalan pemeriksaan dan pemeliharaan 1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
sarana produksi serta peralatan mencakup 2. PP RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
verifikasi alat-alat pengaman dan persyaratan yang 3. Permenaker No. 4 Tahun 1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
ditetapkan oleh peraturan , standar dan pedoman Pemeliharaan APAR
teknis yang relevan 4. Permenaker No. 2 Tahun 1989 tentang Pengawasan Instaasi Penyalur
Petir

85 6.5.2 Semua catatan yang memuat data secara rinci dari 1. Undang- Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
kegiatan pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
dan perubahan yang dilakukan atas sarana dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
peralatan produksi harus disimpan dan dipelihara

86 6.5.3 Sarana dan perlatan produksi memiliki sertifikat 1. UU Uap Tahun 1930 dan Peraturan Uap tahun 1930
yang masih berlaku sesuai dengan persyaratan 2. Permenaker No. PER.05/MEN/1978 tentang Pemakaian Lift Listrik
peraturan dan standar 3. Permenaker No. PER.01/MEN/1982 tentang Bejana Tekan
4. Permanaker No. PER.04/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan
Angkut
5. Permenaker No. PER.04/MEN/1985 tentang Pesawat Tenaga dan
Produksi
6. Kepmenakertrans No. KEP-75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan SNI
No. SNI-04-0225-2000 Mengenai PUIL 2000 di Tempat Kerja
7. SE Menakertrans No. SE-02/MEN/2006 tentang Peningkatan
Pengawasan Pemakaian Instalasi Pipa Bertenaga

87 6.5.4 Pemeriksaan, pemeliharan, perawatan, perbaikan 1. UU No. 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan
dan setiap perubahan dilakukan petugas yang 2. Permenaker No. PER.05/MEN/1978 tentang Pemakaian Lift Listrik
berkompeten dan berwenang 3. Permenaker No. PER.01/MEN/1982 tentang Bejana Tekan
4. Permenakertrans No. PER-02/MEN/1982 tentang Kwalifikasi Juru
Las
5. Permenaker No. PER.01/MEN/1988 tentang Kualifikasi dan Syarat
Operator Pesawat UAP
6. Permenaker No. PER-04/MEN/1980 tentang Syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR
7. Permenaker No. PER-04/MEN/1985 tentang Pesawat Tenaga dan
Produksi
8. Permenaker No. PER.05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan
Angkut
88 6.5.5 Terdapat prosedur untuk menjamin bahwa jika 1. Undang- Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
terjadi perubahan terhadap sarana dan peralatan 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
produksi, perubahan tersebut harus sesusi dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
persyaratan peraturan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
89 6.5.6 Terdapat prosedur permintaan pemeliharaan saran 1. Undang- Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dan peralata produksi dengan kondisi K3 yang tidak 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
memenuhi persyaratan dan perlu segera diperbaiki Kesehatan dan Keselamatan Kerja

90 6.5.7 Terdapat sistem untuk penandaan (tag-out) bagi 1. Permenaker No. PER.05/MEN/1978 tentang Pemakaian Lift Listrik
peralatan yang sudah tidak aman lagi untuk 2. Permenaker No. PER.01/MEN/1982 tentang Bejana Tekan
digunakan atau sudah tidak digunakan 3. Permenaker No. PER.04/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan
Angkut
4. Permenaker No. PER.04/MEN/1985 tetang Pesawat Tenaga dan
Produksi
5. Permenaker No. PER-02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi
Penyalur Petir

91 6.5.8 Apabila diperlukan dilakukan penerapan sistem 1. Permenaker No. PER.04/MEN/1985 tentang Pesawat Tenaga dan
penguncian pengoperasian (lock out sistem) untuk Produksi
mencegah agar sarana produksi tidak dihidupkan 2. Permenaker No. PER.04/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan
sebelum saatnya Angkut

92 6.5.9 Terdapat prosedur yang dapat menjamin 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
keselamatan dan kesehatan kerja atau orang lain 2. PP No. 11/1979 tentang Keselamatan Kerja Pemurnian dan
yang berada didekat saran dan peralatan produksi Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
pada saat proses pemeriksaan, pemeliharaan, 3. Permenaker No. PER.04/MEN/1985 tentang Pesawat Tenaga dan
perbaikan dan perubahan Produksi
4. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
93 6.5.10 Terdapat penanggung jawab untuk menyetujui 1. Undang- Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
bahwa sarana dan peralatan peroduksi telah aman 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
digunakan setelah proses pemeliharaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
perawatan, perbaikan atau perubahan

6.6 Pelayanan

94 6.6.1 Apabila perusahaan dikontrak untuk menyediakan 1. Undang- Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pelayanan yang tunduk pada standar dan 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
peraturan peraturan perundang-undangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
mengenai K3, maka perlu disusun prosedur untuk
menjamin bahwa pelayanan memenuhi
persyaratan
95 6.6.2 Apabila perusahaan diberi pelayanan melalui 1. Undang- Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
kontrak, dan pelayanan tunduk pada standar dan 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
peraturan perundang-undangan mengenai K3, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
maka perlu disusun prosedur untuk menjamin
bahwa pelayanan memenuhi persyaratan
6.7 Kesiapan Untuk Menangani Keadaan Darurat

96 6.7.1 Keadaan darurat yang potensial di dalam dan/atau 1. Undang- Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
di luar tempat kerja telah diidentifikasi dan 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
prosedur keadaan darurat telah didokumentasikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
dan diinformasikan agar diketahui oleh seluruh
orang yang ada di tempat kerja
97 6.7.2 Penyediaan alat/sarana dan prosedur keadaan 1. Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi nomor PER-
darurat berdasarkan hasil identifikasi dan diuji 04/men?1980
serta ditinjau secara rutin oleh petugas yang 2. Pasal 2, pasal 4 undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan
kompeten dan berwenang kerja
3. Peraturan menteri tenaga kerja No.PER/02/MEN/1983
98 6.7.3 Tenaga kerja mendapatkan instruksi dan pelatihan 1. Peraturan pemerintah nomor 50 tahun 2012
mengenai prosedur keadaan darurat yang sesuai 2. Undang-undang no 1 tahun 1970
dengan tingkat risiko
99 6.7.4 Petugas penanganan keadaan darurat ditetapkan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dan diberikan pelatihan khusus serta 2. UU No. 3/1992 tentang Jamsostek
diinformasikan kepada seluruh orang yang ada di 3. Permenaker No. PER-04/MEN/1993 tentang Jaminan Kecelakaan
tempat kerja Kerja
4. Kepmenaker No. KEP-187/MEN/1999 Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja
100 6.7.5 Instruksi/prosedur keadaan darurat dan hubungan 1. Undang- Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
keadaan darurat diperlihatkan secara jelas dan 2. Permenaker No. 05 tahun 1978 tentang Pemakaian Lift Listrik
menyolok serta diketahui oleh seluruh tenaga kerja
di perusahaan

101 6.7.6 Peralatan, dan sistem tanda bahaya keadaan 1. UU No. 15/1985 tentang Ketenagalistrikan
darurat disediakan, diperiksa, diuji dan dipelihara 2. Permenaker No. 05/MEN/1978 tentang Pemakaian Lift Listrik
secara berkala sesuai dengan peraturan 3. Permenaker No. PER.04/MEN/1980 tentang Syarat Pemasangan dan
perundang-undangan, standar dan pedoman teknis Pemeliharaan APAR
yang relevan 4. Permenaker No. 37 tahun 2016 tentang K3 Bejana Tekan dan Tangki
Timbun
5. Permenaker No. PER.04/MEN/1985 tentang Pesawat Tenaga dan
Produksi
6. Permenaker No. PER.05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan
Angkut
102 6.7.7 Jenis, jumlah, penempatan dan kemudah an untuk 1. Undang- Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
mendapatkan alat keadaan darurat telah sesuai 2. Permenaker No 04 tahun 1980 tentang Syarat Pemasangan dan
dengan peraturan perundang-undangan atau Pemeliharaan APAR
standar dan dinilai oleh petugas yang kompeten
dan berwenang
6.8 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
103 6.8.1 Perusahaan telah mengevaluasi alat P3K dan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
menjamin bahwa sistem P3K yang ada memenuhi 2. Permenaker No. 44 tahun 2015 tentang BPJS Ketenagakerjaan
peraturan perundang-undangan, standar dan 3. Permenaker No. PER-04/MEN/1993 Jaminan Kecelakaan Kerja
pedoman teknis 4. PP No 14/1993 tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek
5. Kepres No. 22/1993 tentang Penyakit yang Timbul Karena Hubungan
Kerja
6. Permenaker No. Per. 05/MEN/1993 TENTANG Juknis Pelayanan
Jamsostek

104 6.8.2 Petugas P3K telah dilatih dan ditunjuk sesuai 1. Permenaker No. Per. 01/MEN/1997 TENTANG Kewajiban Latihan
dengan peraturan perundang-undangan Hiperkes dan KK bagi Paramedis Perusahaan.

6.9 Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat

105 6.9.1 Prosedur untuk pemulihan kondisi tenaga kerja 1. PP No 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
maupun sarana dan peralatan produksi yang 2. Permenaker No 04 tahun 1987 tentang P2K3 serta Tata Cara
mengalami kerusakan telah ditetapkan dan dapat Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
diterapkan sesegera mungkin setelah terjadinya 3. Permenaker No 2 tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja Kewajiban dan Wewenang Ahli K3
7 STANDARD PEMANTAUAN

7.1 Pemeriksaan Bahaya


106 7.1.1 Pemeriksaan/inspeksi terhadap tempat kerja dan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
cara kerja dilaksanakan secara teratur 2. Permenaker No. Per. 03/MEN/1984 tentang Pengawasan
Ketenagakerjaan Terpadu
3. PP Nomor 50 tahun 2012 tentang SMK3
107 7.1.2 Pemeriksaan/inspeksi dilaksanakan oleh 1. Undang- Undang N0 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
petugas`yang kompeten dan berwenang yang telah 2. Undang- Undang Dasar 1945 pasal-pasal 5,20,27
memperoleh pelatihan mengenai identifikasi
108 7.1.3 bahaya
Pemeriksaan/inspeksi mencari masukan dari 1. Undang- Undang N0 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
tenaga kerja yang melakukan tugas di tempat yang 2. Permenaker No 03 tahun 1984 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan
diperiksa Terpadu
3. Permenaker No 04 tahun 1987 tentang Peran P2K3 dan Ahli K3
109 7.1.4 Daftar periksa (check list) tempat kerja telah 1. PP No 01 tahun 2012
disusun untuk digunakan pada saat inspeksi 2. Permenaker No. 44 tahun 2015 tentang BPJS Ketenagakerjaan

110 7.1.5 Laporan pemeriksaan/inspeksi berisi rekomendasi 1. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
untuk tindakan perbaikan dan diajukan kepada 2. Permenaker No. 44 tahun 2015 tentang BPJS Ketenagakerjaan
pengurus dan P2K3 sesuai dengan kebutuhan 3. Keppres No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena
Hubungan Kerja
4. Permenaker No. 3 tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
5. Permenaker No. 2 tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja

111 7.1.6 Pegusaha atau pengurus telah menetapkan 1. Permenaker No. 44 tahun 2015 tentang BPJS Ketenagakerjaan
penanggung jawab untuk pelaksanaan ytindakan 2. Permenaker No. 1 tahun 1976 tentang Wajib Latihan Hiperkes Bagi
perbaikan dari hasil laporan pemeriksaan/inspeksi Dokter Perusahaan
3. Permenaker No. 2 tahun 1980 tentang Peemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
4. Kepmenaker No. 155 tahun 1984
112 7.1.7 Tindakan perbaikan dari hasil laporan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pemeriksaan/inspeksi dipantau untuk menentukan 2. Permenaker No. 4 tahun 1987 tentang Peran P2K3 dan Ahli K3
efektifitasnya
7.2 Pemantauan/Pengukuran Lingkungan Kerja

113 7.2.1 Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dilaksanakan secara teratur dan hasilnya 2. Permenaker No. Per. 03/MEN/1984 tentang Pengawasan
didokumentasikan, dipelihara dan digunakan untuk Ketenagakerjaan Terpadu
penilaian dan penendalian risiko 3. Permenakertrans No. PER-13/MEN/X/2011 tentang NAB Faktor Fisia
dan Kimia di Tempat Kerja
4. Kepmenaker No. Kep-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya
5. SNI ( Pemantauan Ligkungan Kerja)
114 7.2.2 Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja meliputi 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
faktor fisik, kimia, biologis, radiasi dan psikologis 2. Permenaker No. Per. 03/MEN/1984 tentang Pengawasan
Ketenagakerjaan Terpadu
3. S.E Menaker No. SE-01/MEN/1997 tentang Faktor Kimia di Udara
Lingkungan kerja
4. Permenakertrans No. PER-13/MEN/X/2011 tentang NAB Faktor Fisia
dan Kimia di Tempat Kerja
5. Kepmenaker No. Kep-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya
6. Pedoman Keselamatan Kerja Bidang Kimia- Pengelolaan B3 (Policy
& Strategi)

115 7.2.3 Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dilakukan oleh petugas atau pihak yang
berkompeten dan berwenang dar dalam dan/atau
luar perusahaan.
7.3 Peralatan Pemeriksaan/Inspeksi, Pengukuran dan
Pengujian
116 7.3.1 Terdapat prosedur yang terdokumentasi mengenai 1. Permenaker No. PER-13/MEN/1984 tentang Pengawasan
identifikasi, kalibrasi, pemeliharaan dan Ketenagakerjaan Terpadu
penyimpanan untuk alat pemeriksaan, ukur dan uji
117 7.3.2 mengenai K3 dan dikalibrasi oleh petugas atau
Alat dipelihara 1. Permenaker No. 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan
pihak yang kompeten dan berwenang dari dalam dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukkan Ahli Keselamatan
dan/atau luar perusahaan Kerja
7.4 Pemantauan Kesehatan

118 7.4.1 Dilakukan pemantauan kesehatan tenaga kerja 1. UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
yang bekerja pada tempat kerja yang mangandung 2. Permenaker No. 44 tahun 2015 tentang BPJS Ketenagakerjaan
bahaya tinggi sesuai dengan dengan peraturan 3. Permenaker No. PER.01/MEN/1976 tentang Wajib Latihan Hiperkes
perundang-undangan, Bagi Dokter Perusahaan
4. Permenaker No. PER.02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
5. Permenaker No. PER.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja
6. Kepmenaker No. KEP-333/MEN/1989 tentang Diagnosa dan
Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
119 7.4.2 Pengusaha atau pengurus telah melaksanakan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
identifikasi keadaan dimana pemeriksaan 2. Permenaker No. PER.03/MEN/1984 tentang Pengawasan
kesehatan tenaga kerja perlu dilakukan dan telah Ketenagakerjaan Terpadu
melaksanakan sistem untuk membantu 3. S.E. Menaker No. SE-01/MEN/1997 tentang NAB Faktor Kimia dan
pemeriksaan ini Udara Lingkungan Kerja
4. Permenakertrans No. PER-13/MEN/X/2011 tentang NAB Faktor
Fisika dan Kimia di Tempat Kerja
5. Kepmenakertrans No. KEP-187/MEN/1999 tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
6. Pedoman Keselamatan Kerja Bidang Kimia Pengelolaan B3 (Policy
dan Strategy)
120 7.4.3 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan 1. UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
oleh dokter pemeriksa yang ditunjuk sesuai 2. Permenaker No. 44 tahun 2015 tentang BPJS Ketenagakerjaan
peraturan perundang-undangan yang berlaku 3. Permenaker No. 02 tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
4. Permenaker No. PER.01/MEN/1976 tentang Wajib Latihan Hiperkes
Bagi Dokter Perusahaan
5. Permenaker No. PER.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja
6. Kepmenaker No. KEP-333/MEN/1989 tentang Diagnosa dan
Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
7. Permenaker No. 43/MEN/1998 tentang Pengangkatan,
Pemberhentian, dan Tata Kerja Dokter Penasehat
8. Kepmenaker No. KEP-79/MEN/2003 tentang Pedoman Diagnosis dan
Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja

121 7.4.4 Perusahaan menyediakan pelayanan kesehatan 1. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
kerja sesuai dengan peraturan perundang- 2. UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
undangan 3. Permenaker No. 44 tahun 2015 tentang BPJS Ketenagakerjaan
4. Permenaker No. 5 tahun 1993 tentang Juknis Pelayanan Jamsostek
5. Permenaker No. 3 tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
6. Permenaker No. 2 tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja dalam Penyelegaraan Keselamatan Kerja
7. Keppres No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena
Hubungan Kerja
122 7.4.5 Catatan menganai pemantauan kesehatan tenaga 1. Permenaker No. 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan kesehatan Kerja
kerja dibuat sesuai dengan peraturan perundang- 2. Permenaker No. 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
undangan Kerja dalam Penyelenggaraan Kesehatan Kerja
3. Permenaker No. 01 Tahun 1981 Kewajiban Melaporkan Addanya
Penyakit Akibat Kerja di Perusahaan

8 PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN


8.1 Pelaporan Bahaya

123 8.1.1 Terdapat prosedur pelaporan bahaya yang 1. Permenaker No. 3 tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
berhubungan dengan K3 dan prosedur ini diketahui Pemeriksaan Kecelakaan
oleh tenaga kerja 2. Keputusan Dirjen PHIP Depnaker 84 Tahun 1998 tentang Cara
Pengisian Formilir dan Analisis Kecelakaan
3. Permenaker No. 01 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melaporkan
Adanya Penyakit Akibat Kerja di Perusahaan
4. Permenaker No. 3 Tahun 1984 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan
Terpadu
8.2 Pelaporan Kecelakaan

124 8.2.1 Terdapat prosedur terdokumentasi yang menjamin 1. Permenaker No. 3 tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
bahwa semua kecelakaan kerja, penyakit akibat Pemeriksaan Kecelakaan
kerja, kebakaran atau peledakan serta kejadian 2. Keputusan Dirjen PHIP Depnaker 84 Tahun 1998 tentang Cara
berbahaya lainnya di tempat kerja dicatat dan Pengisian Formilir dan Analisis Kecelakaan
dilaporkan sesuai dengan peraturan perundang- 3. Permenaker No. 01 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melaporkan
undangan Adanya Penyakit Akibat Kerja di Perusahaan
4. Permenaker No. 3 Tahun 1984 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan
Terpadu
8.3 Pemeriksaan dan Pengkajian Kecelakaan

125 8.3.1 Tempat kerja/perusahaan mempunyai prosedur 1. Permenaker No. 3 tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan kerja dan Pemeriksaan Kecelakaan
penyakit akibat kerja 2. Keputusan Dirjen PHIP Depnaker 84 Tahun 1998 tentang Cara
Pengisian Formilir dan Analisis Kecelakaan
3. Permenaker No. 01 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melaporkan
Adanya Penyakit Akibat Kerja di Perusahaan
4. Permenaker No. 3 Tahun 1984 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan
Terpadu
126 8.3.2 Pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan kerja 1. Permenaker No. 3 tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
dilakukan oleh petugas atau ahli K3 yang telah Pemeriksaan Kecelakaan
ditunjuk sesuai peraturan perundang-undangan 2. Keputusan Dirjen PHIP Depnaker 84 Tahun 1998 tentang Cara
atau pihak lain yang berkompeten dan berwenang Pengisian Formilir dan Analisis Kecelakaan
3. Permenaker No. 01 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melaporkan
Adanya Penyakit Akibat Kerja di Perusahaan
4. Permenaker No. 3 Tahun 1984 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan
Terpadu

127 8.3.3 Laporan pemeriksaan dan pengkajian berisi 1. Permenaker No. 3 tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
tentang sebab dan akibat serta rkomendasi/saran Pemeriksaan Kecelakaan
dan jadwal waktu pelaksanaan usaha perbaikan 2. Keputusan Dirjen PHIP Depnaker 84 Tahun 1998 tentang Cara
Pengisian Formilir dan Analisis Kecelakaan
3. Permenaker No. 01 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melaporkan
Adanya Penyakit Akibat Kerja di Perusahaan
4. Permenaker No. 3 Tahun 1984 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan
Terpadu
128 8.3.4 Penanggung jawab untuk melaksanakan tindakan 1. Permenaker No. 3 tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
perbaikan atas laporan pemeriksaan dan Pemeriksaan Kecelakaan
pengkajian telah ditetapkan 2. Keputusan Dirjen PHIP Depnaker 84 Tahun 1998 tentang Cara
Pengisian Formilir dan Analisis Kecelakaan
3. Permenaker No. 01 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melaporkan
Adanya Penyakit Akibat Kerja di Perusahaan
4. Permenaker No. 3 Tahun 1984 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan
Terpadu

129 8.3.5 Tindakan perbaikan diinformasikan kepada tenaga 1. Permenaker No. 3 tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
kerja yang bekerja di tempat terjadinya kecelakaan Pemeriksaan Kecelakaan
2. Keputusan Dirjen PHIP Depnaker 84 Tahun 1998 tentang Cara
Pengisian Formilir dan Analisis Kecelakaan
3. Permenaker No. 01 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melaporkan
Adanya Penyakit Akibat Kerja di Perusahaan
4. Permenaker No. 3 Tahun 1984 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan
Terpadu
130 8.3.6 Pelaksanaan tindakan perbaikan dipantau, 1. Permenaker No. 3 tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
didokumentasikan dan atau diinformasikan ke Pemeriksaan Kecelakaan
seluruh tenaga kerja 2. Keputusan Dirjen PHIP Depnaker 84 Tahun 1998 tentang Cara
Pengisian Formilir dan Analisis Kecelakaan
3. Permenaker No. 01 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melaporkan
Adanya Penyakit Akibat Kerja di Perusahaan
4. Permenaker No. 3 Tahun 1984 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan
Terpadu
8.4 Penanganan Masalah
131 8.4.1 Terdapat prosedur untuk menangani masalah K3 1. Permenaker No. 3 Tahun 1984 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan
yan timbul dan sesuai dengan peraturan Terpadu
perundang-undangan yang berlaku
9 PENGELOLAAN MATERIAL DAN
PERPINDAHANNYA
9.1 Penanganan Secara Manual dan Mekanis

132 9.1.1 Terdapat prosedur untuk identifikasi potensi 1. Permenaker No. 4 Tahun 1987 tentang P2K3 dan Ahli K3
bahaya dan menilai risiko yang berhubungan 2. Pedoman Keselamatan Kerja Bidang Kimia Pengolahan B3 (Policy
dengan penanganan secara manual dan mekanis dan Strategy)
3. Pedoman Keselamatan Kerja Bidan Kimia (bahan Kimia Berbahaya)

133 9.1.2 Identifikasi dan penilaian risiko dilaksanakan oleh 1. Permenaker No. 4 Tahun 1987 tentang P2K3 dan Ahli K3
petugas yang berkompeten dan berwenang 2. Pedoman Keselamatan Kerja Bidang Kimia Pengolahan B3 (Policy
dan Strategy)
3. Pedoman Keselamatan Kerja Bidan Kimia (bahan Kimia Berbahaya)

134 9.1.3 Pengusaha atau pengurus menerapkan dan 1. UU o. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
meninjau ulang cara pengendalian risiko yang 2. Permenaker No. 4 Tahun 1987 tentang P2K3 dan Ahli K3
berhubungan dengan penanganan secara manual
dan mekanis
135 9.1.4 Terdapat prosedur untuk penanganan bahan 1. Kepmenaker No. 187 Tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
meliputi metode pencegahan terhadap kerusakan, Berbahaya di Tempat Kerja
tumpahan dan/atau kebocoran 2. Pedoman Keselamatan Kerja Bidang Kimia Pengolahan B3 (Policy
dan Strategy)
9.2 Sistem Pengangkuran, Penyimpanan dan
Pembuangan
136 9.2.1 Terdapat prosedur yang menjamin bahwa bahan 1. Peraturan pemerintah No. 74 tahun 2001 tentang Pengolahan bahan
disimpanan dan dipindahankan dengan cara yang berbahaya dan beracun.
aman sesuai dengan peraturan perundang- 2. Keputusan Mentri Ketenagakerjaan No.187 tahun 1999 tentang
undangan yang berlaku Pengendalian Bahan Kimia berbahaya di Tempat Kerja.

137 9.2.2 Terdapat prosedur yang menjelaskan persyaratan 1. UU No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pengendalian bahan yang dapat rusak atau
kadaluarsa
138 9.2.3 Terdapat prosedur yang menjamin bahwa bahan 1. Kepmenaker No.187 tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
dibuang dengan cara yang aman sesuai dengan berbahaya di tempat kerja.
peraturan perundang-undangan 2. Pedoman Keselamatan Kerja Bidang Kimia Pengolahan Bahan
Berbahaya dan Beracun tentang Policy dan Strategy.
3. Keputusan Mentri Tenaga Kerja No. 612 Tahun 1989 tentang
Pengendalian Data Bahan Berbahaya dan Beracun terhadap K3.

9.3 Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya (BKB)

139 9.3.1 Perusahaan telah mendokumentasikan dan 1. Kepmenaker No.187 tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
menerapkan prosedur mengenai penyimpanan, berbahaya di tempat kerja.
penanganan dan pemindahan BKB sesuai dengan 2. Pedoman Keselamatan Kerja Bidang Kimia Pengolahan Bahan
persyaratan peraturan perundang-undangan, Berbahaya dan Beracun tentang Policy dan Strategy.
standar dan pedoman teknis yang relevan 3. Keputusan Mentri Tenaga Kerja No. 612 Tahun 1989 tentang
Pengendalian Data Bahan Berbahaya dan Beracun terhadap K3.
4.
140 9.3.2 Terdapat Lembar Data Keselamatan BKB (material 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
safety data sheets) meliputi keterangan menganai 2. PP 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
keselamatan bahan sebagaimana diatur pada 3. Kepmenaker RI No. 187 tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan
peraturan perundang-undangan dan dengan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
mudah dapat diperoleh 4. PP No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun
5. Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 20 tahun 2013 tentang Sistem
Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label Pada Bahan Kimia
6. Permenlh No. 3 tahun 2008 tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan
Label Bahan Berbahaya dan Beracun
141 9.3.3 Terdapat sistim untuk mengidentifikasi dan 1. Kepmenaker No. kep-612/MEN/1989 tentang Penyediaan Data B3
pemberian label pada bahan kimia berbahaya Terhadap K3
2. Kepmenaker No. Kep-187/MEN/1999 tentang Pengendlian Bahan
Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
3. Pedoman Keselamatan Kerja Bidang Kimia- Pengelolaan B3 (Policy
& Strategy)
4. Pedoman Keselamatan Kerja Bidang Kimia- (Bahan Kimia
Berbahaya)
142 9.3.4 Rambu peringatan bahaya terpampang sesuai 1. UU No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja
dengan persyaratan peraturan perundang- 2. Kepmenaker No. Kep-187/MEN/1999 tentang Pengendlian Bahan
undangan dan/atau standard yang relevan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
3. Kepmenaker No. kep-612/MEN/1989 tentang Penyediaan Data B3
Terhadap K3
4. Pedoman Keselamatan Kerja Bidang Kimia- Pengelolaan B3 (Policy
& Strategy)
5. Pedoman Keselamatan Kerja Bidang Kimia- (Bahan Kimia
Berbahaya)
143 9.3.5 Penanganan BKB dilakukan oleh petugas yang 1. Kepmenaker No. 187 tahun1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
kompeten dan berwenang Berbahaya di Tempat Kerja
2. PP RI No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun
3. Pedoman Keselamatan Kerja Bidang Kimia Pengelolaan B3 tentang
Policy dan Strategy
10 PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN DATA

10.1 Catatan K3

144 10.1.1 Pengusaha atau pengurus telah 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
mendokumentasikan dan menerapkan prosedur 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
pelaksanaan identifikasi, pengumpulan,
pengarsipan, pemeliharaan, penyimpanan dan
penggantian catatan K3

145 10.1.2 Peraturan perundang-undangan, standar dan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pedoman teknis yang relevan dipelihara pada 2. Permenaker No. 5 tahun 1978 tentang Peakaian Lift Listrik
tempat yang mudah didapat 3. Permenaker No. 37 tahun 2016 tentang K3 Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun
4. Permenaker No. 4 tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut
146 10.1.3 Terdapat prosedur yang menentukan persyaratan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
untuk menjaga kerahasiaan catatan 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3

147 10.1.4 Catatan kompensasi kecelakaan kerja dan catatan 1. 1970 tentang Keselamatan Kerja
rahabilitasi kesehatan tenaga kerja dipelihara 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3

10.2 Data dan Laporan K3

148 10.2.1 Data K3 yang terbaru dikumpulkan dan dianalisa 1. 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3

149 10.2.2 Laporan rutin kinerja K3 dibuat dan disebarluaskan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
di dalam tempat kerja

11 PEMERIKSAAN SMK3

11.1 Audit Internal SMK3

150 11.1.1 Audit internal SMK3 yang terjadwal diaksanakan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
untuk memeriksa kesesuaian kegiatan 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
perencanaan dan untuk menentukan efektifitas
kegiatan tsb
151 11.1.2 Audit internal SMK3 dilakukan oleh petugas yang 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
independen, kompeten dan berwenang 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3

152 11.1.3 Laporan audit didistribusi kan kepada pengusaha 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
atau penurus dan petugas lain yan 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
g
berkepentingan dan dipantau untuk menjamin
dilakukan tindakan perbaikan
12 PENGEMBANGAN KETRAMPILAN DAN
KEMAMPUAN

12.1 Strategi Pelatihan

153 12.1.1 Analisa kebutuhan pelatihan K3 sesuai persyaratan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
peraturan perundang-undangan telah dilakukan

154 12.1.2 Rencana pelatihan K3 bagi semua tingkatan telah 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
disusun 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
3. PP No. 2 tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukkan Kewajiban dan
Wewenang Ahli K3
155 12.1.3 Jenis pelatihan K3 yang harus dilakukan harus 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
disesuaikan dengan kebutuhan untuk pengendalian
potensi bahaya

156 12.1.4 Pelatihan dilakukan oleh orang atau badan yang 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
berkompeten dan berwenang seusi peraturan 2. PP No. 2 tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukkan Kewajiban dan
perundang-undangan Wewenang Ahli K3
3. Peraturan Menteri No. 4 tahun 1987 tentang Syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR
157 12.1.5 Terdapat fasilitas dan sumber daya memadai untuk 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pelaksanaan pelatihan yang efektif 2. PP No. 2 tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukkan Kewajiban dan
Wewenang Ahli K3

158 12.1.6 Pengusaha atau pengurus mendokumentsikan dan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
menyimpan catatan seluruh pelatihan 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3

159 12.1.7 Program pelatihan ditinjau secara teratur untuk 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
menjamin agar tetap relevan dan efektif 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3

12.2 Pelatihan Bagi Manajemen dan Penyelia

160 12.2.1 Anggota manajemen eksekutif dan pengurus 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
berperan serta dalam pelatihan yang mencakup 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
penjelasan tentang kewajiban hukum dan prinsip-
prinsip serta pelaksanaan K3
161 12.2.2 Manajer dan penyelia menerima pelatihan yang 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
sesuai dengan peran dan tanggung jawab mereka 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3

12.3 Pelatihan Bagi Tenaga Kerja

162 12.3.1 Pelatihan diberikan kepada semua tenaga kerja 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
termasuk tenaga kerja baru dan yang dipindahkan 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara 3. Peraturan Menteri No. 4 tahun 1987 tentang Syarat Pemasangan dan
aman Pemeliharaan APAR
163 12.3.2 Pelatihan dibrikan kepada tenaga kerja apabila di 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
tempat kerjanya terjadi perubahan serana 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
dprduksi atau proses

164 12.3.3 Pengusaha ata pengurus memberikan pelatihan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
penyegaran kepada semua tenaga kerja 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3

12.4 Pelatihan Pengenalan dan Pelatihan Untuk


Pengunjung dan Kontraktor

165 12.4.1 Terdapat prosedur yang menetapkan persyaratan 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
untuk memberikan taklimat (briefing) kepada 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
pengunjung dan mitra kerja guna menjamin K3

12.5 Pelatihan Keahlian Khusus

166 12.5.1 Perusahaan memunyai sistem untuk manjamin 1. UU No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja
kepatuhan terhadap persyaratan lisensi atau 2. PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
kualifikasi sesuai dengan peraturan perundang- 3. PP No. 7/1973 tetang Pestisida
undangan untuk melaksanakn tugas khusus, 4. PP No. 11/1979 tentang Keselamatan Kerja Pemurnian &
melaksanakan pekerjaan atau megoperasikan Pengolahan Minyak & Gas Bumi
peralatan 5. Permenaker No. Per. 04/MEN/1985 tentang Pesawat Tenaga dan
Produksi
6. Permenaker No. Per. 05/MEN/1978 tentang Pemakaian Lift Listrik
7. Permenaker No. 37 tahun 2016 tentang K3 Bejana Tekan dan
Tangki Timbun
8. Permenaker No Per. 04/MEN/1985 tentang Pesawat Angat dan
Angkut
9. Permenaker No. Per. 04/MEN/1980 TENTANG Syarat
Pemsangan dan Pemeliharaan APAR

Das könnte Ihnen auch gefallen