Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
Dalam melakukan pemilihan cara apa dan obat apa untuk upaya pencegahan, kita
perlu memahami cara mengukur keberhasilan yang bersangkutan. Pada studi
observasional dapat dinilai dengan penurunan OR terjadinya end point (outcome)
dibandingkan pasien kontrol. Pada studi eksperimental yang kebanyakan berupa
randomized clinical trial (RCT) dapat dinilai presentasi RRR (Relative Risk Reduction)
pada golongan yang mendapat intervensi dibandingkan kontrol. RCT merupakan studi
terpilih karena telah berusaha maksimal untuk menghilangkan berbagai bias dan berusaha
untuk mendapatkan efek murni dari h~tervensi tersebut. Pada konteks ini perlu dipahami
beberapa hal yaitu tentang perbedaan RRR dengan absolut risk reduction, tentang
banyaknya RCT yang mencantumkan beberapa end points sebagai satu kesatuan outcome
misalnya obat A dibandingkan obat B untuk upaya pencegahan major events (strok,
kejadian cardiac events, peripheral artery disease ), padahal berbagai kejadian itu bisa
timbul secara sendiri-sendiri. Cara mengukur besarnya manfaat intervensi obat terhadap
outcome yang dianggap paling baik karena memperhitungkan faktor waktu adalah dengan
menghitung cox proportiponal hazard ratio antara yang diberi intervensi A dibanding
intervensi B untuk setiap titik waktu observasi.
Untuk upaya mempertajam pengukuran manfaat intervensi dari beberapa uji
klinik yang positip lemah atau uji klinis yang mengundang perdebatan (kontroversi),
para peneliti sering melakukan studi meta-analisis yang bertujuan memperbesar jumlah
sampel dan melakukan penghitungan ulang untuk upaya pempertegas kesimpulan.
MANAJEMEN UMUM
Secara ringkas manajemen pencegahan primer pada setiap pasien (lihat gambar 1)
perlu dilakukan sesederhana mungkin, murah, memberikan pemahaman yang cukup akan
tujuan sehingga tercapai perobahan prilaku pasien kearah yang lebih sehat. Secara rutin
kepada pasien dianjurkan menghentikan kebiasaan merokok, membiasakan makan
makanan sehat, berolah raga aktif dan menormalkan berat badan. Selanjutnya kita
memutuskan pemilihan obat untuk target terapi yang terukur, murah dan memberikan
kepatuhan tinggi.
Golongan Obat Nama Generik dan Dosis Harian Efek Penurunan Lipid
HMG CoA reductase Lovastatin (20-80 mg), Pravastatin (20-40 mg) LDLc . 18% to 55%
Inhibitor (statins) Simvastatin (20-80 mg), Flovastatin (20-80 mg), HDLc: 5% to 15%
(Atrovastatin 10-80 mg). TG . 7% to30%
Aspirin
Aspirin dosis 80 mg diberikan rutin pada pasien dengan moderate to high risk
pada penilaian risiko (nilai 10-20 keatas)
Dislipidemia
Melalui penurunan kadar LDLc sebagai target terapi didapat bukti kuat bahwa
berbagai obat anti-hiperlipidemi bermanfaat. Rekomendasi terhadap target terapi yang
mudah diingat adalah kejar target LDLc < 100mg% untuk high risk, < 130mg% medium
risk, dan < 160mg% untuk low risk. Efektifitas golongan obat penurun lipid ini berbeda
seperti tergambar pada tabel 1 dan tabel 2. Pengukuran manfaat statin dalam pencegahan
primer melalui studi-studi besar tergambar pada gambar 2.
Hipertensi
Obat anti hipertensi ideal dalam konteks pencegahan primer diharapkan selain
dapat menurunkan tekanan darah, juga berefek kuratif terhadap aterosklerosis misalnya
dapat memperbaiki disfungsi endotel tidak atherogenik dan dapat meregresi
kardiovaskular remodeling. ALLHAT study yang menjadi tulang punggung
evidence based JNC VII, membuktikan bahwa pada pasien high risk, efektifitas diuretika
tidak kalah baik dengan golongan Ca blockers atau penghambat ACE. Kombinasi
diuretika dengan golongan antihipertensi dapat menjadi standar. Selain keputusan
pemilihan jenis obat, langkah lain yang penting adalahmenentukan target terapi tekanan
darah (TD) yang akan dikejar. Panduan mudah adalah target TD < 140/90 mmHg bila ada
gangguan ginjal dan TD < 130/80 mmHg untuk kasus diabetes.
Dosis
Dosis Awal
Maksimal
Lovastatin 20, 80 mg 24 % 40 %
Pravastatin 20, 80 mg 24 % 34 %
Simvastatin 20,80 mg 35 % 46 %
Flovastatin 20, 80 mg 18 % 31 %
Atrovastatin 10, 80 mg 37 % 57 %
DIBETES
Manajemen kasus diabetes dapat terbantu oleh manajemen umum pencegahan primer
yaitu diet sehat, olah raga, menormalkan berat badan ideal dan kemudian melakukan
pemilihan obat antidiabetik. Target terapi adalah kadar gula puasa < I 1 Omg% dan
HbA 1 < 7%.
KESIMPULAN
1. Dokter yang melaksanakan usaha pencegahan primer aterosklerosis secara efektif
perlu memiliki pemahaman yang cukup tentang proses aterogenesis, peranan
faktor-faktor risiko, cara melakukan intervensi termasuk memutuskan obat pilihsn
dan bagaimana mengukur keberhasilan.
2. Meskipun banyak panduan untuk usaha pencegahan primer dari berbagai sumber
mutakhir dan pusat-pusat riset ternama, tetapi untuk kalangan kita mungkin tetap
diperlukan suatu panduan yang mempunyai ciri tersendiri
(efektif, mudah dan murah).
3. Setiap dokter mempunyai hak prerogatif untuk memilih intervensi obat yang terbaik
bagi pasiennya.