Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan (JESP) terbit dua kali setahun
memuat artikel hasil pemikiran filosofis, konseptual, teoritis, telaah kritis
(critical review), dan penelitian di bidang ekonomi pembangunan (development
economics) dan pembangunan ekonomi (economic development).
Ketua Penyunting
Dr. Imam Mukhlis, S.E., M.Si
Penyunting Pelaksana
Dr. Mit Witjaksono, MS.Ed
Dr. Sugeng Hadi Utomo, M.S
Dr. M. Nasikh, SE, M.P., M.Pd
Grisvia Agustin, SE., M.Sc
Pelaksana Administrasi
Tutut Boedyo Wibowo, S.Kom, MT
Januar Kustiandi, S.Pd
Alamat Redaksi/TU
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (FE UM)
Jl. Semarang 5. Malang 65145. Gedung E3 Lantai 2
Tlp/Fax (0341) 585-911
E-mail: ekonomi_um@yahoo.com, mitrojoyo@gmail.com, imm_mkl@yahoo.com
Site: www.fe.um.ac.id
Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan (JESP) dikelola oleh Jurusan Ekonomi Pembangunan.
Diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang (FE UM).
Dekan: Dr. Ery Tri Djatmika, M.A., M.Si.
Pembantu Dekan I: Dr. Mit Witjaksono, MS.Ed.
Pembantu Dekan II: Dr. Tuhardjo, SE., M.Si.Ak.
Pembantu Dekan III: Drs. Djoko Dwi Kusumayanto, M.Si.
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan: Dr. Hari Wahyono, M.Pd.
Naskah artikel yang disumbangkan kepada JESP harus mengikuti aturan dalam Petunjuk
bagi Kontributor JESP yang dilampirkan pada setiap nomor penerbitan.
Isi artikel beserta akibat yang ditimbulkan oleh artikel itu menjadi tanggungjawab penuh
penulisnya (kontributor).
JESP-Vol. 4, No. 1, 2012
ISSN 2086-1575
EDITORIAL
__________________________________________________________________________________________
Pengantar
Seperti pada pengantar edisi perdana (V ol. 4, No. 1, 2012), JESP (baca: js p) memuat
karya tulis:
1. Artikel pemikiran filosofis, teoritis, konseptual, atau telaah kritis c( ritical reviews),
yang selanjutnya diberi label kelompok:ARTIKEL.
2. Artikel hasil penelitian, yang selanjutnya diberi label kelompok:PENELITIAN.
3. Artikel tinjauan buku (book review), yang diberi label kelompok:TINJAUAN BUKU.
Artikel dalam kelompok 1 memaparkan pemikiran konseptual, telaah kritis, atau analisis
kontekstual tentang teori ekonomi, pemikiran, paradigma, atau filsafat ekonomi, dan aplikasi-
nya dalam ekonomi pembangunan.
Artikel dalam kelompok 2 memaparkan hasil kajian (penelitian) empiris tentang
penerapan lapangan, atau simulasi lab (ekonomi eksperimental) terhadap isu, kasus, atau
implementasi kebijakan ekonomi.
Artikel dalam kelompok 3 menelaah isi, cakupan, manfaat, dan kritik buku yang
dipandang penting dalam kajianekonomi dan studi pembangunan.
Dalam edisi ini dapat dihasilkan 5 artikel konseptual, 10 hasil penelitian empiris dan 1
tinjauan buku.
Kepada para penulis yang telah memberikan kontribusinya, dan rekan-rekan "Penyunting
Pelaksana", "Pelaksana Administrasi", serta semua pihak yang telah membantu mewujudkan
penerbitan jurnal ini, tak lupa kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang tinggi.
1
JESP-Vol. 4, No. 1, 2012
ISSN 2086-1575
Tentang Nomor Ini
Pada edisi nomor 1 tahun 2012 ini diwarnai dengan berbagai pemikiran dan kajian empi-
ris tentang berbagai dimensi dalam pembangunan dalam konstelasi perekonomian global.
Globalisasi tetap menjadi external effect yang dapat mempengaruhi stabilitas dan fundamental
perekonomian domestik dan regional di Indonesia. Bagian pertama dalam jurnal ini memuat
artikel pemikiran yang dipaparkan oleh Marentyas M.K yang mengupas tentang dampak adanya
Multinational Companies (MNCs) terhadap kinerja supply of labor di Indonesia. Tema
globalisasi tersebut juga diangkat lagi dalam tulisannya Thomas S yang mengkritisi
perkembangan perekonomian global yang syarat akan muatan ketergantungan. Oleh karena itu
dibutuhkan reformulasi strategi pembangunan di Indonesia agar tidak terjebak dalam drama
ketergantungan ekonomi dengan negara maju. Tulisan berikutnya secara spesifik mengkritisi
kinerja BUMD PDAM di pemerintah daerah. Adanya hutang yang tinggi dan kinerja keuangan
perusahaan yang belum maksimal, merupakan pokok-pokok pikiran yang ditulis oleh Bambang H.
Tulisan Mahyarni mengingatkan lagi akan pentingnya menjaga kinerja keuangan Bank dari
adanya kegiatan money laundering di sektor perbankan. Masyarakat dan pemerintah perlu
mencermati kegiatan ini karena dapat menyebabkan terganggunya stablitas di sektor keuangan
dan perbankan.
Bagian kedua dari jurnal edisi ini berisikan hasil kajian empiris tentang dinamika dan prob-
lematika pembangunan. Tiga tulisan awal yang dipaparkan oleh Diana E, Dony M, Aprilia T.R
mengupas tentang kinerja perbankan dari berbagai perspektif. Melalui tulisannya tersebut, ketiga
penulis ingin menyampaikan pesan akan pentingnya menjaga kesehatan bank dalam rangka
mendorong kinerja bank lebih baik lagi. Tulisan berikutnya oleh Widha A mengupas tentang
perkembangan pasar obligasi di Indonesia. Dalam tulisannya tersebut, dipaparkan faktor yang
mempengaruhi pergerakan nilai obligasi di pasar modal Indonesia. Segmen lain dalam penelitian
empiris dikemukakan oleh Irawan R yang menganalisis pengambangan kawasan wisata yang
ditopang dengan sistem kelistrikan Microgrid Baron Technopark. Tulisan Dian S. Y dan Mega
P .N berupaya untuk merumuskan kebijakan dalam rangka penganggulangan kemiskinan melalui
pengembangan kawasan wisata dan program PNPM di daerah. Program-program tersebut
diharapkan dapat memberdayakan ekonomi masyarakat di daerah. Melanjutkan dari pemikiran
kedua peneliti sebelumnya, Ery G dalam tulisannya memaparkan berbagai potensi ekonomi
daerah yang dapat dikembangkan menjadi output yang bernilai ekonomi. Dengan pendekatan
kuantitatif yang dilakukannya dapat diidentifikasikan berbagai potensi ekonomi daerah. Tulisan
berikutnya oleh Ratna D.I. menganalisis kinerja koperasi wanita di daerah. Berbagai faktor
dianalisis untuk mengestimasi besarnya pengaruh yang ada terhadap kinerja koperasi. Hasil
penelitian empiris berikutnya dipaparkan oleh Indra D yang menganalisis berbagai kebutuhan
dalam pengembangan pendidikan dasar di daerah. Melalui hasil kajiannya tersebut akan dapat
dihasilkan berbagai indikator dalam rangka pemenuhan kebutuhan minimal dalam layanan
pendidikan dasar kepada masyarakat.
Bagian akhir dari tulisan ini adalah sebuah hasil resensi buku tentang ekonomi perpajakan.
Pada edisi ini, hasil resensi disampaikan oleh Subagyo tentang buku yang berjudulDimensi
Ekonomi Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi. Buku tersebut merupakan hasil
kolaborasi pemikiran oleh Timbul H.S dan Imam M, praktisi dan akademisi yang memiliki
perhatian terhadap permasalahan perpajakan di Indonesia.
Pada akhirnya semangat yang dibangun oleh tim JESP pada edisi 1 tahun 2012 ini semoga
memberikan kontribusi pemikiran yang konstruktif dalam membangun masyarakat yang madani
dan berkeadilan sosial.
Penyunting
__________________________________________________________________________________________
2
JESP-Vol. 4, No. 1, 2012
ISSN 2086-1575
DAFTAR ISI
__________________________________________________________________________________________
EDITORIAL
Pengantar 1
Tentang Nomor Ini 2
__________________________________________________________________________________________
ARTIKEL
Tingkat Worker Turnover pada Multinational Companies dan Kaitannya
dengan Cultural Adjustment
Marentyas Miftakhul Khoiroh 5
PENELITIAN
Pengaruh CAR, ROA, NPM dan LDR terhadap Pertumbuhan Laba Bank
(Studi Kasus PT. Bank Mandiri, Tbk)
Diana Elysabet Kurnia Dewi & Imam Mukhlis 61
Anal isis Pengaruh Suku Bunga SBI terhadap Nilai Emisi Obligasi
baik dalam Jangka Pendek maupun Jangka Panjang
di Pasar Modal Indonesia Periode T ahun 2007-2009
Wildha Ayuning Puspita & Agung Haryono 105
Pengaruh Current Ratio, T otal Asset Turnover, dan Debt To Asset Ratio Terhadap
Rentabilitas Ekonomi Koperasi Wanita di Kota Malang Tahun 2010
Ratna Dwi Imawati, Y uli Soesetio & Fadia Zen 153
TINJAUAN BUKU
Dimensi Ekonomi Perpajakan dalam Pembangunan Ekonomi
Subagyo 169
__________________________________________________________________________________________
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Abstraksi
One of the things that became a recent issue of MNCs is the high level of worker
turnover , especially in Asian countries. Particularly Indonesia. Much research has
been done is more focused on individual aspects of the causes of turnover . Little is
linked with the company's organizational system. This research aims to analysize the
correlation between work turnover and cultural adjustment on MNCs in Indonesia.
We can t consider it like something unimportant. Although there are several
different opinions about the existence of MNCs in Indonesia, this company gives a
lot of positive contributions to the economy of the country through Foreign Domestic
Investment (FDI). Moreover , in co-workers side get positive affected also.
Therefore, it is still very necessary in-depth studies of this issue. Several studies have
been conducted to conclude that the cause of the high turnover of workers caused by
the desire to get better jobs. And this desire was met by a competitor of MNCs that
offer more compatible with the needs of workers. In addition, the existing
bureaucratic system sometimes make MNCs more focused on the requirements
proposed by the government rather than solve internal problems.
yang cukup tinggi dalam perusahaan- bisa mengungkapkan secara spesifik, alasan
perusahaan yang ada di Indonesia. seseorang meninggalkan perusahaan4.
Terutama pada perusahaan asing. Tingginya Kurangnya komitmen mengabdi
tingkat turnover pada sejumlah perusahaan pada tujuan perusahaan dan ketidakpuasan
Multinasional (MNCs) di Asia, termasuk terhadap berbagai macam faktor personal
Indonesia, memang telah menjadi sebuah membuat banyak karyawan memilih untuk
isu organisasional yang cukup banyak keluar. Dalam sebuah organisasi
dibicarakan saat ini3. Banyak pihak yang perusahaan, turnover menjadi sesuatu yang
menyayangkan hal tersebut. terjadi secara sukarela maupun secara paksa
Berbagai penelitian terdahulu juga dan hal ini merupakan sebuah fase normal
sudah banyak yang dilakukan, baik pada dari kehidupan sebuah organisasi, dimana
perusahaan multinasional maupun akan ada karyawan baru yang digaji,
perusahaan nasional. Namun demikian ditraining dan dikelola untuk mengisi
sebagian besar masih berfokus pada faktor kekosongan posisi yang terjadi. Hal ini
individual yang menyebabkan seorang dilakukan agar tujuan utama perusahaan
karyawan meninggalkan perusahaan. tidak terganggu dengan adanya job turnover
Seperti yang diungkapkan oleh Barrick and sebagai isu utama5.
Zimmerman (2005) dalam Zheng (2010). Dari pengertian tersebut di atas,
Sebanyak 1500 studi pada kurun waktu 50 secara umum, turnover lebih mengarah
tahun tentang employee turnover yang pada faktor individu yang menyebabkan
menyebutkan bahwa fokus pada apa yang seseorang meninggalkan pekerjaannya6.
menyebabkan seorang karyawan Sedangkan untuk penggolongannya.
meninggalkan perusahaan. Hanya sedikit Menurut Fadeh (2011) dibagi menjadi dua
yang melihat dari sudut pandang jenis.
organizational. Hal inilah yang terkadang Pertama, internal external turnover.
masih membiaskan. Perputaran job seseorang dapat merupakan
Untuk itulah paper ini akan perpindahan seseorang dari satu departemen
mencoba untuk mengulas permasalahan ini ke departemen yang lain dalam satu
dari faktor organisasional dan juga budaya perusahaan. Atau dari satu organisasi
perusahaan, yang dimungkinkan adanya perusahaan ke perusahaan yang lain. Dalam
perbedaan antara perusahaan nasional dan skala internal saja, perputaran ini bisa
juga MNCs yang menyebankan iklim kerja menimbulkan dua dampak yang berbeda.
yang ditimbulkan juga berbeda. Namun Disatu sisi bisa meningkatkan pengalaman
dengan tidak meninggalkan sisi individu seseorang, tetapi juga disisi lain bisa
dari masing-masing karyawan yang tidak menimbulkan stress yang berujung pada
dipungkiri memberikan kontribusi besar menurunnya produktivitas seseorang dalam
pada tingkat turnover pekerja. bekerja.
Namun demikian turnover tipe ini,
Pandangan Umum T entang Worker dikendalikan penuh oleh HRD perusahaan
T urnover yang membuat penerapan turnover ini
Secara umum employee turnover
merupakan sebuah studi yang banyak 4
membahas tentang apa yang harus The Contribution of Individual V ariables: Job
dilakukan untuk memahami basic ideologi Satisfaction and Job Turnover oleh Dr. Zainab F.
dari pemikiran seseorang yang mana Zadeh, Bahria University-Karachi Campus, National
Stadium road, Karachi. September 2011 V ol 3, No 5
terafiliasi dengan intensitas job turnover 5
Dikutip dari sumber yang sama dengan jurnal
walaupun banyak penelitian masih belum
sebelumnya.
6
Pembahasan secara organisasional dalam konteks
3
Lihat footnote 1 MNCs akan dibahas pada halaman berikutnya.
6
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
8
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
kerja terbesar, khususnya untuk unskilled Selain itu, beberapa diskusi ilmiah
atau low-skilled labor11. berdasarkan studi empiris yang pernah
dilakukan menunjukkan bahwa ada
Melihat paparan data di atas, dapat hubungan positif antara training
diketahui bahwa MNCs memiliki peran organisasional dan retention karyawan
yang cukup penting untuk perekonomian (diwakili oleh rendahnya tingkat turnover
negara ini. Walaupun ada beberapa karyawan), meskipun fungsi sinergiHuman
perbedaan pendapat tentang keberadaan Resouces (HR) ini juga dipengaruhi oleh
perusahaan asing ini, banyak sisi positif level organisasional dari turnover.
yang bisa diambil. Oleh karena itu Contohnya adalah Carley (1992) yang
pengkajian tentang fenomena ini masih menggunakan pembelajaran organisasional
harus tetap dilakukan. untuk memprediksi tingkat turnover
Ketika kita kembali pada pokok karyawan sepanjang waktu. Sedangkan
bahasan kita di awal tentang worker Arthurs (1994) yang bekerja dengan
turnover , dapat diperoleh keterkaitannya manager pabrik baja mengambil
disini. Permasalahan internal MNCs kesimpulan bahwa komitmenlah yang telah
(turnover) akan berdampak pada kondisi menjalankan sistem HR (partisipasi dalam
ekternalnya. Dan secara umum ketika tidak pengambilan keputusan, pengembangan
segera diatasi akan berdampak pada skala training dan skill, aktivitas social,
nation bukan lagi menjadi permasalahan keuntungan dan bonus). Hal demikian
internal perusahaan saja. Oleh karena itu, cenderung untuk menghasilkan tingkat
pada bahasan selanjutnya akan diuraikan turnover yang rendah dan tingginya
faktor penyebab terjadinya turnover pada produktivitas14. Namun demikian pada studi
MNCs ini. selanjutnya yang dilakukan oleh Zheng
(2010) menunjukkan hasil yang berbeda
Faktor Penyebab Worker Turnover untuk variabel yang sama. Lebih banyak
MNCs memiliki kecenderungan training yang diberikan pada karyawan di
untuk beroperasi pada negara yang berbeda, Asia justru meningkatkan level turnover.
oleh karena itu, pengembangan budaya Beberapa alasan bisa dimunculkan
perusahaan secara khusus berdasarkan untuk meng-counter fenomena ini.
penyesuaian mereka pada budaya nasional Pertama, sindrome biaya pekerja yang
akan berbeda pula. Hal ini terkait dengan murah oleh Dowling, W elch, dan Schuler
interaksi antara budaya nasional dan budaya (1996) dapat memberikan satu cara untuk
perusahaan yang harus dialami oleh menjelaskan mengapa training yang
expatriate12 dan juga karyawan lokal dari diselenggarakan oleh MNC justru membuat
MNCs, yang mana dapat memberikan lebih banyak pekerja meninggalkan
pengaruh pada tingkat turnover karyawan13. perusahaan. Seperti yang dijelaskan
Dowling dalam Zheng (2010), kebanyakan
11 MNCs, bahkan bisnis milik orang-orang
Paper ini tidak akan dibahas dari sisi demand-
Asia, telah menyadari keuntungan dari
supply labour-nya, tetapi lebih pada labour yang
training untuk mempertinggi performa
telah berada di dalam perusahaan . Pembahasan lebih
perusahaan, sehingga mereka berinvestasi
lengkap tentang ini dapat dilihat pada Outlook
pada pekerja lokal yang terlatih, seperti
Ekonomi Indonesia 2008-2012 hal 33 yang
juga yang ditunjukkan pada beberapa kasus
diterbitkan oleh Bank Indonesia
12
Labour yang berasal dari mother company MNCs.
14
Biasanya mereka berada di host country pada posisi Dua contoh tersebut (Arthur dan Carley) diambil
manager, teknisi ahli, dll. dari Organisational determinants of employee
13
Lueke & Svyantek, 2000 dalam C. Zheng, D. turnover for multinational companies in Asia , C.
Lamond, 2010 Zheng, D. Lamond, 2010
9
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
yang pernah ada. Dengan demikian, pekerja kombinasi efek dari remunerasi, peluang
yang telah dilatih dan terampil ini, akan pengembangan karir, kondisi umum
menjadi sesuatu yang sangat menarik untuk pekerjaan, dan kepuasan pekerja dengan
para kompetitor perusahaan, yang kerja dan budaya kerja. Studi prioritas yang
sederhananya, mereka bersedia pernah dilakukan telah mengindikasikan
menawarkan paket kompensasi yang lebih bahwa training sendiri mungkin tidak
baik untuk menarik mereka. Harapan memastikan untuk meningkatkan komitmen
pekerjaan yang lebih dan mereka pekerja. Lebih dari itu, hal ini adalah
(trained and skilled employee) yang kombinasi dari training dengan latihan yang
diburu oleh kompetitor berulangkali diberikan oleh HR yang lain yang akan
dilaporkan sebagai kunci tantangan untuk menciptakan sinergi dimana organisasi
manager HR di Asia. meningkatkan level yang lebih tinggi dari
Kedua, pendekatan hubungan komitmen pekerja pada perusahaan, dan
overinvestment employee yang disarankan menurunkan level turnover diharapkan
oleh Tsui, Pearce, Porter, and Tripoli menjadi hasil akhirnya. Sehingga, untuk
(1997) mungkin telah digunakan oleh mewujudkannya memerlukan integrasi
survey MNCs di Asia. Penggunaan antara training dengan latihan HR yang lain
pendekatan ini muncul lebih banyak untuk memperkuat dampaknya pada control
dipengaruhi oleh kontrak serikat dagang turnover pekerja.
dan beberapa birokrasi pemerintah. Sementara hasil studi terbaru
Sehingga kebijakan pengoperasian tentang hubungan antara training dan
perusahaan dan juga HR lebih banyak turnover tidak seperti yang menjadi harapan
dikendalikan oleh pemerintah lokal masing- banyak peneliti sebelumnya, hal ini
masing. Training cenderung untuk menjadi memberikan sebuah headline penting dari
persyaratan legislatif di beberapa negara di pergeseran fokus dari pengembangan teori
Asia Pasifik kepada MNCs yang akan yang terkait dengan turnover pekerja dari
beroperasi di wilayah mereka. Contohnya, prespektif individual pada analisis
pada tahap awal reformasi ekonomi di kombinasi level individual dan
China, patner asingnya kebanyakan adalah organisasional.
MNCs, yang diminta untuk melatih pekerja Berlawanan dengan penjelasan dari
China yang tidak terampil dan yang beberapa studi yang pernah ada, tingkat
berketerampilan rendah sebagai bagian dari turnover pekerja diantara MNCs di Asia
kesepakatan joint venture. tidak terkait pada kurangnya training. Lebih
Sejenis dengan contoh di atas, di jelasnya perlu untuk menganggap aspek
Mexico, perusahaan harus men-trained training pada konteks dari pendekatan
manager lokal agar memperoleh lisensi strategis yang lebih luas untuk pelatihan
untuk beroperasi atau agar bisa diterima HRM (Human Resources Managemen)
kedalam komunitas bisnis local. MNCs di pada perusahaan-perusahaan di Asia.
Singapura, secara khusus menyaratkan Seperti yang telah diketahui bahwa,
untuk berinvestasi pada training dan turnover terkait dengan ukuran perusahaan,
pengembangan manusia. Oleh karena itu, karakter industri dan lamanya pengalaman
dapat dilihat bahwa pengeluaran training yang dimiliki oleh cabang perusahaan lokal,
seolah-olah dapat lebih legal dan atau sehingga mampu membangun operasi yang
menjadi persyaratan utama dari host lebih luas dan mengembangkan pengalaman
country yang harus dipenuhi, daripada expatriate dari mengatur pekerja lokal
investasi efektif oleh MNCs yang mungkin akan lebih mengarahkan pada
ditujukan pada isu employee turnover. reputasi perusahaan yang lebih baik pada
Ketiga, faktor yang mempengaruhi cabang local, dan dapat mempertahankan
retention cukup kompleks, termasuk staff lokal lebih efektif.
10
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Haeruddin, M. Ikhwan Maulana.2006. Yadong Luol & Oded Shenkar. 2006. The
Multinational corporations & multinational corporation as a
dampaknya bagi indonesia.Sebuah multilingual community:
kajian hubungan industrial. Language and organization in a
Makassar global context. Journal of
Outlook Ekonomi Indonesia 2008-2012, International Business Studies,
Integrasi Ekonomi ASEAN dan V ol. 37, No. 3 (May, 2006), pp.
Prospek Perekonomian Nasional. 321-339: Palgrave Macmillan
2008: Biro Riset Ekonomi Journals
Direktorat Riset Ekonomi dan Zadeh, Zainab F, Dr. 2011. The
Kebijakan Moneter, Bank Contribution of Individual
Indonesia V ariables: Job Satisfaction and
Soehiro, Akira. 2007. Catch-Up Job Turnover oleh, Bahria
Industrialization. Kyoto University University-Karachi Campus,
Press National Stadium road, Karachi.
September 2011 V ol 3, No 5
12
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Abstract
14
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
kedokteran. Hal inilah yang menjelaskan primer tersebut kemudian diolah dan dijual
bahwa negara maju lebih padat modal: kembali ke negara pinggiran sebagai
kapital lebih berperan di negara maju. barang jadi. Negara pinggiran tersebut
Terjadi spesialisasi: negara berkembang seolah olah dihalangi untuk memiliki
menghasilkan komoditas yang padat karya, industri yang lebih modern dan mandiri,
sementara negara maju menghasilkan sehingga akan tercipta ketergantungan
komoditas yang padat modal. antara kedua negara tersebut.
Sejalan dengan model yang Teori Ketergantungan ini memiliki
dikemukakan Lewis (1954), bahwa akan dua aliran, yakni aliran Marxis serta Neo-
terjadi kelangkaan tenaga kerja pada sektor Marxis dan aliran Non-marxis. Aliran
industri yang sedang berkembang. Analisis pertama diwakili oleh Andre Gunder Frank,
kita lanjutkan dengan adanya kemungkinan Theotonio Dos Santos, Rudolfo
bertambahnya kebutuhan manusia: manusia Stavenhagen, V asconi, Ruy Mauro Marini
perlu pesawat yang lebih besar, dan F.H. Cardoso. Aliran ini menggunakan
mengangkut penumpang lebih banyak kerangka analisis dari teori Marx dan Neo-
namun lebih hemat bahan bakar, atau Marxis tentang imperialisme. Aliran ini
manusia memerlukan semikonduktor yang tidak membedakan secara tajam antara
lebih kecil namun berkemampuan berkali struktur intern dan struktur ekstern, karena
lipat dibanding pendahulunya, maka kedua struktur tersebut pada dasarnya
industri industri yang ada di negara maju dipandang sebagai faktor yang berasal dari
akan mengalami pertumbuhan. sistem kapitalis dunia itu sendiri. Struktur
Pertumbuhan permintaan harus diimbangi intern masa kini dari daerah daerah
dengan pertumbuhan suplai. Maka industri pinggiran tersebut memang sudah berabad
harus berkembang. Perkembangan ini abad dipengaruhi oleh faktor yang berasal
diatasi dengan menambah kapital atau dari luar sistem tersebut, sehingga seluruh
menambah tenaga kerja. Karakteristik struktur ini sudah terbuka bagi faktor
industri di negara maju yang padat modal ekstern. Dengan kata lain, struktur intern
menyebabkan rasio kapital per tenaga kerja daerah pinggiran tersebut hanya menjadi
lebih tinggi dibandingkan negara bagian yang tergantung dari struktur
berkembang. Hal ini menyebabkan kapitalis dunia.
penghargaan atas tenaga kerja lebih tinggi Selain itu, aliran Marxis dan Neo-
daripada kapital. Marxis ini mengambil perspektif
pertentangan kelas yang terjadi sejak
T eori Ketergantungan dahulu kala, yaitu antara para pemilik
Analisis perbedaan kesenjangan modal (kapitalis) dan kaum buruh
negara kaya dan negara membawa kita ke (proletar). Untuk memperbaiki nasib dan
sebuah teori yakni Teori Ketergantungan kesejahteraan kaum proletar, maka mereka
(Dependencia Theory). Teori ini menumbangkan para penguasa yang
berkembang pertama kali di Amerika Latin dianggap sebagai kaki tangan pemilik
pada tahun 1960-an. Menurut teori ini, modal. Oleh karena itu, menurut aliran ini
keterbelakangan yang terjadi di Amerika resep pembangunan untuk daerah pinggiran
Latin pada saat itu adalah buah dari adalah revolusi.
bergabungnya mereka ke dalam kelompok Aliran kedua yakni aliran Non-
negara negara kapitalis. Dengan Marxis. Aliran ini dipelopori oleh Celso
demikian, masyarakat kehilangan Furtado, Halio Jaguaribe, Anibal Pinto dan
otonominya dan kemudian menjadi daerah Osvaldo Sunkel. Aliran Non-Marxis ini
pinggiran (periferi) bagi masyarakat terutama melihat masalah ketergantungan
kapitalis. Daerah pinggiran ini dijadikan dari perspektif nasional atau regional, yaitu
daerah jajahan oleh negara kapitalis. Negara kawasan Amerika Latin. Aliran ini dengan
pinggiran berfungsi sebagai penghasil tegas membedakan antara keadaan dalam
barang primer bagi negara kapitalis. Barang
15
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
dan luar negeri. Menurut aliran ini, struktur Nilai tambah yang dihasilkan oleh barang -
dan kondisi intern pada umumnya dilihat barang jadi tersebut lebih tinggi dari barang
sebagai faktor yang berasal dari sistem itu mentah. Maka negara maju akan mendapat
sendiri, meskipun struktur intern ini di masa pendapatan yang lebih tinggi daripada
lampau atau masa kini dipengaruhi oleh negara miskin menghasilkan barang
faktor faktor dari luar negeri. Oleh karena mentah. Hal inilah yang menjelaskan
itu, subyek yang perlu dibangun adalah mengapa negara miskin akan senantiasa
bangsa atau rakyat dalam suatu negara. tidak memperoleh pendapatan yang cukup
Dalam menghadapi tantangan dari kegiatan ekspor, yakni akibat mereka
pembangunan, maka konsep negara atau terpaksa membayar lebih besar untuk
bangsa ini perlu dijadikan landasan untuk membayar barang impor dari negara maju.
mengadakan pembaharuan pembaharuan Presbich kemudian mengajukan satu
yang diperlukan untuk menentukan sikap solusi: negara miskin melakukan substitusi
terhadap dunia luar. impor. Negara melakukan industrialisasi
Mashab ketergantungan ini yang mengahasilkan barang pengganti bagi
kemudian berkembang ke seluruh penjuru barang yang mereka impor. Negara miskin
dunia. Berbagai ahli tertentu berusaha juga tetap boleh mengekspor barang primer
menjelaskan kondisi keterbelakangan di mereka, namun hasil dari penjualan tersebut
wilayah wilayah tertentu seperti Samir tidak untuk dibelikan barang impor dari
Amin di kawasan Afrika, Thomas Neiskof negara lain.
dan Bharat Jhunjhunwala di Asia serta Theotonio Dos Santos menekankan
Sritua Arif dan Adi Sasono di Indonesia. pada dimensi sejarah, yakni
Dari uraian di atas, inti dari teori ini keterbelakangan dan ketergantungan
adalah tergabungnya secara paksa (forced ekonomi di negara dunia ketiga bukan
incorporated) daerah - daerah pinggiran ke disebabkan oleh tidak terintegrasinya
dalam sistem ekonomi kapitalis merupakan mereka ke dalam tata kelola kapitalisme,
satu satunya jawaban atas masalah namun lebih disebabakan karena adanya
keterbelakangan (under development) yang monopoli asing, pembiayaan pembangunan
terjadi di negara negara berkembang. dengan modal asing, serta penggunaan
Implikasi yang muncul adalah, jika tidak teknologi maju dari negara kapitalis.
terjadi penggabungan tersebut dan Theotonio Dos Santos menyatakan
kolonialisme yang menyebabkan terjadinya tanpa adanya negara negara kaya, negara
integrasi tersebut, maka mungkin saja negara miskin dianggap tidak mampu
terjadi negara negara sedang berkembang meningkatkan taraf kehidupannya. Karena
sudah mencapai tingkat kesejahteraan yang kondisi ini maka negara negara kaya
sangat tinggi saat ini, salah satunya ditandai secara aktif terus melakukan dominasi
dengan sektor industri yang maju dan terhadap negara miskin di berbagai sektor,
mandiri. seperti ekonomi, media, politik, keuangan,
perbankan, dan pendidikan
Pola Ketergantungan yang T erjadi Dalam teori ketergantungan terdapat
Beberapa ahli menyatakan masalah tentang struktur model satelit-
terjadinya ketergantungan antara negara metropolis (a metropolis-satelitte model).
berkembang dan negara maju dapat ditandai Model ini pertama kali diperkenalkan oleh
oleh beberapa hal. Raul Presibich Andre Gunder Frank. Model satelit-
menemukan hasil fenomena ketergantungan metropolis menjelaskan bagaimana
adalah saat negara negara miskin mekanisme ketergantungan dan
mengekspor komoditi ke negara negara keterbelakangan di negara negara dunia
kaya untuk diolah menjadi barang jadi. ketiga. Hubungan satelit-metropolis lahir
Barang barang jadi tersebut kemudian pertama kali di masa penjajahan. Negara
dijual kembali ke negara negara miskin. negara barat menjelajah samudera,
16
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
menguasai daerah daerah baru, dengan juga bila negara induk mengalami
maksud untuk mengambil (atau lebih kemunduran maka negara satelit juga akan
tepatnya menjarah) hasil bumi tanah mengalami kemunduran. Namun demikian,
jajahan. Untuk memperlancar hal tersebut, baik Dos Santos maupun Gunder Frank
negara penjajah membangun kota kota di sama sama menyatakan bahwa dinamika
tanah jajahan. Kota kota inilah yang kemajuan ekonomi di negara satelit tidak
berfungsi sebagai penghubung antara datang dari dirinya sendiri melainkan dari
daerah daerah pedesaan penghasil surplus negara induknya.
ekonomi (seperti hasil tambang, hasil
pertanian, hasil hutan) dengan kota kota Ketergantungan di Indonesia
di negara barat. Menurut Gunder Frank, Pertanyaan besar yang kemudian
proses pengambilan surplus inilah yang muncul: apakah Indonesia mengalami nasib
berlaku sampai saat ini, yang menyebabkan yang sama dengan negara satelit pada
terjadinya keterbelakangan di negara model satelit-metropolis? Untuk melihat hal
negara dunia ketiga. tersebut, baiknya kita melihat pada dua
Gunder Frank menyatakan terdapat buku yang mengejutkan dunia. Pada tahun
tiga komponen utama yang berperan dalam 2002 terbit sebuah buku The New Rulers of
mempertahankan keberlangsungan model The World yang ditulis oleh John Pilger.
satelit-metropolis, yakni: modal asing, Buku ini mengulas fakta di balik
pemerintah lokal di negara satelit, dan dimulainya liberalisasi ekonomi di
kaum borjuis. Berdasarkan tiga komponen Indonesia sejak tahun 1967. Pilger
utama tersebut, terdapat ciri ciri dari mengungkap latar belakang diadakannya
perkembangan kapitalisme satelit, yaitu: Konferensi Jenewa 1967 (bersamaan
Pertama, kehidupan ekonom yang dengan awal Orde Baru) yang disponsori
tergantung. Kedua, terjadinya kerjasama oleh Time-Life Corporation.
antara modal asing dengan kelas kelas Konferensi ini disebutnya sebagai
yang berkuasa di negara negara satelit pertemuan untuk merancang
yaitu pejabat pemerintah, tuan tanah dan pengambilalihan Indonesia. Konferensi ini
pedagang. Ketiga, terjadinya ketimpangan diikuti oleh korporat raksasa Barat dan
antara yang kaya dan miskin. ekonom ekonom top Indonesia yang di
Gunder Frank menyatakan bahwa kemudian hari dikenal sebagai Mafia
pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Berkeley. Konferensi tiga hari tersebut
negara negara satelit hanya akan berbuah kaplingisasi kekayaan alam
menguntungkan kepentingan modal asing Indonesia. Freeport mendapat gunung
dan kepentingan pribadi kelas tertentu di tembaga di Papua, konsorsium Eropa
negara satelit. Keuntungan tidak akan menguasai nikel di Papua, Alcoa mendapat
menetes ke bawah seperti yang diinginkan bagian terbesar bauksit di Indonesia, dan
oleh teori trickle down effect. Gunder kelompok perusahaan Amerika, Jepang dan
Frank menuju pada kesimpulan akhir Perancis mendapat hutan hutan tropis di
bahwa keterbelakangan hanya bisa diatasi Sumatera, Papua dan Kalimantan.
melalui revolusi. Buku kedua tidak kalah heboh. Pada
Dos Santos melihat negara tahun 2004 terbit sebuah buku berjudul
pinggiran (satelit) pada dasarnya Confessions of Economic Hitman yang
merupakan bayangan dari negara negara ditulis oleh John Perkins. Perkins menulis
induk (metropolis). Berlainan dengan pengakuan dosanya sebagai mantan
Gunder Frank yang melihat konsep satelit- agen ekonomi Pemerintah (AS) yang
metropolis hanya akan merugikan negara dalam kurun waktu 1971 1980 turut
satelit, maka Dos Santos menyatakan menjerumuskan beberapa negara Asia dan
negara satelit juga dapat berkembang bila Amerika Selatan seperti Panama, Ekaudor,
negara induknya juga berkembang. Begitu Kolombia, Iran, termasuk Indonesia, ke
17
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
dalam kubangan (jebakan) utang luar negeri mereka akan terbang ke negeri asal. Lihat
dan ketergantungan politik-ekonomi kepada saja PT Freeport Indonesia. Komposisi
korporat dan Pemerintah AS. saham perusahaan ini adalah 9,36%
Perkins yang berpredikat sebagai dimiliki Pemerintah Republik Indonesia
Perusak ekonomi atau Economic Hit Man dan 90,64% dimiliki oleh Frreport
(EHM) mengemban dua misi yaitu: McMoran Copper & Gold Inc. Pada tahun
Pertama, memastikan bahwa utang luar 2008, pendapatan yang diterima adalah
negeri yang diberikan kepada negara sebesar US$ 3,703 miliar, dengan
berkembang akan digunakan untuk keuntungan US$ 1,415 miliar. Sementara
membiayai proyek proyek konstruksi penerimaan negara dari Freeport melalui
raksasa milik perusahaan konsultan Perkins pajak dan royalti adalah sebesar US$ 725
dan korporat AS. Misi kedua adalah juta.
membangkrutkan negara pengutang agar Adanya pembangunan akan
selamanya tunduk kepada kreditur. Proyek menyebabkan pendapatan per kapita juga
proyek raksasa ini didesain untuk memuhi akan meningkat. Namun malangnya
kepentingan kepentingan ekonomi-politik peningkatan pendapatan per kapita ini tidak
negara maju seperti tersedianya pangkalan dirasakan sama oleh seluruh rakyat. Hanya
militer, suara di PBB, akses atas minyak, sebagian kecil saja yang menikmati
dan akses terhadap sumber daya alam manisnya pembangunan. Sebagian besar
lainnya. rakyat hidup dalam kemiskinan, terus
Perkins memunculkan suatu istilah bekerja, menjadi buruh pabrik, kuli
baru: Korporatokrasi, sebuah koalisi bisnis panggul, tanpa tahu bahwa mereka
dan politik antara pemerintah, perbankan bukanlah bekerja untuk mengangkat dirinya
dan korporasi. Korporatokrasi ini yang (dan keluarganya) dari kemiskinan namun
kemudian dianggap jauh lebih berbahaya untuk semakin mengubur mereka ke dalam
daripada sekedar konspirasi. Sistem ini kemiskinan dan ketergantungan. Indikator
tidak dikendalikan oleh segelintir orang, (2009) menyatakan di saat gaji dan
namun sebuah pemahaman yang diamini tunjangan dua orang CEO PT Freeport
orang, layaknya kitab suci. Pemahaman (yakni James Moffet dan Richard
yang terjadi adalah pertumbuhan ekonomi Anderson) mencapai US$ 207,3 juta,
akan mendatangkan manfaat bagi setiap pendapatan rata rata penduduk Papua
orang. Makin tinggi pertumbuhan ekonomi kurang dari US$ 240 per tahun.
maka akan semakin banyak bagian Kedua buku tersebut menginspirasi
pendapatan yang dapat dibagikan kepada kita pada dua hal. Pertama, ekonom
setiap orang. Maka pemerintah, perbankan, neoklasik sangat layak untuk dipertanyakan
dan korporat sebagai agen korporatokrasi lagi, ke arah mana cita cita mereka. Aliran
berusaha mengarahkan agar setiap sekolah, neoklasik menyatakan pertumbuhan
bisnis dan media untuk selalu mendukung ekonomi yang rendah disebabkan oleh
konsep yang salah tersebut. kurang berfungsinya alokasi sumber daya di
Proyek proyek pembangunan negara berkembang, serta adanya intervensi
menggunakan dana dari luar. Ini adalah pemerintah yang berlebihan. Ekonom
hutang, yang harus dikembalikan, beserta neoklasik menyatakan untuk dapat meraih
bunganya. Belum lagi penggelembungan kemajuan dan pertumbuhan ekonomi,
nilai proyek, penggunaan tenaga asing dan negara sedang berkembang harus didorong
teknologi dari luar. Dengan adanya untuk mengembangkan pasar yang bebas,
pembangunan, nilai PDB akan meningkat. privatisasi sektor publik, mendukung
Namun ingat, perusahaan perusahaan perdagangan internasional, menghapus
raksasa yang beroperasi adalah milik asing. hambatan hambatan dalam perdagangan
Hasil produksi mereka diakui sebagai hasil antar negara, meningkatkan tabungan
produksi dalam negeri, namun keuntungan domestik, mengurangi pengeluaran
18
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
19
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
derajatnya daripada mereka, dan karena ethicus dan homo socius, manusia
itulah mereka sah untuk ditaklukkan. melakukan aktivitas ekonomi berdasarkan
Pemikiran ini kemudian bergeser ke moral, agama, serta nilai nilai sosial,
arah ekonomi. Mereka merasa bahwa bukan sekedar didorong oleh bayangan
merekalah yang berhak menempati puncak mencari laba. Bila hal ini dilakukan maka
piramida ekonomi. Maka segala sumber masalah masalah yang lazim ditemui
daya, kekayaan alam dan hasil bumi lainnya dalam analisis ekonomi kapitalis seperti
harus bermuara ke kepentingan mereka. kesenjangan pendapatan, kemiskinan
Dan karena hal tersebutlah maka mereka struktural, ketimpangan pembangunan
juga merasa harus menyebarluaskan secara spasial, serta kerusakan lingkungan
gagasan gagasan tentang imu ekonomi akan dapat teratasi. Dan yang lebih
yang ditemukan oleh mereka. Ingat, teori menguntungkan lagi akan terjadi perubahan
teori ekonomi yang banyak dipakai saat dalam alam pikiran manusia, sehingga
ini berasal dari negeri Barat. menolak untuk dijajah negara lain baik
secara sistem ekonomi maupun dari jeratan
Revolusi Pola Pikir nyata imperium korporatokrasi.
Pelajaran lain dari buku Pilger dan
Perkins adalah kita harus melakukan Referensi
revolusi pola pikir (mindset). Kegiatan
ekonomi saat ini membawa implikasi nyata Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi
bahwa manusia modern dituntut untuk Pembangunan. Jakarta: Penerbit
mendapatkan sebanyak mungkin selagi bisa Gunadarma
dilakukan. Karena, jika tidak melakukan Budiman, Arif. 1985. Teori Ketergantungan
maka tidak mendapat apa - apa. Manusia Digantung. Kompas, 2 September
kini menjadi semakin sibuk dan kompetitif. 1985.
Budaya ini telah menghasilkan aura Gie, Kwik Kian. 2009. Indonesia
kompetisi yang secara tidak langsung Menggugat Jilid II: Menjabarkan
menghidupkan kembali insting pemangsa Pidato Proklamasi Calon Wakil
dalam diri manusia modern. Manusia kini Presiden Boediono.
menjadi serigala bagi manusia lain atau Indikator. 2009. Imperium Korporasi dalam
homo homini lupus. Agar tetap dapat Negara yang Berdaulat. Majalah
bertahan hidup, manusia berusaha Indikator No. 45 tahun XXIII Tahun
melakukan segala cara; manipulasi, 2009.
eksploitasi, dan ancaman. John Pilger. 2002. New Rulers of The
Inilah yang menjadi esensi dari World. London: V erso
sistem ekonomi kapitalis. Serba Nafziger,E Wayne. 2006. Economic
kepentingan diri sendiri. Individu akan Development. Fourth Edition.
selalu mengejar kepentingan pribadi (self Cambridge University Press
interest), berorientasi keuntungan pribadi Perkins, John. 2004. Confession of
(profit oriented), dan selalu bersaing (free- Economic Hitman. San Fransisco:
competition). Berret-Koehler
Seharusnya pendekatan yang Santosa, Awan. 2010. Ekonomi
menyatakan bahwa manusia adalah serigala Kerakyatan: Urgensi Konsep dan
bagi manusia lain (homo homini lupus) Aplikasi. Yogyakarta: UMBY dan
tidak patut lagi diikuti. Manusia adalah juga SEKRA
sebagai makhluk sosial (homo socius) dan Satriotomo, Rahmat. 2007. Teori
makhluk beretika (homo ethicus). Semua Konvergensi dan Liberalisasi
tindakan harus juga berdasarkan moralitas. Ekonomi. Harian Sinar Harapan.
Y ang baik dan tidak baik. Sebagai homo Sabtu 5 Mei 2007.
20
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Abstract
Most of the PDAM s funding are used to finance investment from debt. Through the
central government (ministry of finance) are loans from the world financial
institutions such as World Bank, Asian Development Bank, OECD and others. Not a
secret anymore that the various loan schemes are attached several conditions must
be met before the Indonesian government loan funds can be disbursed. Through the
study of political economy perspective (political economy of accounting), the world
bank debt of PDAM are analyzed and scrutinized in depth. So it will be found a wide
range of meanings and interests inherent in the "gift" of debt. The study shows that
the debt obtained indications of coercion and not for the basic needs of the company.
Motive lending is not far from the interests of the world banks to privatize. Debts not
make companies to be more healthy and performing well.
_________________________________________
Alamat Korespondensi:
Bambang Haryadi, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura (UTM)
Email : haryadilee@yahoo.com
JESP V ol. 4, No.1, 2012
2001 93% (186 dari 201) PDAM kesulitan melunasi hutang (Kompas, 16 pebr)
2003 91% PDAM masuk kategori tidak sehat (Kompas, 4 sept)
2004 90% PDAM masuk kategori tidak sehat (Tempo Interaktif, 27 Apr)
PDAM mengalami kerugian rata-rata Rp 100 miliar pertahun (Lintkang, 2005),
2005
90% PDAM masuk kategori sakit (Tempo Interaktif, 5 Juli)
2006 330 dari 335 PDAM memiliki kekayaan negative (Kompas, 27 Ags)
2007 44 dari 335 PDAM yang dinilai sehat (Kompas mobile, 28 Ags)
80 dari 335 PDAM masuk kategori sehat (24%) , tingkat kehilangan air rata-
2008
rata 37% (Kompas, 27 Ags)
Sumber: Berbagai data diolah
Namun berdasarkan data laba (rugi) tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari
kinerja PDAM yang berbasis keuangan penentuan tarif air bagi masyarakat yang
sebagaimana tersaji dalam Tabel 1 sangat membebani masyarakat khususnya
menunjukkan bahwa PDAM di Indonesia bagi masyarakat kalangan ekonomi rendah.
mengalami masalah kinerja yang sangat Dipahami bahwa sebagian besar
pelik. Sejak tahun 1962 hingga saat ini sumber dana PDAM yang dipakai untuk
kinerja tidak kunjung menunjukkan hasil membiayai investasinya diperoleh dari
yang menggembirakan. Hampir lebih dari pinjaman (hutang). Melalui pemerintah
80% PDAM mengalami kerugian yang pusat, dalam hal ini diwakili Departemen
tidak kunjung selesai dan selalu mengalami Keuangan yang menyalurkan pinjaman dari
kesulitan keuangan, meskipun bentuk Institusi-institusi Keuangan Dunia misalnya
perusahaan adalah monopoli. W orld Bank, Asian Development Bank,
Hasil riset yang mendukung bahwa OECD dan lain-lain. Bukan rahasia umum
PDAM di Indonesia memiliki banyak lagi bahwa dalam berbagai skema pinjaman
permasalahan serta berkinerja rendah secara tersebut melekat beberapa persyaratan yang
intens dilakukan oleh Wijaya (2003; 2004; harus dipenuhi pemerintah Indonesia
2005). Dari hasil penelitiannya sebelum dana pinjaman dapat dicairkan.
menunjukkan bahwa (1) telah terjadi gap Baik persyaratan yang bersifat teknis
regulasi harga air yang ditetapkan oleh maupun persyaratan yang bersifat strategis
departemen dalam negeri dan PDAM serta yang terkadang terasa sangat mencampuri
pemerintah daerah, (2) telah terjadi adanya urusan dalam negeri Indonesia.
ketidakefisienan dalam pengelolaan Hingga saat ini kebanyakan PDAM-
operasional perusahaan air minum (PDAM) PDAM tersebut menderita kerugian karena
sehingga berdampak pada tarif air yang terbebani kewajiban membayar hutang yang
mahal. Meskipun ditetapkan secara khusus besar dan tingginya biaya operasional jika
tarif untuk masyarakat miskin atau dibandingkan dengan pendapatan yang
golongan ekonomi lemah, akan tetapi tarif diperolehnya. Dari populasi PDAM di
yang ditetapkan tersebut masih jauh dari Indonesia sekitar 300 perusahaan, sebagian
daya jangkau masyarakat tersebut, (3) besar menderita kerugian sebagai akibat
dalam rangka melayani masyarakat akan ketidakefisienan dalam melakukan investasi
kebutuhan air yang layak masih belum yang dibiayai dengan hutang. Hal ini
mampu menunjukkan pelayanan yang menyebabkan PDAM tidak dapat
memiliki rasa keadilan dan sosial yang
22
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
23
JESP V ol. 4, No.1, 2012
atau wawancara yang telah dilakukan. Data penelitian ini kepada PDAM Indonesia.
dan informasi yang merupakan sumber data Namun lebih kepada pertimbangan agar
utama penelitian ini berkenaan dengan laba substansi tidak terlepas dari fenomena
(rugi) perusahaan (PDAM). Selain itu, rendahnya laba PDAM yang monopolis.
informasi juga diperoleh dari sumber Informan dalam penelitian ini
laporan, dokumen, foto dan bahan statistik dilakukan dengan menggunakan snow-ball
terkait dengan laba (rugi) yang dimiliki sampling yang berarti jumlahnya mengikuti
PDAM. Sumber data ini merupakan sumber perkembangan informasi atau data yang
data kedua, namun tetap tidak bisa diperlukan untuk menjawab pertanyaan
diabaikan (Moleong, 2005:159; Lofland, penelitian ini. Oleh karena itu maka
1985:47; Nasution, 1996: 85). dimungkinkan sekali informan berasal dari
Data dokumentasi, bahan statistik dan pihak-pihak diluar manajemen PDAM yang
laporan terkait dengan laba (rugi) PDAM, menjadi objek penelitian
dikumpulkan dari PDAM PERMAI, tempat (Mulyana,2004:182). Informan dalam
penelitian maupun dari berbagai sumber penelitian ini adalah seseorang yang
terpercaya misalnya Persatuan Perusahaan dianggap mengetahui dan terlibat langsung
Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi), dalam permasalahan laba (rugi) PDAM
Biro Pusat Statistik (BPS), Bagian PERMAI. Pihak-pihak ini merupakan
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten informan kunci yang terdiri dari jajaran
bersangkutan, serta beberapa tulisan-tulisan manajemen PDAM PERMAI, tokoh
atau artikel yang mengungkap data sejenis. masyarakat dan pelanggan.
Data yang telah dikumpulkan tidak hanya
yang bersifat sekunder namun juga yang HASIL DAN PEMBAHASAN
bersifat primer, bersifat kuantitatif maupun Kondisi Hutang PDAM PERMAI
yang bersifat kualitatif. Hutang timbul manakala perusahaan
memiliki keterbatasan dana untuk
Objek dan Informan Penelitian membiayai operasional dan investasi
Objek yang dipilih dalam penelitian perusahaan di masa yang akan datang.
ini adalah Perusahaan Daerah Air Minum di Jumlah hutang yang besar bisa menjadi
Kabupaten PERMAI. PDAM ini indikasi bahwa perusahaan melakukan
merupakan salah satu perusahaan air di investasi besar dengan dana pinjaman.
Propinsi Jawa Timur yang memiliki kinerja Konsekuensi dari pinjaman yang besar ini
keuangan (laba) yang rendah atau selalu adalah perusahaan akan membayar
mengalami kerugian. Dipilihnya PDAM sejumlah dana untuk biaya administrasi,
PERMAI ini sebagai objek penelitian bukan biaya bunga, dan cicilan pokok pinjaman
bertujuan untuk men-generalisasi hasil dikemudian hari.
24
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
25
JESP V ol. 4, No.1, 2012
26
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
27
JESP V ol. 4, No.1, 2012
28
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
29
JESP V ol. 4, No.1, 2012
30
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
PDAM seperti kebocoran yang tinggi, sumber daya air di Indoensia, termasuk
kinerja keuangan yang rendah, pengelolaan melakukan amandemen berbagai
hutang yang buruk, tingginya idle capacity, perundangan, diantaranya adalah
sudah bisa ditekan seminimal mungkin. amandemen Undang-Undang No. 11/1974
Sehingga biaya operasional mencerminkan tentang Sumber Daya Air.
tingkat biaya persatuan produksi yang Berkenaan dengan privatisasi air ini,
normal atau wajar. sebenarnya bukanlah solusi yang tepat
Fakta yang ada PDAM PERMAI untuk memperbaiki kinerja PDAM. Sudah
masih belum bisa mengatasi beberapa banyak kasus menunjukkan kegagalan
kendala pengelolaan perusahaan privatisasi di beberapa negara berkembang
sebagaimana tersebut di atas. Padahal full dalam pengelolaan air. Penelitian
cost recovery mensyaratkan efektivitas dan Sudhirendar (2002) yang dilakukan oleh
efisiensi pengelolaan PDAM. Akibatnya PSIs Research Unit, University of
adalah berbagai ketidakberesan pengelolaan Greenwich, London (2000) di Bolivia,
air akan ditanggung oleh konsumen. Argentina, dan Pakistan menunjukkan
Selama efektivitas dan efisiensi pengelolaan adanya kenaikan harga air setelah
PDAM masih sangat buruk, penerapan privatisasi dan bahkan gagal melayani
prinsip full cost recovery, yang bertujuan kelompok miskin. Di Cochabamba, Bolivia,
untuk menyehatkan PDAM, hanya akan setelah privatisasi terjadi kenaikan harga air
membawa dampak ganda yang sangat sebesar 300% atau 25% dari total
merugikan PDAM itu sendiri dan pendapatan kelompok miskin (Majalah Air
konsumen. PDAM yang tidak sehat akan Minum, Mei 2004). Di Ghana (2001),
berada pada status quo karena selalu privatisasi telah menaikkan harga air
membebankan biaya ketidakefisienan sebesar 95% dan memaksa penduduk
manajerial dan operasional kepada miskin mengurangi secara drastis volume
konsumen dengan cara menaikkan tarif, konsumsinya sehingga meningkatkan resiko
sedangkan bagi konsumen akan selalu kesehatannya. Begitu juga di Afrika
terbebani biaya yang bukan merupakan Selatan, kanaikan harga air telah
kesalahan dan tanggung jawab konsumen. menyebabkan penduduk di wilayah
YLKI (2004) berargumentasi bahwa Kwagulu-Natal mengkonsumsi air sungai
saat ini PDAM menghadapi persoalan besar yang terpolusi sehingga menimbulkan
pengelola sumber daya air. Untuk itu maka wabah cholera.
berbagai lembaga keuangan internasional Hasil kajian Should (1997) atas
(W orld Bank dan Asian Development Bank) privatisasi PDAM di Inggris dan Wales
mendorong pemerintah Indonesia untuk menemukan hasil yang sebaliknya dengan
melakukan restrukturisasi manajemen harapan adanya privatisasi. Hasil studi
pengelolaan sumber daya air. Pemerintah menunjukkan bahwa pertama, efisiensi
Indonesia akhirnya mempunyai yang lebih besar yang berarti penurunkan
kesepakatan dengan Bank Dunia dan ADB biaya-biaya sehubungan dengan keluaran,
untuk melakukan perubahan institusi dan ternyata tidak terjadi. Peningkatan penting
legal formal pada sektor air melalui dalam efisiensi telah terjadi sebelum
program Water Resources Sectors privatisasi. Kedua, surplus yang dinginkan
Adjustment Loan (W A TSAL) . Sebenarnya publik hanyalah merupakan konflik antara
kesepakatan ini adalah bagian dari konsumen dan pemegang saham, dan
persyaratan pinjaman dalam Structural kenyataan ini lebih luas. Efisiensi yang
Adjusment Loan dari Bank Dunia untuk retorik merupakan alat legitimise
mengatasi krisis ekonomi tahun 1997. Sejak privatisasi, inti sarinya adalah perpindahan
itu, harus dilakukan berbagai perubahan kekayaan dari masyarakat dengan sebebas-
mendasar dan struktural dalam pengelolaan bebasnya kepada sebagian kecil masyarakat
31
JESP V ol. 4, No.1, 2012
32
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
kejadian bocornya air di depan masjid yang sangat besar dan salah satunya
mengungkapkan: difungsikan untuk menekan tingkat
Saya sebenarnya sudah melaporkan kehilangan air. Namun pada kenyataannya
beberapa kali kebocoran air dijalan kebocoran air masih saja ditemui di
depan masjid ini ke PDAM baik siang berbagai tempat.
maupun malam. Bahkan tidak hanya Salah satu pertimbangan
saya yang telepon ke PDAM bahkan dikucurkannya hutang RDI oleh pemerintah
hingga tiga orang yang melaporkan, pusat melalui Departemen Keuangan adalah
ketua takmir dan bendaharanyapun agar supaya PDAM bisa berinvestasi
juga beberapa kali menelepon PDAM instalasi dan peralatan untuk dapat menekan
untuk segera menangani kebocoran tingkat kehilangan atau kebocoran air
air ini. Tapi hingga tiga hari terakhir bersih yang telah dihasilkan. Dengan
barulah pihak PDAM melakukan semakin menurunnya tingkat kehilangan air
perbaikan atas kebocoran air. bersih diharapkan akan dapat memiliki efek
Selain mengganggu jalan depan yang positif terhadap kinerja secara
masjid ini sebenarnya air terbuang keseluruhan utamanya dalam meningkatkan
secara percuma selama tiga hari pendapatan dan menurunkan beban
berturut-turut ini eman. Saya tidak kehilangan air bersih.
tahu berapa kerugian yang akan Tabel 5 menyajikan jumlah produksi
ditanggung PDAM selama tiga hari air bersih, jumlah penjualan air bersih dan
ini. Untung saja kami segera data jumlah kehilangan (kebocoran) air
melaporkan ke mereka, bagaimana bersih yang terjadi tiga tahun setelah
jadinya kalau tidak ada yang digulirkannya pinjaman RDI yaitu tahun
melaporkan selama berminggu- 1993 hingga tahun 2008. Sengaja data
minggu atau berbulan-bulan. disajikan secara panjang selama hampir 16
Petikan wawancara di atas disajikan tahun untuk menunjukkan bagaimana peran
sebagai bukti bahwa permasalahan keberadaan pinjaman RDI bagi perusahaan
kebocoran air memang hingga saat ini dan dampaknya terhadap upaya penurunan
belum bisa teratasi oleh PDAM PERMAI. tingkat kebocoran air yang terjadi selama
Meskipun sebenarnya untuk mengatasi hal ini. Selain itu akan bisa dinilai efektifitas
itu sangat mudah dilakukan, terlebih lagi pengendalian penurunan kebocoran air.
PDAM telah memiliki dana pinjaman RDI
33
JESP V ol. 4, No.1, 2012
34
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
keakuratan angka hasil perhitungan, namun Kompas, 2003, Dari 243 PDAM yang
sudah cukup baik untuk memberikan Beroperasi Hanya 9 Persen yang
gambaran awal dampak peranan air hilang Sehat, Kamis, 04 September 2003.
(non revenue water) terhadap kinerja Kompas, 2006, 108 PDAM Tak Becus
keuangan dan operasional. Susun Laporan Keuangan, 27
Agustus.
Simpulan Kompas Mobile, 2007, 274 PDAM Di
Berdasarkan hasil pembahasan di atas studi Indonesia Sakit, 28 Pebruari.
Kompas, 2008, 255 PDAM Dalam Kondisi
ini bisa menyimpulkan bahwa
Sakit, 28 Agustus.
(1) Hutang PDAM ternyata berindikasi Kompas, 2010, PDAM Bebas Setor ke
merupakan hasil pemaksaan dan Pemda, Rabu 27 Agustus.
bukan karena kebutuhan dasar dari Lofland, John, 1985, Analyzing Social
perusahaan. Setting: A Guide to Qualitative
(2) Motif pemberian hutang tidak jauh Observation and Analysis, Belmot,
dari kepentingan bank dunia untuk Cal: W adsworth Publishing
Company.
melakukan privatisasi terhadap
Muhadjir, Noeng, 2000, Metodologi
perusahaan air di Indonesia. Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin,
(3) Pemberian hutang terbukti tidak Yogyakarta, Hal 196 204.
makin membuat perusahaan lebih Nasution, (1996), Metode Penelitian
sehat dan berkinerja baik, namun Naturalistik-Kualitatif, Penerbit
justru menyebabkan kinerja makin NARSITO, Bandung.
menurun drastis. Harapan pemberian Shaoul, Jean, 1997a, A Critical Financial
Analysis Of The Performance Of
hutang untuk meningkatkan
Privatised Industries : The Case Of
pelayanan ternyata tidak pernah The W ater Industry In England And
mampu di capai oleh perusahaan. Wales, Critical Perspectives On
Accounting, 8 , 479 505
Shaoul, Jean, 1997b, The Power Of
Daftar Pustaka Accounting Reflecting On Water
Privatization, Accounting, Auditing
Burrel, G. & Morgan, G, 1979, Sociological
& Accountability Journal, V ol 10
Paradigms and Organisational
No. 3, 1997.
Analysis: Elements of The sociology
Sudhirendar Sharma, 2002, Water Markets
of Corporate Life, London:
Exclude The Poor , The Ecological
Heinemann Educational Books.
Foundation, THE HINDU group of
Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo
publications, August 23, New Delhi.
1999, Metodologi Penelitian Bisnis:
Tempo Interaktif, 2004, 90 Persen PDAM
Untuk Akuntansi dan Manajemen,
Sakit Akan Diprivatisasi, 27
Edisi Pertama, BPFE, Y ogyakarta
April.
Irianto, Gatot, 2004, Dampak Privatisasi
Tempo Interaktif, 2005, Pemerintah
Air Minum, Balai Penelitian
Restrukturisasi Utang 176 PDAM,
Agroklimat dan Hidrologi, Analisis
Selasa 5 Juli.
Sistem Hidrologi, Program
Tempo Interaktif, 2006, Pemerintah
Pascasarjana IPB.
Restrukturisasi Utang 176 PDAM,
Kompas, 2001, T otal Hutang PDAM Rp 3,4
Selasa 5 Desember.
Triliun, 16 Februari.
Tinker, T,1980, Towards A Political
Economic Of Accounting: An
35
JESP V ol. 4, No.1, 2012
36
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Abstrak
This article aims to explaine the progress of Small Medium Entreprises (UMKM) in
Indonesian economy. At the beginning of the crisis when most of the distribution system
and stalled trade and cooperatives are small businesses successfully moved to fill the
abandoned these activities. Even then followed by increased activity of nonconventional
agricultural sector by new entrepreneurs from those who are displaced from the formal
sector because of a termination of employment. This development could bring new hope that
the people's economic sector , small business and cooperative activities will grow faster
because of the political environment and support a profitable and the availability of
adequate professional staff. The evidence has been growing optimism at least new to most
people who control a small portion of resources will be its ability to be a growth engine for
economic recovery.
Hal ini tentu menimbulkan suatu kecil dan Inpres Nomor 10/1999 tentang
tanda tanya besar. Pada awal krisis ketika pembinaan usaha menengah.
hampir sebagian besar sistem distribusi dan Semangat baru dunia yang
perdagangan macet memang usaha kecil menggeluti usaha kecil dan menengah
dan koperasi berhasil digerakkan mengisi (SME) juga telah berketetapan hati untuk
kegiatan yang ditinggalkan tersebut. menjadikan UKM sebagai motor
Bahkan kemudian diikuti oleh pertumbuhan ekonomi di masa depan.
meningkatnya aktivitas sektor pertanian Pernyataan ini paling tidak telah menjadi
nonkonvensional oleh para pengusaha baru kesadaran baru bagi kalangan pelaku UKM
dari mereka yang tergusur dari sektor di kawasan Asia Pacific sebagai mana
formal karena terkena pemutusan hubungan mereka kemukakan di depan para Menteri
kerja. Perkembangan ini sempat yang membidangi UKM forum APEC yang
memunculkan harapan baru bahwa sektor bertemu di kota Christchurch New Zealand
ekonomi rakyat, usaha kecil dan kegiatan tahun 1999. Pengalaman, keyakinan dan
koperasi akan tumbuh lebih cepat karena harapan inilah yang kemudian menggelora
lingkungan politik dan dukungan yang menjadi semangat yang terus didengungkan
menguntungkan serta ketersediaan tenaga hingga saat ini.
profesional yang memadai. Di Indonesia
harapan untuk membangkitkan ekonomi KARAKTERISTK UNIT USAHA,
rakyat sering kita dengarkan karena PRODUKSI NASIONAL DAN
pengalaman ketika krisis multidimensi PERTUMBUHAN EKONOMI
tahun 1997-1998 usaha kecil telah terbukti Unit Usaha Dan Perkembangan Ekonomi
mampu mempertahankan kelangsungan Tahun-tahun terakhir menjelang krisis
usahanya, bahkan memainkan fungsi perekonomian, Indonesia masih tumbuh
penyelamatan dibeberapa sub-sektor dengan 7,8% pada tahun 1996 yang dilanda
kegiatan. Fungsi penyelamatan ini segera masa kering panjang pada tahun1996/1997
terlihat pada sektor-sektor penyediaan dan 1997/1998. Pada tahun 1997 yang
kebutuhan pokok rakyat melalui produksi sudah mulai ditimpa krisis pada bulan
dan normalisasi distribusi. Bukti tersebut September, menyebabkan pertumbuhan
paling tidak telah menumbuhkan optimisme ekonomi merosot menjadi 4,7% pada tahun
baru bagi sebagian besar orang yang 1997. Dan puncaknya terjadi pada tahun
menguasai sebagian kecil sumberdaya akan 1998 dimana pertumbuhan PDB dengan
kemampuannya untuk menjadi motor angka negatif 13,4% dan konsumsi rumah
pertumbuhan bagi pemulihan ekonomi. tangga merosot dengan angka negatif 6,2%.
Harapan ini menjadi semakin kuat Keadaan ini benar-benar memilukan
ketika muncul keberanian untuk sehingga melahirkan gejala yang disebut
mempercepat pemulihan dengan motor transitory poor dan menyisakan kelompok
pertumbuhan UKM. Pergeseran sesaat baru yang disebut the lost generation yang
dalam kontribusi UKM terhadap PDB pada akan menjadi beban perekonomian dan
saat krisis yang belum berhasil bangsa ke depan. Belum lagi lahirnya
dipertahankan menyisakan pertanyaan kelompok drop out dalam jumlah yang
tentang faktor dominan apa yang membuat besar yang sudah barang tentu akan
harapan tersebut tidak terwujud. Berbicara membawa implikasi besar baik dalam
mengenai UKM di Indonesia menganut jangka pendek dan panjang. Jumlah unit
cakupan pengertian yang luas pada seluruh usaha yang pada tahun 1997 telah mencapai
sektor ekonomi termasuk pertanian, serta jumlah 39,77 juta tiba-tiba menyusut
menggunakan kreteria aset dan nilai menjadi 36,82 juta pada tahun 1998
penjualan sebagai ukuran pengelompokan memang menjadi bukti bahwa krisis
sesuai UU Nomor 9/1995 tentang usaha ekonomi dan gangguan alam (kekeringan)
38
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
telah menerpa seluruh sektor perekonoman restoran di mana hampir 70% berada di
nasional kita. Jawa dan Bali (ISBRC, PUPUK & LP3E-
Dilihat dari pertumbuhan jumlah KADIN, 2003). Padahal usaha tidak
unit usaha sebenarnya krisis yang melanda berbadan hukum tersebut selama ini telah
Indonesia yang telah berlalu selama menjadi wahana efektif untuk menjalankan
limatahun ini melahirkan persoalan baru fungsi distribusi produk UKM ke seluruh
yang serius dalam kehidupan keseimbangan pelosok tanah air, tetapi menghadapi
perekonomian kita ke depan. Persoalan keterbatasan akses pada jasa perbankan.
tersebut adalah merosotnya jumlah unit Angka jumlah unit usaha skala kecil
usaha menengah dari lebih dari 60 ribu pada dan menengah dengan berbagai definisi
tahun 1997 menjadi tinggal 52 ribu pada apapun memperlihatkan bahwa dari hampir
tahun 1998 dan hingga akhir 2001 belum 41 juta unit usaha yang ada 23,75 juta
mencapai jumlah sebelum krisis. Proyeksi berada di sektor pertanian dan hanya 17,25
yang lebih optimis memberikan indikasi juta saja berada di luar sektor pertanian.
bahwa pada akhir tahun 2002 dari segi Angka ini penting karena dari pengalaman
jumlah unit usaha menengah mungkin antar negara menurut Harvie (2002)5,
sudah dapat kembali melampaui jumlahunit tingkat signifikansi peranan UKM dalam
usaha menengah sebelum krisis. suatu perekonomian dapat dilihat dari rasio
Perkembangan ini sangat memprihatinkan antara jumlah unit usaha di luar sektor
karena peran usaha menengah sangat pertanian terhadap jumlah penduduk.
strategis untuk menjaga dinamika Angka benchmark yang digunakan dan
perekonomian dan menjaga keseimbangan menjadi praktek terbaik di dunia dengan
struktur pengusaha. Paling tidak masalah ini menjaga perbandingan antara jumlah
membuat prcepatan perlombaan pelaku penduduk dengan unit industri adalah 1
ekonomi kita di banding pelaku ekonomi di berbanding 20, artinya setiap 20 orang
negara lain tertinggal selama lima tahun. penduduk harus ada satu unit industri
Merosotnya usaha menengah juga (Harvie, 2002). Untuk Indonesia yang
mempunyai dampak yang buruk terhadap sebagian terbesar unit usaha yang ada
penumbuhan kehidupan yang lebih adalah industri rumah tangga (Cottage
demokratis, karena semakin kuatnya Industry) dan jasa-jasa lain sebagai usaha
oligopoli ekonomi yang cenderung skala micro maka anggota yang lebih tepat
melahirkan oligarki politik. adalah 1 berbanding 6, artinya setiap enam
Persoalan penumbuhan unit usaha orang harus ditopang oleh satu unit usaha di
baru akan semakin komplek apabila dilihat luar pertanian, sehingga persoalan bekerja
dalam kontek daerah dalam arti karena terpaksa dan beban ketergantungan
penyebarannya. Dari sektor yang penting sudah tidak menjadi penghalang bagi
untuk membuat dinamika perekonomian tumbuhnya perkuatan daya saing. Hal ini
yakni sektor industri pengolahan dilaporkan berarti dengan jumlah penduduk sekitar 203
bahwa klaster industri kecil yang ada di juta jiwa kita harus mengejar penumbuhan
tanah air kita sebanyak limapuluh delapan jumlah unit usaha di luar pertanian
persen berada di Jawa-Bali-NTB.4 sebanyak 34 juta unit usaha di luar
Gambaran ini akan menyulitkan posisi pertanian, atau sebanyak duakali lipat dari
penyebaran titik pertumbuhan dalam rangka yang ada sekarang ini tentunya harus
memperkuat struktur perekonomian yang tersebar di berbagai sektor kegiatan dan
sejalan tujuan perkuatan usaha kecil dan menyebar ke seluruh daerah.
menengah untuk orientasi daya saing dan Jika kita gunakan perbandingan
ekspor. Potret ketimpangan ini juga terjadi antar negara maka terlihat jelas bahwa
pada usaha tidak berbadan hukum pada Indonesia dengan angka perbandingan
sektor perdagangan eceran, hotel dan jumlah penduduk dengan jumlah UKM di
39
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
sektor industri pengolahan sebesar 83 masih Jika dilihat periode sebelum krisis dan
sangat tertinggal dibanding tetangga kita keadaan pada saat ini ketika mulai ada
Philippina 66. Sementara perekonomian upaya ke arah pemulihan ekonomi. Pada
maju seperti Jepang telah mantap pada tahun 2001, mengecil menjadi 0,55. Hal ini
angka 25, Korea 17 dan Taiwan 21, menunjukkan bahwa potensi untuk menutup
sedangkan Italia yang terbaik telah gap antara produktivitas UK dan UB malah
menyatakan bahwa setiap 9 orang penduduk menjadi semakin tipis, atau jurang
terdapat 1 UKM. Di Indonesia sendiri perbedaan produktivitas (nilai
sangat mengejutkan bahwa daerah di luar tambah/tenaga kerja) akan tetap besar.
perkotaan (Kotamadya) umumnya angka ini Sudah menjadi pengertian umum bahwa
masih jauh. Kabupaten yang menjadi produktivitas sektor industri, terutama
penyangga kota dan disebut daerah industri industri pengolahan seharusnya mempunyai
seperti Pasuruan, Tanggerang, Serang, nilai tambah yang lebih besar. Sebenarnya
Bekasi dan Gresik baru memiliki angka sektor pertanian memiliki produktivitas
perbandingan antara 80-82. Sehingga terendah dalam pembentukan nilai tambah
Kabupaten Industri penyangga di Indonesia terutama di kelompok usaha kecil yang
belum dapat dipersandingkan dengan posisi hanya merupakan sekitar tiga perempat
rata-rata ekonomi tetangga kita yang sedang produktivitas usaha kecil secara
menuju industri maju seperti Malaysia, keseluruhan yang didominasi oleh usaha
Thailand, dan Philipina. pertanian. Namun pengalaman Indonesia di
masa krisis menunjukan, bahwa yang terjadi
Kendala UKM untuk Menjadi Mesin sebaliknya dengan demikian dalam suasana
Pertumbuhan krisis masih sangat sulit mengharapkan
Memperhatikan analisis pada bagian sektor industri kecil kita untuk diharapkan
sebelumnya dapat kita catat bahwa kita menjadi motor pertumbuhan untuk
belum berhasil mengidentifikasi potensi pemulihan ekonomi.
usaha kecil sebagai motor pertumbuhan Pembentukan nilai tambah / tenaga
ekonomi bagi pemulihan krisis ekonomi. kerja untuk kelompok usaha yang sama
Untuk dapat mencerna secara tepat faktor- (usaha kecil) di berbagai sektor dapat
faktor yang menjadi kendala bagi ekspansi menggambarkan potensi peningkatan
usaha kecil maka diperlukan pendalaman produktivitas melalui transformasi dari
dengan membuat disagregrasi kelompok sektor tradisional ke sektor modern
usaha kecil. Sebagaimana diketahui sesuai misalnya dari sektor pertanian ke sektor
hasil pengolahan data tahun 1995 dari industri dan perdagangan. Rasio nilai
sektor usaha kecil sekitar 97% terdiri dari tambah/TK untuk UK-pertanian dibanding
usaha kecil-kecil (mikro) dengan omset UK-Industri pengolahan mengalami
dibawah Rp. 50 juta,-. Dengan demikian peningkatan dari 0,74 pada tahun 1997
mayoritas usaha kecil adalah usaha mikro menjadi 0,82 pada tahun 2001.
dan sebagian terbesar berada di sektor Peningkatan ini menggambarkan
pertanian dan perdagangan, hotel dan bahwa industri pengolahan semasa krisis
restoran. tidak memberikan kontribusi nyata dalam
Masalah mendasar yang membatasi perbaikan produktivitas dibanding usaha
ekspansi usaha kecil adalah realitas bahwa kecil di sektor pertanian. Alasan lain yang
produktivitasnya rendah sebagaimana dapat menjelaskan fenomena tersebut
diperlihatkan oleh nilai tambah/tenaga adalah kenyataan bahwa di sektor industri
kerja. Secara keseluruhan perbandingan selama krisis sebagian besar berproduksi
nilai tambah/tenaga kerja untuk usaha kecil dibawah kapasitas penuh atau bahkan
hanya sekitar seperduaratus (1/200) kali menganggur sehingga nilai tambah/TK
nilai tambah/tenaga kerja untuk usaha besar.
40
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
41
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
dan menengah dapat diarahkan dengan tiga landasan membangun sistem perekonomian.
fokus utama yaitu : Format baru pengaturan untuk menjadi
a) Sektor industri pengolahan; landasan pembangunan sistem ekonomi
b) Sektor jasa keuangan, persewaan dan yang dikehendaki memang menjadi sangat
jasa perusahaan; diperlukan.
c) Sektor pertanian terutama sub sektor Kita pernah mempunyai keinginan
peternakan, perkebunan budidaya laut kuat untuk merumuskan demokrasi
dan sub sektor hortikultura. ekonomi hingga kemudian lahir sistem
Dilihat dari struktur pelaku usaha ekonomi kerakyatan yang digariskan oleh
menurut skala kegiatan dan karakteristiknya ketetapan MPR No. IV Tahun 1999. Jika
Pemerintah Indonesia harus memilih dilihat dari rentetan TAP MPR maupun
strategi yang jelas antara orientasi dokumen lainnya sistem ekonomi Indonesia
pengembangan usaha kecilmenengah untuk yang diinginkan juga selalu berubah.
tujuan peningkatan daya saing dan ekspor Nampaknya kita harus sadar bahwa yang
dan orientasi pengembangan usaha mikro- kita tuju bukan pembangunan sistemnya
kecil untuk orientasi penciptaan lapangan semata, tetapi tujuan itu sendiri.
kerja dan penanggulangan kemiskinan. Sesuai dengan tujuan kemerdekaan
Kebijakan yang dapat ditempuh untuk kita adalah untuk meningkatan taraf hidup
penciptaan lapangan kerja dan dan kecerdasan bangsa, maka seharusnya
penanggulangan kemiskian harus bersifat tujuan ini yang menjadi perhatian terlebih
menyeluruh melalui penguatan dan dahulu dari pada berdebat tentang sistem
perluasan lembaga keuangan mikro, LKM- yang dapat menjebak kita. Adalah menarik
pra koperasi, koperasi simpan pinjam dan bagi kita untuk mencoba melihat bagaimana
BPR. kita mencoba mencari rumusan kemajuan
ekonomi menurut pikiran kita. Badan Pusat
MODEL STRUKTURAL PELAKU Statistik pernah menyusun suatu laporan
EKONOMI INDONESIA perekonomian Indonesia di mana di
Landasan Pemikiran dalamnya memuat berbagai indikator
Sebenarnya kita harus berani kamajuan perekonomian kita. Hal yang
mengakui secara jujur untuk kegagalan menarik yang ingin ditonjolkan ketika
mencari jawaban atas setiap keinginan indikator kemajuan tersebut hendak
untuk merumuskan format sistem ekonomi dituangkan secara ringkas dalam suatu tabel
Indonesia. Dalam sejarah penelusuran untuk mudah dibaca sebenarnya kita
perkembangan pendekatan ekonomi menyepakati itulah indikator tujuan yang
Indonesia sering dilompati oleh keinginan setiap saat hendak dicapai.
untuk merumuskan cita-cita terlebih dahulu Dari indikator yang ditampilkan
ketimbang memahami secara benar sistem terdapat 11 indikator yang kemudian akan
ekonomi yang hidup di tanah air kita. diulas secara mendalam dalam tiap-tiap bab
Sejak model ekonomi dualistik ala atau bagian secara rinci kesebelas indikator
Boeke sebenarnya yang lahir kemudian itu adalah :
adalah rumusan sistem ekonomi yang di a) Pertumbuhan ekonomi
cita-citakan. Jika semula keinginan kuat b) Inflasi
untuk menjadikan pasal 33 UUD 1945 c) PDB pada harga konstan
sebelum perubahan sebagai acuan d) PDB per kapita pada harga berlaku
membangun sistem ekonomi Indonesia, e) Neraca perdagangan luar negeri
maka kini sedang bertanya-tanya kembali. (ekspor-impor)
Pertanyaan ini muncul karena adanya f) Investasi (PMDN-PMA)
pembahasan UUD 1945 termasuk g) Suku bunga deposito berjangka
perumusan kembali pasal 33 yang menjadi h) Kunjungan wisatawan asing
42
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
43
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
44
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
produktivitas usaha pada kedua kelompok usaha kecil dengan usaha besar yang
ini mengisyaratkan perlunya restrukturisasi digambarkan satu berbanding duaratus.
perusahaan pertanian menuju skala Sektor yang mencerminkan adanya
menengah. Hal ini sejalan dengan kesetaraan dalam produktivitas tenaga kerja
pemikiran tentang perlunya peningkatan hanyalah sektor keuangan, persewaan dan
kepadatan investasi pertanian untuk jasa perusahaan. Kinerja usaha kecil dan
mengejar keuntungan usaha pertanian yang usaha menengah pada sektor ini telah sama
sesuai dengan biaya oportunitas dari tanah dan menggambarkan perkembangan yang
pertanian yang harganya semakin telah mulai keluar dari krisis. Patut dicatat
meningkat. bahwa dengan adanya sektor keuangan,
Pada perusahaan skala menengah persewaan dan jasa keuangan skala kecil
sektor jasa keuangan tidak menempati dan menengah yang produktif dari segi
tempat teratas, namun masih menempati perusahaan dan tenaga kerja akan menjadi
tempat ketiga setelah sektor angkutan sektor pendukung yang efisien bagi
dengan yang masih jauh diatas rata-rata tumbuhnya UKM.
keseluruhan sektor. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan jasa keuangan pada PEMBIAYAAN
dasarnya tidak selalu dapat memanfaatkan Kebijakan Pembiayaan dan Perbankan
keuntungan karena skalanya yang lebih Modal adalah penting tetapi bukan
besar, terutama antara skala usaha kecil dan segalanya. Itulah ungkpaan yang selalu
skala usaha menengah. dinasehatkan oleh para ahli yang meneliti
Gambaran ini akan lebih lengkap pembiayaan bagi para pengusaha.
lagi jika kita kaitkan dengan produktivitas Sebaiknya setiap kali kita melakukan
tenaga kerja yang mengindikasikan interview kepada pengusaha terutama
kemampuan untuk mendukung jaminan pengusaha kecil jawabnya pasti kekurangan
hidup yang layak bagi pihak yang terlibat modal, sehingga usahanya tidak maju.
dalam kegiatan dimaksud. Pertanyaan Gambaran menjadi lain pula ketika
penting selanjutnya adalah mengapa jasa membaca berita di media masa bahwa dana
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sedang berada di perbankan sangat besar
sangat produktif dan sangat kompetitif. dan penyediaan kredit bagi pengembangan
Diantara jawaban atas pertanyaan tersebut usaha tersedia. Jika dari biasanya yang
adalah bahwa ; usaha disektor ini harus sebenarnya terjadi ? Untuk memahami
memenuhi persyaratan legal (BH, ijin, persoalan ini kita perlu melihat pembiayaan
persyaratanteknis); dikelola oleh kelompok usaha bagi para pengusaha.
profesional; interaksi dengan dunia bisnis Pada dasarnya pemberdayaan usaha
yang luas; kandungan IPTEK yang tinggi; oleh pelaku ekonomi lapis bawah memang
terbiasa dengan hubungan kontraktual yang bertumpuh pada kemandirian dan
lugas; relatif lebih transparan dibanding kekerabatan, kemudian pada tahap
kelompok lain; dan adanya pengawasan berikutnya secara kelembagaan yang masih
yang kuat baik oleh pengawasan bersifat lokal dan imformal. Namun di masa
Pemerintah maupun pengguna jasa. Dilihat lalu juga terdapat lembaga formal pada
dari produktivitas tenaga kerja secara tingkat desa yang merupakan bagian
keseluruhan untuk usaha kecil dan penting dari pemberdayaan bagi ekonomi
menengah mengalami keadaan yang terus lapis bawah di pedesaan yang melekat pada
merosot walaupun hanya dalam derajad pemerintahan di desa. Kemudian pada tahap
yang tipis. berikutnya masuklah pasar keuangan
Persoalan lain dalam hal pedesaan melalui koperasi, program
produktivitas tenaga kerja adalah pemerintah dan perbankan. Mengutip
ketimpangan yang sangat menyolok antara laporan BPS Dibyo Prabowo 17
45
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
menegaskan kembali bahwa 35,10% UKM LKM ini baru menjangkau sekitar 15-20
menyatakan kesulitan permodalan, persen LKM, namun telah mendorong
kemudian diikuti oleh kepastian pasar tumbuh kembangnya kekuatan kredit mikro
25,9% dan kesulitan bahan baku 15,4%. non bank. Sebagai pelaku mereka termasuk
Jika kita ikuti jawaban tersebut sebenarnya dalam sektor keuangan. Apabila
kesulitan permodalan adalah resultante dari perkembangan ini menjadi instrumen
kesulitan mendapatkan kepastian pasar perkuatan yang efisien, maka instrumen
karena ketidakmampuan menjamin fiskal untuk perkuatan LKM akan terbukti
kepastian produksi. lebih efektif disertai dengan tingkat distorsi
Oleh karena itu pemecahan masalah yang rendah sehingga dapat menjadi pilihan
pembiayaan UKM tidak sebatas masalah baru bentuk intervensi yang ramah pasar.
kekurangan modal, sehingga diperlukan Secara garis besar, kebijakan
pemecahan yang komprehensif. Hal yang perbankan terdiri dari: (1) program
mungkin agak kurang dipahami adalah penyehatan perbankan, meliputi
praktek terbaik dimanapun pembiayaan penjaminan pemerintah bagi bank umum
usaha, terutama pemula, selalu didahului dan BPR, rekapitalisasi bank umum dan
dengan sumber modal sendiri atau modal restrukturisasi kredit perbankan; (2)
keluarga atau jika tidak bersumber dari pemantapan ketahanan sistem
angle Capital18 yang dasarnya adalah perbankan yang meliputi pengembangan
kepercayaan dan kegigihan si pelaku. infrastruktur perbankan, peningkatan good
Dalam hal demikian sebenarnya yang harus corporate governance dan penyempurnaan
juga menjadi perhatian kita adalah usaha pengaturan dan pemantapan sistem
yang menyediaakan jasa untuk pengawasan bank; (3) upaya pengembangan
memecahkan pembiayaan usaha kecil UMKM dalam rangka pemulihan fungsi
hingga sampai pada perbankan. Pembiayaan intermediasi perbankan.
bagi UKM di negara berkembang pada Berdasarkan Laporan Perekonomian
umumnya masih diharapakan dari Bank Indonesia tahun 2003, peran Bank
perbankan. Indonesia dalam pengembangan UMKM
Di sisi lain perubahan paradigma dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu:
pemberian dukungan pembiayaan UKM (1) kebijakan kredit perbankan; (2)
dari kredit program kepada mekanisme pengembangan kelembagaan; dan (3)
pasar jasa keuangan akibat perubahan UU pemberian bantuan teknis. Keterbatasan
23/1999 tentang Bank Indonesia dan UMKM dalam memperoleh pelayanan
berbagai rencana program pemulihan kepada sektor perbankan merupakan salah
ekonomi yang tercantum dalam nota satu kendala belum optimalnya fungsi
kesepakatan dengan IMF telah memberikan intermediasi perbankan. Menyikapai hal
pelajaran baru. Sejak akhir 1999 semua tersebut, selama tahun 2003, upaya yang
kredit program dihentikan, sehingga ditempuh Bank Indonesia dalam
Pemerintah mengubah dukungannya dari pengembangan UMKM lebih ditekankan
memberikan subsidi dan penjaminan pada pada upaya peningkatan akses UMKM
kredit program sektoral perbankan (seperti kepada sektor perbankan. Melalui
BIMAS, KKP A dll.) menjadi dukungan pendekatan kebijakan kredit, upaya yang
perkuatan LKM terutama KSP/USP sejak dilakukan Bank Indonesia antara lain
tahun 2002 sebagai mekanisme fiskal biasa. dengan senantiasa mendorong bank umum
Hal ini diharapkan relatif tidak dan BPR untuk meningkatkan penyaluran
menimbulkan distorsi pasar keuangan mikro kredit UMKM sesuai dengan rencana bisnis
kecuali hanya memperkuat para pelaku masing-masing bank dengan tetap
untuk semakin kompetitif dan memperluas memperhatikan prinsip kehati-hatian.
jangkauan Meskipun stimulan fiskal untuk
46
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Dalam rencana bisnis 2002, 14 bank perbankan dan pemulihan sektor riil
umum (sekarang 13 bank) yang menguasai dilakukan dengan menyelenggarakan
80% aset perbankan nasional (systemically Forum Dialogis Kawasan Barat Indonesia
important banks) dan BPR, menetapkan (FD-KBI) pada 21-23 Pebruari 2003 di
rencana penyaluran kredit kepada sektor Sumatera Barat. Forum tersebut merupakan
UMKM sebesar Rp. 30,9 triliun. Dalam pertemuan tripartit antara pemerintah,
realisasinya dicapai jumlah Rp. 35,9 triliun, perbankan dan pelaku usaha, serta
atau 116% dari target. Namun pada tahun merupakan rangkaian kegiatan yang
2003, kredit 50 baru yang disalurkan diselenggarakan di Kawasan Timur
perbankan ke sektor UMKM sebesar Rp. Indonesia (KTI) pada 8-11 November 2002
26,9 triliun atau 63,82% dari total rencana di Sulawesi Selatan.
perbankan untuk penyaluran kredit UMKM
sebesar Rp. 42,3 triliun. Arah dan Strategi Pengembangan LKM
Selain mendorong perbankan Permasalahan yang dihadapi oleh
menyalurkan kredit pada UMKM, Bank LKM terutama LKM bukan bank pada
Indonesia juga mendukung pembiayaan dasarnya dapat digolongkan ke dalam hal-
UMKM melalui penyediaan KLBI hal yang bersifat internal dan eksternal.
relending dalam rangka kredit program oleh Yang bersifat internal meliputi keterbatasan
BUMN Koordinator pengelola. Hal ini sumberdaya manusia, manajemen yang
merupakan tindak lanjut pasal 74 UU No. belum efektif sehingga kurang efisien serta
23/1999, yang mengamanatkan pengalihan keterbatasan modal. Sementara faktor yang
pengelolaan KLBI dalam rangka kredit bersifat eksternal meliputi kemampuan
program kepada tiga BUMN Koordinator monitoring yang belum efektif, pengalaman
yang ditunjuk pemerintah, yakni BRI, BTN, yang lemah serta infrastruktur yang kurang
dan PT. Permodalan Madani (PNM). Tiga mendukung. Kondisi inilah yang
BUMN Koordinator tersebut berwenang mengakibatkan jangkauan pelayanan LKM
menyalurkan kembali (r elending) angsuran terhadap usaha mikro masih belum mampu
KLBI yang diterima oleh bank pelaksana menjangkau secara luas, sehingga
sampai dengan KLBI dimaksud jatuh pengembangan LKM yang luas akan sangat
tempo. Jumlah angsuran KLBI yang penting perannya dalam membantu
disalurkan kembali mencapai Rp. 2,3 triliun investasi bagi usaha mikro dan kecil. Upaya
atau mencapai 56%. yang dapat dilakukan untuk memperkuat
Selain itu, dalam membantu LKM dapat dilakukan melalui :
penyediaan dana untuk kredit program, a) Perkuatan permodalan dan manajemen
Bank Indonesia melakukan pembelian Surat lembaga keuangan masyarakat
Utang Pemerintah (SUP) No. 005 dalam (KSP/USP dan LKM)
rangka kredit program dengan plafon Rp. b) Penggalangan dukungan dan fasilitasi
9,9 triliun pada akhir Desember 1999. pembiayaan UKMK dengan lembaga
Sampai dengan akhir Desember 2003, dana keuangan
yang tersedia adalah Rp. 3,1 triliun, dan c) Penggalangan partisipasi berbagai
telah ditarik oleh pemerintah sebesar Rp. pihak dalam pembiayaan UKMK
850 milyar, sehingga dana yang masih (Pemda, Laur Negeri, dll)
ditarik sebesar Rp. 2,2 triliun. SUP d) Optimalisasi pendayagunaan potensi
dimaksud berjangka waktu 10 tahun yang pembiayaan UKMK di daerah (Bagian
akan berakhir pada 10 Desember 2009 dan Laba BUMN, Dana Bergulir, Yayasan,
dikenakan suku bunga SBI 3 bulan. Bantuan Luar Negeri)
Pada pendekatan kelembagaan, e) Peningkatan Capacity Building LKM
salah satu upaya BI dalam mencari solusi
bagi peningkatan fungsi intermediasi
47
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
f) Training bagi pengelola LKM, untuk telah membuktikan, bahwa integrasi KSP
meningkatkan kapasitas pengelola dengan Lembaga Keuangan
LKM Modern/berpengalaman dalam hal ini bank
g) Perlu adanya lembaga penjamin untuk akan memperkuat kedudukan koperasi.
menjamin kredit LKM dan tabungan Model ini harus menjadi pelengkap cara
nasabah LKM dan BDS yang mampu memajukan KSP ditanah air. Berbagai
memberikan fasilitasi manajemen, dukungan perkuatan seperti perkuatan
keuangan, dll. permodalan : P2KER (Proyek
Pengendalian dan pembinaan Pengembangan Kemandirian Ekonomi
/fasilitasi, serta pengembangan Rakyat), PUK (Pengembangan Usaha
kelembagaan (organisasi dan manajemen), Kecil), Dana Penghematan Subsidi BBM,
meningkatkan kompetensi dan MAP (Modal Awal dan Padanan) akan terus
profesionalisme pengelola KSP/USP-LKM diupayakan, pengendalian (monitoring,
melalui diklat terus menerus sangat evaluasi, pengawasan, penilaian kesehatan)
diperlukan. Pengembangan kemampuan LKM juga akan terus dikembangkan,
layanan bagi anggota, meningkatkan jumlah pengembangan pola dan lembaga
produk keuangan yang didukung dengan penjaminan lokal serta pengembangan biro
pengembangan jejaring. Pengembangan kredit, informasi kinerja UMK di masa lalu
jejaring antara lain meliputi jejaring : (track record). Arah Lembaga Keuangan
a) Antar KSP/LKM, mendayagunakan Mikro ke Depan :
lembaga simpan pinjam sekunder yang a) Mengatasi status legal agar jelas,
berperan mengatur interlending diarahkan menjadi Bank, Koperasi atau
diantara KSP/USP Koperasi dan LKM LKM yang saat ini sedang disiapkan
b) Antara KSP/USP dan LKM dengan RUU LKM;
lembaga keuangan lain, meningkatkan b) Pengawasan lebih intensif untuk
akses untuk dana pinjaman maupun melindungi pihak ketiga (penabung);
equity. c) Pengembangan jaringan melalui
Dalam memperkuat USP/KSP ke penumbuhan lembaga keuangan
depan paling tidak ada tiga langka yang sekunder, jaringan on line untuk
harus dilakukan : Pertama, harus dilakukan peningkatan mutu pelayanan kepada
pemisahan koperasi simpan pinjam dan masyarakat lokal.
tidak boleh dicampur/dilaksanakan sebagai Dengan demikian pelayanan yang
bagian dari koperasi serba usaha, terutama luas serta menjangkau lapisan usaha mikro
bila USP sudah menjadi besar dan sangat yang luas akan membawa pasar keuangan
dominan; Kedua, harus segera diorganisir lebih bersaing, sehingga ketergantungan
kedalam kelompokkelompok KSP sejenis usaha mikro terhadap pelepas uang dapat
untuk melaksanakan integrasi secara utuh, ditekan atau ditiadakan. Pola
sehingga peminjaman dan penyaluran dana pengembangan LKM juga harus
antar KSP dapat terjadi dan berjalan efektif; memberikan pilihan yang luas bagi
Ketiga, perlu dikembangkan sistem asuransi masyarakat nasabah apakah melalui pola
tabungan anggota, asuransi resiko kredit konvensional atau pola bagi hasil (pola
serta lembaga keuangan pendukung lainnya. syariah). Baitul Mal Wa Tamwil (BMT)
Disamping itu mekanisme pengawasan sebagai model tertua LKM syariah saat ini
yang baik dan efektif akan menjamin telah memiliki 3.000 unit dibawah
bekerjanya mekanisme mobilisasi dana dan pembinaan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha
pemanfaatannya secara efektif. Kecil (PINBUK), serta model Baitul
Pengalaman keberhasilan Bank Tamwil Muhamadiyah (BTM), Koperasi
Bukopin yang mengembangkan supervisi Pondok Pesantren, Koperasi Syirqoh
dan sistem online pada pola Swamitra juga Muawanah dan Lembaga Pengelolah Zakat
48
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
49
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
50
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Abstract
_________________________________________
Alamat Korespondensi:
Mahyarni, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Telp: (0761) 571396,
Email: Mahyarni @yahoo.com.
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Kegiatan money laundering ini pencucian uang ini semakin marak dengan
sebenarnya merupakan surga bagi suatu adanya kegiatan perdagangan obat bius.
bank karena di satu sisi dengan adanya Karena itu kemudian muncul istilah narco
dana dalam jumlah besar yang disimpan dollar atau drug money, suatu istilah yang
maka akan membuat bank tersebut digunakan terhadap uang yang berasal dari
berkembang dengan pesat sedangkan pada hasil perdagangan narkotika. Perkembangan
sisi lain bank dihadapkan pada Undang- selanjutnya metode pencucian uang ini
Undang (UU) yang melarang kegiatan dilakukan dengan menggunakan Institusi
tersebut. Disamping itu jika bank dengan Perbankan atau pihak perantara finansial
tegas menolak money laundering maka lainnya, seperti fund manager misalnya.
akan mengakibatkan bank tersebut akan Uang tersebut dimasukkan ke dalam sistim
kekurangan likuiditas dan dalam situasi perbankan atau sistim penanaman modal
yang sulit (krisis) akan bisa membuat bank lainnya sehingga uang tersebut bercampur-
tersebut bangkrut. Namun perlu disadari baur dengan uang lainnya sehingga
bahwa likuiditas dari lembaga-lembaga eksistensinya sudah semakin sulit dilacak
keuangan (financial institutions) seperti dan tidak teridentifikasi lagi..
bank akan menjadi buruk apabila dalam Sedangkan dalam Bahasa Indonesia
operasionalnya cenderung mengandalkan istilah money laundering ini sering juga
dana hasil kejahatan, misalnya dari hasil diterjemahkan dengan istilah pemutihan
kejahatan pencucian uang dalam jumlah uang atau pencucian uang. Kata launder
besar yang baru saja ditempatkan pada dalam Bahasa Inggris berarti mencuci.
suatu bank, namun tiba-tiba ditarik dari Oleh karena itu sehari-hari dikenal kata
bank tersebut tanpa pemberitahuan terlebih laundry yang berarti cucian. Jadi uang
dahulu. Akibatnya bank tersebut mengalami yang diputihkan atau dicuci tersebut adalah
masalah likuiditas yang cukup serius uang dari hasil kejahatan, sehingga
(liquidity risk), maka satu persatu bank- diharapkan setelah pemutihan atau
bank yang ada tersebut akan berguguran. pencucian tersebut, uang tadi tidak
Untuk menghindari kejadian tersebut agar terdeteksi lagi sebagai uang hasil kejahatan
semua pihak mentaati rambu-rambu yang dan telah menjadi uang seperti uang-uang
ada, maka oleh sebab itu diperlukan bersih lainnya. Untuk itu yang utama
ketegasan semua pihak untuk memberantas dilakukan dalam kegiatan money
money laundering ini. laundering adalah menghilangkan atau
menghapuskan jejak dan asal usul uang
Sejarah dan Pengertian Money tersebut. Dengan proses kegiatan money
Laundering laundering ini, uang yang semula
Menurut sejarah hukum bisnis merupakan uang haram (dirty money)
munculnya istilah money laundering ini diproses sehingga menghasilkan uang
dimulai di negara Amerika Serikat sejak bersih (clean money) atau uang halal
tahun 1830. Pada waktu itu para mafia di (legitimate money).
Negara tersebut dalam rangka memutihkan Secara sederhana pencucian uang
uangnya membeli perusahaan-perusahaan. adalah sebuah kejahatan yang melibatkan
Perusahaan yang banyak dibeli adalah upaya untuk menyembunyikan atau
perusahaan pencucian pakaian menyamarkan hasil sebuah kejahatan.
(Laundromats) yang waktu itu sangat Sedangkan pengertian money laundering
terkenal. Sedangkan uang yang yang menurut beberapa ahli adalah sebagai
diputihkan tersebut umumnya berasal dari berikut :
kejahatan seperti uang hasil penjualan 1. Menurut Giovanoli dari Bank for
minuman keras secara illegal, uang hasil International Settlement (BIS) adalah
perjudian dan uang hasil pelacuran. suatu proses dengan mana asset-asset
Kemudian tahun 1980-an ternyata kegiatan si pelaku, terutama asset tunai yang
52
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
diperoleh dari suatu tindak pidana, dengan perkembangan IPTEK. Sifat money
dimanipulasikan sedemikian rupa laundering menjadi universal dan bersifat
sehingga asset-asset tersebut seolah- internasional yakni melintasi batas-batas
olah berasal dari sumber yang sah. yurisdiksi negara. Berarti Money
2. Menurut Koers, seorang penuntut laundering berhubungan dengan dan
umum dari negeri Belanda adalah dicapai dengan kemajuan teknologi melalui
sebagai suatu cara untuk system cyberspace (internet), pembayaran
mengedarkan hasil kejahatan ke dilakukan melalui bank secara elektronik
dalam suatu peredaran uang yang sah (cyberpayment).
dengan menutup-nutupi asal-usul
uang tersebut. Tahap-Tahap Kegiatan Money
3. Pengertian lainnya yang pernah Laundering
diberikan terhadap money laundering Dilihat dari sisi prosesnya menurut
adalah sebagai suatu investasi uang Garnasih (2006:39) pencucian uang dapat
atau transaksi uang yang berasal dari dilakukan dengan cara tradisional dan
kejahatan terorganisir, transaksi tidak modern. Ini membuktikan bahwa pencucian
sah dibidang narkotika dan sumber- uang sudah terjadi sejak lama. Cara modern
sumber tidak sah lainnya, dengan pada umumnya dilakukan dengan tahapan
tujuan agar uang tersebut berjalan placement, layering, dan integration.
melalui saluran-saluran yang sah, Sedangkan cara tradisional yang terkenal
sehingga sumber aslinya tidak dapat dilakukan di China. India dan Pakistan,
dilacak kembali. Jadi merupakan melalui suatu jariangan atau sindikat etnik
penghapusan jejak jika ada yang yang sangat rahasia. Di China dilakukan
menelusuri sumber asal uang yang dengan memanfaatkan semacam bank
tidak sah tersebut. rahasia atau disebut hui (hoi) atau The
Dunia internasional bersepakat Chinese Chip (Chop), di India dilakukan
untuk melarang kejahatan yang melalui sistem pengiriman uang tradisional
berhubungan dengan narkotika dan yang disebut hawala, dan di Pakistan
pencucian uang. Kesepakatan ini disebut hundi. Cara-cara tersebut telah
dituangkan dalam sebuah konvensi the dilakukan sejak lama dan diyakini sampai
United Nation Convention Against Illicit sekarang masih berlangsung. Para pelaku
Trafic in Narcotics, Drugs and Psycotropic money laundering ini menyembunyikan
Substances of 1988, yang biasa disebut atau menyamarkan hasil kejahatannya
dengan the Vienna Convention, disebut juga melalui proses penempatan (placement),
U N Drug Convention 1988 yang pelapisan (layering) atau penggabungan
mewajibkan para anggotanya untuk (integration). Placement adalah sebuah
menyatakan pidana terhadap pelaku tindakan dimana dana yang diperoleh dari
tindakan tertentu yang berhubungan dengan hasil kejahatan ditempatkan atau disimpan
narkotika dan money laundering. Kegiatan didalam sistem keuangan, pada umumnya
tentang money laundering ini secara didalam sistem perbankan. Didalam proses
terperinci diatur dalam Pasal 3 ayat ( 1 ) placement terdapat pergerakan fisik uang.
dari United Nations Convention Against Kegiatan money laundering biasanya
Illicit Traffic in Narcotic Drugs and dilakukan secara bertahap. Penahapan
Psychotropic Substance dan disahkan sejak inilah yang menyebabkan uang tersebut
tanggal 19 Desember 1988, dan mulai semakin sulit terlacak dan akan kehilangan
berlaku efektif sejak November 1990. jejak, bahkan sangat sulit untuk ditelusuri.
Kejahatan ini berkembang seiring Biasanya tahapan-tahapan kegiatan money
dengan perkembangannya IPTEK. Kegiatan laundering tersebut adalah:
pencucian uang ini akan menyesuaikan diri
53
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
TAHAPAN KE-1
Placement, penempatan
dana yang dihasilkan dari
suatu aktifitas tindak
pidana ke dalam sistem
keuangan.
Bentuknya berupa :
- penempatan dana di
perbankan yang TAHAPAN KE-2
diikuti pengajuan
Upaya pemisahan hasil
kredit/pembiayaan.
tindak pidana dari TAHAPAN KE-3
- Menyetorkan uang
sumbernya (layering).
hasil tindak pidana
Transaksi keuangan ini Menggunakan harta
sebagai pembayaran
dilakukan secara kekayaan yang berasal
kredit yang dipercepat
bertahap dengan tujuan dari tindak pidana
(prepayment) untuk
menyembunyikan atau yang telah berhasil
mengaburkan audit
menyamarkan asal-usul masuk ke dalam
trial.
dana (sumber dana). sistem keuangan.
- Menyalurkan uang
tunai dari satu negara
Meliputi : Hal ini dilakukan
ke negara lain.
- Transfer dana dari melalui penempatan
Membiayai suatu
satu bank ke bank atau transfer.
kegiatan usaha yang
lain dan atau antar Sehingga seolah-olah
solah-olah sah atau
wilayah/negara. merupakan harta
terkait dengan
- Menggunakan kekayaan yang sah.
kegiatan usaha yang
simpanan tunai Dana ini bisa
sah, dengan
sebagai agunan digunakan untuk
memberikan
untuk mendukung kegiatan bisnis yang
kredit/pembiayaan.
transaksi yang sah. sah atau membiayai
Hal yang bertujuan
- Memindahkan dana tindak pidana
untuk mengubah kas
secara lintas batas (integration).
menjadi
negara melalui Misalkan menjual
kredit/pembiayaan.
jaringan kegiatan kembali harta
- Dan membeli barang-
usaha yang sah kekayaan yang
barang berharga
maupun melalui diperoleh dengan
bernilai tinggi untuk
perusahaan yang menggunakan harata
keperluan pribadi atau
fiktif (shell kekayaan yang berasal
pihak lain yang
pembayarannya company). dari tindak pidana.
melalui Penyelia Jasa
Keuangan (PJK).
54
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
55
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
56
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
57
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
58
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
59
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
60
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Abstract
This research aims to estimates the effect of CAR, ROA, NPM and LDR to bank profit
growth case study at PT. Bank Mandiri, Tbk in the period 2002.I-2009.IV . The data which
is used are secondary data in the form of quarterly financial statements published by PT.
Bank Mandiri, Tbk . This study uses ratio analysize and regression analysis. V ariable of
CAMEL are independent of the ratio Capital Adequacy Ratio(CAR), Return on Asset
(ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR).While the variable
dependent is profit growth. The results showed that only variable of NPM which has
significant influence on the growth of banking profits.
Bank yang sehat adalah bank yang ketiga akan naik. Kenaikan nilai saham dan
dapat menjaga dan memelihara kepercayaan jumlah dana pihak ketiga ini merupakan
masyarakat, dapat menjalankan fungsi salah satu indikator naiknya kepercayaan
intermediasi, dapat membantu kelancaran masyarakat kepada bank bersangkutan.
lalu lintas pembayaran serta dapat Kepercayaan dan loyalitas pemilik dana
dipergunakan oleh pemerintah dalam terhadap bank merupakan faktor yang
melaksanakan fungsi-fungsi tersebut sangat membantu dan mempermudah pihak
diharapkan dapat memberikan pelayanan manajemen bank untuk menyusun strategi
yang baik kepada masyarakat serta bisnis yang baik.
bermanfaat bagi perekonomian secara Sebagai suatu perusahaan atau entitas
keseluruhan (Abdullah, 2003:38) ekonomi, bank memberi laporan keuangan
Bank yang dapat selalu menjaga untuk menunjukkan informasi dan posisi
kinerjanya dengan baik terutama tingkat keuangan yang disajikan untuk pihak-pihak
profitabilitasnya yang tinggi, mampu yang berkepentingan. Informasi akuntansi
membagikan dividen dengan baik, prospek seperti yang tercantum dalam pelaporan
usaha dapat selalu berkembang, dan dapat keuangan dapat digunakan oleh investor
memenuhi prudential bankingregulation sekarang dan potensial dalam memprediksi
dengan baik maka ada kemungkinan nilai penerimaan kas dari deviden dan bunga di
saham dari bank dan jumlah dana pihak masa yang akan datang.
__________________________________________
Alamat Korespondensi :
Diana Elysabet Kurnia Dewi, Alumni Jurusan Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi Universitas Negeri Malang
Imam Mukhlis, Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
E-mail: imm_mkl@yahoo.com
JESP V ol. 4, No.1, 2012
Bagi investor, dalam menilai kinerja meskipun pada tingkat yang menurun
suatu bank dengan melihat perubahan laba dibanding tahun sebelumnya.
dari tahun ke tahun. Laba dipakai sebagai Bank Mandiri membukukan laba
suatu dasar pengambilan keputusan bersih sebesar Rp. 7,2 triliun, meningkat
investasi dan prediksi untuk meramalkan sebesar 34,7% dari Rp. 5,3 triliun ditahun
pertumbuhan laba yang akan datang. 2008. Angka ini merupakan laba bersih
Investor mengharapkan dana yang tertinggi dalam 11 (sebelas) tahun terakhir
diinvestasikan ke dalam perusahaan akan sejak Bank Mandiri berdiri dan pencatatan
memperoleh tingkat pengembalian yang laba bersih tersebut terjadi dalam dua tahun
tinggi sehingga laba yang diperoleh berturut-turut. Pencapaian ini juga diikuti
menjadi tinggi pula. Laba yang diperoleh oleh perbaikan pada indikator-indikator
perusahaan untuk tahun yang akan datang penting lainnya termasuk pertumbuhan
tidak dapat dipastikan, maka perlu adanya pada fee-based income,kredit dan dana
suatu prediksi pertumbuhan laba. pihak ketiga. Laba bersih untuk tahun 2009
Pertumbuhan laba berpengaruh terhadap meningkat sebesar 34,7% dari Rp5.313
investasi para investor dan calon investor miliar pada tahun 2008 menjadi Rp7.155
yang akan menanamkan modalnya ke miliar. Kenaikan laba bersih terutama
dalam perusahaan. disebabkan meningkatnya pendapatan
PT. Bank Mandiri, Tbk merupakan bunga bersih dari Rp14.800 miliar pada
bank hasil merger 4 bank (BBD, BDN, tahun 2008 menjadi Rp16.177miliar pada
Eksim dan Bapindo) pada 1997 ini masih tahun 2009 dan kenaikan pendapatan
mengukuhkan dirinya sebagai bank operasional lainnya dari Rp4.653 miliar
nasional terbesardarisisiaset. Di tahun 2002 pada tahun 2008 menjadi Rp5.484 miliar
sampai tahun 2009 Bank Mandiri pada tahun2009.
menduduki peringkat pertama perbankan di Rasio Kecukupan Modal (CAR) Bank
sisi kepemilikan aset. Aset Bank Mandiri Mandiri dengan Risiko Kredit pada tahun
meningkat menjadi Rp375.239 miliar pada 2009 sebesar 15,6% jauh diatas kebutuhan
akhir 2009 dari sebelumnya Rp 340.181 modal menurut regulasi (8%), serta diatas
miliar di akhir tahun 2008. rata-rata CAR perbankan.Dengan CAR
Sebagai bank terbesar di Indonesia, yang cukup tinggi tersebut memungkinkan
Bank Mandiri memainkan peran penting Bank Mandiri terus mengembangkan usaha.
dalam ekonomi dan industri perbankan Secara umum, CAR system perbankan di
nasional.Krisis ekonomi global, tahun 2009 relatif stabil dibandingkan
yangawalnya berasal dari runtuhnya dengan tahun sebelumnya yaitu 15,3%.
industri kepemilikan properti di Amerika ROA tahun 2009 meningkat menjadi
Serikat, mulai mempengaruhi kepercayaan 3,0% dibandingkan dengan tahun
komunitas bisnis di Indonesia pada awal sebelumnya sebesar 2,5%. Peningkatan
tahun 2009.Efek dari krisis global tersebut tersebut terutama disebabkan laba bersih
secara khusus dirasakan dengan terjadinya yang meningkat sebesar 34,7% di tahun
pengetatan likuiditas yang sangatcepat di 2009 dibandingkan aset yang tumbuh hanya
sektor perbankan pada awal tahun 2009. 10,1%. Bank Mandiri juga mencatat
Otoritas moneter danfiskal Indonesia peningkatan rasio-rasio utama seperti rasio
bertindak cepat untuk mencegah dampak imbalhasil rata-rata ekuitas (ROE)
potensial akibat pengetatan likuiditas dan yangmencapai 22,1%, rasio imbal hasil
kekhawatiran para investor.Langkah- rata-rata aktiva (ROA) yang telah mencapai
langkah kebijakan fiskal dan moneteryang 3%, dan efisiensi biaya, dimana biaya
terintegrasi segera diterapkan dan pada mengalami penurunan sebesar 40,2%.
triwulan kedua tahun 2009 tampak tanda- Bersamaan dengan pengembangan bisnis,
tanda yang menunjukkan bahwa ekonomi Bank Mandiri tetap fokus terhadap
Indonesia masih dapat terus berkembang, peningkatan kualitas aset selama tahun
62
JESP V ol. 4, No.1, 2012
63
JESP V ol. 4, No.1, 2012
64
JESP V ol. 4, No.1, 2012
65
JESP V ol. 4, No.1, 2012
66
JESP V ol. 4, No.1, 2012
67
JESP V ol. 4, No.1, 2012
68
JESP V ol. 4, No.1, 2012
income yang tinggi maka akan semakin akhirnya dapat mengangkat rasio laba
tinggi pula kembalian investasi yang akan bersihnya. Namun semakin tinggi rasio
diperoleh. LDR menunjukkan bahwa mempunyai
Hal ini juga dipengaruhi adanya risiko semakin besar pula sehingga pada
transformasi 5 tahun yang dilakukan PT. titik tertentu bank akan mengalami suatu
Bank Mandiri, Tbk, dalam transfomasi kerugian.
tersebut meliputi perbaikan manajemen LDR yang tinggi berarti perusahaan
risiko dalam meningkatkan laba. Salah satu mempunyai resiko yang tinggi,karena
rasio untuk mengukur manajemen risiko ini jumlah dana yang dipinjamkan terlalu
dengan menghitung NPM, dan PT. Bank banyak kepada masyarakat dibandingkan
Mandiri berhasil memperbaiki manajemen dengan jumlah dana yang diterima. Sesuai
risikonya dapat dilihat dari perolehan laba dengan ketentuan Bank Indonesia LDR
bersih yang selalu meningkat di tiap perusahaan perbankan maksimal adalah 110
periodenya. Sehingga dapat disimpulkan %, sehingga apabila perusahaan yang
bahwa rasio NPM mempengaruhi perolehan memiliki LDR yang tinggi, maka
laba bersih PT. Bank Mandiri, Tbk. perusahaan tersebut mempunyai resiko
yang tinggi pula dan perolehan labanya juga
Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) akan turun.
T erhadap Pertumbuhan Laba. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
Likuiditas adalah kemampuan bank bahwa rasio LDR tidak berpengaruh
dalam melakukan pembayaran- signifikan terhadap pertumbuhan laba PT.
pembayarandan kewajiban-kewajibannya Bank Mandiri, Tbk. Hasil penelitian ini
dalam jangka pendek. Rasio ini memiliki kesamaan dengan penelitian oleh
menggambarkan kemampuan bank Abiwodo, dkk (2004), dalam penelitiannya
membayar kembali penarikan yang yang berjudul Pengaruh Modal, Kualitas
dilakukan nasabah deposan dengan Aktiva Produktif, Rentabilitas dan
mengandalkan kredit yang diberikan Likuiditas Terhadap Rasio Laba Bersih
sebagai sumber likuiditasnya. LDR yang Industri Perbankan yang Go Public di
tinggi menggambarkan kemampuan Indonesia menunjukkan hasil bahwa rasio
likuiditas yang buruk, sehingga apabila LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap
LDR tinggi maka akan mempengaruhi rasio laba bersih, karena LDR tidak terlepas
perubahan labayang akan dicapai dari aktivitas pinjaman bank yang
( Muljono, 1999 :79). terlampau tinggi pula. Nilai LDR yang
Rasio LDR menunjukkan seberapa semakin tinggi akan memberikan kontribusi
besar kemampuan bank dalam menutup yang semakin baik kepada peningkatan laba
total simpanan nasabahnya dalam yang optimal, namun aktivitas bank dalam
menggunakan piutangnya atau dengan kata penanaman dananya (pinjaman)
lain dimaksudkan untuk mengukur seberapa mempunyai risiko kredit yang tinggi dalam
besar kemampuan bank tersebut mampu pengelolaannya seperti yang ditunjukkan
membayar utang-utangnya dan membayar dalam ketentuan dari Bank Indonesia yang
kembali kepada para deposannya serta menetapkan nilai LDR setinggi-tingginya
dapat memenuhi permintaan kredit yang 110%. Sehingga dapat dikatakan bahwa
diajukannya tanpa terjadi penangguhan. bank tidak menganut azas prudential dalam
Semakin tinggi LDR maka akan semakin hal menanggung kemungkinan timbulnya
besar kemungkinan bank menutup risiko kerugian dalam penanaman dana
simpanan nasabah (deposan) dengan jumlah (pinjaman) tersebut. Namun hasil penelitian
kredit yang diberikan, sehingga kondisi ini berbeda dengan penelitian Erna (2010)
bank semakin baik, oleh karenanya yang menunjukkan hasil bahwa rasio LDR
kemungkinan bank untuk menghasilkan berpengaruh signifikan terhadap perubahan
laba menjadi semakin baik pula dan pada laba.
69
JESP V ol. 4, No.1, 2012
Dalam laporan tahunan, wakil likuiditas suatu bank akan lebih terjamin
direktur PT. Bank Mandiri,Tbk jika bank bersangkutan memiliki aset yang
menyampaikan bahwa dalam suatu bank dapat dipindahkan atau dijual secara cepat
khususnya hal ini pada PT. Bank Mandiri, seperti Surat Berharga Bank Indonesia
Tbk tingkat likuiditas disebabkan adanya (Hasibuan, 2004:98). Shiftability theory
faktor lain di luar rasio LDR yang menjadi menjelaskan bahwa tingkat likuiditas bank
ukuran likuiditas perusahaan seperti dapat dipertahankan bila memiliki harta
penurunan nilai rasio NPL dan kualitas atau menginvestasikan modal dalam wujud
aktiva kredit. Kenaikan rasio LDR tanpa harta yang mampu bergeser secara segera
diikuti dengan rasio NPL yang rendah, pada investasi lain dalam memperoleh alat-
menyebabkan perolehan laba menurun. alat likuid. Seperti pinjaman menjadi
Nilai rasio NPL yang rendah menunjukkan cadangan sekunder, cadangan sekunder
tingkat likuiditas yang baik, dan sebaliknya bergeser jadi cadangan primer. Ini berarti
apabila NPL tinggi maka tingkat likuiditas shiftability theory menganjurkan bank
menjadi buruk. untuk memberikan pinjaman yang dibayar
Hasil nilai LDR yang menunjukkan dengan pemberitahuan sebelumnya
tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba menggunakan jaminan surat berharga.
dikarenakan banyaknya penyaluran dana
yang dikeluarkan oleh PT. Bank Mandiri Pengaruh CAR, ROA, NPM dan LDR
kepada nasabah masih kurang dari Terhadap Pertumbuhan Laba
ketentuan BI yaitu 85% - 100%. Sebaiknya Pertumbuhan laba pada PT. Bank
bank yang memiliki dana pihak ketiga yang Mandiri, Tbk merupakan perbandingan laba
besar seperti pada PT. Bank Mandiri, Tbk bersih pada periode sekarang dikurangi
wajib memenuhi persentase rasio LDR di dengan laba bersih pada periode
kisaran 85% - 100%, namun faktanya rasio sebelumnya dibanding dengan laba bersih
LDR pada PT. Bank Mandiri, Tbk masih pada periode sebelumnya. Pertumbuhan
dibawah angka 85%. Hal ini menandakan laba merupakan salah satu cara untuk
kredit yang diberikan kepada nasabah menilai kinerja perusahaan perbankan.
masih kurang dan masih belum sebanding Apabila kemampuan menghasilkan laba
dengan dana pihak ketiga yang diperoleh semakin meningkat, maka hal tersebut akan
bank, sikap kehati-hatian bank dalam berdampak baik bagi pemilik perusahaan
memberikan kredit pada nasabah dapat maupun pihak investor yang menanamkan
mempengaruhi rasio LDR ini. Kebanyakan modalnya pada perusahaan serta para
bank-bank besar di Indonesia masih belum kreditur.
bisa menyeimbangkan antara dana pihak Secara teoritis nilai rasio CAR yang
ketiga yang diterima dengan pemberian tinggi akan menyebabkan peningkatan
kredit pada nasabahnya sehingga diperoleh pertumbuhan laba. Sedangkan variabel
nilai LDR dibawah 85%. Hal ini ROA yang tinggi berarti rasio rentabilitas
disebabkan karena bank tidak ingin juga tinggi, dengan tingginya rentabilitas
mengambil resiko kredit seperti kenaikan berarti perusahaan sukses dalam
NPL apabila rasio LDR meningkat. Bank- menghasilkan laba. Dengan pencapaian
bank lebih memilih dana pihak ketiga laba yang tinggi, maka investor dapat
digunakan untuk pembelian SBI (Sertifikat mengharapkan keuntungan yang berasal
Bank Indonesia) dan term deposit yang dari deviden. Rasio NPM yang tinggi
akan memberikan keuntungan pada bank menandakan kemampuan perusahaan dalam
daripada menyalurkan kembali pada menghasilkan labayang tinggi pada tingkat
nasabah dalam bentuk kredit pendapatan tertentu, semakin tinggi NPM
(www.tvone.com). Hal ini sesuai dengan berarti semakin tinggi pula perolehan
teori likuiditas yaitu The Shiftability labanya sehingga berpengaruh terhadap
Theory. Teori ini beranggapan bahwa peningkatan pertumbuhan labanya. Dan
70
JESP V ol. 4, No.1, 2012
rasio LDR yang besar akan menaikkan mempengaruhi kegiatan PT. Bank
pertumbuhan laba atas kredit yang Mandiri, Tbk dalam menghasilkan laba.
diberikan. Rasio ROA memiliki pengaruh tidak
Berdasarkan teori-teori tersebut signifikan terhadap pertumbuhan laba,
menunjukkan bahwa rasio CAR, ROA, hal ini disebabkan ROA dalam
NPM dan LDR berpengaruh secara perhitungan kinerja keuangan perbankan
bersama-sama terhadap pertumbuhan laba dihitung berdasarkan laba sebelum pajak
PT. Bank Mandiri, Tbk. Dari hasil dan bukan berdasarkan laba bersih,
penelitian diperoleh hasil yang signifikan. sehingga besarnya ROA masih
Hasil tersebut dapat dilihat dari nilai dipengaruhi faktor lain untuk
signifikansi sebesar 0,012 yang berarti lebih menghasilkan laba bersih, seperti ada
kecil dari taraf signifikan yang ditentukan tidaknya pembagian hak minoritas
yaitu 0,05. Sehingga hasilnya Ho ditolak, terhadap anak perusahaan, dan
yang mengartikan bahwa CAR, ROA, NPM besarnnya pajak yang dibayarkan bank.
dan LDR berpengaruh signifikan terhadap Rasio NPM memiliki pengaruh yang
pertumbuhan laba PT. Bank Mandiri, Tbk. signifikan terhadap pertumbuhan laba
Rasio CAR, ROA, NPM dan LDR PT. Bank Mandiri, Tbk. Hal ini sesuai
secara simultan berpengaruh signifikan dengan teori yang ada, yaituNPM yang
terhadap pertumbuhan laba dikarenakan tinggi menandakan kemampuan
rasio tersebut merupakan rasio yang dapat perusahaan dalam menghasilkan
memprediksi pertumbuhan laba. Besarnya labayang tinggi pada tingkat pendapatan
rasio-rasio tersebut dapat menjadi tertentu. Semakin tinggi NPMberarti
pertimbangan para investor dalam semakin tinggi pula perolehan labanya
menanamkan saham di PT. Bank Mandiri, sehingga berpengaruh terhadap
Tbk, karena diyakini bila rasio-rasio peningkatan pertumbuhan labanya.
tersebut baik maka laba yang diperoleh Rasio LDR tidak berpengaruh signifikan
bank juga akan meningkat dan hal ini akan terhadap pertumbuhan laba PT. Bank
menguntungkan para investor. Mandiri, Tbk, hal ini disebabkan jumlah
Hasil penelitian ini memiliki kredit yang disalurkan pada nasabah
persamaan dengan penelitian Hapsari tidak sebanding dengan banyaknya dana
(2005) dimana suatu prediksi pertumbuhan pihak ketiga yang diperoleh bank
laba bank yang dapat dilihat dariempat sehingga rasio LDR masih dibawah
faktor yaitu Capital, Assets Quality (kredit), ketentuan dari BI. Dan faktor kehati-
Assets Quality (aktiva produktif), dan hatian pihak bank dalam menyalurkan
Liquidity. Rasio keuangan Capital, Assets, kredit pada nasabah yang dapat
dan Liquidity merupakan rasio mempengaruhi nilai rasio LDR.
keuanganyang baik sebagai indikator Secara simultan rasio CAR, ROA, NPM
pertumbuhan laba suatu perusahaan, dan LDR berpengaruh signifikan
sehingga dariketiga rasio tersebut dapat terhadap pertumbuhan laba PT. Bank
diketahui tingkat kesehatan suatu bank. Mandiri, Tbk.
Berdasarkan pada kesimpulan
PENUTUP tersebut maka penting bagi investor untuk
Berdasarkan hasil dan pembahasan berperan aktif dalam perusahaan perbankan
pada penelitian ini, maka dapat diambil tersebut. Diharapkan bagi para investor PT.
kesimpulan sebagai berikut: Bank Mandiri, Tbk lebih aktif berperan
Capital Adequacy Ratio (CAR) serta dalam perusahaan.
menunjukkan hasil yang positif dan tidak Bagi PT. Bank Mandiri, Tbk
signifikan terhadap pertumbuhan laba. sebaiknya menjaga kinerja perusahaan agar
Hasil ini menunjukkan bahwa faktor tetap stabil yaitu denganmempertahankan
ketercukupan modal secara umum tidak rasio keuangan yang baik, sehingga dapat
71
JESP V ol. 4, No.1, 2012
72
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Dony S. Marbun
Mardhono
Abstract
V ery rapid development of the business world today and encourage each institution to
compete doing various ways to get sympathy from the public. Competition to provide the
best service to consumers puts consumers as decision makers. Competition was
very visible in the banking industry. This is evidenced by the many banks that do a large
scale marketing. Banks getting some awards for quality service.
Perkembangan dunia bisnis yang intensif demi produk dan jasa yang mereka
pesat dewasa ini, telah mendorong semakin tawarkan bisa menarik minat pelanggan.
tingginya tingkat persaingan terutama pada Peningkatan-peningkatan kualitas jasa itu
sektor jasa. Bisnis jasa sangat berpengaruh termasuk dalam model SERVQUAL
dalam dunia modern, hal ini bisa dilihat (Service Quality) yang dikembangkan oleh
dalam kehidupan sehari-hari yang tidak bisa Parasuraman, Zeithaml, dan Berry yang
terlepas dari berbagai sektor jasa, seperti mendefenisikan kualitas jasa itu sebagai
jasa kesehatan, jasa transportasi, jasa penilaian atau sikap global berkenaan
perbankan, jasa asuransi dan lain-lain. dengan superioritas suatu jasa.
Berbagai cara dilakukan untuk Kualitas dipandang sebagai salah
mendapatkan simpati masyarakat baik satu alat untuk mencapai keunggulan
melalui peningkatan sarana dan prasarana, kompetitif. Kualitas jasa yang baik
fasilitas teknologi maupun dengan merupakan hal yang sangat penting dalam
pengembangan sumber daya manusia. menciptakan kepuasan pelanggan, namun
Persaingan untuk memberikan sesuatu yang untuk memahami bagaimana mengevaluasi
terbaik kepada konsumen telah kualitas yang diterima oleh konsumen
menempatkan pihak konsumen sebagai tidaklah mudah. Sebagian besar kualitas
pengambil keputusan. Dengan demikian, jasa diberikan selama penyerahan jasa
kunci utama untuk memenangkan terjadi dalam proses interaksi diantara
persaingan adalah memberikan nilai dan konsumen dan terdapat kontak personil
kepuasan kepada para pelanggan melalui denganpenyelenggara jasa tersebut.
penyampaian produk dan jasa yang Kuailtas jasa yang baik merupakan hal yang
berkualitas. sangat penting dalam menciptakan
Dengan adanya persaingan tersebut kepuasan pelanggan.
maka setiap perusahaan jasa melakukan Parasuraman dalam Tjiptono
peningkatan pemasaran yang semakin (2005:273) mengemukakan terdapat lima
__________________________________________
Alamat Korespondensi :
Dony S Marbun, Alumni Jurusan Ekonomi Pembangunan FE-UM, Sekarang bekerja pada Bank PANIN Jakarta
Email : Marbun.panin@yahoo.com
Mardhono, Dosen Fakultas Ekonomi - UM
Email : ekonomi_um@yahoo.com
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
dimensi yang menentukan kualitas penghargaan Top Brand Award 2011. Yang
pelayanan ditinjau dari sudut pandang istimewa, Top Brand Award ini diraih
pelanggan, yaitu: sekaligus oleh tiga produk Bank BRI, yakni
1. Reliability : kemampuan untuk Tabungan BRI BritAma untuk kategori
memberikan jasa dengan segera dan saving account, Deposito BRI untuk
memuaskan. kategori deposito, dan BritAma Junio untuk
2. Responsiveness : kemampuan untuk kategori tabungan anak. Ketiga
memberikan jasa dengan tanggap. penghargaan ini merupakan bukti nyata
3. Assurance : kemampuan, kesopanan bahwa Bank BRI terus berusaha berinovasi
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki supaya produk-produk terbaiknya diterima
oleh para staf, bebas dari bahaya, oleh masyarakat dengan memberikan
resiko dari keuangan. berbagai fasilitas dan pelayanan sehingga
4. Emphaty : kemudahan dalam membuat nyaman para nasabah. Tahun lalu,
melakukan hubungan komunikasi yang Bank BRI juga memperoleh Top Brand
baik dan memahami kebutuhan Award untuk kategori saving account yang
pelanggan. diraih Tabungan BRI BritAma dimana T op
5. T angible : fasilitas fisik, perlengkapan, Brand Award merupakan anugerah
pegawai dan sarana komunikasi. tertinggi bagi sebuah merek, yang diberikan
oleh majalah Marketing, berdasarkan hasil
WestBrook & Reilly dalam Fandy riset nasional Frontier Consulting Group.
Tjiptono (2005:349) mengemukakan bahwa Begitu juga dengan Bank BRI Martadinata
kepuasan pelanggan merupakan respon yang mendapatkan penghargaan sebagai
emosional terhadap pengalaman berkaitan Juara dalam SQ V aganza yang diadakan
dengan produk atau jasa tertentu yang oleh BRI Kanwil Malang pada Bulan
dibeli. September tahun 2010.
Persaingan tersebut sangat terlihat Masuknya Bank BRI ke dalam
pada sektor jasa perbankan. Hal ini terbukti daftar itu menunjukkan bahwa bank ini tak
dengan banyaknya Bank yang berlomba cuma dikenal luas di pedesaan, tapi juga
memberikan pelayanan ekstra serta sudah mampu merambah perkotaan dengan
melakukan pemasaran besar-besaran atas cakupannya ke berbagai segmen lain,
produknya seperti melalui media iklan. bahkan juga dikenal di dunia internasional.
Persaingan ini menyebabkan bank-bank Namun dengan dicapainya penghargaan
harus berpikir bagaimana caranya agar bank tersebut tidak menjamin bahwa kepuasan
tetap menjadi bank pilihan masyarakat dan nasabah telah tercapai sepenuhnya,
tidak ditinggalkan nasabahnya. melainkan masih ada keluhan atau
Menurut UU No.7 Tahun 1992 komplain dari nasabah atas pelayanan bank
tentang perbankan sebagaimana telah BRI terutama pada layanan BritAma
diubah dengan UU No.10 Tahun 1998 pasal meskipun telah dilakukan berbagai
1 ayat 2 Bank adalah badan usaha yang perbaikan berdasarkan keluhan nasabah
menghimpun dana dari masyarakat dalam tersebut. Ketidakpuasan tersebut jugalah
bentuk simpanan dan menyalurkannya yang akan menimbulkan perbedaan antara
kepada masyarakat dalam bentu kredit dan persepsi serta harapan nasabah. Dimana
atau bentuk lainnya dalam rangka semakin memuaskan suatu pelayanan maka
meningkatkan taraf hidup orang banyak. kepauasan semakin tercapai. Sementara
Mengawali tahun ini, Bank BRI apabila kurang memuaskan maka akan
meraih penghargaan penting sebagai bukti menciptakan aspirasi nasabah atas
penerimaan masyarakat yang begitu besar pelayanan tersebut untuk mendapatkan
terhadap produk-produknya. Pada Rabu kepuasan melalui adanya beberapa
malam, 9 Februari 2011, bertempat di Hotel perbaikan pelayanan.
Mulia Jakarta, Bank BRI menerima
74
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
75
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
76
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
77
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
memberikan pelayanan dengan tanggap (3) nasabah BritAma PT. Bank Rakyat
Jaminan (assurance) mencakup Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang
pengetahuan, kemampuan, dan sifat dapat Malang yang secara kebetulan ada saat
dipercaya yang dimiliki para staf, bebas penelitian dilaksanakan. Penelitian ini
dari bahaya, resiko, atau keragu-raguan dilakukan hanya dalam jangka waktu satu
(4)Empati (empathy), meliputi kemudahan bulan dan menemukan sampel sebanyak 40
dalam melakukan hubungan, komunikasi nasabah.
yang baik, perhatian pribadi, dan
memahami kebutuhan para pelanggan (5) Instrumen Penelitian
Bukti langsung (tangibles), melipui fasilitas Dalam penelitian ini instrumen yang
fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana digunakan adalah kuesioner atau angket
komunikasi. tertutup karena alternatif-alternatif dari
Model kualitas jasa yang popular jawaban tersebut telah disediakan oleh
dan hingga kini banyak dijadikan acuan penulis dan responden hanya tinggal
dalam riset pemasaran adalah model memilihnya. Kuesioner diberikan kepada
Servqual (service quality) (Tjiptono, nasabah Bank Rakyat Indonesia Cabang
2005:262). Servqual dibangun atas adanya Martadinata Malang.
perbandingan dua faktor utama yaitu Kuesioner yang digunakan dalam penelitian
persepsi pelanggan (perceived service) ini terbagi atas 10 pernyataan yang setiap
dengan layanan yang diinginkan e( xpected pernyataan disediakan jawaban untuk
service). persepsi serta aspirasi nasabah secara
terpisah. Dan setiap pernyataan diberikan
METODE PENELITIAN skor pilihan dengan skala likert. Namun
Rancangan Penelitian dalam penelitian ini skala Likert
Penelitian ini bersifat survei karena dimodifikasi menjadi 5 pilihan jawaban
mendalami permasalahan serta keadaan yang masing-masing nilai diberi pilihan
yang ada di bank BRI Martadinata tentang skor ganjil dari angka 1, 3, 5, 7, 9. Hal ini
pelayanannya yang masih mendapat dilakukan guna mempermudah pengolahan
keluhan dari nasabah serta mencoba data dengan Metode AHP yang memiliki
mencari cara untuk menanganinya serta rentang nilai dari 1 hingga 9, namun AHP
digunakan dalam pengambilan keputusan menganggap nilai genap itu sebagai nilai
diwaktu mendatang. yang sama besarnya. Sehingga yang dipakai
Untuk mendapatkan hasil yang hanya angka ganjil saja. Semakin besar
sesuai dengan rumusan masalah yang nilai skor maka menyatakan tingkat
diangkat, maka penelitian ini menggunakan Persepsi nasabah yang semakin tinggi.
Analysis Hierarchy Process (AHP) atau Serta semakin rendah nilainya maka
Proses Analisis Hierarki. semakin tidak diperlukan perbaikan kualitas
pelayanan sesuai aspirasi nasabah.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Pengumpulan Data
seluruh nasabah BritAma PT. Bank Rakyat Untuk mendapatkan data yang tepat
Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang dan relevan dengan permasalahan yang
Malang Martadinata. Jumlah populasi telah ditetapkan, ada beberapa teknik dalam
dalam penelitian ini tidak diketahui karena pengumpulan data yang digunakan dalam
merupakan rahasia perusahaan. penelitian ini, yaitu:
1. Angket
Sampel Angket merupakan cara
Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan memberikan
aksidental sampling sehingga ditemukan daftar pertanyaan kepada responden untuk
bahwa sampel pada penelitian ini adalah diisi. Tujuan dibuatnya angket adalah untuk
78
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
memperoleh informasi yang relevan dengan penting variabel tersebut secara relatif
penelitian dengan kesahihan yang cukup dibandingkan dengan variabel lain. Dari
tinggi. berbagai pertimbangan tersebut kemudian
Peneliti memberikan angket atau dilakukan sintesa untuk menetapkan
kuesioner langsung kepada para responden variabel yang memiliki prioritas tinggi dan
yaitu nasabah BRI Cabang Martadinata berperan untuk mempengaruhi hasil pada
Malang yang menggunakan produk sistem tersebut (Marimin, 2004).
tabungan BRIT AMA, dengan berdasarkan Penggunaan AHP dalam alat bantu
jumlah responden yang telah ditentukan pengambilan keputusan dengan multi
sebelumnya. Jenis angket yang digunakan kriteria sangat mudah dimengerti dan
adalah angket tertutup sehingga responden dipahami dengan efektif. Pendekatan
tinggal memilih jawaban yang disediakan metode AHP pertama sekali dikembangkan
oleh peneliti. oleh Thomas L. Saaty dari Wharton School
2. Intervew of Business, University of Pennsylvania
Pengumpulan data dengan metode pada tahun 1970. Saat ini, AHP banyak
mengajukan pertanyaan secara lisan kepada diterapkan pada berbagai bidang yang
karyawan BRI. Data-data yang diambil menghendaki adanya pengambilan
dengan metode ini adalah jumlah nasabah, keputusan multi-kriteria, perencanaan dan
standart kualitas pelayanan BRI, produksi, alokasi sumberdaya, penyusunan
keistimewaan dari produk BritAma, dll. matrik input koefisien, penentuan prioritas
3. Analisis Dokumentasi dari strategi-strategi yang dimiliki dalam
Dalam penelitian ini peneliti situasi konflik, pengukuran performance
melaksanakan metode dokumentasi dengan dan lain sebagainya.
cara mengumpukan data sejarah AHP mampu menguraikan
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, permasalahan yang komplek dengan kriteria
dan produk yang ditawarkan perusahaan. yang banyak kedalam susunan hierarki,
yang mana setiap level disusun oleh
T eknik Analisis Data elemen-elemen yang spesifik dengan tujuan
Analisis data adalah cara-cara untuk menentukan prioritas.
mengolah data yang telah terkumpul Langkah-langkah yang ditempuh dalam
kemudian dapat memberikan interpretasi. analisis data dengan AHP diawali dengan
Hasil pengolahan data ini digunakan untuk Dekomposisi masalah kemudian diikuti
menunjukkan masalah yang dirumuskan dengan penilaian berpasangan atau
dengan Metode Analysis Hierarchy Process Pairwaise Comparison yang dijabarkan
(AHP). Metode Analytical Hierarchy sebagai berikut.
Process (AHP) merupakan model hirarki
fungsional dengan input utamanya adalah Dekomposisi Masalah
persepsi manusia. Dengan adanya hirarki Setelah persoalan didefinisikan
masalah yang kompleks atau tidak maka perlu dilakukan decomposition, yaitu
terstruktur dipecah dalam sub-sub masalah memecah persoalan yang utuh menjadi
kemudian disusun menjadi suatu bentuk unsur-unsurnya. Jika ingin mendapatkan
hierarki. hasil yang akurat, pemecahan juga
Prinsip kerja AHP adalah dilakukan terhadap unsur-unsurnya
penyederhanaan suatu persoalan kompleks sehingga didapatkan beberapa tingkatan
yang tidak terstruktur, stratejik, dan dari persoalan tadi. Karena alasan ini maka
dinamik menjadi bagian-bagiannya serta proses analisis ini dinamai hirarki
menata dalam suatu hirarki. Kemudian (Hierarchy). Pembuatan hirarki tersebut
tingkat kepentingan setiap variabel diberi tidak memerlukan pedoman yang pasti
nilai numerik secara subjektif tentang arti berapa banyak hirarki tersebut dibuat,
79
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
PEMAPARAN HASIL
BritAma adalah program layanan
terbesar dari Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Hal ini membuat pihak Bank
80
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
81
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Tabel 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Status memberikan penilaian terbanyak pada
Pekerjaan penelitian ini.
No Pekerjaan Jumlah Jawaban Jawaban
. Respond Terbanya Terbanya
en k k B. Analisis AHP
Persepsi Aspirasi Setiap Kriteria dari Kualitas
1 PNS 6 9 1 Pelayanan dibagi atas dua pernyataan yang
2 Pegawai 6 9,3 7 disediakan di kuesioner. Masing-masing
Swasta
3 Wiraswas 18 5 5
pernyataan dianalisa dengan AHP , untuk
ta Persepsi nasabah diukur berdasarkan
4 Pelajar/ 4 9,7 3,1 rentang nilai mulai dari kriteria sangat tidak
Mahasisw memuaskan (nilai 1), belum memuaskan
a (niali 3), memuaskan (nilai 5), cukup
5 Ibu 4 9,3 1,7
Rumah
memuaskan (nilai 7), dan sangat
Tangga memuaskan (nilai 9).
6 Pensiunan 2 7,5 3,5 Kriteria Pernyataan untuk Aspirasi
Jumlah 40 nasabah juga dibagi atas dua pernyataan.
Masing-masing pernyataan diukur
Berdasarkan tabel 4.3 tersebut dapat berdasarkan rentang nilai mulai dari kriteria
diketahui bahwa sebanyak 18 orang bekerja sangat tidak perlu perbaikan (nilai 1), tidak
sebagai Wiraswasta dan mayoritas terlalu memerlukan perbaikan (nilai 3),
menyatakan bahwa kualitas pelayanan masih memerlukan perbaikan (nilai 5),
sudah memuaskan, 4 orang Ibu Rumah memerlukan perbaikan lebih (nilai 7), dan
Tangga menyatakan bahwa kualitas sangat memerlukan perbaikan (nilai 9).
pelayanan sudah sangat memuaskan namun Setelah nilai dari keseluruhan
sebagian lain menyatakan belum pernyataan baik pada Persepsi ataupun
memuaskan, 6 orang sebagai PNS yang Aspirasi diperoleh maka dicari nilai
mayoritas menyatakan bahwa pelayanan terbanyak dari setiap pernyataan untuk sisi
BritAma sangat memuaskan, 6 orang Persepi serta sisi Aspirasi. Dengan nilai
Pegawai Swasta menyatakan bahwa terbanyak tersebut maka dapat diketahui
kualitas pelayanan sudah sangat tanggapan responden terhadap masing-
memuaskan namun sebagian lain masing pernyataan.
menyatakan belum memuaskan, 4 orang Namun untuk mengetahui tanggapan
Pelajar/ Mahasiswa menyatakan bahwa responden secara keseluruhan atas kualitas
kualitas pelayanan sudah sangat pelayanan yang diterima adalah dengan
memuaskan namun sebagian lain menjumlahkan seluruh nilai terbanyak
menyatakan cukup memuaskan, 2 orang untuk semua pernyataan pada masing-
Pensiunan menyatakan bahwa kualitas masing sisi Persepsi serta Aspirasi. Setelah
pelayanan sudah cukup memuaskan namun mengetahui jumlahnya maka selanjutnya
sebagian lain menyatakan sudah lumayan dicari nilai rata-rata untuk Persepsi dan
memuaskan. Aspirasi secara terpisah. Nilai rata-rata
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tersebut akan menghasilkan nilai yang
sebagian besar nasabah BritAma PT. Bank sudah disusun berdasarkan rentang nilai
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor AHP sebagai berikut.
Cabang Malang Martadinata bekerja
sebagai Wiraswasta.
Nasabah dengan statistik yaitu
mayoritas berusia 25-35 tahun, dominan
laki-laki, serta mayoritas berprofesi sebagai
wiraswasta adalah sebagai responden yang
82
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Tabel 4.4 Penilaian Persepsi dan Aspirasi pelayanan dalam hal sistem antrian yang
NILAI PERSEPSI ASPIRASI dapat membantu mempercepat proses
sangat tidak sangat tidak perlu
1 transaksi berdasarkan metode AHP
memuaskan perbaikan
tidak terlalu dirasakan sudah cukup memuaskan.
belum Sedangkan pada kolom Aspirasi
3 memerlukan
memuaskan
perbaikan menunjukkan bahwa nasabah BritAma
masih memerlukan berpendapat bahwa diperlukan perbaikan
5 memuaskan beberapa lebih atas kualitas pelayanan untuk kriteria
perbaikan
cukup memerlukan
Kecepatan teller dalam memberikan
7 pelayanan. Namun tidak diperlukan
memuaskan banyak perbaikan
sangat perbaikan kualitas pelayanan dalam hal
sangat
9
memuaskan
memerlukan sistem antrian yang digunakan.
perbaikan
2. Daya Tanggap (responsiveness)
Dari kriteria penilaian tersebut maka Dimensi daya tanggap
dapat dilakukan penilaian untuk setiap (responsiveness) dalam penelitian ini
Kriteria Kualitas Pelayanan sebagai berikut. diukur berdasarkan kuesioner pada nasabah
BritAma PT. Bank Rakyat Indonesia
1. Keandalan (reliability) (Persero) Tbk. Kantor Cabang Malang
Dimensi keandalan dalam penelitian Martadinata. Daya tanggap diukur dengan
ini diukur berdasarkan kuesioner pada menggunakan dua pernyataan.
nasabah BritAma PT. Bank Rakyat Data hasil kuesioner bukti fisik
Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang menurut persepsi dan aspirasi nasabah dari
Malang Martadinata. Keandalan diukur masing-masing pernyataan dapat dilihat
dengan menggunakan dua pernyataan. pada tabel berikut.
Berdasarkan kriteria tersebut dapat
dilihat data hasil kuesioner keandalan Tabel 4.6 Data Hasil Kuesioner Daya Tanggap
menurut persepsi dan aspirasi nasabah dari NILAI TERBANYAK
masing-masing pernyataan sebagai berikut. No. KRITERIA
Persepsi Aspirasi
Tabel 4.5 Data Hasil Kuesioner Keandalan
Teller
NILAI TERBANYAK memberikan
No. KRITERIA
PERSEPSI ASPIRASI 1 transaksi 7 3
Kecepatan mudah, cepat,
Teller tepat, akurat
1 5 7
memberikan Teller sigap
pelayanan merespon
Sistem 2 7 5
komplain
Antrian nasabah
2 7 1
mempercepat (Sumber : Data Diolah)
Transaksi
(sumber: data diolah)
Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa nasabah
Pada kolom Persepsi menunjukkan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
bahwa nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Malang Martadinata
(Persero) Tbk. Kantor Cabang Malang merasakan kualitas pelayanan dalam hal
Martadinata yang mayoritas adalah kemudahan dalam mendapatkan pelayanan
wiraswasta merasakan kualitas pelayanan cukup memuaskan, serta menunjukkan
dalam hal kecepatan teller didalam bahwa kualitas pelayanan dalam hal
memberikan pelayanan sudah memuaskan, kesigapan Teller merespon komplain
serta menunjukkan bahwa kualitas
83
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
nasabah berdasarkan metode AHP sudah Malang Martadinata. Empati diukur dengan
cukup memuaskan. menggunakan dua pernyataan.
Sedangkan pada kolom Aspirasi Data hasil kuesioner empati
menunjukkan bahwa nasabah BritAma menurut persepsi dan aspirasi nasabah dari
berpendapat bahwa tidak memerlukan masing-masing pernyataan dapat dilihat
perbaikan lebih dalam hal kecepatan teller pada tabel berikut.
dalam memberikan transaksi , serta nasabah
juga merasa masih diperlukan perbaikan Tabel 4.8 Data Hasil Kuesioner Empati
kualitas pelayanan dalam hal kesigapan NILAI TERBANYAK
NO KRITERIA
teller merspon komplain nasabah. Persepsi Aspirasi
Teller
3. Jaminan (assurance) 1
memberikan
7 5
Dimensi jaminan (assurance) dalam perhatian
secara individu
penelitian ini diukur berdasarkan kuesioner
Pemahaman
pada nasabah BritAma PT. Bank Rakyat Teller terhadap
Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang 2 5 5
keluhan
Malang Martadinata. Jaminan diukur nasabah
dengan menggunakan dua pernyataan. Data (Sumber : Data diolah)
hasil kuesioner Jaminan menurut persepsi
dan aspirasi nasabah dari masing-masing Dari tabel 4.8 menunjukkan bahwa
pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut. nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Kantor Cabang Malang
Tabel 4.7 Data Hasil Kuesioner Jaminan Martadinata merasakan kualitas pelayanan
NILAI TERBANYAK dalam hal teller memberikan perhatian
NO KRITERIA secara individu sudah cukup memuaskan,
Persepsi Aspirasi
serta menunjukkan bahwa kualitas
Kredibilitas
1
terpercaya
9 1 pelayanan dalam hal Pemahaman Teller
Rasa Aman terhadap keluhan nasabah berdasarkan
2 9 1
saat transaksi metode AHP masuk dalam kriteria sudah
(Sumber: Data diolah) memuaskan.
Sedangkan pada kolom Aspirasi
Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa nasabah BritAma
nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia berpendapat bahwa masih memerlukan
(Persero) Tbk. Kantor Cabang Malang perbaikan dalam hal perhatian teller secara
Martadinata merasakan kualitas pelayanan individu, serta pemahaman teller terhadap
dalam hal Kredibilitas yang terpercaya, keluhan nasabah.
serta Rasa aman bagi Nasabah BritAma saat
Transaksi berdasarkan metode AHP sangat 5. Bukti Fisik atau Langsung (tangibles)
memuaskan. Dimensi bukti fisik atau langsung
Sedangkan pada kolom Aspirasi (tangibles) dalam penelitian ini diukur
menunjukkan bahwa nasabah BritAma berdasarkan kuesioner pada nasabah
berpendapat bahwa tidak memerlukan BritAma PT. Bank Rakyat Indonesia
perbaikan dalam hal kredibilitas yang (Persero) Tbk. Kantor Cabang Malang
terpercaya serta Rasa aman saat transaksi. Martadinata. Bukti fisik atau langsung
4. Empati (emphaty) diukur dengan menggunakan dua
Dimensi empati (emphaty) dalam pernyataan.
penelitian ini diukur berdasarkan kuesioner Data hasil kuesioner bukti fisik menurut
pada nasabah BritAma PT. Bank Rakyat persepsi dan aspirasi nasabah dari masing-
Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang masing pernyataan dapat dilihat pada tabel
berikut.
84
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
85
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
86
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Kriteria Empati sebagai Kriteria yang dalam kriteria cukup memuaskan. Hal ini
sangat memerlukan perbaikan lebih berarti bahwa kualitas pelayanan di PT
daripada keempat kriteria lainnya. Hal ini Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
terlihat pada tingkat persentase yang Cabang Martadinata Malang khusus pada
diperoleh yaitu kriteria Empati memperoleh Tabungan BritAma sudah baik.
48,5%, Keandalan serta Daya Tanggap Secara parsial, Penelitian ini juga
memperoleh 22%, Jaminan serta Bukti menemukan bahwa kriteria yang paling
Fisik memperoleh 3,7%. memuaskan bagi para nasabah BritAma
adalah Jaminan yang berarti bahwa nasabah
PEMBAHASAN yang mayoritas adalah bekerja sebagai
Persepsi Nasabah BritAma terhadap wiraswasta merasa puas dengan kualitas
Kualitas Pelayanan pelayanan yang ada terutama keamanan
Penelitian ini menemukan bahwa serta tingkat kredibilitas yang terpercaya,
kualitas pelayanan di PT. Bank Rakyat diikuti kriteria Bukti Fisik yang dinilai dari
Indonesia (Persero) Tbk Cabang penampilan karyawan yang rapi serta
Martadinata Malang sudah memuaskan atau fasilitas ruang antri yang diangap sudah
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh memadai. Kriteria Daya Tanggap pada
para nasabah. Penelitian ini menemukan urutan ketiga yang menunjukkan bahwa
hasil yang sama dengan penelitian kemudahan serta respon yang diberikan
sebelumnya yang dilakukan Dodik Agung oleh Teller sudah termasuk mudah serta
Indra dan Tri Gunarsih (2000 2004) yang sigap atas komplain nasabah. Sementara
memperoleh hasil bahwa V ariabel bebas untuk kriteria Keandalan dan Empati berada
reliability, responsiveness, empathy, pada peringkat yang sama yang berarti
assurance, dan tangible secara individual bahwa pelkayanan teller belum cepat serta
dan simultan berpengaruh secara signifikan antrian yang belum membantu kelancaran
terhadap kepuasan nasabah. transaksi, sementara pada kriteria Empati
Apabila jasa yang diterima atau diartikan bahwa perhatian individual dari
dirasakan (perceived service) sesuai dengan Teller serta pemahaman Teller terhada
yang diharapkan, maka kualitas pelayanan keluhan nasabah masih belum memberikan
dipersepsikan baik atau memuaskan. kepuasan pada nasabah.
Sebaliknya jika kualitas pelayanan yang
diterima lebih rendah dari yang diharapkan Aspirasi Nasabah BritAma terhadap
maka kualitas pelayanan dipersepsikan Kualitas Pelayanan
buruk. Hal ini dikarenakan Kualitas Penelitian ini menemukan hasil
Pelayanan sebagai tingkat keunggulan yang bahwa kualitas pelayanan yang ada pada PT
diharapkan dan pengendalian atas tingkat Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
keunggulan tersebut untuk memenuhi Cabang Martadinata Malang sudah masuk
keinginan pelanggan. Dalam hal ini ada dua dalam kategori tidak memerlukan perbaikan
faktor utama yang mempengaruhi kalitas lebih atau sudah hampir sesuai dengan
pelayanan, yaitu expected service dan harapan para nasabnah BritAma di PT Bank
perceived service (Wickof dalam Tjiptono, Rakyat Indonesia (persero) Tbk
2002:59). Martadinata Malang. Perbandingan kualitas
Hasil penelitian ini diartikan bahwa pelayanan antar bank bisa menjadi alasan
Nasabah BritAma sudah merasa puas nasabah merasa puas meskipun nasabah
dengan kualitas pelayanan secara masih mengharapkan adanya perbaikan
keseluruhan dari PT. Bank Rakyat Pelayanan untuk lebih memuaskan lagi di
Indonesia (Persero) Tbk. Cabang waktu mendatang. Hal ini bisa dilihat dari
Martadinata Malang. Hal ini dibuktikan nilai rata-rata jawaban nasabah untuk
dengan nilai rata-rata persepsi yang masuk
87
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
semua kriteria yang masuk kriteria tidak urutan pertama diikuti Keandalan, daya
terlalu memerlukan perbaikan. tanggap, bukti fisik, serta Jaminan.
Adapun perbaikan yang dimaksud Dengan dilakukannya perbaikan
dalam penelitian ini yaitu perbaikan untuk tersebut maka besar kemungkinan untuk
mencapai tingkat kualitas pelayanan yang terciptanya kepuasan nasabah BritAma di
sesuai dengan apa yang nasabah harapakan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
dimana nasabah mengharapkan perbaikan Cabang Martadinata Malang yang
lebih pada aspek empati yang berarti bahwa mayoritas adalah berprofesi sebagai
nasabah dengan status pekerjaan wiraswasta Wiraswasta.
lebih cenderung untuk mencari pemahaman
secara individual dari pihak Bank serta
perhatian saat menjadi nasabah. Hal ini KESIMPULAN
yang akan memberikan kenyamanan bagi
nasabah saat melakukan transaksi. 1. Persepsi Nasabah BritAma
Hasil ini menandakan bahwa terhadap Kualitas Pelayanan
nasabah dalam melakukan transaksi Kualitas Pelayanan baik atau
terutama yang berprofesi sebagai memuaskan dari suatu Badan Usaha
wiraswasta lebih mencari kenyamanan atau Jasa yang dirasakan oleh para
dalam transaksi. PT. Bank Rakyat pelanggannya bukan berarti tidak
Indonesia (perseor) Tbk Cabang diperlukan kembali perbaikan. Pada
Martadinata Malang harus melakukan jasa perbankan kualitas pelayanan
perbaikan terutama pada kriteria mepati perlu mendapatkan perhatian secara
seperti yang diharapkan oleh para nasabah teliti demi terciptanya kepuasan
guna kelancaran transaksi karena nasabah pelanggan atau nasabah setiap saat
BritAma adlah mayoritas berprofesi sebagai untuk tercapainya kesuksesan usaha.
wiraswasta yang lebih mencari kenyamanan Penelitian ini menemukan bahwa
daripada kriteria yang lainnya. Nasabah BritAma sudah merasa
puas dengan kualitas pelayanan
Kualitas Pelayanan yang memerlukan secara keseluruhan dari PT. Bank
Perhatian Khusus Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Secara keseluruhan kriteria dalam Cabang Martadinata Malang. Hasil
penelitian ini masih tetap memerlukan ini dibuktikan dengan nilai rata-rata
perbaikan kualitas pelayanan namun sesuai persepsi yang masuk dalam kriteria
dengan skala prioritasnya untuk mencapai cukup memuaskan. Hal ini berarti
tingkat harapan nasabah saat sebelum bahwa kualitas pelayanan di PT
menjadi nasabah BritAma. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Berdasarkan hasil penelitian ini Tbk. Cabang Martadinata Malang
maka dapat disimulkan bahwa dari seluruh khusus pada Tabungan BritAma
kriteria kualitas pelayanan yang ada, sudah baik.
kriteria Empati adalah yang paling Penelitian ini menemukan bahwa
diharapakan untuk mendapat perbaikan kriteria yang paling memuaskan
lebih dari pihak PT. Bank Rakyat Indonesia bagi para nasabah BritAma adalah
(perseor) Tbk Cabang Martadinata Malang. Jaminan yaitu dengan kredibilitas
Hal ini diketahui dari urutan prioritas yang yang dimiliki bank serta nasabah
dipilih oleh nasabah BritAma PT. Bank merasa aman saat transaksi.
Rakyat Indonesia (perseor) Tbk Cabang Kemudian diikuti kriteria Bukti
Martadinata Malang sebagai kriteria yang Fisik yaitu pada wujud penampilan
memerlukan perbaikan lebih untuk karyawan serta fasilitas yang
mencapai apa yang mereka harapkan dianggap sudah memadai. Nasabah
sebelum nenjadi nasabah yaitu Empati pada merasa teller sudah memberikan
88
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
89
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
90
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
91
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
92
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Abstract
Analysis on The Effect of conventional Bank Deposits Interest Rate on Deposits in Islamic Bank
Mudharabah in Indonesia, In the data collection, this research uses secondary data obtained
from Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (Indonesian Financial Economics Statistic) and
Statistik Perbankan Indonesia (Indonesian Banking Statistic) issued by Bank of Indonesia (Bank
Indonesia). To know whether there is an effect of the research result, the researcher utilizes
Adaptive Expectation Model. From this result, we can conclude that deposit interest rate affects
mudharabah deposit; but the effect is negative. Besides, the effect before 2010 and in 2010, the
volume of mudharabah deposit gets higher before 2010; thus the deposit volume in 2010 is
higher .
Paradigma baru dalam suatu sistem belum begitu mengetahui tentang suatu
perbankan belakangan ini banyak konsep yang baru yaitu konsep perbankan
dibicarakan oleh para ekonom dikalangan syariah. Dewasa ini perbankan syariah
akademis maupun praktisi, dalam hal ini mengalami kemajuan yang sangat pesat.
sering dibicarakan tentang konsep Keberadaannya telah mulai menjamur di
perbankan syariah, dimana perbankan mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.
syariah menerapkan suatu prinsip-prinsip Salah satu produk yang dikembangkan dan
Islam ke dalam transaksi maupun kegiatan- ditawarkan bank syariah adalah deposito
kegiatan perbankan. Prinsip yang mudharabah.Majelis Ulama Indonesia
diterapkan dalam perbankan syariah yaitu melalui Dewan Syariah Nasional (DSN)
transaksi keuangan yang berupa telah mengelaurkan fatwa mengenai
penyimpanan uang maupun penyaluran deposito syariah, yaitu fatwa No: 03/DSN-
dana yang tidak dikenakan bunga (interest MUI/IV/2000. Menurut fatwa tersebut
free banking), namun dalam prakteknya, deposito yang tidak dibenarkan secara
sistem perbankan syariah belum mendapat syariah, yaitu deposito yang berdasarkan
respon banyak dari kalangan masyarakat perhitungan bunga. deposito yang
umum, dikarenakan sistem perbankan dibenarkan, yaitu deposito yang
konvensional masih melekat erat di berdasarkan prinsip mudharabah.
kalangan masyarakat, dan masyarakat juga
Alamat Korespondensi :
Aprilia Tri Rahayu Alumni Jurusan EKP FE-UM, Staf Bank BPD Jatim Cabang Mojokerto
Bambang Pranowo, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Email : ekonomi_um@yahoo.com
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
94
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
95
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
96
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
97
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke Rivai (2006) dalam penelitianya yang
waktu dalam satu BMT, misalnya berjudul, Identifikasi faktor penentu
pembiayaan mudharabah 5 bulan, 6 bulan, keputusan konsumen dalam memilih jasa
10 bulan dan 12 bulan. Nisbah juga dapat perbankan,bank syariah dengan
berbeda antara satu account dan account konvensional. Penelitian dengan metode
lainnya sesuai dengan besarnya dana dan crosstab analysis.. Kesimpulan atau hasil
jatuh temponya. yang didapat dari penelitian tersebut adalah
Mudharabah berasal dari kata memberikan bahwa Hasil penelitian ini
adhdharbu fil ardhi, yaitu bepergian untuk menemukan bahwa terdapat perbedaan
urusan dagang. Firman Allah dalam surat persepsi terhadap keberadaan bank syariah
73 ayat 20, mereka bepergian di muka disbanding dengan bank konvensional.
bumi mencari karunia Allah. disebut juga Raditya (2007) dalam penelitianya
qiradh yang berasal dari kata al qardhu yang berjudul.Pengaruh Tingkat suku
yang berarti al qathu (potongan) karena Bunga Terhadap Deposito Mudhorobah Di
pemilik memotong sebagian hartanya untuk Indonesia,penelitian ini menggunakan
diperdagangkan dan memperoleh sebagian regresi linier dengan menggunakan model
keuntungan. PARTIAL ADJUSMENT MODEL
secara teknis mudharabah adalah (PAM). Kesimpulan atau hasil yang
akad kerjasama usaha antar dua pihak didapat dari penelitian tersebut adalah
dimana pihak pertama (shahibul mal) memberikan variable suku bunga
menyediakan seluruh modal, sedangkan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pihak lainnya menjadi pengelola. simpanan mudharabah di Bank Syariah.
keuntungan usaha secara mudharabah
dibagi menurut kesepakatan yang METODE PENELITIAN
dituangkan dalam kontrak, sedangkan Teknik Pengumpulan Data
apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal Teknik pengumpulan data yang
selama keruigan itu bukan akibat kelalaian dilakukan dalam penelitian ini adalah
si pengelola. Seandainya kerugian itu teknik dokumentasi merupakan teknik
diakibatkan karena kecurangan atau pengumpulan data dengan cara mengamati
kelalaian si pengelola, si pengelola hatus data yang bersumber pada tulisan
bertanggung jawab atas kerugian tersebut. (Arikunto, 2006). Teknik dokumentasi
dalam penelitian ini dipergunakan untuk
PENELITIAN TERDAHULU mendukung kelengkapan data mengenai
Haron & Ahmad (1998) dalam data nilai suku bunga deposito dan dana
penelitianya yang berjudul The effect of yang didopisitka pada bank syariah dilihat
conventional interest rates and rate of dari jumlah Deposito Mudharabah antara
profit on funds deposited with Islamic Tahun 2007 2010.
banking system in Malaysia,penelitian
dengan metode regresi linier adaptive Tempat Penelitian
expectation models (model harapan adaptif) Penelitian ini dilaksanakan di
kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Perpustakaan Bank Indonesia Malang di Jl.
suku bunga berpengaruh negative terhadap Kawi No. 17 Malang
Deposito mudharabah.
98
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Unstandardized Collinearity
dimana: Coefficients Statistics
Y = Total deposito mudharabah
Model B Std. Error Tolerance VIF
X = Tingkat suku bunga deposito (%)
Yt-1 = Penyesuaian pada bulan 1 (Constant) -.278 .729
99
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
101
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
102
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
103
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
104
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Abstract
As we all know that in 2008 there was a global crisis. The crisis started in USA had
given significant impact on us especially on global capital market. The other impact of
this global crisis on macro economic can also be seen from the interest rate point of
view. And we also know that during the crisis, the dollar exchange rate had risen, and
so had the interest rate since the bank Indonesia restrained rupiah so that the inflation
went up. The rising of the interest rate would have an impact on the investment sector
and real sector . Its impact on the investment in capital market made people not to
choose the market as interesting site for investment due to the un-supporting condition
of macro economic. The macro economic policy issued by the government at that time
had influence the activities in the capital market itself.
V alue of bond issues are always changing according to changes in interest rates in
general or better known as interest rate Bank Indonesia Certificates (SBI). On of the
factors determining wheter the bond is attractive or not given interest rate bonds to
investors. The analysis uses the Error Correction Model (ECM) approach.
Keywords: the interest rate of Bank Indonesia Certificate or Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), the value of bond insurance
106
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
107
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Suku Bunga SBI dan GDP terha dap (ECM). Dengan menggunakan teknik ini
Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia. dapat dianalisis hubungan jangka panjang
V ariabel bebas yang digunakan adalah Nilai dan jangka pendek antar variabel.
Kurs, Suku Bunga SBI dan GDP sedangkan
variabel terikatnya adalah Permintaan HASIL PENELITIAN
Obligasi Swasta di Indonesia. Penelitian ini Uji Akar Unit (Unit Root-Test)
menggunakan metode analisis OLS Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(Ordinary Least Square). Penelitian ini setelah dilakukan uji akar unit-unit terhadap
menyimpulkan bahwa Nilai Kurs memiliki data awal menunjukkan data sudah berada
pengaruh positif terhadap peningkatan pada kondisi stasioner secara keseluruhan.
Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia, Karena nilai hitung mutlak ADF dari
Suku bunga SBI memiliki pengaruh negatif masing-masing variabel lebih besar dari
dan signifikan terhadap peningkatan nilai kritis mutlak Mc Kinnon pada tingkat
permintaan Obligasi Swasta di Indonesia, =5%. Hal ini berarti bahwa distribusi (t)
GDP memiliki pengaruh positif terhadap mengarah pada kondisi yang signifikan
peningkatan Permintaan Obligasi Swasta di dengan menggunakan uji stasioneritas
Indonesia dan variabel Nilai Kurs, Suku metode ADF.
Bunga SBI dan GDP secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap peningkatan Model Koreksi Kesalahan (ECM)
Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia. Berdasarkan fungsi persamaan
menunjukkan model koreksi kesalahan
METODE PENELITIAN diatas sudah valid karena telah memenuhi
Data yang digunakan dalam beberapa kriteria kevaliditan ECT. Seperti
penelitian ini adalah data kuantitatif hasil dari koefisien ECT sebesar 0.096648
sekunder dalam bentuk runtun waktu (time berada pada nilai 0 sampai dengan 1, selain
series) dengan menggunakan data bulanan itu nilai dari t-Statistic ECT sebesar
periode tahun 2007-2009. Dalam penelitian 2.934732 bertanda positif yang artinya
ini suku bunga yang digunakan adalah suku signifikan dan probabilitas ECT sebesar
bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) 0.0062 signifikan pada =1%. Ini
dengan menggunakan data bulanan dalam menunjukkan bahwa model ECM sudah
satuan persentase (%), periode tahun 2007- valid dan dapat menjelaskan fungsi
2009 yang bersumber dari Statistik persamaan estimasi dengan benar.
Ekonomi Keuangan (SEKI) Bank Untuk hasil analisis regresi model
Indonesia. Sedangkan nilai emisi obligasi statis diperoleh bahwa variabel suku bunga
yang digunakan adalah nilai emisi obligasi SBI (DLSBI) dalam jangka pendek sebesar
umum milik perusahaan (swasta) dan -0.096794 dengan tingkat probabilitas
pemerintah Indonesia dengan menggunakan sebesar 0.4433, menunjukkan tidak adanya
data bulanan dalam satuan triliun rupiah, pengaruh dan tidak signifikan terhadap nilai
periode tahun 2007-2009 yang bersumber emisi obligasi di Indonesia. Tidak
dari Statistik Ekonomi Keuangan (SEKI) signifikan karena nilai probabilitas lebih
Bank Indonesia. besar dari =5%.
Dalam penelitian ini digunakan Sedangkan LSBI (-1) dalam jangka
metode kuantitatif Error Correction Model panjang sebesar - 0.174254 dengan nilai
108
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
109
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Dalam penelitian ini, sejalan dengan Kurs, Suku Bunga SBI dan GDP terhadap
penelitian oleh Siahaan (2008) yang Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia.
meneliti tentang Pengaruh Inflasi dan Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa
Tingkat Suku Bunga SBI terhadap hubungan antara suku bunga SBI dengan
Penerbitan Obligasi Pemerintah dalam nilai emisi obligasi tidak berpengaruh
Rangka Rekapitulasi Perbankan. Dimana secara langsung. Tingkat suku bunga SBI
penelitian yang dilakukan oleh penulis akan direspon oleh suku bunga simpanan.
memberikan hasil bahwa variabel suku Bila tingkat suku bunga SBI mengalami
bunga SBI dalam jangka pendek tidak kenaikan, maka suku bunga simpanan akan
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap mengalami kenaikan. Hal ini akan diikuti
nilai emisi obligasi di Indonesia. Tidak oleh kenaikan suku bunga pinjaman kepada
berpengaruhnya variabel suku bunga SBI para debitur. Jika suku bunga simpanan
terhadap nilai emisi obligasi di Indonesia cenderung mengalami kenaikan terus-
bisa dikarenakan oleh 2 hal. Alasan yang menerus maka akan mendorong investor
pertama adalah jumlah sampel dan variabel memindahkan dana dari pasar modal ke
yang diambil penulis terlalu sedikit dan perbankan. Bila hal ini terjadi maka nilai
alasan yang kedua disebabkan karena emisi obligasi akan mulai merespon lambat
kenaikan tingkat bunga SBI pada tahun dan perlahan akan mengalami penurunan,
2007-2009 tidak mengalami fluktuasi yang begitu pula sebaliknya.
berarti. Sekalipun terjadi inflasi yang tinggi Dalam pengaruh jangka panjang
pemerintah tidak langsung menaikkan selain suku bunga SBI terdapat faktor
tingkat suku bunga SBI secara langsung makro ekonomi lain yang tidak disebutkan
namun pemerintah menaikkan tingkat suku dalam penelitian ini namun ikut
bunga SBI secara bertahap dengan kenaikan mempengaruhi investor untuk menanamkan
yang tidak terlalu besar. investasinya di pasar modal khususnya
obligasi. Perubahan faktor makro ekonomi
Pengaruh Suku Bunga SBI dalam jangka tidak akan dengan seketika mempengaruhi
panjang terhadap Nilai Emisi Obligasi di tetapi perlahan dalam jangka panjang.
Indonesia Ketika perubahan faktor makro ekonomi itu
Koefisien variabel suku bunga SBI terjadi, investor akan mengkalkulasi
(LSBI(-1)) dalam jangka panjang adalah dampaknya baik yang positif maupun
sebesar -0.174254 dengan nilai probabilitas negatif, kemudian mengambil keputusan
sebesar 0.0101, memiliki pengaruh negatif untuk membeli atau menjual obligasi yang
dan signifikan terhadap nilai emisi obligasi bersangkutan.
di Indonesia. Signifikan karena nilai
probabilitas lebih kecil dari =5%. KESIMPULAN
Koefisien DLSBI sebesar -0.1742 artinya Berdasarkan uraian-uraian yang
setiap kenaikan 1 % suku bunga SBI maka telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat
akan menyebabkan nilai emisi obligasi diambil beberapa kesimpulan, antara lain
turun sebesar Rp 0.1742 triliun. sebagai berikut:
Hal ini sejalan dengan penelitian 1. V ariabel suku bunga SBI dalam jangka
yang dilakukan oleh Lubis (2009) yang pendek memiliki pengaruh negatif dan
meneliti tentang Analisis Pengaruh Nilai tidak signifikan terhadap nilai emisi
110
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
obligasi Indonesia selama kurun waktu Indonesia harus lebih jeli melihat
2007-2009. peluang-peluang dalam rangka
2. V ariabel suku bunga SBI dalam jangka meningkatkan PDB dengan cara
panjang memiliki pengaruh negatif dan memperluas lapangan kerja sehingga
signifikan terhadap nilai emisi obligasi dapat merangsang pertumbuhan
Indonesia selama kurun waktu 2007- ekonomi yang pada akhirnya
2009. meningkatan kesejahteraan rakyat.
SARAN
Adapun saran-saran yang dapat Daftar Rujukan
diberikan oleh penulis, yaitu: Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
1. Pemerintah harus berusaha mendorong Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta:
pertumbuhan ekonomi dengan menjaga
PT. Rineka Cipta.
sektor-sektor yang mendukung Bank Indonesia. 2007. Statistik Ekonomi
kesempatan berinvestasi agar tercipta Keuangan Indonesia (SEKI)
kelebihan dana di masyarakat yang Desember 2007. Jakarta: Bank
nantinya dapat digunakan untuk Indonesia.
berinvestasi. Bank Indonesia. 2008. Statistik Ekonomi
2. Bank Indonesia dalam hal sebagai Keuangan Indonesia (SEKI)
Desember 2008. Jakarta: Bank
pembuat kebijakan moneter haruslah
Indonesia.
menjaga tingkat suku bunga SBI di Bank Indonesia. 2009. Statistik Ekonomi
tingkat yang normal karena tingkat suku Keuangan Indonesia (SEKI)
bunga yang terlalu tinggi akan Desember 2009. Jakarta: Bank
berdampak pada nilai emisi obligasi Indonesia.
baik dalam jangka pendek maupun Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen
panjang. Untuk itu diperlukan Lembaga Keuangan. Jakarta: PT.
Grafindo.
pertimbangan yang matang dalam
Hamdy, Hady. 2001. Ekonomi
menentukan kebijakan tingkat suku Internasional: Teori dan
bunga SBI mengingat dampaknya Kebijakan Perdagangan
terhadap iklim investasi dan Internasional. Jakarta:
perekonomian secara umum. Penerbit Ghalia Indonesia.
3. Para emiten selaku menerbitkan Hasibuan, M. 2006. Dasar-Dasar
Perbankan. Jakarta: PT Bumi
obligasi harus menjaga dan
Aksara.
meningkatkan kinerja perusahaannya. Komaruddin, Rudi. 2001. Pertumbuhan
Hal ini akan memberikan kepercayaan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
kepada investor bahwa obligasi Kuncoro, M. Suhardjono. 2002.
merupakan salah satu alternatif investasi Manajemen Perbankan Teori dan
yang cukup menarik. Aplikasi Edisi Pertama.
4. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Lubis, Richard Noviandi. 2009. Analisis
tiap tahunnya harus diperhatikan agar
Pengaruh Nilai Kurs, Suku Bunga
tetap stabil peningkatannya dalam SBI dan GDP terhadap Permintaan
rangka meningkatkan kesejahteraan Obligasi Swasta di Indonesia.
rakyat. Para pengamat ekonomi
111
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
112
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Abstract
Currently in the Baron Technopark have been built several types of renewable energy
power plants, namely solar power plant, wind power plant, diesel power plant that all
three are integrated by using a hybrid system technology into a Hybrid Power Plant
(PLTH). With the microgrid system, PLTH can be operated automatically so that it can be
operated very flexible and efficient. In addition through the existing power grid (utility
grid) can be connected with the units of local energy generation so as to avoid interruption
of electricity supply. Through the existing power grid as well, the excess energy from
renewable energy power plant at the Baron Technopark can be utilized to supply electrical
energy needed by the region around the Baron, such as Krakal and Sundak coastal areas.
By supplying of electric energy to those areas, it is expected to both tourist areas will be
able to develop properly.
kawasan wisata Pantai Krakal dan Pantai losmen/hotel. Dari wawancara diketahui
Sundak. bahwa tingkat hunian tertinggi hotel/losmen
Kawasan wisata Pantai Krakal di Desa atau kunjungan wisatawan terjadi pada hari
Ngestirejo, Kecamatan Tanjung Sari dan Sabtu/Minggu atau hari Libur Nasional.
Pantai Sundak di Desa Sidoharjo, Mengingat hingga saat ini kedua
Kecamatan Tepus merupakan sebagian dari kawasan tersebut belum terlistriki, maka
potensi wisata pantai yang terdapat di tipikal kebutuhan beban listrik di kedua
wilayah Kabupaten Gunungkidul. Pantai lokasi wisata tersebut diasumsikan mirip
Krakal dan Pantai Sundak terpisah sekitar dengan kebutuhan beban listrik yang ada di
500 meter oleh perbukitan, dimana terdapat lokasi wisata pantai sekitarnya yang sudah
dua bangunan hotel/losmen. Ujung kedua terlistriki, seperti: kawasan wisata Pantai
pantai tersebut berjarak kurang dari 2 km Baron, yaitu:
jika ditarik garis lurus. Kedua pantai Tipikal kebutuhan restoran semi
tersebut teletak di sebelah timur dari permanen tipe I berupa lampu
deretan Pantai Baron, Kukup, Sepanjang penerangan 1 x 9 W .
dan Drini. Di antara pantai-pantai lainnya, Tipikal kebutuhan restoran semi
Pantai Krakal adalah yang terluas dan permanen tipe II berupa lampu
terpanjang yakni sepanjang 5 kilometer. penerangan 1 x 9 W dan rice cooker
Kendala terbesar pengembangan wisata 300 W .
Pantai Krakal dan Sundak adalah tidak Tipikal kebutuhan restoran permanen
adanya suplai energi listrik pada kedua berupa lampu penerangan 2 x 9 W , rice
kawasan tersebut. Dengan adanya cooker 300W , lemasi Es 75 W dan TV
pengembangan sistem kelistrikan microgrid 14 75 W .
di Baron T echnopark diharapkan dapat Tipikal kebutuhan listrik losmen dan
membantu memecahkan masalah suplai hotel dikedua lokasi berupa lampu
energi lsitrik di kedua kawasan wisata penerangan 3 x 9 W dan TV 14.
tersebut. Beban pendingin ruangan (AC) tidak
diijinkan digunakan mengingat
METODOLOGI konsumsi dayanya relatif besar.
Kajian ini dilakukan melalui beberapa
Tipikal kebutuhan listrik rumah ibadah
tahapan. Pertama, dilakukan survai lokasi berupa lampu penerangan 8 x 9 W ,
untuk mengetahui kondisi beban listrik di
Audio player 20 W , Audio Amplifier
kawasan wisata Pantai Krakal dan Sundak, 100 W , Kipas Angin 2 x 50 W .
kemudian dilakukan pengumpulan data
Sedangkan tipikal kebutuhan listrik
sekunder mengenai kondisi wilayah
bangunan pengawas pantai berupa
tersebut. Kedua, dilakukan desain sistem
lampu penerangan 4 x 9 W , Audio
microgrid untuk Baron T echnopark
Amplifier 100 W , pesawat radio
berdasarkan kondisi PL TH Baron. Terakhir
komunikasi 250 W .
dilakukan kajian interkoneksi sistem
Pola pemakaian listrik harian di kawasan
microgrid Baron T echnopark dengan
wisata Pantai Krakal dan Sundak
jaringan listrik PLN (utility grid)
ditunjukkan padaTabel 1.
PEMBAHASAN
Beban Listrik
Dari hasil survei beban di kawasan
wisata Pantai Krakal dan Pantai Sundak
diketahui bahwa formasi beban listrik
umumnya berada pada tepi pantai dengan
jenis beban berupa bangunan restoran semi
permanen dan permanen, bangunan
pengawas pantai, rumah ibadah serta
114
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
115
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
70
kWatt Kurva Beban Listrik Harian
60
50
40
30
20
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 Jam
Gambar 1. Kurva Beban Listrik Harian Obyek Wisata Pantai Krakal dan Sundak
Sistem Kelistrikan Microgrid di Baron sumber energi lain yang relatif lebih stabil,
Energi listrik yang dihasilkan oleh seperti PLTD yang diintegrasikan dengan
pembangkit listrik energi terbarukan sangat PLTB menjadi sistem hibrid. Untuk dapat
fluktuatif terhadap waktu dan sulit beroperasi secara optimal diperlu sistem
diprediksi secara pasti, misalnya PLTB kontrol yang mengatur keseluruhan sistem
yang menggunakan tenaga angin dimana hibrid, sistem kontrol untuk keseluruhan
kecepatan anginnya bisa berubah-ubah jaringan kelistrikan yang kecil ini sering
sangat cepat terhadap waktu sehingga disebut sistem microgrid. Dengan
energi listrik yang dibangkitkan akan memanfaatkan sistem microgrid berbagai
berfluktuatif baik daya, tegangan maupun sumber pembangkit tersebut dapat
frekuensinya sehingga keandalannya dikombinasikan dan dikendalikan sehingga
rendah. Di sisi lain, pihak pengguna keandalan sistem dapat ditingkatkan. Selain
(pelanggan), mengharapkan terjaminnya PLTD, ada beberapa alternatif lain yang
kebutuhan daya serta kestabilan tegangan bisa dikoneksikan dengan sistem tersebut
dan frekuensi, sehingga diperlukan adanya diantaranya adalah PLTS, fuel cell, PLTM
sistem pengendalian yang baik dan handal. (mikrohido) dan lain-lain. Sistem
Selain itu untuk mengatasi ketidakpastian kelistrikan microgrid di Baron Technopark
daya yang dihasilkan, juga diperlukan ditunjukkan pada Gambar 2.
116
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Bagian utama yang membedakan antara dari kapasitas diesel agar tercapai
PL TH dengan sistem microgrid adalah efisiensi pemakaian bahan bakar minyak
adanya sub sistem kontrol. (BBM) sesuai kurva Specific Fuel
Consumption (SFC) diesel-generator.
Sub Sistem Kontrol Semua aliran energi akan dimonitor dan
Sistem microgrid memerlukan sub dikontrol untuk dapat mencapai titik
sistem kontrol yang berupa Hybrid Power efisiensi secara sistem dalam hal
Conditioner (HPC) dan juga sub sistem pemakaian BBM. Tanpa managemen
penyimpanan energi (storage) yang berupa energi maka PLTH layaknya hanya
battery bank. berfungsi sebagai switch over atau backup
Main power controller dan inverter sistem yang tidak akan memperbaiki SFC
pada HPC yang digunakan di Baron PLTD.
T echnopark memiliki daya mampu 20 kW ,
sedang battery bank menggunakan jenis Prinsip Kerja Sistem Microgrid
battery flooded lead acid memiliki dengan Seperti halnya cara kerja sistem
karakteristik 2 V , 1500 Ah sebanyak 90 PLTH, sistem microgrid juga sangat
unit. HPC pada umumnya tersusun dari: tergantung dari bentuk beban atau fluktuasi
Bi-directional inverter atau dua arah pemakain energi (load profile,) yang mana
untuk merubah tegangan DC dari baterai selama 24 jam distribusi beban tidak merata
menjadi tegangan AC atau sebaliknya untuk setiap waktunya. Load profile ini
merubah tegangan AC dari generator ke sangat dipengaruhi oleh homogenitas atau
tegangan DC untuk pengisian energi ke faktor kebersamaan dimana pembangkit
baterai (charge battery). tersebut dipasang.
Solar Charge Conditioner berfungsi Sistem microgrid bekerja sesuai urutan
untuk mengatur pengisian baterai dari sebagai berikut:
output PV -Array (PL TS) agar baterai 1. Pada kodisi beban rendah < 50 % beban
terkontrol pengisiannya sehingga tidak puncaknya , maka beban disuplai 100 %
akan terjadi over charge maupun over dari baterai, PV module (PLTS) dan
discharge. turbin angin (PLTB). Selama kondisi
Managemen energi difungsikan sebagai baterai masih penuh, genset (PL TD)
tujuan utama dari sistem hibrid dimana tidak perlu beroperasi. Ketiga jenis
aliran beban akan selalu dikontrol dari sumber energi tersebut bekerja secara
ketiga sumber energi. Jika sumber genset paralel mensuplai energi listrik ke beban.
(PL TD) harus beroperasi maka beban Aliran daya pada kondisi beban rendah
yang dipikul oleh genset harus diperlihatkan pada Gambar 3.
dioptimalkan pada posisi minimum 70%
3. Pada saat beban mencapai 50 % seperti sistem dan ini terjadi apabila kapasitas
di atas tetapi baterai masih mencukupi, terpasang genset atau inverter tidak
maka genset tidak akan beroperasi dan mampu sampai beban puncak. Jika
beban disuplai oleh baterai melalui kapasitas genset cukup untuk mensuplai
inverter yang akan merubah tegangan beban puncak, maka inverter tidak akan
DC ke tegangan AC, 50 Hz. beroperasi paralel dengan genset.
4. Pada kondisi beban puncak, seperti Apabila baterai sudah mulai penuh
ditunjukkan pada Gambar 5, baik genset energinya maka secara otomatis genset
maupun inverter akan beroperasi akan dimatikan dan beban disuplai dari
bersama-sama untuk menuju paralel baterai melalui inverter.
118
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Semua proses kinerja tersebut di atas beban maka dapat dibuat single line
diatur oleh sub sistem control power diagram dari sistem microgrid yang
management yang terdapat pada HPC. diusulkan. Ada dua jaringan dalam sistem,
Proses kontrol ini bukan sekedar yaitu jaringan direct current (DC) yang
mengaktifkan dan menonaktifkan genset digunakan untuk koneksi dengan
tetapi yang utama adalah pengaturan energi pembangkit PLTS, PLTB dan penyimpan
agar pemakaian BBM genset menjadi energi (baterai), dan jaringan alternating
efisien, bukan hanya sekedar paralel sistem current (AC) digunakan untuk genset
dan atau switch over ke genset atau inverter. (PLTD) serta beban yang membutuhkan
daya listrik. Untuk koneksi dari jaringan
Single Line Diagram AC dan jaringan DC digunakan inverter.
Berdasarkan hasil analisis mulai dari Single line diagram dari sistem microgrid
sumber energi energi terbarukan skala ditunjukkan pada Gambar 6.
kecil, pembangkit hibrid sampai dengan
Dari gambar terlihat bahwa ada 2 aliran mensuplai energi listrik ke kawasan sekitar.
utama, yaitu aliran daya dari sumber Interkoneksi ini secara umum dapat disebut
energi/pembangkit listrik ke beban dan grid connected yang dapat dilakukan pada
aliran informasi dari sistem kontrol ke jaringan distribusi tegangan rendah,
peralatan individu. Semua peralatan sistem mengingat pembangkit hibrid di Baron
kerjanya diatur oleh sistem kontrol hanya beroperasi pada tegangan 220 volt
sehingga dapat meningkatkan keandalan satu fasa.
sistem serta dapat lebih mengoptimalkan Jarak pembangkit hibrid Baron
penggunaan sumber energi terbarukan. Technopark dengan jaringan distribusi PT
PLN sejauh 3 km. Untuk keperluan
Grid Connected interkoneksi dibutuhkan peralatan sebagai
Pembangkit Tenaga Listrik Hibrid di berikut:
Baron T echnopark dapat diinterkoneksi a. Tiang beton untuk tegangan rendah
dengan jaringan listrik PT PLN (Persero) b. Kabel tegangan rendah (berikut klem
sebagai kontribusi dalam peningkatan dan asesorinya)
pengembangan energi terbarukan, termasuk c. Isolator
119
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
d. Set panel untuk sinkronisasi manual tahun 2000. Secara ringkas interkoneksi
Pemasangan jaringan harus mengikut dari pembangkit hibrid Baron dengan PT
standar yang ada dan untuk saat ini adalah PLN dapat ditunjukkan pada Gambar 7.
PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik)
120
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
121
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
122
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Abstrack
The existence of a tourist attraction can not be separated from the local economic
development that is increasing economic activity within the area, include the upgrading
of tourist attraction. The existence of Penataran tourism object has a lot contribution to
the regional economy. Economic development arising from the Penataran tourism
object can encourage the creation of employment opportunities and enhancing the
community's economy around. So it could trigger a regional sustainable development.
The purpose of this study was to determine the impact of expansion on the Penataran
tourism object of local economic development in Blitar regency. To determine the focus
of this study, the researchers formulated the problem as that is How the impact of
expansion on the Penataran tourism object of local economic development and
government's role in the expansion of tourism on local economic development. To
answer these questions, this study used a qualitative descriptive method and the
location this study on the Penataran tourism object in Blitar regency. The focus in this
research the impact of expansion on the Penataran tourism object of local economic
development in Blitar regency. Data collection methods used in this study is the method
of observation, depth interviews and documentation. Sources of data in this study from
the Department of Youth, Sport and Tourism Culture Blitar , manager of Penataran
tourism object and local economic development community of Penataran.
dimilikinya sesuai dengan prinsip ekonomi wisata dapat ditempatkan dimana saja
daerah yang terdapat dalam Undang- (footloose) (Suwantoro, 2004).
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Salah satu daerah di Jawa timur
pemerintahan daerah. yang memiliki potensi di sektor pariwisata
Salah satu komponen pembangunan yaitu Kabupaten Blitar. Kabupaten Blitar
daerah adalah pembangunan pariwisata. mempunyai potensi dibidang pariwisata
Pada intinya pembangunan pariwisata yang cukup besar untuk dikembangkan,
merupakan kegiatan dan usaha yang dengan terdapatnya berbagai obyek wisata,
terkoordinasi untuk menarik wisatawan, baik obyek wisata alam maupun obyek
menyediakan sarana prasarana yang wisata buatan. Mengingat obyek wisata
diperlukan, serta melayani kebutuhan yang ada dan potensinya yang cukup besar
wisatawan yang datang berkunjung. diperkirakan perkembangannya akan cukup
Pembangunan pariwisata merupakan pesat di masa mendatang.
pembangunan yang mencakup banyak segi Kabupaten Blitar sangat kaya akan
yang luas, baik ke dalam masyarakat potensi keindahan alamnya yang dapat
maupun keseluruhan perekonomian. dijadikan obyek wisata, banyak obyek
Pembangunan kepariwisataan secara wisata yang selama ini sudah di manfaatkan
umum diarahkan pada peningkatan sektor seperti wisata sejarah (candi dan tempat
pariwisata menjadi sektor andalan yang bersejarah), wisata alam (hutan, air,
mampu menggerakkan kegiatan ekonomi. gunung), selain objek wisata yang telah di
Dimana sektor pariwisata juga merupakan kembangkan, ternyata masihbanyak potensi
sektor yang sangat terbuka untuk wisata lain yang belum di kembangkan, dan
terciptanya lapangan kerja, naiknya ini memerlukan suatu penanganan
pendapatan masyarakat, pendapatan daerah tersendiri.
dan pendapatan Negara. Berdasarkan berbagai obyek wisata
Pariwisata saat ini berkembang yang ada di Kabupaten Blitar, obyek wisata
dengan pesat dengan melibatkan banyak penataran merupakan obyek wisata yang
komponen di dalamnya, baik komponen paling menonjol dan merupakan andalan.
ekonomi, budaya maupun sosial. Karena Salah satu potensi yang ada adalah kawasan
kegiatannya melibatkan berbagai sektor, wisata budaya candi penataran di Desa
maka kegiatan ini sering disebut sebagai Penataran Kec. Nglegok, yang meliputi
Industri pariwisata. Pariwisata juga makam syeh subakir, museum, lapangan
dipandang sebagai Industri terbesar dilihat tenis, kolam renang, raiser atau
dari sumbangannya terhadap pendapatan pemeliharaan ikan hias yang terletak di
baik perkapita maupun daerah, penyerapan barat daya candi penataran. Kawasan
tenaga kerja dalam memperkenalkan Penataran meiliki potensi terbesar
potensi sumber daya alam yang dimiliki dibanding yang lain untuk dikembangkan
suatu daerah. Sehingga pariwisata menjadi menjadi suatu obyek wisata. Dengan
salah satu sektor andalan dari beberapa adanya pengembangan di kawasan wisata
Negara di dunia. Di Indonesia sendiri Penataran secara tidak langsung dapat
pariwisata sempat menjadi sektor penghasil memberikan kontribusi terhadap
devisa terbesar ketika ekspor kayu, tekstil pembangunan ekonomi lokal masyarakat
dan migas mengalami penurunan. Penataran.
Pariwisata telah dianggap sebagai Keberadaaan obyek wisata
sektor ekonomi yang penting. Selain penataran memberikan lapangan pekerjaan
menjadi mesin penggerak ekonomi, bagi masyarakat sekitar dalam rangka
pariwisata juga merupakan wahana yang pembanguan ekonomi lokal. Pembangunan
menarik untuk mengurangi angka ekonomi lokal merupakan salah satu tolak
pengangguran meningkat berbagai jenis ukur adanya pembangunan ekonomi di
suatu daerah. Pembangunan sektor ekonomi
124
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
125
JESP V ol. 4, No.1, 2012
kripik, pengrajin catur dan pedagang yang lebar 2-3 m.Batas wisata Obyek Wisata
ada di sekitar obyek wisata penataran. Penataran secara alami sebagai berikut :
Teknik pengambilan sampel a) Sebelah Timur : Berbatasan dengan
ditentukan dengan purposive sampling Desa Modangan, Kecamatan
karena peneliti menganggap bahwa Nglegok.
seseorang tersebut memiliki informasi yang b) Sebelah Selatan : Berbatasa dengan
diperlukan, yaitu pihak yang dipandang Desa Nglegok dan D kemloko,
paling tau mengenai permasalahan dalam Kecamatan Ngegok
penelitian ini. Pengambilan sampel c) Sebelah Barat : Berbatasan dengan
informan diperoleh dari: Desa Kedawung, Kecamatan
1. Sebagai informan kunci dalam Nglegok.
penelitian ini adalah Dinas pemuda d) Sebelah Utara : Berbatasan dengan
olah raga kebudayaan dan Desa Mbekecek, Kecamatan
pariwisata kabupaten blitar. Nglegok.
2. Pengusaha home industry di sekitar
kawasan wisata penataran 2. Obyek wisata penataran
(pengusaha kripik singkong, Candi penataran yang berlokasikan
pedagang cindera mata/ souvenir, di Desa Penataran Kecamatan Nglegok
pedagang makanan dan minuman). Kabupaten Blitar ini merupakan objek
wisata cagar budaya yang memiliki luas
12.946 m2. Sejarah adanya tempat wisata
HASIL DAN PEMBAHASAN ini menggambarkan bangunan candi
A. Profil Obyek Wisata Penataran penataran merupakan situs bangunan suci
1. Kondisi Obyek Wisata Penataran agama hindu atau budha. Candi ini
Secara administrasi Obyek Wisata merupakan peninggalan dari kerajaan
Penataran terletak di Desa Penataran, majapahit. Lebih tepatnya lokasi bangunan
Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, candi terletak dilereng barat daya gunung
Propinsi Jawa Timur. Akses yang ditempuh kelud pada ketingian 450 m diatas
untuk sampai di lokasi wisata penataran permukaan air laut, di Desa Penataran
dapat ditempuh dari pusat Kota Blitar ke Kecamatan Nglegok.
arah utara yaitu dari makam Bung Karno,
dengan jarak 12 km yang difasilitasi dengan 3. Informan
jalan beraspal dan dapat ditempuh dengan Di Desa Penataran Kecamatan
berbagai jenis kendaraan. Nglegok terdapat obyek wisata penataran
Apabila ditempuh dari Kota Blitar, yang cukup dikena oleh masyarakat luas,
setelah perjalanan mencapai 10 km atau biasa di kenal dengan candi penataran.
sampailah dipasar Nglegok, kemudian Merupakan obyek wisata yang ada di
diteruskan sampai ke pasar desa penataran, Kabupaten Blitar, di dalam kawasan wisata
di sini ada jalan bercabang dua yang penataran terdapat obyek-obyek wisata
berbelok ke kanan menuju ke desa yang diantaranya candi, kolam renang,
modangan, sedangkan yang berbelok ke kiri museum, makam syesh subakir, lapangan
menuju ke candi dari pertigaan tersebut tenis, kebun binatang mini. Untuk
hanya 300 m. memperoleh informasi tentang dampak
Bagi pengunjung yang berasal dari pengembangan obyek wisata penataran
Malang tidak perlu masuk Kota Blitar terhadap pembangunan ekonomi lokal
perjalanan bisa potong kompas lewat informan dalam penelitian ini ada 8 orang
pertigaan Desa Garum berbelok kanan yaitu :
kurang lebih 5 km sudah sampai dilokasi
wisata hanya fasilitas jalanya tidak cukup
126
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
127
JESP V ol. 4, No.1, 2012
Dalam melaksanakan
Y a ada yang nganterin kesini mas,jadi pengembangannya Dinas Pemuda Olahraga
saya enggak perlu susah cari lagi, Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten
kadang-kadang kalau enggak dianter
Blitar juga mendapatkan hambatan atau
sama pemasok bahannya saya nyuruh
anak saya beli bahan bakunya di pasar dorongan. Diantaranya terdapat faktor
Nglegok sini kalau enggak gitu di pendorong dalam pengembangan obyek
Srengat mas..(S/250511) wisata di Kabupaten Blitar. Faktor
pendorongnya antara lain sebagai berikut:
1. Dukungan dari pemerintah dengan
wujud riil dengan adanya aturan
5. Pendapatan yang diperoleh
hukum yang mampu mengatur
dengan adanya pengembangan
kepariwisataan
obyek wisata Penataran Penghasilan
2. Manajemen organisasi yang tertata
merupakan hal terpenting yang ingin
dengan baik
didapat oleh seorang pengusaha/ pedagang
3. Kualitas pelayaan yang bagus
dalam memperoleh keuntungan dalam
4. Potensi wisata yang ada di
usaha yang mereka jalani. Meskipun
Kabupaten Blitar
terkadang seorang pedagang enggan
5. Tarif retribusi yang murah.
menceritakan berapa besar penghasilan
mereka. Berikut merupakan penggalan Selain faktor pendorong juga
wawancara dengan ibu Sutiin yang terdapat faktor penghambat. Faktor
membuka usaha kripik, yaitu: penghambat dalam pengembangan
obyek wisata di Kabupaten Blitar
C. Peran Pemerintah dalam
adalah sebagai berikut:
pengembangan obyek wisata
1. Terbatasnya anggaran dana
1. Pengembangan obyek wisata
Kabupaten Blitar
diKabupaten Blitar
2. Kurangnya promosi dan
Kawasan Pariwisata merupakan
sosialisasi
suatu obyek wisata yang dikelola langsung
3. SDM masyarakat yang kurang
oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan
merata
dan Pariwisata Kabupaten Blitar. Dalam
4. Mutu dan jumlah infrastruktur
perkembangannya obyek wisata
maupun supra stuktur masih
mendapatkan dukungan dari Pemerintah
rendah
Kabupaten Blitar. Maka pemerintah
5. Jauhnya lokasi wisata dengan
menentukan kebijakan dalam
pusat kota
mengembangkan suatu obyek wisata yanga
6. Kurangnya tenaga pembantu
ada, yaitu:
wisata (Guide)
128
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
129
JESP V ol. 4, No.1, 2012
130
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
131
JESP V ol. 4, No.1, 2012
132
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Abstract
This study took a study case in Pait Village Kasembon Sub-district Malang Regency. With
the objective is to know the descriptive of the poverty in Pait Village, a kind of proverty
reduction program, and the impact of poverty reduction program toward poor people life.
This study used descriptive qualitative approach, that was he study which had an aim to
describe it sistematically, factual and accurate to the object that was the concern of the
problem.The result study showed that basically this program of poverty reduction which
was held by government could help to light the burden of citizen life nad increase their
prosperity, although actually that help was not enough to fulfill the entire of their family
needs. Basically, this program was not able to finish this problem of poor citizen
economics in a whole, as yhe poverty phenomenon was like iceberg, it meant that if there is
a caming up case, there will be many more cases that are hiden and there will be in the
middle of people.Based on this study, it was suggested for the government that in
addressing the problems of poverty, the government should not only provide physical relief,
but also gives provision skills to the public poverty so that they could expect to live
independently without interference from the government.
terbatasnya lapangan kerja yang ada data dan pengumpul informasi dari hasil
diwilayah perdesaan. Rendahnya tingkat penelitian. Peneliti memperoleh sumber
pendidikan warga masyarakat menjadi informasi dari bapak Sunarto sebagai
pemicu munculnya banyak pengangguran. kepala Desa Pait dan beberapa warga
Untuk mengatasi masalah tersebut masyarakat desa Pait yang dikategorikan
pemerintah perlu memberikan beberapa sebagai warga miskin/kurang mampu.
bantuan program pemberdayaan masyarakat Tujuan kehadiran peneliti dilapangan
yang bertujuan untuk mengentaskan adalah untuk mengamati secara langsung
masalah kemiskinan. Berdasarkan Undang- keadaan-keadaan atau kegiatan-kegiatan
undang (UU) Nomor 25 Tahun 2000 yang berlangsung, fenomena-fenomena
tentang PROPENAS, Pemerintah sosial dan gejala-gejala psikis yang terjadi
menetapkan upaya penanggulangan di lapangan.
kemiskinan sebagai satu dari beberapa Lokasi penelitian ini adalah Desa Pait
prioritas. Undang-undang tersebut Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang.
menjelaskan bahwa sasaran yang hendak Pemilihan daerah ini sebagai lokasi
dicapai dalam lima tahun adalah penelitian karena Desa Pait tergolong
berkurangnya jumlah penduduk miskin daerah dengan tingkat kemiskinan yang
absolut sebesar 4 persen dari tingkat relatif tinggi, sehingga peneliti tertarik
kemiskinan pada tahun 1999 (Chalid, untuk melakukan penelitian di daerah
2006). tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui
Ada beberapa program bantuan gambaran umum kemiskinan di desa Pait,
program yang dilakukan pemerintah dalam program-program penanggulangan
rangka menuntaskan masalah kemiskinan kemiskinanyang dilakukan oleh
seperti: Dana Biaya Operasional Sekolah pemerintah, serta dampak bantuan program
(BOS), Bantuan Langsung Tunai, Beras penanggulangan kemiskinan terhadap
Miskin, Jamkeskin, PNPM, dan program kehidupan masyarakat miskin di desa Pait
bantuan lainnya. Dengan adanya bantuan kecamatan Kasembon kabupaten Malang.
tersebut diharapkan kesejahteraan Sumber data dalam penelitian ini
masyarakat bisa meningkat dan beban adalah data primer dan data data skunder,
hidup masyarakat menjadi lebih ringan. yang diperoleh dengan cara melakukan
wawancara dengan penduduk miskin di
METODE desa Pait dan aparatur pemerintah mulai
Pada dasarnya penelitian ini merupakan dari tingkat desa sampai tingkat kabupaten
penelitian deskriptif, yaitu suatu model yang menangani dan berkaitan dengan
penelitian yang berusaha untuk membuat program-program pengentasan kemiskinan.
gambaran/paparan dan menggali secara Sedangkan data di peroleh dari badan yang
cermat serta mendalam tentang fenomena menangani masalah sosial dan
sosial tertentu tanpa melakukan intervensi kependudukan kecamatan Kasembon, UPK
dan hipotesis. Metode penelitian utama kecamatan Kasembon, dan Badan
yang digunakan adalah kualitatif, akan Perencanaan Pembangunan Daerah
tetapi untuk melengkapi analisis akan Kabupaten Malang.
ditampilkan dan diperkuat pula dengan Prosedur pengumpulan data dalam
data-data yang bersifat kuantitatif, dengan penelitian ini menggunakan teknik survey
pemahaman bahwa penelitian ini primer dan teknik survey skunder. Dalam
menggunakan paradigma kualitatif yang survey sekunder data diperoleh dari badan
dilengkapi dan diperkuat dengan data yang menangani masalah sosial dan
kuantitatif. kependudukan kecamatan Kasembon, UPK
Kehadiran peneliti di lokasi penelitian kecamatan Kasembon, dan Badan
mutlak diperlukan karena peneliti berperan Perencanaan Pembangunan Daerah
sebagai perencana, pelaksana, pengumpul Kabupaten Malang. Sedangkan survey
134
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
primer terdiri atas observasi dan hasil wawancara yang disampaikan oleh
wawancara. Observasi dilakukan di Desa informan.
Pait untuk mengetahui pelaksanaan Tahap-tahap dalam penelitian ini antara
program-program pengentasan kemiskinan lain: 1) Tahap persiapan, tahap kompilasi
atau hasil-hasil yang dicapai dari program- data, tahap analisis, tahap survey dan tahap
program tersebut. Wawancara dilakukan penutup.
dengan penduduk miskin di Desa Pait dan
aparatur pemerintahan mulai dari tingkat HASIL PENELITIAN DAN
desa sampai tingkat kabupaten yang PEMBAHASAN
berkaitan dengan program pengentasan 1. Gambaran Umum Kemiskinan
kemiskinan. Untuk mengukur tingkat kemiskinan di
Analisis data dalam penelitian kualitatif kabupaten Malang, BPS menggunakan
dilakukan sejak sebelum memasuki 14 kriteria untuk menentukan rumah
lapangan, selama di lapangan, dan setelah tangga miskin, yaitu:
selesai di lapangan. Selama dilapangan 1. Luas bangunan tempat tinggal
peneliti melakukan wawancara dengan kurang dari 8 meter persegi per
beberapa informan yaitu kepala desa Pait orang
dan beberapa warga miskin dan mancari 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat
beberapa data untuk mengetahui informasi dari tanah/bambu/kayu murahan
yang diperlukan peneliti. Setelah pencarian 3. Jenis dinding tempat tinggal dari
data dilapangan peneliti melakukan analisis bambu/rumbia/kayu
berdasarkan hasil observasi yang diperoleh. berkualrendah/tembok
Pengecekan keabsahan data dilakukan tanpadiplester
dengan beberapa teknik pemeriksaan, 4. Tidak memiliki fasilitas buang
antara lain: air besar/bersama-sama dengan
1) Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan rumah tangga lain
keabsahan data. Dalam penelitian ini 5. Sumber penerangan rumah
menggunakan teknik triangulasi dengan tangga tidak menggunakan listrik
sumber yaitu data diperoleh dari beberapa 6. Sumber air minum berasal dari
sumber, dengan melakukan wawancara sumur/mata air
mendalam dengan beberapa informan. 2) tidakterlindung/sungai/air hujan
Ketekunan pengamatan, Dalam penelitian 7. Bahan bakar untuk memasak
ini bermaksud menemukan ciri-ciri dan sehari-hari adalah
unsur-unsur dalam situasi yang ada di Desa bakar/arang/minyak tanah
Pait yang sangat yaitu masalah kemiskinan, 8. Hanya mengkonsumsi
sehingga peneliti memusatkan diri pada hal daging/susu/ayam satu kali dalam
tersebut untuk menggali secara mendalam seminggu
mengenai masalah kemiskinan, mulai dari 9. Hanya membeli satu stel pakaian
gambaran umum dampak bantuan baru dalam setahun
kemiskinan, jenis-jenis program 10. Hanya sanggup makan hanya
penanggulangan kemiskinan, dampak satu/dua kali dalam sehari
bantuan program penanggulangan 11. Tidak sanggup membayar biaya
kemiskinan, dll. 3) Member cek, yaitu pengobatan di
mengecek ulang secara garis besar terhadap puskesmas/poliklinik
berbagai hal yang telah disampaikan oleh 12. Sumber penghasilan kepala
informan. Setelah peneliti melakukan keluarga adalah petani dengan
wawancara dengan beberapa rumah tangga luas lahan500 m2, buruh tani,
miskin dan aparatur pemerintah, peneliti nelayan, buruh bangunan, buruh
menyampaikan atau mengulang kembali perkebunan, dan atau pekerjaan
lainnya dengan pendapatan di
135
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
bawah Rp. 600.000,- (Enam Hal ini terjadi karena jumlah penduduk dari
Ratus Ribu Rupiah) per bulan tahun ke tahun mengalami peningkatan.
13. Pendidikan tertinggi kepala Berikut adalah perbandingan jumlah
keluarga: tidak bersekolah/tidak penduduk miskin di desa Pait mulai dari
tamat SD/hanya SD tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011.
14. Tidak memiliki tabungan/barang
yang mudah dijual dengan nilai
minimalRp. 500.000,- (Lima
Ratus Ribu Rupiah), seperti
sepeda motor kredit/non-kredit,
emas, ternak, kapal motor, atau
barang modal lain.
Untuk menghitung angka kemiskinan,
BPS menghitung jumlah orang yang berada
di bawah garis kemiskinan. Untuk tahun
2010, apabila pengeluaran seseorang di Gambar :
bawah Rp. 212.210 per bulan, maka orang Jumlah Penduduk, Jumlah KK, dan
tersebut dikategorikan miskin. Jumlah RTM
Dengan menggunakan indikator atau Berdasarkan Perbandingan Tahun
kriteria tersebut maka dapat diketahui
warga masyarakat di desa Pait yang Berdasarkan gambar diatas,
digolongkan sebagai warga miskin. Pada dijelaskan bahwa jumlah penduduk di desa
Tahun 2010 diketahui bahwa warga yang Pait dari tahun ke tahun mengalami
memenuhi kriteria tersebut sebanyak 741 peningkatan. Pada tahun 2008 jumlah
KK, yaitu KK golongan Pra-sejahtera dan penduduknya sebanyak 3.966 jiwa, 1.162
KK golongan sejahtera1 digolongkan KK, dan jumlah rumah tangga miskin
sebagai KK golongan miskin. Sehingga sebanyak 746 KK. Pada tahun 2009 jumlah
disimpulkan bahwa banyaknya keluarga penduduk desa Pait meningkat, menjadi
miskin sebesar 65%. 4.240 jiwa, 1.116 KK, dan jumlah rumah
Jumlah penduduk di Desa Pait pada tangga miskin menurun menjadi 636 KK.
tahun 2010 sebanyak 4.267 jiwa yang Pada tahun 2010 jumlah penduduknya
terdiri dari 2.254 jiwa penduduk laki-laki 4.267 jiwa, 1.135 KK, sedangkan jumlah
dan 2.013 jiwa penduduk dengan jenis rumah tangga miskin mengalami
kelamin perempuan. Jumlah penduduk peningkatan, yaitu 741 KK. Dan pada tahun
tersebut terbagi dalam 1.135 KK. Rincian 2011 jumlah penduduk desa Pait
jumlah keluarga miskin tersaji dalam tabel mengalami peningkatan lagi, yaitu 4.508
berikut: jiwa, 1.105 KK, dan jumlah rumah tangga
T abel : miskin menurun menjadi 603 KK.
Jumlah Keluarga Miskin tahun 2010
2. Jenis-jenis Program Bantuan
Jumlah Kepala Keluarga 1.135 Pokok-pokok program kegiatan dalam
Jml Keluarga Pra Sejahtera 477 upaya menanggulangi masalah kemiskinan
yang dilakukan Pemerintah kabupaten
Jml Keluarga Sejahtera 1 264
Malang antara lain:
Jml Keluarga Sejahtera 2 317 a). PKPS BBM
Jml Keluarga Sejahtera 3 42 Program Kompensasi Pengurangan Subsidi
Jml Keluarga Sejahtera Plus 10 Bahan Bakar Minyak memiliki sembilan
kegiatan yang dikelola oleh 12 instansi.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengalihkan
Jumlah rumah tangga miskin (RTM) di subsidi menjadi kegiatan pembangunan
desa Pait dari tahun ke tahun berfluktuasi.
136
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
137
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
pembayaran SPP , pemberian uang saku, Pada umumnya kriteria warga yang
pembelian buku LKS, dan peralatan berhak menerima bantuan-bantuan tersebut
sekolah lainnya. adalah warga miskin yang rumahnya
2. Dana BOS (Bantuan Operasional terbuat dari bambu, tidak memiliki
Sekolah) pekerjaan tetap, dan berstatus janda/duda.
Dikhususkan untuk membantu biaya Khusus untuk bantuan biogas, diberikan
pendidikan, seperti pembayaran iuran kepada warga miskin yang rumahnya dari
SPP , buku/LKS, dll. bambu dan memiliki ternak sapi.
3. BKP3 (Badan Ketahanan Pangan & Beberapa bantuan dari pemerintah, dapat
Pelaksanaan Penyuluhan) dikatakan cukup membantu kehidupan
Bantuan kambing 125 ekor untuk 5 masyarakat miskin meskipun belum
kelompok, dimana 1 kelompok terdapat sepenuhnya meringankan beban mereka.
25 orang warga. Dan diharapkan bantuan dari pemerintah
4. BL T (Bantuan Langsung Tunai) tersebut dapat membantu meningkatkan
Bantuan ini berupa uang tunai sebesar kesejahteraan masyarakat. Tetapi dalam
200 ribu/KK. kenyataanya bantuan-bantuan tersebut
5. Simpan pinjam untuk koperasi wanita masih kurang, karena masih banyak
Bantuan uang tunai sebesar 25 juta untuk dijumpai warga yang hidup dibawah garis
simpan pinjam koperasi wanita, dimana kemiskinan, sehingga diperlukan perhatian
koperasi tersebut dikelola oleh ibu-ibu lebih dari pemerintah untuk mengatasi hal
PKK. Terdapat syarat dan ketentuan tersebut. Selain dampak positif, bantuan
yang berlaku bagi masyarakat yang ingin dari pemerintah juga memberikan dampak
daftar simpan pinjam, yaitu ada jaminan negatif bagi masyarakat miskin itu sendiri,
dan uang yang dipinjam digunakan yaitu mereka yang memperoleh bantuan
uuntuk mengembangkan usaha. dari pemerintah menjadi malas bekerja,
6. Bantuan raskin karena selalu bergantung pada pemerintah.
Bantuan ini diberikan kepada beberapa
warga, dimana setiap KK memperoleh 3. Dampak Bantuan Program
beras sebanyak 5 kg/bulan (sama rata), Penanggulangan Kemiskinan
sedangkan warga yang dikategorikan a). Dampak Positif
miskin sebagian memperoleh 15 Program bantuan penanggulangan
kg/bulan. kemiskinan yang dilakukan oleh
7. Bantuan kompor gas pemerintah, antara lain: Dana BOS (Biaya
Semua KK memperoleh bantuan kompor Operasional Sekolah), Bantuan Langsung
gas, tanpa kecuali. Tunai, Beras Miskin, Jamkeskin, dan
8. Bantuan biogas program-program lain. Dengan bantuan
Dari Dinas Kehutanan, mendapat tersebut keluarga miskin dapat memenuhi
bantuan 3 paket biogas, 1 paket kebutuhan hidupnya berupa sandang,
biogas senilai 3 juta untuk satu orang pangan, dan kesehatan. Mereka dapat
Dari Dinas peternakan, mendapat membayar iuran sekolah anaknya,
bantan 1 paket biogas meningkatkan pendapatan, meningkatkan
Dari Disnaker, mendapat bantuan 1 kesejahteraan sosial, dan dapat
paket biogas mengembangkan usaha dari dana bantuan
9. Jamkesmas yang diperoleh dari pemerintah.
Bantuan ini diberikan kepada Selain itu juga dapat membantu
masyarakat miskin dalam hal kesehatan. meringankan beban hidup masyarakat
Jamkesmas bisa digunakan untuk miskin dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang tidak mampu berobat hidupnya. Karena sebagian kebutuhan dasar
kerumah sakit. mereka dibantu oleh pemerintah sehingga
beban hidup mereka berkurang. Meskipun
138
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
140
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Erry Gugy
Sugeng Hadi Utomo
Abstract
The aims of the research is describes of the base sector is one of indicator economic
growth of Malang Regency. Determination of potential sectors viewed from the base of
the sector , the growth of each sector from year to year , as well as the competitiveness of
each sector of the economy of the region of Malang regency level higher at the East
Java Province.This research uses descriptive quantitative research design. The
research data in the form of secondary data Regional Gross Domestic Product in
Malang Regency and Regional Gross Domestic Product of East Java Province. The
collection of data using secondary data to the type of time series data, within a period
of five years in the year on 2005-2009. Analysis Data of this research are Location
Quotient analysis (LQ) and Shift Share analysis (SS).Based on the results of data
analysis, the researcher obtains two conclusions results as follows. Firstly, Malang
Regency has a three-sector base it can see from the analysis of the average LQ is
agriculture sector , mining and quarrying sector and services sector . In which quarrying
sector and services sector in Malang Regency have the opportunity to more
develop.Secondly, Malang Regency has four potential sectors it can see from the
analysis of the average SS is agriculture sector , mining and quarrying sector,
processing industry sector and services sector . But the difference situation in the two
groups, the first group is the agricultural sector and processing industry as a sector
whose growth is slow but has the competitive ability, and the second group is quarrying
sector and services sector whose growth is fast but it is not able to compete.
Alamat Korespondensi :
Erry Gugy, Alumni Jurusan Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi Universitas Negeri Malang
Sugeng Hadi Utomo, Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi Universitas Negeri Malang
Email : sugeng_h@yahoo.com
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
daya saing daerah dengan memperhatikan domestik regional bruto adalah sektor
prinsip demokrasi. Efisiensi dan efektivitas pertanian, sektor pertambangan dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu penggalian, sektor industri pengolahan,
ditingkatkan dengan lebih memperhatikan sektor listrik, gas dan air bersih, sektor
aspek-aspek potensi dan keanekaragaman bangunan, sektor pengangkutan dan
daerah, peluang dan tantangan persaingan komunikasi, sektor keuangan, persewaan
global dengan memberikan kewenangan dan perusahaan, sektor jasajasa.
seluas-luasnya kepada daerah Keberhasilan pembangunan ekonomi
menyelenggarakan otonomi daerah. daerah, baik yang dilakukan oleh
Pembangunan ekonomi daerah pemerintah maupun swasta dalam
adalah suatu proses dimana pemerintah rangkaian peningkatan kesejahteraan
daerah dan masyarakatnya mengelola penduduknya dapat dinilai melalui produk
sumberdaya yang ada di daerah dan domestik regional bruto (PDRB). Produk
membentuk kerja sama atau kemitraan domestik regional bruto merupakan
antara pemerintah daerah dengan sektor indikator penting untuk mengetahui tingkat
swasta untuk menciptakan suatu lapangan keberhasilan pembangunan daerah yang
kerja baru dan merangsang perkembangan telah dilaksanakan dan sekaligus berguna
kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. untuk menentukan arah pembangunan di
Sehingga terdapat suatu penekanan masa mendatang.
penekanan kebijakan pembangunan yang Pelaksanaan otonomi daerah dengan
didasarkan pada kekhasan daerah yang pemberdayaan potensi daerah akan bisa
bersangkutan dalam menggunakan potensi berjalan jika sektor basis (sektor ungulan)
sumberdaya alam, kelembagaan dan daerah dapat dioptimalkan. Sektor unggulan
sumberdaya alam secara lokal atau daerah. ini penting untuk diketahui guna
Perencanaan pembangunan ekonomi daerah menentukan skala prioritas dalam
bisa dianggap sebagai perencanaan untuk pembangunan. Sektor basis (Sektor
memperbaiki penggunaan sumbersumber unggulan) tersebut adalah sektor yang
daya publik yang tersedia di daerah tersebut memiliki potensi yang lebih untuk
dan untuk memperbaiki kapasitas sektor berkembang dibandingkan dengan sektor
swasta dalam menciptakan nilai-nilai lainnya. Sektor basis ini akan menjadi ciri
sumberdaya swasta secara bertanggung khas di suatu daerah.
jawab. Demikian pula dengan Kabupaten
Untuk mencapai tujuan diatas maka Malang dalam mendukung pertumbuhan
diperlukan perencanaan yang teliti dan ekonominya maka perlu mengidentifikasi
evaluasi terhadap hasilhasil pembangunan sektorsektor mana yang dapat
yang telah dicapai. Salah satu indikator diunggulkan dan dapat memberikan hasil
ekonomi makro yang digunakan untuk yang cukup baik dan diharapkan sebagai
perencanaan dan evaluasi pembangunan solusi alternatif, sehingga dapat mendukung
ekonomi secara makro adalah statistik sektorsektor lain yang belum
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). berkembang. Sektorsektor perekonomian
Pertumbuhan pendapatan regional tersebut diambil dari lapangan usaha utama.
merupakan salah satu indikator yang sehingga dapat mendukung pertumbuhan
menggambarkan makin meningkatnya sektor lain yang belum berkembang.
kegiatan ekonomi yang terjadi pada daerah Kehidupan sosial ekonomi
tersebut. Demikian juga dengan pendapatan masyarakat Kabupaten Malang telah
perkapita, semakin tinggi pendapatan mengalami banyak kemajuan dan
perkapita maka semakin baik perubahan, pembangunan ekonomi
perekonomianya. Sektorsektor ekonomi Kabupaten Malang telah mampu
yang masuk dalam komponen produk menciptakan berbagai aktivitas ekonomi
142
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
dan kenaikan pendapatan masyarakat, ekonomi baik yang sekarang sudah menjadi
dengan tujuan mampu meningkatkan sektor unggulan maupun sektor yang
kesejahteraan dan kebutuhan hidup berpotensi untuk dikembangkan. Melalui
masyarakat. analisis dari peneliti diharapkan dapat lebih
Penentuan prioritas pembangunan di memperdalam lagi sektor-sektor potensial
Kabupaten Malang merupakan suatu di Kabupaten Malang yang saat ini belum
kondisi yang mendapatkan perhatian dari dikembangkan.
peneliti. Hal ini mengingat keterbatasan Dengan demikian bila sektor satu
pendapatan baik yang bersumber dari dibangun maka sektor lain juga harus
pendapatan asli daerah (P AD), maupun dibangun, ada kendala yang harus dihadapi
yang berasal dari pemerintah pusat. dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten
Keterbatasan pembiayaan mengakibatkan Malang, seperti keterbatasan dana dan
investasi untuk seluruh sektor tidak akan sumberdaya alam. Salah satu cara untuk
menghasilkan efektifitas yang tinggi. menjalankan pembangunan dengan
Prioritas pembangunan pada periode yang menentukan sektor basis yang dapat
lalu dalam prakteknya masih dijadikan tumbuh dan berkembang cepat. Oleh karena
acuan dalam penentuan prioritasprioritas itu penulis tertarik untuk meneliti sektor
pembangunan daerah selanjutnya dalam apa yang menjadi sektor basis yang dapat
pembangunan ekonomi di Kabupaten tumbuh dan berkembang cepat di
Malang, ada keterkaitan perkembangan Kabupaten Malang dan sektor apa yang
sektor satu dengan sektor lain. berpotensi untuk lebih dikembangkan di
Berdasarkan data Produk Domestik Kabupaten Malang. Sektor unggulan dan
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Malang sektor potensial ini juga diharapkan sebagai
yang tertera pada tabel 1 di bawah, terlihat solusi alternatif untuk keluar dari krisis
bahwa kontribusi sektor ekonomi ekonomi. Perlu dijelaskan bahwa penelitian
Kabupaten Malang didominasi oleh tiga ini merupakan penelitian yang bersifat
sektor unggulan, yaitu sektor pertanian, kuantitatif deskriptif. Berdasarkan latar
sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan belakang diatas, dalam penulisan skripsi ini
sektor industri pengolahan. Peneliti penulis memilih judul Analisis Deskripsi
beranggapan bahwa pentingnya prioritas Potensi Ekonomi Kabupaten Malang
pembangunan untuk tahun berikutnya, lebih (Kajian Produk Domestik Regional Bruto).
memperdalam kembali potensi dari sektor
T abel 1 : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2005 2009
Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Sektor 2005 2006 2007 2008 2009
Pertanian 3.498.086,29 3.648.211,29 3.804.359,63 3.971.329,43 4.171.370,51
Pertambangan dan penggalian 283.254,08 305.376,20 329.470,40 351.061,74 374.201,66
Industri Pengolahan 1.859.433,52 2.014.991,83 2.207.200,12 2.391.568,79 2.533.650,03
Listrik, gas dan Air bersih 173.383,19 182.605,03 189.644,29 201.587,08 210.146,23
Kontruksi 164.002,99 178.996,14 197.769,97 219.393,38 237.110,82
Perdagangan, Hotel dan restoran 2.585.656,77 2.754.648,54 2.949.007,40 3.126.619,49 3.295.920,93
Pengangkutan dan Komunikasi 496.400,73 520.588,29 548.520,71 571.717 596.500,13
Keuangan, persewaan dan Jasa
Perusahaan 425.390,91 451.441,97 474.641,47 502.126,97 529.263,10
143
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
144
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
T abel 2 :Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2009 Atas
Dasar Harga Konstan (ADHK)
Sektor 2005 2006 2007 2008 2009
Pertanian 44.700.984,17 46.486.277,60 47.942.973,38 49.437.137,68 50.208.896,71
Pertambangan dan penggalian 5.024.241,99 5.455.159,57 6.024.793,19 6.582.743,28 7.104.816,81
Industri Pengolahan 70.635.868,95 72.786.972,17 76.163.917,97 79.508.936,42 83.299.893,42
Listrik, gas dan Air bersih 4.429.541,76 4.610.041,67 5.154.634,88 5.314.747,16 4.361.515,81
Kontruksi 8.903.497,41 9.030.294,53 9.139.600,65 9.387.403,83 10.307.883,76
Perdagangan, Hotel dan
restoran
74.546.735,68 81.715.963,35 88.570.614,49 95.894.415,49 95.983.867,09
Pengangkutan dan
Komunikasi 14.521.814,32 15.504.939,79 16.710.214,85 17.912.846,08 22.781.527,67
Keuangan, persewaan dan
Jasa Perusahaan 12.666.393,27 13.611.228,97 14.763.619,88 15.952.445,08 17.395.393,53
145
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
146
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
147
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Sektor Ekonomi Potensial di Kabupaten Malang. Akan tetapi jika dilihat dari sektor
Malang Untuk Meningkatkan basis di Kabupaten Malang saja kurang bisa
Pertumbuhan Ekonomi Wilayah dikatakan potensial jika tidak melihat
Berdasarkan analisis Location potensi sektor yang bersangkutan di
Quotient (LQ) untuk menentukan sektor wilayah nasional (Jawa Timur). Maka dari
basis dalam meningkatkan pertumbuhan itu dilanjutkan dengan analisis Shift Share
ekonomi di Kabupaten Malang, dapat (SS) dengan tujuan untuk memudahkan kita
disimpulkan bahwa terdapat empat sektor melihat pertumbuhan sektor tersebut di
basis pada hasil perhitungan ratarata pada Jawa Timur dilihat dari komponen
tahun 2009, yaitu sektor pertanian; sektor Proportional Shift (Pr) dan melihat daya
penggalian; sektor jasajasa; dan sektor saing sektor tersebut dilihat dari komponen
listrik dan air bersih. Dimana sektor Differential Shift (Dr). Untuk lebih jelasnya
pertanian merupakan sektor basis dan hasil analisis Shift Share (SS) di dalam
merupakan sektor unggulan di Kabupaten menentukan sektor ekonomi potensial di
Malang, sedangkan tiga sektor basis lainnya Kabupaten Malang tahun 2005-2009 dapat
merupakan sektor ekonomi yang memiliki dilihat dalam Tabel 3,4, 5, 6 dan 7 berikut
potensi untuk dikembangkan di Kabupaten ini :
148
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
149
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Proportional Shift (Pr) sektor perdagangan, yang berarti sektor tersebut kurang
hotel, dan restoran di Kabupaten Malang memiliki daya saing. Berdasarkan analisis
pada tahun 20052008 tumbuh lebih cepat data Differential Shift (Dr) ratarata,
dibandingkan dengan sektor yang sama di sektorsektor ekonomi di Kabupaten
Provinsi Jawa Timur, akan tetapi pada Malang yang menunjukkan hasil analisis
analisis tahun 20082009, sektor ini yang bernilai positif (Dr > 0) adalah sektor
tumbuh lebih lambat karena menunjukkan pertanian; industri pengolahan; listrik dan
hasil analisis Pr < 0. Pada analisis air bersih; dan konstruksi. Khusus untuk
Proportional Shift (Pr) sektor jasajasa di sektor listrik gas dan air bersih, mengalami
Kabupaten Malang, pada tahun 20052007 pertumbuhan yang lambat pada analisis
tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan tahun 20062007 (Dr < 0), akan tetapi
sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur, memiliki daya saing lebih baik
akan tetapi sektor ini tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang sama di
pada tahun 20072009, karena Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan
menunjukkan hasil analisis Pr > 0. berdasarkan analisis tahun 20072009 (Dr
Sedangkan lima sektor lainnya > 0). Sedangkan sektorsektor ekonomi di
menunjukkan nilai analisis Proportional Kabupaten Malang yang menunjukkan hasil
Shift (Pr) yang stagnan dari tahun ke tahun analisis yang bernilai negatif (Dr < 0)
yaitu sektor pertanian; sektor pertambangan adalah sektor pertambangan dan
dan penggalian; industri pengolahan; penggalian; perdagangan, hotel, dan
pengangkutan dan komunikasi; dan restoran; pengangkutan dan komunikasi;
keuangan persewaan, dan jasa perusahaan. keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan;
Pada sektorsektor ekonomi yang nilai dan sektor jasajasa, sektorsektor tersebut
pertumbuhannya stagnan dari tahun ke kurang memiliki daya saing lebih bila
tahun, terbagi dua macam yakni sektor dibandingkan dengan sektor yang sama di
ekonomi dengan Pr > 0 dan Pr < 0 atau Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan,
sektor ekonomi yang bernilai positif dan karena hanya memiliki kemampuan untuk
negatif. Untuk sektor ekonomi yang memenuhi kebutuhan masyarakat lokal di
bernilai positif adalah sektor pertambangan Kabupaten Malang.
dan penggalian; pengangkutan dan Dari analisis data Proportional Shift
komunikasi; keuangan, persewaan, dan jasa (Pr) dan Differential Shift (Dr), jika
perusahaan, ini berrati sektor tersebut Kabupaten Malang mempunyai sektor yang
adalah sektor di Kabupaten Malang yang tergolong tumbuh lebih cepat di Provinsi
tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan Jawa Timur dan sektor tersebut merupakan
sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur sektor basis di Kabupaten Malang, maka
secara keseluruhan, sedangkan untuk sektor bisa dikatakan bahwa sektor tersebut
ekonomi yang bernilai negatif adalah sektor tergolong potensial dan sektor tersebut
pertanian dan industri pengolahan, ini memiliki peluang yang bagus untuk
berarti sektor tersebut adalah sektor di dikembangkan. Berdasarkan penjelasan di
Kabupaten Malang yang tumbuh lebih atas dapat disimpulkan bahwa sektor
lambat dibandingkan dengan sektor yang potensial yang bagus untuk dikembangkan
sama di Provinsi Jawa Timur secara adalah sektor pertanian, pertambangan dan
keseluruhan. penggalian, industri pengolahan dan sektor
Jika dilihat dari analisis Differential jasajasa. Pada sektor pertanian merupakan
Shift (Dr) terbagi dalam dua jenis, yakni sektor potensial yang baik untuk
hasil analisis sektorsektor ekonomi yang dikembangkan, agar pertumbuhannya bisa
bernilai positif yang berarti sektor tersebut cepat dan tetap memiliki daya saing. Untuk
memiliki daya saing dan hasil analisis tahun 2005-2009 sektor pertanian
sektorsektor ekonomi yang bernilai negatif merupakan sektor unggulan di Kabupaten
150
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Malang, dimana sektor pertanian mampu kontribusi yang cukup besar terhadap
bersaing dengan daerah lainnya di Provinsi pembentukan Produk Domestik Regional
Jawa Timur, akan tetapi pertumbuhannya Bruto (PDRB) Kabupaten Malang.
lambat. Atas dasar tersebut maka bisa Sektor basis kedua adalah sektor
dikatakan bahwa sektor pertanian pertambangan dan penggalian, dimana di
merupakan sektor potensial yang memiliki Kabupaten Malang hanya memiliki
peluang bagus untuk lebih dikembangkan. sektor penggalian, walaupun nilai
Tidak jauh berbeda dengan sektor kontribusinya tidak besar, akan tetapi
pertanian, sektor industri pengolahan juga sektor ini merupakan sektor potensial
merupakan sektor yang berpotensi untuk yang memilki peluang untuk diekspor.
lebih dikembangkan, karena mempunyai Sektor basis ketiga adalah sektor jasa
kontribusi cukup besar terhadap jasa, tidak berbeda jauh dengan sektor
pembentukan Produk Domestik Regional penggalian, sektor jasajasa juga
Bruto (PDRB) Kabupaten Malang. Sektor merupakan sektor potensial yang
industri pengolahan memiliki daya saing memilki peluang untuk diekspor,
dibandingkan dengan sektor yang sama di walaupun nilai kontribusinya tidak besar.
Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan, 2. Kabupaten Malang memiliki empat
akan tetapi pertumbuhannya lambat pada sektor potensial dilihat dari analisis Shift
tahun 2005-2009. Berikutnya khusus untuk Share (SS) yang tercantum dalam
sektor pertambangan dan penggalian serta analisis dilihat dari Proportional Shift
sektor jasajasa juga merupakan sektor (Pr) dan Differential Shift (Dr). Empat
potensial yang bagus untuk lebih sektor potensial di Kabupaten Malang
dikembangkan, karena dua sektor ini dapat adalah sektor pertanian, sektor
tumbuh cukup cepat pada tahun 2005 pertambangan dan penggalian, sektor
2009, akan tetapi masih belum bisa industri pengolahan, dan sektor jasa
bersaing dengan sektor yang sama di jasa. Pada sektor pertanian menunjukkan
Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan. hasil analisis Pr bernilai negatif (Pr < 0)
Dari penjelasan diatas menyatakan bahwa dan Dr bernilai positif (Dr > 0), maka
pentingnya perhatian pemerintah dan sektor pertanian di Kabupaten Malang
peranan pihak swasta akan menjadi faktor memiliki daya saing yang kuat, hanya
penting untuk lebih meningkatkan saja pertumbuhannya lambat. Pada
pertumbuhan dan kontribusi kedua sektor sektor pertambangan dan penggalian
ini terhadap pembentukan Produk Domestik menunjukkan hasil analisis Pr bernilai
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Malang positif (Pr > 0) dan Dr bernilai negatif
di tahun berikutnya. (Dr < 0), maka sektor pertambangan dan
penggalian di Kabupaten Malang
Kesimpulan dan Saran mempunyai potensi untuk berkembang
Kesimpulan karena pertumbuhannya cepat, hanya
Berdasarkan hasil penelitian dan saja daya saingnya lemah. Pada sektor
pembahasan dapat ditarik kesimpulan industri pengolahan menunjukkan hasil
sebagai berikut : analisis Pr bernilai negatif (Pr < 0) dan
1. Kabupaten Malang memiliki tiga sektor Dr bernilai positif (Dr > 0), maka sektor
basis setelah dilihat dari analisis industri pengolahan di Kabupaten
Location Quotient (LQ) ratarata yaitu Malang mempunyai daya saing yang
sektor pertanian, sektor pertambangan kuat, hanya saja pertumbuhannya
dan penggalian, dan sektor jasajasa. lambat. Dan pada sektor jasajasa
Sektor basis pertama adalah sektor menunjukkan hasil analisis Pr bernilai
pertanian, yang merupakan sektor positif (Pr > 0) dan Dr bernilai negatif
unggulan karena memiliki nilai (Dr < 0), maka sektor jasajasa di
151
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
152
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt T o Asset Ratio
Terhadap Rentabilitas Ekonomi Koperasi Wanita
di Kota Malang Tahun 2010
Abstract
This study aimed at finding out the condition of the Current Ratio, Total Asset Turnover ,
Debt To Asset Ratio, and Economic Profitability of the Koperasi Wanita in Malang in 2010,
as well as finding out if there were any significant effects of Current Ratio, Total Asset
Turnover , and the Debt to Asset Ratio on the Economic Profitability of the Koperasi Wanita
in Malang in 2010. The findings showed that in 2010 the conditions of the Current Ratio (X1)
had the tendency to be classified ineffective, the Total Asset Turnover (X2) had the tendency
to be classified as not ideal, the Debt To Asset Ratio (X3) had the tendency to be classified as
highly ideal, the Economic Profitability (X4) had the tendency to be classified as highly
effective. The results of the testing using Multiple Linear Regression analysis showed that the
variable of Current Ratio did not significantly affect the Economics Profitability despite the
fact that the variable of Total Assets Turnover affected positively and significantly the
Economic Profitability and Debt To Asset Ratio negatively and significantly affected the
Economic Profitability.
Keywords: Current Ratio, Total Asset Turnover , Debt To Asset Ratio, and Economic
Profitability
Salah satu kegiatan pemberdayaan dapat dilihat dari kinerjanya. Salah satu
perempuan yang dilakukan melalui sektor penilaian kinerja dapat dinilai melalui
ekonomi adalah usaha koperasi. Koperasi perolehan laba (SHU). Namun, SHU yang
yang selama ini dikenal sebagai pilar dari besar bukanlah jaminan bahwa koperasi
perekonomian bangsa merupakan pilihan tersebut telah bekerja dengan efisien.
tepat bagi kaum perempuan dalam Dengan demikian yang harus diperhatikan
meningkatkan kesejahteraan keluarga koperasi, walaupun usaha koperasi tidak
maupun kelompoknya. terlepas dalam perolehan laba (SHU) untuk
Setiap organisasi tentu ingin memajukan kesejahteraan anggota pada
mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan khususnya dan masyarakat pada umumnya
tersebut, pengelolaan koperasi harus namun aktivitas usahanya harus
dilakukan dengan sebaik mungkin agar memperhatikan upaya yang dapat dilakukan
dapat menjadi koperasi yang mampu dalam pencapaian kinerja yang baik dan
bersaing dengan bentuk badan usaha lain. efisien.
Wujud dari pengelolaan koperasi yang baik
_________________________________________
Alamat korespondensi:
Ratna Dwi Imawati, Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Y uli Soesetio,Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Fadia Zen, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Email : arjunaja@gmail.com
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
154
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
semakin meningkat. Sebanyak 57 Kopwan meningkat hingga empat kali lipat, sehingga
sudah terbentuk di masing-masing kinerja koperasi wanita termasuk dalam
kelurahan dengan mendapatkan bantuan kategori baik. Kinerja yang baik dengan
modal dari Pemprov Jatim. Modal awal didukung modal yang mencukupi akan
koperasi wanita (Kopwan) yang dikucurkan menghasilkan laba yang optimal dan
pemerintah sebesar Rp25 juta per koperasi memberikan dampak bagi rentabilitas
di Kota Malang, Jawa Timur, sudah ekonomi koperasi tersebut. Melalui
berkembang biak menjadi Rp50 juta hingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan
Rp100 juta (Bhirawa, 2011). Dari informasi gambaran mengenai rantabilitas ekonomi
tersebut terlihat bahwa permodalan kopwan koperasi ditinjau dari rasio keuangan.
mencakup keseluruhan dari analisis rasio
METODE yang penulis gunakan dalam penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian Untuk melengkapi standar pengukuran
explanative research yang bermaksud untuk tersebut, peneliti juga menggunakan standar
menganalisis pengaruh antara satu variabel pengukuran dengan beracuan pada standar
dengan variabel lainnya dengan pegujian pengukuran yang baru diantaranya
hipotesis. Berdasarkan tingkat eksplanasi Peraturan Menteri Negara KUKM RI
atau penjelasan, penelitian yang dilakukan Nomor 22/Per/M.KUKM/IV/2007 untuk
ini adalah penelitian asosiatif kausalitas, current ratio dan rentabilitas ekonomi pada
yaitu penelitian yang bertujuan untuk peraturan nomor
mengetahui hubungan atau pengaruh antara 14/Per/M.KUKM/XII/2009. Setelah itu,
dua variabel atau lebih (Sugiyono, berdasarkan nilai yang ada pada kombinasi
2008:40). ketiga peraturan tersebut dimasing-masing
Polulasi dalam penelitian ini adalah variabel yang digunakan, peneliti
seluruh koperasi wanita yang ada di kota menginterprestasikan kedalam golongan
Malang yang terdaftar di Dinas Koperasi keadaan Koperasi.
dan UKM kota Malang berjumlah 66
koperasi. Pengambilan sampel dalam - = 100%
penelitian ini dilakukan dengan metode
purposive sampling, yaitu sampel yang (Peraturan Menteri Negara KUKM RI, Nomor
didasarkan pada tujuan tertentu dan 22/Per/M.KUKM/IV/2007)
mencerminkan karakteristik populasi.
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini
- = 1
meliputi Koperasi Wanita yang masih aktif
dan tercatat pada Dinas Koperasi dan UKM
(Peraturan Menteri Negara KUKM RI, Nomor
kota Malang, kepemilkan SHU diatas Rp 06/Per/M.KUKM/V/2006)
1.000.000, dan telah melakukan RA T.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berasal dari laporan keuangan - = 100%
kopwan tahun 2010. Data yang diperoleh
merupakan data sekunder yang diperoleh (Peraturan Menteri Negara KUKM RI, Nomor
dari Dinas Koperasi dan UKM Kota 06/Per/M.KUKM/V/2006)
Malang. Pengolahan data dilakukan sesuai
dengan rumus yang digunakan pada - = 100%
masing-masing perhitungan variabel sesuai
dengan Peraturan Menteri Negara KUKM (Peraturan Menteri Negara KUKM RI, Nomor
RI, Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 14/Per/M.KUKM/XII/2009)
tentang pedoman pemeringkatan Koperasi
untuk total asset turnover dan debt to asset
ratio, Tetapi standar tersebut belum
155
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
156
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
mempunyai varian yang sama atau tidak. variabel terikat nilai rentabilitas ekonomi
Heteroskedastisitas mempunyai suatu dengan residualnya nilaicurrent ratio, total
keadaan bahwa varian dari residual suatu asset turnover, dan debt to asset ratio
pengamatan ke pengamatan yang lain terlihat titik-titik menyebar secara acak dan
berbeda. tidak membentuk suatu pola tertentu yang
jelas serta menyebar baik diatas maupun
Gambar 1. Uji heteroskedastisitas dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini
berarti tidak terjadi heterokedastisitas.
Dapat disimpulkan bahwa uji
heterokedastisitas terpenuhi.
Pengujian Hipotesis
Y=a+ X + X + X + X +e
Berdasarkan dari tabel diatas maka ratio konstan, maka akan menambah
diperoleh persamaan regresi sebagai rentabilitas ekonomi sebesar 2,959 %.
berikut. Koefisien regresi debt to asset ratio
Y= 8,805 0,001X 1 + 2,959 X2 0,105 X3 sebesar -0.105 menyatakan bahwa
Persamaan garis linier berganda tersebut setiap penambahan variabel debt to
dapat dijelaskan sebagai berikut: asset ratio sebesar 1 kali dan variabel
Koefisien regresi current ratio current ratio, dan total asset turnover
sebesar -0,001 tidak konstan, maka akan mengurangi
diinterprestasikan karena pengaruh rentabilitas ekonomi sebesar 10,5%.
current ratio terhadap rentabilitas Berdasarkan hasil regresi R korelasi
ekonomi tidak signifikan. current ratio, total asset turnover , dan debt
Koefisien regresi total asset turnover to asset ratio terhadap rentabilitas ekonomi
sebesar 2,959 menyatakan bahwa dalam tingkat hubungan kuat yaitu sebesar
setiap penambahan variabel total .649, sedangkan variabel lain diluarcurrent
asset turnover sebesar 1 kali dan ratio, total asset turnover , dan debt to asset
variabel current ratio, debt to asset ratio sebesar .351.
157
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
158
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
terlihat dalam perolehan SHU masing-masing perputaran aktiva yang digunakan untuk
Koperasi yang dijadikan sampel penelitian operasi (Riyanto, 2001:37).
sudah diatas 1 juta. Hal ini menandakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bahwa Koperasi Wanita di Kota Malang current ratio tidak berpengaruh terhadap
tahun 2010 mampu memperoleh laba atau rentabilitas ekonomi, hal ini juga
SHU secara efektif dengan menggunakan menghasilkan dugaan bahwa current ratio
keseluruhan modal atau aktiva yang bukanlah satu-satunya alat yang mampu
dimilikinya digunakan untuk mewakili likuiditas dalam
mengukur rentabilitas ekonomi. Rasio
Pengaruh Current Ratio T erhadap tersebut adalah rasio kas yang
Rentabilitas Ekonomi membandingkan antara kas dan bank dengan
Likuiditas efektif dapat diasumsikan kewajiban lancarnya serta rasio pinjaman
bahwa koperasi mampu untuk memenuhi yang diberikan terhadap dana yang diterima
kewajiban jangka pendeknya. Namun jika koperasi dengan catatan dana yang diterima
koperasi memiliki terlalu banyak kas berarti adalah total pasiva selain hutang biaya dan
banyak dana yang menganggur, kondisi ini SHU belum dibagi.
menyebabkan koperasi tidak dapat Selain itu tidak adanya pengaruh
memaksimalkan pendapatannya. Sebaliknya antara current ratio dengan rentabilitas
bila likuiditas turun atau tidak efektif maka ekonomi dapat juga dikarenakan rata-rata
mengindikasikan koperasi tidak mampu umur koperasi wanita di Kota Malang yaitu
memenuhi kewajiban jangka pendeknya satu tahun. Tingginya nilaicurrent ratio yang
karena kas yang tersedia terbatas. melebihi standar rasio lancar ini
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mengindikasikan bahwa terdapat banyak dana
current ratio tidak berpengaruh terhadap yang menganggur dan kesulitan Koperasi
rentabilitas ekonomi. Hal ini mendukung Wanita Kota Malang tahun 2010 untuk
hasil penelitian yang dilakukan oleh memutar kembali uang kas tersebut menjadi
Ananingsih (2007), dimana penelitian ini modal kerja yang dapat menghasilkan tingkat
menunjukkan tidak adanya pengaruh yang pengembalian lebih koperasi.
signifikan dari variabel current ratio
terhadap rentabilitas ekonomi secara parsial Pengaruh Total Asset Turnover Terhadap
dan simultan. Selain itu, penelitian yang Rentabilitas Ekonomi
dilakukan oleh Kaaro (2002) tentang prediksi Total Asset Turnover merupakan
kinerja perusahaan berbasis investment kemampuan dana yang tertanam dalam
opportunity set dan rasio keuangan keseluruhan aktiva berputar dalam suatu
tertimbang, dimana penelitian ini periode tertentu atau kemampuan modal yang
menunjukkan tidak adanya pengaruh yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.
signifikan dari variabel rasio likuiditas Rasio ini juga mengukur seberapa efisien
terhadap rentabilitas ekonomi secara parsial. aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk
Namun penelitian ini bertentangan dengan memperoleh penghasilan, hal ini
penelitian yang dilakukan oleh Jiasti (2010). menunjukkan bagaimana sumber dana telah
Likuiditas melalui current ratio dimanfaatkan secara optimal yaitu melihat
ternyata tidak berpengaruh langsung terhadap pada beberapa aset kemudian menentukan
rentabilitas ekonomi. Apabila disebutkan, berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut
diduga hal tersebut hanya berpengaruh pada pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang
operasional (aktivitas) sehari-hari agar rendah pada tingkat penjualan tertentu akan
perusahaan dapat hidup. Hal ini dikarenakan mengakibatkan semakin besarnya dana
rentabilitas ekonomi dipengaruhi oleh dua kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva
faktor, yaitu profit margin dimana besarnya tersebut.
keuntungan operasi yang dinyatakan dalam Harahap (2002:309), menyatakan
persentase dan jumlah penjualan bersih, dan bahwa cara untuk menilai efektifitas
turnover operating asset yaitu tingkat perusahaan diantaranya dapat dilihat dari
Perputaran Total Aktiva T ( otal Asset
159
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Turnover). Perputaran total aktiva Kopwan Bhakti Asta Makmur sebesar 1.4%-
menunjukkan seberapa jauh kemampuan 2% dan Kopwan An-Nisa II sebesar 1.4%
aktiva dalam menciptakan penjualan. untuk pinjaman dibawah 2 juta dan 1.7%
Perputaran total aktiva juga memberikan untuk pinjaman diatas 2 juta. Koperasi
gambaran seberapa efisien aktiva tersebut khususnya yang berjenis simpan pinjam
telah dimanfaatkan untuk memperoleh dilarang untuk menaikkan bunga yang
penghasilan. dibebankannya kepada anggotanya diatas
Hasil penelitian ini menunjukkan bunga bank. Pasalnya, jika bunga dari
bahwa total asset turnover berpengaruh koperasi simpan pinjam lebih dari bunga
signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Hal bank maka hal tersebut bisa dianggap sebagai
ini mendukung hasil penelitian yang sebuah penyimpangan.
dilakukan oleh Leunupun (2003), Usaha untuk meningkatkan total
menunjukkan adanya pengaruh positif total assets turnover dapat dilakukan dengan
assets turnover terhadap profitabilitas ekuitas. menerapkan strategi pemasaran yang lebih
Artinya setiap peningkatan dalam total asset baik untuk unit pertokoan (waserba) ataupun
turnover akan mempengaruhi profitabilitas. dengan memberikan pinjaman yang dengan
Total asset turnover menunjukkan persyaratan yang fleksibel namun tetap
kemampuan keseluruhan aktiva berputar mengusahakan waktu pengembalian yang
dalam suatu periode tertentu untuk lebih cepat untuk unit simpan pinjam,
menghasilkan laba melalui penjualan dan sehingga dapat memberikan solusi bagi
gambaran tingkat aktivitas kegiatan usaha anggota dalam memenuhi kepentingan dan
yang dapat meningkatkan rentabilitas kebutuhannya. Semakin besar anggota
ekonomi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa memanfaatkan pelayanan pertokoan dan
semakin tinggi total asset turnover atau simpan pinjam, maka semakin besar volume
aktivitas yang dilakukan suatu badan usaha usaha dan pertumbuhan labanya semakin
maka semakin tinggi pula rentabilitas optimal.
ekonminya.
Hal ini didukung juga oleh penelitian Pengaruh Debt To Asset Ratio Terhadap
yang dilakukan Haryanti (2007), Rentabilitas Ekonomi
menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio Debt to asset ratio menunjukkan
aktivitas maka semakin tinggi pertumbuhan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
laba karena tingginya total assets turnover kewajiban jangka panjangnya dengan
menunjukkan efektivitas penggunaan modal membandingkan total hutang dengan total
yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang aset. Rasio leverage atau rasio utang dapat
diharapkan menghasilkan laba. Namun pada diartikan sebagai kemampuan badan usaha
penelitian ini, total asset turnover dalam dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka
klasifikasi sangat tidak ideal. pendek maupun jangka panjangnya, sehingga
Secara umum, volume usaha atau rasio ini menunjukkan seberapa besar
pendapatan yang diperoleh Kopwan berasal perusahaan dibiayai oleh hutang. Masalah
dari penjualan barang dagangan yang diakui hutang menyangkut struktur finansial, yaitu
pada saat penyerahan barang dan pendapatan perimbangan dalam arti absolut maupun
jasa simpan pinjam yang diakui pada saat relatif keseluruhan modal asing yang
realisasi pinjaman serta pendapatan jasa tercermin dalam neraca (Riyanto, 2001:22).
lainya. Sedangkan pada Koperasi Wanita di Hasil penelitian ini menunjukkan
Kota Malang tahun 2010 ini, rata-rata masih bahwa debt to asset ratio berpengaruh
dalam usaha simpan pinjam. Hal ini dapat signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Hal
diketahui pada tabel 4.1, bahwa 23 Koperasi ini mendukung hasil penelitian yang
Wanita di Kota Malang Tahun 2010 masih dilakukan oleh Haryanti (2007) yang
dalam jenis usaha simpan pinjam. menyebutkan semakin tinggi debt to asset
Bunga pada unit simpan pinjam yang ratio maka semakin aman posisi perusahaan
dipakai Kopwan berkisar 1.4-2% flat per dan semakin besar kemampuan perusahaan
bulan dan anuitas sebesar 3% , misalnya pada untuk mencari pinjaman. Apabila perusahaan
160
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
mempunyai kemampuan yang besar untuk Leverage akan menguntungkan jika tingkat
mencari pinjaman maka perusahaan pengembalian yang diperoleh lebih besar
mempunyai kesempatan yang tinggi untuk daripada biaya tetap yang harus dikeluarkan
memperoleh laba dengan memanfaatkan dan rentabilitas akan meningkat. Sedangkan
pinjaman tersebut dalam kegiatan usahanya. leverage akan bersifat merugikan jika yang
Hasil regresi yang positif terjadi adalah tingkat pengembalian yang
mengindikasikan bahwa badan usaha diperoleh lebih rendah daripada biaya
(koperasi) yang efektif dan efisien atau tetapnya.
berhasil dalam aktivitas yang dijalankan.
Salah satunya dalam pengelolaan dana Kesimpulan
pinjaman yang digunakan untuk pembiayaan Dari hasil penelitian yang telah
sejumlah aktivanya atau dengan kata lain, dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
badan usaha tersebut mampu menutupi biaya berikut:
tetapnya. Kondisi current ratio, total asset
Namun, dari hasil statistik trunover , debt to asset ratio dan rentabilitas
menunjukkan bahwa debt to asset ratio ekonomi Koperasi Wanita di Kota Malang
berpengaruh signifikan negatif terhadap tahun 2010, yaitu tingkat current ratio
rentabilitas ekonomi Koperasi W anita di kota cenderung dalam klasifikasi tidak efektif.
Malang tahun 2010. Hal ini berarti setiap Tingkat total asset turnover cenderung
terdapat peningkatan pada nilai debt to asset dalam klasifikasi tidak ideal. Tingkat debt to
ratio akan menyebabkan penurunan nilai asset ratio cenderung dalam klasifikasi
rentabilitas ekonomi koperasi. Jika nilaidebt sangat ideal dan tingkat rentabilitas ekonomi
to asset ratio tinggi berarti lebih besar risiko Koperasi Wanita di Kota Malang tahun 2010
yang akan dihadapi koperasi karena akan cenderung dalam klasifikasi sangat efektif.
lebih besar kewajiban yang harus dipenuhi V ariabel current ratio tidak
sehingga jumlah profit yang diperoleh berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi
koperasi akan menurun. pada Koperasi Wanita di Kota Malang tahun
Pengaruh yang bersifat negatif dan 2010. V ariabel total asset turnover
tidak sesuai dengan harapan badan usaha, berpengaruh positif terhadap rentabilitas
dapat disebabkan oleh penggunaan hutang ekonomi pada Koperasi Wanita di Kota
yang kurang efisien. Penggunaan hutang yang Malang tahun 2010 dan V ariabel debt to
tidak efisien ini berkaitan dengan aktivitas asset ratio berpengaruh negatif terhadap
yang dijalankan, karena aktiva yang rentabilitas ekonomi pada Koperasi W anita
digunakan untuk beraktivitas sebagian besar di Kota Malang tahun 2010.
dari hutang. Dengan aktivitas yang buruk,
perusahaan tidak dapat menghasilkan laba Saran
yang besar, profitabilitas menurun bahkan Bagi Dinas Koperasi, dalam upaya
terdapat kemungkinan perusahaan tersebut peningkatan kinerja koperasi, perlu
akan menderita kerugian (W eston & mengadakan penyuluhan secara rutin kepada
Copeland, 1992:252). koperasi wanita tentang pentingnya faktor
Meskipun kenaikan rentabilitas keuangan yaitu mencakup rasio likuiditas,
ekonomi dapat diperoleh perusahaan melalui aktivitas, dan leverage yang berperan
penggunaan leverage keuangan secara strategis bagi profitabilitas atau rentabilitas
bijaksana, tetapi pembayaran utang adalah koperasi yang optimal serta pelaporan
kewajiban yang harus dipenuhi. Oleh karena pertanggungjawaban sesuai SAK yang
itu menambah utang akan meningkatkan berlaku di Indonesia terlebih umur rata-rata
risiko gagal bayar jika arus kas mengalami kopwan masih 1 tahun dan lebih
penurunan dan gagal bayar dapat memberikan meningkatkan pemanfataan koperasi
konsekuensi yang berbahaya bagi perusahaan, sekunder agar dapat mendukung keberadaan
termasuk kebangkrutan. koperasi wanita (Kopwan). Bagi Koperasi
Leverage dapat bersifat Wanita, dalam upaya memajukan
menguntungkan ataupun merugikan. kesejahteraan anggota-anggotanya, penting
161
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
162
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Indra Darmawan
Abstract
This research is survey to describe profile of schools and needs assessment of basic education
development at private school in Yogyakarta. This research aimed to find out: (i) profile
description of Kindergarten-Elementary School-Junior High School of Kanisius Yogyakarta,
and (ii) needs assessment of school development. The subject of research are 2 Kindergarten, 8
Elementary School, and 2 Junior High School.The primary data consist of the description of
internal and external situation each schools. Data collected by survey with self-evaluating from
headmasters and teachers, also field observation by researcher . The researcher used SWOT
analysis to find out profile description and needs assessment of school development. The result
showed that: (i) profile description each schools consist of strenght, weakness, opportunity,
threat; and (ii) needs assessment of school development to fulfillment national standar of
education in Indonesia.
164
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
165
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
prosedur, dan instrumen penilaian hasil prinsip-prinsip KTSP secara benar, sehingga
belajar peserta didik. belum siap atau belum dapat
melaksanakannya secara optimal. Para guru
Metodologi Penelitian masih membutuhkan dukungan dalam hal
Penelitian dilakukan dengan metode peningkatan pemahaman tentang prinsip-
survey untuk mendeskripsikan profil dan prinsip KTSP .
kebutuhan pengembangan TK-SD-SMP Pada hampir semua sekolah Kanisius
Kanisius potensial di Daerah Istimewa yang dilaporkan, sebagian guru masih
Y ogyakarta. Subyek penelitian terdiri dari 12 mengalami kesulitan dalam melakukan
sekolah antara lain 2 TK, 8 SD, dan 2 SMP . perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di
Penelitian dilaksanakan selama tahun 2008. kelas, terutama yang berkaitan dengan
Analisis SWOT digunakan untuk strategi/pendekatan pembelajaran inovatif. Di
mengidentifikasi hal-hal yang menunjukkan samping itu, sebagian guru yang lain masih
kekuatan, kelemahan, ancaman, dan tantangan menghadapi kesulitan dalam hal penilaian
berdasarkan situasi internal dan eksternal otentik seperti yang dikehendaki oleh KTSP .
masing-masing sekolah. Data dianalisis Hal ini mengindikasikan bahwa pembinaan
dengan menggabungkan 2 sudut pandang guru dalam hal pembelajaran inovatif dan
yaitu sudut pandang peneliti dan sudut penilaian otentik melalui kegiatan penataran,
pandang sekolah. workshop atau pelatihan, belum berlangsung
Kegiatan pengamatan lapangan secara efektif. Untuk itu dibutuhkan upaya
dilakukan untuk mengkonfirmasi form isian peningkatan kemampuan guru melaksanakan
keadaan sekolah yang meliputi kelengkapan pembelajaran secara inovatif dan penilaian
dokumen administrasi, kondisi sarana dan otentik.
prasaran, serta penyelenggaraan Hampir semua TK dan SD Kanisius
pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan dengan yang dilaporkan mengalami peningkatan
mengamati berbagai dokumen dan melakukan jumlah siswa dalam 3 tahun terakhir.
wawancara dengan kepala sekolah/wakil Sedangkan jumlah siswa pada kedua SMP
kepala sekolah dan guru kelas atau guru Kanisius dilaporkan cenderung menurun.
bidang studi. Mengingat adanya situasi kompetitif dengan
banyaknya sekolah setingkat lain yang ada di
Hasil Penelitian dan Pembahasan sekitar lokasi sekolah Kanisius, maka
Ditinjau dari letak sekolah, TK dibutuhkan adanya upaya terprogram dalam
Kanisius memiliki kekuatan antara lain berada bentuk peningkatan mutu layanan
di tepi jalan raya sehingga memudahkan akses pembelajaran dan pengembangan kepribadian
bagi masyarakat yang akan menyekolahkan siswa.
anaknya. Hampir semua SD dan SMP Dalam hal ketenagaan, semua TK-SD-
Kanisius merasakan bahwa lokasi yang dekat SMP Kanisius yang dilaporkan mempunyai
dengan jalan raya terkadang menjadi kesamaan dalam hal banyaknya guru berstatus
semacam kelemahan karena harus mengalami kepegawaian tidak tetap. Semua sekolah
tingkat kebisingan yang cukup tinggi dari cenderung mempunyai guru berstatus
keramaian lalu lintas. Dengan demikian, kepegawaian tetap dalam jumlah yang sangat
dibutuhkan upaya penataan lingkungan dan sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Di
ruangan kelas yang lebih baik untuk samping itu, hampir semua TK dan SD
mengatasi gangguan kebisingan suara Kanisius yang dilaporkan belum mempunyai
kendaraan di jalan raya. guru dengan kualifikasi akademik Sarjana (S-
Dengan diberlakukannya Kurikulum 1). Ke depan, dibutuhkan adanya upaya
2006 yang disebut dengan Kurikulum Tingkat YKCY dalam rekrutmen guru berstatus
Satuan Pendidikan (KTSP), sebagian besar kepegawaian tetap dan penambahan guru
sekolah Kanisius yang dilaporkan, baik TK, berkualifikasi akademik Sarjana (S-1).
SD, maupun SMP , mempunyai kelemahan Hampir semua sekolah Kanisius yang
terkait dengan implementasi kurikulum. dilaporkan telah memiliki sarana dan
Banyak guru yang merasa belum memahami prasarana pendidikan yang sudah cukup
166
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
167
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
168
JESP V ol. 4, No. 1, 2012
Tinjauan Buku
Tahun : 2012
Halaman : iv + 236
170
JESP Vol. 4, No. 1, 2012
ISSN 2086-1575
v Petunjuk bagi Kontributor Artikel JESP v
1. Artikel yang ditulis untuk JESP meliputi hasil pemikiran dan hasil penelitian yang berhubungan dengan
ekonomi pembangunan (development economics) dan pembangunan ekonomi ( economic development).
Naskah diketik dengan huruf Times New Roman, ukuran 12 pts (12 poin), dengan spasi ganda, dicetak pada
kertas A4, marjin kiri 4, kanan 3, atas dan bawah 3, sepanjang maksimum 30 halaman, dan diserahkan
dalam bentuk print-out sebanyak 3 eksemplar beserta soft-copy-nya. Berkas (file) dibuat dengan Microsoft
Word. Pengiriman file lewat e-mail juga dapat dilakukan sebagai attachment e-mail ke alamat:
imm_mkl@yahoo.com, mitrojoyo@gmail.com
2. Nama penulis artikel dicantumkan tanpa gelar akademik dan ditempatkan dibawah judul artikel. Jika
penulis terdiri dari 4 orang atau lebih, yang dicantumkan di bawah judul artikel adalah nama penulis utama;
nama penulis-penulis lainnya dicantumkan pada catatan kaki halaman pertama naskah. Dalam hal naskah
ditulis oleh tim, penyunting hanya berhubungan dengan penulis utama atau penulis yang namanya
tercantum pada urutan pertama. Penulis dianjurkan mencantumkan alamat e-mail untuk memudahkan
komunikasi.
3. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris dengan format esai ( essay), disertai judul pada masing-
masing bagian artikel, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul bagian. Judul artikel dicetak
dengan huruf besar-kecil di tengah-tengah, dengan huruf sebesar 16 poin. Peringkat judul bagian
dinyatakan dengan jenis huruf yang berbeda (semua judul bagian dan sub-bagian dicetak tebal atau tebal
dan miring), dan tidak menggunakan angka nomor pada judul bagian:
PERINGKAT 1 (HURUF BESAR SEMUA, TEBAL, RATA TEPI KIRI)
Peringkat 2 (Huruf Besar Kecil, Tebal, Rata Tepi Kiri)
Peringkat 3 (Huruf Besar Kecil, Tebal-Miring, Rata Tepi Kiri)
4. Sistematika artikel hasil pemikiran adalah: judul, nama penulis (tanpa gelar akademik); Abstract
(berbahasa Inggris, maksimum 250 kata); Keywords; pendahuluan (tanpa judul) yang berisi latar belakang
dan tujuan atau ruang lingkup tulisan; bahasan utama (dapat dibagi ke dalam beberapa sub-bagian),
penutup atau kesimpulan; daftar rujukan.
5. Sistematika artikel hasil penelitian adalah; judul, nama penulis (tanpa gelar akademik); Abstract
(berbahasa Inggris, maksimum 250 kata) yang berisi tujuan, metode, dan hasil penelitian; Keywords;
pendahuluan (tanpa judul) yang berisi latar belakang, sedikit tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian;
metode; hasil; pembahasan (atau hasil dan pembahasan diintegrasikan); kesimpulan dan saran; daftar
rujukan.
6. Sumber rujukan sedapat mungkin merupakan pustaka-pustaka terbitan 10 tahun terakhir. Rujukan yang
diutamakan adalah sumber-sumber primer berupa laporan penelitian (termasuk skripsi, tesis, disertasi) atau
artikel-artikel penelitian dalam jurnal dan/atau majalah ilmiah.
7. Perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurung (nama, tahun). Pencantuman sumber
pada kutipan langsung hendaknya disertai dengan keterangan tentang nomor halaman tempat asal kutipan.
Contoh (Davis, 2003: 47).
8. Daftar rujukan disusun dengan tata cara seperti contoh berikut ini dan diurutkan secara alfabetis dan
kronologis.
Buku:
Mubyarto. 2000. Membangun Sistem Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.
Buku Kumpulan Artikel:
Saukah, A. & Waseso, MG. (Eds.). 2002. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah (Edisi ke-4, cetakan ke-1) .
Malang: UM Press.
Artikel dalam buku kumpulan artikel:
Uphoff, N. (1999). Understanding Social Capital: Learning from the Analysis and Experience of
Participation. Dalam P . Dasgupta & I. Serageldin (Eds.). Social Capital: A Multifaceted Perspective (hlm.
215-249). Washington, D.C: The World Bank.
Artikel dalam jurnal atau majalah:
Witjaksono, M. 2006. Simulasi Teori Permainan Cooperative 3-IPD: Contoh Kasus Pengelolaan Usaha
Penambangan di Kecamatan Panggungrejo, Blitar. EKONOMI BISNIS. Th. 11, No. 1, hlm. 168-191.
JESP-Vol. 4, No. 1, 2012
ISSN 2086-1575
Artikel dalam koran:
Pitunov, B. 13 Desember, 2002. Sekolah Unggulan ataukah Sekolah Peunggulan? Majapahit Pos, hlm. 4 &
11.
Tulisan/berita dalam koran (tanpa nama pengarang):
KOMP AS-Cybermedia. "Industri Komponen Ngingas Meradang, Tapi Masih Mampu Bertahan". 02 April
2004.
Kapanlagi.Com. "Lima UKM Logam Harus Bayar Royalti." Rabu, 17 September 2008.
Dokumen Resmi:
BSNP . 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Ekonomi SMA/MA. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Buku terjemahan:
Skousen, M. 2001. Sang Maestro "Teori-teori Ekonomi Modern": Sejarah Pemikiran Ekonomi.
Terjemahan dari "The Making of Modern Economics - The Lives and Ideas of the Great Thinkers" oleh
T.W.B. Santoso, 2005. Jakarta: Prenada.
Pass, C. & Lowes, B. 1988. Kamus Lengkap Ekonomi, Edisi Kedua. Terjemahan dari "Dictionary of
Economics, 2nd Ed." oleh T. Rumapea & P . Haloho, 1994. Jakarta: Erlangga.
Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan penelitian:
Witjaksono, M. 2008. Modal Sosial dalam Dinamika Perkembangan Sentra Industri Logam Waru
Sidoarjo. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.
Makalah, Seminar, Lokakarya, Penataran:
Waseso, M.G. 2001. Isi dan Format Jurnal Ilmiah. Makalah disajikan dalam Seminar Lokakarya Penulisan
Artikel dan Pengelolaan Jurnal Ilmiah, Universitas Lambungmangkurat, Banjarmasin, 9- 11 Agustus.
Internet (karya individual):
Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals. 1990- 1995: the Calm before
the Storm, (online), (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey.htm, diakses 12 Juni 1996).
Internet (artikel dalam jurnal online):
Angresano, J. 2007. Orthodox Economic Education, Ideology and Commercial Interests: Relationships that
Inhibit Poverty Alleviation. Post-Autistic Economics Review, Issue no. 44, 9 December 2007, pp. 37-58,
(http://www.paecon.net/PAEReview/issue44/Angresano44.pdf, diakses 02 April 2009).
Internet (bahan diskusi):
Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN Discussion List, (online),
(NETTRAIN@ubvm.cc. buffalo.edu, diakses 22 November 1995).
Internet (e-mail/blog pribadi):
Naga, D.S. (ikip-jkt@indo.net.id). 1 Oktober 1997. Artikel untuk JIP . E- mail kepada Ali Saukah
(jippsi@mlg.ywcn.or.id).
9. Tata cara penyajian rujukan, tabel, dan gambar mengikuti ketentuan dalam Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah Universitas Negeri Malang (Edisi terbaru), atau mencontoh langsung tata cara yang digunakan
dalam artikel yang dimuat. Artikel berbahasa Indonesia menggunakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang disempurnakan (Depdikbud, 1987). Artikel Berbahasa Inggris menggunakan ragam baku,
seperti yang disarankan dalam: Menulis artikel untuk Jurnal Ilmiah, Edisi Juli 2006 . Editor: A. Saukah &
M.G. Waseso. Malang: Universitas Negeri Malang.
10. Semua naskah ditelaah secara anonim oleh mitra bestari ( peer reviewers) yang ditunjuk oleh penyunting
menurut bidang kepakarannya. Penulis artikel diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan (revisi)
naskah atas dasar rekomendasi/saran dari mitra bestari atau penyunting.
11. Pemeriksaan atau penyuntingan cetak-coba (pre-print) dikerjakan oleh penyunting dan/atau dengan
melibatkan penulis. Artikel yang sudah dalam bentuk cetak-coba dapat dibatalkan pemuatannya oleh
penyunting jika diketahui bermasalah. Penyunting tidak berkewajiban mengembalikan artikel yang tidak
dimuat.
12. Segala sesuatu yang menyangkut perijinan pengutipan atau penggunaan software komputer untuk
pembuatan naskah atau ihwal lain yang terkait dengan HaKI yang dilakukan oleh penulis artikel, berikut
konsekuensi hukum yang mungkin timbul karenanya, menjadi tanggung jawab penulis artikel tersebut.
_______
jesp Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan Vol. 4, No. 1, Maret 2012