Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
III. MULTIPLEKSER
3.1 Pendahuluan
Rangkaian kombinational logic adalah merupakan rangkaian yang keadaan
outputnya ditentukan oleh keadaan dari pada inputnya.
Dengan menggunakan semikonduktor membawa keuntungan kondisi saturate dan cut off
dapat dilakukan dengan cepat dengan menggunakan tegangan pemicu sebagai
masukannya.
Setelah memahami dengan baik bagaimana rangkaian-rangkaian tadi melaksanakan
operator Boolean maka pada pembahasan rangkaian kombinational logic disini akan
digunakan operator Boolean dalam bentuk gerbang yang ditampilkan dalam bentuk
simbol-simbol.
Pusdiklat Migas 43
Cepu
Teknik digital 1
P
P
PS
F
T F
TS T
P
F T
FS P
3.2 Multiplexer
Pusdiklat Migas 44
Cepu
Teknik digital 1
a3 a2 a1 a0
x1
x0
x1x0a1 x1x0a0
x1x0a3 x1x0a2
f f
Gambar 3.2 Multiplekser Empat (Mux 4)
Dengan mengacu pada Rangkaian Kombinasional Logic diatas maka Output rangkaian f
dapat dituliskan sebagai berikut.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan suatu pengertian bahwa rangkaian ini
dapat digunakan untuk memilih masukan mana yang akan disalurkan keluar yaitu dengan
jalan menentukan keadaan bit pada saluran pemilih x1 x0.
Sebuah contoh, bila diinginkan menyalurkan data pada masukan a 2 maka x1 = level 1 dan
x0 = level 0.
Simbol bagi digital Multiplexer di atas sebagai berikut :
Pusdiklat Migas 45
Cepu
Teknik digital 1
a3 a2 a1 a0
I1
M4
I0
f f
Simbol untuk Multiplexer yang mempunyai Kapasitas Input Data sebanyak 8 dan 16
adalah sebagai berikut :
7 6 5 4 3 2 1 0 a15 a0
x2 x3
x2 M16
x1 M8
x1
x0 x0 M16
f f f f
f
0 1 0 0 a2
D Resolution IV/Bit
0 1 1 0 a3
bobot biner
Gambar 3.5 Aplikasi Mux 4 Pada Putaran Mesin dan Keperluan Fuel
Pusdiklat Migas 46
Cepu
Teknik digital 1
Contoh numerik yang diberikan adalah sembarang untuk sekedar memberikan adalah
gambaran operasi. Pada saat putaran mesin sama dengan settingnya yaitu 20.000 rpm
maka konfigurasinya bit x1 = 1 dan x0 = 1. Pada keadaan ini dan untuk satu kurun waktu
tertentu dari saluran a3 disalurkan tegangan urutan pulsa 0110 ke saluran keluar f. Data ini
disimpan pada register 4 bit dan diubah menjadi signal tegangan analog sebesar 6 V.
Tegangan Output Digital to Analog Converter ini digunakan untuk mengatur bukaan Fuel
Valve, bila putaran mesin di atas 20.000 rpm, x0 = 0 dan register data pada saluran Output
f menerima data dari register pada saluran a2 yang berisi data biner 0100.
Oleh D/A Converter diubah menjadi tegangan analog sebesar 4 Volt, pada keadaan ini
Fuel Valve akan mengurangi konsumsi bahan bakar ke mesin.
a3 a2 a1 a0
Pusdiklat Migas 47
Cepu
Teknik digital 1
Beberapa fungsi Logika yang dilaksanakan oleh rangkaian Demultiplexer ini antara lain :
a0 = D . x1 x0
a1 = D . x1 x0
a2 = D . x1 x0
a3 = D . x1 x0
Dari contoh diatas dapat diamati bahwa data D dapat dikeluarkan pada salah satu
daripada empat saluran Output dengan cara mengatur Konfigurasi bit pada saluran
pemilih x1 dan x0. Demultiplexer dengan kapasitas Output yang lebih besar juga tersedia
dalam bentuk IC dipasaran.
Pusdiklat Migas 48
Cepu
Teknik digital 1
W9 W8 W7 W6 W5 W4
W3 W2 W1 W0
Y3
Y2
Y1
Y0
w0
D
w5
x3
x2
DMUX 16
x1
w4 x0
x3x2 x1 x0 a5 a14 a5 a1 a0
w15
Bila W5 ditekan konfigurasi bit Output Encoder Y3 Y2 Y1 Y0 adalah 0101. Bit ini menjadi
Pusdiklat Migas 49
Cepu
Teknik digital 1
Input dari pada DMUX 16 sehingga Konfigurasi bit pemilih saluran Output adalah X 3 X2
X1 X0 0101. Dalam keadaan demikian data pada saluran D akan disalurkan ke saluran a5.
Pusdiklat Migas 50
Cepu