Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
tersebut?
Kejadian antrian adalah kejadian yang biasa dijumpai dalam bidang teknik
konstruksi dan teknik pertambangan. Kejadian antrian akan timbul bila tingkat
permintaan untuk memperoleh akan suatu pelayanan melebihi kapasitas pelayanan yang
ada.
Ada dua sistem teori antrian yaitu sistem antrian terbuka dan sistem antrian tertutup.
Disini yang akan dibahas adalah sistem antrian tertutup.
Sistem antrian adalah suatu kesatuan fasilitas pelayanan sejak dari masukkan, yaitu
pelanggan yang akan menggunakan jasa pelayanan, hingga keluar yaitu pelanggan yang
telah memperoleh pelayanan.
b. Karakteristik dasar model antrian
1. Sumber masukkan
Unit masukkan dari sebuah sistem diperoleh dari beberapa populasi. Populasi ini
bisa tidak terbatas dan bisa pula terbatas ukurannya. Tidak terbatas yaitu ketika
jumlahnya sangat besar, namun bisa pula terbatas, yaitu ketika jumlahnya sangat
sedikit,mudah didefinisikan, dan setiap pelanggan yang datang akan
mempengaruhi kedatangan pelanggan yang lain. Populasi pelanggan adalah
sumber permintaan pelayanan sistem.
Kedatangan pelanggan biasanya dicirikan oleh adanya waktu edar antar
kedatangan (interarrival time), yakni waktu antar kedatangan dan pelanggan
yang berturut-turut pada suatu fasilitas pelayanan. Tingkat kedatangan itu dapat
diketahui secara pasti (deterministic), atau berupa suatu variabel acak distribusi
probabilitasnya telah diketahui.
Sebagai pelanggan yang masuk kedalam sistem akan membentuk sebuah garis
tunggu dan antrian dengan tingkat kedatangan, atau arrival rate tertentu atau
random. Berdasarkan keadaan tersebut, maka kedatangan pelanggan diasumsikan
mengikuti distribusi poison. Dalam hal ini, pelanggan yang telah masuk kedalam
sisitem kemudian keluar lagi tidak diperhitungkan.
2. Sifat-sifat antrian
Hal yang menarik dalam kejadian antrian, apakah para pelanggan yang masuk
kedalam fasilitas datang satu-persatu atau secara berombongan dan apakah
penolakan (balking) atau pembatalan (reneging) diperkenankan (Gambar 1).
Disiplin antrian
Unit
Mekanisme
Sumber
Unit
Antrian Pelayanan
Kedatangan
masukan
terlayani
Sumber
Sistem Terbatas
antrian
Penolakan Pembatalan
GAMBAR 1
DASAR-DASAR PROSES ANTRIAN
Balking terjadi bila seorang pelanggan menolak untuk memasuki suatu fasilitas
pelayanan karena antriannya terlalu panjang. Reneging terjadi apabila seorang
pelanggan yang telah berada dalam suatu antrian meninggalkan antrian dan
fasilitas pelayanan yang dituju karena menunggu terlalu lama.
3. Disiplin Pelayanan
Disiplin pelayanan adalah suatu aturan dimana para pelanggan dilayani. Tipe
aturan antrian terdiri dari :
4. Mekanisme Pelayanan
Berdasarkan mekanisme pelayanannya sistem antrian dapat dibedakan menjadi :
Model antrian yang hanya memiliki satu fasilitas pelayanan. Model ini
merupakan konfigurasi dasar model antrian dan akan menjadi dasar bagi
pembahsan sistem-sistem lainnya.
Model antrian apabila fasilitas pelayanannya lebih dari satu dan disusun
secara berjajar, artinya sejumlah pelanggan bisa dilayani oleh sejumlah
fasilitas secara bersaman.
Dimana:
a = distribusi kedatangan
Ek menunjukkan erlang
D menunjukkan deterministik
d = disiplin antri
Jika tiga dari notasi Kendall yang diperluas tidak disebutkan berarti :
[ -/-/-/FCFS/~/~]
Artinya disiplin antri FCFS, jumlah maksimum pengganti dalam sistem dan jumlah
sumber kedatangan tak terbatas.
Notasi-notasi untuk model-model antrian sumber tak terbatas :
= tingkat kedatangan rata-rata, unit/jam
nt = jumlah indifidu dalam sistem total (antrian dan fasilitas pelayanan), unit
Po = 1 - / Po = 1 P
Pn = Po ( ./)n
nq =
( -)
nt =
( - )
tq =
( - )
tt =
( -)
P = / s
Po =
S 1 (/)n (/)S
+
n=0 n! S! (1 /s )
S Po
Pn =
S! (1 [1 (/s)]
Po (/)S
nq =
(S 1)! (S - )2
nt = nq + /
Po
Tq = (/)S
S (S!) [1 (/S)]2
tt = tq + 1/
Tahap 1
Tahap M Tahap 2
Tahap ?
Gambar 2
Hasil dari tahap i adalah masukkan untuk tahap i + 1 sehinnga antrian yang terjadi
pada tahap awal akan terulang pada tahap berikutnya. Karena operasi antrian merupakan
sirkuit tertutup, maka jumlah pelanggannya terbatas.
Sebagai contoh, pada operasi penambangan yang melibatkan sebuah loader, unit
stockpile dan beberapa dump truck. Pada operasi ini terdiri dari empat tahap, yaitu :
1. Loader atau excavator ( merupakan pelayanan pemuatan dump truck)
2. Dump truck bermuatan (merupakan pelayanan pengangkutan ke stockpile)
3. Lokasi stockpile (merupakan pelayanan dump truck menumpahkan muatannya).
4. Dump truck kosong ( merupakan pelayanan dump truck kembali ke front
penambangan).
Pada model antrian putaran ini seluruh aktifitas pemuatan dan pengangkutan kedua
alat mekanis ini dianggap sebagai aktifitas pelayanan pada setiap tahapnya. Dimana
pada masing-masing tahapnya memiliki aktifitas pelayanan yang berbeda-beda. Pada
Gambar 2, tahap ke-2 dan tahap ke-4 dianggap sebagai tahap pelayanan sendiri (self
service). Dari skema penambangan yang dapat dilihat pada Gambar 3 sudah dapat
dipastiikan pula bahwa waktu pelayanan dari masing-masing tahap adalah berlainan.
Disiplin antrian pada model antrian putaran ini harus benar-benar dilaksanakan guna
mengurangi waktu tunggu yang terlalu lama dari peralatan mekanis untuk dilayani
sehingga sasaran produksi yang diinginkan dapat tercapai.
Tahap 1
Loader
Stockpile
Tahap 4 Tahap 2
Tahap 3
Dump Truck
Gambar 3
n1 = K
i=1
0 = 1 P (1,1) - 2 P (0,2)
Tahap 1
Tahap 2
2
2
2,0 1,1
0,2
1
1
Gambar 4
P (2,0) = P (2,0)
P (1,1) = (1 /2 ) P (2,0)
P (0,2) = (1 /2 )2 P (2,0)
1 n2
1 K n1
1 n2
K (M 1)! K!
Probabilitas keadaan tetap dapat diselesaikan berkenaan dengan satu yang tidak
diketahui, P(K,0,.,0) yang dapat diberikan dengan :
1 K n1
2 n2 3 n3M nM
1 n1
1 n2
1 nM
= .. P (K,0,,0)
1 2 M
Sehingga :
-1
1 n1
1 n2
1 nM
P(K,0,,0) = ..
1 2 M
b. Karakteristik sistem
Probabilitas bahwa ada n dump truck dalam beberapa tahap dapat dihitung dengan
menjumlahkan seluruh probabilitas pada keadaan n dump truck dari tahap tersebut. Pada
probabilitas keadaan dari sebuah tahap dalam keadaan menganggur, dimana n = 0 ;
maka :
Pr (tahap I menganggur) = 1 - i = P (n1 , n2 ,.., ni 1, 0 , ni + 1, . nM )
= i j
Untuk proses antrian yang mendasarkan kesetimbangan, harga harus sama tiap tahap
(1 = j = 0).
Lj = ni P(n1 , n2 ,.. ni ,. nM )
Ni = 0,1,2,K
= Li - i
Wqi = Lqi /
Wi = Wqi + 1/ i
Rata-rata total waktu edar dump truck (truck yang telah menyelesaikan M tahap)
adalah :
M
Rata-rata total waktu edar = (Wqi +1/ i)
I=1
c. Kesetimbangan pelayanan
Probabilitas keadaan dan sifat-sifat sistem pada antrian putaran dapat disederhamakan.
Jika diasumsikan bahwa seluruh tahap mempunyai sifat yang sama. Jadi i = dimana, I
= 1,2,,M.
K n1
1 K n1
Li = (L) = K/M
K K K (K 1)
Lqi = - =
M K+M1 M (K + M 1)
Hasil (dump truck yang telah dilayani/unit waktu) untuk tiap tahap (), adalah :
K
= / =
K+M1
Waktu tunggu dump truck dalam antrian :
K (K 1) K+M1 K-1
Wq = Lq/ = =
M (K + M 1) K K
W = Wi = Wq + 1/
= (K 1)/ M + 1/
Jadi rata-rata total waktu edar 1 unit dump truck (CT) adalah :
CT = (K 1)/ + M/
d. Pelayanan Paralel
Perluasan teori antrian dasar untuk multi pelayanan dalam beberapa tahap tidak
mudah untuk antrian putaran. Fasilitas pelayanan paralel untuk beberapa tahap mungkin
dapat membantu, dengan menggunakan model-model antrian lainnya, yaitu dengan
merubah tingkat pelayanan untuk tahap yang dianggap khusus. Sebagai contoh, jika
pada tahap i mempunyai 2 pelayanan paralel, masing-masing dengan rata-rata tingkat
pelayanan i , sehingga tingkat pelayanan pada tahap tersebut adalah :
i untuk ni < 2
2 i untuk ni 2
2 222 423
22 22 22
1 1 1
Gambar 5
Persamaan ini dapat ditulis secara umum untuk kasus Ci pelayanan dalam tahap i (i =
1).
Maka dapat ditulis :
1 K n1
2 n2 3 n3
..nii niM nM
n = 1, 2, ,Ci 1
1 K n1
2 n2 3 n3
..CI !Ci ni Ci
i niM nM
n = Ci - 1, CI,K.
ni Ci
Untuk pelayanan sendiri (self service) pada tahap i, diperoleh Ci = ni dan Ci ! Ci
menjadi ni !, ini untuk i 1
1 K n1
2 n2 3 n3
..ni!i niM nM
n = 1, 2, K
Untuk kasus 3 tahap, seperti dalam operasi loader-truck diasumsikan sistem antrian
putaran mempunyai 3 tahap, dengan salah satu tahapnya dianggap mempunyai
pelayanan sendiri, seperi terlihat pada Gambar 6.
Pengangkutan
Tahap 1
Pemuatan Penumpahan
Tahap 2
Tahap 3
Pemuatan
Kasus A
Tahap 1
Penumpahan Pengangkutan
Tahap 2
Tahap 3
Kasus B
Gambar 6
P (K, 0,0) n1 K
2 n2 3 n3
P (n1, n2,,nM) =
P (K,0,0)
n1 = K
1 K n1
n2 ! 2 n2 3 n3
dimana P (K, 0, 0) sebagai dasar persamaan dengan jumlah probabilitas keadaan tunak
sama dengan 1.
Waktu edar untuk alat angkut yang digunakan pada operasi pengangkutan adalah :
Rata-rata waktu edar = waktu tunggu truck
= Wi
Produksi yang dihasilkan untuk periode waktu yang diberikan untuk satu shift
(pengangkutan satu unit truck ketempat penumpahan), dapat dihitung dengan :
Waktu edar
Produksi dapat juga dihitung dengan :
Hasil akhir dari teori antrian adalah membuat suatu penjadwalan kerja dari
alat angkut, dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran tentang durasi awal
kedatangan alat angkut di lokasi penambangan sampai awal keberangkatan alat
angkut dari lokasi stockpile ke lokasi penambangan lagi.
Dengan mengetahui waktu tunggu alat muat atau tingkat pelayanan rata -rata
alat muat (Wq 1 ) dan waktu edar dari alat angkut (C T2 ), maka dapat dibuat suatu
penjadwalan kerja dari alat muat dan alat angkut.
METODE PENELITIAN
1. Riset Lapangan (Field Research). Observasi dalam hal ini dalam pengumpulan
data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada obyek yang diteliti yaitu,
proses produksi excavator dan alat hauler atau dump truk. Wawancara yang hal ini
dilakukan kepada operator dump truk, operator excavator, pengawas dilapangan, guna
mengadakan beberapa peendekatan dan orientasi dari berbagai informaasi seperti dari
dokumen perusahaan, internet, dan dari riset kepustakaan yang dimaksud untuk
Analisis Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan untuk mendukung system
perhitungan yang digunakan menggunakan pendapat Siswanto (2006:233),