Sie sind auf Seite 1von 18

Supervisi Standar

Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah:

Supervisi dan Evaluasi Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Imam Machali, M.Pd. I

Disusun Oleh:

Atang Ghofar Mualim ( 1320411134 )

Kelas: Mandiri/ MKPI-B

KONSENTRASI MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PEND. ISLAM

PRODI PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2013
2

Pendahuluan

A. Latar belakang masalah


Pendidikan merupakan inti dalam menjalani kehidupan di dunia ini
karena dengan pendidikan manusia dapat mengetahui apa yang ingin diketahui,
menjadi bisa apa yang belum bisa. Dengan pendidikan, manusia mampu untuk
dapat berkomunikasi dengan baik dan bersosial di tengah tengah lingkungan
masyarakat. Berarti Pendidikan juga merupakan suatu hal yang sangat penting
yang harus dilakukan oleh setiap orang. Dengan demikian pendidikan harus
dilakukan oleh semua kalangan masyarakat di negeri ini.
Pendidikan dapat dilakukan dari berbagai cara, belajar sesama teman,
keluarga dan masyarakat. Dalam UU Sisdiknas tahun 2003 No. 20 menerangkan
pendidikan pada tingkat dasar wajib dilakukan oleh setiap masyarakat tanpa ada
pungutan biaya.
Dari undang undang tersebut pemerintah berupaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah pendidikan
pada tingkat dasar yaitu pada jenjang pendidikan SD/MI dan SMP/MTs. Dalam
meningkatkan mutu pendidikan pemerintah juga memberikan kewajiban pada
setiap pendidik sebagai pendidik yang profesional dan bertanggung jawab.
Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia
salah satunya adalah meningkatkan mutu pendidik. Dengan adanya sertifikasi
guru diharapkan mutu dan kualitas pendidikan dapat maju dan berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam upaya ini pemerintah
mengharapkan agar setiap lembaga pendidikan mampu memberikan bibit bibit
bangsa yang cerdas dan berkompeten untuk mempersiapkan pendidikan dalam
era global.
Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 pada BAB VI ayat 1
menjelaskan bahwa seorang pendidik harus mempunyai standar pendidik yaitu
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani
dan rohani, serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
3

nasional.1 Dari peraturan pemerintah ini, dapat di lihat bahwa pemerintah


berupaya untuk meningkatkan mutu pendidik dengan jalan memberikan standar
pendidik. Artinya guru harus mempunyai kriteria kriteria yang telah di tentukan
oleh peraturan pemerintah tersebut meliputi standar kualifikasi akademik berarti
guru harus memiliki ijazah minimal yang sudah ditentukan, kompetensi meliputi
kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial.
Upaya pemerintah bukan hanya memberikan standar minimal bagi
seorang guru tetapi juga memberikan tanggung jawab kepada seorang supervisor
untuk mengawasi dan mengontrol kepada para pendidik tersebut. Dengan tujuan
agar peraturan pemerintah sesuai dengan realita.
Dari pemaparan latar belakang di atas maka dalam makalah ini penulis
mencoba untuk memaparkan supervisi standar pendidik dan tenaga
kependidikan.
B. Rumusan masalah
Dari pemaparan di atas dapat ditarik rumusan masalahnya
1. Apa pengertian supervisi?
2. Apa standar pendidik dan tenaga kependidikan?
3. Apa saja yang harus di supervisi dalam standar pendidik dan kependidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui standar pendidik dan tenaga kependidikan
2. Untuk mengetahui apa saja yang disupervisi standar pendidik dan tenaga
kependidikan.

1
Lihat peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 BAB VI ayat 1
4

Supervisi

Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

A. Supervisi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI ) supervisi berarti
pengawasan utama atau pengontrolan tertinggi. Menurut Danim, Sudarwan2
bahwa secara etimologi, supervisi berasal dari bahasa inggris supervision
yang berarti pengawasan. Pelaku atau pengawasannya di sebut supervisor dan
orang yang di supervisi di sebut subyek supervisi atau supervise. Secara
morfologis, supervisi terdiri dari dua kata, yaitu super (atas) dan vision
(pandang, lihat, tilik, amati atau awasi). Supervisi, karenanya di beri makna
melihat, melirik, memandang, menilik, mengamati, atau mengawasi dari atas.
Pelakunya di sebut supervisor, yang kedudukannya lebih tinggi atau di atas
orang yang di supervisi. Sementara Suharsimi3 mengatakan bahwa memang
sejak dulu banyak orang menggunakan istilah pengawasan, penilikan atau
pemeriksaan untuk istilah supervisi, demikian pula pada zaman Belanda orang
mengenal istilah inspeksi.
Menurut Soetjipto Dan Raflis4 Supervisi tidak dapat di artikan secara
sempit sebagai proses untuk mengawasi dan usaha memperbaiki pengajaran
yang terbatas di dalam ruang kelas, tetapi lebih luas dari itu. Proses pengajaran
selalu terkait dengan semua kegiatan pendidikan di sekolah. Kegiatan supervisi
bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar - mengajar. Sasaran
supervisi dapat kita bedakan menjadi dua yaitu yang berhubungan langsung
dengan pengajaran dan yang berhubungan dengan pendukung pengajaran.
Supervisi satuan pendidikan adalah fungsi langsung dari menejemen

2
Danim, Sudarman dan Khairi, Profesi Kependidikan, ( Bandung : CV. Alfabeta,
2011), hlm. 152
3
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan administrasi pendidikan teknologi dan kejuruan,
( Jakarta : P2LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud. 1988 ) hlm. 152
4
Soetjipto dan Raflis, Profesi Keguruan, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004 ) hlm.
232-233
5

pendidikan sedangkan supervisi kelas atau bidang studi secara khusus terfokus
terhadap proses belajar - mengajar.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengertian supervisi adalah aktivitas pengawasan, pengontrolan serta
pembinaan yang dilakukan atasan kepada bawahannya artinya suatu lembaga
pendidikan mempunyai seorang supervisor yang bertugas untuk mengawasi
dan mengontrol serta membina pada semua kegiatan yang dilakukan oleh
lembaga pendidikan tersebut.
Dalam memberikan pengawasan, pengarahan dan pengontrolan
seorang supervisor telah diberikan wilayah wilayah yang harus di supervisi
dalam lembaga pendidikan. Seoran supervisor juga tidak boleh memberikan
pengontrolan sesuai dengan keinginannya sendiri. Karena dalam pendidikan di
Indonesia telah diberikan ketentuan ketentuan apa saja yang harus di awasi,
diberikan arahan dan diberikan pembinaan. Dalam makalah ini akan dijelaskan
bahwa apa saja yang harus di supervisi dalam hal standar pendidik dan tenaga
kependidikan.
B. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

Pendidik dalam kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI )5 berasal dari


kata dasar didik yang berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran,
tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran dan mendapat
imbuhan pe- sehingga menjadi pendidik yang berarti orang yang mendidik.
Sedangkan menurut istilah pendidik berarti orang-orang yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan
seluruh potensi anak didik baik potensi afektif, potensi kognitif maupun potensi
psikomotorik.6 Sementara Suryosubroto7 mengartikan pendidik ialah orang
dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didiknya
dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat

5
Lihat http://kbbi.web.id/didik
6
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1992 ) hlm. 74
7
Suryo Subroto, Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, ( Jakarta: Bina Aksara, 1983 )
hlm. 26
6

kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya


mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah
SWT dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai
makhluk individu yang mandiri.

Pendidik merupakan orang dewasa yang bertanggung jawab


mendidik kepada anak didiknya untuk mengupayakan perkembangan seluruh
potensi yang ada pada setiap anak didik agar mencapai tingkat kedewasaan,
mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya mampu mandiri
dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT dan mampu
melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang
mandiri.

Dalam UU SPN No 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 2 yang berbunyi :


Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan kepada masyarakat terutama bagi pendidikan
pada perguruan tinggi. Selanjutnya dalam ayat 3 berbunyi :Pendidik yang
mengajar dalam satuan pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan
pendidik yang mengajar di satuan pendidikan tinggi disebut dosen.8

Jadi yang dimaksud pendidik di sini adalah seorang guru yang ada
pada sebuah lembaga pendidikan yang memberikan ilmu pengetahuannya
kepada peserta didik.

Sebuah lembaga pendidikan selain mempunyai pendidik juga ada


tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan merupakan tenaga yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada
satuan pendidikan.9

8
Lihat UU SPN No 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 2
9
Lihat UU SPN No 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 1
7

Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan


penjabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.10

1. Kualifikasi Akademik Guru


Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kualifikasi adalah
pendidikan khusus untuk memperoleh suatu keahlian atau keahlian yang
diperlukan untuk mencapai sesuatu ( menduduki jabatan dsb ). Sedangkan
akademik memiliki arti akademis. Jadi kualifikasi akademik adalah keahlian
atau kecakapan khusus dalam bidang pendidikan baik sebagai pengajar
pelajaran, administrasi pendidikan dan seterusnya yang diperoleh dari
proses pendidikan.
Kualifikasi akademik diartikan sebagai tingkat pendidikan minimal
yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah
dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang -
undangan yang berlaku ( Pasal 28 ayat 2 ).11
a) Kualifikasi akademik guru melalui pendidikan formal
Dalam permendiknas no. 16 tahun 2007 sebagaimana di kutip
oleh imam machali12 Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan
jalur formal mencakup kualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia
Dini/ Taman Kanak-kanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru
sekolah dasar/madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), guru sekolah menengah
pertama/madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), guru sekolah menengah
atas/madrasah aliah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar biasa/sekolah

10
Imam Machali dan Ara Hidayat, Pengelolaan Pendidikan : Konsep, Prinsip dan
Aplikasi dalam mengelola sekolah dan Madrasah, ( Yogyakarta : Kaukaba, 2012 ), hlm. 197
11
Kunandar, Guru Profesional, ( Jakarta : PT Raja Grafindo, 2007 ), hlm. 72
12
Ibid, Pengelolaan Pendidikan ..., hlm. 198
8

menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar biasa


(SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah menengah
kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK), sebagai berikut.
1) Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA
Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana
(S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang
diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
2) Kualifikasi Akademik Guru SD/MI
Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat
(D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1
PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang
terakreditasi.
3) Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs
Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat,
harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program
studi yang terakreditasi.
4) Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA
Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat
(D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi
yang terakreditasi.
5) Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB
Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang
sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum
diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus
atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang
9

diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang


terakreditasi.
6) Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK
Guru pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat,
harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program
studi yang terakreditasi.
b) Kualifikasi guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat
sebagai guru dalam bidang - bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi
belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji
kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang
yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi
yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.
2. Standar Kompetensi Guru
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kompetensi berarti
kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu).
Sedangkan menurut Spencer sebagaimana dikutip oleh Mulyono13
kompetensi adalah karakter mendasar seorang yang menyebabkan sanggup
menunjukkan kinerja efektif atau superior melakukan suatu pekerjaan.
Kompetensi itu sendiri merupakan seperangkat pengetahuan
ketrampilan dan perilaku tugas yang harus dimiliki. Setelah dimiliki, tentu
harus dihayati, di kuasai dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan di dalam kelas yang disebut pengajaran14
Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial,
dan profesional.
a) Kompetensi Pedagogi

13
Mulyana, Rahasia Menjadi Guru Hebat, ( Jakarta : PT Gramedia Widiasarana, ),
hlm. 110
14
Gorky Sembiring, Menjadi Guru Sejati, ( Yogyakarta : Percetakan Galangpress,
2008 ), hlm. 39
10

Merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran


dalam kepentingan peserta didik. Paling tidak harus meliputi pemahaman
wawasan atau landasan kepemimpinan dan pemahaman terhadap peserta
didik. Selain itu juga meliputi kemampuan dalam pengembangan
kurikulum dan silabus termasuk perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik serta dialogis.
b) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia.15 Secara objektif mampu mengevaluasi
kinerja sendiri dan mengembangkan diri secara mandiri dan
berkelanjutan.
c) Kompetensi sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua / wali atau
masyarakat.
d) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah salah satu unsur yang harus
dimiliki oleh guru yaitu dengan cara menguasai materi pembelajaran
secara luas dan mendalam.
Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang
dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI,
dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK/MAK sebagai berikut.16

15
Buletin BNSP. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, edisi 3, 2006. hlm. 51
16
Ibid, Pengelolaan Pendidikan ..., hlm. 200
11

Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs,


SMA/MA, dan SMK/MAK
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN
Kompetensi Pedagodik
Menguasai karakteristik 1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang
peserta didik dari aspek fisik, berkaitan dengan aspek fisik, intelektual,
1. moral, spiritual, sosial, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar
kultural, emosional, dan belakang sosialbudaya.
intelektual.
1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik
dalam mata pelajaran yang diampu.
1.3 Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta
didik dalam mata pelajaran yang diampu.
1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta
didik dalam mata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai teori belajar dan 2.1 Memahami berbagai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran prinsip-prinsip pembelajaran yang
yang mendidik. mendidik terkait dengan mata pelajaran
yang diampu.
2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dalam mata
pelajaran yang diampu.
3. Mengembangkan kurikulum 3.1 Memahami prinsip-prinsip pengembangan
yang terkait dengan mata kurikulum.
pelajaran yang diampu. 3.2 Menentukan tujuan pembelajaran yang
diampu.
3.3 Menentukan pengalaman belajar yang
sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diampu.
3.4 Memilih materi pembelajaran yang diampu
yang terkait dengan pengalaman belajar dan
tujuan pembelajaran.
3.5 Menata materi pembelajaran secara benar
sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan
karakteristik peserta didik.
3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen
penilaian.
4. Menyelenggarakan 4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan
pembelajaran yang mendidik. pembelajaran yang mendidik.
4.2 Mengembangkan komponen-komponen
rancangan pembelajaran.
4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang
lengkap, baik untuk kegiatan di dalam
kelas, laboratorium, maupun lapangan.
12

4.4 Melaksanakan pembelajaran yang


mendidik di kelas, di laboratorium, dan di
lapangan dengan memperhatikan standar
keamanan yang dipersyaratkan.
4.5 Menggunakan media pembelajaran dan
sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran yang diampu untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara utuh.
4.6 Mengambil keputusan transaksional dalam
pembelajaran yang diampu sesuai dengan
situasi yang berkembang.

5. Memanfaatkan teknologi 5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan


informasi dan komunikasi komunikasi dalam pembelajaran yang
untuk kepentingan diampu.
pembelajaran.
6. Memfasilitasi pengembangan 6.1 Menyediakan berbagai kegiatan
potensi peserta didik untuk pembelajaran untuk mendorong peserta
mengaktualisasikan berbagai didik mencapai prestasi secara optimal.
potensi yang dimiliki. 6.2 Menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mengaktualisasikan
potensi peserta didik, termasuk
kreativitasnya.

7. Berkomunikasi secara efektif, 7.1 Memahami berbagai strategi


empatik, dan santun dengan berkomunikasi yang efektif, empatik, dan
peserta didik. santun, secara lisan, tulisan, dan/atau
bentuk lain.
7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan peserta didik dengan bahasa
yang khas dalam interaksi
kegiatan/permainan yang mendidik yang
terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan
kondisi psikologis peserta didik untuk
ambil bagian dalam permainan melalui
bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada
peserta didik untuk ambil bagian, (c)
respons peserta didik terhadap ajakan guru,
dan (d) reaksi guru terhadap
respons peserta didik, dan seterusnya.

8. Menyelenggarakan penilaian 8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan


dan evaluasi proses dan hasil evaluasi proses dan hasil belajar sesuai
belajar. dengan karakteristik mata pelajaran yang
diampu.
13

8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil


belajar yang penting untuk dinilai dan
dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran yang diampu.
8.3 Menentukan prosedur penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar.
8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar.
8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan
hasil belajar secara berkesinambungan
dengan mengunakan berbagai instrumen.
8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan
hasil belajar untuk berbagai tujuan.
8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil
belajar.

9. Memanfaatkan hasil penilaian 9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan


dan evaluasi untuk kepentingan evaluasi untuk menentukan ketuntasan
pembelajaran. belajar
9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan
evaluasi untuk merancang program
remedial dan pengayaan.
9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan
evaluasi kepada pemangku kepentingan.
9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian
dan evaluasi pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.

10. Melakukan tindakan reflektif 10.1 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran


untuk peningkatan kualitas yang telah dilaksanakan. Memanfaatkan
pembelajaran. 10.2 hasil refleksi untuk perbaikan dan
pengembangan pembelajaran dalam mata
pelajaran yang diampu.

10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk


meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam mata pelajaran yang
diampu.

No. KOMPETENSI INTI KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN


GURU
Kompetensi Kepribadian

11. Bertindak sesuai dengan 11.1 Menghargai peserta didik tanpa


norma agama, hukum, sosial, membedakan keyakinan yang dianut, suku,
dan kebudayaan nasional adat-istiadat, daerah asal, dan gender.
Indonesia.
14

11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang


dianut, hukum dan sosial yang berlaku
dalam masyarakat, dan kebudayaan
nasional Indonesia yang beragam.

12. Menampilkan diri sebagai 12.1 Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
pribadi yang jujur, berakhlak 12.2 Berperilaku yang mencerminkan
mulia, dan teladan bagi peserta ketakwaan dan akhlak mulia.
didik dan masyarakat. 12.3 Berperilaku yang dapat diteladan oleh
peserta didik dan anggota masyarakat di
sekitarnya.

13. Menampilkan diri sebagai 13.1 Menampilkan diri sebagai pribadi yang
pribadi yang mantap, stabil, mantap dan stabil.
dewasa, arif, dan berwibawa. 13.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang
dewasa, arif, dan berwibawa.

14. Menunjukkan etos kerja, 14.1 Menunjukkan etos kerja dan tanggung
tanggung jawab yang tinggi, jawab yang tinggi.
rasa bangga menjadi guru, dan 14.2 Bangga menjadi guru dan percaya pada diri
rasa percaya diri. sendiri.
14.3 Bekerja mandiri secara profesional.

15. Menjunjung tinggi kode etik 15.1 Memahami kode etik profesi guru.
profesi guru. 15.2 Menerapkan kode etik profesi guru.
15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik
profesi guru.

Kompetensi Sosial
16. Bersikap inklusif, bertindak 16.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap
objektif, serta tidak peserta didik, teman sejawat dan
diskriminatif karena lingkungan sekitar dalam melaksanakan
pertimbangan jenis kelamin, pembelajaran.
agama, ras, kondisi fisik, latar 16.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap
belakang keluarga, dan status peserta didik, teman sejawat, orang tua
peserta didik dan lingkungan sekolah
sosial ekonomi.
karena perbedaan agama, suku, jenis
kelamin, latar belakang keluarga, dan
status sosial-ekonomi.
15

17. Berkomunikasi secara efektif, 17.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat dan
empatik, dan santun dengan komunitas ilmiah lainnya secara santun,
sesama pendidik, tenaga empatik dan efektif.
kependidikan, orang tua, dan 17.2 Berkomunikasi dengan orang tua peserta
masyarakat. didik dan masyarakat secara santun,
empatik, dan efektif tentang program
pembelajaran dan kemajuan peserta didik.

17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik


dan masyarakat dalam program
pembelajaran dan dalam mengatasi
kesulitan belajar peserta didik.

18. Beradaptasi di tempat bertugas 18.1 Beradaptasi dengan lingkungan tempat


di seluruh wilayah Republik bekerja dalam rangka meningkatkan
Indonesia yang memiliki efektivitas sebagai pendidik.
keragaman sosial budaya. 18.2 Melaksanakan berbagai program dalam
lingkungan kerja untuk mengembangkan
dan meningkatkan kualitas pendidikan di
daerah yang bersangkutan.

19. Berkomunikasi dengan 19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat,


komunitas profesi sendiri dan profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah
profesi lain secara lisan dan lainnya melalui berbagai media dalam
tulisan atau bentuk lain. rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran.
19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi
pembelajaran kepada komunitas profesi
sendiri secara lisan dan tulisan maupun
bentuk lain.

Kompetensi Profesional
20. Menguasai materi, struktur, Jabaran kompetensi Butir 20 untuk masing -
konsep, dan pola pikir masing guru mata pelajaran disajikan setelah tabel
keilmuan yang mendukung ini.
mata pelajaran yang diampu.
21. Menguasai standar kompetensi 21.1 Memahami standar kompetensi mata
dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
pelajaran yang diampu. 21.2 Memahami kompetensi dasar mata
pelajaran yang diampu.
21.3 Memahami tujuan pembelajaran yang
diampu.
16

22. Mengembangkan materi 22.1 Memilih materi pembelajaran yang diampu


pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan
secara kreatif. peserta didik.
22.2 Mengolah materi pelajaran yang diampu
secara kreatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.

23. Mengembangkan 23.1 Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri


keprofesionalan secara secara terus menerus.
berkelanjutan dengan 23.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka
melakukan tindakan reflektif. peningkatan keprofesionalan.
23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk
peningkatan keprofesionalan.
23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar
dari berbagai sumber.

24. Memanfaatkan teknologi 24.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan


informasi dan komunikasi komunikasi dalam berkomunikasi.
untuk mengembangkan diri. 24.2 Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk pengembangan diri.
17

KESIMPULAN

Supervisi adalah aktivitas pengawasan, pengontrolan serta pembinaan yang


dilakukan atasan kepada bawahannya artinya suatu lembaga pendidikan
mempunyai seorang supervisor yang bertugas untuk mengawasi dan mengontrol
serta membina pada semua kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan
tersebut.
Dalam supervisi pendidik dan tenaga kependidikan ada beberapa standar
yang harus diperhatikan oleh supervisor meliputi kualifikasi akademik, yaitu
keahlian atau kecakapan khusus dalam bidang pendidikan baik sebagai pengajar
pelajaran, administrasi pendidikan dan seterusnya yang diperoleh dari proses
pendidikan. Standar berikutnya yaitu standar kompetensi pendidik, meliputi
kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional.
18

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, ( Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 1992 )

Buletin BNSP. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, edisi 3, 2006

Danim, Sudarman dan Khairi, Profesi Kependidikan, ( Bandung : CV. Alfabeta,


2011)

Imam Machali dan Ara Hidayat, Pengelolaan Pendidikan : Konsep, Prinsip dan
Aplikasi dalam mengelola sekolah dan Madrasah, ( Yogyakarta :
Kaukaba, 2012 )

Kunandar, Guru Profesional, ( Jakarta : PT Raja Grafindo, 2007 )

Mulyana, Rahasia Menjadi Guru Hebat, ( Jakarta : PT Gramedia Widiasarana, )


Gorky Sembiring, Menjadi Guru Sejati, ( Yogyakarta : Percetakan
Galangpress, 2008 )

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005

Soetjipto dan Raflis, Profesi Keguruan, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004 )

Suharsimi Arikunto, Organisasi dan administrasi pendidikan teknologi dan


kejuruan, ( Jakarta : P2LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud. 1988 )

Suryo Subroto, Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, ( Jakarta: Bina Aksara, 1983)

Undang Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003

Das könnte Ihnen auch gefallen