Sie sind auf Seite 1von 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT. Mitrabara Adiperdana merupakan salah satu perusahaan tambang batubara.
Penelitian kali ini bertempat di Betung dan Loreh yang berada di Kecamatan Malinau,
kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Kegiatan penambangan batubara menggunakan
sistem tambang terbuka dengan metode strip mine.
Proses pengangkutan material batubara dari stockpile batubara ke dumb truck
sangat dipengaruhi oleh produktivitas wheel loader
1.1 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dibahas adalah

1. Berapa selisih perbandingkan hasil perhitungan produktivitas wheel loader

antara perhitungan produktivitas di Betung dan Loreh ?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan produktivitas dikedua tempat

tersebut?

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Hanya membahas tentang perhitungan produktivitas wheel loader yang ada di

Betung dan Loreh

2. Hanya membahas tentang faktor teknis yang mempengaruhi perbedaan

produktivitas dikedua tempat tersebut.


1. Teori Antrian

a. Pengertian umum sistem antrian

Kejadian antrian adalah kejadian yang biasa dijumpai dalam bidang teknik
konstruksi dan teknik pertambangan. Kejadian antrian akan timbul bila tingkat
permintaan untuk memperoleh akan suatu pelayanan melebihi kapasitas pelayanan yang
ada.

Ada dua sistem teori antrian yaitu sistem antrian terbuka dan sistem antrian tertutup.
Disini yang akan dibahas adalah sistem antrian tertutup.
Sistem antrian adalah suatu kesatuan fasilitas pelayanan sejak dari masukkan, yaitu
pelanggan yang akan menggunakan jasa pelayanan, hingga keluar yaitu pelanggan yang
telah memperoleh pelayanan.
b. Karakteristik dasar model antrian
1. Sumber masukkan
Unit masukkan dari sebuah sistem diperoleh dari beberapa populasi. Populasi ini
bisa tidak terbatas dan bisa pula terbatas ukurannya. Tidak terbatas yaitu ketika
jumlahnya sangat besar, namun bisa pula terbatas, yaitu ketika jumlahnya sangat
sedikit,mudah didefinisikan, dan setiap pelanggan yang datang akan
mempengaruhi kedatangan pelanggan yang lain. Populasi pelanggan adalah
sumber permintaan pelayanan sistem.
Kedatangan pelanggan biasanya dicirikan oleh adanya waktu edar antar
kedatangan (interarrival time), yakni waktu antar kedatangan dan pelanggan
yang berturut-turut pada suatu fasilitas pelayanan. Tingkat kedatangan itu dapat
diketahui secara pasti (deterministic), atau berupa suatu variabel acak distribusi
probabilitasnya telah diketahui.
Sebagai pelanggan yang masuk kedalam sistem akan membentuk sebuah garis
tunggu dan antrian dengan tingkat kedatangan, atau arrival rate tertentu atau
random. Berdasarkan keadaan tersebut, maka kedatangan pelanggan diasumsikan
mengikuti distribusi poison. Dalam hal ini, pelanggan yang telah masuk kedalam
sisitem kemudian keluar lagi tidak diperhitungkan.
2. Sifat-sifat antrian
Hal yang menarik dalam kejadian antrian, apakah para pelanggan yang masuk
kedalam fasilitas datang satu-persatu atau secara berombongan dan apakah
penolakan (balking) atau pembatalan (reneging) diperkenankan (Gambar 1).

Disiplin antrian

Unit
Mekanisme
Sumber
Unit
Antrian Pelayanan
Kedatangan
masukan
terlayani

Sumber
Sistem Terbatas
antrian

Penolakan Pembatalan

GAMBAR 1
DASAR-DASAR PROSES ANTRIAN

Balking terjadi bila seorang pelanggan menolak untuk memasuki suatu fasilitas
pelayanan karena antriannya terlalu panjang. Reneging terjadi apabila seorang
pelanggan yang telah berada dalam suatu antrian meninggalkan antrian dan
fasilitas pelayanan yang dituju karena menunggu terlalu lama.
3. Disiplin Pelayanan
Disiplin pelayanan adalah suatu aturan dimana para pelanggan dilayani. Tipe
aturan antrian terdiri dari :

a). FIFO (First In First Out)


Aturan yang mendasar pada yang pertama masuk, pertama keluar atau
pertama datang pertama yang akan dilayani (First come first served). Aturan
ini umum digunakan pada pemindahan tanah.

b). LIFO (Last In First Out)

Aturan pelayanan yang mendasarkan pada pelanggan yang terakhir masuk


pertama keluar.

c). SIRO (Service In Random Order)

Aturan pelayanan dalam urutan acak.

d). PRI (Priority Disciplines)

Aturan pelayanan berdasarkan prioritas.

4. Mekanisme Pelayanan
Berdasarkan mekanisme pelayanannya sistem antrian dapat dibedakan menjadi :

a). Pelayanan tunggal (single server)

Model antrian yang hanya memiliki satu fasilitas pelayanan. Model ini
merupakan konfigurasi dasar model antrian dan akan menjadi dasar bagi
pembahsan sistem-sistem lainnya.

b). Multi pelayanan

i. Sistem antrian dengan pelayanan paralel

Model antrian apabila fasilitas pelayanannya lebih dari satu dan disusun
secara berjajar, artinya sejumlah pelanggan bisa dilayani oleh sejumlah
fasilitas secara bersaman.

ii. Sistem antrian pelayanan seri


Model antrian apabila fasilitas pelayanannya lebih dari satu yang disusun
secara berurutan, artinya pelanggan dalam fasilitas pelayanan akan dilayani
secara bertahap.

c. Notasi Model Antrian


Terdapat banyak varian yang mungkin dari model antrian. Ciri-ciri dari masing-
masing model akan diringkas dalam notasi Kendall.
Notasi Kendall yang asli : (a/b/c) ; yang diperluas : (a/b/c/d/e/f)

Dimana:

a = distribusi kedatangan

b = distribusi keberangkatan atau waktu pelayanan

Untuk a dan b M menunjukkan poisson

Ek menunjukkan erlang

D menunjukkan deterministik

c = banyaknya pelayanan paralel

d = disiplin antri

e = jumlah maksimum pengantri dalam sistem (antri dan dilayani)

f = jumlah sumber kedatangan

Jika tiga dari notasi Kendall yang diperluas tidak disebutkan berarti :

[ -/-/-/FCFS/~/~]

Artinya disiplin antri FCFS, jumlah maksimum pengganti dalam sistem dan jumlah
sumber kedatangan tak terbatas.
Notasi-notasi untuk model-model antrian sumber tak terbatas :
= tingkat kedatangan rata-rata, unit/jam

1/ = waktu antara kedatangan rata-rata , jam/unit

= tingkat pelayanan rata-rata , unit /jam

1/ = waktu pelayanan rata-rata, jam/unit

O = deviasi standart tingkat pelayanan, unit/jam

n = jumlah individu dalam sistem pada suatu waktu, unit

nq = jumlah individu rata-rata dalam antrian

nt = jumlah indifidu dalam sistem total (antrian dan fasilitas pelayanan), unit

tq = waktu rata-rata dalam antrian/jam

tt = waktu rata-rata dalam sistem total,jam

S = jumlah fasilitas pelayanan , unit pelayanan

P = tingkat kegunaan fasilitas pelayanan, ratio

Q = kepanjangan maksimum sistem (antrian + ruang pelayanan), unit

Pn = probabilitas jumlah n individu dalam sistem frekwensi relatif

Po = probabilitas tidak ada individu dalam sistem

Pw = probabilitas menunggu dalam antrian

Cs =biaya pelayanan persatuan waktu perfasilitas pelayanan, Rp/jam/server

Cw = biaya untuk menunggu persatuan wakyu perindividu, Rp/jam/unit

Ct = biaya total = S Cs + nt.Cw

Untuk Single Server rumus-rumus yang digunakan :


P = /

Po = 1 - / Po = 1 P

Pn = Po ( ./)n

nq =

( -)

nt =

( - )

tq =

( - )

tt =

( -)

Untuk Multiple Server rumus-rumus yang digunakan :

P = / s

Po =

S 1 (/)n (/)S
+

n=0 n! S! (1 /s )

S Po

Pn =

S! (1 [1 (/s)]

Po (/)S

nq =

(S 1)! (S - )2

nt = nq + /

Po

Tq = (/)S

S (S!) [1 (/S)]2

tt = tq + 1/

d. Informasi Sistem Antrian

Secara prinsip informasi sistem antrian yang perlu ditarik adalah:

1. Waktu tunggu truck dalam sistem dan dalam antrian


2. Panjang antrian truck, jumlah truck dalam sistem
3. Waktu menganggur loader
4. Jumlah loader yang menganggur
5. Produktifitas, produksi atas hasil dari suatu operasi.
2. Sistem Antrian Putaran
Sistem antrian putaran adalah salah satu sistem antrian tertutup, yang lebih komplek
dari model antrian pelayanan tunggal atau antrian terbuka. Pada operasi ini terdiri dari
tahap-tahap atau tingkat-tingkat yang terbatas dalam sebuah putaran tertutup. Hal ini
dapat diperlihatkan pada Gambar 2.
Pelanggan yang selesai dilayani pada tahap i, dengan segera antri untuk mendapat
pelayanan pada tahap i + 1. Dimana i = 1,2,3,.,M, dan M = Jumlah total tahap.

Tahap 1

Tahap M Tahap 2

Tahap ?

Gambar 2

Tahap-tahap dalam sistem antrian putaran

Hasil dari tahap i adalah masukkan untuk tahap i + 1 sehinnga antrian yang terjadi
pada tahap awal akan terulang pada tahap berikutnya. Karena operasi antrian merupakan
sirkuit tertutup, maka jumlah pelanggannya terbatas.
Sebagai contoh, pada operasi penambangan yang melibatkan sebuah loader, unit
stockpile dan beberapa dump truck. Pada operasi ini terdiri dari empat tahap, yaitu :
1. Loader atau excavator ( merupakan pelayanan pemuatan dump truck)
2. Dump truck bermuatan (merupakan pelayanan pengangkutan ke stockpile)
3. Lokasi stockpile (merupakan pelayanan dump truck menumpahkan muatannya).
4. Dump truck kosong ( merupakan pelayanan dump truck kembali ke front
penambangan).
Pada model antrian putaran ini seluruh aktifitas pemuatan dan pengangkutan kedua
alat mekanis ini dianggap sebagai aktifitas pelayanan pada setiap tahapnya. Dimana
pada masing-masing tahapnya memiliki aktifitas pelayanan yang berbeda-beda. Pada
Gambar 2, tahap ke-2 dan tahap ke-4 dianggap sebagai tahap pelayanan sendiri (self
service). Dari skema penambangan yang dapat dilihat pada Gambar 3 sudah dapat
dipastiikan pula bahwa waktu pelayanan dari masing-masing tahap adalah berlainan.

Disiplin antrian pada model antrian putaran ini harus benar-benar dilaksanakan guna
mengurangi waktu tunggu yang terlalu lama dari peralatan mekanis untuk dilayani
sehingga sasaran produksi yang diinginkan dapat tercapai.

Tahap 1
Loader

Dump truck Dump truck


kosong bermuatan

Stockpile
Tahap 4 Tahap 2

Tahap 3

Dump Truck

Gambar 3

Skema operasi penambangan

a. Probabilitas keadaan steady state (keseimbangan)


Untuk perluasan model antrian putaran tiap-tiap tahap dapat dianggap sama, seperti
keadaan untuk seluruh sistem putaran yang dapat ditunjukkan dengan (n1, n2,,nM)
dimana, n1 unit truck pada tahap 1, ada n2 unit truck dalam tahap 2 dan seterusnya
hingga tahap M. Untuk K unit putaran diperoleh :

n1 = K

i=1

Keadaan probabilitasnya ditunjukkan dengan P(n1, n2,., nM) yang didefinisikan


sebagai probabilitas yang ada pada tahap i sejumlah n1 unit. Pada gambar dibawah
adalah contoh untuk metode antrian dua tahap dimana ada tiga kemungkinan keadaan
yaitu (2,0); (1,1) dan (0,2) menyatakan bahwa ada dua dump truck pada tahap 1 dan 0
dump truck pada tahap 2.

Rata-rata tingkat pelayanan untuk tahap 1 dan 2 adalah 1 dan 2.

Persamaan keadaan tetap dapat diperoleh dengan :


0 = 2P (1,1) - 1P (2,0)

0 = 1 P (2,0) (1 + 2 )P (1,1) + 2 P(0,2)

0 = 1 P (1,1) - 2 P (0,2)

Tahap 1

Tahap 2

2
2

2,0 1,1
0,2

1
1

Gambar 4

Skema Sistem Antrian Putaran Dua Tahap


Dengan memperhatikan probabilitas keadaan P (2,0), maka penyelesaian persamaan
diatas dapat diberikan :

P (2,0) = P (2,0)

P (1,1) = (1 /2 ) P (2,0)

P (0,2) = (1 /2 )2 P (2,0)

Secara umum dapat ditulis :


1 2 n1

P (n1 , n2) = P (2,0)

1 n2

Untuk jumlah K truck diperoleh :

1 K n1

P (n1 , n2) = P (K,0)

1 n2

Persamaan keadaan tetap dari kasus M tahap dan K truck menjadi :


K+M1 (K + M 1)!

K (M 1)! K!

Probabilitas keadaan tetap dapat diselesaikan berkenaan dengan satu yang tidak
diketahui, P(K,0,.,0) yang dapat diberikan dengan :
1 K n1

P (n1, n2,..,nM) = P (K,0,,0)

2 n2 3 n3M nM
1 n1
1 n2
1 nM

= .. P (K,0,,0)
1 2 M

P (K,0,.0) diperoleh dengan ketentuan jumlah probabilitas keadaan tunak = 1 yaitu


P (n1, n2,., nM ) = 1

Sehingga :

-1

1 n1
1 n2
1 nM

P(K,0,,0) = ..
1 2 M

b. Karakteristik sistem
Probabilitas bahwa ada n dump truck dalam beberapa tahap dapat dihitung dengan
menjumlahkan seluruh probabilitas pada keadaan n dump truck dari tahap tersebut. Pada
probabilitas keadaan dari sebuah tahap dalam keadaan menganggur, dimana n = 0 ;
maka :
Pr (tahap I menganggur) = 1 - i = P (n1 , n2 ,.., ni 1, 0 , ni + 1, . nM )

i = Tingkat penggunaan tahap I

Untuk probabilitas keadaan bahwa sebuah tahap sedang bekerja.

Pr (tahap I bekerja) = i = 1 Pr (tahap I menganggur).

Hasil tiap tahap (pelanggan yang telah dilayani/unit waktu) adalah :

= i j
Untuk proses antrian yang mendasarkan kesetimbangan, harga harus sama tiap tahap
(1 = j = 0).

Jumlah dump truck dalam tahap ke-i adalah :

Lj = ni P(n1 , n2 ,.. ni ,. nM )

Ni = 0,1,2,K

Jumlah dump truck dalam antrian pada tahap ke-I adalah :

Lqi = (ni 1) P (n1 , n2 ,..., ni,.. nM )

Dengan ni = 1,2,.,K sehingga dapat dikembangkan :

Lqi = ni P (n1 , n2 ,..., ni,.. nK ) - P (n1 , n2 ,..., ni,.. nM )

= Li - i

Waktu sebuah dump truck yang antri dalam tahap I, adalah :

Wqi = Lqi /

Waktu bahwa ada sebuah dump truck tahap I, adalah :

Wi = Wqi + 1/ i

Rata-rata total waktu edar dump truck (truck yang telah menyelesaikan M tahap)
adalah :
M
Rata-rata total waktu edar = (Wqi +1/ i)

I=1
c. Kesetimbangan pelayanan
Probabilitas keadaan dan sifat-sifat sistem pada antrian putaran dapat disederhamakan.
Jika diasumsikan bahwa seluruh tahap mempunyai sifat yang sama. Jadi i = dimana, I
= 1,2,,M.
K n1

P (n1, n2,..,nM) = P (K,0,...,0)= P (K,0,...,0)

1 K n1

Jumlah truck dalam tiap tahap (Li ) adalah :

Li = (L) = K/M

Jumlah dump truck menunggu antri dalam tiap tahap adalah :

K K K (K 1)

Lqi = - =

M K+M1 M (K + M 1)

Hasil (dump truck yang telah dilayani/unit waktu) untuk tiap tahap (), adalah :
K
= / =
K+M1
Waktu tunggu dump truck dalam antrian :
K (K 1) K+M1 K-1
Wq = Lq/ = =

M (K + M 1) K K

Waktu tunggu dump truck dalam tiap-tiap tahap

W = Wi = Wq + 1/

= (K 1)/ M + 1/

Jadi rata-rata total waktu edar 1 unit dump truck (CT) adalah :
CT = (K 1)/ + M/

d. Pelayanan Paralel
Perluasan teori antrian dasar untuk multi pelayanan dalam beberapa tahap tidak
mudah untuk antrian putaran. Fasilitas pelayanan paralel untuk beberapa tahap mungkin
dapat membantu, dengan menggunakan model-model antrian lainnya, yaitu dengan
merubah tingkat pelayanan untuk tahap yang dianggap khusus. Sebagai contoh, jika
pada tahap i mempunyai 2 pelayanan paralel, masing-masing dengan rata-rata tingkat
pelayanan i , sehingga tingkat pelayanan pada tahap tersebut adalah :
i untuk ni < 2

2 i untuk ni 2

Persamaan yang meggambarkan probabilitas keadaan diberikan dalam bentuk khusus.


Sebagai contoh yaitu untuk kasus 2 tahap (M = 2) dengan truck sebanyak 3 unit (K = 3),
1 unit pada pelayan tahap 1 dan 2 unit pada pelayanan tahap 2 (Gambar. 5). Sebagai
persamaan keseimbangannya dapat diselesaikan menjadi :
1 12 13

P(2,1) = P (3,0) ; P (1,2) = P (3,0) ; P (0,3) = P (3,0)

2 222 423
22 22 22

0,3 1,2 2,1


3,0

1 1 1

Gambar 5

Diagram angka kasus 2 tahap

Persamaan ini dapat ditulis secara umum untuk kasus Ci pelayanan dalam tahap i (i =
1).
Maka dapat ditulis :
1 K n1

P (n1, n2,,nM) = P (K, 0,..,0)

2 n2 3 n3
..nii niM nM

n = 1, 2, ,Ci 1

1 K n1

P (n1, n2,,nM) = P (K, 0,..,0)

2 n2 3 n3
..CI !Ci ni Ci
i niM nM
n = Ci - 1, CI,K.

ni Ci
Untuk pelayanan sendiri (self service) pada tahap i, diperoleh Ci = ni dan Ci ! Ci
menjadi ni !, ini untuk i 1

1 K n1

P (n1, n2,,nM) = P (K, 0,..,0)

2 n2 3 n3
..ni!i niM nM

n = 1, 2, K

Untuk kasus 3 tahap, seperti dalam operasi loader-truck diasumsikan sistem antrian
putaran mempunyai 3 tahap, dengan salah satu tahapnya dianggap mempunyai
pelayanan sendiri, seperi terlihat pada Gambar 6.

Pengangkutan

Tahap 1
Pemuatan Penumpahan
Tahap 2
Tahap 3

Pemuatan
Kasus A

Tahap 1
Penumpahan Pengangkutan
Tahap 2
Tahap 3
Kasus B

Gambar 6

Operasi loader-truck pada kasus 3 tahap

Gambar 6A, menunjukkan kasus K = 3, yang mempunyai tahap pelayanan sendiri


(tahap pengangkutan) yaitu pada tahap 1. Untuk kasus dimana tahap pelayanan sendiri-
sendiri berada pada tahap 1, maka penyelesaian persamaan keseimbangannya
merupakan sebuah kasus khusus.

Untuk, ni = 1,2,.K ; i = 1,2,3

(K) (K 1).(n1 + 1)1 K n1

P (K, 0,0) n1 K

2 n2 3 n3

P (n1, n2,,nM) =

P (K,0,0)

n1 = K

Diamana P (K,0,0) sebagai persamaan dengan jumlah probabilitas keadaan tunak


sama dengan 1.
Untuk kasus dimana tahap pelayanan-sendiri tidak dalam tahap 1, tetapi dalam
tahap 2 (Gambar. 2B), maka penyelesaian persamaan ini dianggap sebagai kasus khusus
juga.

Untuk ni = 1,2,K ; i = 1,2,3

1 K n1

P (n1, n2, n3) = P (K, 0, 0)

n2 ! 2 n2 3 n3

dimana P (K, 0, 0) sebagai dasar persamaan dengan jumlah probabilitas keadaan tunak
sama dengan 1.

3. Waktu Edar dan Produksi Alat Muat

Waktu edar untuk alat angkut yang digunakan pada operasi pengangkutan adalah :
Rata-rata waktu edar = waktu tunggu truck

+ waktu penumpahan truck

+ waktu antri pada loader

+ waktu waktu antri pada lokasi stockpile

+ Waktu pengangkutan truck

+ waktu truck kembali kosong

= Wi

Produksi yang dihasilkan untuk periode waktu yang diberikan untuk satu shift
(pengangkutan satu unit truck ketempat penumpahan), dapat dihitung dengan :

Periode waktu yang tertarik


Produksi = N Kapasitas truck

Waktu edar
Produksi dapat juga dihitung dengan :

Produksi = Periode waktu yang tertarik kapasitas truck

Dimana : N = Jumlah truck


= Tingkat kesibukan loader (%)

= tingkat pelayanan loader, truck/jam


4. Penjadwalan Kerja

Hasil akhir dari teori antrian adalah membuat suatu penjadwalan kerja dari
alat angkut, dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran tentang durasi awal
kedatangan alat angkut di lokasi penambangan sampai awal keberangkatan alat
angkut dari lokasi stockpile ke lokasi penambangan lagi.
Dengan mengetahui waktu tunggu alat muat atau tingkat pelayanan rata -rata
alat muat (Wq 1 ) dan waktu edar dari alat angkut (C T2 ), maka dapat dibuat suatu
penjadwalan kerja dari alat muat dan alat angkut.

Waktu edar rata-rata alat angkut secara terperinci yaitu :

a. Waktu pemuatan atau waktu pelayanan, menit.


b. Waktu pengangkutan alat angkut,menit.
c. Waktu penumpahan material oleh alat angkut, menit.
d. Waktu kembali kosong ke lokasi penambangan, menit.
Penjadwalan juga dibuat berdasarkan pada waktu antara kedatangan alat
angkut dan waktu edar alat muat.

Dengan adanya penjadwalan kerja tersebut diharapkan :

1. Dapat menambah target produksi sesuai dengan sasaran produksi yang


dikehendaki.
2. Dapat meningkatkan effesiensi kerja alat muat dan alat angkut.
3. Dapat memperkecil kemungkinan terjadinya waktu tunggu alat muat dan
waktu antri alat angkut baik pada saat dilayani maupun pada saat penumpahan.

METODE PENELITIAN

A. Teknik Pengumplan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan dan memperoleh data yang

diperlukan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Riset Lapangan (Field Research). Observasi dalam hal ini dalam pengumpulan

data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada obyek yang diteliti yaitu,

proses produksi excavator dan alat hauler atau dump truk. Wawancara yang hal ini

dilakukan kepada operator dump truk, operator excavator, pengawas dilapangan, guna

mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

2. Riset Kepustakaan (Library Research). Riset Kepustakaan yaitu dengan

mengadakan beberapa peendekatan dan orientasi dari berbagai informaasi seperti dari

dokumen perusahaan, internet, dan dari riset kepustakaan yang dimaksud untuk

mendapatkan informasi penting lainnya.

Analisis Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan untuk mendukung system
perhitungan yang digunakan menggunakan pendapat Siswanto (2006:233),

Das könnte Ihnen auch gefallen