Sie sind auf Seite 1von 5

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH


PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS
Devita Elsanti1, Happy Dwi Aprilina2
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
elsanti.devita@gmail.com

Abstract
Latar Belakang: Masalah kehamilan dapat mengakibatkan resiko terjadinya kematian
pada ibu. Kematian salah satunya disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan
berdampak pada preeklampsi hingga eklampsi bahkan pendarahan, dan gangguan sistem
peredaran darah. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Tahun 2014
terdapat jumlah kematian ibu di sebabkan oleh hipertensi(preeklampsi atau eklampsi)
yaitu 13 orang.
Tujuan: Untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian
preeklampsi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Baturan I.
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Metode penelitian yang di gunakan
adalah etode survey,dengan pendekatan case control. Teknik pengambilan sample
Purposive Sampling dengan jumlah 66 Responden.
Hasil: Berdasarkan hasil statistik menggunakan uji Chi-Square faktor yang berhubungan
meliputi faktor paritas (p-value: 0,013), riwayat penyakit (p-value: 0,003), kepatuhan
ANC(p-value: 0,048) dan pengetahuan (p-value:0, 026). Sedangkan hasil nilai Odds
Ratio(OR) yaitu faktor yang paling berhubungan dengan kejadian preeklamsi adalah
adalah riwayat penyakit (or: 4,808), paritas (or: 3,619), kepatuhan ANC (or: 3,200), dan
pengetahuan (or: 0,325).
Kesimpulan: Adanya hubungan antara paritas, riwayat penyakit, kepatuhan ANC, dan
pengetahuan dengan kejadian preeklampsi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Baturaden I. Direkomendasikan kepada ibu hamil untuk rutin memeriksakan
kehamilannya dan memperoleh informasi dan edukasi pencegahan preeklamsi dari
perawat serta petugas kesehatan.

Keywords: Prevalensi, Preeklampsi,paritas, riwayat penyakit, ANC

1. PENDAHULUAN massalah kesehatan yang membutuhkan


Kehamilan merupakan suatu proses rujukan untuk konsultasi dan atau
yang alamiah dan fisiologis. Setiap kerjasama dengan tenaga kesahatan
wanita yang memiliki organ reproduksi yang menangani (disertai hipertensi,
yang sehat, yang telah mengalami anemia berat, preeklampsi, pertumbuhan
menstruasi, dan melakukan hubungan janin terhambat, infeksi saluran kemih,
seksual dengan seorang pria yang organ penyakit kelamin, dan kondisi lainnya
reproduksinya sehat sangat besar yang dapat memperburuk kehamilan)
kemungkinan akan mengalami maupun kehamilan dengan kondisi
kehamilan. Apabila kehamilannya di kegawatdaruratan yang membutuhkan
rencanakan, maka akan memberi rasa rujukan (disertai dengan pendarahan,
kebahagiaan dan penuh harapan preeklampsi/eklampsi, ketuban pecah
(Mandriwati GA, 2007). dini, muntah berlebih, dan kondisi
Kehamilan abnormal yaitu kegawatdaruratan lain pada ibu dan
kehamilan dengan masalah khusus, janin) (Kusmiyati, 2009). Masalah
dapat berupa kehamilan dengan kehamilan dapat mengakibatkan resiko

MUSWIL IPEMI Jateng, 17 September 2016 109


terjadinya Angka Kematian Ibu(AKI).
AKI disebabkan oleh hipertensi dalam menyebutkan ada beberapa faktor
kehamilan yang mengakibatkan yang dapat menunjang terjadinya
preeklampsi atau eklampsi, pendarahan, preeklampsia dan eklampsia. Faktor -
gangguan sistem peredaran darah, dan faktor tersebut antara lain, gizi buruk,
infeksi. kegemukan dan gangguan aliran darah
Angka Kematian Ibu di Kabupaten ke rahim. Faktor risiko terjadinya
Banyumas tahun 2014 adalah sebesar preeklampsia, umumnya terjadi pada
114,7 per 100.000 kelahiran hidup kehamilan yang pertama kali, kehamilan
sedangkan pada tahun 2013 adalah diusia remaja dan kehamilan pada
sebesar 126 per 100.000 kelahiran wanita diatas 35 tahun. Faktor risiko
hidup, dengan demikian AKI tahun 2014 preeklampsia adalah paritas, usia,
mengalami penurunan namun angka kehamilan ganda, riwayat preeklampsia,
tersebut melibihi target dari AKI di riwayat preeklampsia dalam keluarga,
provinsi Jawa Tengah, yaitu 60 per riwayat penyakit (hipertensi, ginjal dan
100.000 kelahiran hidup. Program diabetes) dan obesitas (Kurniawati,
kesehatan ibu masih ibu masih belum 2009).
optimal meskipun proses sudah di nilai Untuk menurunkan AKI, maka
baik (Depkes RI, 2014). diperlukan adanya antisipasi terhadap
Berdasarkan hasil studi faktor resiko yang dapat menyebabkan
pendahuluan yang dilakukan pada kejadian preeklampsi pada ibu. Faktor
tanggal 15 Januari 2014 terdapat data yang menyebabkan kejadian
Angka Kematian Ibu dari Dinas preeklampsia ditemukan sebagai faktor
Kesehatan Kabupaten Banyumas antara lain umur, paritas, jarak
terdapat jumlah Kematian ibu sebanyak kehamilan, indeks massa tubuh,
33 orang yaitu 13 orang di sebabkan kepatuhan Antenatal Care (ANC),
oleh hipertensi, 7 orang di sebabkan oleh pengetahuan, riwayat penyakit,
terjadinya pendarahan, 2 orang di pekerjaan dan pendidikan
sebabkan oleh gangguan sistem
peredaran darah, 1 orang di sebabkan 2. METODE PENELITIAN
infeksi, dan 10 orang di sebabkan oleh Penelitian ini merupakan penelitian
penyakit kronis dan degreneratif. yang bersifat deskriptif analitik. Metode
Pre-eklampsia merupakan keadaan penelitian yang di gunakan adalah
dimana tekanan darah 140/90 mmHg metode survey, dengan pendekatan Case
disertai dengan protein dalam urine, Control. Penelitian ini mengambil
pada wanita yang tidak memiliki riwayat sample 66 responden dengan kriteria
hipertensi sebelumnya dan tidak semua inklusi yaitu ibu hamil dengan usia 20
kasus pre-eklampsi ditemukan tahun sampai 40 tahun, bisa baca dan
bersamaan dengan gejala oedem (Ralph tulis serta kriteria eksklusi ibu hamil
C, 2009). dengan komplikasi, ibu hamil yang
Preeklampsia dapat bermula pada mendapatkan perawatan
masa antenatal, intrapartum, atau
postnatal. Beberapa penelitian

MUSWIL IPEMI Jateng, 17 September 2016 110


3. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Faktor Faktor Yang Berpengaruh dengan Kejadian Preeklampsi (Umur,
Paritas, Jarak Kehamilan, IMT, Riwayat Penyakit, Pekerjaan, Pendidikan, Kepatuhan
ANC dan Pengetahuan) pada Ibu Hamil di Wil. Puskesmas Baturaden I

Variabel Preeklampsi Tidak Preeklampsi Total P-value OR 95%CI


f % F % f %
Umur 0.139 0.479 0.179-1.279
a. 20-27 tahun 14 21.3 20 30.3 34 51.5
b. 28-35 tahun 28.8 48.5
19 13 19.7 32
Paritas 0.013 3.619 1.290-10.150
a. Berisiko(>2 kali 19 28.8 9 13.6 28 42.4
b. Tidak(<2 kali) 21.3 36.3 38 57.6
14 24
Jarak Kehamilan 0.211 1.882 0.696-5.091
a. Berisiko(Dekat) 16 24.2 11 16.7 27 40.9
b. Tidak(Jauh) 17 25.6 22 33.3 39 59.1
IMT 0.800 0.879 0.325-2.378
a. Berisiko 21 31.8 20 30.3 41 62.1
b. Tidak (normal) 12 13 25 37.9
Riwayat Penyakit 0.003 4.808 1.667-13.862
a. Ada 25 37.9 13 19.7 38 57.6
b. Tidak 8 20 28 42.4
Pekerjaan 0.802 0.882 0.330-2.355
a. Bekerja 13 19.7 14 21.3 27 57.6
b. Tidak 20 30.3 19 28.8 39 42.4
Pendidikan 0.459 1.442 0.546-3.807
a. Rendah 19 28.8 16 24.2 35 53.0
b. Tinggi 14 21.3 17 25.6 31 47.0
Kepatuhan ANC 0.024 3.200 1.145-8.944
a. Patuh 15 24 36.3 39 59.1
b. Tidak 18 9 13.6 27 40.9
Pengetahuan 0.026 0.325 0.119-0.888
a. Baik 13 19.7 22 33.3 35 53.0
b. Kurang 20 30.3 11 16.7 31 47.0
Total 33 50 33 50 66 100

Berdasarkan hasil penelitian Faktor yang paling berhubungan


terhadap 66 responden diperoleh hasil dengan kejadian preeklampsi adalah
33 responden mengalami pre eklamsi. riwayat penyakit. Hal ini di karenakan
Faktor yang memiliki hubungan dengan adanya riwayat kesehatan yang dapat
kejadian preeklampsi adalah faktor menigkatkan terjadinya preeklampsia
paritas (p-value: 0,013), riwayat yaitu riwayat hipertensi(Ralph C, 2009).
penyakit (p-value: 0,003), kepatuhan Hipertensi biasanya timbul lebih
ANC (p-value: 0,048) dan pengetahuan dahulu daripada tanda - tanda lain.
(p-value:0, 026), sedangkan faktor umur Untuk menegakkan diagnosa
(p-value: 0.139), jarak kehamilan (p- preeklampsia, kenaikan tekanan sistolik
value: 0,211), IMT pekerjaan (p-value: harus 30 mmHg atau lebih diatas
0,800) dan pendidikan (p-value:0, 459) tekanan yang biasanya ditemukan atau
tidak berhubungan dengan kejadian mencapai 140 mmHg atau lebih.
preeklampsi. Kenaikan tekanan diastolik sebenarnya
Berdasarkan nilai odds ratio lebih dapat dipercaya. Apabila tekanan
diketahui bahwa faktor yang paling diastolik naik dengan 15 mmHg atau
berhubungan dengan kejadian lebih, mencapai 90 mmHg atau lebih,
preeklamsia pada ibu hamil adalah maka diagnosa hipertensi dapat dibuat.
riwayat penyakit (OR: 4,808), paritas Penentuan tekanan darah dilakukan
(OR: 3,619), kepatuhan ANC (OR: minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam
3,200), dan pengetahuan (OR: 0,325). pada keadaan istirahat (Prawirohardjo,
2010).

Paritas adalah faktor resiko yang pada primigravida sekitar 75% daripada
berkaitan dengan timbulnya multigravida. Pada nulipara frekuensi
preeklampsia. Menurut Wiknjosastro preeklampsia lebih tinggi bila
(2007), frekuensinya lebih tinggi terjadi dibandingkan dengan multipara,

MUSWIL IPEMI Jateng, 17 September 2016 111


terutama nulipara muda. Pengaruh terjadi pembentukan blocking antibodies
paritas sangat besar karena hampir 20% terhadap antigen tidak sempurna. Selain
nulipara menderita hipertensi sebelum, itu pada kehamilan pertama juga terjadi
selama bersalin, atau masa nifas dari pembentukan Human Leucocyte Antigen
pada multipara kemungkinan karena Protein G (HLA) yang berperan penting
terpapar villi khorialis untuk pertama dalam modulasi respon immune,
kalinya. sehingga ibu menolak hasil konsepsi
Hubungan antara paritas dengan (plasenta) atau terjadi intoleransi ibu
preeklampsia, paritas adalah faktor terhadap plasenta sehingga terjadi
risiko yang berkaitan dengan timbulnya preeklampsia. Insiden preeklampsia
preeklampsia. Frekuensinya lebih tinggi sering mencapai sekitar 5% dan
terjadi pada primigravida sekitar 75% dilaporkan adanya variasi yang sangat
daripada multigravida. Dan berdasarkan besar salah satunya dipengaruhi oleh
teori imunologik hal ini dapat paritas (Cunningham, 2005).
dikarenakan pada kehamilan pertama

2. Gambaran kejadian preeklampsi pada ibu hamil di Wilayah Puskesmas Baturaden I.


Kejadian Preeklamsia Frekuensi (f) Persentase (%)
a. Preeklamsia 33 50
b. Tidak 33 50
Total 66 100
Berdasarkan tabel 2 di atas penempatan bidan di setiap desa lebih
diketahui bahwa masing-masing merata, pelayanan kesehatan yang sudah
responden mengalami preeklamsia dan tercukupi, serta pengetahuan dan
tidak sebanyak 33 responden (50%). Hal pemahaman yang cukup dari masyarakat
ini dimungkinkan karena frekuensi ANC terutama ibu hamil.
pada ibu hamil yang lebih teratur,

4. KESIMPULAN DAN SARAN Penerbit Buku Kedokteran EGC,


KESIMPULAN pp. 773-819
Berdasarkan penelitian yang telah
di lakukan terdapat masing-masing Depkes RI, (2014). Profil kesehatan
responden pada ibu hamil mengalami ibu dan anak. Banyumas :
preeklamsia dan tidak sebanyak 33 Departemen Kesehatan
responden (50%). Adanya hubungan Kabupaten
antara paritas, riwayat penyakit,
kepatuhan ANC, dan pengetahuan Hanum huda, Faridah BD. ( 2013).
dengan kejadian preeklampsi pada ibu
hamil di wilayah Puskesmas Baturan I.
Faktor Risiko Yang
SARAN Berhubungan Dengan Kejadian
Berdasarkan kesimpulan di atas Preeklampsia Pada Ibu
direkomendasikan untuk ibu hamil rutin Bersalin Di Rsup Dr. M.
memeriksakan kehamilan secara rutin Djamil Padang.
dan memperoleh edukasi serta informasi
dari perawat mengenai pencegahan pre Hidayat. (2010). Teknik penyusunan
eklamsi. skripsi. Semarang : Citra Buku

DAFTAR PUSTAKA Kusmiyati, Y. (2009). Perawatan Ibu


Cunningham F.G., (2013). Hipertensi Hamil (Asuhan Ibu Hamil).
dalam Kehamilan. Dalam Obstetri Yogyakarta: Fitrimaya
Williams.Edisi 18. Jakarta.

MUSWIL IPEMI Jateng, 17 September 2016 112


Mandriwati, GA. (2007). Asuhan
Keperawatan Pada Ibu Hamil.
Jakarta: EGC

Prawirohardjo Sarwono, (2008) Ilmu


Kebidanan. Yayasan Bina
Pustaka, Jakarta

Rachma N,( 2008). Eklampsia :


Preventif dan Rehabilitasi Medik
Pre dan post Partum, in Holistic
and Comprehensive Management
Eclampsia. Surakarta : FK UNS,
pp. 99

Ralph C. Benson & Martin L. Pernoll


(2009). Buku Obsetri N
Ginekologi. Jakarta: EGC

Rejeki, Sri. (2009). Analisa Faktor-


faktor Dan Perilaku patuh ANC
lbu Hamil dengan Terjadinya pre-
Eklamsia Di RS.Soewondo
Kendal. Jurnal Keperawatan. Vol,
2 No. 2 - Maret 2009 : 1 - 10

MUSWIL IPEMI Jateng, 17 September 2016 113

Das könnte Ihnen auch gefallen