Sie sind auf Seite 1von 4

Pendidikan Akidah bagi Anak (03 Tahun)

Posted on May 18, 2013 by Athirah


3.4k
SHARES
FacebookTwitter
Tauhidullah (mengesakan Allah), risalah mulia para rasul. Tauhidullah, wasiat orang-orang termulia bagi
anak keturunan mereka.








Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yaqub. (Ibrahim
berkata), Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu
mati kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam. (Q.s. Al-Baqarah:132)









Adakah kamu hadir ketika Yaqub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-
anaknya, Apa yang kamu sembah sepeninggalku? Mereka menjawab, Kami akan menyembah Tuhanmu
dan Tuhan nenek moyangmu: Ibrahim, Ismail, dan Ishaq; (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya
tunduk patuh kepada-Nya. (Q.s. Al-Baqarah:133)

Betapa pentingnya dakwah tauhid. Sampai-sampai Syekh Al-Albani mengingatkan kaum muslimin dalam
sebuah buku beliau. Tauhid Awwalan, Ya Duatal Islam (Tauhid Terlebih Dahulu, Wahai Para Dai Islam)
adalah buah karya beliau yang terkenal.

Tentu, dai dan daiah yang paling memegang peranan penting adalah para orang tua. Orang tua harus
peduli akan penanaman akidah yang murni bagi anak-anak mereka.

Pahami 3 hal

Syekh Al-Utsaimin menasihatkan setiap dai Islam agar memerhatikan tiga hal sebelum berdakwah:

1. Ilmu tentang materi dakwah.

2. Kondisi madu.

3. Metode terbaik dalam menyampaikan dakwah. (lihat: Zadud Daiyah ilallah karya Syekh Muhammad bin
Shalih Al-Utsaimin)

Oleh sebab itu, hendaknya orang tua memahami tiga hal:


1. Materi yang akan disampaikan adalah materi yang telah dikuasai orang tua. Telah mereka pelajari dan
pahami.

2. Pertimbangkan kesesuaian isi materi dengan beberapa hal: usia anak, daya-tangkap anak, kondisi
anak pada saat itu (apakah sedang senang, sedih, marah, atau lelah?).

3. Pilih metode yang sesuai untuk anak. Terkadang satu metode boleh digunakan secara umum (contoh:
mengajarkan adab melalui sirah nabawiyah). Terkadang pula sebuah metode tepat untuk anak-anak
secara umum namun tidak untuk anak tertentu (contoh: penggunaan flashcard untuk pengenalan huruf
hijaiyah).

Contoh alur pembelajaran

Berikut ini akan saya rekatkan sebuah contoh alur pembelajaran. Saya sebut contoh karena para Ibu (dan
Ayah) bisa menyusun alur lain untuk diterapkan di rumah masing-masing. Tentu saja, disesuaikan dengan
usia, kemampuan, dan daya-tangkap anak.

Usia (tahun) Materi Keterangan

Baru lahir 2 Membiasakan anak dengan


bulan lafal la ilaha illallah Bisikkan lafal ini di telinga anak.

Pada usia 2 bulan, ketika anak digendong biasanya anak


mulai lebih sering menatap ibunya.

Membiasakan anak dengan lafal Tatap mata anak ketika mengucapkan lafal tsb.
syahadat asyhadu alla ilaha
2 bulan 6 illallah wa asyhadu anna Lafal tsb agak panjang; bersabarlah membiasakan anak
bulan muhammadan rasulullah dengannya.

Biasakan anak mendengar lafal


dzikrullah (tasbih, tahmid, takbir,
tahlil) dan kalimah thayyibah
6 bulan 1,5 (istigfar, basmalah, istiadzah,
tahun dll.)

Disesuaikan dengan kemampuan bicara anak.

1,5 tahun 2 Mulai bertanya-jawab dengan Tahap 1: orang tua memberi pertanyaan sekaligus
tahun anak tentang siapa tuhanmu? jawabannya (contoh: Ibu: Usamah, siapa tuhanmu? Allah)
Tahap 2: orang tua memberi pertanyaan, anak diminta
menjawabnya.

Jawaban atas tiga pertanyaan ini sekaligus sebagai jati


diri bagi anak (Tuhannya, agamanya, dan nabinya).

Disesuaikan dengan kemampuan bicara anak.

Tahap 1: orang tua memberi pertanyaan sekaligus


Mulai bertanya jawab dengan jawabannya (contoh: Ibu: Usamah, siapa tuhanmu? Allah)
anak tentang siapa tuhanmu?,
2 tahun 2,5 apa agamamu?, siapa Tahap 2: orang tua memberi pertanyaan, anak diminta
tahun nabimu? menjawabnya.

Mengajarkan rububiah Allah


(contoh: Allah yang ciptakan
Usamah. Allah yang ciptakan
Ummi. Allah yang ciptakan Abi.
Allah yang ciptakan pohon. Allah Biasanya pada usia ini anak mulai lebih sering bertanya
yang ciptakan kucing. Dst .) tentang objek di sekelilingnya, Apa ini, Bu?

Diberikan bila sekiranya anak memang sudah lancar


berbicara.

Mengajarkan rukun islam. Setiap orang tua bisa mempertimbangkan apakah materi ini
akan memberatkan anak bila diberikan bersamaan dengan
Mengajarkan rukun iman. materi siapa tuhanmu, apa agamamu, siapa nabimu?.

Mengajarkan tauhid asma wa


sifat Allah. Disesuaikan dengan daya-tangkap anak.

Mengaitkan kegiatan sehari- Ketika pertama kali mengajarkan nama Allah atau sifat
hari dengan asma wa sifat Allah.Allah ulangi hingga tiga kali.
Contoh:
Beberapa asma wa sifat Allah yang bisa coba diajarkan
* Anak makan berdiri. dalam rentang usia ini:

Allah Maha Melihat. Kita malu * Allah di atas arsy.


kalau Allah melihat kita makan
2,5 3 tahun berdiri. * Allah Maha Melihat
* Anak enggan shalat. * Allah Maha Mendengar

Allah cinta sama orang yang * Allah Cinta


rajin shalat.
* Allah Marah

Mengajarkan keberadaan
surga dan neraka. Untuk mengajarkan konsep targhib dan tarhib.

Pegangan

Sebagai pegangan, ada beberapa referensi untuk pembelajaran tauhid ini:

1. Tsalatsatul Ushul, karya Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab.

2. Qawaidul Arba`, karya Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab.

3. Al-Aqidah Al-Wasithiyyah, karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.

4. Fiqhul Asma`il Husna`, karya Syekh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr.

Selain itu, materi tauhid juga telah banyak dikupas dalam berbagai majelis kajian. Rekamannya tersedia
dalam bentuk CD atau arsip audio di beberapa situs Islam. www.kajian.net adalah salah satu gudang
rekaman audio kajian yang bisa Anda kunjungi.
Bayan Lepas, 30 Maret 2013,

Athirah

Read more http://ummiummi.com/pendidikan-akidah-bagi-anak-0-3-tahun

Das könnte Ihnen auch gefallen