Sie sind auf Seite 1von 24

MAKALAH BIOLOGI

ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

Oleh

Kelompok 2

Anggota kelompok :

I Gede Agus Aditya Putra ( 04 )


Dewa Gede Agung Artha Swikara Putra ( 07 )
Putu Gede Dimawiaksa ( 16 )
I Dewa Made Dwitya Adyatma ( 20 )
Ni Putu Eka Damayanti ( 21 )
I Gusti Lanang Agung Ananta Agra Wicaksana ( 28 )
Gede Ngurah Mahesa Andika Putra ( 29 )
I Gede Suadnyana ( 40 )
Kadek Yulinda Dewi ( 45 )

TAHUN AJARAN 2015/2016

SMAN 8 DENPASAR
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.1

DAFTAR ISI..2

KATA PENGANTAR.......3

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah4

1.2 Rumusan Masalah.4

1.3 Tujuan Penelitian..4

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Archaebacteria, Eubacteria, dan Bakteri5

2.2 Ciri Ciri Bakteri.6

2.3 Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif..12

2.4 Cara Hidup Bakteri...12

2.5 Pertahanan Bakteri Pada Lingkungan Yang Buruk..17

2.6 Reproduksi Bakteri...17

2.7 Klasifikasi Bakteri........19

2.8 Peranan Bakteri Dalam Kehidupan Manusia22

2.9 Pembiakan Bakteri23

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan24

3.2 Saran..24
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas bekat rahmat dan
hidayah-Nya pulalah tugas biologi kami ini dapat selesai dengan baik.

Kali ini kami akan membahas materi Biologi secara menyeluruh tentang bakteri.
Kami harapkan tugas ini dapat membantu dalam proses pembelajaran yang fokus pada
pemberian pengalaman belajar pada siswa dalam mengembangkan kompetensinya agar kelak
mampu memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari - hari.

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih banyak kekurangan, baik
dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempernaan makalah ini. Akhirnya
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi
pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kemajuan iptek seperti yang ada pada saat ini, menuntut manusia untuk bekerja
lebih keras lagi. Didalam setiap pekerjaan sudah pasti terdapat resiko dari pekerjaan tersebut
sehingga dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja ini di sebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya adalah faktor biologi, fisik, kimia, fisiologi dan psykologi.
Sebagai contoh orang yang bekerja pada sektor peternakan atau pada sektor pekerjaan yang
berkontak langsung dengan lingkungan. Lingkungan dimana mereka bekerja itu tidak selalu
bersih dalam artian bebas dari sumbersumber penyakit yang berupa virus, bakteri, protozoa,
jamur, cacing, kutu, bahkan hewan dan tumbuhan besarpun dapat menjadi sumber penyakit.
Akan tetapi virus dan bakterilah yang menjadi penyebab utama penyakit dalam kerja,
khususnya pekerjaan yang berkontak langsung dengan lingkungan.
Untuk mencegah terjangkitnya penyakit yang diakibatkan oleh bakteri tidak hanya
membutuhkan tindakan pengobatan saja tetapi juga diperlukan pengetahuan tentang itu
bakteri bagaimana bakteri tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa itu eubacteria (bakteri)?
2. Bagaimana bakteri berkembang biak?
3. Bagaimana bentuk bakteri?
4. Bagaimana jenis-jenis bakteri?
5. Bagaimana peranan bakteri dalam kehidupan?

1.3 Tujuan Penelitian


Sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, laporan ini disusun dengan tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu eubacteria (bakteri).
2. Untuk mengetahui bagaimana bakteri berkembang biak.
3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk bakteri.
4. Untuk mengetahui bagaimana jenis-jenis bakteri.
5. Untuk mengetahui bagaimana peranan bakteri dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Archaebacteria, Eubacteria, dan Bakteri


Istilah Archaebacteria berasal dari bahasa Yunani, archaio, yang artinya kuno. Para ahli
mengajukan hipotesis bahwa Archaebacteria merupakan sel-sel paling awal (kuno) yang
memiliki hubungan kekerabatan dekat dengan organisme eukariotik (memiliki mebran inti
sel). Archaebacteria hidup dilingkungan yang ekstrem yang mirip dengan dugaan lingkungan
kehidupan awal di bumi.

Istilah Eubacteria berasal dari bahasa Yunani, eu, yang artinya sejati. Eubacteria
meliputi sebagian besar organisme prokariotik yang dapat hidup di manapun (kosmopolit).
Eubacteria disebut juga Bacteria, yang kemudian disederhanakan menjadi bakteri. Eubacteria
atau Bacteria (bakteri) digunakan sebagai acuan untuk semua organisme prokariotik baik dari
kelompok Archaebacteria maupun Eubacteria, meskipun Archaebacteria dan Eubacteria
sudah dipisahkan dalam kelompok (kingdom) yang berbeda. Terlepas dari masalah
taksonomi, baik Archaebacteria maupun Eubacteria merupakan organisme prokariotik,
sehingga pembahasan Archaebacteria dan Eubacteria digabung dalam satu pokok
pembahasan.

Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas
dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri umumnya merupakan organisme
uniseluler (bersel tunggal), prokariota/ prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran
mikroskopik (sangat kecil).
Bakteri ditemukan pertama kali pada tahun 1674, oleh Antony van Leeuwenhock
(seorang ilmuwan dari belanda, penemu mikroskop lensa tunggal), dan istilah bacteria baru
diperkenalkanpada tahun 1828 oleh Ehrenberg. Ilmu yang mempelajari bakteri disebut
bakteriologi.

Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki jumlah spesies
mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih. Mereka ada di mana-mana mulai dari di tanah, di
air, di organisme lain, dan lain-lain juga berada di lingkungan yang ramah maupun yang
ekstrim.
Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun
penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph, suhu
temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme.

2.2 Ciri-ciri Bakteri


A. Ukuran, Bentuk Sel, dan Koloni Bakteri
Bakteri merupakan organisme mikroskopis dengan ukuran sel yang bervariasi. Pada
umumnya sel bakteri berdiameter sekitar 0,5 5 m (mikrometer). Namun, ada pula yang
berdiameter hingga 0,5 mm atau lebih besar dari pada sel Eukariotik (10 100 mm ) (1 mm =
1/1.000.000 m = 1/1.000 mm ). Contoh bacteri yang berukuran besar adalah Epulopiscium
fishelsoni ( + 0,5 mm ) Thiomargarita ( + 0,75 mm ), sedangkan bakteri berukuran kecil
contohnya Mycoplasma (+ 0,2 mm ). Bakteri dapat dilihat dengan mikroskop cahaya ataupun
mikroskop elektron.

Bakteri memiliki bentuk sel yang bervariasi. Bentuk dasar sel bakteri, antara lain
sebagai berikut.

Basil, berbentuk seperti batang (bacillus = batang). Contohya Bacillus subtilis (penghasil
antibiotik basitrasin dan subtilin), Bacillus cereus (menyebakan keracunan makanan dan
infeksi mata), Bacillus anthracis (penyebab penyakit antraks pada hewan ternak, misalnya
sapi).

Kokus, berbentuk bulat seperti bola. Contohnya Nitrosococcus (bakteri yang membantu
menyuburkan tanah).

Spirilum, bentuk bergelombang seperti spiral. Contohnya Rhodospirillum rubrum (bakteri


fotosintetik yang memiliki figmen hijau dan merah) dan Spirillum minor (penyebab demam
akibat gigitan tikus).

Selain itu, ada pula bakteri


yang memiliki bentuk
perpaduan, antara lain sebagai
berikut:
Kokobasil, berbentuk antara bulat dan batang. Contihnya Coxiella burnetii (menyebabkan
demam Q, jika seseorang menghirup spora bakteri yang tersebar di udara atau melakukan
kontak dengan hewan ternak yang terinfeksi).

Vibrio, berbentuk seperti tanda baca koma. Contohnya Vibrio cholerae (penyebab penyakit
kolera) dan Vibrio parahaemolyticus (menyebabkan muntah, diare, demam, dan kejang perut
setelah memakan ikakn laut yang terkontaminasi).

Spiroseta, bentuk spiral ulir seperti sekrup. Tubuhnya bisa memanjang dan memendek saat
bergerak. Contohnya Treponema pallidum (penyebab penyakit sifilis pada alat kelamin) dan
Borrelia recurrentis (biasanya menginfeksi limpa serta hati dengan vektor kutu rambut
manusia).

Bakteri ada yang berupa sel tunggal dan ada pula yang membentuk agregat (kumpulan).
Bakteri yang berbentuk vibrio dan spirilum pada umumnya berupa sel tunggal, sedangkan
bekteri yang berbentuk kokus dan basil ada yang berupa sel tunggal maupun membentuk
agregat.

Bentuk agregat (kumpulan) bakteri kokus antara lain sebagai berikut.

Monokokus, yaitu bakteri berbentuk bulat tuggal atau tudak membentuk agregat. Contohya
chalamydia trachomatis (penyebab penyakit mata trakoma) dan Chalamdya pneumonia
(penyebab infeksi saluran pernapasan)

Diplokokus, yaitu bakteri berbentuk bulat yang bergandengan dua dua. Contohnya
Diplococcus pneumoniae (penyebab penyakit radang paru-paru pneumonia).

Tetrakokus, yaitu bakteri berbentuk bulat yang berkelompok empat-empat. Contohnya


Mikrokus tetragenus dan Pediococcus cerevisiae.

Sarkina, yaitu bakteri yang berbentuk bulat yang berkelompok membentuk susunan kubus.
Contohnya Sarcina lutea (bakteri saproba berfigmen kuning) dan Thiosarcina rosea (bakteri
sulfur).

Streptokokus, yaitu bakteri yang berbentuk bulat yang bergandengan memanjang membentuk
rantai. Contohnya Streptococcus lactis (bakteri saproba yang menyebabkan rasa asam pada
susu), Streptococcus mutans (menyebabkan karies/gigi berlubang), dan Streptococcus
pyogenes (menyebabkan penyakit mastitis pada kelenjar susu sapi dan dapat menyebabkan
penyakit tenggorokan pada manusia).

Stafilokokus, yaitu bakteri berbentuk bulat yang bergerombol seperti buah anggur.
Contohnya Stafhylococcus aureus menyebabkan keracunan makanan dan infeksi kulit),
Stafhylococcus saphropyticus (menyebabkan infeksi pada saluran kemih wanita), dan
Stafhylococcus epidermidis (menyebabkan infeksi pada kulit, saluran pernapasan, dan
saluran pencernaan).

Bentuk agregat (kumpulan) bakteri basil antara lain sebagai berikut.

Monobasil, yaitu bakteri berbentuk batang tunggal. Contohnya Escherichia coli (saproba pada
usus besar), Propionibacterium acnes (bakteri penyebab jerawat), dan Salmonella typhi
(menyebabkan demam tifoid dan pendarahan usus).

Diplobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan monbasiI dua-dua. Contohnya
Moraxella lacunata (penyebab katarak konjungtiva).

Streptobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan memanjang membentuk


rantai. Contohnya Streptobacillus moniliformis (terdapat pada tenggorokan tikus dan
menyebabkan demam gigitan tikus).

B. Struktur Sel Bakteri

Sel bakteri terdiri atas beberapa bagian, yaitu kapsul, dinding sel, membran plasma,
mesosom, sitoplasma, ribosom, DNA, granula cadangan makanan, klorosom, vakuola gas,
fiagela, dan pilus (fimbria).

1. Kapsul atau Lapisan Lendir

Kapsul atau lapisan lendir merupakan lapisan terluar dari bakteri yang menyelimuti dinding
sel. Ketebalan lapisan tersebut bervariasi pada berbagai jenis bakteri. Lapisan yang tebal
disebut kapsul, sedangkan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Bakteri yang hidup
parasit pada organisme lain dan bersifat patogen (penyebab penyakit) pada umumnya
memiliki kapsul, sedangkan bakteri saproba (mendapatkan makanan dan sisa organisme)
biasanya memiliki lapisan lendir. Oleh karena itu, makanan yang terkontaminasi bakteri jenis
ini biasanya akan terlihart berlendir. Cobalah Anda perhatikan makanan basah yang sudah
basi. Bila berlendir, berarti makanan tersebut banyak mengandung bakteri saproba.
Kapsul atau lapisan lendir berupa senyawa kental dan lengket yang disekresikan oleh bakteri.
Kapsul tersusun dan glikoprotein (senyawa campuran antara glikogen dan protein),
sedangkan lapisan lendir tersusun dari air dan polisakarida. Kapsul dan lapisan lendir
berfungsi sebagai pelindung, menjaga sel agar tidak kekeringan, dan membantu pelekatan
dengan sel bakteri lain atau pada substrat. Pada bakteri patogen, kapsul melindungi bakteri
dari pengaruh sistem kekebalan (antibodi) yang dihasilkan oleh sel tubuh inang.

2. Dinding Sel

Dinding sel berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel, memberikan perlindungan fisik,
dan menjaga sel agar tidak pecah dalam lingkungan yang hipotonis (tekanan osmotik lebih
rendah). Akan tetapi, sel bakteri dapat mengalami plasmolisis bila berada dalam lingkungan
yang hipertonis (tekanan osmotik lebih tinggi). Hal inilah yang menyebabkan bakteri akan
mati bila berada pada larutan yang pekat, misalnya mengandung banyak garam atau banyak
gula.

Dinding sel bakteri tersusun dan senyawa peptidoglikan. Peptidoglikan adalah suatu polimer
yang terdiri atas gula yang berikatan dengan polipeptida pendek. Ketebalan lapisan
peptidoglikan yang dimiliki bakteri bervariasi. Ketebalan lapisan ini berpengaruh terhadap
respons pewarnaan, yang dapat digunakan dalam penggolongan bakteri, yaitu bakteri Gram
positif dan bakteri Gram negatif. Dinding sel pada Eubacteria mengandung peptidoglikan,
sedangkan dinding sel pada Archaebacteria tidak mengandung peptidoglikan.

3. Membran Plasma

Membran plasma tersusun dan senyawa fosfolipid dan protein yang bersifat selektif
permeabel (dapat dilewati oleh zat-zat tertentu). Membran plasma berfungsi membungkus
sitoplasma dan mengatur pertukaran zat yang berada di dalam sel dengan zat di luar Sel.

4. Mesosom

Mesosom adalah organel sel yang merupakan penonjolan membran plasma ke arah dalam
sitoplasma. Mesosom berfungsi untuk menghasilkan energi, membentuk dinding sel baru saat
terjadi pembelahan sel, dan menerima DNA pada saat konjugasi.
5. Sitoplasma

Sitoplasma bakteri merupakan cairan koloid yang mengandung molekul organik (lemak,
protein, karbohidrat), garam-garam mineral, enzim, DNA, klorosom (pada bakteri
fotosintetik), dan ribosom. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi-reaksi
metabolisme sel.

6. Ribosom

Ribosom merupakan organel-organel kecil yang tersebar di dalam sitoplasma dan berfungsi
dalam sintesis protein. Ribosom tersusun dan senyawa protein dan RNA (ribonucleic acid).
Jumlah ribosom di dalam suatu sel bakteri dapat mencapai ribuan, misalnya Escherichia coli
yang memiliki sekitar 15.000 ribosom.

7. DNA

Bakteri memiliki dua macam DNA (deoxyribonucleic acid), yaitu DNA kromosom dan DNA
nonkromosom (plasmid). DNA kromosom merupakan materi genetik yang menentukan
sebagian besar sifat-sifat metabolisme bakteri, sedangkan DNA nonkromosom (plasmid)
hanya menentukan sifat-sifat tertentu, misalnya sifat patogen, sifat fertilitas (kemampuan
reproduksi secara seksual), dan sifat kekebalan terhadap suatu antibiotik. DNA kromosom
pada organisme eukariotik berbentuk rantai ganda linier, sedangkan DNA kromosom
prokariotik (bakteri) berupa rantai ganda melingkar yang terkumpul sebagai serat kusut yang
disebut region nukleoid. Jumlah DNA bakteri jauh lebih sedikit dibandingkan DNA sel
eukariotik, yaitu sekitar 1/1.000 dan DNA sel eukariotik. DNA kromosom dapat bereplikasi
pada saat menjelang pembelahan sel.

DNA nonkromosom (plasmid) berbentuk melingkar (sirkuler) dengan ukuran yang jauh lebih
kecil dibandingkan DNA kromosom. Pada umumnya, bakteri tetap dapat hidup meskipun
plasmidnya dikeluarkan dan sel. Hal ini dimanfaatkan dalam teknologi rekayasa genetika, di
mana plasmid digunakan sebagai vektor atau pembawa suatu gen tertentu yang ingin
disisipkan. Plasmid dapat bereplikasi (menggandakan diri) tanpa kontrol DNA kromosom,
serta dapat dengan mudah ditransfer ke sel bakteri lainnya pada saat terjadi konjugasi.

8. Granula dan Vakuola Gas

Pada umumnya, bakteri memiliki granula-granula yang berfungsi sebagai penyimpan


cadangan makanan atau senyawa-senyawa lain yang dihasilkannya, misalnya Thiospirillum
yang menghasilkan butir-butir belerang. Vakuola gas hanya terdapat pada bakteri-bakteri
fotosintetik yang hidup di air. Vakuola gas memungkinkan bakteri mengapung di permukaan
air, sehingga mendapatkan sinar matahari untuk berfotosintesis.

9. Klorosom

Klorosom adalah suatu struktur lipatan di bawah membran plasma yang berisi klorofil dan
pigmen fotosintetik lainnya. Klorosom berfungsi untuk fotosintesis dan hanya terdapat pada
bakteri fotosintetik, misalnya Chiorobium.

10. Flagela

Flagela adalah bulu cambuk yang tersusun dan senyawa cotein, terdapat pada dinding sel, dan
berfungsi sebagai alat ak. Berbeda dengan fiagela sel eukariotik, flagela bakteri tidak
bungkus oleh perluasan membran plasma. Flagela dimiliki kh bakteri yang berbentuk batang
(basil), koma (vibrio), dan tiral. Sekitar separuh dan seluruh bakteri yang ada dapat
ze1akukan pergerakan secara terarah, menuju atau menjauhi rnu rangsang. Gerak bakteri
berpindah tempat menuju atau menjauhi rangsang disebut gerak taksis. Contohnya bakteri
dan mili Chlorobacteriaceae akan melakukan gerak fototaksis positif rau menuju ke arah
cahaya mataban agar dapat berfotosintesis. Bakteri aerob (Nitrosomonas, Nitrosococcus,
Nitro bacter) merupakan ikteri kemotaksis positif yang akan bergerak menuju ke sumber
oksigen. Bakteri Escherichia cou akan bergerak ke arah larutan yang mengandung glukosa,
fruktosa atau asam amino. Namun kteri-bakteri juga melakukan gerak kemotaksis negatif,
yaitu bergerak menjauhi zat kimia beracun.

Bakteri memiliki jumlah fiagela dengan letak yang berbeda beda. Berikut ini pengelompokan
bakteri berdasarkan jumlah dan letak flagelanya.

Atrik, adalah bakteri yang tidak memiliki flagela.


Monotrik, adalah bakteri yang hanya memiliki satu fiagela.
Lofotrik, adalah bakteri yang memiliki banyak fiagela pada salah satu sisi sel.
Amfitrik, adalah bakteri yang memiliki fiagela pada kedua ujung sel.
Peritrik, adalah bakteri yang memililci banyak flagela yang tersebar di seluruh
permukaan dinding sel.

11. Pilus atau Fimbria


Pilus (Latin, pili = rambut) atau fimbria (fimbria = daerah pinggir) adalah struktur seperti
fiagela, tetapi berupa rambut-rambut berdiameter lebih kecil, pendek, dan kaku, yang terdapat
di sekitar dinding sel. Fungsi pilus atau fimbria adalah sebagai berikut :

Membantu bakteri menempel pada suatu medium tempat hidupnya.


Melekatkan din dengan sel bakteri lainnya, sehingga terjadi transfer DNA pada saat
terjadi konjugasi. Pilus untuk konjugasi disebut pilus seks.

Contoh bakteri yang memiliki pilus, antara lain Neisseria gonorrhoeae (penyebab penyakit
kencing nanah) dan Escherichia cou (bakteri saproba di usus besar).

2.3 Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif

Bakteri Gram Positif adalah bakteri yang dinding selnya menyerap warna violet dan
memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal. Contoh bakteri gram positif yaitu: actinomyces,
lactobacillus, propionibacterium, eubacterium, bifidobacterium, arachnia, clostridium,
peptostreptococcus, dan staphylococcus.

Bakteri Gram Negatif adalah bakteri yang dinding selnya menyerap warna merah, dan
memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis. Contoh bakteri gram negative yaitu : Azotobacter,
Rhizobium leguminosarum, Neisseria gonorrhoeae, Haemophilus influenza, Pseudomonas
aeruginosa, Salmonella typhi, dan Helicobacter pylori.

Bakteri Gram Negatif yang bersifat patogen lebih berbahaya daripada Bakteri Gram Positif,
karena membrane luar pada dinding selnya dapat melindungi bakteri dari system pertahanan
inang dan menghalangi masuknya obat-obatan antibiotik. Senyawa lipopolisakarida pada
membran luar Bakteri Gram Negatif dapat bersifat toksik (racun) bagi inang.

2.4 Cara Hidup Bakteri

Bakteri dapat hidup di berbagai habitat sesuai dengan cara hidupnya. Ada yang hidup di
dalam tubuh organisme lainnya, di air tawar, air laut, tanah, sampah-sampah, pada sisa-sisa
organisme yang sudah mati, dan pada bahan-bahan makanan. Pada umumnya, bakteri akan
tumbuh subur pada lingkungan yang cenderung basah dan lembap, pada suhu sekitar 25-
37C. Beberapa jenis bakteri mampu hidup dilingkungan dengan kondisi yang sangat
ekstrem, misalnya terlalu asam, basa, panas, dingin, asin, manis, ada oksigen, maupun tidak
ada oksigen.
A. Bakteri Autotrof dan Bakteri Heterotrof

Agar tetap dapat hidup dan berkembang biak, bakteri memerlukan makanan. Berdasarkan
cara memperoleh makanan, bakteri dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri autotrof dan bakteri
heterotrof.

1. Bakteri Autotrof

Bakteri autotrof (auto = sendiri, trophein = makanan) adalah bakteri yang dapat membuat
makanan sendiri dan senyawa anorganik. Untuk membuat makanannya, bakteri memerlukan
energi. Berdasarkan asal sumber energi yang digunakan untuk menyusun makanan, bakteri
dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri fotoautotrof dan bakteri kemoautotrof.

a. Bakteri fotoautotrof

Bakteri fotoautotrof (foton = cahaya, auto = sendiri, trophein = makanan) adalah bakteri yang
dapat membuat makanannya sendiri dengan menggunakan energi yang berasal dan cahaya
matahari atau melalui proses fotosintesis. Bakteri fotoautotrof memiliki pigmen-pigmen
fotosintetik, antara lain pigmen hijau yang disebut bakterioklorofil (bakterioviridin), pigmen
ungu, pigmen kuning (karoten), dan pigmen merah yang disebut bakteriopurpurin. Contoh
bakteri fotoautotrof, antara lain Rhodopseudomonas dan Rhodospirillum (berwarna
kemerahan dan tidak menghasilkan belerang), Thiocystis dan Thiospirillum (berwarna ungu
kemerahan dan menghasilkan belerang), Chlorobium (berwarna hijau, berfotosintesis bila ada
hidrogen sulfida, dan menghasilkan belerang).

b. Bakteri kemoautotrof

Bakteri kemoautotrof (chemo = kimia, auto = sendiri, trophein = makanan) adalah bakteri
yang dapat membuat makanannya sendiri dengan menggunakan energi kimia. Energi kimia
berasal dan reaksi oksidasi senyawa anorganik, misalnya amonia (NH3), nitrit (HNO2),
belerang (S), dan FeCO3. Contoh bakteri kemoautotrof, antara lain Thiobacillus ferrooxidans,
Cladothrix dan Leptothrix ochracea (mengoksidasi ion besi), Nitrosomonas dan
Nitrosococcus (mengoksidasi amonia), Nitrobacter (mengoksidasi nitrit), Methanomonas
(mengoksidasi metana), Hydrogenomonas (mengoksidasi gas hidrogen), dan Thiobacillus
thiooxidans (mengoksidasi belerang).

Beberapa reaksi kimia yang dilakukan oleh bakteri kemoautotrof adalah sebagai berikut.
1. Bakteri besi (Cladothrix, Leptothrix) mengoksidasi ion ferro (Fe2+) menjadi ion fern
(Fe3+).

Reaksi:

4FeCO3 + O2 + 6H2O Cladothrix> 4Fe(OH)3 + 4C02 + energi

2. Bakteri belerang (Thiobacillus thiooxidans) mengoksidasi sulfur menjadi sulfat.

Reaksi:

2S 2H2O + 3O2 Thiobacillus thiooxidans> 2H2SO4 + energi

3. Bakteri nitrit (Nitrosomonas, Nitrosococcus) mengoksidasi amonia menjadi nitrit.

Reaksi:

2NH3 + 3O2 Nitrosomonas > 2HNO2 2H2O + energi

amonia asam nitrit

4. Bakteri nitrat (Nitrobacter) mengoksidasi nitrit menjadi nitrat.

Reaksi:

2HNO2 + O2 Nitrobacter > 2HNO3 + energi

asam nitrit asam nitrat

Bakteri yang mengoksidasi amonia (Nitrosomonas, Nitrosococcus) dan nitrit (Nitrobacter)


disebut bakteri nitrifikasi. Selain bakteri yang telah disebutkan di atas, ada lagi satu golongan
bakteri yang termasuk bakteri kemoautotrof, yaitu golongan bakteri denitrifikasi. Bakteri
denitrifikasi adalah bakteri yang mereduksi senyawa nitrat menjadi nitrit dan nitrit menjadi
amonia. Senyawa nitrit dan amonia merupakan racun bagi tanaman. Proses denitrifikasi dapat
terjadi bila sirkulasi udara di dalam tanah kurang lancar. Golongan bakteri denitrifikasi antara
lain dari genus Pseudomonas, Microccus, Beggiatoa, dan Bacillus.

2. Bakteri Heterotrof

Bakteri heterotrof (hetero = yang lain, trophein = makanan) adalah bakteri yang mendapatkan
makanan berupa senyawa organik dan organisme lainnya. Bakteri heterotrof dapat hidup
secara saproba (pengurai), parasit, dan simbiosis mutualisme.
a. Bakteri saproba (pengurai)

Bakteri saproba adalah bakteri yang memperoleh makanan dengan cara menguraikan
organisme yang sudah mati atau bahan organik lainnya. Bakteri saproba merupakan
organisme pengurai (dekomposer) bangkai, tumbuhan yang sudah mati, dan sampah. Bakteri
saproba ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan bagi manusia. Contoh
bakteri saproba antara lain Escherichia coli (pengurai sisa-sisa makanan di usus besar),
Cellvibrio dan Cellfacicula (pengurai selulosa di dalam tanah), Alcaligenes (saproba di dalam
usus besar vertebrata dan dapat menyebabkan kekentalan serta menimbulkan benang-benang
pada susu), Beggiatoa alba (banyak terdapat pada tanah yang tergenang air), Clostridium
botulinum (saproba pada makanan yang basi atau makanan kaleng dan menghasilkan racun),
Leucothrix (saproba di air laut yang mengandung sisa-sisa zar organik dan ganggang),
Aerobacter aerogenes (saproba di dalam usus besar vertebrata), dan Lactobacillus casei
(digunakan dalam pembuaran keju).

b. Bakteri parasit

Bakteri parasit adalah bakteri yang mendapatkan makanan dari tubuh organisme lain yang
dirumpanginya. Bakteri parasit pada umumnya bersifat patogen (menimbulkan penyakit) bagi
tubuh inang. Beberapa bakteri patogen bersifat oportunis, artinya bakteri tersebut hidup di
dalam tubuh inang dan dapat menyebabkan penyakit ketika sistem pertahanan tubuh inang
melemah akibat berbagai faktor. Conroh bakteri parasit, antara lain Corynebacterium
diphtheriae (menyebabkan penyakit difteri), Bordetella pertussis (penyebab batuk rejan),
Francisella tularensis (menyebabkan penyakit tularemia pada hewan dan dapat menular pada
manusia), Mycobacterium leprae (penyebab penyakin lepra), Mycobacterium tuberculosis
(penyebab TBC), Mycobacterium bovis (parasit pada lembu), Chlamydia trachomatis
(penyebab keburaan), dan Mycobacterium avium (parasit pada unggas).

c. Bakteri yang bersimbiosis mutualisme

Bakteri yang bersimbiosis mutualisme adalah bakteri yang mendapatkan makanan dari
organisme lain, tetapi mampu memberikan keuntungan bagi organisme pasangan
simbiosisnya. Contoh bakteri yang bersimbiosis mutualisme adalah Rhizobium
leguminosarum yang hidup pada akar tanaman kacang-kacangan (Leguminosae). Bakteri
Rhizobium berada di dalam tanah kemudian masuk ke dalam rambut akar tanaman polong-
polongan, dan menyebabkan jaringan akar tanaman tumbuh membentuk nodul (bintil-bintil)
seperti kutil. Bakteri ini memperoleh makanan dan sel-sel akar dan mampu mengikat nitrogen
bebas di udara untuk memenuhi kebutuhan hidup tumbuhan inang.

Bakteri Escherichia coli yang hidup di usus besar manusia bisa dikatakan sebagai bentuk
simbiosis mutualisme, karena bakteri tersebut memperoleh makanan dan sisa-sisa
pencernaan, sedangkan manusia memperoleh keuntungan karena bakteri membantu
penguraian sisa-sisa makanan dan menghasilkan vitamin K.

B. Bakteri Aerob dan Anaerob

Agar dapat menghasilkan energi, bakteri perlu merombak makanannya melalui proses
respirasi secara aerobik atau secara anaerobik. Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen,
bakteri dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu bakteri aerob, bakteri anaerob fakultatif,
dan bakteri anaerob obligat. Agar dapat menghasilkan energi, bakteri perlu merombak
makanannya melalui proses respirasi secara aerobik atau secara anaerobik. Berdasarkan
kebutuhannya terhadap oksigen, bakteri dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu bakteri
aerob, bakteri anaerob fakultatif, dan bakteri anaerob obligat.

1. Bakteri aerob

Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk hidupnya. Bila tidak ada
oksigen, maka bakteri akan mati. Bakteri aerob menggunakan glukosa atau zat organik
lainnya (misalnya etanol) untuk dioksidasi menjadi CO2 (karbon dioksida), H2O (air), dan
sejumlah energi. Yang termasuk bakteri aerob antara lain Nitrosomonas, Nitrosococcus,
Nitrobacter, Methanomonas (pengoksidasi metan), Hydrogenomonas, Thiobacillus
thiooxidans, Acetobacter, dan Nocardia asteroides (penyebab penyakit paru-paru).

2. Bakteri anaerob fakultatif

Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat hidup dengan baik bila ada oksigen
maupun tidak ada oksigen. Contoh bakteri anaerob fakultatif antara lain Escherichia coli,
Streptococcus, Alcaligenes, Lactobacillus, dan Aerobacter aerogenes.

3. Bakteri anaerob obligat adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen dalam
hidupnya. Bila, ada oksigen, maka bakteri akan mati. Contoh bakteri anaerob obligat antara
lain Clostridium tetani (menyebabkan kejang otot), Bacteroides fragilis (menyebabkan abses
atau tumpukan nanah di usus), Peptostreptococcus (menyebabkan abses otak dan abses
saluran kelamin wanita), Prevotelia melaninogenica (menyebabkan abses pada rongga mulut
dan faring), dan Methanobacterium (menghasilkan gas metana).

2.5 Pertahanan Bakteri Pada Lingkungan Yang Buruk

Beberapa jenis bakteri dapat bertahan hidup meskipun kondisi lingkungan kurang
menguntungkan, yaitu dengan membentuk endospora di dalam sel. Endospora merupakan
bentuk bakteri yang tidak aktif (istirahat). Bentuk endospora ada yang bulat dan ada yang
bulat-panjang. Ukuran endospora ada yang lebih kecil atau lebih besar dan diameter selnya.

Endospora bersifat sedikit impermeabel, sehingga lebih tahan terhadap disinfektan,


kekeringan, sinar, suhu panas, dan suhu dingin. Namun, bila kondisi lingkungan membaik,
maka endospora akan berkecambah menjadi sel vegetatif baru. Endospora juga dapat
terbentuk bila terjadi penumpukan zat-zat sisa metabolisme hasil ekskresi bakteri yang
mengganggu di sekitar sel. Bakteri yang dapat membentuk endospora sebagian besar adalah
golongan bakteri Gram positif. Contoh bakteri yang dapat membentuk endospora, antara lain
Bacillus mycoides, Bacillus anthracis, Bacillus cereus, Bacillus thuringiensis (patogen pada
serangga), Clostridium perfringens (menyebabkan keracunan makanan), Clostridium
botulinum, dan Clostridium tetani.

2.6 Reproduksi Bakteri|


Bakteri bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara seksual (generatif)
dan aseksual (vegetatif) adalah kedua dari reproduksi dari Bakteri. Reproduksi secara
Aseksual (vegetatif) melalui pembelahan biner (mitosis), sedangkan reproduksi secara
seksual (generatif) dilakukan dengan cara rekombinasi gen antara sel bakteri yang tidak sama
atau berbeda.

1. Reproduksi Bakteri Secara Aseksual (Vegetatif) - Bakteri melakukan reproduksi secara


aseksual dengan melakukan pembelahan biner. Pembelahan biner adalah satu sel menjadi dua
sel, dari dua sel menjadi empat sel, dari empat sel menjadi delapan sel, dan seterusnya.
Pembelahan ini terjadi secara amitosis (secara langsung), yaitu tidak melalui tahap-tahap
tertentu seperti pada pembelahan mitosis. Umumnya, bakteri mampu membelah sekitar 1-3
jam sekali. Sebagai contohnya, Escherichia coli yang membelah dalam setiap 20 menit
sekali. Dalam waktu yang relatif singkat, jumlah sel dalam koloni akan terus berlipat ganda
dari suatu generasi ke generasi yang berikutnya. Namun, pada pertumbuhan koloni bakteri
akan melambat pada suatu titik tertentu, yaitu ketika kehabisan nutrisi atau terjadi
penumpukan sisa metabolisme yang meracuni bakteri tersebut.

2. Reproduksi Bakteri Secara Seksual (Generatif) - Bakteri melakukan reproduksi secara


seksual dengan cara yang direkombinasi gen. Rekombinasi gen adalah peristiwa
bercampurnya sebagai materi gen (DNA) dari dua sel bakteri yang berbeda, maka dapat
terbentuk DNA rekombinan. Dalam rekombiansi gen, akan dihasilkan dua sel bakteri dengan
materi genetik campuran dari kedua induknya. Rekombinasi gen dapat terjadi dengan melalui
konjugasi, transduksi, dan transformasi.

a. Konjugasi
Konjugasi adalah pemindahan materi gen dari suatu sel bakteri ke sel bakteri yang lain secara
langsung melalui jembatan konjugasi. Mula-mula, kedua sel bakteri berdekatan, kemudian
membentuk tonjolan atau struktur jembatan yang menghubungkan kedua sel tersebut.
Transfer kromosom maupun transfer plasmid akan terjadi melalui jembatan konjugasi. Sel
mengandung materi gen rekombinan kemudian akan memisah dan terbentuklah dua sel
bakteri yang bersifat baru (sifat rekombinan). Contoh bakteri yang berkonjugasi adalah
Salmonella typhi dan Pseudomonas sp. Transfer kromosom dapat juga terjadi dengan pilus
seks, seperti yang terjadi dengan Escherichia coli.
b. Transduksi
Transduksi adalah rekombinasi gen antara dua sel bakteri dengan menggunakan virus fag.
Virus fag yang telah menginfeksi suatu bakteri dengan daur litik maupun juga lisogenik yang
mengandung partikel DNA bakteri. Jika virus fag tersebut menginfeksi bakteri lainnya, maka
terjadilah rekombinasi gen pada bakteri-bakteri yang terinfeksi fag. Virus fag temperat (virus
yang dapat bereproduksi secara litik maupun lisogenik) merupakan virus yang paling cocok
untuk proses transduksi.
c. Transformasi
Transformasi adalah rekombinasi gen yang terjadi melalui pengambilan langsung dengan
sebagian materi gen dari bakteri lain yang dilakukan oleh suatu sel bakteri. Bakteri yang
dapat melakukan transformasi secara alamiah, adalah bakteri-bakteri yang memproduksi
enzim khusus, seperti Rhizobium, Neisseria, Bacillus, Streptococcus, dan Pneumococcus.
Dalam teknologi rekayasan gen, bakteri yang tidak dapat melakukan transformasi secara
alamiah dapat dipaksa dalam menangkap dan memasukkan plasmid rekombinan ke dalam
selnya dengan cara memberikan kalsium klorida atau dengan proses kejut-panas (heat
shock).

2.7 KLASIFIKASI BAKTERI

Klasifikasi bakteri dilakukan berdasarkan identifikasi terhadap persamaan dan perbedaan


ciri sel tubuh, yang menunjukkan adanya hubungan filogenetik atau evolusioner. Bakteri
diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar (kingdom), yaitu Archaebacteria dan
Eubacteria.

A. Archaebacteria

Archaebacteria adalah bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan.


Archaebacteria memiliki RNA dan protein penyusun ribosom yang sangat berbeda dengan
bakteri pada umumnya, dan lebih mirip dengan RNA dan protein yang terdapat pada sel
eukariot. Sebagian besar Archaebacteria hidup pada habitat yang ekstrem, misalnya di mata
air panas, air laut yang terlalu asin, kawah, lumpur, dan gambut. Berdasarkan habitatnya yang
ekstrem, Archaebacteria dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu bakteri metanogen, bakteri
halofil, dan bakteri termofil.

1. Bakteri Metanogen

Bakteri metanogen adalah bakteri yang menghasilkan metana (CH4) dengan cara mereduksi
CO2 dengan H2. Bakteri metanogen termasuk bakteri anaerob yang paling tidak toleran
terhadap oksigen, atau akan teracuni bila ada oksigen. Sebagian besar bakteri ini hidup di
lumpur atau di rawa-rawa yang miskin oksigen. Gas metana yang dihasilkan keluar sebagai
gelembung gelembung yang disebut gas rawa. Selain itu, ada pula yang hidup di dalam
saluran pencernaan hewan pencerna selulosa, misalnya pada sapi, kambing, dan rayap.
Spesies bakteri metanogen saat ini dikomersialkan sebagai strain bakteri dalam pembuatan
biogas dan bahan sampah dan kotoran hewan. Contoh bakteri metanogen antara lain
Methanomonas dan Methano bacterium.

2. Bakteri Halofil

Bakteri halofil (Yunani, halo = garam, philos = pencinta) adalah bakteri yang hidup di
lingkungan dengan kadar garam tinggi. Kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri ini
berkadar garam sekitar 20%, namun ada pula yang hidup pada lingkungan dengan kadar
sepuluh kali keasinan air laut. Contoh bakteri halofil antara lain Halo bacterium.

3. Bakteri Termofil atau Termoasidofil

Bakteri termofil adalah bakteri yang hidup pada lingkungan bersuhu panas. Lingkungan yang
bersuhu panas cenderung bersifat asam karena mengandung sulfur. Bakteri yang hidup di
lingkungan bersuhu panas dan asam disebut bakteri termoasidofil. Kondisi optimum untuk
pertumbuhan bakteri ini sekitar 60C 80C dengan pH sekitar 2 4. Contoh bakteri
termofil atau termoasidofil antara lain Sulfolo bus, Thermus aquati cus, Bacillus caldolyticus,
dan Bacillus caldotenax. Sulfolobus hidup di mata air panas sulfur di Yellowstone National
Park. Bakteri Sulfolobus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi sulfur. James Lake
dari University of California, Los Angeles, mengajukan hipotesis bahwa organisme eukariot
(organisme bermembran inti) berasal dan prokariot termofil yang disebut eosit (eocyte), yang
berarti sel-sel permulaan.

B. Eubacteria

Eubacteria adalah bakteri yang memiliki dinding sel yang mengandung peptidoglikan.
Eubacteria meliputi sebagian besar jenis bakteri yang dapat hidup di manapun (kosmopolit)
baik yang secara saproba, parasit, maupun simbiosis mutualisme. Terdapat ribuan spesies
Eubacteria yang sudah diketahui. Eubacteria dapat diklasiflkasikan berdasarkan perbandingan
signature sequence (urutan basa khas) pada RNA ribosom. Berdasarkan perbedaan urutan
basa khas pada RNA ribosom tersebut, Eubacteria dibagi menjadi lima kelompok utama,
yaitu Proteobacteria, bakteri Gram, Cyanobacteria, Spirochaeta, dan Chlamydia.

1. Proteobacteria

Proteobacteria merupakan kelompok Eubacteria yang beragam, dan dapat dibedakan lagi
menjadi tiga subkelompok, yaitu sebagai berikut.

a. Bakteri ungu

Bakteri ungu memiliki bakterioklorofil yang tersimpan di dalam membran plasma sel,
sehingga dapat melakukan fotosintesis. Bakteri ini tidak menghasilkan oksigen karena tidak
menggunakan air (H2O) sebagai agen pereduksi (donor elektron) dalam proses fotosintesis
tetapi menggunakan zat selain air, misalnya H2S. Bakteri ungu ada yang hidup secara
fotoautotrof, yaitu berfotosintesis dengan menggunakan cahaya untuk menyintesis senyawa
organik, dengan sumber karbon dalam bentuk senyawa anorganik (CO2). Namun, ada pula
yang hidup dengan cara fotoheterotrof, yaitu menggunakan cahaya untuk berfotosintesis,
tetapi sumber karbon dalam bentuk senyawa organik. Bakteri ungu sebagian besar anaerob
obligat (tidak membutuhkan oksigen), dan hidup di lumpur, kolam, atau danau. Bakteri ini
ada juga yang memiliki flagela, contohnya Chromatium.

b. Proteobacteria kemoautotrof

Proteobacteria kemoautotrof dapat menyintesis makanannya sendiri dengan menggunakan


energi kimia. Ada yang hidup bebas, dan ada pula yang hidup bersimbiosis dengan organisme
lain (misalnya dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan). Contohnya Rhizobium
leguminosarum yang dapat mengikat N2 bebas.

c. Proteobacteria kemoheterotrof

Proteobacteria kemoheterotrofik membutuhkan zat organik sebagai sumber krbon dan


energi. Sebagian besar hidup disaluran usus hewan, bersifat anaerob fakultatif (dapat hidup
dengan oksigen maupun tidak), berbentuk batang, dan tidak berbahaya. Namun ada pula yang
bersifat patogen (menyebabkan penyakit), contohnya Salmonella sp. dan Escherichia coli.

2. Bakteri Gram Positif

Bakteri Gram Positif umumnya bersifat kemoheterotrof dan beberapa hidup secara
fotoautotrof. Bakteri Gram positif dapat membentuk endospora yang resisten, contohnya
Bacillus sp. dan Clostridium sp. Namun, ada pula yang tidak membentuk endospora,
misalnya Mycoplasma sp. yang hidup di tanah dan menyebabkan penyakit paru-paru
walking pneumonia pada manusia. Mycoplasma sp. merupakan bakteri Gram negatif, tetapi
susunan genetiknya mirip dengan Clostridium sp., sehingga tetap dimasukkan dalam
golongan ini. Bakteri Gram positif lainnya, kelompok Actinomycetes, berbentuk koloni
bercabang menyerupai jamur dan hidup di tanah, contohnya Streiptomyces sp. (penghasil
antibiotik).

3. Cyanobacteria

Cyanobacteria akan dibahas lebih khusus artikel Ciri-ciri Cyanobacteria.

4. Spirochaeta
Spirochaeta berbentuk heliks panjang (hingga 0,25 mm) dan dapat bergerak. Spirochaeta ada
yang hidup bebas, dan ada pula yang parasit. Contohnya Treponema pallidum, Leptospira
interrogans (penyebab penyakit leptospirosis), dan Borrelia burgdorferi (penyebb penyakit
lyme atau lepuh kulit).

5. Chlamydia

Chlamydia ini berbeda dengan Eubacteria lainnya karena tidak memiliki peptidoglikan pada
dinding selnya. Chlamydia bersifat Gram negatif dan hidup parasit obligat (parasit penuh) di
dalam sel hewan atau manusia. Contohnya Chlamydia trachomatis.

2.8 Peranan Bakteri Dalam Kehidupan Manusia

Bakteri ada yang berperan penting dalam kehidupan manusia tetapi ada juga yang merugikan.

A. Bakteri Yang Menguntungkan

Bakteri yang menguntungkan antara lain bakteri yang berperan sebagai pengurai bangkai
dan sampah, membantu pencernaan makanan, berperan dalam industri makanan, penghasil
antibiotik, dan bakteri yang dapat membunuh serangga hama. Bakteri yang menguntungkan
ini telah banyak dikembangbiakkan untuk tujuan komersial.

Berikut ini adalah beberapa contoh bakteri yang menguntungkan.

1. Lactobacillus bulgaricus dan L. acidophilus untuk membuat yoghurt.


2. Lactobacillus casei digunakan dalam pembuatan keju.
3. Rizobium bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dapat menambat nitrogen
dari udara bebas sehingga dapat menyuburkan tanah.
4. Acetobacter xylinum digunakan dalam proses pembuatan nata de coco dari air kelapa.
5. Escherichia coli yang hidup di dalam usus besar manusia membantu membusukkan sisa-
sisa makanan dan menghasilkan vitamin K.
6. Streptococcus griceus menghasilkan antibiotik streptomisin.
7. Pada pengolahan limbah, diperlukan bakteri aerob untuk mengoksidasi limbah, sehingga
daya racun limbah terhadap lingkungan berkurang.
8. Pada pembuatan biogas, bakteri mengubah sampah dan kotoran menjadi biogas yang
terutama terdiri atas gas metana. Gas metana dapat digunakan sebagai bahan bakar dan
penerangan.
9. Dalam rekayasa genetika, ADN bakteri dimodifikasi sehingga menghasilkan protein
tertentu yang dibutuhkan manusia. Dengan demikian dapat diperoleh sejumlah besar
protein/enzim dalam waktu relatif singkat.

B. Bakteri Yang Merugikan

Banyak bakteri yang bersifat merugikan karena menimbulkan penyakit pada manusia,
hewan, dan tumbuhan. Bakteri juga menyebabkan banyak kerusakan pada makanan, bahan
pangan, dan menghasilkan toksin/racun.
Berikut ini contoh beberapa jenis bakteri yang merugikan.
1. Clostridium tetani menyebabkan penyakit tetanus.
2. Salmonella typhi menyebabkan penyakit tifus.
3. Diplococcus pneumonia menyebabkan penyakit pneumonia / radang paru-paru.
4. Bacillus anthracis menyebabkan penyakit antraks pada sapi, kerbau, dan domba.
5. Aspergillus flavus merusak biji kacang-kacangan yang disimpan dan menghasilkan racun
aflatoksin yang berbahaya.

2.9 Pembiakan Bakteri

Pembiakan bakteri dilakukan untuk tujuan penelitian, mempelajari sifat dan aktivitas
bakteri spesies tertentu, atau untuk persediaan. Hasil pembiakan satu spesies bakteri dalam
suatu medium disebut biakan murni. Pembiakan dapat dilakukan pada medium cair (misalnya
kaldu rebusan daging), medium padat (misalnya kentang), atau medium kental (misalnya
agar-agar yang dicampur gelatin, gelatin dapat diperoleh dari rebusan tulang).

Sebelum pembiakan dilakukan, alat dan wadah yang digunakan harus disterilisasi untuk
mencegah tumbuhnya mikroorganisme lain yang tidak diinginkan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas mengenai Eubacteria(Bakteri), dapat disimpulkan bahwa
Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/ prokariot,
tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil).
Bakteri mengadakan pembiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan
paraseksual. Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, sedangkan
pembiakan paraseksual dilakukan dengan cara transformasi, transduksi dan konjugasi.
Berdasarkan bentuk bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan
spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.
Jenis bakteri dibedakan berdasarkan jumlah dan letak flagel, berdasarkan,
karakteristik dinding sel melalui sistem pewarnaan gram, berdasarkan, kebutuhannya
terhadap oksigen, berdasarkan kebutuhan energi, berdasarkan cara memperoleh makanan,
berdasarkan suhu pertumbuhan.
3.2 Saran
Mungkin akan lebih baik lagi jika adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun
dari semua pihak demi penyempurnaan makalah ini, namun sebagai manusia biasa penulis
hanya bisa berharap semoga bisa bermanfaat dan mudah-mudahan memenuhi fungsi
sebagaimana mestinya.
Setelah membaca pembahasan tadi, diharapkan pembaca mendapat pencerahan
mengenai bakteri, bakteri mana yang menguntungkan dan bakteri mana yang merugikan.

Das könnte Ihnen auch gefallen