Sie sind auf Seite 1von 175

ISSN 2086-1575

Vol. 4, No. 1, Maret 2012


jesp
Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan
Vol. 4, No. 1, Maret 2012

Jurusan Ekonomi Pembangunan


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
ISSN 2086-1575

Jurnal EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN

Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan (JESP) terbit dua kali setahun
memuat artikel hasil pemikiran filosofis, konseptual, teoritis, telaah kritis
(critical review), dan penelitian di bidang ekonomi pembangunan (development
economics) dan pembangunan ekonomi (economic development).

Ketua Penyunting
Dr. Imam Mukhlis, S.E., M.Si

Wakil Ketua Penyunting


Dr. Hadi Sumarsono, S.T., M.Si

Penyunting Pelaksana
Dr. Mit Witjaksono, MS.Ed
Dr. Sugeng Hadi Utomo, M.S
Dr. M. Nasikh, SE, M.P., M.Pd
Grisvia Agustin, SE., M.Sc

Pelaksana Administrasi
Tutut Boedyo Wibowo, S.Kom, MT
Januar Kustiandi, S.Pd

Alamat Redaksi/TU
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (FE UM)
Jl. Semarang 5. Malang 65145. Gedung E3 Lantai 2
Tlp/Fax (0341) 585-911
E-mail: ekonomi_um@yahoo.com, mitrojoyo@gmail.com, imm_mkl@yahoo.com
Site: www.fe.um.ac.id

Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan (JESP) dikelola oleh Jurusan Ekonomi Pembangunan.
Diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang (FE UM).
Dekan: Dr. Ery Tri Djatmika, M.A., M.Si.
Pembantu Dekan I: Dr. Mit Witjaksono, MS.Ed.
Pembantu Dekan II: Dr. Tuhardjo, SE., M.Si.Ak.
Pembantu Dekan III: Drs. Djoko Dwi Kusumayanto, M.Si.
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan: Dr. Hari Wahyono, M.Pd.

Naskah artikel yang disumbangkan kepada JESP harus mengikuti aturan dalam Petunjuk
bagi Kontributor JESP yang dilampirkan pada setiap nomor penerbitan.
Isi artikel beserta akibat yang ditimbulkan oleh artikel itu menjadi tanggungjawab penuh
penulisnya (kontributor).
JESP-Vol. 4, No. 1, 2012
ISSN 2086-1575

EDITORIAL
__________________________________________________________________________________________

Pengantar

Seperti pada pengantar edisi perdana (V ol. 4, No. 1, 2012), JESP (baca: js p) memuat
karya tulis:
1. Artikel pemikiran filosofis, teoritis, konseptual, atau telaah kritis c( ritical reviews),
yang selanjutnya diberi label kelompok:ARTIKEL.
2. Artikel hasil penelitian, yang selanjutnya diberi label kelompok:PENELITIAN.
3. Artikel tinjauan buku (book review), yang diberi label kelompok:TINJAUAN BUKU.
Artikel dalam kelompok 1 memaparkan pemikiran konseptual, telaah kritis, atau analisis
kontekstual tentang teori ekonomi, pemikiran, paradigma, atau filsafat ekonomi, dan aplikasi-
nya dalam ekonomi pembangunan.
Artikel dalam kelompok 2 memaparkan hasil kajian (penelitian) empiris tentang
penerapan lapangan, atau simulasi lab (ekonomi eksperimental) terhadap isu, kasus, atau
implementasi kebijakan ekonomi.
Artikel dalam kelompok 3 menelaah isi, cakupan, manfaat, dan kritik buku yang
dipandang penting dalam kajianekonomi dan studi pembangunan.
Dalam edisi ini dapat dihasilkan 5 artikel konseptual, 10 hasil penelitian empiris dan 1
tinjauan buku.
Kepada para penulis yang telah memberikan kontribusinya, dan rekan-rekan "Penyunting
Pelaksana", "Pelaksana Administrasi", serta semua pihak yang telah membantu mewujudkan
penerbitan jurnal ini, tak lupa kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang tinggi.

1
JESP-Vol. 4, No. 1, 2012
ISSN 2086-1575
Tentang Nomor Ini
Pada edisi nomor 1 tahun 2012 ini diwarnai dengan berbagai pemikiran dan kajian empi-
ris tentang berbagai dimensi dalam pembangunan dalam konstelasi perekonomian global.
Globalisasi tetap menjadi external effect yang dapat mempengaruhi stabilitas dan fundamental
perekonomian domestik dan regional di Indonesia. Bagian pertama dalam jurnal ini memuat
artikel pemikiran yang dipaparkan oleh Marentyas M.K yang mengupas tentang dampak adanya
Multinational Companies (MNCs) terhadap kinerja supply of labor di Indonesia. Tema
globalisasi tersebut juga diangkat lagi dalam tulisannya Thomas S yang mengkritisi
perkembangan perekonomian global yang syarat akan muatan ketergantungan. Oleh karena itu
dibutuhkan reformulasi strategi pembangunan di Indonesia agar tidak terjebak dalam drama
ketergantungan ekonomi dengan negara maju. Tulisan berikutnya secara spesifik mengkritisi
kinerja BUMD PDAM di pemerintah daerah. Adanya hutang yang tinggi dan kinerja keuangan
perusahaan yang belum maksimal, merupakan pokok-pokok pikiran yang ditulis oleh Bambang H.
Tulisan Mahyarni mengingatkan lagi akan pentingnya menjaga kinerja keuangan Bank dari
adanya kegiatan money laundering di sektor perbankan. Masyarakat dan pemerintah perlu
mencermati kegiatan ini karena dapat menyebabkan terganggunya stablitas di sektor keuangan
dan perbankan.
Bagian kedua dari jurnal edisi ini berisikan hasil kajian empiris tentang dinamika dan prob-
lematika pembangunan. Tiga tulisan awal yang dipaparkan oleh Diana E, Dony M, Aprilia T.R
mengupas tentang kinerja perbankan dari berbagai perspektif. Melalui tulisannya tersebut, ketiga
penulis ingin menyampaikan pesan akan pentingnya menjaga kesehatan bank dalam rangka
mendorong kinerja bank lebih baik lagi. Tulisan berikutnya oleh Widha A mengupas tentang
perkembangan pasar obligasi di Indonesia. Dalam tulisannya tersebut, dipaparkan faktor yang
mempengaruhi pergerakan nilai obligasi di pasar modal Indonesia. Segmen lain dalam penelitian
empiris dikemukakan oleh Irawan R yang menganalisis pengambangan kawasan wisata yang
ditopang dengan sistem kelistrikan Microgrid Baron Technopark. Tulisan Dian S. Y dan Mega
P .N berupaya untuk merumuskan kebijakan dalam rangka penganggulangan kemiskinan melalui
pengembangan kawasan wisata dan program PNPM di daerah. Program-program tersebut
diharapkan dapat memberdayakan ekonomi masyarakat di daerah. Melanjutkan dari pemikiran
kedua peneliti sebelumnya, Ery G dalam tulisannya memaparkan berbagai potensi ekonomi
daerah yang dapat dikembangkan menjadi output yang bernilai ekonomi. Dengan pendekatan
kuantitatif yang dilakukannya dapat diidentifikasikan berbagai potensi ekonomi daerah. Tulisan
berikutnya oleh Ratna D.I. menganalisis kinerja koperasi wanita di daerah. Berbagai faktor
dianalisis untuk mengestimasi besarnya pengaruh yang ada terhadap kinerja koperasi. Hasil
penelitian empiris berikutnya dipaparkan oleh Indra D yang menganalisis berbagai kebutuhan
dalam pengembangan pendidikan dasar di daerah. Melalui hasil kajiannya tersebut akan dapat
dihasilkan berbagai indikator dalam rangka pemenuhan kebutuhan minimal dalam layanan
pendidikan dasar kepada masyarakat.
Bagian akhir dari tulisan ini adalah sebuah hasil resensi buku tentang ekonomi perpajakan.
Pada edisi ini, hasil resensi disampaikan oleh Subagyo tentang buku yang berjudulDimensi
Ekonomi Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi. Buku tersebut merupakan hasil
kolaborasi pemikiran oleh Timbul H.S dan Imam M, praktisi dan akademisi yang memiliki
perhatian terhadap permasalahan perpajakan di Indonesia.
Pada akhirnya semangat yang dibangun oleh tim JESP pada edisi 1 tahun 2012 ini semoga
memberikan kontribusi pemikiran yang konstruktif dalam membangun masyarakat yang madani
dan berkeadilan sosial.

Malang, 31 Maret 2012

Penyunting
__________________________________________________________________________________________

2
JESP-Vol. 4, No. 1, 2012
ISSN 2086-1575

DAFTAR ISI

__________________________________________________________________________________________

EDITORIAL
Pengantar 1
Tentang Nomor Ini 2
__________________________________________________________________________________________

ARTIKEL
Tingkat Worker Turnover pada Multinational Companies dan Kaitannya
dengan Cultural Adjustment
Marentyas Miftakhul Khoiroh 5

Sistem Ekonomi : Moral vs Insting Pemangsa


Thomas Soseco 13

Analisis Kritis Hutang dan Dampaknya Terhadap Kinerja PDAM


(Perspektif Ekonomi Politik Pada PDAM PERMAI)
Bambang Haryadi 21

Suatu Pandangan Struktural Alternatif Usaha Mikro dan UKM


Dalam Perekonomian Indonsia
(Masa Krisis Ekonomi dan Pasca Krisis)
Abid Muhtarom 37

Money Laundering (Pencucian Uang) dan Dampaknya Terhadap


Perbankan dan Negara Kita
Mahyarni 51
_________________________________________________________________________________________

PENELITIAN
Pengaruh CAR, ROA, NPM dan LDR terhadap Pertumbuhan Laba Bank
(Studi Kasus PT. Bank Mandiri, Tbk)
Diana Elysabet Kurnia Dewi & Imam Mukhlis 61

Analisis Persepsi Dan Aspirasi Nasabah Terhadap Kualitas Pelayanan BritAma


(Studi Kasus Nasabah BritAma PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Cabang Martadinata Malang)
Dony S. Marbun & Mardhono 73

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Konvensional Terhadap


Deposito Mudharabah pada Bank Syariah Di Indonesia
Aprilia Tri Rahayu & Bambang Pranowo
93
JESP-Vol. 4, No. 1, 2012
ISSN 2086-1575

Anal isis Pengaruh Suku Bunga SBI terhadap Nilai Emisi Obligasi
baik dalam Jangka Pendek maupun Jangka Panjang
di Pasar Modal Indonesia Periode T ahun 2007-2009
Wildha Ayuning Puspita & Agung Haryono 105

Pengembangan Sistem Kelistrikan Microgrid BaronTechnopark dalam


Upaya Pengembangan Kawasan Wisata
Irawan Rahardjo 113

Dampak Pengembangan Obyek Wisata Penataran Terhadap Pembangunan Ekonomi


Lokal di Kabupaten Blitar
Dian Setia Y usmiady & Mit Witjaksono 123

Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Kehidupan


Masyarakat Miskin di Desa Pait Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang
Mega Puspita Ningsih & Prih Hardinto 133

Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Malang Tahun 2005 - 2009


Erry Gugy & Sugeng Hadi Utomo 141

Pengaruh Current Ratio, T otal Asset Turnover, dan Debt To Asset Ratio Terhadap
Rentabilitas Ekonomi Koperasi Wanita di Kota Malang Tahun 2010
Ratna Dwi Imawati, Y uli Soesetio & Fadia Zen 153

Identifikasi Kebutuhan Pengembangan Pendidikan Dasar Sekolah Swasta di Yogyakarta


(Studi Kasus: TK-SD-SMP Kanisius Daerah Istimewa Yogyakarta)
Indra Darmawan 163
__________________________________________________________________________________________

TINJAUAN BUKU
Dimensi Ekonomi Perpajakan dalam Pembangunan Ekonomi
Subagyo 169
__________________________________________________________________________________________
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Tingkat Worker Turnover pada Multinational Companies


dan Kaitannya dengan Cultural Adjustment
Marentyas Miftakhul Khoiroh

Abstraksi

One of the things that became a recent issue of MNCs is the high level of worker
turnover , especially in Asian countries. Particularly Indonesia. Much research has
been done is more focused on individual aspects of the causes of turnover . Little is
linked with the company's organizational system. This research aims to analysize the
correlation between work turnover and cultural adjustment on MNCs in Indonesia.
We can t consider it like something unimportant. Although there are several
different opinions about the existence of MNCs in Indonesia, this company gives a
lot of positive contributions to the economy of the country through Foreign Domestic
Investment (FDI). Moreover , in co-workers side get positive affected also.
Therefore, it is still very necessary in-depth studies of this issue. Several studies have
been conducted to conclude that the cause of the high turnover of workers caused by
the desire to get better jobs. And this desire was met by a competitor of MNCs that
offer more compatible with the needs of workers. In addition, the existing
bureaucratic system sometimes make MNCs more focused on the requirements
proposed by the government rather than solve internal problems.

Keyword: MNCs, worker turnover , cultural adjustment

Kajian mengenai Multinational Mitchell, Holtom, Lee, Sablynski, & Erez,


Companies (MNCs) merupakan sesuatu 2001)1.
yang tidak ada habisnya. Hal ini Karyawan masih menjadi salah satu
dikarenakan MNCs merupakan pembentuk faktor produksi penting dalam sebuah
modal dominan pada negara-negara yang perusahaan, walaupun saat ini kecanggihan
sedang berkembang. Khususnya di Asia teknologi telah mendominasi faktor
Timur. Oleh karena, keberadaan MNCs dan produksi. Akan tetapi masih belum
tumbuh kembangnya merupakan sebuah menggeser arti penting dari pegawai.
kajian yang cukup menarik. Apalagi Namun demikian, isu yang saat ini
melihat fenomena tingginya tingkat berkembang adalah, adanya tingkat
turnover pada perusahaan. Khususnya pada perputaran karyawan (worker turnover)2
posisi manager dan professional. Hal
1
tersebut akan berdampak negatif pada Connie Zheng & David Lamond, 2010.
keseluruhan keefektifan organisasi dan Organisational determinants of employee turnover
keberhasilan perusahaan. (Holtom, for multinational companies in Asia. Asia Pac J
Mitchell, Lee, & Inderrieden, 2005; Manag (2010) 27:423443
2
Untuk selanjutnya istilah perputaran karyawan
akan menggunakan turnover
__________________________________________
Alamat Korespondensi :
Marentyas Miftakhul Khoiroh, Mahasiswa S-2 Ilmu Ekonomi PPS Universitas Indonesia
Email : marent.sincere@gmail.com
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

yang cukup tinggi dalam perusahaan- bisa mengungkapkan secara spesifik, alasan
perusahaan yang ada di Indonesia. seseorang meninggalkan perusahaan4.
Terutama pada perusahaan asing. Tingginya Kurangnya komitmen mengabdi
tingkat turnover pada sejumlah perusahaan pada tujuan perusahaan dan ketidakpuasan
Multinasional (MNCs) di Asia, termasuk terhadap berbagai macam faktor personal
Indonesia, memang telah menjadi sebuah membuat banyak karyawan memilih untuk
isu organisasional yang cukup banyak keluar. Dalam sebuah organisasi
dibicarakan saat ini3. Banyak pihak yang perusahaan, turnover menjadi sesuatu yang
menyayangkan hal tersebut. terjadi secara sukarela maupun secara paksa
Berbagai penelitian terdahulu juga dan hal ini merupakan sebuah fase normal
sudah banyak yang dilakukan, baik pada dari kehidupan sebuah organisasi, dimana
perusahaan multinasional maupun akan ada karyawan baru yang digaji,
perusahaan nasional. Namun demikian ditraining dan dikelola untuk mengisi
sebagian besar masih berfokus pada faktor kekosongan posisi yang terjadi. Hal ini
individual yang menyebabkan seorang dilakukan agar tujuan utama perusahaan
karyawan meninggalkan perusahaan. tidak terganggu dengan adanya job turnover
Seperti yang diungkapkan oleh Barrick and sebagai isu utama5.
Zimmerman (2005) dalam Zheng (2010). Dari pengertian tersebut di atas,
Sebanyak 1500 studi pada kurun waktu 50 secara umum, turnover lebih mengarah
tahun tentang employee turnover yang pada faktor individu yang menyebabkan
menyebutkan bahwa fokus pada apa yang seseorang meninggalkan pekerjaannya6.
menyebabkan seorang karyawan Sedangkan untuk penggolongannya.
meninggalkan perusahaan. Hanya sedikit Menurut Fadeh (2011) dibagi menjadi dua
yang melihat dari sudut pandang jenis.
organizational. Hal inilah yang terkadang Pertama, internal external turnover.
masih membiaskan. Perputaran job seseorang dapat merupakan
Untuk itulah paper ini akan perpindahan seseorang dari satu departemen
mencoba untuk mengulas permasalahan ini ke departemen yang lain dalam satu
dari faktor organisasional dan juga budaya perusahaan. Atau dari satu organisasi
perusahaan, yang dimungkinkan adanya perusahaan ke perusahaan yang lain. Dalam
perbedaan antara perusahaan nasional dan skala internal saja, perputaran ini bisa
juga MNCs yang menyebankan iklim kerja menimbulkan dua dampak yang berbeda.
yang ditimbulkan juga berbeda. Namun Disatu sisi bisa meningkatkan pengalaman
dengan tidak meninggalkan sisi individu seseorang, tetapi juga disisi lain bisa
dari masing-masing karyawan yang tidak menimbulkan stress yang berujung pada
dipungkiri memberikan kontribusi besar menurunnya produktivitas seseorang dalam
pada tingkat turnover pekerja. bekerja.
Namun demikian turnover tipe ini,
Pandangan Umum T entang Worker dikendalikan penuh oleh HRD perusahaan
T urnover yang membuat penerapan turnover ini
Secara umum employee turnover
merupakan sebuah studi yang banyak 4
membahas tentang apa yang harus The Contribution of Individual V ariables: Job
dilakukan untuk memahami basic ideologi Satisfaction and Job Turnover oleh Dr. Zainab F.
dari pemikiran seseorang yang mana Zadeh, Bahria University-Karachi Campus, National
Stadium road, Karachi. September 2011 V ol 3, No 5
terafiliasi dengan intensitas job turnover 5
Dikutip dari sumber yang sama dengan jurnal
walaupun banyak penelitian masih belum
sebelumnya.
6
Pembahasan secara organisasional dalam konteks
3
Lihat footnote 1 MNCs akan dibahas pada halaman berikutnya.

6
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

menguntungkan perusahaan melalui dalam Suehiro (2007), Miyazaki


pemenuhan kebutuhan dasar perusahaan mendefinisikan MNCs sebagai bentuk
yang dimungkinkan dapat diperoleh melalui tertinggi dari sebuah joint-stock organisasi
system yang demikian. External turnover, perusahaan. Namun banyak pihak yang
dengan kata lain adalah pengalaman menilai definisi ini sangat sempit. Selain
perputaran pekerjaan oleh individu dengan itu, ada perbedaan lagi yang cukup tajam
berganti perusahaan. Hal ini dapat ditemukan pada edisi ke lima dariDirectory
memberikan dampak positif (kenaikan of Multinational yang diedit oleh Martin
kompensasi yang diterima atau gaji) Timbell dan Diana L Tweedie dan
sekaligus negatif (penurunan gaji dan juga diterbitkan pada tahun 19987. Menurutnya,
semakin menurunnya tingkat kepuasan penjualan dari mother company harus
karyawan untuk mengganti pekerjaan melebihi $1 billion dan produksi luar
sebelumnya) pada karyawan. negerinya harus lebih dari $500 million
Kedua, V oluntary and Involuntary untuk bisa disebut MNCs. Namun definisi
Turnover. Tipe ini adalah turnover yang tersebut tidak berlaku untuk jangka waktu
berdasarkan pada konsekuensi incidental lama. Beberapa tahun kemudian definisinya
maupun sosial dari kehidupan karyawan, telah berubah kembali karena dianggap
yang mana saat ini dijadikan sebuah alasan banyak hal yang tidak tercakup di
untuk memiliki pergantian secara fleksibel dalamnya.
yang disebabkan oleh level kepuasan Dari sekian banyak definisi yang
pekerjaan dan performa dasar pekerjaan. ada, definisi yang lebih banyak digunakan
Involuntary turnover didasarkan adalah yang dirilis oleh UNDESA8.
pada faktor diluar control manajemen tetapi Dimana, MNCs didefinisikan sebagai
menjadi alasan untuk pegawai semua perusahaan yang mengendalikan
meninggalkan perusahaan. Seperti sebuah asset pabrik, pertambangan, penjualan,
perputaran karyawan tidak selalu disukai dan lainnya- pada dua negara atau lebih.
oleh pegawai itu sendiri. Contohnya adalah MNCs terdiri dari bermacam-
kematian seorang karyawan secara anarkis macam perusahaan dengan sebaran
pada sebuah negara, pada pemenuhan geografis yang hampir merata diseluruh
kebutuhan dasar kehidupan dan kesehatan. dunia, yang mana terkadang harus
Manajemen tidak mempunyai aturan untuk menghadapi berbagai hambatan
mengendalikannya sebagaimana perputaran didalamnya, termasuk bahasa ketika
karyawan dalam sebuah organisasi berkomunikasi dengan komunitas bisnis
perusahaan. lokal dalam rangkaian jaringannya9.
Sedangkan untuk voluntary turnover
pada sisi yang lain diterjemahkan sebagai
keinginan pekerja untuk tetap bekerja untuk
mencapai kepuasan personal yang berasal
dari pekerjaan. HRD dapat secara aktif 7
Kutipan tersebut diambil dari buku Catch-Up
berpartisipasi pada penurunan turnover Industrialization yang ditulis oleh Akira Suehiro
jenis ini. (2007). Kyoto University Press
8
Multinational Corporations in World Development
What Is MNCs? report from United Nations. 1973:24 yang dikutip
6
Perusahaan multinasional banyak dari buku yang sama dengan footnote
9
didefinisikan dalam beberapa versi yang Triandis, 1982; Adler, 1983; Herbert, 1984; Ronen
berbeda. Salah satunya adalah Miyazaki and Shenkar, 1985; Hofstede, 2001; Brannen,
Y oshikazu, seseorang yang telah 2004 dalam The multinational corporation as a
multilingual community: Language and
melakukan penelitian secara teori dan juga
organization in a global context oleh Yadong Luol
empiris pada perusahaan multinasional,
and Oded Shenkar. 2006
7
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Tabel 1: Perkembangan RealisasiFDI dan Penyerapan Tenaga Kerja


Sektor 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Nilai (juta) 102,5 253,4 308,5 407,8 533,0 502,4
Primer
Tenaga Kerja 2.465 18.273 9.677 23.190 26.416 16.741
Nilai (juta) 1553,3 1880,6 2804,5 3502,1 3604,5 3622,9
Sekunder
Tenaga Kerja 3.839 69.196 91.728 97.326 152.815 105.141
Nilai (juta) 1435,4 3316,6 1489,3 5004,7 1839,5 4419,1
Tersier
Tenaga Kerja 2.082 29.755 46.996 35.593 27.714 16.910
Sumber: BKPM dalam Indonesia Ekonomi Outlook 2008-2012

Sedangkan untuk Sehingga Indonesia menjadi salah satu


mengorganisasikan aktivitas bisnisnya, destinasi favorit bagi MNCs untuk
MNCs memilih antara struktur menginvestasikan sumber daya modal
departemental (sebuah divisi internasional mereka. Hal ini dikarenakan faktor
diseluruh aktivitas luar negeri), sebuah rendahnya biaya tenaga kerja, kemudahan
struktur divisional (tiap divisi produk untuk mendapatkan sumber daya natural,
mengatur aktivitas internasionalnya dan yang paling penting adalah sebagai
sendiri), struktur matrix (markas besar dan pasar untuk mendistribusikan produk
divisi produk co-manage subunit luar mereka (Haerudin, 2006). Tetapi saat ini
negeri), atau sebuah struktur geografis tidak akan dibahas mengenai hal-hal
(regional headquarters mengatur semua tersebut lebih luas. Hanya digunakan
aktivitasnya dalam satu region). Perusahaan sebagai penjelas saja.
yang menggunakan struktur geografis atau Sedangkan sejalan dengan
matrix pada umumnya lebih bermacam- perkembangan ekonomi dunia yang
macam dan kompleks daripada impresif dalam 4 tahun terakhir, peran
menggunakan struktur divisional dan Multinasional mampu berkontribusi positif
departemental. Dibawah struktur geografis pada kinerja perekonomian Indonesia. Hal
dan matrix, regional headquarters memiliki ini tercermin melalui Foreign Direct
otoritas untuk merencanakan dan Investment (FDI) yang meningkat cukup
mengawasi investasi dan produksi dalam pesat. Walaupun sempat mengalami
region mereka (Y adong Luo, Oded pertumbuhan negatif yang cukup besar,
Shenkar, 2006). pada periode 2004-2006 FDI global
meningkat cukup signifikan10. Peningkatan
MNCs di Indonesia signifikan ini juga berdampak pada
Salah satu dampak dari perubahan penyerapan tenaga kerja lokal. Penyerapan
multidimensi dan globalisasi telah ini selengkapnya tergambar pada tabel 1
membawa berbagai pengaruh dan dampak berikut.
bagi negara-negara berkembang, terutama Perkembangan FDI ke Indonesia
pada negara-negara Asia Tenggara. Salah selama 5 tahun terakhir menunjukkan
satu dari negara tersebut adalah Indonesia adanya pergeseran orientasi industri, yakni
yang juga memiliki pakta/perjanjian dengan dari sektor sekunder ke sektor tersier. Dari
turut aktif berpartisipasi dalam pasar bebas sisi penyerapan tenaga kerja, pergeseran
dengan menggabungkan diri ke dalam orientasi ini perlu dicermati, mengingat
Asian Free Trade Agreement (AFT A) pada sektor sekunder (industri pengolahan)
tahun 2003 dan nantinya ke dalam Asia selama ini adalah sektor penyerap tenaga
Pacific Economic Cooperation (APEC)
pada tahun 2020.
10
Diambil dari Outlook Ekonomi Indonesia 2008-
2012 yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

8
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

kerja terbesar, khususnya untuk unskilled Selain itu, beberapa diskusi ilmiah
atau low-skilled labor11. berdasarkan studi empiris yang pernah
dilakukan menunjukkan bahwa ada
Melihat paparan data di atas, dapat hubungan positif antara training
diketahui bahwa MNCs memiliki peran organisasional dan retention karyawan
yang cukup penting untuk perekonomian (diwakili oleh rendahnya tingkat turnover
negara ini. Walaupun ada beberapa karyawan), meskipun fungsi sinergiHuman
perbedaan pendapat tentang keberadaan Resouces (HR) ini juga dipengaruhi oleh
perusahaan asing ini, banyak sisi positif level organisasional dari turnover.
yang bisa diambil. Oleh karena itu Contohnya adalah Carley (1992) yang
pengkajian tentang fenomena ini masih menggunakan pembelajaran organisasional
harus tetap dilakukan. untuk memprediksi tingkat turnover
Ketika kita kembali pada pokok karyawan sepanjang waktu. Sedangkan
bahasan kita di awal tentang worker Arthurs (1994) yang bekerja dengan
turnover , dapat diperoleh keterkaitannya manager pabrik baja mengambil
disini. Permasalahan internal MNCs kesimpulan bahwa komitmenlah yang telah
(turnover) akan berdampak pada kondisi menjalankan sistem HR (partisipasi dalam
ekternalnya. Dan secara umum ketika tidak pengambilan keputusan, pengembangan
segera diatasi akan berdampak pada skala training dan skill, aktivitas social,
nation bukan lagi menjadi permasalahan keuntungan dan bonus). Hal demikian
internal perusahaan saja. Oleh karena itu, cenderung untuk menghasilkan tingkat
pada bahasan selanjutnya akan diuraikan turnover yang rendah dan tingginya
faktor penyebab terjadinya turnover pada produktivitas14. Namun demikian pada studi
MNCs ini. selanjutnya yang dilakukan oleh Zheng
(2010) menunjukkan hasil yang berbeda
Faktor Penyebab Worker Turnover untuk variabel yang sama. Lebih banyak
MNCs memiliki kecenderungan training yang diberikan pada karyawan di
untuk beroperasi pada negara yang berbeda, Asia justru meningkatkan level turnover.
oleh karena itu, pengembangan budaya Beberapa alasan bisa dimunculkan
perusahaan secara khusus berdasarkan untuk meng-counter fenomena ini.
penyesuaian mereka pada budaya nasional Pertama, sindrome biaya pekerja yang
akan berbeda pula. Hal ini terkait dengan murah oleh Dowling, W elch, dan Schuler
interaksi antara budaya nasional dan budaya (1996) dapat memberikan satu cara untuk
perusahaan yang harus dialami oleh menjelaskan mengapa training yang
expatriate12 dan juga karyawan lokal dari diselenggarakan oleh MNC justru membuat
MNCs, yang mana dapat memberikan lebih banyak pekerja meninggalkan
pengaruh pada tingkat turnover karyawan13. perusahaan. Seperti yang dijelaskan
Dowling dalam Zheng (2010), kebanyakan
11 MNCs, bahkan bisnis milik orang-orang
Paper ini tidak akan dibahas dari sisi demand-
Asia, telah menyadari keuntungan dari
supply labour-nya, tetapi lebih pada labour yang
training untuk mempertinggi performa
telah berada di dalam perusahaan . Pembahasan lebih
perusahaan, sehingga mereka berinvestasi
lengkap tentang ini dapat dilihat pada Outlook
pada pekerja lokal yang terlatih, seperti
Ekonomi Indonesia 2008-2012 hal 33 yang
juga yang ditunjukkan pada beberapa kasus
diterbitkan oleh Bank Indonesia
12
Labour yang berasal dari mother company MNCs.
14
Biasanya mereka berada di host country pada posisi Dua contoh tersebut (Arthur dan Carley) diambil
manager, teknisi ahli, dll. dari Organisational determinants of employee
13
Lueke & Svyantek, 2000 dalam C. Zheng, D. turnover for multinational companies in Asia , C.
Lamond, 2010 Zheng, D. Lamond, 2010
9
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

yang pernah ada. Dengan demikian, pekerja kombinasi efek dari remunerasi, peluang
yang telah dilatih dan terampil ini, akan pengembangan karir, kondisi umum
menjadi sesuatu yang sangat menarik untuk pekerjaan, dan kepuasan pekerja dengan
para kompetitor perusahaan, yang kerja dan budaya kerja. Studi prioritas yang
sederhananya, mereka bersedia pernah dilakukan telah mengindikasikan
menawarkan paket kompensasi yang lebih bahwa training sendiri mungkin tidak
baik untuk menarik mereka. Harapan memastikan untuk meningkatkan komitmen
pekerjaan yang lebih dan mereka pekerja. Lebih dari itu, hal ini adalah
(trained and skilled employee) yang kombinasi dari training dengan latihan yang
diburu oleh kompetitor berulangkali diberikan oleh HR yang lain yang akan
dilaporkan sebagai kunci tantangan untuk menciptakan sinergi dimana organisasi
manager HR di Asia. meningkatkan level yang lebih tinggi dari
Kedua, pendekatan hubungan komitmen pekerja pada perusahaan, dan
overinvestment employee yang disarankan menurunkan level turnover diharapkan
oleh Tsui, Pearce, Porter, and Tripoli menjadi hasil akhirnya. Sehingga, untuk
(1997) mungkin telah digunakan oleh mewujudkannya memerlukan integrasi
survey MNCs di Asia. Penggunaan antara training dengan latihan HR yang lain
pendekatan ini muncul lebih banyak untuk memperkuat dampaknya pada control
dipengaruhi oleh kontrak serikat dagang turnover pekerja.
dan beberapa birokrasi pemerintah. Sementara hasil studi terbaru
Sehingga kebijakan pengoperasian tentang hubungan antara training dan
perusahaan dan juga HR lebih banyak turnover tidak seperti yang menjadi harapan
dikendalikan oleh pemerintah lokal masing- banyak peneliti sebelumnya, hal ini
masing. Training cenderung untuk menjadi memberikan sebuah headline penting dari
persyaratan legislatif di beberapa negara di pergeseran fokus dari pengembangan teori
Asia Pasifik kepada MNCs yang akan yang terkait dengan turnover pekerja dari
beroperasi di wilayah mereka. Contohnya, prespektif individual pada analisis
pada tahap awal reformasi ekonomi di kombinasi level individual dan
China, patner asingnya kebanyakan adalah organisasional.
MNCs, yang diminta untuk melatih pekerja Berlawanan dengan penjelasan dari
China yang tidak terampil dan yang beberapa studi yang pernah ada, tingkat
berketerampilan rendah sebagai bagian dari turnover pekerja diantara MNCs di Asia
kesepakatan joint venture. tidak terkait pada kurangnya training. Lebih
Sejenis dengan contoh di atas, di jelasnya perlu untuk menganggap aspek
Mexico, perusahaan harus men-trained training pada konteks dari pendekatan
manager lokal agar memperoleh lisensi strategis yang lebih luas untuk pelatihan
untuk beroperasi atau agar bisa diterima HRM (Human Resources Managemen)
kedalam komunitas bisnis local. MNCs di pada perusahaan-perusahaan di Asia.
Singapura, secara khusus menyaratkan Seperti yang telah diketahui bahwa,
untuk berinvestasi pada training dan turnover terkait dengan ukuran perusahaan,
pengembangan manusia. Oleh karena itu, karakter industri dan lamanya pengalaman
dapat dilihat bahwa pengeluaran training yang dimiliki oleh cabang perusahaan lokal,
seolah-olah dapat lebih legal dan atau sehingga mampu membangun operasi yang
menjadi persyaratan utama dari host lebih luas dan mengembangkan pengalaman
country yang harus dipenuhi, daripada expatriate dari mengatur pekerja lokal
investasi efektif oleh MNCs yang mungkin akan lebih mengarahkan pada
ditujukan pada isu employee turnover. reputasi perusahaan yang lebih baik pada
Ketiga, faktor yang mempengaruhi cabang local, dan dapat mempertahankan
retention cukup kompleks, termasuk staff lokal lebih efektif.

10
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Turnover pekerja adalah sebuah Padahal, ketika berbicara masalah MNCs


kelalaian yang cukup tinggi ketika dijumpai ada faktor-faktor kultural yang mendorong
dalam sebuah MNCs tingginya proporsi adanya turnover.
dari expatriate manager terjadi pada cabang Kedua, ketika berbicara MNCs di
lokal, Walaupun hubungan antara perluasan Indonesia, akan dijumpai beberapa
transfer dari manager intra perusahaan dan perbedaan pendapat kttentang ini. Ada
turnover pekerja lokal tidak signifikan pihak yang pro dan kontra dengan
secara statistik. Dispekulasikan bahwa perkembangan MNCs. Tetapi ketika dilihat
kekurangan penyesuaian sosial antara dari aspek positifnya, MNCs mampu
expatriate dengan pekerja lokal mungkin memberikan aliran FDI yang secara tidak
secara umum akan terus berlanjut diantara langsung membantu mengurangi
MNCs. Hal ini mungkin akan membuat pengangguran di Indonesia. Serta mampu
grup divisi, walaupun kebanyakan pekerja meningkatkan nilai jual pekerja negara ini
Asia dari MNCs yang disurvey lebih dengan sistem training yang diterapkan.
berharap pada adanya komunikasi dan Oleh karena itu, adanya turnover pada
kohesi. Kurangnya sosialisasi pada MNCs MNCs dalam jangka panjang juga akan
besar mungkin akan memicu lebih berdampak pada perekonomian nasional.
tingginya level turnover pekerja diantara Ketiga, faktor penyebab terjadinya
beberapa negara Asia yang ada termasuk worker turnover pada MNCs, diantaranya
Indonesia. adalah harapan pekerjaan yang lebih baik
Pembahasan di atas memunculkan dan mereka (trained and skilled employee)
bahwa seleksi dan rekrutment dari yang diburu oleh competitor karena telah
expatriate dan asosiasi yang kompeten dari dibekali oleh training dan berbagai
pengaturan pekerja internasional masih keterampilan oleh MNCs dimana dia
menjadi sebuah tantangan bagi banyak bekerja sebelumnya. Kemudian, faktor
MNCs yang beroperasi di Asia. penyebab yang datang dari birokrasi.
Terakhir, beberapa penelitian Banyak negara yang mensyaratkan training
menemukan bahwa tidak ada perbedaan untuk pekerja lokal pada MNCs sebagai
antara posisi markas besar di tempatkan syarat beroperasi di negara tersebut.
barat maupun yang dimiliki oleh Asia. Sehingga terkadang perusahaan lebih fokus
Selain itu, penelitian secara statistic yang pada pemberian training daripada
dilakukan oleh Zheng (2010) menunjukkan menyelesaikan isu worker turnover. Faktor
hasil yang tidak signifikan antara parent terakhir adalah, keberadaan expatriate.
source dan turnover yang ada. Pemikiran Kemampuan expatriate dalam
konvensional yang ada menunjukkan menyesuaikan dengan budaya lokal sangat
bahwa budaya adalah faktor tambahan yang berpengaruh pada tingkat turnover
mempengaruhi dari dampak pelatihan HRM karyawan.
pada pengendalian turnover pekerja.

Kesimpulan Daftar Pustaka


Dari keseluruhan pembahasan yang Connie Zheng & David Lamond, 2010.
telah diuraikan di atas. Beberapa Organisational determinants of
kesimpulan yang bisa diambil adalah employee turnover for
sebagai berikut. multinational companies in Asia.
Pertama, kajian tentang turnover Asia Pac J Manag (2010) 27:423
yang banyak dilakukan selama ini, lebih 443 DOI 10.1007/s10490-009-
cenderung pada aspek individu saja. Masih 9159-y: Springer Science +
sedikit yang berusaha melibatkan aspek Business Media, LLC online 2009
organisasional dari sebuah perusahaan.
11
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Haeruddin, M. Ikhwan Maulana.2006. Yadong Luol & Oded Shenkar. 2006. The
Multinational corporations & multinational corporation as a
dampaknya bagi indonesia.Sebuah multilingual community:
kajian hubungan industrial. Language and organization in a
Makassar global context. Journal of
Outlook Ekonomi Indonesia 2008-2012, International Business Studies,
Integrasi Ekonomi ASEAN dan V ol. 37, No. 3 (May, 2006), pp.
Prospek Perekonomian Nasional. 321-339: Palgrave Macmillan
2008: Biro Riset Ekonomi Journals
Direktorat Riset Ekonomi dan Zadeh, Zainab F, Dr. 2011. The
Kebijakan Moneter, Bank Contribution of Individual
Indonesia V ariables: Job Satisfaction and
Soehiro, Akira. 2007. Catch-Up Job Turnover oleh, Bahria
Industrialization. Kyoto University University-Karachi Campus,
Press National Stadium road, Karachi.
September 2011 V ol 3, No 5

12
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Sistem Ekonomi : Moral vs Insting Pemangsa


Thomas Soseco

Abstract

The main idea of capitalism mainstream is free competition. Related to intercountry


relationship, this idea is applied until now. There will be no convergence between poor
countries and rich countries. The rich will exploit the poor therefore they can richer .
The poor wil always depend to the rich. Using dependecies theory, we can analyse how
until now there are several problems following welfare in capitalism system. Therefore,
human should not only do their economy activities based on profit oriented only, but
also ethics and moral.

Keywords: Convergence, Capitalism, Dependecies Theory

Pembahasan mengenai konvergensi Dalam dunia nyata, apakah memang


pendapatan per kapita telah menjadi poin demikian yang terjadi? Apakah memang
penting dalam analisis ekonomi bisa negara kaya membiarkan pendapatan
pembangunan, terutama dalam kaitannya per kapita yang diterima oleh dirinya akan
dengan analisis antar negara. Analisis disamai oleh negara yang lebih miskin?
konvergensi yang berarti kemakmuran yang Pertanyaan ini membawa dampak bahwa
terjadi di negara miskin pada suatu ketika bila memang betul seperti itu, maka
akan sama dengan yang terjadi di negara implikasinya adalah pertumbuhan ekonomi
kaya. Indikator yang paling banyak di negara miskin akan jauh lebih tinggi
digunakan untuk mengukur tingkat daripada di negara kaya. Pertumbuhan
kemakmuran adalah dengan menggunakan ekonomi di negara kaya akan cenderung
pendapatan per kapita. Pendapatan per melambat bahkan berhenti sama sekali.
kapita lebih sering digunakan untuk Dalam dunia nyata, pertumbuhan ekonomi
menyebut istilah PDB per kapita. Semakin yang berhenti sama sekali disebabkan oleh
tinggi PDB per kapita yang diterima suatu tidak adanya nilai tambah atas modal yang
negara menunjukkan semakin tinggi sudah ada. Tidak adanya nilai tambah
kemakmuran uang terjadi di negara tersebut akan menyebabkan tiadanya
tersebut. investasi baru yang dapat dilakukan.
Berbagai penelitian berusaha Tiadanya investasi berarti tidak ada
menunjukkan bukti terjadinya konvergensi tambahan pendapatan. Tidak ada tambahan
pendapatan per kapita. Secara teori, pendapatan berarti tidak ada tambahan
konvergensi pendapatan per kapita akan kemakmuran.
dapat terjadi bila pertumbuhan ekonomi di Hal seperti itu tentu tidak akan
negara miskin bergerak lebih cepat daripada terjadi. Negara maju akan berusaha agar
pertumbuhan ekonomi yang terjadi di investasi yang sudah ada dapat terus
negara kaya. Kondisi ini menyebabkan bergerak. Investasi harus terus terjadi. Jika
tingkat pendapatan per kapita yang diterima investasi di dalam negeri sudah mencapai
oleh masyarakat di negara miskin tumbuh kapasitas penuh (full capacity) maka
lebih cepat daripada yang diterima ekspansi ke negara lain menjadi pilihan
masyarakat di negara kaya, sehingga pada berikutnya.
suatu ketika pendapatan masyarakat di Untuk mengamankan ekspansi
negara miskin tersebut akan menyamai di investasi tersebut, negara maju melakukan
negara kaya. penundaan konvergensi. Dengan menunda
_______________________________________
Alamat Korespondensi
Thomas Soseco, Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Email : thomassoseco@gmail.com
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

konvergensi, negara maju masih memiliki Untuk menganalisis hal tersebut,


momen gerak yang cukup untuk kita dapat menggunakan teori
meningkatkan kemakmurannya. Dengan ketergantungan (dependecies theory). Teori
menunda konvergensi, negara yang lebih yang dipelopori oleh Celso Furtado (1970)
miskin harus terus berjuang untuk memberi hasil bahwa sejak abad ke-18,
meningkatkan kemakmurannya, salah sebagai akibat dari adanya perubahan besar
satunya adalah dengan menggandeng dan mengglobal dari permintaan komoditas
investasi dari negara yang lebih kaya. dunia, negara negara terbelah menjadi dua
Teori pertumbuhan ekonomi yang berdasarkan tenaga kerja yang digunakan,
dianut negara berkembang yang yakni negara miskin di Asia, Afrika dan
menempatkan investasi sebagai dewa Amerika Selatan yang merupakan periferi
penyelamat. Dengan pengalaman negara dari negara maju. Negara periferi tersebut
maju dimana untuk dapat maju maka suatu menghasilkan komoditas primer, dan
negara harus melakukan industrialisasi dikuasai atau dikontrol oleh negara maju.
maka negara berkembang juga Hal ini menyebabkan terbentuknya
melaksanakan proses industrialisasi. Tak kelompok kelompok kecil yang bekerja
ada modal, maka tak boleh kurang akal. sama dengan negara maju, dan menguasai
Masih berlilmpah modal dari negara maju strutur perekonomian yang disebut
yang siap untuk digunakan. Negara maju peripheral capitalistm. Kelompok ini tidak
mendapat untung,negara berkembang juga mampu mendorong terjadinya inovasi dan
beruntung. Kemakmuran (yang ditandai sangat tergantung pada perubahan
dengan pendapatan per kapita) meningkat perubahan yang terjadi di dunia luar.
dengan meyakinkan. Maka kedua belah Gejala ini tampaknya yang terjadi di
pihak mendapat manfaat: negara kaya dapat sebagian besar negara sedang berkembang.
terus meningkatkan kekayaan, sementara Terdapat sekelompok kecil masyarakat
negara miskin dapat berangsur menjadi yang menjalin hubungan baik dengan dunia
lebih kaya. luar, sehingga kelompok kecil tersebut
Dengan melakukan simplifikasi memiliki pendapatan yang sangat tinggi
bahwa hanya ada dua faktor produksi dalam di tengah sebagian besar masyarakat yang
perekonomian yaitu modal (capital) dan masih hidup miskin. Hal ini pula yang
tenaga kerja (labor), dapat dikatakan bahwa menjelaskan terjadinya kondisi
negara maju memiliki faktor produksi ketimpangan pendapatan yang relatif tinggi
modal yang melimpah sementara negara di negara sedang berkembang.
miskin atau berkembang memiliki faktor Pertumbuhan ekonomi di suatu
produksi tenaga kerja yang melimpah. negara juga bukan seluruhnya merupakan
Negara maju yang memiliki modal hasil dari permintaan domestik. Meskipun
berlimpah dibanding tenaga kerja akan ada pihak asing yang beroperasi di suatu
mendistribusikan pendapatan lebih besar negara, permintaan dari luar negeri juga
kepada tenaga kerja dibanding kepada memberi dampak terhadap pertumbuhan
modal. Sebaliknya negara berkembang ekonomi dalam negeri. Sebagai contoh
yang memiliki tenaga kerja yang lebih seperti yang dikemukakan Furtado (1970),
banyak dibanding modal akan negara negara periferi menghasilkan
mendistribusikan pendapatan lebih banyak komoditas primer seperti beras, buah, kayu,
kepada modal, atau dengan kata lain modal sementara hasil yang diperoleh selain
akan lebih dihargai di negara berkembang. digunakan untuk konsumsi dalam negeri
Negara maju yang memiliki kapital-labor juga diekspor ke negara maju. Negara maju
ratio yang lebih besar dari negara tidak menghasilkan komoditas primer,
berkembang akan mengalami capital namun menghasilkan komoditas yang
outflow ke negara berkembang. berteknologi tinggi, seperti pesawat
terbang, semikonduktor, dan alat

14
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

kedokteran. Hal inilah yang menjelaskan primer tersebut kemudian diolah dan dijual
bahwa negara maju lebih padat modal: kembali ke negara pinggiran sebagai
kapital lebih berperan di negara maju. barang jadi. Negara pinggiran tersebut
Terjadi spesialisasi: negara berkembang seolah olah dihalangi untuk memiliki
menghasilkan komoditas yang padat karya, industri yang lebih modern dan mandiri,
sementara negara maju menghasilkan sehingga akan tercipta ketergantungan
komoditas yang padat modal. antara kedua negara tersebut.
Sejalan dengan model yang Teori Ketergantungan ini memiliki
dikemukakan Lewis (1954), bahwa akan dua aliran, yakni aliran Marxis serta Neo-
terjadi kelangkaan tenaga kerja pada sektor Marxis dan aliran Non-marxis. Aliran
industri yang sedang berkembang. Analisis pertama diwakili oleh Andre Gunder Frank,
kita lanjutkan dengan adanya kemungkinan Theotonio Dos Santos, Rudolfo
bertambahnya kebutuhan manusia: manusia Stavenhagen, V asconi, Ruy Mauro Marini
perlu pesawat yang lebih besar, dan F.H. Cardoso. Aliran ini menggunakan
mengangkut penumpang lebih banyak kerangka analisis dari teori Marx dan Neo-
namun lebih hemat bahan bakar, atau Marxis tentang imperialisme. Aliran ini
manusia memerlukan semikonduktor yang tidak membedakan secara tajam antara
lebih kecil namun berkemampuan berkali struktur intern dan struktur ekstern, karena
lipat dibanding pendahulunya, maka kedua struktur tersebut pada dasarnya
industri industri yang ada di negara maju dipandang sebagai faktor yang berasal dari
akan mengalami pertumbuhan. sistem kapitalis dunia itu sendiri. Struktur
Pertumbuhan permintaan harus diimbangi intern masa kini dari daerah daerah
dengan pertumbuhan suplai. Maka industri pinggiran tersebut memang sudah berabad
harus berkembang. Perkembangan ini abad dipengaruhi oleh faktor yang berasal
diatasi dengan menambah kapital atau dari luar sistem tersebut, sehingga seluruh
menambah tenaga kerja. Karakteristik struktur ini sudah terbuka bagi faktor
industri di negara maju yang padat modal ekstern. Dengan kata lain, struktur intern
menyebabkan rasio kapital per tenaga kerja daerah pinggiran tersebut hanya menjadi
lebih tinggi dibandingkan negara bagian yang tergantung dari struktur
berkembang. Hal ini menyebabkan kapitalis dunia.
penghargaan atas tenaga kerja lebih tinggi Selain itu, aliran Marxis dan Neo-
daripada kapital. Marxis ini mengambil perspektif
pertentangan kelas yang terjadi sejak
T eori Ketergantungan dahulu kala, yaitu antara para pemilik
Analisis perbedaan kesenjangan modal (kapitalis) dan kaum buruh
negara kaya dan negara membawa kita ke (proletar). Untuk memperbaiki nasib dan
sebuah teori yakni Teori Ketergantungan kesejahteraan kaum proletar, maka mereka
(Dependencia Theory). Teori ini menumbangkan para penguasa yang
berkembang pertama kali di Amerika Latin dianggap sebagai kaki tangan pemilik
pada tahun 1960-an. Menurut teori ini, modal. Oleh karena itu, menurut aliran ini
keterbelakangan yang terjadi di Amerika resep pembangunan untuk daerah pinggiran
Latin pada saat itu adalah buah dari adalah revolusi.
bergabungnya mereka ke dalam kelompok Aliran kedua yakni aliran Non-
negara negara kapitalis. Dengan Marxis. Aliran ini dipelopori oleh Celso
demikian, masyarakat kehilangan Furtado, Halio Jaguaribe, Anibal Pinto dan
otonominya dan kemudian menjadi daerah Osvaldo Sunkel. Aliran Non-Marxis ini
pinggiran (periferi) bagi masyarakat terutama melihat masalah ketergantungan
kapitalis. Daerah pinggiran ini dijadikan dari perspektif nasional atau regional, yaitu
daerah jajahan oleh negara kapitalis. Negara kawasan Amerika Latin. Aliran ini dengan
pinggiran berfungsi sebagai penghasil tegas membedakan antara keadaan dalam
barang primer bagi negara kapitalis. Barang
15
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

dan luar negeri. Menurut aliran ini, struktur Nilai tambah yang dihasilkan oleh barang -
dan kondisi intern pada umumnya dilihat barang jadi tersebut lebih tinggi dari barang
sebagai faktor yang berasal dari sistem itu mentah. Maka negara maju akan mendapat
sendiri, meskipun struktur intern ini di masa pendapatan yang lebih tinggi daripada
lampau atau masa kini dipengaruhi oleh negara miskin menghasilkan barang
faktor faktor dari luar negeri. Oleh karena mentah. Hal inilah yang menjelaskan
itu, subyek yang perlu dibangun adalah mengapa negara miskin akan senantiasa
bangsa atau rakyat dalam suatu negara. tidak memperoleh pendapatan yang cukup
Dalam menghadapi tantangan dari kegiatan ekspor, yakni akibat mereka
pembangunan, maka konsep negara atau terpaksa membayar lebih besar untuk
bangsa ini perlu dijadikan landasan untuk membayar barang impor dari negara maju.
mengadakan pembaharuan pembaharuan Presbich kemudian mengajukan satu
yang diperlukan untuk menentukan sikap solusi: negara miskin melakukan substitusi
terhadap dunia luar. impor. Negara melakukan industrialisasi
Mashab ketergantungan ini yang mengahasilkan barang pengganti bagi
kemudian berkembang ke seluruh penjuru barang yang mereka impor. Negara miskin
dunia. Berbagai ahli tertentu berusaha juga tetap boleh mengekspor barang primer
menjelaskan kondisi keterbelakangan di mereka, namun hasil dari penjualan tersebut
wilayah wilayah tertentu seperti Samir tidak untuk dibelikan barang impor dari
Amin di kawasan Afrika, Thomas Neiskof negara lain.
dan Bharat Jhunjhunwala di Asia serta Theotonio Dos Santos menekankan
Sritua Arif dan Adi Sasono di Indonesia. pada dimensi sejarah, yakni
Dari uraian di atas, inti dari teori ini keterbelakangan dan ketergantungan
adalah tergabungnya secara paksa (forced ekonomi di negara dunia ketiga bukan
incorporated) daerah - daerah pinggiran ke disebabkan oleh tidak terintegrasinya
dalam sistem ekonomi kapitalis merupakan mereka ke dalam tata kelola kapitalisme,
satu satunya jawaban atas masalah namun lebih disebabakan karena adanya
keterbelakangan (under development) yang monopoli asing, pembiayaan pembangunan
terjadi di negara negara berkembang. dengan modal asing, serta penggunaan
Implikasi yang muncul adalah, jika tidak teknologi maju dari negara kapitalis.
terjadi penggabungan tersebut dan Theotonio Dos Santos menyatakan
kolonialisme yang menyebabkan terjadinya tanpa adanya negara negara kaya, negara
integrasi tersebut, maka mungkin saja negara miskin dianggap tidak mampu
terjadi negara negara sedang berkembang meningkatkan taraf kehidupannya. Karena
sudah mencapai tingkat kesejahteraan yang kondisi ini maka negara negara kaya
sangat tinggi saat ini, salah satunya ditandai secara aktif terus melakukan dominasi
dengan sektor industri yang maju dan terhadap negara miskin di berbagai sektor,
mandiri. seperti ekonomi, media, politik, keuangan,
perbankan, dan pendidikan
Pola Ketergantungan yang T erjadi Dalam teori ketergantungan terdapat
Beberapa ahli menyatakan masalah tentang struktur model satelit-
terjadinya ketergantungan antara negara metropolis (a metropolis-satelitte model).
berkembang dan negara maju dapat ditandai Model ini pertama kali diperkenalkan oleh
oleh beberapa hal. Raul Presibich Andre Gunder Frank. Model satelit-
menemukan hasil fenomena ketergantungan metropolis menjelaskan bagaimana
adalah saat negara negara miskin mekanisme ketergantungan dan
mengekspor komoditi ke negara negara keterbelakangan di negara negara dunia
kaya untuk diolah menjadi barang jadi. ketiga. Hubungan satelit-metropolis lahir
Barang barang jadi tersebut kemudian pertama kali di masa penjajahan. Negara
dijual kembali ke negara negara miskin. negara barat menjelajah samudera,

16
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

menguasai daerah daerah baru, dengan juga bila negara induk mengalami
maksud untuk mengambil (atau lebih kemunduran maka negara satelit juga akan
tepatnya menjarah) hasil bumi tanah mengalami kemunduran. Namun demikian,
jajahan. Untuk memperlancar hal tersebut, baik Dos Santos maupun Gunder Frank
negara penjajah membangun kota kota di sama sama menyatakan bahwa dinamika
tanah jajahan. Kota kota inilah yang kemajuan ekonomi di negara satelit tidak
berfungsi sebagai penghubung antara datang dari dirinya sendiri melainkan dari
daerah daerah pedesaan penghasil surplus negara induknya.
ekonomi (seperti hasil tambang, hasil
pertanian, hasil hutan) dengan kota kota Ketergantungan di Indonesia
di negara barat. Menurut Gunder Frank, Pertanyaan besar yang kemudian
proses pengambilan surplus inilah yang muncul: apakah Indonesia mengalami nasib
berlaku sampai saat ini, yang menyebabkan yang sama dengan negara satelit pada
terjadinya keterbelakangan di negara model satelit-metropolis? Untuk melihat hal
negara dunia ketiga. tersebut, baiknya kita melihat pada dua
Gunder Frank menyatakan terdapat buku yang mengejutkan dunia. Pada tahun
tiga komponen utama yang berperan dalam 2002 terbit sebuah buku The New Rulers of
mempertahankan keberlangsungan model The World yang ditulis oleh John Pilger.
satelit-metropolis, yakni: modal asing, Buku ini mengulas fakta di balik
pemerintah lokal di negara satelit, dan dimulainya liberalisasi ekonomi di
kaum borjuis. Berdasarkan tiga komponen Indonesia sejak tahun 1967. Pilger
utama tersebut, terdapat ciri ciri dari mengungkap latar belakang diadakannya
perkembangan kapitalisme satelit, yaitu: Konferensi Jenewa 1967 (bersamaan
Pertama, kehidupan ekonom yang dengan awal Orde Baru) yang disponsori
tergantung. Kedua, terjadinya kerjasama oleh Time-Life Corporation.
antara modal asing dengan kelas kelas Konferensi ini disebutnya sebagai
yang berkuasa di negara negara satelit pertemuan untuk merancang
yaitu pejabat pemerintah, tuan tanah dan pengambilalihan Indonesia. Konferensi ini
pedagang. Ketiga, terjadinya ketimpangan diikuti oleh korporat raksasa Barat dan
antara yang kaya dan miskin. ekonom ekonom top Indonesia yang di
Gunder Frank menyatakan bahwa kemudian hari dikenal sebagai Mafia
pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Berkeley. Konferensi tiga hari tersebut
negara negara satelit hanya akan berbuah kaplingisasi kekayaan alam
menguntungkan kepentingan modal asing Indonesia. Freeport mendapat gunung
dan kepentingan pribadi kelas tertentu di tembaga di Papua, konsorsium Eropa
negara satelit. Keuntungan tidak akan menguasai nikel di Papua, Alcoa mendapat
menetes ke bawah seperti yang diinginkan bagian terbesar bauksit di Indonesia, dan
oleh teori trickle down effect. Gunder kelompok perusahaan Amerika, Jepang dan
Frank menuju pada kesimpulan akhir Perancis mendapat hutan hutan tropis di
bahwa keterbelakangan hanya bisa diatasi Sumatera, Papua dan Kalimantan.
melalui revolusi. Buku kedua tidak kalah heboh. Pada
Dos Santos melihat negara tahun 2004 terbit sebuah buku berjudul
pinggiran (satelit) pada dasarnya Confessions of Economic Hitman yang
merupakan bayangan dari negara negara ditulis oleh John Perkins. Perkins menulis
induk (metropolis). Berlainan dengan pengakuan dosanya sebagai mantan
Gunder Frank yang melihat konsep satelit- agen ekonomi Pemerintah (AS) yang
metropolis hanya akan merugikan negara dalam kurun waktu 1971 1980 turut
satelit, maka Dos Santos menyatakan menjerumuskan beberapa negara Asia dan
negara satelit juga dapat berkembang bila Amerika Selatan seperti Panama, Ekaudor,
negara induknya juga berkembang. Begitu Kolombia, Iran, termasuk Indonesia, ke

17
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

dalam kubangan (jebakan) utang luar negeri mereka akan terbang ke negeri asal. Lihat
dan ketergantungan politik-ekonomi kepada saja PT Freeport Indonesia. Komposisi
korporat dan Pemerintah AS. saham perusahaan ini adalah 9,36%
Perkins yang berpredikat sebagai dimiliki Pemerintah Republik Indonesia
Perusak ekonomi atau Economic Hit Man dan 90,64% dimiliki oleh Frreport
(EHM) mengemban dua misi yaitu: McMoran Copper & Gold Inc. Pada tahun
Pertama, memastikan bahwa utang luar 2008, pendapatan yang diterima adalah
negeri yang diberikan kepada negara sebesar US$ 3,703 miliar, dengan
berkembang akan digunakan untuk keuntungan US$ 1,415 miliar. Sementara
membiayai proyek proyek konstruksi penerimaan negara dari Freeport melalui
raksasa milik perusahaan konsultan Perkins pajak dan royalti adalah sebesar US$ 725
dan korporat AS. Misi kedua adalah juta.
membangkrutkan negara pengutang agar Adanya pembangunan akan
selamanya tunduk kepada kreditur. Proyek menyebabkan pendapatan per kapita juga
proyek raksasa ini didesain untuk memuhi akan meningkat. Namun malangnya
kepentingan kepentingan ekonomi-politik peningkatan pendapatan per kapita ini tidak
negara maju seperti tersedianya pangkalan dirasakan sama oleh seluruh rakyat. Hanya
militer, suara di PBB, akses atas minyak, sebagian kecil saja yang menikmati
dan akses terhadap sumber daya alam manisnya pembangunan. Sebagian besar
lainnya. rakyat hidup dalam kemiskinan, terus
Perkins memunculkan suatu istilah bekerja, menjadi buruh pabrik, kuli
baru: Korporatokrasi, sebuah koalisi bisnis panggul, tanpa tahu bahwa mereka
dan politik antara pemerintah, perbankan bukanlah bekerja untuk mengangkat dirinya
dan korporasi. Korporatokrasi ini yang (dan keluarganya) dari kemiskinan namun
kemudian dianggap jauh lebih berbahaya untuk semakin mengubur mereka ke dalam
daripada sekedar konspirasi. Sistem ini kemiskinan dan ketergantungan. Indikator
tidak dikendalikan oleh segelintir orang, (2009) menyatakan di saat gaji dan
namun sebuah pemahaman yang diamini tunjangan dua orang CEO PT Freeport
orang, layaknya kitab suci. Pemahaman (yakni James Moffet dan Richard
yang terjadi adalah pertumbuhan ekonomi Anderson) mencapai US$ 207,3 juta,
akan mendatangkan manfaat bagi setiap pendapatan rata rata penduduk Papua
orang. Makin tinggi pertumbuhan ekonomi kurang dari US$ 240 per tahun.
maka akan semakin banyak bagian Kedua buku tersebut menginspirasi
pendapatan yang dapat dibagikan kepada kita pada dua hal. Pertama, ekonom
setiap orang. Maka pemerintah, perbankan, neoklasik sangat layak untuk dipertanyakan
dan korporat sebagai agen korporatokrasi lagi, ke arah mana cita cita mereka. Aliran
berusaha mengarahkan agar setiap sekolah, neoklasik menyatakan pertumbuhan
bisnis dan media untuk selalu mendukung ekonomi yang rendah disebabkan oleh
konsep yang salah tersebut. kurang berfungsinya alokasi sumber daya di
Proyek proyek pembangunan negara berkembang, serta adanya intervensi
menggunakan dana dari luar. Ini adalah pemerintah yang berlebihan. Ekonom
hutang, yang harus dikembalikan, beserta neoklasik menyatakan untuk dapat meraih
bunganya. Belum lagi penggelembungan kemajuan dan pertumbuhan ekonomi,
nilai proyek, penggunaan tenaga asing dan negara sedang berkembang harus didorong
teknologi dari luar. Dengan adanya untuk mengembangkan pasar yang bebas,
pembangunan, nilai PDB akan meningkat. privatisasi sektor publik, mendukung
Namun ingat, perusahaan perusahaan perdagangan internasional, menghapus
raksasa yang beroperasi adalah milik asing. hambatan hambatan dalam perdagangan
Hasil produksi mereka diakui sebagai hasil antar negara, meningkatkan tabungan
produksi dalam negeri, namun keuntungan domestik, mengurangi pengeluaran

18
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

pemerintah dan ekspansi moneter, Jikalau foreign aid tersebut adalah


menghilangkan regulasi dan distorsi harga suatu bentuk penjajahan, apakah salah?
pada pasar keuangan, pasar modal dan Penjajahan berarti negara yang miskin
pasar komoditas. sumber daya alam akan berusaha
Kedua, ilmu ekonomi apa yang menguasai negara yang kaya sumber daya
mampu menjelaskan kondisi alam. Negara penjajah akan mengambil
keterbelakangan yang terjadi di Indonesia hasil - hasil ekonomi negara jajahannya:
dan negara dunia ketiga lainnya, dan membuat mereka semakin kaya dan
sekaligus membawa rakyatnya dari kondisi sekaligus membuat jajahannya tetap
keterbelakangan tersebut. Diperlukan bergantung pada mereka. Inilah hakikat
sebuah sistem yang bersumber dari dalam penjajahan, yang terus terjadi sampai saat
masyarakat sendiri, yang menginspirasi ini.
kehidupan bangsa bahkan sejak sebelum Bercermin dari sejarah bangsa
datangnya bangsa penjajah. bangsa, kita tentu masih ingat kejayaan
kerajaan kerajaan di masa lampau.
Bagaimana Suatu Negara Dijajah oleh Y unani, Romawi, Persia, China, atau Mesir.
Negara Lain Negara negara itu menaklukan wilayah
Arif Budiman (1985) menulis Samir yang sangat luas dengan menaklukkan
Amin dalam konferensi internasional penguasa penguasa lokal. Mengirim
Masalah Ketergantungan dalam pasukan perang, mengambil budak,
Pembangunan Korea: Sebuah Perspektif kemudian membentuk penguasa penguasa
Perbandingan tahun 1985 menyatakan lokal yang tunduk pada penguasa pusat.
sebenarnya dalam teori kapitalisme dunia, Kemudian hasil bumi wilayah taklukan
tidak ada pendapat yang menyatakan bahwa dikirim ke pusat kerajaan. Ratusan tahun
ada satu atau beberapa negara yang tidak kemudian, sejarah kemudian berulang. Era
ditakdirkan untuk tidak bisa berkembang. penjelajahan samudera mendorong negara
Semua negara memiliki kesempatan yang negara Eropa untuk menjelajahi daerah
sama untuk berkembang, meski tidak daerah baru; dengan tujuan mencari daerah
semua negara bisa berhasil. Hanya ada penghasil hasi bumi yang merupakan
sebagian kecil negara yang akan berhasil. komoditas yang amat berharga pada masa
Negara yang berhasil, berdasarkan prinsip itu. Segera, Inggris, Portugis, Spanyol dan
kapitalisme itu sendiri, akan menindas Perancis menaklukan daerah daerah baru.
yang kurang berhasil. Dengan pola yang sama, menaklukan
Prinsip ini kemudian patut menjadi penguasa lokal. Hasil akhirnya: kekayaan
inspirasi: tidak ada negara yang tidak punya alam daerah jajahan dikirm ke benua Eropa,
kesempatan untuk sejahtera; semua negara ke tempat penjajahnya berasal.
dapat dan berhak menjadi sejahtera. Tinggal Pertanyaan besar yang muncul:
sejauh mana kemauan dan kemampuan kenapa mereka menjajah bangsa lain? Jauh
negara tersebut untuk mewujudkan sebelum Adam Smith lahir, insting untuk
pembangunan yang mensejahterakan. menguasai daerah laindan kekayaan
Kemauan dan kemampuan negara alamnyatelah ada di benak setiap
akan membawa negara tersebut ke suatu manusia. Negara atau kerajaan yang
pola bagaimana menyikapi hubungannya menjajah pada umumnya telah mencapai
dengan dunia internasional. Sebuah tingkat penguasaan ilmu pengetahuan yang
ideologi, sebuah kepercayaan atau sebuah tinggi, juga struktur sosial di masyarakat,
jiwa adalah hal yang sangat penting untuk ataupun kehidupan beragama yang sudah
dimiliki. Di saat kita tidak pernah tahu mapan. Hal ini yang membawa mereka ke
apakah bantuan asing atau foreign aid itu dalam pemikiran bahwa merekalah yang
adalah murni untuk membantu kita atau ada sekarang berada di puncak piramida
motivasi tertentu. kekuasaan. Bangsa lain berada lebih rendah

19
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

derajatnya daripada mereka, dan karena ethicus dan homo socius, manusia
itulah mereka sah untuk ditaklukkan. melakukan aktivitas ekonomi berdasarkan
Pemikiran ini kemudian bergeser ke moral, agama, serta nilai nilai sosial,
arah ekonomi. Mereka merasa bahwa bukan sekedar didorong oleh bayangan
merekalah yang berhak menempati puncak mencari laba. Bila hal ini dilakukan maka
piramida ekonomi. Maka segala sumber masalah masalah yang lazim ditemui
daya, kekayaan alam dan hasil bumi lainnya dalam analisis ekonomi kapitalis seperti
harus bermuara ke kepentingan mereka. kesenjangan pendapatan, kemiskinan
Dan karena hal tersebutlah maka mereka struktural, ketimpangan pembangunan
juga merasa harus menyebarluaskan secara spasial, serta kerusakan lingkungan
gagasan gagasan tentang imu ekonomi akan dapat teratasi. Dan yang lebih
yang ditemukan oleh mereka. Ingat, teori menguntungkan lagi akan terjadi perubahan
teori ekonomi yang banyak dipakai saat dalam alam pikiran manusia, sehingga
ini berasal dari negeri Barat. menolak untuk dijajah negara lain baik
secara sistem ekonomi maupun dari jeratan
Revolusi Pola Pikir nyata imperium korporatokrasi.
Pelajaran lain dari buku Pilger dan
Perkins adalah kita harus melakukan Referensi
revolusi pola pikir (mindset). Kegiatan
ekonomi saat ini membawa implikasi nyata Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi
bahwa manusia modern dituntut untuk Pembangunan. Jakarta: Penerbit
mendapatkan sebanyak mungkin selagi bisa Gunadarma
dilakukan. Karena, jika tidak melakukan Budiman, Arif. 1985. Teori Ketergantungan
maka tidak mendapat apa - apa. Manusia Digantung. Kompas, 2 September
kini menjadi semakin sibuk dan kompetitif. 1985.
Budaya ini telah menghasilkan aura Gie, Kwik Kian. 2009. Indonesia
kompetisi yang secara tidak langsung Menggugat Jilid II: Menjabarkan
menghidupkan kembali insting pemangsa Pidato Proklamasi Calon Wakil
dalam diri manusia modern. Manusia kini Presiden Boediono.
menjadi serigala bagi manusia lain atau Indikator. 2009. Imperium Korporasi dalam
homo homini lupus. Agar tetap dapat Negara yang Berdaulat. Majalah
bertahan hidup, manusia berusaha Indikator No. 45 tahun XXIII Tahun
melakukan segala cara; manipulasi, 2009.
eksploitasi, dan ancaman. John Pilger. 2002. New Rulers of The
Inilah yang menjadi esensi dari World. London: V erso
sistem ekonomi kapitalis. Serba Nafziger,E Wayne. 2006. Economic
kepentingan diri sendiri. Individu akan Development. Fourth Edition.
selalu mengejar kepentingan pribadi (self Cambridge University Press
interest), berorientasi keuntungan pribadi Perkins, John. 2004. Confession of
(profit oriented), dan selalu bersaing (free- Economic Hitman. San Fransisco:
competition). Berret-Koehler
Seharusnya pendekatan yang Santosa, Awan. 2010. Ekonomi
menyatakan bahwa manusia adalah serigala Kerakyatan: Urgensi Konsep dan
bagi manusia lain (homo homini lupus) Aplikasi. Yogyakarta: UMBY dan
tidak patut lagi diikuti. Manusia adalah juga SEKRA
sebagai makhluk sosial (homo socius) dan Satriotomo, Rahmat. 2007. Teori
makhluk beretika (homo ethicus). Semua Konvergensi dan Liberalisasi
tindakan harus juga berdasarkan moralitas. Ekonomi. Harian Sinar Harapan.
Y ang baik dan tidak baik. Sebagai homo Sabtu 5 Mei 2007.

20
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Analisis Kritis Hutang dan Dampaknya Terhadap Kinerja PDAM


(Perspektif Ekonomi Politik Pada PDAM PERMAI)
Bambang Haryadi

Abstract

Most of the PDAM s funding are used to finance investment from debt. Through the
central government (ministry of finance) are loans from the world financial
institutions such as World Bank, Asian Development Bank, OECD and others. Not a
secret anymore that the various loan schemes are attached several conditions must
be met before the Indonesian government loan funds can be disbursed. Through the
study of political economy perspective (political economy of accounting), the world
bank debt of PDAM are analyzed and scrutinized in depth. So it will be found a wide
range of meanings and interests inherent in the "gift" of debt. The study shows that
the debt obtained indications of coercion and not for the basic needs of the company.
Motive lending is not far from the interests of the world banks to privatize. Debts not
make companies to be more healthy and performing well.

Keywords: PDAM, Political Economy of Accounting, Performance, Debt

PDAM dibentuk berdasarkan memberikan kontribusi pendapatan yang


Undang-Undang Nomor 5 tahun 1962. besar kepada pemerintah daerah dan
Sebagai penyelenggara utama pelayanan air menjadi penyokong utama sumber-sumber
minum di daerah di samping mengemban pendapatan asli di masing-masing daerah.
misi komersial PDAM juga berperan Dengan sistem monopoli terdapat
sebagai pengatur dan penentu kebijakan jaminan bahwa perusahaan tersebut akan
sebagai operator. Kebijakan yang pernah dapat terus menghasilkan keuntungan yang
dibuat antara lain pembangunan instalasi sangat luar biasa karena semua dapat diatur
secara luas di Indonesia, penerapan prinsip sendiri, dan masyarakat pengguna tidak
pemuliaan biaya penuh untuk perkotaan, dapat memiliki alternatif lain untuk
pembiayaan pembangunan melalui mengganti produk yang dihasilkan
pinjaman lunak dari berbagai pendanaan perusahaan. Barangkali sebuah keanehan
dalam dan luar negeri. atau anomali jika ternyata hasil yang
Sebagai penyelenggaran utama dan dicapai oleh perusahaan monopoli tersebut
satu-satunya pelayanan air minum di justru terbalik dari apa yang seharusnya.
daerah, PDAM memiliki kesempatan untuk Sampai kapanpun teori dan logika akan
dapat meningkatkan konstribusi terhadap terus menyatakan bahwa perusahaan
upaya pemerintah daerah meningkatkan tersebut akan memperoleh keuntungan yang
pendapatan asli daerah. Dengan pola luar biasa. Penurunan tingkat keuntungan
perusahaan monopoli PDAM dapat dengan perusahaan tersebut barangkali akan terjadi
lebih leluasa menentukan tarif, jika suatu saat terdapat perusahaan pesaing
meningkatkan jumlah pelanggan dan yang diijinkan untuk mendampingi
memperoleh sumber-sumber air untuk perusahaan tersebut dalam mengelola
diolah menjadi air minum. Dengan sistem produk sejenis.
ini pula PDAM bisa dijadikan target untuk

_________________________________________
Alamat Korespondensi:
Bambang Haryadi, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura (UTM)
Email : haryadilee@yahoo.com
JESP V ol. 4, No.1, 2012

Tabel 1 : Perkembangan Kinerja PDAM di Indonesia


Tahun Nilai Kinerja

2001 93% (186 dari 201) PDAM kesulitan melunasi hutang (Kompas, 16 pebr)
2003 91% PDAM masuk kategori tidak sehat (Kompas, 4 sept)
2004 90% PDAM masuk kategori tidak sehat (Tempo Interaktif, 27 Apr)
PDAM mengalami kerugian rata-rata Rp 100 miliar pertahun (Lintkang, 2005),
2005
90% PDAM masuk kategori sakit (Tempo Interaktif, 5 Juli)
2006 330 dari 335 PDAM memiliki kekayaan negative (Kompas, 27 Ags)
2007 44 dari 335 PDAM yang dinilai sehat (Kompas mobile, 28 Ags)
80 dari 335 PDAM masuk kategori sehat (24%) , tingkat kehilangan air rata-
2008
rata 37% (Kompas, 27 Ags)
Sumber: Berbagai data diolah

Namun berdasarkan data laba (rugi) tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari
kinerja PDAM yang berbasis keuangan penentuan tarif air bagi masyarakat yang
sebagaimana tersaji dalam Tabel 1 sangat membebani masyarakat khususnya
menunjukkan bahwa PDAM di Indonesia bagi masyarakat kalangan ekonomi rendah.
mengalami masalah kinerja yang sangat Dipahami bahwa sebagian besar
pelik. Sejak tahun 1962 hingga saat ini sumber dana PDAM yang dipakai untuk
kinerja tidak kunjung menunjukkan hasil membiayai investasinya diperoleh dari
yang menggembirakan. Hampir lebih dari pinjaman (hutang). Melalui pemerintah
80% PDAM mengalami kerugian yang pusat, dalam hal ini diwakili Departemen
tidak kunjung selesai dan selalu mengalami Keuangan yang menyalurkan pinjaman dari
kesulitan keuangan, meskipun bentuk Institusi-institusi Keuangan Dunia misalnya
perusahaan adalah monopoli. W orld Bank, Asian Development Bank,
Hasil riset yang mendukung bahwa OECD dan lain-lain. Bukan rahasia umum
PDAM di Indonesia memiliki banyak lagi bahwa dalam berbagai skema pinjaman
permasalahan serta berkinerja rendah secara tersebut melekat beberapa persyaratan yang
intens dilakukan oleh Wijaya (2003; 2004; harus dipenuhi pemerintah Indonesia
2005). Dari hasil penelitiannya sebelum dana pinjaman dapat dicairkan.
menunjukkan bahwa (1) telah terjadi gap Baik persyaratan yang bersifat teknis
regulasi harga air yang ditetapkan oleh maupun persyaratan yang bersifat strategis
departemen dalam negeri dan PDAM serta yang terkadang terasa sangat mencampuri
pemerintah daerah, (2) telah terjadi adanya urusan dalam negeri Indonesia.
ketidakefisienan dalam pengelolaan Hingga saat ini kebanyakan PDAM-
operasional perusahaan air minum (PDAM) PDAM tersebut menderita kerugian karena
sehingga berdampak pada tarif air yang terbebani kewajiban membayar hutang yang
mahal. Meskipun ditetapkan secara khusus besar dan tingginya biaya operasional jika
tarif untuk masyarakat miskin atau dibandingkan dengan pendapatan yang
golongan ekonomi lemah, akan tetapi tarif diperolehnya. Dari populasi PDAM di
yang ditetapkan tersebut masih jauh dari Indonesia sekitar 300 perusahaan, sebagian
daya jangkau masyarakat tersebut, (3) besar menderita kerugian sebagai akibat
dalam rangka melayani masyarakat akan ketidakefisienan dalam melakukan investasi
kebutuhan air yang layak masih belum yang dibiayai dengan hutang. Hal ini
mampu menunjukkan pelayanan yang menyebabkan PDAM tidak dapat
memiliki rasa keadilan dan sosial yang

22
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

melaksanakan tugasnya dalam memberikan interpelatif atau perspektif postmodern.


pelayanan publik yang baik. Paradigma ini dibangun berlandaskan
paradigma fenomenologis dari Edmund
Rumusan Masalah Husserl (1859-1926). Penelitian ini
Dalam perjalanannya, proses berupaya mengungkap relasi kekuasaan
pengembalian hutang tidak berjalan dengan (power) dan fenomena hutang (ekonomi)
baik karena sebagian besar tidak dapat PDAM.
membayar pokok hutang serta bunga dan Adapun pendekatannya didasarkan
dendanya. Hanya sekitar 20% dari PDAM pada teori kritis yang merupakan salah satu
di Indonesia yang sehat keuangannya dan pendekatan dalam paradigma kualitatif
dapat membayar cicilan pokok maupun disamping pendekatan interpretif dan
bunga dan biaya-biaya keuangan lain postmodernis (Chua, 1986; Burrel &
dengan baik dan lancar. Morgan, 1979). Teori kritis berupaya
Hutang yang semula ditujukan untuk mencari makna di balik yang empiris, dan
meningkatkan layanan PDAM terhadap menolak adanya konsep valuefree. Teori
masyarakat melalui peningkatan jaringan kritis mempunyai komitmen yang tinggi
infrastruktur baru sebaliknya menjadi kepada tata sosial yang lebih adil. Tujuan
bumerang yang membebani keuangan dan teori kritis adalah menghilangkan berbagai
oerasionalnya. Akibatnya, kemampuan bentuk dominasi dan mendorong
PDAM dalam melakukan tugas utama kebebasan, keadilan dan persamaan.
pelayanan publik menjadi terganggu baik Political Economy of Accounting
dalam hal kualitas air minum yang (PEA) merupakan salah satu dari
dihasilkan maupun rendahnya cakupan pendekatan teori kritik (critical theoritical
layanan karena ketidakmampuan approaches). PEA ini pertama kali
menambah jaringan pipa baru untuk diperkenalkan oleh Tinker (1980) dan
memenuhi kebutuhan pelanggan mencoba untuk menghadirkan sebuah
(penduduk). Sedangkan disisi lain, jumlah kajian yang menghubungkan perspektif
dan kebutuhan penduduk akan air bersih ekonomi dan politik dalam menganalisis
semakin bertambah setiap tahunnya. realitas perusahaan berdasarkan informasi
Penelitian ini dirancang dengan akuntansi yang tersaji dalam laporan
maksud untuk memahami hakekat hutang keuangan perusahaan. PEA berupaya untuk
yang diperoleh PDAM dan bagaimana memahami dan mengevaluasi fungsi
dampaknya terhadap kinerja selama ini. akuntansi dalam konteks lingkungan
Dengan demikian tujuan yang hendak ekonomi, sosial dan politik dimana
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk akuntansi tersebut di terapkan. Jadi dalam
mengungkap makna-makna tersembunyi studi ini, hutang RDI PDAM sebagai
dalam penerimaan hutang PDAM. gambaran ekonomi akan dimaknai dan
Berdasarkan uraian-uraian di atas maka dipahami secara kritis dalam perspektif
rumusan masalah yang bisa dikemukakan politik. Adapun caranya adalah dengan
dalam penelitian ini adalah bagaimana mengungkap berbagai macam kepentingan,
hakekat hutang PDAM serta dampaknya makna dan motif-motif yang ada di balik
terhadap kinerja? pemberian hutang. Selain itu, akan dikaji
secara kritis pengaruhnya terhadap kinerja
Metoda Penelitian perusahaan secara umum.
Paradigma, Pendekatan dan Alat
Analisis Penelitian Sumber , Ragam dan Teknis Penjaringan
Penelitian ini menggunakan paradigma Data
kualitatif (Indriantoro, 1999:12) atau Data kualitatif dalam penelitian ini
pendekatan naturalistik, konstruktifis, diperoleh dari informan melalui observasi

23
JESP V ol. 4, No.1, 2012

atau wawancara yang telah dilakukan. Data penelitian ini kepada PDAM Indonesia.
dan informasi yang merupakan sumber data Namun lebih kepada pertimbangan agar
utama penelitian ini berkenaan dengan laba substansi tidak terlepas dari fenomena
(rugi) perusahaan (PDAM). Selain itu, rendahnya laba PDAM yang monopolis.
informasi juga diperoleh dari sumber Informan dalam penelitian ini
laporan, dokumen, foto dan bahan statistik dilakukan dengan menggunakan snow-ball
terkait dengan laba (rugi) yang dimiliki sampling yang berarti jumlahnya mengikuti
PDAM. Sumber data ini merupakan sumber perkembangan informasi atau data yang
data kedua, namun tetap tidak bisa diperlukan untuk menjawab pertanyaan
diabaikan (Moleong, 2005:159; Lofland, penelitian ini. Oleh karena itu maka
1985:47; Nasution, 1996: 85). dimungkinkan sekali informan berasal dari
Data dokumentasi, bahan statistik dan pihak-pihak diluar manajemen PDAM yang
laporan terkait dengan laba (rugi) PDAM, menjadi objek penelitian
dikumpulkan dari PDAM PERMAI, tempat (Mulyana,2004:182). Informan dalam
penelitian maupun dari berbagai sumber penelitian ini adalah seseorang yang
terpercaya misalnya Persatuan Perusahaan dianggap mengetahui dan terlibat langsung
Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi), dalam permasalahan laba (rugi) PDAM
Biro Pusat Statistik (BPS), Bagian PERMAI. Pihak-pihak ini merupakan
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten informan kunci yang terdiri dari jajaran
bersangkutan, serta beberapa tulisan-tulisan manajemen PDAM PERMAI, tokoh
atau artikel yang mengungkap data sejenis. masyarakat dan pelanggan.
Data yang telah dikumpulkan tidak hanya
yang bersifat sekunder namun juga yang HASIL DAN PEMBAHASAN
bersifat primer, bersifat kuantitatif maupun Kondisi Hutang PDAM PERMAI
yang bersifat kualitatif. Hutang timbul manakala perusahaan
memiliki keterbatasan dana untuk
Objek dan Informan Penelitian membiayai operasional dan investasi
Objek yang dipilih dalam penelitian perusahaan di masa yang akan datang.
ini adalah Perusahaan Daerah Air Minum di Jumlah hutang yang besar bisa menjadi
Kabupaten PERMAI. PDAM ini indikasi bahwa perusahaan melakukan
merupakan salah satu perusahaan air di investasi besar dengan dana pinjaman.
Propinsi Jawa Timur yang memiliki kinerja Konsekuensi dari pinjaman yang besar ini
keuangan (laba) yang rendah atau selalu adalah perusahaan akan membayar
mengalami kerugian. Dipilihnya PDAM sejumlah dana untuk biaya administrasi,
PERMAI ini sebagai objek penelitian bukan biaya bunga, dan cicilan pokok pinjaman
bertujuan untuk men-generalisasi hasil dikemudian hari.

Tabel 1 : Jumlah Hutang RDI Tahun 2001 2008


Tahun Jumlah (Rp) Kenaikan Saldo (Rp) Prosentase kenaikan
2001 4.101.767.802 669.199.773 19%
2002 5.134.175.666 1.032.407.861 25%
2003 6.096.856.135 962.680.469 19%
2004 6.933.755.765 836.899.630 14%
2005 7.990.607.260 1.056.851.495 15%
2006 9.440.988.482 1.450.381.222 18%
2007 10.540.944.972 1.099.956.490 12%
2008 11.808.375.479 1.521.659.611 14%
Rata-Rata 919.844.514 79%
Sumber: Laporan Keuangan PDAM 1995-2008

24
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

PDAM PERMAI melalui Pemerintah Jumlah saldo hutang PDAM


Republik Indonesia mengajukan PERMAI selama hampir 20 tahun yang
pinjaman dari bank dunia berupa Rekening mencapai Rp 11.808.375.479 ini, meliputi
Dana Investasi (RDI). Pengajuan ini hutang pokok sebesar Rp 2.608.116.000,00,
disertai dengan Perjanjian Pinjaman. dan denda-denda yang harus ditanggung
Sebenarnya nilai plafon pinjaman karena tidak melunasi pokok, administrasi
perusahaan saat itu berjumlah Rp dan bunga pinjaman sebesar Rp
3.000.000.000,00 (tiga milyar rupiah). 9.200.259.479. Jika diamati terlihat bahwa
Hanya saja jumlah yang direalisasikan oleh jumlah beban non pokok hutang besarnya
manajemen hanya sebesar Rp sangat fantastik dibandingkan dengan nilai
2.608.116.000,00, sedangkan sisa plafon pokok hutang.
yang tidak dicairkan sebesar Rp Tabel 2 menunjukan proporsi setiap
391.884.000,00. Nilai pinjaman sebesar 3 komponen beban hutang RDI dari jumlah
milyar tersebut dipergunakan PDAM total pinjaman pokok RDI pada tahun 2008.
PERMAI selama jangka waktu 20 tahun Tampak bahwa jumlah hutang biaya
termasuk masa tenggang lima tahun administrasi, biaya komitmen charge,
terhitung sejak tanggal 1 September 1990. denda pokok, denda biaya administrasi dan
Jumlah pinjaman yang sangat besar ini denda komitmen charge serta hutang pokok
diperuntukkan untuk pembiayaan jatuh tempo jauh lebih besar daripada
peningkatan kapasitas produksi, serta jumlah hutang pokok RDI, hingga
perluasan jaringan pipa transmisi dan mencapai 68,4%, sedangkan pokok
distribusi. Hingga kini jumlah saldo akhir pinjaman hanya mencapai 31,6%.
hutang RDI pada tahun 2008 mencapai Rp
11.808.375.479 (Tabel 1)

Tabel 2 : Proporsi Pokok Hutang dan Denda Hutang


Keterangan Proporsi Jumlah (Rp)
Hutang Pokok RDI 31,6% 3.736.623.433
Hutang Biaya Administrasi 30,0% 3.537.567.635
Hutang Biaya Commitment Charge 0,40% 46.129.686
Hutang Denda Pokok RDI 8,30% 976.478.853
Hutang Denda Biaya Administrasi 27,30% 3.228.018.556
Hutang Denda Commitment Charge 0,9% 109.682.916
Hutang Pokok RDI jatuh tempo thn bjln 1,5% 173.874.400
Jumlah Akhir Hutang RDI 100% 11.808.375.479
Sumber: Data Laporan keuangan PDAM PERMAI (diolah)

Gambaran di atas menunjukkan menanggung kewajiban yang harus dicatat


bahwa jumlah beban hutang PDAM dalam laporan keuangan. Besarnya jumlah
terhadap pihak kreditur semakin lama beban hutang ini tentu membuat kinerja
semakin besar melebihi nilai pokok perusahaan semakin terpuruk.
pinjaman. Besarnya jumlah hutang ini
dalam perjalanannya ternyata menjadi
beban tersendiri bagi PDAM PERMAI
karena selama itu pula mereka harus

25
JESP V ol. 4, No.1, 2012

Analisis Kritis Peran Polical dalam PDAM. Jangankan mencapai pertumbuhan


Hutang RDI PDAM dan kemajuan usaha yang lebih bagus,
Hutang Gratis Pemerintah Pusat Namun bertahan agar kinerja tidak tambah buruk
Menjerumuskan (laba) saja sudah kesulitan.
Hutang RDI merupakan pinjaman Demikian pula yang terjadi pada
dari institusi keuangan dunia yaitu World PDAM PERMAI, sebagai salah satu
Bank. Melalui pemerintah pusat dalam hal perusahaan yang mendapatkan durian
ini diwakili Departemen Keuangan runtuh dari pemerintah justru mengalami
Republik Indonesia, dana itu disalurkan titik balik kinerja ke arah negatif. Sebelum
kepada Perusahaan Daerah Air Minum di program pinjaman RDI ini mulai digulirkan
Indonesia (YLKI, 2004). Hutang RDI yang yaitu tahun 1990 kinerja perusahaan masih
telah berlangsung lebih dari 20 tahun ini sehat. Meskipun jumlahnya kecil namun
sesungguhnya merupakan program perusahaan tetap mendapatkan laba dari
perbaikan PDAM di Indonesia menjadi hasil usaha. Namun setelah perusahaan
lebih berkembang. Fakta menunjukkan mulai memanfaatkan pinjaman maka saat
bahwa setelah sekian lama hutang RDI ini itu pula kinerja mulai memburuk.
dikemudian justru menjadi bumerang bagi

Tabel 3 : Perkembangan laba (rugi) PDAM PERMAI


Periode Tahun 1993 2008
Tahun Laba/Rugi (Rp) Tahun Laba/Rugi (Rp)
1993 31.542.410 2001 (358.367.633)
1994 1.434.928 2002 (482.174.624)
1995 (323.246.210) 2003 (1.135.598.663)
1996 (325.694.524) 2004 (875.235.826)
1997 (562.551.896) 2005 (615.633.155)
1998 (571.200.729) 2006 (309.481.508)
1999 (876.417.879) 2007 (729.294.576)
2000 (1.030.056.279) 2008 (320.539.745)
Sumber: Data laporan keuangan PDAM PERMAI

Meski diyakini bahwa pengaruh perusahaan (Lihat Tabel 4). Berdasarkan


hutang ini bukan satu-satunya penyebab catatan laporan keuangan perusahaan Tabel
kerugian PDAM, namun indikasi pengaruh 3 dan 4, tampak sejak menanggung beban
negatifnya sangat kuat. Hal ini bisa dilihat hutang RDI tahun 1995 maka sejak itu pula
dari beban hutang yang ditanggung kinerja terpengaruh menjadi negatif (rugi).
perusahaan pasca bergulirnya hutang RDI, Kecenderungannya semakin bertambah dan
di mana terus membebani keuangan kondisinya tetap bertahan hingga sekarang.

26
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Tabel 4. : Jumlah Beban Hutang RDI (Dalam Rupiah)


Beban Denda Denda
Beban
T ahun Denda Beban Comt. Jumlah
Administrasi
Pokok Administrasi Charge
1995 31.368.464 18.575.550 56.221.634 1.032.498 107.198.147
1996 29.790.763 17.641.279 53.393.924 980.568 101.806.534
1997 65.581.338 38.835.483 117.541.299 2.158.621 224.116.742
1998 69.198.386 40.977.400 124.024.126 2.277.677 236.477.589
1999 104.832.434 62.078.913 187.890.958 3.450.578 358.252.884
2000 128.002.554 75.799.628 229.418.717 4.213.227 437.434.126
Sumber: Laporan Keuangan PDAM PERMAI

Kondisi ini sangat memprihatinkan, dipaksa juga untuk mengajukan


karena tujuan membuat pinjaman yang pinjaman tersebut.
besar untuk memperbaiki dan Saat itu kami dari perusahaan tidak
mengembangkan kinerja ternyata malah membawa berkas atau persyaratan
sebaliknya. Tampak ada sesuatu yang salah pengajuan pinjaman. Karena memang
dari proses awal hingga pemanfaatan niat kami berangkat ke hotel itu hanya
pinjaman itu sendiri. Berdasarkan beberapa undangan bukan mengajukan
informasi yang diperoleh dari pihak pinjaman. Tapi pulang-pulang kami
manajemen ternyata penawaran pinjaman mendapatkan pinjaman RDI dengan
RDI itu penuh dengan kejanggalan dan persyaratan menyusul setelah kembali
keanehan. Bagaimana tidak, PDAM dari Surabaya.
PERMAI yang sebenarnya tidak Terus terang saya hingga sekarang
membutuhkan pinjaman saat itu ternyata penasaran, apa sesungguhnya
dipaksa untuk mengambil pinjaman itu. motivasi pemberian pinjaman itu.
Selain sifat pemaksaan ternyata Masak hingga saat ini tidak ada
diketahui juga bahwa proses pemberian pelunasan sama sekali dari PDAM
pinjaman tersebut dilakukan tanpa ada studi tapi mereka tenang-tenang saja, dan
kelayakan terhadap PDAM-PDAM yang bahkan malah diberi program
akan menerima pinjaman, termasuk di penghapusan. Mungkin ada unsur
dalamnya PDAM PERMAI. Hal ini politiknya saat itu, biar
dituturkan oleh seorang informan pemerintahannya adem ayem gitu.
perusahaan dimana saat itu mengikuti Jika di awal proses peminjaman saja
proses perolehan pinjaman, beliau sudah penuh dengan ketidakwajaran tentu
menuturkan: bisa ditebak perjalanan berikutnya nasib
Kalau masalah motivasi saya terus hutang RDI tersebut. Jangankan untuk
terang tidak tahu yang sesungguhnya melunasi pokok pinjaman, bunga pinjaman
di balik pemberian pinjaman yang saja tidak bisa dibayar secara rutin setiap
terkesan dipaksakan itu. Saya katakan bulannya. Fakta keuangan perusahaan
dipaksakan karena memang menunjukkan bahwa memang hingga 20
kenyataannya begitu, waktu itu saya tahun berjalan belum pernah ada
ikut hadir saat briefing pemberian pembayaran satu rupiahpun untuk
pinjaman RDI di salah satu Hotel di pelunasan hutang RDI. Sebagaimana
Surabaya. Anehnya semua PDAM disampaikan Direktur Umum dan
Jawa Timur diundang baik yang Keuangan:
mengajukan dan yang tidak Hingga saat ini belum ada pelunasan
mengajukan, dan khusus bagi PDAM atas hutang RDI baik menyangkut
yang tidak mengajukan akhirnya

27
JESP V ol. 4, No.1, 2012

pokok hutang RDI, administrasi bertambah. Itulah mengapa kondisi kinerja


maupun commitment charge. perusahaan selama itu terus memburuk.
Pokoknya semua bentuk-bentuk
kewajiban kepada pemerintah pusat Blunder Pemerintah Pusat: Kau yang
(Depkeu) atas hutang RDI (denda, Berjanji Kau yang Mengakhiri
pokok, adminsitrasi dan commitment Tujuan kebijakan hutang RDI yang
charge) tidak ada sepeserpun ada diberikan galakkan pemerintah kepada
pembayaran. Termasuk juga PDAM-PDAM di Indonesia nampaknya
keterlambatan pelunasan pokok belum menunjukkan hasil. Jangankan hasil
hutang, keterlambatan pelunasan kinerja yang baik, stagnan saja tidak
beban adminsitrasi dan keterlambatan tercapai. Bahkan yang terjadi justru
pelunasan komitmen charge. sebaliknya kinerja PDAM semakin
Banyak sebab yang bisa dijadikan menurun drastis akibat beban hutang yang
alasan mengapa kami tidak bayar di tanggung perusahaan.
kewajiban-kewajiban itu. Beberapa Setelah hampir 20 tahun perjalanan
alasan itu antara lain: (1) Saat itu hutang RDI, ternyata pemerintah malah
yang jelas kami berada dalam kondisi membuat kebijakan mengagetkan dan
recovery yaitu masa kondisi keuangan terbilang aneh. Pemerintah membuat
yang labil dan belum menemukan kebijakan untuk menghapus hutang non
kondisi yang fit untuk dapat pokok PDAM di seluruh Indonesia.
membayar kewajiban. (2) PDAM lain Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan
di wilayah sekitar ini dan PDAM di Menteri Keuangan Nomor
hampir seluruh Jawa Timur serta di 120/PMK.05/2008, tertanggal 19 Agustus
Indonesia pada umumnya, rata-rata 2008, tentang penyelesaian piutang Negara
tidak ada yang membayar. Karena yang bersumber dari penerusan pinjaman
itulah menjadi motivasi tambahan luar negeri, rekening dana dan investasi dan
bagi kami untuk tidak rekening pembangunan daerah bagi PDAM.
mempertimbangkan pembayaran Dengan alasan membantu dan
kewajiban tersebut. meringankan beban PDAM pemerintah
Y a karena PDAM lain tidak bayar menghapus beban hutang RDI yang selama
ngapain kami juga membayarnya, toh ini mengganggu kinerja PDAM. Dengan
kami mengharap jika suatu saat ada program penghapusan bunga, denda,
penghapusan atas kewajiban tersebut, administrasi dan commitment charge yang
dan ternyata pemikiran kami jumlahnya sangat besar diharapkan PDAM
termasuk PDAM lain di Indonesia akan lebih sehat. Jadi menyehatkan
sama yaitu ada program penghapusan PDAM dengan cara menghapus beban-
non hutang pokok yang jumlah jauh beban lama yang telah menumpuk. Hal ini
melebihi pokok pinjaman. sebagaimana di sampaikan oleh Direktur
Meskipun tidak ada pelunasan atas Jenderal Cipta Karya Departemen
pinjaman RDI hingga 20 tahun, namun Pekerjaan Umum Agoes Widjanarko dalam
selama itu pula beban pinjaman tetap sebuah kesempatan:
mengganggu kinerja keuangan perusahaan. Langkah penyehatan akan terus
Hal ini disebabkan setiap periode dilakukan agar PDAM yang ada dapat
perusahaan mencatat beban-beban hutang keluar dari permasalahan hutang. Saat
RDI itu dalam laporan laba rugi dan masih ini langkah penyehatan ditempuh
tertunda pembayarannya (hutang). Sehingga dengan menghapus bunga utang dan
jelas dalam laporan laba rugi beban denda. Sedangkan masalah utang
pinjaman dan hutang terus semakin pokok, lanjut dia, akan dilakukan
penjadwalan untuk pembayarannya.

28
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Langkah ini diharapkan memberi pendidikan terburuk yang telah mereka


waktu bagi PDAM untuk melakukan peroleh sepanjang 20 tahun. PDAM dididik
pembenahan dan perbaikan. untuk tidak bertanggungjawab atas
PDAM yang akan mendapatkan kewajiban mengelola dan melunasi hutang,
penghapusan bunga dan denda harus dimanjakan dengan dilepaskan dari
diseleksi, yaitu perusahaan yang kewajiban melunasi hutang yang
mempunyai komitmen yang jelas. sebenarnya dinikmati mereka sendiri.
Dengan cara itu, setelah dilakukan PDAM PERMAI segera
penghapusan denda dan bunga, menindaklanjuti PMK di atas untuk
kinerja PDAM tersebut diharapkan mengajukan permohonan penghapusan
bisa lebih baik. Jangan sampai hutang non pokok PDAM. Jumlah non
setelah dilakukan penghapusan pokok hutang PDAM PERMAI hingga saat
(bunga dan denda) kinerjanya malah itu telah berjumlah Rp 9.166.675.272
tambah parah. PDAM yang berhak (Sembilan milyar seratus enam puluh enam
mendapatkan bantuan tersebut adalah juta enam ratus tujuh puluh lima ribu dua
yang mempunyai iktikad baik untuk ratus tujuh puluh dua rupiah). Kini
memperbaiki diri dan memenuhi bersama-sama akan ditunggu apakah
persyaratan yang ditetapkan. program penghapusan hutang non pokok itu
Jika sudah kembali normal, PDAM benar-benar membantu PDAM PERMAI
bisa memelihara aset mereka dan khususnya untuk terlepas dari kinerja yang
kemudian bisa mengembangkan rendah. Semoga saja program ini tidak
pelayanan air minum kepada sekedar langkah instan untuk keluar dari
masyarakat lebih luas. PDAM yang beban hutang yang tinggi. Sementara
sehat akan lebih mudah menjalin substansi permasalahan mengapa kinerja
kerjasama dengan swasta, seperti PDAM rendah belum mendapat perhatian
yang telah dilakukan PDAM dan solusi yang serius dari seluruh pihak.
Banjarmasin dengan membangun IP A
berkapasitas 500 liter per detik, Kuasa Bank Dunia Memaksa Privatisasi
terang Agoes. (Koran Sindo, 15 dalam Pemberian Hutang RDI
Agustus 2008) Hasil kajian YLKI (2004:1)
Sungguh sangat ironis kebijakan- menyatakan bahwa sumber dana pinjaman
kebijakan pemerintah atas pemberian termasuk didalamnya Rekening Dana dan
hutang RDI ini. Di satu pihak program Investasi (RDI) dan Rekening
pemberian hutang ini dilakukan dengan Pembangunan Daerah (RPD) yang dipakai
pemaksaan namun ketika perusahaan sebagian besar PDAM di Indonesia untuk
terlena, pemerintah memberi angin segar membiayai investasinya adalah dari bank
pengobat sakit. Pemerintah yang dunia (World Bank). Melalui pemerintah
menawarkan sendiri pinjaman dengan pusat dalam hal ini diwakili Departemen
sekenanya, tapi justru di saat-saat seluruh Keuangan Republik Indonesia, dana itu
PDAM di Indonesia menikmati dan disalurkan kepada Perusahaan Daerah Air
terlena dengan hutang RDI ini, Minum di Indonesia untuk membiaya
pemerintah melalui senjata PMK Nomor investasi. Dalam skema pinjaman itu secara
120/PMK.05/2008 juga yang memberi jelas melekat beberapa persyaratan yang
keringan dan membuat program harus dipenuhi pemerintah Indonesia
penyehatan. Langkah salah untuk sebelum dana pinjaman dicairkan. Baik
memberikan pendidikan bagi PDAM agar persyaratan yang bersifat teknis maupun
menjadi perusahaan yang persyaratan yang bersifat strategis yang
bertanggungjawab terhadap hutang yang terkadang terasa sangat mencampuri urusan
dinikmati. Bagi PDAM ini adalah dalam negeri Indonesia.

29
JESP V ol. 4, No.1, 2012

Dalam perjalanannya, pemberian salahs satu syarat dari berbagai pinjaman


hutang Rekening Dana Investasi (RDI) untuk restrukturisasi sektor air yang selama
justru menjadi beban bagi PDAM PERMAI ini telah diberikan kepada beberapa negara
dan PDAM di Indonesia pada umumnya. berkembang, termasuk Indonesia.
Bukti kinerja yang semakin rendah di Pernyataan ini didukung hasil kajian
PDAM PERMAI sejak digulirkannya Sudhirendar (2002: 33) yang menyatakan:
pinjaman ini adalah salah satu fakta Significantly, the full cost recovery
kegagalan pencapaian tujuan pemberian principle is a disguise to promote
pinjaman ini. Hasil kajian YLKI (2004) privatisation. Because it is easier to
juga menunjukkan bahwa tujuan pemberian manipulate poor economies to set the trend,
hutang melalui structural reform ternyata Worrld Bank imposed conditions of full cost
memang belum dapat mencapai sasaran. recovery and/or privatisation in 12 of its 40
Meski pemberian pinjaman telah dibuat loans granted in 2000.
studi kelayakan yang ditelaah dan Sehubungan dengan konsep full cost
disetujui oleh Bappenas, Kimpraswil dan recovery ini pihak PDAM PERMAI
PDAM namun asumsi-asumsi studi itu membenarkan sebagai salah satu prasyarat
banyak yang tidak terpenuhi sehingga pencairan pinjaman RDI waktu itu,
mengakibatkan sebagian besar PDAM sebagaimana disampaikan Direktur Teknik:
berada dalam status default. Biaya proyek Tarif kami sejak semula sudah
dengan tingkat ketidakefisienan yang tinggi disesuaikan dengan ketentuan
tersebut pada akhirnya dibebankan kepada persyaratan hutang RDI. Full cost
konsumen dalam bentuk kenaikan tarip recovery mensyaratkan tarif air
dengan alasan full cost recovery dan tidak ditentukan di atas biaya produksi
diimbangi dengan peningkatan kualitas sehingga diharapkan pendapatan dari
pelayanan. penjualan air bisa menutupi biaya
Bukti ketidakefektifan penggunaan tersebut. Sudah lama kita terapkan
hutang dan blunder penghapusan beban sistem tarif yang diatas full cost
hutang semakin menimbulkan tanda tanya recovery itu.
besar motivasi pemberian hutang. Indikasi Saya tidak tahu apakah PDAM lain
pemberian pinjaman yang mudah dan lunak sudah menerapkan sistem ini atau
serta pemberian penghapusan hutang non tidak. Yang jelas kita berdasarkan
pokok yang cepat direspon semakin persetujuan dewan telah lama
menyadarkan banyak kalangan akan agenda menerapkan sistem tarif ini. Secara
besar di balik semua ini. Hasil studi YLKI bisnis sistem ini memang
(2004) mendukung dugaan ini dan menguntungkan bagi kami, tidak
menyatakan bahwa ternyata pemberian perlu kami mempertimbangkan
hutang oleh Bank Dunia (World Bank) menutup selisih biaya dibawah harga
disertai berbagai persyaratan yang harus produksi.
dipenuhi pemerintah Indonesia sebelum Dugaan ini semakin jelas
dana pinjaman dapat dicairkan. Baik menunjukkan adanya skenario terstruktur
persyaratan yang bersifat teknis maupun untuk mendorong privatisasi dalam
persyaratan yang bersifat strategis yang mekanisme pinjaman sektor air di beberapa
terkadang terasa sangat mencampuri urusan negara berkembang. Padahal prinsip full
dalam negeri Indonesia. cost recovery ini hanya tepat diterapkan jika
Persyaratan utama yang diajukan oleh proses bisnis penyediaan air bersih PDAM
lembaga keuangan internasional (World berjalan sesuai dengan standar (ketentuan)
Bank) saat membahas program penyehatan pengelolaan perusahaan yang baik (good
PDAM adalah kebijakan full cost recovery. corporate governance). Berbagai
Oleh World Bank kebijakan ini dijadikan kelemahan dan ketidakberesan pengelolaan

30
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

PDAM seperti kebocoran yang tinggi, sumber daya air di Indoensia, termasuk
kinerja keuangan yang rendah, pengelolaan melakukan amandemen berbagai
hutang yang buruk, tingginya idle capacity, perundangan, diantaranya adalah
sudah bisa ditekan seminimal mungkin. amandemen Undang-Undang No. 11/1974
Sehingga biaya operasional mencerminkan tentang Sumber Daya Air.
tingkat biaya persatuan produksi yang Berkenaan dengan privatisasi air ini,
normal atau wajar. sebenarnya bukanlah solusi yang tepat
Fakta yang ada PDAM PERMAI untuk memperbaiki kinerja PDAM. Sudah
masih belum bisa mengatasi beberapa banyak kasus menunjukkan kegagalan
kendala pengelolaan perusahaan privatisasi di beberapa negara berkembang
sebagaimana tersebut di atas. Padahal full dalam pengelolaan air. Penelitian
cost recovery mensyaratkan efektivitas dan Sudhirendar (2002) yang dilakukan oleh
efisiensi pengelolaan PDAM. Akibatnya PSIs Research Unit, University of
adalah berbagai ketidakberesan pengelolaan Greenwich, London (2000) di Bolivia,
air akan ditanggung oleh konsumen. Argentina, dan Pakistan menunjukkan
Selama efektivitas dan efisiensi pengelolaan adanya kenaikan harga air setelah
PDAM masih sangat buruk, penerapan privatisasi dan bahkan gagal melayani
prinsip full cost recovery, yang bertujuan kelompok miskin. Di Cochabamba, Bolivia,
untuk menyehatkan PDAM, hanya akan setelah privatisasi terjadi kenaikan harga air
membawa dampak ganda yang sangat sebesar 300% atau 25% dari total
merugikan PDAM itu sendiri dan pendapatan kelompok miskin (Majalah Air
konsumen. PDAM yang tidak sehat akan Minum, Mei 2004). Di Ghana (2001),
berada pada status quo karena selalu privatisasi telah menaikkan harga air
membebankan biaya ketidakefisienan sebesar 95% dan memaksa penduduk
manajerial dan operasional kepada miskin mengurangi secara drastis volume
konsumen dengan cara menaikkan tarif, konsumsinya sehingga meningkatkan resiko
sedangkan bagi konsumen akan selalu kesehatannya. Begitu juga di Afrika
terbebani biaya yang bukan merupakan Selatan, kanaikan harga air telah
kesalahan dan tanggung jawab konsumen. menyebabkan penduduk di wilayah
YLKI (2004) berargumentasi bahwa Kwagulu-Natal mengkonsumsi air sungai
saat ini PDAM menghadapi persoalan besar yang terpolusi sehingga menimbulkan
pengelola sumber daya air. Untuk itu maka wabah cholera.
berbagai lembaga keuangan internasional Hasil kajian Should (1997) atas
(W orld Bank dan Asian Development Bank) privatisasi PDAM di Inggris dan Wales
mendorong pemerintah Indonesia untuk menemukan hasil yang sebaliknya dengan
melakukan restrukturisasi manajemen harapan adanya privatisasi. Hasil studi
pengelolaan sumber daya air. Pemerintah menunjukkan bahwa pertama, efisiensi
Indonesia akhirnya mempunyai yang lebih besar yang berarti penurunkan
kesepakatan dengan Bank Dunia dan ADB biaya-biaya sehubungan dengan keluaran,
untuk melakukan perubahan institusi dan ternyata tidak terjadi. Peningkatan penting
legal formal pada sektor air melalui dalam efisiensi telah terjadi sebelum
program Water Resources Sectors privatisasi. Kedua, surplus yang dinginkan
Adjustment Loan (W A TSAL) . Sebenarnya publik hanyalah merupakan konflik antara
kesepakatan ini adalah bagian dari konsumen dan pemegang saham, dan
persyaratan pinjaman dalam Structural kenyataan ini lebih luas. Efisiensi yang
Adjusment Loan dari Bank Dunia untuk retorik merupakan alat legitimise
mengatasi krisis ekonomi tahun 1997. Sejak privatisasi, inti sarinya adalah perpindahan
itu, harus dilakukan berbagai perubahan kekayaan dari masyarakat dengan sebebas-
mendasar dan struktural dalam pengelolaan bebasnya kepada sebagian kecil masyarakat

31
JESP V ol. 4, No.1, 2012

atau individu. Kerangka akuntansi dan meningkatkan kinerja PDAM. Indikator-


bukti menyatakan bahwa konflik antara indikator tersebut meliputi (1) tarif dasar,
stakeholders mulai meningkat, dampak (2) tingkat kehilangan air atau Unaccounted
berikutnya jauh dari yang dijanjikan for Water (UfW), (3) tingkat layanan atau
pemerintah coverage, (4) perbandingan antara jumlah
Di dalam negeri pengalaman hutang luar negeri dengan jumlah asset,
privatisasi PDAM DKI Jaya telah diteliti serta (5) perbandingan nilai hutang luar
Irianto (2004). PDAM DKI bermitra negeri dengan selisih total pendapatan
dengan raksasa air Perancis dan Inggris. dengan pengeluaran.
Fakta pelaksanaan privatisasi realisasinya Berdasarkan surat perjanjian
masih menemui kendala yang sangat pinjaman antara Pemerintah Republik
panjang, terlebih lagi realitas menunjukkan Indonesia dengan Perusahaan Daerah Air
bahwa upaya privatisasi menimbulkan Minum PERMAI Nomor
konflik berkepanjangan antara investor dan RDI229/DDI/1990 tertanggal 1 September
serikat pekerja PDAM DKI. Potensi konflik 1990, disebutkan bahwa tujuan pemberian
horizontal dan vertikal akan terus pinjaman RDI adalah dalam rangka
meningkat intensitas, frekuensi, dan pembiayaan peningkatan kapasitas
durasinya dengan peningkatan jumlah produksi, penurunan kehilangan air serta
investor asing yang cenderung kapitalistis perluasan jaringan pipa transmisi dan
dan eksploitatif. Privatisasi yang telah distribusi. Tujuan atau harapan inilah yang
dilakukan telah menimbulkan kenaikan nanti menjadi indikasi keberhasilan
harga air sebanyak 3 (tiga) kali tahun 1998 penggunaan hutang RDI oleh perusahaan.
naik 20%, kemudian tahun 2001 naik 35% Tingkat kehilangan air bagi PDAM
dan terakhir tahun 2004 naik 40% . menjadi masalah yang berlarut-larut
Hasil lainnya bahwa privatisasi sepanjang keberadaan PDAM di Indonesia.
PDAM Jaya, baik dengan RWE Thames Kebocoran atau kehilangan air jika disadari
maupun Ondeo Suez, ternyata terus merupakan sebuah kerugian yang harus
membuahkan banyak masalah. Mulai dari segera diatasi dan ditekan seberapapun
transparansi kepemilikan saham, di mana prosentasenya. Bukannya malah
sebetulnya pengelola air di Jakarta sudah dipertahankan dan ditoleran dengan tingkat
sepenuhnya swasta karena 95 persen saham kebocoran wajar 20% dari produksi air
dimiliki swasta asing dan 5 persen swasta bersih. Entah mengapa, seakan-akan ada
nasional sehingga nama Thames Pam Jaya kesan kalau perusahaan publik memiliki
maupun Pam Lyonaisse Jaya sama sekali kehilangan produk merupakan suatu
tidak tepat karena P AM Jaya sebenarnya kewajaran. Padahal menurut konsep
sama sekali tidak memiliki saham di dua manajemen modern kalau bisa malah
perusahaan itu. tingkat kesalahan atau kehilangan produk
seharusnya bisa ditekan hingga mencapai
Manajemen T ak Kuasa Menekan angka 0%.
Tingkat Kehilangan Air PDAM PERMAI sebagai perusahaan
Jumlah hutang RDI yang besar dan yang mengelola air tidak luput dari
digunakan perusahaan tentu memiliki permasalahan kebocoran air yang tidak
maksud dan tujuan untuk meningkatkan pernah kunjung selesai. Kehilangan atau
kinerja menjadi lebih baik. Hutang kebocoran air di PDAM PERMAI
digunakan untuk membiayai beberapa mendapatkan sorotan dari beberapa
program perbaikan di semua lini informan yang tidak lain adalah pelanggan
perusahaan. Hadipuro (2003) menyatakan perusahaan. Bapak Sd seorang informan
beberapa indikator yang bisa digunakan yang secara kebetulan berada di tempat
dalam menilai peran hutang dalam

32
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

kejadian bocornya air di depan masjid yang sangat besar dan salah satunya
mengungkapkan: difungsikan untuk menekan tingkat
Saya sebenarnya sudah melaporkan kehilangan air. Namun pada kenyataannya
beberapa kali kebocoran air dijalan kebocoran air masih saja ditemui di
depan masjid ini ke PDAM baik siang berbagai tempat.
maupun malam. Bahkan tidak hanya Salah satu pertimbangan
saya yang telepon ke PDAM bahkan dikucurkannya hutang RDI oleh pemerintah
hingga tiga orang yang melaporkan, pusat melalui Departemen Keuangan adalah
ketua takmir dan bendaharanyapun agar supaya PDAM bisa berinvestasi
juga beberapa kali menelepon PDAM instalasi dan peralatan untuk dapat menekan
untuk segera menangani kebocoran tingkat kehilangan atau kebocoran air
air ini. Tapi hingga tiga hari terakhir bersih yang telah dihasilkan. Dengan
barulah pihak PDAM melakukan semakin menurunnya tingkat kehilangan air
perbaikan atas kebocoran air. bersih diharapkan akan dapat memiliki efek
Selain mengganggu jalan depan yang positif terhadap kinerja secara
masjid ini sebenarnya air terbuang keseluruhan utamanya dalam meningkatkan
secara percuma selama tiga hari pendapatan dan menurunkan beban
berturut-turut ini eman. Saya tidak kehilangan air bersih.
tahu berapa kerugian yang akan Tabel 5 menyajikan jumlah produksi
ditanggung PDAM selama tiga hari air bersih, jumlah penjualan air bersih dan
ini. Untung saja kami segera data jumlah kehilangan (kebocoran) air
melaporkan ke mereka, bagaimana bersih yang terjadi tiga tahun setelah
jadinya kalau tidak ada yang digulirkannya pinjaman RDI yaitu tahun
melaporkan selama berminggu- 1993 hingga tahun 2008. Sengaja data
minggu atau berbulan-bulan. disajikan secara panjang selama hampir 16
Petikan wawancara di atas disajikan tahun untuk menunjukkan bagaimana peran
sebagai bukti bahwa permasalahan keberadaan pinjaman RDI bagi perusahaan
kebocoran air memang hingga saat ini dan dampaknya terhadap upaya penurunan
belum bisa teratasi oleh PDAM PERMAI. tingkat kebocoran air yang terjadi selama
Meskipun sebenarnya untuk mengatasi hal ini. Selain itu akan bisa dinilai efektifitas
itu sangat mudah dilakukan, terlebih lagi pengendalian penurunan kebocoran air.
PDAM telah memiliki dana pinjaman RDI

Tabel 5 : Produksi, Penjualan dan Kehilangan Air


Periode 1993 - 2008
Produksi / Air Penjualan Air %
T ahun Distribusi(m3) Terjual Air (Rp) Hilang
(m3) (m3) Kehilangan
1993 2.150.760 1.677.550 561.269.615 473.210 22%
1994 2.251.152 1.930.006 578.595.740 321.146 14%
.. .. .. .. .. ..
2006 3.571.000 2.392.000 5.715.955.825 1.179.000 33%
2007 3.704.000 2.382.000 6.204.280.200 1.322.000 36%
2008 3.783.856 2.443.605 6.927.554.160 1.340.251 35%
Rata-rata 2.959.266 2.130.105 2.807.422.180 829.161 27%
Sumber: Laporan Keuangan PDAM PERMAI tahun 1993-2008

33
JESP V ol. 4, No.1, 2012

Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa temuan BPKP tentang kebocoran air.


pada awal pinjaman RDI digulirkan tahun Beliau menyatakan bahwa masih tingginya
1993 tingkat kebocoran telah mencapai kebocoran air bersih di PDAM hingga
22%. Namun demikian pada tahun-tahun mencapai rata-rata 27% atau pada tahun
berikutnya ternyata tidak menunjukkan terakhir (2008) telah mencapai 35%
adanya penurunan tingkat kebocoran. dikarenakan banyak faktor.
Tahun kedua kebocoran sempat turun Memang saya akui tingkat kebocoran
menjadi 14%, namun pada tahun ketiga hingga saat ini belum bisa
tingkat kebocoran kembali ke angka semula dikendalikan. Beberapa faktor yang
yaitu 22% dari produksi. Bahkan pada menyebabkan tingkat kehilangan air
tahun-tahun berikutnya tingkat kebocoran belum bisa ditekan antara lain (1)
terus naik hingga pernah mencapai angka terjadi kebocoran pipa distribusi dan
42%. Secara keseluruhan rata-rata tingkat transmisi, (2) adanya water meter
kebocoran air bersih yang terjadi selama 16 pelanggan yang tidak berfungsi, (3)
tahun periode pinjaman RDI telah mencapai sambungan langsung oleh masyarakat
27% dari nilai produksi air bersih yang yang tidak terdaftar, (4) adanya meter
dihasilkan. Angka ini termasuk kategori air pelanggan yang berumur lebih dari
besar dikarenakan menurut standar yang 5 tahun namun tidak dilakukan
ditetapkan bahwasanya tingkat kebocoran peneraan, (5) adanya pelanggan yang
yang ditolerir adalah mencapai 20%. tidak menggunakan meteran air,
Tingginya tingkat kehilangan air sehingga pembayaran rekening
bersih yang terjadi di PDAM PERMAI ini dikenakan tarif rata-rata minimal dan
tak luput dari perhatian dari Badan (6) banyaknya kerusakan pada
Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik instalasi saluran distribusi ke
Indonesia yang telah melakukan pelanggan.
pemeriksaan secara menyeluruh pada tahun Faktor-faktor ini sebenarnya sudah bisa kita
2007. Hasil pemeriksaan sebagai mana tebak, namun lagi-lagi masalah klasik,
dikutip dalam laporan hasil pemeriksaan: sumberdaya manusia dan dana yang
Data operasional produksi, distribusi, menjadi hambatan kami untuk bisa
penjualan dan harga pokok produksi air mengatasi masalah ini. Dana untuk
atahun 2007 sebagai berikut: jumlah mengawasi instalasi secara rutin tidak
produksi air sebanyak 3.704.467 m3, memadai, terlebih lagi keterbatasan waktu
jumlah distribusi air sebanyak 3.704.467 dan kepedulian karyawan terhadap masalah
m3, jumlah penjualan air adalah 2.382.343 ini tidak besar.
m3. Sedangkan jumlah kebocoran air Menyadari betapa tingginya tingkat
mencapai 1.322.124m3 atau mencapai kebocoran yang terjadi selama periode 16
35,69%. Jumlah kebocoran normal tahun terakhir ini menggugah analisis
harusnya (20% x jumlah distribusi) yaitu peneliti untuk mengetahui berapa
mencapai 740.893,4m3. Data ini sesungguhnya kerugian atau opportunity
menunjukkan bahwa perusahaan belum cost yang dipikul oleh perusahaan selama
sepenuhnya dapat mengendalikan ini. Berdasarkan berbagai data operasional
kebocoran pada tingkat kebocoran normal dan keuangan perusahaan selama periode 3
20%. Hal ini Nampak dari jumlah (tiga) tahun terakhir, dilakukan simulasi
kebocoran air sebesar 35,68% melebihi untuk memperkirakan peranan volume
batas toleransi kebocoran normal. kebocoran air terhadap kinerja keuangan
(Laporan hasil audit kinerja BPKP Jatim, (besarnya pendapatan). Perkiraan ini
2007) didasarkan pada berbagai asumsi untuk
Direktur Teknik perusahaan mempermudah perhitungan. Dengan adanya
memberikan pernyataan menanggapi asumsi tersebut tentu saja mengurangi

34
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

keakuratan angka hasil perhitungan, namun Kompas, 2003, Dari 243 PDAM yang
sudah cukup baik untuk memberikan Beroperasi Hanya 9 Persen yang
gambaran awal dampak peranan air hilang Sehat, Kamis, 04 September 2003.
(non revenue water) terhadap kinerja Kompas, 2006, 108 PDAM Tak Becus
keuangan dan operasional. Susun Laporan Keuangan, 27
Agustus.
Simpulan Kompas Mobile, 2007, 274 PDAM Di
Berdasarkan hasil pembahasan di atas studi Indonesia Sakit, 28 Pebruari.
Kompas, 2008, 255 PDAM Dalam Kondisi
ini bisa menyimpulkan bahwa
Sakit, 28 Agustus.
(1) Hutang PDAM ternyata berindikasi Kompas, 2010, PDAM Bebas Setor ke
merupakan hasil pemaksaan dan Pemda, Rabu 27 Agustus.
bukan karena kebutuhan dasar dari Lofland, John, 1985, Analyzing Social
perusahaan. Setting: A Guide to Qualitative
(2) Motif pemberian hutang tidak jauh Observation and Analysis, Belmot,
dari kepentingan bank dunia untuk Cal: W adsworth Publishing
Company.
melakukan privatisasi terhadap
Muhadjir, Noeng, 2000, Metodologi
perusahaan air di Indonesia. Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin,
(3) Pemberian hutang terbukti tidak Yogyakarta, Hal 196 204.
makin membuat perusahaan lebih Nasution, (1996), Metode Penelitian
sehat dan berkinerja baik, namun Naturalistik-Kualitatif, Penerbit
justru menyebabkan kinerja makin NARSITO, Bandung.
menurun drastis. Harapan pemberian Shaoul, Jean, 1997a, A Critical Financial
Analysis Of The Performance Of
hutang untuk meningkatkan
Privatised Industries : The Case Of
pelayanan ternyata tidak pernah The W ater Industry In England And
mampu di capai oleh perusahaan. Wales, Critical Perspectives On
Accounting, 8 , 479 505
Shaoul, Jean, 1997b, The Power Of
Daftar Pustaka Accounting Reflecting On Water
Privatization, Accounting, Auditing
Burrel, G. & Morgan, G, 1979, Sociological
& Accountability Journal, V ol 10
Paradigms and Organisational
No. 3, 1997.
Analysis: Elements of The sociology
Sudhirendar Sharma, 2002, Water Markets
of Corporate Life, London:
Exclude The Poor , The Ecological
Heinemann Educational Books.
Foundation, THE HINDU group of
Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo
publications, August 23, New Delhi.
1999, Metodologi Penelitian Bisnis:
Tempo Interaktif, 2004, 90 Persen PDAM
Untuk Akuntansi dan Manajemen,
Sakit Akan Diprivatisasi, 27
Edisi Pertama, BPFE, Y ogyakarta
April.
Irianto, Gatot, 2004, Dampak Privatisasi
Tempo Interaktif, 2005, Pemerintah
Air Minum, Balai Penelitian
Restrukturisasi Utang 176 PDAM,
Agroklimat dan Hidrologi, Analisis
Selasa 5 Juli.
Sistem Hidrologi, Program
Tempo Interaktif, 2006, Pemerintah
Pascasarjana IPB.
Restrukturisasi Utang 176 PDAM,
Kompas, 2001, T otal Hutang PDAM Rp 3,4
Selasa 5 Desember.
Triliun, 16 Februari.
Tinker, T,1980, Towards A Political
Economic Of Accounting: An

35
JESP V ol. 4, No.1, 2012

Empirical Illustration Of The YLKI, 2004, Kajian Implikasi Hutang Pada


Cambridge Controversies, Kinerja Perusahaan Daerah Air
Accounting, Organization And Minum (PDAM) Di Indonesia (studi
Society, V ol. 5 No. 1 Pp. 147-160. Kasus PDAM Kota Surabaya,
Tinker, A. M., Merino, B. D. & Neimark, Malang dan Madiun Jawa Timur),
M. D.,1982, The Normative Origins Yayasan Lembaga Konsusmen
of Positive Theories: Ideology and Indonesia (YLKI), Jakarta,
Accounting Thought, Accounting September
Organizations and Society, pp. 167-
200.

36
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Suatu Pandangan Struktural Alternatif Usaha Mikro


dan UKM Dalam Perekonomian Indonesia
(Masa Krisis Ekonomi dan Pasca Krisis)
Abid Muhtarom

Abstrak

This article aims to explaine the progress of Small Medium Entreprises (UMKM) in
Indonesian economy. At the beginning of the crisis when most of the distribution system
and stalled trade and cooperatives are small businesses successfully moved to fill the
abandoned these activities. Even then followed by increased activity of nonconventional
agricultural sector by new entrepreneurs from those who are displaced from the formal
sector because of a termination of employment. This development could bring new hope that
the people's economic sector , small business and cooperative activities will grow faster
because of the political environment and support a profitable and the availability of
adequate professional staff. The evidence has been growing optimism at least new to most
people who control a small portion of resources will be its ability to be a growth engine for
economic recovery.

Keywords: Small Medium Entreprises, Business Unit, Structural Thought, Economic


Growth.

Sejak sebelum kemerdekaan perekonomian kita. Pada awal Repelita III


ekonomi Indonesia telah dilihat sebagai isu usaha formal dan informal mulai
suatu perekonomian yang dualistik berkembang disertai nuansa pembelaan
sebagaimana diungkapkan oleh Boeke. pada produksi dalam negeri dan pengusaha
Penjajahan Belanda yang panjang telah golongan ekonomi lemah. Pada periode
mengukuhkan keadaan tersebut dengan berikutnya sejak 199-0an tuntutan untuk
dualisme pendekatan pembangunan yang melepaskan dari karakteristik lemah
memperkenalkan kegiatan onderneming muncul, sehingga lahir pemikiran tentang
yang dipisahkan dari perekonomian rakyat usaha kecil.
sehingga enclave economy hadir, dari Pemihakan kepada usaha kecil
perkebunan kemudian meluas sampai pada berkembang dan menjadi salah satu
perusahaan perminyakan dan mastchapai perhatian pemerintah hingga datangnya
lainnya. Setelah kemerdekaan kita krisis yang meneguhkan lagi kekuatan
mengenal kegiatan perekonomian rakyat, usaha kecil dan menengah. Indonesia telah
usaha milik Negara dan usaha swasta menikmati masa pertumbuhan ekononomi
dengan keinginan kuat mengembangkan yang tinggi dalam jangka waktu yang
koperasi sebagai bangun perusahaan yang panjang, hingga datangnya krisis nilai tukar
sesuai untuk menjadi wadah perekonomian tereskalasi menjadi krisis multi dimensi
rakyat. yang dimulai akhir tahun 1997. Setelah lima
Ketika isu modernisasi mengedepan tahun lebih krisis tersebut berlangsung dan
dan keterbukaan mulai merasuk ke dalam hingga akhir 2002 tingkat output
perekonomian kita, maka perkembangan agregatpun belum kembali pada tingkat
internasional yang relevan mulai sebelum krisis.
berkembang dalam perjalanan
______________________________________
Alamat korespondensi:
Abid Muhtarom, Mahasiswa S-2 Program Studi Ilmu Ekonomi PPS Universitas Airlangga Surabaya
Email :abid@yahoo.com
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Hal ini tentu menimbulkan suatu kecil dan Inpres Nomor 10/1999 tentang
tanda tanya besar. Pada awal krisis ketika pembinaan usaha menengah.
hampir sebagian besar sistem distribusi dan Semangat baru dunia yang
perdagangan macet memang usaha kecil menggeluti usaha kecil dan menengah
dan koperasi berhasil digerakkan mengisi (SME) juga telah berketetapan hati untuk
kegiatan yang ditinggalkan tersebut. menjadikan UKM sebagai motor
Bahkan kemudian diikuti oleh pertumbuhan ekonomi di masa depan.
meningkatnya aktivitas sektor pertanian Pernyataan ini paling tidak telah menjadi
nonkonvensional oleh para pengusaha baru kesadaran baru bagi kalangan pelaku UKM
dari mereka yang tergusur dari sektor di kawasan Asia Pacific sebagai mana
formal karena terkena pemutusan hubungan mereka kemukakan di depan para Menteri
kerja. Perkembangan ini sempat yang membidangi UKM forum APEC yang
memunculkan harapan baru bahwa sektor bertemu di kota Christchurch New Zealand
ekonomi rakyat, usaha kecil dan kegiatan tahun 1999. Pengalaman, keyakinan dan
koperasi akan tumbuh lebih cepat karena harapan inilah yang kemudian menggelora
lingkungan politik dan dukungan yang menjadi semangat yang terus didengungkan
menguntungkan serta ketersediaan tenaga hingga saat ini.
profesional yang memadai. Di Indonesia
harapan untuk membangkitkan ekonomi KARAKTERISTK UNIT USAHA,
rakyat sering kita dengarkan karena PRODUKSI NASIONAL DAN
pengalaman ketika krisis multidimensi PERTUMBUHAN EKONOMI
tahun 1997-1998 usaha kecil telah terbukti Unit Usaha Dan Perkembangan Ekonomi
mampu mempertahankan kelangsungan Tahun-tahun terakhir menjelang krisis
usahanya, bahkan memainkan fungsi perekonomian, Indonesia masih tumbuh
penyelamatan dibeberapa sub-sektor dengan 7,8% pada tahun 1996 yang dilanda
kegiatan. Fungsi penyelamatan ini segera masa kering panjang pada tahun1996/1997
terlihat pada sektor-sektor penyediaan dan 1997/1998. Pada tahun 1997 yang
kebutuhan pokok rakyat melalui produksi sudah mulai ditimpa krisis pada bulan
dan normalisasi distribusi. Bukti tersebut September, menyebabkan pertumbuhan
paling tidak telah menumbuhkan optimisme ekonomi merosot menjadi 4,7% pada tahun
baru bagi sebagian besar orang yang 1997. Dan puncaknya terjadi pada tahun
menguasai sebagian kecil sumberdaya akan 1998 dimana pertumbuhan PDB dengan
kemampuannya untuk menjadi motor angka negatif 13,4% dan konsumsi rumah
pertumbuhan bagi pemulihan ekonomi. tangga merosot dengan angka negatif 6,2%.
Harapan ini menjadi semakin kuat Keadaan ini benar-benar memilukan
ketika muncul keberanian untuk sehingga melahirkan gejala yang disebut
mempercepat pemulihan dengan motor transitory poor dan menyisakan kelompok
pertumbuhan UKM. Pergeseran sesaat baru yang disebut the lost generation yang
dalam kontribusi UKM terhadap PDB pada akan menjadi beban perekonomian dan
saat krisis yang belum berhasil bangsa ke depan. Belum lagi lahirnya
dipertahankan menyisakan pertanyaan kelompok drop out dalam jumlah yang
tentang faktor dominan apa yang membuat besar yang sudah barang tentu akan
harapan tersebut tidak terwujud. Berbicara membawa implikasi besar baik dalam
mengenai UKM di Indonesia menganut jangka pendek dan panjang. Jumlah unit
cakupan pengertian yang luas pada seluruh usaha yang pada tahun 1997 telah mencapai
sektor ekonomi termasuk pertanian, serta jumlah 39,77 juta tiba-tiba menyusut
menggunakan kreteria aset dan nilai menjadi 36,82 juta pada tahun 1998
penjualan sebagai ukuran pengelompokan memang menjadi bukti bahwa krisis
sesuai UU Nomor 9/1995 tentang usaha ekonomi dan gangguan alam (kekeringan)

38
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

telah menerpa seluruh sektor perekonoman restoran di mana hampir 70% berada di
nasional kita. Jawa dan Bali (ISBRC, PUPUK & LP3E-
Dilihat dari pertumbuhan jumlah KADIN, 2003). Padahal usaha tidak
unit usaha sebenarnya krisis yang melanda berbadan hukum tersebut selama ini telah
Indonesia yang telah berlalu selama menjadi wahana efektif untuk menjalankan
limatahun ini melahirkan persoalan baru fungsi distribusi produk UKM ke seluruh
yang serius dalam kehidupan keseimbangan pelosok tanah air, tetapi menghadapi
perekonomian kita ke depan. Persoalan keterbatasan akses pada jasa perbankan.
tersebut adalah merosotnya jumlah unit Angka jumlah unit usaha skala kecil
usaha menengah dari lebih dari 60 ribu pada dan menengah dengan berbagai definisi
tahun 1997 menjadi tinggal 52 ribu pada apapun memperlihatkan bahwa dari hampir
tahun 1998 dan hingga akhir 2001 belum 41 juta unit usaha yang ada 23,75 juta
mencapai jumlah sebelum krisis. Proyeksi berada di sektor pertanian dan hanya 17,25
yang lebih optimis memberikan indikasi juta saja berada di luar sektor pertanian.
bahwa pada akhir tahun 2002 dari segi Angka ini penting karena dari pengalaman
jumlah unit usaha menengah mungkin antar negara menurut Harvie (2002)5,
sudah dapat kembali melampaui jumlahunit tingkat signifikansi peranan UKM dalam
usaha menengah sebelum krisis. suatu perekonomian dapat dilihat dari rasio
Perkembangan ini sangat memprihatinkan antara jumlah unit usaha di luar sektor
karena peran usaha menengah sangat pertanian terhadap jumlah penduduk.
strategis untuk menjaga dinamika Angka benchmark yang digunakan dan
perekonomian dan menjaga keseimbangan menjadi praktek terbaik di dunia dengan
struktur pengusaha. Paling tidak masalah ini menjaga perbandingan antara jumlah
membuat prcepatan perlombaan pelaku penduduk dengan unit industri adalah 1
ekonomi kita di banding pelaku ekonomi di berbanding 20, artinya setiap 20 orang
negara lain tertinggal selama lima tahun. penduduk harus ada satu unit industri
Merosotnya usaha menengah juga (Harvie, 2002). Untuk Indonesia yang
mempunyai dampak yang buruk terhadap sebagian terbesar unit usaha yang ada
penumbuhan kehidupan yang lebih adalah industri rumah tangga (Cottage
demokratis, karena semakin kuatnya Industry) dan jasa-jasa lain sebagai usaha
oligopoli ekonomi yang cenderung skala micro maka anggota yang lebih tepat
melahirkan oligarki politik. adalah 1 berbanding 6, artinya setiap enam
Persoalan penumbuhan unit usaha orang harus ditopang oleh satu unit usaha di
baru akan semakin komplek apabila dilihat luar pertanian, sehingga persoalan bekerja
dalam kontek daerah dalam arti karena terpaksa dan beban ketergantungan
penyebarannya. Dari sektor yang penting sudah tidak menjadi penghalang bagi
untuk membuat dinamika perekonomian tumbuhnya perkuatan daya saing. Hal ini
yakni sektor industri pengolahan dilaporkan berarti dengan jumlah penduduk sekitar 203
bahwa klaster industri kecil yang ada di juta jiwa kita harus mengejar penumbuhan
tanah air kita sebanyak limapuluh delapan jumlah unit usaha di luar pertanian
persen berada di Jawa-Bali-NTB.4 sebanyak 34 juta unit usaha di luar
Gambaran ini akan menyulitkan posisi pertanian, atau sebanyak duakali lipat dari
penyebaran titik pertumbuhan dalam rangka yang ada sekarang ini tentunya harus
memperkuat struktur perekonomian yang tersebar di berbagai sektor kegiatan dan
sejalan tujuan perkuatan usaha kecil dan menyebar ke seluruh daerah.
menengah untuk orientasi daya saing dan Jika kita gunakan perbandingan
ekspor. Potret ketimpangan ini juga terjadi antar negara maka terlihat jelas bahwa
pada usaha tidak berbadan hukum pada Indonesia dengan angka perbandingan
sektor perdagangan eceran, hotel dan jumlah penduduk dengan jumlah UKM di

39
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

sektor industri pengolahan sebesar 83 masih Jika dilihat periode sebelum krisis dan
sangat tertinggal dibanding tetangga kita keadaan pada saat ini ketika mulai ada
Philippina 66. Sementara perekonomian upaya ke arah pemulihan ekonomi. Pada
maju seperti Jepang telah mantap pada tahun 2001, mengecil menjadi 0,55. Hal ini
angka 25, Korea 17 dan Taiwan 21, menunjukkan bahwa potensi untuk menutup
sedangkan Italia yang terbaik telah gap antara produktivitas UK dan UB malah
menyatakan bahwa setiap 9 orang penduduk menjadi semakin tipis, atau jurang
terdapat 1 UKM. Di Indonesia sendiri perbedaan produktivitas (nilai
sangat mengejutkan bahwa daerah di luar tambah/tenaga kerja) akan tetap besar.
perkotaan (Kotamadya) umumnya angka ini Sudah menjadi pengertian umum bahwa
masih jauh. Kabupaten yang menjadi produktivitas sektor industri, terutama
penyangga kota dan disebut daerah industri industri pengolahan seharusnya mempunyai
seperti Pasuruan, Tanggerang, Serang, nilai tambah yang lebih besar. Sebenarnya
Bekasi dan Gresik baru memiliki angka sektor pertanian memiliki produktivitas
perbandingan antara 80-82. Sehingga terendah dalam pembentukan nilai tambah
Kabupaten Industri penyangga di Indonesia terutama di kelompok usaha kecil yang
belum dapat dipersandingkan dengan posisi hanya merupakan sekitar tiga perempat
rata-rata ekonomi tetangga kita yang sedang produktivitas usaha kecil secara
menuju industri maju seperti Malaysia, keseluruhan yang didominasi oleh usaha
Thailand, dan Philipina. pertanian. Namun pengalaman Indonesia di
masa krisis menunjukan, bahwa yang terjadi
Kendala UKM untuk Menjadi Mesin sebaliknya dengan demikian dalam suasana
Pertumbuhan krisis masih sangat sulit mengharapkan
Memperhatikan analisis pada bagian sektor industri kecil kita untuk diharapkan
sebelumnya dapat kita catat bahwa kita menjadi motor pertumbuhan untuk
belum berhasil mengidentifikasi potensi pemulihan ekonomi.
usaha kecil sebagai motor pertumbuhan Pembentukan nilai tambah / tenaga
ekonomi bagi pemulihan krisis ekonomi. kerja untuk kelompok usaha yang sama
Untuk dapat mencerna secara tepat faktor- (usaha kecil) di berbagai sektor dapat
faktor yang menjadi kendala bagi ekspansi menggambarkan potensi peningkatan
usaha kecil maka diperlukan pendalaman produktivitas melalui transformasi dari
dengan membuat disagregrasi kelompok sektor tradisional ke sektor modern
usaha kecil. Sebagaimana diketahui sesuai misalnya dari sektor pertanian ke sektor
hasil pengolahan data tahun 1995 dari industri dan perdagangan. Rasio nilai
sektor usaha kecil sekitar 97% terdiri dari tambah/TK untuk UK-pertanian dibanding
usaha kecil-kecil (mikro) dengan omset UK-Industri pengolahan mengalami
dibawah Rp. 50 juta,-. Dengan demikian peningkatan dari 0,74 pada tahun 1997
mayoritas usaha kecil adalah usaha mikro menjadi 0,82 pada tahun 2001.
dan sebagian terbesar berada di sektor Peningkatan ini menggambarkan
pertanian dan perdagangan, hotel dan bahwa industri pengolahan semasa krisis
restoran. tidak memberikan kontribusi nyata dalam
Masalah mendasar yang membatasi perbaikan produktivitas dibanding usaha
ekspansi usaha kecil adalah realitas bahwa kecil di sektor pertanian. Alasan lain yang
produktivitasnya rendah sebagaimana dapat menjelaskan fenomena tersebut
diperlihatkan oleh nilai tambah/tenaga adalah kenyataan bahwa di sektor industri
kerja. Secara keseluruhan perbandingan selama krisis sebagian besar berproduksi
nilai tambah/tenaga kerja untuk usaha kecil dibawah kapasitas penuh atau bahkan
hanya sekitar seperduaratus (1/200) kali menganggur sehingga nilai tambah/TK
nilai tambah/tenaga kerja untuk usaha besar.

40
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

tidak memunjukkan peningkatan yang kesempatan kerja formal sangat erat


berarti. hubungannya dengan struktur usaha yang
Pertanyaan kritis yang harus dijawab ada di mana dominasinya masih berada di
adalah apakah sub-sektor industri kecil sektor pertanian perdesaan dan perkotaan
mampu di gerakkan dalam jangka pendek, informal.
karena terbukti selama tiga tahun melewati Jika dilihat secara struktural
krisis kecenderungannya sama yakni penyediaan lapangan kerja ini juga dapat
sekedar bertahan dari keterpurukan lebih dilihat dari unsur sumbangan antar pelaku
parah. Untuk melihat potensi relatif sektor usaha. Lapangan kerja sektor formal terdiri
industri sebagai instrumen transformasi dari 0,55% disediakan oleh usaha besar
sektor tradisional (pertanian) ke modern (aset di luar tanah dan bangunan di atas Rp.
(industri pengolahan) atau proses kegiatan 10 milyar diperkirankan omset di atas Rp.
lanjutan untuk nilai tambah, maka dapat 50 milyar setiap tahun); usaha menengah
dilihat kemajuan relatif produktivitas kedua 11,01% dan usaha kecil menyumbang
sektor untuk usaha kecil. Rasio nilai 18,44% dari seluruh lapangan kerja formal.
tambah/tenaga kerja pada tahun 1997 Lapangan kerja non formal sebesar
sebesar 0,55 berubah menjadi 0,56 pada 70% disediakan oleh usaha kecil yang
tahun 2001 ini berarti tidak terjadi tergolong dalam usaha mikro dan gurem.
kemajuan yang berarti dalam perbaikan Ini berarti telah mengisi sekitar 85% dari
produktivitas, atau krisis justru lapangan kerja yang ada di Indonesia.
menyebabkan back push atau dorongan Berdasarkan perkiraan BPS pengangguran
ke belakang ke sektor tradisional. terbuka diperkirakan mencapai 9,1 juta
Hambatan untuk meningkatkan orang atau sekitar 9% dari seluruh angkatan
produktivitas usaha kecil mikro tidak kerja.
terlepas dari kemampuan mengadopsi Analisis tersebut sekaligus
teknologi termasuk untuk alih usaha, alih memberikan dasar penghampiran kita selain
kegiatan dan alih komoditas. Karena selama melihat indikator yang lazim disampaikan
ini meskipun mereka telah mengalami seperti unit usaha, penciptaan lapangan
transformasi dari sektor pertanian ke non kerja dan nilai tambah adalah penting untuk
pertanian namun tetap dalam papan bawah. memperhatian produktivitas baik pada skala
Apabila keadaan ini tidak dapat didobrak perusahaan (unit usaha) maupun pada
maka yang terjadi adalah apapun program satuan tenaga kerja. Produktivitas adalah
yang dicurahkan bagi pengembangan usaha cerminan kemampuan untuk menghadapi
mikro tidak berhasil meningkatkan nilai persaingan dengan pelaku sejenis di luar
tambah. Atau jika berhasil nilai tambah negeri. Pada skala perusahaan dapat
tersebut diserap oleh sektor lain yang menggambarkan potensi untuk melihat
menyediakan input atau jasa pendukung peluang pengorganisasian dan
bagi usaha mikro. Gambaran ini restrukturisasi usaha yang menjamin
mengindikasikan bahwa industri kecil tidak kemampuan bersaing yang lebih tinggi dan
dapat memikul harapan yang terlampau perbaikan nilai tambah yang menjamin
besar untuk menjadi motor pertumbuhan. kesejahteraan lebih tinggi bagi yang terlibat
di dalam kegiatan tersebut. Memahami
Struktur Unit Usaha dan Kesempatan karakteristik usaha yang ada di Indonesia
Kerja maka strategi terhadap kelompok usaha
Lapangan kerja di Indonesia 30% yang dapat ditempuh untuk memperbaiki
berada di sektor formal dan 70% di sektor kinerja penyediaan lapangan kerja adalah
non formal. Keadaan ini tentu akan antara lain melalui perbaikan produktivitas
menyulitkan upaya pemecahan hubungan perusahaan. Prioritas penanganan perbaikan
ketenagakerjaan. Kecilnya porsi produktivitas perusahaan pada usaha kecil

41
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

dan menengah dapat diarahkan dengan tiga landasan membangun sistem perekonomian.
fokus utama yaitu : Format baru pengaturan untuk menjadi
a) Sektor industri pengolahan; landasan pembangunan sistem ekonomi
b) Sektor jasa keuangan, persewaan dan yang dikehendaki memang menjadi sangat
jasa perusahaan; diperlukan.
c) Sektor pertanian terutama sub sektor Kita pernah mempunyai keinginan
peternakan, perkebunan budidaya laut kuat untuk merumuskan demokrasi
dan sub sektor hortikultura. ekonomi hingga kemudian lahir sistem
Dilihat dari struktur pelaku usaha ekonomi kerakyatan yang digariskan oleh
menurut skala kegiatan dan karakteristiknya ketetapan MPR No. IV Tahun 1999. Jika
Pemerintah Indonesia harus memilih dilihat dari rentetan TAP MPR maupun
strategi yang jelas antara orientasi dokumen lainnya sistem ekonomi Indonesia
pengembangan usaha kecilmenengah untuk yang diinginkan juga selalu berubah.
tujuan peningkatan daya saing dan ekspor Nampaknya kita harus sadar bahwa yang
dan orientasi pengembangan usaha mikro- kita tuju bukan pembangunan sistemnya
kecil untuk orientasi penciptaan lapangan semata, tetapi tujuan itu sendiri.
kerja dan penanggulangan kemiskinan. Sesuai dengan tujuan kemerdekaan
Kebijakan yang dapat ditempuh untuk kita adalah untuk meningkatan taraf hidup
penciptaan lapangan kerja dan dan kecerdasan bangsa, maka seharusnya
penanggulangan kemiskian harus bersifat tujuan ini yang menjadi perhatian terlebih
menyeluruh melalui penguatan dan dahulu dari pada berdebat tentang sistem
perluasan lembaga keuangan mikro, LKM- yang dapat menjebak kita. Adalah menarik
pra koperasi, koperasi simpan pinjam dan bagi kita untuk mencoba melihat bagaimana
BPR. kita mencoba mencari rumusan kemajuan
ekonomi menurut pikiran kita. Badan Pusat
MODEL STRUKTURAL PELAKU Statistik pernah menyusun suatu laporan
EKONOMI INDONESIA perekonomian Indonesia di mana di
Landasan Pemikiran dalamnya memuat berbagai indikator
Sebenarnya kita harus berani kamajuan perekonomian kita. Hal yang
mengakui secara jujur untuk kegagalan menarik yang ingin ditonjolkan ketika
mencari jawaban atas setiap keinginan indikator kemajuan tersebut hendak
untuk merumuskan format sistem ekonomi dituangkan secara ringkas dalam suatu tabel
Indonesia. Dalam sejarah penelusuran untuk mudah dibaca sebenarnya kita
perkembangan pendekatan ekonomi menyepakati itulah indikator tujuan yang
Indonesia sering dilompati oleh keinginan setiap saat hendak dicapai.
untuk merumuskan cita-cita terlebih dahulu Dari indikator yang ditampilkan
ketimbang memahami secara benar sistem terdapat 11 indikator yang kemudian akan
ekonomi yang hidup di tanah air kita. diulas secara mendalam dalam tiap-tiap bab
Sejak model ekonomi dualistik ala atau bagian secara rinci kesebelas indikator
Boeke sebenarnya yang lahir kemudian itu adalah :
adalah rumusan sistem ekonomi yang di a) Pertumbuhan ekonomi
cita-citakan. Jika semula keinginan kuat b) Inflasi
untuk menjadikan pasal 33 UUD 1945 c) PDB pada harga konstan
sebelum perubahan sebagai acuan d) PDB per kapita pada harga berlaku
membangun sistem ekonomi Indonesia, e) Neraca perdagangan luar negeri
maka kini sedang bertanya-tanya kembali. (ekspor-impor)
Pertanyaan ini muncul karena adanya f) Investasi (PMDN-PMA)
pembahasan UUD 1945 termasuk g) Suku bunga deposito berjangka
perumusan kembali pasal 33 yang menjadi h) Kunjungan wisatawan asing

42
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

i) Produksi padi pembangunan ekonomi seperti pendapat


j) Nilai tukar petani Keindleberger bahwa didalamnya harus ada
k) Penduduk miskin. dua ciri besar yaitu perubahan kearah yang
Dalam kesempatan ini tidak ingin lebih baik (growth) dan terjadinya perluasan
mengupas perbandingan indikator antara dan pendalaman modal (capital widening
waktu atau tahun, tetapi yang lebih penting and deepening). Penjelasan mengenai teori
keinginan memahami dengan indikator itu dualisme ekonomi oleh Boeke dan
dapat kita lihat adanya indikator agregat kendalanya juga perlu dilihat dalam kontek
yang dapat tercermin oleh tingkah laku yang lebih kekinian, bukan sekedar sektor
pasar dan pemahaman persoalan struktural modern versus sektor tradisional. Dengan
perekonomian kita. Terlepas tepat atau demikian kita semakin mudah mencari
tidaknya pikiran indikator yang disajikan, dasar penilaian pencapaian perjalanan
tetapi rumusan penyederhanaan penyajian ekonomi bangsa ini. Untuk dapat menjawab
laporan tersebut dapat dilihat sebagai upaya pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas
untuk menyediakan informasi bagi yang dibutuhkan pemahaman lebih rinci terhadap
biasa menjadi komentar dan pertanyaan pertanyaan dasar dan indikator makro ke
pejabat pemerintah, para politisi, para dalam isu-isu struktural yang lebih relevan.
pengamat, ilmuwan, dan para praktisi serta Salah satu peluang untuk dapat
media. Dan akhirnya indikator itu semua memahaminya adalah dengan melihat
yang akan menjadi instrumen alokasi perekonomian kita selain atas dasar struktur
sumberdaya, terutama anggaran belanja sektor juga struktur menurut pelaku.
negara.
Meskipun indikator tersebut bersifat DAYA SAING PEREKONOMIAN
makro tetapi cukup penting bagi kita INDONESIA
mencoba memahami apakah berbagai Daya Saing Perekonomian Indonesia
indikator tersebut secara baik dapat kita Untuk melihat kemampuan suatu
gunakan untuk menjawab pertanyaan negara dalam memenangkan persaingan
seberapa jauh kita telah mencapai kemajuan pada kehidupan pasar global dapat
dalam perjalanan menuju cita-cita nasional diperhatikan dari indikator makro dan
yang tertuang dalam pembukaan UUD mikro. Secara makro daya saing suatu
1945. Jika kita cermati kita masih negara dapat digambarkan oleh tiga macam
menemukan jumlah produksi padi sebagai indek, yaitu: Indek Kemampuan Teknologi;
indikator makro yang sama pentingnya Indek Kelembagaan Publik; dan Indek
dengan yang lainnya. Apakah hal semacam Lingkungan Makro Ekonomi. Sementara itu
ini tidak menggambarkan bahwa kita sering pada indikator mikronya dapat dilihat dari
ketakutan dengan sesuatu yang sebenarnya Urutan Strategi dan Operasi Perusahaan;
sudah berubah. Jika kita ingin menonjolkan dan Urutan Kualitas Lingkungan Bisnis
masalah kepedulian kita dengan ketahanan Nasional.
pangan sebenarnya indikator penduduk Dalam laporan yang dikutip oleh
miskin jauh lebih mewakili ketimbang Adiningsih tersebut memang dibandingkan
jumlah produksi padi. negara ASEAN lainnya, terutama ASEAN-
Benturan yang sering terjadi dalam 6, Indonesia berada pada posisi ekstrim di
memahami persoalan perekonomian bawah. Hal ini karena baik kinerja makro
Indonesia sebenarnya tidak terlalu terletak maupun mikro yang kurang kompetitif antar
pada sistem ekonomi apa yang diterapkan. Negara, sehingga Indonesia tidak kompetitif
Kita dapat melihat hal tersebut pada untuk menarik investasi dari luar negeri.
berbagai tataran. Barangkali ada baiknya Namun demikian disadari bahwa ekspor
kita merenungkan kembali pertanyaan Indonesia yang masih terus berlangsung
pertanyaan dasar dalam memahami menunjukkan adanya segmen tertentu yang

43
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

sangat kompetitif dalam persaingan pasar di kemerosotan kembali produktivitas


luar negeri. perusahaan pertanian, pertambangan dan
Untuk melihat keunggulan galian, listrik dan gas, bangunan dan jasa-
komperatif dan kompetitif dapat dilihat jasa.
lebih akurat pada level produk, sehingga Sementara sektor jasa keuangan
perbandingan ini memberikan justifikasi yang semula terus menurun mulai
akan perlu tidaknya suatu produk menunjukkan tanda-tanda perkembangan
dikembangkan. Namun hal ini merupakan yang positif. Salah satu jawaban terhadap
faktor yang tidak dapat ditampung oleh perkembangan yang tidak menggembirakan
indek kompetitif agregatif dan perlu dilihat ini adalah karena unit usaha baru yang
dari persfektif kinerja perusahaan sebagai tumbuh umumnya berskala mikro dan
terlihat dalam bagian sebelumnya. Ada tiga berada di sektor dengan produktivitas
faktor penting untuk memperbaiki daya rendah. Adalah menarik jika diperhatikan
saing yang kesemuanya berada kekuatan sektor yang memiliki produktivitas tertinggi
internal perusahaan dan berhubungan untuk perusahaan skala kecil adalah sektor
dengan produktivitas karena pada dasarnya keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
perbaikan daya saing salah satu kuncinya yang nilainya delapanpuluh kali
adalah penurunan ongkos. Ketiga faktor produktivitas usaha kecil sektor pertanian
dimaksud adalah (i). adanya inovasi dan atau empatpuluh kali rata-rata produktivitas
perbaikan teknologi yang terus menerus usaha kecil secara keseluruhan. Gambaran
menuju penurunan biaya; (ii). ini menggambarkan dua hal : (i). sektor
pengembangan pemanfaatan teknologi pertanian kurang berorientasi nilai tambah
komunikasi dan informasi untuk tetapi lebih menekankan produktivitas fisik
meningkatkan produktivitas dan sehingga menjadi ekstrim rendah; dan (ii).
penghematan waktu; dan (iii). Pemanfaatan sektor jasa keuangan, persewaan dan jasa
jaringan kerjasama untuk pengembangan perusahaan merupakan sektor yang paling
pasar secara meluas. Ketiga instrumen ini produktif dan paling memberikan
menjadi penting untuk meningkatkan akses sumbangan positif bagi pengembangan
kepada sumberdaya produktif dan harus UKM terutama usaha kecil mikro.
dimiliki oleh sebuah perusahaan yang Secara empiris cukup banyak bukti
modern meskipun skala kecil. yang menunjukkan pentingnya jasa
keuangan dan jasa perusahaan yang efisien
Produktivitas Usaha dan T enaga Kerja sebagai faktor penting bagi dukungan
Salah satu ukuran kualitas kelompok pengembangan usaha lebih lanjut.
usaha dalam sumbangannya terhadap Gambaran produktivitas usaha pada
produksi nasional adalah produktivitas yang perusahaan skala menengah sungguh sangat
dapat diukur dengan ukuran output per unit berbeda di mana sektor pertanian memiliki
usaha. Krisis bukan hanya menyebabkan produktivitas usaha yang paling produktif,
surutnya jumlah perusahaan, namun juga bahkan hampir empat kali rata-rata
membawa akibat langsung berupa produktivitas perusahaan skala menengah
penurunan output perusahaan. Kondisi secara keseluruhan. pada kelompok ini yang
menurunnya produktivitas perusahaan kurang produktif adalah sektor jasa-jasa
secara menyeluruh ini masih terjadi hingga yang memang umumnya belum mapan
tahun 1999, baru kemudian tumbuh kembali benar. Agak berbeda dengan kelompok
selama tiga tahun terakhir. Demikian juga usaha kecil pada kelompok usaha menengah
dengan produktivitas usaha kecil yang ini peningkatan produktivitas terasa amat
terlihat semakin tidak menentu karena berat kecuali sektor pertanian yang masih
dalam tahun 2002 kembali terjadi tumbuh positif secara konsisten selama
penurunan. Sektor-sektor yang mengalami empat tahun terakhir. Jika kita amati kinerja

44
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

produktivitas usaha pada kedua kelompok usaha kecil dengan usaha besar yang
ini mengisyaratkan perlunya restrukturisasi digambarkan satu berbanding duaratus.
perusahaan pertanian menuju skala Sektor yang mencerminkan adanya
menengah. Hal ini sejalan dengan kesetaraan dalam produktivitas tenaga kerja
pemikiran tentang perlunya peningkatan hanyalah sektor keuangan, persewaan dan
kepadatan investasi pertanian untuk jasa perusahaan. Kinerja usaha kecil dan
mengejar keuntungan usaha pertanian yang usaha menengah pada sektor ini telah sama
sesuai dengan biaya oportunitas dari tanah dan menggambarkan perkembangan yang
pertanian yang harganya semakin telah mulai keluar dari krisis. Patut dicatat
meningkat. bahwa dengan adanya sektor keuangan,
Pada perusahaan skala menengah persewaan dan jasa keuangan skala kecil
sektor jasa keuangan tidak menempati dan menengah yang produktif dari segi
tempat teratas, namun masih menempati perusahaan dan tenaga kerja akan menjadi
tempat ketiga setelah sektor angkutan sektor pendukung yang efisien bagi
dengan yang masih jauh diatas rata-rata tumbuhnya UKM.
keseluruhan sektor. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan jasa keuangan pada PEMBIAYAAN
dasarnya tidak selalu dapat memanfaatkan Kebijakan Pembiayaan dan Perbankan
keuntungan karena skalanya yang lebih Modal adalah penting tetapi bukan
besar, terutama antara skala usaha kecil dan segalanya. Itulah ungkpaan yang selalu
skala usaha menengah. dinasehatkan oleh para ahli yang meneliti
Gambaran ini akan lebih lengkap pembiayaan bagi para pengusaha.
lagi jika kita kaitkan dengan produktivitas Sebaiknya setiap kali kita melakukan
tenaga kerja yang mengindikasikan interview kepada pengusaha terutama
kemampuan untuk mendukung jaminan pengusaha kecil jawabnya pasti kekurangan
hidup yang layak bagi pihak yang terlibat modal, sehingga usahanya tidak maju.
dalam kegiatan dimaksud. Pertanyaan Gambaran menjadi lain pula ketika
penting selanjutnya adalah mengapa jasa membaca berita di media masa bahwa dana
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sedang berada di perbankan sangat besar
sangat produktif dan sangat kompetitif. dan penyediaan kredit bagi pengembangan
Diantara jawaban atas pertanyaan tersebut usaha tersedia. Jika dari biasanya yang
adalah bahwa ; usaha disektor ini harus sebenarnya terjadi ? Untuk memahami
memenuhi persyaratan legal (BH, ijin, persoalan ini kita perlu melihat pembiayaan
persyaratanteknis); dikelola oleh kelompok usaha bagi para pengusaha.
profesional; interaksi dengan dunia bisnis Pada dasarnya pemberdayaan usaha
yang luas; kandungan IPTEK yang tinggi; oleh pelaku ekonomi lapis bawah memang
terbiasa dengan hubungan kontraktual yang bertumpuh pada kemandirian dan
lugas; relatif lebih transparan dibanding kekerabatan, kemudian pada tahap
kelompok lain; dan adanya pengawasan berikutnya secara kelembagaan yang masih
yang kuat baik oleh pengawasan bersifat lokal dan imformal. Namun di masa
Pemerintah maupun pengguna jasa. Dilihat lalu juga terdapat lembaga formal pada
dari produktivitas tenaga kerja secara tingkat desa yang merupakan bagian
keseluruhan untuk usaha kecil dan penting dari pemberdayaan bagi ekonomi
menengah mengalami keadaan yang terus lapis bawah di pedesaan yang melekat pada
merosot walaupun hanya dalam derajad pemerintahan di desa. Kemudian pada tahap
yang tipis. berikutnya masuklah pasar keuangan
Persoalan lain dalam hal pedesaan melalui koperasi, program
produktivitas tenaga kerja adalah pemerintah dan perbankan. Mengutip
ketimpangan yang sangat menyolok antara laporan BPS Dibyo Prabowo 17

45
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

menegaskan kembali bahwa 35,10% UKM LKM ini baru menjangkau sekitar 15-20
menyatakan kesulitan permodalan, persen LKM, namun telah mendorong
kemudian diikuti oleh kepastian pasar tumbuh kembangnya kekuatan kredit mikro
25,9% dan kesulitan bahan baku 15,4%. non bank. Sebagai pelaku mereka termasuk
Jika kita ikuti jawaban tersebut sebenarnya dalam sektor keuangan. Apabila
kesulitan permodalan adalah resultante dari perkembangan ini menjadi instrumen
kesulitan mendapatkan kepastian pasar perkuatan yang efisien, maka instrumen
karena ketidakmampuan menjamin fiskal untuk perkuatan LKM akan terbukti
kepastian produksi. lebih efektif disertai dengan tingkat distorsi
Oleh karena itu pemecahan masalah yang rendah sehingga dapat menjadi pilihan
pembiayaan UKM tidak sebatas masalah baru bentuk intervensi yang ramah pasar.
kekurangan modal, sehingga diperlukan Secara garis besar, kebijakan
pemecahan yang komprehensif. Hal yang perbankan terdiri dari: (1) program
mungkin agak kurang dipahami adalah penyehatan perbankan, meliputi
praktek terbaik dimanapun pembiayaan penjaminan pemerintah bagi bank umum
usaha, terutama pemula, selalu didahului dan BPR, rekapitalisasi bank umum dan
dengan sumber modal sendiri atau modal restrukturisasi kredit perbankan; (2)
keluarga atau jika tidak bersumber dari pemantapan ketahanan sistem
angle Capital18 yang dasarnya adalah perbankan yang meliputi pengembangan
kepercayaan dan kegigihan si pelaku. infrastruktur perbankan, peningkatan good
Dalam hal demikian sebenarnya yang harus corporate governance dan penyempurnaan
juga menjadi perhatian kita adalah usaha pengaturan dan pemantapan sistem
yang menyediaakan jasa untuk pengawasan bank; (3) upaya pengembangan
memecahkan pembiayaan usaha kecil UMKM dalam rangka pemulihan fungsi
hingga sampai pada perbankan. Pembiayaan intermediasi perbankan.
bagi UKM di negara berkembang pada Berdasarkan Laporan Perekonomian
umumnya masih diharapakan dari Bank Indonesia tahun 2003, peran Bank
perbankan. Indonesia dalam pengembangan UMKM
Di sisi lain perubahan paradigma dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu:
pemberian dukungan pembiayaan UKM (1) kebijakan kredit perbankan; (2)
dari kredit program kepada mekanisme pengembangan kelembagaan; dan (3)
pasar jasa keuangan akibat perubahan UU pemberian bantuan teknis. Keterbatasan
23/1999 tentang Bank Indonesia dan UMKM dalam memperoleh pelayanan
berbagai rencana program pemulihan kepada sektor perbankan merupakan salah
ekonomi yang tercantum dalam nota satu kendala belum optimalnya fungsi
kesepakatan dengan IMF telah memberikan intermediasi perbankan. Menyikapai hal
pelajaran baru. Sejak akhir 1999 semua tersebut, selama tahun 2003, upaya yang
kredit program dihentikan, sehingga ditempuh Bank Indonesia dalam
Pemerintah mengubah dukungannya dari pengembangan UMKM lebih ditekankan
memberikan subsidi dan penjaminan pada pada upaya peningkatan akses UMKM
kredit program sektoral perbankan (seperti kepada sektor perbankan. Melalui
BIMAS, KKP A dll.) menjadi dukungan pendekatan kebijakan kredit, upaya yang
perkuatan LKM terutama KSP/USP sejak dilakukan Bank Indonesia antara lain
tahun 2002 sebagai mekanisme fiskal biasa. dengan senantiasa mendorong bank umum
Hal ini diharapkan relatif tidak dan BPR untuk meningkatkan penyaluran
menimbulkan distorsi pasar keuangan mikro kredit UMKM sesuai dengan rencana bisnis
kecuali hanya memperkuat para pelaku masing-masing bank dengan tetap
untuk semakin kompetitif dan memperluas memperhatikan prinsip kehati-hatian.
jangkauan Meskipun stimulan fiskal untuk

46
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Dalam rencana bisnis 2002, 14 bank perbankan dan pemulihan sektor riil
umum (sekarang 13 bank) yang menguasai dilakukan dengan menyelenggarakan
80% aset perbankan nasional (systemically Forum Dialogis Kawasan Barat Indonesia
important banks) dan BPR, menetapkan (FD-KBI) pada 21-23 Pebruari 2003 di
rencana penyaluran kredit kepada sektor Sumatera Barat. Forum tersebut merupakan
UMKM sebesar Rp. 30,9 triliun. Dalam pertemuan tripartit antara pemerintah,
realisasinya dicapai jumlah Rp. 35,9 triliun, perbankan dan pelaku usaha, serta
atau 116% dari target. Namun pada tahun merupakan rangkaian kegiatan yang
2003, kredit 50 baru yang disalurkan diselenggarakan di Kawasan Timur
perbankan ke sektor UMKM sebesar Rp. Indonesia (KTI) pada 8-11 November 2002
26,9 triliun atau 63,82% dari total rencana di Sulawesi Selatan.
perbankan untuk penyaluran kredit UMKM
sebesar Rp. 42,3 triliun. Arah dan Strategi Pengembangan LKM
Selain mendorong perbankan Permasalahan yang dihadapi oleh
menyalurkan kredit pada UMKM, Bank LKM terutama LKM bukan bank pada
Indonesia juga mendukung pembiayaan dasarnya dapat digolongkan ke dalam hal-
UMKM melalui penyediaan KLBI hal yang bersifat internal dan eksternal.
relending dalam rangka kredit program oleh Yang bersifat internal meliputi keterbatasan
BUMN Koordinator pengelola. Hal ini sumberdaya manusia, manajemen yang
merupakan tindak lanjut pasal 74 UU No. belum efektif sehingga kurang efisien serta
23/1999, yang mengamanatkan pengalihan keterbatasan modal. Sementara faktor yang
pengelolaan KLBI dalam rangka kredit bersifat eksternal meliputi kemampuan
program kepada tiga BUMN Koordinator monitoring yang belum efektif, pengalaman
yang ditunjuk pemerintah, yakni BRI, BTN, yang lemah serta infrastruktur yang kurang
dan PT. Permodalan Madani (PNM). Tiga mendukung. Kondisi inilah yang
BUMN Koordinator tersebut berwenang mengakibatkan jangkauan pelayanan LKM
menyalurkan kembali (r elending) angsuran terhadap usaha mikro masih belum mampu
KLBI yang diterima oleh bank pelaksana menjangkau secara luas, sehingga
sampai dengan KLBI dimaksud jatuh pengembangan LKM yang luas akan sangat
tempo. Jumlah angsuran KLBI yang penting perannya dalam membantu
disalurkan kembali mencapai Rp. 2,3 triliun investasi bagi usaha mikro dan kecil. Upaya
atau mencapai 56%. yang dapat dilakukan untuk memperkuat
Selain itu, dalam membantu LKM dapat dilakukan melalui :
penyediaan dana untuk kredit program, a) Perkuatan permodalan dan manajemen
Bank Indonesia melakukan pembelian Surat lembaga keuangan masyarakat
Utang Pemerintah (SUP) No. 005 dalam (KSP/USP dan LKM)
rangka kredit program dengan plafon Rp. b) Penggalangan dukungan dan fasilitasi
9,9 triliun pada akhir Desember 1999. pembiayaan UKMK dengan lembaga
Sampai dengan akhir Desember 2003, dana keuangan
yang tersedia adalah Rp. 3,1 triliun, dan c) Penggalangan partisipasi berbagai
telah ditarik oleh pemerintah sebesar Rp. pihak dalam pembiayaan UKMK
850 milyar, sehingga dana yang masih (Pemda, Laur Negeri, dll)
ditarik sebesar Rp. 2,2 triliun. SUP d) Optimalisasi pendayagunaan potensi
dimaksud berjangka waktu 10 tahun yang pembiayaan UKMK di daerah (Bagian
akan berakhir pada 10 Desember 2009 dan Laba BUMN, Dana Bergulir, Yayasan,
dikenakan suku bunga SBI 3 bulan. Bantuan Luar Negeri)
Pada pendekatan kelembagaan, e) Peningkatan Capacity Building LKM
salah satu upaya BI dalam mencari solusi
bagi peningkatan fungsi intermediasi

47
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

f) Training bagi pengelola LKM, untuk telah membuktikan, bahwa integrasi KSP
meningkatkan kapasitas pengelola dengan Lembaga Keuangan
LKM Modern/berpengalaman dalam hal ini bank
g) Perlu adanya lembaga penjamin untuk akan memperkuat kedudukan koperasi.
menjamin kredit LKM dan tabungan Model ini harus menjadi pelengkap cara
nasabah LKM dan BDS yang mampu memajukan KSP ditanah air. Berbagai
memberikan fasilitasi manajemen, dukungan perkuatan seperti perkuatan
keuangan, dll. permodalan : P2KER (Proyek
Pengendalian dan pembinaan Pengembangan Kemandirian Ekonomi
/fasilitasi, serta pengembangan Rakyat), PUK (Pengembangan Usaha
kelembagaan (organisasi dan manajemen), Kecil), Dana Penghematan Subsidi BBM,
meningkatkan kompetensi dan MAP (Modal Awal dan Padanan) akan terus
profesionalisme pengelola KSP/USP-LKM diupayakan, pengendalian (monitoring,
melalui diklat terus menerus sangat evaluasi, pengawasan, penilaian kesehatan)
diperlukan. Pengembangan kemampuan LKM juga akan terus dikembangkan,
layanan bagi anggota, meningkatkan jumlah pengembangan pola dan lembaga
produk keuangan yang didukung dengan penjaminan lokal serta pengembangan biro
pengembangan jejaring. Pengembangan kredit, informasi kinerja UMK di masa lalu
jejaring antara lain meliputi jejaring : (track record). Arah Lembaga Keuangan
a) Antar KSP/LKM, mendayagunakan Mikro ke Depan :
lembaga simpan pinjam sekunder yang a) Mengatasi status legal agar jelas,
berperan mengatur interlending diarahkan menjadi Bank, Koperasi atau
diantara KSP/USP Koperasi dan LKM LKM yang saat ini sedang disiapkan
b) Antara KSP/USP dan LKM dengan RUU LKM;
lembaga keuangan lain, meningkatkan b) Pengawasan lebih intensif untuk
akses untuk dana pinjaman maupun melindungi pihak ketiga (penabung);
equity. c) Pengembangan jaringan melalui
Dalam memperkuat USP/KSP ke penumbuhan lembaga keuangan
depan paling tidak ada tiga langka yang sekunder, jaringan on line untuk
harus dilakukan : Pertama, harus dilakukan peningkatan mutu pelayanan kepada
pemisahan koperasi simpan pinjam dan masyarakat lokal.
tidak boleh dicampur/dilaksanakan sebagai Dengan demikian pelayanan yang
bagian dari koperasi serba usaha, terutama luas serta menjangkau lapisan usaha mikro
bila USP sudah menjadi besar dan sangat yang luas akan membawa pasar keuangan
dominan; Kedua, harus segera diorganisir lebih bersaing, sehingga ketergantungan
kedalam kelompokkelompok KSP sejenis usaha mikro terhadap pelepas uang dapat
untuk melaksanakan integrasi secara utuh, ditekan atau ditiadakan. Pola
sehingga peminjaman dan penyaluran dana pengembangan LKM juga harus
antar KSP dapat terjadi dan berjalan efektif; memberikan pilihan yang luas bagi
Ketiga, perlu dikembangkan sistem asuransi masyarakat nasabah apakah melalui pola
tabungan anggota, asuransi resiko kredit konvensional atau pola bagi hasil (pola
serta lembaga keuangan pendukung lainnya. syariah). Baitul Mal Wa Tamwil (BMT)
Disamping itu mekanisme pengawasan sebagai model tertua LKM syariah saat ini
yang baik dan efektif akan menjamin telah memiliki 3.000 unit dibawah
bekerjanya mekanisme mobilisasi dana dan pembinaan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha
pemanfaatannya secara efektif. Kecil (PINBUK), serta model Baitul
Pengalaman keberhasilan Bank Tamwil Muhamadiyah (BTM), Koperasi
Bukopin yang mengembangkan supervisi Pondok Pesantren, Koperasi Syirqoh
dan sistem online pada pola Swamitra juga Muawanah dan Lembaga Pengelolah Zakat

48
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

yang mengembangkan program ekonomi dalam menjelaskan perilaku individu


produktif bagi penerima zakat ini akan muslim sebagai pelaku ekonomi. Padahal
berkembang dan tumbuh lebih banyak beberapa kajian empiris oleh para ahli
LKM karena sudah ada perlindungan ekonomi juga telah banyak menemukan
hukum tetapi untuk LKM binaan adanya perbedaan perilaku masyarakat
memerlukan perlindungan tersendiri. muslim yang tercermin dalam tingkah laku
ekonominya (Metwali). Tantangan besar
Lembaga Keuangan Syariah bagi para ekonom adalah terus mengkaji
Pada dasarnya perbuatan muamalat kedudukan moral ekonomi islam atau
yang ditujukan untuk kebaikan hubungan sistem ekonomi syariah dan bagaimana
berekonomi sesama manusia harus interaksi dengan sistem yang lain dalam
mengandung ciri untuk kemaslahatan dunia global. Apabila kita simak secara
umum. Oleh karena itu seharusnya kita mendalam ajaran berekonomi dalam Al-
melihat kehadiran sistem syariah dalam quran dilandasi oleh suatu sikap bahwa
transaksi antar individu dan lembaga harus tiada pemisahan antara ekonomi dan
kita tempatkan dalam kontek pasar, yaitu keberagamaan seseorang. Mencari nafkah
karena adanya kebutuhan dan ketersediaan adalah bagian dari ibadah dan tiada
serta dipilih atas dasar pertimbangan pemisahan antara agama dan kehidupan
rasional dan moral untuk mencapai dunia.
kehidupan yang lebih sejahtera lahir dan Berdasarkan titik tolak ini akan
batin. Karena perekonomian syariah melahirkan dua konsekuensi yaitu :
dilandasi atas prinsip kesempurnaan pertama, perlunya pembentukan sikap oleh
kehidupan diantara kebutuhan lahiriah dan seorang individu akan penguatan hidup dan
rohaniah dalam bertransaksi sesama hamba pencarian kebaikan di dunia atau dalam
Allah maupun lembaga yang mereka buat, hubungannya dengan bumi dan alam;
maka kerelaan atau ridho menjadi kedua, soal pemilihan pribadi, sampai
fundamen dasar setiap transaksi dua pihak dimana batas dan tujuannya. Konsekuensi
atau lebih. dasar pertama memerlukan pada sikap
Perdebatan ekonomi syariah sering keharusan hidup bersahaja yang menjadi
dipersempit dalam konteks pada bunga dasar hidup seorang muslim untuk
bank sebagai riba atau bukan, sementara menghindari sikap hidup yang boros dan
dimensi lain selain riba kurang diberikan bermewah-mewahan. Dengan demikian
pembahasan secara seimbang. Selain riba prinsip kemanfaatan didasarkan atas
terdapat dua aspek penting yakni unsur ada pemenuhan kesejahteraan lahiriyah dan
tidaknya judi atau maisir yang sangat rohaniah. Jika prinsip ekonomi syariah
berkaitan dengan aspek resiko dan sebagai dasar muamalat, maka seharusnya
ketidakpastian serta ada tidaknya unsur kita jangan buruburu terpaku pada institusi.
kecohan (tipuan) yang dikenal sebagai hal Institusi dengan berbagai karakter dan
yang mengandung unsur gharar. Ketiga prinsip yang mengawaln prakteknya pada
unsur yang menjadi dasar perbuatan akhirnya akan memberikan pilihan kepada
transaksi atau baia mempunyai arti yang masyarakat selaku pengguna untuk
penting untuk menilai subtansi suatu memilihnya. Dalam jual beli seorang calon
transaksi dapat digolongkan memenuhi pembeli mempunyai kesempatan untuk
syarat syariah atau tidak. melakukan khiyar atau memilih. Pilihan
Pengkajian ekonomi syariah secara dalam hal jasa institusi sudah barang tentu
umum masih didominasi oleh kupasan dari selain pertimbangan rasional juga atas dasar
dimensi fiqih dan administrasi kaidah-kaidah syariah yang bersumber dari
pembangunan bukan kupasan ilmu Wahyu Illahi yang ditujukan bagi kebaikan
ekonomi dan nilai subtansi ajaran islam umat manusia.

49
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

PENUTUP Indonesia dikelola oleh pengusaha


1. Ada tiga faktor penting untuk dengan kemampuan pengelolaan yang
memperbaiki daya saing yang rendah. Sehingga persoalan kebutuhan
kesemuanya berada kekuatan internal wirausaha bagi Indonesia mempunyai
perusahaan dan berhubungan dengan sasaran yakni mengisi kebutuhan
produktivitas karena pada dasarnya perluasan perusahaan yang ada dan
perbaikan daya saing salah satu kuncinya kebutuhan untuk mengembangkan
adalah penurunan ongkos. Ketiga faktor wirausaha baru untuk membuat ekonomi
dimaksud adalah: (i) adanya inovasi dan Indonesia lebih kompetitif.
perbaikan teknologi yang terus menerus 4. Pada dasarnya pemberdayaan usaha oleh
menuju penurunan pelaku ekonomi lapis bawah memang
biaya;(ii)pengembangan pemanfaatan bertumpuh pada kemandirian dan
teknologi komunikasi dan informasi kekerabatan, kemudian pada tahap
untuk meningkatkan produktivitas dan berikutnya secara kelembagaan yang
penghematan waktu; masih bersifat lokal dan imformal.
dan;(iii)Pemanfaatan jaringan kerjasama Namun adanya Lembaga Keuangan yang
untuk pengembangan pasar secara baik dapat mengakibatkan UKM dan
meluas. perekonomian berkembang.
2. Untuk penciptaan basis UKM yang
kokoh pendekatan pengembangan DAFTAR RUJUKAN
Klaster Bisnis/Industri perlu ditumbuh Adiningsih, Sri, 2003. The Indonesia
kembangkan. Kehadiran klaster yang Business Rop in AFTA, Indonesia
senergik dari kegiatan hulu ke hilir, atau Business Perspective, V olume V , No.
antara kegiatan inti (pokok) dengan 3, PT. Harvest International
kegiatan pendukung, penyediaan bahan Indonesia, March
baku dan outlet pemasaran akan Harvie, Charles,2002.Regional SMEs and
mempercepat dinamika usaha di dalam Competition in the Wake of the
klaster tersebut, termasuk interaksi Financial and Economic Crisis,
dengan usaha besar yang ada di kawasan International Coference on Impact of
tersebut atau terkait. Pendekatan klaster Crises on Trade, Regionalism and
ini pada dasarnya untuk mengefektifkan Globalisation in Asia and Australia,
pola pengembangan dengan University of W ollongong, Australia,
menjadikannya sebagai titik 5-6 July
pertumbuhan bagi bisnis UKM. Inti dari Lian, Daniel, 2003. Capital Creation-The
strategi penciptaan klaster yang terpadu Next Step Up ?, dalam Thailand
dan kokoh adalah membangun suatu Economics, Januari
sinergi untuk mencapai suatu broad Mubyarto,2001.Pemberdayaan ekonomi
base economic growth atau rakyat dan peranan ilmu-ilmu sosial,
pertumbuhan ekonomi dengan basis BPFE, Yogyakarta
yang luas. Soetrisno, Noer, 2002.Pendekatan Klaster
3. Persfektif kebutuhan wirausahawan baru Bisnis dalam Pemberdayaan UKM,
yang mendesak selain dilihat dari Lutfansah, Surabaya
kenyataan rendahnya pendirian Urata, Shujiro, 2000.Policy
perusahaan baru dibandingkan dengan Recommendation for SME Promotion
besarnya ekonomi dan jumlah penduduk, in the Republic of Indonesia,
juga didasari atas kenyataan bahwa lebih JICAReport, Jakarta
97% unit usaha yang ada adalah usaha www.bps.go.id,
skala mikro. Ini berarti usaha yang ada di www.bi.go.id

50
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Money Laundering (Pencucian Uang) dan


Dampaknya Terhadap Perbankan dan Negara Kita
Mahyarni

Abstract

As the other countries do in providing concern towards transnational organized crime,


Indonesia takes a role in responding this matter as well. Most noticeable crime in this
concern here is money laundering. Within the international scheme, the effort taken to
overcome it, is by constructing the unit of duty, called The Financial Action Task Force
(F ATF) on Money Laundering by G-7 countries, founded in France on July 1989. The
marked activities related to this problem carries such banking improvement out
significantly as massive amount of cash saved and deposited in the bank itself. Yet, on
the contrary this activity is considered a law-fraud action. Several banks which legalize
such activity will appear booming that hold the bank to remain exist and be
unliquidized. It is an unfortunate fact that this situation will no longer able to exist, if
noticed and tracked by the International world, the country legalizing such fraud-
related activity, would be considered into the black-listed country, incorporatively
combating money laundering. For certain, such consequence followed, will be applied.

Keywords: Money Laundering, Banking and Countries

Pencucian uang adalah tindakan Tindak kejahatan ini umumnya melibatkan


mengkonversi uang atau instrumen moneter dan menghasilkan uang dalam jumlah yang
lain yang diperoleh dari aktivitas ilegal besar.
menjadi uang atau investasi yang Kegiatan money laundering pada
tampaknya sah sehingga sumber ilegalnya saat sekarang telah digolongkan sebagai
tidak bisa dilacak. Di Negara kita setelah suatu tindak pidana. Bahkan karena modus
Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun operandinya bersifat lintas negara (cross
2002 dikeluarkan dan telah diubah pula boarder), maka money laundering telah
dengan Undang-undang No.25 Tahun 2003, dianggap sebagai tindak pidana
maka perbincangan mengenai money internasional (internasional crime).
launderingpun kembali marak. Terdapat berbagai modus yang dilakukan
Perkembangan di bidang pengetahuan dan oleh para pelaku kejahatan tersebut untuk
teknologi telah mendorong pula menyembunyikan atau menyamarkan asal
perkembangan ragam kejahatan yang usul harta kekayaan tersebut, salah satunya
dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak adalah dengan memasukkan hasil tindak
bertanggung jawab. Kejahatan dalam suatu pidana tersebut ke dalam sistem keuangan
wilayah negara maupun lintas batas wilayah (financial system), terutama ke dalam
negara juga semakin berkembang, sistem perbankan. Dengan demikian asal
diantaranya illegal logging, perdagangan usul harta kekayaan tersebut tidak dapat
obat-obatan terlarang, penyelundupan dilacak oleh penegak hukum. Modus inilah
barang, penyelundupan tenaga kerja, yang disebut dengan pencucian uang
terorisme, penyuapan, korupsi dan (Money Laundering).
kejahatan-kejahatan kerah putih lainnya.

_________________________________________
Alamat Korespondensi:
Mahyarni, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Telp: (0761) 571396,
Email: Mahyarni @yahoo.com.
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Kegiatan money laundering ini pencucian uang ini semakin marak dengan
sebenarnya merupakan surga bagi suatu adanya kegiatan perdagangan obat bius.
bank karena di satu sisi dengan adanya Karena itu kemudian muncul istilah narco
dana dalam jumlah besar yang disimpan dollar atau drug money, suatu istilah yang
maka akan membuat bank tersebut digunakan terhadap uang yang berasal dari
berkembang dengan pesat sedangkan pada hasil perdagangan narkotika. Perkembangan
sisi lain bank dihadapkan pada Undang- selanjutnya metode pencucian uang ini
Undang (UU) yang melarang kegiatan dilakukan dengan menggunakan Institusi
tersebut. Disamping itu jika bank dengan Perbankan atau pihak perantara finansial
tegas menolak money laundering maka lainnya, seperti fund manager misalnya.
akan mengakibatkan bank tersebut akan Uang tersebut dimasukkan ke dalam sistim
kekurangan likuiditas dan dalam situasi perbankan atau sistim penanaman modal
yang sulit (krisis) akan bisa membuat bank lainnya sehingga uang tersebut bercampur-
tersebut bangkrut. Namun perlu disadari baur dengan uang lainnya sehingga
bahwa likuiditas dari lembaga-lembaga eksistensinya sudah semakin sulit dilacak
keuangan (financial institutions) seperti dan tidak teridentifikasi lagi..
bank akan menjadi buruk apabila dalam Sedangkan dalam Bahasa Indonesia
operasionalnya cenderung mengandalkan istilah money laundering ini sering juga
dana hasil kejahatan, misalnya dari hasil diterjemahkan dengan istilah pemutihan
kejahatan pencucian uang dalam jumlah uang atau pencucian uang. Kata launder
besar yang baru saja ditempatkan pada dalam Bahasa Inggris berarti mencuci.
suatu bank, namun tiba-tiba ditarik dari Oleh karena itu sehari-hari dikenal kata
bank tersebut tanpa pemberitahuan terlebih laundry yang berarti cucian. Jadi uang
dahulu. Akibatnya bank tersebut mengalami yang diputihkan atau dicuci tersebut adalah
masalah likuiditas yang cukup serius uang dari hasil kejahatan, sehingga
(liquidity risk), maka satu persatu bank- diharapkan setelah pemutihan atau
bank yang ada tersebut akan berguguran. pencucian tersebut, uang tadi tidak
Untuk menghindari kejadian tersebut agar terdeteksi lagi sebagai uang hasil kejahatan
semua pihak mentaati rambu-rambu yang dan telah menjadi uang seperti uang-uang
ada, maka oleh sebab itu diperlukan bersih lainnya. Untuk itu yang utama
ketegasan semua pihak untuk memberantas dilakukan dalam kegiatan money
money laundering ini. laundering adalah menghilangkan atau
menghapuskan jejak dan asal usul uang
Sejarah dan Pengertian Money tersebut. Dengan proses kegiatan money
Laundering laundering ini, uang yang semula
Menurut sejarah hukum bisnis merupakan uang haram (dirty money)
munculnya istilah money laundering ini diproses sehingga menghasilkan uang
dimulai di negara Amerika Serikat sejak bersih (clean money) atau uang halal
tahun 1830. Pada waktu itu para mafia di (legitimate money).
Negara tersebut dalam rangka memutihkan Secara sederhana pencucian uang
uangnya membeli perusahaan-perusahaan. adalah sebuah kejahatan yang melibatkan
Perusahaan yang banyak dibeli adalah upaya untuk menyembunyikan atau
perusahaan pencucian pakaian menyamarkan hasil sebuah kejahatan.
(Laundromats) yang waktu itu sangat Sedangkan pengertian money laundering
terkenal. Sedangkan uang yang yang menurut beberapa ahli adalah sebagai
diputihkan tersebut umumnya berasal dari berikut :
kejahatan seperti uang hasil penjualan 1. Menurut Giovanoli dari Bank for
minuman keras secara illegal, uang hasil International Settlement (BIS) adalah
perjudian dan uang hasil pelacuran. suatu proses dengan mana asset-asset
Kemudian tahun 1980-an ternyata kegiatan si pelaku, terutama asset tunai yang

52
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

diperoleh dari suatu tindak pidana, dengan perkembangan IPTEK. Sifat money
dimanipulasikan sedemikian rupa laundering menjadi universal dan bersifat
sehingga asset-asset tersebut seolah- internasional yakni melintasi batas-batas
olah berasal dari sumber yang sah. yurisdiksi negara. Berarti Money
2. Menurut Koers, seorang penuntut laundering berhubungan dengan dan
umum dari negeri Belanda adalah dicapai dengan kemajuan teknologi melalui
sebagai suatu cara untuk system cyberspace (internet), pembayaran
mengedarkan hasil kejahatan ke dilakukan melalui bank secara elektronik
dalam suatu peredaran uang yang sah (cyberpayment).
dengan menutup-nutupi asal-usul
uang tersebut. Tahap-Tahap Kegiatan Money
3. Pengertian lainnya yang pernah Laundering
diberikan terhadap money laundering Dilihat dari sisi prosesnya menurut
adalah sebagai suatu investasi uang Garnasih (2006:39) pencucian uang dapat
atau transaksi uang yang berasal dari dilakukan dengan cara tradisional dan
kejahatan terorganisir, transaksi tidak modern. Ini membuktikan bahwa pencucian
sah dibidang narkotika dan sumber- uang sudah terjadi sejak lama. Cara modern
sumber tidak sah lainnya, dengan pada umumnya dilakukan dengan tahapan
tujuan agar uang tersebut berjalan placement, layering, dan integration.
melalui saluran-saluran yang sah, Sedangkan cara tradisional yang terkenal
sehingga sumber aslinya tidak dapat dilakukan di China. India dan Pakistan,
dilacak kembali. Jadi merupakan melalui suatu jariangan atau sindikat etnik
penghapusan jejak jika ada yang yang sangat rahasia. Di China dilakukan
menelusuri sumber asal uang yang dengan memanfaatkan semacam bank
tidak sah tersebut. rahasia atau disebut hui (hoi) atau The
Dunia internasional bersepakat Chinese Chip (Chop), di India dilakukan
untuk melarang kejahatan yang melalui sistem pengiriman uang tradisional
berhubungan dengan narkotika dan yang disebut hawala, dan di Pakistan
pencucian uang. Kesepakatan ini disebut hundi. Cara-cara tersebut telah
dituangkan dalam sebuah konvensi the dilakukan sejak lama dan diyakini sampai
United Nation Convention Against Illicit sekarang masih berlangsung. Para pelaku
Trafic in Narcotics, Drugs and Psycotropic money laundering ini menyembunyikan
Substances of 1988, yang biasa disebut atau menyamarkan hasil kejahatannya
dengan the Vienna Convention, disebut juga melalui proses penempatan (placement),
U N Drug Convention 1988 yang pelapisan (layering) atau penggabungan
mewajibkan para anggotanya untuk (integration). Placement adalah sebuah
menyatakan pidana terhadap pelaku tindakan dimana dana yang diperoleh dari
tindakan tertentu yang berhubungan dengan hasil kejahatan ditempatkan atau disimpan
narkotika dan money laundering. Kegiatan didalam sistem keuangan, pada umumnya
tentang money laundering ini secara didalam sistem perbankan. Didalam proses
terperinci diatur dalam Pasal 3 ayat ( 1 ) placement terdapat pergerakan fisik uang.
dari United Nations Convention Against Kegiatan money laundering biasanya
Illicit Traffic in Narcotic Drugs and dilakukan secara bertahap. Penahapan
Psychotropic Substance dan disahkan sejak inilah yang menyebabkan uang tersebut
tanggal 19 Desember 1988, dan mulai semakin sulit terlacak dan akan kehilangan
berlaku efektif sejak November 1990. jejak, bahkan sangat sulit untuk ditelusuri.
Kejahatan ini berkembang seiring Biasanya tahapan-tahapan kegiatan money
dengan perkembangannya IPTEK. Kegiatan laundering tersebut adalah:
pencucian uang ini akan menyesuaikan diri

53
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Gambar 1. Tahap-Tahap Dalam Kegiatan Money Laundering


Sumber: Kapital (2003)

TAHAPAN KE-1
Placement, penempatan
dana yang dihasilkan dari
suatu aktifitas tindak
pidana ke dalam sistem
keuangan.
Bentuknya berupa :
- penempatan dana di
perbankan yang TAHAPAN KE-2
diikuti pengajuan
Upaya pemisahan hasil
kredit/pembiayaan.
tindak pidana dari TAHAPAN KE-3
- Menyetorkan uang
sumbernya (layering).
hasil tindak pidana
Transaksi keuangan ini Menggunakan harta
sebagai pembayaran
dilakukan secara kekayaan yang berasal
kredit yang dipercepat
bertahap dengan tujuan dari tindak pidana
(prepayment) untuk
menyembunyikan atau yang telah berhasil
mengaburkan audit
menyamarkan asal-usul masuk ke dalam
trial.
dana (sumber dana). sistem keuangan.
- Menyalurkan uang
tunai dari satu negara
Meliputi : Hal ini dilakukan
ke negara lain.
- Transfer dana dari melalui penempatan
Membiayai suatu
satu bank ke bank atau transfer.
kegiatan usaha yang
lain dan atau antar Sehingga seolah-olah
solah-olah sah atau
wilayah/negara. merupakan harta
terkait dengan
- Menggunakan kekayaan yang sah.
kegiatan usaha yang
simpanan tunai Dana ini bisa
sah, dengan
sebagai agunan digunakan untuk
memberikan
untuk mendukung kegiatan bisnis yang
kredit/pembiayaan.
transaksi yang sah. sah atau membiayai
Hal yang bertujuan
- Memindahkan dana tindak pidana
untuk mengubah kas
secara lintas batas (integration).
menjadi
negara melalui Misalkan menjual
kredit/pembiayaan.
jaringan kegiatan kembali harta
- Dan membeli barang-
usaha yang sah kekayaan yang
barang berharga
maupun melalui diperoleh dengan
bernilai tinggi untuk
perusahaan yang menggunakan harata
keperluan pribadi atau
fiktif (shell kekayaan yang berasal
pihak lain yang
pembayarannya company). dari tindak pidana.
melalui Penyelia Jasa
Keuangan (PJK).

Keterangan : sementara waktu saja. Dalam tahap


1. Tahap Penempatan Dana (Placement) penempatan dana ini juga dilakukan
Dalam tahap penempatan dana ini proses membenam uang (immersion).
(placement), uang hasil kejahatan Proses membenamkan uang tersebut
ditempatkan pada bank tertentu yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
dianggap aman. Penempatan uang a. Dengan melalui proses pembayaran
tersebut dimaksudkan hanya untuk yang sah di berbagai lembaga

54
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

keuangan. Misalnya melalui Dampak Money Laundering Terhadap


rekening koran, surat berharga, Dunia Perbankan di Negara Kita
traveller s cheque dan sebagainya. Seperti kebanyakan negara
b. Sebanyak mungkin melakukan berkembang, Indonesia pernah dimasukkan
transaksi tunai (cash and carry) dalam daftar hitam sebagai Non
sehingga asal-usul uang tersebut Cooperative Countries and Territories oleh
menjadi semakin sulit dilacak. Financial Action Task Force on Money
Karena itu, dalam hal ini uang Laundering ( FA TF ) sebab pada waktu itu
tersebut digunakan dalam usaha Indenesia dikenal sebagai negara yang
perdagangan eceran, perdagangan belum memiliki dan menerapkan undang-
batu permata, barang antik, uang undang (UU) anti pencucian uang ( money
atau perangko tua, restoran, bar, laundering ). Kemudian sejak Dewan
klub malam serta perjudian dan Perwakilan Rakyat ( DPR ) mengesahkan
pelacuran yang dilokalisasi. UU Nomor 15 tahun 2002 dan diubah
2. Tahap Pelapisan (Layering) dengan Undang-undang No.25 Tahun 2003
Dalam tahap pelapisan ini, dilakukan serta Bank Indonesia mengeluarkan
kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk peraturan Nomor 3/10/PBI/2001, negara
menghilangkan jejak atau indikasi dari kita baru dianggap serius menanggulangi
asal-usul uang tersebut. Dalam tahap ini masalah money laundering.
uang tersebut benar-benar diputihkan Pada saat ini undang-undang
atau dicuci, untuk menghilangkan jejak tentang money laundering di berbagai
uang tersebut. Ada banyak sekali cara negara telah memperluas obyek pencucian
yang dilakukan dalam tahap ini. uang tidak hanya yang berasal dari
Tindakan-tindakan yang dilakukan perdagangan narkotika saja. Hal ini sesuai
dalam tahap ini antara lain adalah dengan anjuran Financial Action Task
pembelian saham dibursa efek, transfer Force sebagaimana dimuat dalam
uang ke negara lain dalam bentuk mata laporannya tahun 1990 yang menyatakan
uang asing, meminjam uang dibank lain antara lain: Each country should consider
dengan menggunakan deposit yang ada extendning the offence of drug money
di bank, membeli property tertentu, laundering to any other crimes for which
membeli valuta asing, melakukan there is a link to narcotics: an alternative
transaksi derivatif dan lain-lain masih approach is to criminalize money
banyak lagi. laundering based on serious offences,
3. Tahap Integrasi and/or on all offences that generate a
Dalam tahap integrasi dan repatriasi ini significant amount of proceeds, or on
uang hasil kejahatan yang telah dicuci certain serious offences
pada tahap pembenaman tersebut Dengan berlakunya undang-undang
dikumpulkan kembali ke dalam suatu dan peraturan tersebut bank diharapkan
proses keuangan yang sah. Karena itu mengenal dan mengetahui identitas nasabah
pada tahap ini uang tersebut sudah serta memantau kegiatan transaksi nasabah
benar-benar bersih dan sulit dilacak asal termasuk melaporkan setiap transaksi yang
muasalnya. Dengan demikian jika mencurigakan. Bila hal ini tidak
dalam proses-proses sebelumnya uang diperhatikan oleh pihak bank, maka bank
tersebut dibenamkan dan dicuci, maka tersebut dihadapkan pada sejumlah resiko
pada tahap integrasi ini dapat dikatakan seperti Hukum, Reputasi Operasional dan
bahwa uang yang telah dicuci tersebut Konsentrasi Pendanaan. Selain aspek
dikeringkan kembali sehingga menjadi kehati-hatian diatas, hal ini juga berkaitan
uang yang kering dan bersih seperti dengan aspek sistem keuangan karena
halnya uang-uang yang lainnya. perbankan merupakan mayoritas dari sistem
keuangan di negara kita. Maka apabila kita

55
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

melindungi sistem perbankan dari praktek mencampur uang haram dengan


money laundering ini, sama artinya kita uang sah, dengan maksud untuk
menjaga reputasi sistem keuangan yang menyembunyikan uang hasil
membanggakan negara kita. kegiatan kejahatannya. Perusahaan-
Paradigma diatas kadang kala tidak perusahaan (front companies)
disadari oleh masyarakat termasuk dunia tersebut memiliki akses kepada
perbankan itu sendiri dengan maksud dana-dana haram yang besar
kebijakan Bank Indonesia yang sudah jumlahnya, yang memungkinkan
didukung oleh undang-undang tersebut mereka mensubsidi barang-barang
harus dipatuhi oleh semua pihak, terutama dan jasa-jasa yang dijual oleh
oleh pihak bank. Pihak bank diharapkan perusahaan-perusahaan tersebut
secara jujur menerapkan kebijakan yang untuk dapat dijual kembali jauh di
seragam terhadap semua nasabah tanpa bawah harga pasar. Bahkan
pandang bulu. Karena kegiatan money perusahaan-perusahaan tersebut
laundering merupakan suatu kejahatan dapat menawarkan barang-barang
kerah putih (white collar crime) dibidang pada harga dibawah biaya poduksi
perbankan. Banyak negara yang masih dari barang-barang tersebut. Dengan
ragu-ragu apakah membasmi money demikian, Perusahaan-perusahaan
laundering secara optimal ataupun sampai ini memiliki competitive advantage
batas-batas tertentu membiarkan saja terhadap perusahaan-perusahaan
kejahatan jenis money laundering ini. Hal yang bekerja secara sah.
ini disebabkan kegiatan money laundering 2. Undermining the Integrity of
ini melibatkan uang dalam jumlah besar Financial Markets (merongrong
sehingga dapat membuat bank-bank yang integritas pasar-pasar keuangan).
mentolerir kegiatan ini dapat berkembang Lembaga-lembaga keuangan
dengan pesat (financial institutions) yang
Disamping itu setiap ada laporan mengandalkan pada dana hasil
kecurigaan adanya money laundering oleh kejahatan dapat menghadapi bahaya
pihak bank atau adanya laporan dari pihak likuiditas. Misalnya uang dalam
lain bahwa bank tertentu melakukan jumlah besar yang dicuci yang baru
kegiatan money laundering hendaknya saja ditempatkan pada lembaga
ditanggapi dengan serius oleh Bank tersebut dapat tiba-tiba menghilang
Indonesia dan harus dibuktikan. Dan jika dari bank tersebut tanpa
terbukti bank tersebut melakukannya maka pemberitahuan terlebih dahulu,
perlu diumumkan kepada publik dipindahkan melalui wire transfers.
(masyarakat), agar masyarakat tahu bank- Hal ini dapat mengakibatan masalah
bank mana saja yang melakukan praktek likuiditas yang serius bagi lembaga
money laundering tersebut. keuangan yang bersangkutan.
Selanjutnya dijelaskan pula 3. Loss of Control of Economic Policy
beberapa dampak negatif pencucian uang (hilangnya kendali pemerintah
sebagai berikut : terhadap kebijakan ekonomi).
Pencucian uang dapat meningkatkan
1. Undermining the Legitimate Private ancaman terhadap ketidakstabilan
Sector (merongrong sektor swasta moneter sebagai akibat terjadinya
yang sah). mis-alokasi sumber daya
Salah satu dampak mikro ekonomi (misallocation of resources) karena
dari pencucian uang terasa di sektor distorsi-distorsi asset dan harga-
swasta. Para pencuci uang sering harga komoditas yang direkayasa.
menggunakan perusahaan- Pencucian uang dan kejahatan di
perusahaan (front companies) untuk bidang keuangan (financial crime)

56
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

dapat mengakibatkan terjadinya lebih tinggi (higher tax rates)


perubahan-perubahan yang tidak daripada tingkat pembayaran pajak
dapat dijelaskan apa penyebabnya yang normal seandainya uang hasil
terhadap jumlah permintaan uang kejahatan yang tidak dipajaki itu
(money demand) dan meningkatkan merupakan dana yang halal.
volatilitas dari arus modal 6. Risks to Privatization Efforts (risiko
internasional (international capital pemerintah dalam melaksanakan
flows), bunga, dan nilai tukar mata program privatisasi).
uang. Sifat pencucian uang yang Pencucian uang mengancam upaya-
tidak dapat diduga itu, ditambah upaya dari negara-negara yang
dengan hilangnya kendali sedang melakukan reformasi
pemerintah terhadap kebijakan ekonomi negara-negara tersebut
ekonominya, dapat mengakibatkan melalui upaya privatisasi.
sulit tercapainya kebijakan ekonomi Organisasi-organisasi kejahatan
yang sehat. tersebut dengan dananya itu mampu
4. Economic Distortion and Instability membeli saham-saham perusahaan-
(timbulnya distorsi dan perusahaan negara yang diprivatisasi
ketidakstabilan ekonomi). dengan harga yang jauh lebih tinggi
Misalnya seluruh industri seperti daripada calon-calon pembeli yang
konstruksi dan perhotelan di lain.
beberapa negara telah dibiayai oleh 7. Reputation Risk (merusak reputasi
para pencuci uang bukan karena negara).
adanya permintaan yang nyata Tidak satu negarapun di dunia,
(actual demand) di sektor-sektor lebih-lebih lagi di era ekonomi
tersebut, tetapi karena terdorong global saat ini, yang bersedia
oleh adanya kepentingan- kehilangan reputasinya sebagai
kepentingan jangka pendek dari para akibat terkait dengan pencucian
pencuci uang itu. Apabila industri- uang. Kepercayaan pasar akan
industri tersebut tidak dapat lagi terkikis karena kegiatan-kegiatan
memenuhi kebutuhan para pencuci pencucian uang dan kejahatan-
uang tersebut, maka mereka akan kejahatan di bidang keuangan
meninggalkan usaha tersebut yang (financial crimes) yang dilakukan di
lebih lanjut dapat mengakibatkan negara yang bersangkutan.
ambruknya sektor-sektor ini dan Rusaknya reputasi sebagai akibat
menimbulkan kerusakan yang amat kegiatan-kegiatan tersebut dapat
parah terhadap ekonomi negara- mengakibatkan negara tersebut
negara tersebut. kehilangan kesempatan-kesempatan
5. Loss of Revenue (hilangnya global yang sah sehingga hal
pendapatan negara dari sumber tersebut dapat mengganggu
pembayaran pajak). pembangunan dan pertumbuhan
Pencucian uang menghilangkan ekonomi.
pendapatan pajak pemerintah dan 8. Social Cost (menimbulkan biaya
dengan demikian secara tidak sosial yang tinggi).
langsung merugikan para pembayar Meluasnya kegiatan-kegiatan
pajak yang jujur. Hal itu juga kejahatan diatas dapat
mengakibatkan pengumpulan pajak mengakibatkan meningkatnya biaya
oleh pemerintah makin sulit. pemerintah untuk meningkatkan
Hilangnya pendapatan tersebut (loss upaya penegakan hukum dalam
of revenue) pada umumnya berarti rangka memberantas kejahatan-
tingkat pembayaran pajak yang kejahatan serta segala akibatnya.

57
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Disamping itu pemerintah juga Dari berbagai cara untuk mencegah


terpaksa meningkatkan biaya untuk terjadinya kejahatan money laundering di
merawat korban kejahatan (misalnya berbagai negara, dapat dikategorikan ke
untuk mengobati korban narkoba). dalam 3 kelompok cara pencegahan, yaitu
Sementara itu International Monetary sebagai berikut :
Fund (IMF) juga mencatatkan beberapa
implikasi makroekonomi sebagai akibat 1. Know Your Customer (kenalilah
dari pencucian uang yang dapat nasabahmu)
menyebabkan terjadinya : 2. Kecurigaan dan Pelaporan
Petunjuk-petunjuk kecurigaan
1. Kesalahan kebijakan karena (bendera merah) tersebut, antara lain
kesalahan pengukuran data sebagai berikut:
statistik makroekonomi; a. Data nasabah yang diragukan
2. V olatilitas pada nilai tukar dan kebenarannya
tingkat suku bunga karena b. Adanya transaksi (tunai atau
besarnya transfer dana secara transfer) yang tidak sejalan
cross-border dengan kegiatan usaha
3. Perkembangan liability base yang nasabah
tidak stabil dan struktur-struktur c. Transfer dana dari dan ke luar
asset lembaga keuangan yang negeri yang menyimpang dari
tidak sehat telah menimbulkan kebiasaan
resiko sistemik yang pada d. Permintaan kredit dengan
gilirannya akan mengakibatkan jaminan yang tidak lazim
ketidakstabilan moneter; 3. Ancaman Pidana
4. Dampak buruk dari pengumpulan Karena tindakan money
pajak dan juga dari pembelanjaan laundering ini merupakan tindak
publik karena terjadinya pelaporan pidana, maka oleh sebab itu di
yang direkayasa dan pelaporan banyak negara tindakan ini diancam
mengenai pendapatan yang dibuat dengan hukum pidana.
lebih rendah dari yang semestinya Secara internasional, dalam
5. Mis-alokasi sumber-sumber daya pertemuannya di Basel (Swiss) dalam
karena terjadinya distorsi nilai bulan Desember 1988, Committee on
asset dan harga-harga komoditas Banking Regulations and Supervisory
6. Dampak-dampak negatif terhadap Practices dari kelompok 10 negara-
transaksi-transaksi yang sah negara industri, telah
karena transaksi-transaksi itu merekomendasikan prinsip-prinsip
diduga telah terkontaminasi oleh pencegahan terhadap kegiatan money
praktik-praktik pencucian uang. laundering ini. Pada pokoknya, prinsip-
prinsip pencegahan tersebut adalah
Upaya-Upaya Hukum Untuk Mencegah sebagai berikut :
Kegiatan Money Laundering
a.Prinsip Identifikasi Nasabah
Menyadari ancaman money laundering b.Prinsip Taat Pada Hukum
sebagai kejahatan serius (extraordinary c. Prinsip Kerjasama Dengan yang
crime) diatas, maka pengaturan larangan Berwenang
money laundering tepat dibuat sebagai d. Prinsip Kedisiplinan Pelaporan
upaya pencegahan dan pemberantasan
praktik money laundering tersebut yang Dalam praktek lembaga keuangan
harus dilakukan melalui langkah-langkah dikenal 3 macam pelaporan terhadap
konseptual, sporadis, maupun menyeluruh.

58
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

kegiatan money laundering ini, yaitu KESIMPULAN


sebagai berikut :
Dari pembahasan diatas maka dapatlah
a). Model Batas Minimum disimpulkan bahwa latar belakang
b). Model Kecurigaan kriminalisasi pencucian uang yang terjadi di
c). Model Ketidaklaziman Indonesia adalah karena didorong oleh
tekanan internasional. Sehingga meskipun
Disamping itu berdasarkan UU ketentuan anti pencucian uang telah dibuat
Nomor 15 Tahun 2002 pasal 2 tentang dan bahkan telah diamandemen. Namun
money laundering di negara kita dalam praktiknya ternyata dihadapkan oleh
menetapkan bahwa batas minimum jumlah persoalan-persoalan teknis yang sangat
yang dapat diputuskan sebagai transaksi sulit. Jika pihak bank tetap melanggar
tindak pidana pencucian uang adalah Rp aturan tentang money laundering maka
500.000.000. Pada pasal 13, ayat 1 akan dihadapkan pada masalah hukum,
menyatakan penyedia jasa keuangan seperti reputasi bank dan konsentrasi pendanaan.
bank dan sekuritas diwajibkan melaporkan Disamping itu money laundering juga
transaksi yang mencurigakan dan dalam berdampak terhadap kondisi mikro dan
bentuk cash. Dan Bank Indonesia juga telah makro ekonomi di Negara tersebut. Maka
mengeluarkan peraturan Nomor oleh sebab itu diharapkan semua pihak
3/10/PBI/2001 tentang penerapan Prinsip yang terkait untuk mentaati semua rambu-
Mengenal Nasabah ( Know Y our Customer rambu yang ditetapkan oleh dunia
Principle ) sejak 18 juni 2001. Internasional dan UU serta peraturan yang
Disamping itu masyarakat juga wajib berlaku di Negara kita.
mendukung program pemerintah dalam
tindakan anti pencucian uang ini, karena
pelaku tindakan pencucian uang dapat DAFTAR PUSTAKA
dikenakan sanksi pidana minimal 5 tahun
Buku Pokok Hukum Negara,1993.
dan maksimal 15 tahun, serta denda Info Bank, Money Laundering Sepi Bukti,
minimal Rp 100 juta dan maksimal Rp 15 Jakarta,2003
miliar. Sanksi pidana tersebut diberikan Info Bank, Bank dan Uang Koruptor,
kepada: Jakarta, 2002
1. Setiap orang yang dengan sengaja Journal Hukum Bisnis, Y ayasan Hukum
melakukan kegiatan pencucian Pidana Bisnis, V olume 3, 1998
uang. Kapital, Menjegal Money
Laundering.Jakarta, 2003
2. Setiap orang yang menerima hasil Mahmoedin, As, Analisis Kejahatan
tindakan pencucian uang. Perbankan, Rafflesia, Jakarta, 1997.
3. Setiap orang yang tidak melaporkan Mahyarni, Money Laundering (Pencucian
uang tunai dalam bentuk rupiah Uang) Menurut Hukum Islam,
minimal sebesar Rp 100 juta, atau Jurnal Hukum Islam, V olume 11,
dalam mata uang asing yang setara, Nomor 9, Desember 2004, Fakultas
yang dibawa ke dalam atau ke luar Syariah UIN Suska Riau
Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern ,
wilayah RI. buku kedua, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2001.
Sutan Remy Sjahdeini, Kerugian Negara
akibat Pencucian Uang,
rykers.blogspot.com/.../kerugian-
negara-akibat-pencucian-uang.html,
diakses Tanggal 25 Juli 2009
Sudiharsa.wordpress.com//penanganan
tindak pidana pencucian uang di

59
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Indonesia, diakses Tanggal 25 Juli (profit Oriented Crimes), Jurnal


2009 Hukum Progresif, PDIH Universitas
Y enti Garnasih, Anti Pencucian Uang Diponegoro, Semarang, 2006.
Sebagai Strategi Untuk ________________, Mengenal anti
memberantas Kejahatan Keuangan pencucian uang, www.bi.go.id

60
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Pengaruh CAR, ROA, NPM dan LDR terhadap


Pertumbuhan Laba Bank
(Studi Kasus PT. Bank Mandiri, Tbk)

Diana Elysabet Kurnia Dewi


Imam Mukhlis

Abstract

This research aims to estimates the effect of CAR, ROA, NPM and LDR to bank profit
growth case study at PT. Bank Mandiri, Tbk in the period 2002.I-2009.IV . The data which
is used are secondary data in the form of quarterly financial statements published by PT.
Bank Mandiri, Tbk . This study uses ratio analysize and regression analysis. V ariable of
CAMEL are independent of the ratio Capital Adequacy Ratio(CAR), Return on Asset
(ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR).While the variable
dependent is profit growth. The results showed that only variable of NPM which has
significant influence on the growth of banking profits.

Keywords: CAR, ROA, NPM, LDR and growth profit

Bank yang sehat adalah bank yang ketiga akan naik. Kenaikan nilai saham dan
dapat menjaga dan memelihara kepercayaan jumlah dana pihak ketiga ini merupakan
masyarakat, dapat menjalankan fungsi salah satu indikator naiknya kepercayaan
intermediasi, dapat membantu kelancaran masyarakat kepada bank bersangkutan.
lalu lintas pembayaran serta dapat Kepercayaan dan loyalitas pemilik dana
dipergunakan oleh pemerintah dalam terhadap bank merupakan faktor yang
melaksanakan fungsi-fungsi tersebut sangat membantu dan mempermudah pihak
diharapkan dapat memberikan pelayanan manajemen bank untuk menyusun strategi
yang baik kepada masyarakat serta bisnis yang baik.
bermanfaat bagi perekonomian secara Sebagai suatu perusahaan atau entitas
keseluruhan (Abdullah, 2003:38) ekonomi, bank memberi laporan keuangan
Bank yang dapat selalu menjaga untuk menunjukkan informasi dan posisi
kinerjanya dengan baik terutama tingkat keuangan yang disajikan untuk pihak-pihak
profitabilitasnya yang tinggi, mampu yang berkepentingan. Informasi akuntansi
membagikan dividen dengan baik, prospek seperti yang tercantum dalam pelaporan
usaha dapat selalu berkembang, dan dapat keuangan dapat digunakan oleh investor
memenuhi prudential bankingregulation sekarang dan potensial dalam memprediksi
dengan baik maka ada kemungkinan nilai penerimaan kas dari deviden dan bunga di
saham dari bank dan jumlah dana pihak masa yang akan datang.
__________________________________________
Alamat Korespondensi :
Diana Elysabet Kurnia Dewi, Alumni Jurusan Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi Universitas Negeri Malang
Imam Mukhlis, Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
E-mail: imm_mkl@yahoo.com
JESP V ol. 4, No.1, 2012

Bagi investor, dalam menilai kinerja meskipun pada tingkat yang menurun
suatu bank dengan melihat perubahan laba dibanding tahun sebelumnya.
dari tahun ke tahun. Laba dipakai sebagai Bank Mandiri membukukan laba
suatu dasar pengambilan keputusan bersih sebesar Rp. 7,2 triliun, meningkat
investasi dan prediksi untuk meramalkan sebesar 34,7% dari Rp. 5,3 triliun ditahun
pertumbuhan laba yang akan datang. 2008. Angka ini merupakan laba bersih
Investor mengharapkan dana yang tertinggi dalam 11 (sebelas) tahun terakhir
diinvestasikan ke dalam perusahaan akan sejak Bank Mandiri berdiri dan pencatatan
memperoleh tingkat pengembalian yang laba bersih tersebut terjadi dalam dua tahun
tinggi sehingga laba yang diperoleh berturut-turut. Pencapaian ini juga diikuti
menjadi tinggi pula. Laba yang diperoleh oleh perbaikan pada indikator-indikator
perusahaan untuk tahun yang akan datang penting lainnya termasuk pertumbuhan
tidak dapat dipastikan, maka perlu adanya pada fee-based income,kredit dan dana
suatu prediksi pertumbuhan laba. pihak ketiga. Laba bersih untuk tahun 2009
Pertumbuhan laba berpengaruh terhadap meningkat sebesar 34,7% dari Rp5.313
investasi para investor dan calon investor miliar pada tahun 2008 menjadi Rp7.155
yang akan menanamkan modalnya ke miliar. Kenaikan laba bersih terutama
dalam perusahaan. disebabkan meningkatnya pendapatan
PT. Bank Mandiri, Tbk merupakan bunga bersih dari Rp14.800 miliar pada
bank hasil merger 4 bank (BBD, BDN, tahun 2008 menjadi Rp16.177miliar pada
Eksim dan Bapindo) pada 1997 ini masih tahun 2009 dan kenaikan pendapatan
mengukuhkan dirinya sebagai bank operasional lainnya dari Rp4.653 miliar
nasional terbesardarisisiaset. Di tahun 2002 pada tahun 2008 menjadi Rp5.484 miliar
sampai tahun 2009 Bank Mandiri pada tahun2009.
menduduki peringkat pertama perbankan di Rasio Kecukupan Modal (CAR) Bank
sisi kepemilikan aset. Aset Bank Mandiri Mandiri dengan Risiko Kredit pada tahun
meningkat menjadi Rp375.239 miliar pada 2009 sebesar 15,6% jauh diatas kebutuhan
akhir 2009 dari sebelumnya Rp 340.181 modal menurut regulasi (8%), serta diatas
miliar di akhir tahun 2008. rata-rata CAR perbankan.Dengan CAR
Sebagai bank terbesar di Indonesia, yang cukup tinggi tersebut memungkinkan
Bank Mandiri memainkan peran penting Bank Mandiri terus mengembangkan usaha.
dalam ekonomi dan industri perbankan Secara umum, CAR system perbankan di
nasional.Krisis ekonomi global, tahun 2009 relatif stabil dibandingkan
yangawalnya berasal dari runtuhnya dengan tahun sebelumnya yaitu 15,3%.
industri kepemilikan properti di Amerika ROA tahun 2009 meningkat menjadi
Serikat, mulai mempengaruhi kepercayaan 3,0% dibandingkan dengan tahun
komunitas bisnis di Indonesia pada awal sebelumnya sebesar 2,5%. Peningkatan
tahun 2009.Efek dari krisis global tersebut tersebut terutama disebabkan laba bersih
secara khusus dirasakan dengan terjadinya yang meningkat sebesar 34,7% di tahun
pengetatan likuiditas yang sangatcepat di 2009 dibandingkan aset yang tumbuh hanya
sektor perbankan pada awal tahun 2009. 10,1%. Bank Mandiri juga mencatat
Otoritas moneter danfiskal Indonesia peningkatan rasio-rasio utama seperti rasio
bertindak cepat untuk mencegah dampak imbalhasil rata-rata ekuitas (ROE)
potensial akibat pengetatan likuiditas dan yangmencapai 22,1%, rasio imbal hasil
kekhawatiran para investor.Langkah- rata-rata aktiva (ROA) yang telah mencapai
langkah kebijakan fiskal dan moneteryang 3%, dan efisiensi biaya, dimana biaya
terintegrasi segera diterapkan dan pada mengalami penurunan sebesar 40,2%.
triwulan kedua tahun 2009 tampak tanda- Bersamaan dengan pengembangan bisnis,
tanda yang menunjukkan bahwa ekonomi Bank Mandiri tetap fokus terhadap
Indonesia masih dapat terus berkembang, peningkatan kualitas aset selama tahun

62
JESP V ol. 4, No.1, 2012

2009,yang menghasilkan tingkat NPL positif terhadap pertumbuhan laba. Semakin


grossdan net masing-masing menjadi besar CAR maka laba yang diperoleh
2,8%dan 0,4%. semakin besar sehingga berpengaruh
Sikap lebih berhati-hati juga terhadap labanya (Sumarta, 2000:53).
terlihatdari indikator perbankan lainnya. Rentabilitas adalah kemampuan
Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki perusahaan dengan seluruh modal yang
tendensi menurun. Pada akhir tahun 2008, bekerja di dalamnya untuk menghasilkan
posisi LDR perbankan nasional berada pada laba. Penilaian unsur ini didasarkan pada
74.6%, sedangkan di akhir tahun 2009 rasio laba terhadap total asset (Return on
indikator ini telah turun ke 73.9%. Asset) merupakan rasio keuangan yang
Perbankan juga terlihat mengurangi mengukur kemampuan manajemen bank
eksposure terhadap risiko valuta asing.LDR dalam memperoleh keuntungan (laba)
valas telah turun dari 86.64% (Desember secara keseluruhan. Semakin besar ROA
2008) ke 66.1% (Desember 2009). suatu bank, semakin besar pula tingkat
Kencederungan pengurangan eksposure keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
khususnya terlihat pada kategori bank semakin baik pula posisi bank tersebut dari
swasta devisa nasional dan bank asing segi penggunaan asset. Indikator untuk
(foreign dan joint venture). mengukur manajemen risiko secara kuat
Sesuai dengan ketentuan Bank dapat dilihat dari besarnya profit margin.
Indonesia dalam UU RI No. 10 thn 1998 NPM merupakan rasio keuangan yang
tanggal 10 November 1998 telah mengukur kemampuan bank dalam
menetapkan bank wajib memelihara tingkat menghasilkan net income dari kegiatan
kesehatan bank. Menyadari arti pentingnya operasional pokok bank (Kasmir,
kesehatan suatu bank bagi pembentukan 2002:280). NPM yang tinggi menandakan
kepercayaan dalam dunia perbankan untuk kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan prinsip kehati-hatian atau menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat
prudential banking dalam dunia perbankan, pendapatan tertentu.
maka Bank Indonesia merasa perlu Aspek likuiditas diukur dengan Loan
menetapkan kesehatan bank. Dengan aturan to Deposit Ratio (LDR) yaitu dengan
tentang kesehatan bank ini, perbankan membandingkan total loans dengan total
diharapkan selalu dalam kondisi yang sehat, dana pihak ketiga. Rasio ini
sehingga bank tidak merugikan masyarakat menggambarkan kemampuan bank
yang berhubungan dengan perbankan. membayar kembali penarikan yang
Aturan tentang kesehatan bank yang dilakukan nasabah deposan dengan
diterapkan oleh Bank Indonesia mencakup mengandalkan kredit yang yang diberikan
berbagai aspek dalam kegiatan bank, mulai sebagai sumber likuiditasnya. LDR yang
dari menghimpun dana sampai dengan tinggi menggambarkan kemampuan
penggunaan dan penyaluran dana. Dalam likuiditas yang buruk, sehingga apabila
menilai kinerja perbankan umumnya LDR tinggi maka akan mempengaruhi
digunakan lima aspek penilaian yaitu, perubahan laba yang akan dicapai
Capital, Assets, Management, Earnings, (Muljono, 1999:79). Oleh sebab itu masalah
dan Liquidity yang dikenal CAMEL. penelitian dirumuskan sebagai berikut:
Kondisi permodalan akan diukur
dengan CAR (Capital Adequacy Ratio), 1. Apakah rasio keuangan CAR, ROA,
rasio ini berkaitan dengan persediaan modal NPM, dan LDR secara parsial
sendiri yang diperlukan untuk menutup berpengaruh terhadap pertumbuhan laba
resiko kerugian yang mungkin akan timbul PT. Bank Mandiri, Tbk?
dari penanaman dana dalam aktiva 2. Apakah rasio keuangan CAR, ROA,
produktif yang mengandung resiko. Secara NPM, dan LDR secara simultan
teoritis rasio ini memiliki hubungan yang

63
JESP V ol. 4, No.1, 2012

berpengaruh terhadap pertumbuhan laba Koefisien CAR sebesar 0,085 dan


PT. Bank Mandiri, Tbk? bertanda positif, hal ini berarti bahwa setiap
perubahan satu persen pada CAR dengan
METODE asumsi variabel lainnya tetap, maka
Penelitian ini merupakan penelitian pertumbuhan laba akan mengalami
eksplanatori yang bertujuan untuk pertumbuhan 0,085 dengan arah yang sama.
menganalisis pengaruh antar variabel Koefisien ROA sebesar -10,653, berarti
ekonomi. Jenis data yang akan digunakan setiap perubahan ROA satu persen dan
adalah data kuantitatif dan berupa data time variabel lain dianggap konstan maka akan
series triwulan. Adapun sumber data dalam mengakibatkan penurunan pertumbuhan
penelitian ini bersifat data sekunder yang laba sebesar 10,653. Hal ini disebabkan
berupa laporan keuangan triwulan bank karena perubahan ROA memiliki pengaruh
meliputi neraca dan laporan laba rugi untuk negatif terhadap pertumbuhan laba.
periode 2002.I-2009.IV pada PT. Bank Koefisien NPM sebesar 3,880 dan
Mandiri, Tbk. Data tersebut laporan bertanda positif, hal ini berarti bahwa setiap
publikasi PT. Bank Mandiri, Tbk. perubahan satu persen pada NPM dengan
Teknik analisis data pada penelitian asumsi variabel lainnya tetap, maka
ini dalah terlebih dahulu mengolah data pertumbuhan laba akan mengalami
mentah berupa laporan keuangan yang pertumbuhan 3,880 dengan arah yang sama.
terdiri dari neraca dan laporan laba rugi Koefisien LDR sebesar -0,524, berarti
sehingga dapat memperoleh hasil dan setiap perubahan LDR satu persen dan
kesimpulan yang benar dan dapat variabel lain dianggap konstan maka akan
dipertanggungjawabkan. Data dalam mengakibatkan penurunan pertumbuhan
penelitian ini dianalisis menggunakan laba sebesar 0,524. Hal ini disebabkan
analisis regresi linier berganda yang karena perubahan LDR memiliki pengaruh
berguna untuk mengetahui besarnya negatif terhadap pertumbuhan laba.
pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat, dan pengujian hipotesis yang terdiri Uji t dan Uji F
dari uji F yang digunakan untuk Pengujian hipotesis pertama
mengetahui pengaruh dari variabel bebas dilakukan dengan uji t bertujuan untuk
terhadap variabel terikat secara simultan mengetahui pengaruh Capital Adequacy
dan uji t yang digunakan untuk mengetahui Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Net
pengaruh dari setiap variabel bebas Profit Margin (NPM) dan Loan to Deposit
terhadap terikat secara parsial. Analisis Ratio (LDR) secara parsial terhadap
yang digunakan dengan bantuan software pertumbuhan laba PT. Bank Mandiri, Tbk.
SPSS 16.00 for windows. Dengan menggunakan signifikansi 5% ( =
0,05) pada variabel CAR menunjukkan t
HASIL PENELITIAN hitung sebesar 0,057 dan tingkat
Analisis Regresi Linear Berganda signifikansi sebesar 0,955. Ini berarti bahwa
Pada penelitian ini diperoleh signifikansi variabel CAR 0,955 lebih besar
persamaan regresisebagai berikut: daripada 0,05, hal ini menunjukkan bahwa
Y = 0,823 + 0.085CAR 10,653ROA + variabel CAR secara parsial tidak
3,880NPM 0,524LDR + e berpengaruh signifikan terhadap
Koefisien konstanta 0,823 artinya jika pertumbuhan laba.
CAR, ROA, NPM dan LDR sama dengan Hasil analisis untuk variabel ROA
nol, maka pertumbuhan laba akan sebesar menunjukkan t hitung sebesar -1,631 dan
0,823. Maksudnya adalah besarnya CAR, tingkat signifikansi sebesar 0,115. Hal ini
ROA, NPM dan LDR sama dengan nol, menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
maka bank akan mengalami pertumbuhan variabel ROA lebih besar dari tingkat
laba sebesar 0,823. signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05

64
JESP V ol. 4, No.1, 2012

dan dapat disimpulkan bahwa variabel Uji Asumsi Klasik


ROA secara parsial tidak berpengaruh Pengujian Multikolinearitas
signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil menunjukkan nilai korelasi
Hasil analisis untuk variabel NPM variabel bebas kurang dari 0,8 maka tidak
menunjukkan t hitung sebesar 3,899 dan terdapat multikolinearitas. Sehingga
tingkat signifikansi sebesar 0,001. Hal ini disimpulkan bahwa model regresi ini tidak
menunjukkan bahwa tingkat signifikansi terdapat multikolinearitas yang cukup
variabel NPM lebih kecil dari tingkat serius antar variabel independen dengan
signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05, korelasi antara CAR dengan LDR sebesar
dan dapat disimpulkan bahwa variabel 0,721, CAR dengan ROA sebesar 0,12,
NPM secara parsial berpengaruh signifikan CAR dengan NPM sebesar 0,01, ROA
terhadap pertumbuhan laba. dengan NPM sebesar 0,55, ROA dengan
Hasil analisis untuk variabel LDR LDR sebesar 0,25, NPM dengan LDR
menunjukkan t hitung sebesar -0,776 dan sebesar 0,171. Semua hasil menunjukkan
tingkat signifikansi sebesar 0,444. Hal ini kurang dari 0,8. Sehingga model dapat
menunjukkan bahwa tingkiat signifikansi dinyatakan bebas dari masalah
LDR lebih besar dari 0,05 sehingga dapat multikolinearitas.
disimpulkan variabel LDR secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengujian Autokorelasi
pertumbuhan laba. Uji autokorelasi bertujuan menguji
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada
pengaruh yang signifikan dari variabel korelasi antara kesalahan pengganggu pada
bebas secara bersama-sama (simultan) periode t dengan pengganggu pada periode
terhadap variabel terikat. Dengan kriteria t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006:95-96).
pengujian probabilitas F test < 0,05 maka Untuk mendeteksi terjadi autokorelasi atau
Ho ditolak artinya semua variabel bebas tidak dalam suatu model dengan
berpengaruh signifikan terhadap variabel menggunakan Durbin Watson Test
terikatnya. Didapatkan hasil nilai F hitung Berdasarkan hasil hitung, nilai DW
sebesar 3,913 dengan signifikansi = 0,012 sebesar 2,240, nilai ini akan dibandingkan
lebih kecil dari tingkat signifikansi
( ) 5%, dengan tabel dW dengan jumlah observasi
maka Ho ditolak. Ho ditolak jika sig F< (n) = 32, jumlah variabel independent (k) =
sig atau 0,012 < 0,05. Artinya dapat 4 dan tingkat signifikansi 0,05. Di dapat
dinyatakan bahwa semua variabel bebas nilai dL= 1,177 dan nilai dU = 1,732. Oleh
(CAR, ROA, NPM dan LDR) secara karena DW 2,240 berada di atas dU =
simultan berpengaruh terhadap 1,732, maka dapat diketahui dalam model
pertumbuhan laba. regresi tidak terdapat masalah autokorelasi.

Koefisien Determinasi Pengujian Heterokedastisitas


Uji ini dilakukan untuk mengetahui Model regresi yang baik adalah tidak
keeratan hubungan antara variabel bebas terjadi heterokedastisitas, dengan kata lain
yang terdiri dari CAR, ROA, NPM dan varian dari residual satu pengamatan ke
LDR terhadap variabel terikat yaitu pengamatan lain dalam suatu model regresi
pertumbuhan laba. Hasil penelitian homogen. Uji heterokedastisitas dapat
diperoleh nilai R square sebesar 0,367 yang dilihat melalui grafik scatterplot degan
berarti bahwa perubahan yang terjadi pada cara:
variabel terikat dapat dijelaskan oleh
variabel bebas sebesar 36%, sedangkan a. Jika terdapat pola tertentu, maka terjadi
sisanya 64% dijelaskan oleh variabel lain di heterokedastisitas.
luar variabel yang diteliti. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-
titik menyebar diatas dan dibawah angka

65
JESP V ol. 4, No.1, 2012

0 pada sumbu y, maka tidak terjadi Berdasarkan hasil penelitian yang


heterokedastisitas. dilakukan dengan analisis regresi CAR
Dari uji yang dilakukan dapat dilihat menunjukkan hasil yang positif dan tidak
adanya titik-titik penyebaran secara acak, signifikan terhadap pertumbuhan laba.
tidak berbentuk sebuah pola tertentu yang Penelitian ini sependapat dengan penelitian
jelas, serta tersebar baik diatas maupun Erna (2010) yang berjudul analisis
dibawah angka 0 pada sumbu y, hal ini pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO,
berarti tidak terjadi heterokedastisitas. ROA dan kualitas aktiva terhadap
perubahan laba pada bank umum di
Pengujian Normalitas Indonesia, dimana rasio CAR tidak
Uji normalitas bertujuan untuk berpengaruh signifikan terhadap perubahan
menguji apakah dalam model regresi, laba, hal ini disebabkan rasio kecukupan
variabel pengganggu atau residual memiliki modal yang dimiliki bank belum cukup
distribusi normal (Ghozali ,2006:110). mampu untuk mempengaruhi laba bank
Sedangkan dasar pengambilan keputusan tersebut. Dan sesuai dengan penelitian Rini
dalam deteksi normalitas: (2006) yang berjudul pengaruh kinerja
Jika data menyebar di sekitar garis perbankan berdasarkan analisis CAMEL
diagonal dan mengikuti arah garis terhadap prediksi laba, memaparkan bahwa
diagonal, maka model regresi memenuhi rasio CAR tidak berpengaruh signifikan
asumsi normalitas. dikarenakan rasio permodalan yang juga
Jika data menyebar jauh dari garis harus diimbangi faktor internal yang baik
diagonal dan atau tidak mengikuti arah untuk meningkatkan laba. Berbeda dengan
garis diagonal, maka model regresi tidak penelitian Hapsari (2005) yang berjudul
memenuhi asumsi normalitas. pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap
Berdasarkan pada grafik di peroleh pertumbuhan laba masa mendatang pada
data (titik-titik) menyebar di sekitar sumbu perusahaan sektor perbankan yang terdaftar
diagonal, sehingga dapat disimpulkan di BEJ dimana variabel capital (CAR)
bahwa data yang digunakan dalam berpengaruh signifikan terhadap
penelitian mempunyai distribusi normal. pertumbuhan laba.
Hasil CAR yang tidak signifikan
PEMBAHASAN menunjukkan bahwa faktor ketercukupan
Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) modal secara umum tidak mempengaruhi
T erhadap Pertumbuhan Laba kegiatan PT. Bank Mandiri, Tbk dalam
Rasio kecukupan modal merupakan menghasilkan laba pada periode penelitian
indikator yang biasa digunakan untuk ini. Rasio CAR dipengaruhi oleh jumlah
menilai kecukupan modal bank dengan modal dan A TMR yang dihitung
ketentuan Bank Indonesia dan ketentuan berdasarkan nilai masing-masing pada pos
perbankan internasional serta sebagai dasar aktiva pada neraca dikaitkan bobot
untuk menilai prospek kelanjutan usaha resikonya. Artinya rasio CAR menunjukkan
bank. Permodalan yang cukup berkaitan kemampuan permodalan yang dimiliki oleh
dengan penyediaan modal sendiri yang bank, yang mana permodalan tersebut dapat
diperlukan untuk menutup resiko kerugian digunakan untuk menghasilkan laba.
yang mungkin timbul dari penanaman Namun permodalan yang cukup baik tanpa
aktiva produktif yang mengandung resiko. didukung tingkat efisiensi yang tinggi tidak
Apabila rasio CAR meningkat secara selamanya dapat meningkatkan laba bank.
otomatis dapat menurunkan peluang Untuk menghasilkan laba bank perlu
kebangkrutan, tetapi secara statistik didukung oleh tingkat kualitas dan
perubahan CAR kurang berpengaruh secara kemampuan manajemen untuk dapat meraih
signifikan terhadap peluang kebangkrutan. nasabah, sehingga pendapatan bunga bank
dapat ditingkatkan, selain itu bank juga

66
JESP V ol. 4, No.1, 2012

harus mengefisienkan biaya operasionalnya. Pengaruh Return On Asset (ROA)


Hal ini sesuai dengan teori yang Terhadap Pertumbuhan Laba
dikemukakan oleh Muljono (1999:176) Rasio ROA merupakan rasio jumlah
tingkat kualitas manajemen bank yang laba bersih sebelum pajak dibandingkan
bersangkutan apabila suatu bank dipimpin dengan jumlah aktiva. ROA merupakan
atau dikelola oleh suatu kelompok indikator yang biasa digunakan dalam
manajemen berkualitas tinggi yang ditinjau menilai kemampuan manajemen bank
dari berbagai aspek, maka hasilnya akan dalam mengelola seluruh aset bank untuk
lebih baik dan akan mempengaruhi besar menciptakan pendapatan berupa laba.
kecilnya capital bagi bank tersebut. Selain Semakin tinggi angka nisbah yang
itu kualitas dari sistem dan operating dihasilkan mencerminkan bahwa bank
prosedure suatu bank yang baik tentu akan dikelola dengan baik. Semakin besar nilai
menunjang kegiatan usaha bank yang rasio ini juga menunjukkan bahwa bank
bersangkutan pada tingkat efisiensi yang semakin produktif.
tinggi. Dengan efisiensi yang tinggi ini Dalam penelitian ini ROA tidak
akan memperkuat capital dari bank yang berpengaruh secara signifikan terhadap
bersangkutan. Dan sebaliknya bagi bank pertumbuhan laba. Hal ini tidak sesuai
yang beroperasi dengan biaya yang tinggi dengan teori yang ada. Semakin besar ROA
ada kemungkinan biaya yang tidak tertutup suatu bank, semakin besar pula tingkat
oleh penghasilan akan menjadi beban keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
capital. Disini dapat disimpulkan bahwa semakin baik pula posisi bank tersebut dari
permodalan PT. Bank Mandiri perlu segi penggunaan asset (Hasibuan
didukung dengan kualitas dan tingkat 2004:100). Sehingga apabila ROA naik
efisiensi bank yang tinggi dalam maka tingkat pertumbuhan labanya juga
meningkatkan labanya. semakin meningkat.
Sebagai bank terbesar di Indonesia, Hasil penelitian ini memiliki
PT. Bank Mandiri, Tbk memainkan peran kesamaan dengan penelitian yang dilakukan
penting dalam ekonomi dan industri Erna (2010) dimana rasio ROA tidak
perbankan nasional. Krisis ekonomi global, berpengaruh signifikan terhadap perubahan
yang awalnya berasal dari runtuhnya laba, hal ini disebabkan nilai ROA
industri kepemilikan properti di Amerika perusahaan tidak sesuai dengan ketentuan
Serikat, mulai mempengaruhi kepercayaan Bank Indonesia yaitu masih di bawah
komunitas bisnis di Indonesia pada awal standar yang telah ditetapkan bahwa ROA
tahun 2009. Efek dari krisis global tersebut tidak boleh kurang dari 1,22 %. Selain itu
secara khusus dirasakan dengan terjadinya sebagian besar perusahaan perbankan
pengetatan likuiditas yang sangat cepat di ROAnya di bawah rata-rata.Rendahnya
sektor perbankan pada awal tahun 2009. nilai ROA mengindikasikan bahwa kinerja
Otoritas moneter danf iskal Indonesia perusahaan dalam menghasilkan laba
bertindak cepat untuk mencegah dampak rendah.Hal ini menyebabkan pengaruh
potensial akibat pengetatan likuiditas dan ROA terhadap pertumbuhan laba rendah.
kekhawatiran para investor Hal lainyang menyebabkan ROA tidak
(www.bankmandiri.co.id). Hal inilah berpengaruh terhadap pertumbuhan laba
merupakan faktor eksternal yang dapat adalah perusahaan perbankan sebagian
menurunkan nilai rasio CAR bank, ini besar kurang mengoptimalkan aktiva
nampak pada penurunan nilai rasio CAR yangdimiliki untuk menjalankan
pada tahun 2008 yang juga tahun dimana kegiatannya akibatnya pendapatan yang
krisis global terjadi. diterima juga kurang optimal, sehingga
berpengaruh terhadap perolehan labanya.
Hal ini berbeda dengan penelitian Abiwodo
(2002) dimana rasio ROA berpengaruh

67
JESP V ol. 4, No.1, 2012

signifikan terhadap pertumbuhan laba, Pengaruh Net Profit Margin (NPM)


bahkan. V ariabel ROA mempunyai Terhadap Pertumbuhan Laba
pengaruh dominan terhadap rasio laba Rasio NPM menggambarkan tingkat
bersih industri perbankan yang go public di kesehatan manajemen bank, karena dalam
Indonesia. penelitian ini tidak digunakan kuesioner
Rasio ROA memiliki pengaruh tidak sehingga diproksikan dengan rasioNPM.
signifikan terhadap pertumbuhan laba, hal Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ini disebabkan kurang efektif dan rasio NPM berpengaruh signifikan terhadap
efisiensinya perusahaan memanfaatkan nilai pertumbuhan laba PT. Bank Mandiri, Tbk.
ROA di dalam memanfaatkan asset untuk Hal ini sesuai dengan teori yang ada,
pertumbuhan laba dalam jangka pendek. yaituNPM yang tinggi menandakan
Akan tetapi perusahaan memanfaatkan nilai kemampuan perusahaan dalam
asset untuk pertumbuhan laba jangka menghasilkan labayang tinggi pada tingkat
panjang, hal ini dibuktikan dengan makin pendapatan tertentu. Semakin tinggi
banyaknya PT. Bank Mandiri membuka NPMberarti semakin tinggi pula perolehan
cabang di daerah di seluruh Indonesia. labanya sehingga berpengaruh terhadap
Karena itulah nilai ratio ROA yang tinggi peningkatan pertumbuhan labanya. Rasio
dan bernilai cukup baik tidak berpengaruh NPM mengacu kepada pendapatan
terhadap pertumbuhan laba dalam periode operasional bank yang terutama berasal dari
pengamatan penelitian ini. Hal ini sesuai kegiatan pemberian kredit yang dalam
dengan teori yang dikemukakan oleh praktiknya memiliki resiko, seperti resiko
Hanafi dan Halim (2003:159), bahwa ROA kredit (kredit bermasalah dan kredit macet),
bisa diinterpretasikan sebagai hasil dari bunga (negative spread), kurs valas (jika
serangkaian kebijakan perusahaan (strategi) kredit diberikan dalam valas), dan lain-lain.
dan pengaruh dari faktor-faktor lingkungan. Koefisien variabel NPM yang
Dan disini kebijakan yang di lakukan oleh bertanda positif menunjukkan bahwa
PT. Bank Mandiri, Tbk yaitu penggunaan kenaikan NPM akan berdampak pada
aset lebih dimanfaatkan untuk menambah kenaikan pertumbuhan laba PT. Bank
membuka cabang di berbagai daerah, selain Mandiri, Tbk. Hal ini sesuai dengan teori
untuk menghasilkan laba dalam jangka menurut Sartono (2001:78) bahwa
pendek. Hal ini dibuktikan dengan jumlah digunakannya NPM bertujuan untuk
cabang PT. Bank Mandiri, Tbk di tahun mengetahui secara langsung keuntungan
2009 mencapai 1.095 kantor cabang dalam bersihnya. Semakin tinggi NPM suatu bank
negeridan 5 kantor cabang luar negeri. berarti semakin baik kinerja bank dari sudut
Pada awal transformasi 5 tahun yang manajemen. Hal tersebut disebabkan karena
diadakan PT. Bank Mandiri, Tbk nilai rasio semakin tinggi NPM suatu bank maka akan
ROA mengalami kenaikan dan penurunan semakin tinggi pula keuntungan marjinal
dengan kata lain keadaan ROA belum yang diperoleh bank tersebut.
stabil. Di tahun 2007, PT. Bank Mandiri, Dalam hal ini investor juga
Tbk mampu meningkatkan nilai rasio ROA memperhatikan rasio ini dalam mengambil
dan hasil peningkatkan berlanjut di tahun- keputusan untuk menanamkan dananya
tahun berikutnya meski peningkatan nilai pada perusahaan. Sehingga para investor
ROA hanya sedikit saja. Hal ini juga mampu memprediksikanpertumbuhan laba
merupakan penyebab rasio ROA tidak perbankan dilihat dari NPM, karena rasio
berpengaruh pada perolehan laba PT. Bank keuangan ini yang mengukur kemampuan
Mandiri, Tbk karena perolehan laba bank dalam menghasilkan net incomedari
perusahaan lebih dipengaruhi faktor lain kegiatan operasional pokok bank. Hal inilah
seperti kualitas pelayanan, manajemen yang yang menjadi daya tarik masyarakat
risiko yang menjadi fokus PT. Bank dalam menanamkan dananya pada
Mandiri, Tbk di awal transformasinya. perusahaan perbankan, karena dengan net

68
JESP V ol. 4, No.1, 2012

income yang tinggi maka akan semakin akhirnya dapat mengangkat rasio laba
tinggi pula kembalian investasi yang akan bersihnya. Namun semakin tinggi rasio
diperoleh. LDR menunjukkan bahwa mempunyai
Hal ini juga dipengaruhi adanya risiko semakin besar pula sehingga pada
transformasi 5 tahun yang dilakukan PT. titik tertentu bank akan mengalami suatu
Bank Mandiri, Tbk, dalam transfomasi kerugian.
tersebut meliputi perbaikan manajemen LDR yang tinggi berarti perusahaan
risiko dalam meningkatkan laba. Salah satu mempunyai resiko yang tinggi,karena
rasio untuk mengukur manajemen risiko ini jumlah dana yang dipinjamkan terlalu
dengan menghitung NPM, dan PT. Bank banyak kepada masyarakat dibandingkan
Mandiri berhasil memperbaiki manajemen dengan jumlah dana yang diterima. Sesuai
risikonya dapat dilihat dari perolehan laba dengan ketentuan Bank Indonesia LDR
bersih yang selalu meningkat di tiap perusahaan perbankan maksimal adalah 110
periodenya. Sehingga dapat disimpulkan %, sehingga apabila perusahaan yang
bahwa rasio NPM mempengaruhi perolehan memiliki LDR yang tinggi, maka
laba bersih PT. Bank Mandiri, Tbk. perusahaan tersebut mempunyai resiko
yang tinggi pula dan perolehan labanya juga
Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) akan turun.
T erhadap Pertumbuhan Laba. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
Likuiditas adalah kemampuan bank bahwa rasio LDR tidak berpengaruh
dalam melakukan pembayaran- signifikan terhadap pertumbuhan laba PT.
pembayarandan kewajiban-kewajibannya Bank Mandiri, Tbk. Hasil penelitian ini
dalam jangka pendek. Rasio ini memiliki kesamaan dengan penelitian oleh
menggambarkan kemampuan bank Abiwodo, dkk (2004), dalam penelitiannya
membayar kembali penarikan yang yang berjudul Pengaruh Modal, Kualitas
dilakukan nasabah deposan dengan Aktiva Produktif, Rentabilitas dan
mengandalkan kredit yang diberikan Likuiditas Terhadap Rasio Laba Bersih
sebagai sumber likuiditasnya. LDR yang Industri Perbankan yang Go Public di
tinggi menggambarkan kemampuan Indonesia menunjukkan hasil bahwa rasio
likuiditas yang buruk, sehingga apabila LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap
LDR tinggi maka akan mempengaruhi rasio laba bersih, karena LDR tidak terlepas
perubahan labayang akan dicapai dari aktivitas pinjaman bank yang
( Muljono, 1999 :79). terlampau tinggi pula. Nilai LDR yang
Rasio LDR menunjukkan seberapa semakin tinggi akan memberikan kontribusi
besar kemampuan bank dalam menutup yang semakin baik kepada peningkatan laba
total simpanan nasabahnya dalam yang optimal, namun aktivitas bank dalam
menggunakan piutangnya atau dengan kata penanaman dananya (pinjaman)
lain dimaksudkan untuk mengukur seberapa mempunyai risiko kredit yang tinggi dalam
besar kemampuan bank tersebut mampu pengelolaannya seperti yang ditunjukkan
membayar utang-utangnya dan membayar dalam ketentuan dari Bank Indonesia yang
kembali kepada para deposannya serta menetapkan nilai LDR setinggi-tingginya
dapat memenuhi permintaan kredit yang 110%. Sehingga dapat dikatakan bahwa
diajukannya tanpa terjadi penangguhan. bank tidak menganut azas prudential dalam
Semakin tinggi LDR maka akan semakin hal menanggung kemungkinan timbulnya
besar kemungkinan bank menutup risiko kerugian dalam penanaman dana
simpanan nasabah (deposan) dengan jumlah (pinjaman) tersebut. Namun hasil penelitian
kredit yang diberikan, sehingga kondisi ini berbeda dengan penelitian Erna (2010)
bank semakin baik, oleh karenanya yang menunjukkan hasil bahwa rasio LDR
kemungkinan bank untuk menghasilkan berpengaruh signifikan terhadap perubahan
laba menjadi semakin baik pula dan pada laba.

69
JESP V ol. 4, No.1, 2012

Dalam laporan tahunan, wakil likuiditas suatu bank akan lebih terjamin
direktur PT. Bank Mandiri,Tbk jika bank bersangkutan memiliki aset yang
menyampaikan bahwa dalam suatu bank dapat dipindahkan atau dijual secara cepat
khususnya hal ini pada PT. Bank Mandiri, seperti Surat Berharga Bank Indonesia
Tbk tingkat likuiditas disebabkan adanya (Hasibuan, 2004:98). Shiftability theory
faktor lain di luar rasio LDR yang menjadi menjelaskan bahwa tingkat likuiditas bank
ukuran likuiditas perusahaan seperti dapat dipertahankan bila memiliki harta
penurunan nilai rasio NPL dan kualitas atau menginvestasikan modal dalam wujud
aktiva kredit. Kenaikan rasio LDR tanpa harta yang mampu bergeser secara segera
diikuti dengan rasio NPL yang rendah, pada investasi lain dalam memperoleh alat-
menyebabkan perolehan laba menurun. alat likuid. Seperti pinjaman menjadi
Nilai rasio NPL yang rendah menunjukkan cadangan sekunder, cadangan sekunder
tingkat likuiditas yang baik, dan sebaliknya bergeser jadi cadangan primer. Ini berarti
apabila NPL tinggi maka tingkat likuiditas shiftability theory menganjurkan bank
menjadi buruk. untuk memberikan pinjaman yang dibayar
Hasil nilai LDR yang menunjukkan dengan pemberitahuan sebelumnya
tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba menggunakan jaminan surat berharga.
dikarenakan banyaknya penyaluran dana
yang dikeluarkan oleh PT. Bank Mandiri Pengaruh CAR, ROA, NPM dan LDR
kepada nasabah masih kurang dari Terhadap Pertumbuhan Laba
ketentuan BI yaitu 85% - 100%. Sebaiknya Pertumbuhan laba pada PT. Bank
bank yang memiliki dana pihak ketiga yang Mandiri, Tbk merupakan perbandingan laba
besar seperti pada PT. Bank Mandiri, Tbk bersih pada periode sekarang dikurangi
wajib memenuhi persentase rasio LDR di dengan laba bersih pada periode
kisaran 85% - 100%, namun faktanya rasio sebelumnya dibanding dengan laba bersih
LDR pada PT. Bank Mandiri, Tbk masih pada periode sebelumnya. Pertumbuhan
dibawah angka 85%. Hal ini menandakan laba merupakan salah satu cara untuk
kredit yang diberikan kepada nasabah menilai kinerja perusahaan perbankan.
masih kurang dan masih belum sebanding Apabila kemampuan menghasilkan laba
dengan dana pihak ketiga yang diperoleh semakin meningkat, maka hal tersebut akan
bank, sikap kehati-hatian bank dalam berdampak baik bagi pemilik perusahaan
memberikan kredit pada nasabah dapat maupun pihak investor yang menanamkan
mempengaruhi rasio LDR ini. Kebanyakan modalnya pada perusahaan serta para
bank-bank besar di Indonesia masih belum kreditur.
bisa menyeimbangkan antara dana pihak Secara teoritis nilai rasio CAR yang
ketiga yang diterima dengan pemberian tinggi akan menyebabkan peningkatan
kredit pada nasabahnya sehingga diperoleh pertumbuhan laba. Sedangkan variabel
nilai LDR dibawah 85%. Hal ini ROA yang tinggi berarti rasio rentabilitas
disebabkan karena bank tidak ingin juga tinggi, dengan tingginya rentabilitas
mengambil resiko kredit seperti kenaikan berarti perusahaan sukses dalam
NPL apabila rasio LDR meningkat. Bank- menghasilkan laba. Dengan pencapaian
bank lebih memilih dana pihak ketiga laba yang tinggi, maka investor dapat
digunakan untuk pembelian SBI (Sertifikat mengharapkan keuntungan yang berasal
Bank Indonesia) dan term deposit yang dari deviden. Rasio NPM yang tinggi
akan memberikan keuntungan pada bank menandakan kemampuan perusahaan dalam
daripada menyalurkan kembali pada menghasilkan labayang tinggi pada tingkat
nasabah dalam bentuk kredit pendapatan tertentu, semakin tinggi NPM
(www.tvone.com). Hal ini sesuai dengan berarti semakin tinggi pula perolehan
teori likuiditas yaitu The Shiftability labanya sehingga berpengaruh terhadap
Theory. Teori ini beranggapan bahwa peningkatan pertumbuhan labanya. Dan

70
JESP V ol. 4, No.1, 2012

rasio LDR yang besar akan menaikkan mempengaruhi kegiatan PT. Bank
pertumbuhan laba atas kredit yang Mandiri, Tbk dalam menghasilkan laba.
diberikan. Rasio ROA memiliki pengaruh tidak
Berdasarkan teori-teori tersebut signifikan terhadap pertumbuhan laba,
menunjukkan bahwa rasio CAR, ROA, hal ini disebabkan ROA dalam
NPM dan LDR berpengaruh secara perhitungan kinerja keuangan perbankan
bersama-sama terhadap pertumbuhan laba dihitung berdasarkan laba sebelum pajak
PT. Bank Mandiri, Tbk. Dari hasil dan bukan berdasarkan laba bersih,
penelitian diperoleh hasil yang signifikan. sehingga besarnya ROA masih
Hasil tersebut dapat dilihat dari nilai dipengaruhi faktor lain untuk
signifikansi sebesar 0,012 yang berarti lebih menghasilkan laba bersih, seperti ada
kecil dari taraf signifikan yang ditentukan tidaknya pembagian hak minoritas
yaitu 0,05. Sehingga hasilnya Ho ditolak, terhadap anak perusahaan, dan
yang mengartikan bahwa CAR, ROA, NPM besarnnya pajak yang dibayarkan bank.
dan LDR berpengaruh signifikan terhadap Rasio NPM memiliki pengaruh yang
pertumbuhan laba PT. Bank Mandiri, Tbk. signifikan terhadap pertumbuhan laba
Rasio CAR, ROA, NPM dan LDR PT. Bank Mandiri, Tbk. Hal ini sesuai
secara simultan berpengaruh signifikan dengan teori yang ada, yaituNPM yang
terhadap pertumbuhan laba dikarenakan tinggi menandakan kemampuan
rasio tersebut merupakan rasio yang dapat perusahaan dalam menghasilkan
memprediksi pertumbuhan laba. Besarnya labayang tinggi pada tingkat pendapatan
rasio-rasio tersebut dapat menjadi tertentu. Semakin tinggi NPMberarti
pertimbangan para investor dalam semakin tinggi pula perolehan labanya
menanamkan saham di PT. Bank Mandiri, sehingga berpengaruh terhadap
Tbk, karena diyakini bila rasio-rasio peningkatan pertumbuhan labanya.
tersebut baik maka laba yang diperoleh Rasio LDR tidak berpengaruh signifikan
bank juga akan meningkat dan hal ini akan terhadap pertumbuhan laba PT. Bank
menguntungkan para investor. Mandiri, Tbk, hal ini disebabkan jumlah
Hasil penelitian ini memiliki kredit yang disalurkan pada nasabah
persamaan dengan penelitian Hapsari tidak sebanding dengan banyaknya dana
(2005) dimana suatu prediksi pertumbuhan pihak ketiga yang diperoleh bank
laba bank yang dapat dilihat dariempat sehingga rasio LDR masih dibawah
faktor yaitu Capital, Assets Quality (kredit), ketentuan dari BI. Dan faktor kehati-
Assets Quality (aktiva produktif), dan hatian pihak bank dalam menyalurkan
Liquidity. Rasio keuangan Capital, Assets, kredit pada nasabah yang dapat
dan Liquidity merupakan rasio mempengaruhi nilai rasio LDR.
keuanganyang baik sebagai indikator Secara simultan rasio CAR, ROA, NPM
pertumbuhan laba suatu perusahaan, dan LDR berpengaruh signifikan
sehingga dariketiga rasio tersebut dapat terhadap pertumbuhan laba PT. Bank
diketahui tingkat kesehatan suatu bank. Mandiri, Tbk.
Berdasarkan pada kesimpulan
PENUTUP tersebut maka penting bagi investor untuk
Berdasarkan hasil dan pembahasan berperan aktif dalam perusahaan perbankan
pada penelitian ini, maka dapat diambil tersebut. Diharapkan bagi para investor PT.
kesimpulan sebagai berikut: Bank Mandiri, Tbk lebih aktif berperan
Capital Adequacy Ratio (CAR) serta dalam perusahaan.
menunjukkan hasil yang positif dan tidak Bagi PT. Bank Mandiri, Tbk
signifikan terhadap pertumbuhan laba. sebaiknya menjaga kinerja perusahaan agar
Hasil ini menunjukkan bahwa faktor tetap stabil yaitu denganmempertahankan
ketercukupan modal secara umum tidak rasio keuangan yang baik, sehingga dapat

71
JESP V ol. 4, No.1, 2012

menjaga kestabilan dalam memperoleh Pertumbuhan Laba Masa


labanya. Di samping itu untuk PT. Bank Mendatang Pada Perusahaan
Mandiri, Tbk disarankan untuk Sektor Perbankan Yang Terdaftar
meningkatkan nilai rasio keuangan yang Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
masih dibawah ketentuan BI seperti rasio Ekonomi
LDR dan ROA. Hasibuan, Drs. dan H. Malayu S.P . 2004.
Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA PT. Bumi Aksara.
Abiwodo, Ubud Salim dan Bambang Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan.
Swasto. 2004. Pengaruh Modal, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kualitas Aktiva Produktif, Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002.
Rentabilitas dan Likuiditas T erhadap Manajemen Perbankan. Jakarta:
Rasio Laba Bersih Industri BPFE.
Perbankan yang Go Public di Muljono, Teguh Pudjo. 1999. Analisis
Indonesia.Jurnal Manajemen. 2 (6) 1- LaporanKeuanganPerbankan.
20. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Abdullah, M. Faisal. 2003. Manajemen Rini, Atiek Setyo. 2006. Pengaruh Kinerja
Perbankan: T eknik Analisis Kinerja Perbankan Berdasarkan Analisis
Keuangan Bank. Malang: UMM CAMEL Terhadap Prediksi Laba
Press. (Studi Kasus Pada Bank-Bank Yang
Erna, Lilis. 2010. Analisis pengaruh CAR, Terdaftar Di BEJ). Skripsi
NIM, LDR, NPL, BOPO, ROA dan diterbitkan. Malang: Fakultas
Kualitas Aktiva T erhadap Ekonomi Universitas Brawijaya
Perubahan Laba Pada Bank Umum Malang.
di Indonesia. Jurnal Akuntansi. 7 (4) Sartono, Agus. 2001. Manajemen
11-16. Keuangan Teori Dan AplikasiEdisi
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis keempat. Yogyakarta: BPFE
Multivariate Dengan Program SuSumarta, Nurmadi H. 2000. Evaluasi
SPSS. Semarang: Undip kinerja Perusahaan Yang Terdaftar
Hanafi, M. M dan Halim A. 2003. Analisis Di Bursa EfekIndonesia dan
Laporan Keuangan. Y ogyakarta: Thailand. Dalam Perspektif, Vol5,
UPP AMP YKPN. No.2.
Hapsari, Nesti. 2005. Pengaruh Tingkat
Kesehatan Bank T erhadap

72
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Analisis Persepsi Dan Aspirasi Nasabah


Terhadap Kualitas Pelayanan BritAma
(Studi Kasus Nasabah BritAma PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Cabang Martadinata Malang)

Dony S. Marbun
Mardhono

Abstract

V ery rapid development of the business world today and encourage each institution to
compete doing various ways to get sympathy from the public. Competition to provide the
best service to consumers puts consumers as decision makers. Competition was
very visible in the banking industry. This is evidenced by the many banks that do a large
scale marketing. Banks getting some awards for quality service.

Keywords: Perception, Aspiration, Service Quality

Perkembangan dunia bisnis yang intensif demi produk dan jasa yang mereka
pesat dewasa ini, telah mendorong semakin tawarkan bisa menarik minat pelanggan.
tingginya tingkat persaingan terutama pada Peningkatan-peningkatan kualitas jasa itu
sektor jasa. Bisnis jasa sangat berpengaruh termasuk dalam model SERVQUAL
dalam dunia modern, hal ini bisa dilihat (Service Quality) yang dikembangkan oleh
dalam kehidupan sehari-hari yang tidak bisa Parasuraman, Zeithaml, dan Berry yang
terlepas dari berbagai sektor jasa, seperti mendefenisikan kualitas jasa itu sebagai
jasa kesehatan, jasa transportasi, jasa penilaian atau sikap global berkenaan
perbankan, jasa asuransi dan lain-lain. dengan superioritas suatu jasa.
Berbagai cara dilakukan untuk Kualitas dipandang sebagai salah
mendapatkan simpati masyarakat baik satu alat untuk mencapai keunggulan
melalui peningkatan sarana dan prasarana, kompetitif. Kualitas jasa yang baik
fasilitas teknologi maupun dengan merupakan hal yang sangat penting dalam
pengembangan sumber daya manusia. menciptakan kepuasan pelanggan, namun
Persaingan untuk memberikan sesuatu yang untuk memahami bagaimana mengevaluasi
terbaik kepada konsumen telah kualitas yang diterima oleh konsumen
menempatkan pihak konsumen sebagai tidaklah mudah. Sebagian besar kualitas
pengambil keputusan. Dengan demikian, jasa diberikan selama penyerahan jasa
kunci utama untuk memenangkan terjadi dalam proses interaksi diantara
persaingan adalah memberikan nilai dan konsumen dan terdapat kontak personil
kepuasan kepada para pelanggan melalui denganpenyelenggara jasa tersebut.
penyampaian produk dan jasa yang Kuailtas jasa yang baik merupakan hal yang
berkualitas. sangat penting dalam menciptakan
Dengan adanya persaingan tersebut kepuasan pelanggan.
maka setiap perusahaan jasa melakukan Parasuraman dalam Tjiptono
peningkatan pemasaran yang semakin (2005:273) mengemukakan terdapat lima
__________________________________________
Alamat Korespondensi :
Dony S Marbun, Alumni Jurusan Ekonomi Pembangunan FE-UM, Sekarang bekerja pada Bank PANIN Jakarta
Email : Marbun.panin@yahoo.com
Mardhono, Dosen Fakultas Ekonomi - UM
Email : ekonomi_um@yahoo.com
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

dimensi yang menentukan kualitas penghargaan Top Brand Award 2011. Yang
pelayanan ditinjau dari sudut pandang istimewa, Top Brand Award ini diraih
pelanggan, yaitu: sekaligus oleh tiga produk Bank BRI, yakni
1. Reliability : kemampuan untuk Tabungan BRI BritAma untuk kategori
memberikan jasa dengan segera dan saving account, Deposito BRI untuk
memuaskan. kategori deposito, dan BritAma Junio untuk
2. Responsiveness : kemampuan untuk kategori tabungan anak. Ketiga
memberikan jasa dengan tanggap. penghargaan ini merupakan bukti nyata
3. Assurance : kemampuan, kesopanan bahwa Bank BRI terus berusaha berinovasi
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki supaya produk-produk terbaiknya diterima
oleh para staf, bebas dari bahaya, oleh masyarakat dengan memberikan
resiko dari keuangan. berbagai fasilitas dan pelayanan sehingga
4. Emphaty : kemudahan dalam membuat nyaman para nasabah. Tahun lalu,
melakukan hubungan komunikasi yang Bank BRI juga memperoleh Top Brand
baik dan memahami kebutuhan Award untuk kategori saving account yang
pelanggan. diraih Tabungan BRI BritAma dimana T op
5. T angible : fasilitas fisik, perlengkapan, Brand Award merupakan anugerah
pegawai dan sarana komunikasi. tertinggi bagi sebuah merek, yang diberikan
oleh majalah Marketing, berdasarkan hasil
WestBrook & Reilly dalam Fandy riset nasional Frontier Consulting Group.
Tjiptono (2005:349) mengemukakan bahwa Begitu juga dengan Bank BRI Martadinata
kepuasan pelanggan merupakan respon yang mendapatkan penghargaan sebagai
emosional terhadap pengalaman berkaitan Juara dalam SQ V aganza yang diadakan
dengan produk atau jasa tertentu yang oleh BRI Kanwil Malang pada Bulan
dibeli. September tahun 2010.
Persaingan tersebut sangat terlihat Masuknya Bank BRI ke dalam
pada sektor jasa perbankan. Hal ini terbukti daftar itu menunjukkan bahwa bank ini tak
dengan banyaknya Bank yang berlomba cuma dikenal luas di pedesaan, tapi juga
memberikan pelayanan ekstra serta sudah mampu merambah perkotaan dengan
melakukan pemasaran besar-besaran atas cakupannya ke berbagai segmen lain,
produknya seperti melalui media iklan. bahkan juga dikenal di dunia internasional.
Persaingan ini menyebabkan bank-bank Namun dengan dicapainya penghargaan
harus berpikir bagaimana caranya agar bank tersebut tidak menjamin bahwa kepuasan
tetap menjadi bank pilihan masyarakat dan nasabah telah tercapai sepenuhnya,
tidak ditinggalkan nasabahnya. melainkan masih ada keluhan atau
Menurut UU No.7 Tahun 1992 komplain dari nasabah atas pelayanan bank
tentang perbankan sebagaimana telah BRI terutama pada layanan BritAma
diubah dengan UU No.10 Tahun 1998 pasal meskipun telah dilakukan berbagai
1 ayat 2 Bank adalah badan usaha yang perbaikan berdasarkan keluhan nasabah
menghimpun dana dari masyarakat dalam tersebut. Ketidakpuasan tersebut jugalah
bentuk simpanan dan menyalurkannya yang akan menimbulkan perbedaan antara
kepada masyarakat dalam bentu kredit dan persepsi serta harapan nasabah. Dimana
atau bentuk lainnya dalam rangka semakin memuaskan suatu pelayanan maka
meningkatkan taraf hidup orang banyak. kepauasan semakin tercapai. Sementara
Mengawali tahun ini, Bank BRI apabila kurang memuaskan maka akan
meraih penghargaan penting sebagai bukti menciptakan aspirasi nasabah atas
penerimaan masyarakat yang begitu besar pelayanan tersebut untuk mendapatkan
terhadap produk-produknya. Pada Rabu kepuasan melalui adanya beberapa
malam, 9 Februari 2011, bertempat di Hotel perbaikan pelayanan.
Mulia Jakarta, Bank BRI menerima

74
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Bagi perusahaan penyedia jasa yang kelengkapan sarana dan pra-sarana


dalam penelitian ini merupakan Perbankan baik operasional maupun non-
maka, adanya persepsi serta aspirasi ini operasional.
sangat membantu pihak perusahaan untuk 2. Aspirasi
mengetahui kualitas pelayanan yang mereka Aspirasi atau harapan terhadap
berikan serta untuk mengetahui perubahan kualitas pelayanan didefinisikan sebagai
yang diperlukan guna keyakinan pelanggan sebelum mencoba
atau membeli suatu produk, yang
Definisi Operasional dijadikan acuan atau standar dalam
Dari variabel-variabel yang menilai produk tersebut. (Tjiptono,
digunakan, didefinisikan agar mudah dalam 2000: 61).
analisis dan pembahasan. Definisi Dalam penelitian ini aspirasi yang
operasional dari variabel yang dipakai hendak dicari adalah tingkat perubahana
berikut: atau perbaikan yang dirasakan perlu
1. Kualitas pelayanan oleh nasabah dengan membandingkan
Kualitas pelayanan merupakan suatu apa yang mereka harapkan sesaat
bentuk penilaian konsumen terhadap sebelum menjadi nasabah.
tingkat layanan yang diterima (perceived 3. Persepsi.
service) dengan tingkat layanan yang Persepsi merupakan proses dimana
diharapkan (expected service). individu memilih, mengorganisasikan,
Terdapat lima dimensi utama dalam serta mengartikan stimulus yang
kualitas pelayanan yakni sebagai berikut diterima melalui alat inderanya menjadi
(sesuai urutan derajat kepentingan suatu makna. (Rangkuti, Freddy 2003:
relatifnya) 33).
a. Keandalan (reliability), suatu Menurut Walgito (2009,31),
kemampuan memberikan layanan persepsi merupakan kesan yang
yang dijanjikan denggan waktu yang pertama untuk mencapai suatu
tepat dan memuaskan kepada keberhasilan. Sementara itu Branca
pelanggan. (1965) mengemukakan persepsi sebagai
b. Daya Tanggap (responsiveness), berikut:
merupakan keinginan membantu Perceptions are sensations with the
para pelanggan dan memberikan adition of same sort of interpretation or
layanan dengan tanggap. indication of the sensation or the
c. Jaminan (assurance), mengenai stimulus source of the sensation. The
pengetahuan, kualitas yang dimiliki, interpretation of the identification is the
dan kepercayaan terhadap keamanan product past learning.
saat terjadi interaksi antara Dengan demikian persepsi
pelanggan dengan pihak penyedia merupakan suatu fungsi biologis
layanan. (melalui organ-organ sensoris) yang
d. Empati (emphaty), mengenai memungkinkan individu menerima dan
kemudahan dalam menjalani mengolah informasi dari lingkungan dan
hubungan dan komunikasi, mengadakan perubahan-perubahan di
perhatian, dan pemahaman terhadap lingkungannya.
kebutuhan para pelanggan baik saat Wujud persepsi yang akan diteliti
terjadi interaksi langsung maupun dalam penelitian ini adalah bagaimana
tidak langsung. pendapat para nasabah terutama nasabah
e. Bukti Fisik atau Langsung BritAma sebagai objek dalam penelitian
(tangibles), mencakup fasilitas ini terhadap pelayanan yang diperoleh
secara fisik yang kasat mata seperti selama menjadi nasabah di Bank Rakyat

75
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Indonesia (Persero) Tbk. Cabang dengan taksiran atau penilaian dari


Martadinata Malang. Dari Persepsi atau penasehat akademik.
tanggapan itu dapat diketahui pula Penelitian tentang Kualitas
tingkat kepuasan nasabah atas kualitas Pelayanan juga dilakukan oleh Tuti yang
pelayanan yang diperoleh. berjudul Pengaruh Persepsi Nasabah
Tentang Kualitas Pelayanan Terhadap
Sebelum penelitian ini, telah banyak Loyalitas Nasabah BMT ANDA
penelitian yang dilakukan untuk Semarang (2005). Berdasarkan penelitian
mengetahui kualitas pelayanan seperti tersebut diperoleh kesimpulan bahwa ada
penelitian yang dilakukan I Nyoman pengaruh antara kualitas pelayanan
Nurcaya (2007) yang berjudul Analisis terhadap loyalitas nasabah BMT ANDA
Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Di Semarang. Besarnya pengaruh tersebut
Provinsi Bali. Dari Penelitian tersebut adalah 31,8%. Berkaitan dengan hasil
diperoleh hasil yang menunjukkan adanya penelitian tersebut, disarankan bagi BMT
kesenjangan antara kualitas pelayanan yang ANDA Semarang untuk lebih
diberikan rumah sakit dengan yang meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
diharapkan pasien. Kesenjangan terjadi para nasabahnya, sehingga loyalitas
pada semua rumah sakit dan untuk kelima nasabah akan meningkat.
dimensi kualitas pelayanan.
Indra dan Gunarsih (2000 2004) KAJIAN TEORI
dalam penelitiannya yang berjudul Pengertian Jasa
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Jasa memiliki beberapa kriteria yang
Kepuasan Nasabah Kredit Perorangan dan unik, yang membedakannya dengan barang.
Kelompok (Studi Kasus Pada PD BPR Kata jasa memiliki arti yang sangat luas
Bank Pasar Kabupaten Karanganyar), namun disini kata jasa identik dengan
diperoleh hasil bahwa V ariabel bebas pelayanan.
reliability, responsiveness, empathy, Di dalam memberikan jasa
assurance, dan tangible secara individual pelayanan yang baik kepada pelanggan,
dan simultan berpengaruh secara signifikan terdapat lima kriteria penentu kualitas jasa
terhadap kepuasan nasabah. pelayanan yaitu: keandalan, keresposifan,
Penelitian yang berjudul Analisis keyakinan, empati, serta berwujud. Menurut
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kotler, (2000: 430) kelima unsur tersebut
Kepuasan Nasabah Kredit (Studi kasus akan menjadi acuan utama dalam penelitian
BPR Arthaguna Sejahtera), menemukan ini.
hasil bahwa variabel bebas tangible,
reliability, responsiveness, assurance dan Pengertian Bank
empathy secara individual muapun secara Menurut Kasmir (2004:8) bank diartikan
bersama-sama berpengaruh secara sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
signifikan terhadap kepuasan nasabah. usahanya adalah menghimpun dan
Dengan menggunakan teknik menyalirkan dana dari dan kepada
analisis Servqual, penelitian yang dilakukan masyarakat. Dan yang dimaksud lembaga
oleh Craig K. Tyran dan Steven C. Ross keuangan adalah setiap perusahaan yang
(2006) dengan judul Service Quality bergerak dibidang keuangan yang
Expectations and Perceptions: Use of The kegiatannya apakah menghimpun atau
Servqual Instrument for Requirements menyalurkan dana atau kedua-duanya
Analysis. V ariabel yang diteliti adalah menghimpun dan menyalurkan dana.
penasihat akademik dan kualitas pelayanan. Kemudian pengertian bank menurut
Dengan menggunakan analisis servqual, undang-undang Nomor 10 tahun 1998,
hasil penelitian adalah adanya hubungan bank adalah badan usaha yang menghimpun
keterlibatan dari dua sistem yang sesuai dana dari masyarakat dan menyalurkannya

76
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

ke masyarakat dalam rangka meningkatkan akan sulit untuk menganalisis keinginan,


taraf hidup masyarakat. persepsi, dan preferensi konsumen sebab
Abdurachman dalam Suyatno keinginan persepsi dan preferensi
(2005:1) mendefinisikan bank sebagai konsumen dapat berubah sewaktu-waktu.
lembaga keuangan yang melaksanakan
berbagai macam jasa, seperti pinjaman, Kualitas Pelayanan.
mengedarkan mata uang, pengawasan mata Kualitas pelayanan (service quality)
uang, penyimpanan barang berharga, dan merupakan konsepsi yang abstrak dan sukar
lain-lain. dipahami, karena kualitas pelayanan
Dari pengertian di atas dapat memiliki karakteristik tidak berwujud
disimpulkan bahwa bank merupakan (intangiability), bervariasi (variability),
lembaga keuangan yang kegiatannya adalah tidak tahan lama (perishability), serta
menghimpun dana dari masyarakat berupa produksi dan konsumsi jasa terjadi secara
simpanan; menyalurkan dana ke masyarakat bersamaan (inseparitibility) (Parasuraman
berupa kredit, dan memberikan jasa lainnya etal.,1988, dalam Tjiptono, 2002). Walau
seperti transfer , pengalihan surat berharga demikian, bukan berarti kualitas pelayanan
(clearing), garansi dan lainnya. tidak dapat diukur.
Menurut Wickof (dalam Tjiptono,
Pengertian Perilaku Konsumen 2002: 59), kualitas pelayanan merupakan
Menurut schifman dan kanuk dalam tingkat keunggulan yang diharapkan dan
Ristiyanti (2004:9), perilaku konsumen pengendalian atas tingkat keunggulan
adalah proses yang dilalui seseorang dalam tersebut untuk memenuhi keinginan
mencari, membeli, menggunakan,dan pelanggan. Dalam hal ini ada dua faktor
bertindak pasca konsumsi produk, jasa utama yang mempengaruhi kalitas
maupun ide yang diharapkan bisa pelayanan, yaitu expected service dan
memenuhi kebutuhannya. Sehingga untuk perceived service. Apabila jasa yang
lebih jelasnya perilaku konsumen dapat diterima atau dirasakan (perceived service)
dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan, maka
oleh individu, kelompok, organisasi yang kualitas pelayanan dipersepsikan baik atau
berhubungan dengan proses pengambilan memuaskan. Sebaliknya jika kualitas
keputusan dalam mendapatkan, pelayanan yang diterima lebih rendah dari
menggunakan barang-barang atau jasa yang diharapkan maka kualitas pelayanan
ekonomis yang dapat mempengaruhi dipersepsikan buruk.
lingkungan. Pada prinsipnya, definisi kualitas
Didalam perilaku konsumen tidak pelayanan berfokus pada upaya pemenuhan
hanya menyangkut apa, tetapi juga dimana kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta
(where), bagaimana (how often), dan ketepatan penyampaiannya untuk
kondisi macam apa (under what condition) mengimbangi harapan pelanggan. Dalam
barang dan jasa itu dibeli, maka dalam perkembangan selanjutnya, yaitu pada
perilaku konsumen meliputi kegiatan tahun 1988, Parasuraman etal (dalam
sebelum, pada saat, dan sesudah terjadi Tjiptono, 2001: 70) menemukan bahwa
pembelian. sepuluh dimensi yang ada dapat dirangkum
Secara umum manfaat mempelajari dalam lima dimensi pokok yaitu:
perilaku konsumen adalah membantu (1) Kehandalan (reliability), yaitu
manajemen mencapai sasaran yang kemampuan memberikan pelayanan yang
diinginkan secara efektif. Untuk dapat dijanjikan dengan segera, akurat, dan
memahami perilaku konsumen tidaklah memuaskan (2) Daya tanggap
cukup hanya dengan mengandalkan (responsiveness), yakni keinginan para staff
pengalaman penjualan sehari-hari karena untuk membantu para pelanggan dan

77
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

memberikan pelayanan dengan tanggap (3) nasabah BritAma PT. Bank Rakyat
Jaminan (assurance) mencakup Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang
pengetahuan, kemampuan, dan sifat dapat Malang yang secara kebetulan ada saat
dipercaya yang dimiliki para staf, bebas penelitian dilaksanakan. Penelitian ini
dari bahaya, resiko, atau keragu-raguan dilakukan hanya dalam jangka waktu satu
(4)Empati (empathy), meliputi kemudahan bulan dan menemukan sampel sebanyak 40
dalam melakukan hubungan, komunikasi nasabah.
yang baik, perhatian pribadi, dan
memahami kebutuhan para pelanggan (5) Instrumen Penelitian
Bukti langsung (tangibles), melipui fasilitas Dalam penelitian ini instrumen yang
fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana digunakan adalah kuesioner atau angket
komunikasi. tertutup karena alternatif-alternatif dari
Model kualitas jasa yang popular jawaban tersebut telah disediakan oleh
dan hingga kini banyak dijadikan acuan penulis dan responden hanya tinggal
dalam riset pemasaran adalah model memilihnya. Kuesioner diberikan kepada
Servqual (service quality) (Tjiptono, nasabah Bank Rakyat Indonesia Cabang
2005:262). Servqual dibangun atas adanya Martadinata Malang.
perbandingan dua faktor utama yaitu Kuesioner yang digunakan dalam penelitian
persepsi pelanggan (perceived service) ini terbagi atas 10 pernyataan yang setiap
dengan layanan yang diinginkan e( xpected pernyataan disediakan jawaban untuk
service). persepsi serta aspirasi nasabah secara
terpisah. Dan setiap pernyataan diberikan
METODE PENELITIAN skor pilihan dengan skala likert. Namun
Rancangan Penelitian dalam penelitian ini skala Likert
Penelitian ini bersifat survei karena dimodifikasi menjadi 5 pilihan jawaban
mendalami permasalahan serta keadaan yang masing-masing nilai diberi pilihan
yang ada di bank BRI Martadinata tentang skor ganjil dari angka 1, 3, 5, 7, 9. Hal ini
pelayanannya yang masih mendapat dilakukan guna mempermudah pengolahan
keluhan dari nasabah serta mencoba data dengan Metode AHP yang memiliki
mencari cara untuk menanganinya serta rentang nilai dari 1 hingga 9, namun AHP
digunakan dalam pengambilan keputusan menganggap nilai genap itu sebagai nilai
diwaktu mendatang. yang sama besarnya. Sehingga yang dipakai
Untuk mendapatkan hasil yang hanya angka ganjil saja. Semakin besar
sesuai dengan rumusan masalah yang nilai skor maka menyatakan tingkat
diangkat, maka penelitian ini menggunakan Persepsi nasabah yang semakin tinggi.
Analysis Hierarchy Process (AHP) atau Serta semakin rendah nilainya maka
Proses Analisis Hierarki. semakin tidak diperlukan perbaikan kualitas
pelayanan sesuai aspirasi nasabah.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Pengumpulan Data
seluruh nasabah BritAma PT. Bank Rakyat Untuk mendapatkan data yang tepat
Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang dan relevan dengan permasalahan yang
Malang Martadinata. Jumlah populasi telah ditetapkan, ada beberapa teknik dalam
dalam penelitian ini tidak diketahui karena pengumpulan data yang digunakan dalam
merupakan rahasia perusahaan. penelitian ini, yaitu:
1. Angket
Sampel Angket merupakan cara
Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan memberikan
aksidental sampling sehingga ditemukan daftar pertanyaan kepada responden untuk
bahwa sampel pada penelitian ini adalah diisi. Tujuan dibuatnya angket adalah untuk

78
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

memperoleh informasi yang relevan dengan penting variabel tersebut secara relatif
penelitian dengan kesahihan yang cukup dibandingkan dengan variabel lain. Dari
tinggi. berbagai pertimbangan tersebut kemudian
Peneliti memberikan angket atau dilakukan sintesa untuk menetapkan
kuesioner langsung kepada para responden variabel yang memiliki prioritas tinggi dan
yaitu nasabah BRI Cabang Martadinata berperan untuk mempengaruhi hasil pada
Malang yang menggunakan produk sistem tersebut (Marimin, 2004).
tabungan BRIT AMA, dengan berdasarkan Penggunaan AHP dalam alat bantu
jumlah responden yang telah ditentukan pengambilan keputusan dengan multi
sebelumnya. Jenis angket yang digunakan kriteria sangat mudah dimengerti dan
adalah angket tertutup sehingga responden dipahami dengan efektif. Pendekatan
tinggal memilih jawaban yang disediakan metode AHP pertama sekali dikembangkan
oleh peneliti. oleh Thomas L. Saaty dari Wharton School
2. Intervew of Business, University of Pennsylvania
Pengumpulan data dengan metode pada tahun 1970. Saat ini, AHP banyak
mengajukan pertanyaan secara lisan kepada diterapkan pada berbagai bidang yang
karyawan BRI. Data-data yang diambil menghendaki adanya pengambilan
dengan metode ini adalah jumlah nasabah, keputusan multi-kriteria, perencanaan dan
standart kualitas pelayanan BRI, produksi, alokasi sumberdaya, penyusunan
keistimewaan dari produk BritAma, dll. matrik input koefisien, penentuan prioritas
3. Analisis Dokumentasi dari strategi-strategi yang dimiliki dalam
Dalam penelitian ini peneliti situasi konflik, pengukuran performance
melaksanakan metode dokumentasi dengan dan lain sebagainya.
cara mengumpukan data sejarah AHP mampu menguraikan
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, permasalahan yang komplek dengan kriteria
dan produk yang ditawarkan perusahaan. yang banyak kedalam susunan hierarki,
yang mana setiap level disusun oleh
T eknik Analisis Data elemen-elemen yang spesifik dengan tujuan
Analisis data adalah cara-cara untuk menentukan prioritas.
mengolah data yang telah terkumpul Langkah-langkah yang ditempuh dalam
kemudian dapat memberikan interpretasi. analisis data dengan AHP diawali dengan
Hasil pengolahan data ini digunakan untuk Dekomposisi masalah kemudian diikuti
menunjukkan masalah yang dirumuskan dengan penilaian berpasangan atau
dengan Metode Analysis Hierarchy Process Pairwaise Comparison yang dijabarkan
(AHP). Metode Analytical Hierarchy sebagai berikut.
Process (AHP) merupakan model hirarki
fungsional dengan input utamanya adalah Dekomposisi Masalah
persepsi manusia. Dengan adanya hirarki Setelah persoalan didefinisikan
masalah yang kompleks atau tidak maka perlu dilakukan decomposition, yaitu
terstruktur dipecah dalam sub-sub masalah memecah persoalan yang utuh menjadi
kemudian disusun menjadi suatu bentuk unsur-unsurnya. Jika ingin mendapatkan
hierarki. hasil yang akurat, pemecahan juga
Prinsip kerja AHP adalah dilakukan terhadap unsur-unsurnya
penyederhanaan suatu persoalan kompleks sehingga didapatkan beberapa tingkatan
yang tidak terstruktur, stratejik, dan dari persoalan tadi. Karena alasan ini maka
dinamik menjadi bagian-bagiannya serta proses analisis ini dinamai hirarki
menata dalam suatu hirarki. Kemudian (Hierarchy). Pembuatan hirarki tersebut
tingkat kepentingan setiap variabel diberi tidak memerlukan pedoman yang pasti
nilai numerik secara subjektif tentang arti berapa banyak hirarki tersebut dibuat,

79
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

tergantung dari pengambil keputusan-lah Tabel 3.1. Skala Fundamental


yang menentukan dengan memperhatikan Intensitas
keuntungan dan kerugian yang diperoleh Defenisi Penjelasan
Kepentingannya
jika keadaan tersebut diperinci lebih lanjut.
Ada dua jenis hirarki, yaitu hirarki lengkap 1 Kedua Dua elemen
dan hirarki tidak lengkap. Dalam hirarki elemen menyumbang
sama sama besar
lengkap, semua elemen pada semua tingkat pentingnya
memiliki semua elemen yang ada pada 3 Elemen Pertimbangan
tingkat berikutnya. Jika tidak demikian pertama sedikit lebih
maka dinamakan hirarki tidak lengkap. sedikit menyokong
Penelitian ini memiliki wujud lebih elemen satu dari
penting yang lain
hierarki yang lengkap yaitu setiap kriteria dari yang
memiliki masing-masing alternatif yang lain
berjumlah 2. Setiap alternatif terdiri atas 5 Elemen Pertimbangan
pernyataan yang berbeda yang akan yang satu kuat menyokong
dijadikan pertanyaan dalam angket penting elemen satu dari
dari elemen yang lain
penelitian. Masing-masing alternatif lainnya
merupakan bagian dari kriteria yang ada 7 Elemen Satu elemen kuat
diatasnya yang semua memiliki peluang satu lebih disokong dan
sama untuk menciptakan kepuasan nasabah. penting dominannya
dari elemen terlihat
lainnya dilapangan
Comparatif Judgement 9 Elemen Bukti yang
Prinsip ini berarti membuat penilaian satu mutlak meenyokong
tentang kepentingan relatif dua elemen pada lebih elemen yang satu
suatu tingkat tertentu dalam kaitannya penting atas yang lain
dengan tingkat yang diatasnya. Penilaian ini dari elemen memiliki
lainnya tingkatpenegasan
merupakan inti dari AHP , karena akan tertinggi
berpengaruh terhadap prioritas elemen- 2,4,6,8 Nilai Kompromi
elemen. Hasil dari penilaian ini akan perantara diperlukan antara
ditempatkan dalam bentuk matriks yang yang dua pertimbangan
dinamakan matriks pairwise comparison. berdekatan
Dalam melakukan penialaian terhadap
Dalam penilaian kepentingan relatif
elemen-elemen yang diperbandingkan
dua elemen berlaku aksioma reciprocal,
terdapat tahapan-tahapan, yakni:
artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih
a. Elemen mana yang lebih
penting dibanding j, maka elemen j harus
(penting/disukai/berpengaruh/lainny)
sama dengan 1/3 kali pentingnya dibanding
b. Berapa kali sering
elemen i.
(penting/disukai/berpengaruh/lainny)
Disamping itu, perbandingan dua elemen
Agar diperoleh skala yang
yang sama akan menghasilkan angka 1,
bermanfaat ketika membandingkan dua
artinya sama penting. Dua elemen yang
elemen, perlu dipahami tujuan yang diambil
berlainan dapat saja dinilai sama penting.
secara umum. Dalam penyusunan skala
Jika terdapat m elemen, maka akan
kepentingan, Saaty menggunakan patokan
diperoleh matriks pairwise comparison
pada tabel berikut.
berukuran m x n.

PEMAPARAN HASIL
BritAma adalah program layanan
terbesar dari Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Hal ini membuat pihak Bank

80
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

berusaha untuk memberikan layanan responden yang berusia kurang dari 25


maksimal terhadap para nasabahnya. tahun, 12 orang berusia 45 tahun keatas,
Berbagai prestasi dari bank itu sendiri dan 9 orang berusia 36 s/d 45 tahun.
memaksa pihak bank untuk memberikan Sehingga dapat disimpulkan bahwa
layanan yang sesuai dengan berbagai sebagian besar nasabah BritAma PT. Bank
prestasi tersebut (lampiran). Adapun wujud Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor
kualitas pelayanan yang disediakan oleh Cabang Malang Martadinata berusia 26 s/d
pihak Bank Rakyat Indonesia saat ini 35 tahun.
adalah seperti Fasilitas Parkir, Keamanan
(Security) yang siaga, Fasilitas ruang b. Data Responden Berdasarkan Jenis
tunggu (Kursi, TV , AC, Monitor layanan), Kelamin
Layanan Keluhan Pelanggan (Customer Dari penelitian yang telah
Service), VIP (V ery Important Person) area, dilakukan, maka diperoleh data responden
Layanan A TM (Automatic T eller Machine), berdasarkan jenis kelamin. Data responden
serta layanan 3S (Senyum, Sapa, Salam). berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
dalam tabel 4.2 sebagai berikut.
1. Deskripsi Responden
Data responden melalui kuesioner Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis
yang disebarkan pada 40 responden yakni Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Responden
para nasabah BritAma yang terdaftar pada
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 1 Laki-laki 22
Kantor Cabang Malang Martadinata yang
terdiri dari latar belakang yang berbeda. 2 Perempuan 18
Berikut adalah data tentang responden
ditinjau dari usia, jenis kelamin, pekerjaan. Jumlah 40

a. Data Responden Berdasarkan Usia


Dari penelitian yang telah Berdasarkan Tabel 4.2 tersebut
dilakukan, maka diperoleh data responden dapat diketahui bahwa responden yang
berdasarkan usia. Data responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 22
berdasarkan usia dapat dilihat dalam tabel orang dan responden yang berjenis kelamin
4.1 sebagai berikut. perempuan berjumlah 18 orang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah Responden
sebagian besar nasabah BritAma PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor
1 Kurang dari 25 12 Cabang Malang Martadinata yang menjadi
tahun responden adalah berjenis kelamin laki-laki.
2 26 s/d 35 tahun 17
a. Data Responden Berdasarkan Status
3 36 s/d 45 tahun 9 Pekerjaan
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka
4 45 tahun keatas 12 diperoleh data responden berdasarkan
pekerjaan. Data responden berdasarkan
Jumlah 40
pekerjaan dapat dilihat dalam tabel 4.3
sebagai berikut.
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut
dapat diketahui sebanyak 17 orang berusia
26 s/d 35 tahun, 12 orang merupakan

81
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Tabel 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Status memberikan penilaian terbanyak pada
Pekerjaan penelitian ini.
No Pekerjaan Jumlah Jawaban Jawaban
. Respond Terbanya Terbanya
en k k B. Analisis AHP
Persepsi Aspirasi Setiap Kriteria dari Kualitas
1 PNS 6 9 1 Pelayanan dibagi atas dua pernyataan yang
2 Pegawai 6 9,3 7 disediakan di kuesioner. Masing-masing
Swasta
3 Wiraswas 18 5 5
pernyataan dianalisa dengan AHP , untuk
ta Persepsi nasabah diukur berdasarkan
4 Pelajar/ 4 9,7 3,1 rentang nilai mulai dari kriteria sangat tidak
Mahasisw memuaskan (nilai 1), belum memuaskan
a (niali 3), memuaskan (nilai 5), cukup
5 Ibu 4 9,3 1,7
Rumah
memuaskan (nilai 7), dan sangat
Tangga memuaskan (nilai 9).
6 Pensiunan 2 7,5 3,5 Kriteria Pernyataan untuk Aspirasi
Jumlah 40 nasabah juga dibagi atas dua pernyataan.
Masing-masing pernyataan diukur
Berdasarkan tabel 4.3 tersebut dapat berdasarkan rentang nilai mulai dari kriteria
diketahui bahwa sebanyak 18 orang bekerja sangat tidak perlu perbaikan (nilai 1), tidak
sebagai Wiraswasta dan mayoritas terlalu memerlukan perbaikan (nilai 3),
menyatakan bahwa kualitas pelayanan masih memerlukan perbaikan (nilai 5),
sudah memuaskan, 4 orang Ibu Rumah memerlukan perbaikan lebih (nilai 7), dan
Tangga menyatakan bahwa kualitas sangat memerlukan perbaikan (nilai 9).
pelayanan sudah sangat memuaskan namun Setelah nilai dari keseluruhan
sebagian lain menyatakan belum pernyataan baik pada Persepsi ataupun
memuaskan, 6 orang sebagai PNS yang Aspirasi diperoleh maka dicari nilai
mayoritas menyatakan bahwa pelayanan terbanyak dari setiap pernyataan untuk sisi
BritAma sangat memuaskan, 6 orang Persepi serta sisi Aspirasi. Dengan nilai
Pegawai Swasta menyatakan bahwa terbanyak tersebut maka dapat diketahui
kualitas pelayanan sudah sangat tanggapan responden terhadap masing-
memuaskan namun sebagian lain masing pernyataan.
menyatakan belum memuaskan, 4 orang Namun untuk mengetahui tanggapan
Pelajar/ Mahasiswa menyatakan bahwa responden secara keseluruhan atas kualitas
kualitas pelayanan sudah sangat pelayanan yang diterima adalah dengan
memuaskan namun sebagian lain menjumlahkan seluruh nilai terbanyak
menyatakan cukup memuaskan, 2 orang untuk semua pernyataan pada masing-
Pensiunan menyatakan bahwa kualitas masing sisi Persepsi serta Aspirasi. Setelah
pelayanan sudah cukup memuaskan namun mengetahui jumlahnya maka selanjutnya
sebagian lain menyatakan sudah lumayan dicari nilai rata-rata untuk Persepsi dan
memuaskan. Aspirasi secara terpisah. Nilai rata-rata
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tersebut akan menghasilkan nilai yang
sebagian besar nasabah BritAma PT. Bank sudah disusun berdasarkan rentang nilai
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor AHP sebagai berikut.
Cabang Malang Martadinata bekerja
sebagai Wiraswasta.
Nasabah dengan statistik yaitu
mayoritas berusia 25-35 tahun, dominan
laki-laki, serta mayoritas berprofesi sebagai
wiraswasta adalah sebagai responden yang

82
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Tabel 4.4 Penilaian Persepsi dan Aspirasi pelayanan dalam hal sistem antrian yang
NILAI PERSEPSI ASPIRASI dapat membantu mempercepat proses
sangat tidak sangat tidak perlu
1 transaksi berdasarkan metode AHP
memuaskan perbaikan
tidak terlalu dirasakan sudah cukup memuaskan.
belum Sedangkan pada kolom Aspirasi
3 memerlukan
memuaskan
perbaikan menunjukkan bahwa nasabah BritAma
masih memerlukan berpendapat bahwa diperlukan perbaikan
5 memuaskan beberapa lebih atas kualitas pelayanan untuk kriteria
perbaikan
cukup memerlukan
Kecepatan teller dalam memberikan
7 pelayanan. Namun tidak diperlukan
memuaskan banyak perbaikan
sangat perbaikan kualitas pelayanan dalam hal
sangat
9
memuaskan
memerlukan sistem antrian yang digunakan.
perbaikan
2. Daya Tanggap (responsiveness)
Dari kriteria penilaian tersebut maka Dimensi daya tanggap
dapat dilakukan penilaian untuk setiap (responsiveness) dalam penelitian ini
Kriteria Kualitas Pelayanan sebagai berikut. diukur berdasarkan kuesioner pada nasabah
BritAma PT. Bank Rakyat Indonesia
1. Keandalan (reliability) (Persero) Tbk. Kantor Cabang Malang
Dimensi keandalan dalam penelitian Martadinata. Daya tanggap diukur dengan
ini diukur berdasarkan kuesioner pada menggunakan dua pernyataan.
nasabah BritAma PT. Bank Rakyat Data hasil kuesioner bukti fisik
Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang menurut persepsi dan aspirasi nasabah dari
Malang Martadinata. Keandalan diukur masing-masing pernyataan dapat dilihat
dengan menggunakan dua pernyataan. pada tabel berikut.
Berdasarkan kriteria tersebut dapat
dilihat data hasil kuesioner keandalan Tabel 4.6 Data Hasil Kuesioner Daya Tanggap
menurut persepsi dan aspirasi nasabah dari NILAI TERBANYAK
masing-masing pernyataan sebagai berikut. No. KRITERIA
Persepsi Aspirasi
Tabel 4.5 Data Hasil Kuesioner Keandalan
Teller
NILAI TERBANYAK memberikan
No. KRITERIA
PERSEPSI ASPIRASI 1 transaksi 7 3
Kecepatan mudah, cepat,
Teller tepat, akurat
1 5 7
memberikan Teller sigap
pelayanan merespon
Sistem 2 7 5
komplain
Antrian nasabah
2 7 1
mempercepat (Sumber : Data Diolah)
Transaksi
(sumber: data diolah)
Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa nasabah
Pada kolom Persepsi menunjukkan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
bahwa nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Malang Martadinata
(Persero) Tbk. Kantor Cabang Malang merasakan kualitas pelayanan dalam hal
Martadinata yang mayoritas adalah kemudahan dalam mendapatkan pelayanan
wiraswasta merasakan kualitas pelayanan cukup memuaskan, serta menunjukkan
dalam hal kecepatan teller didalam bahwa kualitas pelayanan dalam hal
memberikan pelayanan sudah memuaskan, kesigapan Teller merespon komplain
serta menunjukkan bahwa kualitas

83
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

nasabah berdasarkan metode AHP sudah Malang Martadinata. Empati diukur dengan
cukup memuaskan. menggunakan dua pernyataan.
Sedangkan pada kolom Aspirasi Data hasil kuesioner empati
menunjukkan bahwa nasabah BritAma menurut persepsi dan aspirasi nasabah dari
berpendapat bahwa tidak memerlukan masing-masing pernyataan dapat dilihat
perbaikan lebih dalam hal kecepatan teller pada tabel berikut.
dalam memberikan transaksi , serta nasabah
juga merasa masih diperlukan perbaikan Tabel 4.8 Data Hasil Kuesioner Empati
kualitas pelayanan dalam hal kesigapan NILAI TERBANYAK
NO KRITERIA
teller merspon komplain nasabah. Persepsi Aspirasi
Teller
3. Jaminan (assurance) 1
memberikan
7 5
Dimensi jaminan (assurance) dalam perhatian
secara individu
penelitian ini diukur berdasarkan kuesioner
Pemahaman
pada nasabah BritAma PT. Bank Rakyat Teller terhadap
Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang 2 5 5
keluhan
Malang Martadinata. Jaminan diukur nasabah
dengan menggunakan dua pernyataan. Data (Sumber : Data diolah)
hasil kuesioner Jaminan menurut persepsi
dan aspirasi nasabah dari masing-masing Dari tabel 4.8 menunjukkan bahwa
pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut. nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Kantor Cabang Malang
Tabel 4.7 Data Hasil Kuesioner Jaminan Martadinata merasakan kualitas pelayanan
NILAI TERBANYAK dalam hal teller memberikan perhatian
NO KRITERIA secara individu sudah cukup memuaskan,
Persepsi Aspirasi
serta menunjukkan bahwa kualitas
Kredibilitas
1
terpercaya
9 1 pelayanan dalam hal Pemahaman Teller
Rasa Aman terhadap keluhan nasabah berdasarkan
2 9 1
saat transaksi metode AHP masuk dalam kriteria sudah
(Sumber: Data diolah) memuaskan.
Sedangkan pada kolom Aspirasi
Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa nasabah BritAma
nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia berpendapat bahwa masih memerlukan
(Persero) Tbk. Kantor Cabang Malang perbaikan dalam hal perhatian teller secara
Martadinata merasakan kualitas pelayanan individu, serta pemahaman teller terhadap
dalam hal Kredibilitas yang terpercaya, keluhan nasabah.
serta Rasa aman bagi Nasabah BritAma saat
Transaksi berdasarkan metode AHP sangat 5. Bukti Fisik atau Langsung (tangibles)
memuaskan. Dimensi bukti fisik atau langsung
Sedangkan pada kolom Aspirasi (tangibles) dalam penelitian ini diukur
menunjukkan bahwa nasabah BritAma berdasarkan kuesioner pada nasabah
berpendapat bahwa tidak memerlukan BritAma PT. Bank Rakyat Indonesia
perbaikan dalam hal kredibilitas yang (Persero) Tbk. Kantor Cabang Malang
terpercaya serta Rasa aman saat transaksi. Martadinata. Bukti fisik atau langsung
4. Empati (emphaty) diukur dengan menggunakan dua
Dimensi empati (emphaty) dalam pernyataan.
penelitian ini diukur berdasarkan kuesioner Data hasil kuesioner bukti fisik menurut
pada nasabah BritAma PT. Bank Rakyat persepsi dan aspirasi nasabah dari masing-
Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang masing pernyataan dapat dilihat pada tabel
berikut.

84
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang


Malang Martadinata lebih memuaskan.
Tabel 4.9 Data Hasil Kuesioner Bukti Fisik
Semua pernyataan menunjukkan bahwa
NILAI TERBANYAK
sebagian besar nasabah telah memberikan
NO KRITERIA
Aspirasi
apresiasi dengan hasil penilaian masuk
Persepsi
dalam kategori cukup memuaskan
Penampilan berdasarkan metode AHP .
1 Karyawan yang 9 1
Rapi dan Sopan Hasil penilaian dari aspirasi nasabah
Kelengkapan menunjukkan bahwa sebagian besar
2
Fasilitas yang
7 1
pernyataan masuk dalam kategori tidak
dianggap sudah memerlukan perbaikan lebih. Hal ini
memadai menunjukkan bahwa secara keseluruhan
(Sumber : Data diolah)
nasabah merasa tidak perlu perbaikan lebih
Dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa atas kualitas pelayanan.
nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia Nasabah dengan statistik yaitu mayoritas
(Persero) Tbk. Kantor Cabang Malang berusia 25-35 tahun, dominan laki-laki,
Martadinata merasakan kualitas pelayanan serta mayoritas berprofesi sebagai
dalam hal Penampilan Karyawan yang Rapi wiraswasta sebagai responden yang
dan Sopan sangat memuaskan, serta memberikan penilaian terbanyak pada
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan penelitian ini mengemukakan bahwa
dalam hal Kelengkapan Fasilitas kualitas pelayanan yang ada di PT. Bank
berdasarkan metode AHP masuk pada Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang
kriteria sudah cukup memuaskan. Martadinata Malang sudah memuaskan
Sedangkan pada kolom Aspirasi pada kriteria Jaminan yaitu tingkat
menunjukkan bahwa nasabah BritAma kredibilitas yang terpercaya serta rasa aman
berpendapat bahwa tidak memerlukan saat transaksi. Namun nasabah tersebut juga
perbaikan dalam hal Penampilan Karyawan, masih merasa perlu dilakukan beberapa
serta Kelengkapan Fasilitas. perbaikan yaitu pada kriteria Empati yang
dinillai dari perhatian individual yang
Tabel 4.10 Nilai Terbanyak Persepsi dan Aspirasi diberikan Teller serta pemahaman terhadap
No Nilai Nilai keluhan nasabah.
pertanyaan terbanyak terbanyak
Persepsi Aspirasi
1 5 7
C. Pairwaise comparison
2 7 1 Untuk mengetahui tingkat prioritas
3 7 3 terhahadap kepuasan nasabah pada setiap
4 7 5 kriteria kualitas layanan maka dilakukan
5 9 1 penghitungan perbandingan untuk setiap
6 9 1
7 7 5
kriteria dari aspirasi nasabah. Pairwaise
8 5 5 Comparison atau perhitungan
9 9 1 perbandingan ini dilakukan oleh peneliti
10 7 1 sesuai dengan data yang diperoleh dari
Total 72 30 nasabah. Masing-masing kriteria dibagi
Rata-rata 7,2 3,0 menjadi 2 jenis pernyataan sehingga untuk
(Sumber : Data Diolah)
mengetahui nilai dari suatu kreiteria maka
harus diambil nilai rata-rata dari kedua
Berdasarkan masing-masing
pernyataan tersebut yang dapat dilihat
pernyataan menunjukkan bahwa secara
dalam tabel 4.11 berikut.
keseluruhan kualitas pelayanan pada
nasabah BrtitAma PT. Bank Rakyat

85
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Tabel 4.11 Nilai Rata-rata Kriteria Tabel 4.13 menunjukkan bahwa


Rata- Rata- Nasabah BritAma merasa Kriteria Jaminan
No Kriteria Rata Rata
Persepsi Aspirasi
sebagai Kriteria yang paling memuaskan
1 KEANDALAN 6 4 daripada keempat kriteria lainnya. Hal ini
2 DAYA 7 4 terlihat pada tingkat persentase yang
TANGGAP diperoleh yaitu kriteria Jaminan
3 JAMINAN 9 1 memperoleh 51,4%, Bukti Fisik
4 EMPATI 6 5
memperoleh 25,8%, Daya Tanggap
5 BUKTI FISIK 8 1
(Sumber : Data Diolah) memperoleh 12,2%, Keandalan dan Empati
mendapatkan nilai sama yaitu 5,3%. Hasil
Persepsi serta apsirasi dalam analisis ini valid karena semua nilai berada
kuesioner dinilai dengan menggunakan di atas nilai Inconsistency (0,030).
skala likert yang dimodifikasi sesuai Perbandingan berpasangan atau
dengan AHP yaitu nilai 1, 3, 5, 7, dan 9. Pairwaise comparison pada wujud aspirasi
Nilai pembanding setiap kriteria akan dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut.
diperoleh dengan mencari selisih dari dua
Tabel 4.14 Pairwaise Comparison Aspirasi
kriteria yang dibandingkan. Untuk nilai
rata-rata yang sama pada dua kriteria secara Keandal Daya Bukti
Jaminan Empati
otomatis bernilai 1 atau sama. Nilai an tanggap fisik
tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.12
persepsi dan aspirasi berikut. Keandalan - 1.0 7.0 3.0 7.0

Tabel 4.12 Pairwaise Comparison Persepsi


Daya
Keandal Daya Bukti - - 7.0 3.0 7.0
Jaminan Empati tanggap
an tanggap fisik
Keandalan - 3.0 7.0 1.0 5.0
Daya Jaminan - - - 9.0 1.0
- - 5.0 3.0 3.0
tanggap
Jaminan - - - 7.0 3.0 Empati - - - - 9.0
Empati - - - - 5.0
Bukti fisik - - - - -
Bukti fisik - - - - -
(Sumber : Data Diolah)
(Sumber : Data Diolah)
Tingkat prioritasnya dihitung
melalui metode pairwaisecomparison. Tingkat prioritasnya dihitung melalui
STANDAR INCONSISTENCY pada metode pairwaisecomparison dengan
Analitycal Hierarchy Process penelitian ini tingkat Inconsistency 0,030. Hasil
dihitung secara otomatis yaitu 0,030, saat perbandingannya ditunjukkan dalam tabel
kita melakukan pemasukan data. Apabila 4.15 berikut.
nilai prioritas di bawah 0,030 maka
dianggap tidak valid. Hasil Tabel4.15 Tabel Tingkat Prioritas Aspirasi
NO KRITERIA PRIORITAS
perbandingannya ditunjukkan dalam tabel
1 JAMINAN 0.514
4.13 berikut. 2 BUKTI FISIK 0.258
DAY A
Tabel4.13 Tabel Tingkat Prioritas Persepsi 3 0.122
TANGGAP
NO KRITERIA PRIORITAS 4 KEANDALAN 0.053
1 JAMINAN 0.514 5 EMPA TI 0.053
2 BUKTI FISIK 0.258 (Sumber : Data Diolah)
DAY A
3 0.122
TANGGAP
4 KEANDALAN 0.053 Tabel 4.15 menunjukkan bahwa
5 EMPA TI 0.053 Nasabah BritAma yang mayoritas adalah
(Sumber : Data Diolah) memiliki profesi sebagai wiraswasta merasa

86
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Kriteria Empati sebagai Kriteria yang dalam kriteria cukup memuaskan. Hal ini
sangat memerlukan perbaikan lebih berarti bahwa kualitas pelayanan di PT
daripada keempat kriteria lainnya. Hal ini Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
terlihat pada tingkat persentase yang Cabang Martadinata Malang khusus pada
diperoleh yaitu kriteria Empati memperoleh Tabungan BritAma sudah baik.
48,5%, Keandalan serta Daya Tanggap Secara parsial, Penelitian ini juga
memperoleh 22%, Jaminan serta Bukti menemukan bahwa kriteria yang paling
Fisik memperoleh 3,7%. memuaskan bagi para nasabah BritAma
adalah Jaminan yang berarti bahwa nasabah
PEMBAHASAN yang mayoritas adalah bekerja sebagai
Persepsi Nasabah BritAma terhadap wiraswasta merasa puas dengan kualitas
Kualitas Pelayanan pelayanan yang ada terutama keamanan
Penelitian ini menemukan bahwa serta tingkat kredibilitas yang terpercaya,
kualitas pelayanan di PT. Bank Rakyat diikuti kriteria Bukti Fisik yang dinilai dari
Indonesia (Persero) Tbk Cabang penampilan karyawan yang rapi serta
Martadinata Malang sudah memuaskan atau fasilitas ruang antri yang diangap sudah
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh memadai. Kriteria Daya Tanggap pada
para nasabah. Penelitian ini menemukan urutan ketiga yang menunjukkan bahwa
hasil yang sama dengan penelitian kemudahan serta respon yang diberikan
sebelumnya yang dilakukan Dodik Agung oleh Teller sudah termasuk mudah serta
Indra dan Tri Gunarsih (2000 2004) yang sigap atas komplain nasabah. Sementara
memperoleh hasil bahwa V ariabel bebas untuk kriteria Keandalan dan Empati berada
reliability, responsiveness, empathy, pada peringkat yang sama yang berarti
assurance, dan tangible secara individual bahwa pelkayanan teller belum cepat serta
dan simultan berpengaruh secara signifikan antrian yang belum membantu kelancaran
terhadap kepuasan nasabah. transaksi, sementara pada kriteria Empati
Apabila jasa yang diterima atau diartikan bahwa perhatian individual dari
dirasakan (perceived service) sesuai dengan Teller serta pemahaman Teller terhada
yang diharapkan, maka kualitas pelayanan keluhan nasabah masih belum memberikan
dipersepsikan baik atau memuaskan. kepuasan pada nasabah.
Sebaliknya jika kualitas pelayanan yang
diterima lebih rendah dari yang diharapkan Aspirasi Nasabah BritAma terhadap
maka kualitas pelayanan dipersepsikan Kualitas Pelayanan
buruk. Hal ini dikarenakan Kualitas Penelitian ini menemukan hasil
Pelayanan sebagai tingkat keunggulan yang bahwa kualitas pelayanan yang ada pada PT
diharapkan dan pengendalian atas tingkat Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
keunggulan tersebut untuk memenuhi Cabang Martadinata Malang sudah masuk
keinginan pelanggan. Dalam hal ini ada dua dalam kategori tidak memerlukan perbaikan
faktor utama yang mempengaruhi kalitas lebih atau sudah hampir sesuai dengan
pelayanan, yaitu expected service dan harapan para nasabnah BritAma di PT Bank
perceived service (Wickof dalam Tjiptono, Rakyat Indonesia (persero) Tbk
2002:59). Martadinata Malang. Perbandingan kualitas
Hasil penelitian ini diartikan bahwa pelayanan antar bank bisa menjadi alasan
Nasabah BritAma sudah merasa puas nasabah merasa puas meskipun nasabah
dengan kualitas pelayanan secara masih mengharapkan adanya perbaikan
keseluruhan dari PT. Bank Rakyat Pelayanan untuk lebih memuaskan lagi di
Indonesia (Persero) Tbk. Cabang waktu mendatang. Hal ini bisa dilihat dari
Martadinata Malang. Hal ini dibuktikan nilai rata-rata jawaban nasabah untuk
dengan nilai rata-rata persepsi yang masuk

87
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

semua kriteria yang masuk kriteria tidak urutan pertama diikuti Keandalan, daya
terlalu memerlukan perbaikan. tanggap, bukti fisik, serta Jaminan.
Adapun perbaikan yang dimaksud Dengan dilakukannya perbaikan
dalam penelitian ini yaitu perbaikan untuk tersebut maka besar kemungkinan untuk
mencapai tingkat kualitas pelayanan yang terciptanya kepuasan nasabah BritAma di
sesuai dengan apa yang nasabah harapakan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
dimana nasabah mengharapkan perbaikan Cabang Martadinata Malang yang
lebih pada aspek empati yang berarti bahwa mayoritas adalah berprofesi sebagai
nasabah dengan status pekerjaan wiraswasta Wiraswasta.
lebih cenderung untuk mencari pemahaman
secara individual dari pihak Bank serta
perhatian saat menjadi nasabah. Hal ini KESIMPULAN
yang akan memberikan kenyamanan bagi
nasabah saat melakukan transaksi. 1. Persepsi Nasabah BritAma
Hasil ini menandakan bahwa terhadap Kualitas Pelayanan
nasabah dalam melakukan transaksi Kualitas Pelayanan baik atau
terutama yang berprofesi sebagai memuaskan dari suatu Badan Usaha
wiraswasta lebih mencari kenyamanan atau Jasa yang dirasakan oleh para
dalam transaksi. PT. Bank Rakyat pelanggannya bukan berarti tidak
Indonesia (perseor) Tbk Cabang diperlukan kembali perbaikan. Pada
Martadinata Malang harus melakukan jasa perbankan kualitas pelayanan
perbaikan terutama pada kriteria mepati perlu mendapatkan perhatian secara
seperti yang diharapkan oleh para nasabah teliti demi terciptanya kepuasan
guna kelancaran transaksi karena nasabah pelanggan atau nasabah setiap saat
BritAma adlah mayoritas berprofesi sebagai untuk tercapainya kesuksesan usaha.
wiraswasta yang lebih mencari kenyamanan Penelitian ini menemukan bahwa
daripada kriteria yang lainnya. Nasabah BritAma sudah merasa
puas dengan kualitas pelayanan
Kualitas Pelayanan yang memerlukan secara keseluruhan dari PT. Bank
Perhatian Khusus Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Secara keseluruhan kriteria dalam Cabang Martadinata Malang. Hasil
penelitian ini masih tetap memerlukan ini dibuktikan dengan nilai rata-rata
perbaikan kualitas pelayanan namun sesuai persepsi yang masuk dalam kriteria
dengan skala prioritasnya untuk mencapai cukup memuaskan. Hal ini berarti
tingkat harapan nasabah saat sebelum bahwa kualitas pelayanan di PT
menjadi nasabah BritAma. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Berdasarkan hasil penelitian ini Tbk. Cabang Martadinata Malang
maka dapat disimulkan bahwa dari seluruh khusus pada Tabungan BritAma
kriteria kualitas pelayanan yang ada, sudah baik.
kriteria Empati adalah yang paling Penelitian ini menemukan bahwa
diharapakan untuk mendapat perbaikan kriteria yang paling memuaskan
lebih dari pihak PT. Bank Rakyat Indonesia bagi para nasabah BritAma adalah
(perseor) Tbk Cabang Martadinata Malang. Jaminan yaitu dengan kredibilitas
Hal ini diketahui dari urutan prioritas yang yang dimiliki bank serta nasabah
dipilih oleh nasabah BritAma PT. Bank merasa aman saat transaksi.
Rakyat Indonesia (perseor) Tbk Cabang Kemudian diikuti kriteria Bukti
Martadinata Malang sebagai kriteria yang Fisik yaitu pada wujud penampilan
memerlukan perbaikan lebih untuk karyawan serta fasilitas yang
mencapai apa yang mereka harapkan dianggap sudah memadai. Nasabah
sebelum nenjadi nasabah yaitu Empati pada merasa teller sudah memberikan

88
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

pelayanan sesuai dengan apa yang 3. Kualitas Layanan yang perlu


mereka inginkan pada kriteria Daya mendapatkan Perhatian Khusus
Tanggap. Sedangkan untuk kriteria Semua kriteria dalam kualitas
Keandalan, nasabah masih merasa layanan yang ada pada PT Bank
teller kurang cepat melayani serta Rakyat Indonesia (persero) Tbk
sistem antrian masih belum Martadinata Malang sudah masuk
membantu mempercepat proses dalam kriteria memuaskan namun
transaksi. Kriteria Empati dianggap masih diperlukan beberapa
sangat kurang memuaskan dimana perbaikan guna memenuhi
nasabah belum mendapatkan keinginan nasabah yang selalu
perhatian serta pemahaman atas berbeda-beda. Penilaian atas kriteria
keluhan nasabah. yang memerlukan perhatian khusus
dilihat dari nilai Aspirasi nasabah
2. Aspirasi Nasabah BritAma terhadap Kriteria Kualitas Layanan
terhadap Kualitas Pelayanan yang ada yaitu yang paling bernilai
Penelitian ini menemukan hasil terkecil.
bahwa kualitas pelayanan yang ada Dari nilai aspirasi nasabah
pada PT Bank Rakyat Indonesia terhadap kualitas layanan yang ada
(Persero) Tbk. Cabang Martadinata pada PT Bank Rakyat Indonesia
Malang tidak memerlukan banyak (persero) Tbk Martadinata Malang,
perbaikan pada kualitas nasabah BritAma merasa Kriteria
pelayanannya atau sudah hampir Empati sebagai kriteria yang lebih
sesuai dengan harapan para nasabah memerlukan perbaikan daripada
BritAma di PT Bank Rakyat keempat kriteria lainnya. Hal ini
Indonesia (persero) Tbk Martadinata terlihat pada tingkat persentase yang
Malang. diperoleh yaitu diawali kriteria
Namun pada penelitian ini Empati diikuti Keandalan, Daya
nasabah merasa Pemahaman serta Tanggap, Jaminan serta Bukti Fisik
perhatian lebih dari pihak Bank BRI sebagai kriteria kualitas pelayanan
Martadinata Malang masih sangat yang paling memuaskan. Dengan
minim saat transaksi maupun hasil tersebut dapat dikatakan bahwa
sesudah transaksi berlangsung nasabah BritAma masih merasa
sehingga masih diperlukan beberapa bahwa Teler kurang memberikan
perbaikan terutama pada kriteria perhatian secara individual serta
pelayanan Emptai. kurang memahami dan mengerti
Selain untuk mencari keamanan terhadap keluhan nasabah.
serta mendapatkan bunga dengan
menjadi nasabah BritAma, nasabah
dalam penelitian ini yang mayoritas
adalah wiraswasta lebih
mengharapkan pihak PT Bank
Rakyat Indonesia (persero) Tbk
Martadinata Malang untuk
memberikan perhatian khusus secara
individual serta lebih mengerti dan
memahami setiap keluhan nasabah
demi menciptakan suasana nyaman.

89
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

SARAN DAFTAR PUSTAKA


Kualitas Pelayanan baik atau Agung Dodik Indra. 2000-2004. Pengaruh
memuaskan yang dirasakan oleh para Kualitas Pelayanan Terhadap
nasabah bukan berarti tidak memerlukan Kepuasan Nasabah Kredit
perbaikan. Saran yang dapat diberikan Perorangan Dan Kelompok:
dalam penellitian ini adalah: Studi Kasus Pada PD BPR
BANK PASAR KABUPA TEN
1. Relationship marketing perlu KARANGANY AR. (online),
mendapatkan perhatian khusus (http://eprints.ums.ac.id/150/1/D
sebagai salah satu keunggulan
ODIK_AGUNG.pdf), diakses 12
kompetitifnya, karena pada hasil
maret 2011
penelitian menemukan bahwa
Kriteria Empati yaitu kriteria
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian:
berfokus pada relationship sebagai
Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
kriteria yang paling diharapkan
Revisi V . Jakarta: PT Rineka
perubahannya oleh nasabah.
2. Perlu perhatian khusus dalam
Cipta
pemilihan calon karyawan Bimo Walgito. 2009. Psikologi
terutama yang akan ditempatkan di Kelompok. Andi Publisher,
bagian Teller. Hal ini diperoleh Jakarta.
dengan mengacu pada kriteria
empati, Daya tanggap serta, Branca. 1965. Defenition of perception.
Keandalan yang menunjukkan (online),
bahwa proses kerja Teller masih (http://www.infoskripsi.com/Arti
banyak dinilai kurang oleh nasabah cle/Pengertian-Persepsi.html),
saat transaksi. diakses 22 Mei 2011.
3. Mengadakan program evaluasi
bertahap terhadap proses transaksi Cooer, D. R. &n Emory, C. W. 1995.
setiap harinya guna mendapatkan Metodologi Penelitian Bisnis
kualitas individu yang sesuai Jilid 1. Terjemahan oleh Ellen
dengan harapan nasabah. Gunawan. 1996. Jakarta:
4. Selain program pelayanan yang Erlangga.
sudah ada yaitu 3S atau Senyum,
Sapa, Salam, diperlukan pelatihan Ftmawati, Y usdiana.2007. Pengaruh
khusus. Kualitas Layanan terhadap
5. Pemantapan Layanan Keluhan Kepuasan Pelanggan. Skripsi:
Pelanggan 24 Jam guna memahami Malang: Universitas Negeri
keluhan nasabah secara individu Malang.
yang masih dianggap kurang
dengan penilaian yang minim pada Fitroh, Y . F. 2007. Pengaruh Kualitas
kriteria Empati. Pelayanan Terhadap Kepuasan
6. Bagi peneliti lain yang ingin Pelanggan Hotel Palem Garden
menulis tentang masalah tersebut Tulungagung. Skripsi Tidak
untuk menggunakan nasabah lain diterbitkan. Malang: Fakultas
diluar nasabah tabungan Britama Ekonomi Unniversitas Negeri
sebagai obyek penelitian. Malang.
7. Peneliti lain hendak mencari
tempat penelitian lain guna Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi
mengetahui kondisi pelayanan di Research. Andi: Yogyakarta.
berbagai bank.

90
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Kasmir.2010. Manajemen Perbankan. PT (http://asaha.com/ebook/zNTg3M


Raja Grafindo Persada. Jakarta. TQ0/SERVICE-QUALITY -
EXPECTA TIONS-AND-
Kotller, P , 2000, Manajemen Pemasaran PERCEPTIONS-USE-OF-
di Indonesia: Analisis, THE.pdf). Diakses 20 Maret
Perencanaan, Implemenytasi dan 2011.
Pengendalian, buku 2, edisi 1,
Salemba Empat, Jakarta. Supriyatmini, Tuti. 2005. Pengaruh
Persepsi Nasabah Tentang
Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Kualitas Pelayanan Terhadap
Bogor. Ghalia Indonesia. Loyalitas Nasabah
BMTANDA Semarang.
Nyoman I Nurcaya. 2007. Analisis (Online),
Kualitas Pelayanan Rumah Sakit (http://www.cyberax.eu/book/361
di Provinsi Bali. (Online), 993/pengaruh-persepsi-nasabah-
(http://ejournal.unud.ac.id/abstrak tentang-kualitas-pelayanan-
/_3_%20naskah%20nurcaya.pdf), terhadap-loyalitas-nasabah-bmt-
diakses 20 Februari 2011. semar). Diakses 20 Maret 2011.
Parasuraman, A., Berry, L.L., and Suyatno, Thomas,dkk. 2005.
Zeithaml, A.V , (1985), A Kelembagaan Perbankan, edisi 3.
Conceptual Model of Service Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
Quality and Its Service Quality
and Its Implication for Future Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi
Research, in B.M. Enis, K.K. Pemasaran. Yogyakarta. Penerbit
Cox, and M.P . Mokwa (Eds), Andi
Marketing Classics: A Selections
of Influential Articles, 8th Ed., Tjiptono, Fandy. 2002. Prinsip-prinsip
Engewood, Cliffs, NJ: Prentice Total Quality Service.
Hall International, Inc. Yogyakarta. Penerbit Andi

Prasetijo, Ristyanti. 2004. Perilaku Tjiptono, Fandy. 2002. Manajemen Jasa.


Konsumen. Sala Tiga. Andi Yoga Yogyakarta. Penerbit Andi

Rangkuti, Freddy. 2003. Teknik Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa.


Mengukur dan Strategi Malang. Bayumedia.
Meningkatkan Kepuasan
Pelanggan & Analisis Kasus PLN Universitas Negeri Malang. 2010.
JP . Jakarta. PT Gramedia Pedoman Penulisan Karya
Pustaka Utama Ilmiah, Edisi Kelima. Malang.
Universitas Negeri Malang.
Sugiyono. 1999. Metode Penelitian
Bisnis. Bandung: CV . Alfabeta Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Ross, T yran. 2006. Service Quality Perubahan Atas Undang-Undang
Expectations and Perceptions: Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
use of the Serqual Instrument for Perbankan. Jakarta : Diperbanyak
Requirements Analysis.(Online), Oleh Media Wiyata.

91
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Y udhy, Ferry. Analisis Pengaruh


Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Nasabah Kredit (Studi
kasus BPR Arthaguna Sejahtera).
(online),
(http://www.gunadarma.ac.id/libr
ary/articles/postgraduate/manage
ment/Perbankan/Artikel_912051
69.pdf), diakses 20 Februari
2011.

92
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Bank


Konvensional Terhadap Deposito Mudharabah
pada Bank Syariah Di Indonesia
Aprilia Tri Rahayu
Bambang Pranowo

Abstract

Analysis on The Effect of conventional Bank Deposits Interest Rate on Deposits in Islamic Bank
Mudharabah in Indonesia, In the data collection, this research uses secondary data obtained
from Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (Indonesian Financial Economics Statistic) and
Statistik Perbankan Indonesia (Indonesian Banking Statistic) issued by Bank of Indonesia (Bank
Indonesia). To know whether there is an effect of the research result, the researcher utilizes
Adaptive Expectation Model. From this result, we can conclude that deposit interest rate affects
mudharabah deposit; but the effect is negative. Besides, the effect before 2010 and in 2010, the
volume of mudharabah deposit gets higher before 2010; thus the deposit volume in 2010 is
higher .

Keywords: Mudharabah Deposit, Deposit Interest Rate

Paradigma baru dalam suatu sistem belum begitu mengetahui tentang suatu
perbankan belakangan ini banyak konsep yang baru yaitu konsep perbankan
dibicarakan oleh para ekonom dikalangan syariah. Dewasa ini perbankan syariah
akademis maupun praktisi, dalam hal ini mengalami kemajuan yang sangat pesat.
sering dibicarakan tentang konsep Keberadaannya telah mulai menjamur di
perbankan syariah, dimana perbankan mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.
syariah menerapkan suatu prinsip-prinsip Salah satu produk yang dikembangkan dan
Islam ke dalam transaksi maupun kegiatan- ditawarkan bank syariah adalah deposito
kegiatan perbankan. Prinsip yang mudharabah.Majelis Ulama Indonesia
diterapkan dalam perbankan syariah yaitu melalui Dewan Syariah Nasional (DSN)
transaksi keuangan yang berupa telah mengelaurkan fatwa mengenai
penyimpanan uang maupun penyaluran deposito syariah, yaitu fatwa No: 03/DSN-
dana yang tidak dikenakan bunga (interest MUI/IV/2000. Menurut fatwa tersebut
free banking), namun dalam prakteknya, deposito yang tidak dibenarkan secara
sistem perbankan syariah belum mendapat syariah, yaitu deposito yang berdasarkan
respon banyak dari kalangan masyarakat perhitungan bunga. deposito yang
umum, dikarenakan sistem perbankan dibenarkan, yaitu deposito yang
konvensional masih melekat erat di berdasarkan prinsip mudharabah.
kalangan masyarakat, dan masyarakat juga
Alamat Korespondensi :
Aprilia Tri Rahayu Alumni Jurusan EKP FE-UM, Staf Bank BPD Jatim Cabang Mojokerto
Bambang Pranowo, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Email : ekonomi_um@yahoo.com
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Perbedaan utama antara deposito Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan


mudharabah dengan dengan deposito bank Baitul Maal W at-tamwil (BMT). Perbankan
konvensional, antara lain, deposito syariah syariah ini muncul dari adanya kesadaran
menggunakan system bagi hasil, sedangkan masyarakat tentang bahaya riba dan
deposito pada bank konvensional kelemahan sistem bunga yang dianut oleh
menggunakan system bunga. Dengan bank konvensional.
demikian pendapatan dari deposito Perbankan merupakan suatu sektor
mudharabah tidak tetap sebagaimana pada yang sangat penting dan besar pengaruhnya
bunga, melainkan berfluktuasi sesuai terhadap aktivitas perekonomian
tingkat pendapatan bank syariah.Selain masyarakat modern. Secara umum tujuan
kedudukan deposito mudharabah di bank dari perbankan syariah adalah mempercepat
syariah tidak dianggap sebagai hutang bank kemajuan ekonomi masyarakat dan
dan piutang nasabah. Desosito mudharabah melaksanakan kegiatan perbankan
merupakan investasi nasabah kepada bank (financial), komersial dan investasi sesuai
syariah, sehingga dalam akuntansinya, dengan prinsip Islam.
kedudukan deposito tidak dicatat sbagai Pemberlakuan Undang-Undang
hutang bank, tetapi dicatat dan disebut No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan
sebagai investasi, biasanya disebut investasi Undang Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
tidak terikat (mudhrabah muthlaqah). Perbankan, yang juga diikuti dengan
Usaha modern pertama untuk diberlakukannya sejumlah ketentuan
mendirikan bank tanpa bunga pertama kali pelaksanaan dalam bentuk surat keputusan
dilakukan di Malaysia pada tahun 1940-an, (SK) Direksi Bank Indonesia/peraturan ini
tetapi usaha tersebut tidak sukses telah memberikan landasan hukum yang
(Adiwarman, 2004; 23). Eksperimen kuat dan memberikan kesempatan-
lainnya dilakukan di Pakistan pada akhir kesempatan kepada bank konvensional
tahun 1950-an, dimana suatu lembaga melakukan dual banking system, hal ini
perkreditan didirikan di pedesaan negara merupakan sebuah kesempatan untuk
tersebut, namun demikian bank syariah mengembangkan dan memperluas laju
yang paling sukses dan inovatif di masa pertumbuhan bank syariah di Indonesia,
modern dilakukan di Mesir pada tahun antara lain melalui izin pembukaan kantor
1963, dengan berdirinya Mit Ghamr Local cabang syariah oleh bank umum
Saving Bank, banyak mendapat respon dari konvensional. Selain itu Undang-Undang
masyarakat setempat, namun hal ini tidak No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
terjadi terlalu lama dikarenakan terjadinya untuk mempersiapkan perangkat peraturan
resesi di Mesir yang mengakibatkan bank dan fasilitas-fasilitas penunjang yang
Mit Grahm Local Saving Bank diambil alih mendukung operasional bank syariah.
oleh bank sentral negara tersebut (Mustafa, Bank konvensional dan bank
2007; 294). syariah dalam beberapa hal memiliki
Pertumbuhan bank-bank Islam di persamaan, terutama dalam sisi teknis
Indonesia dipelopori oleh Baitul Maal penerimaan uang, mekanisme transfer,
Indonesia (BMI) pada tahun 1992, yang teknologi komputer yang digunakan, syarat-
kemudian disusul oleh lembaga-lembaga syarat umum memperoleh pembiayaan
keuangan Islam lainnya, seperti Bank seperti KTP , NPWP , proposal, laporan

94
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

keuangan, dan sebagainya. Perbedaan bertindak sebagai pemilik dana (shahibul


mendasar diantara keduanya yaitu maal). Antara keduanya diadakan akad
menyangkut aspek legal, stuktur organisasi, mudharabah, yang menyatakan pembagian
usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja keuntungan masing-masing pihak yang
(SyafiI Antonio, 2001). terkait.
Bank syariah memiliki kegiatan Perkembangan bank umum syariah
yang sama dengan bank konvensional, yaitu dan bank konvensional yang membuka
sama-sama melakukan kegiatan perbankan cabang syariah juga didukung dengan tetap
antara lain: melakukan penghimpunan dana bertahannya bank syariah pada saat
dari masyarakat dan menyalurkan dana ke perbankan nasional mengalami krisis cukup
masyarakat dan juga memberikan layanan parah pada tahun 1998. Sistem bagi hasil
jasa terhadap nasabah, namun yang menjadi perbankan syariah yang diterapkan dalam
perbedaan di antara kedua bank ini adalah produk-produk Bank Muamalat menyebabkan
bank tersebut relatif mempertahankan
sistem yang dijalankan memakai prinsip-
kinerjanya dan tidak hanyut oleh tingkat suku
prinsip yang berbeda, dimana telah
bunga simpanan yang melonjak sehingga
diketahui bahwa sistem perbankan syariah
beban operasional lebih rendah dari bank
memakai prinsip-prinsip Islam melalui bagi
konvensional (Novita Wulandari, 2004).
hasil dan pembebasan terhadap bunga
Bunga atau riba adalah
kepada nasabahnya. Bank syariah
penambahan, perkembangan peningkatan
melakukan atau membuat suatu kontrak
dan pembesaran yang diterima oleh pemilik
kerja sama dengan pihak peminjam dana
dana, sebagai suatu imbalan karena
dengan menyepakati bagi hasil terdahulu,
menangguhkan atau berpisah dari sebagian
dan pihak peminjam dana akan melunasi
modalnya selama priode waktu tertentu.
pinjamannya dan membagi hasil yang telah
Secara umum riba adalah pengambilan
disepakati terlebih dahulu. Pihak peminjam
tambahan yang harus dibayar, baik dalam
pada bank konvensional akan diberikan
transaksi jual beli maupun sewa menyewa
bunga oleh bank yang dibebankan kepada
yang bertentangan dengan prinsip syariah
pihak peminjam dana, namun bunga yang
(Antonio, 2001; 59). Sedangkan dalam
diberikan tidak akan sama dengan bulan
perbankan konvensional deposito yang
berikutnya tergantung dengan peningkatan
ditanamkan di bank konvensional akan
tingkat suku bunga kredit.
mendapatkan bunga sesuai dengan tingkat
Prinsip bagi hasil (profit sharing)
suku bunga yang berubah setiap saat.
merupakan sebuah karakteristik dari suatu
Namun dalam perbankan syariah sistem
perbankan syariah dan dasar bagi
bunga tidak dibenarkan dalam menjalankan
operasional bank syariah secara
aktivitas dan lalu lintas perbankan syariah.
keseluruhan. Secara syariah prinsip ini
Tingkat suku bunga merupakan
didasarkan pada kaidah al-mudharabah,
salah satu pertimbangan seseorang untuk
dengan hal ini bank syariah akan bertindak
menabung atau mendepositokan danannya
sebagai mitra antara orang yang memiliki
pada bank. Tingkat bunga yang tinggi akan
kelebihan dana dan orang yang kekurangan
mendorong masyarakat untuk menabung
dana, dengan penabung bank akan
atau mendepositokan dananya dan
bertindak sebagai pengelola dana
mengorbankan konsumsi yang sekarang
(mudharib), sementara penabung akan
untuk dimanfaatkan di masa yang akan

95
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

datang. Dimana para penabung bersifat sederhana dapat dikatakan adalah


profit motif atau dengan kata lain menghimpun dana dan menyalurkan dana
memanfaatkan keuntungan pada saat kepada masyarakat umum.
tingkat suku bunga tinggi. Dalam hal ini Bank Konvensional
berarti masyarakat lebih tertarik
mengorbankan konsumsinya sekarang guna Suku Bunga
menambah tabungannya. Suku bunga adalah harga dari
Konsep ini berbeda dengan sistem penggunaan uang atau bias juga dipandang
perbankan syariah yang memakai bagi hasil sebagai sewa atas penggunaan uang untuk
atas penggunaan dana oleh pihak peminjam jangka waktu tertentu atau harga dari
(baik dari pihak nasabah maupun pihak meminjam uang untuk menggunakan daya
peminjam). Pinjaman yang disalurkan akan belinya dan biasanya dinyatakan dalam
memberikan bagi hasil yang telah persen (%).
disepakati. Namun konsekuensinya, apabila
dana yang disalurkan macet (tidak dapat Teori Irving Fisher
berkembang) maka bagi hasil yang
disepakati juga akan berkuarang, dalam Menurut Fisher, bunga adalah premi
deposito mudharabah, banyaknya bagi hasil yang harus dibayarkan kepada pemilik dana
yang didapat tergantung dengan jumlah agar ia mau meminjamkan uangnya. Fisher
deposito keseluruhan. menyatakan bahwa ada kaitan positif antara
Berdasarkan uraian latar belakang suku bunga nominal dengan inflasi. Dengan
masalah diatas maka penulis bermaksud suku bunga riil yang diperkirakan konstan
untuk melakukan penelitian dengan judul dalam jangka panjang dan ekspektasi inflasi
Analisis Pengaruh Suku Bunga Deposito yang menyesuaikan diri terhadap laju
Bank Konvensional T ehadap Deposito inflasi yang berlaku.
Mudharabah Pada Bank Syariah Di Suku bunga yang terjadi merupakan
Indonesia selisih antara suku bunga nominal dengan
laju inflasi aktual atau dinyatakan dalam
KAJIAN TEORI simbol sebagai berikut :
Bank Konvensional
Menurut Undang-Undang RI Nomor I = r + e atau r = i e
10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998
tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Dimana :
Bank adalah badan usaha yang r = suku bunga riil
menghimpun dana dari masyarakat dalam i = suku bunga nominal
bentuk simpanan dan menyalurkannya e = laju inflasi
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka Dengan r konstan, dalam jangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat panjang apabila keseluruhan proses
banyak (Kasmir, 2002; 23). Sebagai penyesuaian telah terjadi, kenaikan laju
lembaga keuangan, kegiatan bank sehari- inflasi akan sepenuhnya tercermin pada
harinya tidak akan terlepas dari bidang suku bunga nominal. Dengan kata lain suku
keuangan. Kegiatan pihak perbankan secara bunga nominal dalam jangka panjang akan

96
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

meningkat sebesar kenaikan inflasi.Irving Menurut undang-undang No. 10


menganalisis penentuan tingkat dalam tahun 1998 tentang perbankan Indonesia
ekonomi dengan mengkaji mengapa orang - Deposito adalah simpanan yang
orang menabung (mengapa mereka tidak penarikannya hanya dapat dlakukan pada
mengkonsumsi semua sumber daya waktu tertentu berdasar perjanjian nasabah
mereka) dan mengapa orang lain yang penyimpan dengan baik.
meminjam. Dalam perekonomian dikenal
konsep tingkat suku bunga nominal dan Bank Syariah
tingkat suku bunga riil. Anggaplah Bank Islam atau selanjutnya disebut
seseorang mendepositokan uangnya dalam dengan Bank Syariah, adalah bank yang
rekening bank dengan bunga 8 persen beroperasi dengan tidak mengandalkan
pertahun. Pada tahun berikutnya, orang pada bunga. Bank syariah juga dapat
tersebut memiliki uang 8 persen lebih diartikan sebagai lembaga
banyak dari tahun sebelumnya. Tetapi keuangan/perbankan yang operasional dan
ketika harga meningkat, sehingga uang produknya dikembangkan berlandaskan Al-
membeli lebih sedikit, maka daya beli Quran dan Hadits Nabi SAW . Antonio dan
orang tersebut tidak meningkat sebesar 8 Perwataatmadja membedakan menjadi dua
persen. Jika tingkat inflasi adalah 5 persen, pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank
maka jumlah barang yang dapat dibeli yang beroperasi dengan prinsip syariah
hanya meningkat 3 persen. Apabila inflasi Islam. Bank Islam adalah bank yang
adalah 10 persen, maka daya beli orang beroperasi dengan prinsip syariah Islam dan
tersebut secara nyata turun sampai 2 persen bank yang tata cara beroperasinya mengacu
Keynes berpendapat bahwa tingkat bunga kepada ketentuan-ketentuan Al-Quran dan
adalah biaya penggunaan dana yang Hadits. Bank yang beroperasi sesuai dengan
dinyatak dalam prosentase persatuan waktu. prinsip syariah Islam adalah bank yang
Dalam teori ini disebutkan bahwa dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-
keputusan untuk melakukan investasi atau ketentuan syariah Islam, khususnya yang
tidak meakukan investasi tergantung menyangkut tata cara bermuamalat secara
perbandingan atau persentase besarnya Islam.
keuntungan yang diperoleh, hal ini sering
disebut Marginal Eficiency of capital Pengertian Deposito Mudharabah
(MEC). Simpanan dana pihak ketiga yang
hanya dapat ditarik berdasarkan jangka
Deposito waktu 1,3,6, dan 12 bulan serta dapat
Menurut undang-undang no. 14 tahun diperpanjang otomatis.Nominal minimal Rp
1967 tentang pokok-pokok Perbankan 1.000.000,-. Nasabah akan memperoleh
Indonesia Deposito adalah simpanan pihak bagi hasil sesuai kesepakatan pada saat
ketiga kepada bank yang penarikannya akad, dan deposito dapat dipakai sebagai
hanya dapat dilakukan dengan jangka jaminan pembiayaan.
waktu tertentu menurut perjanjianantara Salah satu ciri mudharabah adalah
pihak ketiga dengan bank yang nisbah yang harus ditentukan dan disetujui
bersangkutan. pada awal perjanjian. Nisbah antara satu
BMT dan BMT lainnya dapat berbeda.

97
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke Rivai (2006) dalam penelitianya yang
waktu dalam satu BMT, misalnya berjudul, Identifikasi faktor penentu
pembiayaan mudharabah 5 bulan, 6 bulan, keputusan konsumen dalam memilih jasa
10 bulan dan 12 bulan. Nisbah juga dapat perbankan,bank syariah dengan
berbeda antara satu account dan account konvensional. Penelitian dengan metode
lainnya sesuai dengan besarnya dana dan crosstab analysis.. Kesimpulan atau hasil
jatuh temponya. yang didapat dari penelitian tersebut adalah
Mudharabah berasal dari kata memberikan bahwa Hasil penelitian ini
adhdharbu fil ardhi, yaitu bepergian untuk menemukan bahwa terdapat perbedaan
urusan dagang. Firman Allah dalam surat persepsi terhadap keberadaan bank syariah
73 ayat 20, mereka bepergian di muka disbanding dengan bank konvensional.
bumi mencari karunia Allah. disebut juga Raditya (2007) dalam penelitianya
qiradh yang berasal dari kata al qardhu yang berjudul.Pengaruh Tingkat suku
yang berarti al qathu (potongan) karena Bunga Terhadap Deposito Mudhorobah Di
pemilik memotong sebagian hartanya untuk Indonesia,penelitian ini menggunakan
diperdagangkan dan memperoleh sebagian regresi linier dengan menggunakan model
keuntungan. PARTIAL ADJUSMENT MODEL
secara teknis mudharabah adalah (PAM). Kesimpulan atau hasil yang
akad kerjasama usaha antar dua pihak didapat dari penelitian tersebut adalah
dimana pihak pertama (shahibul mal) memberikan variable suku bunga
menyediakan seluruh modal, sedangkan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pihak lainnya menjadi pengelola. simpanan mudharabah di Bank Syariah.
keuntungan usaha secara mudharabah
dibagi menurut kesepakatan yang METODE PENELITIAN
dituangkan dalam kontrak, sedangkan Teknik Pengumpulan Data
apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal Teknik pengumpulan data yang
selama keruigan itu bukan akibat kelalaian dilakukan dalam penelitian ini adalah
si pengelola. Seandainya kerugian itu teknik dokumentasi merupakan teknik
diakibatkan karena kecurangan atau pengumpulan data dengan cara mengamati
kelalaian si pengelola, si pengelola hatus data yang bersumber pada tulisan
bertanggung jawab atas kerugian tersebut. (Arikunto, 2006). Teknik dokumentasi
dalam penelitian ini dipergunakan untuk
PENELITIAN TERDAHULU mendukung kelengkapan data mengenai
Haron & Ahmad (1998) dalam data nilai suku bunga deposito dan dana
penelitianya yang berjudul The effect of yang didopisitka pada bank syariah dilihat
conventional interest rates and rate of dari jumlah Deposito Mudharabah antara
profit on funds deposited with Islamic Tahun 2007 2010.
banking system in Malaysia,penelitian
dengan metode regresi linier adaptive Tempat Penelitian
expectation models (model harapan adaptif) Penelitian ini dilaksanakan di
kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Perpustakaan Bank Indonesia Malang di Jl.
suku bunga berpengaruh negative terhadap Kawi No. 17 Malang
Deposito mudharabah.

98
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

ANALISIS DATA mudharabah tahun sekarang dan


Analisa data penelitian ini menggunakan volume deposito mudharabah tahun
analisis adalah Adaptive expectation Models sebelumnya. Semakin besar volume
(model Harapan Adaptif) linier.yang deposito mudharabah sebelum tahun
2010, maka volume deposito
fungsinya adalah untuk mengetahui
mudharabah tahun 2010 semakin
Pengaruh dari nalai harapan periode
besar.
sebelum dengan periode yang diamati
sekarang antara variabel bebas (X) dengan
Uji Normalitas
variabel terikat (Y).
Uji normalitas memiliki tujuan
Unstand. Stand.
untuk menguji apakah dalam regresi
Model Coeff. Coeff. t Sig.
variabel bebas dan variabel terikat atau
Std.
B Error Beta keduanya mempunyai distribusi normal
1 (Constant) -.278 .729 -.382 .704 atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian
LAGS(Y ,1) .509 .086 .510 5.952 .000
terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis
diagonal, serta penyebarannya mengikuti
X -.927 .165 .482 5.616 .000
a. Dependent V ariable:
arah garis diagonal. Hal ini sesuai dengan
Y pendapat Hastono (2001:212) Model
Dari tabel diatas dapat regresi yang baik adalah distribusi normal
disimpulkan dengan menggunakan atau mendekati normal.
rumus:
yt= 0+ 1xt+(1-)yt-1+ vt Uji Multikolinieritas (Kolinier Berganda)

Unstandardized Collinearity
dimana: Coefficients Statistics
Y = Total deposito mudharabah
Model B Std. Error Tolerance VIF
X = Tingkat suku bunga deposito (%)
Yt-1 = Penyesuaian pada bulan 1 (Constant) -.278 .729

sebelumnya LAGS(Y ,1) .509 .086 .277 3.615


0 1= Koefisien masing-masing X -.927 .165 .277 3.615
variabel a.Dependent V ariable: Y

vt = unsur kesalahan Besaran VIF (V ariance Inflation Factor)


Y = 0,278 0,927X+ 0,59Y -1 dan TOL (Tolerance) dari tabel 4.5
Pada model tersebut terlihat bahwa : diketahui bahwa antara variable bebas tidak
Koefisien X (suku bunga) sebesar (- terjadi multikolinieritas karena nilai VIF >
)0,927, artinya jika tingkat suku bunga dari angka 10. Dengan demikian dapat
naik sebesar 1% maka volume deposito disimpulkan model regresi tersebut tidak
mudharabah akan berkurang atau terdapat masalah multikolinierit
menurun sebesar 0,927miliar. Jelas
terjadi hubungan yang negatif antara
suku bunga dan volume deposito
mudharabah.
Koefisien regresi pada variabel Y 1
bertanda positif berarti bahwa
hubungan antara volume deposito

99
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Uji Autokorelasi Jika ada pola tertentu, seperti


Std. Error titik (poin-poin) yang ada
Adjusted R of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
membentuk suatu pola tertentu
1 .954 a .910 .906 .77251 1.919
yang teratur (bergelombang,
a. Predictors: (Constant), X, LAGS(Y ,1) melebar, kemudian menyempit)
b. Dependent V ariable: Y maka telah terjadi
heteroskedastisitas.
Cara mendeteksi autokorelasi dalam model
Jika tidak ada pola yang jelas
dinamis autoregressive adalah dengan
serta titik-titik menyebar secara
melukan pengujian sebagai berikut :
diatas dan di bawah angka 0
statistik h
pada sumbu Y , maka tidak
1. Durbin-Watson yaitu :
terjadi heteroskedastisitas.

Dari penelitian ini terlihat titik-titik
h =
n
menyebar secara acak, tidak membentuk

1 n var sebuah pola tertentu yang jelas, serta
2 tersebar baik diatas maupun di bawah angka
dengan 0 pada sumbu Y . Hal ini berarti tidak terjadi
: perkiraan koefisien heteroskedastisi pada model regresi,
autokorelasi order pertama sehingga model regresi layak dipakai
n : banyaknya elemen sampel
a2 : koefisien regresi Y_1 Uji Hipotesis
V ar(a 2 ) : variansi a 2 Standar
Nilai didekati dengan nilai Unstandard dized
ized Coeffici
statistik d , dengan rumus : Coefficients ents
= 11/ 2 d Std.
h =[ 1- Model B Error Beta T Sig.
1 (Constant) -
.729 -.382 .704
.278
1,919/2]
( , ) LAGS(Y ,1)
.509 .086 .510 5.952 .000
=0,248
5 % Nilai h kritis dari tabel X -
.165 .482 5.616 .000
distribusi normal adalah 1,645. .927
Karena < yaitu < 1,645 a.Dependent Variable:
Y
maka Ho diterima sehingga dapat Nilai signifikansi pada output SPSS 16 nilai
disimpulkan tidak ada autokorelasi signifikan t = (0,000) lebih kecil dari pada
dalam persamaan. taraf signifikansi yang ditentukan = 0,05
yaitu (0,000<0,05), maka Ho ditolak. Hal
Uji Heterokedastisitas ini berarti variabel suku bunga deposito
Bedasarkan hasil penelitian dapat diketahui
sebagai variabel bebas berpengaruh
sebaran data di sekitar angka 0 pada sumbu signifikan terhadap volume deposito
Y dan tidak membentuk suatu pola tertentu
mudharabah
atau garis tertentu. Hastono (2001:210)
mengemukakan dasar pengambilan
keputusan :
100
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

PEMBAHASAN Terhadap Deposito Mudhorobah Di


Pengaruh Suku Bunga Deposito pada Indonesia, Kesimpulan atau hasil yang
bank konvensional T erhadap Deposito didapat dari penelitian tersebut adalah
Mudharabah pada bank Syariah. memberikan variabel suku bunga
Penelitian ini menunjukan bahwa berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
ada pengaruh yang signifikan antara simpanan mudharabah di Bank Syariah.
variabel suku bunga deposito dengan
volume deposito mudharabah di Indonesia B. Pengaruh Suku Bunga Deposito pada
pada periode 2007-2010. Dapat dilihat dari bank konvensional Terhadap
Koefisien X (suku bunga) sebesar (-)0,927, Deposito Mudharabah pada bank
artinya jika tingkat suku bunga naik sebesar Syariah Periode Sebelum 2010
1% maka volume deposito mudharabah Dengan Periode 2010
akan berkurang atau menurun sebesar Deposito mudharabah periode
0,927miliar. Jelas terjadi hubungan yang sebelumnya (Y -1) mempengaruhi positif
negatif antara suku bunga dan volume dan signifikan pada = 5%. Koefisien
deposito mudharabah. penyesuaiannya sebesar 1- 0,509= 0,491
Tabungan merupakan fungsi dari yang berarti bahwa perbedaan sebesar 49 %
tingkat bunga pada perekonomian akan antara deposito yang diinginkan dengan
mempengaruhi tabungan (saving) yang yang terjadi disesuaikan dalam periode satu
terjadi. Berarti keinginan masyarakat untuk bulan. berarti bahwa hubungan antara
menabung sangat tergantung pada tingkat volume deposito mudharabah tahun2010
bunga. Makin tinggi tingkat bunga, semakin dengan volume deposito mudharabah
besar keinginan masyarakat untuk sebelum tahun 2010 dalah Semakin besar
menabung atau masyarakat akan terdorong volume deposito mudharabah sebelum
untuk mengorbankan pengeluaran guna tahun 2010, maka volume deposito
menambah besarnya tabungan. Jadi tingkat mudharabah tahun 2010 semakin besar.
suku bunga menurut klasik adalah balas Hal ini disebabkan karena semakin
jasa yang diterima seseorang karena besarnya volume deposito mudharabah
menabung atau hadiah yang diterima pada bank syariah di Indonesia dapat
seseorang karena manunda konsumsi. memicu minatdan kepercayaan para
Artinya jika suku bunga naik maka orang nasabah untuk mendepositkan dananya
cenderung untuk mendepositkan dananya pada Bank syariah di Indonesia di tahun
pada bank konvensional karena keuntungan selanjutnya.Hasil tersebut sesuai dengan
yang didapat jga besar,dan hal ini Teori konsumsi, tabungan dan investasi
mengakibatkan jumlah deposito dalam islam,bahwa denga dana yang
mudharabah menurun karena masyarakat diinvestsikan maka harta itu berarti telah
lebih memilih mendepositkan dananya pada menciptakan produktifitas dan nilai tambah
Bank Konvensional daripada pada Bank bagi perekonomian dan sangat dianjurkan
Syariah. dalam ajaran islam. Dengan sistem
Hasil penelitian ini mendukung mudharabah maka tabungan yang
hasil penelitian yang dilakukan Raditya diinvestasikan ini dapat memberikan
(2007) dalam penelitianya yang pendapatan (return of investment). Pada
berjudul.Pengaruh Tingkat suku Bunga gilirannya hal ini akan meningkatkan

101
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

anggaran yang dimiliki dari waktu ke SARAN


waktu,sehingga semakin besar jumlah Saran saran yang dapat diberikan
deposito mudaharabah pada tahun-tahun berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah
selanjutnya. sebagai berikut.
1. Bagi Perbankan
KESIMPULAN Untuk perbankan indonesia khususnya
Berdasarkan hasil analisis yang telah
pada bank konvensional dan bank
dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat syariah lebih meningkatakan sistem
disimpulkan beberapa hal berikut ini: pelayanan pada produk masing-masing
1. Bahwa sifat nasabah untuk bank,agar masyarakat dapat memilih
mendepositokan dananya di bank bank mana yang menurut mereka dapat
adalah karena keuntungan semata.
dipercaya untuk mendepositkan
Dilihat dari keuntungan yang
uangya.
menjanjikan oleh setiap bank, kalau
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
pada bank konvensional sendiri
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan
dilihat dari tingkat suku bunga menambah variabel yang bisa
tersebut, jika tingkat suku bunga mempengaruhi volume deposito
bank konvensional lebih tinggi, maka mudharabah seperti bagi hasil,
nasabah memilih untuk menyimpan inflasi,nilai tukar dan menggunakan
danaya di bank konvensional. periode penelitian yang terbaru
Terlihat dari penelitian ini dimana
sehingga hasil penelitian akan lebih
terbukti suku bunga berpengaruh
akurat dan relevan.
negatif pada volume deposito
3. Bagi Universitas
mudharabah.
Untuk Universitas Negeri Malang
2. Hubungan antara volume deposito diharapkan agar hasil dari penelitian ini
mudharabah tahun 2010 dengan dapat digunakan untuk menambah
volume deposito mudharabah sebelum literatur yang ada terutama yang
tahun 2010 adalah jika Semakin besar berhubungan peran perbankan dalam
volume deposito mudharabah sebelum
pertumbuhan ekonomi.
2010, maka volume deposito
mudharabah tahun 2010 semakin
besar.hal ini terlihat dari nilai Y -1
positif

102
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

DAFTAR RUJUKAN Haron &ahmad, 1998 .The effect of


Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur conventional interest rates and
Penelitian Suatu Pendekatan rate of profit on funds deposited
Praktek. Y ogyakarta : Rineka with Islamic banking system in
Cipta Malaysia, International Journal of
Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Islamic Financial Services V ol. 1
Penelitian Suatu Pendekatan No.4
Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta : Karim, Adiwarman Ir., S.E., M.B.A.,
PT. Rineka Cipta M.A.E.P ., 2003, Bank Islam
Bank Indonesia. 2004.Sebuah Pengantar. (Analisis fiqih dan keuangan). PT
Jakarta : Pusat Pendidikan dan Raja grafindo Persada. Jakarta
Studi Kebanksentralan (PPSK) BI Kasmir. 2002. Dasar-Dasar Perbankan.
Bank Indonesia. 2007. Statistik Ekonomi Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Keuangan Indonesia (SEKI)
Desember 2007. Jakarta: Bank Muhamad.2005. Bank Syariah Problem dan
Indonesia Prospek Perkembangan Di
Bank Indonesia. 2008. Statistik Ekonomi Indonesia.Graha ilmu .
Keuangan Indonesia (SEKI) Yogyakarta
Desember 2008. Jakarta: Bank Raditya,assriwijaya,2007.Pengaruh Tingkat
Indonesia Suku Bunga Dan Bagi Hasil
Bank Indonesia. 2009. Statistik Ekonomi Terhadap De posito Mudharabah
Keuangan Indonesia (SEKI) (Bank Syariah
Desember 2009. Jakarta: Bank Mandiri),dipublikasikan ,Ekonomi
Indonesia Pembangunan, Universitas Islam
Bank Indonesia. 2010. Statistik Ekonomi Indonesia, Yogyakarta
Keuangan Indonesia (SEKI) Rivai,Harif Ahmad,2006 . Identifikasi
Desembers 2010 . Jakarta: Bank faktor penentu keputusan
Indonesia konsumen dalam memilih jasa
Bank Indonesia. 2007. Statistik Perbankan perbankan,bank syariah VS
Indonesia (SPI) konvensional, Kerjasama Bank
Desember 2007. Jakarta: Bank Indonesia dan Center for Banking
Indonesia Research Universitas Andalas
Bank Indonesia. 2008. Statistik Perbankan SyafiI Antonio, 2001 .Bank Syariah Dari
Indonesia (SPI) Teori ke Praktik, Gema Insani
Desember 2008. Jakarta: Bank Press,
Indonesia Jakarta.
Bank Indonesia. 2009. Statistik Perbankan Siamat, D. 2005. Manajemen Lembaga
Indonesia (SPI) Keuangan Kebijakan Moneter dan
Desember 2009. Jakarta: Bank Perbankan Edisi Kelima. Jakarta:
Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas
Bank Indonesia. 2010. Statistik Perbankan Indonesia
Indonesia (SPI) Skousen, Mark. 2006. Teori- Teori
Desember 2010 . Jakarta: Bank Ekonomi Modern :Sejarah
Indonesia Pemikiran Ekonomi.Jakarta :
Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Prenada
Dasar, PT. Gelora Aksara Suseno,Piter Abdulah.2003 .Sistem
Pratama, Jakarta Kebijakan Perbankan di
Hastono, S. Priyo. 2001. Analisis Data. Indonesia. Jakarta :Pusat
Depok : Fakultas Kesehatan Pendidikan dan Studi
Masyarakat UI Kebanksentralan (PPSK) BI

103
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Triandaru, S, Budisantoso, T. 2006. Bank


Dan Lembaga Keuangan Lain
Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat
Universitas Negeri Malang. 2010.
Buku Pedoman Pendidikan
Universitas Negeri Malang.
Malang : Universitas Negeri
Malang

104
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Analisis Pengaruh Suku Bunga SBI terhadap


Nilai Emisi Obligasi baik dalam Jangka Pendek maupun
Jangka Panjang di Pasar Modal Indonesia
Periode Tahun 2007-2009

Wildha A yuning Puspita


Agung Haryono

Abstract

As we all know that in 2008 there was a global crisis. The crisis started in USA had
given significant impact on us especially on global capital market. The other impact of
this global crisis on macro economic can also be seen from the interest rate point of
view. And we also know that during the crisis, the dollar exchange rate had risen, and
so had the interest rate since the bank Indonesia restrained rupiah so that the inflation
went up. The rising of the interest rate would have an impact on the investment sector
and real sector . Its impact on the investment in capital market made people not to
choose the market as interesting site for investment due to the un-supporting condition
of macro economic. The macro economic policy issued by the government at that time
had influence the activities in the capital market itself.
V alue of bond issues are always changing according to changes in interest rates in
general or better known as interest rate Bank Indonesia Certificates (SBI). On of the
factors determining wheter the bond is attractive or not given interest rate bonds to
investors. The analysis uses the Error Correction Model (ECM) approach.

Keywords: the interest rate of Bank Indonesia Certificate or Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), the value of bond insurance

Dalam dunia keuangan, jika sebuah obligasi perusahaan hanya bertanggung


investasi membutuhkan dana ada dua cara jawab hingga obligasi tersebut jatuh tempo.
yang lazim dipakai untuk menghimpun Obligasi termasuk dalam kelompok
dana dari masyarakat. Cara pertama adalah investasi berpendapatan tetap sebab jenis
melalui penerbitan dan penjualan saham, pendapatan keuntungan yang diberikan
sedangkan cara yang kedua adalah melalui kepada investor obligasi didasarkan pada
penerbitan dan penjualan obligasi (bond). tingkat suku bunga yang telah ditentukan
Perbedaan diantara kedua cara ini adalah sebelumnya menurut perhitungan tertentu
terutama pada sisi kepemilikan. Dengan (Rahardjo, 2004). Pengertian obligasi
menerbitkan saham, konsekuensinya adalah sendiri adalah surat utang jangka panjang
pemodal turut menjadi bagian dalam dengan nilai nominal (nilai pari/par value)
perusahaan secara kontinuitas sedangkan dan waktu jatuh tempo tertentu yang
___________________________________
Alamat Korespondensi :
Wilda Ayuning, Alumni Jurusan Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi Universitas Negeri Malang
Agung Haryono, Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi Universitas Negeri Malang
Email : haryono@yahoo.com
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

diterbitkan oleh suatu lembaga (Tandelilin, menarik karena memberikan bunga


2001:19). Penerbit obligasi bisa merupakan tabungan yang meningkat, akibatnya
suatu perusahaan swasta maupun BUMN investor akan menjual obligasinya dan
dan juga pemerintah, baik pemerintah pusat mengalihkannya ke tabungan dengan bunga
maupun daerah. yang tinggi.
Perkembangan produk obligasi pada
awal tahun 1990 masih cukup lamban jika MASALAH
dibandingkan dengan perkembangan Berdasarkan latar belakang yang
produk saham. Produk obligasi mengalami telah diuraikan di atas, maka rumusan
perkembangan yang cukup pesat sejak masalah dari penelitian ini sebagai berikut:
tahun 2000, di mana dengan adanya pertama, bagaimana pengaruh jangka
pengetatan prosedur pinjaman di lembaga pendek suku bunga SBI terhadap nilai emisi
perbankan menyebabkan pihak perusahaan obligasi di Indonesia dan yang kedua
yang sedang membutuhkan dana untuk bagaimana pengaruh jangka panjang suku
ekspansi bisnis atau melakukan pelunasan bunga SBI terhadap nilai emisi obligasi di
hutangnya mulai melirik instrumen Indonesia.
pembiayaan lain, salah satunya adalah
obligasi. KAJIAN TEORI
Banyak perusahaan berkepentingan Pengertian Suku Bunga Sertifikat Bank
untuk menerbitkan obligasi karena sifat Indonesia (SBI)
struktur obligasi itu sendiri dianggap cukup Menurut Siamat (2005:455)
menarik. Diantaranya tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada
yang relatif fleksibel dan relatif lebih rendah prinsipnya adalah surat berharga atas unjuk
dari suku bunga perbankan. Proses dalam rupiah yang diterbitkan oleh Bank
penerbitan obligasi yang tidak terlalu ketat Indonesia sebagai pengakuan hutang
dibandingkan dengan prosedur peminjaman berjangka waktu pendek dan
dana lewat perbankan juga menjadi daya diperjualbelikan dengan diskonto.
tarik bagi perusahaan. Sedangkan berdasarkan Surat
Nilai emisi obligasi selalu berubah Edaran Bank Indonesia No.8/13/DPM
sesuai dengan perubahan suku bunga secara tentang Penerbitan Sertifikat Bank
umum atau lebih dikenal dengan istilah Indonesia yang selanjutnya disebut SBI
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga dalam mata uang
(SBI). Salah satu faktor penentu apakah Rupiah yang diterbitkan oleh Bank
harga obligasi menarik atau tidak adalah Indonesia sebagai pengakuan utang
tingkat suku bunga yang diberikan kepada berjangka waktu pendek. Berdasarkan
investor obligasi. Rahardjo (2004) Wikipedia (ensiklopedia bebas) SBI adalah
menyimpulkan bahwa hubungan suku surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank
bunga dengan obligasi adalah berlawanan Indonesia sebagai pengakuan utang
arah, yaitu semakin meningkatnya berjangka pendek (1-3 bulan) dengan
(menurunnya) suku bunga, semakin sistem diskonto/bunga.
menurunnya (menaiknya) nilai emisi Dengan meningkatnya suku bunga,
obligasi. Dengan meningkatnya suku maka tabungan akan semakin menarik
bunga, maka tabungan akan semakin karena memberikan bunga tabungan yang

106
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

meningkat. Dari sisi investor yang akan b. Coupon Bonds


menjual obligasinya dan akan mengalihkan c. Fixed Coupon Bonds
hasilnya ke tabungan dengan bunga yang d. Floating Coupon Bonds
lebih tinggi. Akibatnya penawaran s(upply) 3. Dilihat dari hak penukaran/opsi:
obligasi meningkat. Karena penawaran a. Convertible Bonds
meningkat, maka obligasi akan ditawarkan b. Exchangeable Bonds
dengan diskon sehingga harga obligasi akan c. Callable Bonds
menurun (Jogiyanto, 2006). d. Putable Bonds
4. Dilihat dari segi jaminan atau
Pengertian Nilai Emisi Obligasi kolateralnya:
Menurut Sapto Rahardjo, obligasi a. Secured Bonds
merupakan surat utang jangka menengah Guaranteed Bonds
atau panjang yang diterbitkan oleh pihak Mortgage Bonds
penerbit (perusahaan atau pemerintah) Collateral Trust Bonds
dengan memberi imbalan berupa bunga Unsecured Bonds
pada periode tertentu dan melunasi pokok 5. Dilihat dari segi nilai nominal:
hutang pada waktu yang telah ditetapkan, a. Konvensional Bonds
misalnya tiap 3 bulan, 6 bulan maupun b. Retail Bonds
setahun sekali. Nilai emisi obligasi sendiri 6. Dilihat dari segi perhitungan imbal
adalah sejumlah biaya yang harus hasil:
dikeluarkan emiten yang bersangkutan atas a. Konvensional Bonds
penerbitan obligasi baru. b. Syariah Bonds
Obligasi telah lama dikenal di pasar Obligasi Syariah Mudharabah
modal Indonesia, hanya saja obligasi masih Obligasi Syariah Ijarah
kalah bersaing dengan sekuritas saham. Hal
ini disebabkan emiten obligasi kebanyakan PENELITIAN TERDAHULU
dikeluarkan oleh Badah Usaha Milik Penelitian Siahaan (2008) meneliti
Pemerintah (BUMN). Obligasi dikenal tentang Pengaruh Inflasi dan Tingkat
memberikan pendapatan yang tetap (fixed Suku Bunga SBI terhadap Penerbitan
income), yaitu berupa bunga yang Obligasi Pemerintah dalam Rangka
dibayarkan dengan jumlah tetap pada waktu Rekapitulasi Perbankan . V ariabel bebas
yang telah ditetapkan, misalnya tiap 3 dalam penelitian tersebut adalah Inflasi dan
bulan, 6 bulan maupun setahun sekali. Tingkat Suku Bunga SBI sedangkan
variabel terikatnya adalah Penerbitan
Jenis Obligasi Obligasi Pemerintah. Penelitian tersebut
Obligasi memiliki beberapa jenis yang menggunakan Metode Analisis OLS
berbeda, yaitu: (Ordinary Least Square). Hasil penelitian
1. Dilihat dari sisi penerbit: menunjukkan bahwa variabel Inflasi dan
a. Corporate Bonds Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh
b. Government Bonds negatif dan tidak signifikan pada obligasi
c. Municipal Bonds pemerintah Indonesia.
2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga: Penelitian Lubis (2009) meneliti
a. Zero Coupon Bonds tentang Analisis Pengaruh Nilai Kurs,

107
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Suku Bunga SBI dan GDP terha dap (ECM). Dengan menggunakan teknik ini
Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia. dapat dianalisis hubungan jangka panjang
V ariabel bebas yang digunakan adalah Nilai dan jangka pendek antar variabel.
Kurs, Suku Bunga SBI dan GDP sedangkan
variabel terikatnya adalah Permintaan HASIL PENELITIAN
Obligasi Swasta di Indonesia. Penelitian ini Uji Akar Unit (Unit Root-Test)
menggunakan metode analisis OLS Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(Ordinary Least Square). Penelitian ini setelah dilakukan uji akar unit-unit terhadap
menyimpulkan bahwa Nilai Kurs memiliki data awal menunjukkan data sudah berada
pengaruh positif terhadap peningkatan pada kondisi stasioner secara keseluruhan.
Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia, Karena nilai hitung mutlak ADF dari
Suku bunga SBI memiliki pengaruh negatif masing-masing variabel lebih besar dari
dan signifikan terhadap peningkatan nilai kritis mutlak Mc Kinnon pada tingkat
permintaan Obligasi Swasta di Indonesia, =5%. Hal ini berarti bahwa distribusi (t)
GDP memiliki pengaruh positif terhadap mengarah pada kondisi yang signifikan
peningkatan Permintaan Obligasi Swasta di dengan menggunakan uji stasioneritas
Indonesia dan variabel Nilai Kurs, Suku metode ADF.
Bunga SBI dan GDP secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap peningkatan Model Koreksi Kesalahan (ECM)
Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia. Berdasarkan fungsi persamaan
menunjukkan model koreksi kesalahan
METODE PENELITIAN diatas sudah valid karena telah memenuhi
Data yang digunakan dalam beberapa kriteria kevaliditan ECT. Seperti
penelitian ini adalah data kuantitatif hasil dari koefisien ECT sebesar 0.096648
sekunder dalam bentuk runtun waktu (time berada pada nilai 0 sampai dengan 1, selain
series) dengan menggunakan data bulanan itu nilai dari t-Statistic ECT sebesar
periode tahun 2007-2009. Dalam penelitian 2.934732 bertanda positif yang artinya
ini suku bunga yang digunakan adalah suku signifikan dan probabilitas ECT sebesar
bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) 0.0062 signifikan pada =1%. Ini
dengan menggunakan data bulanan dalam menunjukkan bahwa model ECM sudah
satuan persentase (%), periode tahun 2007- valid dan dapat menjelaskan fungsi
2009 yang bersumber dari Statistik persamaan estimasi dengan benar.
Ekonomi Keuangan (SEKI) Bank Untuk hasil analisis regresi model
Indonesia. Sedangkan nilai emisi obligasi statis diperoleh bahwa variabel suku bunga
yang digunakan adalah nilai emisi obligasi SBI (DLSBI) dalam jangka pendek sebesar
umum milik perusahaan (swasta) dan -0.096794 dengan tingkat probabilitas
pemerintah Indonesia dengan menggunakan sebesar 0.4433, menunjukkan tidak adanya
data bulanan dalam satuan triliun rupiah, pengaruh dan tidak signifikan terhadap nilai
periode tahun 2007-2009 yang bersumber emisi obligasi di Indonesia. Tidak
dari Statistik Ekonomi Keuangan (SEKI) signifikan karena nilai probabilitas lebih
Bank Indonesia. besar dari =5%.
Dalam penelitian ini digunakan Sedangkan LSBI (-1) dalam jangka
metode kuantitatif Error Correction Model panjang sebesar - 0.174254 dengan nilai

108
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

probabilitas sebesar 0.0101, memiliki Uji Multikolinearitas


pengaruh negatif dan signifikan terhadap Dari tampilan uji multikolinieritas
nilai emisi obligasi di Indonesia. Signifikan terlihat bahwa antara semua variabel
karena nilai probabilitas lebih kecil dari bebasnya tidak terjadi multikolinieritas,
=5%. karena tidak memiliki nilai Correlation
R-squared sebesar 0.237888 Matrix lebih dari 0,8.
menunjukkan kemampuan model dalam
menjelaskan pengaruhnya (variabel Uji Heteroskedasitas
indipenden terhadap dependen) adalah Nilai Obs*R-squared adalah 31.63
sebesar 23,78%. Sedangkan sisanya sebesar dan nilai probabilitasnya adalah 0.000
76,22% dipengaruhi oleh variabel-variabel (lebih besar dari =5%) maka dapat
lain yang tidak dimasukkan dalam model. disimpulkan bahwa data tersebut tidak
bersifat heteroskedasitas.
Pengujian Hipotesis dengan Uji t
Untuk hasil analisis regresi model Uji Autokorelasi
statis dapat dilihat dari tabel 2 Dinamis Hasil analisis output:
Regresi bahwa variabel suku bunga SBI 1. H0 : tidak ada serial
(DLSBI) dalam jangka pendek sebesar - correlations/autokorelasi
0.096794 dengan tingkat probabilitas H 1 : ada serial corelation/autokorelasi
sebesar 0.4433, menunjukkan tidak adanya 2. = 5%, tolak H0 jika Obs*R-square >
pengaruh dan tidak signifikan terhadap nilai X2 df = 3 atau P-V alue <
emisi obligasi di Indonesia. Tidak 3. Karena P- V alue (probabilitas) =
signifikan karena nilai probabilitas lebih 0.111614 > 0.05 maka terima H0
besar dari =5%. 4. Kesimpulan adalah tidak mengandung
Sedangkan LSBI (-1) dalam jangka autokorelasi
panjang sebesar - 0.174254 dengan nilai
probabilitas sebesar 0.0101, memiliki PEMBAHASAN
pengaruh negatif dan signifikan terhadap Pengaruh Suku Bunga SBI dalam jangka
nilai emisi obligasi di Indonesia. Signifikan pendek terhadap Nilai Emisi Obligasi di
karena nilai probabilitas lebih kecil dari Indonesia
=5%. Koefisien variabel suku bunga SBI
(DLSBI) dalam jangka pendek adalah
Uji Normalitas sebesar
Nilai Jarque-Bera adalah 1.115937 -0.096794 dengan nilai probabilitas sebesar
(suku bunga SBI) dan 1.392604 (nilai emisi 0.4433, memiliki pengaruh negatif dan
obligasi) yang artinya lebih kecil dari 2 dan tidak signifikan terhadap nilai emisi
nilai probabilitasnya adalah 0.347160 (suku obligasi di Indonesia. Tidak signifikan
bunga SBI) dan 0.498425 (nilai emisi karena nilai probabilitas lebih besar dari
obligasi) yang artinya lebih dari 5% (0,05) =5%. Koefisien DLSBI sebesar 0.0967
maka dapat diketahui bahwa kedua variabel artinya setiap kenaikan 1 % suku bunga
berdistribusi normal. SBI maka akan menyebabkan nilai emisi
obligasi turun sebesar Rp 0.0967 triliun.

109
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Dalam penelitian ini, sejalan dengan Kurs, Suku Bunga SBI dan GDP terhadap
penelitian oleh Siahaan (2008) yang Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia.
meneliti tentang Pengaruh Inflasi dan Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa
Tingkat Suku Bunga SBI terhadap hubungan antara suku bunga SBI dengan
Penerbitan Obligasi Pemerintah dalam nilai emisi obligasi tidak berpengaruh
Rangka Rekapitulasi Perbankan. Dimana secara langsung. Tingkat suku bunga SBI
penelitian yang dilakukan oleh penulis akan direspon oleh suku bunga simpanan.
memberikan hasil bahwa variabel suku Bila tingkat suku bunga SBI mengalami
bunga SBI dalam jangka pendek tidak kenaikan, maka suku bunga simpanan akan
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap mengalami kenaikan. Hal ini akan diikuti
nilai emisi obligasi di Indonesia. Tidak oleh kenaikan suku bunga pinjaman kepada
berpengaruhnya variabel suku bunga SBI para debitur. Jika suku bunga simpanan
terhadap nilai emisi obligasi di Indonesia cenderung mengalami kenaikan terus-
bisa dikarenakan oleh 2 hal. Alasan yang menerus maka akan mendorong investor
pertama adalah jumlah sampel dan variabel memindahkan dana dari pasar modal ke
yang diambil penulis terlalu sedikit dan perbankan. Bila hal ini terjadi maka nilai
alasan yang kedua disebabkan karena emisi obligasi akan mulai merespon lambat
kenaikan tingkat bunga SBI pada tahun dan perlahan akan mengalami penurunan,
2007-2009 tidak mengalami fluktuasi yang begitu pula sebaliknya.
berarti. Sekalipun terjadi inflasi yang tinggi Dalam pengaruh jangka panjang
pemerintah tidak langsung menaikkan selain suku bunga SBI terdapat faktor
tingkat suku bunga SBI secara langsung makro ekonomi lain yang tidak disebutkan
namun pemerintah menaikkan tingkat suku dalam penelitian ini namun ikut
bunga SBI secara bertahap dengan kenaikan mempengaruhi investor untuk menanamkan
yang tidak terlalu besar. investasinya di pasar modal khususnya
obligasi. Perubahan faktor makro ekonomi
Pengaruh Suku Bunga SBI dalam jangka tidak akan dengan seketika mempengaruhi
panjang terhadap Nilai Emisi Obligasi di tetapi perlahan dalam jangka panjang.
Indonesia Ketika perubahan faktor makro ekonomi itu
Koefisien variabel suku bunga SBI terjadi, investor akan mengkalkulasi
(LSBI(-1)) dalam jangka panjang adalah dampaknya baik yang positif maupun
sebesar -0.174254 dengan nilai probabilitas negatif, kemudian mengambil keputusan
sebesar 0.0101, memiliki pengaruh negatif untuk membeli atau menjual obligasi yang
dan signifikan terhadap nilai emisi obligasi bersangkutan.
di Indonesia. Signifikan karena nilai
probabilitas lebih kecil dari =5%. KESIMPULAN
Koefisien DLSBI sebesar -0.1742 artinya Berdasarkan uraian-uraian yang
setiap kenaikan 1 % suku bunga SBI maka telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat
akan menyebabkan nilai emisi obligasi diambil beberapa kesimpulan, antara lain
turun sebesar Rp 0.1742 triliun. sebagai berikut:
Hal ini sejalan dengan penelitian 1. V ariabel suku bunga SBI dalam jangka
yang dilakukan oleh Lubis (2009) yang pendek memiliki pengaruh negatif dan
meneliti tentang Analisis Pengaruh Nilai tidak signifikan terhadap nilai emisi

110
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

obligasi Indonesia selama kurun waktu Indonesia harus lebih jeli melihat
2007-2009. peluang-peluang dalam rangka
2. V ariabel suku bunga SBI dalam jangka meningkatkan PDB dengan cara
panjang memiliki pengaruh negatif dan memperluas lapangan kerja sehingga
signifikan terhadap nilai emisi obligasi dapat merangsang pertumbuhan
Indonesia selama kurun waktu 2007- ekonomi yang pada akhirnya
2009. meningkatan kesejahteraan rakyat.

SARAN
Adapun saran-saran yang dapat Daftar Rujukan
diberikan oleh penulis, yaitu: Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
1. Pemerintah harus berusaha mendorong Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta:
pertumbuhan ekonomi dengan menjaga
PT. Rineka Cipta.
sektor-sektor yang mendukung Bank Indonesia. 2007. Statistik Ekonomi
kesempatan berinvestasi agar tercipta Keuangan Indonesia (SEKI)
kelebihan dana di masyarakat yang Desember 2007. Jakarta: Bank
nantinya dapat digunakan untuk Indonesia.
berinvestasi. Bank Indonesia. 2008. Statistik Ekonomi
2. Bank Indonesia dalam hal sebagai Keuangan Indonesia (SEKI)
Desember 2008. Jakarta: Bank
pembuat kebijakan moneter haruslah
Indonesia.
menjaga tingkat suku bunga SBI di Bank Indonesia. 2009. Statistik Ekonomi
tingkat yang normal karena tingkat suku Keuangan Indonesia (SEKI)
bunga yang terlalu tinggi akan Desember 2009. Jakarta: Bank
berdampak pada nilai emisi obligasi Indonesia.
baik dalam jangka pendek maupun Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen
panjang. Untuk itu diperlukan Lembaga Keuangan. Jakarta: PT.
Grafindo.
pertimbangan yang matang dalam
Hamdy, Hady. 2001. Ekonomi
menentukan kebijakan tingkat suku Internasional: Teori dan
bunga SBI mengingat dampaknya Kebijakan Perdagangan
terhadap iklim investasi dan Internasional. Jakarta:
perekonomian secara umum. Penerbit Ghalia Indonesia.
3. Para emiten selaku menerbitkan Hasibuan, M. 2006. Dasar-Dasar
Perbankan. Jakarta: PT Bumi
obligasi harus menjaga dan
Aksara.
meningkatkan kinerja perusahaannya. Komaruddin, Rudi. 2001. Pertumbuhan
Hal ini akan memberikan kepercayaan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
kepada investor bahwa obligasi Kuncoro, M. Suhardjono. 2002.
merupakan salah satu alternatif investasi Manajemen Perbankan Teori dan
yang cukup menarik. Aplikasi Edisi Pertama.
4. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Lubis, Richard Noviandi. 2009. Analisis
tiap tahunnya harus diperhatikan agar
Pengaruh Nilai Kurs, Suku Bunga
tetap stabil peningkatannya dalam SBI dan GDP terhadap Permintaan
rangka meningkatkan kesejahteraan Obligasi Swasta di Indonesia.
rakyat. Para pengamat ekonomi

111
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Mankiw, G. 2004. T eori Makro Ekonomi


Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
Manurung, Rahardja. 2004. Uang,
Perbankan, dan Ekonomi Moneter
(Kajian Kontekstual Indonesia).
Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Nopirin, Ph.D. 2007. Ekonomi Moneter
Buku I Edisi Keempat.
Y ogyakarta: BPFE.
Pangau, Desmon. 2006. Pengaruh Tingkat
Suku Bunga SBI, Maturitas dan
Peringkat terhadap Yield to
Maturity Obligasi Korporat yang
terdaftar di Bursa Efek
Surabaya.
Samsul, Muhammad. 2006. Pasar Modal&
Manajemen Portofolio. Jakarta:
Erlangga.
Samuelson, Nordhaus. 2004. Ilmu Makro
Ekonomi. Jakarta: PT Media
Global Edukasi.
Siahaan, Tomy. 2008. Pengaruh Inflasi
dan Tingkat Suku Bunga SBI
terhadap Penerbitan Obligasi
Pemerintah dalam Rangka
Rekapitulasi Perbankan .
Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Makro
Ekonomi Edisi Kedua. Jakarta:
PT. Raja Grafindo.
Tendelilin, Eduardus. 2001. Analisis
Investasi dan Manajemen
Portofolio. Yogyakarta: BPFE-
Y ogyakarta.

Universitas Negeri Malang. 2010. Buku


Pedoman Pendidikan Universitas
Negeri Malang. Malang :
Universitas Negeri Malang.
Wardhani, Kusuma. 2007. Pengaruh Suku
Bunga, Inflasi dan Kurs Rupiah
terhadap Harga Saham
Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis
Ekonometrika dan Statistika
dengan Eviews.Y ogyakarta:
YKPN.

112
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Pengembangan Sistem Kelistrikan Microgrid Baron Technopark


dalam Upaya Pengembangan Kawasan Wisata
Irawan Rahardjo

Abstract

Currently in the Baron Technopark have been built several types of renewable energy
power plants, namely solar power plant, wind power plant, diesel power plant that all
three are integrated by using a hybrid system technology into a Hybrid Power Plant
(PLTH). With the microgrid system, PLTH can be operated automatically so that it can be
operated very flexible and efficient. In addition through the existing power grid (utility
grid) can be connected with the units of local energy generation so as to avoid interruption
of electricity supply. Through the existing power grid as well, the excess energy from
renewable energy power plant at the Baron Technopark can be utilized to supply electrical
energy needed by the region around the Baron, such as Krakal and Sundak coastal areas.
By supplying of electric energy to those areas, it is expected to both tourist areas will be
able to develop properly.

PENDAHULUAN (PLTD) yang ketiganya diintegrasikan


Baron terletak di pantai selatan dan dengan menggunakan teknologi sistem
masuk ke dalam wilayah Kabupaten hibrid menjadi suatu Pembangkit Listrik
Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Tenaga Hibrid (PLTH).
Y ogyakarta. Berdasarkan kajian potensi Sistem kelistrikan microgrid adalah
energi yang dilakukan oleh Badan sistem jaringan listrik skala kecil yang
Pengkajian dan Penerapan Teknologi dirancang untuk menyediakan energi bagi
(BPPT), Baron ternyata mempunyai potensi komunitas yang kecil. Komponen microgrid
sumberdaya energi terbarukan (gelombang laut, terdiri dari: pembangkit terdistribusi
matahari, angin dan biomasa) yang cukup besar. (distributed-generation), beban, alat
Untuk mendapatkan manfaatkan potensi energi penyimpan energi (storage), alat kontrol
terbarukan tersebut, BPPT membangun Baron (control system), dan sistem distribusi.
Technopark di Pantai Parang Racuk yang
Dengan sistem microgrid, PLTH Baron
berdekatan dengan Pantai Baron.
Pengembangan Baron Technopark selain
Technopark dapat dioperasikan secara
berfungsi sebagai pusat penelitian dan otomatis sehingga dapat beroperasi secara
pengembangan pemanfaatan energi terbarukan fleksibel dan efisien. Selain itu melalui
juga dimanfaatkan sebagai obyek tujuan wisata jaringan listrik yang ada (utility grid) dapat
dan wahana edukasi khususnya tentang energi dihubungkan dengan dapat menghubungkan
terbarukan. Hal ini perlu dilakukan mengingat unit-unit pembangkit energi lokal sehingga
posisi Y ogyakarta sebagai kota wisata dan dapat terhindar dari terhentinya suplai
pendidikan. Saat ini di Baron T echnopark energi listrik, melalui jaringan listrik yang
telah dibangun beberapa jenis pembangkit ada pula kelebihan energi dari pembangkit-
listrik energi terbarukan, yaitu Pembangkit pembangkit listik yang ada di Baron
Listrik Tenaga Surya (PL TS), Pembangkit Technopark dapat dimanfaatkan untuk
Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB), mensuplai energi listrik yang diperlukan
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel/Biofuel oleh daerah disekitar Baron, seperti:
__________________________________________
Alamat Korespondensi :
Irawan Rahardjo, Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi, BPPT.
Gedung BPPT II, Lantai 20, Jl. MH. Thamrin, 8, Jakarta
Email : irawanrahardjo@yahoo.com
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

kawasan wisata Pantai Krakal dan Pantai losmen/hotel. Dari wawancara diketahui
Sundak. bahwa tingkat hunian tertinggi hotel/losmen
Kawasan wisata Pantai Krakal di Desa atau kunjungan wisatawan terjadi pada hari
Ngestirejo, Kecamatan Tanjung Sari dan Sabtu/Minggu atau hari Libur Nasional.
Pantai Sundak di Desa Sidoharjo, Mengingat hingga saat ini kedua
Kecamatan Tepus merupakan sebagian dari kawasan tersebut belum terlistriki, maka
potensi wisata pantai yang terdapat di tipikal kebutuhan beban listrik di kedua
wilayah Kabupaten Gunungkidul. Pantai lokasi wisata tersebut diasumsikan mirip
Krakal dan Pantai Sundak terpisah sekitar dengan kebutuhan beban listrik yang ada di
500 meter oleh perbukitan, dimana terdapat lokasi wisata pantai sekitarnya yang sudah
dua bangunan hotel/losmen. Ujung kedua terlistriki, seperti: kawasan wisata Pantai
pantai tersebut berjarak kurang dari 2 km Baron, yaitu:
jika ditarik garis lurus. Kedua pantai Tipikal kebutuhan restoran semi
tersebut teletak di sebelah timur dari permanen tipe I berupa lampu
deretan Pantai Baron, Kukup, Sepanjang penerangan 1 x 9 W .
dan Drini. Di antara pantai-pantai lainnya, Tipikal kebutuhan restoran semi
Pantai Krakal adalah yang terluas dan permanen tipe II berupa lampu
terpanjang yakni sepanjang 5 kilometer. penerangan 1 x 9 W dan rice cooker
Kendala terbesar pengembangan wisata 300 W .
Pantai Krakal dan Sundak adalah tidak Tipikal kebutuhan restoran permanen
adanya suplai energi listrik pada kedua berupa lampu penerangan 2 x 9 W , rice
kawasan tersebut. Dengan adanya cooker 300W , lemasi Es 75 W dan TV
pengembangan sistem kelistrikan microgrid 14 75 W .
di Baron T echnopark diharapkan dapat Tipikal kebutuhan listrik losmen dan
membantu memecahkan masalah suplai hotel dikedua lokasi berupa lampu
energi lsitrik di kedua kawasan wisata penerangan 3 x 9 W dan TV 14.
tersebut. Beban pendingin ruangan (AC) tidak
diijinkan digunakan mengingat
METODOLOGI konsumsi dayanya relatif besar.
Kajian ini dilakukan melalui beberapa
Tipikal kebutuhan listrik rumah ibadah
tahapan. Pertama, dilakukan survai lokasi berupa lampu penerangan 8 x 9 W ,
untuk mengetahui kondisi beban listrik di
Audio player 20 W , Audio Amplifier
kawasan wisata Pantai Krakal dan Sundak, 100 W , Kipas Angin 2 x 50 W .
kemudian dilakukan pengumpulan data
Sedangkan tipikal kebutuhan listrik
sekunder mengenai kondisi wilayah
bangunan pengawas pantai berupa
tersebut. Kedua, dilakukan desain sistem
lampu penerangan 4 x 9 W , Audio
microgrid untuk Baron T echnopark
Amplifier 100 W , pesawat radio
berdasarkan kondisi PL TH Baron. Terakhir
komunikasi 250 W .
dilakukan kajian interkoneksi sistem
Pola pemakaian listrik harian di kawasan
microgrid Baron T echnopark dengan
wisata Pantai Krakal dan Sundak
jaringan listrik PLN (utility grid)
ditunjukkan padaTabel 1.
PEMBAHASAN
Beban Listrik
Dari hasil survei beban di kawasan
wisata Pantai Krakal dan Pantai Sundak
diketahui bahwa formasi beban listrik
umumnya berada pada tepi pantai dengan
jenis beban berupa bangunan restoran semi
permanen dan permanen, bangunan
pengawas pantai, rumah ibadah serta
114
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Tabel 1. Prediksi Pola Pemakaian Listrik Harian

Restoran semi Restoran Rumah Bangunan penga- Losmen, Daya


Jam Permanen permanen Ibadah was pantai Hotel 4 buah Total
100 buah 100 buah 2 buah 4 buah @ 10 kamar (W)
Jenis Daya Jenis Beban Daya Jenis Day Jenis Beban Daya Jenis Daya
Beban (W) (W) Beban a (W) Beban (W)
(W)
0 Lampu 900 Lampu,kulkas 9000 Lampu 150 Lampu 144 Lampu 1080 10194
1 Lampu 900 Lampu,kulkas 9000 Lampu 150 Lampu 144 Lampu 1080 10194
2 Lampu 900 Lampu,kulkas 9000 Lampu 150 Lampu 144 Lampu 1080 10194
3 Lampu 900 Lampu,kulkas 9000 Lampu 150 Lampu 144 Lampu 1080 10194
4 Lampu 900 Lampu,kulkas 9000 Lampu 150 Lampu 144 Lampu 1080 10194
5 Lampu 900 Lampu,kulkas 9000 Lampu 340 Lampu 144 Lampu 1080 10384
,Audio
6 off 900 Kulkas 7500 off 0 off 0 Lampu 1080 8400
7 Rice 1500 Rice Cooker 45000 off 0 TV+Audio 700 TV 3000 60700
Cooker 0 TV
8 off 0 TV+Kulkas 15000 off 0 TV+Audio 700 TV 3000 15700
9 off 0 TV+Kulkas 15000 off 0 TV+Audio 700 TV 3000 15700
10 off 0 TV+Kulkas 15000 off 0 TV+Audio 700 TV 3000 15700
11 off 0 TV+Kulkas 15000 off 0 TV+Audio 700 TV 3000 15700
12 off 0 TV+Kulkas 15000 Audio, 550 TV+Audio 700 TV 3000 16250
Kipas
13 off 0 TV+Kulkas 15000 off 0 TV+Audio 700 TV 3000 15700
14 off 0 TV+Kulkas 15000 off 0 TV+Audio 700 TV 3000 15700
15 off 0 TV+Kulkas 15000 Audio, 550 TV+Audio 700 TV 3000 16250
Kipas
16 Rice 15000 Rice Cooker, 45000 off 0 TV+Audio 700 TV 3000 60700
Cooker TV
17 off 0 TV+ 15000 off 0 TV+Audio 700 TV 3000 15700
Kulkas
18 lampu 900 Kulkas, 17000 Lampu 340 Lampu +TV 350 Lampu 4080 18590
Lampu, TV , Audio +TV
19 lampu 900 Kulkas, 17000 Lampu 340 Lampu +TV 350 Lampu 4080 18590
Lampu, TV , Audio +TV
20 lampu 900 Kulkas, 17000 lampu 150 Lampu +TV 350 Lampu 4080 18400
Lampu, TV +TV
21 lampu 900 Kulkas, 17000 lampu 150 Lampu +TV 350 Lampu 4080 18400
Lampu, TV +TV
22 lampu 900 Kulkas, 17000 lampu 150 Lampu +TV 350 Lampu 4080 18400
Lampu, TV +TV
23 lampu 900 Lampu,kulkas 17000 lampu 150 lampu 350 lampu 1080 18400
Total Energi 41700 388500 3470 10664 62040 444334

Kurva beban listrik harian seperti berkisar 15 hingga 20 kW . Kebutuhan


terlihat pada Gambar 1 menunjukkan energi harian berkisar 444 kWh/hari.
bahwa pemakaian daya tertinggi (60 kW) Kebutuhan daya listrik tersebut akan
diakibatkan pemakaian rice cooker pada semakin besar jika penggunaan pendingin
pagi dan sore hari, sedangkan beban dasar ruangan (AC) di losmen/hotel diijinkan.

115
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

70
kWatt Kurva Beban Listrik Harian
60

50

40

30

20

10

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 Jam

Gambar 1. Kurva Beban Listrik Harian Obyek Wisata Pantai Krakal dan Sundak

Sistem Kelistrikan Microgrid di Baron sumber energi lain yang relatif lebih stabil,
Energi listrik yang dihasilkan oleh seperti PLTD yang diintegrasikan dengan
pembangkit listrik energi terbarukan sangat PLTB menjadi sistem hibrid. Untuk dapat
fluktuatif terhadap waktu dan sulit beroperasi secara optimal diperlu sistem
diprediksi secara pasti, misalnya PLTB kontrol yang mengatur keseluruhan sistem
yang menggunakan tenaga angin dimana hibrid, sistem kontrol untuk keseluruhan
kecepatan anginnya bisa berubah-ubah jaringan kelistrikan yang kecil ini sering
sangat cepat terhadap waktu sehingga disebut sistem microgrid. Dengan
energi listrik yang dibangkitkan akan memanfaatkan sistem microgrid berbagai
berfluktuatif baik daya, tegangan maupun sumber pembangkit tersebut dapat
frekuensinya sehingga keandalannya dikombinasikan dan dikendalikan sehingga
rendah. Di sisi lain, pihak pengguna keandalan sistem dapat ditingkatkan. Selain
(pelanggan), mengharapkan terjaminnya PLTD, ada beberapa alternatif lain yang
kebutuhan daya serta kestabilan tegangan bisa dikoneksikan dengan sistem tersebut
dan frekuensi, sehingga diperlukan adanya diantaranya adalah PLTS, fuel cell, PLTM
sistem pengendalian yang baik dan handal. (mikrohido) dan lain-lain. Sistem
Selain itu untuk mengatasi ketidakpastian kelistrikan microgrid di Baron Technopark
daya yang dihasilkan, juga diperlukan ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Sistem Microgrid di Baron

116
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Bagian utama yang membedakan antara dari kapasitas diesel agar tercapai
PL TH dengan sistem microgrid adalah efisiensi pemakaian bahan bakar minyak
adanya sub sistem kontrol. (BBM) sesuai kurva Specific Fuel
Consumption (SFC) diesel-generator.
Sub Sistem Kontrol Semua aliran energi akan dimonitor dan
Sistem microgrid memerlukan sub dikontrol untuk dapat mencapai titik
sistem kontrol yang berupa Hybrid Power efisiensi secara sistem dalam hal
Conditioner (HPC) dan juga sub sistem pemakaian BBM. Tanpa managemen
penyimpanan energi (storage) yang berupa energi maka PLTH layaknya hanya
battery bank. berfungsi sebagai switch over atau backup
Main power controller dan inverter sistem yang tidak akan memperbaiki SFC
pada HPC yang digunakan di Baron PLTD.
T echnopark memiliki daya mampu 20 kW ,
sedang battery bank menggunakan jenis Prinsip Kerja Sistem Microgrid
battery flooded lead acid memiliki dengan Seperti halnya cara kerja sistem
karakteristik 2 V , 1500 Ah sebanyak 90 PLTH, sistem microgrid juga sangat
unit. HPC pada umumnya tersusun dari: tergantung dari bentuk beban atau fluktuasi
Bi-directional inverter atau dua arah pemakain energi (load profile,) yang mana
untuk merubah tegangan DC dari baterai selama 24 jam distribusi beban tidak merata
menjadi tegangan AC atau sebaliknya untuk setiap waktunya. Load profile ini
merubah tegangan AC dari generator ke sangat dipengaruhi oleh homogenitas atau
tegangan DC untuk pengisian energi ke faktor kebersamaan dimana pembangkit
baterai (charge battery). tersebut dipasang.
Solar Charge Conditioner berfungsi Sistem microgrid bekerja sesuai urutan
untuk mengatur pengisian baterai dari sebagai berikut:
output PV -Array (PL TS) agar baterai 1. Pada kodisi beban rendah < 50 % beban
terkontrol pengisiannya sehingga tidak puncaknya , maka beban disuplai 100 %
akan terjadi over charge maupun over dari baterai, PV module (PLTS) dan
discharge. turbin angin (PLTB). Selama kondisi
Managemen energi difungsikan sebagai baterai masih penuh, genset (PL TD)
tujuan utama dari sistem hibrid dimana tidak perlu beroperasi. Ketiga jenis
aliran beban akan selalu dikontrol dari sumber energi tersebut bekerja secara
ketiga sumber energi. Jika sumber genset paralel mensuplai energi listrik ke beban.
(PL TD) harus beroperasi maka beban Aliran daya pada kondisi beban rendah
yang dipikul oleh genset harus diperlihatkan pada Gambar 3.
dioptimalkan pada posisi minimum 70%

Gambar 3. Aliran Daya Sistem Microgrid pada Beban Rendah


117
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

2. Jika beban naik sampai diatas 50 % inverter bekerja sebagai charger


beban puncak dan kondisi baterai sudah (merubah tegangan alternating
kosong sampai berada pada level bawah current/AC dari genset menjadi
yang disyaratkan, genset mulai tegangan direct current/DC) untuk
beroperasi untuk mensuplai beban dan mengisi baterai (fungsi bi-directional
sebagian energi listrik dari genset Inverter). Aliran dayanya seperti terlihat
digunakan untk mengisi baterai sampai pada Gambar 4 dapat terjadi selama
beban yang disyaratkan genset mencapai kapasitas beban yang aktif pada saat itu
70-80 % kapasitasnya. Pada kondisi ini lebih kecil dari kapasitas genset.

Gambar 4. Aliran Daya Sistem Microgrid pada Beban Menengah

3. Pada saat beban mencapai 50 % seperti sistem dan ini terjadi apabila kapasitas
di atas tetapi baterai masih mencukupi, terpasang genset atau inverter tidak
maka genset tidak akan beroperasi dan mampu sampai beban puncak. Jika
beban disuplai oleh baterai melalui kapasitas genset cukup untuk mensuplai
inverter yang akan merubah tegangan beban puncak, maka inverter tidak akan
DC ke tegangan AC, 50 Hz. beroperasi paralel dengan genset.
4. Pada kondisi beban puncak, seperti Apabila baterai sudah mulai penuh
ditunjukkan pada Gambar 5, baik genset energinya maka secara otomatis genset
maupun inverter akan beroperasi akan dimatikan dan beban disuplai dari
bersama-sama untuk menuju paralel baterai melalui inverter.

Gambar 5. Aliran Daya Sistem Microgrid pada Beban Puncak

118
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Semua proses kinerja tersebut di atas beban maka dapat dibuat single line
diatur oleh sub sistem control power diagram dari sistem microgrid yang
management yang terdapat pada HPC. diusulkan. Ada dua jaringan dalam sistem,
Proses kontrol ini bukan sekedar yaitu jaringan direct current (DC) yang
mengaktifkan dan menonaktifkan genset digunakan untuk koneksi dengan
tetapi yang utama adalah pengaturan energi pembangkit PLTS, PLTB dan penyimpan
agar pemakaian BBM genset menjadi energi (baterai), dan jaringan alternating
efisien, bukan hanya sekedar paralel sistem current (AC) digunakan untuk genset
dan atau switch over ke genset atau inverter. (PLTD) serta beban yang membutuhkan
daya listrik. Untuk koneksi dari jaringan
Single Line Diagram AC dan jaringan DC digunakan inverter.
Berdasarkan hasil analisis mulai dari Single line diagram dari sistem microgrid
sumber energi energi terbarukan skala ditunjukkan pada Gambar 6.
kecil, pembangkit hibrid sampai dengan

Gambar 6. Sistem Mikrogrid untuk Pembangkit Hibrid di Baron

Dari gambar terlihat bahwa ada 2 aliran mensuplai energi listrik ke kawasan sekitar.
utama, yaitu aliran daya dari sumber Interkoneksi ini secara umum dapat disebut
energi/pembangkit listrik ke beban dan grid connected yang dapat dilakukan pada
aliran informasi dari sistem kontrol ke jaringan distribusi tegangan rendah,
peralatan individu. Semua peralatan sistem mengingat pembangkit hibrid di Baron
kerjanya diatur oleh sistem kontrol hanya beroperasi pada tegangan 220 volt
sehingga dapat meningkatkan keandalan satu fasa.
sistem serta dapat lebih mengoptimalkan Jarak pembangkit hibrid Baron
penggunaan sumber energi terbarukan. Technopark dengan jaringan distribusi PT
PLN sejauh 3 km. Untuk keperluan
Grid Connected interkoneksi dibutuhkan peralatan sebagai
Pembangkit Tenaga Listrik Hibrid di berikut:
Baron T echnopark dapat diinterkoneksi a. Tiang beton untuk tegangan rendah
dengan jaringan listrik PT PLN (Persero) b. Kabel tegangan rendah (berikut klem
sebagai kontribusi dalam peningkatan dan asesorinya)
pengembangan energi terbarukan, termasuk c. Isolator
119
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

d. Set panel untuk sinkronisasi manual tahun 2000. Secara ringkas interkoneksi
Pemasangan jaringan harus mengikut dari pembangkit hibrid Baron dengan PT
standar yang ada dan untuk saat ini adalah PLN dapat ditunjukkan pada Gambar 7.
PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik)

Gambar 7. Jaringan Grid Connected Baron dengan PLN

Panel sinkronisasi (synchronizing) sebelum mengizinkan breaker untuk


digunakan untuk penggabungan/ penyatuan menutup.
dua sumber listrik atau lebih untuk Perangkat ini dilengkapi dengan tombol
memperoleh sumber listrik yang lebih kontrol di panel. Panel saklar ini
besar. Genset dapat disinkronkan secara bertanggung jawab untuk menaikkan dan
manual/automatic untuk bekerja secara menurunkan kecepatan dan tegangan dari
bersama. Dengan posisi tegangan, fasa dan generator agar sesuai dengan frekuensi dan
frekuensi yang sama maka secara teknis tegangan bus sebelum sinkronisasi. Ada
dua sumber listrik atau lebih dapat sebuah voltmeter digital dalam perangkat
digabungkan. Sinkronisasi bisa didapat dari yang menawarkan bus generator,
genset dengan genset ataupun genset pengukuran dan berfungsi untuk
dengan PLN. mengontrol.
Karakteristik panel synchronizing, Tiang beton yang digunakan
yaitu : mempunyak jarak antar tiang sepanjang 50
Memiliki sebuah Generator Control m. Sehingga untuk jarak 3 km dibutuhkan
Unit. Unit ini secara otomatis sesuai sebanyak 60 buah tiang. Jenis tiang yang
dengan frekuensi dan tegangan dipakai adalah 9/350 dan buatan dalam
generator tingkat dengan bus. negeri. Kabel yang digunakan adalah TIC
Syncrocloser Unit,yang berfungsi untuk 3x35+N25 mm2 yang cocok untuk
mengirim perintah penutupan ke tegangan rendah. Dengan mengingat
pemutus tepat pada saat fase bertepatan. adanya andongan antar tiang sebesar 10%
Sebuah Syncrocloser Periksa Relay, maka diperlukan 3.300 meter kabel. Untuk
yang berfungsi progresif dalam keandalan dan keamanan sistem maka perlu
melakukan verifikasi sudut fase adanya sistem pentanahan yang dilengkapi
tegangan, kondisi dan memastikan dengan earthing rod (batang pentanahan)
bahwa peralatan telah ditetapkan dalam dan earthing wire (kawat pentanahan).
batas-batas yang diperbolehkan, Setiap jarak 200 meter dibuat 1 sistem

120
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

pentanahan dengan ketentuan harga untuk trafo regulator 30 kV A sebesar Rp.


tahanan maksimum yang diperbolehkan 30.000.000,-; untuk kabel distribusi dan
adalah 5 Ohm. asesorinya 3,3 x Rp.10.000.000,- yaitu
Secara garis besar kebutuhan bahan sebesar Rp. 33.000.000,-, untuk panel
untuk pembuatan jaringan interkoneksi sinkroniser sebesar Rp. 5.000.000,-. Jadi
ditunjukkan pada Tabel 1. Biaya yang total kebutuhan biaya untuk interkoneksi
dibutuhkan untuk tiang beton 60 x Rp. adalah sebesar Rp. 218.000.000,-
2.500.000,- yaitu sebesar Rp 150.000.000,-;

T abel 1. Daftar Kebutuhan Barang

No. Nama Alat Satuan Jumlah


1 TIC 3x35+N25 mm2 Meter 3300
2 Tiang beton 9/350 DaN Batang 60
3 Large angle Set 20
4 Fixed dead and as Set 60
6 Stainless steel Meter 200
7 Stoping buckle Buah 200
8 Link buckle Buah 50
9 CCO 35/35 Set 70
10 Plastik strap Buah 170
11 Piva PVC 2,5"x80 m Batang 30
12 Pole bracket Buah 55
13 Pasir Meter3 44
14 Semen Sag 50
15 Batu split Meter3 20
16 Pentanahan Set 23
17 Suspensian as Set 56
18 Trafo Regulator 30 kV A Set 1
19 Panel Sinkronisasi Set 1

KESIMPULAN kWatt hal ini disebabkan pada waktu-waktu


Sistem microgrid dapat diterapkan tersebut banyak rice cocker (alat penanak
untuk mengendalikan sistem Pembangkit nasi) yang bekerja. Sebagaimana diketahui
Listrik Tenaga Hibrid seperti di Baron pemakaian energi listrik alat penanak nasi
T echnopark, dimana terdapat beberapa jenis cukup besar yaitu 150 450 watt.
pembangkit listrik skala kecil (distributed- Agar energi listrik yang dihasilkan
generation) yaitu: PL TS, PL TB dan PLTD. oleh pembangkit-pembangkit listrik di
Beban listrik harian obyek wisata Baron Technopark dapat diinterkoneksikan
Pantai Krakal dan Sundak berkisar antara jaringan distribusi PT PLN (utility grid)
10 sampai 19 kW, hanya pada waktu yang jaraknya sejauh 3 km diperlukan
tertentu (pukul 7 pagi dan pukul 4 sore) peralatan tambahan, seperti: tiang beton dan
beban listrik meningkat tinggi hingga 60.7 kabel tegangan rendah, isolator, dan set

121
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

panel untuk sinkronisasi manual dengan DAFTAR PUSTAKA


total kebutuan biaya Rp. 218.000.000,-
BPPT 2011, Pendukung Studi
Pengembangan Kelistrikan Microgrid
Baron, Pusat Teknologi Konversi dan
Konservasi Energi- BPPT
Huang Jiayi, Jiang Chuanwen, and Xu
Rong (2008) A review on distributed
energy resources and Micro Grid,
Renewable and Sustainable Energy
Reviews, V ol.12 (p.24722483),
Elsevier.
Kholid Akhmad, Andri Subandriya, Irawan
Rahardjo, Desain Sistem Pembangkit
Listrik Tenaga Hibrid (surya-angin-
biofuel) di Baron Technopark,
Prosiding Seminar Nasional
Teknologi I, LPPM Universitas
Jendral Soedirman, Purwokerto, 18-
19 Desember 2010
PT. PLN 2010 Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik PT PLN (Persero)
2010-2019, PT PLN (Persero),
Jakarta.
Ramon Zamora and Anurag K. Srivastava,
(2010), Controls for microgrids with
storage: Review, challenges, and
research needs, Renewable and
Sustainable Energy Reviews, No.14,
(p.20092018), Elsevier.

122
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Dampak Pengembangan Obyek Wisata Penataran Terhadap


Pembangunan Ekonomi Lokal di Kabupaten Blitar

Dian Setia Y usmiady


Mit Witjaksono

Abstrack

The existence of a tourist attraction can not be separated from the local economic
development that is increasing economic activity within the area, include the upgrading
of tourist attraction. The existence of Penataran tourism object has a lot contribution to
the regional economy. Economic development arising from the Penataran tourism
object can encourage the creation of employment opportunities and enhancing the
community's economy around. So it could trigger a regional sustainable development.
The purpose of this study was to determine the impact of expansion on the Penataran
tourism object of local economic development in Blitar regency. To determine the focus
of this study, the researchers formulated the problem as that is How the impact of
expansion on the Penataran tourism object of local economic development and
government's role in the expansion of tourism on local economic development. To
answer these questions, this study used a qualitative descriptive method and the
location this study on the Penataran tourism object in Blitar regency. The focus in this
research the impact of expansion on the Penataran tourism object of local economic
development in Blitar regency. Data collection methods used in this study is the method
of observation, depth interviews and documentation. Sources of data in this study from
the Department of Youth, Sport and Tourism Culture Blitar , manager of Penataran
tourism object and local economic development community of Penataran.

Keyword: Tourism Object, Local Economic Development.

Penyelenggaraan kepariwisataan suatu kerusakan lingkungan akibat


merupakan perangkat yang sangat penting eksploitasi yang berlebihan.
di dalam pembangunan daerah dalam Di Indonesia telah lama
otonomi daerah sekarang ini. Artinya mencanangkan adanya suatu pergerakan
bahwa bidang pariwisata mempunyai peran pembangunan nasional yang merupakan
yang sangat penting dan strategis bagi suatu gerakan nasional yang bertujuan
pengembangan suatu daerah terlebih lagi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
dengan era otonomi daerah, dimana setiap Indonesia. Hal ini dapat dicapai apabila
daerah dituntut untuk dapat menggali pemerintah meningkatkan pendapatannya
sumber-sumber pendapatan daerah yang baik dalam negeri maupun luar negeri.
dapat memberikan kontribusi bagi Pembangunan nasional ini tidak hanya
pendapatan asli suatu daerah (PAD). dilakukan oleh pemerintah pusat saja akan
Dengan catatan dalam mencari sumber- tetapi juga dilakukan oleh pemerintah
sumber pendapatan tersebut pemerintah daerah. Dengan adanya kebijakan dari
daerah dituntut untuk dapat memperhatikan pemerintah pusat bahwa pemerintah daerah
lingkungan serta kelestarian sumber daya diberi keleluasaan untuk mengatur
alam sehingga meminimalkan terjadinya pembangunan daerahnya sendiri dengan
mengandalkan berbagi sektor basis yang
_______________________________________
Alamat Korespondensi :
Dian Setia Y usmiadi, Alumni Jurusan Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi Universitas Negeri Malang
Mit Witjaksono, Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi Universitas Negeri Malang
Email :mitrojoyo.gmail.com
JESP V ol. 4, No.1, 2012

dimilikinya sesuai dengan prinsip ekonomi wisata dapat ditempatkan dimana saja
daerah yang terdapat dalam Undang- (footloose) (Suwantoro, 2004).
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Salah satu daerah di Jawa timur
pemerintahan daerah. yang memiliki potensi di sektor pariwisata
Salah satu komponen pembangunan yaitu Kabupaten Blitar. Kabupaten Blitar
daerah adalah pembangunan pariwisata. mempunyai potensi dibidang pariwisata
Pada intinya pembangunan pariwisata yang cukup besar untuk dikembangkan,
merupakan kegiatan dan usaha yang dengan terdapatnya berbagai obyek wisata,
terkoordinasi untuk menarik wisatawan, baik obyek wisata alam maupun obyek
menyediakan sarana prasarana yang wisata buatan. Mengingat obyek wisata
diperlukan, serta melayani kebutuhan yang ada dan potensinya yang cukup besar
wisatawan yang datang berkunjung. diperkirakan perkembangannya akan cukup
Pembangunan pariwisata merupakan pesat di masa mendatang.
pembangunan yang mencakup banyak segi Kabupaten Blitar sangat kaya akan
yang luas, baik ke dalam masyarakat potensi keindahan alamnya yang dapat
maupun keseluruhan perekonomian. dijadikan obyek wisata, banyak obyek
Pembangunan kepariwisataan secara wisata yang selama ini sudah di manfaatkan
umum diarahkan pada peningkatan sektor seperti wisata sejarah (candi dan tempat
pariwisata menjadi sektor andalan yang bersejarah), wisata alam (hutan, air,
mampu menggerakkan kegiatan ekonomi. gunung), selain objek wisata yang telah di
Dimana sektor pariwisata juga merupakan kembangkan, ternyata masihbanyak potensi
sektor yang sangat terbuka untuk wisata lain yang belum di kembangkan, dan
terciptanya lapangan kerja, naiknya ini memerlukan suatu penanganan
pendapatan masyarakat, pendapatan daerah tersendiri.
dan pendapatan Negara. Berdasarkan berbagai obyek wisata
Pariwisata saat ini berkembang yang ada di Kabupaten Blitar, obyek wisata
dengan pesat dengan melibatkan banyak penataran merupakan obyek wisata yang
komponen di dalamnya, baik komponen paling menonjol dan merupakan andalan.
ekonomi, budaya maupun sosial. Karena Salah satu potensi yang ada adalah kawasan
kegiatannya melibatkan berbagai sektor, wisata budaya candi penataran di Desa
maka kegiatan ini sering disebut sebagai Penataran Kec. Nglegok, yang meliputi
Industri pariwisata. Pariwisata juga makam syeh subakir, museum, lapangan
dipandang sebagai Industri terbesar dilihat tenis, kolam renang, raiser atau
dari sumbangannya terhadap pendapatan pemeliharaan ikan hias yang terletak di
baik perkapita maupun daerah, penyerapan barat daya candi penataran. Kawasan
tenaga kerja dalam memperkenalkan Penataran meiliki potensi terbesar
potensi sumber daya alam yang dimiliki dibanding yang lain untuk dikembangkan
suatu daerah. Sehingga pariwisata menjadi menjadi suatu obyek wisata. Dengan
salah satu sektor andalan dari beberapa adanya pengembangan di kawasan wisata
Negara di dunia. Di Indonesia sendiri Penataran secara tidak langsung dapat
pariwisata sempat menjadi sektor penghasil memberikan kontribusi terhadap
devisa terbesar ketika ekspor kayu, tekstil pembangunan ekonomi lokal masyarakat
dan migas mengalami penurunan. Penataran.
Pariwisata telah dianggap sebagai Keberadaaan obyek wisata
sektor ekonomi yang penting. Selain penataran memberikan lapangan pekerjaan
menjadi mesin penggerak ekonomi, bagi masyarakat sekitar dalam rangka
pariwisata juga merupakan wahana yang pembanguan ekonomi lokal. Pembangunan
menarik untuk mengurangi angka ekonomi lokal merupakan salah satu tolak
pengangguran meningkat berbagai jenis ukur adanya pembangunan ekonomi di
suatu daerah. Pembangunan sektor ekonomi

124
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

itu sendiri adalah proses untuk mengubah METODE PENELITIAN


suatu keadaan supaya lebih baik dengan Dalam penelitian ini menggunakan
tujuan untuk meningkatkan pendapatan, pendekatan dan jenis penelitian kualitatif.
kesempatan kerja, dan kemakmuran Pendekatan kualitatif memungkinkan
masyarakat. Salah satu pembangunan penelitian memperoleh data secara holistic
ekonomi di sekitar penataran yaitu dari (utuh) yang mendalam dari subyek yang
sektor informal yang aktivitasnya diteliti, dan pendekatan ini pula yang
berdagang. Pedagang berkembang dengan mampu menafsirkan kenyataan-kenyataan
pesat, tidak terkecuali tumbuhnya pedagang ganda yang ada dilapangan sedangkan jenis
kecil, yang secara kuantitatif jumlahnya penelitian yang digunakan adalah studi
semakin hari semakin banyak, meskipun kasus. Jenis penelitian ini dipakai
menghadapi era perdagangan modern. didasarkan atas pertimbangan bahwa untuk
Permasalahan pokok yang dihadapi mendapatkan data fenomena yang terkait
sebagian besar pedagang kecil di diperlukan penelitian yang intensif dan
Kabupaten Blitar merupakan sebuah dengan memanfaatkan berbagai sumber
persoalan yang kini menjadi fenomena bukti sehingga dapat memperoleh data yang
sosial. Banyak kendala, tidak hanya akurat. Penelitian kualitatif sebagai
dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari prosedur penelitian yang menghasilkan data
internal pedagang kecil, seperti kondisi deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
fisik yang tidak memungkinkan, lisan dari orang-orang dan perilaku yang
keterbatasan modal, keterbatasan dapat diamati, pendekatan ini diarahkan
pendidikan maupun minimnya pendapatan pada latar dan individu tersebut secara
yang diperoleh, tetapi masalah yang holistic.
dihadapi pedagang kecil seperti banyak Dalam penelitian tentang Dampak
pesaing, kondisi krisis yang tidak kunjung Pengembangan Obyek Wisata Penataran
usai maupun musibah yang akhir-akhir ini Terhadap Pembangunan Ekonomi Lokal
sering kali melanda Negara, sehingga dalam Kabupaten Blitar ini, jenis data yang
hal ini mempengaruhi para pedagang kecil diperoleh berupa kata-kata dan tindakan
dalam mengembangkan usahanya yang serta foto. Menurut Moleong (2004:157)
secara langsung mempengaruhi pada sumber data utama dalam penelitian
pendapatan yang mereka terima. Selain itu kualitatif ialah kata-kata, dan
para pedagang juga harus mengahadapi tindakan,selebihnya adalah data tambahan
bentuk-bentuk kebijakan permerintah seperti dokumen dan lain-lain.
daerah Kabupaten Blitar. Permasalahan ini Kata-kata dan tindakan orang-orang
juga yang dihadapi oleh pedagang di sekitar yang diamati atau diwawancari merupakan
kawasan penataran, sehingga yang menjati sumber data utama. Sumber data utama
fokus dalam penelitian ini yaitu pedagang dicatat melalui catatan tertulis atau melalui
dan aktivitas ekonomi masyarakat di perekaman video atau audio tape,
kawasan wisata Penataran. pengambilan foto atau film.
Berdasarkan paparan diatas, maka Pencatatan sumber data utama
penelitian ini dilakukan untuk melalui wawancara atau pengamatan
mendeskripsikan lebih jauh lagi tentang berperan serta merupakan hasil usaha
kondisi tersebut, sehingga penelitian ini gabungan dari kegiatan melihat, mendengar
mengambil judul Dampak Pengembangan dan bertanya. W awancara pertama yang
Objek Wisata Penataran Terhadap dilakukan adalah staf Dinas Pemuda
Pembangunan Ekonomi Lokal di Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Blitar. Kabupaten Blitar, selain itu wawancara
kepada pengelola obyek wisata dan
pembangunan ekonomi lokal masyarakat
sekitar obyek wisata yaitu, pengusaha

125
JESP V ol. 4, No.1, 2012

kripik, pengrajin catur dan pedagang yang lebar 2-3 m.Batas wisata Obyek Wisata
ada di sekitar obyek wisata penataran. Penataran secara alami sebagai berikut :
Teknik pengambilan sampel a) Sebelah Timur : Berbatasan dengan
ditentukan dengan purposive sampling Desa Modangan, Kecamatan
karena peneliti menganggap bahwa Nglegok.
seseorang tersebut memiliki informasi yang b) Sebelah Selatan : Berbatasa dengan
diperlukan, yaitu pihak yang dipandang Desa Nglegok dan D kemloko,
paling tau mengenai permasalahan dalam Kecamatan Ngegok
penelitian ini. Pengambilan sampel c) Sebelah Barat : Berbatasan dengan
informan diperoleh dari: Desa Kedawung, Kecamatan
1. Sebagai informan kunci dalam Nglegok.
penelitian ini adalah Dinas pemuda d) Sebelah Utara : Berbatasan dengan
olah raga kebudayaan dan Desa Mbekecek, Kecamatan
pariwisata kabupaten blitar. Nglegok.
2. Pengusaha home industry di sekitar
kawasan wisata penataran 2. Obyek wisata penataran
(pengusaha kripik singkong, Candi penataran yang berlokasikan
pedagang cindera mata/ souvenir, di Desa Penataran Kecamatan Nglegok
pedagang makanan dan minuman). Kabupaten Blitar ini merupakan objek
wisata cagar budaya yang memiliki luas
12.946 m2. Sejarah adanya tempat wisata
HASIL DAN PEMBAHASAN ini menggambarkan bangunan candi
A. Profil Obyek Wisata Penataran penataran merupakan situs bangunan suci
1. Kondisi Obyek Wisata Penataran agama hindu atau budha. Candi ini
Secara administrasi Obyek Wisata merupakan peninggalan dari kerajaan
Penataran terletak di Desa Penataran, majapahit. Lebih tepatnya lokasi bangunan
Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, candi terletak dilereng barat daya gunung
Propinsi Jawa Timur. Akses yang ditempuh kelud pada ketingian 450 m diatas
untuk sampai di lokasi wisata penataran permukaan air laut, di Desa Penataran
dapat ditempuh dari pusat Kota Blitar ke Kecamatan Nglegok.
arah utara yaitu dari makam Bung Karno,
dengan jarak 12 km yang difasilitasi dengan 3. Informan
jalan beraspal dan dapat ditempuh dengan Di Desa Penataran Kecamatan
berbagai jenis kendaraan. Nglegok terdapat obyek wisata penataran
Apabila ditempuh dari Kota Blitar, yang cukup dikena oleh masyarakat luas,
setelah perjalanan mencapai 10 km atau biasa di kenal dengan candi penataran.
sampailah dipasar Nglegok, kemudian Merupakan obyek wisata yang ada di
diteruskan sampai ke pasar desa penataran, Kabupaten Blitar, di dalam kawasan wisata
di sini ada jalan bercabang dua yang penataran terdapat obyek-obyek wisata
berbelok ke kanan menuju ke desa yang diantaranya candi, kolam renang,
modangan, sedangkan yang berbelok ke kiri museum, makam syesh subakir, lapangan
menuju ke candi dari pertigaan tersebut tenis, kebun binatang mini. Untuk
hanya 300 m. memperoleh informasi tentang dampak
Bagi pengunjung yang berasal dari pengembangan obyek wisata penataran
Malang tidak perlu masuk Kota Blitar terhadap pembangunan ekonomi lokal
perjalanan bisa potong kompas lewat informan dalam penelitian ini ada 8 orang
pertigaan Desa Garum berbelok kanan yaitu :
kurang lebih 5 km sudah sampai dilokasi
wisata hanya fasilitas jalanya tidak cukup

126
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Keberadaan obyek wisata tidak


terlepas dari adanya usaha-usaha yang
merupakan pendukung pariwisata.
Pembangunan ekonomi lokal merupakan
proses dimana pemerintah daerah dan
masyarakatnya mengelola sumberdaya-
sumberdaya yang ada dan membentuk suatu
pola kemitraan antara pemerintah dan
sektor swasta untuk menciptakan suatu
lapangan pekerjaan yang baru
perkembangan kegiatan ekonomi.
Keberadaan Obyek Wisata
Penataran juga mempengaruhi tumbuhnya
unit usaha baru. Terdapat kios-kios atau
warung yang menjual berbagai makanan
dan oleh-oleh khas dari wisata penataran.
B. Dampak Pengembangan Obyek Kios-kios atau warung ini terletak di depan
Wisata Penataran T erhadap candi penataran tepatnya di sebelah barat
Pembangunan Ekonomi Lokal. candi. Jumlah pedagang di wisata Penataran
1. Dampak sesudah adanya secara keseluruhan berkisar 35 pedagang.
pengembangan obyek wisata Pedagang ini terdiri dari berbagai usaha
penataran. yang di jual, yaitu pedagang bakso terdiri
Obyek wisata penataran merupakan dari 5 warung, pedagang makanan 15 dan
obyek wisata unggulan di Kabupaten Blitar, pedagang souvenir 15. Untuk pedagang
hal ini terlihat dengan semakin dikenalnya souvenir menjual berbagai mainan anak-
obyek wisata Penataran oleh masyarakat di anak serta pakaian yang meggambarkan
Indonesia. Oleh karena itu pemerintah obyek wisata di Blitar. Para pedagang di
Kabupaten Blitar mengadakan wisata Penataran ini sebagian besar dari
pengembangan obyek wisata untuk masyarakat sekitar, hal ini menunjukkan
meningkatkan daya tarik masyarakat untuk wisata Penataran telah memberikan manfaat
berkunjung. Dengan diadakan bagi masyarakat sekitar. Berdasarkan
pengembangan obyek wisata diharapkan keterangan yang berhasil di dapat dari
mampu meningkatkan ekonomi masyarakat responden, sebagian besar pemilik usaha
sekitar. Sebelum diadakannya telah merintis usaha sejak adanya obyek
pengembangan obyek wisata Penataran wisata Penataran hingga sekarang ini.
fasilitas yang ada di obyek wisata sangat 3. Waktu pendirian usaha
terbatas. Selain itu, potensi yang ada hanya warung di sekitar obyek wisata
wisata candi Penataran. Keberadaan obyek Usaha warung makanan muncul karena
wisata kurang memberikan dampak yang untuk memenuhi kebutuhan produsen
positif bagi masyarakat sekitar, karena sendiri dan konsumennya, yaitu
jumlah pengunjung di candi penataran saat masyarakat. Hal ini hasil wawancara yang
itu masih sedikit. Mata pencaharian telah dituturkan oleh ibu Sutiin pengusaha
masyarakat sekitar sebagian besar hanya kripik pada tanggal 25 Mei 2011, yaitu:
bertani, sehingga keberadaan obyek wisata
tidak memberikan dampak positif terhadap udah lama mas pokoknya dari tahun
ekonomi masyarakat sekitar. 1979 mas saya dah mulai berjualan kripik
ini (S/250511)
2. Usaha-usaha di sekitar obyek wisata
penataran

127
JESP V ol. 4, No.1, 2012

4. Produksi bahan baku


Para pedagang memperoleh barang Masalah legalitas atau hukum (perda no.
dagangan atau bahan baku sangat 9 tahun 2005). Dengan adanya peraturan
bermacam-macam dalam menjalankan hukum baru yang dikeluarkan Undang-
Undang No. 28 Tahun 2009 tentang
usahanya. Berikut merupakan penggalan
Undang-Undang daerah sehingga
wawancara dengan Ibu Sutiin pengusaha merumuskan perda baru (I/240511)
kripik, yaitu:

Dalam melaksanakan
Y a ada yang nganterin kesini mas,jadi pengembangannya Dinas Pemuda Olahraga
saya enggak perlu susah cari lagi, Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten
kadang-kadang kalau enggak dianter
Blitar juga mendapatkan hambatan atau
sama pemasok bahannya saya nyuruh
anak saya beli bahan bakunya di pasar dorongan. Diantaranya terdapat faktor
Nglegok sini kalau enggak gitu di pendorong dalam pengembangan obyek
Srengat mas..(S/250511) wisata di Kabupaten Blitar. Faktor
pendorongnya antara lain sebagai berikut:
1. Dukungan dari pemerintah dengan
wujud riil dengan adanya aturan
5. Pendapatan yang diperoleh
hukum yang mampu mengatur
dengan adanya pengembangan
kepariwisataan
obyek wisata Penataran Penghasilan
2. Manajemen organisasi yang tertata
merupakan hal terpenting yang ingin
dengan baik
didapat oleh seorang pengusaha/ pedagang
3. Kualitas pelayaan yang bagus
dalam memperoleh keuntungan dalam
4. Potensi wisata yang ada di
usaha yang mereka jalani. Meskipun
Kabupaten Blitar
terkadang seorang pedagang enggan
5. Tarif retribusi yang murah.
menceritakan berapa besar penghasilan
mereka. Berikut merupakan penggalan Selain faktor pendorong juga
wawancara dengan ibu Sutiin yang terdapat faktor penghambat. Faktor
membuka usaha kripik, yaitu: penghambat dalam pengembangan
obyek wisata di Kabupaten Blitar
C. Peran Pemerintah dalam
adalah sebagai berikut:
pengembangan obyek wisata
1. Terbatasnya anggaran dana
1. Pengembangan obyek wisata
Kabupaten Blitar
diKabupaten Blitar
2. Kurangnya promosi dan
Kawasan Pariwisata merupakan
sosialisasi
suatu obyek wisata yang dikelola langsung
3. SDM masyarakat yang kurang
oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan
merata
dan Pariwisata Kabupaten Blitar. Dalam
4. Mutu dan jumlah infrastruktur
perkembangannya obyek wisata
maupun supra stuktur masih
mendapatkan dukungan dari Pemerintah
rendah
Kabupaten Blitar. Maka pemerintah
5. Jauhnya lokasi wisata dengan
menentukan kebijakan dalam
pusat kota
mengembangkan suatu obyek wisata yanga
6. Kurangnya tenaga pembantu
ada, yaitu:
wisata (Guide)

128
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

2. Pengembangan obyek wisata bangunan candi peninggalan zaman sejarah.


penataran dan pembangunan Pada kawasan wisata penataran terdapat
ekonomi lokal obyek-obyek wisata yang diantaranya
Kawasan wisata penataran merupakan candi, kolam renang, museum, makam syeh
obyek wisata yang dikelola oleh Dinas subakir, lapangan tenis, kebun binatang
Pemuda Olah Raga Kebudayaan Dan mini. Dengan adanya pengembangan wisata
Pariwisata Kabupaten Blitar. Dalam ini diharapakan mampu meningkatkan
pengembangannya dinas pemuda olah raga pembangunan ekonomi lokal.
kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Pembangunan ekonomi daerah
Blitar juga mempromosikan obyek wisata (lokal) merupakan suatu proses di mana
tersebut. Berikut adalah wawancara dengan pemerintah daerah dan masyarakatnya
staf Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan mengelola sumberdaya-sumberdaya yang
Dan Pariwisata Kabupaten Blitar, yaitu: ada dan membentuk suatu pola kemitraan
antara pemerintah dan sektor swasta untuk
menciptakan suatu lapangan kerja baru dan
Dalam mempromosikan obyekwisata
merangsang perkembangan kegiatan
yang sudah berjalan kita membuat liflet
ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam
pariwisata yang diedarakan sebagai
wilayah tersebut. (Arsyad, 2005:18).
bentuk promosi, aktif mengikuti Berdasarkan penelitian di lapangan
kegiatan-kegiatan pariwisata yang penelitian ini mendukung teori yang telah
diselenggarakan oleh provinsi. Disana dijelaskan sebelumnya. Hal ini terlihat
kita otomatis juga akan ikut dengan tumbuhnya unit usaha baru di
semampunya mungkin memperkenalkan kawasa obyek wisata Penataran. Unit usaha
ini lho wiasata Kabupaten Blitar baru yang terdapat disekitar obyek wisata
sehingga kita diharapkan mampu Penataran yaitu munculnya pedagang
menjadi daya tarik yang akhirnya dari cideramata/ souvenir, pedagang makanan
anemo itu akan meningkatkan jumlah dan minuman, pedagang bakso serta juru
wisatawan.(I/240511) parkir di sekitar obyek wisata penataran.
Selain itu, masyarakat juga memiliki
potensi usaha di sekitar Penataran yaitu
terdapat usaha pengrajin catur serta
D. Dampak Pengembangan Obyek pengusaha kripik.
Wisata Penataran Terhadap Secara teori konsep pembangunan
Pembangunan Ekonomi Lokal ekonomi lokal yang ditekankan pada
Pengembangan obyek wisatac penciptaan lapangan kerja bagi penduduk
Penataran terhadap pembangunan ekonomi lokal dengan memanfaatkan sumberdaya
lokal telah berdampak positif. Hal ini (alam, manusia, modal) setempat yang
terlihat dengan munculnya kegiatan merupakan upaya bersama antara
ekonomi baru bagi masyarakat Penataran. masyarakat, pemerintah, serta sektor swasta
Berikut penjelasan tentang dampak untuk mencapai keunggulan kompetitif dari
pengembangan obyek wisata Penataran wilayah lokal tersebut.
terhadap pembangunan ekonomi lokal: Hal ini di dukung oleh pernyataan
informan yang membuka usaha disekitar
1. Usaha-usaha Di Kawasan Obyek obyek wisata penataran, diantaranya adalah:
Wisata Penataran. Ibu Sutiin (Pengusaha Kripik), Pak Dayat
Salah satu potensi wisata yang ada (Pedagang Cindera Mata / Souvenir), Pak
di kabupaten Blitar adalah obyek wisata Sugeng (Pedagang Bakso), Bu Idawati
penataran yang menjadi unggulan (Pedagang Makanan Dan Minuman), dan
kabupaten Blitar, potensi unggulan di Mas Warsito (Juru Parkir), menyatakan
obyek wisata penataran yaitu terdapat bahwa obyek wisata penataran memberikan

129
JESP V ol. 4, No.1, 2012

dampak langsung terhadap usaha yang c. Penyusunan dan pengolahan data


mereka jalani. Mereka membuka usaha sebagai bahan penyusunan laporan
tersebut untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan kegiatan
ekonomi. Dengan adanya pengembangan pengembangan sarana dan prasarana
obyek wisata penataran diharapkan mampu wisata.
meningkatkan jumlah pengunjung obyek d. Penyelenggaraan sarana rekreasi,
wisata penataran, sehingga dapat pentas seni dan hiburan guna
memberikan keuntungan bagi masyarakat mendukung pengembangan sarana
sekitar dalam menjalani usahanya. dan prasarana wisata.
e. Pelestaraian nilai-nilai sejarah dan
pengelolaan museum kepurbakalaan
serta pengamannan penemuan
E.Peran pemerintah dalam benda-benda purbakala.
pengembangan obyek wisata f. Pembinaan, pengembangan dan
penataran terhadap pembangunan pelestarian kesenian tradisional.
ekonomi lokal
Pengembangan obyek wisata
Penataran terhadap pembangunan ekonomi
lokal tidak lepas dari peran pemerintah. Hal PENUTUP
ini terlihat dengan adanya kebijakan
A. KESIMPULAN
pemerintah tentang pariwisata yang
Berdasarkan hasil penelitian dan
tercantum dalam peraturan daerah. Berikut
pembahasan yang telah dikemukakan pada
penjelasan tentang peran pemerintah dalam
bab sebelumnya, maka dapat diperoleh
pengembangan obyek wisata Penataran
suatu kesimpulan sebagai berikut:
terhadap pembangunan ekonomi lokal:
1. Pengembangan obyek wisata penataran
1. Kebijakan Pemerintah memberikan dampak positif terhadap
Salah satu kebijakan di bidang pembangunan ekonomi lokal.
pariwisata adalah dengan dikeluarkanya Berdasarkan wawancara yang diperoleh
keputusan Bupati No. 237 tahun 2002, dari Dinas Pemuda Olah Raga
tentang penjabaran tugas dinas dan fungsi Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten
informasi publik dan pariwisata Kabupaten Blitar, pengembangan obyek wisata
Blitar. Tugas sub dinas pengembangan penataran berdampak langsung terhadap
sarana dan prasarana wisata diantaranya pembangunan ekonomi lokal. Hal ini di
menyiapkan bahan pembinaan dan petunjuk dukung oleh pernyataan informan yang
teknis pengembangan, pendayagunaan dan membuka usaha disekitar obyek wisata
pembinaan serta pelestarian nilai-nilai penataran menyatakan bahwa obyek
sejarah, kepurbakalaan dan kesenian wisata penataran memberikan dampak
tradisional dalam wilayah Kabupaten. langsung terhadap usaha yang mereka
Untuk melaksanakan tugas pokok jalani. Sehingga keberadaan obyek
tersebut maka fungsi yang harus wisata penataran dapat meningkatkan
dilaksanakan adalah: ekonomi masyarakat Kabupaten Blitar.
a. Pengolahan data sarana dan 2. Peran pemerintah dalam pengembangan
prasarana wisata sebagai bahan obyek wisata penataran terhadap
kebijakan dan pembinaan serta pembangunan ekonomi lokal yaitu,
pengembangan objek wisata. pemerintah Kabupaten Blitar sendiri
b. Pemantauan, pengaturan dan telah memberikan kebijakan tentang
pengurusan perizinan pemanfaatan pariwisata yang tercantum dalam
lingkungan kepariwisataan sebagai peraturan hukum daerah (Perda No. 9
sumber pendapatan asli daerah tahun 2005), dengan adanya peaturan
(P AD). hukum baru yang dikeluarkan Undang-

130
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Undang No. 28 Tahun 2009 tentang terhadap pembangunan ekonomi lokal


Undang-Undang daerah sehingga tidak terhenti sampai disini saja
merumuskan Perda baru. Tujuan dan
sasaran dari kebijakan tersebut adalah
untuk meningkatkan kunjungan
DAFTAR RUJUKAN
wisatawan, peningkatan P AD,
peningkatan ekonomi masyarakat serta Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-dasar
terjalinnya hubungan dengan investor Ekonomi Wilayah. Yogyakarta: Graha
agar dapat membantu dalam Ilmu.
pengembangan pariwisata di Kabupaten Alkadri, et al (ed.). 1999. Manajemen
Blitar. Teknologi untuk Pengembangan
Wilayah. Jakarta: BPPT Press.
B. Saran Arsyad, L. 2004. Ekonomi pembangunan.
Berdasarkan beberapa kesimpulan
Yogyakarta: sekolah tinggi ilmu
diatas, maka saran yang dapat peneliti ekonomi YKPN.
berikan antara lain kepada:
Blakely, Edward J. 1994. Planning Local
1) Bagi Dinas Pemuda Olah Raga Economic Development Theory and
Kebudayaan Dan Pariwisata Practice. California: Sage Publications.
Kabupaten Blitar Diharapkan dapat Irawan, Drs. 2002. Ekonomika
dijadikan sebagai bahan pertimbangan Pembangunan. Jogjakarta: BPFE
atau saran yang positif bagi dinas Karyono, Hari A. 1997. Kepariwisataan.
pemuda olah raga kebudayaan dan Jakarta: Gramedia Widiasarana.
pariwisata Kabupaten Blitar dalam Listiana, Afri. 2005. Pengeruh Obyek
peningkatan pelayanan pariwisata serta Wisata Candi Borobudur Terhadap
promosi yang menarik agar dapat Perilaku Sosial Ekonomi Pedagang Di
menarik minat wisatawan untuk Kawasan Taman Wisata Candi
berkunjung ke obyek wisata penataran. Borobudur Kabupaten Magelang.
Selain itu meningkatkan Pengelolaan Skripsi Fakultas Ilmu Sosial,
sarana dan prasarana wisata, sehingga Semarang: Universitas Negeri
dapat melestarikan peninggalan Semarang, (Online),
sejarah yaitu bangunan candi penatrn (http://www.digilip.unnes.ac.id),
serta obyek wisata yang lain di sekitar diakses 10 Februari 2011.
kawasan penataran. Moleong , L. J. 2004. Metodologi
2) Bagi Lembaga Universitas Negeri penelitian kualitatif. Bandung: PT.
Malang Hasil penelitian ini dapat Remaja Rosda Karya.
dijadikan sebagai informasi atau Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata
pengembangan ilmu pengetahuan serta Sebuah Pengantar. Jakarta: P.T
sebagai rujukan untuk peneliti Pradnya Paramita.
selanjutnya atau literatur pembaca di Pitana, I, G. 2005. Sosiologi pariwisata:
perpustakaan. kajian sosiologis terhadap struktur,
3) Bagi Peneliti Diharapkan dapat system, dampak-dampak pariwisata.
menarik penelitian lanjutan, baik Yogyakarta: ANDI.
dalam bidang maupun permasalahan Rencana Startegis Kementrian dan
yang sama atau masalah penelitian Pariwisata Tahun 2010-2014, (Online),
yang berkaitan dengan obyekwisata, (httpwww.budpar.go.idfiledataRENST
pedagang makanan/minuman, RAKEMENBUDP AR2010.pdf),
pedagang souvenir, juru parkir serta diakses 10 Februari 2011.
usaha lain di sekitar obyek wisata Sukirno, Sadono. 1996. Pengantar Teori
sehingga penelitian tentang dampak Makro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja
pengembangan obyek wisata penataran Grafindo Persada

131
JESP V ol. 4, No.1, 2012

Suryana Drs. 2000. Ekonomi Pembangunan


Problematika dan Pendekatan. Jakarta:
Salemba Empat
Suwantoro, G. 2004. Dasar-dasar
Pariwisata. Yogyakarta: ANDI
Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang
Kepariwisataan, (online),
(httpwww.budpar.go.idfiledataRENST
RAKEMENBUDP AR2010.pdf),
diakses 27 Februari 2011.
Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2004
tentang Kepariwisataan. (Online),
(http:/www.pariwisata.go.id/uu/963-
undang-undang-no-10-tahun-
009.html), diakses 10 Februari 2011.
Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
(Online),(httpwww.kpu.go.iddmdocum
entsUU_32_2004_Pemerintahan
Daerah.pdf), diakses 27 Februari 2011.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis,
Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan
Penelitian. Edisi Kelima. Malang: Biro
Administrasi Akademik, Perencanaan
dan Sistem Informasi bekerjasama
dengan Penerbit Universitas Negeri
Malang.
Wahyuning, Ririn. 2010. Pengembangan
Desa Wisata Bunga Di Desa
Sidomulyo Kecamatan Batu Kota
Batu. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Wardiyanta. 2006. Metode penelitian
pariwisata. Y ogyakarta: ANDI.

132
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan


Terhadap Kehidupan Masyarakat Miskin di Desa Pait
Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang
Mega Puspita Ningsih
Prih Hardinto

Abstract

This study took a study case in Pait Village Kasembon Sub-district Malang Regency. With
the objective is to know the descriptive of the poverty in Pait Village, a kind of proverty
reduction program, and the impact of poverty reduction program toward poor people life.
This study used descriptive qualitative approach, that was he study which had an aim to
describe it sistematically, factual and accurate to the object that was the concern of the
problem.The result study showed that basically this program of poverty reduction which
was held by government could help to light the burden of citizen life nad increase their
prosperity, although actually that help was not enough to fulfill the entire of their family
needs. Basically, this program was not able to finish this problem of poor citizen
economics in a whole, as yhe poverty phenomenon was like iceberg, it meant that if there is
a caming up case, there will be many more cases that are hiden and there will be in the
middle of people.Based on this study, it was suggested for the government that in
addressing the problems of poverty, the government should not only provide physical relief,
but also gives provision skills to the public poverty so that they could expect to live
independently without interference from the government.

Key words: Reduction Program, Poverty.

Kemiskinan merupakan salah satu untuk memenuhi kehidupan hidup


penyakit dalam kehidupan ekonomi, minimum seperti: pangan, sandang,
sehingga harus disembuhkan atau kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang
dikurangi. Permasalahan kemiskinan yang tergolong miskin relatif sebenarnya
memang merupakan permasalahan yang telah hidup di atas garis kemiskinan namun
kompleks dan bersifat multidimensional. masih berada di bawah kemampuan
Oleh karena itu, upaya pengentasan masyarakat sekitarnya. Sedangkan
kemiskinan harus dilakukan secara kemiskinan kultural berkaitan dengan sikap
komprehensif, mencakup berbagai aspek seseorang yang tidak mau berusaha
kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan memperbaiki tingkat kehidupannya
secara terpadu (M. Nasir, dkk. 2008). sekalipun ada usaha dari pihak lain yang
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi membantunya.
tiga pengertian: kemiskinan absolut, Masalah kemiskinan merupakan
kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. masalah yang dihadapi banyak daerah,
Seseorang termasuk golongan miskin terutama di desa pait kecamatan Kasembon.
absolut apabila hasil pendapatannya berada Kemiskinan tersebut muncul karena
dibawah garis kemiskinan, tidak cukup banyaknya jumlah pengangguran dan
Alamat Korespondensi
Mega Puspita, Alumni Universitas Negeri Malang
E-mail : Mega_Puspita34@yahoo.com
Prih Hardinto, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
E-mail : ekonomi_um@yahoo.com
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

terbatasnya lapangan kerja yang ada data dan pengumpul informasi dari hasil
diwilayah perdesaan. Rendahnya tingkat penelitian. Peneliti memperoleh sumber
pendidikan warga masyarakat menjadi informasi dari bapak Sunarto sebagai
pemicu munculnya banyak pengangguran. kepala Desa Pait dan beberapa warga
Untuk mengatasi masalah tersebut masyarakat desa Pait yang dikategorikan
pemerintah perlu memberikan beberapa sebagai warga miskin/kurang mampu.
bantuan program pemberdayaan masyarakat Tujuan kehadiran peneliti dilapangan
yang bertujuan untuk mengentaskan adalah untuk mengamati secara langsung
masalah kemiskinan. Berdasarkan Undang- keadaan-keadaan atau kegiatan-kegiatan
undang (UU) Nomor 25 Tahun 2000 yang berlangsung, fenomena-fenomena
tentang PROPENAS, Pemerintah sosial dan gejala-gejala psikis yang terjadi
menetapkan upaya penanggulangan di lapangan.
kemiskinan sebagai satu dari beberapa Lokasi penelitian ini adalah Desa Pait
prioritas. Undang-undang tersebut Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang.
menjelaskan bahwa sasaran yang hendak Pemilihan daerah ini sebagai lokasi
dicapai dalam lima tahun adalah penelitian karena Desa Pait tergolong
berkurangnya jumlah penduduk miskin daerah dengan tingkat kemiskinan yang
absolut sebesar 4 persen dari tingkat relatif tinggi, sehingga peneliti tertarik
kemiskinan pada tahun 1999 (Chalid, untuk melakukan penelitian di daerah
2006). tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui
Ada beberapa program bantuan gambaran umum kemiskinan di desa Pait,
program yang dilakukan pemerintah dalam program-program penanggulangan
rangka menuntaskan masalah kemiskinan kemiskinanyang dilakukan oleh
seperti: Dana Biaya Operasional Sekolah pemerintah, serta dampak bantuan program
(BOS), Bantuan Langsung Tunai, Beras penanggulangan kemiskinan terhadap
Miskin, Jamkeskin, PNPM, dan program kehidupan masyarakat miskin di desa Pait
bantuan lainnya. Dengan adanya bantuan kecamatan Kasembon kabupaten Malang.
tersebut diharapkan kesejahteraan Sumber data dalam penelitian ini
masyarakat bisa meningkat dan beban adalah data primer dan data data skunder,
hidup masyarakat menjadi lebih ringan. yang diperoleh dengan cara melakukan
wawancara dengan penduduk miskin di
METODE desa Pait dan aparatur pemerintah mulai
Pada dasarnya penelitian ini merupakan dari tingkat desa sampai tingkat kabupaten
penelitian deskriptif, yaitu suatu model yang menangani dan berkaitan dengan
penelitian yang berusaha untuk membuat program-program pengentasan kemiskinan.
gambaran/paparan dan menggali secara Sedangkan data di peroleh dari badan yang
cermat serta mendalam tentang fenomena menangani masalah sosial dan
sosial tertentu tanpa melakukan intervensi kependudukan kecamatan Kasembon, UPK
dan hipotesis. Metode penelitian utama kecamatan Kasembon, dan Badan
yang digunakan adalah kualitatif, akan Perencanaan Pembangunan Daerah
tetapi untuk melengkapi analisis akan Kabupaten Malang.
ditampilkan dan diperkuat pula dengan Prosedur pengumpulan data dalam
data-data yang bersifat kuantitatif, dengan penelitian ini menggunakan teknik survey
pemahaman bahwa penelitian ini primer dan teknik survey skunder. Dalam
menggunakan paradigma kualitatif yang survey sekunder data diperoleh dari badan
dilengkapi dan diperkuat dengan data yang menangani masalah sosial dan
kuantitatif. kependudukan kecamatan Kasembon, UPK
Kehadiran peneliti di lokasi penelitian kecamatan Kasembon, dan Badan
mutlak diperlukan karena peneliti berperan Perencanaan Pembangunan Daerah
sebagai perencana, pelaksana, pengumpul Kabupaten Malang. Sedangkan survey

134
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

primer terdiri atas observasi dan hasil wawancara yang disampaikan oleh
wawancara. Observasi dilakukan di Desa informan.
Pait untuk mengetahui pelaksanaan Tahap-tahap dalam penelitian ini antara
program-program pengentasan kemiskinan lain: 1) Tahap persiapan, tahap kompilasi
atau hasil-hasil yang dicapai dari program- data, tahap analisis, tahap survey dan tahap
program tersebut. Wawancara dilakukan penutup.
dengan penduduk miskin di Desa Pait dan
aparatur pemerintahan mulai dari tingkat HASIL PENELITIAN DAN
desa sampai tingkat kabupaten yang PEMBAHASAN
berkaitan dengan program pengentasan 1. Gambaran Umum Kemiskinan
kemiskinan. Untuk mengukur tingkat kemiskinan di
Analisis data dalam penelitian kualitatif kabupaten Malang, BPS menggunakan
dilakukan sejak sebelum memasuki 14 kriteria untuk menentukan rumah
lapangan, selama di lapangan, dan setelah tangga miskin, yaitu:
selesai di lapangan. Selama dilapangan 1. Luas bangunan tempat tinggal
peneliti melakukan wawancara dengan kurang dari 8 meter persegi per
beberapa informan yaitu kepala desa Pait orang
dan beberapa warga miskin dan mancari 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat
beberapa data untuk mengetahui informasi dari tanah/bambu/kayu murahan
yang diperlukan peneliti. Setelah pencarian 3. Jenis dinding tempat tinggal dari
data dilapangan peneliti melakukan analisis bambu/rumbia/kayu
berdasarkan hasil observasi yang diperoleh. berkualrendah/tembok
Pengecekan keabsahan data dilakukan tanpadiplester
dengan beberapa teknik pemeriksaan, 4. Tidak memiliki fasilitas buang
antara lain: air besar/bersama-sama dengan
1) Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan rumah tangga lain
keabsahan data. Dalam penelitian ini 5. Sumber penerangan rumah
menggunakan teknik triangulasi dengan tangga tidak menggunakan listrik
sumber yaitu data diperoleh dari beberapa 6. Sumber air minum berasal dari
sumber, dengan melakukan wawancara sumur/mata air
mendalam dengan beberapa informan. 2) tidakterlindung/sungai/air hujan
Ketekunan pengamatan, Dalam penelitian 7. Bahan bakar untuk memasak
ini bermaksud menemukan ciri-ciri dan sehari-hari adalah
unsur-unsur dalam situasi yang ada di Desa bakar/arang/minyak tanah
Pait yang sangat yaitu masalah kemiskinan, 8. Hanya mengkonsumsi
sehingga peneliti memusatkan diri pada hal daging/susu/ayam satu kali dalam
tersebut untuk menggali secara mendalam seminggu
mengenai masalah kemiskinan, mulai dari 9. Hanya membeli satu stel pakaian
gambaran umum dampak bantuan baru dalam setahun
kemiskinan, jenis-jenis program 10. Hanya sanggup makan hanya
penanggulangan kemiskinan, dampak satu/dua kali dalam sehari
bantuan program penanggulangan 11. Tidak sanggup membayar biaya
kemiskinan, dll. 3) Member cek, yaitu pengobatan di
mengecek ulang secara garis besar terhadap puskesmas/poliklinik
berbagai hal yang telah disampaikan oleh 12. Sumber penghasilan kepala
informan. Setelah peneliti melakukan keluarga adalah petani dengan
wawancara dengan beberapa rumah tangga luas lahan500 m2, buruh tani,
miskin dan aparatur pemerintah, peneliti nelayan, buruh bangunan, buruh
menyampaikan atau mengulang kembali perkebunan, dan atau pekerjaan
lainnya dengan pendapatan di

135
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

bawah Rp. 600.000,- (Enam Hal ini terjadi karena jumlah penduduk dari
Ratus Ribu Rupiah) per bulan tahun ke tahun mengalami peningkatan.
13. Pendidikan tertinggi kepala Berikut adalah perbandingan jumlah
keluarga: tidak bersekolah/tidak penduduk miskin di desa Pait mulai dari
tamat SD/hanya SD tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011.
14. Tidak memiliki tabungan/barang
yang mudah dijual dengan nilai
minimalRp. 500.000,- (Lima
Ratus Ribu Rupiah), seperti
sepeda motor kredit/non-kredit,
emas, ternak, kapal motor, atau
barang modal lain.
Untuk menghitung angka kemiskinan,
BPS menghitung jumlah orang yang berada
di bawah garis kemiskinan. Untuk tahun
2010, apabila pengeluaran seseorang di Gambar :
bawah Rp. 212.210 per bulan, maka orang Jumlah Penduduk, Jumlah KK, dan
tersebut dikategorikan miskin. Jumlah RTM
Dengan menggunakan indikator atau Berdasarkan Perbandingan Tahun
kriteria tersebut maka dapat diketahui
warga masyarakat di desa Pait yang Berdasarkan gambar diatas,
digolongkan sebagai warga miskin. Pada dijelaskan bahwa jumlah penduduk di desa
Tahun 2010 diketahui bahwa warga yang Pait dari tahun ke tahun mengalami
memenuhi kriteria tersebut sebanyak 741 peningkatan. Pada tahun 2008 jumlah
KK, yaitu KK golongan Pra-sejahtera dan penduduknya sebanyak 3.966 jiwa, 1.162
KK golongan sejahtera1 digolongkan KK, dan jumlah rumah tangga miskin
sebagai KK golongan miskin. Sehingga sebanyak 746 KK. Pada tahun 2009 jumlah
disimpulkan bahwa banyaknya keluarga penduduk desa Pait meningkat, menjadi
miskin sebesar 65%. 4.240 jiwa, 1.116 KK, dan jumlah rumah
Jumlah penduduk di Desa Pait pada tangga miskin menurun menjadi 636 KK.
tahun 2010 sebanyak 4.267 jiwa yang Pada tahun 2010 jumlah penduduknya
terdiri dari 2.254 jiwa penduduk laki-laki 4.267 jiwa, 1.135 KK, sedangkan jumlah
dan 2.013 jiwa penduduk dengan jenis rumah tangga miskin mengalami
kelamin perempuan. Jumlah penduduk peningkatan, yaitu 741 KK. Dan pada tahun
tersebut terbagi dalam 1.135 KK. Rincian 2011 jumlah penduduk desa Pait
jumlah keluarga miskin tersaji dalam tabel mengalami peningkatan lagi, yaitu 4.508
berikut: jiwa, 1.105 KK, dan jumlah rumah tangga
T abel : miskin menurun menjadi 603 KK.
Jumlah Keluarga Miskin tahun 2010
2. Jenis-jenis Program Bantuan
Jumlah Kepala Keluarga 1.135 Pokok-pokok program kegiatan dalam
Jml Keluarga Pra Sejahtera 477 upaya menanggulangi masalah kemiskinan
yang dilakukan Pemerintah kabupaten
Jml Keluarga Sejahtera 1 264
Malang antara lain:
Jml Keluarga Sejahtera 2 317 a). PKPS BBM
Jml Keluarga Sejahtera 3 42 Program Kompensasi Pengurangan Subsidi
Jml Keluarga Sejahtera Plus 10 Bahan Bakar Minyak memiliki sembilan
kegiatan yang dikelola oleh 12 instansi.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengalihkan
Jumlah rumah tangga miskin (RTM) di subsidi menjadi kegiatan pembangunan
desa Pait dari tahun ke tahun berfluktuasi.

136
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

untuk masyarakat miskin. Kegiatan bantuan kesejahteraan sosial GAKIN


program PKPS BBM diantaranya adalah: dan peningkatan kelompok usaha
1. PKPS BBM Bidang Infrastruktur bersama fakir miskin.
Perdesaan yang ditangani oleh: 8. PKPS BBM Bidang Usaha Mikro yang
Dinas Permukiman, Kebersihan dan ditangani oleh :
Pertamanan untuk bidang air bersih Kantor Koperasi, Perindustrian dan
Dinas Bina Marga untuk bidang jalan Perdagangan untuk kegiatan
desa peningkatan pendapatan kelompok
Dinas Pengairan untuk bidang irigasi masyarakat miskin dengan kegiatan
2. PKPS BBM Bidang Pendidikan yang ekonomi produktif disektor informal
ditangani oleh: berskala usaha mikro.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 9. PKPS BBM Bidang Pengembangan
untuk kegiatan Biaya Operasional Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)
Sekolah dan Beasiswa. yang ditangani oleh:
3. PKPS BBM Bidang RASKIN yang Dinas Peternakan, Perikanan dan
ditangani oleh: Kelautan.
Bagian Pengembangan Ekonomi 10. PKPS BBM Bidang Bantuan Langsung
Daerah untuk kegiatan penjualan Tunai (BLT) yang ditangani oleh Kantor
beras murah kepada masyarakat Pos.
miskin.
Bulog sebagai penyalur b). Pemberdayaan Masyarakat
4. PKPS BBM Bidang Kesehatan yang Program pemberdayaan masyarakat di
ditangani oleh: Kabupaten Malang di biayai oleh
Dinas Kesehatan untuk kegiatan Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi atau
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dengan cara sharing. Program tersebut
Masyarakat Miskin (JPKMM) terdiri dari berbagai sub program yaitu:
PT. ASKES sebagai penanggung Gerdu Taskin yang di tangani oleh:
jaminan asuransi Badan Pemberdayaan Masyarakat
5. PKPS BBM Bidang Keluarga Berencana Kabupaten Malang dan didukung oleh
yang ditangani oleh : Instansi yang terkait dengan kegiatan
Badan Administrasi Kependudukan, Gerdu Taskin.
Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Program Pengembangan Kecamatan
untuk kegiatan bantuan alat (PPK) yang ditangani oleh:
kontrasepsi untuk masyarakat miskin. Badan Pemberdayaan Masyarakat
6. PKPS BBM Bidang perumahan Rakyat Kabupaten Malang dan didukung oleh
yang ditangani oleh : Instansi yang terkait dengan Program
Dinas Permukiman, Kebersihan dan Pengembangan Kecamatan.
Pertamanan untuk kegiatan bantuan Sedangkan jenis bantuan program
bergulir untuk pinjaman bahan penanggulangan kemiskinan yang sudah
bangunan serta bantuan sarana dan terealisasi di Desa Pait adalah sebagai
prasarana lingkungan permukiman. berikut :
7. PKPS BBM Bidang Pelayanan Sosial 1. PNPM-Mandiri dan PNPM-Generasi
yang ditangani oleh : Untuk PNPM-Mandiri, memberikan
bantuan berupa perbaikan infrastruktur
Kantor Sosial dan Kesejahteraan
desa, seperti pembangunan jalan,
Rakyat untuk kegiatan peningkatan
pembangunan jembatan, dll. Sedangkan
sarana dan prasarana panti sosial,
bantuan PNPM-Generasi memberikan
Pengembangan UEP Panti Sosial,
bantuan terutama dalam bidang
bantuan permakanan terlayani,
pendidikan dan kesehatan. Seperti
pemberdayaan masyarakat terpencil,
pemberian dana sekolah untuk

137
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

pembayaran SPP , pemberian uang saku, Pada umumnya kriteria warga yang
pembelian buku LKS, dan peralatan berhak menerima bantuan-bantuan tersebut
sekolah lainnya. adalah warga miskin yang rumahnya
2. Dana BOS (Bantuan Operasional terbuat dari bambu, tidak memiliki
Sekolah) pekerjaan tetap, dan berstatus janda/duda.
Dikhususkan untuk membantu biaya Khusus untuk bantuan biogas, diberikan
pendidikan, seperti pembayaran iuran kepada warga miskin yang rumahnya dari
SPP , buku/LKS, dll. bambu dan memiliki ternak sapi.
3. BKP3 (Badan Ketahanan Pangan & Beberapa bantuan dari pemerintah, dapat
Pelaksanaan Penyuluhan) dikatakan cukup membantu kehidupan
Bantuan kambing 125 ekor untuk 5 masyarakat miskin meskipun belum
kelompok, dimana 1 kelompok terdapat sepenuhnya meringankan beban mereka.
25 orang warga. Dan diharapkan bantuan dari pemerintah
4. BL T (Bantuan Langsung Tunai) tersebut dapat membantu meningkatkan
Bantuan ini berupa uang tunai sebesar kesejahteraan masyarakat. Tetapi dalam
200 ribu/KK. kenyataanya bantuan-bantuan tersebut
5. Simpan pinjam untuk koperasi wanita masih kurang, karena masih banyak
Bantuan uang tunai sebesar 25 juta untuk dijumpai warga yang hidup dibawah garis
simpan pinjam koperasi wanita, dimana kemiskinan, sehingga diperlukan perhatian
koperasi tersebut dikelola oleh ibu-ibu lebih dari pemerintah untuk mengatasi hal
PKK. Terdapat syarat dan ketentuan tersebut. Selain dampak positif, bantuan
yang berlaku bagi masyarakat yang ingin dari pemerintah juga memberikan dampak
daftar simpan pinjam, yaitu ada jaminan negatif bagi masyarakat miskin itu sendiri,
dan uang yang dipinjam digunakan yaitu mereka yang memperoleh bantuan
uuntuk mengembangkan usaha. dari pemerintah menjadi malas bekerja,
6. Bantuan raskin karena selalu bergantung pada pemerintah.
Bantuan ini diberikan kepada beberapa
warga, dimana setiap KK memperoleh 3. Dampak Bantuan Program
beras sebanyak 5 kg/bulan (sama rata), Penanggulangan Kemiskinan
sedangkan warga yang dikategorikan a). Dampak Positif
miskin sebagian memperoleh 15 Program bantuan penanggulangan
kg/bulan. kemiskinan yang dilakukan oleh
7. Bantuan kompor gas pemerintah, antara lain: Dana BOS (Biaya
Semua KK memperoleh bantuan kompor Operasional Sekolah), Bantuan Langsung
gas, tanpa kecuali. Tunai, Beras Miskin, Jamkeskin, dan
8. Bantuan biogas program-program lain. Dengan bantuan
Dari Dinas Kehutanan, mendapat tersebut keluarga miskin dapat memenuhi
bantuan 3 paket biogas, 1 paket kebutuhan hidupnya berupa sandang,
biogas senilai 3 juta untuk satu orang pangan, dan kesehatan. Mereka dapat
Dari Dinas peternakan, mendapat membayar iuran sekolah anaknya,
bantan 1 paket biogas meningkatkan pendapatan, meningkatkan
Dari Disnaker, mendapat bantuan 1 kesejahteraan sosial, dan dapat
paket biogas mengembangkan usaha dari dana bantuan
9. Jamkesmas yang diperoleh dari pemerintah.
Bantuan ini diberikan kepada Selain itu juga dapat membantu
masyarakat miskin dalam hal kesehatan. meringankan beban hidup masyarakat
Jamkesmas bisa digunakan untuk miskin dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang tidak mampu berobat hidupnya. Karena sebagian kebutuhan dasar
kerumah sakit. mereka dibantu oleh pemerintah sehingga
beban hidup mereka berkurang. Meskipun

138
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

sebenarnya bantuan tersebut tidak cukup PNPM-Mandiri dan PNPM-Generasi


untuk memenuhi seluruh kebutuhan Dana BOS (Bantuan Operasional
keluarga mereka. Karena pada dasarnya Sekolah)
program penanggulangan kemiskinan tidak BKP3 (Badan Ketahanan Pangan &
pernah mampu menyelesaikan masalah Pelaksanaan Penyuluhan).
ekonomi penduduk miskin secara BLT (Bantuan Langsung Tunai)
menyeluruh. Fenomena kemiskinan seperti Simpan pinjam pada koperasi wanita
gunung es, artinya apabila ada satu kasus Bantuan raskin
yang menonjol berarti tidak tertutup
Bantuan kompor gas
kemungkinan masih banyak yang
Bantuan biogas
tersembunyi dan ada di tengah-tengah
Jamkesmas
masyarakat.
b). Dampak Negatif
Dampak negatif bagi masyarakat yang 3. Dampak Bantuan Program
memperoleh bantuan dari pemerintah Penanggulangan Kemiskinan
Beberapa bantuan program
adalah adanya penurunan semangat dalam
penanggulangan kemiskinan yang diberikan
bekerja karena sebagian dari masyarakat
oleh pemerintah, seperti: Dana BOS (Biaya
terlalu menggantungkan diri pada
Operasional Sekolah), Bantuan Langsung
pemerintah. Mereka menjadi bermalas-
Tunai, Beras Miskin, Jamkeskin, dan
malasan dengan alasan tetap mengharapkan
beberapa program-program lain. Dampak
bantuan dari pemerintah, tanpa berpikir
positif dari pemberian bantuan tersebut
panjang apabila sewaktu-waktu bantuan
yaitu dapat memenuhi kebutuhan hidup
tersebut terhenti ditengah jalan dan mereka
warga miskin berupa sandang, pangan, dan
tidah selamanya memperoleh bantuan dari
kesehatan. Mereka dapat membayar iuran
pemerintah.
sekolah anaknya, meningkatkan
pendapatan, meningkatkan kesejahteraan
KESIMPULAN DAN SARAN
sosial, dan dapat mengembangkan usaha
Kesimpulan
dari dana bantuan yang diperoleh dari
Berdasarkan hasil analisis yang telah
pemerintah.
dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
Sedangkan dampak negatif bagi
sebagai berikut:
masyarakat yang memperoleh bantuan dari
pemerintah adalah adanya penurunan
1. Gambaran Umum Kemiskinan di
semangat dalam bekerja karena sebagian
Desa Pait
dari masyarakat terlalu menggantungkan
Untuk menghitung angka kemiskinan,
diri pada pemerintah
BPSmenghitung jumlah orang yang berada
di bawah garis kemiskinan, untuk tahun
2010apabila pengeluaran seseorang di Saran
1. Pemerintah perlu mengadakan
bawah Rp. 212.210 per bulan, maka dia
pendekatan dan memberikan perhatian
dikategorikan miskin.Berdasarkan data
lebih pada masyarakat, agar pemerintah
jumlah keluarga miskin tahun 2010
mengetahui gambaran umum kemiskinan
disimpulkan bahwabanyaknya keluarga
yang ada di daerah tersebut. Sehingga
miskin sebesar 65%, karena sebagian besar
dalam menerapkan strategi, pemerintah
warga tidak memiliki pekerjaan tetap
bisa mengambil kebijakan yang tepat
sehingga penghasilan yang mereka peroleh
sesuai dengan kondisi yang ada.
juga tidak menetap.
2. Pemerintah perlu untuk merencanakan
program-program penaggulangan
2. Program Penanggulangan
kemiskinan yang sesuai dengan
Kemiskinan Y ang T elah T erealisasi di
kebutuhan masyarakat miskin.
Desa Pait
Kemudian melakukan evaluasi dan
139
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

mengawasi pemberian bantuan tersebut Prasetyo, Adit.A. 2010. Faktor-faktor Yang


agar tepat guna dan tepat sasaran. Mempengaruhi Tingkat
3. Dalam mengatasi masalah kemiskinan, Kemiskinan. Semarang. (Online)
seharusnya pemerintah tidak hanya (http://eprints.undip.ac.id/23026/1/s
memberikan bantuan fisik, tetapi juga kripsi_full_teks.pdf), diakses 25
memberikan bekal keterampilan kepada September 2011.
masyarakat miskin supaya mereka bisa Rachmawati, Dian. 2010. Implementasi
hidup mandiri tanpa mengharap campur Program Gerakan Perang
tangan dari pemerintah. Melawan Kemiskinan (GPMK)
Sebagai Upaya Pengentasan
DAFTAR RUJUKAN Kemiskinan Di Kelurahan
Arsyad, Lincolin . 2010. Ekonomi Kepanjen Kidul Kota Blitar.
Pembangunan Edisi V, UPP STIM Skripsi. Malang: Universitas
YKPN: Y ogyakarata. Negeri Malang.
BPS. 2009. Kecamatan Kasembon Dalam Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Angka T ahun 2009. Malang: BPS Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D.
Kabupaten Malang. Bandung: Alfabeta.
Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Sukmana, Oman. 2005. Pola Mekanisme
Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Efektif Penyaluran Kompensasi
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Pengurangan Subsidi Bahan Bakar
Lainnya. Jakarta: Kencana. Minyak (PKPS-BBM) Bagi
Ismanto, IGN. 1995. Kemiskinan di Masyarakat Miskin Pedesaan.
Indonesia dan Program (online)
IDT.Jakarta:Center for Strategic and (http://research-
International Studes. report.umm.ac.id/index.php/research
Kuncoro, Mudrajad.2003. Ekonomi -report/article/.../69), diakses 25
Pembangunan: T eori, masalah, Desember 2011.
dan kebijakan Edisi III. S. Rejeki, D.P . 2006, Analisis
Y ogyakarta: (UPP) AMP YKPN. Penanggulangan Kemiskinan
Moleong, Lexy J., 2004. Metodologi Melalui Implementasi Program
Penelitian Kualitatif, Bandung: PT P2KP Di Kota Semarang.
Remaja Rosdakarya. Semarang. (online)
Mujiono, Dkk. 2010. Program (http://eprints.undip.ac.id/15489/1/
Pemberdayaan Masyarakat PNPM Dwi_Prawani_Sri_Rejeki.pdf),
Generasi Desa Pait Kecamatan diakses 23 September 2011.
Kasembon Kabupaten Malang. Tibyan, 2010. Analisis Program
Kasembon: UPK Kecamatan Penganggulangan Kemiskinan Di
Kasembon. Kabupaten Sragen. Surakarta.
Pasandaran, E. 1994. Hasil penelitian (online)
upaya penanggulangan kemiskinan (http://digilib.uns.ac.id/pengguna.p
di Nusa tenggara Timur Kabupaten hp?mn=showview&id=17659),
Ende dan Timor T engah Utara. diakses 23 September 2011.
Jakarta: Puslitbangnak. (Online). Universitas Negeri Malang. 2010. PPKI.
(http://itsmysimple.files.wordpress.c Malang: Universitas Negeri
om/2011/.../h0810102-riris- Malang
widyowati), diakses 29 September
2011.

140
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Malang


Tahun 2005 - 2009

Erry Gugy
Sugeng Hadi Utomo

Abstract

The aims of the research is describes of the base sector is one of indicator economic
growth of Malang Regency. Determination of potential sectors viewed from the base of
the sector , the growth of each sector from year to year , as well as the competitiveness of
each sector of the economy of the region of Malang regency level higher at the East
Java Province.This research uses descriptive quantitative research design. The
research data in the form of secondary data Regional Gross Domestic Product in
Malang Regency and Regional Gross Domestic Product of East Java Province. The
collection of data using secondary data to the type of time series data, within a period
of five years in the year on 2005-2009. Analysis Data of this research are Location
Quotient analysis (LQ) and Shift Share analysis (SS).Based on the results of data
analysis, the researcher obtains two conclusions results as follows. Firstly, Malang
Regency has a three-sector base it can see from the analysis of the average LQ is
agriculture sector , mining and quarrying sector and services sector . In which quarrying
sector and services sector in Malang Regency have the opportunity to more
develop.Secondly, Malang Regency has four potential sectors it can see from the
analysis of the average SS is agriculture sector , mining and quarrying sector,
processing industry sector and services sector . But the difference situation in the two
groups, the first group is the agricultural sector and processing industry as a sector
whose growth is slow but has the competitive ability, and the second group is quarrying
sector and services sector whose growth is fast but it is not able to compete.

Keyword : Economic Development, Economic Growth, Regional Gross Domestic


Product

Pembangunan ekonomi pada dan memperbaiki sistem kelembagaan baik


umumnya didefinisikan sebagai suatu dari aspek bidang organisasi maupun
proses yang menyebabkan kenaikan regulasi.
pendapatan riil per kapita penduduk suatu Di era otonomi daerah sekarang ini,
negara atau wilayah regional dalam jangka setiap pemerintah daerah memiliki
panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kewenangan daerah otonomi untuk
kelembagaan. Dalam rangka membangun mengatur dan mengurus sendiri urusan
perekonomian berbagai kebijakan publik pemerintahan menurut asas otonomi yang
telah disusun dan dilaksanakan oleh diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
kesejahteraan penduduknya, peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan
mengembangkan struktur perekonomian peran serta masyarakat untuk meningkatkan
______________________________________

Alamat Korespondensi :
Erry Gugy, Alumni Jurusan Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi Universitas Negeri Malang
Sugeng Hadi Utomo, Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi Universitas Negeri Malang
Email : sugeng_h@yahoo.com
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

daya saing daerah dengan memperhatikan domestik regional bruto adalah sektor
prinsip demokrasi. Efisiensi dan efektivitas pertanian, sektor pertambangan dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu penggalian, sektor industri pengolahan,
ditingkatkan dengan lebih memperhatikan sektor listrik, gas dan air bersih, sektor
aspek-aspek potensi dan keanekaragaman bangunan, sektor pengangkutan dan
daerah, peluang dan tantangan persaingan komunikasi, sektor keuangan, persewaan
global dengan memberikan kewenangan dan perusahaan, sektor jasajasa.
seluas-luasnya kepada daerah Keberhasilan pembangunan ekonomi
menyelenggarakan otonomi daerah. daerah, baik yang dilakukan oleh
Pembangunan ekonomi daerah pemerintah maupun swasta dalam
adalah suatu proses dimana pemerintah rangkaian peningkatan kesejahteraan
daerah dan masyarakatnya mengelola penduduknya dapat dinilai melalui produk
sumberdaya yang ada di daerah dan domestik regional bruto (PDRB). Produk
membentuk kerja sama atau kemitraan domestik regional bruto merupakan
antara pemerintah daerah dengan sektor indikator penting untuk mengetahui tingkat
swasta untuk menciptakan suatu lapangan keberhasilan pembangunan daerah yang
kerja baru dan merangsang perkembangan telah dilaksanakan dan sekaligus berguna
kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. untuk menentukan arah pembangunan di
Sehingga terdapat suatu penekanan masa mendatang.
penekanan kebijakan pembangunan yang Pelaksanaan otonomi daerah dengan
didasarkan pada kekhasan daerah yang pemberdayaan potensi daerah akan bisa
bersangkutan dalam menggunakan potensi berjalan jika sektor basis (sektor ungulan)
sumberdaya alam, kelembagaan dan daerah dapat dioptimalkan. Sektor unggulan
sumberdaya alam secara lokal atau daerah. ini penting untuk diketahui guna
Perencanaan pembangunan ekonomi daerah menentukan skala prioritas dalam
bisa dianggap sebagai perencanaan untuk pembangunan. Sektor basis (Sektor
memperbaiki penggunaan sumbersumber unggulan) tersebut adalah sektor yang
daya publik yang tersedia di daerah tersebut memiliki potensi yang lebih untuk
dan untuk memperbaiki kapasitas sektor berkembang dibandingkan dengan sektor
swasta dalam menciptakan nilai-nilai lainnya. Sektor basis ini akan menjadi ciri
sumberdaya swasta secara bertanggung khas di suatu daerah.
jawab. Demikian pula dengan Kabupaten
Untuk mencapai tujuan diatas maka Malang dalam mendukung pertumbuhan
diperlukan perencanaan yang teliti dan ekonominya maka perlu mengidentifikasi
evaluasi terhadap hasilhasil pembangunan sektorsektor mana yang dapat
yang telah dicapai. Salah satu indikator diunggulkan dan dapat memberikan hasil
ekonomi makro yang digunakan untuk yang cukup baik dan diharapkan sebagai
perencanaan dan evaluasi pembangunan solusi alternatif, sehingga dapat mendukung
ekonomi secara makro adalah statistik sektorsektor lain yang belum
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). berkembang. Sektorsektor perekonomian
Pertumbuhan pendapatan regional tersebut diambil dari lapangan usaha utama.
merupakan salah satu indikator yang sehingga dapat mendukung pertumbuhan
menggambarkan makin meningkatnya sektor lain yang belum berkembang.
kegiatan ekonomi yang terjadi pada daerah Kehidupan sosial ekonomi
tersebut. Demikian juga dengan pendapatan masyarakat Kabupaten Malang telah
perkapita, semakin tinggi pendapatan mengalami banyak kemajuan dan
perkapita maka semakin baik perubahan, pembangunan ekonomi
perekonomianya. Sektorsektor ekonomi Kabupaten Malang telah mampu
yang masuk dalam komponen produk menciptakan berbagai aktivitas ekonomi

142
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

dan kenaikan pendapatan masyarakat, ekonomi baik yang sekarang sudah menjadi
dengan tujuan mampu meningkatkan sektor unggulan maupun sektor yang
kesejahteraan dan kebutuhan hidup berpotensi untuk dikembangkan. Melalui
masyarakat. analisis dari peneliti diharapkan dapat lebih
Penentuan prioritas pembangunan di memperdalam lagi sektor-sektor potensial
Kabupaten Malang merupakan suatu di Kabupaten Malang yang saat ini belum
kondisi yang mendapatkan perhatian dari dikembangkan.
peneliti. Hal ini mengingat keterbatasan Dengan demikian bila sektor satu
pendapatan baik yang bersumber dari dibangun maka sektor lain juga harus
pendapatan asli daerah (P AD), maupun dibangun, ada kendala yang harus dihadapi
yang berasal dari pemerintah pusat. dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten
Keterbatasan pembiayaan mengakibatkan Malang, seperti keterbatasan dana dan
investasi untuk seluruh sektor tidak akan sumberdaya alam. Salah satu cara untuk
menghasilkan efektifitas yang tinggi. menjalankan pembangunan dengan
Prioritas pembangunan pada periode yang menentukan sektor basis yang dapat
lalu dalam prakteknya masih dijadikan tumbuh dan berkembang cepat. Oleh karena
acuan dalam penentuan prioritasprioritas itu penulis tertarik untuk meneliti sektor
pembangunan daerah selanjutnya dalam apa yang menjadi sektor basis yang dapat
pembangunan ekonomi di Kabupaten tumbuh dan berkembang cepat di
Malang, ada keterkaitan perkembangan Kabupaten Malang dan sektor apa yang
sektor satu dengan sektor lain. berpotensi untuk lebih dikembangkan di
Berdasarkan data Produk Domestik Kabupaten Malang. Sektor unggulan dan
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Malang sektor potensial ini juga diharapkan sebagai
yang tertera pada tabel 1 di bawah, terlihat solusi alternatif untuk keluar dari krisis
bahwa kontribusi sektor ekonomi ekonomi. Perlu dijelaskan bahwa penelitian
Kabupaten Malang didominasi oleh tiga ini merupakan penelitian yang bersifat
sektor unggulan, yaitu sektor pertanian, kuantitatif deskriptif. Berdasarkan latar
sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan belakang diatas, dalam penulisan skripsi ini
sektor industri pengolahan. Peneliti penulis memilih judul Analisis Deskripsi
beranggapan bahwa pentingnya prioritas Potensi Ekonomi Kabupaten Malang
pembangunan untuk tahun berikutnya, lebih (Kajian Produk Domestik Regional Bruto).
memperdalam kembali potensi dari sektor

T abel 1 : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2005 2009
Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Sektor 2005 2006 2007 2008 2009
Pertanian 3.498.086,29 3.648.211,29 3.804.359,63 3.971.329,43 4.171.370,51
Pertambangan dan penggalian 283.254,08 305.376,20 329.470,40 351.061,74 374.201,66
Industri Pengolahan 1.859.433,52 2.014.991,83 2.207.200,12 2.391.568,79 2.533.650,03
Listrik, gas dan Air bersih 173.383,19 182.605,03 189.644,29 201.587,08 210.146,23
Kontruksi 164.002,99 178.996,14 197.769,97 219.393,38 237.110,82
Perdagangan, Hotel dan restoran 2.585.656,77 2.754.648,54 2.949.007,40 3.126.619,49 3.295.920,93
Pengangkutan dan Komunikasi 496.400,73 520.588,29 548.520,71 571.717 596.500,13
Keuangan, persewaan dan Jasa
Perusahaan 425.390,91 451.441,97 474.641,47 502.126,97 529.263,10

Jasa-jasa 1.501.459,51 1.561.077,34 1.624.593,44 1.699.084,30 1.770.469,53

TOTAL 10.987.067,99 11.617.936,65 12.325.207,43 13.034.488,46 13.718.632,94


Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang

143
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

METODE PENELITIAN Share, Proportional Shift, dan


Jenis penelitian ini adalah penelitian Differential Shift. Berikut ini merupakan
kuantitatif deskriptif dan lokasi penelitian beberapa rumus dalam analisis Shift
di Kabupaten Malang. Metode yang Share : (Tarigan, 2007)
digunakan dalam pengumpulan data adalah
Yr = Yr,t Yr,t n
menggunakan metode khusus dan jenis data
yang dikumpulkan adalah data sekunder. Yr,i = Yr,i,t Y r,i,t-n
Data-data tersebut antara lain : PDRB
Yr,i,t = (Nsi + Pr,i + Dr,i)
Kabupaten Malang dan PDRB Provinsi
Jawa Timur. Informasi dan data yang Yr = (Ns + Pr + Dr)
diperlukan ini bersumber dari Badan
Ns,i,t = Yr,i,t-n (YN,t / YN,t-n) Yr,i,t-n
Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kabupaten Malang dan Bada Pr,i,t = { (YN,i,t / YN,i,t-n) (YN,t / YN,t-n) } x
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang. Yr,i,t-n
Metode Analisis : 1) Untuk mengetahui Dr,i,t = {Y r,i,t (YN,i,t / YN,i,t-n) Y r,i,t-n}
sektor basis Kabupaten Malang berdasarkan
pertumbuhan kontribusi tiap sektor Keterangan :
digunakan metode analisis Location : Pertambahan, angka lahir (tahun t)
Quotient dengan rumus : (Tarigan, 2007) dikurangi dengan angka awal (tahun t-
n)
N : Nasional atau wilayah nasional atau
wilayah yang lebih tinggi
LQ = r : Region atau wilayah analisis
Y : PDRB
i : sektor ekonomi
t : tahun
Keterangan : t-n : tahun awal
xi = Nilai tambah sektor (i) di Ns : Nasional Share
Kabupaten Malang P : Proportional shift
PDRB = PDRB Kabupaten Malang D : Different Shift
Xi = Nilai tambah sektor (i) di Provinsi
Jawa Timur Simbol Y (PDRB) yang diteliti adalah
PNB = PDRB Jawa Timur PDRB. Jika Pr > 0, maka Kabupaten
Malang akan berspesialisasi pada sektor (i)
Apabila hasil perhitungan LQ lebih yang di tingkat provinsi Jawa Timur
besar dari satu (LQ > 1), merupakan sektor tumbuh lebih cepat. Sebaliknya jika Pr < 0,
basis dan berpotensi untuk ekspor, artinya maka Kabupaten Malang akan
spesialisasi kota atau kabupaten lebih tinggi berspesialisasi pada sektor (i) yang di
dari tingkat provinsi. Dan apabila hasil tingkat provinsi Jawa Timur tumbuh lebih
perhitungan LQ lebih kecil dari satu (LQ < lambat. Bila Dr > 0, maka pertumbuhan
1), merupakan sektor non basis artinya sektor (i) di Kabupaten Malang lebih cepat
spesialisasi lebih rendah dari tingkat dari pertumbuhan sektor yang sama di
provinsi. provinsi Jawa timur, sehingga memiliki
daya saing dan apabila Dr < 0, maka
2) Untuk mengetahui pergeseran dan pertumbuhan sektor (i) di Kabupaten
peranan tiap sektor perekonomian di Malang relatif lebih lambat dari
Kabupaten Malang digunakan metode pertumbuhan sektor yang sama di Provinsi
analisis Shift Share yang terbagi dalam Jawa Timur, sehingga kurang memiliki
tiga komponen analisis yaitu ; National daya saing.

144
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Provinsi Jawa Timur. Apabila hasil


perhitungan Location Quotient (LQ) pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
salah satu sektor menunjukkan hasil lebih
Sektor Basis Untuk Meningkatkan dari satu maka sektor tersebut merupakan
Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten sektor basis di Kabupaten Malang. Dan
Malang apabila hasil perhitunganLocation Quotient
Analsis Location Quotient (LQ) (LQ) pada salah satu sektor menunjukkan
digunakan untuk mengetahui sektor basis hasil kurang dari satu maka sektor tersebut
dari Kabupaten Malang, dilihat dari merupakan sektor non-basis di Kabupaten
perbandingan Produk Domestik Regional Malang. Hasil analisis Location Quotient
Bruto (PDRB) Kabupaten Malang terhadap (LQ) Kabupaten Malang dapat dilihat pada
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tabel 3 di bawah ini :

T abel 2 :Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2009 Atas
Dasar Harga Konstan (ADHK)
Sektor 2005 2006 2007 2008 2009
Pertanian 44.700.984,17 46.486.277,60 47.942.973,38 49.437.137,68 50.208.896,71
Pertambangan dan penggalian 5.024.241,99 5.455.159,57 6.024.793,19 6.582.743,28 7.104.816,81
Industri Pengolahan 70.635.868,95 72.786.972,17 76.163.917,97 79.508.936,42 83.299.893,42
Listrik, gas dan Air bersih 4.429.541,76 4.610.041,67 5.154.634,88 5.314.747,16 4.361.515,81
Kontruksi 8.903.497,41 9.030.294,53 9.139.600,65 9.387.403,83 10.307.883,76
Perdagangan, Hotel dan
restoran
74.546.735,68 81.715.963,35 88.570.614,49 95.894.415,49 95.983.867,09

Pengangkutan dan
Komunikasi 14.521.814,32 15.504.939,79 16.710.214,85 17.912.846,08 22.781.527,67
Keuangan, persewaan dan
Jasa Perusahaan 12.666.393,27 13.611.228,97 14.763.619,88 15.952.445,08 17.395.393,53

Jasa-jasa 20.945.649,24 22.048.439,04 23.343.814,62 24.808.291,41 29.417.374,11

TOTAL 256.374.726,79 271.249.316,69 287.814.183,91 304.798.966,43 320.861.168,91


Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang

T abel 3 : Location Quotient Kabupaten Malang Tahun 2005 2009


Sektor 2005 2006 2007 2008 2009
Pertanian 1,83 1,83 1,85 1,88 1,94
pertambangan dan penggalian 1,32 1,31 1,28 1,25 1,23
Industri Pengolahan 0,61 0,65 0,68 0,70 0,71
Listrik, gas dan Air bersih 0,91 0,92 0,86 0,89 1,13
Kontruksi 0,43 0,46 0,51 0,55 0,54
Perdagangan, Hotel dan restoran 0,81 0,79 0,78 0,76 0,80
Pengangkutan dan Komunikasi 0,80 0,78 0,77 0,75 0,61
Keuangan, persewaan dan Jasa
0,78 0,77 0,75 0,74 0,71
Perusahaan
Jasa-jasa 1,67 1,65 1,63 1,60 1,41
Sumber : Data Sekunder Diolah

Dari hasil perhitungan Location berpotensi untuk diekspor di Kabupaten


Quotient (LQ), beberapa sektor yang masih Malang berasal dari sektor yang nilai

145
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

kontribusinya tidak begitu besar terhadap di sektor pertambangan. Sektor Penggalian


pembetukan Produk Domestik Regional merupakan sektor yang masih berpotensi
Bruto (PDRB) Kabupaten Malang. Hal ini untuk diekspor di Kabupaten Malang, hal
berarti dalam perhitungan Location ini bisa dilihat dari sektor penggalian yang
Quotient (LQ) Kabupaten Malang pada nilai kontribusinya tidak begitu besar
tahun 2005-2009, Kabupaten Malang terhadap pembetukan Produk Domestik
mempunyai kemampuan lebih besar Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
daripada Provinsi Jawa Timur secara Malang, tetapi menjadi sektor basis karena
keseluruhan dan mempunyai potensi untuk hasil perhitungannya lebih dari satu, ini
diekspor. menandakan bahwa sektor penggalian di
Sektorsektor dari hasil perhitungan Kabupaten Malang mempunyai
Location Quotient (LQ) yang bernilai lebih kemampuan lebih besar daripada Provinsi
dari ratarata lebih besar dari satu tersebut Jawa Timur secara keseluruhan dan
adalah sektor pertanian, sektor berpotensi untuk diekspor. Sektor
pertambangan dan penggalian, serta sektor penggalian di Kabupaten Malang meliputi
jasajasa. Kegiatan yang cukup signifikan hasil tambang golongan C, yaitu seperti
memberikan kontribusi dalam pertumbuhan batu gunung, batu kapur, batu kerikil, tanah
sektor pertanian adalah subsektor tanaman liat, marmer dan pasir. Berdasarkan luas
bahan makanan yang meliputi padi, jagung, area, secara berurutan komoditas unggulan
ketela pohon, ketela rambat, kedelai, di sektor penggalian Kabupaten Malang
kacang tanah, kacang hijau, sayuran dan adalah batu gunung, batu kerikil, pasir, dan
buah-buahan. Hal ini ditandai dengan batu kapur. Berdasarkan perkembangan
fokusnya Pemeritah mengembangkan penyerapan tenaga kerja komoditas pasir
program agropolitan di Kabupaten Malang, merupakan komoditas yang menyerap
akan tetapi tidak hanya menyentuh banyak tenaga kerja dibandingkan
subsektor tanaman bahan makanan di sektor komoditas lainnya di sektor penggalian
pertanian, karena saat ini di subsektor Kabupaten Malang.
pertanian, pemerintah lebih fokus untuk Sektor selanjutnya yang
program penganekaragaman jenis tanaman menunjukkan hasil perhitungan Location
di Kabupaten Malang. Pemerintah Quotient (LQ) yang bernilai lebih dari rata
Kabupaten Malang selalu berusaha agar rata lebih dari satu adalah sektor jasajasa.
sektor pertanian dapat bertahan menjadi Tidak jauh berbeda dengan sektor
sektor unggulan yang dimiliki Kabupaten pertambangan dan penggalian, sektor jasa
Malang, untuk mendukung tujuan tersebut jasa juga merupakan sektor yang masih
belum lama ini subsektor perikanan di berpotensi untuk diekspor di Kabupaten
Kabupaten Malang juga sedang Malang, hal ini bisa dilihat dari sektor jasa
dikembangkan melalui program jasa yang nilai kontribusinya tidak begitu
minapolitan untuk meningkatkan nilai besar terhadap pembetukan Produk
kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Malang, tetapi menjadi sektor
Kabupaten Malang. basis karena hasil perhitungannya lebih dari
Sektor selanjutnya yang satu, ini menandakan bahwa sektor jasa
menunjukkan hasil perhitungan Location jasa di Kabupaten Malang mempunyai
Quotient (LQ) yang bernilai lebih dari rata kemampuan lebih besar daripada Provinsi
rata lebih dari satu adalah sektor Jawa Timur secara keseluruhan dan
pertambangan dan penggalian, akan tetapi berpotensi untuk diekspor. Sektor jasajasa
di Kabupaten Malang hanya melakukan terbagi dalam dua subsektor yaitu
kegiatan ekonomi di sektor penggalian saja, pemerintahan umum dan swasta, di dalam
karena tidak tersedianya sumber daya alam sektor jasajasa subsektor swasta

146
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

merupakan subsektor yang mendominasi ketiga sektor basis di atas. Seperti


pertumbuhan sektor jasajasa di Kabupaten contohnya pada sektor industri pengolahan
Malang. Subsektor swasta sendiri terbagi dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran,
dalam tiga indikator, yaitu jasa di bidang kontribusi dua sektor ini cukup besar
sosial kemasyarakatan, jasa di bidang berpengaruh terhadap pembentukan Produk
hiburan dan kebudayaan, serta jasa Domestik Regional Bruto (PDRB)
perorangan dan rumah tangga. Secara Kabupaten Malang, akan tetapi pada tahun
berurutan kontribusi ketiga indikator 2005-2009 pertumbuhannya lambat.
tersebut dari yang terbesar sampai yang Berdasarkan analisis Location
terkecil terhadap subsektor swasta adalah Quotient (LQ) keenam sektor yang
jasa perorangan dan rumah tangga, jasa di menunjukkan hasil perhitungan kurang dari
bidang sosial kemasyarakatan, dan jasa di satu adalah sektor industri pengolahan;
bidang hiburan dan kebudayaan. sektor listrik, gas, dan air bersih; sektor
Pada indikator jasa perorangan dan konstruksi; sektor perdagangan, hotel, dan
rumah tangga merupakan indikator yang restoran; sektor pengangkutan dan
paling mempunyai pengaruh besar terhadap komunikasi; dan sektor keuangan,
peningkatan subsektor swasta di sektor persewaan, dan jasa perusahaan. Jika dilihat
jasajasa, jenis kegiatan jasa pada indikator dari tabel keenam sektor ini hanya
ini pada umumnya melayani perorangan menghasilkan angka kurang dari satu, akan
dan rumah tangga yang terdiri dari jasa tetapi khusus pada sektor listrik dan air
perbengkelan, jasa reparasi, jasa pembantu bersih di Kabupaten Malang menunjukkan
rumah tangga, serta jasa perorangan ratarata perhitungan lebih dari satu pada
lainnya. Pada indikator jasa sosial dan tahun 2009. Hal ini berarti pada tahun 2009
kemasyarakatan mencakup jasa pendidikan, sektor listrik dan air bersih di Kabupaten
jasa kesehatan, serta jasa kemasyarakatan Malang memiliki kemampuan
lainnya seperti jasa penelitian, jasa palang dibandingkan sektor listrik dan air bersih di
merah, panti asuhan, panti wreda, yayasan Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan.
pemeliharaan anak cacat, dan rumah Untuk kelima sektor yang hasil
ibadah. Kegiatankegiatan jasa sosial dan perhitungannya kurang dari satu berarti
kemasyarakatan hanya terbatas dikelola di kelima sektor di Kabupaten Malang
luar pemerintah, sedangkan kegiatan sejenis tersebut hanya mempunyai kemampuan
yang dikelola pemerintah termasuk dalam bersifat lokal, lokal disini berarti kegiatan
subsektor pemerintahan umum. Pada sektor nonbasis hanya memfokuskan
indikator yang terakhir yaitu jasa hiburan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
dan kebudayaan meliputi taman rekreasi, masyarakat di daerah itu sendiri, oleh
televisi swasta, radio swasta, dan obyek karena itu pertumbuhannya tergantung
wisata daerah. kepada kondisi umum perekonomian
Ketiga sektor yang disebutkan di wilayah tersebut (Teori Basis Richardson),
atas merupakan sektor yang memberikan dalam penelitian wilayah tersebut adalah
kontribusi yang cukup besar dan merupakan Kabupaten Malang. Pentingnya peran pihak
sektor potensial yang secara signifikan swasta dalam upaya peningkatan
berpengaruh terhadap Produk Domestik pendapatan daerah akan mampu membetuk
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten sumber keuangan daerah melalui
Malang. Akan tetapi bukan berarti sektor optimalisasi sektor basis.
sektor yang lain tidak memberikan
kontribusi terhadap pembentukan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB), tetapi
kontribusinya lebih kecil dan
pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan

147
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Sektor Ekonomi Potensial di Kabupaten Malang. Akan tetapi jika dilihat dari sektor
Malang Untuk Meningkatkan basis di Kabupaten Malang saja kurang bisa
Pertumbuhan Ekonomi Wilayah dikatakan potensial jika tidak melihat
Berdasarkan analisis Location potensi sektor yang bersangkutan di
Quotient (LQ) untuk menentukan sektor wilayah nasional (Jawa Timur). Maka dari
basis dalam meningkatkan pertumbuhan itu dilanjutkan dengan analisis Shift Share
ekonomi di Kabupaten Malang, dapat (SS) dengan tujuan untuk memudahkan kita
disimpulkan bahwa terdapat empat sektor melihat pertumbuhan sektor tersebut di
basis pada hasil perhitungan ratarata pada Jawa Timur dilihat dari komponen
tahun 2009, yaitu sektor pertanian; sektor Proportional Shift (Pr) dan melihat daya
penggalian; sektor jasajasa; dan sektor saing sektor tersebut dilihat dari komponen
listrik dan air bersih. Dimana sektor Differential Shift (Dr). Untuk lebih jelasnya
pertanian merupakan sektor basis dan hasil analisis Shift Share (SS) di dalam
merupakan sektor unggulan di Kabupaten menentukan sektor ekonomi potensial di
Malang, sedangkan tiga sektor basis lainnya Kabupaten Malang tahun 2005-2009 dapat
merupakan sektor ekonomi yang memiliki dilihat dalam Tabel 3,4, 5, 6 dan 7 berikut
potensi untuk dikembangkan di Kabupaten ini :

T abel 4 : Analisis Shift Share Komponen Ns Kabupaten Malang Tahun 2005-2009


No Sektor 2005-2006 2006-2007 2007-2008 2008-2009
1 PERTANIAN 202955,2587 222791,8446 224506,7288 209279,9007
2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 16434,10148 18648,95465 19443,04139 18500,14394
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 107882,3619 123053,1104 130253,532 126030,1588
4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 10059,5089 11151,468 11191,48118 10623,17413
5 KONSTRUKSI 9515,279642 10931,07746 11671,00205 11561,52507
6 PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN 150017,0651 168223,0498 174029,8156 164765,6352
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 28800,64419 31791,69631 32369,86044 30128,18193
KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA
8 PERUSAHAAN 24680,7297 27569,0143 28010,02381 26460,93311
9 JASA-JASA 87113,08927 95333,1023 95872,15573 89537,82349
JUMLAH 637458,0389 709493,3178 727347,641 686887,4764
Sumber : Data Sekunder Diolah

T abel 5 : Analisis Shift Share Komponen Pr Kabupaten Malang Tahun 2005-2009


No Sektor 2005-2006 2006-2007 2007-2008 2008-2009
1 PERTANIAN -63246,69104 -108471,3555 -105942,1522 -147283,8084
PERTAMBANGAN DAN
2 PENGGALIAN 7859,943853 13238,75607 11068,88384 9342,357897
3 INDUSTRI PENGOLAHAN -51256,2668 -29567,72429 -33316,22467 -12001,03388
4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH -2994,297221 10420,02019 -5300,786615 -46779,0097
5 KONSTRUKSI -7179,668607 -8764,440095 -6308,839152 9951,047171
PERDAGANGAN,HOTEL DAN
6 RESTORAN 98647,90852 62847,52666 69820,17318 -161849,0826
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 4805,638763 8676,186248 7107,078785 125263,6181
KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JASA
8 PERUSAHAAN 7050,838212 10652,19436 10209,98897 18958,01862
9 JASA-JASA -8061,148045 -3617,699635 6046,893266 226131,6405
JUMLAH -14373,74237 -44586,53601 -46614,98456 21733,74777
Sumber : Data Sekunder Diolah

148
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

T abel 6 : Analisis Shift Share Komponen Dr Kabupaten Malang Tahun 2005-2009


No Sektor 2005-2006 2006-2007 2007-2008 2008-2009
1 PERTANIAN 10416,43235 10443,99437 15029,11281 41431,8576
PERTAMBANGAN DAN
2 PENGGALIAN -2171,925335 -2097,208247 -6666,571886 -6969,83103
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 98932,21491 130844,9136 117151,8954 69249,81028
4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 2156,628318 -401,7335082 4214,952871 344,6547387
5 KONSTRUKSI 12657,53896 16224,69745 18806,91425 14592,99941
PERDAGANGAN,HOTEL DAN
6 RESTORAN -79673,20361 -70558,20651 -105996,6456 -131388,4126
PENGANGKUTAN DAN
7 KOMUNIKASI -9418,72295 -7311,358498 -13938,23072 -13922,35633
KEUANGAN,PERSEWAAN DAN
8 JASA PERUSAHAAN -5680,50791 -10475,31813 -7919,859363 -10319,48006
9 JASA-JASA -19434,11123 -18674,72387 -11044,09068 -18071,66933
JUMLAH 7784,343498 47995,05666 9637,477009 -55052,42729
Sumber : Data Sekunder Diolah

Tabel 7 : Analisis Shift Share Komponen Yr Kabupaten Malang Tahun 2005-2009


No Sektor 2005-2006 2006-2007 2007-2008 2008-2009
1 PERTANIAN 150125 124764,4835 133593,6895 408483,1729
PERTAMBANGAN DAN
2 PENGGALIAN 22122,12 29790,50247 23845,35334 75757,97581
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 155558,31 224330,2997 214089,2027 593977,8124
4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 9221,84 21169,75468 10105,64743 40497,24212
5 KONSTRUKSI 14993,15 18391,33482 24169,07714 57553,56196
PERDAGANGAN,HOTEL DAN
6 RESTORAN 168991,77 160512,3699 137853,3431 467357,483
PENGANGKUTAN DAN
7 KOMUNIKASI 24187,56 33156,52406 25538,70851 82882,79257
KEUANGAN,PERSEWAAN DAN
8 JASA PERUSAHAAN 26051,06 27745,89053 30300,15342 84097,10395
9 JASA-JASA 59617,83 73040,6788 90874,95831 223533,4671
JUMLAH 630868,64 712901,8384 690370,1334 2034140,612
Sumber : Data Sekunder Diolah

Berdasarkan analisis Proportional pada tahun 20062007 artinya sektor ini di


Shift (Pr) dari tahun ke tahun tidak sedikit Kabupaten Malang tumbuh lebih cepat
sektorsektor ekonomi di Kabupaten dibandingkan dengan sektor yang sama di
Malang yang mengalami perubahan, ini Provinsi Jawa Timur, akan tetapi
ditunjukkan dari hasil perhitungan pertumbuhannya kembali lebih lambat
Proportional Shift (Pr) yang bernilai positif, dibandingkan Provinsi Jawa Timur pada
pada tahun berikutnya bernilai negatif dan tahun 20072009 karena menunjukkan
sebaliknya. Dari analisis data Proportional hasil analisis Pr < 0. Pada analisis
Shift (Pr) terdapat empat sektor ekonomi di Proportional Shift (Pr) sektor konstruksi di
Kabupaten Malang yang mengalami Kabupaten Malang, pada tahun 20052008
perubahan dari tahun ke tahun yaitu sektor tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan
listrik dan air bersih; konstruksi; sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur,
perdagangan, hotel, dan restoran; dan jasa akan tetapi sektor ini tumbuh lebih cepat
jasa. Pada analisis Proportional Shift (Pr) pada tahun 2008-2009 karena menunjukkan
sektor listrik dan air bersih bernilai positif hasil analisis Pr > 0. Pada analisis

149
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Proportional Shift (Pr) sektor perdagangan, yang berarti sektor tersebut kurang
hotel, dan restoran di Kabupaten Malang memiliki daya saing. Berdasarkan analisis
pada tahun 20052008 tumbuh lebih cepat data Differential Shift (Dr) ratarata,
dibandingkan dengan sektor yang sama di sektorsektor ekonomi di Kabupaten
Provinsi Jawa Timur, akan tetapi pada Malang yang menunjukkan hasil analisis
analisis tahun 20082009, sektor ini yang bernilai positif (Dr > 0) adalah sektor
tumbuh lebih lambat karena menunjukkan pertanian; industri pengolahan; listrik dan
hasil analisis Pr < 0. Pada analisis air bersih; dan konstruksi. Khusus untuk
Proportional Shift (Pr) sektor jasajasa di sektor listrik gas dan air bersih, mengalami
Kabupaten Malang, pada tahun 20052007 pertumbuhan yang lambat pada analisis
tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan tahun 20062007 (Dr < 0), akan tetapi
sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur, memiliki daya saing lebih baik
akan tetapi sektor ini tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang sama di
pada tahun 20072009, karena Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan
menunjukkan hasil analisis Pr > 0. berdasarkan analisis tahun 20072009 (Dr
Sedangkan lima sektor lainnya > 0). Sedangkan sektorsektor ekonomi di
menunjukkan nilai analisis Proportional Kabupaten Malang yang menunjukkan hasil
Shift (Pr) yang stagnan dari tahun ke tahun analisis yang bernilai negatif (Dr < 0)
yaitu sektor pertanian; sektor pertambangan adalah sektor pertambangan dan
dan penggalian; industri pengolahan; penggalian; perdagangan, hotel, dan
pengangkutan dan komunikasi; dan restoran; pengangkutan dan komunikasi;
keuangan persewaan, dan jasa perusahaan. keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan;
Pada sektorsektor ekonomi yang nilai dan sektor jasajasa, sektorsektor tersebut
pertumbuhannya stagnan dari tahun ke kurang memiliki daya saing lebih bila
tahun, terbagi dua macam yakni sektor dibandingkan dengan sektor yang sama di
ekonomi dengan Pr > 0 dan Pr < 0 atau Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan,
sektor ekonomi yang bernilai positif dan karena hanya memiliki kemampuan untuk
negatif. Untuk sektor ekonomi yang memenuhi kebutuhan masyarakat lokal di
bernilai positif adalah sektor pertambangan Kabupaten Malang.
dan penggalian; pengangkutan dan Dari analisis data Proportional Shift
komunikasi; keuangan, persewaan, dan jasa (Pr) dan Differential Shift (Dr), jika
perusahaan, ini berrati sektor tersebut Kabupaten Malang mempunyai sektor yang
adalah sektor di Kabupaten Malang yang tergolong tumbuh lebih cepat di Provinsi
tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan Jawa Timur dan sektor tersebut merupakan
sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur sektor basis di Kabupaten Malang, maka
secara keseluruhan, sedangkan untuk sektor bisa dikatakan bahwa sektor tersebut
ekonomi yang bernilai negatif adalah sektor tergolong potensial dan sektor tersebut
pertanian dan industri pengolahan, ini memiliki peluang yang bagus untuk
berarti sektor tersebut adalah sektor di dikembangkan. Berdasarkan penjelasan di
Kabupaten Malang yang tumbuh lebih atas dapat disimpulkan bahwa sektor
lambat dibandingkan dengan sektor yang potensial yang bagus untuk dikembangkan
sama di Provinsi Jawa Timur secara adalah sektor pertanian, pertambangan dan
keseluruhan. penggalian, industri pengolahan dan sektor
Jika dilihat dari analisis Differential jasajasa. Pada sektor pertanian merupakan
Shift (Dr) terbagi dalam dua jenis, yakni sektor potensial yang baik untuk
hasil analisis sektorsektor ekonomi yang dikembangkan, agar pertumbuhannya bisa
bernilai positif yang berarti sektor tersebut cepat dan tetap memiliki daya saing. Untuk
memiliki daya saing dan hasil analisis tahun 2005-2009 sektor pertanian
sektorsektor ekonomi yang bernilai negatif merupakan sektor unggulan di Kabupaten

150
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Malang, dimana sektor pertanian mampu kontribusi yang cukup besar terhadap
bersaing dengan daerah lainnya di Provinsi pembentukan Produk Domestik Regional
Jawa Timur, akan tetapi pertumbuhannya Bruto (PDRB) Kabupaten Malang.
lambat. Atas dasar tersebut maka bisa Sektor basis kedua adalah sektor
dikatakan bahwa sektor pertanian pertambangan dan penggalian, dimana di
merupakan sektor potensial yang memiliki Kabupaten Malang hanya memiliki
peluang bagus untuk lebih dikembangkan. sektor penggalian, walaupun nilai
Tidak jauh berbeda dengan sektor kontribusinya tidak besar, akan tetapi
pertanian, sektor industri pengolahan juga sektor ini merupakan sektor potensial
merupakan sektor yang berpotensi untuk yang memilki peluang untuk diekspor.
lebih dikembangkan, karena mempunyai Sektor basis ketiga adalah sektor jasa
kontribusi cukup besar terhadap jasa, tidak berbeda jauh dengan sektor
pembentukan Produk Domestik Regional penggalian, sektor jasajasa juga
Bruto (PDRB) Kabupaten Malang. Sektor merupakan sektor potensial yang
industri pengolahan memiliki daya saing memilki peluang untuk diekspor,
dibandingkan dengan sektor yang sama di walaupun nilai kontribusinya tidak besar.
Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan, 2. Kabupaten Malang memiliki empat
akan tetapi pertumbuhannya lambat pada sektor potensial dilihat dari analisis Shift
tahun 2005-2009. Berikutnya khusus untuk Share (SS) yang tercantum dalam
sektor pertambangan dan penggalian serta analisis dilihat dari Proportional Shift
sektor jasajasa juga merupakan sektor (Pr) dan Differential Shift (Dr). Empat
potensial yang bagus untuk lebih sektor potensial di Kabupaten Malang
dikembangkan, karena dua sektor ini dapat adalah sektor pertanian, sektor
tumbuh cukup cepat pada tahun 2005 pertambangan dan penggalian, sektor
2009, akan tetapi masih belum bisa industri pengolahan, dan sektor jasa
bersaing dengan sektor yang sama di jasa. Pada sektor pertanian menunjukkan
Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan. hasil analisis Pr bernilai negatif (Pr < 0)
Dari penjelasan diatas menyatakan bahwa dan Dr bernilai positif (Dr > 0), maka
pentingnya perhatian pemerintah dan sektor pertanian di Kabupaten Malang
peranan pihak swasta akan menjadi faktor memiliki daya saing yang kuat, hanya
penting untuk lebih meningkatkan saja pertumbuhannya lambat. Pada
pertumbuhan dan kontribusi kedua sektor sektor pertambangan dan penggalian
ini terhadap pembentukan Produk Domestik menunjukkan hasil analisis Pr bernilai
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Malang positif (Pr > 0) dan Dr bernilai negatif
di tahun berikutnya. (Dr < 0), maka sektor pertambangan dan
penggalian di Kabupaten Malang
Kesimpulan dan Saran mempunyai potensi untuk berkembang
Kesimpulan karena pertumbuhannya cepat, hanya
Berdasarkan hasil penelitian dan saja daya saingnya lemah. Pada sektor
pembahasan dapat ditarik kesimpulan industri pengolahan menunjukkan hasil
sebagai berikut : analisis Pr bernilai negatif (Pr < 0) dan
1. Kabupaten Malang memiliki tiga sektor Dr bernilai positif (Dr > 0), maka sektor
basis setelah dilihat dari analisis industri pengolahan di Kabupaten
Location Quotient (LQ) ratarata yaitu Malang mempunyai daya saing yang
sektor pertanian, sektor pertambangan kuat, hanya saja pertumbuhannya
dan penggalian, dan sektor jasajasa. lambat. Dan pada sektor jasajasa
Sektor basis pertama adalah sektor menunjukkan hasil analisis Pr bernilai
pertanian, yang merupakan sektor positif (Pr > 0) dan Dr bernilai negatif
unggulan karena memiliki nilai (Dr < 0), maka sektor jasajasa di

151
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Kabupaten Malang pertumbuhannya Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi


cepat, hanya saja daya saingnya lemah. Regional Teori dan Aplikasi.
Jakarta : PT Bumi Aksara
Saran Tarigan, Robinson. 2006. Ekonomi
Saran yang dapat diberikan Regional Teori dan Aplikasi.
berdasarkan pada hasil penelitian tersebut Jakarta : PT Bumi Aksara
adalah : Tarigan, Robinson. 2007. Ekonomi
1. Bagi Pemerintah Kabupaten Malang Regional Teori dan Aplikasi.
khususnya Badan Perencanaan Jakarta : PT Bumi Aksara
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-Dasar
dalam rangka mengoptimalkan Ekonomi Wilayah. Yogyakarta :
pembangunan wilayah di Kabupaten Graha Ilmu
Malang melalui pendekatan Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi
pembangunan sektoral dan regional Pembangunan. Yogyakarta :
perlu memperhatikan dan Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi
mengembangkan sektor basis dan Ilmu Ekonomi YKPN
potensial di Kabupaten Malang, Sukirno, Sadono.2006. Pengantar Teori
khususnya sektor pertanian, sektor Makro Ekonomi. Jakarta : PT Raja
pertambangan dan penggalian, sektor Grafindo Persada
industri pengolahan, dan sektor jasa Badan Perencanaan Pembangunan
jasa. Maka akan diperoleh kebijakan Daerah.2010. Produk Domestik
pembangunan yang sesuai dengan Regional Bruto Kabupaten Malang
kondisi dan potensi tiap sektor, serta Tahun 2004 2009. Kabupaten
lebih memberikan prioritas pada tiap Malang : Badan
sektor yang kurang berkembang untuk Perencanaan Pembangunan Daerah
meningkatkan pertumbuhan wilayah Badan Perencanaan Pembangunan
Kabupaten Malang. Daerah.2010.Kabupaten Malang
2. Bagi peneliti selanjutnya, mengingat Dalam Angka 2009. Kabupaten
masih banyak faktor yang berpengaruh Malang : Badan Perencanaan
terhadap pertumbuhan ekonomi, serta Pembangunan Daerah
masih adanya analisis data yang lebih Badan Perencanaan Pembangunan
mendalam dan yang belum digunakan, Daerah.2011. Hasil Hasil
maka hal itu bisa dijadikan pertimbangan Pelaksanaan Pembangunan
dengan memperhatikan faktorfaktor Kabupaten Malang Tahun 2008
seperti tenaga kerja, sumber daya alam, 2010. Kabupaten Malang: Badan
teknologi, modal dan faktor penting Perencanaan Pembangunan Daerah
lainnya yang berpengaruh terhadap Badan Pusat Statistik.2011. Jawa Timur
pertumbuhan ekonomi wilayah Dalam Angka 2010. Kota Malang:
khususnya Kabupaten Malang. Badan Pusat Statistik.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004
DAFTAR PUSTAKA tentang Pemerintahan Daerah
Mukhlis, Imam (Ed.). 2011. Ekonomi Undang-Undang No. 33 Tahun 2004
Pembangunan. Tulungagung : tentang Perimbangan Keuangan
Cahaya Abadi Pusat dan
Tarigan, Robinson. 2004. Ekonomi Daerah
Regional Teori dan Aplikasi. Universitas Negeri Malang. 2011. Pedoman
Jakarta : PT Bumi Aksara Penulisan Karya Ilmiah. Malang :
Penerbit Universitas Negeri Malan

152
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt T o Asset Ratio
Terhadap Rentabilitas Ekonomi Koperasi Wanita
di Kota Malang Tahun 2010

Ratna Dwi Imawati


Y uli Soesetio
Fadia Zen

Abstract

This study aimed at finding out the condition of the Current Ratio, Total Asset Turnover ,
Debt To Asset Ratio, and Economic Profitability of the Koperasi Wanita in Malang in 2010,
as well as finding out if there were any significant effects of Current Ratio, Total Asset
Turnover , and the Debt to Asset Ratio on the Economic Profitability of the Koperasi Wanita
in Malang in 2010. The findings showed that in 2010 the conditions of the Current Ratio (X1)
had the tendency to be classified ineffective, the Total Asset Turnover (X2) had the tendency
to be classified as not ideal, the Debt To Asset Ratio (X3) had the tendency to be classified as
highly ideal, the Economic Profitability (X4) had the tendency to be classified as highly
effective. The results of the testing using Multiple Linear Regression analysis showed that the
variable of Current Ratio did not significantly affect the Economics Profitability despite the
fact that the variable of Total Assets Turnover affected positively and significantly the
Economic Profitability and Debt To Asset Ratio negatively and significantly affected the
Economic Profitability.

Keywords: Current Ratio, Total Asset Turnover , Debt To Asset Ratio, and Economic
Profitability

Salah satu kegiatan pemberdayaan dapat dilihat dari kinerjanya. Salah satu
perempuan yang dilakukan melalui sektor penilaian kinerja dapat dinilai melalui
ekonomi adalah usaha koperasi. Koperasi perolehan laba (SHU). Namun, SHU yang
yang selama ini dikenal sebagai pilar dari besar bukanlah jaminan bahwa koperasi
perekonomian bangsa merupakan pilihan tersebut telah bekerja dengan efisien.
tepat bagi kaum perempuan dalam Dengan demikian yang harus diperhatikan
meningkatkan kesejahteraan keluarga koperasi, walaupun usaha koperasi tidak
maupun kelompoknya. terlepas dalam perolehan laba (SHU) untuk
Setiap organisasi tentu ingin memajukan kesejahteraan anggota pada
mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan khususnya dan masyarakat pada umumnya
tersebut, pengelolaan koperasi harus namun aktivitas usahanya harus
dilakukan dengan sebaik mungkin agar memperhatikan upaya yang dapat dilakukan
dapat menjadi koperasi yang mampu dalam pencapaian kinerja yang baik dan
bersaing dengan bentuk badan usaha lain. efisien.
Wujud dari pengelolaan koperasi yang baik
_________________________________________
Alamat korespondensi:
Ratna Dwi Imawati, Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Y uli Soesetio,Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Fadia Zen, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Email : arjunaja@gmail.com
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Kinerja badan usaha dapat diukur Rasio aktivitas menunjukkan


dengan penilaian yang mengacu pada efektivitas pemanfaataan sumber daya
ukuran rasio profitabilitas yaitu return on perusahaan dalam kegiatannya yang
asset (ROA) atau rentabilitas ekonomi. berkaitan dengan investasi dan penjualan
Pengembalian atas total aktiva (ROA) untuk menghasilkan keuntungan. Cara
menyediakan dasar-dasar yang diperlukan untuk menilai efektivitas perusahaan
oleh suatu perusahaan untuk menghasilkan diantaranya dapat dilihat dari perputaran
ROE yang baik. Didukung oleh pernyataan total aktiva. Leunupun (2003:148) dalam
Walsh (2004:58) sebuah perusahaan yang jurnal ekonomi akuntansi dan keuangan,
tidak memiliki ROA yang baik hampir tidak menunjukkan adanya pengaruh positif
mungkin menghasilkan ROE yang variabel total assets turnover terhadap
memuaskan. profitabilitas ekuitas dan Haryanti (2007),
Faktor keuangan merupakan salah yang menunjukkan bahwa semakin tinggi
satu faktor yang berperan strategis bagi rasio aktivitas maka semakin tinggi
profitabilitas atau rentabilitas, faktor pertumbuhan laba karena tingginya total
keuangan mencakup variabel likuiditas, assets turnover menunjukkan efektivitas
aktivitas, dan leverage (Muwarni, penggunaan modal yang tertanam dalam
2003:576). Berdasarkan Peraturan Menteri keseluruhan aktiva yang diharapkan
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan menghasilkan laba.
Menengah Republik Indonesia Nomor Perputaran total aktiva
06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman menunjukkan seberapa jauh kemampuan
Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi aktiva dalam menciptakan penjualan
A ward, maka untuk mengetahui tingkat (Harahap, 2002:309). Perputaran total
produktivitas koperasi dapat dihitung aktiva juga memberikan gambaran seberapa
dengan menggunakan rasio-rasio keuangan efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkan
di antaranya adalah rasio likuiditas, untuk memperoleh penghasilan.
aktivitas, dan leverage. Dalam membiayai investasi dan
Rasio likuiditas mengukur operasinya, koperasi tidak selalu memiliki
kemampuan likuiditas jangka pendek dana yang cukup untuk merealisasikan
perusahaan dengan melihat aktiva lancar rencananya, karena itu sumber alternatif
perusahaan relatif terhadap hutang bagi koperasi adalah hutang. Rasio
lancarnya (Hanafi & Halim, 2009:77). Solvabilitas adalah rasio untuk mengukur
Rasio yang sering digunakan dalam kemampuan perusahaan memenuhi
perhitungan likuiditas adalah current ratio. kewajiban jangka panjangnya (Hanafi &
Rasio lancar adalah mengukur kemampuan Halim, 2009:81). Dalam penelitian ini rasio
perusahaan memenuhi hutang jangka Solvabilitas yang digunakan adalahdebt to
pendeknya dengan menggunakan aktiva asset yakni berapa bagian dan aktiva yang
lancarnya (aktiva yang akan berubah digunakan untuk menjamin utang.
menjadi kas dalam waktu satu tahun atau Penelitian yang dilakukan Haryanti (2007)
satu siklus bisnis). Likuiditas badan usaha menyebutkan semakin tinggiTotal Assets to
adalah kemampuan untuk membayar Debt Ratio maka semakin aman posisi
hutangnya yang telah jatuh tempo. perusahaan dan semakin besar kemampuan
Penelitian yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencari pinjaman, maka
Jiasti (2010) menunjukkan adanya pengaruh perusahaan mempunyai kesempatan yang
current ratio terhadap laba usaha. tinggi untuk memperoleh laba dengan
Sedangkan Kaaro (2002), dimana penelitian memanfaatkan pinjaman tersebut dalam
keduanya menunjukkan tidak adanya kegiatan usahanya.
pengaruh yang signifikan dari variabel Subyek yang digunakan dalam
current ratio terhadap rentabilitas ekonomi. penelitian ini adalah Koperasi W anita di
kota Malang, karena pertumbuhannya yang

154
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

semakin meningkat. Sebanyak 57 Kopwan meningkat hingga empat kali lipat, sehingga
sudah terbentuk di masing-masing kinerja koperasi wanita termasuk dalam
kelurahan dengan mendapatkan bantuan kategori baik. Kinerja yang baik dengan
modal dari Pemprov Jatim. Modal awal didukung modal yang mencukupi akan
koperasi wanita (Kopwan) yang dikucurkan menghasilkan laba yang optimal dan
pemerintah sebesar Rp25 juta per koperasi memberikan dampak bagi rentabilitas
di Kota Malang, Jawa Timur, sudah ekonomi koperasi tersebut. Melalui
berkembang biak menjadi Rp50 juta hingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan
Rp100 juta (Bhirawa, 2011). Dari informasi gambaran mengenai rantabilitas ekonomi
tersebut terlihat bahwa permodalan kopwan koperasi ditinjau dari rasio keuangan.
mencakup keseluruhan dari analisis rasio
METODE yang penulis gunakan dalam penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian Untuk melengkapi standar pengukuran
explanative research yang bermaksud untuk tersebut, peneliti juga menggunakan standar
menganalisis pengaruh antara satu variabel pengukuran dengan beracuan pada standar
dengan variabel lainnya dengan pegujian pengukuran yang baru diantaranya
hipotesis. Berdasarkan tingkat eksplanasi Peraturan Menteri Negara KUKM RI
atau penjelasan, penelitian yang dilakukan Nomor 22/Per/M.KUKM/IV/2007 untuk
ini adalah penelitian asosiatif kausalitas, current ratio dan rentabilitas ekonomi pada
yaitu penelitian yang bertujuan untuk peraturan nomor
mengetahui hubungan atau pengaruh antara 14/Per/M.KUKM/XII/2009. Setelah itu,
dua variabel atau lebih (Sugiyono, berdasarkan nilai yang ada pada kombinasi
2008:40). ketiga peraturan tersebut dimasing-masing
Polulasi dalam penelitian ini adalah variabel yang digunakan, peneliti
seluruh koperasi wanita yang ada di kota menginterprestasikan kedalam golongan
Malang yang terdaftar di Dinas Koperasi keadaan Koperasi.
dan UKM kota Malang berjumlah 66
koperasi. Pengambilan sampel dalam - = 100%
penelitian ini dilakukan dengan metode
purposive sampling, yaitu sampel yang (Peraturan Menteri Negara KUKM RI, Nomor
didasarkan pada tujuan tertentu dan 22/Per/M.KUKM/IV/2007)
mencerminkan karakteristik populasi.
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini
- = 1
meliputi Koperasi Wanita yang masih aktif
dan tercatat pada Dinas Koperasi dan UKM
(Peraturan Menteri Negara KUKM RI, Nomor
kota Malang, kepemilkan SHU diatas Rp 06/Per/M.KUKM/V/2006)
1.000.000, dan telah melakukan RA T.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berasal dari laporan keuangan - = 100%
kopwan tahun 2010. Data yang diperoleh
merupakan data sekunder yang diperoleh (Peraturan Menteri Negara KUKM RI, Nomor
dari Dinas Koperasi dan UKM Kota 06/Per/M.KUKM/V/2006)
Malang. Pengolahan data dilakukan sesuai
dengan rumus yang digunakan pada - = 100%
masing-masing perhitungan variabel sesuai
dengan Peraturan Menteri Negara KUKM (Peraturan Menteri Negara KUKM RI, Nomor
RI, Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 14/Per/M.KUKM/XII/2009)
tentang pedoman pemeringkatan Koperasi
untuk total asset turnover dan debt to asset
ratio, Tetapi standar tersebut belum

155
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

HASIL memiliki distribusi normal ataukah tidak.


Asumsi Klasik Pengujian normalitas distribusi data
Uji asumsi klasik dilakukan oleh populasi dilakukan dengan menggunakan
peneliti dimaksudkan untuk memperoleh Kolmogrov- Smirnov. Kriteria pengujian
dugaan yang tidak bias dan efisien dari yang digunakan yaitu apabila nilaiAsymp.
persamaan regresi . Sig.(2-tailed) > dari tingkat alpha yang
1. Uji Normalitas ditetapkan (=0.05), maka data penelitian
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui dapat dikategorikan berdistribusi normal.
apakah dalam suatu model regresi, variabel
dependent, independent atau keduanya

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CurrentRatio TotalAsset DebtToAsset Rentabilitas
Turnover Ratio Ekonomi
N 28 28 28 28
a,,b
Normal Parameters Mean 618.262541 1.253214 32.339643 8.364286
Std. Deviation 623.6211747 .8130876 23.0110333 4.8805437
Most Extreme Differences Absolute .228 .125 .112 .106
Positive .228 .110 .112 .105
Negative -.211 -.125 -.106 -.106
Kolmogorov-Smirnov Z 1.206 .663 .595 .562
Asymp. Sig. (2-tailed) .109 .771 .871 .910

Berdasarkan tabel diatas dapat (VIF) merupakan suatu cara untuk


dilihat bahwa data dari keempat variabel mendeteksi multikolonieritas dengan sejauh
yang diteliti diantaranya;current ratio, total mana sebuah variabel penjelas dapat
asset turnover , debt to asset ratio dan diterangkan oleh semua variabel penjelas
rentabilitas ekonomi memiliki nilai lainnya dalam persamaan regresi.
signifikansi diatas 0.05 yang berarti bahwa
data berdistribusi normal sehingga data Tabel 3. Hasil uji Multikolinieritas
tersebut layak untuk dianalisa lebih lanjut. Coefficients a
Collinearity Statistics
2. Uji Multikolinieritas Model Tolerance VIF
Uji multikolonieritas bertujuan 1 CurrentRatio .568 1.760
untuk menguji apakah model regresi TotalAssetTurnover .911 1.098
ditemukan adanya korelasi antar variabel DebtToAssetRatio .610 1.639
bebas (independen). Untuk mengetahui ada
tidaknya multikolinearitas dapat diketahui
dengan uji VIF (V ariance Inflation Factor) Melihat besaran nilai VIF dari
dan T olerence. Model yang baik seharusnya ketiga variabel bebas dapat diambil
tidak terjadi adanya korelasi antara variabel kesimpulan bahwa model regresi tidak
bebas. Deteksi terhadap ada tidaknya mengalami multikolinieritas.
multikoloniearitas. Y aitu dengan
menganalisis nilai V ariance Inflation 3. Uji Heterokedastisitas
Factor (VIF). Nilai VIF dibatasi tidak lebih Pengujian ini digunakan untuk
dari 10. Dimana Variance inflation factor melihat apakah variabel pengganggu

156
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

mempunyai varian yang sama atau tidak. variabel terikat nilai rentabilitas ekonomi
Heteroskedastisitas mempunyai suatu dengan residualnya nilaicurrent ratio, total
keadaan bahwa varian dari residual suatu asset turnover, dan debt to asset ratio
pengamatan ke pengamatan yang lain terlihat titik-titik menyebar secara acak dan
berbeda. tidak membentuk suatu pola tertentu yang
jelas serta menyebar baik diatas maupun
Gambar 1. Uji heteroskedastisitas dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini
berarti tidak terjadi heterokedastisitas.
Dapat disimpulkan bahwa uji
heterokedastisitas terpenuhi.

Pengujian Hipotesis

Y=a+ X + X + X + X +e

Berikut dalam tabel 1 adalah ringkasan


hasil analisis regresi berganda.
Pada gambar 1 dapat dilihat melalui
pengujian grafik plot antara nilai prediksi

Tabel 4. Hasil Uji Regresi Berganda


Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients


Model B Std. Error Beta T Sig.
(Constant) 8.805 2.787 3.159 .004
CurrentRatio -.001 .002 -.150 -.729 .473
TotalAssetTurnover 2.959 .977 .487 2.994 .006
DebtToAssetRatio -.105 .042 -.493 -2.478 .021
R .649a
R2 .421

Berdasarkan dari tabel diatas maka ratio konstan, maka akan menambah
diperoleh persamaan regresi sebagai rentabilitas ekonomi sebesar 2,959 %.
berikut. Koefisien regresi debt to asset ratio
Y= 8,805 0,001X 1 + 2,959 X2 0,105 X3 sebesar -0.105 menyatakan bahwa
Persamaan garis linier berganda tersebut setiap penambahan variabel debt to
dapat dijelaskan sebagai berikut: asset ratio sebesar 1 kali dan variabel
Koefisien regresi current ratio current ratio, dan total asset turnover
sebesar -0,001 tidak konstan, maka akan mengurangi
diinterprestasikan karena pengaruh rentabilitas ekonomi sebesar 10,5%.
current ratio terhadap rentabilitas Berdasarkan hasil regresi R korelasi
ekonomi tidak signifikan. current ratio, total asset turnover , dan debt
Koefisien regresi total asset turnover to asset ratio terhadap rentabilitas ekonomi
sebesar 2,959 menyatakan bahwa dalam tingkat hubungan kuat yaitu sebesar
setiap penambahan variabel total .649, sedangkan variabel lain diluarcurrent
asset turnover sebesar 1 kali dan ratio, total asset turnover , dan debt to asset
variabel current ratio, debt to asset ratio sebesar .351.

157
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Hasil regresi R Square (koefisien Kondisi Total Asset Turnover Koperasi


determinasi) sebesar .421, angka ini Wanita di Kota Malang Tahun 2010
menunjukkan kontribusi variabel independen Tingkat total asset turnover pada
current ratio, total asset turnover , dan debt to Koperasi W anita di Kota Malang Tahun 2010
asset ratio terhadap rentabilitas ekonomi. sebagian besar tergolong dalam klasifikasi
Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa yang sangat tidak ideal. V olume usaha atau
besar kecilnya rentabilitas ekonomi 42,1% pendapatan yang diperoleh Kopwan berasal
dipengaruhi oleh besarnya current ratio, total dari penjualan barang dagangan yang diakui
asset turnover , dan debt to asset ratio, pada saat penyerahan barang dan pendapatan
sedangkan sisanya yaitu 57,9% dipengaruhi jasa simpan pinjam yang diakui pada saat
oleh variabel-variabel lain diluar ketiga realisasi pinjaman serta pendapatan jasa
model tersebut. lainya. Rata-rata Koperasi Wanita di Kota
Malang, masih dalam usaha simpan pinjam.
PEMBAHASAN Kopwan belum menginvestasikan kas yang
Kondisi Current Ratio Koperasi Wanita dimilikinya atau membuka unit usaha baru,
di Kota Malang T ahun 2010 misalnya pembukaan unit pertokoan.
Standar yang baik untuk rasio lancar Pada tahun 2011 ini, untuk
adalah 200%, tingkat current ratio pada meningkatkan usaha dan perkembangan
Koperasi W anita di Kota Malang Tahun 2010 Kopwan Kota Malang, Dinas Koperasi dan
sebagian besar tergolong dalam klasifikasi UKM Kota Malang segera membentuk
yang tidak efektif. koperasi sekunder agar dapat mendukung
Berdasarkan klasifikasi tabel 1, keberadaan koperasi wanita (Kopwan), yang
kondisi current ratio yang tergolong dalam perkembangannya dinilai baik dan melakukan
klasifikasi tidak efektif ini kemungkinan pembinaan secara rutin mengenai usaha yang
disebabkan karena banyaknya jumlah aktiva dapat memberikan manfaat. Koperasi yang
lancar dalam bentuk kas yang dimilki nantinya dipilih menjadi koperasi sekunder
masing-masing Kopwan. Sebagian besar adalah yang kinerjanya bagus. Koperasi
mempunyai kas yang lebih tinggi daripada tersebut diharapkan domisilinya di Kota
piutang dan persediaan yang dimilikinya. Malang sehingga perhatian koperasi sekunder
Rata-rata kopwan memakai kas yang pada kopwan-kopwan bisa lebih fokus
dimilikinya untuk usaha simpan pinjam. (Tubas, 2011).
Bunga yang ditetapkan berdasarkan rapat
anggota dan pengurus dalam usaha tersebut Kondisi Debt To Asset Ratio Koperasi
berkisar 1.4-2% per bulan, misalnya pada Wanita di Kota Malang Tahun 2010
Kopwan An-Nisa II sebesar 1.4% untuk Berdasarkan klasifikasi pada tabel 4,
pinjaman dibawah 2 juta dan 1.7% untuk dapat diketahui bahwa tingkat debt to asset
pinjaman diatas 2 juta sedangkan Kopwan ratio pada Koperasi Wanita di Kota Malang
Bhakti Asta Makmur sebesar 1.5%-2% Tahun 2010 sebagian besar tergolong dalam
tergantung dari rentang waktu pengembalian. klasifikasi yang sangat ideal. Debt to asset
Tingginya nilai current ratio yang ratio yang tinggi menunjukkan bahwa
melebihi standar rasio lancar ini kegiatan operasi pada badan usaha (koperasi)
mengindikasikan bahwa terdapat banyak dana sebagian besar dibiayai oleh hutang, sehingga
yang menganggur dan kesulitan Koperasi aktiva untuk menjamin hutang tersebut juga
Wanita Kota Malang tahun 2010 untuk lebih besar.
memutar kembali uang kas tersebut menjadi
modal kerja yang dapat menghasilkan tingkat Kondisi Rentabilitas Ekonomi Koperasi
pengembalian lebih koperasi. Selain itu faktor Wanita di Kota Malang Tahun 2010
rata-rata umur koperasi wanita di Kota Berdasarkan klasifikasi pada tabel 1,
Malang yaitu satu tahun dan belum dapat diketahui bahwa tingkat rentabilitas
terbentuknya unit usaha baru. ekonomi pada Koperasi Wanita di Kota
Malang Tahun 2010 sebagian besar tergolong
dalam klasifikasi yang sangat efektif. Hal ini

158
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

terlihat dalam perolehan SHU masing-masing perputaran aktiva yang digunakan untuk
Koperasi yang dijadikan sampel penelitian operasi (Riyanto, 2001:37).
sudah diatas 1 juta. Hal ini menandakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bahwa Koperasi Wanita di Kota Malang current ratio tidak berpengaruh terhadap
tahun 2010 mampu memperoleh laba atau rentabilitas ekonomi, hal ini juga
SHU secara efektif dengan menggunakan menghasilkan dugaan bahwa current ratio
keseluruhan modal atau aktiva yang bukanlah satu-satunya alat yang mampu
dimilikinya digunakan untuk mewakili likuiditas dalam
mengukur rentabilitas ekonomi. Rasio
Pengaruh Current Ratio T erhadap tersebut adalah rasio kas yang
Rentabilitas Ekonomi membandingkan antara kas dan bank dengan
Likuiditas efektif dapat diasumsikan kewajiban lancarnya serta rasio pinjaman
bahwa koperasi mampu untuk memenuhi yang diberikan terhadap dana yang diterima
kewajiban jangka pendeknya. Namun jika koperasi dengan catatan dana yang diterima
koperasi memiliki terlalu banyak kas berarti adalah total pasiva selain hutang biaya dan
banyak dana yang menganggur, kondisi ini SHU belum dibagi.
menyebabkan koperasi tidak dapat Selain itu tidak adanya pengaruh
memaksimalkan pendapatannya. Sebaliknya antara current ratio dengan rentabilitas
bila likuiditas turun atau tidak efektif maka ekonomi dapat juga dikarenakan rata-rata
mengindikasikan koperasi tidak mampu umur koperasi wanita di Kota Malang yaitu
memenuhi kewajiban jangka pendeknya satu tahun. Tingginya nilaicurrent ratio yang
karena kas yang tersedia terbatas. melebihi standar rasio lancar ini
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mengindikasikan bahwa terdapat banyak dana
current ratio tidak berpengaruh terhadap yang menganggur dan kesulitan Koperasi
rentabilitas ekonomi. Hal ini mendukung Wanita Kota Malang tahun 2010 untuk
hasil penelitian yang dilakukan oleh memutar kembali uang kas tersebut menjadi
Ananingsih (2007), dimana penelitian ini modal kerja yang dapat menghasilkan tingkat
menunjukkan tidak adanya pengaruh yang pengembalian lebih koperasi.
signifikan dari variabel current ratio
terhadap rentabilitas ekonomi secara parsial Pengaruh Total Asset Turnover Terhadap
dan simultan. Selain itu, penelitian yang Rentabilitas Ekonomi
dilakukan oleh Kaaro (2002) tentang prediksi Total Asset Turnover merupakan
kinerja perusahaan berbasis investment kemampuan dana yang tertanam dalam
opportunity set dan rasio keuangan keseluruhan aktiva berputar dalam suatu
tertimbang, dimana penelitian ini periode tertentu atau kemampuan modal yang
menunjukkan tidak adanya pengaruh yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.
signifikan dari variabel rasio likuiditas Rasio ini juga mengukur seberapa efisien
terhadap rentabilitas ekonomi secara parsial. aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk
Namun penelitian ini bertentangan dengan memperoleh penghasilan, hal ini
penelitian yang dilakukan oleh Jiasti (2010). menunjukkan bagaimana sumber dana telah
Likuiditas melalui current ratio dimanfaatkan secara optimal yaitu melihat
ternyata tidak berpengaruh langsung terhadap pada beberapa aset kemudian menentukan
rentabilitas ekonomi. Apabila disebutkan, berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut
diduga hal tersebut hanya berpengaruh pada pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang
operasional (aktivitas) sehari-hari agar rendah pada tingkat penjualan tertentu akan
perusahaan dapat hidup. Hal ini dikarenakan mengakibatkan semakin besarnya dana
rentabilitas ekonomi dipengaruhi oleh dua kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva
faktor, yaitu profit margin dimana besarnya tersebut.
keuntungan operasi yang dinyatakan dalam Harahap (2002:309), menyatakan
persentase dan jumlah penjualan bersih, dan bahwa cara untuk menilai efektifitas
turnover operating asset yaitu tingkat perusahaan diantaranya dapat dilihat dari
Perputaran Total Aktiva T ( otal Asset

159
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Turnover). Perputaran total aktiva Kopwan Bhakti Asta Makmur sebesar 1.4%-
menunjukkan seberapa jauh kemampuan 2% dan Kopwan An-Nisa II sebesar 1.4%
aktiva dalam menciptakan penjualan. untuk pinjaman dibawah 2 juta dan 1.7%
Perputaran total aktiva juga memberikan untuk pinjaman diatas 2 juta. Koperasi
gambaran seberapa efisien aktiva tersebut khususnya yang berjenis simpan pinjam
telah dimanfaatkan untuk memperoleh dilarang untuk menaikkan bunga yang
penghasilan. dibebankannya kepada anggotanya diatas
Hasil penelitian ini menunjukkan bunga bank. Pasalnya, jika bunga dari
bahwa total asset turnover berpengaruh koperasi simpan pinjam lebih dari bunga
signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Hal bank maka hal tersebut bisa dianggap sebagai
ini mendukung hasil penelitian yang sebuah penyimpangan.
dilakukan oleh Leunupun (2003), Usaha untuk meningkatkan total
menunjukkan adanya pengaruh positif total assets turnover dapat dilakukan dengan
assets turnover terhadap profitabilitas ekuitas. menerapkan strategi pemasaran yang lebih
Artinya setiap peningkatan dalam total asset baik untuk unit pertokoan (waserba) ataupun
turnover akan mempengaruhi profitabilitas. dengan memberikan pinjaman yang dengan
Total asset turnover menunjukkan persyaratan yang fleksibel namun tetap
kemampuan keseluruhan aktiva berputar mengusahakan waktu pengembalian yang
dalam suatu periode tertentu untuk lebih cepat untuk unit simpan pinjam,
menghasilkan laba melalui penjualan dan sehingga dapat memberikan solusi bagi
gambaran tingkat aktivitas kegiatan usaha anggota dalam memenuhi kepentingan dan
yang dapat meningkatkan rentabilitas kebutuhannya. Semakin besar anggota
ekonomi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa memanfaatkan pelayanan pertokoan dan
semakin tinggi total asset turnover atau simpan pinjam, maka semakin besar volume
aktivitas yang dilakukan suatu badan usaha usaha dan pertumbuhan labanya semakin
maka semakin tinggi pula rentabilitas optimal.
ekonminya.
Hal ini didukung juga oleh penelitian Pengaruh Debt To Asset Ratio Terhadap
yang dilakukan Haryanti (2007), Rentabilitas Ekonomi
menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio Debt to asset ratio menunjukkan
aktivitas maka semakin tinggi pertumbuhan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
laba karena tingginya total assets turnover kewajiban jangka panjangnya dengan
menunjukkan efektivitas penggunaan modal membandingkan total hutang dengan total
yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang aset. Rasio leverage atau rasio utang dapat
diharapkan menghasilkan laba. Namun pada diartikan sebagai kemampuan badan usaha
penelitian ini, total asset turnover dalam dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka
klasifikasi sangat tidak ideal. pendek maupun jangka panjangnya, sehingga
Secara umum, volume usaha atau rasio ini menunjukkan seberapa besar
pendapatan yang diperoleh Kopwan berasal perusahaan dibiayai oleh hutang. Masalah
dari penjualan barang dagangan yang diakui hutang menyangkut struktur finansial, yaitu
pada saat penyerahan barang dan pendapatan perimbangan dalam arti absolut maupun
jasa simpan pinjam yang diakui pada saat relatif keseluruhan modal asing yang
realisasi pinjaman serta pendapatan jasa tercermin dalam neraca (Riyanto, 2001:22).
lainya. Sedangkan pada Koperasi Wanita di Hasil penelitian ini menunjukkan
Kota Malang tahun 2010 ini, rata-rata masih bahwa debt to asset ratio berpengaruh
dalam usaha simpan pinjam. Hal ini dapat signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Hal
diketahui pada tabel 4.1, bahwa 23 Koperasi ini mendukung hasil penelitian yang
Wanita di Kota Malang Tahun 2010 masih dilakukan oleh Haryanti (2007) yang
dalam jenis usaha simpan pinjam. menyebutkan semakin tinggi debt to asset
Bunga pada unit simpan pinjam yang ratio maka semakin aman posisi perusahaan
dipakai Kopwan berkisar 1.4-2% flat per dan semakin besar kemampuan perusahaan
bulan dan anuitas sebesar 3% , misalnya pada untuk mencari pinjaman. Apabila perusahaan

160
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

mempunyai kemampuan yang besar untuk Leverage akan menguntungkan jika tingkat
mencari pinjaman maka perusahaan pengembalian yang diperoleh lebih besar
mempunyai kesempatan yang tinggi untuk daripada biaya tetap yang harus dikeluarkan
memperoleh laba dengan memanfaatkan dan rentabilitas akan meningkat. Sedangkan
pinjaman tersebut dalam kegiatan usahanya. leverage akan bersifat merugikan jika yang
Hasil regresi yang positif terjadi adalah tingkat pengembalian yang
mengindikasikan bahwa badan usaha diperoleh lebih rendah daripada biaya
(koperasi) yang efektif dan efisien atau tetapnya.
berhasil dalam aktivitas yang dijalankan.
Salah satunya dalam pengelolaan dana Kesimpulan
pinjaman yang digunakan untuk pembiayaan Dari hasil penelitian yang telah
sejumlah aktivanya atau dengan kata lain, dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
badan usaha tersebut mampu menutupi biaya berikut:
tetapnya. Kondisi current ratio, total asset
Namun, dari hasil statistik trunover , debt to asset ratio dan rentabilitas
menunjukkan bahwa debt to asset ratio ekonomi Koperasi Wanita di Kota Malang
berpengaruh signifikan negatif terhadap tahun 2010, yaitu tingkat current ratio
rentabilitas ekonomi Koperasi W anita di kota cenderung dalam klasifikasi tidak efektif.
Malang tahun 2010. Hal ini berarti setiap Tingkat total asset turnover cenderung
terdapat peningkatan pada nilai debt to asset dalam klasifikasi tidak ideal. Tingkat debt to
ratio akan menyebabkan penurunan nilai asset ratio cenderung dalam klasifikasi
rentabilitas ekonomi koperasi. Jika nilaidebt sangat ideal dan tingkat rentabilitas ekonomi
to asset ratio tinggi berarti lebih besar risiko Koperasi Wanita di Kota Malang tahun 2010
yang akan dihadapi koperasi karena akan cenderung dalam klasifikasi sangat efektif.
lebih besar kewajiban yang harus dipenuhi V ariabel current ratio tidak
sehingga jumlah profit yang diperoleh berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi
koperasi akan menurun. pada Koperasi Wanita di Kota Malang tahun
Pengaruh yang bersifat negatif dan 2010. V ariabel total asset turnover
tidak sesuai dengan harapan badan usaha, berpengaruh positif terhadap rentabilitas
dapat disebabkan oleh penggunaan hutang ekonomi pada Koperasi Wanita di Kota
yang kurang efisien. Penggunaan hutang yang Malang tahun 2010 dan V ariabel debt to
tidak efisien ini berkaitan dengan aktivitas asset ratio berpengaruh negatif terhadap
yang dijalankan, karena aktiva yang rentabilitas ekonomi pada Koperasi W anita
digunakan untuk beraktivitas sebagian besar di Kota Malang tahun 2010.
dari hutang. Dengan aktivitas yang buruk,
perusahaan tidak dapat menghasilkan laba Saran
yang besar, profitabilitas menurun bahkan Bagi Dinas Koperasi, dalam upaya
terdapat kemungkinan perusahaan tersebut peningkatan kinerja koperasi, perlu
akan menderita kerugian (W eston & mengadakan penyuluhan secara rutin kepada
Copeland, 1992:252). koperasi wanita tentang pentingnya faktor
Meskipun kenaikan rentabilitas keuangan yaitu mencakup rasio likuiditas,
ekonomi dapat diperoleh perusahaan melalui aktivitas, dan leverage yang berperan
penggunaan leverage keuangan secara strategis bagi profitabilitas atau rentabilitas
bijaksana, tetapi pembayaran utang adalah koperasi yang optimal serta pelaporan
kewajiban yang harus dipenuhi. Oleh karena pertanggungjawaban sesuai SAK yang
itu menambah utang akan meningkatkan berlaku di Indonesia terlebih umur rata-rata
risiko gagal bayar jika arus kas mengalami kopwan masih 1 tahun dan lebih
penurunan dan gagal bayar dapat memberikan meningkatkan pemanfataan koperasi
konsekuensi yang berbahaya bagi perusahaan, sekunder agar dapat mendukung keberadaan
termasuk kebangkrutan. koperasi wanita (Kopwan). Bagi Koperasi
Leverage dapat bersifat Wanita, dalam upaya memajukan
menguntungkan ataupun merugikan. kesejahteraan anggota-anggotanya, penting

161
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

bagi koperasi dalam memperhatikan setiap diterbitkan. Universitas Negeri


kebijakan-kebijakan yang dilakukan dalam Semarang.
pencapaian kinerja yang baik dan efisien. Jiasti, F.J. 2010. Analisis Pengaruh Current
Bagi Koperasi Wanita di Kota Malang Ratio, Quick Ratio, Receivable
hendaknya lebih memperhatikan lagi dalam Turnover , Dan CashTurnover
pengelolaan terhadap asset-asset yang Terhadap Laba Usaha Kopersemar
dimiliki, karena dengan tingginya jumlah 2007-2009. Skripsi tidak diterbitkan.
asset yang dimiliki tidak selalu memberikan Fakultas Ekonomi. Universitas
sisa hasil yang tinggi pula bagi koperasi jika Diponegoro Semarang.
tanpa diimbangi dengan cara pengelolaan Kaaro, H. 2002. Prediksi Kinerja Perusahaan
yang tepat. Apabila kinerja perusahaan sudah Berbasis Investment Opportunity Set
mulai menurun, hendaknya perusahaan lebih dan Rasio Keuangan Tertimbang.
cermat menganalisis faktor-faktor apa saja Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 4(1): 37-
yang mengakibatkan kinerja tersebut menjadi 53).
menurun karena hal tersebut akan berdampak Leunupun. 2003. Profitabilitas Ekuitas Dan
pula pada kesejahteraan para anggotanya. Beberapa Faktor Y ang
Bagi peneliti selanjutnya, selain kinerja Mempengaruhinya (Studi Pada
koperasi diukur berdasarkan rasio keuangan Beberapa KUD Di Kota Ambon),
masih ada faktor lain di luar variabel Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, V ol.
penelitian yang berpengaruh terhadap 5, No.2: 133-149.
rentabilitas ekonomi. Oleh karena itu Murwani, F.D. 2003. Faktor-faktor Penentu
disarankan untuk mengembangkan pengaruh- Profitabilitas Industri Kecil di Kota
pengaruh lain yang mempengaruhi Malang, Jurnal Ekonomi dan Bisnis,
rentabilitas ekonomi atau dengan menambah 8(3): 562-580.
besar sampel dan mencoba pada kelompok Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar
koperasi lain serta periode waktu yang lebih Pembelanjaan Perusahaan (Edisi
panjang sehingga dapat memperoleh hasil Keenam). Y ogyakarta: BPFE.
yang optimal. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung:ALFABETA.
Tubas. 2011. Dinas Koperasi dan UKM Kota
Daftar Rujukan Malang Bentuk Koperasi Sekunder ,
Ananingsih, P . 2007. Analisis Rasio (Online),
Likuiditas Dan Rasio Aktivitas (http://www.bisnis.com/articles/dinas-
Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada koperasi-dan-ukm-segera-bentuk-
KPRI USP Di Kabupaten Temanggung koperasi-sekunder), diakses 1
2003-2005.Skripsi tidak diterbitkan. Nopember 2011.
Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Walsh, C. 2004. Key Management Ratios:
Semarang. Rasio-rasio Manajemen Penting
Bhirawa. 2010. Modal Kopwan Malang Penggerak dan Pengendali Bisnis.
Berkembang Biak, (Online), Jakarta: Erlangga.
(http://www.harianbhirawa.com), Weston, J.F. & Thomas E.C. 1992.
diakses 18 Juni 2011. Manajemen Keuangan (Edisi
Hanafi, M dan Halim, A, 2009. Analisis Kesembilan Jilid 1). Terjemahan A.
Laporan Keuangan.Y ogyakarta : UPP Jaka Wasana dan Kibrandoko. 2010.
STIM YKPN. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Harahap, S. 2002. Analisis Kritis Atas
Laporan Keuangan. Jakarta: PT: Raja
Grafindo Persada.
Haryanti, D. 2007. Evaluasi Manfaat Rasio
Keuangan Dalam Memprediksi Laba
Pada KPRI Di Kota Semarang.
Fakultas Ekonomi. Skripsi tidak

162
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Identifikasi Kebutuhan Pengembangan Pendidikan Dasar


Sekolah Swasta di Yogyakarta
( Studi Kasus: TK-SD-SMP Kanisius Daerah Istimewa Y ogyakarta )

Indra Darmawan

Abstract

This research is survey to describe profile of schools and needs assessment of basic education
development at private school in Yogyakarta. This research aimed to find out: (i) profile
description of Kindergarten-Elementary School-Junior High School of Kanisius Yogyakarta,
and (ii) needs assessment of school development. The subject of research are 2 Kindergarten, 8
Elementary School, and 2 Junior High School.The primary data consist of the description of
internal and external situation each schools. Data collected by survey with self-evaluating from
headmasters and teachers, also field observation by researcher . The researcher used SWOT
analysis to find out profile description and needs assessment of school development. The result
showed that: (i) profile description each schools consist of strenght, weakness, opportunity,
threat; and (ii) needs assessment of school development to fulfillment national standar of
education in Indonesia.

Keywords: SWOT analysis, needs assessment of school development,TK-SD-SMP Kanisius DIY

Pendidikan merupakan hal yang berharga. Pendidikan adalah hal yang


pokok bagi usaha untuk mencapai kehidupan fundamental yang memainkan peran kunci
yang memuaskan dan berharga. Hal ini dalam membentuk kemampuan sebuah negara
dikarenakan pendidikan adalah hal yang berkembang untuk menyerap teknologi
fundamental untuk membentuk kapabilitas modern dan untuk mengembangkan kapasitas
manusia yang lebih luas yang berada pada inti manusia agar tercipta pertumbuhan dan
makna pembangunan. Pendidikan memainkan pembangunan yang berkelanjutan. (Todaro,
peran kunci dalam membentuk kemampuan 2003:404)
sebuah negara berkembang untuk menyerap Pemerintah Indonesia memandang
teknologi modern dan mengembangkan pendidikan merupakan hal yang sangat
kapasitas agar tercipta pertumbuhan dan penting. Hal ini terlihat pada Pembukaan
pembangunan yang berkelanjutan. (Todaro, UUD 1945, disebutkan bahwa pemerintah
2003:404). berkewajiban untuk mencerdaskan kehidupan
Pemerintah Indonesia memandang bangsa. Pada UUD 1945 Pasal 28C ayat 1
pendidikan merupakan hal yang sangat juga menegaskan tentang pentingnya warga
penting. Hal ini terlihat pada Pembukaan negara untuk memperoleh pendidikan dasar.
UUD dan Pasal 28C UUD 1945. Kemudian A yat tersebut berbunyi Setiap orang berhak
diperkuat lagi dengan disusunnya UU Sistem mengembangkan diri melalui pemenuhan
Pendidikan Nasional yang menekankan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pentingnya pendidikan bagi warga negara pendidikan dan memperoleh manafaat dari
Indonesia. Namun dunia pendidikan di ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
Indonesia masih menghadapi beberapa budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya
masalah antara lain mutu pendidikan yang dan demi kesejahteraan umat manusia.
rendah, akses terhadap pendidikan yang Sekolah-sekolah swasta di Daerah
kurang merata, dan inefisiensi anggaran. Istimewa Y ogyakarta (DIY) menghadapi
Pendidikan merupakan hal yang pokok untuk tuntutan untuk terus membina diri agar
menggapai kehidupan yang memuaskan dan menjadi sekolah yang berkualitas dan tetap
Indra Darmawan, S.E., M.Si. adalah staf pengajar pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Email: indradarmawanusd@gmail.com
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

memberi sumbangan bermakna bagi pendidikan dasar untuk semua. Diharapkan


pendidikan dasar anak-anak di berbagai pada tahun 2015 semua anak-anak di mana
tempat. Sekolah-sekolah di bawah Y ayasan pun, laki-laki maupun perempuan, dapat
Kanisius Cabang Y ogyakarta (YKCY) menyelesaikan pendidikan dasar. Target
mengalami perkembangan yang fluktuatif. pembangunan milenium ini sejalan dengan
Pada masa lalu sekolah-sekolah Kanisius target Program Wajib Belajar Pendidikan
sangat mendapatkan tempat di masyarakat. Dasar Sembilan Tahun, yaitu meningkatkan
Namun pada beberapa tahun terakhir, partisipasi pendidikan dasar dengan indikator
perkembangan yang menyangkut keadaan kinerja pencapaian Angka Partisipasi Kasar
sekolah baik jumlah siswa, guru, maupun (APK) jenjang SLTP/MTs mencapai 90
jumlah sekolah mengalami tren yang persen paling lambat pada 2008, dan
menurun. Keadaan ini cukup meningkatkan mutu pendidikan dasar yang
mengkhawatirkan bila dikaitkan dengan pada saat ini masih di bawah standar nasional.
Milenium Development Goals (MDGs) yang Di dalam pendidikan dasar tercakup
juga telah diratifikasi oleh Indonesia. tiga komponen keterampilan yaitu 1)
Keterampilan berkomunikasi dan penguasaan
Tinjauan Pustaka pengetahuan umum, pada tingkat dasar
Sejak beberapa dekade terakhir, termasuk literasi, numerasi, pengetahuan
kemampuan baca tulis (literacy) dan sosial, alam, sikap dan nilai-nilai. 2)
pendidikan dasar telah dinikmati secara Keterampilan dan pengetahuan hidup meliputi
meluas oleh sebagian besar orang di negara- pengetahuan higienis, manajemen ekonomi
negara berkembang. PBB melaporkan bahwa rumah tangga, membangun dan memelihara
walaupun masih terdapat 875 juta orang tempat tinggal. 3) Keterampilan produksi,
berusia di atas 15 tahun yang buta huruf di meliputi semua bentuk aktivitas yang
dunia pada tahun 2000, namun sekarang 80 diarahkan pada memelihara kehidupan atau
persen penduduk dunia telah mampu menghasilkan barang-barang atau pelayanan
membaca dan menulis, dibandingkan dengan pada berbagai tingkat kesulitan (Sarkim,
63 persen pada tahun 1970. (Todaro, 1999). Konsep ini sejalan dengan konsep
2003:405). Meskipun telah mencapai pendidikan dasar yang tercantum dalam pasal
kemajuan-kemajuan yang mengesankan, 13 ayat 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003
namun negara-negara berkembang masih tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
terus menghadapi berbagai tantangan seiring berbunyi: Pendidikan dasar diselenggarakan
dengan upayanya meningkatkan pendidikan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan
masyarakatnya. Dalam hal ini distribusi serta memberikan pengetahuan dan
pendidikan menjadi sama pentingnya dengan keterampilan dasar yang diperlukan untuk
masalah distribusi pendapatan. Jika anak-anak hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan
yang tinggal di Eropa, Amerika Utara, atau peserta didik yang memenuhi persyaratan
Jepang dapat mengenyam pendidikan rata-rata untuk mengikuti pendidikan menengah.
selama lebih dari 12 tahun, maka anak-anak di Dalam 20 tahun terakhir Indonesia
Afrika sub-Sahara dan Asia Selatan mungkin telah mengalami kemajuan di bidang
hanya dapat bersekolah selama kurang dari 4 pendidikan dasar. Terbukti rasio bersih anak
tahun tanpa memperhitungkan hari-hari usia 7-12 tahun yang bersekolah mencapai 94
pada saat gurunya tidak masuk ataupun persen. Meskipun demikian, negeri ini masih
kurangnya buku-buku sekolah dan sarana- menghadapi masalah pendidikan yang
sarana lain walaupun gurunya datang berkaitan dengan sistem yang tidak efisien
mengajar. dan kualitas yang rendah. Pada tahun 2002,
Pada tahun 2000, Indonesia ikut sekitar 90 persen penduduk berusia di atas 15
meratifikasi kesepakatan Millenium tahun dapat membaca dan menulis, tetapi
Development Goals (MDGs) yang merupakan hanya separuh dari anak masuk sekolah dasar
kesepakatan tentang Sasaran Pembangunan bisa menyelesaikan pendidikan dasar
Milenium. Salah satu sasaran pembangunan sembilan tahun.
milenium tersebut adalah pencapaian

164
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Masalah pendidikan di Indonesia meningkatkan kompetisi yang sehat antar


dihadapkan pada setidaknya tiga isu kritis sekolah tentang mutu pendidikan yang akan
yaitu: pertama, mutu pendidikan. Masalah ini dicapai.
terkait dengan kualitas guru dan tenaga Saat ini pemerintah juga telah
kependidikan, kurikulum pengajaran, metode menetapkan standar minimal yang harus
pembelajaran, bahan ajar, alat bantu dipenuhi oleh sekolah sebagai sebuah institusi
pembelajaran, dan manajemen sekolah. pendidikan. Menurut PP No 19 tahun 2005
Kedua, pemerataan akses. Isu pemerataan tentang Standar Nasional Pendidikan, lingkup
pendidikan merupakan isu yang paling kritis standar nasional pendidikan meliputi:
karena terkait erat dengan isu sensitif yaitu 1. Standar Isi: ruang lingkup materi dan
keadilan dalam memperoleh akses kompetensi yang dituangkan dalam
pendidikan. Memperoleh akses pendidikan kriteria tentang kompetensi tamatan,
yang layak merupakan hak asasi setiap warga kompetensi bahan kajian, kompetensi
negara yang dijamin sepenuhnya oleh mata pelajaran, dan silabus pembelajaran
konstitusi. Indikator keberhasilan masalah yang harus dipenuhi oleh peserta didik
pelayanan pendidikan dapat dilihat dari angka pada jenjang dan jenis pendidikan
partisipasi. Ketiga, efisiensi anggaran. tertentu.
Masalah efisiensi anggaran menyangkut cara 2. Standar Proses: standar nasional
memanfaatkan dana yang ada untuk pendidikan yang berkaitan dengan
membiayai berbagai program dan jenis pelaksanaan pembelajaran pada satu
kegiatan dalam penyelenggaraan pendidikan. satuan pendidikan untuk mencapai
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) standar kompetensi lulusan.
adalah suatu konsep yang menempatkan 3. Standar Kompetensi Lulusan: kualifikasi
pengambilan keputusan yang berkaitan kemampuan lulusan yang mencakup
dengan pendidikan diletakkan pada tempat sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.
yang paling dekat dengan proses belajar 4. Standar Pendidik dan Tenaga
mengajar, yaitu sekolah. MBS merupakan Kependidikan: kriteria pendidikan
paradigma baru pendidikan yang memberikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun
otonomi luas pada tingkat sekolah dengan mental, serta pendidikan dalam jabatan.
maksud agar sekolah lebih leluasa mengelola 5. Standar Sarana dan Prasarana: berkaitan
sumber daya dan sumber dana dengan dengan kriteria minimal tentang ruang
mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan belajar, tempat berolahraga, tempat
sekolah. Paradigma MBS adalah kebalikan beribadah, perpustakaan, laboratorium,
dari paradigma pengelolaan pendidikan yang bengkel kerja, tempat bermain, tempat
sentralistik. Pada sistem MBS, sekolah berkreasi dan berekreasi, serta sumber
dituntut secara mandiri menggali, belajar lain, yang diperlukan untuk
mengalokasikan, menentukan prioritas, menunjang proses pembelajaran,
mengendalikan, dan termasuk penggunaan teknologi
mempertanggungjawabkan pemberdayaan informasi dan komunikasi.
sumber-sumber, baik kepada masyarakat 6. Standar Pengelolaan: berkaitan dengan
maupun pemerintah. perencanaan, pelaksanaan, dan
MBS diterapkan di sekolah-sekolah pengawasan kegiatan pendidikan pada
dengan tujuan antara lain (i) meningkatkan tingkat satuan pendidikan,
mutu pendidikan melalui kemandirian dan kabupaten/kota, provinsi, atau nasional
inisiatif sekolah dalam mengelola dan agar tercapai efisiensi dan efektivitas
memberdayakan sumber daya yang tersedia, penyelenggaraan pendidikan.
(ii) meningkatkan kepedulian warga sekolah 7. Standar Pembiayaan: standar yang
dan masyarakat dalam menyelenggarakan mengatur komponen dan besarnya biaya
pendidikan melalui pengambilan keputusan operasi satuan pendidikan yang berlakuk
bersama, (iii) meningkatkan tanggung jawab selama satu tahun.
sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan 8. Standar Penilaian: standar pendidikan
pemerintah tentang mutu sekolahnya, dan (iv) yang berkaitan dengan mekanisme,

165
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

prosedur, dan instrumen penilaian hasil prinsip-prinsip KTSP secara benar, sehingga
belajar peserta didik. belum siap atau belum dapat
melaksanakannya secara optimal. Para guru
Metodologi Penelitian masih membutuhkan dukungan dalam hal
Penelitian dilakukan dengan metode peningkatan pemahaman tentang prinsip-
survey untuk mendeskripsikan profil dan prinsip KTSP .
kebutuhan pengembangan TK-SD-SMP Pada hampir semua sekolah Kanisius
Kanisius potensial di Daerah Istimewa yang dilaporkan, sebagian guru masih
Y ogyakarta. Subyek penelitian terdiri dari 12 mengalami kesulitan dalam melakukan
sekolah antara lain 2 TK, 8 SD, dan 2 SMP . perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di
Penelitian dilaksanakan selama tahun 2008. kelas, terutama yang berkaitan dengan
Analisis SWOT digunakan untuk strategi/pendekatan pembelajaran inovatif. Di
mengidentifikasi hal-hal yang menunjukkan samping itu, sebagian guru yang lain masih
kekuatan, kelemahan, ancaman, dan tantangan menghadapi kesulitan dalam hal penilaian
berdasarkan situasi internal dan eksternal otentik seperti yang dikehendaki oleh KTSP .
masing-masing sekolah. Data dianalisis Hal ini mengindikasikan bahwa pembinaan
dengan menggabungkan 2 sudut pandang guru dalam hal pembelajaran inovatif dan
yaitu sudut pandang peneliti dan sudut penilaian otentik melalui kegiatan penataran,
pandang sekolah. workshop atau pelatihan, belum berlangsung
Kegiatan pengamatan lapangan secara efektif. Untuk itu dibutuhkan upaya
dilakukan untuk mengkonfirmasi form isian peningkatan kemampuan guru melaksanakan
keadaan sekolah yang meliputi kelengkapan pembelajaran secara inovatif dan penilaian
dokumen administrasi, kondisi sarana dan otentik.
prasaran, serta penyelenggaraan Hampir semua TK dan SD Kanisius
pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan dengan yang dilaporkan mengalami peningkatan
mengamati berbagai dokumen dan melakukan jumlah siswa dalam 3 tahun terakhir.
wawancara dengan kepala sekolah/wakil Sedangkan jumlah siswa pada kedua SMP
kepala sekolah dan guru kelas atau guru Kanisius dilaporkan cenderung menurun.
bidang studi. Mengingat adanya situasi kompetitif dengan
banyaknya sekolah setingkat lain yang ada di
Hasil Penelitian dan Pembahasan sekitar lokasi sekolah Kanisius, maka
Ditinjau dari letak sekolah, TK dibutuhkan adanya upaya terprogram dalam
Kanisius memiliki kekuatan antara lain berada bentuk peningkatan mutu layanan
di tepi jalan raya sehingga memudahkan akses pembelajaran dan pengembangan kepribadian
bagi masyarakat yang akan menyekolahkan siswa.
anaknya. Hampir semua SD dan SMP Dalam hal ketenagaan, semua TK-SD-
Kanisius merasakan bahwa lokasi yang dekat SMP Kanisius yang dilaporkan mempunyai
dengan jalan raya terkadang menjadi kesamaan dalam hal banyaknya guru berstatus
semacam kelemahan karena harus mengalami kepegawaian tidak tetap. Semua sekolah
tingkat kebisingan yang cukup tinggi dari cenderung mempunyai guru berstatus
keramaian lalu lintas. Dengan demikian, kepegawaian tetap dalam jumlah yang sangat
dibutuhkan upaya penataan lingkungan dan sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Di
ruangan kelas yang lebih baik untuk samping itu, hampir semua TK dan SD
mengatasi gangguan kebisingan suara Kanisius yang dilaporkan belum mempunyai
kendaraan di jalan raya. guru dengan kualifikasi akademik Sarjana (S-
Dengan diberlakukannya Kurikulum 1). Ke depan, dibutuhkan adanya upaya
2006 yang disebut dengan Kurikulum Tingkat YKCY dalam rekrutmen guru berstatus
Satuan Pendidikan (KTSP), sebagian besar kepegawaian tetap dan penambahan guru
sekolah Kanisius yang dilaporkan, baik TK, berkualifikasi akademik Sarjana (S-1).
SD, maupun SMP , mempunyai kelemahan Hampir semua sekolah Kanisius yang
terkait dengan implementasi kurikulum. dilaporkan telah memiliki sarana dan
Banyak guru yang merasa belum memahami prasarana pendidikan yang sudah cukup

166
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

memadai. Namun beberapa di antaranya kemitraan dengan kalangan masyarakat,


sudah dalam kondisi using dan perlu jajaran pemerintah, dan gereja setempat,
perawatan besar. Semua SD Kanisius yang sehingga dapat berdampak positif bagi upaya
dilaporkan belum mempunyai Laboratorium sekolah dalam mengembangkan diri.
IPA seperti yang dituntut dalam Faktor eksternal yang paling
Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang mengancam bagi hampir semua sekolah
Standar Sarana dan Prasarana. Semua sekolah Kanisius yang dilaporkan adalah banyaknya
Kanisius yang dilaporkan, baik TK-SD-SMP , sekolah setingkat yang ada di sekitar lokasi
sudah memiliki sarana perpustakaan. Namun sekolah. Apabila mutu sekolah kurang
kondisi perpustakaan sebagian memerlukan diperhatikan, maka dampak persaingan
adanya tambahan prasarana berupa ruang dengan banyak sekolah tersebut akan segera
khusus yang permanen dan hampir semua terjadi, yaitu berkurangnya minat orang tua
juga membutuhkan penambahan koleksi menyekolahkan anak ke sekolah-sekolah
perpustakaan secara regular. Kanisius. Semua sekolah yang dilaporkan
Karakteristik pengelolaan sekolah telah cukup menyadari akan hal ini. Oleh
yang menonjol dari semua sekolah Kanisius karena itu ke depan diperlukan upaya
yang dilaporkan adalah belum berfungsinya sistematis dan terpadu antara YKCY dengan
peran Komite Sekolah secara optimal. Komite pihak sekolah untuk mengelola ancaman
Sekolah yang berperanserta dalam tersebut.
mendukung sekolah untuk peningkatan mutu
penyelenggaraan sekolah seharusnya Kesimpulan
dipandang sebagai prioritas yang harus Hasil penelitian ini berupa deskripsi
diperhatikan oleh para kepala sekolah. profil dan uraian kebutuhan pengembangan
Ditinjau dari segi pembiayaan sekolah-sekolah Kanisius di bawah YKCY
sekolah, ada hal positif yang patut yang terdiri dari: TKK Beji, TKK Kalasan,
dikemukakan, yaitu semua sekolah Kanisius SDK Beji, SDK Kalasan, SDK Sorowajan,
yang dilaporkan telah mampu memperoleh SDK Wonosari 1, SDK Wonosari 2, SDK
dukungan pemerintah yang cukup signifikan. Bantul, SDK Ganjuran, SDK Pugeran, SMPK
Sumber pembiayaan sekolah berupa subsidi Kalasan, dan SMPK Wonosari.
pemerintah yang telah memberikan kontribusi Profil sekolah berisi: (i) keadaan
yang cukup besar, sehingga dapat melengkapi internal dan eksternal sekolah, serta (ii)
sumber pembiayaan berupa anggaran rutin kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
dari YKCY . Namun dari segi komponen yang dihadapi sekolah. Keadaan internal
pembiayaan, semua sekolah Kanisius yang sekolah mencakup aspek-aspek lokasi
dilaporkan mempunyai titik lemah yaitu sekolah, pelaksanaan kurikulum, proses
sekolah cenderung mengalokasikan dana pada pembelajaran dan penilaian, kesiswaan,
komponen rutin atau insidental. ketenagaan, sarana dan prasarana,
Pengalokasian dana secara terprogram dan pengelolaan sekolah, serta pembiayaan
sistematis untuk pengembangan mutu sekolah sekolah. Sedangkan keadaan eksternal sekola
belum menonjol. Dalam kaitan ini, diperlukan mencakup aspek-aspek sejarah sekolah,
juga upaya dari pihak sekolah untuk lingkungan sekitar, serta peranan yayasan dan
mengembangkan jejaring antar-alumni dalam pemerintah. Kekuatan dan kelemahan sekolah
menggali sumber-sumber pembiayaan bagi berkaitan dengan keadaan internal, sedangkan
pengembangan mutu sekolah. peluang dan ancaman bagi sekolah berkaitan
Terkait dengan sejarah sekolah, semua dengan keadaan eksternal tersebut.
sekolah Kanisius yang dilaporkan memiliki Kebutuhan pengembangan merupakan
peluang yang besar. Semua sekolah ini hal-hal yang perlu tersedia agar sekolah dapat
memiliki akar sejarah yang panjang, karena berkembang untuk mencapai penyelenggaraan
sudah lama didirikan dan pendiriannya sekolah yang sehat menurut standar nasional
melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, umat pendidikan. Kebutuhan pengembangan tiap-
gereja setempat dan pemerintah lokal. Hal ini tiap sekolah dirinci dalam aspek-aspek
dapat menjadi basis kuat dalam membangun pelaksanaan kurikulum, proses pembelajaran

167
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

dan penilaian, kesiswaan, ketenagaan, sarana peneliti untuk mendiskusikan hasil


dan prasarana, pengelolaan sekolah, serta analisis SWOT kedua belah pihak.
pembiayaan sekolah.
Daftar Pustaka
Saran Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Berkaitan dengan hasil penelitian ini, dapat Atas. 2005a. MBS dalam Teori.
dikemukakan saran-saran sebagai berikut: Diunduh dari
1. Hasil penelitian berupa deskripsi profil http://www.clearinghouse.dikmenum.go
dan uraian kebutuhan pengembangan .id
beberapa sekolah Kanisius di DIY perlu Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
ditindaklanjuti oleh YKCY dan sekolah- Atas. 2005b. MBS dalam Teori.
sekolah yang bersangkutan. Tindak lanjut Diunduh dari
dapat berupa penyusunan program aksi, http://www.clearinghouse.dikmenum.go
pelibatan stakeholders, implementasi .id
program pengembangan secara bertaham, Kompas. 2004. Pembangunan Harus
disertai kegiatan monitoring dan evaluasi Berbasis kepada Manusia. 6 Agustus
secara terprogram guna peningkatan 2004
kualitas pendidikan dasar khususnya bagi Kompas. 2004. Temuan Utama Laporan
sekolah-sekolah swasta di Y ogyakarta. Pembangunan Manusia Indonesia
Peningkatan mutu sekolah pada jenjang Tahun 2004. 2 Agustus 2004
pendidikan dasar pada gilirannya akan PP No 19 Tahun 2005 tentang Standar
mempermudah pencapaian sasaran Nasional Pendidikan
MDGs Sarkim, Tarsisius. 1999. Pendidikan Dasar
2. Hasil penelitian baru mencakup 12 sebagai Hak dan Kebutuhan Dasar
sekolah Kanisius di DIY , sehingga tidak Manusia. Pendidikan Dasar yang
dapat diterapkan secara langsung pada Demokratis Suatu Usulan untuk
sekolah-sekolah Kanisius di luar Reformasi Pendidikan Dasar di
keduabelas sekolah tersebut. Oleh karena Indonesia. Y ogyakarta: Universitas
itu, hasil penelitian ini perlu dipandang Sanata Dharma
sebagai sekedar pembanding atau Suryadi, Ace. 1999. Pendidikan, Investasi
kerangka kerja dalam melakukan SDM, dan Pembangunan: Isu, teori dan
identifikasi profil dan kebutuhan aplikasi. Jakarta. Balai Pustaka
pengembangan sekolah-sekolah Kanisius Todaro, Michael P . dan Stephen C. Smith.
lainnya. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia
3. Dalam penelitian ini, metode Ketiga. Jakarta. Erlangga
pengumpulan dan analisis data telah UNDP . 2001. Laporan Pembangunan
melibatkan 2 sudut pandang, yaitu sudut Manusia 2001: Menuju Konsensus
pandang pihak sekolah dan sudut Baru. BPS, Bappenas, dan UNDP
pandang peneliti. Hal ini diwujudkan Indonesia
dalam bentuk: (i) pengisian lembar isian UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
keadaan sekolah oleh pihak sekolah yang Pendidikan Nasional
kemudian dikonfirmasi dengan
pengamatan langsung ke lapangan oleh
peneliti; dan (ii) analisis SWOT oleh
pihak sekolah yang dibandingkan dengan
analisis SWOT oleh peneliti yang
dilakukan secara terpisah. Dalam
penelitian sejenis di masa depan, metode
analisis data perlu ditingkatkan
validitasnya dengan cara melakukan
pertemuan antara pihak sekolah dan

168
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

Tinjauan Buku

Judul : Dimensi Ekonomi Perpajakan


dalam Pembangunan Ekonomi

Penulis : DR. Timbul Hamonangan


Simanjuntak., SE., M.A
DR. Imam Mukhlis., SE., M.Si

Penerbit : RAS Raih Asa Sukses

Tahun : 2012

Halaman : iv + 236

Peninjau : Subagyo, SE., SH., MM

Membicarakan perihal perpajakan Sebagai sebuah titian, DEPPE


tidak akan pernah tuntas dalam satu dua memberikan deskripsi komprehensif
kali telaah. Sebuah buku yang berbicara mengenai teori perpajakan diawal bahasan.
tentang perpajakan, tampaknya juga Yang menarik adaah ketika THS dan IM
mengalami nasib serupa, sulit melahirkan melontarkan premis .... fungsi pajak juga
ketuntasan substansial. Hal ini disebabkan dimaksudkan untuk mengatur
setidaknya oleh liku-liku labirin pajak perekonomian (reguatory role) guna
dalam sebuah sistem ekonomi serta mencapai sasaran keadilan ekonomi dan
dinamika perpajakan yang berakselerasi kemakmuran yang merata baik material
cepat. Buku Dimensi Ekonomi Perpajakan maupun spiritual (h. 13). Regulatore role
Dalam Pembangunan Ekonomi (DEPPE) inilah yang menjadi fokus kajian THS dan
yang disusun secara kolaboratif oleh IM dalam DEPPE-nya ini. Bab IV sampai
Timbul Hamonangan Simanjuntak (THS) Bab VII merupakan eksporasi atas
dan Imam Mukhis (IM) inipun memiliki kesanksian THS dan IM atas regulatore
nasib yang hampir sama dalam perspektif role di Indonesia dengan memberikan titian
ketuntasan dengan buku-buku perpajakan untuk menjawab, sekaligus jawaban atas
yang lain. kesanksian.
Buku ini membatasi ranah substansi Fungsi pajak sebagai reguatory role
pada dimensi ekonomi dalam kerangka disajikan lagi pada halaman 29, THS dan
pembangunan ekonomi. Sebuah pemilihan IM mengutip dari Jhingan (1994), Miyasto
dimensi yang menarik saat pajak menjadi (1991) serta Connoly dan Munro (1999).
A TM dalam sisi budget negara, trending Suatu reguatory role yang telah dijabarkan
topic ketika beberapa kasus perpajakan dalam detail sehingga pembaca bisa
terungkap, antusiasnya pemerintah daerah melakukan penelitian, amatan atau sekedar
mengisi pundi APBD dengan pemajakan refleksi atas reguatory role yang diemban
yang beragam serta keraguan pembayar oleh pajak, apakah pajak sudah
pajak atas manfaat pajak yang dibayarkan. menjalankan fungsinya dengan optimal atau
THS dan IM memutuskan untuk belum. Kesanksian inilah yang oleh THS
memberikan titian kepada pembaca untuk dan IM tidak sempat dijawab secara tuntas
melakukan pengamatan, penelitian atau dalam DEPPE ini.
bahkan sekedar refleksi dalam meneropong THS dan IM telah menangkap pula
pajak dalam pembangunan ekonomi. realita masalah dalam

Subagyo, Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.


E-mail : ekonomi_um@yahoo.com
JESP V ol. 4, No. 1, 2012

masyarakat; Masyarakat demikian kritis Avoidance serta Kebijakan dalam


akan menuntut transparansi baik terkait Kepatuhan Pajak. Yang membedakan
dengan penerimaan pajak dan juga alokasi DEPPE dengan buku perpajakan lainnya
serta distribusi hasil penerimaan pajak (h. adalah pembahasan tentang kepatuhan ini,
30). Transparansi inilah yang menjadi titik THS dan IM tidak saja memberikan uraian
krusial dalam kebijakan perpajakan di secara teoritis, normatif, das sollen tetapi
Indonesia. Dalam masyarakat sebagai wajib juga das sein kepatuhan pajak di Indonesia.
pajak dan fiscus lahir informasi yang tidak Serta tawaran solusi atas masalah klasik
simetris (assymetric information) yang dan laten ini. (h. 83-106).
melahirkan keengganan yang berlebihan
untuk membayar pajak. Dan pada gerbong DEPPE diakhiri dengan bahasan
berikutnya membawa implikasi pada tentang Impikasi Kebijakan Perpajakan di
kepatuhan dan optimalisasi penerimaan Indonesia. THS dan IM membandingkan
pajak. impikasi perpajakan di negara-negara maju
Pada halaman 56, THS dan IM dengan impikasi di Indonesia. Peningkatan
memberikan uraian mengenai kebutuhan penerimaan pajak yang rata-rata ebih
akan pajak bagi Indonesia, yaitu untuk kurang 20% setiap tahun di Indonesia tidak
pertumbuhan ekonomi, full employment, berarti pemenuhan kebutuhan pubik
stabilisasi dan distribusi pendapatan dan berangsung dengan baik. (h. 208). THS
kekayaan yang lebih adil. Paragraf dan IM juga memberikan rekomendasi
berikutnya THS dan IM memberikan juga terkait dengan tax sharing. Daam upaya
memberikan paparan berupa jawaban atas untuk meningkatkan dana bagi hasi pajak
pertanyaan mengapa Indonesia butuh pusat bagi pemerintah daerah, maka tax
dan bagaimana memuaskan kebutuhan sharing peru dikaji kembai. Oeh karena itu,
tersebut, yang tidak hanya berupa asas pemberian pajak berdasarkan okasi
deskripsi tetapi juga menggunakan beragan daerah harus benar-benar diterimakan
model matematis dan grafik. Aspek inilah kepada daerah. (h. 222). THS dan IM
yang membuat DEPPE memiiki dimensi mengajak pembaca untuk berdiskusi
yang lebih kaya dibandingkan dengan buku dengan menarik untuk mengkritisi
perpajakan lainnya. kebijakan perpajakan di Indonesia.
Masalah pajak dan keadilan juga DEPPE mampu mengajak pembaca
tidak luput untuk disandingkan dan untuk berefeksi dan mengkritisi kebijakan
dikonfrontasi oleh THS dan IM. (h. 70). perpajakan di Indonesia dengan
Dengan menggunakan prinsip Keadilan penggunaan bahasa yang renyah dan
V ertikal dan Keadilan Horizontal secara komunikatif. Sistematika pembahasan juga
panjang lebar dijelaskan prinsip keadilan tersaji secara runtut, sehingga pembaca
dalam perpajakan. Mulai dari equality, gini mampu menapak sebuah tangga
coefficient, atkinson index sampai dengan pemahaman dengan santai. THS dan IM
perspektif keadilan distributif menurut tidak hanya memanjakan pembaca dengan
utiitarianism, NASH dan RAWLS. (h. 70 penggunaan bahasa yang renyah, tetapi
80). diengkapi pua dengan deskripsi tujuan
Kepatuhan pajak sebagai masalah pembelajaran, kesimpuan dan pertanyaan
klasik sekaligus laten dalam kebijakan pada setiap bab serta daftar tabel, daftar
perpajakan di Indonesia, DEPPE gambar dan indeks. Akhirnya, DEPPE ayak
memberikan uraian dengan dosis tinggi di dan penting dibaca oleh mahasiswa, dosen,
bab tersendiri, yaitu Bab III. Uraian dimulai praktisi, konsutan pajak, dan pihak ain yang
dari Pengertian Kepatuhan, Tingkat berminat daam memahami ekonomi
Kepatuhan, Faktor Y ang Mempengaruhi perpajakan. Selamat membaca dan
Kepatuhan, Faktor Utama Kepatuhan, berefeksi!
Indikator Kepatuhan, T ax Evasion dan Tax

170
JESP Vol. 4, No. 1, 2012
ISSN 2086-1575
v Petunjuk bagi Kontributor Artikel JESP v

1. Artikel yang ditulis untuk JESP meliputi hasil pemikiran dan hasil penelitian yang berhubungan dengan
ekonomi pembangunan (development economics) dan pembangunan ekonomi ( economic development).
Naskah diketik dengan huruf Times New Roman, ukuran 12 pts (12 poin), dengan spasi ganda, dicetak pada
kertas A4, marjin kiri 4, kanan 3, atas dan bawah 3, sepanjang maksimum 30 halaman, dan diserahkan
dalam bentuk print-out sebanyak 3 eksemplar beserta soft-copy-nya. Berkas (file) dibuat dengan Microsoft
Word. Pengiriman file lewat e-mail juga dapat dilakukan sebagai attachment e-mail ke alamat:
imm_mkl@yahoo.com, mitrojoyo@gmail.com
2. Nama penulis artikel dicantumkan tanpa gelar akademik dan ditempatkan dibawah judul artikel. Jika
penulis terdiri dari 4 orang atau lebih, yang dicantumkan di bawah judul artikel adalah nama penulis utama;
nama penulis-penulis lainnya dicantumkan pada catatan kaki halaman pertama naskah. Dalam hal naskah
ditulis oleh tim, penyunting hanya berhubungan dengan penulis utama atau penulis yang namanya
tercantum pada urutan pertama. Penulis dianjurkan mencantumkan alamat e-mail untuk memudahkan
komunikasi.
3. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris dengan format esai ( essay), disertai judul pada masing-
masing bagian artikel, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul bagian. Judul artikel dicetak
dengan huruf besar-kecil di tengah-tengah, dengan huruf sebesar 16 poin. Peringkat judul bagian
dinyatakan dengan jenis huruf yang berbeda (semua judul bagian dan sub-bagian dicetak tebal atau tebal
dan miring), dan tidak menggunakan angka nomor pada judul bagian:
PERINGKAT 1 (HURUF BESAR SEMUA, TEBAL, RATA TEPI KIRI)
Peringkat 2 (Huruf Besar Kecil, Tebal, Rata Tepi Kiri)
Peringkat 3 (Huruf Besar Kecil, Tebal-Miring, Rata Tepi Kiri)
4. Sistematika artikel hasil pemikiran adalah: judul, nama penulis (tanpa gelar akademik); Abstract
(berbahasa Inggris, maksimum 250 kata); Keywords; pendahuluan (tanpa judul) yang berisi latar belakang
dan tujuan atau ruang lingkup tulisan; bahasan utama (dapat dibagi ke dalam beberapa sub-bagian),
penutup atau kesimpulan; daftar rujukan.
5. Sistematika artikel hasil penelitian adalah; judul, nama penulis (tanpa gelar akademik); Abstract
(berbahasa Inggris, maksimum 250 kata) yang berisi tujuan, metode, dan hasil penelitian; Keywords;
pendahuluan (tanpa judul) yang berisi latar belakang, sedikit tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian;
metode; hasil; pembahasan (atau hasil dan pembahasan diintegrasikan); kesimpulan dan saran; daftar
rujukan.
6. Sumber rujukan sedapat mungkin merupakan pustaka-pustaka terbitan 10 tahun terakhir. Rujukan yang
diutamakan adalah sumber-sumber primer berupa laporan penelitian (termasuk skripsi, tesis, disertasi) atau
artikel-artikel penelitian dalam jurnal dan/atau majalah ilmiah.
7. Perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurung (nama, tahun). Pencantuman sumber
pada kutipan langsung hendaknya disertai dengan keterangan tentang nomor halaman tempat asal kutipan.
Contoh (Davis, 2003: 47).
8. Daftar rujukan disusun dengan tata cara seperti contoh berikut ini dan diurutkan secara alfabetis dan
kronologis.
Buku:
Mubyarto. 2000. Membangun Sistem Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.
Buku Kumpulan Artikel:
Saukah, A. & Waseso, MG. (Eds.). 2002. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah (Edisi ke-4, cetakan ke-1) .
Malang: UM Press.
Artikel dalam buku kumpulan artikel:
Uphoff, N. (1999). Understanding Social Capital: Learning from the Analysis and Experience of
Participation. Dalam P . Dasgupta & I. Serageldin (Eds.). Social Capital: A Multifaceted Perspective (hlm.
215-249). Washington, D.C: The World Bank.
Artikel dalam jurnal atau majalah:
Witjaksono, M. 2006. Simulasi Teori Permainan Cooperative 3-IPD: Contoh Kasus Pengelolaan Usaha
Penambangan di Kecamatan Panggungrejo, Blitar. EKONOMI BISNIS. Th. 11, No. 1, hlm. 168-191.
JESP-Vol. 4, No. 1, 2012
ISSN 2086-1575
Artikel dalam koran:
Pitunov, B. 13 Desember, 2002. Sekolah Unggulan ataukah Sekolah Peunggulan? Majapahit Pos, hlm. 4 &
11.
Tulisan/berita dalam koran (tanpa nama pengarang):
KOMP AS-Cybermedia. "Industri Komponen Ngingas Meradang, Tapi Masih Mampu Bertahan". 02 April
2004.
Kapanlagi.Com. "Lima UKM Logam Harus Bayar Royalti." Rabu, 17 September 2008.
Dokumen Resmi:
BSNP . 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Ekonomi SMA/MA. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Buku terjemahan:
Skousen, M. 2001. Sang Maestro "Teori-teori Ekonomi Modern": Sejarah Pemikiran Ekonomi.
Terjemahan dari "The Making of Modern Economics - The Lives and Ideas of the Great Thinkers" oleh
T.W.B. Santoso, 2005. Jakarta: Prenada.
Pass, C. & Lowes, B. 1988. Kamus Lengkap Ekonomi, Edisi Kedua. Terjemahan dari "Dictionary of
Economics, 2nd Ed." oleh T. Rumapea & P . Haloho, 1994. Jakarta: Erlangga.
Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan penelitian:
Witjaksono, M. 2008. Modal Sosial dalam Dinamika Perkembangan Sentra Industri Logam Waru
Sidoarjo. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.
Makalah, Seminar, Lokakarya, Penataran:
Waseso, M.G. 2001. Isi dan Format Jurnal Ilmiah. Makalah disajikan dalam Seminar Lokakarya Penulisan
Artikel dan Pengelolaan Jurnal Ilmiah, Universitas Lambungmangkurat, Banjarmasin, 9- 11 Agustus.
Internet (karya individual):
Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals. 1990- 1995: the Calm before
the Storm, (online), (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey.htm, diakses 12 Juni 1996).
Internet (artikel dalam jurnal online):
Angresano, J. 2007. Orthodox Economic Education, Ideology and Commercial Interests: Relationships that
Inhibit Poverty Alleviation. Post-Autistic Economics Review, Issue no. 44, 9 December 2007, pp. 37-58,
(http://www.paecon.net/PAEReview/issue44/Angresano44.pdf, diakses 02 April 2009).
Internet (bahan diskusi):
Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN Discussion List, (online),
(NETTRAIN@ubvm.cc. buffalo.edu, diakses 22 November 1995).
Internet (e-mail/blog pribadi):
Naga, D.S. (ikip-jkt@indo.net.id). 1 Oktober 1997. Artikel untuk JIP . E- mail kepada Ali Saukah
(jippsi@mlg.ywcn.or.id).
9. Tata cara penyajian rujukan, tabel, dan gambar mengikuti ketentuan dalam Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah Universitas Negeri Malang (Edisi terbaru), atau mencontoh langsung tata cara yang digunakan
dalam artikel yang dimuat. Artikel berbahasa Indonesia menggunakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang disempurnakan (Depdikbud, 1987). Artikel Berbahasa Inggris menggunakan ragam baku,
seperti yang disarankan dalam: Menulis artikel untuk Jurnal Ilmiah, Edisi Juli 2006 . Editor: A. Saukah &
M.G. Waseso. Malang: Universitas Negeri Malang.
10. Semua naskah ditelaah secara anonim oleh mitra bestari ( peer reviewers) yang ditunjuk oleh penyunting
menurut bidang kepakarannya. Penulis artikel diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan (revisi)
naskah atas dasar rekomendasi/saran dari mitra bestari atau penyunting.
11. Pemeriksaan atau penyuntingan cetak-coba (pre-print) dikerjakan oleh penyunting dan/atau dengan
melibatkan penulis. Artikel yang sudah dalam bentuk cetak-coba dapat dibatalkan pemuatannya oleh
penyunting jika diketahui bermasalah. Penyunting tidak berkewajiban mengembalikan artikel yang tidak
dimuat.
12. Segala sesuatu yang menyangkut perijinan pengutipan atau penggunaan software komputer untuk
pembuatan naskah atau ihwal lain yang terkait dengan HaKI yang dilakukan oleh penulis artikel, berikut
konsekuensi hukum yang mungkin timbul karenanya, menjadi tanggung jawab penulis artikel tersebut.

_______
jesp Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan Vol. 4, No. 1, Maret 2012

Cover design: Van Mit 2012

Das könnte Ihnen auch gefallen