Sie sind auf Seite 1von 11

ANAMNESIS PADA GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME

Anamnesis pada sistem endokrin dan metabolisme harus memperhatikan dua hal,yaitu aspek
komunikasi dan aspek anamnesis itu sendiri, sama seperti anamnesis pada sistem-sistem lain.
Sebelum mempelajari ketrampilan Anamnesis pada gangguan sistem endokrin dan
metabolisme, pelajari kembali point-point penting dalam Anamnesis secara umum yang telah
dipelajari pada Fase 1. Untuk aspek anamnesis pada sistem endokrin dan metabolisme, hal-
hal yang harus ditanyakan formatnya sama dengan anamnesis pada umumnya, yang berbeda
hanya pada penggalian mendalam tentang keluhan utamanya (riwayat penyakit sekarang dan
keluhan penyerta).
a. Menggali riwayat penyakit sekarang
Berdasarkan keluhan utama, dilakukan penggalian lebih mendalam dengan menanyakan
riwayat penyakit sekarang. Seperti pada waktu anamnesis umum, hal-hal yang harus
ditanyakan adalah:
Onset: kapan pertama kali muncul keluhan.
Frekuensi: berapa sering keluhan muncul.
Sifat munculnya keluhan: apakah keluhan muncul secara akut (mendadak), kronis
(sudah lama), atau intermitten (hilang timbul).
Durasi: sudah berapa lama menderita keluhan.
Sifat sakit/keluhan utama: sakitnya seperti apa, merupakan penjelasan sifat dari keluhan
utama, yang biasanya spesifik untuk setiap keluhan utama di atas. Selain itu, perlu
ditanyakan juga, apa hal yang meperberat keluhan.
Lokasi: di mana letak pasti keluhan, apakah tetap, atau berpindah-pindah/menjalar.
Hubungan dengan fungsi fisiologis lain: apakah ada gangguan sistem fisiologis yang
diakibatkan oleh keluhan saat ini, misalnya gangguan tidur, kehilangan nafsu makan,dan
sebagainya.
Akibat yang timbul terhadap aktivitas sehari-hari, seperti tidak dapat bekerja, hanya
tiduran, dan sebagainya.
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan: pemberian obat/tindakan tertentu,
pengambilan posisi tertentu, dan sebagainya. Apabila diberikan obat, ditanyakan pula
b. Menggali penyakit keluarga, baik yang serupa dengan yang diderita sekarang, maupun
penyakit yang diturunkan.
c. Menanyakan keluhan penyerta (keluhan sistem) yang terkait dengan gangguan
neurologi.
Penelusuran anamnesis sistem harus relevan dengan keluhan utama pasien dan dugaan
terhadap diagnosis yang akan ditegakkan, termasuk diagnosis bandingnya.
d. Membuat resume anamnesis. Pada tahap ini, jawaban yang diberikan oleh pasien
dirangkai menjadi suatu alur riwayat penyakit yang kronologis. Jawaban pasien tidak
harus semuanya dimasukkan ke dalam resume, harus dipilah-pilah yang berguna dalam
perencanaan pemeriksaan, diagnosis, atau terapi.
e. Hasil anamnesis disusun dimulai dari:
1. waktu dan tanggal anamnesis, identitas, keluhan utama (KU),
2. riwayat penyakit sekarang (RPS),
3. riwayat penyakit dahulu (RPD),
4. riwayat penyakit keluarga (RPK)/lingkungan(RPL), dan anamnesis sistem.
Diharapkan pada bagian akhir resume anamnesis,penganamnesis sudah bisa membuat dugaan
diagnosis/diagnosis banding
Keluhan Utama yang Sering Berkaitan dengan Sistem Metabolisme dan Endokrin
1. Peningkatan berat badan
Peningkatan berat badan biasanya diakibatkan oleh akumulasi lemak tubuh yang
berlebihan, walaupun proses seperti edema dan asites bisa menyebabkan peningkatan berat
badan yang signifikan. Peningkatan berat badan primer adalah akumulasi jaringan lemak
yang
Onset dan durasi.
Sifat munculnya keluhan: Peningkatan berat badan yang terjadi dalam waktu singkat,
misalnya beberapa hari atau beberapa minggu biasanya disebabkan oleh peningkatan
berat badan sekunder, yang bisa diakibatkan oleh gagal jantung kongestif, gagal ginjal,
danpenyakit hati kronis..
Sifat keluhan: Tanyakan tentang keluhan yang menyertai peningkatan berat badan serta
kondisi yang memunculkan peningkatan berat badan:
a. Apabila peningkatan berat badannya normal dan konsisten dengan pola sebelumnya,
maka masuk ke dalam peningkatan berat badan primer. Kondisi sebelumnya yang bisa
menimbulkan peningkatan berat badan primer:
1. Faktor usia, jenis kelamin, dan peristiwa dalam kehidupan bisa menjadi
pertimbangan apakah peningkatan berat badan ini normal. Adanya kehamilan,
menyusui, menopause, menghentikan merokok, perubahan status perkawinan atau
pekerjaan, bisa mengakibatkan peningkatan berat badan.
2. Perubahan pola diet (asupan kalori yang berlebihan), perubahan jenis makanan
(makanan berlemak mengarah pada peningkatan asupan kalori), kebiasaan makan
di luar rumah atau memakan fast food, serta alkoholism, juga bisa mengakibatkan
peningkatan berat badan.
3. Penurunan aktivitas fisik juga bisa menyebabkan peningkatan berat badan.
4. Depresi dan stress cenderung mendorong pasien untuk makan berlebihan sebagai
mekanisme coping.
5. Eating disorder (biasanya pada wanita muda) seperti binge eating bisa
mengakibatkan peningkatan berat badan.
b. Apabila peningkatan berat badannya tidak normal, dan tidak konsisten dengan pola
sebelumnya, maka masuk ke dalam peningkatan berat badan sekunder. Keluhan yang
menyertai peningkatan berat badan sekunder:
1. Adanya peningkatan rasa haus atau sering miksi, bisa disebabkan oleh diabetes
atau penggunaan diuretik.
2. Adanya keluhan mata kabur, bisa disebabkan oleh diabetes.
3. Adanya konfusio, sakit kepala, kejang, gangguan penglihatan, palpitasi,
berkeringat, tremor pada saat puasa, bisa disebabkan oleh diabetes.
4. Adanya penipisan kulit, garis-garis merah keunguan di abdomen atau pinggang,
mudah hematom, hipertensi, siklus haid yang tidak teratur, peningkatan rambut di
wajah dan akne, bisa disebabkan oleh Cushings syndrome.
5. Adanya rasa lebih lelah (fatigue), kulit kering, rambut rontok, badan terasa
dingin,selera makan kurang, konstipasi, bisa disebabkan oleh hipotiroidism.
6. Pada pria, adanya penurunan libido, kesulitan untuk ereksi, penipisan rambut di
badan dan pubis, sering mengalami hot flash, bisa disebabkan oleh hipogonadism.
Pada wanita, adanya perubahan pola siklus haid, sering mengalami hot flash,
insomnia, penurunan libido, dan rasa tidak nyaman/nyeri saat berhubungan
seksual,bisa disebabkan oleh hipogonadism.
7. Adanya konsumsi obat glukokortikoid, obat antidiabetik golongan sulfonilurea
dan insulin, antikonvulsi (gabapentin, asam valproat, karbamazepin), antipsikotik
(golongan fenotiazin, butirofenon, atipikal), antidepresi (antidepresi trisiklik,
MAOI, mirtazapin), kontrasepsi oral atau injeksi, bisa meningkatkan berat badan
karena efek samping obat.
8. Adanya rasa sesak atau tertekan di dada karena aktivitas atau stress, bisa
disebabkan oleh penyakit jantung koroner dan ansietas.
9. Adanya sesak nafas atau batuk di malam hari, bisa disebabkan oleh gagal jantung
kongestif, refluks gastroesofagus, dan penyakit paru obstruktif.
10. Adanya ketidakmampuan berbaring telentang bisa disebabkan oleh gagal jantung
kongestif.
11. Adanya perubahan warna kulit atau mata menjadi kuning, perubahan warna urine
menjadi seperti teh, perdarahan yang lama atau berlebihan, bisa disebabkan oleh
penyakit hati kronis.
12. Adanya penurunan jumlah urine, bisa diakibatkan oleh gagal ginjal.
13. Adanya keluhan mual, muntah, atau pruritus yang generalisata bisa diakibatkan
oleh gagal ginjal dan penyakit hati kronis.
14. Adanya pembengkakan di kaki, pergelangan kaki dan tungkai, bisa disebbakan
oleh gagal jantung kongestif, gagal ginjal, penyakit hati kronis, dan stasis vena.
Hubungan dengan fungsi fisiologis: apakah ada gangguan sistem fisiologis yang
diakibatkan oleh keluhan saat ini, misalnya gangguan tidur, ganggun saluran
cerna, dan sebagainya.
Akibat terhadap aktivitas sehari-hari: tidak bisa melakukan aktivitas
ringan/sedang/berat
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan: minum obat tertentu (lengkap
dengandosis dan durasi pemakaian obat), melakukan tindakan tertentu (upaya-
upaya menurunkan berat badan), serta hasil dari upaya yang dilakukan untuk
mengurangi keluhan (apakah membaik, tetap, atau memburuk).
2. Penurunan berat badan
Penurunan berat badan bisa dibagi menjadi 2 kategori, yaitu yang tidak disengaja dan
yang disengaja. Penurunan berat badan yang tidak disengaja sering terjadi pada usia lanjut
dan menunjukkan adanya kondisi medis atau psikososial yang signifikan.
Diagnosis banding untuk penurunan berat badan yang tidak disengaja adalah: kanker
(gastrointestinal, hepatobilier, hematologis, paru-paru, payudara, genitourinaria, ovarium,
prostat), gangguan psikiatri (depresi, ansietas), gangguan gastrointestinal (ulkus peptik,
inflammatory bowel disease, gangguan motilitas, pankreatitis kronis, malabsorpsi),
gangguan endokrin (diabetes, hipertiroidism, hipotiroidism, feokromositoma, insufisiensi
adrenal), infeksi (HIV, TBC, penyakit parasit), obat-obatan (SSRI, levodopa, metformin,
digoksin, obat herbal tertentu), penyakit kardiovaskuler (gagal jantung kongestif berat),
penyakit neurologis (stroke, dementia, penyakit Parkinson, sklerosis multipel), penyakit
paru-paru (PPOM berat), penyakit ginjal (uremia, proteinuria, pasien hemodialisis),
penyakit jaringa konektif (penyakit inflamasi kronis, skleroderma), dan idiopatik.
Diagnosis banding untuk penurunan berat badan yang tidak disengaja adalah: pola
dietyang normal dengan aktivitas fisik yang teratur, anoreksia nervosa, dan bulimia.
Begitu pasien memberikan keluhan utama penurunan berat badan, lakukan penggalian
tentang keluhan tersebut berdasarkan penggalian riwayat penyakit sekarang, yaitu:
Pertama-tama, pastikan bahwa memang terjadi penurunan berat badan, misalnya dengan
mewawancara keluarga atau yang merawat. Kehilangan 4,5 kg atau lebih dari 5% berat
badan baseline dalam 6-12 bulan disebut bermakna. Bisa juga dilakukan penghitungan
indeks massatubuh atau BMI, dan BMI di bawah 18,5 dianggap underweight.
Onset dan durasi.
Sifat keluhan: Tanyakan tentang keluhan yang menyertai penurunan berat badan:
a. Penurunan berat badan yang tidak disengaja:
1. Disertai peningkatan selera makan
Bisa disebabkan oleh diabetes, hipertiroidism, dan malabsorpsi
Adanya rasa gelisah, berkeringat, dan badan hangat, bisa disebabkan olehhi
pertiroidism.
Adanya rasa haus dan sering miksi, bisa disebabkan oleh diabetes.
Sering buang air besar atau diare, serta perubahan gejala bila
melakukanperubahan jenis makanan, bisa disebabkan oleh malabsorpsi.
2. Disertai penurunan selera makan, dan adanya:
Adanya kebiasaan merokok yang signifikan atau penggunaan alkohol, bisa
diakibatkan oleh kanker aerodigestif dan genitourinaria.
Adanya kelelahan, nampak pucat, limfadenopati baru, bisa disebabkan oleh
kanker hematologis.
Adanya insomnia, gangguan konsentrasi, mudah tersinggung, cepat sedih,
kelelahan, anhedonia, bisa mengarahkan pada depresi.
Adanya rasa ketakutan yang berlebihan, gelisah, cepat tersinggung,
ketegangan otot, bisa mengarahkan pada ansietas.
Adanya sesak nafas dan batuk di malam hari dan kesulitan berbaring
telentang,bisa mengarahkan pada gagal jantung kongestif.
Mengkonsumsi kokain, amfetamin, efedrin, 5-hidroksitriptofan, laksatif,
diuretik, melatonin, SSRI, levodopa, digoksin, metformin, teofilin, opiat,
metilfenidat, bisa mengarahkan pada penurunan berat badan yang diinduksi
oleh obat.
Pernah mendapatkan obat injeksi, melakukan hubungan seksual tanpa
proteksi, atau mendapatkan transfusi darah, bisa disebabkan oleh infeksi HIV.
Disertai dengan kehamilan, bisa disebabkan oleh hiperemesis gravidarum.
b. Penurunan berat badan yang disengaja:
1. Adanya gangguan body image atau rasa tidak puas dengan tubuhnya, bisa
mengarahkan pada anoreksia atau bulimia.
2. Adanya kehilangan keinginan untuk makan, penurunan berat badan 15% atau
lebih di bawah berat badan ideal, adanya amenore primer atau sekudner berdurasi
3bulan, mengarah pada anoreksia.
3. Adanya makan yang tidak terkontrol, lalu menginduksi muntah, mengkonsumsi
laksatif, diuretik, atau melakukan enema, bisa mengarahkan pada bulimia.
4. Pertimbangkan adanya sindrom Munchausen, dimana pasien secara
sengajamenurunkan berat badan karena meminta perhatian.
Hubungan dengan fungsi fisiologis: apakah ada gangguan sistem fisiologis yang
diakibatkan oleh keluhan saat ini, misalnya gangguan tidur, gangguan saluran
cerna, dan sebagainya.
Akibat terhadap aktivitas sehari-hari: tidak bisa melakukan aktivitas
ringan/sedang/berat
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan: minum obat tertentu (lengkap
dengan dosis dan durasi pemakaian obat), melakukan upaya tertentu, serta hasil
dari upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan (apakah membaik, tetap,
atau memburuk).
3. Tidak haid (Amenore)
Keluhan amenore ini bisa bersifat sementara, intermitten, atau permanen, dan bisa
disebabkan oleh gangguan kongenital, neuroendokrin, atau anatomis. Amenore
umumnya diklasifikasikan menjadi primer dan sekunder, namun penyebab kedua jenis
amenore ini bisa saling tumpang tindih. Diagnosis banding untuk amenore primer
adalah kehamilan, gangguan anatomis atau genetik (sindrom Turner, agenesis Mulleri,
hymen imperforata, septum vagin transversa), dan gangguan aksis hipotalamus-
hipofisis-ovarium (keterlambatan pubertas, disfungsi hipotalamus, disfungsi hipofisis,
disfungsi ovarium). Diagnosis banding untuk amenore sekunder adalah kehamilan,
gangguan aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium (disfungsi hipotalamus akibat
anoreksia nervosa, aktivitas fisik, stress psikososial, tumor;disfungsi hipofisis akibat
tumor pensekresi prolaktin, empty sella syndrome, Sheehan syndrome, tumor
pensekresi hormon adrenokortikotropik dan GH; disfungsi ovarium akibat
sindrom ovarium polikistik, kegagalan ovarium prematur, tumor ovarium), dan lain-
lain (penyakit tiroid, akibat obat, dan idiopatik).
Penggalian tentang keluhan tidak haid berdasarkan penggalian riwayat penyakit
sekarang, yaitu:
Onset dan durasi.
a. Onset ini bisa menentukan apakah amenore yang diderita adalah amenore primer atau
sekunder. Amenore primer apabila tidak ada menstruasi sampai usia 16 tahun,
sedangkan amenore sekunder apabila tidak ada menstruasi selama lebih dari 3 siklus
haid atau 6 bulan pada wanita yang sebelumnya menstruasi.
Sifat keluhan:
b. Amenore primer:
1. Yang harus ditanyakan pertama adalah apakah pasien pernah melakukan
hubunganseksual dalam waktu dekat? Apabila ya, apalagi bila juga ada mual-mual
di pagi hari, maka harus dianjurkan untuk memeriksa tes kehamilan. Apabila
hasilnya negatif atau pasien menjawab tidak pada pertanyaan tentang hubungan
seksual,maka dilanjutkan dengan pertanyaan berikut:
2. Apakah ada keterlambatan pubertas (perkembangan payudara, rambut aksilla dan
pubis) atau adanya keterlambatan pertumbuhan (tidak setinggi) dibanding teman-
teman sebayanya? Apabila ya, bisa disebabkan oleh disgenesis gonad, agenesis
Mulleri, keterlambatan pubertas fisiologis, ataupun kelainan genetik (sindrom
Turner).
3. Apabila tidak ada keterlambatan pubertas (pubertas normal), bisa disebabkan oleh
obstruksi saluran keluar, atau disfungsi aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
4. Apabila terdapat berat badan yang rendah, malnutrisi, atau stress psikososial yang
berlebihan, bisa disebabkan oleh disfungsi hipotalamus.
c. Amenore sekunder
1. Yang harus ditanyakan pertama adalah apakah pasien pernah melakukan
hubungan seksual dalam waktu dekat? Apabila ya, apalagi bila juga ada mual-
mual di pagi hari, maka harus dianjurkan untuk memeriksa tes kehamilan. Apabila
hasilnya negatif atau pasien menjawab tidak pada pertanyaan tentang hubungan
seksual,maka dilanjutkan dengan pertanyaan berikut:
2. Apakah baru saja hamil dan melahirkan? Bila ya, ini bisa merupakan amenore
postpartum.
3. Apakah ada riwayat aborsi, prosedur bedah atau infeksi pada uterus? Bila ya,
mungkin disebabkan oleh Asherman syndrome. Asherman syndrome adalah
sinekia (adhesi) intrauteri yang biasanya diakibatkan oleh instrumentasi pada
uterus (misalnya kuretase atau pengerokan rongga uterus).
4. Apakah ada penurunan berat badan, malnutrisi, atau gejala depresi? Bila ya, bisa
disebabkan oleh anoreksia, amenore akibat latihan fisik, amenore akibat stress,
ataupun amenore akibat depresi. Apakah ada sakit kepala, gangguan penglihatan
perifer, dan pengeluaran sekret dari papilla mammae? Bila ya, bisa disebabkan
oleh tumor hipofisis, atau Sheehan syndrome. Sheehan syndrome adalah
5. Apakah ada pemburukan akne, peningkatan berat badan, dan hirsutisme? Bila ya,
bisa disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik, atau hipotiroidism.
6. Apakah pernah terpapar radiasi dosis tinggi (misalnya terapi kanker), pernah
mendapat kemoterapi kanker, dan baru-baru ini mengalami hot flash, berkeringat
malam, perubahan mood, kekeringan vagina? Bila ya, bisa disebabkan oleh
kegagalan ovarium prematur, yaitu habisnya oosit dan folikel di sekitarnya
sebelum usia 40 tahun..
7. Apakah ada penggunaan obat-obatan baru-baru ini, misalnya kontrasepsi oral,
antagonis dopamin (haloperidol, risperidon, metoklopramid, domperidon),
antihipertensi yang menaikkan kadar prolaktin serum (metildopa, reserpin),
progestin, antagonis GnRH (danazol)? Bila ya, bisa merupakan amenore karena
obat. Kegagalan untuk kembali ovulasi selama 6 bulan sesudah penghentian
kontrasepsi oral disebut post-pill amenorrhea.
8. Apakah ada penyakit lain, seperti gagal ginjal, kanker, infeksi, penyakit tiroid,
artritis rematoid juvenilis? Bila ya, bisa merupakan amenore karena penyakit
sistemik.
9. Apakah ada kelemahan, penurunan berat badan, artritis, perubahan warna kulit?
Bila ya, bisa disebabkan oleh hemokromatosis.
Hubungan dengan fungsi fisiologis: apakah ada gangguan sistem fisiologis yang
diakibatkan oleh keluhan saat ini, misalnya gangguan tidur, kehilangan nafsu
makan, dan sebagainya.
Akibat terhadap aktivitas sehari-hari: tidak bisa melakukan aktivitas
ringan/sedang/berat
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan: minum obat tertentu (lengkap
dengan dosis dan durasi pemakaian obat), tindakan tertentu, serta hasil dari upaya
yang dilakukan untuk mengurangi keluhan (apakah membaik, tetap, atau
memburuk).
4. Perdarahan per vaginam yang tidak normal
Perdarahan per vaginam yang tidak normal bisa dikategorikan menjadi perdarahan per
vaginam yang tidak berhubungan dan yang berhubungan dengan siklus hormonal.
Perdarahan per vaginam yang berhubungan dengan siklus haid dianggap tidak normal
bila berbeda dari
perdarahan haid normal dalam hal volume, frekuensi, atau waktunya. Perdarahan per
vagina yang tidak normal bisa diakibatkan kelainan hormonal atau kelainan struktural
di traktus genitalis. Etiologinya tergantung pada usia dan status reproduksi pasien.
Diagnosis banding untuk perdarahan per vaginam yang tidak normal adalah: kelainan
traktus genitalis (lesi benigna di serviks dan endometrium, adenomyosis; lesi maligna
di serviks dan endometrium; infeksi seperti servisitis dan endometritis; trauma
laserasi, abrasi, benda asing), penyakit sistemik (endokrinopati seperti hipotiroidism,
hiperprolaktinemia, Cushing disease, sindrom ovarium polikistik, tumor/disfungsi
adrenal; koagulopati seperti trombositopenia, lekopenia, von Willebrand disease;
penyakit ginjal; penyakit hati), komplikasi akibat kehamilan (kehamilan normal,
kehamilan ektopik, penyakit trofoblastik gestasional, abortus, plasenta previa, sisa
konsepsi sesudah abortus terapeutik), faktor iatrogenik/obat (antikoagulan; IUD;
terapi hormonal seperti kontrasepsi, terapi penggantian estrogen, modulator reseptor
estrogens elektif; psikotropik), dan perdarahan uterus disfungsional/dysfunctional
uterine bleeding (DUB). Sebagian besar perdarahan per vaginam yang tidak normal
adalah DUB, tetapi DUB haruslah diagnosis hasil eksklusi dari diagnosis- diagnosis
banding lainnya. DUB adalah perdarahan per vaginam tidak normal yang diakibat
oleh hormon, dan bukan karena penyakit struktural atau sistemik.
Penggalian tentang keluhan perdarahan per vaginam berdasarkan penggalian riwayat
penyakit sekarang, yaitu:
Onset dan durasi.
Frekuensi.
Sifat munculnya keluhan.
Sifat keluhan:
d. Tanyakan keteraturan siklus haid, interval antar haid, hari pertama haid terakhir, serta
apakah ini perdarahan saat haid atau tidak saat haid.
e. Kemudian ditanyakan jumlah perdarahannya, apakah meningkat atau berlebihan
(misalnya pada hipermenore, kelainan traktus genitalis, gangguan perdarahan), atau
hanya spotting atau perdarahan ringan (misalnya pada hipomenore, gangguan saluran
keluar, sikatriks). Jumlah pembalut yang dipakai serta adanya bekuan darah bisa
menunjukkan beratnya perdarahan.
f. Tanyakan adanya tanda-tanda bahaya seperti nyeri perut, pusing atau sinkop,
palpitasi atau takikardi, dan diketahui bahwa pasien sedang hamil. Apabila
jawabannya ya,maka harus segera dievaluasi dengan melakukan pemeriksaan pelvis
dengan atau tanpa USG untuk menyingkirkan adanya kehamilan ektopik.
g. Sesuaikan dengan usia pasien, tanyakan atau perkirakan apakah pasien belum
menopause, sedang dalam masa perimenopause, atau postmenopause. Tanyakan pula
apakah pasien sedang hamil (dengan menanyakan adanya keterlambatan haid, riwayat
hubungan seksual).
h. Apabila pasiennya pramenopause atau perimenopause, dan sedang hamil, maka
penyebabnya bisa oleh kehamilan ektopik, abortus, penyakit trofoblas gestasional,
atau plasenta previa.
i. Apabila pasiennya pramenopause atau perimenopause, dan tidak hamil, tanyakan
apakah ada nyeri payudara yang siklik, perubahan mood, dan rasa kembung di
abdomen? Apabila tidak, maka termasuk perdarahan anovulatorik, yang bisa
disebabkan oleh lesi di uterus, penyakit sistemik, endokrinopati, atau DUB. Apabila
ya, maka termasuk ke dalam perdarahan ovulatorik.
j. Bila pasien menderita perdarahan ovulatorik, tanyakan apakah yang dialaminya
adalah menoragi (perdarahan berlebihan dan lama yang terjadi dalam interval yang
teratur/selama haid) atau perdarahan intermenstruasi. Apabila merupakan menoragi,
maka bisa merupakan perdarahan karena obat (warfarin, enoksaparin, kontrasepsi
oral), koagulopati (adanya perdarahan di tempat lain atau adanya keluhan mudah
hematom/memar), hipotiroidisme, atau lesi di uterus. Bila merupakan perdarahan
intermenstruasi, bisa akibat penggunaan kontrasepsi oral, servisitis, lesi di uterus,
ataupun trauma (misalnya hubungan seks yang kasar). Perdarahan tepat di tengah-
tengah antar haid bisa disebabkan oleh perdarahan mittelschmerz yang berkaitan
dengan ovulasi.
k. Bila pasiennya perimenopause atau postmenopause, pikirkan kemungkinan adanya
kanker endometrium atau lesi di uterus.
Hubungan dengan fungsi fisiologis: apakah ada gangguan sistem fisiologis yang
diakibatkan oleh keluhan saat ini, misalnya gangguan tidur, kehilangan nafsu makan,
dan sebagainya.
Akibat terhadap aktivitas sehari-hari: tidak bisa melakukan aktivitas
ringan/sedang/berat
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan: minum obat tertentu (lengkap
dengan dosis dan durasi pemakaian obat), tindakan tertentu, serta hasil dari upaya

Das könnte Ihnen auch gefallen