Sie sind auf Seite 1von 22

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SENSORY MARKETING PADA MASKAPAI PENERBANGAN

(Survei pada Wisatawan Mancanegara yang Pernah Menggunakan The Worlds 4 Star Airlines di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SENSORY MARKETING


PADA MASKAPAI PENERBANGAN
(Survei pada Wisatawan Mancanegara yang Pernah Menggunakan The Worlds 4 Star Airlines
di Bandara Internasional Soekarno-Hatta)

Mochamad Eri Nugraha


HP. Diyah Setiyorini
Manajemen Pemasaran Pariwisata FPIPS UPI

Abstract

Tourism is an integral part of human life. The sector is growing as it has become a necessity for
leisure travelers along with the development of the sociocultures undergoing changes. One of the
tourism industries that always increases its growth is the airline industry. As stated in the background
above, the author conducted a research on The World's 4 Star Airlines in Asia-Pacific and Southeast
Asia. In the study, the author took the title: The Analysis of Sensory Factors in Airline Marketing. The
purpose of the study was to obtain results of the confirmatory analysis of the most dominant sensory
dimension of marketing The World's 4 Star Airlines at Soekarno-Hatta International Airport. This
research was descriptive and verificative, and the method of the research was a descriptive survey and
explanatory survey. The samples taken in this study were as many as 100 people from the population
of 1.195.596 foreign tourist passengers. The technique of sampling done by the author was a
systematic sampling. Data processing was done by using the statistical test through SPSS 20.0 for
Windows and AMOS 5. The results showed that the sensory dimension of marketing that was the most
dominant was the dimension of sight which was equal to 21:36%. Whereas the most dominant sensory
marketing indicator was equal to 10:07%.

Keywords: sensory marketing, confirmatory factor analysis

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata merupakan bagian yang tidak sebagai top 5 export di negara UN-WTO, 38%
terpisahkan dari kehidupan manusia. Menurut sebagai sumber utama devisa di Asia
dewan perjalanan dan pariwisata dunia World Tenggara.
Travel and Tourism Council (WTTC), saat ini Industri penerbangan di Indonesia telah
pariwisata termasuk ke dalam kelompok mengalami pertumbuhan secara positif seperti
industri terbesar dunia (the world's largest yang terjadi di beberapa negara di seluruh
industry). Devisa suatu negara dihasilkan dari dunia, sehingga hal ini menyebabkan industri
kedatangan wisatawan mancanegara ke negara penerbangan masuk ke dalam lima industri
tujuan, fakta menyebutkan bahwa kegiatan terbesar dengan market size yang cukup
pariwisata dengan menggunakan transportasi berperan terhadap pendapatan dari sektor
telah menghasilkan pendapatan yang mencapai industri di Indonesia. Dapat dilihat Tabel 1.2
US$ 1 Triliun, dan US$ 3 Juta per hari pada market size industri penerbangan pada tahun
tahun 2009 (UN-WTO Highlight 2010). Hal 2010 di bawah ini.
ini sesuai dengan pendapatan pariwisata

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-525
Mochamad Eri Nugraha, HP. Diyah Setiyorini.

TABEL 1.2
PERKIRAAN PERTUMBUHAN MARKET SIZE BEBERAPA
SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2010
2007 2008 2009 2010
NO SEKTOR
Nominal % Nominal % Nominal % Nominal %
1 Penerbangan(PDB, Rp miliar) 3,1
16.592,0 20.937,6 6,2 24.604,0 7,5 27.598,8 8,3
2 Biro Perjalaan (PDB, Rp miliar) 5,1
26.148,1 32.335,9 3,7 37.272,2 5,3 34.567,2 5,5
3 Hotel (PDB, Rp miliar) 8,4
17.431,7 21.602,4 3,9 24.952,7 5,5 29.543,0 6,1
Restoran dan fastfood (PDB, Rp
4 105.600,2 14,3 137.363,1 0,1 166.544,0 1,2 167.897,5 1,4
miliar)
Sumber: Danareksa Research Institute SWA NO. 27/XXIV/18 Desember 2009.

Tabel 1.2 menyebutkan industri terbaik terhadap pelanggan, hal ini


penerbangan diperkirakan mengalami dikarenakan ke enam maskapai tersebut di atas
kenaikan pertumbuhannya yaitu dari 7,5% sangat menyadari bahwa kepuasan pelanggan
pada tahun 2009, menjadi 8,3% pada tahun merupakan kunci kesuksesan bagi perusahaan.
2010 (meningkat 0.8%). Berikut Gambar 1.3 di bawah ini customer
Hal ini dapat berpengaruh terhadap satisfaction index yang diperoleh The Worlds
jumlah penumpang wisatawan mancanegara 4 Star pada tahun 2011.
yang datang ke Indonesia melalui Bandara
Soekarno-Hatta yang dapat di lihat pada
Gambar 1.2 di bawah ini.

Wisman ke BISH
3,815,954
3,583,052
3,287,459
Wisman ke BISH

2009 2010 2011


Sumber: www.airlinequality.com (Diakses
Sumber: PT (Persero) Angkasa Pura I dan dari internet pada tanggal 30 April
II, 2012. 2011).
GAMBAR 1.2
JUMLAH KEDATANGAN PENUMPANG GAMBAR 1.3
WISATAWAN MANCANEGARA DI CUSTOMER SATISFACTION INDEX THE
BANDARA SOEKARNO-HATTA WORLDS
DARI TAHUN 2009-2011 4 STAR AIRLINES TAHUN 2011

Gambar 1.2 menyebutkan jumlah Berdasarkan Gambar 1.3 di atas The


penumpang wisatawan mancanegara yang Worlds 4 Star Airlines telah mendapatkan
datang ke Indonesia melalui Bandara persentase dalam kategori memuaskan karena
Soekarno-Hatta sebanyak 3.815.954 di tahun telah melebihi passing grade di atas 60%
2011, meningkat sebanyak 232.902 wisatawan menurut ukuran internasional.
mancanegara atau naik sebesar 3.14% (www.airlinequality.com) diakses dari internet
dibandingkan dengan jumlah kedatangan pada tanggal 20 Maret 2011.
penumpang wisatawan mancanegara di tahun Mustafa, Pei, Peng, & Hamid (2005:1)
2010. mengatakan bahwa Competition on the air
The Worlds 4 Star Airlines memiliki travel industry is very fierce, untuk itu
misi-misi yang di dalamnya terdapat strategi persaingan di industri penerbangan dalam
untuk dapat memberikan pelayanan yang memberikan atraksi yang sensasional kepada

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-526
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SENSORY MARKETING PADA MASKAPAI PENERBANGAN
(Survei pada Wisatawan Mancanegara yang Pernah Menggunakan The Worlds 4 Star Airlines di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta)

pelanggan tidaklah mudah, karena setiap Japan Airlines mengalami kebangkrutan


maskapai harus bersaing baik dalam satu pada tahun 2010, faktor penyebab utama
aliansi maupun berbeda aliansi, sehingga kebangkrutan Japan Airlines adalah financial
apabila passing grade kepuasan pelanggan crisis yang menyebabkan Japan Airlines
yang dimiliki The Worlds 4 Star Airlines memiliki hutang hampir 500 Milyar Yen
turun di bawah angka 60%, status maskapai 4 (sumber: www.suaramedia.com/diakses pada
Star Airlines tersebut akan turun menjadi 3 30 Juni 2011). Kebangkrutan tersebut
Star Airlines. Dengan demikian akan membuat Japan Airlines tetap ingin
berdampak pada kurangnya kepercayaan mempertahankan eksistensinya di industri
penumpang, pendapatan yang diperoleh penerbangan dengan restrukturisasi besar-
maskapai, dan image dari maskapai tersebut. besaran yang salah satunya mengurangi
Oliver dalam Valerie A. Zeithaml pesawat berbadan besar dan menggantinya
(2009:104) berpendapat bahwa Satisfaction is dengan pesawat terbaru dengan fasilitas dan
the customers fulfillment response artinya, konsep pelayanan yang lebih ditingkatkan
kepuasan adalah memenuhi segala kebutuhan dengan tujuan agar pelanggan tetap
pelanggan. Shaw (2007:15) mengatakan menggunakan Japan Airlines. Pesawat yang
bahwa: baru dengan fasilitas dan amenitas baru, serta
It is hoped that enough has now been said to pelayanan yang lebih ditingkatkan diharapkan
show that correctly identifying and targeting Japan Airlines mendapatkan profit setelah
Customers rather than mere Consumers mengalami kebangkrutan pada tahun 2010
is a cornerstone of successful marketing in the (sumber: Websites Japan Airlines 2011).
airline industry. China Airlines memperkenalkan Five
Thai Airways mencoba menjawab Movements yaitu kekuatan perusahaan
pernyataan tersebut diatas dengan beberapa dengan fokus terhadap lima aspek yang paling
strategi-strategi seperti promotional program, penting termasuk safety, marketing, public
meningkatkan service quality dengan relations, environmental protection, and
menambah armada baru dengan seat dan service. Kelima aspek tersebut pelanggan akan
inflight entertainment untuk tujuan dapat merasakan dan mengerti produk dan metode
memberikan kenyamanan yang lebih terhadap yang diberikan perusahaan, sehingga akan
pelanggan secara jangka panjang dan dapat meningkatkan pelayanan karyawan yang
bersaing dalam kompetisi di airline industry. implikasinya akan dapat memberikan
Thai Airways tidak melupakan untuk kepuasan kepada pelanggan.(sumber: annual
memperhatikan nilai pelanggan, dan sebagai report China Airlines 2011).
ujung tombaknya adalah employee (karyawan) Eva Air berdedikasi dalam safety dan
yang melayani pelanggan sampai dengan level service quality, dengan filosofi perusahaan
tertinggi untuk memastikan bahwa kepuasan memberikan keamanan secara nyata,
didapatkan setiap pelanggan dengan customer kenyamanan dan bersahabat, serta, pelayanan
oriented culture.(sumber: annual report Thai yang comprehensive. Eva Air secara konsisten
Airways 2011). mempertahankan rekor catatan keselamatan
Garuda Indonesia memiliki strategi dengan menghadirkan pesawat-pesawat yang
dengan marketing communication dan berumur muda demi penghematan menghemat
perluasan jalur distribusi, dengan tujuan bahan bakar yang harganya terus naik,
meningkatkan brand awareness dan persepsi sehingga pendapatan perusahaan dapat
masyarakat internasional terhadap Garuda maksimal demi melayani kenyamanan
Indonesia. Garuda Indonesia menyediakan pelanggan. Kabin diterapkan suguhan state-of-
armada terbaru dengan meningkatkan fasilitas the-art cabin, selain itu amenitas dan fasilitas
inflight entertainment, penggunaan ornamen kabin diperbaharui agar pelanggan merasa
khas Indonesia, wewangian khas Indonesia, nyaman dan puas.(sumber: annual report Eva
musik khas Indonesia, dan cita rasa khas Air 2011).
Indonesia, serta kualitas pelayanan dengan Korean Air memiliki beberapa strategi
konsep keramahtamahan khas Indonesia yang tertuang di dalam character ethics yang
dengan tujuan mempromosikan Indonesia salah satu isinya adalah We regard customer
kepada dunia.(sumber: annual report Garuda satisfaction and safety as our highest priority.
Indonesia 2011). Character Ethics tersebut merupakan

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-527
Mochamad Eri Nugraha, HP. Diyah Setiyorini.

komitmen Korean Air dalam kepuasan melakukan strategi melalui faktor-faktor


pelanggan dan keamanan, selain itu armada sensory marketing. Solomon (2011:83)
pesawat terus diperbaharui demi kenyamanan, menyebutkan bahwa terdapat lima dimensi
fasilitas terbaru yang menuguhkan berbagai dalam sensory marketing yaitu sight, sounds,
fasilitas yang menunjang segala kebutuhan smells, taste, dan textures/touch.
pelanggan .(sumber: annual report Korean Air Masing-masing maskapai penerbangan
2011). memiliki kelemahan dan keunggulan dalam
Disimpulkan bahwa The Worlds 4 Star dimensi strategi sensory marketing. Garuda
Airlines dalam upaya-nya mempertahankan Indonesia unggul di semua dimensi dengan
pelanggan melalui program-program seperti rata-rata mendapatkan rating 4 stars. Japan
safety flight, ,promotional program, reduce Airlines memiliki kelemahan dalam dimensi
future personel expenses, proactive fuel sight, sounds, dan taste yang mendapatkan
management, cabin improvement, rating 3 star akan tetapi unggul dalam dimensi
improvement company culture, pricing smells & textures dengan rating 4 stars. China
strategy, strong alliance member, customer Airlines memiliki kelemahan dalam dimensi
oriented cultur, dan powerfull service quality sounds yang mendapatkan rating 3 stars, akan
sehingga penumpang dapat merasakan tetapi dimensi sight, smells, taste, dan textures
pengalaman yang disuguhkan seperti mendapatkan rating 4 stars dalam inflight.
menikmati aesthetic, kemenarikan, kecantikan, Thai Airways memiliki rating 4 stars di semua
dan sensory stimulation The Worlds 4 Star dimensi, namun dalam dimensi textures Thai
Airlines sesuai dengan yang dikemukakan oleh Airways mendapatkan rating 5 stars inflight
Schmitt (1999:127 ) yang artinya memiliki nilai sekelas 5 Star
Menyikapi kondisi ekonomi global Airlines. Korean Air memiliki keunggulan
tentang kenaikan bahan bakar pesawat, maka dalam dimensi sight, dan textures untuk
dari itu The Worlds 4 Star Airlines inflight. Eva Airways memiliki kelemahan di
menghadirkan pesawat terbaru mereka dengan semua dimensi untuk, sedangkan inflight Eva
perhitungan dengan menggunakan pesawat Airways unggul dalam hampir di semua
baru ditambah dengan fasilitas dan amenitas dimensi dengan rating 4 stars, kecuali dalam
baru yang dapat meningkatkan rasa aman dan dimensi sounds hanya mendapatkan rating 3
nyaman kepada pelanggan, disamping stars.(diakses dari berbagai sumber pada
memberikan pendapatan yang maksimal bagi tanggal 20 Mei 2011).
The Worlds 4 Star Airlines, dan salah satu Sensory marketing yang dilakukan The
strategi agar pelanggan merasa puas Worlds 4 Star Airlines digunakan untuk
menggunakan pesawat maka The Worlds 4 menciptakan sensasi terhadap penumpangnya
Star Airlines menggunakan strategi sensory guna memenuhi kebutuhan dan keinginan
marketing. penumpang yang diharapkan dapat
Strategi sensory marketing dalam memberikan pelayanan terbaik melalui faktor-
pelaksanaannya diperlukan hal-hal faktor yang digunakannya, sehingga akan
sensasional, seperti halnya terdapat bar di memberikan benefit secara jangka panjang.
dalam kabin pesawat dan inovatif agar dapat Berdasarkan latar belakang di atas perlu
dirasakan oleh panca indera sehingga dapat dilakukan penelitian tentang Analisis Faktor-
memberikan kepuasan pelanggan. Sependapat Faktor Sensory Marketing Pada Maskapai
dengan Aradhna Khrisna dalam Journal of Penerbangan.
Marketing Research (2008:18) yang
mengemukakan bahwa, creating sensory 1.1 Rumusan Masalah
marketing trough innovative sensory variation Berdasarkan latar belakang di atas, maka
across five senses able to attract customer dapat dirumuskan permasalahan pokok dalam
satisfaction and loyalty moreover. penelitian ini adalah:
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa 1. Bagaimana gambaran sensory
menerapkan sensory marketing dengan variasi marketing yang terdiri dari sight,
sensory yang inovatif melalui lima panca sounds, smells, taste, dan
indera akan mampu memberikan kepuasan , touch/textures The Worlds 4 Star
rasa nyaman dan loyalitas yang lebih. Oleh Airlines.
karena itu The Worlds 4 Star Airlines

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-528
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SENSORY MARKETING PADA MASKAPAI PENERBANGAN
(Survei pada Wisatawan Mancanegara yang Pernah Menggunakan The Worlds 4 Star Airlines di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta)

2. Faktor-faktor apa yang paling Smilansky (2009:13) mengatakan bahwa,


dominan dalam pembentukkan experiential marketing adalah suatu proses
sensory marketing yang terdiri dari mengidentifikasi dan memberikan kebutuhan
sight, sounds, smells, taste, dan pelanggan dan aspirasi pelanggan. Pengalaman
touch/textures the worlds 4 star merupakan emotional benefit yang ditawarkan
airlines. lembaga sesuai dengan kebutuhan konsumen
kadang-kadang kesan emosional benefit
1.2 Tujuan Penelitian. menjadi ciri khas bagi suatu lembaga, yang
Berdasarkan pada pokok permasalahan sulit ditiru lembaga lain. Sedangkan menurut
yang telah di uraikan di atas, maka penelitian Fransisca Andreani (2007:1) experiential
ini bertujuan: marketing merupakan sebuah pendekatan
1. Untuk memperoleh hasil temuan untuk memberikan informasi yang lebih dari
mengenai analisis konfirmatori yang sekedar informasi mengenai sebuah produk
paling dominan dari dimensi sensory atau jasa.
marketing pada maskapai the worlds Smilansky (2009:9) menyebutkan bahwa
4 star airlines di Bandara Soekarno- perubahan pandangan dari pesan rasional
Hatta. menjadi pesan emosional atau kombinasi dari
2. Untuk memperoleh hasil temuan keduanya. Kemudian Solomon (2011:83)
mengenai analisis konfirmatori yang menyebutkan bahwa sensasi adalah cepatnya
paling dominan dari indikator sensory penerimaan (receptors) oleh panca indera yang
marketing the worlds 4 star airlines dimiliki (seperti mata, telinga, hidung, mulut,
di Bandara Soekarno-Hatta. dan jari) untuk memberikan rangsangan
terhadap cahaya, warna, suara, wewangian,
1.3 Kegunaan Penelitian. dan bentuk.
1. Kegunaan Teoritis Sensory marketing di berbagai penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan agar setiap perusahaan lebih sukses
memberikan tambahan pengetahuan dan dan pengalaman sensory dapat lebih dirasakan
memperluas khasanah mengenai ilmu-ilmu pelanggan. Studi mengenai sensory marketing
marketing khususnya sensory marketing yang pada saat ini telah mengalami perkembangan
terdiri dari sight, smells, sounds, taste, dan dengan begitu pesat. Peralihan dari traditional
touch/textures. marketing yang terlalu mengacu kepada hal
2. Kegunaan Praktis yang rasional, dengan sensory marketing ide
Hasil penelitian ini dapat memberikan pemasaran traditional marketing telah beralih
masukan kepada pihak maskapai the worlds 4 ke arah emotional marketing. Kotler dalam
star airlines dalam hal ilmu marketing Halmstald (2009:9) menyebutkan bahwa
khususnya sensory marketing agar dapat kreasi dari pembangunan lingkungan dapat
memberikan produk atau jasa atraktif dan menyebabkan faktor emosional secara spesifik
sensasional dalam memberikan pelayanan dan memberikan efek terhadap seseorang,
kepada penumpang. seperti waktu luang dan kemenarikan tempat
akan menambah kemungkinan dalam
melakukan pembelian.
II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN Laurie Babin dalam Journal of
HIPOTESIS Advertising (2010:5) menyebutkan The
2.1 Kerangka Pemikiran potential of imagery is both potent and
Industri penerbangan telah menjadi provocative, especially when one takes into
industri yang bersifat global dan berkembang account that the forms of mental impressions
sekian lama sehingga telah mengalami include all five senses. Aradhna Khrisna
persaingan yang sangat kompetitif. Keadaan (2009:5) mengatakan bahwa aspek dari produk
yang seperti ini, maka para pemasar industri harus meliputi touch, taste, smells, sounds, dan
penerbangan dituntut untuk kreatif, inovatif, produk yang terlihat, mempengaruhi emosi,
dan sensasional dalam melakukan aktivitas persepsi, pilihan, dan konsumsi dari produk.
pemasaran. Hulten, Broweus, dan Van Dijk (2009:2)
menyebutkan bahwa sensory marketing
berkembang secara cepat dalam lingkungan

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-529
Mochamad Eri Nugraha, HP. Diyah Setiyorini.

pemasaran, melalui lima panca indera (seperti merupakan pendukung dari dimensi sight.
penglihatan, suara, wewangian, rasa, dan Solomon menyebutkan bahwa dimensi sensory
sentuhan). marketing terdiri dari sight, sounds, smells,
Berbagai penelitian mengenai taste, dan textures/touch. Strategi sensory
dimensi sensory marketing telah marketing menurut pendapat Solomon adalah
strategi yang paling ideal untuk dilakukan
dilakukan oleh para ahli dari berbagai dalam trend strategi oleh banyak perusahaan
latar belakang yang berbeda pula. pada saat ini. Dari dimensi-dimensi menurut
Hasil penelitian tersebut menyebabkan Solomon di atas terdapat ruang lingkup dari
pendapat yang bervariasi dalam masing-masing dimensi seperti dimensi Sight
dimensi yang dapat mempengaruhi yang memiliki ruang lingkup seperti: Color
(warna), Size (model), Styling (model); Sounds
perilaku konsumen terhadap suatu dengan ruang lingkup: Voice (suara), Music
produk atau jasa Kahn (2007:3) dalam (musik); Smells dengan ruang lingkup: Scent
penelitiannya menyebutkan bahwa (wangi-wangian parfum), Fragrance (wangi-
terdapat 5 panca indera manusia yang wangian lembut), Odors (wangi-wangian yang
dapat terhubung dengan sebuah produk nyaman); Taste dengan ruang lingkup: Flavor
(rasa makanan); Textures/Touch dengan ruang
(brand) yaitu sight, sounds, smells, lingkup: Skin (kulit), Feel (perasaan).
taste, dan touch. Kahn berpendapat Berdasarkan ruang lingkup di atas, maka
bahwa dimensi sight memiliki penelitian ini menganut pendapat Solomon
pengaruh yang kuat terhadap emosi (2011:84-92) yang menyatakan bahwa sensory
pelanggan. Hulten, Broweus, dan Van marketing mencakup sight, sounds, smells,
taste, dan textures/touch. Hal ini dikarenakan
Dijk (2009:89-134) memiliki dimensi-dimensi tersebut sesuai dengan
pandangan berbeda dengan pendapat kondisi objek penelitian di lapangan sehingga
Kahn. Hulten, Broweus, dan Van dijk diharapkan dapat memberikan informasi yang
berpendapat ke-lima dimensi sensory akurat terhadap sensasi yang dirasakan
marketing dapat berpengaruh terhadap pelanggan.
pengalaman yang dapat memuaskan
pelanggan.
Halmstald (2009:10-15) yang berlatar
belakang food industry menyebutkan bahwa
sensory marketing dapat berpengaruh terhadap
tingkat penjualan. Halmstald menyebutkan 5
dimensi sensory marketing dengan visual,
sonorous, olfactory, taste, dan
tactile/gustative. Berbeda dengan pendapat
Laurie Babin (2010:17-49) yang menyebutkan
sensory marketing dapat memberikan
pengaruh kuat terhadap emosi dan ingatan
pelanggan. Laurie Babin menyebutkan
dimensi sensory marketing terdiri dari visual,
audio, scent, taste, dan touch yang merupakan
strategi perusahaan terhadap pelanggan yang
dapat memberikan efek. Dimensi scent
merupakan dimensi yang berpengaruh kuat
terhadap emosi dan ingatan pelanggan
terhadap brand.
Solomon (2011:84-92) memiliki
pendapat tersendiri bahwa sensory marketing
sangat dipengaruhi oleh dimensi sight, yang
kemudian diikuti oleh dimensi lainnya yang

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-530
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SENSORY MARKETING PADA MASKAPAI PENERBANGAN
(Survei pada Wisatawan Mancanegara yang Pernah Menggunakan The Worlds 4 Star Airlines di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta)

color

size Sight
styling

voice
Sounds
music

scent
Sensory
Smells
Marketing
fragrance

odors
Taste
food

beverages
Touch/Textures
skin

feel

GAMBAR 2.4
PARADIGMA PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SENSORY MARKETING
PADA MASKAPAI PENERBANGAN

2.2 Hipotesis marketing communication, which aims to


Ulber Silalahi (2009:160) mengutarakan create awareness and influence consumer
bahwa Hipotesis merupakan pernyataan atau behaviour via the various sensory
jawaban tentatif atas masalah dan kemudian channels leading to the brain.
hipotesis dapat diversifikasi hanya setelah 3. Samresearch.com 2009, P. Raghubir
hipotesis diuji secara empiris. Jadi, Hipotesis Sensory marketing is an effective tool in
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis gaining sensory consumer insights for a
terhadap rumusan masalah penelitian, belum marketing strategy. It measures and
merupakan jawaban yang empirik. explains emotional consumer decision-
Peneliti menyusun hipotesis didukung making by variability of products,
oleh beberapa premis sebagai berikut: concepts, packaging, and marketing
1. Solomon (2011:654) mix.
Marketing strategies that focus on the 4. Hogskolan I Hamstald (Marketing
impact of sensations on our product Dissertation, 2008)
experiences. Sensory marketing is defined as a way
2. Dipayan Biswas, Dhruv Grewal (Journal of measuring, and explaining consumer
of marketing research 2010) emotions to maximize product
Sensory aspects of both the mind and profitability
the body can motivate consumer to 5. American Marketing Association (2008)
purchase and arouse their sense to have Sensory marketing: Marketing techniques
satisfaction. that aim to seduce the consumer by using
3. Laura Oswald (Journal of Marketing his senses to influence his feelings and
Research 2009) behaviour.
Sensory marketing is another way of 6. Lena Goldkuhl, Maria Styvn, (European
describing the form and function of all Journal of Marketing, Vol. 41, 2007)

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-531
Mochamad Eri Nugraha, HP. Diyah Setiyorini.

By adding the component of sensing the All contrasts, differences, and


scent, service providers have the disturbances are caught by the sight
opportunity to create a competitive sense.
advantage.
7. Stephan H. Haeckel, Lewis P. Karbone Berdasarkan premis di atas, maka
(Journal of Marketing Management , hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
2003:11) Terdapat faktor yang paling dominan dari
Emotional and sensory influenced by sensory marketing yang terdiri dari sight,
experience and guide through design a sounds, smells, taste, dan touch/textures pada
composite of clues that resonate with maskapai penerbangan the worlds 4 star
pelanggans and earn their airlines (Survey pada Penumpang yang Pernah
satisfaction&loyalty. Menggunakan The Worlds 4 Star Airlines di
8. J. Josko Brakus, Bernd H. Schmitt & Lia Bandara Soekarno-Hatta).
Zarantonello (Journal of Marketing,
2009:15) III. METODE PENELITIAN
customer experience is conceptualized 3.1 Objek Penelitian
as sensations, feelings, cognitions, and Pendekatan ilmu yang digunakan dalam
behavioral responses evoked by brand- penelitian ini adalah ilmu manajemen
related stimuli. pemasaran khususnya experiential marketing
9. Hochschild The Service Industries yang berkaitan dengan industri penerbangan
Journal (2009:103-116) khususnya faktor-faktor dari sensory
Karyawan, dan fasilitas yang diberikan marketing.
perusahaan akan membuat suatu nilai Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis
dalam pelayanan jasa dimana hal ini akan mengenai analisis konfirmatori sensory pada
membangkitkan perasaan untuk maskapai penerbangan the worlds 4 star
menyampaikan pelayanan yang berhasil airlines di Bandara Soekarno-Hatta. Variabel
terhadap konsumen melalui panca indera yang diteliti adalah sensory marketing yang
(sensory). terdiri dari sight, sounds, smells, taste, dan
10. Michael W. Allen, Richa Gupta, Arnaud touch/textures. Responden dalam penelitian ini
Monier. (2006:4) adalah penumpang wisatawan mancanegara
Humans learn the relationship between the worlds 4 star airlines di Bandara
a food and the consequences of its Soekarno-Hatta.
consumption. Positive sensory
experiences result in positive food 3.2 Metode Penelitian
attitudes, thereby increasing Metode merupakan cara kerja untuk
consumption. mencapai suatu tujuan atau pendekatan yang
11. Tiger Johnston. (Journal of Consumer dilakukan untuk mencapai suatu hal, metode
Research 2008) merupakan cara kerja untuk mencapai suatu
Physiopleasures are related to the tujuan atau pendekatan yang dilakukan untuk
bodys sensory experiences and mencapai suatu hal. Menurut Sugiyono
sociopleasures refer to the pleasures (2010:2) yang dimaksud dengan metode
that people get from being together. penelitian adalah cara ilmiah untuk
12. Shaw (159: 2007) mendapatkan data dengan tujuan dan
As they search for competitive kegunaaan tertentu. Data yang diperoleh
advantage, many airlines are making melalui penelitian itu adalah data empiris yang
the cabin configuration more and mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid
more attractive. They are doing so by menunjukan derajat ketepatan antara data yang
using new and costly seats, and also sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data
by giving substantially more space to yang dikumpulkan oleh peneliti.
each passenger.
13. Hulten, Broweus, Dan Van Dijk
(2009:89-134)

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-532
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SENSORY MARKETING PADA MASKAPAI PENERBANGAN
(Survei pada Wisatawan Mancanegara yang Pernah Menggunakan The Worlds 4 Star Airlines di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta)

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang kejadian relatif, distribusi dan hubungan-
Digunakan hubungan antar variabel sosiologis maupun
Pada penelitian ini digunakan metode psikologis.
deskriptif dan verifikatif, menurut Malhotra Penelitian ini dilakukan pada kurun
(2009:100) menyebutkan bahwa A type of waktu tertentu, maka metode yang digunakan
conclusive research that has as its major adalah cross section method (Husein Umar,
objective the description of something-ussualy 2003:43) adalah metode penelitian dengan cara
market characteristics or function. Sugiyono mempelajari objek, dalam kurun waktu
(2010:35) menjelaskan bahwa penelitian tertentu tidak berkesinambungan dalam jangka
deskriptif adalah penelitian yang bertujuan waktu panjang. Pada penelitian dengan
memperoleh gambaran dari variabel penelitian. menggunakan metode ini, informasi dari
Melalui jenis penelitian deskriptif maka dapat sebagian populasi dikumpulkan langsung
diperoleh deskripsi mengenai confirmatory ditempat kejadian secara empirik yaitu di
factor analysis sensory marketing pada Bandara Soekarno-Hatta dengan tujuan untuk
maskapai penerbangan The Worlds 4 Star mengetahui pendapat dari sebagian populasi
Airlines di Bandara Soekarno-Hatta. terhadap objek yang sedang diteliti.
Sifat pengujian verifikatif pada dasarnya ingin
menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang 3.2.2 Operasionalisasi Variabel
dilaksanakan melalui pengumpulan data di Variabel yang akan dikaji dalam
lapangan, penelitian ini menguji confirmatory penelitian ini meliputi sensory marketing (X)
factor analysis sensory marketing pada yaitu strategi pemasaran untuk menciptakan
maskapai penerbangan The Worlds 4 Star sensasi yang dapat dirasakan langsung oleh
Airlines. panca indera manusia. Sub variabel sensory
Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu marketing terdiri dari sight (X1), sounds (X2),
penelitian deskriptif dan verifikatif yang smells (X3), taste (X4), dan touch/texture (X5).
diaksanakan melalui pengumpulan data Secara lebih rinci operasionalisasi variabel
dilapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam Tabel
adalah explanatory survey. Menurut Sugiyono 3.1 sebagai berikut:
(2010:11):
Metode survei yaitu metode penelitian
yang dilakukan pada populasi besar maupun
kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data-
data dari sample yang diambil dari populasi
tersebut, sehingga ditemukan kejadian-

TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN
No. Item
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
Pertanyaan
Sensory Marketing strategies that
Marketing focus on the impact of
(X) sensations on our product
experiences
Solomon (2011: 654).

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-533
Mochamad Eri Nugraha, HP. Diyah Setiyorini.

Sight(X1) Salah satu variabel atau Color Inflight:


dimensi sensory Tingkat kesesuaian warna Ordinal
marketing yang dapat uniform. C.I.1
berpengaruh adalah Sight Tingkat kemenarikan Ordinal
(2011: 84). C.I.2
warna seat.
Tingkat kemenarikan Ordinal
C.I.3
warna toilet/restroom

Size Inflight:
Tingkat kesesuaian Ordinal C.I.4
ukuran tempat duduk
. Tingkat kesesuaian Ordinal
ukuran luggage store C.I.5
room. Ordinal
Tingkat Kesesuaian C.I.6
ukuran aisle seat. Ordinal
C.I.7
Tingkat kesesuaian
ukuran toilet/restroom.

Styling Inflight:
Tingkat Kesesuaian Ordinal
C.I.8
uniform
Tingkat Kesesuaian Ordinal
C.I.9
desain seragam room.
Tingkat kesesuaian
Display. Ordinal C.I.10

Sounds (X2) Pelanggan telah dijejali Voice Inflight:


oleh musik dan suara, Tingkat Kenyamanan Ordinal C.II.11
akan tetapi sekarang noise reduction
industri periklanan sangat
menyadari akan
pentingnya suara dan Music Inflight:
musik. Tingkat Kejernihan noise Ordinal C.II.12
Solomon (2011: 94). dari musik.
Tingkat Kejernihan Ordinal C.II.13
terhadap headset yang
dipakai.
Tingkat Keragaman Ordinal C.II.14
pilihan musik.

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-534
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SENSORY MARKETING PADA MASKAPAI PENERBANGAN
(Survei pada Wisatawan Mancanegara yang Pernah Menggunakan The Worlds 4 Star Airlines di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta)

Smells (X3) Odors (wewangian) Scent Inflight:


mengendalikan atau Tingkat Kesesuaian Ordinal C.III.15
menbuat perasaan tenang, wewangian parfum yang
dan menciptakan ingatan dipakai cabin crew.
atau dapat menghilangkan
stres. Fragrance Inflight:
Solomon (2011: 89). Tingkat Kelembutan Ordinal C.III.16
wewangian di dalam
toilet.
Tingkat Kelembutan Ordinal C.III.17
wewangian tissue yang
diberikan oleh airlines
crew.

Inflight:
Odors Tingkat Kenyamanan Ordinal C.III.18
wewangian room selama
melakukan perjalanan.

Taste (X4) Penerima rangsangan Food & Inflight:


(mulut) sangat mudah Beverages Tingkat Kesesuaian Ordinal C.IV.19
merasakan rasa dan ikut makanan yang tersedia di
berperan dalam pesawat.
pengalaman yang Tingkat Kesesuaian Ordinal C.IV.20
didapatkan minuman yang tersedia di
Solomon (2011: 93). pesawat.

Textures/ Sentuhan (touch) dapat Skin Inflight:


Touch (X5) mempengaruhi interaksi Tingkat Kualitas material Ordinal C.V.21
penjualan Solomon cover seat.
(2011: 91). Tingkat Kualitas reading Ordinal C.V.22
materials.

Feel Inflight:
Tingkat Kenyamanan Ordinal C.V.23
service dari cabin crew.
Tingkat Kenyamanan Ordinal C.V.24
emotional sense pesawat
selama melakukan
perjalanan.

3.2.3 Jenis dan Sumber Data untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis
Ulber Silalahi (2009:280) dan mencapai tujuan penelitian, oleh karena itu,
menyebutkan bahwa data diperoleh data dan kualitas data merupakan pokok penting
melalui suatu proses yang disebut dalam penelitian karena menentukan kualitas hasil
pengumpulan data. Pengumpulan data penelitian.
dapat didefinisikan sebagai satu proses Istilah data menunjuk pada ukuran atau
mendapatkan data empiris melalui observasi aktual tentang hasil dari suatu investigasi
responden dengan menggunakan metode- survey, atau hasil observasi yang dicatat dan
metode tertentu. Data merupakan bahan dikumpulkan, baik dalam bentuk angka ataupun
penting yang digunakan oleh peneliti jumlah dan bentuk kata-kata ataupun gambar.

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-535
Mochamad Eri Nugraha, HP. Diyah Setiyorini.

1. Sumber Data Primer memilih sampel secara tepat merupakan tahap


Ulber Silalahi (2009:289) sangat penting dalam mengadakan satu penelitian
mengatakan bahwa, data primer sebab kualitas sampel menentukan tingkat
merupakan data yang dikumpulkan dari generalisasi tentang populasi.
situasi aktual ketika peritiwa terjadi. Pada penelitian ini, penulis tidak meneliti
Dalam penelitian ini, sumber data primer seluruh populasi akan tetapi mengambil sampel
diperoleh dari respoden yang yang representatif mengingat keterbatasan waktu,
diwawancarai berdasarkan pertanyaan biaya, tenaga serta kompleksitas dari populasi
yang telah tersedia di dalam kuesioner. Untuk menghitung sampel dilakukan dengan
Penelit mewawancarai responden yang menggunakan rumus Slovin (Husein Umar,
dianggap mewakili seluruh populasi 2003:141) yaitu sebagai berikut:
dalam penelitian, yaitu penumpang
wisatawan mancanegara di Bandara
Soekarno-Hatta.
2. Sumber Data Sekunder
Ulber Silalahi (2009:291)
berpendapat bahwa sumber data sekunder
merupakan data yang dikumpulkan dari
tangan kedua atau dari sumber-sumber Keterangan
lain yang telah tersedia sebelum n = Ukuran Sampel
penelitian dilakukan. Dalam penelitian N = Ukuran Populasi
ini, yang menjadi sumber data sekunder e = Kelonggaran ketidaktelitian karena
adalah berbagai literatur, artikel, karya- kesalahan sampel yang dapat
karya ilmiah, serta situs internet ditolerir
mengenai teori sensory marketing. Perhitungan Rumus Slovin
3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik n = Sampel
Sampling N = 1.195.596
3.2.4.1 Populasi e = 10%
Malhotra (2009:369) A population
is the total of the elements that share
some common set of characteristhics.
Sugiyono (2010:80) mengungkapkan
bahwa Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Sederhananya, Ulber Silalahi (2009:253)
mengungkapkan bahwa Populasi adalah = 99,99
seluruh unit-unit yang darinya sampel
dipilih. n = 99,99 dibulatkan menjadi 100
Penentuan populasi dalam Berdasarkan perhitungan di atas dengan
penelitian ini adalah penumpang menggunakan rumus Slovin dengan tingkat
wisatawan mancanegara di Bandara kelonggaran sebesar 10% maka diperoleh ukuran
Soekarno-Hatta pada tahun 2009. sampel (n) minimal sebesar 103, maka dalam
Penentuan populasi tersebut dilakukan penelitian ini sampel yang akan diambil berjumlah
sesuai dengan metode penelitian yang 100 penumpang wisatawan mancanegara The
digunakan yaitu cross sectional method. Worlds 4 Star Airlines.
3.2.4.2 Sampel 3.2.4.3 Teknik Sampling
Menurut Malhotra (2009:370) A Sugiyono (2010:62) mengemukakan bahwa
sample is a subgroup of the population. Teknik sampling adalah merupakan teknik
Ulber Silalahi (2009:256) mengatakan

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-536
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SENSORY MARKETING PADA MASKAPAI PENERBANGAN
(Survei pada Wisatawan Mancanegara yang Pernah Menggunakan The Worlds 4 Star Airlines di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta)

pengambilan sampel. Maholtra tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
(2009:373) berpendapat, Nonprobability seharusnya diukur. Sedangkan Ulber Silalahi
sampling relies on the personal (2009:244) berpendapat bahwa:
judgement of the researcher, rather than Validitas adalah sejauhmana perbedaan
chance, in selecting ellements. In dalam skor pada suatu instrumen (item-
probability sampling, elements are item dan kategori respons yang diberikan
selected by chance, that is, randomly. kepada satu variabel khusus)
Ulber Silalahi (2009:257) menyebutkan, mencerminkan kebenaran perbedaan antara
pada dasarnya ada dua tipologi dari individu-individu, kelompok-kelompok,
teknik pengambilan sampel yaitu atau situasi-situasi dalam karakteristik
probability sampling dan nonprobability (variabel) yang diketemukan ukuran.
sampling. Probability sampling meliputi
sampling acak sederhana (simple random 3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas
sampling), sampling sistematik Pengujian validitas digunakan untuk
(systematic sampling), sampling memperhatikan relevansi dari sebuah instrumen
distratifikasi (stratified sampling), dan guna mengetahui tujuan pembelajaran dan
sampling bergugus (cluster sampling). pertanyaan dari sebuah penelitian. Pengujian
Nonprobability sampling meliputi validitas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
convenience sampling, judment sampling, pengujian content validity, pengujian criterion-
quota sampling, dan snowball sampling. related validity, dan construct validity. Jenis
Teknik sampling dalam penelitian validitas yang digunakan dalam penelitian ini
ini menggunakan systematic sampling adalah pengujian validitas konstruksi (construct
yang termasuk ke dalam probability validity). Validitas konstruksi adalah penentuan
sampling. Malhotra (2009:382) validitas dengan cara mengkorelasikan antara skor
menyebutkan, The sample is choosen by yang diperoleh masing-masing item baik yang
selecting a random starting point and berupa pernyataan dengan skor totalnya, yang
then picking every it element in merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan
succession from the sampling frame. semua skor item. Korelasi antara skor item dengan
Ulber Silalahi (2009:264) berpendapat skor totalnya harus signifikan berdasarkan ukuran
bahwa pemilihan sampel sistematis statistik. Bila ternyata skor semua item berkorelasi
adalah teknik pemilihan sampel dari dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa
populasi yang dilakukan secara acak alat ukur yang digunakan valid.
hanya untuk sampel yang pertama dari Perhitungan korelasi yang digunakan untuk
sejumlah sampel. Sedangkan untuk pengujian validitas dalam penelitian ini adalah
unsur-unsur sampel berikutnya dipilih rumus korelasi product moment yang dikemukakan
secara sistematis. oleh Pearson. Berikut adalah rumus korelasi
Rancangan systematic sampling product moment :
efektif digunakan sebagai pemilihan
sampel jika populasi tersebut relatif N XY X Y
N X X N Y
besar, daftar dari elemen secara baik r=
Y
2 2 2 2
sekali tersedia , populasi memiliki pola
beraturan, dan populasi bersifat
Sumber: Sugiyono (2010:356)
homogen.
Keterangan :
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
r = Koefisien validitas item yang dicari
a. Observasi
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
b. Angket
Y = Skor total
c. Studi Literatur
X = Jumlah skor dalam distribusi X
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan
Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
Realibilitas
X2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X
Sugiyono (2010:348) mengutarakan
Y2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi Y
bahwa Instrumen yang valid bearti alat
10%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut :
ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data itu valid. Valid berarti instrumen

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-537
Mochamad Eri Nugraha, HP. Diyah Setiyorini.

3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak


n2
t =r ; db = n-2 valid jika rhitung < rtabel
1 r2 Berdasarkan uji validitas yang dilakukan,
Keputusan pengujian validitas item didapat hasil pengujian yang dicantumkan pada
instrumen, adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Pada tabel tersebut dinyatakan bahwa
1. Nilai r dibandingkan dengan harga seluruh pertanyaan pada variabel sensory marketing
rtabel dengan dk= n-2 dan taraf dapat dilanjutkan untuk melakukan penelitian.
signifikansi = 0,01 Penyajian Tabel 3.6 sebagai berikut:
2. Item pertanyaan yang diteliti
dikatakan valid jika rhitung > rtabel
TABEL 3.6
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS (SENSORY MARKETING
No Item Pertanyaan r hitung r tabel keterangan
SIGHT
Colour
1 Uniform 0.749 0.374 Valid
2 Seat 0.396 0.374 Valid
3 Toilet/Restroom 0.693 0.374 Valid
Size
4 Room 0.586 0.374 Valid
5 Luggage 0.744 0.374 Valid
6 Seat 0.651 0.374 Valid
7 Toilet/Restroom 0.800 0.374 Valid
Style
8 Uniform 0.551 0.374 Valid
9 Room 0.575 0.374 Valid
10 Display 0.431 0.374 Valid
SOUNDS
Voice
11 Noise Reduction 0.760 0.374 Valid
Music
12 Noise 0.666 0.374 Valid
13 Headset 0.749 0.374 Valid
14 Variation of Music 0.396 0.374 Valid
SMELLS
Scent
15 Crews 0.693 0.374 Valid
Fragrance
16 Toilet 0.586 0.374 Valid
17 Tissue 0.744 0.374 Valid
Odors
18 Room 0.651 0.374 Valid
TASTE
Flavour
19 Food 0.800 0.374 Valid
20 Beverages 0.551 0.374 Valid
TOUCH
Skin
21 Cover Seat 0.575 0.374 Valid
22 Reading Materials 0.749 0.374 Valid
Feel
23 Service 0.760 0.374 Valid
24 Emotional Sense 0.666 0.374 Valid
Sumber: Pengolahan data 2011

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-538
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SENSORY MARKETING PADA MASKAPAI PENERBANGAN
(Survei pada Wisatawan Mancanegara yang Pernah Menggunakan The Worlds 4 Star Airlines di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta)

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas right, justify) dan isi juga kolom measure
Reliabilitas merupakan suatu ukuran (skala: ordinal).
yang menunjukkan bahwa suatu instrumen 3) Kembali ke data view, lalu klik analyze
cukup dapat dipercaya untuk digunakan pada toolbar pilih Reliability Analyze
sebagai alat pengumpulan data karena 4) Pindahkan variabel yang akan diuji atau
instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas klik Alpha, OK.
menunjukkan tingkat keterandalan tertentu. 5) Akan dihasilkan output, apakah data tersebut
Pengujian reliabilitas instrumen dengan valid serta reliabel atau tidak dengan
rentang skor atara 1-5 menggunakan rumus membandingkan data hitung dengan data
Cronbach alpha (Husein Umar, 2003:146) tabel.
yaitu : Hasil pengujian reliabilitas sebagai
berikut:
r11 = k 1- b2 HASIL PENGUJIAN REALIBILITAS
k1 12 (SENSORY MARKETING)
Alpha rtabel
Variabel Kesimpulan
cronbach
Keterangan: Sensory
r11 = Reliabilitas instrumen Reliable
Marketing 0.938 0.374
k = Banyaknya butir pertanyaan Pada Tabel 3.7 dapat diketahui bahwa
12 = Varians total hasil tingkat reliability pada penelitian ini,
b2 = Jumlah varian butir untuk sensory marketing yaitu sebesar 0,938.
Jumlah varian butir dapat dicari dengan 3.2.7 Rancangan Analisis Data dan
cara mencari nilai varians tiap butir, kemudian Hipotesis
jumlahkan seperti berikut ini: 3.2.7.1 Analisis Data Deskriptif dan
Verifikatif
Penelitian ini menggunakan dua jenis
analisis, yaitu analisis deskriptif khususnya
bagi variabel yang bersifat kualitatif dan
analisis kuantitatif berupa pengujian hipotesis
(Husein Umar, 2003:147) dengan menggunakan uji statistik. Analisis
deskriptif digunakan untuk melihat faktor
Ketentuan uji reliabilitas ditentukan penyebab, sedangkan analisis kuantitatif
dengan ketentuan sebagai berikut: menitikberatkan dalam pengungkapan perilaku
1. Jika koefisien internal seluruh item (ri) variabel penelitian. Dengan menggunakan
rtabel dengan tingkat signifikasi 5% kombinasi metode analisis tersebut dapat
maka item pertanyaan dikatakan reliabel. diperoleh generalisasi yang bersifat
2. Jika koefisien internal seluruh item (ri) > komperhensif dengan menggunakan SPSS
rtabel dengan tingkat signifikasi 5% 20.0 for windows. Analisis deskriptif
maka item pertanyaan dikatakan reliabel. digunakan untuk melihat faktor penyebab yang
Perhitungan validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini analisis deskriptif untuk
pertanyaan dilakukan dengan bantuan program mengetahui kinerja sensory marketing yang
aplikasi SPSS 20.0 for window. Adapun terdiri dari sight, sounds, smells, taste, dan
langkah-langkah menggunakan SPSS 20.0 for touch/textures the worlds 4 star airlines.
window sebagai berikut: 3.2.7.2 Analisis Verifikatif
1) Memasukkan data variabel X dan Y setiap Alat penelitian yang digunakan dalam
item jawaban responden atas nomor item penelitian adalah angket kuesioner. Angket ini
pada data view. disusun oleh penulis berdasarkan variabel
2) Klik variabel view, lalu isi kolom name yang terdapat dalam penelitian, yaitu
dengan variabel-variabel penelitian mengenai confirmatory factor analysis sensory
(misalnya X, Y) width, decimal, label (isi marketing the worlds 4 star airlines di
dengan nama-nama atas variabel Bandara Soekarno-Hatta.
penelitian), coloum, align, (left, center, Variabel yang diteliti adalah sensory
marketing pada maskapai penerbangan dengan

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-539
Mochamad Eri Nugraha, HP. Diyah Setiyorini.

klasifikasi The Worlds 4 Star Airlines di r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan
Bandara Soekarno-Hatta, sehingga dalam negatif (mendekati 1, hubungan sangat
penelitian ini akan meneliti Sensory Marketing kuat dan negatif)
1. Method of Succesive Interval (MSI) r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali
Penelitian ini menggunakan data ordinal oleh atau tidak ada hubungan
karena itu semua data ordinal terlebih dahulu Penelitian ini menggunakan koefisien
ditransformasikan menjadi skala interval korelasi Pearsons Product Moment. X
dengan menggunkan Method of Succesive dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya
Interval (Harun Al Rasyid, 1994:131). nilai X akan menyebabkan adanya perubahan
Langkah-langkah untuk melakukan nilai Y, artinya naik turunnya X akan
tranformasi data tersebut adalah : membuat nilai Y juga naik turun. Dengan
a. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan demikian nilai Y ini akan bervariasi, namun
jawaban berdasarkan hasil jawaban variasi nilai Y tersebut tidak semata-mata
responden pada setiap pertanyaan disebabkan oleh X karena masih ada faktor
b. Melakukan perhitungan proporsi (p) pada lain yang menjadi penyebab.
setiap pilihan jawaban dengan cara
3.2.7.3 Pengujian Hipotesis
membagi frekuensi (f) dengan jumlah
Teknik analisa data yang digunakan
responden
dalam penelitian ini adalah confirmatory
c. Berdasarkan proporsi tersebut untuk
factor analysis (analisis konfirmatori).
setiap pertanyaan, hitung proporsi
Analisis konfirmatori digunakan untuk
kumulatif untuk setiap pilihan jawaban
menentukan besarnya factor-faktor sensory
d. Untuk setiap pertanyaan, tentukan nilai
marketing yang terdiri dari sight, sounds,
batas Z (tabel normal) untuk setiap pilihan
smells, taste, dan touch/textures dan
jawaban
menentukan faktor yang paling dominan.
e. Tentukan nilai interval rata-rata untuk
Langkah-langkah dalam teknis analisis data
setiap pilihan jawaban melalui persamaan
confirmatory factor analysis adalah sebagai
berikut :
berikut:
1. Gambarkan Variabel dengan
Scale = (Density at Lower Linear) (Density
menggunakan Amos Graphics,
at Upper Linear)
tambahkan epsilon di setiap variabel
(Area Below Upper Linear) (Area Below
2. Setelah selesai klik kanan pada setiap
Lower Linear)
variabel dan indikator
3. Pilih object properties, isi variable
Data yang sudah berskala interval
name dan variable lable sesuai dengan
selanjutnya akan ditentukan data variabel
masing-masing variable.
independen dengan variabel dependen serta
4. Setelah semua selesai pilih select data
ditentukan persamaan yang berlaku untuk
file, lalu analysis properties, pilih
pasangan-pasangan tersebut.
output. Klik standardized estimates,
squared multiples correlations, sample
1. Analisis Korelasi
moments, text for normaly and outiers.
Hubungan dua variabel terdiri dari hubungan
5. Kembali ke input lalu klik calculate
positif dan hubungan negatif. Hubungan X dan
estimates, setelah di proses klik view
Y dikatakan positif apabila
the output diagram.
kenaikan/penurunan X pada umumnya diikuti
oleh kenaikan/penurunan Y. Ukuran yang
digunakan untuk mengetahui kuat atau
tidaknya hubungan X dan Y disebut koefisien
korelasi (r). Nilai koefisien korelasi paling
sedikit -1 dan paling besar 1 ,
artinya jika :
r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan
positif (mendekati 1, hubungan sangat
kuat dan positif)

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-540
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SENSORY MARKETING PADA MASKAPAI PENERBANGAN
(Survei pada Wisatawan Mancanegara yang Pernah Menggunakan The Worlds 4 Star Airlines di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta)

Confirmatory factor analysis (CFA) X9 = food


X10 = beverages
X11 = skin
d1 X12 = feel
e1 x1 e1-e12 = epsilon indikator
e2 x2 sight d1-d5 = epsilon dimensi
e3 x3 d2
Menghitung hasil estimasi parameter
e4 x4
sounds model pengukuran sensory marketing. Hasil
e5 x5
Uji kebermaknaan terhadap masing-masing
e6 x6 sensory menjelaskan koefisien yang distandarkan
e7 x7 smell menunjukkan angka di atas 0,40 dengan
e8 x8 demikian seluruh koefisien tersebut
d3 dinyatakan signfikan pada taraf kesalahan 5%.
e9 x9
taste d4 Artinya hal tersebut menunjukkan bahwa
e10 x10
masing-masing dimensi dan indicator
e11 x11 memiliki validitas yang memadai dalam
touch d5
e12 x12 mengukur sensory marketing.

Sumber: Pengolahan data 2012

GAMBAR 3.1 Sejalan dengan itu Dilihat dari reliabilitas


SUB STRUKTUR PENGUJIAN kontruk (CR) >0.70 baik dilihat dari dimensi
HIPOTESIS atau indikator, artinya secara komposit
dimensi atau indikator dalam model memiliki
Keterangan: reliabilitas yang memadai.

X1 = colour IV. HASIL PENELITIAN DAN


X2 = size PEMBAHASAN
X3 = styling 4.1 Rekapitulasi Tanggapan Responden
X4 = voice
Terhadap Sensory Marketing The
X5 = music
X6 = scent Worlds 4 Star Airlines
X7 = fragrance
X8 = odors
TABEL 4.19
REKAPITULASI TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP SENSORY
MARKETING THE WORLDS 4 STAR AIRLINES
No Sub Variabel/Dimensi Total Skor SKor Rata-rata %
1 Sight 5402 540.2 24.3
2 Sounds 1669 417.2 18.8
3 Smells 1675 418.7 18.9
4 Taste 834 417 18.8
5 Touch/textures 1688 422 19
Total 10028 2215.1 100
Sumber: Pengolahan Data 2012

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-541
Mochamad Eri Nugraha, HP. Diyah Setiyorini.

Berdasarkan Tabel 4.19 dapat Star Airlines dengan analisis konfirmatori.


terlihat bahwa penilaian sensory Analisis faktor konfirmatori yaitu suatu teknik
marketing di maskapai penerbangan The analisis faktor di mana secara apriori berdasarkan
Worlds 4 Star Airlines yang teori dan konsep yang sudah diketahui dipahami
mendapatkan pengaruh paling kuat yaitu atau ditentukan sebelumnya seperti faktor-faktor
pada sight dengan sub variabel colour, dari sensory marketing menurut Solomon (2006:84-
size, dan styling sebesar 24.3%, hal ini 92), maka dibuat sejumlah faktor yang akan
karena apa yang terlihat dan dirasakan dibentuk, serta variabel apa saja yang termasuk ke
langsung oleh penumpang wisatawan dalam masing-masing faktor yang dibentuk dan
mancanegara adalah dimensi sight. sudah pasti tujuannya yang dapat dalam diagram
Dimensi yang mendapatkan penilaian berikut:
sangat rendah adalah dimensi sounds
,29 d1
yang terdiri dari voice dan music dengan 1,16
indikator noise reduction, headseat,
e1 colour ,54
,80 ,89
noise, dan variation of music, rendahnya e2 size sight
penilaian ini karena pada dasarnya ,46 ,68
e3 style d2
sounds merupakan kebutuhan sekunder
,57 ,97
bagi penumpang. Dimensi yang penilaian ,75
e4 voice
paling rendah lainnya adalah dimensi ,40 ,63 sounds ,98 1,08
taste indikator food dan beverages e5 music
sebesar 18.8%, hal ini karena apa yang ,20
e6 scent ,92
disediakan oleh The Worlds 4 Star ,45 ,96 sensory
,78 ,88
Airlines (taste), penumpang tidak pasti e7 fragrance smell
akan merasa puas, taste seseorang sangat ,60 1,03
,78 ,99
complicated dan tergantung suasana atau
e8 odors
keinginan seseorang dalam suatu waktu. ,76 ,98 d3
e9 food ,87
,55 taste d4
4.2 Pengaruh Faktor-Faktor Sensory e10 beverage ,74
Marketing Pada Maskapai ,76 1,06
Penerbangan The Worlds 4 Star e11 skin ,87
Airlines. ,59 touch d5
e12 feel ,77
Pengujian hipotesis ini, dilakukan
dengan menggunakan uji statistik Amos
5. Untuk mengetahui pengaruh sensory
marketing yang terdiri dari sight (X1), Sumber: Pengolahan data 2012
sounds(X2), smells(X3), taste(X4), dan
touch/textures (X5), dilakukan dengan GAMBAR 4.10
cara menganalisis pengaruh antar total DIAGRAM PENGUJIAN HIPOTESIS
skor item (X1), (X2), (X3), (X4) dan (X5).
Selanjutnya berdasarkan Berdasarkan diagram, jalur pengujian hipotesis
perhitungan statistik yang didasarkan pada Gambar 4.11 maka dilakukan perhitungan
pada angka-angka dari masing-masing analsis konfirmatori untuk mengetahui pengaruh
variabel terlebih dahulu dilakukan faktor-faktor dimensi sensory marketing yang
transformasi, dimana dalam perhitungan sesuai dengan Tabel 4.20 sebagai berikut:
transformasi dilakukan dengan program
yang ada dalam SPSS Versi 20.0. Secara
lengkap hasil pengolahan data pengaruh
sensory marketing beserta lima sub
variabelnya terhadap penumpang
wisatawan mancanegara The Worlds 4

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-542
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SENSORY MARKETING PADA MASKAPAI PENERBANGAN
(Survei pada Wisatawan Mancanegara yang Pernah Menggunakan The Worlds 4 Star Airlines di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta)

TABEL 4.20
HASIL ESTIMASI PARAMETER MODEL PENGUKURAN
DIMENSI SENSORY MARKETING
Persamaan Estimate SE Cr P R2 Error CR
Pengukuran Regression Standardized
Weights Regression
Weights
Smells ,446 ,959 ,032 14,092 *** 0,9196 0,0804 1,032
Touch ,455 1,028 ,039 11,806 *** 1,039
Taste ,233 ,991 ,023 10,082 *** 0,9820 0,0179 1,023
Sounds ,448 ,984 ,059 7,544 *** 0,9862 0,0317 1,059
Sight 1,000 1,077
Sumber: Penglahan Data 2012.

Hasil uji dari Tabel 4.20 bahwa terdapat variabel sensory marketing the
menunjukkan bahwa dari semua uji worlds 4 star airlines yang paling dominan yaitu
kebermaknaan lebih dari 0.40 yang sight dengan bobot 1.077 (21.36%) Hal tersebut
artinya seluruh koefisien sensory sesuai dengan pernyataan Hulten, Broweus, Dan
marketing yang diuji adalah signifikan Van Dijk (2009:89-134) All contrasts, differences,
dengan taraf kesalahan 5%. Hasil and disturbances are caught by the sight sense.
pegujian tabel 4.20 memperlihatkan
TABEL 4.21
HASIL ESTIMASI PARAMETER MODEL PENGUKURAN
INDIKATOR SENSORY MARKETING
Persamaan Estimate SE Cr P R2 Error CR
Pengukuran Regression Standardized
Weights Regression
Weights
x1 ,385 ,540 ,060 6,438 *** 0,2916 0,7084 1,060
x2 1,000 ,892 0,7956 0,2043
x3 ,494 ,675 ,057 8,692 *** 0,4556 0,5543 1,057
x4 ,522 ,753 ,081 6,404 *** 0,5670 0,4329 1,081
x5 1,000 ,629 0,3956 0,6043
x6 ,380 ,452 ,081 4,691 *** 0,2043 0,7956 1,081
x7 1,000 ,883 0,7796 0,2203
x8 ,539 ,777 ,055 9,775 *** 0,6037 0,3962 1,055
x9 1,152 ,874 ,126 9,164 *** 0,7638 0,2361 1,126
x10 1,000 ,741 0,5490 0,4509
x11 1,096 ,871 ,109 10,083 *** 0,7586 0,2413 1,109
x12 1,000 ,770 0,5929 0,4071
Sumber: Pengolahan Data 2012.

Hasil uji dari Tabel 4.21 menunjukkan As they search for competitive
bahwa dari semua uji kebermaknaan lebih dari advantage, many airlines are making
0.40 yang artinya seluruh koefisien sensory the cabin configuration more and
marketing yang diuji adalah signifikan dengan more attractive. They are doing so by
taraf kesalahan 5%. Hasil pegujian tabel 4.21 using new and costly seats, and also
menunjukkan indikator yang paling dominan by giving substantially more space to
yang terdapat variabel sensory marketing the each passenger.
worlds 4 star airlines yaitu indikator X2 Seperti industri penerbangan pada
(size) dengan bobot 0.892 (10.07%) Hal umumnya mencari keunggulan bersaing,
tersebut sesuai dengan pendapat dari, banyak maskapai penerbangan yang membuat
Shaw (159: 2007) yang menyebutkan: konfigurasi kabin lebih atraktif lagi. Mereka

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-543
Mochamad Eri Nugraha, HP. Diyah Setiyorini.

nambah biaya seat yang baru, dengan tujuan merupakan salah satu dari strategi
untuk memberikan ukuran yang lebih bagi pemasaran yang dilakukan oleh the
setiap penumpang. worlds 4 star airlines.
Tanggapan tamu Garden Permata
4.3 Implikasi Hasil Temuan Penelitian Hotel terhadap keempat dimensi service
4.3.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik encounter dengan sub variabel service
1. Berdasarkan hasil temuan penelitian encounter yang mendapatkan penilaian
penulis memperkuat sensory marketing tertinggi yaitu spontaneity sebesar 29%, hal
yang dikemukakan oleh Solomon ini menunjukan bahwa service encounter
(2011:654) yang menyatakan bahwa berupa spontaneity dirasakan oleh tamu
lima dimensi dari sensory marketing sebagai hal yang paling benar-benar terasa
yang terdiri dari sight, sounds, smells, selama tamu tersebut berada di lingkungan
taste, touch/textures sangat memiliki Garden Permata Hotel. Spontaneity
dampak terhadap sensasi dari merupakan aspek yang paling penting di dunia
pengalaman dari sebuah produk yang perhotelan, dimana kedekatan antara
ditawarkan. Marketing strategies that pelanggan dan karyawan terjadi karena adanya
focus on the impact of sensations on indikator-indikator dari spontaneity yang
our product experiences. berupa pelayanan, komunikasi,
2. Sensory marketing pada The Worlds 4 responsiveness, dan pengalaman, yang akan
Star Airlines memiliki pengaruh yang menjadikan pelanggan untuk tetap membeli
signifikan. Dengan demikian temuan produk dan jasa yang ditawarkan karena
penulis mengukuhkan premis yang pelanggan sudah merasa nyaman dan dekat
dikemukakan oleh Hulten, Broweus, dengan karyawan, sesuai dengan teori yang
Dan Van Dijk (2009:89-134) untuk diungkapkan oleh Farida Jasfar (2009: 116)
dimensi sight, dan pendapat Shaw (159: mengungkapkan Pelayanan yang baik akan
2007) untuk indikator. menghasilkan konsumen yang puas dan loyal
yang dapat dijadikan aset masa depan.
4.3.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik
1. Sensory marketing yang terdiri dari V. KESIMPULAN
sight, sounds, smells, taste, Berdasarkan hasil penelitian yang telah
touch/textures pada The Worlds 4 Star dilakukan dengan menggunakan analisis
Airlines dalam meningkatkan kinerja deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan
sensory marketing. Berdasarkan faktor confirmatory factor analysis (CFA) faktor-
pembentuk tersebut, The kinerja faktor sensory marketing the worlds 4 star
Worlds 4 Star Airlines yang airlines, maka berdasarkan penelitian tersebut
dipengaruhi paling tinggi (paling dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
dominan) yaitu oleh dimensi sight 1. Gambaran secara umum tanggapan
dengan indikator size. penumpang wisatawan mancanegara
2. Berdasarkan temuan hasil penelitian terhadap sensory marketing the
tersebut, maka diyakini hasil penelitian worlds 4 star airlines yang terdiri
yang mengukuhkan teori sebelumnya dari sight, sounds, smells, taste,
dan memodifikasi teori yang ada touch/textures. mendapatkan respon
menjadi suatu penelitian yang yang baik. Pelaksanaan dari sensory
memberikan pengaruh pada kinerja marketing sudah dilaksanakan dengan
sensory marketing maskapai baik, terbukti dengan tanggapan
penerbangan The Worlds 4 Star penumpang terhadap sensory
Airlines, dan memperjelas bahwa marketing. Kontribusi terbesar dari
sensory marketing merupakan faktor dimensi sight dari lima dimensi
yang sangat efektif bagi suatu lainnya, dengan indikator size dari
perusahaan khususnya maskapai total dua belas indikator the worlds 4
penerbangan the worlds 4 star airlines star airlines.
sebagai strategi yang sangat efektif 2. Faktor-faktor pembentuk sensory
dalam meningkatkan kinerja yang marketing diurutkan dari pengaruh

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-544
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SENSORY MARKETING PADA MASKAPAI PENERBANGAN
(Survei pada Wisatawan Mancanegara yang Pernah Menggunakan The Worlds 4 Star Airlines di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta)

yang paling besar (dominan) untuk perkembangan secara continue dalam


dimensi yaitu dari dimensi sight, maskapai penerbangan the worlds 4
touch/textures, taste, sounds, dan star airlines.
yang terakhir adalah smells.
Kemudian untuk urutan indikator DAFTAR PUSTAKA
yang paling besar (dominan) yaitu Aaker, Jenifer. (2009). Research on The
mulai dari size, fragrance, food, skin, Sensuality of Products. Journal of
odors, feel, voice, beverages, styling, Marketing Resarch.
music, colour, dan yang terakhir Ali Hasan. (2008). Marketing. Medpress.
adalah scent. Buku Kita: Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian yang Allen, Michael W., Gupta, Richa., Monier,
dilakukan, maka penulis merekomendasikan Arnaud. (2006). The Interactive Effect
beberapa hal mengenai analisis konfirmatori of Cultural Symbols and Human Values
sensory marketing pada maskapai on Taste Evaluation. Journal of Human
penerbangan, yaitu: Sensor Research. Sidney.
1. The worlds 4 star airlines diharapkan Andreani, Fransisca. (2007). Experiential
dapat terus menganalisis perkembangan Marketing (Sebuah Pendekatan
sensory marketing yang telah Pemasaran). Jurnal Manajemen
diterapkan di dalam kabin (inflight), Pemasaran, Vol. 2, No. 1, April 2007:
karena dengan grade the worlds 4 star 1-8
airlines harus dapat meningkatkan Babin, Laurie (2010), Emotional Marketing
kinerja serta tetap memberikan suguhan Components. Journal of Advertising.
yang lebih atraktif dan sensasi terhadap Bernard T. Widjaja. (2009), Lifestyle
penumpang agar penumpang dapat puas Marketing: Paradigma baru pemasaran
dan menjadi loyal terhadap maskapai bisnis jasa. Gramedia Pustaka Utama:
dengan mengikuti perkembangan yang Jakarta.
semakin maju, dengan kata lain Biswas, Dipayan & Grewal, Dhruv. (2010).
maaskapai the worlds 4 star airlines How to Order of Sampled Experiential
tidak akan kalah bersaing dengan Products Affects Choice. Journal of
kompetitor lain dan menjadikan sensory Marketing Research.
marketing menjadi keunggulan yang Bowie, David dan Buttle, Francis. (2004),
menjadi perbedaan dengan maskapai- Hospitality Marketing: an introduction.
maskapai lainnya Elsevier. Amsterdam.
2. Sebagai rekomendasi agar peneliti Brakus, J. Josko., Schmit, Bernd H. &
selanjutnya dapat mengkaji lebih luas Zarantonello, Lia. (2009). Brand
mengenai strategi pemasaran yang Experience: What is it? How is it
dilakukan maskapai penerbangan the Measured? Does it Effect Loyalty?
worlds 4 star airlines, selain itu Journal of Marketing.
peneliti berharap dapat melakukan Buchari, Alma. (2007), Manajemen
penelitian lanjutan yang dapat Pemasaran dan Pemasaran Jasa.
memberikan program maupun strategi Alfabeta: Bandung
yang dilakukan pihak maskapai Fandy Tjiptono. (2009). Service Marketing.
penerbangan the worlds 4 star airlines (Esensi & Aplikasi). Markensis.
dan dapat bersaing dengan the worlds 5 Yogyakarta.
star airlines serta menjauhkan grade Goeldner, Charles R. & Ritchie J.R. Brent.
position antara The Worlds 4 Star (2009). Tourism: principles, practicies,
Airlines dengan The Worlds 3 Star philosophies. John Whiley & Sons Inc.
Airlines. Hal ini bertujuan agar The New Jersey. USA.
Worlds 4 Star Airlines dapat Goldkulh, Lena & Styvn, Maria. (2007).
memberikan pelayanan yang lebih Sensing The Scent of Service Success.
terhadap penumpang dan The Worlds 4 European Journal of Marketing. Vol.
Star Airlines dapat memberikan yang 41.
terbaik kepada penumpangnya agar H. Oka Yoeti. (2005). Perencanaan Strategis
tercipta keberlangsungan, stabilitas, dan Pariwisata. Daerah Tujuan Wisata.

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-545
Mochamad Eri Nugraha, HP. Diyah Setiyorini.

Haeckel, Stephan H. & P. Karbone Lewis. Buterworth-Heihnemann, Elsevier.


(2003). How to Lead The Customer Burlington. USA
Experience. Journal of Marketing Pine II Joseph B and Gilmore, James H.
Management. (1999). The Experience Economy.
Hermawan Kertajaya. (2006). Boosting Massachussetts Harvard Business
Loyalty Marketing Performance, School Press: Boston.
Mizan. Indonesia. Rieunier, S. (2009). Marketing Dissertation.
Hochschild. (2009). How to Measuring Shaw, Stephen. (2007). Airline Marketing
Satisfaction. The Service Industries Management. Sixth Edition. Ashgate.
Journal. England.
Hulten, B., Broweus, N., and Dijk V. (2009), Smilansky, Shaz. (2009) Experiential
Sensory Marketing, Palgrave Marketing: A Practical Guide to
Macmillan. Hampshire, UK. Interactive Brand Experiences. Kogan
Husein Umar. (2003). Metode Riset Perilaku Page. London and Philadelphia.
Organisasi. PT. Gramedia Pustaka Solomon R. Michael. (2011). Consumer
Utama. Jakarta. Behavior (buying, having, and being).
I Halmstald, Hogskolan. (2008). The Concept Prentice Hall., New Jersey.
of Sensory Marketing:Marketing Sugiyono. (2010). Metode penelitian
Disertation. kuantitatif kualitatif dan R&D.
Johnston, Tiger. (2008). Evolutionary of Alfabeta. Bandung.
Phsychology and Anthropology. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk
Journal of Consumer Research. Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Kahn. (2007), Sensory Branding. Kahn Ulber Silalahi. (2009) . Metode Penelitian
Consulting LLC. Sosial. Refika Aditama. Bandung.
Krishna, Aradhna. (2008). Research on the Uma Sekaran., (2006), Statistik Penelitian,
sensuality of product. Journal of Jakarta
Marketing. Zeithaml, V.A., M.J. Bitner. (2009), Service
.(2009). What is sensory marketing and Marketing: Integrating Customer Focus
why is it interesting and also Across the Firm, 5th ed., Mc-Graw-Hill.
important? Research on the sensuality Boston.
of product. Journal of Marketing.
Kotler. P. and Keller, Kevin. (2009). Website:
Marketing Management. New Jersey. Raghubir, P. (2009). www. samresearch.com
Pearson International Edition. Pearson (Diakses pada Tanggal 10 Januari
Prentice Hall. 2011)
Lovelock Christopher dan Lauran Wirtz. www.unwto.org, UNWTO Highlight (Diakses
(2011). Service Marketing 7th ed. pada tahun 2010,2011,2012)
Pearson Hall. New Jersey. www.airlinequality.com (Diakses pada tanggal
Maholtra, Naresh K. (2009). Basic Marketing 30 Juni 2012)
Research: a decision-making approach. www.garuda-indonesia.com (Diakses pada
Pearson Prentice Hall. New Jersey. tanggal 30 Juni 2012)
USA. www.thaiairways.com (Diakses pada tanggal
Mustapha, Adli. Pei, Fong Jia. Peng, Lim 30 Juni 2012)
Siaw. Hamid, Hamidah Abd. (2005). www.evaair.com (Diakses pada tanggal 30
The Evaluation of Airline Service Juni 2012)
Quality Using The Analytic Hierarchy www.koreanair.com (Diakses pada tanggal 30
Process (AHP). Paper. Grand Plaza Juni 2012)
Parkroyal, Penang. www.jal.com (Diakses pada tanggal 30 Juni
Oswald, Laura. (2009). Some Notes on 2012)
Semiotics and Sensory Marketing. www.chinaairlines.com (Diakses pada tanggal
Journal of Marketing Research.. 30 Juni 2012).
Page, Stephen. (2007). Tourism Management.
Managing for Change. Second Edition.

Tourism and Hospitality Essentials Journal (THE Journal), Vol.III, No.1, 2013-546

Das könnte Ihnen auch gefallen