Sie sind auf Seite 1von 28

ASUHAN KEPERAWATAN TINDAKAN PEMASANGAN GIPS PADA PASIEN

Tn. PR DENGAN CLOSED FRACTURE RADIUS 1/3 DISTAL + CLOSED


FRACTURE (INCOMPLETE) 1/3 DISTAL DEXTRA
DI RUANG IGD BEDAH RSUP SANGLAH
TANGGAL 1 MEI 2017

OLEH:

OLEH :
I Gusti Ayu Cintya Adianti
P07120214012
MAHASISWA SEMESTER VI PRODI D-IV KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2017
ASUHAN KEPERAWATAN TINDAKAN PEMASANGAN GIPS PADA PASIEN
Tn. PR DENGAN CLOSED FRACTURE RADIUS 1/3 DISTAL + CLOSED
FRACTURE (INCOMPLETE) 1/3 DISTAL DEXTRA
DI RUANG IGD BEDAH RSUP SANGLAH
TANGGAL 1 MEI 2017

Nama Mahasiswa : I Gusti Ayu Cintya Adianti

Tempat Praktik : Ruang IGD Bedah RSUP Sanglah

Tanggal Pengkajian : 1 Mei 2017

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. PR
Umur : 15 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
Alamat : Jalan Muding Sari Kav. 20 No. 14 Kerobokan
Badung
Tanggal MRS : 30 April 2017
Jam datang : 20.36 Wita
Jam pengkajian : 1 Mei 2017 Pukul 08.30 Wita
Alasan Masuk : pasien datang dengan keluhan sakit pada
tangan kanan karena kecelakaan
Diagnosa Medis : Closed Fracture Radius 1/3 Distal Dextra +
Closed Fracture Incomplete Ulna 1/3 Distal
Dextra

II. INITIAL SURVEY


A (Alertness) : + (Pasien mampu memberikan respon dengan
tepat seperti menoleh ketika ditepuk,
menjawab ketika dipanggil, dan mematuhi
perintah dengan baik )
V (Vocalises) :
P (Responds to pain :
only)
U (Unresponsive to :
pain)

III. PRIMARY SURVEY


A. Airway dan Kontrol Servikal
1. Keadaan jalan napas
Tingkat kesadaran : compos mentis (CM)
Pernapasan : Vesikuler, napas cuping hidung (-)
Upaya bernapas : Napas spontan
Benda asing di jalan : Secret (-)
napas
Bunyi napas : Vesikuler
Hembusan napas : Ringan
2. Masalah Keperawatan
Tidak ada
3. Intervensi
Tidak ada
4. Evaluasi
Tidak ada

B. Breathing
1. Fungsi Pernapasan
Jenis Pernafasan : Vesikuler
Frekwensi : Respirasi 20 x/menit
Pernafasan
Retraksi Otot Bantu : Tidak ada (-)
Nafas
Kelainan Dingding : simetris, perlukaan (-), jejas (-), trauma (-)
Thoraks
Bunyi Nafas : Tidak ada bunyi napas tambahan
Hembusan Nafas : Ringan
2. Masalah Keperawatan
Tidak ada
3. Intervensi
Tidak ada
4. Evaluasi
Tidak ada

C. Circulation
1. Keadaan Sirkulasi
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis (CM)
Perdarahan : Tidak ada
(internal/eksternal)
Nadi Radial/carotis : Teraba
Akral Perifer : Hangat
Kapilari Refill : < 2 detik
Pulse : 80 x/menit
Blood Preasure : 120/70 mmHg
Nyeri : Pasien mengatakan sakit pada tangan kanan
akibat kecelakaan. Rasanya sakitnya tajam
seperti ditusuk-tusuk. Rasa sakitnya hanya
terasa di tangan kanan. Skala nyeri 8 dari 10,
rasa sakitnya menetap, rasa sakitnya
bertambah ketika tangan kanannya
digerakkan.
2. Masalah keperawatan
Nyeri Akut
3. Intervensi
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.
- Observasi reaksi verbal dan non verbal dari ketidaknyamanan
- Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
4. Evaluasi
- S:
- P Pasien mengatakan sakit pada tangan kanan akibat kecelakaan
Q Rasanya sakitnya tajam seperti ditusuk-tusuk
R Rasa sakitnya hanya terasa di tangan kanan
S Skala nyeri 8 dari 10
T Rasa sakitnya menetap, rasa sakitnya bertambah ketika tangan
kanannya digerakkan.
- O : Pasien tampak meringis menahan rasa sakit, gelisah, pasien terus
memegangi tangan kanannya yang sakit, tanda-tanda vital :
Blood presure : 120/70 mmHg
Respiration : 20 x/menit
Pulse : 80 x/menit
Temperature : 36,40 C
- A:
Nyeri Akut
- P:
Lanjutkan intervensi (kaji reaksi verbal dan non verbal dari
ketidaknyamanan, kurangi faktor presipitasi nyeri, latih teknik relaksasi
nafas dalam, lakukan kolaborasi analgetik)

D. Disability
1. Pemeriksaan neurologis
GCS : E4 V5 M6
Reflex Fisiologis : +
Reflex Patologis : -
Kekuatan Otot : 5555 1111

5555 5555
2. Masalah keperawatan
Tidak ada
3. Intervensi
Tidak ada
4. Implementasi
Tidak ada
5. Evaluasi
Tidak ada

IV. SECONDARY SURVEY


A. Mekanisme Cidera (SAMPLE)
S (Sign and Symptoms) : Pasien dalam keadaan sadar, tampak meringis
menahan rasa sakit, gelisah, pasien terus
memegangi tangan kanannya yang sakit,
tanda-tanda vital :
Blood presure : 120/70 mmHg
Respiration : 20 x/menit
Pulse : 80 x/menit
Temperature : 36,40 C
A (Allergies) : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak
memiliki alergi terhadap obat ataupun
makanan serta minuman.
M (Medications) : Pasien mengatakan ini kali pertama kalinya
dirinya dirawat di rumah sakit. Dirinya
mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat
di rumah sakit, dan tidak mengonsumsi obat-
obatan.
P (Part Illness) : Pasien mengatakan dirinya tidak memiliki
riwayat penyakit apapun.
L (Last Meal) : Pasien mengatakan terakhir makan tanggal 1
Mei pukul 07.00 wita. Pasien mengonsumsi
nasi bungkus yang dibelikan oleh ibunya.
E (Event) : Pasien datang ke IGD RSUP Sanglah pada
tanggal 30 April 2017 pukul 20.36 Wita
dengan keluhan sakit pada tangan kanan
setelah kecelakaan. Rasa sakitnya tajam
seperti ditusuk-tusuk. Rasa sakitnya hanya
terasa di tangan kanan. Skala nyeri 8 dari 10,
rasa sakitnya menetap, rasa sakitnya
bertambah ketika tangan kanannya
digerakkan.

B. Riwayat Kesehatan
1. RKD
Pasien mengatakan baru pertama kali masuk rumah sakit. Pasien mengatakan
tidak memiliki riwayat penyakit lain seperti hipertensi, DM, jantung, dan lain-
lain. Pasien juga mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan,
makanan maupun minuman.

2. RKS
Pasien datang ke IGD RSUP Sanglah pada tanggal 30 April 2017 pukul 20.36
Wita dengan keluhan sakit pada tangan kanan setelah kecelakaan. Rasa sakitnya
tajam seperti ditusuk-tusuk. Rasa sakitnya hanya terasa di tangan kanan. Skala
nyeri 8 dari 10, rasa sakitnya menetap, rasa sakitnya bertambah ketika tangan
kanannya digerakkan.

3. RKK
Pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit
keturunan seperti DM, hipertensi, jantung dan penyakit menular seperti AIDS,
TBC, hepatitis.

C. Riwayat dan Mekanisme Trauma


Pasien menceritakan kronologis kecelakaan yang dia alami. Pasien saat itu sedang
dibonceng oleh temannya, lalu tiba-tiba dari arah berlawanan datang sepeda motor
dengan kecepatan tinggi lalu pengendara motor tersebut berusaha mengrem
motornya namun sayangnya kecelakaan tidak dapat dielakkan lalu motor tersebut
menabrak motor yang ditumpanginya. Pengendara motor yang menabrak pasien
terjatuh tapi pasien dan temannya tidak jatuh sehingga karena takut pasien kabur
bersama temannya. Lalu ketika ia menggerakkan tangan kanannya, terasa sakit
yang tajam dan tak tertahankan sehingga ia langsung dibawa ke UGD oleh
keluarganya.

D. Pemeriksaan Fisik Head to Toe


1. Kepala
Kulit Kepala : Bentuk kepala normocephalic, rambut pasien
panjang lurus, penyebaran rambut merata,
kulit kepala bersih
Mata : Simetris, palpebrae tidak oedema, sclera non
ikterik, Konjungtiva non anemis, pupil isokor,
tidak ada nyeri tekan, refleks pupil terhadap
cahaya baik
Telinga : Posisi daun telinga simetris, tidak ada lesi,
tidak ada serumen, tidak ada pengeluaran
darah atau cairan, canalis bersih, pendengaran
baik, tidak memakai alat bantu pendengaran.
Hidung : Hidung simetris, septum hidung tepat di
tengah, Tidak ada polip, secret (-), radang (-),
benjolan (-), mukosa hidung lembab, fungsi
penciuman baik.
Mulut dan Gigi : Gigi bersih, karies gigi (-), peradangan (-),
membran mukosa bibir kering, Pada
pemeriksaan bibir, mukosa bibir lembab, tidak
ada sariawan, mulut berbau. Keadaan gusi dan
gigi kurang bersih, lidah bersih dan tidak ada
pembengkakan atau peradangan pada tonsil.
Wajah : Struktur wajah simetris dan lengkap, warna
kulit agak kecoklatan tidak ikterik dan
sianosis.
Leher : Pada leher posisi trakhea berada di tengah,
simetris dan tidak ada penyimpangan. Tiroid
tidak ada pembesaran. Pasien dapat berbicara,
vena jugularis tidak mengalami pembesaran
dan denyut nadi karotis teraba 80 x/menit.
Pasien menggunakan otot bantu pernapasan.
2. Dada/Thorax
Paru-paru
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada kelainan bentuk,
tidak terdapat jejas, terdapat penggunaan alat bantu
pernafasan yaitu otot sternokleidomastoid dan otot
pektoralis. Irama pernafasan normal, frekuensi napas
20 x/menit.
Auskultasi : Tidak terdengan suara nafas tambahan
Perkusi : Sonor
Palpasi : Simetris, Tidak ada nyeri tekan, retraksi dingding
dada (-)
Jantung
Inspeksi : Gerak jantung normal
Auskultasi : S1 Lup, S2 Dup, tidak ada suara tambahan
Perkusi : Redup
Palpasi : Ictus cordis teraba
3. Abdomen
Inspeksi : Datar pada empat kuadran
Auskultasi : Redup, bising usus 8 x/menit
Perkusi : Tidak ada, tanda ascites tidak ada
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada
4. Pelvis
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
5. Perinium dan rektum
Pasien mengatakan tidak ada keluhan
6. Genetalia
Pasien mengatakan tidak ada keluhan
7. Ekstremitas
Status Sirkulasi : Teraba nadi brakialis, tidak ada perubahan
warna kulit.
Keadaan Injury : Terdapat fraktur tertutup di radius 1/3 distal
dekstra dan fraktur tertutup incomplete di
ulna 1/3 disal dekstra
Pemeriksaan fisik pada Ekstermitas Atas
Dexstra :
Inspeksi :
Adanya Deformitas (pemendekan tangan
yang sakit ). Tampak bengkak dan kebiruan
pada tangan sebelah kanan, kulit utuh.
Tidak ada perdarahan.
- Palpasi :
Tenderness (nyeri tekan) pada daerah
fraktur dan krepitasi pada tangan sebelah
kanan
- Move (Gerakan)
Nyeri bila digerakan, baik gerakan aktif
maupun pasif.
8. Neurologis
Fungsi Sensorik : Normal
Fungsi Motorik : Normal
Pemeriksaan Nervus Vaskular Distal (NVD) Sebelum pemasangan gips :
Fungsi neurologis baik, kesemutan (-), jari-jari tangan dapat digerakkan, CRT
<2 detik, nyeri (+), Nadi : 84 x/menit.

1. Hasil Laboratorium
-

2. Hasil Pemeriksaan Diagnostik


a. Pemeriksaan rontgen pada tanggal 30 April 2017 pukul 23.38 wita (sebelum
pemasangan GIPS)
Klinis : C.F radius distal
Foto Antebrachii dextra AP/lateral :
Tampak fraktur Os radius kanan 1/3 distal , yang sudah
terpasang fiksasi cast. Kedudukan dan alignment cukup.
Trabekulasi tulang normal.
Celah dan permukaan sendi baik.
Tampak soft tissue swelling di sekitar lesi
Kesan :
Fraktur Os. Radius kanan 1/3 distal, yang sudah
terpasang fiksasi cast. Kedudukan dan alignment cukup.

b. Pemeriksaan rontgen pada tanggal 1 Mei 2017 pukul 06.10 wita (sesudah
pemasangan GIPS)
Klinis : Susp. CF Radius D
Foto cruris dextra AP/Lateral :
Tampak fraktur os radius kanan 1/3
distal, dengan displacement fragmen
fraktur, anagulasi (+).
Tampak inkomplit fraktur os. Ulna kanan
1/3 distal.
Trabekulasi tulang normal.
Celah dan permukaan sendi baik.
Tak tampak erosi/destruksi tulang
Tampak soft tissue swelling di sekitar lesi.
Kesan :
Fraktur os. Radius kanan 1/3 distal, dengan displacement fragment fraktur,
anagulasi (+). Inkomplit fraktur os. Ulna kanan 1/3 distal.
3. Terapi Dokter
a. Paracetamol 3x500 mg @ 8 jam (IO)
b. Pemasangan gips ( long arm cast ) pada tangan kanan
c. Closed reduction local anastesi

V. ANALISA DATA
Data Fokus Analisis Masalah
Data Subyektif : Trauma Nyeri akut
P Pasien mengatakan sakit
pada tangan kanan akibat Closed fraktur radius 1/3
kecelakaan distal dekstra + closed
Q Rasanya sakitnya tajam fraktur (incomplete) ulna 1/3
seperti ditusuk-tusuk distal dekstra
R Rasa sakitnya hanya
terasa di tangan kanan Pergeseran fragmen tulang
S Skala nyeri 8 dari 10
T Rasa sakitnya menetap, Merangsang saraf nyeri atau
rasa sakitnya bertambah terjadi spasme otot
ketika tangan kanannya
digerakkan. Nyeri akut

Data Obyektif :
Pasien tampak meringis
menahan rasa sakit, gelisah,
pasien terus memegangi
tangan kanannya yang sakit.
Inspeksi :
Adanya Deformitas
(pemendekan tangan
yang sakit). Tampak
bengkak dan kebiruan
pada tangan sebelah
kanan, kulit utuh. Tidak
ada perdarahan.
- Palpasi :
Tenderness (nyeri tekan)
pada daerah fraktur dan
krepitasi pada tangan
sebelah kanan
- Move (Gerakan)
Nyeri bila digerakan, baik
gerakan aktif maupun
pasif.
tanda-tanda vital :
Blood presure : 120/70
mmHg
Respiration : 20 x/menit
Pulse : 80 x/menit
Temperature : 36,40 C
Data Subyektif : Trauma Hambatan Mobilitas Fisik
- Pasien mengatakan
nyeri semakin terasa Closed fraktur radius 1/3
apabila tangan kanannya distal dekstra + closed
digerakkan fraktur (incomplete) ulna
1/3 distal dekstra
Data Obyektif :
- Pasien tampak berbaring Diskontinuitas tulang
di atas tempat tidur
- ADL dibantu oleh Perubahan jaringan tulang
keluarga atau perawat
- Terdapat close fraktur Deformitas
pada radius-ulna dextra
- ROM terbatas Gangguan fungsi ektremitas
- Kekuatan otot :
5555 1111 Hambatan mobilitas fisik
5555 5555
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan pasien mengatakan
sakit pada tangan kanan akibat kecelakaan. Rasanya sakitnya tajam seperti ditusuk-tusuk.
Rasa sakitnya hanya terasa di tangan kanan. Skala nyeri 8 dari 10. Rasa sakitnya menetap
(tidak hilang timbul), lalu rasa sakitnya bertambah ketika tangan kanannya digerakkan.
Pasien tampak meringis menahan rasa sakit, gelisah, pasien terus memegangi tangan
kanannya yang sakit. Tampak adanya deformitas (pemendekan tangan yang sakit).
Tampak bengkak dan kebiruan pada tangan sebelah kanan, kulit utuh. Tidak ada
perdarahan. Terdapat tenderness (nyeri tekan) pada daerah fraktur dan krepitasi pada
tangan sebelah kanan. Tanda-tanda vital : Blood presure : 120/70 mmHg, Respiration :
20 x/menit, Pulse : 80 x/menit, Temperature : 36,40 C.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan program pembatasan pergerakan dan
nyeri pada fragmen tulang yang mengalami fraktur ditandai dengan pasien mengatakan
nyeri semakin terasa apabila tangan kanannya digerakkan, pasien tampak berbaring di
atas tempat tidur, ADL dibantu oleh keluarga atau perawat, terdapat close fraktur pada
radius-ulna dextra, ROM terbatas, kekuatan otot :
5555 1111
5555 5555
VI PERENCANAAN
No. Tanggal/Jam Tujuan Intervensi Rasional TTD
Dx
1. 1 Mei 2017 Setelah diberikan NIC :
pukul 08.30 asuhan keperawatan Pain Management
Wita selama 1 x 30 menit 1. Kaji secara 1. Mengetahui
diharapkan nyeri dapat komprehensif perkembangan
berkurang dengan tentang nyeri, kondisi pasien
kriteria hasil : meliputi : lokasi,
NOC : Pain Level karakteristik, dan
1. Nyeri berkurang onset, durasi,
2. Menyatakan rasa frekuensi, kualitas,
nyaman setelah intensitas /
nyeri berkurang beratnya nyeri, dan
3. Pasien mampu factor- factor
mengontrol nyeri predisposisi.
4. Vital sign dalam 2. Monitor vital sign 2. Mengetahui vital
batas normal (110- sign dan kondisi
130/70-90 mmHg) pasien
3. Pertahankan 3. Untuk
immobilisasi pada mengurangi nyeri
pasien dan mencegah
pergeseran tulang
4. Ajarkan teknik 4. Untuk
relaksasi nafas mengurangi nyeri
dalam dan distraksi yang dirasakan
dengan teknik non
farmakologi
5. Posisikan pasien 5. Agar pasien
pada posisi yang nyaman dan nyeri
nyaman. berkurang
6. Berikan analgetik 6. Mengurangi nyeri
untuk mengurangi yang dirasakan
nyeri : paracetamol dengan
3x500 mg farmakologi

2. 1 Mei 2017 Setelah diberikan NIC


pukul 08.30 asuhan keperawatan Exercise therapy :
Wita selama 1 x 1 jam ambulation
diharapkan mobilisasi 1. Monitoring vital 1. Untuk
meningkat dengan sign mengetahui vital
kriteria hasil: sign dan keadaan
NOC : umum pasien
Adaptation toward 2. Konsultasikan 2. Untuk
Physic Disability dengan terapi fisik merencanakan
1. Mengidentifikasi tentang rencana perkembangan
rencana untuk ambulansi sesuai pasien menjadi
memenuhi dengan kebutuhan lebih baik
kebutuhan ADL. 3. Bantu penuhi 3. Untuk memenuhi
kebutuhan ADLs kebutuhan ADLs
pasien pasien
4. Dekatkan barang- 4. Memudahkan
barang hang pasien dalam
diperlukan pasien menjangkau
agar dalam keperluan dengan
jangkauan. mobilisasi yang
minimal.
5. Anjurkan keluarga 5. Membantu
untuk selalu ada pemenuhan ADL
disamping pasien pasien
untuk membantu
pemenuhan
kebutuhan pasien.
6. Ajarkan pasien 6. Untuk menjaga
bagaimana merubah bagian tubuh yang
posisi dan berikan cidera dan
bantuan jika meminimalkan
diperlukan terjadinya
pergeseran
kembali pada
tulang yang
fraktur

Gips Care: Gips Care :


Maintenance Maintenance
1. Berikan HE
mengenai :
a. Tujuan dari a. Meningkatkan
tindakan pengetahuan
pemasangan gips pasien mengenai
dan imobilisasi pada tujuan imobilisasi
pasien fraktur. pada pasien
fraktur.
b. Perawatan dan b. Untuk
mobilisasi yang bisa mengurangi
dilakukan seperti pembengkakan
menggerakan jari pada bagian
tangan pasca fraktur, dan
pemasangan gips, mencegah
meninggikan tangan terjadinya
yang di gips kekakuan serta
sejajar/lebih tinggi melancarkan
dari jantung dan peredaran darah
dapat menggunakan dengan cara
bantal. menggerakkan
jari tangan.
c. Ajarkan pasien dan c. Menambah
keluarga tentang pengetahuan
perawatan gips dan keluarga tentang
tanda infeksi seperti tanda infeksi dan
kemerahan,panas, perawatan gips.
nyeri, bengkak atau
bahkan berbau.
d. Waktu control ke d. Untuk menambah
poli, serta tanda dan pengetahuan
gejala apabila keluarga
terjadi perubahan mengenai waktu
respon control dan tanda
neurovascular gejala apaila
seperti, perubahan terjadi disfungsi
warna jari yang neurovascular
menjadi pucat, tidak
hangat, bengkak,
tidak ada sensasi
nyeri/geli/rangsang
an saat disentuh
dalam keadaan mata
tertutup.

2. Kolaborasi dengan Meminimalkan


dokter dalam mobilisasi dan

pemasangan gips. mempercepat Bone


Union.
VII PELAKSANAAN

Dx Tgl/ Jam Implementasi Respon Paraf


1,2 1 Mei 2017 - Mengkaji KU pasien DS:
pukul 08.30 - Memonitoring TTV pasien Pasien mengatakan sakit pada
WITA - Mengkaji karakteristik nyeri tangan kanan akibat
pasien dan mempertahankan kecelakaan. Rasanya sakitnya
imobilisasi pada betis kanan tajam seperti ditusuk-tusuk.
pasien Rasa sakitnya hanya terasa di
tangan kanan. Skala nyeri 8 dari
10. Rasa sakitnya menetap
(tidak hilang timbul), lalu rasa
sakitnya bertambah ketika
tangan kanannya digerakkan.
DO:
Tampak adanya deformitas
(pemendekan tangan yang
sakit). Tampak bengkak dan
kebiruan pada tangan sebelah
kanan, kulit utuh. Tidak ada
perdarahan. Terdapat
tenderness (nyeri tekan) pada
daerah fraktur dan krepitasi
pada tangan sebelah kanan.
Tanda-tanda vital :
Blood presure : 120/70 mmHg,
Respiration : 20 x/menit,
Pulse : 80 x/menit,
Temperature : 36,40 C.
1 08.35 WITA Delegasi pemberian terapi pereda DS : -
nyeri : paracetamol 500 mg DO :
Obat masuk, reaksi alergi (-)
2 08.40 WITA - Pemberian bius Closed DS :
Reduction Local Anastesi Pasien dan keluarga pasien
- -Memfasilitasi tindakan mengatakan mengerti dengan
pemasangan gips LAC (Long penjelasan yang diberikan
Arm Cast) DO :
- Memberikan HE kepada pasien Pasien tampak meringis
dan keluarga mengenai tujuan menahan nyeri saat dilakukan
dari tindakan pemasangan gips reposisi. Gips berhasil dipasang
- Kolaborasi dengan dokter pada tangan kanan pasien.
dalam pemasangan gips (long Pasien tampak nyaman dengan
arm cast) pada tangan kanan posisi yang diberikan
pasien.
Alat dan Bahan :
1. Gips dengan jumlah dan
ukuran sesuai kebutuhan.
2. Kapas lemak/padding.
3. Baskom
4. Perlak
5. Verband

Prosedur :
1. Memindahkan pasien
keruang khusus (ruang
tindakan)
2. Memasang perlak dibawah
daerah yang akan dilakukan
gips
3. Mengisi baskom dengan air
secukupnya.
4. Membantu dokter pada saat
dilakukan pemasangan gips
5. Mengatur posisi pasien.
6. Melakukan pemeriksaan
NVD sebelum pemasangan
gips.
7. Mengangkat daerah yng
akan dipasang gips dan
posisi tersebut
dipertahankan selama
dilakukan tindakan reposisi.
8. Memasang soft band pada
lokasi pemasangan.
9. Mengukur daerah yang akan
dipasang gips.
10. Memasang gips dengan cara
memasukkan gulungan
vertical gips kedalam air.
11. Membiarkan verband gips
didalam air beberapa saat
sampai gips mengeluarkan
gelembung udara.
12. Mengangkat verband gips
dan peras sedikit.
13. Melakukan pemasangan
verband gips pada daerah
yang fraktur dengan posisi
gulungan gips terletak
disebelah luar.
14. Menghaluskan gips setelah
balutan gips dirasakan
sudah cukup.
15. Tunggu gips sampai
mengeras.
16. Kemudian mengatur posisi
pasien setelah pemasangan.
17. Membersihkan daerah di
sekitar pemasangan gips.
18. Melakukan observasi
terhadap: respon, setelah
tindakan/keluhan pasien.
19. Memeriksa NVD paska
pemasangan
20. Memindahkan pasien dari
meja pemasangan gips ke
brankar.
21. Mencatat seluruh tindakan
dalam catatan perawatan.

Hal- hal yang perlu diperhatikan :


1. Pemasangan gips tidak
boleh terlalu kencang atau
terlalu longgar
2. Neurovaskuler baik
3. Segera lapor dokter bila
ada reaksi
4. Rasa sakit pada daerah
fraktur
5. Rasa gatal
6. Rasa kesemutan
7. Tanggal pemasangan gips
harus ditulis pada gips
yang terpasang, Waktu
dan tempat berobat
selanjutnya

1,2 09.05 WITA Mempertahankan imobilisasi pada DS :


tangan kanan pasien dan
memposisikan pasien dengan Pasien mengatakan nyeri terasa
nyaman sudah berkurang dengan skala 4
(0-10)
DO :
Pasien tampak nyaman
diposisikan tidur terlentang
1 09. 10 WITA Mengajarkan teknik relaksasi DS :
nafas dalam Pasien mengatakan merasa
lebih tenang setelah melakukan
napas dalam, nyeri mereda
DO :
Pasien kooperatif dan tampak
antusias mau mengikuti
instruksi perawat.
2 09.15 WITA Membatasi ROM pasien DS :
Menganjurkan keluarga untuk Keluarga pasien mengatakan
membantu memenuhi kebutuhan akan membantu ADL pasien
ADLs pasien DO :
Pasien tampak terbaring di
tempat tidur dan ADL sebagian
tampak dibantu oleh keluarga
maupun perawat
1,2 09. 20 WITA Mengobservasi kompartemen DS :
syndrome pada tangan pasien yang Pain : Paien mengatakan nyeri
di pasang gips sudah berkurang, namun
terkadang masih terasa seperti
ditusuk-tusuk dengan skala
nyeri 3 (0-10), nyeri masih
terasa apabila tangan kananya
digerakkan. Pasien mengatakan
tidak mengalami kesemutan.

DO :
a. Pain : Nyeri berkurang pada
daerah tangan kanan.
b. Pallor : -
c. Pulselesness : -
d. Parestesia : -
e. Paralysis : -
CRT <2 detik
Jari-jari tangan dapat
digerakkan (+)
Nadi : 80 x /menit
Akral hangat dan warna kulit
normal pada daerah distal dari
fraktur.
1,2 09. 30 WITA Memberikan HE mengenai : DS:
a. Perawatan dan mobilisasi Keluarga dan pasien
yang bisa dilakukan seperti mengatakan mengerti dengan
menggerakan jari tangan penjelasan yang diberikan oleh
kanan pasca pemasangan gips, perawat
meninggikan tangan yang di DO:
gips sejajar/lebih tinggi dari Keluarga pasien tampak
jantung. mengerti dan mampu
b. Perawatan gips dan tanda mengulang apa yang sudah
infeksi seperti kemerahan, dijelaskan perawat
panas, nyeri, bengkak atau
bahkan berbau.
c. Waktu control ke poli, serta
tanda dan gejala apabila
terjadi perubahan respon
neurovascular seperti,
perubahan warna jari yang
menjadi pucat, tidak hangat,
bengkak, tidak ada sensasi
nyeri/geli/rangsangan saat
disentuh dalam keadaan mata
tertutup.
d. HE mengenai obat minum
yang perlu dikonsusmsi di
rumah yaitu Paracetamol 500
mg ( k/p )
1,2 09. 35 WITA Mengevaluasi keluhan pasien DS :
Paien mengatakan nyeri sudah
berkurang, namun terkadang
masih terasa seperti ditusuk-
tusuk dengan skala nyeri 3 (0-
10), nyeri masih terasa apabila
tangan kanannya digerakkan
DO:
Pasien sudah tampak lebih
tenang, tidak gelisah. Tidak
tampak ekspresi meringis.
Tanda-tanda vital :
Blood presure : 120/70 mmHg,
Respiration : 20 x/menit,
Pulse : 80 x/menit,
Temperature : 36,40 C.
10.00 WITA Pasien pulang
EVALUASI
No Tgl/Jam Catatan Perkembangan Paraf
Dx.
1. 1 Mei 2017 S:
pukul 10.00 Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang, namun terkadang
Wita masih terasa nyeri seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 3
(0-10), nyeri terasa apabila pasien menggerakkan tangan
kanannya
O:
Pasien sudah tampak lebih tenang (tidak gelisah)
Pasien tampak mampu mengontrol nyeri
Tidak tampak ekspresi meringis di wajah pasien
Blood presure : 120/70mmHg
Temperature : 36,4 0C
Heart rate : 80x/menit
Respiration : 20x/menit
A:
Nyeri akut
P:
Discharge planning :
- Delegatif pemberian analgetic Paracetamol 500mg
untuk mengurangi nyeri.
- Anjurkan pasien tetap menerapkan teknik relaksasi
napas dalam dirumah untuk mengurangi nyeri.

2. 1 Mei 2017 S:
pukul 10.00 Pasien mengatakan merasa nyaman setelah nyeri berkurang
Wita dengan posisi yang diberikan.
O:
- Terpasang gips pada tangan kanan
- Pasien tampak tenang dan nyaman
- ADLs pasien dibantu sebagian oleh keluarga
A:
Hambatan mobilitas fisik
P:
Discharge planning :
Memberikan HE pada pasien mengenai perawatan gips:
Hindari terkena air dan basah agar gips tidak lembab. Gips
yang lembab dapat menimbulkan gatal dan iritasi. Apabila
gatal jangan gunakan alat untuk menggaruk permukaan
kulit yang gatal. Gunakan kipas angin/hair dryer untuk
meniup bagian gips yang gatal. Jangan mengubah posisi
gips.
Pada 1-3 hari pertama setelah pemakaian gips, tempatkan
tubuh yang dibalut gips lebih tinggi daripada jantung.
Goyang goyangkan jari tangan kanan yang tidak dibalut
gips agar tidak kaku.
Hindari beban yang berat menompa gips.
Konsultasikan pada dokter apabila terjadi tanda infeksi,
dan disfungsi neurovaskular seperti, perubahan warna jari
yang menjadi pucat, tidak hangat, bengkak, tidak ada
sensasi nyeri/geli/rangsangan saat disentuh dalam keadaan
mata tertutup.

Das könnte Ihnen auch gefallen