Sie sind auf Seite 1von 4

TUGAS BESAR

AKUNTANSI FINANSIAL
MOTIVASI MANAGER MELAKUKAN MANAGEMENT LABA

Disusun Oleh:
Sofia Fitri Ramadani
2816100062

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS BISNIS MANAGEMENT


TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016/2017
Motivasi Manajer Untuk Melakukan Manajemen Laba
Perkembangan ilmu akuntansi semakin meningkat pesat dari tahun
ketahun sesuai dengan perkembangan zaman dan pengembangan teori
kajian, yang awalnya merupakan proses pencatatan sirkulasi keuangan suatu
entitas namun kini hadir dengan pembahasan perilaku seorang manager
dalam penyusunan informasi (behavioral accounting). Sisi Positif dari
perkembangan teori akuntansi tersebut adalah semakin berkembangnya teori
akuntansi dan keperilakuan, termasuk manajemen laba. Teori dari penelitian
manajemen laba tidak hanya bersirkulasi pada titik keuangan saja, namun
manajemen laba mempu mengidentifikasi perkembangan nilai etis dan
bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial penyusun laporan keuangan.
Permasalahan serius yang sering dihadapi dalam akademisi akuntansi setiap
entitas adalah terkait manajemen laba. Alasan tersebut berpacu karena
seolah- olah manajemen laba merupakan suatu budaya entitas yang
dijalankan dan dipraktikan oleh suatu perusahaan di dunia. Yang kedua
manajemen laba memanipulasi tatanan keuangan yang dapat merusak
ekonomi, perilaku dan moral. Sebab itu banyak publik mempertanyakan peran
manajemen laba dalam suatu entitas bisnis, dimana publik menginginkan
bisnis yang bersih tanpa adanya manipulasi data. Secara umum, para
ekonom, praktisi, pemerintah beranggapan bahwasanya manajemen laba
melakukan kecurangan atas kesadarannya, karena memberikan informasi
perkembangan entitas yang sifatya menipu. Lalu mengapa manajemen laba
campur tangan terhadap laporan keuangan dalam memanipulasi laba?
Manajer akrual melakukan kebijakan tersebut untuk meningkatkan nilai
informasi dan angka akuntansi (Watts dan Zimmerman, 1986).
Pengaruh perkembangan good corporate governance meningkat terkait
dengan manajemen laba, dimana semakin merebaknya aktivitas dari
manajemen laba semakin menarik perhatian publik terhadap konsep good
governance. Sejumlah studi menggunakan kebijakan model akrual untuk
meneliti manipulasi dari akrual dalam mencapai tujuan earning management
(Dechow,2002). Konsep tersebut didefinisikan sebagai sistem pengaturan dan
pengendalian perusahaan terhadap kenaikan nilai stakeholdernya, dimana
dalam peningkatan nilai tambah terdapat hak stakeholder yaitu memperoleh
informasi yang akurat dan tepat waktu. Konsep ini menanamkan pentingnya
kesetaraan, transparansi, akuntabilitas dan responsilitas informasi untuk
meningatkan laporan keuangan. Disamping itu, manajemen laba mengubah
tatanan laporan keuangan untuk menentukan dan mencapai nilai estimasi
yang diperolehnya, dan banyak pihak berpendapat bahwasanya aktivitas ini
justru diakomodasi dan difasilitasi oleh prinsip teori akuntansi sendiri. Hal
tersebut merujuk bahwasanya manajemen laba ingin meningkatkan dirinya
sendiri dan produktivitas suatu entitas. Berikut ini terdapat 7 permainan
managerial yaitu, mencatat pendapatan terlalu cepat, mencatat pendapatan
palsu, mengakui pendapatan lebih cepat suatu periode, mengakui biaya
periode berjalan sebagai biaya sebelum atau sesudahnya, tidak
mengungkapkan semua kewajibannya, mengakui pendapatan periode
berjalan sebagai pendapatan periode sebelumnya dan mengakui periode masa
depan sebagai periode masa berjalan (Davin, 2005).
Beberapa variable mempengaruhi pilihan manajemen laba terhadap
tingkat akrual akuntansi perusahaan yang dikelola. Yang pertama variable
dorongan untuk mengelola laba. Pengaruh manajer melakukan dorongan
mengelola laba upaya menghindari pelanggaran perjanjian hutang,
memaksimalkan bonus manajemen, memaksimalkan harga saham dan
mengurangi biaya politis. Yang kedua terdapat kendala manajer untuk
melakukan manajemen laba yaitu tingkat asimetri informasi, prinsip akuntansi
auditor, dan sebagainya. Dari hal tersebut dapat diukur tingkat potential cost
dalam manajemen laba yaitu kewajiban legal, sanksi regulator dan
perselisihan antar auditor. Oleh karena itu, sebelum melakukan manajeman
laba, manajer harus mempertimbangkan terlebih dahulu biaya yang harus
ditanggung dan dirasakannya, karena hal tersebut akan sangat berpengaruh
terhadap kreadibilitas perusahaan dan dalam penerapanya tidak boleh keliru.
Sebagai contoh suatu perusahaan ingin mendapatkan saham dan direspon
dengan baik, dengan hal itu manajer menaikkan laba. Kewajiban manager
dalam laporan keuangan untuk mengakui apa saja yang telah dilakukannya,
hal tersebut dapat memberi insentif atau keuntungan pribadi dalam dirinya
hal itu diungkapkan dengan penyembunyian informasi tersebut.
Pada beberapa periode manajemen laba dapat kehilangan proses
rekayasa laporan keuangan perusahaan, yaitu terjadinya penurunan laba,
sehingga manajer harus menerima konsekuensinya dengan peningkatan
kinerja (overperformance). Durasi pelaksanaan manajemen laba tidak
mungkin dilakukan suatu perusahaan dalam waktu yang cukup lama. Karena
terdapat dua sisi kemungkinan permasalahan, yaitu secara waktu ke waktu
publik akan mengatahui rekayasa, penundaan laporan keuangan dan dengan
durasi yang lama perusahaan akan kehilangan manajerial labanya. Secara
tidak langsung dalam perekayasaan laporan tersebut, manajer harus
mengakui apa yang pernah dilakukanya dan perusahaan siap menangguh
konsekuensi terhadap kenaikan dan penurunan laba. Penurunan kinerja dalam
jangka panjang di seputar penawaran terjadi karena peningkatan transaksi
discreationary accruals yang berasal dari managemen laba (Rangan, 1998).
Referensi

Victor L,. Bernard, Douglas J. Skinner. (1996). Journal of Accounting


and Economics : What Motivate Managers Choice of Discretionary Accruals.
University of Michigan Business School. Elsevier
Sulistyanto Sri. (2007). Manajemen Laba : Teori dan Model Empiris. PT
Grasindo. Jakarta
Sydney University Press. (2006). Accounting Evaluation and Economic
Behaviour. University of Sydney
Saptantinah Dwi. (2003). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Motivasi Manajemen Laba di Seputar Right Issue. Universitas Slamet Riyadi
Surakarta

Das könnte Ihnen auch gefallen