Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Pengertian Gout
1. Gout primer.
Gout primer dipengaruhi oleh faktor genetik atau herediter, terdapat produksi atau sekresi
asam urat yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat dan tidak diketahui
penyebabnya. Terutama mengenai pria usia lanjut, sepertiga penderita menunjukkan
peningkatan produksi asam urat yang disebabkan karena pemecahan purin bertambah.
Sepertiga lagi menunjukkan ekskresi asam urat oleh ginjal berkurang, sedangkan sisanya
menunjukkan gejala campuran, yaitu disamping produksi asam urat meningkat, ekskresi
asam urat juga berkurang.
Beberapa faktor yang menunjang terjadinya gout primer antara lain adalah
peminum alkohol yang berat, obesitas, dan obat-obatan misalnya tiazida.
B. Etiologi
C. Penatalaksanaan
Pengobatan gout bergantung pada tahap penyakitnya. Hiperurisemia asimtomatik
biasanya tidak membutuhkan pengobatan.
Pengobatan medis dengan tujuan untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin,
mencegah serangan berulang, dan pencegahan komplikasi.
a. Pengobatan serangan akut dengan Colchicine 0,6 mg (pemberian oral), Colchicine 1,0-
3,0 mg (dalam NaCl intravena), phenilbutazone, Indomethacin.
b. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)
c. Kompres dingin
d. Diet rendah purin
e. Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik)
f. Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari Kristal asam urat
oleh netrofil sampai nyeri berkurang.
g. Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi (NSAID) untuk nyeri dan inflamasi.
h. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk mencegah
serangan.
i. Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone) untuk meningkatkan ekskresi asam urat dan
menghambat akumulasi asam urat (jumlahnya dibatasi pada pasien dengan gagal ginjal).
j. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat menggunakan probenezid
0,5 g/hari atau sulfinpyrazone (Anturane) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid
atau menurunkan pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2 kali/hari.
Perubahan diet yang ketat biasanya tidak diperlukan dalam pengobatan gout.
Menghindari makanan tertentu yang dapat memicu serangan mungkin dapat membantu
seorang pasien, tetapi ini biasanya diketahui dengan mencoba-coba sendiri, yang
berbeda-beda bagi tiap-tiap orang. Yang pasti, makanan yang mengandung purin yang
tinggi dapat menimbulkan persoalan. Makanan ini termasuk daging dari alat-alat dalaman
seperti hepar, ginjal, pankreas, dan otak, dan demikian beberapa macam daging olahan.
Minum alkohol berlebihan juga dapat memicu serangan.
Pengaturan diet
Selain jeroan, makanan kaya protein dan lemak merupakan sumber purin. Padahal
walau tinggi kolesterol dan purin, makanan tersebut sangat berguna bagi tubuh, terutama
bagi anak-anak pada usia pertumbuhan. Kolesterol penting bagi prekusor vitamin D,
bahan pembentuk otak, jaringan saraf, hormon steroid, garam-garaman empedu dan
membran sel.Orang yang kesehatannya baik hendaknya tidak makan berlebihan.
Sedangkan bagi yang telah menderita gangguan asam urat, sebaiknya membatasi diri
terhadap hal-hal yang bisa memperburuk keadaan. Misalnya, membatasi makanan tinggi
purin dan memilih yang rendah purin.
Makanan yang sebaiknya dihindari adalah makanan yang banyak mengandung
purin tinggi. Penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin:
Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/100 gram
makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jeroan, udang, remis,
kerang, sardin, herring, ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta
makanan dalam kaleng.
Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100 gram
makanan) adalah ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, kerang-
kerangan, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur,
daun singkong, daun pepaya, kangkung.
Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg/100 gram
makanan) adalah keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan.
Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl
dengan tidak mengonsumsi bahan makanan golongan A dan membatasi diri untuk
mengonsmsi bahan makanan golongan B. Juga membatasi diri mengonsumsi lemak serta
disarankan untuk banyak minum air putih. Apabila dengan pengaturan diet masih
terdapat gejala-gejala peninggian asam urat darah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter
terdekat untuk penanganan lebih lanjut.
Hal yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu berat, cepat tanggap dan
rutin memeriksakan diri kedokter. Karena sekali menderita, biasanya gangguan asam urat
akan terus berlanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Compiement, Tim. 2002. Kumpulan Makalah Keperawaan Medikal Bedah. UGM : Yogyakarta.
Graber, Mark. A, Toth, Peter P, MD, Robert L. Hearting, Jr., MD. 2006. Buku Saku Dokter
Keluarga Edisi 3. EGC : Jakarta.
Nasar, imade, Himawan, sutisna, Wirasmi Marwoto. 2010. Buku Ajar Patologi (KHUSUS) Edisi
Ke-1. Sagung Seto : Jakarta.
Muttaqin, Ns. Arif, S. Kep. 2008. Buku Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. EGC : Jakarta.