Sie sind auf Seite 1von 16

Kayu merupakan bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena

mengalami lignifikasi (pengayuan).

Penyebab terbentuknya kayu yaitu akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel
berbagai jaringan dibatang.

Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat
kimia,fisika, dan mekanik kayu dalam berbagai kondisi penanganan.

Kayu bersifat higroskopis,yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembapan) sebagai
akibat perubahan kelembapan dan suhu udara disekelilingnya.

Bagian-bagian kayu :

1) Kulit luar, lapisan yang berada paling luat dalam keadaan kering berfungsi sebagai
pelindung bagian-bagian yang lebih dalam pada kayu.
2) Kulit dalam, lapisan yang berada di sebelah dalam kulit luar yang bersifat basah dan
lunak, berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian lain.
3) Cambium, lapisan yang berada di sebelah kulit, jaringan ini ke dalam membentuk kayu
baru, sedangkan ke luar membentuk sel-sel jangat (kulit).
4) Kayu gubal, berfungsi sebagai pengangkut air berikut zat bahan makanan ke bagian-
bagian pohon yang lain.
5) Kayu teras, berasal dari kayu gubal, biasanya bagian-bagian sel yang sudah tua dan
kosong ini terisi zat-zat lain yang berupa zat ekstrasi.
6) Galih/hati, bagian ini mempunyai umur paling tua, karena galih (hati) ini ada dari sejak
permulaan kayu itu tumbuh.
7) Garis teras, jari-jari retakan yang timbul akibat penyusutan pada waktu pengeringan yang
tidak teratur.

1. Jenis pohon dari golongan pohon daun lebar, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a) Umumnya bentuk daun lebar


b) Tajuk besar dan membundar
c) Terjadi guguran daun
d) Pertumbuhan lambat/lama
e) Umumnya batang tidak lurus dan berbonggol
f) Umumnya memiliki kayu yang lebih keras

2. Jenis pohon dari golongan pohon daun jarum, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a) Bentuk daun seperti jarum


b) Tajuk berbentuk kerucut.
c) Umumnya tidak menggugurkan daun,kecuali beberapa pohon saja.
d) Pertumbuhan cepat dan lurus keatas.
e) Umumnya memiliki kayu lunak dan ringan.

Kayu mempunyai 4 unsur esensial bagi manusia antara lain:

a. Selulosa, adalah bahan kristalin untuk membangun dinding-dinding sel. Bahan


dasar selulosa ialah glukosa, gula bermartabat enam, dengan rumus C6H12O6.
Unsur ini merupakan komponen terbesar pada kayu, meliputi 70 % berat
kayu.Molekul-molekul glukosa disambung menjadi molekul-molekul besar,
panjang dan berbentuk rantai dalam susunan menjadi selulosa. Selulosa
merupakan bahan dasar yang penting bagi industri- industri yang memakai
selulosa sebagai bahan baku misalnya: pabrik kertas, pabrik sutera tiruan dan lain
sebagainya.

b. Lignin, merupakan komponen pembentuk kayu yang meliputi 18% - 28% dari
berat kayu. Komponen tersebut berfungsi sebagai pengikat satuan srtuktural kayu
dan memberikan sifat keteguhan kepada kayu.
c. Bahan-bahan ekstrasi, komponen ini yang memberikan sifat pada kayu, seperti :
bau, warna, rasa, dan keawetan. Selain itu, karena adanya bahan ekstrasi ini, maka
kayu bisa didapatkan hasil yang lain misalnya: tannin, zat warna, minyak, getah,
lemah, malam, dan lain sebagainya.
d. Mineral pembentuk abu, komponen ini tertinggal setelah lignin dan selulosa
terbakar habis. Banyaknya komponen ini 0.2% - 1% dari berat kayu.

Keuntungan kayu

a) Murah dan mudah dikerjakan


b) Mempunyai kekuatan yang tinggi dan bobotnya rendah
c) Mempunyai daya penahan tinggi terhadap pegaruh listrik (bersifat isolasi), kimia,.
d) Bila ada kerusakan dengan mudah dapat diganti dan bisa diperoleh dalam waktu singkat.
e) Pembebanan tekan biasanya bersifat elastis.
f) Bila terawat dengan baik akan tahan lama.

Kerugian kayu

a) Kurang homogen ketidaksamaan sebagai hasil alam.


b) Cacat-cacat pada kayu.
c) Mudah terbakar.
d) Dapat memuai dan menyusut dengan perubahan-perubahan kelembaban.
e) Terjadinya lendutan yang cukup besar.
Bidang orientasi kayu:

a) Bidang tangensial : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu tegaklurus salah satu
jari-jari kayu, searah serat, tidak melalui sumbu kayu.
b) Bidang radial : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu searah serat melalui
sumbu kayu.
c) Bidang aksial/ kepala kayu : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu tegak lurus
dengan sumbu kayu.

Pengawetan kayu :

a) Pengawetan kayu dengan cara pemulasan dan penyemprotan.

Cara pengawetan yang paling sederhana dan menghasilkan pengawetan yang kurang baik
karena van pengawet yang masuk dan diam pada kayu hanya sedikit serta van pengawet mudah
luntur.

b) Pengawetan kayu dengan cara perendaman.

Kayu direndam dalam bak larutan bahan pengawet yang telah ditentukan kesepakatannya
selama beberapa hari. Kayu harus semuanya terendam. Bahan pengawet yang digunakan berupa
garam.

c) Pengawetan kayu dengan cara Tekanan dan Vakum ( Modern ) .

Keuntungan : Penetrasi dan Retensi bahan pengawet tinggi sekali,waktunya singakat dan dapat
mengawetkan kayu basah atau kering.

Kerugian : Biayanya mahal,perlu ketelitian tinggi dan hanya digunakanuntuk perusahaan


komersil.

Kelas awet kayu adalah tingkat kekuatan alami sesuatu jenis kayu terhadap serangan hama
dinyatakan dalam kelas awet I,II, dan III. Makin besar angka kelasnya makin rendah
keawetannya.

Kelas kuat kayu adalah tingkat ketahanan alami suatu jenis kayu terhadap kekuatan mekanis
atau beban dinyatakan dalam kelas kuat I,II,III,IV, dan V. Makin besar angka kelasnya makin
rendah kekuatannya.
Sifat umum kayu :

a) Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radial.
b) Kayu tesusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding
selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa (unsure karbohidrat) serta
berupa lignin (non-karbohidrat).
c) Semua kayu bersifat anisotropic, yaitu memperllihatkan sifat-sifat yang berlainan jika
diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial dan radial). Hal ini disebabkan
oleh struktur dan orientasi selulosa dalam dinding sel, bentuk memanjang sel-sel kayu
dan pengaturan sel terhadap sumbu vertikal dan horisontal pada batang pohon.
d) Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan atau
bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban dan suhu udara di sekitarnya.
e) Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar, terutama jika
kayu keadaannya kering.

Sifat fisik kayu :

Berat jenis
Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, berkisar 0,20 sampai 1,28. Berat jenis merupakan
petunjuk penting bagi aneka sifat kayu. Makin berat kayu itu, umumnya makin kuat pula
kayunya. Semakin ringan suatu jenis kayu, akan berkurang pula kekuatannya. Berat jenis kayu
diperoleh dari perbandingan antara berat suatu volume kayu tertentu dengan volume air yang
sama pada suhu standar.

Keawetan Kayu Alami


Ternyata berbeda-beda pula. Yang dimaksut dengan keawetaan alami ialah ketahanan kayu
terhadap serangan dari unsure-unsur perusak kayu dari luar seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing
laut dan mahluk lainnya yang diukur dengan jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut
disebabkan oleh adanya suatu zat di dalam kayu yang merupakan sebagian unsur racun bagi
perusak-perusak kayu, sehingga perusak tersebut tidak sampai masuk dan tinggal di dalamnya
serta merusak kayu. Misalnya kayu jati memiliki tectoquinon, kayu ulin memiliki silica dan lain-
lain.

Warna Kayu
Ada beraneka macam, antara lain warna kuning, keputih-putihan, coklat muda, coklat tua,
kehitam-hitaman, kemerah-merahan dan lain sebaginya. Hal ini disebabkan oleh zat-zat pengisi
warna dalam kayu yang berbeda-beda. Warna suatu jenis kayu dapat dipengaruhi oleh faktor
tempat di dalam batang, umur pohon dan kelembaban udara.
Higroskopik
Kayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban.
Selanjutnya masuk dan keluarnya air dari kayu menyebabkan kayu itu basah atau kering,
akibatnya kayu itu akan mengembang atau menyusut.

Tekstur
Tekstur ialah ukuran relative sel-sel kayu. Yang dimaksut dengan sel kayu ialah serat-serat kayu.
Jadi dapat dikatakan tekstur ialah ukuran relative serat-serat kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu
dapat digolongkan ke dalam :

a) Kayu bertekstur halus, contoh : giam, lara, kulim dll


b) Kayu bertekstur sedang, contoh : jati, sonokeling dll
c) Kayu bertekstur kasar, contoh : meranti, kempas dll

Serat
Bagian ini terutama menyangkut sifat kayu, yang menunjukkan arah sel-sel kayu di dalam kayu
terhadap sumbu batang pohon asal potongan tadi. Arah serat dapat ditentukan oleh alur-alur yang
terdapat pada permukaan kayu. Kayu dikatakan berserat lurus, jika arah sel-sel kayunya sejajar
dengan sumbu batang. Jika arah sel-sel itu menyimpang atau membentuk sudut terhadap sumbu
panjang batang, dikatakan kayu itu berserat mencong.

Serat mencong dapat dibagi lagi menjadi:

a) Serat berpadu; bila batang kayu terdiri dari lapisan-lapisan yang berselang-seling,
menyimpang ke kiri kemudian ke kanan terhadap sumbu batang, contoh kayu: kulim,
renghas, kapur.
b) Serat berombak; serat-serat kayu yang membentuk gamabaran berombak, contoh kayu:
renghas, merbau dan lain-lain
c) Serat terpilin; serat-serat kayu yang membuat gambaran terpilin (puntiran), seolah-olah
batang kayu dipilin mengelilingi sumbu, contoh kayu: bintangur, kapur, dammar dan
lain-lain
d) Serat diagonal; yaitu serat yang terdapat pada potongan kayu atau papan, yang digergaji
sedemikian rupa sehingga tepinya tidak sejajar arah sumbu, tetapi membentuk sudut
dengan sumbu.
Berat kayu
Berat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga-rongga sel atau
jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan zat-zat ekstraktif di dalamnya. Berat suatu jenis
kayu ditunjukkan dengan besarnya berat jenis kayu yang bersangkutan, dan dipakai sebagai
patokan berat kayu. Berdasarkan berat jenisnya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam kelas-
kelas sebagai berikut:

a) Sangat berat = lebih besar dari 0,90


b) Berat = 0,75 - 0,90
c) Agak berat = 0,60 - 0,75
d) Ringan = lebih kecil dari 0,60

Sebagai contoh jenis kayu yang termasuk dalam kelas sangat berat adalah giam, balau, dan lain-
lain. Masuk kelas berat misalnya kulim,sedangkan agak berat misalnya bintangur dan yang
termasuk ringan misalnya pinus dan balsa.

Kekerasan
Pada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dan berat kayu. Kayu-kayu
yang keras juga temasuk kayu-kayu yang berat. Sebaliknya kayu ringan adalah juga kayu yang
lunak. Berdasarkan kekerasannya, jenis-jenis kayu digolongkan sebagai berikut:

a) Kayu sangat keras, contoh: balau,giam, dan lain-lain.


b) Kayu keras, contoh: kulim, pilang dan lain-lain.
c) Kayu sedang kekerasannya, contoh: mahoni, meranti, dan lain-lain.
d) Kayu lunak, contoh: pinus, balsa, dan lain-lain

Cara menetapkan kekerasan kayu ialah dengan memotong kayu tersebut arah melintang dan
mencatat /menilai kesan perlawanan oleh kayu itu pada saat pemotongan dan kilapnya bidang
potongan yang dihasilkan. Kayu yang sangat keras akan sulit dipotong melintang dengan pisau.
Pisau tersebut akan meleset dan hasil potongannya akan memberi tanda kilauan pada kayu. Kayu
yang lunak akan mudah rusak, hasil potongan melintangnya akan memberikan hasil yang kasar
dan suram.

Kesan raba
Kesan raba sesuatu jenis kayuadalah kesan yang diperoleh pada saat kita meraba permukaan
kayu tersebut. Ada kayu bila diraba member kesan kasar, halus, licin, dingin dan sebagainya.
Kesan raba yang berbeda-beda itu untuk tiap-tiap jenis kayu tergantung dari: tekstur kayu, besar
kecilnya air yang dikandung, dan kadar zat ekstraktif di dalam kayu. Kesan raba ialah licin,
apabila tekstur kayunya halus dan permukaannya mengandung lilin. Sebaliknya apabila keadaan
tekstur kayunya kasar. Kesan raba dingin ada pada kayu bertekstur halus dan berat jenisnya
tinggi, sebaliknya terasa panas bila teksturnya kasar dan berat jenisnya rendah.
Jati member kesan agak berlemak atau berlilin kalau diraba; sedangkan kayu renghas memberi
kesan gatal pada kulit (alergi).

Bau dan Rasa


Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu itu lama tersimpan di udara luar. Untuk mengetahui
bau dan rasa kayu perlu dilakukan pemotongan atau sayatan baru pada kayu atau dengan
membasahi kayu tersebut. Sebab ada jenis-jenis kayu mempunyai bau yang cepat hilang, atau
memiliki bau yang merangsang. Sifat bau dari kayu dapat digambarkan sesuai dengan bau yang
umum dikenal. Untuk menyatakan bau kayu yang dihadapi, sering kali kita gunakan bau sesuatu
benda yang umum dikenal, misalnya: bau bawang putih (kulim), bau keasam-asaman (ulin), bau
zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dan lain sebagainya. Kesan raba dan bau tidak jauh
berbeda. Adanya persamaan di antara kesan bau an rasa disebabkan oleh adanya hubungan erat
yang terdapat pada indera pembau dan indera perasa kita.

Nilai dekoratif :
Umumnya menyangkut jenis-jenis kayu yang akan dibuat untuk tujuan tertentu yang hanya
mementingkan nilai keindahan tertentu pada kayu tersebut. Nilai dekoratif sesuatu jenis kayu
tergantung dari penyebaran warna, arah serat kayu, tekstur dan pemunculan ria-riap tumbuh yang
bersama-sama muncul dalam pola atau bentuk tertentu. Pola gambar inilah yang membuat
sesuatu jenis kayu yang memilikinya mempunyai suatu nilai dekoratif. Kayu-kayu yang memiliki
nilai dekoratif antara lain: sonokeling, sonokembang, renghas, eboni, dan lain-lain.

Sifat kimia kayu :

Pada umumnya komponen kimia kayu daun lebar dan kayu daun jarum terdiri dari 3 unsur:

a) Unsur karbohidrat terdiri dari selulosa dan hemiselulosa


b) Unsur non- karbohidrat terdiri dari lignin
c) Unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan dinamakan zat
ekstraktif

Komposisi unsur-unsur kimia dalam kayu adalah:

a) Karbon 50%
b) Hidrogen 6%
c) Nitrogen 0,04 0,10%
d) Abu 0,20 0,50%
e) Sisanya adalah oksigen.
Komponen kimia kayu sangat bervariasi, karena dipengaruhi oleh faktor tempat tumbuh,iklim
dan letaknya di dalam batang atau cabang.

Selulosa:
Adalah bahan kristalin untuk membangun dinding-dinding sel. Bahan dasar selulosa ialah
glukosa, gula bermartabat enam, dengan rumus C6H12O6. Molekul-molekul glukosa disambung
menjadi molekul-molekul besar, panjang dan berbentuk rantai dalam susunan menjadi selulosa.
Selulosa merupakan bahan dasar yang penting bagi industri- industry yang memakai selulosa
sebagai bahan baku misalnya: pabrik kertas, pabrik sutera tiruan dan lain sebagainya.

Lignin:
Merupakan bagian yang bukan karbohidrat, sebagai persenyawaan kimia yang jauh dari
sederhana, tidak berstruktur, bentuknya amorf. Dinding sel tersusun oleh suatu rangka molekul
selulosa, antara lain terdapat pula lignin. Kedua bagian ini merupakan suatu kesatuan yang erat,
yang menyebabkan dinding sel menjadi kuat menyerupai beton bertulang besi. Selulosa laksana
batang-batang besi dan lignin sebagai semen betonnya. Lignin terletak terutama dalam lamella
tengah dan dinding primer. Kadar lignin dalam kayu gubal lebih tinggi daripada kayu teras.
(Kadar selulosa sebaliknya).

Hemiselulosa:
Sealin kedua bahan tersebut di atas, kayu masih mengandung sejumlah zat lain sampai 15- 25%.
Antara lain hemiselulosa, semacam selulosa berupa persenyawaan dengan molekul-molekul
besar yang bersifat karbohidrat. Hemiselulosa dapat tersusun oleh gula yang bermartabat lima
dengan rumus C5H10O5 disebut pentosan atau gula bermanfaat enam C6H12O6 disebut
hexosan. Zat-zat ini terdapat sebagai bahan bangunan dinding-dinding sel juga sebagai bahan zat
cadangan.

Zat ekstraktif:
Umumnya adalah zat yang mudah larut dalam pelarut seperti: eter, alcohol, bensin dan air.
Banyaknya rata-rata 3 8% dari berat kayu kering tanur. Termasuk didalamnya minyak-
minyakan, resin, lilin, lemak, tannin, gula, pati dan zat wsarna. Zat ekstraktif tidak merupakan
bagian struktur dinding sel, tetapi terdapat dalam rongga sel. Zat ekstraktif memiliki arti yang
penting dalam kayu karena:

a) Dapat mempengaruhi sifat keawetan, warna, bau dan rasa sesuatu jenis kayu.
b) Dapat digunakan untuk mengenal sesuatu jenis kayu.
c) Dapat digunakan sebagai bahan industry.
d) Dapat menyulitkan dalam pengerjaan dan mengakibatkan kerusakan pada alat-alat
pertukangan.
Sifat mekanik kayu :

Keteguhan tarik
Kekuatan atau keteguhan tarik suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya
yang berusaha menarik kayu itu. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah sejajar arah serat.
Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat dan
keteguhan tarik ini mempunyai hubungan dengan ketahanan kayu terhadap pembelahan.

Keteguhan tekan/kompresi
Keteguhan tekan suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan muatan jika kayu itu
dipergunakan untuk penggunaan tertentu. Dalam hal ini dibedakan 2 macam kompresi yaitu
kompresi tegak lurus arah serat dan kompresi sejajar arah serat. Keteguhan kompresi tegaklurus
serat menentukan ketahanan kayu terhadap beban. Seperti halnya berat rel kereta api oleh
bantalan di bawahnya. Keteguhan ini mempunyai hubungan juga dengan kekerasan kayu dan
keteguhan geser. Keteguhan kompresi tegaklurus arah serat pada semua kayu lebih kecil
daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.

Keteguhan geser
Yang dimaksud dengan keteguhan geser ialah suatu ukuran kekuatan kayu dalam hal
kemampuanya menahan gaya-gaya, yang membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser atau
bergelingsir dari bagian lain di dekatnya. Dalam hubungan ini dibedakan 3 macam keteguhan
geser sejajar arah serat, keteguhan geser tegaklurus arah serat dan keteguhan geser miring. Pada
keteguhan geser tegaklurus arah serat jauh lebih besar daripada keteguhan geser sejajar arah
serat.

Keteguhan lengkung (lentur)


Ialah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk
menahan beban-beban mati maupun hidup selain beban pukulan yang harus dipikul oleh kayu
tersebut, misalnya blandar. Dalam hal ini dibedakan keteguhan lengkung static dan keteguhan
lengkung pukul. Yang pertama enunjukkan kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya
secara perlahan-lahan, sedangkan keteguhan pukul adalah kekuatan kayu yang menahan gaya
yang mengenainya secara mendadak seperti pukulan.

Kekakuan
Kekakuan kayu baik yang dipergunakan sebagai blandar ataupun tiang ialah suatu ukuran
kekuatannya untuk mampu menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut
dinyatakan dengan istilah modulus elastisitas yang berasal dari pengujian-pengujian keteguhan
lengkung statik.
Keuletan
Keuletan ialah suatu istilah yan biasa dipergunakan bagi lebih dari satu sifat kayu. Misalnya
kayu yang sukar dibelah, dikatakan ulet. Ada pula pengertian bahwa kayu yang ulet itu adalah
kayu yang tidak akan patah sebelum bentuknya berubah karena beban-beban yang sama atau
mendekati keteguhan maksimumnya, atau kayu yang telah patah dan dilekuk bolak-balik tanpa
kayu tersebut putus terlepas.

Kekerasan
Yang dimaksud dengan kekerasan kayu ialah suatu ukuran kekuatan kayu menahan gaya yang
membuat takik atau lekukan padanya. Juga dapat diartikan sebagai kemampuan kayu untuk
menahan kikisan (abrasi). Dalam arti yang terakhir kekerasan kayu bersamaan keuletannya
merupakan suatu ukuran tentang ketahanannya terhadap pengausan kayu. Hal ini merupakan
suatu pertimbangan dalam menentukan suatu jenis kayu untuk digunakan sebagai lantai rumah,
balok pengerasan, pelincir sumbu,dan lain-lain. Kekerasan dalam arah sejajar serat pada
umumnya melampaui kekerasan kayu dalam arah lain.

Keteguhan belah
Sifat ini digunakan untuk menyatakan kekuatan kayu menahan gaya-gaya yang berusaha
membelah kayu. Tegangan belah adalah suatu tegangan yang terjadi karena adanya gaya yang
berperan sebagai baji. Suatu sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan
sirap ataupun pembuatan kayu bakar,sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk
pembuatan jenis ukir-ukiran (patung). Contoh: kayu ulin baik untuk pembuatan sirap, kayu sawo
baik untuk pembuatan patung ataupun popor senjata dan lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa
kebanyakan kayu lebih mudah terbelah sepanjang jari-jari (arah radial) daripada dalam arah
sejajar lingkaran tahun (tangensial). Ukuran-ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat
kekuatan kayu atau sifat-sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor- faktor yang
mempengaruhi sifat-sifat mekanik secara garis besar dapat digolongkan dalam dua kelompok
yaitu:

a) Faktor-faktor luar (eksternal) antara lain: pengawetan kayu, kelambaban lingkungan,


pembebanan dan cacat-c acat yang disebabkan jamur serta serangga perusak kayu.
b) Faktor kedua yaitu faktor dalam kayu (internal) yang bersangkutan antara lain: dan
lain sebagainya. Sifat kekuatan tiap-tiap jenis kayu berbeda-beda. Berdasarkan
kekuatannya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam 5 kelas kuat yaitu: kelas kuat I
sampai dengan kelas kuat V. Kayu dari kelas kuat I memiliki kekuatan lebih dari
kayu kelas II, dan seterusnya. Untuk penggunaan konstruksi berat dianjurkan dipakai
jenis-jenis kayu dengan kelas kekuatan I. Untuk perumahan dapat dipakai jenis-jenis
dari kelas II.
Beton diartikan sebagai suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan
membuat suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentu dari semen,pasir,dan kerikil /
agregat lainnya dan air untuk membuat campuran tersebut menjadi suatu kesatuan yang keras
yang dimuat dalam suatu cetakan sesuai dengan bentuk dan dimensi yang diinginkan.

Parameter-parameter yang paling mempengaruhi kekuatan beton adalah:

a) Kualitas Semen
b) Proporsi Semen terhadap campuran
c) Kekuatan dan kebersihan agregat
d) Interaksi atau adhesi antara pasta semen dan agregat
e) Pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton
f) Penempatan yang benar,penyelesaian dan pemadatan beton
g) Perawatan beton
h) Kandungan klorida tidak melebihi 0.15% dalam beton yang diekspos dan 1% bagi
beton yang tidak diekspos (Nawy,1985:24).

Kerja sama antara bahan beton dan baja tulangan hanya dapat terwujud dengan didasarkan pada
keadaan-keadaan:

a) Lekatan sempurna antara batang tulangan baja dengan beton keras yang membungkusnya
sehingga tidak terjadi penggelinciran diantara keduanya.
b) Beton yang mengelilingi batang tulangan baja bersifat kedap sehinngga mampu
melindungi dan mencegah terjadinya karat baja.
c) Angka muai kedua bahan hamper sama,dimana untuk setiap kenaikan suhu satu derajat
celcius angka muai beton 0,000010 sampai 0,000013 sedangkan baja 0,000012,sehingga
tegangan yang timbul karena perbedaan nilai dapat diabaikan.

Sifat dan karateristik beton :

a) Karateristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta tegangan
hancur tarik yang rendah.
b) Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang memikul momen lengkung
atau tarikan.
c) Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik,sehingga akan terjadi retak yang semakin
lama semakin besar.
d) Proses kimia penguatan semen dengan air menghasilkan panas dan dikenal dengan proses
hidrasi.
e) Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar butiran sehingga
beton dapat dipadatkan dengan mudah.
f) Kelebihan air dari jumlah air yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran semen yang
berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang.
g) Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk memeriksa dan
mengetahui perbandingancampuran agar dihasilkan kekuatan beton yang tinggi.
h) Selama proses pengerasan campuran beton,kelembapan beton harus dipertahankan untuk
mendapatkan hasil yang telah direncanakan.

Kelebihan beton :

a) Beton mampu menahan gaya tekan dengan baik,serta mempunyai sifat tahan terhadap
korosi dan pembusukan oleh kondisi lingkungan.
b) Beton segar dapat dengan mudah dicetak sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat pula
dipakai berulang kali sehingga lebih ekonomis.
c) Beton segar dapat disemprotkan pada permukaan beton lama yang retak maupun dapat
diisikan kedalam retakan beton dalam proses perbaikan.
d) Beton segar dapat dipompakan sehingga memungkinkan untuk dituang pada tempat-
tempat yang posisinya sulit.
e) Beton tahan aus dan tahan bakar sehingga perawatannya lebih murah.
f) Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi (Workability).
g) Mampu memikul beban yang berat(Compresive strength).
h) Tahan terhadap temperature yang tinggi (Durability).
i) Biaya pemeliharaan yang kecil.

Kekurangan beton :

a) Beton dianggap tidak mampu menahan gaya tarik,sehingga mudah retak. Oleh karena itu
perlu diberi baja tulangan sebagai penahan gaya tarik.
b) Beton keras menyusut dan mengembang bila terjadi perubahan suhu,sehingga perlu
dibuat dilatasi(expansion joint) untuk mencegah terjadinya retakan-retakan akibat
terjadinya perubahan suhu.
c) Untuk mendapatkan beton kedap air secara sempurna,harus dilakukan dengan
peengerjaan yang sangat teliti.
d) Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan diteliti secara seksama
agar setelah dikompositkan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail,terutama pada
struktur tahan gempa.
e) Bentuk yang telah dibuat sulit diubah
f) Pelaksaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
g) Berat
h) Daya pantul suara yang besar.
Fungsi Agregat secara umum :

a) Menghemat penggunaan semen Portland.


b) Menghasilkan kekuatan yang besar pada beton.
c) Mengurangi susut pengerasan beton.
d) Mencapai susunan yang padat pada beton. Dengan gradasi yang baik maka akan didapat
beton yang padat.
e) Mengontrol workability atau sifat yang dapat dikerjakan adukan beton. Dengan gradasi
yang baik,akan diperoleh sifat beton yang mudah untuk dikerjakan.

Sifat agregat yang baik :

a) Memiliki butiran yang keras.


b) Kompak.
c) Tidak pipih.
d) Kekal/tidak mudah berubah volume karena perubahan cuaca.

Sifat-Sifat Fisik Agregat : Dari Bentuknya :

Bulat

Umumnya agregat ini berbentuk bulat atau bulat telur. Permukaanya agak licin, pengaruh
gesekan selama transportasi terbawa arus air. Pasir atau kerikil jenis ini biasanya berasal dari
sungai atau pantai.beton yang dihasilkan agregat ini kurang cocok untuk struktur yang menekan
pada kekuatan atau untuk beton mutu tinggi, karena ikatan antar agregat kurang kuat.

Tidak Beraturan

Bentuk alamnya tidak beraturan, atau sebagian terjadi karena pergeseran dan mempunyai sisi
tepi bulat. Pasir atau kerikil jenis ini biasanya berasal dari sungai, darat, atau dari lahar
gunung.beton yang dihasilkan dari agregat ini belum cukup baik untuk struktur yang menekan
pada kekuatan atau untuk beton mutu tinggi,karena antar agregat belum cukup baik(masih
kurang kuat).

Bersudut

Bentuk ini tidak beraturan, mempunyai sudut-sudut yang tajam dan permukaannya kasar. Yang
termasuk jenis ini adalah semua jenis hasil pemecahan dengan mesin dari berbagai jenis
batuan.rongga udara pada agregat ini berkisar antara 30-40%,sehingga membutuhkan lebih
banyak lagi pasta semen agar mudah dikerjakan. Beton yang dihasilkan dari agregat ini cocok
untuk struktur yang menekankan pada kekuatan atau unutk beton mutu tinggi karena ikatan antar
agregatnya baik(kuat).
Pipih

Disebut pipih bila tebalnya jauh lebih kecil dari kedua dimensi lainnya. Biasa disebut pipih bila
tebalnya kurang dari sepertiga lebar. Agregat jenis ini berasal dari batu-batuan yang
berlapis.agregat pipih sama , tidak baik untuk campuran beton mutu tinggi.

Memanjang

Butir agregat dikatakan memanjang jika panjangnya jauh melebihi kedua dimensi lainnya atau
panjang lebih dari tiga kali lebarnya.

Panjang dan Pipih

Material yang panjangnya jauh melabihi lebarnya dan lebarnya jauh melebihi tebalnya.

Ditinjau Dari Tekstur Permukaan :

Agregat dengan permukaan seperti gelas, mengkilat.

Contoh: flint hitam, obsidian.

Agregat dengan permukaan licin

Biasanya agregat ini ditemukan pada batuan yang butiran-butirannya sangat kecil atau halus.
Contoh: kerikil sungai, chart, batu lapis, marmer dan rhyolite.

Agregat dengan permukaan berbutir

Pecahan dari batuan ini menunjukkan adanya butir-butir bulat yang seragam atau merata.Contoh:
batuan pasir, colite.

Agregat dengan permukaan kasar

Umumnya berupa pecahan batuan, permukaan tampak kasar, berbutir halus sampai medium
kristal tidak tampak jelas. Contoh: basalt, felsites, porphyry, batu kapur.

Agregat dengan permukaan berkristal

Mempunyai susunan kristal yang tampak jelas.

Contoh: granite, gabbro gneiss.

Agregat dengan permukaan berpori dan berongga seperti sarang lebah.

Batuan ini mempunyai pori dan rongga-rongga yang mudah terlihat.

Contoh: batu bata, batu apung, batu klinker, batu lahar gunung merapi.
Porositas adalah jumlah kadar pori-pori yang ada pada agregat, baik pori-pori yang dapat tembus
air maupun tidak yang dinyatakan dengan % terhadap volume agregat. Porositas agregat erat
hubungannya dengan : BJ agregat, daya serap air, sifat kedap air dan modulus elastisitas.

Agregat merupakan butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran
mortar (aduk) dan beton.

Semen merupakan bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus.

Gradasi agregat merupakan distribusi ukuran butiran agregat.

Jenis-jenis beton :

Beton ringan Beton non-pasir Beton massa Beton siklop

Ferrosemen Beton hampa Beton serat Beton mortar

Berat jenis agregat ada 3, yaitu :

a) Berat jenis SSD,yaitu berat jenis agregat dalam kondisi jenuh kering permukaan
b) Berat jenis semu,berat jenis agregat yang memperhitungkan berat agregat dalam keadaan
kering dan volume agregat dalam keadaan kering
c) Berat Jenis Bulk,berat jenis agregat yang memperhitungkan berat agregat dalam keadaan
kering dan seluruh volume agregat.

Bahan baku pembentuk semen :

a) Kapur (CaO) dari batu kapur.


b) Silika (SiO2) dari lempung.
c) Alumina (Al2O3) dari lempung.

Butir-butir agregat dapat bersifat kurang kuat karena dua hal,yaitu :

a) Terdiri dari bahan lemah


b) Porositas yang besar

Baja adalah bahan dasar vital untuk industri. Menurut penelitian jumlah konsunsi baja suatu
bangsa dapat dijadikan indicator tingkat kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Beton bertulang
pada prinsipnya ketika digunakan dalma konstruksi rumah terdapat dua gaya yang bekerja
padanya,gaya tekan dan gaya tarik.
Macam-macam dan jenis profil baja :

a) Wide Flange (WF) / H-beam


b) U Channel (Kanal U,UNP)
c) C Channel (Kanal C,CNP)
d) RHS (Rectangular Hollow Section)

Konstruksi batu yaitu hubungan atau jalinan antara bahan batu bata yang satu dengan yang
lainnya dijadikan adukan,sehingga menjadi satu kesatuan yang kokoh dan kuat menerima beban
dan gaya.

Fungsi konstruksi batu dipergunakan :

a) Didalam pekerjaan pondasi-pondasi pada bangunan-bangunan gedung.


b) Sebagai dinding suatu bangunan baik itu sebagai dinding pemikul ataupun pemisah.
c) Sebagai tembok penahan tanah pada konstruksi bangunan.
d) Didalam pekerjaan yang berhubungan dengan dan saluran irigasi.

Tujuan konstruksi bata :

a) Untuk mendapatkan suatu bentuk konstruksi yang menjadi satu kesatuan yang kuat dan
tahan lama.
b) Untuk mendapatkan ikatan yang benar-benar memenuhi syarat-syarat konstruksi, baik
sebagai dinding,saluran irigasi,ataupun sebagai tembok penahan tanah.
c) Untuk mendapatkan konstruksi yang kokoh dan kuat akan tetapi menggunakan bahan-
bahan yang cukup kuat.

Adukan merupakan suatu campuran dari bahan pengikat dan pengisi serta air sampai konsisten
tertentu.

Sifat-sifat adukan adalah :

a) Kemudahan untuk bekerja.


b) Sifat penyusutan.
c) Kekuatan.

Fungsi adukan dalam tembok :

a) Sebagai pengikat antara bata yang satu dengan yang lainnya.


b) Untuk menghilangkan defiasi dari permukaan bata.
c) Untuk menyalurkan beban dari bata yang diatasnya.
d) Untuk meratakan permukaan tembok.

Das könnte Ihnen auch gefallen