Sie sind auf Seite 1von 4

Analisa Kecelakaan Kerja pada Pabrik Pengolahan Limbah Kardus

menggunakan Metode Fault-Tree-Analysis


Andrian Tirtanto/Teknik Kimia/1400610002
1. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan sektor industri di Indonesia mengalami kemajuan
yang signifikan baik dalam bidang teknologi maupun sumber daya. Peningkatan
ini dapat terlihat dari banyaknya pabrik-pabrik yang beroperasi tanpa henti,
berbagai macam barang telah diproduksi, dan kemudahan investasi untuk
membangun pabrik. Sayangnya perkembangan ini tidak diikuti dengan
kepedulian dari apa yang dihasilkan industri terhadap lingkungan dan terlebih
sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam menjalankan operasional
pabrik. Oleh sebab itu pemerintah perlu untuk melakukan pengawasan yang lebih
ketat terhadap pabrik-pabrik yang sudah beroperasi agar peraturan mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja yang sudah ditetapkan dapat ditaati oleh semua
pelaku industri.
Salah satu kecelakaan kerja yang terjadi baru ini adalah 7 orang pekerja pabrik
pengolahan limbah kardus yang tewas di bak pembuangan limbah saat sedang
membantu temannya yang hendak membersihkan bak pembuangan limbah tiba-
tiba pingsan, akibat menghirup gas beracun dari reaksi kimia limbah. Hal ini
menunjukkan bahwa pemilik industri belum memiliki kesadaran terhadap
keselamatan pekerjanya dalam melakukan suatu pekerjaan, dan pekerja juga
minim pengetahuan terhadap alat pelindung diri yang harus digunakan saat
bekerja. Untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali, maka perlu dilakukan
analisa terhadap kejadian ini sehingga dapat dilakukan evaluasi terhadap bagian-
bagian yang berpotensi menimbulkan bahaya sehingga proses operasional pabrik
berlangsung aman dan sehat bagi pekerja.
2. Proses Pengolahan Limbah Kardus
Menurut (Zabaniotou & Kassidi, 2003), proses pengolahan limbah kardus
dimulai dengan proses pulping didalam alat pulper untuk dilakukan pengadukan,
sehingga kardus terpecah menjadi serat-serat. Setelah itu serat dicampur dengan
air hingga menjadi bubur kardus untuk menghilangkan kemampuan limbah untuk
merekat (Aitokhuehi, 2016). Kemudian limbah diayak sehingga hasil akhirnya
adalah limbah yang sudah tidak mengandung pengotor yang dapat menurunkan
kualitas limbah. Selanjutnya limbah ditambahkan pewarna dan defoamer sampai
terbentuk cetakan yang sudah memadat. Terakhir cetakan dikeringkan di oven
sebelum digunakan.
3. Analisa Kasus
Pada kasus kecelakaan ini, penulis menggunakan metode Fault-Tree-Analysis.
Metode ini menggunakan prinsip analisa sistem dengan memperhatikan kondisi
lingkungan dan operasional untuk menemukan penyebab kejadian yang tidak
diinginkan (undesired event). Dengan menggunakan metode ini maka dapat
diketahui kegagalan-kegagalan yang menjadi penyebab undesired event dan
kemungkinan terjadinya undesired event tersebut.
Sebelum menganalisa, diperlukan informasi lain mengenai faktor dan potensi
bahaya yang umum terjadi dalam industri pengolahan limbah kardus sehingga
membantu penulis untuk mengkaitkannya dengan kasus yang terjadi saat analisa
Fault-Tree-Analysis yang akan dijabarkan dibawah ini :
A. Potensi Bahaya
- Pekerja meninggal dunia karena terjatuh ke dalam pulper dan tergilas
pulper blade, karena untuk memasukkan limbah kardus dilakukan
secara manual.
- Pekerja meninggal dunia karena tertabrak fork dari forklift sehingga
tubuh pekerja tertusuk fork. Bahaya ini dapat terjadi karena di area
pabrik forklift berlalu-lalang untuk membawa limbah kardus maupun
produk kardus tempat telor.
- Pekerja meninggal dunia karena menghirup bahan B3 di bak
pembuangan limbah yang beracun sehingga merusak organ tubuh
pekerja.
B. Faktor Bahaya
- Pekerja terkena penyakit tetanus dan kulit melepuh karena material
alat berkarat akibat kelembapan yang tinggi dan air kondensasi dari
rotary dryer masih mempunyai suhu yang cukup tinggi.
- Pekerja yang bekerja di unit Paper Machine kemampuannya
pendengarannya berkurang karena area kerja mereka mempunyai
tingkat kebisingan diatas 85 dB dan pekerja tidak memakai alat
pelindung diri.
Berdasarkan kasus dan potensi serta faktor bahaya yang mungkin terjadi, maka
diagram Fault-Tree-Analysis-nya adalah sebagai berikut:

Dari hasil analisa menggunakan metode Fault-Tree-Analysis, dapat diketahui


bahwa terdapat dua hal yang menyebabkan kecelakaan kerja ini terjadi. Penyebab
pertama adalah karena kesalahan dari pekerja itu sendiri saat melakukan
pekerjaanya, dan yang kedua disebabkan oleh kesalahan dari pemilik pabrik
dalam hal aturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya. Dari
sisi kegagalan karena kesalahan pekerja, kecelakaan kerja ini terjadi karena
pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai saat bekerja,
misalnya saat bekerja di tempat pengolahan limbah B3 memakai masker dan
tabung oksigen. Akibatnya karena tidak menggunakan APD maka pekerja
keracunan bahan kimia dari bak pengolahan limbah dan meninggal. Selain tidak
menggunakan APD, hal yang menyebabkan kecelakaan tersebut adalah
kurangnya wawasan dan juga kesadaran dari pekerja terhadap keselamatan dirinya
sendiri saat melakukan pekerjaan, walaupun pekerja itu sendiri menyadari bahwa
pekerjaannya tersebut beresiko tinggi. Kurangnya wawasan dan kesadaran ini
kemungkinan besar disebabkan tidak adanya pelatihan K3 oleh perusahaan untuk
memberikan wawasan mengenai area-area kerja kepada karyawannya.
Dari sisi kegagalan pemilik pabrik, kecelakaan terjadi karena pabrik tidak
memiliki izin lingkungan sehingga pengolahan limbah dan proses produksi yang
dilakukan pabrik ini tidak sesuai dengan pengolahan limbah yang ditetapkan
pemerintah untuk industri pembuatan tempat telur dari limbah kardus. Kedua,
pemilik pabrik juga kurang ketat dalam menerapkan aturan K3 di pabriknya,
misalnya memberikan sanksi bagi karyawan yang melanggar aturan K3 yang
ditetapkan. Dengan adanya sanksi ini, diharapkan karyawan dapat lebih disiplin
untuk menaati peraturan sebelum memulai pekerjaannya.
4. Saran dan Rekomendasi
Pada hakikatnya kecelakaan kerja merupakan proses interaksi antara faktor
penyebab terjadinya kecelakaan. Kecelakaan didahului oleh insiden-insiden kecil
sehingga akhirnya menyebabkan kecelakaan tersebut. Kecelakaan kerja memang
dapat terjadi kapanpun, tetapi kecelakaan tersebut dapat dicegah dengan
menerapkan prinsip sistem K3 dan pendekatan pencegahan kecelakaan. Pada
kasus ini, seharusnya pekerja dapat melakukan tindakan pencegahan seperti
misalnya memakai APD yang sesuai ketentuan sehingga kecelakaan kerja dapat
dihindari.
Selain itu pemilik pabrik juga perlu untuk lebih memperketat aturan K3 di area
pabrik. Jika ada pekerja yang melanggar, dapat diberikan sanksi sehingga
kedepannya pekerja bisa lebih disiplin dan mempunyai kesadaran akan
keselamatannya saat bekerja di area yang beresiko tinggi.

Daftar Pustaka
Aitokhuehi, O. J., 2016. Egg Crate Production from Carton Wastes: An Approach for
Transforming Waste. Journal of Mechanical and Civil Engineering, Volume XIII, p. 34.

Earle, R. L., 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. Bogor: Sastra Hudaya.

Zabaniotou, A. & Kassidi, E., 2003. Life cycle assessment applied to egg packaging made from
polystyrene and recycled paper. Journal of Cleaner Production, Volume XI, pp. 554-555.

Das könnte Ihnen auch gefallen