Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
KADAR LDL
Studi Eksperimental Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar
yang Diinduksi Tinggi Lemak
Oleh :
Alfiza Nismala Sari
30101206813
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
Usulan Skripsi
PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA TERHADAP
KADAR LDL
Studi Eksperimental Terhadap Tikus Jantan Galur Wistar
yang Diinduksi Tinggi Lemak
diajukan oleh:
Alfiza Nismala Sari
3010.1206.813
Pembimbing I
dr. Hj. Danis Pertiwi, M.Si, Med. Sp.PK Tanggal 14 Agustus 2015
Pembimbing II
ii
DAFTAR ISI
iii
2.4.3 Polifenol ....................................................................... 15
2.5 Telur Puyuh ............................................................................. 16
2.6 Tikus Jantan Galur Wistar ...................................................... 16
2.7 Pengaruh Pemberian Air Kelapa Muda terhadap Kadar LDL.. 16
2.8 Kerangka Teori ......................................................................... 18
2.9 Kerangka Konsep ..................................................................... 19
2.10Hipotesis ................................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 20
3.1 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ............................... 20
3.2 Variabel dan Definisi Operasional ........................................... 20
3.2.1 Variabel Penelitian........................................................ 20
3.2.1.1. Variabel bebas ............................................... 20
3.2.1.2 Variabel terikat .............................................. 20
3.2.1.3 variabel Prakondisi ......................................... 20
3.2.2 Definisi Operasional ..................................................... 20
3.3 Populasi dan Sampel................................................................. 21
3.3.1 Populasi Penelitian ....................................................... 21
3.3.2 Sampel Penelitian ........................................................ 22
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
3
(Anurag P, 2003). Senyawa air kelapa muda berupa L-Arginin dan vitamin C
mampu meningkatkan produksi Nitrit Oxide sehingga menurunkan terjadinya
oksidasi pada LDL. Sedangkan kerja dari polifenol adalah dengan menurunkan
sekresi dari Apo B-100 sehingga menurunkan jumlah lipoprotein yang
mengangkut kolesterol (Smith dan Mangkowidjojo, 1988)
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti ingin melakukan
penelitian pada tikus jantan galur wistar yang diinduksi telur puyuh dengan
pemberian air kelapa muda sebanyak 8ml/200grBB selama 3 minggu terhadap
kadar LDL darah. Pemilihan telur puyuh dikarenakan kandungan kolesterol
yang tinggi pada telur puyuh perlu diperhitungkan dan telur puyuh merupakan
bahan pangan yang relatif murah, mudah didapat dan banyak disukai
masyarakat. Telur puyuh mempunyai kadar kolesterol yang lebih tingi sebesar
2139,17mg/100gr dibandingkan telur ayam (Winarno, 1989).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya, maka
dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Adakah pengaruh
pemberian air kelapa muda terhadap kadar LDL serum tikus putih jantan galur
wistar yang diinduksi tinggi lemak ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menjadi sel busa (foam cells). Jumlah kolesterol yang teroksidasi tergantung
pada kadar kolesterol yang terkandung di LDL (Murray et al., 2003).
2.1.3. Biosintesi LDL
Sebagian besar LDL dibentuk dari VLDL, namun terdapat pula bukti
yang menunjukkan bahwa sebagian produksi LDL dilaksanakan oleh hati.
Waktu paruh untuk hilangnya apo B-100 dalam LDL dalam sirkulasi darah
adalah kurang lebih 2 hari (Murray et al., 2003) .
Reseptor LDL (E, Apo-B-100) terdapat pada permukaan sel di cekungan-
cekungan yang diselubungi di sisi sitosolik membrane sel oleh suatu protein
yang disebut klatrin (clathrin).Reseptor glikoprotein menembus membran
dengan region pengikat B-100 yang terletak di ujung terminal amino yang
terpajan. Setelah terjadi pengikatan, LDL diserap secara utuh melalui proses
endositosis. Apoprotein dan ester kolesteril kemudian dihidrolisis di lisosom,
dan kolesterol dipindahkan ke dalam sel. Reseptor di daur ulang ke permukaan
sel. Influks kolesterol ini menghambat transkripsi gen-gen yang menyandi
HMG-KoA sintase yang berperan dalam sintesis kolesterol serta reseptor LDL
itu sendiri melalui jalur SREBP sehingga secara terpadu menekan sintesis dan
penyerapan kolesterol. Dengan cara ini, aktivitas reseptor LDL di permukaan
sel diatur oleh kebutuhan kolesterol untuk membrane, hormone steroid atau
asam empedu (Murray et al., 2009).
2.1.4. Reseptor LDL
Reseptor lipoprotein yang paling banyak diketahui, yakni reseptor LDL,
mengenali apo E dan apo B-100.Dengan demikian selain dengan LDL, reseptor
ini juga berikatan dengan VLDL, IDL, dan sisa kilomikron.Reseptor LDL
berikatan dengan ligannya dengan afinitas tinggi dan rentang spesifitas yang
sempit. Reseptor lain adalah protein terkait-reseptor LDL (LDL receptor
related protein, LRP) dan reseptor penyapu makrofag (Mark et al., 2000).
2.1.4.1. Protein Terkait- Reseptor LDL (LRP)
LRP( LDL, receptor- related protein) secara struktural mirip
dengan reseptor LDL, tetapi spektrum ligan yang dikenalinya lebih
lebar. Reseptor LDL mengenali apo E pada lipoprotein dan berikatan
7
2.1.5.3. Genetik
Kadar kolesterol yang tinggi bisa disebabkan oleh faktor genetik atau
keturunan. Disebabkan karena adanya jumlah reseptor LDL yang sedikit
sehingga akan menyebabkan kadar LDL melonjak drastis karena adanya
Familial Hypercholesterolemic ( Soeharto, 2004).
2.1.5.4. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Seseorang dianggap berat badan normal apabila indeks massa tubuhnya
bekisar 20-25. Seseorang dikatakan obesitas apabila orang tersebut memiliki
indeks masa tubuh melebihi 30kg/m2. Seseorang yang mengalami obesitas
cenderung mempunyai kolesterol total dan LDL yang tinggi sehingga dapat
meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis yang dapat menyebabkan
penyakit jantung (Baraas, 2006).
2.1.5.5. Jenis Kelamin
Laki-laki lebih berisiko terkena penyaki jantung koroner. Hal ini
diperkirakan pada wanita mempunyai hormon esterogen, dimana hormone ini
dipercaya mencegah terbentuknya plak arteri dengan menaikan kadar HDL dan
menurunkan kadar LDL (Soeharto, 2004).
2.2 Kelapa
2.2.1 Kelapa
Pohon kelapa termasuk jenis Palmae yang berumah satu (monokotil).
Batang tanaman kelapa tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Adakalanya
pohon kelapa dapat bercabang, namun hal ini merupakan keadaan yang tidak
normal, misalnya akibat serangan hama tanaman ( Warisno, 2003).
9
2.2.2 Taksonomi
Dalam tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan,
tanaman kelapa (Cocos nucifera) dimasukkan ke dalam klasifikasi sebagai
berikut.
Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Sub-Divisio : Angiospermae (Berbiji tertutup)
Kelas : Monocotyledonae (biji berkeping satu)
Ordo : Palmales
Familia : Palmae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.
Penggolongan variasi kelapa pada umunya didasarkan pada
perbedaan umur pohon mulai berbuah, bentuk dan ukuran buah, warna
buah, serta sifat-sifat khusus yang lain ( Warisno, 2003). Dikenal ada dua
jenis kelapa, yaitu kelapa dalam dan kelapa genjah. Kelapa genjah
menghasilkan buah yang jumlahnya mencapai 100-140 butir/pohon/tahun,
tetapi volume buahnya kecil dan kandungan minyaknya rendah (sekitar
12%), sedangkan kelapa dalam menghasilkan buah lebih sedikit, yaitu
sekitar 75-90 butir/pohon/tahun. Volume buah kelapa dalam relatif lebih
besar dan kandungan minyaknya mencapai 62-69% (Novarianto, 2005;
Barlina, 2007).
2.2.3 Morfologi
2.2.3.1 Buah
Bunga betina yang telah dibuahi mulai tumbuh menjadi buah,
kira-kira 34 minggu setelah manggar terbuka. Tidak semua buah
yang terbentuk akan menjadi buah yang bisa dipetik, tetapi
diperkirakan 1/2 - 2/3 buah muda berguguran, karena pohon tidak
10
2.3.2 Vitamin C
. Vitamin C merupakan antioksidan yang membantu menjaga
kolagen di jaringan ikat, otot, tulang, dan pembuluh darah, melindungi
tubuh dari infeksi, dan membantu penyerapan zat besi. Vitamin C banyak
terdapat pada sayur dan buah jenis citrus, contohnya buah jeruk (Zieve,
2009). Vitamin C mampu meningkatkan reseptor eNOS sehingga
meningkatkan reaksi NO dengan reseptor dan meningkatkan hasil produksi
NO. Berdasarkan hasil penelitian Tousoulis (2005) konsumsi vitamin C
juga dapat menurunkan oksidasi LDL.
2.3.3 Polifenol
Polifenol merupakan salah satu antioksidan. Polifenol merupakan
fitokimia alami yang terdapat pada bahan makanan seperti buah-buahan,
sayuran, gandum utuh, sereal, polong-polongan, teh, kopi, anggur dan
coklat (Pandey, 2009). Polifenol dapat menurunkan kadar kolesterol
melalui dua mekanisme. Mekanisme pertama, polifenol akan berikatan
dengan cholesterol carrier sehingga terjadi penurunan absorbsi kolesterol
saat melewati brush broder di sel enterosit. Mekanisme yang kedua
yaitu, polifenol akan menurunkan sekresi dari Apo-B sehingga terjadi
penurunan dalam produksi lipoprotein yang berguna untuk pengangkutan
kolesterol untuk di metabolisme dalam hepar (Smith dan
Mangkowidjojo, 1988).
2.4 Simvastatin
2.4.1 Definisi
Simvastatin mempunyai mekanisme kerja menghambat 3-hidraksi-3-
metil-glutaril-koenzim A (HMG-CoA) reduktase yang mempunyai fungsi
sebagai katalis dalam pembentukan kolesterol. HMG-CoA menjadi
reduktase bertanggung jawab terhadap perubahan HMG-CoA menjadi asam
mevalonat (Bull dan Morrall, 2007).
2.4.2 Mekanisme Kerja
12
Kilomikron L-Arginin
Polifenol Vit C
HMG-KoA
Mevalonat
VLDL
Usia
Reseptor
IMT
IDL Kadar LDL
Jenis Kelamin
Gaya Hidup
Genetik
15
3.1 Hipotesis
Pemberian air kelapa muda berpengaruh terhadap pada kadar LDL serum
pada tikus jantan galur wistar yang diinduksi diit tinggi lemak.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
Adaptasi
1 hari
Randomisasi
Tikus jantan Tikus jantan galur Tikus jantan Tikus jantan galur
galur wistar wistar diberi pakan galur wistar wistar diberi
diberi pakan standar BR12 diberi pakan pakan standar
standar BR12 + BR12 + kuning
+kuning telur standar BR12 +
aquadest
telur puyuh telur puyuh +
21 hari 21 hari+ aquadest
puyuh 21 hari 21 hari
+aquadest +air aquadest +
kelapa muda simvastatin
8ml/ekor /hari
14 hari
Gadjah Mada mengenai pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap kadar
kolesterol LDL serum pada tikus yang diinduksi kuning telur puyuh
dilakukan pada 24 tikus putih jantan galur wistar usia 2-3 bulan dengan berat
badan sekitar 200 gram serta tampak sehat dilihat dari penampilan luar yaitu
gerak aktif, makan dan minum normal, tidak ada luka serta cacat. Pada 24
pakan standar, kelompok 2 (K2) diberikan pakan standar dan kuning telur
puyuh 1gr/BB, kelompok 3 (K3) diberikan kuning telur puyuh 1gr/BB dan air
1
24
Tabel 4.1 Data kadar kolesterol total (mg/dl) antar kelompok perlakuan
perlakuan tersebut dalam bentuk diagram batang seperti pada Gambar 4.1
berikut :
LDL
74.34
80
60 42.72
Kadar LDL
34.7
40 24.28
LDL
20
0
K1 K2 K3 K4
Kelompok
terendah yaitu 24,28 mg/dl, karena pada kelompok tersebut hanya diberi
pakan standar tanpa pemberian kuning telur puyuh sedangkan pada K2, K3
dan K4 diberi induksi kuning telur puyuh. Kadar kolesterol LDL di K2 adalah
yang tertinggi, yaitu 74,34 mg/dl karena diberi pakan standar dan diinduksi
pemberian air kelapa muda dengan dosis 8ml/200g BB/hari. Pada K4 kadar
BB/hari.
kolesterol LDL tersebut merupakan efek dari perlakuan yang diberikan. Uji
menentukan syarat normalitas data untuk menentukan uji parametrik dan non-
parametrik untuk menguji hipotesis. Uji Shapiro Wilk ditunjukkan pada Tabel
4.2.
Shapiro-Wilk
Kelompok
Statistic df Sig.
K1 0,877 6 0,256
K2 0,953 6 0,763
K3 0,958 6 0,801
K4 0,979 6 0,949
Tabel 4.2 menunjukkan semua data kadar kolesterol LDL pada tikus di
kolesterol LDL dalam penelitian ini digunakan uji One Way Anova. Uji One
Way Anova menghasilkan nilai p sebesar 0,000 (p < 0,05) yang menunjukkan
26
perbedaan tersebut terletak pada kelompok mana dilakukan uji Post Hoc LSD
Mean
Kelompok
Kelompok (II) Difference P Keterangan
(I)
(I-II)
Kelompok 1 Kelompok 2 -50.05* 0,000 Signifikan
Kelompok 3 -18.44* 0,000 Signifikan
Kelompok 4 -10.42* 0,000 Signifikan
Kelompok 2 Kelompok 1 50.05* 0,000 Signifikan
Kelompok 3 31.61* 0,000 Signifikan
Kelompok 4 39.63* 0,000 Signifikan
Kelompok 3 Kelompok 1 18.44* 0,000 Signifikan
Kelompok 2 -31.61* 0,000 Signifikan
Kelompok 4 8.018* 0,000 Signifikan
Kelompok 4 Kelompok 1 10.42* 0,000 Signifikan
Kelompok 2 -39.63* 0,000 Signifikan
Kelompok 3 -8.018* 0,000 Signifikan
Keterangan: * = perbedaan rata-rata antar dua kelompok signifikan
ini ditunjukkan dengan perolehan nilai p<0,05 yaitu sebesar 0,000. Hal ini
dimana kadar K3 lebih tinggi. Hal tersebut menunjukan bahwa air kelapa
belum mampu menurunkan kadar kolesterol LDL sampai kadar terendah pada
dimana kadar kolesterol LDL pada K4 lebih tinggi dibandingkan K1. Hal
kolesterol LDL di K2 lebih tinggi daripada K3, artinya kemampuan air kelapa
kolesterol LDL pada tikus yang diinduksi kuning telur puyuh. Antara K2
induksi kuning telur puyuh lebih efektif dalam menurunkan kadar kolesterol
28
4.2. Pembahasan
pada tikus jantan galur wistar yang diinduksi kuning telur puyuh. Sedangkan
BAB V
5.1. Kesimpulan
kolesterol LDL pada tikus jantan galur wistar yang diinduksi kuning
telur puyuh
5.1.2 Rata-rata kadar kolesterol LDL tikus jantan galur wistar dengan
5.1.3 Rata-rata kadar kolesterol LDL tikus jantan galur wistar yang
5.1.4 Rata-rata kadar kolesterol LDL tikus jantan galur wistar yang
diinduksi kuning telur puyuh dan pemberian air kelapa muda dosis
5.1.5 Rata-rata kadar kolesterol total tikus jantan galur wistar yang
5.2 Saran
Penelitian pada air kelapa tua atau kelapa jenis lain perlu dilakukan,
vitamin C dan polifenol atau senyawa lain di dalam air kelapa dalam
DAFTAR PUSTAKA
Alizadeh, M., 2010, The Effect of Hypocaloric Diet Enriched in Legumes with or
without L-Arginine and Selenium on Anthropometric Measures in
Central Obese Women, J Res med Sci, 2010 Nov-Dec; 15(6): 331-343.
Anurag P., Sandhya V., Rajamohan T., 2012, Cardioprotective Effect of Tender
Coconut Water, Indian Journal J.37 22-25.
Aryo Bogadenta, 2013, Manfaat Air Kelapa dan Minyak Kelapa, Flash Books,
Yogyakarta.
Boger R., Bode BS., Muggs A., et al., 2003, Atheroslerosis, Indian Jounal of
Biochemistry and Biophysics, vol.40:354-357, India.
Dorland, W.A Newman., 2010, Kamus kedokteran Dorland, Edisi 31, EGC,
Jakarta, 1238-1239.
Katzung, Betram G., 1997, Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 6, Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Hal: 553-554.
Marks, D. B., Marks, A. D., Smith, C. M., 2000, Biokimia Kedokteran Dasar
Sebuah Pendekatan Klinis, EGC, Jakarta 479-522.
Murray, R. K., Granner, D. K., Mayes, P.A., Rodwell, V. W., 2003, Biokimia
Harper, edisi 25, EGC, Jakarta, 282-284.
Nevin KG, Rajamohan T., 2004, Beneficial Effect of Virgin Coconut Oil on Lipid
Parameters and In Vitro LDL Oxidation, Asian Pacific of Tropical
Medicine.
Novarianto H., 2005, Plasma Nutfah dan dan Pemuliaan Kelapa, Balai Penelitian
Tanaman Kelapa dan Palma Lain, Manado.
Shills, Maurice E., Shike, Mosche, Ross A., Catharine, Callabero, Benjamin,
Cousins, Robert J. 2006.Modern Nutrition Health and Disease.10th Ed.
Lippincott Williams & Wilkins.
Soeharto I., 2004, Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak &
Kolesterol, PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.126-127, 206.
Toshio H., Matsui Hirai, Fukatsu A., et al., 2005, Atheroslerosis, Jurnal PNAS
vol.102, California.
Warisno, 2007, Budi Daya Pepaya, Cetakan Kelima, Kanisius, Yogyakarta, 1-19.
WHO, 1993, Research Guidelines for the Safety and Efficiacy of Herbal
Medicine, Regional Office for Watern Pacific, Manila.
WHO. 2004. The Atlas Heart Disease and Stroke. Volume 84. WHO New York.