Sie sind auf Seite 1von 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

A DENGAN GANGGUAN SISTEM


SENSORI PERSEPSI PERFORASI MEMBRAN TYMPANI
DI POLI THTRSU ANDI MAKKASAU TIPE B
PARE-PARE

OLEH :
KELOMPOK 4 :
1. MUAZ
2. FAHTIAR ADAM
3. KASTURI
4. SURIANA R.
5. NURHIDAYAH
6. RIRIS DARIANTI

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
TA. 2016/2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan Perforasi
Membran Timpani susai dengan waktu yang telah ditentukan. Adapun penulisan
asuhan keperawatan ini dalam rangka memenuhi tugas dalam mata kuliah Sistem
Sensori Persepi.
Asuhan keperawatan ini dibuat untuk melatih mahasiswa dalam
mengembangkan ilmu pengetahuannya, dan didalam pembuatan asuhan keperawatan
ini kami dapat mempelajari dan mengetahui bagaimana cara atau menyikapi tentang
masalah-masalah kesehatan pada kehidupan kita yang biasa saja timbul berbagai
macam tanda-tanda atau gejala-gjala penyakit pada umumnya.
Atas tersusunnya asuhan keperawatan ini, kami berterima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing kami dalam penulisan asuhan
keperawatan ini sampai selesai.
Kami menyadari bahwa asuhan keperawatan yang kami susun ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan,
guna kesempurnaan dalam penulisan asuhan keperawatan ini.
Demikian sebuah pengantar dari kami, dan kami sangat berharap nantinya
asuhan keperawatan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Baranti, April 2016

Kelompok 4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PERFORASI MEMBRAN TYMPANI
A. Pengkajian........................................................................................................... 6
B. Diagnosa Keperawatan....................................................................................... 11
C. Intervensi............................................................................................................ 12
D. Implementasi....................................................................................................... 13
E. Evaluasi............................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................... 15
B. Saran................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perforasi membran timpani biasanya disebabkan oleh trauma atau infeksi. Sumber
trauma meliputi fraktur tulang tengkorak,cedera ledakan, atau hantaman keras pada
telinga. Infeksi kronik telinga tengah tidak hanya mengakibatkan kerusakan membran
timpani tetapi juga dapat menghancurkan osikulus dan hampir selalu melibatkan
mastoid. Sebelum penemuan antibiotika, infeksi mastoid merupakan infeksi yang
mengancam jiwa. Sekarang, penggunaan antibiotika yang bijaksana pada otitis media
akut telah menyebabkan mastoiditis koalesens akut menjadi jarang. Kebanyakan kasus
mastoid akut sekarang ditemukan pada pasien yang tidak mendapatkan perawatan
telinga yang tidak memadai dan mengalami infeksi telinga yang tidak ditangani. Selain
itu untuk kasus dengan penanganan yang terlambat dapat menyebabkan berbagai
masalah yang membahayakan diantaranya paralis nervus fasialis, kehilangan
pendengaran sensorineural dan atau gangguan keseimbangan ( akibat erosi telinga
dalam ) dan abses otak. ( Suzanne C. Smeltze, 2001)
Fenomena inilah yang menarik kami untuk mengadakan penyusunan makalah
dengan judul Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Pendengaran Akibat
Otitis Media Kronis dengan harapan karya ini dapat dipakai untuk mengetahui
tentang otitis media kronis lebih lanjut.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Perforasi
membran tympani?
C. Tujuan
Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan perforasi mebran
tympani.

BAB II
TINJAUAN KASUS

Tn. A , berusia 50 tahun didampingi istri ke Poli THT RSU Andi Makkasau
dengan keluhan utama keluar cairan dari telinga kanan. Sebelum keluar cairan dari
telinga kanan, klien membersihkan telinga dengan menggunakan peniti karena telinga
terasa gatal dan sakit. Hingga klien merasa ada cairan berwarna kekuningan yang
keluar dari telinga kanan. Selain itu klien juga mengeluh, pendengaran berkurang
sejak keluarnya cairan dari telinga kanan.
Karena khawatir dengan kondisinya klien memeriksakan telinganya di Poli THT
RSU Andi Makkasau Pare-pare pada tanggal 11 Januari 2016.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN GANGGUANSISTEM


SENSORI PERSEPSI PERFORASI MEMBRAN TYMPANI
DI POLI THTRSU ANDI MAKKASAU TIPE B
PARE-PARE
No. RM : 350116
Ruangan : Poli THT
Tgl Pengkajian : 11 Januari 2016
I. PENGKAJIAN
A. Data Umum
a. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 50 th
Tempat/Tgl lahir : Pare-pare / 04 Januari 1980
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis / Indonesia
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Pangkajene
Sumber informasi : Istri
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. L
Umur : 33 th
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Pangkajene
Agama : Islam
Hub. dgn klien : Istri
B. Riwayat Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan Utama
Keluar cairan dari telinga kanan
2. Keluhan saat ini
Klien mengatakan keluar cairan berwarna kekuningan pada telinga kanan dan klien
merasa pendengaran berkurang.
C. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat keperawatan sekarang
Sebelum keluar cairan dari telinga kanan, klien membersihkan telinga dengan
menggunakan peniti karena telinga terasa gatal dan sakit. Hingga klien merasa
ada cairan berwarna kekuningan yang keluar dari telinga kanan. Selain itu klien juga
mengeluh, pendengaran berkurang sejak keluarnya cairan dari telinga kanan.
Karena khawatir dengan kondisinya klien memeriksakan telinganya di Poli THT
RSU Andi Makkasau Pare-pare pada tanggal 11 Januari 2016.
b. Riwayat keperawatan dahulu
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah menderita penyakit seperti ini.
Klien juga tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi, DM, jantung dan paru-paru.
c. Riwayat keperawatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
keturunan dan menular.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga klien yang memiliki keluhan dan riwayat penyakit yang
sama dengan klien.
E. Riwayat Psiko-Sosio-Spiritual
1. Persepsi diri
Hal yang amat dipikirkan saat ini :
Klien merasa malu dengan kondisi yang dialami saat ini.
Harapan setelah perawatan :
Klien berharap setelah perawatan / pengobatan fungsi pendengarannya dapat pulih
kembali.
2. Rentang perhatian : Kurang baik.
Klien nampak berulang kali tanya jika ditanya
Nampak wajah klien tidak memperhatikan jika ditanya
Klien nampak malu saat diperiksa dan ditanya penyebab penyakitnya
3. Hubungan / komunikasi
a. Tempat Tinggal.
( ) Sendiri
( ) Bersama, yaitu : istri dan anak
b. Bicara
( ) Jelas Bahasa Utama : Indonesia
( ) Relevan
( ) Mampu mengekspresikan Bahasa Daerah : Bugis.
( ) Kurang mampu mengerti orang lain
c. Kehidupan Keluarga.
Adat istiadat yang dianut : Bugis..
Pola komunikasi : Kurang baik
4. Pertahanan koping
a. Pengambilan keputusan.
( ) Sendiri
( ) Dibantu orang lain : istri
b. Yang ingin dirubah dari kehidupan : Kondisi sakit.
c. Yang dilakukan jika stres :
( ) Pemecahan ( ) Makan
( ) Tidur ( ) Makan obat
( ) Cari pertolongan
( ) Lain (diam/marah/dll) :
5. Sistem nilai dan kepercayaan.
a. Siapa atau apa sumber kekuatan : Allah SWT dan keluarga
b. Apakah Agama dan Kepercayan penting bagi klien ( ) Ya ( ) Tidak
c. Kegiatan agama yang dilakukan (macam dan frekuensi) : sholat 5 waktu, puasa.
d. Kegiatan agama/kepercayaan yang dilaksanakan : Sholat 5 waktu
6. Tingkat perkembangan.
Usia : 36 tahun
Karakteristik : Dewasa akhir (36-45 thn)
F. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
a. Tingkat kesadaran : Composmentis
b. Tanda-tanda vital :
TD : 130/90 mmHg
S : 37C
N :88 x/menit
RR : 20 x/menit
c. Kepala : Mesochepal, rambut hitam, bersih, pendek, rapih
d. Mata : Simetris kanan dan kiri
Telinga : Simetris kiri dan kanan, ada cairan berwarna
kekuningan pada telinga kanan (+), serumen (+)
f. Mulut : Tidak ada stomatitis, caries pada gigi (-)
g. Hidung : Tidak ada sekret
h. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
i. Dada :
- Paru : I : Simetris kanan dan kiri
P : Fremitus raba kanan = kiri
P : Sonor
A : Vesikuler
- Jantung : I : IC tidak tampak
P : IC kuat angkat
P : Batas jantung tidak melebar
A : Bunyi jantung I, II reguler
- Abdomen : I : Tidak ada lesi
A : Peristaltik usus 12 x/menit
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Tympani
Ekstremitas : Tidak ada cyanosis, pergerakan bebas atas, bawah
G. Penatalaksanaan Medis
a. Cepro 2 x 500 mg
b. Methyl prod 2 x 500 mg
c. Cholapenikol 3 x 1
d. Amoxcilin 3 x 1

PATHWAY PERFORASI MEMRAN TYMPANI


Perawatan diri yang salah

Radang pada telinga

Penurunan syaraf pendengaran

Mikroorganisme Gangguan fungsi pendengaran

Lubang telinga tengah

Menimbulkan peradangan

Timbul otore, secara terus menerus

Infeksi
OMA

OMSK

Gangguan harga diri


rendah

DATA FOKUS
a. Data subyektif :
1) Klien mengatakan telinga kanan keluar cairan berwarna kekuningan
2) Klien mengatakan pendengarannya berkurang
3) Klien mengatakan merasa malu dengan penyakitnya
b. Data obyektif :
1) Terlihat ada cairan berwarna kekuningan di telinga kanan
2) Klien nampak berulang kali tanya, jika ditanya
3) Klien nampak malu saat diperiksa dan ditanya penyebab penyakitnya
4) Nampak ada serumen pada telinga kanan
5) Nampak wajah klien tidak memperhatikan jika ditanya

NALISA DATA
No Data Etiologi Problem
DS
1. : Klien mengatakan telinga Masuknya Infeksi
kanan keluar cairan berwarna mikroorganisme
kekuning-kuningan
DO: Terlihat ada cairan berwarna
kekuningan pada telinga
kanan, serumen (+)
DS
2. : Klien mengatakan Gangguan telinga Gangguan
pendengarannya berkurang dalam persepsi
DO: Klien nampak berulang kali sensori
tanya jika ditanya pendengaran
Tampak wajah klien tidak
memperhatikan jika ditanya
DS
3. : Klien mengatakan malu dengan Penyakit OMSK Gangguan
penyakitnya harga diri
DO: Klien nampak malu saat rendah
diperiksa dan ditanya penyebab
No Data Etiologi Problem
penyakitnya

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme.
2. Gangguan fungsi pendengaran berhubungan dengan adanya otore.
3. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan penyakit OMSK.

III. INTERVENSI KEPERAWATAN


1. Dx. I
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam infeksi hilang.
KH : a. Infeksi hilang
b. Klien tampak tenang
c. Telinga bersih tidak ada otore
Intervensi :
a. Kaji adanya infeksi
b. Lakukan aseptik
c. Kaji keadaan umum dan tanda-tanda vital
d. Lakukan irigasi telinga
e. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik
2. Dx. II
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam pendengaran
baik atau normal.
KH : a. Klien nampak senang
b. Klien nampak rileks
c. Pendengaran baik ataunormal
Intervensi :
a. Kaji tingkat kerusakan pendengaran
b. Berikan cara komunikasi yang jelas
c. Lakukan pemeriksaan telinga
d. Kolaborasi dalam pemasangan alat bantu telinga
3. Dx. III
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam menyatakan pemahaman
akan perubahan dan penerimaan terhadap diri sendiri.
KH : Klien menerima keadaannya saat ini.
Intervensi :
a. Kaji tingkat perasaan penerimaan keadaan klien.
b. Dorong dan beri dukungan dalam perawatan
c. Bantu klien dalam mengatasi perubahan
d. Kolaborasi dengan psikiatri dalam program pengobatan

IV. IMPLEMENTASI

Tanggal,
Dx Implementasi Respon Klien Ttd
Hari, Jam
Tanggal,
Dx Implementasi Respon Klien Ttd
Hari, Jam
Senin I - Mengkaji adanya Telinga kanan
11-01-2016 infeksi nampak ada otore
09.00 II - Melakukan Klien kooperatif
pemeriksaan pada
telinga
I - Melakukan irigasi pada Klien kooperatif
telinga
09.05 III - Mengkaji tingkat Klien nampak malu
perasaan klien dengan penyakitnya
III - Memberi support dan Klien tampak
penjelasan tentang tenang
penyakit klien
09.10 I - Mengkaji keadaan Keadaan umum
umum dan tanda-tanda baik
vital TD : 130/90 mmHg
N : 84 x/menit
09.15 I - Memberikan salep Klien kooperatif
kamyein pada telinga
yang sakit
III - Mengevaluasi perasaan Klien nampak
klien setelah tindakan senang dan rileks

V. EVALUASI
Dx Hari, Tgl/jam Evaluasi Ttd
I Senin, S :
11-01-2016 O : Nampak telinga kanan otore berkurang,
10.00 warna kekuning-kuningan
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dipertahankan :
- Lakukan pemeriksaan dan irigasi telinga
- Kaji keadaan umum dan tanda-tanda vital
- Kolaborasi dalam pemberian antibiotik
II Senin, S : Klien mengatakan pendengaran masih
11-01-2016 terganggu
10.20 O : Klien nampak masih masih bertanya jika
ditanya
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dipertahankan
- Lakukan pemeriksaan telinga
- Bantu dalam komunikasi dengan orang lain
III Senin S : Klien mengatakan bisa menerima
11-01-2016 keadaannya sekarang ini
Dx Hari, Tgl/jam Evaluasi Ttd
10.45 O : Klien nampak menerima keadaanya sekarang
Klien nampak tenang
A : Masalah gangguan harga diri rendah teratasi
P : Hentikan intervensi

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perforasi atau hilangnya sebagian jaringan dari membran timpani yang
menyebabkan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi dari membrane timpani. OMSK
ialah infeksi kronik di telinga tengah lebih dari 2 bulan dengan adanya perforasi
membran timpani, sekret yang keluar dari telinga tengah dapat terus menerus atau
hilang timbul. Sekret bisa encer atau kental, bening atau berupa nanah.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkanpembaca mampu memperluas
wawasanya tentang kasus perforasi membran tympani.

DAFTAR PUSTAKA
Djaafar, Z.A. 2004. Kelainan Telinga Tengah. Dalam E.A. Soepardi dan N. Iskandar, Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok - Kepala Leher. Edisi V Cetakan
IV. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Jackler, R.K.; Kaplan, M.J. 2002. Ear, Nose, & Throat. Dalam L.M. Tierney, Jr., S.J. McPhee, dan
M.A. Papadakis; Current Medical Diagnosis & Treatment 2002. San Fransisco: Lange
Medical Books / McGraw-Hill.
Jain, A.; Knight, J.R. 2003. Middle Ear, Chronic Suppurative Otitis, Surgical
Treatment. www.emedicine.com: situs internet.
Jones, M.; Wilson, L. 2004. Otitis Media. www.emedicine.com: situs internet.
Parry, D.; Roland, P.S. 2005. Middle Ear, Chronic Suppurative Otitis, Medical
Treatment. www.emedicine.com: situs internet.

Das könnte Ihnen auch gefallen