Sie sind auf Seite 1von 2

Kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama bagi manusia di seluruh penjuru dunia.

Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker, dengan spesifikasi kanker paru,
hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker
setiap tahunnya (INFODATIN, 2014). Penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang
menimbulkan kemampuan sel ini dapat menyebabkan pembelahan sel melebihi batas normal.
Akibat yang ditimbulkan dalam pembelahan sel adalah menyerang jaringan biologis di dekatnya,
dan dapat bermigrasi ke jaringan tubuh melalui sirkulasi darah. Di seluruh dunia, kanker menjadi
penyakit yang memberikan masalah besar kepada manusia. 12,5 persen kematian yang terjadi
disebabkan oleh kanker. Di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, menjadi wilayah yang
didominasi oleh penyakit kanker dengan memberikan persentase melebihi 50 persen pada manusia.
Berdasarkan data profil mortalitas Kanker (Cancer Mortality Profile) yang dirilis oleh (WHO 2014)
menyebutkan, angka kematian yang disebabkan oleh kanker di Indonesia mencapai 195.300 orang
dengan prevalensi kematian terbanyak pada laki-laki sebanyak 103,100 orang dan perempuan
mencapai 92,200 orang. Kematian pada laki-laki di Indonesia yang disebabkan oleh penyakit ini
terdiri dari beberapa jenis kanker yang memberikan kontribusi besar terhadap profil mortalitas
kanker (Cancer Mortality Profile): kanker tracea, broncus, lung (21,8%); liver (12,3%); Colorectum
(10,2%); prostate (8,9%); mouth and oropharynx (7,5%); Other (39,3%). Sedangkan jenis kanker
yang menyebabkan kematian pada perempuan Indonesia berdasarkan Profil Mortalitas Kanker
terdiri dari: kanker payudara (21,4%); cevix uteri (10,3%); tracea, broncus, lung (9,1%); Colorectum
(8,5%); Ovary (7,6%); Other (43,1%).

Sedangkan menurut data GLOBOCAN (IARC) yang dikutip dari Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia memperlihatkan, estimasi persentase kasus baru dan kematian akibat kanker pada tahun
2012, yaitu kanker paru pada laki-laki untuk kasus baru mencapai 34,2 persen dan kematian
mencapai 30,0 persen. Sedangkan pada perempuan, kanker payudara menjadi sumbangsih
terbesar terhadap kasus baru dan kematian yang mencapai 43,3 persen dan 12,9 persen. Dengan
melihat data yang dihimpun oleh WHO dan GLOBOCAN (IARC), menempatkan kanker paru pada
laki-laki dan kanker payudara pada perempuan sebagai jenis penyakit kanker tertinggi di Indonesia.
Hal ini terindikasi akibat kurangnya pola hidup sehat oleh penderita kanker, khususnya pada kanker
paru dan payudara. Kanker Payudara Kanker payudara menjadi jenis kanker yang sangat
menakutkan bagi perempuan Indonesia. Kanker payudara cenderung berdampak pada wanita yang
memasuki usia senja di atas 50 tahun. Terdapat 8 sampai 10 kasus kanker payudara terjadi pada
wanita di usia ini. Ada beberapa faktor pemicu munculnya kanker payudara pada wanita. Selain
disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan, kebiasaan gaya hidup sehari-hari menjadi momok
munculnya kanker payudara (Fokus bahasan saya hanya pada faktor gaya hidup). Perempuan dan
gaya hidup tak bisa dilepaspisahkan dalam kehidupan perempuan. Alih-alih memuaskan hasrat
untuk terlihat tampil beda dalam berpenampilan, dengan lekuk tubuh, menonjolkan dan
memperbesar payudara sehingga tampak seksi, malah berakibat fatal pada kesehatan. Salah satu
penyebab munculnya kanker payudara dalam tinjauan gaya hidup cenderung disebabkan oleh
keinginan memperbesar payudara. Memperbesar payudara seakan menjadi tren perempuan masa
kini (maaf meskipun tidak semua perempuan melakukan hal ini). Bukannya tak mensyukuri nikmat
Tuhan, bermacam cara dilakukan untuk dapat memperbesar payudara. Metode yang umum
digunakan adalah implan payudara. Implan payudara menjadi metode yang paling
direkomendasikan oleh perempuan saat ini. Fatalnya, perempuan seperti tak menghiraukan
implikasi dari metode implan payudara tersebut. Kanker payudara yang disebabkan oleh implan
payudara, disampaikan oleh seorang peneliti asal Kanada yang dilaporkan dalam BMJ (British
Medical Journal) (May, 2013). Menurutnya, wanita yang menggunakan implan payudara berisiko
terkena kanker payudara lebih tinggi daripada wanita yang tidak menggunakan. Risiko wanita yang
meninggal akibat implan payudara, 38 persen lebih tinggi daripada wanita yang tidak menggunakan.
Kelebihan berat badan (obesitas) menjadi masalah serius pada wanita. Pola hidup dan pola
konsumsi makanan yang tidak teratur, menjadi bagian dari penyebab peningkatan obesitas.
Peningkatan berat badan disebabkan oleh hormon estrogen sehingga menjadi pemicu munculnya
kanker payudara. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Linda Anggrowati dan diterbitkan dalam
Jurnal Kesehatan Masyarakat mengungkapkan Jumlah hormon estrogen di dalam tubuh yang
berlebihan disebabkan oleh timbunan lemak yang kemudian berpengaruh terhadap proses politerasi
jaringan payudara. Faktor lain yang menjadi pemicu munculnya kanker payudara bagi wanita
adalah alkohol. Wanita yang mengonsumsi alkohol dapat menyebabkan kanker payudara. Penelitian
yang dilakukan oleh Steven J Bowlin dkk., yang diterbitkan dalam International Journal of
Epidemiology melaporkan, bahwa 25 persen kanker payudara pada wanita berusia 20 sampai 79
tahun diakibatkan oleh konsumsi alkohol.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nol3lima/mengapa-kanker-paru-dan-payudara-tertinggi-
di-indonesia_55dbf6f36e7a613105c59ea3

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nol3lima/mengapa-kanker-paru-dan-payudara-tertinggi-
di-indonesia_55dbf6f36e7a613105c59ea3

Dukungan terhadap Pasien Kanker Hasil penelitian Janet M. de Groot menunjukkan bahwa kanker
berpengaruh terhadap kondisi psikologis pasien yang mengalami kondisi tertekan atau distress.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi psikologis pasien-pasien kanker dengan kondisi
distress yang senantiasa memperoleh dukungan sosial ternyata berhubungan positif terhadap
berkurangnya depresi (de Groot, 2002). Besarnya pengaruh dukungan sosial terhadap pasien kanker
mencetuskan lahirnya kelompok atau organisasi pendukung pasien kanker yang bertujuan untuk
memberikan dukungan psikologis, informasi seputar kanker, dan sekaligus menjadi wadah untuk sharing
pengalaman antara sesama pasien. Salah satu di antaranya adalah Yayasan Komunitas Taufan yang
merupakan salah satu kelompok yang menggerakkan para relawan untuk memberikan dukungan bagi
para penderita kanker terutama anak-anak yang menderita kanker. Diharapkan dengan memberikan
dukungan terhadap pasien kanker anak tersebut akan menambah semangat pasien dalam menjalani
masa perawatannya.

Das könnte Ihnen auch gefallen