Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BLOK 4.2
VISI
MISI
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan berkualitas yang
menghasilkan tenaga dokter yang profesional
2. Melaksanakan penelitian dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan
Kedokteran yang sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Kedokteran terutama dibidang penyakit tidak menular
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat yang berkualitas berdasarkan
perkembangan ilmu kedokteran terkini terutama dibidang penyakit tidak
menular dengan melibatkan peran serta masyarakat
Tim Penyusun
Kontributor
LEMBAR PENGESAHAN
Dr. dr. Rika Susanti, Sp.F Dr.dr. Aisyah Elliyanti, Sp.KN, M.Kes
NIP.197607312002122001 NIP. 196903071996012001
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Terima kasih, kami sampaikan kepada semua pengelola blok dan para
kontributor yang telah membantu penyusunan buku panduan ini. Mudah-
mudahan buku panduan ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dari buku panduan ini, untuk itu kritik
dan saran yang membangun sangat kami perlukan.
Wassalamualaikum Wr Wb.
DAFTAR ISI
Visi dan misi Program Studi Profesi Dokter FK UNAND i
Tim penyusun buku blok dan kontributor ii
Halaman pengesahan iii
Kata pengantar iv
Daftar isi v
Daftar lampiran vi
Pendahuluan 1
Karakteristik mahasiswa 2
Metode pembelajaran 3
Metode evaluasi 5
Daftar topik kuliah pengantar 7
Daftar topik praktikum 9
Jadwal Kegiatan akademik 10
Daftar Referensi 15
Lingkup Bahasan 16
Daftar Penyakit 17
Pohon topik 19
Modul 1. Skenario 1 : Yang Membiusku 20
Modul 2. Skenario 2 : Kasus Emergensi di Puskesmas 21
Modul 3. Skenario 3 : Pengalaman Dokter Puskesmas 22
Modul 4. Skenario 4 : Goncangan di bulan September 23
Modul 5. Skenario 5 : Apakah Dokter Malpraktek? 24
Modul 6. Skenario 6 : Crime Scene Investigation 25
Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
PENDAHULUAN
Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
bermutu khususnya di bidang gawat darurat dalam memasuki era globalisasi dan pasar
bebas perlu mendapat perhatian dari unit-unit pelayanan kesehatan termasuk institusi
Pendidikan Kedokteran dengan meningkatkan profesionalisme petugas kesehatan.
Prinsip pada penanganan penderita gawat darurat harus cepat, tepat dan harus
dilakukan segera oleh setiap orang yang pertama menemukan/mengetahui (orang awam,
perawat, para medis, dokter), baik di dalam maupun di luar rumah sakit karena kejadian ini
dapat terjadi setiap saat dan menimpa siapa saja.
Tindakan gawat darurat harus sesuai aspek legal. Tenaga medis atau dokter yang
membantu korban dalam situasi emergensi harus menyadari konsekuensi hukum yang
dapat terjadi sebagai akibat dari tindakan yang mereka berikan. Untuk itu pengetahuan
kegawatdaruratan dan medikolegal pasien penting dipelajari dan dikuasai. Pengetahuan
medis teknis yang harus diketahui adalah mengenal ancaman kematian yang disebabkan
oleh adanya gangguan jalan napas, gangguan fungsi pernapasan/ventilasi dan gangguan
sirkulasi darah dalam tubuh.
Indonesia merupakan daerah rawan bencana, baik bencana alam maupun bencana
non alam atau buatan manusia. Penanganan korban bencana melibatkan berbagai macam
pihak. Identfikasi korban mati merupakan salah satu kegiatan utama penanganan korban
mati akibat bencana yang memerlukan keterlibatan dokter, khususnya dokter yang memiliki
keahlian dalam bidang identifikasi seperti antropologi, odontologi, DNA dan forensik.
KARAKTERISTIK MAHASISWA
Mahasiswa yang dapat mengikuti Blok Kegawatdaruratan Dan Medikolegal ini adalah
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Angkatan 2014 yang berkaitan dengan
blok 2.2, 2.3, 2.4, 2.5, 2.6, 3.1, 3.2, 3.3 , 3.5, 3.6 yaitu :
METODE PEMBELAJARAN
1. Tutorial.
Diskusi kelompok kecil yang difasilitasi oleh seorang tutor dijadwalkan dua kali
seminggu dengan menggunakan metode seven jumps. Jika berhalangan hadir
karena sesuatu hal, mahasiswa yang bersangkutan harus menginformasikan kepada
tutor dalam waktu 2 x 24 jam. Setiap kelompok wajib membuat laporan tutorial
kelompok dalam bentuk cetak diserahkan pada bagian akademik melalui tutor,
sedangkan dalam bentuk softcopy dikirimkan ke email koordinator blok 4.2 :
Blok422017@gmail.com sebelum tutorial hari pertama minggu berikutnya.
2. Kuliah Pengantar
Kuliah yang diberikan oleh dosen, yang bertujuan untuk memberikan pedoman
kepada mahasiswa dalam mempelajari suatu topik.
6. Diskusi pleno
Kegiatan ini merupakan diskusi kelas besar, diawalidengan presentasi oleh dua
kelompok yang dipilih secara acak, dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab
antara mahasiswa peserta diskusi dengan kelompok penyaji. Terakhir tanggapan dari
narasumber yang hadir. Tujuan kegiatan ini adalah membandingkan pencapaian
antar kelompok dan sharing antar kelompok. Power point untuk diskusi pleno
disiapkan oleh semua kelompok dan dikirimkan sebelum diskusi pleno ke email
koordinator blok 2.6.
7. Skills lab.
Kegiatan untuk mendapatkan keterampilan medik, mulai dari komunikasi,
keterampilan laboratorium, keterampilan prosedural dan keterampilan klinik
EVALUASI MAHASISWA
A. Komponen penilaian
NO KOMPONEN BOBOT
1 Ujian Tulis (MCQ, PAQ) 60%
2 Nilai Praktikum 10%
3 Penilaian Tutorial 30%
C. Ujian Remedial
1. Apabila tidak lulus dalam ujian tulis (nilai<55), mahasiswa mendapat kesempatan
untuk ujian remedial satu kali pada akhir semester yang bersangkutan. Jika masih
gagal, mahasiswa yang bersangkutan harus mengulang blok.
2. Ujian tulis remedial dapat diikuti oleh mahasiswa yang mendapatkan nilai 55-
69, dengan catatan telah mendaftarkan diri pada bagian akademik
3. Nilai yang diambil adalah nilai yang terbaik
4. Nilai akhir tertinggi yang dapat diraih mahasiswa setelah remedial adalah 75
1. Peraturan nasional dan internasional yang KP 4.2.4.1 Ali Akbar, SKM, MKes
terkait dengan penanggulangan bencana
4 terutama bidang kesehatan
5. Alur teknologi informasi dan komunikasi KP 4.2.4.5 dr. Syaiful Saanin, SpBS
bencana
6. Kebijakan dan manajemen SDM, logistik KP 4.2.4.6 Ali Akbar, SKM, MKes
dan obat bencana
2. Peran dan Fungsi Komite Medik Rumah KP 4.2.5.2 dr. Yan Edward, Sp.THT-
Sakit KL (K)
3. Malpraktek vs medical error dan contoh KP 4.2.5.3 Dr. dr. Rika Susanti, Sp F
kasus
12.00-12.50 I S T I R A H A T Preclerkship
BLOK 4.2
Preclerkship
12.00-12.50 I S T I R A H A T
BLOK 4.2
12.00-12.50 Preclerkship
I S T I R A H A T
13.00-13.50 BM BM BM BM
BLOK 4.2
BLOK 4.2
Preclerkship
12.00-12.50 I S T I R A H A T
13.00-13.50 BM BM BM BM
BLOK 4.2
Preclerkship
12.00-12.50 I S T I R A H A T
BLOK 4.2
MINGGU JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUM'AT
13-Nov 14-Nov 15-Nov 16-Nov 17-Nov
07.00-07.50
08.00-08.50 Ujian Ujian
09.00-09.50 08.00-09.50 08.00-09.50
10.00-10.50
VII 11.00-11.50
12.00-12.50
13.00-13.50
14.00-14.50
15.00-15.50
KETERANGAN:
Upacara
Tutorial
KK/Praktikum Metlit
Pleno
Preclerkship/MKWU Koordinator Program Studi
DT Pendidikan Dokter,
Praktikum
Ujian
Kuliah
Libur
FOME Dr. dr. Aisyah Elliyanti, SpKN, M.Kes
NIP. 19690307 199601 2 001
DAFTAR REFERENSI
LINGKUP BAHASAN
Lingkup bahasan dalam blok 4.2 adalah masalah kegawatdaruratan dan medikolegal
sesuai dengan lampiran daftar penyakit dan daftar masalah pada standar kompetensi dokter.
Tingkat pencapaian mahasiswa pada masing-masing penyakit ditentukan berdasarkan standar
dan insidens penyakit.
Tingkat Kemampuan 1
Dapat mengenali dan menempatkan gambaran-gambaran klinik sesuai penyakit ini ketika
membaca literatur. Dalam korespondensi, ia dapat mengenal gambaran klinik, dan tahu
bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut. Level ini mengindikasikan overview level.
Bila menghadapi pasien dengan gambaran klinik ini dan menduga penyakitnya, dokter segera
merujuk.
Tingkat Kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan
yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray).
Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu
menindaklanjuti sesudahnya.
Tingkat Kemampuan 3
3a. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium
sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan,
serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat darurat).
3b. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium
sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan,
serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).
Tingkat Kemampuan 4
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium
sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani problem itu secara
mandiri hingga tuntas.
DAFTAR PENYAKIT
Tingkat
No Daftar Penyakit
Kemampuan
B Kegawatdaruratan Kulit
1 Toxic epidermal necrolysis 3B
2 Sindrom Stevens-Johnson 3B
3 Vulnus laseratum, punctum 4A
2 Hipoglikemia ringan 4A
3 Hipoglikemia berat 3B
4 Hipertensi esensial 4A
5 Hipertensi sekunder 3A
E Kegawatdaruratan THT
Epistaksis 4A
POHON TOPIK
MODUL 1
Selain Andi terdapat juga pasien laki-laki usia 50 tahun yang direncanakan untuk
menjalani operasi laparatomi eksplorasi atas indikasi Ileus obstruksi et causa tumor intra
abdominal. Pada waktu diterima di IGD pasien ini terlihat lemah dengan kesadaran apatis,
tekanan darah terukur 80/40 mmHg dengan nadi 120x per menit, dari pemeriksaan
laboratorium ditemukan adanya asidosis metabolik, gangguan elektrolit, anemia dan
hipoalbumin. Setelah dikonsulkan ke anestesi disimpulkan pasien ini masuk ke ASA3 kriteria
ASA, sarannya adalah optimalisasi dengan cara rehidrasi dan koreksi elektrolit serta Hb, dan
persiapan darah untuk intra operatif, mengingat kondisi yang jelek pra operatif dan jenis
operasi besar yang rentan kehilangan darah yang banyak maka untuk perawatan post
operatifnya disarankan untuk dirawat di ICU dengan persiapan ventilator, dan untuk
tambahan monitoring intra operatif selain NIBP, laju nadi, SpO2, dan produksi urin, dipasang
juga central venous catheter untuk mengetahui kecukupan cairan pasien dan untuk
persiapan pemberian obat-obatan inotrop serta vasopressor apabila diperlukan.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Andi dan pasien tersebut?
MODUL 2
Puskesmas A, yang terletak di pinggir jalan raya, terlihat sangat sibuk pagi ini,
disamping pasien poliklinik yang ramai, ada 2 orang pasien emergensi yang masuk
bersamaan.
Pasien pertama, kecelakaan lalu lintas, diantar oleh polisi dengan luka robek pada
tungkai bawah kanannya, akibat motor yang dikendarainya bertabrakan dengan angkot.
Pada pemeriksaan didapatkan luka robek di Crusis dextran, 5x4x3 cm, dan ada krepitasi.
Dokter mendiagnosis fraktur terbuka Crusis dextra dan segera mempersiapkan rujukan.
Setelah memasang spalk dokter segera merujuk pasien ke RS dan mengambil permintaan
visum et repertum dari polisi untuk diisi.
Pasien ke 2 seorang wanita 40 th, diantar oleh keluarganya dengan keluhan mencret
sejak 2 hari yang lalu, mencret > 20 x/ hari, disertai munta-muntah. Pada pemeriksaan
dokter mendapatkan, mata cekung, tekanan darah 90/60 mmHg, Nadi 115x /menit, halus,
turger jelek. Dokter mendiagnosis sebagai GEA dengan syok, dan segera menghitung jumlah
cairan yang akan diberikan. Setelah memberikan infus Ringer lectat, pasien segera dirawat
di Puskesmas. Dokter merencanakan akan memberikan penyuluhan kesehatan di desa
pasien GEA, supaya kasus ini tidak menjadi wabah.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada kedua kasus di atas?
MODUL 3
Dokter Mediko, bekerja di puskesmas, menerima pasien wanita usia 25 tahun yang
diantarkan oleh masyarakat dan keluarganya. Dari informasi yang diterima, pasien
mengendarai sepeda motor tanpa menggunakan helm dan menabrak pembatas jalan.
Setelah kecelakaan pasien tidak sadar dan tampak keluar cairan berwarna merah dari
hidung dan telinga.
Pada pemeriksaan didapatkan airway: patent, nafas 28 kali permenit, nadi 120 kali,
tekanan darah 90/70 mm hg, GCS 13. Pada pemeriksaan ditemukan tanda racoon eyes,
otorhea dan rhinorhea. Dr. Mediko segera melakukan stabilisasi leher, memasang infus RL
dengan tetesan cepat dan memasang kateter urin. Karena kondisi pasien kritis dan gelisah,
maka Dr. Mediko berinisiatif untuk mendampingi pasien ke rumah sakit. Dalam perjalanan
diatas ambulans, ditemukan hematuria. Dokter Mediko berpikir adanya kemungkinan
trauma pada saat pemasangan kateter atau ada diagnosis lain.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada pasien tersebut dan apakah ada
kemungkinan terjadinya adverse effect ?
MODUL 4
Riko mungkin tidak dapat melupakan hal ini sepanjang hidupnya. Ceritanya dimulai
pada suatu sore di akhir September, ia baru saja selesai melakukan penjahitan luka di ruang
gawat darurat RS M Jamil Padang. Tiba- tiba ia merasakan lantai tempatnya berpijak
bergoyang dan dalam sekejap ia melihat orang-orang diruangan tersebut berlarian keluar
gedung. Secara refleks ia ikut lari keluar dengan memapah pasien yang baru saja selesai
dijahitnya. Goncangan tersebut terasa sangat lama, walaupun akhirnya ia mengetahui
bahwa lamanya hanya satu menit. Dalam satu jam kemudian korban-korban berdatangan
ke Rumah Sakit, ruang gawat darurat tidak mampu menampung jumlah korban yang
berdatangan sehingga perawatan korban meluber keluar ruangan dan dirawat di tenda-
tenda yang dibanguan oleh Depsos dan TNI. Riko baru menyadari betapa banyak yang ia
harus ketahui mengenai manajemen gawat darurat terutama dalam menghadapi bencana.
Dalam waktu 24 jam, berbagai macam lembaga kemanusiaan baik pemerintah, LSM nasional
dan internasional berdatangan ke RS. Tidak aneh bagi Riko melihat dokter asing melakukan
tindakan medik ataupun operasi di RS.
Riko menyadari bahwa program kesiapsiagaan dan mitigasi dalam menghadapi
bencana masih belum diterapkan karena mudahnya bangunan runtuh yang mengakibatkan
banyak korban. Walaupun dari berita yang ia ketahui bahwa Sumatera Barat daerah rawan
bencana namun program ini sepertinya belum dilaksanakan sepenuhnya baik oleh
masyarakat maupun pemerintahan. Riko bertekad untuk memperdalam mengenai
manajemen bencana alam mulai dari kesiapsiagaan, mitigasi, reaksi cepat dan rehabilitasi
dalam bencana.
Bagaimana anda menjelaskan tindakan kedaruratan medis dalam bencana?
MODUL 5
Nyonya Nina umur 29 tahun seorang karyawan swasta dibawa ke rumah sakit karena
mengeluh keluar air-air dari kemaluan. Ny. Nina sedang hamil anak pertama, dengan usia
kehamilan sudah cukup bulan. Ini merupakan kehamilan yang sangat dinanti oleh keluarga
besar karena setelah 10 tahun menikah baru Ny.Nina hamil. Sampai di IGD RS Ny. Nina
diterima oleh petugas medis, petugas melakukan anamnesa singkat dan pergi tanpa
memberikan penjelasan apa-apa. Setelah 1 jam menunggu, keluarga bertanya kepada
petugas yang ada di IGD, petugas menyatakan Ny.Nina akan diperiksa dulu oleh dokter
spesialis baru dilakukan tindakan selanjutnya. Setelah 4 jam menunggu baru dokter datang,
Ny.Nina diperiksa dan dokter menyarankan untuk segera dioperasi karena gawat janin. Satu
jam di ruang operasi petugas medis menemui keluarga dan menyatakan anak dalam
kandungan Ny.Nina tidak bisa diselamatkan.
Keluarga kaget dan sedih karena mereka merasa itu adalah kelalaian pihak RS dan
dokter karena baru dilakukan tindakan setelah 4 jam menunggu.Salah satu anggota keluarga
Ny Nina adalah pengacara, beliau banyak tahu tentang peraturan peraturan yang mengatur
praktek dokter. Diantaranya pada pasal di dalam UU Praktek Kedokteran menyebutkan
keluarga boleh melaporkan dokter ke pihak berwenang. Keluarga menyatakan RS dan
dokter telah melakukan malpratek. Keluarga tidak mau menerima dan berniat untuk
melaporkan dokter dan rumah sakit ke aparat penegak hukum, organisasi profesi dan
komite etik. Somasi dari keluarga diterima oleh pihak rumah sakit dan dokter yang merawat
Ny.Nina dipanggil oleh komite etik rumah sakit untuk mengklarifikasi kasus tersebut.
Bagaimana anda menjelaskan kasus diatas dilihat dari aspek medikolegal?
MODUL 6
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir modul mahasiswa mampu:
1. Memahami peranan ilmu kedokteran forensik dalam penatalaksanaan korban tindak pidana
2. Menentukan derajat perlukaan pada kasus tindak pidana korban hidup
3. Menjelaskan struktur Visum et Repertum korban tindak pidana hidup
4. Memahami proses pemeriksaan korban meninggal (Autopsi) dan pembuatan Visum et
Repertumnya
5. Memahami metode identifikasi forensik pada korban meninggal dan metode DVI (Disaster
Victim Identification)
6. Memahami proses identifikasi forensik melalui analisis kerangka dan gigi (Antropologi
Forensik) serta analisis DNA Forensik dalam penentuan identitas individu atau barang bukti
biologis
7. Memahami peranan analisis Toksikologi Forensik dalam penentuan sebab kematian korban
8. Memahami Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan Ekshumasi (gali kubur)
Forensika adalah seorang mahasiswi tahap klinik yang sedang mengikuti rotasi klinik di
bagian Ilmu Kedokteran Forensik. Pada saat melakukan jaga malam forensik klinik di IGD, Forensika
membantu dokter memeriksa korban yaitu seorang laki-laki dewasa dengan luka bacok dikepala
korban. Pada paha kanan korban tertancap sebuah pisau. Forensika juga diminta bantuannya untuk
mendokumentasikan perlukaan pada korban. Korban diantar saat itu oleh polisi ke IGD. Keesokan
harinya, polisi penyidik datang kembali ke Rumah Sakit untuk menyerahkan Surat Permintaan Visum
(SPV).
Pada saat yang bersamaan, polisi dari Polres kabupaten B datang menemui dokter forensik
karena polisi membutuhkan bantuan dokter untuk ekshumasi. Pada hari yang telah disepakati, tim
Forensik melakukan pemeriksaan TKP dan autopsi terhadap jenazah tak dikenal identitasnya yang
dikubur dipinggir hutan. Menurut keterangan polisi, kuburan ditemukan secara tak sengaja oleh
warga yang sedang menggali tanah. Pada saat pemeriksaan didapatkan jenazah sudah berupa tulang
belulang. Dokter melakukan analisis antropologi untuk mendapatkan identitas dasar jenazah dan
menyimpulkan bahwa jenazah adalah seorang laki-laki, ras Mongoloid, tinggi badan lebih kurang 170
cm dengan perkiraan usia saat mati sekitar 20-40 tahun. Pada atap tulang tengkorak terdapat patah
tulang. Dokter mengambil beberapa sampel tulang untuk pemeriksaan histopatologi dan analisis
DNA forensik. Selain itu, dokter juga mengambil sampel sisa rambut jenazah, tanah makam dan
sekitar makam untuk analisis toksikologi forensik. Dokter menjanjikan kepada polisi akan
mengeluarkan Visum et Repertum setelah semua pemeriksaan penunjang selesai dilakukan.
Sebagai seorang calon dokter sekaligus ilmuwan, Forensika sangat tertarik dan terkesan
dengan kegiatannya selama menjalani rotasi klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik tersebut.
Bagaimanakah anda menjelaskan kasus diatas?
LAMPIRAN 1
TIM PENGELOLA
BLOK 4.2 Kegawatdaruratan dan Medikolegal
TAHUN 2017/2018
LAMPIRAN 2 :
DAFTAR NAMA TUTOR
BLOK 4.2 KEGAWATDARURATAN DAN MEDIKOLEGAL
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
Tutorial dilaksanakan setiap hari Senin Jam 08.00 09.50 WIB dan Kamis 08.00 - 09.50 WIB, kecuali
jika ada hari libur (mohon jadwal dicek lebih lanjut).
LAMPIRAN 3 :
DAFTAR NAMA MODERATOR DAN NARASUMBER
DISKUSI PLENO BLOK 4.2 KEGAWATDARURATAN DAN MEDIKOLEGAL
TAHUN AKADEMIK 2017 /2018
LAMPIRAN 4
TATA CARA PELAKSANAAN DISKUSI PLENO
1. Diskusi pleno dilaksanakan satu kali seminggu sesuai jadwal yang telah ditetapkan,
dipimpin oleh moderator dan dihadiri oleh dosen pemberi kuliah pada modul terkait
dan seluruh mahasiswa
2. Dua kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Penetapan
kelompok yang akan presentasi dilakukan pada hari diskusi pleno dengan cara
lotting di depan moderator, dengan demikian semua kelompok harus
mempersiapkan power point untuk diskusi pleno
3. Susunan kegiatan dalam diskusi pleno
a. Pembukaan oleh moderator
b. Presentasi oleh dua kelompok terpilih
c. Pertanyaan dari anggota kelompok lain terhadap kelompok penyaji (dua sesi)
d. Justifikasi atau klarifikasi dari narasumber terhadap isi presentasi dan diskusi
e. Penutupan oleh moderator
4. Format power point untuk diskusi pleno :
Ditulis dalam bahasa Inggris
Outline presentasi :
Profil kelompok yang presentasi
Modul dan skenario (dalam bahasa Indonesia sesuai buku panduan
blok)
Tujuan pembelajaran yang diperoleh oleh kelompok
Pembahasan setiap tujuan pembelajaran (bukan copy paste dari
bahan kuliah pengantar dosen tetapi berdasarkan hasil belajar
mandiri kelompok)
5. Presentasi dan diskusi dilakukan dalam bahasa Indonesia.
LAMPIRAN 5 :
METODE SEVEN JUMPS (TUJUH LANGKAH)
Proses
Mahasiswa mengidentifikasi kata-kata yang maknanya belum jelas dan anggota
kelompok yang lain mungkin dapat memberikan definisinya. Semua mahasiswa harus
dibuat merasa aman, agar mereka dapat menyampaikan dengan jujur apa yang
mereka tidak mengerti.
Alasan
Istilah asing dapat menghambat pemahaman. Klarifikasi istilah walaupun hanya
sebagian bisa mengawali proses belajar.
Output tertulis
Kata-kata atau istilah yang tidak disepakati pengertiannya oleh kelompok dijadikan
tujuan pembelajaran (learning objectives)
Proses
Ini merupakan sesi terbuka dimana semua mahasiswa didorong untuk berkontribusi
pendapat tentang masalah. Tutor mungkin perlu mendorong semua mahasiswa untuk
berkontribusi dengan cepat tetapi dengan analisis yang luas.
Alasan
Sangat mungkin setiap anggota kelompok tutorial mempunyai perspektif yang
berbeda terhadap suatu masalah. Membandingkan dan menyatukan pandangan ini
akan memperluas cakrawala intelektual mereka dan menentukan tugas berikutnya.
Output tertulis
Daftar masalah yang akan dijelaskan
Proses
Lanjutan sesi terbuka, tetapi sekarang semua mahasiswa mencoba memformulasikan,
menguji dan membandingkan manfaat relatif hipotesis mereka sebagai penjelasan
masalah atau kasus. Tutor mungkin perlu menjaga agar diskusi berada pada tingkat
hipotetis dan mencegah masuk terlalu cepat ke penjelasan yang sangat detail. Dalam
konteks ini:
a. Hipotesis berarti dugaan yang dibuat sebagai dasar penalaran tanpa asumsi
kebenarannya, ataupun sebagai titik awal investigasi
b. Penjelasan berarti membuat pengenalan secara detail dan pemahaman, dengan
tujuan untuk saling pengertian
Alasan
Ini merupakan langkah penting, yang mendorong penggunaan prior knowledge dan
memori serta memungkinkan mahasiswa untuk menguji atau menggambarkan
pemahaman lain; link dapat dibentuk antar item jika ada pengetahuan tidak lengkap
dalam kelompok. Jika ditangani dengan baik oleh tutor dan kelompok, langkah ini akan
membuat mahasiswa belajar pada tingkat pemahaman yang lebih dalam.
Output tertulis
Daftar hipotesis atau penjelasan
Proses
Mahasiswa akan memiliki banyak penjelasan yang berbeda. Masalah dijelaskan secara
rinci dan dibandingkan dengan hipotesis atau penjelasan yang diajukan, untuk melihat
kecocokannya dan jika diperlukan eksplorasi lebih lanjut. Langkah ini memulai proses
penentuan tujuan pembelajaran (learning objectives), namun tidak disarankan untuk
menuliskannya terlalu cepat.
Alasan
Tahap ini merupakan pemrosesan dan restrukturisasi pengetahuan yang ada secara
aktif serta mengidentifikasi kesenjangan pemahaman. Menuliskan tujuan
pembelajaran terlalu cepat akan menghalangi proses berpikir dan proses intelektual
cepat, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terlalu melebar dan dangkal.
Output tertulis
Pengorganisasian penjelasan masalah secara skematis yaitu menghubungkan ide-ide
baru satu sama lain, dengan pengetahuan yang ada dan dengan konteks yang
berbeda. Proses ini memberikan output visual hubungan antar potongan informasi
yang berbeda dan memfasilitasi penyimpanan informasi dalam memori jangka
panjang. (Perhatian: Dalam memori, unsur-unsur pengetahuan disusun secara
skematis dalam frameworks atau networks, bukan secara semantis seperti kamus).
Proses
Anggota kelompok menyetujui seperangkat inti tujuan pembelajaran (learning
objectives) yang akan mereka pelajari. Tutor mendorong mahasiswa untuk fokus, tidak
terlalu lebar atau dangkal serta dapat dicapai dalam waktu yang tersedia. Beberapa
mahasiswa bisa saja punya tujuan pembelajaran yang bukan merupakan tujuan
pembelajaran kelompok, karena kebutuhan atau kepentingan pribadi.
Alasan
Proses konsensus menggunakan kemampuan seluruh anggota kelompok (dan tutor)
untuk mensintesis diskusi sebelumnya menjadi tujuan pembelajaran yang tepat dan
dapat dicapai. Proses ini tidak hanya menetapkan tujuan pembelajaran, akan tetapi
juga mengajak semua anggota kelompok bersama-sama menyimpulkan diskusi.
Output tertulis
Tujuan pembelajaran adalah output utama dari tutorial pertama. Tujuan
pembelajaran seharusya berupa isu yang ditujukan pada pertanyaan atau hipotesis
spesifik. Misalnya, "penggunaan grafik cantle untuk menilai pertumbuhan anak" lebih
baik dan lebih tepat daripada topik global pertumbuhan
Proses
Proses ini mencakup pencarian materi di buku teks, di literatur yang terkomputerisasi,
menggunakan internet, melihat spesimen patologis, konsultasi pakar, atau apa saja
yang dapat membantu mahasiswa memperoleh informasi yang dicari. Kegiatan PBL
yang terorganisir dengan baik meliputi buku program atau buku blok yang memuat
saran cara memperoleh atau mengontak sumber pembelajaran spesifik yang mungkin
sulit ditemukan atau diakses.
Alasan
Jelas bagian penting dari proses belajar adalah mengumpulkan dan memperoleh
informasi baru yang dilakukan sendiri oleh mahasiswa
Output tertulis
Catatan individual mahasiswa.
Alasan
Langkah ini mensintesis kerja kelompok, mengkonsolidasi pembelajaran dan
mengidentifikasikan area yang masih meragukan, mungkin untuk studi lebih lanjut.
Pembelajaran pasti tidak lengkap (incomplete) dan terbuka (open-ended), tapi ini agak
hati-hati karena mahasiswa harus kembali ke topik ketika pemicu yang tepat terjadi
di masa datang.
Output tertulis
Catatan individual mahasiswa.
LAMPIRAN 6
BORANG PENILAIAN TUTORIAL
LAMPIRAN 7
1. Catatan belajar mandiri dibuat dengan tulisan tangan di buku isi 100 ukuran biasa
(supaya mudah dibawa)
2. Sebaiknya satu buku catatan belajar mandiri khusus dibuat untuk satu blok.
3. Outline catatan belajar mandiri setiap modul :
a. Skenario/trigger diskusi topik
b. Uraian setiap langkah 1-5 seven jumps/jawaban dari trigger DT
c. Resume penjelasan setiap tujuan pembelajaran (Gunakan metode note takingyang
sudah dipelajari dengan tepat)
d. Sumber Referensi
4. Catatan belajar mandiri harus dikumpulkan pada tutor tetap kelompok setelah selesai
diskusi tutorial yang kedua untuk diperiksa, dinilai dan diberikan feedback
LAMPIRAN 8
FORMAT LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK
1. Laporan tutorial diketik dalam kertas ukuran A4, dijilid dan diberi sampul plastik bening
a. Cover
1) Blok
2) Modul
3) Kelompok
4) Nama anggota kelompok
5) Nama tutor tetap
6) Logo Universitas Andalas dengan ukuran yang standar dan proporsional dengan
ukuran kertas
b. Isi
1) Skenario
2) Hasil langkah 1
3) Hasil Langkah 2
4) Hasil langkah 3
5) Hasil langkah 4
6) Hasil langkah 5
7) Hasil langkah 7
c. Daftar Referensi
LAMPIRAN 9
DAFTAR NAMA PENANGGUNG JAWAB TUTORIAL
BLOK 4.2 KEGAWATDARURATAN DAN MEDIKOLEGAL
TAHUN AKDEMIK 2017/2018