Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Penderita
Umur : 9 tahun
Agama : Kristen
Pendidikan :-
Pendidikan : SMA
Nomor Registrasi :
2. Keluhan Utama :
Klien mengatakan keluarga Ibu dari klien tidak ada yang dalam waktu dekat ini
menderita sakit DBD.
Menurut ibu pasien, kondisi lingkungan rumah cukup bersih, walaupun tinggal di
dekat kali kecil, sekitar rumah terdapat beberapa ban bekas untuk menanam tanaman
yang belum digunakan, bak mandi dikuras setiap seminggu 1 kali. Menurut ibu
seminggu yang lalu ada tetangga gang yang menderita DHF, tetapi sekarang sudah
sembuh, dan lingkungan wilayah belum pernah disemprot.
7. Riwayat kehamilan
Anak lahir pada usia kehamilan 7 bulan, dengan berat badan lahir 4 kg, ibu tidak tahu
mengapa kehamilannya hanya 7 bulan. Lahir spontan dan selama 1 tahun anak
mendapat imunisasi lengkap dan minum ASI Lactona s/d 2 tahun.
a) Pola nutrisi :
Sebelum Masuk Rumah Sakit : pasien mengatakan selalu makan 3x sehari
dengan menu nasi putih dan sayur- sayuran, minum 5-7 gelas/hari. Pasien tidak
mengalami kesulitan menelan.
Masuk Rumah Sakit : pasien mengatakan makan 3x sehari dengan menu dari
Rumah Sakit bubur tim. Pasien tidak mengalami kesulitan menelan.
b) Pola cairan :
SMRS :
Aktifitas minum pasien sebelum sakit mampu minum air putih sampai 8
liter/hari.
MRS:
Aktifitas minum pasien saat sakit dan di rawat kurang dari 8 liter karena di
bantu dengan infus yang menghabiskan 4 botol infus.
c) Pola eliminasi :
SMRS :
MRS :
SMRS:
Pasien mengatakan biasanya tidur selama 6-8 jam, mulai pukul 21.00 04.00
WIB.
MRS:
Pasien mengatakan biasanya tidur selama 6-8 jam, mulai pukul 21.00 05.00
WIB dan terkadang nyenyak pada saat tidur karena ketidaknyamanan tempat
tidur dan lingkungan sekitar.
e) Personal hygiene :
SMRS:
MRS:
Pasien selalu menjaga kebersihan dirinya dengan mandi 2x sehari. Namun, tidak
mencuci rambut.
f) Pola aktivitas :
SMRS:
MRS:
Pasien masih bisa melakukan kegiatan apapun dengan sendiri walaupun lebih
banyak menghabiskan waktu di atas kamar tidur.
- Body image
- Identitas diri
Pasien bisa mengenal dirinya sendiri dan tidak merasa kebingungan terhadap
identitas diri maupun keluarga.
- Ideal diri
Pasien tidak merasa cemas dan takut dengan keadaan penyakit yang di
deritanya selama ini.
- Harga diri
Pasien mempunyai harga diri dan semangat dalam menghadapi penyakit dan
mempertahankan kesehatannya.
SMRS :
MRS :
Pasien masih berhubungan baik dengan keluarga, petugas atau tenaga kesehatan.
8. Pengkajian Persistem
a) Sistem Gastrointestinal
Nafsu makan menurun, anak hanya mau makan 3 sendok makan, minum tidak
suka, harus dipaksakan baru mau minu,. Mual tidak ada, muntah tidak terjadi.
Terdapat nyeri tekan daerah hepar dan asites positif, bising usus 8x/mnt ), perubahan
berat badan, mukosa mulut kering, ada lesi pada bibir dan lidah kotor, dan terjadi
epistaksis ( mimisan ).
b) Sistem Muskuloskeletal :
Tidak terdapat kontraktur sendi, tidak ada deformitas, keempat ekstremitas
simetris, kekuatan otot baik.
c) Sistem Genitourinary / Perkemihan atau Eliminasi Urine dan Feses ( B4 =
Bladder )
BAK ( Buang Air Kecil ) lancar, spontan, warna kuning lumayan pekat
ditampung oleh ibu untuk diukur, BAB ( Buang Air Besar ) dari malam belum ada.
d) Sistem Respirasi ( B1 = Breating )
Pergerakan napas simetris, tidak terdapt pernapasan cuping hidung, pada saat
pengkajian tanda-tanda epistaksis sudah tidak ada, Frekuensi napas 25x/menit. Bunyi
nafas tambahan tidak terdengar.
e) Sistem Cardiovaskuler ( B2 = Bleeding )
TD ( Tensi Darah ) : 100/60
Nadi : 98x/mnt
akral dingin, tidak terdapat tanda-tanda cyanosis, cap. Refill < 3 detik, tidak terjadi
perdarahan spontan, tanda-tanda petikhie spontan tidak terlihat, hanya tanda pethike bekas
rumple leed.
f) Sistem Neurosensori :
Perlu dikaji tentang kesadaran klien, nilai PCS, adakah perubahan minat,
status mental, penglihatan, perabaan, dan keadaan mata.
g) Sistem Endokrin :
h) Sistem Integumen :
S : 376 turgor baik, tidak ada luka, pethikae bekas rumple leed, tidak terdapat
perdarahan spontan pada kulit.
9. Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin : 11.8
Leukosit : 5,5
Trombosit : 133
10. Terapi
Minum manis
Vit B compleks / C 3 x 1
Nasi 3 x sehari
Susu : 3 x 200 cc
A. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
S1 : Klien mengatakan badanya terasa Proses infeksi virus dengue Peningkatan
panas, pusing suhu tubuh
O : Akral dingin Viremia
Panas hari ke 2 panjang.
TTV : S : 376, Nadi 98x/mnt, Thermoregulasi
TD : 100/60, RR 25x/mnt.
S : Klien mengatakan tidak suka Peningkatan suhu tubuh Cairan tubuh
minum dan perut terasa Ektravasasi cairan
kenyang minum terus. Intake kurang
O : Turgor kulit baik
Mukosa bibir kering Volume plasma berkurang
Urine banyak warna kuning
pekat Penurunan volume cairan tubuh
Panas hari ke 2 panjang
Trombosit ; 133.000
TD : 100/60, N ; 98x/mnt.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke
ekstravaskuler
3. Resiko gangguan nutrisi kurang berhubungan dengan nafsu makan yang menurun.
4. Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan
intravaskuler ke ekstravaskuler.
5. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor pembekuan darah
(trombositopeni).
6. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi anak.
7. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit, prognosis, efek prosedur, dan perawatan anggota
keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang terpajan/mengingat informasi.
Rencana Intervensi ;
1. Observasi Vital sign setiap jam atau lebih.
Rasional : Mengetahui kondisi dan mengidentifikasi fluktuasi cairan intra vaskuler.
2. Observasi capillary refill
Rasional : Indikasi keadekuatan sirkulasi perifer.
3. Observasi intake dan output, catat jumlah, warna / konsentrasi urine.
Rasional : Penurunan haluaran urine / urine yang pekat dengan peningkatan BJ diduga
dehidrasi.
4. Anjurkan anak untuk banyak minum 1500-2000 mL
Rasional : Untuk pemenuhan kebutuhan ciran tubuh
5. Kolaborasi pemberian cairan intra vena atau plasma atau darah.
Rasional : Meningkatkan jumlah cairan tubuh untuk mencegah terjadinya hipovolemik syok.
3. Resiko gangguan nutrisi kurang berhubungan dengan nafsu makan yang menurun.
Tujuan : Nutrisi terpenuhi
Kriteria : Nafsu makan meningkat
Porsi makan dihabiskan
Rencana Intervensi :
1. Kaji keluhan mual, muntah atau penurunan nafsu makan
Rasional : Menentukan intervensi selanjutnya.
2. Berikan makanan yang mudah ditelan mudah cerna
Rasional : Mengurangi kelelahan klien dan mencegah perdarahan gastrointestinal.
3. Berikan makanan porsi kecil tapi sering.
Rasional : Menghindari mual dan muntah
4. Hindari makanan yang merangsang : pedas, asam.
Rasional : Mencegah terjadinya distensi pada lambung yang dapat menstimulasi muntah.
5. Beri makanan kesukaan klien
Rasional : Memungkinkan pemasukan yang lebih banyak
6. Kolaborasi pemberian cairan parenteral
Rasional : Nutrisi parenteral sangat diperlukan jika intake peroral sangat kurang.
E. PELAKSANAAN
Tahap pelaksanaan terhadap perawat yang telah dibuat untuk perawat bersama klien ataupun
tenaga kesehatan lainnya guna mengatasi masalah kesehatan klien. Yang dilakukan sesuai
dengan rencana tindakan yang telah divalidasi sesuai dengan kebutuhan klien.
F. Evaluasi
1. Suhu tubuh normal
2. Tidak terjadi devisit voume cairan
3. Tidak terjadi syok hipovolemik
4. Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi
5. Tidak terjadi perdarahan
6. Ansietas berkurang/terkontrol
7. orang tua memahami tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan.