Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Barbital adalah suatu golongan obat tidur yang mempunyai inti hasil
kondensasi ester etil dari asam dietil malonal dan ureum. Barbital barbiturate)
digunakan sebagai obat hipnotik, sedative, anti konvulsan, dan anastetik dengan
sifat non-selektif. Barbiturate bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah
larut dalam pelarut-pelarut non-polar seperti minyak dan kloroform. Karena sifat
lipofiliknya, barbiturate mudah menembus SSP (Sistem Saraf Pusat) dan daya
hipnotiknya juga diperkuat, efek hipnotik dan sedatif serta efek lainnya ditimbulkan
bila pada posisi 5 ada gugusan alkil atau aril. Dengan meningkatnya sifat lipofilik
ini maka efeknya dan lama kerjanya dipercepat. Barbital merupakan derivate dari
asam barbiturate. Asam barbiturate merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea
dengan asam malonat melalui eleminasi 2 molekul air.
Bromometri merupakan salah satu metode penentuan kadar suatu senyawa
berdasarkan atas reaksi reduksi-oksidasi baik itu dengan titrasi langsung atau tidak
langsung . Titrasi tidak langsung dimana bahan pereduksi dioksidasi terlebih dahulu
dengan larutan baku berlebih, kemudian ditambahkan indikator dan dititrasi kembali
hingga berubah warna
Barbital memiliki aktivitas farmakologis yakni sebagai hipnotik-sedativ,
dimana hipnotik artinya berhasiat menidurkan dan sedative artinya berhasiat
menenangkan juga berefektiksik jika digunakan dalam dosis tinggi yang dapat
berefek serius pada tubuh. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis dan
mengenali lebih jauh mengenai senyawa ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu barbital?
2. Apa fungsi barbital?
3. Apa efek penggunaan barbital bagi tubuh?
4. Bagaimana barbital dapat berefek toksik bagi tubuh?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi barbital.
2. Mengetahui fungsi barbital.
3. Mengetahui efek barbital pada tubuh.
4. Mengetahui mekanisme bagaimana barbital dapat berefek toksik bagi tubuh.
BAB II
ISI
A. Pengertian Barbital
Barbiturat diabsorbsi oral dan beredar luas ke seluruh tubuh. Obat tersebar
dalam tubuh dari otak sampai ke daerah splanknikus, otot skelet dan akhirnya ke
jaringan lemak. Gerakan ini penting dalam menentukan jangka waktu kerja yang
singkat dari tiopental dan derivat jangka pendek lainnya. Barbiturat dimetabolisme
dalam hati, dan metabolit yang tidak aktif dikeluarkan dalam urin (Mycek, 2001).
Barbituraat didistribusi secara luas dan dapat lewat plasenta. Barbiturat yang
sangat larut lemak, yang diguankan sebagai penginduksi anestesi, misalnya
thiopental dan metoheksital, setelah pemberian secara IV. Akan ditimbun di
jaringan lemak dan otot. Hal ini menyebabkan penurunan kadarnya dalam plasma
dan otak secara cepat, menyebabkan pasien sadar dalam waktu 5-15 menit setelah
penyuntik dengan dosis anestetik. Setelah depot lemak jenuh, terjadi redistribusi ke
aliran sistemik, akibatnya pemulihan setelah pemberian barbiturat sangat larut
lemak memerlukan waktu yang lama (Ganiswara, 2007).
D. Sifat-sifat Barbital
Sifat-sifat umum senyawa barbital antara lain :
1. Barbital mempunyai asam berbasa satu yang sangat lemah, asam barbiturate
dapat dalam bentuk keto dan bentuk enol, bentuk enol ini yang menyebabkan
bereaksi asam dan dapat diionisasi. Oleh karena itu barbital larut dalam alkali.
Tetapi garam-garam Na nya tidak stabil dalam air terutama sekali pada
pemanasan, dalam air akan terhidrolis. Oleh karena mudah terhidrolisa maka
garamnya dalam air tidak boleh disimpan lama.
2. Asam barbiturate sukar larut dalam air, mudah larut dalam eter, kloroform, dan
etil asetat
3. Mudah mengadakan sublimasi, hasil sublimasi dapat dipakai untuk
mengidentifikasi barbital, terutama jika sublimasi dalam keadaan vacuum.
4. Barbital mempunyai titik lebur yang tajam, tetapi titik lebur ini sulit digunakan
untuk identifikasi karena titik lebur tiap zat berdekatan
a. Sifat Fisika
Larut dalam 130 bagian air, dalam 13 bagian air mendidih, dalam 15 bagian
etanol (95%) P, dalam 75bagian kloroform P, dalam 35 bagian eter P dan dlam 6
bagian aseton, Jarak leburnya antara 188 dan 192.
b.Sifat Kimia
Barbiturat merupakan derivat asam barbiturate (2,4,6-trioksoheksa-
hidropirimidin). Asam barbiturate sendiri tidak menyebabkan depresi SSP, efek
hipnotik-sedatif dan efek lainnya ditimbulkan bila posisi lima ada gugus alkil atau
aril (Ganiswara, 2007).
Asam barbiturate (malonil urea) adalah hasil kondensasi asam malonat dan
urea. Asam barbiturate ini ditemukan oleh Adolp von Baeyer (1864) (Rahardjo,
2008).
E. Penggolongan Barbital
Penggolongan barbiturat disesuaikan dengan lama kerjanya, yaitu (Tadjuddin,
2001):
1. Barbiturat kerja panjang (6 jam)
Contohnya: Fenobarbital digunakan dalam pengobatan kejang
2. Barbiturat kerja singkat (3 jam)
Contohnya: Pentobarbital, Sekobarbital, dan Amobarbital yang efektif
sebagai sedatif dan hipnotik
3. Barbiturat kerja sangat singkat (1-2 jam)
Contohnya: Tiopental, yang digunakan untuk induksi intravena anestesia.
Efek Barbiturat
1. Pada Sistem Saraf Pusat
Barbiturat menimbulkan semua tingkat depresi mulai dari sedasi ringan
sampai koma. Tingkat depresi tergantung pada jenis barbiturat, dosis yang sampai
ke SSP, cara pemberian, tingkat kepekaan SSP pada waktu pemberian obat, dan ada
tidaknya toleransi.
Seluruh SSP dipengaruhi barbiturat, tetapi yang paling peka adalah korteks
serebri dan sistem retikular. Pada dosis sedatif sudah terjadi depresi daerah motoris
dan sensoris korteks. Yang relatif kebal terhadap barbiturat adalah vasomotor dan
pusat pernapasan di medula oblongata.
2. Sistem Kardiovaskular
Menurunkan tekanan darah dan cardiac output, dan dapat meningkatkan
frekwensi jantung, penurunan tekanan darah sangat tergantung dari konsentrasi obat
Dalam plasma. Hal ini disebabkan karena efek depresinya pada otot jantung,
sehingga curah jantung turun, dan dilatasi pembuluh darah. Iritabilitas otot jantung
tidak terpengaruh, tetapi bisa menimbulkan disritmia bila terjadi resistensi Co2 atau
hipoksia. Penurunan tekanan darah yang bersifat ringan akan pulih normal dalam
beberapa menit tetapi bila obat disuntik secara cepat atau dosisnya tinggi dapat
terjadi hipotensi yang berat. Hal ini terutama akibat dilatasi pembuluh darah karena
depresi pusat vasomotor. Dilain pihak turunnya tekanan darah juga dapat terjadi
oleh karena efek depresi langsung obat pada miokard.
3. Sistem Pernafasan
Dosis hipnotik menyebabkan depresi respirasi yang ringan, sementara pada
dosis yang lebih besar, dapat terjadi intoksikasi, yang menekan pusat pernapasan
(medulla oblongata), sehingga respon terhadap CO2 berkurang, dan mengakibatkan
ventilasi paru berkurang. Keadaan ini menyebabkan pengeluaran CO2 dan
pemasukan O2 berkurang, sehingga terjadilah hipoksia.
Selain pusat pernapasan, respirasi juga terganggu oleh :
a. Edema pulmonum terutama terjadi dengan barbiturat kerja singkat.
b. Pneumonia hipostatik terutama dengan barbiturat kerja lama.
c. Hiper-refleksia N. vagus yang bisa menyebabkan singulus, batuk, spasme bronkus
dan laringospasme. Ini sering terjadi pada anastesia bila tidak diberikan
pramedikasi sulfas atropin atau skopolamin.
4. Saluran Cerna
Tonus dan amplitudo pergerakan otot usus berkurang sedikit karena barbiturat.
Sekresi lambung hanya sedikit berkurang.
5. Ginjal
Barbiturat tidak mempunyai efek buruk terhadap ginjal yang sehat. Namun Oliguri
dan anuria dapat terjadi pada keracunan akut barbiturat terutama akibat hipotensi
yang nyata.
6. Hati
Pada dosis terapi, barbiturat tidak mengganggu fungsi hepar yang normal. Namun
dapat terjadi kerusakan hepar yang hebat dan disertai dengan dermatitis serta gejala
alergi lainnya pada penderita hipersensitif.
Efek samping
Metode asidi-alkalimetri
Semua barbiturat dapat ditetapkan sebagai asam berbasa satu. Titrasi dalam
air dihindarkan karena sifat keasamannya yang lemah dan kelarutannya dalam air
yang kecil. Oleh karena itu titrasi dilakukan dengan pelarut campuran air-
alkohol. Titrasi yang paling cocok untuk barbiturat dilakukan dalam suasana
bebas air. Natrium barbiturat juga dapat ditetapkan secara TBA.
Metode argentometri
Dalam suasana basa barbiturat dengan perak nitrat membentuk garam yang
tak larut. Reaksi yang terjadi tergantung suasana larutannya. Penetapan kadar
secara potensiometri akan didapat hasil yang lebih tepat dan teliti, dengan
elektroda baku perak-perak klorida dan elektroda penunjuk perak.
Modifikasi dari metode Budde telah dilakukan oleh Schulek dan Rozsa
dengan melarutkan sampel dalam larutan Natrium Tetraborat 5% dan dititrasi
dengan perak nitrat 0,1 N dengan menggunakan indikator kalium kromat. Reaksi
pada metode modifikasi ini hanya terjadi pada barbiturat yang kedua atom
nitrogennya tidak
J. Gejala overdosis
Fenobarbital menyebabkan "depresi" dari sistem tubuh, terutama system saraf
pusat dan sistem saraf perifer , dengan demikian, karakteristik utama dari overdosis
fenobarbital adalah "perlambatan" fungsi tubuh, termasuk penurunan kesadaran
(bahkan koma), bradikardia , bradypnea , hipotermia , dan hipotensi (dalam
overdosis besar). Overdosis juga dapat menyebabkan edema paru dan gagal ginjal
akut sebagai akibat dari syok dan dapat mengakibatkan kematian.
K.Pengobatan overdosis
Pengobatan overdosis fenobarbital mendukung, dan terdiri terutama dalam
pemeliharaan saluran napas patensi (melalui intubasi endotrakea dan ventilasi
mekanis), koreksi bradikardia dan hipotensi (dengan cairan intravena dan
vasopressor , jika perlu) dan penghapusan obat sebanyak mungkin dari tubuh.
Tergantung pada berapa banyak waktu telah berlalu sejak menelan obat, ini dapat
dilakukan melalui lavage lambung (perut pemompaan) atau penggunaan arang aktif.
Hemodialisis efektif dalam menghilangkan fenobarbital dari tubuh, dan dapat
mengurangi waktu paruhnya hingga 90%. Tidak ada obat penawar khusus untuk
keracunan barbiturat.
B. Saran
Kami mengaharap dan menghimbau kepada para pembaca apabila ada
kesalahan atau kekeliruan baik kata-kata atau penyusunan agar memberikan saran
dan kritik yang bisa mengubah penulis kearah yang lebih baik dalam penulisan
makalah selanjutnya
Daftar Pustaka
https://toksikologi519.wordpress.com/2014/12/28/barbiturat/
http://documents.tips/documents/barbital-ika.html
http://dokumen.tips/documents/luminal-mkalah.html