Sie sind auf Seite 1von 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Barbital adalah suatu golongan obat tidur yang mempunyai inti hasil
kondensasi ester etil dari asam dietil malonal dan ureum. Barbital barbiturate)
digunakan sebagai obat hipnotik, sedative, anti konvulsan, dan anastetik dengan
sifat non-selektif. Barbiturate bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah
larut dalam pelarut-pelarut non-polar seperti minyak dan kloroform. Karena sifat
lipofiliknya, barbiturate mudah menembus SSP (Sistem Saraf Pusat) dan daya
hipnotiknya juga diperkuat, efek hipnotik dan sedatif serta efek lainnya ditimbulkan
bila pada posisi 5 ada gugusan alkil atau aril. Dengan meningkatnya sifat lipofilik
ini maka efeknya dan lama kerjanya dipercepat. Barbital merupakan derivate dari
asam barbiturate. Asam barbiturate merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea
dengan asam malonat melalui eleminasi 2 molekul air.
Bromometri merupakan salah satu metode penentuan kadar suatu senyawa
berdasarkan atas reaksi reduksi-oksidasi baik itu dengan titrasi langsung atau tidak
langsung . Titrasi tidak langsung dimana bahan pereduksi dioksidasi terlebih dahulu
dengan larutan baku berlebih, kemudian ditambahkan indikator dan dititrasi kembali
hingga berubah warna
Barbital memiliki aktivitas farmakologis yakni sebagai hipnotik-sedativ,
dimana hipnotik artinya berhasiat menidurkan dan sedative artinya berhasiat
menenangkan juga berefektiksik jika digunakan dalam dosis tinggi yang dapat
berefek serius pada tubuh. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis dan
mengenali lebih jauh mengenai senyawa ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu barbital?
2. Apa fungsi barbital?
3. Apa efek penggunaan barbital bagi tubuh?
4. Bagaimana barbital dapat berefek toksik bagi tubuh?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi barbital.
2. Mengetahui fungsi barbital.
3. Mengetahui efek barbital pada tubuh.
4. Mengetahui mekanisme bagaimana barbital dapat berefek toksik bagi tubuh.
BAB II

ISI

A. Pengertian Barbital

Asam Barbiturat adalah zat induk barbital-barbital yang sendirinya tidak


bersisat hipnotik. Sifat ini baru nampak jika atom-atom hydrogen pada atom C 5
dari inti pirimidinnya digantikan oleh gugusan alkil atau aril.
Barbital-barbital semuanya bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah
dalam pelarut-pelarut non polar seperti minyak, kloroform dan sebagainya. Sifat
lipofil ini dimiliki oleh kebanyakan obat yang mampu menekan ssp. Dengan
meningkatnya sifat lipofil ini, misaInya dengan mengganti atom oksigen pada atom
C 2 menjadi atom belerang, maka efeknya dan lama kerjanya dipercepat, dan
seringkali daya hipnotiknya diperkuat pula.
Secara kimia, barbiturat merupakan derivat asam barbiturat. Asam barbiturat
(2,4,6-trioksoheksahidropirirmidin) merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea
dengan asam malonat melalui eliminasi 2 molekul air.
Barbital adalah suatu golongan obat tidur yang mempunyai inti hasil
kondensasi ester etil dari asam dietilmalonal dan ureum. Barbital (barbiturat)
digunakan sebagai obat hipnotik, sedative, antikonvulsan, dan anastetik dengan sifat
nonselektif. Barbiturat bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah dalam
pelarut-pelarut nonpolar seperti minyak dan kloroform. Karena sifat lipofiliknya,
barbiturat mudah menembus SSP dan daya hipnotiknya juga diperkuat. Dengan
meningkatnya sifat lipofilik ini maka efeknya dan lama kerjanya dipercepat. Mereka
memiliki potensi kecanduan, baik fisik dan psikologis. Rumus molekul barbital
adalah C8H12
Barbiturat selama beberapa saat telah digunakan secara ekstensif sebagai
hipnotik dan sedatif. Namun sekarang kecuali untuk beberapa penggunaan yang
spesifik, barbiturat telah banyak digantikan oleh benzodiazepin yang lebih aman
Digantikan oleh benzodiazepin dalam praktek medis rutin - misalnya, dalam
pengobatan kecemasan dan insomnia - terutama karena benzodiazepin secara
signifikan kurang berbahaya di overdosis. Namun, barbiturat masih digunakan
dalam anestesi umum, serta untuk epilepsi. Barbiturat adalah turunan dari asam
barbiturate.
Rumus kimia secara umum serta rumus barbiturate dapat dilihat : (Lund,1994).

Barbiturat diklasifikasikan sebagai ultrashort-, pendek, menengah, dan long-


acting, tergantung pada seberapa cepat mereka bertindak dan berapa lama efek
mereka terakhir. Barbiturat masih banyak digunakan dalam anestesi bedah, terutama
untuk menginduksi anestesi, meskipun menggunakan mereka selama induksi
anestesi sebagian besar telah digantikan oleh propofol. Ultrashort barbiturat seperti
thiopental (Pentothal) menghasilkan ketidaksadaran dalam waktu sekitar satu menit
intravena (IV) injeksi.
Indikasi : hipnotik sedatif (senyawa yang menyebabkan tenang (sedasi) dan
hipnotik (kantuk), digunakan untuk terapi darurat kejang, seperti tetanus, eklamsia,
status epilepsi, pendarahan serebral, dan keracunan konvulsan;
Kontraindikasi : tidak boleh diberikan pada pasien alergi barbiturat, penyakit
hati atau ginjal, hipoksia, dan penyakit parkinson. Juga tidak boleh diberikan kepada
pasien psikoneuritik tertentu, karena dapat menambah kebingungan di malam
hari,yang terjadi pada pasien usia lanjut.
B. Parameter farmakokinetik

Barbiturat diabsorbsi oral dan beredar luas ke seluruh tubuh. Obat tersebar
dalam tubuh dari otak sampai ke daerah splanknikus, otot skelet dan akhirnya ke
jaringan lemak. Gerakan ini penting dalam menentukan jangka waktu kerja yang
singkat dari tiopental dan derivat jangka pendek lainnya. Barbiturat dimetabolisme
dalam hati, dan metabolit yang tidak aktif dikeluarkan dalam urin (Mycek, 2001).

Hipnotik-sedatif barbiturat yang biasanya diberikan secara oral diabsorbsi cepat


dan sempurna. Barbiturat bentuk garam natriumnya diabsorbsi lebih cepat dari pada
bentuk asam bebasnya, terutama bila diberikan sebagai sediaan cair. Mula kerja
bervariasi antara 10-60 menit, bergantung kepada zat serta bentuk formulasinya, dan
dihambat oleh adanya makanan di lambung. Secara suntikan IV, barbiturat
digunakan untuk mengatasi status epilepsi, dan menginduksi serta mempertahankan
anestesi umum (Ganiswara, 2007).

Barbituraat didistribusi secara luas dan dapat lewat plasenta. Barbiturat yang
sangat larut lemak, yang diguankan sebagai penginduksi anestesi, misalnya
thiopental dan metoheksital, setelah pemberian secara IV. Akan ditimbun di
jaringan lemak dan otot. Hal ini menyebabkan penurunan kadarnya dalam plasma
dan otak secara cepat, menyebabkan pasien sadar dalam waktu 5-15 menit setelah
penyuntik dengan dosis anestetik. Setelah depot lemak jenuh, terjadi redistribusi ke
aliran sistemik, akibatnya pemulihan setelah pemberian barbiturat sangat larut
lemak memerlukan waktu yang lama (Ganiswara, 2007).

Kira-kira 25% fenobarbital dan hampir semua aprobarbital diekskresi ke dalam


urin dalam bentuk utuh. Ekskresinya dapat ditingkatkan dengan diuresis osmotik
dan/atau alkalinasi urin (Gunawan, 2007).
C. Fungsi Barbital
Obat ini digunakan untuk menyiapkan pasien untuk pembedahan; anestesi
umum lain seperti sevofluran atau isoflurane kemudian digunakan untuk menjaga
pasien dari bangun sebelum operasi selesai. Karena thiopental dan lainnya
ultrashort-akting barbiturat biasanya digunakan dalam pengaturan rumah sakit,
mereka tidak sangat mungkin untuk disalahgunakan, mencatat DEA.
Fenobarbital digunakan sebagai antikonvulsan untuk orang yang menderita
gangguan kejang seperti kejang demam, kejang tonik-klonik, status epileptikus, dan
eklampsia. Long-acting barbiturat berlaku dalam satu hingga dua jam dan terakhir
12 jam atau lebih.
Thiopental, ultra-pendek bertindak barbiturat yang dipasarkan dengan nama
Sodium Pentothal, kadang-kadang digunakan sebagai "serum kebenaran". Bila
dilarutkan dalam air, dapat ditelan atau diberikan melalui suntikan intravena. Obat
sendiri tidak memaksa orang untuk mengatakan yang sebenarnya, tetapi
diperkirakan penurunan hambatan, membuat subjek lebih mungkin tertangkap basah
saat ditanyai.

D. Sifat-sifat Barbital
Sifat-sifat umum senyawa barbital antara lain :
1. Barbital mempunyai asam berbasa satu yang sangat lemah, asam barbiturate
dapat dalam bentuk keto dan bentuk enol, bentuk enol ini yang menyebabkan
bereaksi asam dan dapat diionisasi. Oleh karena itu barbital larut dalam alkali.
Tetapi garam-garam Na nya tidak stabil dalam air terutama sekali pada
pemanasan, dalam air akan terhidrolis. Oleh karena mudah terhidrolisa maka
garamnya dalam air tidak boleh disimpan lama.
2. Asam barbiturate sukar larut dalam air, mudah larut dalam eter, kloroform, dan
etil asetat
3. Mudah mengadakan sublimasi, hasil sublimasi dapat dipakai untuk
mengidentifikasi barbital, terutama jika sublimasi dalam keadaan vacuum.
4. Barbital mempunyai titik lebur yang tajam, tetapi titik lebur ini sulit digunakan
untuk identifikasi karena titik lebur tiap zat berdekatan

Sifat fisika kimia barbiturat

a. Sifat Fisika
Larut dalam 130 bagian air, dalam 13 bagian air mendidih, dalam 15 bagian
etanol (95%) P, dalam 75bagian kloroform P, dalam 35 bagian eter P dan dlam 6
bagian aseton, Jarak leburnya antara 188 dan 192.

b.Sifat Kimia
Barbiturat merupakan derivat asam barbiturate (2,4,6-trioksoheksa-
hidropirimidin). Asam barbiturate sendiri tidak menyebabkan depresi SSP, efek
hipnotik-sedatif dan efek lainnya ditimbulkan bila posisi lima ada gugus alkil atau
aril (Ganiswara, 2007).

Asam barbiturate (malonil urea) adalah hasil kondensasi asam malonat dan
urea. Asam barbiturate ini ditemukan oleh Adolp von Baeyer (1864) (Rahardjo,
2008).

E. Penggolongan Barbital
Penggolongan barbiturat disesuaikan dengan lama kerjanya, yaitu (Tadjuddin,
2001):
1. Barbiturat kerja panjang (6 jam)
Contohnya: Fenobarbital digunakan dalam pengobatan kejang
2. Barbiturat kerja singkat (3 jam)
Contohnya: Pentobarbital, Sekobarbital, dan Amobarbital yang efektif
sebagai sedatif dan hipnotik
3. Barbiturat kerja sangat singkat (1-2 jam)
Contohnya: Tiopental, yang digunakan untuk induksi intravena anestesia.

F. Overdosis Barbiturat dan Efek pada Tubuh


Gejala overdosis biasanya mencakup kelesuan, inkoordinasi, kesulitan dalam
berpikir, kelambatan berbicara, penilaian yang salah, mengantuk, pernapasan
dangkal, mengejutkan, dan dalam kasus yang parah koma dan kematian. Dosis
mematikan barbiturat sangat bervariasi, jumlah 1g dalam dosis oral dapat sangat
beracun dengan dosis dari 2g sampai 10g yang umumnya fatal tergantung pada
tingkat toleransi.
Dosis yang tinggi dapat menyebabkan pingsan, masalah pernapasan dan
kematian. Kematian akibat overdosis merupakan bahaya yang sangat nyata, karena
dosis yang berbahaya takarannya sangat dekat dengan dosis normal yang aman.
Kemungkinan overdosis lebih meningkat lagi bila barbiturat dikonsumsi bersamaan
dengan alkohol. Risiko penggunaan barbiturat juga meningkat bila obat tersebut
disuntikkan.
Gejala-gejala keracunan barbiturat termasuk depresi pernapasan, menurunkan
tekanan darah, kelelahan, demam, kegembiraan yang tidak biasa, iritabilitas, pusing,
konsentrasi yang buruk, sedasi, kebingungan, gangguan koordinasi, gangguan
penilaian, kecanduan, dan pernapasan, yang dapat menyebabkan kematian.

Efek Barbiturat
1. Pada Sistem Saraf Pusat
Barbiturat menimbulkan semua tingkat depresi mulai dari sedasi ringan
sampai koma. Tingkat depresi tergantung pada jenis barbiturat, dosis yang sampai
ke SSP, cara pemberian, tingkat kepekaan SSP pada waktu pemberian obat, dan ada
tidaknya toleransi.
Seluruh SSP dipengaruhi barbiturat, tetapi yang paling peka adalah korteks
serebri dan sistem retikular. Pada dosis sedatif sudah terjadi depresi daerah motoris
dan sensoris korteks. Yang relatif kebal terhadap barbiturat adalah vasomotor dan
pusat pernapasan di medula oblongata.

2. Sistem Kardiovaskular
Menurunkan tekanan darah dan cardiac output, dan dapat meningkatkan
frekwensi jantung, penurunan tekanan darah sangat tergantung dari konsentrasi obat
Dalam plasma. Hal ini disebabkan karena efek depresinya pada otot jantung,
sehingga curah jantung turun, dan dilatasi pembuluh darah. Iritabilitas otot jantung
tidak terpengaruh, tetapi bisa menimbulkan disritmia bila terjadi resistensi Co2 atau
hipoksia. Penurunan tekanan darah yang bersifat ringan akan pulih normal dalam
beberapa menit tetapi bila obat disuntik secara cepat atau dosisnya tinggi dapat
terjadi hipotensi yang berat. Hal ini terutama akibat dilatasi pembuluh darah karena
depresi pusat vasomotor. Dilain pihak turunnya tekanan darah juga dapat terjadi
oleh karena efek depresi langsung obat pada miokard.

3. Sistem Pernafasan
Dosis hipnotik menyebabkan depresi respirasi yang ringan, sementara pada
dosis yang lebih besar, dapat terjadi intoksikasi, yang menekan pusat pernapasan
(medulla oblongata), sehingga respon terhadap CO2 berkurang, dan mengakibatkan
ventilasi paru berkurang. Keadaan ini menyebabkan pengeluaran CO2 dan
pemasukan O2 berkurang, sehingga terjadilah hipoksia.
Selain pusat pernapasan, respirasi juga terganggu oleh :
a. Edema pulmonum terutama terjadi dengan barbiturat kerja singkat.
b. Pneumonia hipostatik terutama dengan barbiturat kerja lama.
c. Hiper-refleksia N. vagus yang bisa menyebabkan singulus, batuk, spasme bronkus
dan laringospasme. Ini sering terjadi pada anastesia bila tidak diberikan
pramedikasi sulfas atropin atau skopolamin.

4. Saluran Cerna
Tonus dan amplitudo pergerakan otot usus berkurang sedikit karena barbiturat.
Sekresi lambung hanya sedikit berkurang.

5. Ginjal
Barbiturat tidak mempunyai efek buruk terhadap ginjal yang sehat. Namun Oliguri
dan anuria dapat terjadi pada keracunan akut barbiturat terutama akibat hipotensi
yang nyata.
6. Hati
Pada dosis terapi, barbiturat tidak mengganggu fungsi hepar yang normal. Namun
dapat terjadi kerusakan hepar yang hebat dan disertai dengan dermatitis serta gejala
alergi lainnya pada penderita hipersensitif.

Efek samping

1. SSP : barbiturat menyebabkan mengantuk, konsentrasi terganggu dan kelesuan


mental dan fisik.
2. Hangover obat : barbiturata dalam dosis hipnotik menimbulkan perasaan lesu
setelah pasien bangun kembali. Hangover menyebabkan beberapa fungsi tubuh
yang normal terganggu beberapa jam setelah pasien terbangun. Kadang-kadang
dapat terjadi mual dan pusing.
3. Perhatian : seperti telah dikemukakan di atas, barbiturat memacu sistem P-450
dan karena itu menurunkan efek obat yang dimetabolisme oleh enzim hati ini.
barbiturat meningkatkan sintesis porfirin dan merupakan kontraindikasi pada
pasien dengan porfiria intermiten kuat.
4. Ketergantungan : penghentian barbiturat secara mendadak menyebabkan tremor,
ansietas, lemah, gelisah, mual dan muntah, kejang, delirium dan jantung berhenti.
Gejala putus obat lebih berat jika dibandingkan opiat dan dapat emnimbulka
kematian.
5. Keracunan : dalam beberapa dasawarsa belakangan ini telah terjadi keracunan
berbiturat pada beberapa pengguna dan menyebabkan kamatian akibat overdosis.
Terjadi depresi pernapasan yang hebat bersamaan dengan depresi kardiovaskular
pusat, menimbulkan syok dengan pernapasan dangkal dan lambat. Pengobatan
dilakukan seperti respirasi artifisial dan kurasan isi lambung jika obat baru saja
diminum. Hemodialisis mungkin diperlukan jika obat yang diminum cukup
banyak. Alkalinisasi urin sering membantu pengeluaran fenobarbital.
G. Contoh Barbiturat

H. MetodePenetapan Kadar Barbiturat


Metode penetapan kadar barbiturat dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara
lain :
Metode spektrofotometri untuk tablet
Pengukuran absorbansi barbiturat pada daerah ultraviolet dapat dilakukan
dengan beberapa cara. Barbiturat dapat dilarutkan dalam basa kuat dan
pengukuran dilakukan pada A max 255 nm. Metode ini spesifik jika spektra dari
senyawa penganggu tidak peka terhadap perubahan pH. Pengukuran pada 260
nm lebih baik karena menghilangkan gangguan yang disebabkan oleh hasil
peruraiannya.

Metode kolorimetri dengan garam kobalt


Reaksi parri dapat digunakan sebagai dasar analisis kuantitatif.

Metode asidi-alkalimetri
Semua barbiturat dapat ditetapkan sebagai asam berbasa satu. Titrasi dalam
air dihindarkan karena sifat keasamannya yang lemah dan kelarutannya dalam air
yang kecil. Oleh karena itu titrasi dilakukan dengan pelarut campuran air-
alkohol. Titrasi yang paling cocok untuk barbiturat dilakukan dalam suasana
bebas air. Natrium barbiturat juga dapat ditetapkan secara TBA.

Metode argentometri
Dalam suasana basa barbiturat dengan perak nitrat membentuk garam yang
tak larut. Reaksi yang terjadi tergantung suasana larutannya. Penetapan kadar
secara potensiometri akan didapat hasil yang lebih tepat dan teliti, dengan
elektroda baku perak-perak klorida dan elektroda penunjuk perak.
Modifikasi dari metode Budde telah dilakukan oleh Schulek dan Rozsa
dengan melarutkan sampel dalam larutan Natrium Tetraborat 5% dan dititrasi
dengan perak nitrat 0,1 N dengan menggunakan indikator kalium kromat. Reaksi
pada metode modifikasi ini hanya terjadi pada barbiturat yang kedua atom
nitrogennya tidak

Metode bromometri untuk gugus yang tidak jenuh


Beberapa barbiturat mempunyai substituen pada kedudukan 5 yang merupakan
gugus yang tidak jenuh, seperti dial. Gugus ini dapat dititrasi kuantitatif dengan brom.
I. Mekanisme Barbital Berefek Toksik Di Dalam Tubuh
Intoksisitas barbiturat saat ini sudah menurun secara nyata, terutama
disebabkan penurunan secara nyata, terutama disebabkan penurunan pemakaian
obat ini sebagai hipnotik-sedatif. Namun intoksikasi barbiturat merupakan persoalan
klinik yang serius ; kematian terjadi pada beberapa kasus intoksikasi. Penyebab
intoksikasi barbiturat antara lain karena percobaan bunuh diri, kelalaian, kecelakaan
pada anak-anak atau pada penyalahgunaan obat. Dosis letal barbiturat sangat
bervariasi, bergantung kepada banyak faktor, tapi keracunan berat terjadi bila lebih
dari 10 kali dosis hipnotik dimakan sekaligus. Bila alkohol atau depresan SSP lain
juga ada, kadar barbiturat yang dapat menyebabkan kematian akan lebih rendah
(Ganiswara, 2007).

Gejala simtomatik keracunan barbiturat ditunjukkan terutama terhadap sistem


SSP dan kardiovaskular. Pada keracunan berat, pasien mengalami koma; pernapasan
dipengaruhi lebih awal. Refleks dalam mungkin tetap ada selama beberapa waktu
setelah ppasien koma. Gejala Babinski sering kali positif. Pupil mata mungkin
konstriksi dan bereaksi terhadap cahaya, tapi pada akhir keracunan akan terjadi
dilatasi paralitik hipoksia. Gejala intoksikasi akut yang berbahaya ialah depresi
napas berat, tekaanan darah yang turun rendah sekali, oligouri dan anuria, dan
pneumonia hipostatik. Tidak jarang pasien intoksikasi barbiturat mengalami
nekrosis kelenjar keringat dan bula dikulit (Ganiswara, 2007).

J. Gejala overdosis
Fenobarbital menyebabkan "depresi" dari sistem tubuh, terutama system saraf
pusat dan sistem saraf perifer , dengan demikian, karakteristik utama dari overdosis
fenobarbital adalah "perlambatan" fungsi tubuh, termasuk penurunan kesadaran
(bahkan koma), bradikardia , bradypnea , hipotermia , dan hipotensi (dalam
overdosis besar). Overdosis juga dapat menyebabkan edema paru dan gagal ginjal
akut sebagai akibat dari syok dan dapat mengakibatkan kematian.
K.Pengobatan overdosis
Pengobatan overdosis fenobarbital mendukung, dan terdiri terutama dalam
pemeliharaan saluran napas patensi (melalui intubasi endotrakea dan ventilasi
mekanis), koreksi bradikardia dan hipotensi (dengan cairan intravena dan
vasopressor , jika perlu) dan penghapusan obat sebanyak mungkin dari tubuh.
Tergantung pada berapa banyak waktu telah berlalu sejak menelan obat, ini dapat
dilakukan melalui lavage lambung (perut pemompaan) atau penggunaan arang aktif.
Hemodialisis efektif dalam menghilangkan fenobarbital dari tubuh, dan dapat
mengurangi waktu paruhnya hingga 90%. Tidak ada obat penawar khusus untuk
keracunan barbiturat.

Contoh Luka Intrasel akibat barbital dan mekanismenya

Contoh Luka Ekstrasel akibat barbital dan mekanismenya

Wujud Toksik Biokimia Barbital


Wujud Toksik Fisiologi Barbital
Wujud Toksik Fisiologi Struktural
Contoh Induktor Enzim dan Efeknya Bagi Toksisitas Obat lain
Contoh Inhibitor Enzim dan Efeknya Bagi Toksisitas Obat lain
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Barbital adalah suatu golongan obat tidur yang mempunya inti hasil
kondensasi ester etil dari asam dietil malonal dan ureum. Barbital barbiturate)
digunakan sebagai obat hipnotik, sedative, anti konvulsan, dan anastetik dengan
sifat non-selektif. Barbiturate bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah
larut dalam pelarut-pelarut non-polar seperti minyak dan kloroform. Karena sifat
lipofiliknya, barbiturate mudah menembus SSP dan daya hipnotiknya juga
diperkuat. Dengan meningkatnya sifat lipofilik ini maka efeknya dan lama kerjanya
dipercepat. Barbital merupakan derivate dari asam barbiturate. Asam barbiturate
merupakan hasil reaksi kondensasi anatara urea dengan asam malonat melalui
eleminasi 2 molekul air.

B. Saran
Kami mengaharap dan menghimbau kepada para pembaca apabila ada
kesalahan atau kekeliruan baik kata-kata atau penyusunan agar memberikan saran
dan kritik yang bisa mengubah penulis kearah yang lebih baik dalam penulisan
makalah selanjutnya

Daftar Pustaka
https://toksikologi519.wordpress.com/2014/12/28/barbiturat/
http://documents.tips/documents/barbital-ika.html
http://dokumen.tips/documents/luminal-mkalah.html

Das könnte Ihnen auch gefallen