Sie sind auf Seite 1von 2

Menu adalah susunan makanan yang dimakan oleh seseorang untuk sekali makan atau

sehari, sedangkan menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan
dalam jumlah porsi yang sesuai sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan
perkembangan.Kehadiran atau ketidakhadiran suatu zat gizi essensial dapat mempengaruhi
ketersediaan, absorpsi, metabolisme atau kebutuhan zat gizi lain. Adanya saling keterkaitan
antar zat-zat gizi ini menekankan keanekaragaman makanan dalam menu sehari-hari
(Almatsier, 2003).
Soekirman (2011) juga mengajukan piramida makanan Indonesia yang baru yang
disebut Tumpeng Gizi Seimbang (PGS). Berdasarkan tumpeng gizi seimbang (prinsip gizi
seimbang), dalam pengamatan ini dilakukan untuk menilai kualitas menu makan siang, yaitu
dengan memperhatikan kandungan zat gizi, membiasakan mengkonsumsi beraneka ragam
makanan, dan memperhatikan standar porsi. Hasil audit gizi yang telah dilakukan dapat
dikatakan bahwa menu makan siang yang disediakan kantin jurusan gizi lebih lengkap
komposisinya dibandingkan dengan menu makan siang yang tidak disediakan oleh kantin
(jajanan).
Penyediaan kebutuhan energi dan zat gizi makan siang di kantin Jurusan Gizi adalah
30% dari kebutuhan sehari. Hal ini harus menjadi patokan pada saat perencanaan
menu.Kebutuhan energi dapat dipenuhi dari 3 sumber utama, yaitu karbohidrat, protein, dan
lemak. Dalam pengamatan ini, secara umum komposisi menu yang disediakan di kantin
jurusan gizi sudah memenuhi ketiga sumber utama tersebut. Contoh menunya yaitu: nasi,
ayam kecap, lalapan, sambel, pisang, risol, lemper, air mineral dan capucino cincau.
Berdasarkan hasil analisa kebutuhan energi, jumlah zat gizi energi belum memenuhi
kebutuhan makan siang dengan kesesuaian sebesar 90,73%. Sedangkan protein pada sampel
makan di kantin tingkat kontribusinya lebih tinggi dari kebutuhan yang dianjurkan dengan
kesesuaian sebesar 145,88%. Kandungan lemak pada sampel makanan dikantin lebih dari
yang dianjurkan dengan kesesuaian sebesar 107,89%.Sumber karbohidrat (karbohidrat
kompleks) diperoleh dari bahan makanan seperti, nasi, tepung dan beras ketan. Dari hasil
analisa kebutuhan karbohidrat, pencapaian kesesuaian antara makanan dikansterol tin dengan
kebutuhan yang dianjurkan sebesar 76,13%. Artinya untuk kebutuhan karbohidrat pada
makanan kantin masih kurang dari kebutuhan yang dianjurkan. Kandungan kolesterol pada
sempel makanan sudah sesuai dengan yang dianjurkan yaitu <100 mg sebesar 61,5 mg.
Sumber zat besi (Fe) yang baik adalah hati, telur, daging, sayuran berwarna hijau, dan
kacang-kacangan. Dilihat dari menu yang disajikan salah satu sumber Fe yang diberikan
salah satunya berasal dari daging ayam. Tetapi dari hasil analisa kebutuhan Fe pencapaian
kesesuaian antara makanan yang diberikan dengan kebutuhan sebesar 39,74%. Hal ini
menunjukan bahwa sumber Fe yang diberikan masih belum sesuai dengan kebutuhan. Begitu
juga dengan asupan serat, makanan yang diberikan masih belum sesuai atau kurang dari
kebutuhan yang dianjurkan dengan tingkat kesesuaian sebesar 42,86%.
Menurut Soekirman (2008), makan makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat
bagi kesehatan. Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi,
minimal harus berasal dari satu jenis makanan sumber zat tenaga, satu jenis makanan sumber
zat pembangun dan satu jenis makanan sumber zat pengatur. Ini adalah penerapan prinsip
penganekaragaman yang minimal. Prinsip penganekaragaman yang ideal adalah jika setiap
kali makan siang dan makan malam, hidangan tersebut terdiri dari 4 kelompok makanan
(makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah). Secara umum, komposisi menu makan siang
yang disediakan kantin Jursan Gizi terdiri dari pangan sumber zat tenaga (sumber
karbohidrat, lemak, dan gula), pangan sumber zat pembangun (protein hewani), dan pangan
sumber zat pengatur (buah dan sayur). Berdasarkan keragaman menu makan siang sampel
makan di kantin Jurusan Gizi sudah beragam.Hal ini dilihat dari menu makan siang yang
terdiri dari 3 jenis sumber zat gizi yaitu zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
Menurut Nurdiani (2011), standar porsi menu yang disediakan sekolah sejalan dengan
kandungan energi dan zat gizi menu. Hal ini berarti bahwa jika kandungan energi dan zat
gizinya kurang maka porsi yang disediakannya juga akan kurang. Berdasarkan kelompok
pangan, maka porsi sumber karbohidrat adalah paling besar dibandingkan bahan makan
lainnya. Jika diihat dari sampel menu yang disajikan hal tersebut sudah sesuai. Dilihat dari
besar porsi pangan hewani kelompok sampel makan di kantin sudah cukup yaitu sekitar 1
penukar, namun porsi untuk pangan nabati masih belum ada. Besar porsi sayur dan buah
sepertinya sudah cukup hanya dilihat dari kandungan serat masih belum memenuhi sehingga
perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan makanannya.

Perlu dilakukannya pengkajian ulang karna sampel yang diamati hanya 1 jenis sampel
sehingga pengkajian yang dilakukan masih belum optimal. Dilihat dari hasil analisa perlu
adanya perhatian terhadap pemenuhan zat gizi mikromineral seperti serat dan Fe. Makanan
yang disajikan sudah cukup beranekaragam hanya saja belum terlihat adanya protein nabati
yang disajikan. Dilihat dari besar posi nya sudah cukup untuk dapat dikonsumsi oleh
mahasiswa asrama hanya saja beberapa zat gizi masih belum sesuai sehingga perlu
dilakukannya pengkajian ulang agar kebutuhan zat gizi dapat sesuai dengan yang dianjurkan.

Das könnte Ihnen auch gefallen