Sie sind auf Seite 1von 5

Bab II

Elektrostatika

2.1. Medan Elektrik

2.1.1 Pendahuluan
Masalah Mendasar dari teori medan elektromagnetik dapat diseleaikan dengan solusi seperti pada
gambar 2.1. dimana kita mempunya beberapa muatan q1, q2, q3 yang kemudian dapat disebut
muatan sumber dan Q yang kemudian dapat disebut dengan muatan uji.

Gambar 2.1

Kita dapat menggunakan prinsip superposisi, dimana interaksi antara dua buah muatan tidak
dipengaruhi oleh muatan lain. Oleh karena itu kita dapat menentukan gaya yang terdapat pada
muatan Q. Hal pertama kita dapat menghitung gaya F1 karena gaya yang bekerja hanya pada q1
dengan mengabaikan muatan lainnya. Berikutnya kita dapat mencari F2 dengan yang bekerja pada
q2. Dengan demikian kita dapat mengambil kesimpulan gaya pada Q merupakan F=F1+F2+F3.

2.1.2 Hukum Coloumb


Berapakah besarnya gaya pada titik Q dengan muatan pada titik q yang memiliki jarak r.
Pertanyaan ini dapat dijawab dengan percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan hukum
coloumb.

1 qQ
F r
40 r 2

Konstanta 0 biasa disebut dengan permivitas ruang hampa. Dengan nilai 0 8,85 10 12
C2/N.m
2.1.3 Medan Elektrik
Bila kita memiliki beberapa titik muatan q1,q2,q3,..... dengan jarak r1,r2,r3 dari Q maka
gaya total yang bekerja pada muatan Q dapat dicari dengan

1 q1Q q 2 Q
F F1 F2 ..... 2 r 2 r .....
40 r1 r2
Q q1 q2 q3
2 r 2 r 2 r ..... ,
40 r1 r2 r3
Atau
F QE
Dimana,
1 n q1
E r ri .
40 i1 r12
E disebut dengan medan listrik dari muatan. Perhatikan medan listrik berada dalam fungsi
(r). Karena vektor pemisahan tergantung pada titik medan (P).

Antara titik ketitik ditentukan oleh konfigurasi sumber muatan. Secara fisika E r adalah
gaya per satuan muatan yang diberikan oleh sumber muatan, jika kita menempatakan
satu di titik P.

Soal 2.2

Gambar 2.4 Gambar 2.5


2.1.4 Distribusi muatan kontinu
Definisi kita tentang medan listrik (persamaan 2.4), mengasumsikan bahwa medan
sumber adalah kumpulan atau diskrit dari titik qi jika muatan tersebut didistribusikan
terus menerus ke daerah sekitaran, menjadi penambahan secara integral.

1 1
E r 2 ri d q .
40 r1

Jika muatan itu berada sepanjang garis (Gambar 2.5b), dengan panjang muatan per unit
adalah , kemudian d q d (dimana d adalah elemen sepanajang garis). Bila muatan
tersebut keluar dari arah permukaan seperti pada (Gambar 2.5c), dengan muatan di daerah
, kemudian d q da' (dimana da' adalah elemen daerah permukaan) dan bila muatan
untuk daerah volume dilambangkan dengan , maka d q d ' (dimana d ' adalah
elemen untuk volume).

d q d ' da ' d

Dengan demikian medan listrik untuk muatan garis adalah

1 (r ')
E r ri d '
40 p r12

Untuk muatan pada luas permukaan ,

1 ( r')
E r r da'
40 s r1 2

Dan untuk volume

1 ( r')
E r 2 r d '
40 r1

Contoh 2.1

Solusi : kita dapat memotong garis secara simetris menjadi 2 bagian x


2.2. Divergensi dan Curl dari Medan Listrik Statis

2.2.1 Garis Medan, Hukum Flux, dan Gauss


Mari kita mulai dengan kasus yang paling sederhana misalnya, sebuah muatan titik q
sebagai sumber.

1 q1
E r ri .
40 r12

Gambar 2.12

Gambar 2.12 merupakan garis gaya medan listrik pada muayan positif. Medan listrik
dapat digambarkan dengan cara menggambarkan garis-garis yang menunjukan arah
medan pada setiap titik. Garis medan listrik disebut juga garis gaya karena menunjukan
arah dari gaya yang dilakukan pada suatu muatan uji positif.

Gambar 2.13 Gambar 2.14

Gambar 2.13 memperlihatkan garis-garis medan listrik dari suatu dipol. Bila letaknya
sangat dekat dengan muatan positif, garisnya akan mengarahradial keluar seperti yang
ditunjukan Gambar 2.14. Sedangkan apabila garisnya lebih dekat dengan muatan negatif
maka garisnya akan mengarah radial ke dalam.
Gambar 2.15

Pada gambar 2.15 adalah contoh flux medan listrik pada luas permukaan (s).

Das könnte Ihnen auch gefallen