Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DAFTAR ISI
1. ALIGNMENT
1.1. Pengertian
Dalam dunia industri, baik industri kecil maupun industri besar, termasuk pada unit-unit
pembangkit tenaga listrik, banyak dijumpai adanya penyambungan antara poros penggerak
dan poros yang digerakkan dilakukan dengan menggunakan sambungan kopling, seperti
misalnya:
Antara poros penggerak dengan poros pompa
Antara poros disel dengan poros generator
Antara poros turbin dengan poros generator
dll
Meskipun metoda penyambungan poros dengan menggunakan kopling ini banyak digunakan,
namun satu hal yang tidak bisa dihindari adalah adanya ketidak sebarisan (misalignment) dari
kedua poros yang disambungkan.
Namun ketidak sebarisan tersebut bisa diatasi dengan cara melakukan penyebarisan
(alignment), baik pada saat pemasangan baru maupun dalam perawatan rutin.
Yaitu adanya penyimpangan dari garis sumbu kedua poros yang dipersambungkan, baik arah
sejajar (paralel) maupu arah axial, sehingga terjadi ketidak sebarisan dari kedua poros yang
dipersambungkan.
Oleh karena penyimpangan dalam arah radial dari poros, maka kondisi ini disebut ketidak
sebarisan radial.
Ketidak sebarisan radial terjadi dalam dua arah, yaitu arah vertikal dan arah horizontal
Adalah suatu kondisi dimana garis sumbu dari kedua poros yang dipersambungkan dalam
keadaan tidak sejajar dan saling membentuk sudut simpangan.
Oleh karena penyimpangan yang terjadi dalam arah axial dari poros, maka kondisi ini disebut
ketidak sebarisan axial.
Ketidak sebarisan axial terjadi dalam dua arah yaitu arah vertikal dan arah horizontal.
= sudut simpangan axial yang dibentuk oleh kedua poros yang dipersambungkan dalam
arah vertikal.
= sudut simpangan axial yang dibentuk oleh kedua poros yang dipersambungkan dalam
arah horizontal.
Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa adanya ketidak sebarisan (mis alignment) diluar
batas yang diijinkan akan mengakibatkan:
Kopling menjadi panas
Terjadi kelelahan material pada elemen kopling (untuk kopling kering)
Terjadinya keausan terutama pada kopling roda gigi
Keretakan pada poros akibat gaya tekuk yang berulang-ulang
(keretakan biasanya terjadi pada sisi yang berdekatan dengan hub kopling)
Kerusakan pada bantalan (bearing)
Salah satu penyebab timbulnya getaran (vibrasi) pada mesin
Setiap satu kali putaran jarum besar berarti menunjukkan ukuran 1 mm, dan jarum
pada lingkaran kecil angka menunjuk 1 angka.
Lingkaran luar / besar dial indikator dibagi menjadi 10 skala bagian (angka 1 10),
yang berarti setiap skala nilainya = 1/10 mm atau 0,1 mm.
Setiap 1 skala (0,1 mm) dibagi menjadi 10 strip, maka nilai setiap strip = 0,1/10
mm = 0,01 mm atau 1/100 mm.
Misalnya jarum besar bergerak dari skala 0 ke skala angka 3 + 5 strip, maka besar
pengukuran adalah = 0,3 mm + 0,05 mm = 0,35 mm.
Jumlah putaran jarum besar dapat diketahui dari penunjukkan jarum kecil.
Misalnya jarum besar berputar 4x, maka jarum kecil akan menunjuk angka 4.
Keterangan:
Jika jarum besar berputar searah jarum jam berarti penunjukannya adalah (+),
sedangkan kebalikannya adalah (-).
Dengan bantuan tuas pengikat gunanya untuk menempatkan dial indikator pada tempat yang
dikehendaki
Magnetik base terbuat dari balok magnet yang bisa diaktifkan magnetnya, yaitu posisi on =
magnet berfungsi dan off = magnet tidak berfungsi.
Matikan sumber daya atau power suply pada peralatan yang akan disebariskan
Lakukan prosedur tagging terhadap peralatan tersebut termasuk juga peralatan
atau instalasi lain yang terkait
Ambil data kesebarisan pada kondisi awal
Lihat buku petunjuk dari pabrik pembuatnya dan ikuti prosedur yang telah
ditentukan
Melakukan penyebarisan sebaiknya setelah panas dari poros turun sampai
dengan temperatur ruangan.
Cara dapat dilakukan dengan memasukkan tapered gauge atau feeler gauge untuk
mengetahui gap / jarak antara dua permukaan kopling.
Dengan melakukan pengukuran gap antara permukaan kopling yaitu pada posisi 0o,
90o, 180o, dan 270o, maka akan didapatan besarnya nilai ketidak sebarisan axial.
Dilapangan sering ditemui penggunaan kode A
(axial) diganti F artinya Face
Kesepakatan:
a. Arah Pandang
Arah pandang dari sisi peralatan yang tidak disebariskan (pompa) menghadap
ke peralatan yang yang disebariskan (motor).
b. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan pada sitiap posisi 90o lingkaran kopling dengan
referensi titik atas (RT) = 0o
Dial indikator pasang pada poros / kopling dari peralatan yang disebariskan
(sisi pompa) diputar bersama-sama secara perlahan-lahan.
Titik diatas RT dipakai sebagai referensi dengan menyimpang = 0 (nol)
Jika jarum penunjuk pada dial indikator bergerak:
- Searah jarum jam : ujung dial tertekan, diberi nilai (+)
- Berlawanan jarum jam : ujung diameter memanjang diberi nilai (-)
c. Penulisan Data
Data ketidak sebarisan yang telah diambil ditulis diluar lingkaran bantu dalam
satuan (mikron) dengan ketentuan sbb:
RT
Untuk memberikan gambar yang nyata dan jelas dari kondisi peralatan yang
disebariskan maka perlu dibuat suatu gambar ilustrasi.
+5 - 70
- 65
+5 - 70
- 65
RT - RB
RV =
2
RT RB 0 ( - 65) +65
RV = = = = 32,5
2 2 2
gambar ilustrasi
RR - RL
RH =
2
RR - RR + 5 ( - 70 ) +75
RH = = = = + 37,5
2 2 2
Catatan
Untuk memudahkan dalam pemberian nilai hasil pengambilan data, misalnya (+)
atau (-), maka yang dipakai pedoman adalah:
Tampak pandangan depan atau arah vertikal dari peralatan yang disebariskan
yaitu sbb:
Keterangan:
Untuk pemberian nilai (+) atau (-) pada arah horizontal dapat berpedoman
pada referensi tersebut
Untuk perhitungan selanjutnya bisa menggunakan cara tersebut diatas baik
untuk penambahan atau pengurangan shim maupun arah penggeseran motor
a. Arah Pandang
Arah pandang dari sisi peralatan yang tidak disebariskan (sisi pompa)
menghadap kearah peralatan yang disebariskan (sisi motor).
c. Penulisan Data
Data data ketidak sebarisan axial yang telah diambil, ditulis dalam lingkaran
bantu dalam satuan (micron) dengan ketentuan sbb:
-10 +25
+15
0
AT = 0
AR = + 25 -10
+25
AB = + 15
AL = - 10
+15