Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DI SUSUN OLEH :
MUHAMMAD SIGIT HIDAYAT ZEN. S.ST
NIRA :34710210500
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang
berjudul "Asuhan Keperawatan pada An A PS dengan Pnemonia di Instalasi Gawat Darurat Rumah
Sakit Pratama Yogyakarta ". Selama pembuatan makalah pun kami juga mendapat banyak
dukungan dan juga bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu kami haturkan banyak terima kasih
kepada :
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca yang budiman sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini kedepannya. Terima kasih.
Penyusun
.
LEMBAR PENGESAHAN
Penulis Mengetahui
Ka. UPT RS PRATAMA
Tinjauan Pustaka
Latar Belakang
Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman nyeri adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut
Hierzuki Maslow. Kebutuhan rasa nyman nyeri diperlukan untuk proses kehidupan.
Nyeri adalah suatu mekanisme nyeri proteksi bagi penderita yang timbul bilamana jaringan sedang
dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri.
Masalah yang mempengaruhi nyeri diantaranya arti nyeri bagi bagi seseorang yang memiliki
banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti
membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini mempengaruhi beberapa faktor seperti : usia,
jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman, toleransi. Nyeri juga
berhubungan erat dengan intensitas nyeri yang apat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan
nyeri. Faktor yang mempengaruhi antara lain alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan, pengalihan
perhatian dan kepercayaan yang kuat.
Solusinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman nyeri dalam pelayanan kesehatan keperawatan
dapat di lakukan dengan pemberian obat analgesik dan sejenisnya.
1. Tujuan
1) Untuk me Untuk mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan Abdominal
Paint
2) mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan Abdominal Paint
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui konsep dasar teoritis Abdominal Paint
2) Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan Abdominal Paint
yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, dan intervensi
C. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN :
meliputi Latar Belakang, Tujuan Penulisan dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI TEORI :
meliputi Definisi, Etiologi, Klasifikasi, Cara Penularan, Patofisiologi, Mnifestasi Klinis,
Pemeriksaan Penunjang, Komplikasi dan Penatalaksanaan.
BAB III : Tinjauna Kasus
BAB IV : Kesimpulan dan Saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DIFINISI
Mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika
jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan
rangsangan rasa nyeri. Arthur C. Curfon (1983)
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya
diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif
dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan
aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan
Nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak menyenanngkan yang terasa disetiap
regio abdomen (Pierce A. Grace &Neil R.Borley, 2006). Nyeri abdomen ada dua yaitu,
nyeri abdomen akut dan nyeri abdomen kronis.
Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan di antara dada dan region inguinalis. Nyeri perut
bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan gejala dari suatu penyakit. Nyeri akut abdomen
didefinisikan sebagai serangan nyeri perut berat dan persisten, yang terjadi tiba-tiba serta
membutuhkan tindakan bedah untuk mengatasi penyebabnya. Appley mendefinisikan sakit
perut berulang sebagai serangan sakit perut yang berlangsung minimal 3 kali selama paling
sedikit 3 bulan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
B. KLASIFIKASI NYERI
Klasifikasi nyeri dibagi menjadi 2 yakni nyeri akut dan nyeri kronis.
1. Nyeri akut adalah nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang
tidak memiliki atau melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot.
2. Nyeri kronis adalah nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung
dalam waktu yang lama. Yang lebih dari 6 bulan, yang termasuk nyeri psikomatis.
Dan ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi ke dalam beberapa kategori,
diantaranya nyeri tersusun dan nyeri terbakar.
3. Perbedaan nyeri akut dan kronis
2. Sebab eksternal atau penyakit Tidak di ketahui atau pengobatan terlalu lama
dalam
5. Pertanyaan Daerah nyeri tidak di ketahui Daerah nyeri sulit dibedakan intensitasnya
nyeri secara pasti sehingga sulit di evaluasi (perubahan perasaan)
6. Gejala klinis Pola respon yang khas dengan Pola respon yang bervariasi dengan sedikit
gejala yang lebih terbatas gejala (adaptasi) berlangsung terus menerus
1. Nyeri menghantar adalah nyeri yang terasa pda bagian tubuh yang lain. Umumnya
terjadi akibat kerusakan pada bagian cidera organ.
2. Nyeri psikogenerit adalah nyeri yang tidak dapat diketahui secara fisik yang timbul
akibat psikologis.
3. Nyeri phantom adalah nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstrimitas
diamputasi.
4. Nyeri neurologi adalah nyeri yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di
beberapa jalur syaraf. (Hidayat Aziz, 2008, hal. 121)
C. STIMULUS NYERI
Seseorang dapat menoloransi, menahan nyeri (poin tolerance) atau dapat mengenai jumlah
stimulus nyeri sebelum merasa nyeri (point treshold).
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat terjadinya kerusakan pada
jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor.
Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya, karena adanya oedem akibat terjadinya
penekanan pada reseptor nyeri.
Tumor dapat juga menekan reseptor nyeri. ( Hidayat Aziz, 2008, hal. 123)
D. TEORI NYERI
Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri di antaranya (Barbara Clang,
1989).
Rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal coid) melalui corna dorsatis
yang bersinaps di daerah posterior. Kemudian naik ke kontraktus dan menyilang di
garis median ke sisi lainnya dan berakhirnya di konteks sensoris tempat rangsangan
nyeri tersebut.
Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medula spinalis dan
merangsang aktivitas sel.
Nyeri tergantung dari kerja serat otot saraf besar dan kecil yang keduanya berada
dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat syaraf besar akan
meningkatkan aktifitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya pintu
mekanisme sehingga aktifitas sel terlambat dan menyebabkan hantaran rangsangan
ikut terlambat.Teori transmisi dan inhibisi
Adanya stimulasi pada noceciptor memulai transmisi impuls-impuls syarafi,
sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neureurotranmitter yang
spesifik, kemudian inhibisi impul nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada
serabut lamban dan endogen opiate sistem supresif. (Hidayat, Aziz, 2008, hal. 124)
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :
Artisi nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti
nyeri tersebut merupakan arti yang negatif. Seperti membahayakan, merusak dan
lain-lain. Keadaan ini mempengaruhi oleh beberapa faktor seperti : usia, jenis
kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman.
Persis nyeri, merupakan penilaian yang sangat subyektif tempatnya pada konteks.
Toleransi nyeri, toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri
Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri seperti:
nyeri tingkat persepsi, nyeri pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial
kesehatan fisik dan mental. (Hidayat, Aziz, 2008, hal. 124)
F. SUMBER NYERI
1. Cutaneous / superfisial yang meliputi struktur pada kulit dan jaringan subcutan.
3. Deep srematik yang meliputi tulang otot syaraf dan jaringan-jaringan yang
menyokong. (Smellchzer, S.C. Bare. B.G. 2006)
H. TINGKAT NYERI
1. Menurut Kozier
0 : tidak nyeri
1, 2, 3, 4 : ringan
5, 6 : sedang
7, 8, 9 : berat
10 : sangat
1 : tidak nyeri
2 : ringan
3 : tidak nyaman
4 : Distressing
5 : Novible (berat)
I. ETIOLOGI
Menurut Wilkinson (2007) etiologi dari masalah keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri
adalah agen-agen yang menyebabkan cidera ( missal biologi, kimia, fisik dan psikologis).
1. Faktor resiko
a. Nyeri akut
11) Respon otonom (perubahan tekanan darah, suhu tubuh, nadi, dilatasi
pupil)
b. Nyeri kronis
5) Kelelahan
7) Takut cedera
a. Trauma
1) Mekanik : rasa nyeri timbul akibat ujung saraf bebas mengalami kerusakan,
misalnya akibat benturan, gesekan, luka
2) Thermis : nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan
akibat panas, dingin, misalnya api atau air panas
3) Khermis : nyeri timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam
atau basa kuat
4) Elektrik : nyeri timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai
reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka baka
5) Neoplasma, bersifat jinak maupun ganas
6) Peradangan
7) Kelainan pembuluh darah dan gangguan sirkulasi darah
8) Trauma psikologis
3. Faktor presipitasi
a. Ligkungan
b. Suhu ekstrim
c. Kegiatan
d. Emosi
J. PATOFISIOLOGI
Rangsangan nyeri masuk ke medulla spinalis (spinal card) melalui karnu dorsalis
yang bersinapsis dari daerah posterior, kemudian naik ke tractus lissur dan
menyilang dari garis median ke garis/ ke sisi lainnya dan berakhir dari korteks
sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis dan
merangsang sel T. Hal ini mengakibatkan suatu reson yang merangsang ke bagian
yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot
berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri.
3. Teori pengendalian gerbang (Gate control theory)
Nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar
ganglion dorsalis. Rangsangan pada serabut saraf besar akan mengakibatkan
aktivitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan tutupnya pintu mekanisme
sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan akut
terhambat. Rangsangan saraf besar dapat langsung merangsang korteks serebri. Hasil
persepsi ini akan dikembalikan dalam medula spinalis melaui serat eferen dan
reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan
menghambat aktivitas substansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme,
sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan
rangsangan nyeri.
K. KOMPLIKASI
2. Syok neurogenik
L. FISIOLOGI NYERI
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan reseptor. Nyeri
yang dimaksud adalah nocieptor , merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki
sedikit atau bahkan tidak memiliki nyelin yang terbesar pada kulit dan mukosa, khusunya
pada persendian dinding arteri, ahti dan kandung empedu. (Hidayat Aziz, 2008, hal. 121)
M. GEJALA KLINIS
1. Respon Simpatis
Peningkatan suhu
Peningkatan respirasi
2. Respon muskular
Gelisah
Meraba
Membatasi respirasi
3. Respon emosional
Perubahan perilaku
N. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronik yang berhubungan dengan invasi jaringan akibat kanker abdomen
1) Implementasi penatalaksanaan obat dengan fentanya transdermi
2) Jelaskan pada pasien dan pasangannya tentang efek samping yang
diharapkan, jadwal penggantian patah, metode penanganan cara pemecahan
untuk nyeri aktif.
3) R : Obat transdermal menghindari absorbsi gastrointestinal. Obat ini
diindikasikan bagi klien yang mengalami nyeri yang konstan (Joko dkk,
1994)
4) I : Ajarkan pasangan klien untuk melakukan massage punggung dengan
usapan lembut
5) R : Massage punggung dengan usapan lembut dan upaya yang mudah
dilakukan, memakan aktu yang singkat dan telah terbukti menyebabkan
relaksasi (Meck, 1993).
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan stress
1) I : Teliti keluhan nyeri catat skala nyerinya, lokasi dan lamanya
2) R : Nyeri merupakan pengalaman subyektif dan harus dijelaskan oleh pasien
untuk mengevaluasi keefektifan dan terapi yang diberikan.
3) I : Catat kemungkinan patofisiologis yang khas, misalnya Hipertens
4) R : Pemahaman terhadap keadaan penyakit yang mendasarinya membantu
dalam memilih intervensi yang sesuai
5) I : Anjurkan pasien untuk beristirahat
6) R : Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi
ketegangan
3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penyempitan pembuluh darah.
Lakukan pendekatan dengan klien dan keluarga
KRITERIA EVALUASI
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespon
rangsangan nyeri diantaranya :
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. K
Umur : 49 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. K
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Status : Istri
Pekerjaan : Swasta
3. Keluhan Utama
1. Riwayat Kesehatan
Pasien mengatakan sakit perut karena kurang nafsu makan, sakitnya seperti di tusuk-tusuk. Pasien
sakit perut di sebelah kanan bagian bawah, skala nyeri menurut Maxwell 3, nyeri pasien bertambah,
sehingga pada tanggal 24 Juli 2010 pada jam 12.30 WIB pasien dibawa ke RSUD Jombang.
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun.
Ibu psaien mengatakan keluarganya tidak pernah menderita penyakit menurun dan menular dalam
keluarga.
1. Data Obyektif
1. K/U : Lemah
Kesadaran : Composmentis
1. TTV
TD : 130/90 mmHg
N : 82 x/menit
D : 36,5 oC
RR : 24 x/menit
Q : Tersayat
R : Kepala
S : Berat (8-9)
1. Kepala
1. Mata
1. Mulut
Inspeksi : Bibir kering, gigi agak kotor, mulut bau dan tidak ada gigi palsu
1. Telinga
Inspeksi : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada alat bantu
pendengaran
1. Leher
1. Dada
Auskultasi : Tidak ada wheezing dan ronchi, pernafasan vesikuler normal (24 x/menit)
1. Abdomen
Perkusi : ympani
1. Genetalia
1. Integumen
Inspeksi : Warna sawo matang, kering, kurang bersih
1. Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, terpasang infus di tangan kanan (infus Rl dengan 7
tetes/menit)
Ekstremitas Bawah
Kekuatan Otot
AKAAKI
5 5
5 5
BKA BKI
Keterangan :
Pemakai alkohol
0 1234 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian
Berdandan
Keterangan :
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
Di rumah sakit : Tidak tentu, karena pasien di rumah sakit merasa nyeri perut bagian bawah
sebelah kanan, sehingga pasien di rumah sakit merasa teranggu, kualitas tidur berkurang dari pada
di rumah
1. Pola nutrisi
Di rumah sakit : Makan 2 semdok sering mungkin selama 1 hari (bubur halus, sayur, daging)
1. Pola eliminasi
Di rumah : BAK : 5 6 x/hari, warna kuning, agak keruh dan bau khas
1. Personal Hygiene
Di rumah : Mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, keramas 1 x/3 hari, ganti baju dalam dan
pakaian 1 x 2 hari
Di rumah sakit : Belum pernah mandi, hanya diseka pagi dan sore hari (hanya bagian luar) sampai
dengan (kaki dan wajah) belum pernah gosok gigi dan keramas, ganti pakaian 1 x/hari
1. Keadaan Spiritual
1. Keadaan Psikososial
1. Data Penunjang
Hasil Laboratorium
Hematokrit 34,8 37 48 %
KIMIA KLINIK
SGPT 29 40 u/l
IMUNOLOGI
Ranitidin 2 x 1 (1 ampul)
Acran 3 x 1 (1 ampul)
Hepa Q 3 x sehari
Cefotaximo 3 x 1 (1 ampul)
Myamit 3 x 1 tablet/oral
Ds : Pasien mengatakan nyeri bagian Pembesaran hepar yang Gangguan rasa nyaman
bawah sebelah kanan mendesak organ lain nyeri
Do : kesadaran composmentis
K/U lemah
: N : 85 x/menit
S : 37,3 oC
RR : 24 x/menit
Pemeriksaan fisik
Pola nutrisi
Makan : 2 sendok/sehari
Nama : Tn. K
PERENCANAAN
Dx Keperawatan
TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENS
1. HE (health education)
Gangguan rasa nyaman nyeri Setelah di lakukan tindakan 3 x 24 jam
ditandai dengan diharapkan gangguan rasa nyaman (nyeri) lakukan pendekatan de
dapat berkurang dengan kriteria dan keluarganya
Dx : pasien megatakan nyeri pada
perut bawah bagian kanan pasien mengatakan nyerinya jelaskan tentang penya
berkurang diderita pasien
Do : K/U lemah
ekspresi wajah pasien tenang tidak 1. Tindakan mandiri
Wajah pasien menyeringai
meringis kesakitan
Ajarkan keluarga pasie
Ada nyeri tekan pada perut
skala nyeri 1 (maxwell) perutnya dengan air hangat
bagian kanan bawah
Ajarkan pasien untuk l
Sklera kuning pasien dalam keadaan tenang teknik distraksi
: N : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 37,5 oC
1. IV. IMPLEMENTASI
Nama : Tn. K
Masalah : gangguan rasa nyaman nyeri pada perut bagian bawah sebelah kanan
26 Juli 2010 14.00 1 Melakukan pendekatan pada pasien 1. keluarga pasien dan pasien
dan keluarga dengan cara 3S (senyum, ramah serta kooperatif
sapa, sentuh)
TD : 120/80 mmHg
N : 75 x/menit
S : 36,5 oC
RR : 24 x/menit
Infus Rl 7 tetes/menit
27 Juli 2010 07.00 1 Melakukan pendekatan pada pasien 1. pasien dan keluarga
dan keluarga dengan cara 3S kooperatif
S : 37 oC
N : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
1. V. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn. K
Kesadaran komposmentis
TTV :
TD : 120/90 mmHg
N : 79 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 36,5 oC
Observasi TTV
Acran 31 gr
Kesadaran komposmentis
TTV :
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36 oC
RR : 22 x/menit
P : intervensi dilanjutkan
Observasi TTV
Acran 31 gr
O : K/U lemah
Kesadaran komposmentis
TTV :
TD : 130/90 mmHg
S : 37 oC
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
P : intervensi dilanjutkan
Observasi TTV
Laksankan pengobatan
O : K/U membaik
Kesadaran komposmentis
TTV :
TD : 120/90 mmHg
N : 78 x/menit
S : 37 oC
RR : 24 x/menit
P : intervensi dilanjutkan
Observasi TTV
Laksankan pengobatan
1. VI. EVALUASI
Kesadaran composmentis
No Tanggal / Jam Diagnosis Keperawatan Evaluasi
GCS : 4, 5, 6
Tanda-Tanda Vital
TD : 130/90 mmHg
S : 37 oC
N : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
A : masalah teratasi
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo WA, Setyo Hadi B, Alwi I, dkk. Ilmu Penyakit dalam Edisi Ke-5, Jakarta Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam 2009