Sie sind auf Seite 1von 22

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

DAFTAR ISI

Daftar Isi ......................................................................................................................... 1


1. Aligntment .................................................................................................................. 3
1.1 Pengertian .......................................................................................................... 3
1.1.1 Pengertian Penyebarisan (Alignment) ..................................................... 3
1.1.2 Pengertian ketidak-sebarisan (misalignment) ........................................... 3
1.1.3` Akibat ketidak-sebarisan ........................................................................... 5
1.1.4 Penyebab Ketidak-sebarisan .................................................................... 6
1.1.5 Batasan penyimpangan/ toleransi yang diijinkan ...................................... 6
1.2 Peralatan Penyebarisan (Alignment) .................................................................. 6
1.2.1 Dial gauge atau indicator ......................................................................... 6
1.2.2 Blok magnet (magnet base) ..................................................................... 7
1.2.3 Pengukur Celah (Feeler gauge) ............................................................... 8
1.2.4 Tapered gauge ........................................................................................ 8
1.2.5 Peralatan bantu ........................................................................................ 9
1.3 Persiapan Penyebarisan Alignment .................................................................... 9
1.3.1 Persiapan alat........................................................................................... 9
1.3.2 Persiapan tempat .................................................................................... 9
1.3.3 Persiapan tenaga kerja ............................................................................ 10
1.3.4 Peralatan mesin yang akan dibersihkan .................................................. 10
1.3.5 Kelamatan Kerja ....................................................................................... 10
1.4 Metoda Mengetahui Ketidak Sebarisan .............................................................. 10
1.4.1 Metoda Dengan Menggunakan Mistar ..................................................... 10
1.4.2 Metoda Dengan Menggunakan Feeler Gauge Atau Tapered Gauge ........ 11
1.4.3 Metode Dengan Menggunakan Dial Gauge .............................................. 11
1.5 Pelaksanaan Penyebarisan Terhadap Ketidak Sebarisan Radial........................ 12
1.5.1 Pengambilan Data Ketidak Sebarisan Radial............................................ 12
1.5.2 Gambar ilustrasi ....................................................................................... 13
1.5.3 Menghitung besarnya penambahan atau pengurangan shim maupun
pergeseran kearah kiri maupun ke kanan ................................................. 14

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 1


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

1.6 Pelaksanaan Penyebarisan Terhadap Ketidak Sebarisan Axial ......................... 17


1.6.1 Pengambilan Data Ketidak Sebarisan Axial ............................................. 17
1.6.2 Gambar ilustrasi ...................................................................................... 18
2. Balancing ................................................................................................................. 19
2.1 Pengertian ......................................................................................................... 19
2.2 Ketidak Seimbangan / Unbalance Rotor ............................................................ 19
2.2.1 Pengaruhnya ........................................................................................... 20
2.2.2 Tipe kerusakan ........................................................................................ 23
2.3 Prosedur Penyeimbangan Statis ........................................................................ 23
2.3.1 Persiapan Membalance Statis ................................................................. 24
2.3.2 Metode Dua Titik ..................................................................................... 24
2.3.3 Metode tiga titik ....................................................................................... 26
2.3.4 Metode Sudut Phase ............................................................................... 28
2.3.5 Membagi Correction Weight .................................................................... 30
2.3.6 Tingkat Yang Bisa Diterima Dari Penyeimbangan .................................... 36

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 2


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

1. ALIGNMENT

1.1. Pengertian
Dalam dunia industri, baik industri kecil maupun industri besar, termasuk pada unit-unit
pembangkit tenaga listrik, banyak dijumpai adanya penyambungan antara poros penggerak
dan poros yang digerakkan dilakukan dengan menggunakan sambungan kopling, seperti
misalnya:
Antara poros penggerak dengan poros pompa
Antara poros disel dengan poros generator
Antara poros turbin dengan poros generator
dll
Meskipun metoda penyambungan poros dengan menggunakan kopling ini banyak digunakan,
namun satu hal yang tidak bisa dihindari adalah adanya ketidak sebarisan (misalignment) dari
kedua poros yang disambungkan.
Namun ketidak sebarisan tersebut bisa diatasi dengan cara melakukan penyebarisan
(alignment), baik pada saat pemasangan baru maupun dalam perawatan rutin.

1.1.1 Pengertian Penyebarisan (Alignment).


Penyebarisan (alignment) adalah melakukan koreksi terhadap adanya ketidak sebarisan (mis-
alignment) antara poros penggerak dengan poros yang digerakkan, sehingga didapat
kesebarisan yang memenuhi persaratan dari kedua poros tersebut.

1.1.2 Pengertian ketidak sebarisan (mis-alignment)

Yaitu adanya penyimpangan dari garis sumbu kedua poros yang dipersambungkan, baik arah
sejajar (paralel) maupu arah axial, sehingga terjadi ketidak sebarisan dari kedua poros yang
dipersambungkan.

a. Ketidak sebarisan radial


Adalah suatu kondisi dimana garis sumbu kedua poros yang dipersambungkan dalam
keadaan sejajar / paralel, tetapi tidak berada dalam satu garis sumbu.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 3


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

Oleh karena penyimpangan dalam arah radial dari poros, maka kondisi ini disebut ketidak
sebarisan radial.
Ketidak sebarisan radial terjadi dalam dua arah, yaitu arah vertikal dan arah horizontal

X = Ketidak sebarisan radial arah vertikal

Y = ketidak sebarisan radial arah horizontal

b. Ketidak sebarisan axial

Adalah suatu kondisi dimana garis sumbu dari kedua poros yang dipersambungkan dalam
keadaan tidak sejajar dan saling membentuk sudut simpangan.
Oleh karena penyimpangan yang terjadi dalam arah axial dari poros, maka kondisi ini disebut
ketidak sebarisan axial.
Ketidak sebarisan axial terjadi dalam dua arah yaitu arah vertikal dan arah horizontal.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 4


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

= sudut simpangan axial yang dibentuk oleh kedua poros yang dipersambungkan dalam
arah vertikal.

= sudut simpangan axial yang dibentuk oleh kedua poros yang dipersambungkan dalam
arah horizontal.

1.1.3 Akibat dari ketidak sebarisan

Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa adanya ketidak sebarisan (mis alignment) diluar
batas yang diijinkan akan mengakibatkan:
Kopling menjadi panas
Terjadi kelelahan material pada elemen kopling (untuk kopling kering)
Terjadinya keausan terutama pada kopling roda gigi
Keretakan pada poros akibat gaya tekuk yang berulang-ulang

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 5


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

(keretakan biasanya terjadi pada sisi yang berdekatan dengan hub kopling)
Kerusakan pada bantalan (bearing)
Salah satu penyebab timbulnya getaran (vibrasi) pada mesin

1.1.4 Penyebab ketidak sebarisan

Terjadinya ketidak sebarisan bisa disebabkan antara lain:


Kesalahan dalam pemasangan
Pre load dari poros bengkok
Bantalan yang tidak mapan, dimana sumbu bantalan tidak berimpit dengan sumbu
poros
Sumbu poros / kopling tidak sebaris

1.1.5 Batas penyimpangan / toleransi yang diijinkan:

Batas penyimpangan / toleransi ketidak sebarisan (mis alignment) yang diijinkan


biasanya dipengaruhi oleh besar daya dan putaran dari poros penggerak dan poros
yang digerakkan.
Dalam arti, makin besar daya dan putaran yang dipindahkan akan makin kecil
toleransi yang diijinkan. Namun demikian masih ada faktor lain yang mempengaruhi
toleransi yang diijinkan yaitu dari jenis kopling yang digunakan.
Untuk pelaksanaan di lapangan harus mengikuti petunjuk atau referensi yang telah
ditetapkan oleh pabrik pembuatnya.
Apabila tidak ada, maka referensi berikut bisa digunakan sebagai pedoman.
Mather & Platt Ltd Inggris memberi batasan toleransi sbb:
Kopling dengan diameter sampai dengan 12 = 0,002 inchi
Kopling dengan diameter lebih besar dari 12 = 0,003 inchi
Sedangkan Whortington Simpson Ltd Inggris memberikan batas maksimum untuk
radial dan angular mis alignment sebesar 0,002 inchi untuk pompa-pompa centrifugal
dengan 3000 rpm.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 6


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

1.2. Peralatan Penyebarisan (Alignment)


Alat-alat kerja yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi persyaratan
akan memperlancar proses pelaksanaan pekerjaan sehingga akan menghemat waktu dan
biaya yang akhirnya akan meningkatkan produktifitas.
Peralatan-peralatan yang digunakan untuk melakukan pekerjaan penyebarisan adalah:

1.2.1 Dial gauge atau dial indikator


Alat ini bentuknya seperti gambar dibawah ini. Gambar disebelah kanan menunjukkan
dial gauge sepenuhnya, sedangkan gambar disebelah kiri menunjukkan penampang
dial gauge yang diperbesar.

Cara membaca dial indikator

Setiap satu kali putaran jarum besar berarti menunjukkan ukuran 1 mm, dan jarum
pada lingkaran kecil angka menunjuk 1 angka.
Lingkaran luar / besar dial indikator dibagi menjadi 10 skala bagian (angka 1 10),
yang berarti setiap skala nilainya = 1/10 mm atau 0,1 mm.
Setiap 1 skala (0,1 mm) dibagi menjadi 10 strip, maka nilai setiap strip = 0,1/10
mm = 0,01 mm atau 1/100 mm.
Misalnya jarum besar bergerak dari skala 0 ke skala angka 3 + 5 strip, maka besar
pengukuran adalah = 0,3 mm + 0,05 mm = 0,35 mm.
Jumlah putaran jarum besar dapat diketahui dari penunjukkan jarum kecil.
Misalnya jarum besar berputar 4x, maka jarum kecil akan menunjuk angka 4.
Keterangan:
Jika jarum besar berputar searah jarum jam berarti penunjukannya adalah (+),
sedangkan kebalikannya adalah (-).

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 7


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

1.2.2 Blok magnet (magnet base)

Dengan bantuan tuas pengikat gunanya untuk menempatkan dial indikator pada tempat yang
dikehendaki

Magnetik base terbuat dari balok magnet yang bisa diaktifkan magnetnya, yaitu posisi on =
magnet berfungsi dan off = magnet tidak berfungsi.

1.2.3 Pengukur Celah (Feeler gauge)


Gunanya untuk mengukur gap atau celah antara permukaan kopling.
Satu set feeler gauge ini terdiri dari bilah-bilah besi plat tipis yang mempunyai
ketebalan mulai 0,05 mm sampai dengan 0,8 mm atau dalam satuan inchi kopling,
0,002 s/d 0,003
Cara mengukur celah dengan alat ini, yaitu celah-celah tersebut diisi dengan bilah-
bilah feeler gauge sampai penuh, selanjutnya bilah-bilah tersebut dijumlahkan.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 8


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

1.2.4 Tapered gauge

Tapered gauge ini fungsinya hampir sama dengan


feeler gauge yaitu untuk mengukur celah / gap antara
permukaan dua kopling, dengan cara menusukkan
tapered gauge tersebut kedalam celah.
Tapered gauge terbuat dari plat bilah runcing dengan
panjang 100 mm dan lebar sisi pangkal = 10 mm.
Dengan demikian ketirusan sisi miring adalah =10/100
mm = 0,1 mm.gap.
Contoh: jika pengukuran gap dengan tapered gauge
terbaca pada angka 3 lebih 2 strip, berarti jarak celah /
gap = 3 mm + 2/10 mm = 3,2 mm.

1.2.5. Peralatan bantu

Kunci ring / pass jumlah satu set


Shim dalam berbagai ketebalan ukuran, mulai dari 0.02 s/d 1 mm
Palu besi ukuran 2 kg
Palu lunak dan karet atau plastik, dengan ukuran 1 kg
Gunting untuk pemotong sim
Jack / dongkrak (jika perlu)
Pray bar
Micrometer
Scuifmad / jangka sorong
Kaca spion = untuk membantu membaca sisi belakang

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 9


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

1.3. Persiapan Penyebarisan Alignment

1.3.1 Persiapan alat


Telah diuraikan didepan, bahwa peralatan yang lengkap dan memenuhi persyaratan
akan meningkatkan unjuk kerja.
Oleh karena itu sebelum melakukan pekerjaan alignment, maka terlebih dahulu
mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan secara lengkap seperti yang ada pada
daftar peralatan.

1.3.2 Persiapan tempat


Pengertian dalam house keeping menyebutkan bahwa, tempat kerja yang aman tidak
hanya menurukan tingkat resiko kecelakaan, tetapi juga akan meningkatkan gairah
kerja karyawan, yang dengan sendirinya akan meningkatkan produktifitas .
Oleh karena itu:
Persiapan penerangan yang cukup untuk menghindari kesalahan membaca
ukuran
Barang-barang yang tidak berguna lebih baik disingkirkan, karena akan
mengganggu kelancaran pekerjaan dan bisa menimbulkan kecelakaan
Bersihkan ceceran minyak atau air yang menggenang yang bisa menimbulkan
kecelakaan kerja
Sediakan balok kayu / ganjal dan scafolding bila perlu

1.3.3 Persiapan tenaga kerja


Tenaga kerja yang banyak, belum tentu dapat mempercepat penyelesaian pekerjaan.
Untuk melakukan alignment biasanya dilakukan oleh:
1 orang teknisi yang berpengalaman
Maksimal 2 orang pembantu / helper

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 10


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

1.3.4 Peralatan mesin yang akan dibersihkan

Matikan sumber daya atau power suply pada peralatan yang akan disebariskan
Lakukan prosedur tagging terhadap peralatan tersebut termasuk juga peralatan
atau instalasi lain yang terkait
Ambil data kesebarisan pada kondisi awal
Lihat buku petunjuk dari pabrik pembuatnya dan ikuti prosedur yang telah
ditentukan
Melakukan penyebarisan sebaiknya setelah panas dari poros turun sampai
dengan temperatur ruangan.

1.3.5 Kelamatan Kerja


Yakinkan bahwa peralatan / mesin yang disebariskan sudah bebas dari sistem
operasi
Gunakan pakaian dan peralatan keselamatan kerja yang dipersyaratkan
Ikuti dan laksanakan peraturan keselamatan kerja yang berlaku di tempat kerja
Ikuti petunjuk / rekomendasi dari pabrik pembuatnya
Yakinkan bahwa tempat kerja aman / bebas dari:
- Benda / barang jatuh
- Pekerjaan lain yang dapat mengganggu kelancaran penyebarisan
Jika perlu pasang pagar pembatas agar orang yang tidak berkepentingan tidak
masuk ke lokasi kerja

1.4. Metoda Mengetahui Ketidak Sebarisan

1.4.1 Metoda Dengan Menggunakan Mistar


Cara ini sangat sederhana sekali yaitu dengan mengguanakan mistar / penggaris
yang rata, yang ditempelkan pada keliling sisi luar dari kopling.
Dengan melakukan pengambilan data pada empat tempat, yaitu pada posisi 0o, 90o,
180o, dan 270o, maka akan didapatan besarnya nilai ketidak sebarisan radial arah
vertikal dan arah horizontal.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 11


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

1.4.2 Metoda Dengan Menggunakan Feeler Gauge Atau Tapered Gauge

Cara dapat dilakukan dengan memasukkan tapered gauge atau feeler gauge untuk
mengetahui gap / jarak antara dua permukaan kopling.
Dengan melakukan pengukuran gap antara permukaan kopling yaitu pada posisi 0o,
90o, 180o, dan 270o, maka akan didapatan besarnya nilai ketidak sebarisan axial.
Dilapangan sering ditemui penggunaan kode A
(axial) diganti F artinya Face

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 12


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

1.4.3 Metode Dengan Menggunakan Dial Gauge

Melakukan alignment dengan menggunakan dial gauge / dial indikator akan


memberikan hasil yang jauh lebih teliti bila dibandingkan dengan menggunakan
mistar, tapeler gauge maupun feeler gauge, karena tingkat ketelitiannya mencapai
0.01 mm baik untuk axial maupun radial.
Oleh karena tingkat ketelitian yang tinggi / presisi maka metode ini selalu digunakan
untuk melakukan penyebarisan mesin-mesin dengan daya besar dan putaran tinggi.
Dengan menggunakan dial gauge maka sekaligus dapat diukur adanya ketidak
sebarisan axial dan radial.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 13


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

1.5. Pelaksanaan Penyebarisan Terhadap Ketidak Sebarisan Radial


1.5.1 Pengambilan Data Ketidak Sebarisan Radial

Kesepakatan:

a. Arah Pandang
Arah pandang dari sisi peralatan yang tidak disebariskan (pompa) menghadap
ke peralatan yang yang disebariskan (motor).

b. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan pada sitiap posisi 90o lingkaran kopling dengan
referensi titik atas (RT) = 0o
Dial indikator pasang pada poros / kopling dari peralatan yang disebariskan
(sisi pompa) diputar bersama-sama secara perlahan-lahan.
Titik diatas RT dipakai sebagai referensi dengan menyimpang = 0 (nol)
Jika jarum penunjuk pada dial indikator bergerak:
- Searah jarum jam : ujung dial tertekan, diberi nilai (+)
- Berlawanan jarum jam : ujung diameter memanjang diberi nilai (-)

c. Penulisan Data
Data ketidak sebarisan yang telah diambil ditulis diluar lingkaran bantu dalam
satuan (mikron) dengan ketentuan sbb:

RT

RT = nilai ketidak sebarisan radial sisi top (atas)


RL RR
RR = nilai ketidak sebarisan radial sisi right (kanan)
RB = nilai ketidak sebarisan radial sisi bottom (bawah)
RB RL = nilai ketidak sebarisan radial sisi left (kiri)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 14


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

Misalkan didapatkan nilai pengukuran sbb:


RT = 0
selanjutnya nilai tersebut ditulis diluar lingkaran bantu seperti
RB = -65 gambar diatas
RR = - 70
RL = + 5

1.5.2 Gambar ilustrasi

Untuk memberikan gambar yang nyata dan jelas dari kondisi peralatan yang
disebariskan maka perlu dibuat suatu gambar ilustrasi.

Kecuali untuk maksud tersebut keuntungan lainnya adalah:


Mengindari adanya kesalahan dalam pengurangan atau penggeseran kekiri atau
kekanan dari peralatan yang disebariskan.
Dari hasil pengukuran yang telah tersebut diatas selanjutnya dibuatkan gambaran
ilustrasinya sehingga bisa diketahui dengan jelas:
Penambahan atau pengurangan shim
Arah penggeseran motor ke kiri atau ke kanan

+5 - 70

- 65

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 15


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

a. Gambar Ilustrasi Tampak Pandangan Depan


Dari gambar ilustrasi tampak jelas bahwa pada sisi motor harus ditambah shim

b. Gambar Ilustrasi Tampak Pandangan Atas


Dari gambar ilustrasi tampak jelas bahwa pada sisi motor harus digeser ke kiri

+5 - 70

- 65

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 16


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

1.5.3.Menghitung besarnya penambahan atau pengurangan shim maupun


pergeseran kearah kiri maupun ke kanan

a. Pengambilan Data Dengan Menggunakan Filler Gauge


Dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

RT - RB
RV =
2

Jika RV hasilnya (+) berarti perlu tambahan shim pada motor


Jika RV hasilnya (-) maka shim pada motor perlu dikurangi

Selanjutnya dari data pengukuran dapat dihitung:

RT RB 0 ( - 65) +65
RV = = = = 32,5
2 2 2

Hasilnya = + berarti perlu tambahan shim pada motor setebal 32,5


(penambahan shim pada motor sesuai dengan gambar ilustrasinya)

gambar ilustrasi

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 17


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

b. Menghitung Arah Ketidak Sebarisan Radial Arah Horizontal (RH) Yaitu:


Dapat dihitung dengan rumus:

RR - RL
RH =
2

Jika RV hasilnya (+) berarti perlu tambahan shim pada motor


Jika RV hasilnya (-) maka shim pada motor perlu dikurangi

Selanjutnya dari data pengukuran dapat dihitung:

RR - RR + 5 ( - 70 ) +75
RH = = = = + 37,5
2 2 2

Hasilnya = (+) motor perlu digeser ke kiri sejauh 37,5


(arah penggeseran motor sesuai dengan gambar ilustrasi)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 18


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

Catatan

Jika pengambilan data ketidak sebarisan dengan menggunakan filler gauge,


maka perlu dibuat kesepakatan sbb:

Untuk memudahkan dalam pemberian nilai hasil pengambilan data, misalnya (+)
atau (-), maka yang dipakai pedoman adalah:

Tampak pandangan depan atau arah vertikal dari peralatan yang disebariskan
yaitu sbb:

Apabila kopling pada motor posisinya


pada RT lebih tinggi dari kopling sisi
pompa, maka RT diberi nilai (-) dan
RB diberi nilai (+), lihat gambar
disamping.

Apabila kopling pada motor posisinya


pada RT lebih rendah dari kopling sisi
pompa, maka RT diberi nilai (+) dan
RB diberi nilai (-) , lihat gambar
disamping.

Keterangan:

Untuk pemberian nilai (+) atau (-) pada arah horizontal dapat berpedoman
pada referensi tersebut
Untuk perhitungan selanjutnya bisa menggunakan cara tersebut diatas baik
untuk penambahan atau pengurangan shim maupun arah penggeseran motor

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 19


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

1.6. PELAKSANAAN PENYEBARISAN TERHADAP KETIDAK SEBARISAN AXIAL

1.6.1 Pengambilan Data Ketidak Sebarisan Axial


Kesepakatan:

a. Arah Pandang
Arah pandang dari sisi peralatan yang tidak disebariskan (sisi pompa)
menghadap kearah peralatan yang disebariskan (sisi motor).

b. Pengambilan Data Menggunakan Dial Indikator


Pengambilan data dilakukan pada setiap posisi 90o lingkaran kopling, dengan
referensi titik atas (AT) 0o.
Dial indikator dipasang pada sisi poros / kopling dari peralatan yang
disebariskan, dan ujung dial indikator menyentuh sisi permukaan dari kopling
( atau pada permukaan ).
Kopling / poros yang disebariskan (sisi motor) dan kopling yang tidak
disebariskan (sisi pompa) diputar secara bersama-sama dan perlahan-lahan.
Titik atas (AT) dipakai sebagai referensi dengan besarnya penyimpangan = 0
(nol).
Jika jarum penunjuk pada dial indikator bergerak:
- Ke kanan ujung dial gauge menekan permukaan diberi nilai (+)
- Ke kiri ujung dial gauge memanjang diberi nilai (-)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 20


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

c. Penulisan Data
Data data ketidak sebarisan axial yang telah diambil, ditulis dalam lingkaran
bantu dalam satuan (micron) dengan ketentuan sbb:

AT = ketidak sebarisan axial sisi top (atas)


AR = ketidak sebarisan axial sisi right (kanan)
AB = ketidak sebarisan axial sisi bottom (bawah)
AL = ketidak sebarisan axial sisi left (kiri)

Misalnya didapat data-data sbb:

AT = ketidak sebarisan axial sisi top (atas) = 0


AR = ketidak sebarisan axial sisi right (kanan)= + 25
AB = ketidak sebarisan axial sisi bottom (bawah) = = + 15
AL = ketidak sebarisan axial sisi left (kiri)= - 10

Data-data tersebut selanjutnya ditulis didalam lingkaran bantu

-10 +25

+15

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 21


PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Alignment

1.6.2 Gambar ilustrasi


Tujuan pembuatan gambar ilustrasi adalah sama dengan tujuan dari ketidak sebarisan
axial, yaitu untuk menghindari kesalahan dalam penambahan atau pengurangan shim,
maupun arah pergeseran motor.

Data-data yang telah didapat (seperti didepan) adalah sbb:

0
AT = 0
AR = + 25 -10
+25
AB = + 15
AL = - 10
+15

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 22

Das könnte Ihnen auch gefallen