Sie sind auf Seite 1von 8

PENGARUH TERAPI OZONE BAGGING TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA

PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI RUMAH LUKA NIRMALA


KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Tulus Rahayu Widodo, Cipto Susilo, Hendra Kurniawan


Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember
E-mail: Tuluswidodo309@gmail.com

Abstract

One of the complications of diabetes mellitus that occurs is the occurrence of foot ulcers or
often referred to as diabetic foot. One of the non-conventional therapies to address diabetic
ulcers is Ozone Bagging Therapy, which is ozonation treatment method using ozone bags
and wrapping foot ulcers and pumping flow of ozone gas into the pockets of ozone for 15
minutes. The study design using pre-experimental design approach one group pretest-
posttest design. The population in this study is that patients with diabetic ulcers in the
Nirmala Home of Wound Puger Jember average number of 20 patients per month. The
sample used in this study was 8 respondents using quota sampling technique. After being
Wilcoxon test obtained value P Value = 0.011 or p <0.05 means that H1 is accepted. This
means that there is the effect ozone bagging therapy on wound healing of diabetic ulcers
patients at Nirmala Home of Wound Puger Jember. The study recommended to nurses to be
applied by nurses as part of the treatment of diabetic ulcers to accelerate wound healing in
patients with diabetic ulcers to speed up the regeneration of the wound.

Keywords: Ozone Bagging Theraphy, Wound Healing, Diabetic Ulcer

PENDAHULUAN Usiska, 2015). Penyakit DM ini


Diabetes Melitus (DM) pada saat merupakan salah satu ancaman utama
ini merupakan salah satu masalah bagi umat manusia pada abad-21 ini.
kesehatan yang berdampak pada Diabetes melitus dapat menimbulkan
produktivitas dan menurunkan mutu komplikasi yaitu kerentanan terhadap
sumber daya manusia (Zahtamal, dkk, infeksi, tuberkulosis paru dan infeksi pada
2007). DM juga disebut sebagai The kaki. Komplikasi kronik antara lain kaki
Great Imitator (menyerupai penyakit lain) diabetik dengan resiko ulkus kaki (ulkus
karena penyakit ini dapat mengenai semua diabetikum) dan mengakibatkan amputasi
organ tubuh dan menimbulkan berbagai (Hastuti, 2008, dalam Machmud, 2014).
macam keluhan dan gejala yang sangat Kaki diabetik ini dapat berkembang
bervariasi (Poerwanto, 2012, dalam menjadi gangren. Luka gangren salah satu

1
2

komplikasi kronik DM yang paling tahun 2013 adalah (2,1%) lebih tinggi
ditakuti oleh setiap penderita DM dibanding tahun 2007 (1,1%). Diperoleh
(Tjokroprawiro, 2007, dalam Machmud, bahwa proporsi kematian akibat DM
2014). (14,7%) tertinggi kedua setelah stroke
(15,9%) pada kelompok usia 45-54 tahun,
DM merupakan masalah dan di daerah perkotaan menduduki
kesehatan yang perlu mendapatkan prevalensi terbanyak penyebab DM
penanganan yang seksama. Jumlah daripada di pedesaan (Kemenkes RI,
penderita diabetes di Indonesia setiap 2012). Menurut Dinas Kesehatan Provinsi
tahun meningkat (Maharani, 2014). Jawa Timur (2012) pada pasien rawat
Badan WHO memperkirakan, pada tahun jalan di rumah sakit tipe B yang berjumlah
2000 jumlah pengidap penyakit DM yang 24 rumah sakit, kasus terbanyak masih
berusia di atas 20 tahun berjumlah 150 tergolong penyakit degeneratif yakni
juta orang dan dalam kurun waktu 25 Diabetes Mellitus sebanyak 102.399
tahun kemudian pada tahun 2025, jumlah kasus.
itu akan meningkat menjadi 300 juta
orang (Roza, Afiant dan, Edward, 2015). Hiperglikemia yang terjadi dari
Meznurut WHO Diabetes Facts and waktu ke waktu dapat menyebabkan
Numbers (2016) Pada tahun 2015 kerusakan berbagai sistem tubuh terutama
Indonesia menempati peringkat ke tujuh syaraf dan pembuluh darah. Salah satu
dunia untuk prevalensi penderita diabetes konsekuensi dari diabetes adalah
tertinggi bersama dengan China, India, neuropati (kerusakan syaraf) di kaki yang
Amerika, Brazil, Rusia dan Meksiko. menigkatkan kejadian ulkus diabetikum,
Presentase kematian akibat diabetes di infeksi dan bahkan keharusan untuk
Asia Tenggara Indonesia menempati amputasi kaki (Pusat Data dan Informasi
peringkat ke dua setelah Sri Langka. Kemenkes RI, 2014). Seperti pada kasus
Prevalensi diabetes di Indonesia amputasi di Indonesia yang disebabkan
menunjukkan kecenderungan menigkat oleh penyakit diabetes berkisar antara 15
yaitu dari 5,7% (2007) menjadi 6,9% 30% dengan angka kematian penderita
(2013). diabetes komplikasi ulkus atau gangren
berkisar antara 17-32% (Antono, D &
Hasil Riset Kesehatan Dasar Girsang, D. 2013, dalam Fata,
(Riskesdas) tahun 2013, kecenderungan Rahmawati, dan Wulandari, 2016).
prevalensi DM berdasarkan wawancara
3

Terapi pelengkap sering disebut HASIL DAN PEMBAHASAN


dengan terapi adjuvant atau terapi Hasil penelitian disajikan dalam bentuk
komplementer saat ini ramai dibicarakan. analisa bivariat yaitu nilai normalitas pada
Salah satunya adalah terapi ozon. Pada responden sebelum diberikan terapi ozone
perwatan ulkus diabetikum menggunakan bagging dan setelah diberikan terapi
Terapi Ozone Bagging adalah suatu ozone bagging, Distribusi sebelum
metode ozonisasi dengan menggunakan diberikan terapi ozone bagging dan
kantong ozon dan membungkus ulkus setelah diberikan terapi ozone bagging
pada kaki dan memompa aliran gas ozon dan Analisa Pengaruh Penyembuhan
ke dalam kantong ozon. Luka Sebelum dan Sesudah diberika
Terapi Ozone Bagging.
MATERIAL DAN METODE
Tabel 1 Nilai Tingkat Penyembuhan
Desain penelitian menggunakan Luka dan Nilai Yang Sering Muncul
pre-experimental design dengan Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi
Ozone Bagging
pendekatan pretest-postest one group
design. Populasi pada penelitian ini ialah Pretest Postest
Penyembuhan Luka
N % N %
pasien ulkus diabetikum di Rumah Luka Keparahan Luka Minimal 0 0 1 12,5
Nirmala Kecamatan Puger Kabupaten Keparahan Luka Ringan 1 12,5 4 62,5
Keparahan Luka Moderat 4 50 3 12,5
Jember rerata sejumlah 20 pasien per
Keparahan Luka Ekstrim 3 37,5 0 12,5
bulan. Sampel yang digunakan pada Total 8 100 8 100
Modus 3 2
penelitian ini ialah 8 Pasien dengan
menggunakan teknik quota sampling.
Tabel 2 Distribusi Tingkat Penyembuhan
Penelitian dilakukan pada bulan Juli Luka Sebelum dan Sesudah Diberikan
sampai Agustus 2016. Intsrumen yang Terapi Ozone Bagging
digunakan adalah pengkajian luka BWAT Nilai Prestest Postest
(Bates-Jensen Assessment Tool). Minimum 2 1
Maximum 4 4
Modus 3 2
4

Tabel 3 Analisa Pengaruh Tingkat Penyembuhan Luka Sebelum dan


Sesudah Diberikan Terapi Ozone Bagging Di Rumah Luka
Nirmala Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Test Statisic

Z Sig. (2-tailed)

Pretest-Postest -2,530 ,011

Berdasarkan hasil analisa data penyembuhan luka sesudah diberikan


yang dilakukan kepada 8 responden terapi ozone bagging ialah keparahan
diperoleh data bahwa sebagian besar luka ringan yaitu sejumlah 5
penyembuhan luka sebelum diberikan Responden (62,5%) dan nilai yang
terapi ozone bagging ialah keparahan sering muncul pada penyembuhan luka
luka moderat yaitu sejumlah 4 yaitu 2.
Responden (50%) dan nilai yang sering
Interpretasi nilai yang didapat dari
muncul pada penyembuhan luka yaitu
keparahan luka ringan bertambah
3.
menjadi 5 responden yaitu antara 31-
Interpretasi nilai yang didapat dari 40, sedangkan interpretasi nilai yang
keparahan luka moderat sebanyak 4 didapat dari keparahan luka moderat
responden yaitu antara 31-40 setelah berkurang menjadi 2 responden yaitu
dikaji dan diberi total skor melalui 13 antara 41-65, interpretasi nilai yang
item pengkajian dengan instrumen luka didapat dari keparahan luka ekstrim
BWAT. Sedangkan interpretasi nilai menunjukkan angka 0, berati tidak ada
yang didapat dari keparahan luka responden. Interpretasi nilai yang
ekstrim sebanyak 3 responden yaitu didapat dari keparahan luka minimal
antara 41-65 dan interpretasi nilai yang menunjukkan 1 responden yaitu antara
didapat dari keparahan luka ringan 13-20.
sebanyak 1 responden yaitu antara 21-
Berdasarkan penelitian menurut
30. Keparahan luka minimal tidak
Bakri (2011) metode Terapi Ozone
didapatkan responden dalam
Bagging ini menggunakan kantong
pengkajian oleh peneliti.
plastik khusus dibuat yang ditempatkan
Berdasarkan hasil analisa data yang di sekitar daerah yang akan dirawat.
dilakukan kepada 8 responden Sebuah campuran ozon/oksigen
diperoleh data bahwa sebagian besar dipompa ke dalam tas dan campuran
5

yang diserap ke dalam tubuh melalui terjadi penurunan skor disetiap


kulit. Dalam terapi ozon ini terutama keparahan luka, semakin turun tingkat
direkomendasikan untuk mengobati skor pada instrumen BWAT maka
ulkus, gangren, infeksi jamur, luka semakin baik tingkat keparahan luka.
bakar dan lambat penyembuhan luka. Dinyatakan bahwa setiap keparahan
luka mengalami regenerasi luka, maka
Ozon diklaim sebagai alternatif
terdapat penyembuhan luka yang
yang potensial untuk dijadikan agen
bermakna setelah diberi perlakuan
yang membantu penyembuhan luka
terapi ozone bagging.
selain terapi konvensional yang sudah
ada. Hingga saat ini, penggunaan ozon Ozon diklaim sebagai alternatif
baik secara sistemik berupa yang potensial untuk dijadikan agen
autohemoterapi maupun topikal telah yang membantu penyembuhan luka
diaplikasikan untuk membantu selain terapi konvensional yang sudah
penyembuhan luka seperti luka bakar, ada. Terapi ozon untuk luka umumnya
luka tembak, luka terinfeksi, ulkus diberikan secara topikal sebagai
gangren diabetikum, ulkus dekubitus, antimikroba.
luka post operasi dll. Terapi ozon untuk
Berdasarkan penelitian yang
luka umumnya diberikan secara topikal
dilakukan Megawati, Hakimi dan
sebagai antimikroba (HTA Indonesia,
Sumaryani (2015) dengan judul
2004, dalam Megawati, Hakimi, &
Efektifitas Modifikasi Modern
Sumaryani, 2015).
Dressing dan Terapi Ozon Terhadap
Berdasarkan hasil penelitian dan Penyembuhan Luka Pada Pasien
dilakukan uji Wilcoxon didapatkan dengan Pressure Ulcer Di Wocare
nilai P Value = 0,011 atau p <0,05 Clinic Bogor menyatakan Hasil uji
berarti H1 diterima. Artinya ada statistik menggunakan uji Independent
pengaruh terapi ozone bagging t-Test menunjukkan bahwa
terhadap penyembuhan luka pasien Penggunaan modifikasi modern
ulkus diabetikum Di Rumah Luka dressing dan terapi ozon lebih efektif
Nirmala Kecamatan Puger Kabupaten terhadap penyembuhan luka
Jember. Berdasarkan nilai yang sering dibandingkan dengan penggunaan
muncul juga didapatkan penurunan dari modern dressing saja pada pasien
nilai 3 menjadi 2. Dalam masing- dengan pressure ulcer.
masing keparahan luka yang ada,
6

Asumsi peneliti menegaskan Efek jangka panjang dalam terapi


bahwa terapi ozone bagging dalam ozone bagging ini yaitu mencegah
terapi non-konvensional atau topikal kejadian amputasi yang banyak
sangat efektif dalam penyembuhan melibatkan pasien dengan ulkus
luka pada ulkus diabetikum. Efek ozon diabetikum, sehingga dalam
terhadap bakteri adalah dengan Keperawatan terapi ozone bagging
mengganggu integritas kapsul sel dapat diaplikasikan dalam
bakteri melalui oksidasi, sehingga mempercepat proses penyembuhan
terjadi regenerasi sel. Ulkus kaki pada luka pada pasien ulkus diabetikum.
pasien diabetes harus mendapatkan
KESIMPULAN DAN SARAN
perawatan karena ada beberapa alasan,
misalnya untuk mengurangi resiko Kesimpulan
infeksi dan amputasi, memperbaiki
Berdasarkan hasil penelitian
fungsi dan kualitas hidup.
didapatkan bahwa sebagai besar
Hasil penelitian sebelum dilakukan penyembuhan luka sebelum dilakukan
terapi ozone bagging terhadap terapi ozone bagging ialah
penyembuhan luka ini menunjukkan menunjukkan keparahan luka moderat
nilai yang sering muncul 3 yaitu dan sebagian besar penyembuhan luka
dengan tingkat keparahan luka moderat sesudah dilakukan terapi ozone
dan sesudah dilakukan terapi bagging ialah menunjukkan keparahan
menunjukkan nilai yang sering muncul luka ringan.
2 yaitu dengan tingkat keparahan luka
Setelah dilakukan uji Wilcoxon
ringan. Total skor pada penilaian
menegaskan bahwa H1 diterima,
instrumen BWAT ditujukan untuk
artinya ada pengaruh terapi ozone
menentukan kemajuan tentang
bagging terhadap penyembuhan luka
keparahan luka. Dalam penelititan ini
pasien ulkus diabetikum Di Rumah
masing-masing keparahan luka yang
Luka Nirmala Kecamatan Puger
ada terjadi mengalami penurunan total
Kabupaten Jember.
skor disetiap keparahan luka, semakin
turun tingkat skor pada instrumen Saran
BWAT maka semakin baik tingkat
Perawat dapat menerapkan
keparahan luka.
terapi ozone bagging sebagai bagian
dari rangkaian perawatan ulkus
7

diabetikum untuk mempercepat Huda, Nuh. 2010. Pengaruh


Hiperbarik Oksigen (HBO)
penyembuhan luka pada pasien ulkus
Terhadap Perfusi Perifer Luka
diabetikum agar mempercepat Gangren pada Penderita DM di
RSAL Dr. Ramelan Surabaya.
regenerasi luka.
Depok: Universitas Indonesia
(lib.ui.ac.id/file?file=digital/202
DAFTAR PUSTAKA 83057-T%20Nuh%20Huda.pdf,
diakses pada tanggal 30 Mei
Bakri R., Kamaruzaman H.F., dan 2016).
Thye S.L. 2011. Health
Technology Assesment Ozone Kementrian Kesehatan RI. 2012.
Theraphy an Update. Medical Buletin Jendela Data dan
Development Division, Ministry Informasi Kesehatan Penyakit
of Health Malaysia Tidak Menular. Volume 2,
(http://www.moh.gov.my/attac Semester 2 Tahun 2012
hments/8128.pdf, diakses pada (www.depkes.go.id/download.ph
tanggal 30 Mei 2016). p%3Ffile%3Ddownload/pusdati
n/buletin/buletin-ptm.pdf,
Fata,U.H., Rahmawati, A., dan diakses pada tanggal 30 Mei
Wulandari, N. 2016. Pusat 2016).
Perawatan Luka Patria Care
Blitar Unit Pelayanan MA, Maharani. 2014. Ulkus
Perawatan Luka, Konseling, Diabetikum Pada Wanita dengan
Produk Salep Luka dan Pola Hidup Yang Buruk Pada
Pelatihan Perawatan Luka. Penderita DM Tipe II dan
Volume 13, Mei Tahun 2016 Hipertensi Grade II. Lampung.
(http://ejournal.umm.ac.id/inde Medula, Vol 2, No.1, Januari
x.php/dedikasi/article/viewFile/ 2014(http://juke.kedokteran.unil
3132/3770, diakses pada a.ac.id/index.php/medula/article/
tanggal 30 Mei 2016). view/158/156, diakses pada
tanggal 30 Mei 2016).
Handayani L. T. 2014. Statistik
Inferesial. Fakultas Ilmu Megawati, V.N., Hakimi, H.M.,
Kesehatan. Universitas Sumaryani, Sri. 2015. Efektivitas
Muhammadiyah Jember. Modifikasi Modern Dressing dan
Terapi Ozonterhadap
Hastuti, R.T. 2008. Faktor-Faktor Penyembuhan Luka Pada Pasien
Risiko Ulkus Diabetika pada dengan Pressure Ulcer di
Penderita Diabetes Mellitus Wocare Clinic Bogor. Vol 7 No.
(Studi Kasus di RSUD Dr. 2, Nopember 2015
Moerwardi Surakarta. (http://ejurnalp2m.poltekkesmaj
Semarang: Universitas apahit.ac.id/index.php/HM/articl
Diponegoro Semarang e/view/106/153, diakses pada
(https://core.ac.uk/download/fil tanggal 30 Mei 2016).
es/379/11718439.pdf, diakses
pada tanggal 30 Mei 2016).
8

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur.


2012. Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur
(http://www.depkes.go.id/resour
ces/download/profil/PROFIL_K
ES_PROVINSI_2012/15_Profil
_Kes.Prov.JawaTimur_2012.pdf,
diakses pada tanggal 30 mEi
2016).

RISKESDAS. 2013. Badan Penelitian


dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI Tahun
2013
(http://www.depkes.go.id/resour
ces/download/general/Hasil%20
Riskesdas%202013.pdf, diakses
pada tanggal 30 Mei 2016).

Usiska, Y. S. 2015. Pengaruh Metode


Rawat Luka Modern Dengan
Terapi Hiperbarik Terhadap
Proses Penyembuhan Luka
Ulkus Diabetik pada Pasien
Diabetes Mellitus di Jember
Wound Center (JWC) Rumah
Sakit Paru Jember. Jember:
Universitas Jember
(http://repository.unej.ac.id/bits
tream/handle/123456789/6557
7/102310101066.pdf?sequence
=1, diakses pada tanggal 30 Mei
2016).

World Health Organization. 2016.


Diabetes Facts and Numbers
Indonesian
(http://www.searo.who.int/indon
esia/topics/8-whd2016-diabetes-
facts-and-numbers-
indonesian.pdf, diakses pada
tanggal 30 Mei 2016).

Das könnte Ihnen auch gefallen