Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Kasus:
Warga mengatakan bahwa mereka sering melihat remaja keluar dari sebuah
rumah dengan keadaan kacau diantaranya jalan sempoyongan, wajah berkeringat
dan pucat, mata cekung dan merah, bicara cedal.Saat dilakukan bersih desa, warga
menemukan banyak botol-botol miras, pil-pil ekstasi, jarum suntik di beberapa
titik yang ada di desa tersebut. Data dari polsek setempat, ditemukan ladang ganja
disalah satu perkebunan milik warga di desa X.Pihak warga maupun polisi
setempat menemukan korban kecelakaan di area tikungan,Data dari polsek juga
menunjukkan bahwa tindak kejahatan terutamanya pemalakan atau pemerasan
dilakukan oleh remaja. Warga juga mengatakan bahwa remaja sering memaksa-
maksa minta uang pada sembarang orang dan mereka akan marah jika tidak
diberikan. Mereka juga tak segan memukul jika keinginan mereka tak segera
dituruti.Banyak orang tua yang mengatakan,uang yang diberikan pada anakmya
seharusnya digunakan untuk membayar sekolah disalahgunakan untuk membeli
narkoba.
1|Page
Asuhan keperawatan komunitas pada kelompok pengguna NAPZA dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian
status kesehatan komunitas, pengkajian peka budaya, perumusan diagnose
keperawatan perencanaan, implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian
Data Inti:
Demografi : Desa X Rt:05/Rw:02 di Kelurahan Sukorame, Kecamatan
Mojoroto, Kabupaten Kediri dengan jumlah penduduk 500 orang dan
jumlah remaja di desa itu berjumlah 250 orang.
Status perkawinan :warga desa x Rt 05 Rw 02 kelurahan sukorame,
kecamatan mojoroto menikah dan belum menikah.
Nilai, kepercayaan, dan agama:
Agama yang dianut oleh warga x Rt:05/Rw:02 di Kelurahan Sukorame,
Kecamatan Mojoroto, Kabupaten Kediri 70% Islam, 10% Kristen
Protestan, 10% Kristen Katolik, 10% Hindu
2|Page
fleksibel jika pasien banyak atau ada kasus darurat yang
membutuhkan pertolongan segera.
Data dari BNN (Badan Narkotika Nasional) di desa X tersebut
didapatkan hasil bahwa sejumlah 60% remaja merupakan
pengguna narkotika dengn jenis sabu-sabu, heroin, ganja, cimeng
dll pada tahun 2010- 2015, dan kemungkinan meningkat dilihat
dari kebiasaan remaja dengan akses yang mudah untuk
mendapatkan narkotika tersebut
3. Ekonomi
Pekerjaan penduduk 50% pengrajin pasir dan semen, sisanya
peternak, buruh, dan pekerja swasta.
Pendapatan keluarga rata-rata Rp 2.000.000.
Pengeluaran penduduk relative, masing-masing keluarga
mempunyai pengeluaran yang berbeda-beda
Masyarakat di desa X rata-rata mampu menyediakan makanan
yang bergizi tapi ada juga yang kesulitan memenuhi kebutuhan
sehari-hari
Ada sebagian masyarakat yang mempunyai tabungan kesehatan
berupa asuransi kesehatan, dan BPJS
Data dari pamong praja sekitar 40% remaja putus sekolah
Remaja yang putus sekolah tidak memiliki pekerjaan dan hanya
menganggur
4. Keamanan dan Transportasi
Di desa X sudah ada Poskampling.Remaja menggunakan sepeda
motor untuk beraktivitas. Para warga bersama dengan polisi sering
melakukan razia.Dalam razia tersebut ditemukan remaja yang
minum minuman keras, menggunakan narkoba, dan jarum suntik.
5. Politik dan Pemerintahan
Remaja tidak ada yang ikut serta dalam ormas. Remaja sulit untuk
dikumpulkan atau tidak pernah mengikuti kegiatan Karang Taruna
6. Komunikasi
3|Page
Tidak adanya tempat berkumpul untuk remaja dalam bertukar
informasi.
Alat komunikasi yang dimiliki keluarga seperti televisi, koran,
telepon dan ponsel.
Tidak ada alat komunikasi umum yang tersedia di desa X
Media komunikasi di masyarakat dengan arisan, PKK dan
pengajian.
Tidak ada konsultasi oleh tenaga medis dengan masyarakat desa
X
7. Pendidikan
Remaja banyak yang putus sekolah.
8. Rekreasi
Remaja memiliki kebiasaan untuk nongkrong bersama-sama dan
sering pergi ke warnet. Terbukti dengan banyaknya warnet-warnet
yang tersedia di desa X ini
B. Analisa Data
No. Analisa data Masalah
1 Ds : warga mengatakan Resiko peningkatan
mereka sering melihat penyalahgunaan NAPZA pada
remaja keluar dari komunitas remaja di desa X rt.
sebuah rumah dengan 05 rw.02 berhubungan dengan
keadaanyang kacau kurang kondusifnya lingkungan
sepertiremaja jalannya remaja
sempoyongan, wajah
berkeringat, mata cekung
dan merah, bicara cedal
Do :
Data dari BNN bahwa
4|Page
sebanyak 60% remaja
menggunakan
narkotika jenis sabu
sabu, heroin, ganja,
cimeng pada tahun
2010- 2011.
Data dari Polsek
setempat ladang ganja
disalah satu
perkebunan milik
warga.
Saat bersih desa
sering ditemukan
botol-botol miras, pil
ekstasi dan jarum
suntik di beberapa
titik desa
2. DO: Resiko peningkatan kenakalan
Ditemukan botolmiras remaja pada remaja di desa X rt.
Ditemukan putung rokok 05 rw.02 berhubungan dengan
Ditemukan alat hisap perilaku penyalahgunaan
DS:
Tokoh masyarakat/warga
mengatakan sering terjadi
tawuran antar pemuda Desa
X dengan Desa Y
5|Page
Warga mengatakan di
desanya banyak remaja
yang hamil di luarnikah
Laporan dari kepala desa
setempatdan data yang ada
bahwa organisasi
masyarakat atau karang
taruna tidak aktif
Laporan dari polisi banyak
terjadi pemalakan
3. DS: Resiko tinggi cedera pada
Warga mengatakan bahwa remaja di desa X rt. 05 rw.02
mereka sering melihat remaja berhubungan dengan perilaku
keluar dari sebuah rumah dan dampak penyalahgunaan
dengan keadaan kacau NAPZA
diantaranya jalan
sempoyongan.
DO:
Pihak warga maupun polisi
setempat menemukan korban
kecelakaan di area tikungan,
setelah di periksa ternyata ada
pengaruh obat NAPZA
6|Page
3 : tinggi 2 : sedang
3 : Tinggi
Resikopening
katan 9
1 3 3 3
penyalahguna
anNAPZA
Resiko
peningkatan
2 kenakalan 3 2 3 8
remaja pada
remaja
Resiko
tinggi
3 cedera 3 2 2 7
pada
remaja
7|Page
RencanaAsuhanKeperawatanKomunitas
8|Page
menekankan pada aspek
pendidikan ( edukasi
5. Anjurkan pada keluarga untuk
meningkatkan support system
dan memberi dukungan
terhadap anak-anak serta
remaja selama dalam fase
perkembangan
Pencegahan Sekunder
1. Bentuklah hubungan dengan
pemakai dan coba tingkatkan
kesadaran akan akibat
pemakaian zat
2. Munculkan alasan untuk
berubah
3. Perkuat efikasi/kemampuan
diri untuk berubah
4. Lakukan pemeriksaan penuh
(full assessment) terhadap
pemakai
9|Page
5. Anjurkan untuk
mengembangkan gaya hidup
sehat
6. Bantu pasien untuk
memutuskan langkah terbaik
untuk berubah
Perubahan tersier
1. Ajarkan beberapa
keterampilan pada pemakai
dan cara mengembangkan
starategi untuk hidup bebas
tanpa narkoba
2. Anjurkan untuk selalu
menerapkan strategi hidup
sehat tanpa narkoba untuk
mencegah kekambuhan
3. Persiapkan pemakai terlebih
dulu untuk memahai tahapan
kambuh
4. Gambarkan apa penyebab
kambuh dan bantu perbarui
10 | P a g e
kontemplasi lalu terapkan
rencana aksi lebih efektif
5. Persiapkan lingkungan dimana
pemakai tinggal agar bisa
menerima kembali
2. Kenakalan remaja Setelah dilakukan - Partnership 1. Karang taruna yang lama dan 80% remaja Mahasiswa
pada remaja di tindakan - Proses pokjakes membentuk pengurus mendapat FIK-UNIK
desa X rt. 05 rw.02 keperawatan Kelompok karang taruna yang baru undangan
berhubungan selama 5 minggu - Pendidikan 2. Pasang poster dan pengumuman Poster terpasang Kader
dengan diharapkan : Kesehatan melalui masjid dan kader untuk di depan
peningkatan - Empowerment kegiatan penyuluhan remaja. posyandu dan di Pokjakes
penyalahgunaan 3. Berikan materi penyuluhan masing-masing
NAPZA tentang :Tumbuh kembang RT
remaja Masalah yang berkaitan 70% remaja dan
dengan kenakalanremaja seperti 50% kader di
miras, AIDS pokjakes an
11 | P a g e
4. Cara menanggulangikenakalan tokoh masyarakat
remaja. hadir pada acara
penyuluhan
80% remaja yang
diberi pertanyaan
dapat menjawab
denganbenar
3 Resiko cedera pada Setelah dilakukan - Partnership 1. Identifikasi tingkat gejala 80% remaja Mahasiswa
tindakan
remajadi desa X rt - Proses putus alkohol, misalnya mendapat FIK-UNIK
keperawatan
05 rw 02 selama 5 minggu Kelompok tahap I diasosiasikan undangan
diharapkan :
berhubungan - Pendidikan dengan tanda/gejala Poster terpasang Kader
1. Remaja tidak
dengan perilaku Kesehatan hiperaktivitas (misalnya di depan
menggunakan
dan dampak Empowerment tremor, tidak dapat posyandu dan di Pokjakes
NAPZA
penyalahgunaan beristirahat, mual/muntah, masing-masing
NAPZA diaforesis, takhikardi, RT
hipertensi); tahap II 70% remaja dan
dimanifestasikan dengan 50% kader di
peningkatan hiperaktivitas pokjakes an
12 | P a g e
ditambah dengan tokoh masyarakat
halusinogen; tingkat III hadir pada acara
gejala meliputi DTs dan penyuluhan
hiperaktifitas autonomik 80% remaja yang
yang berlebihan dengan diberi pertanyaan
kekacauan mental berat, dapat menjawab
ansietas, insomnia, demam. denganbenar
2. Membentukorganisasikaran
gtaruna, dengankaderremaja
yang
sudahdilatihuntukmenyalurk
anhobiataumengisiwaktulua
ng.
13 | P a g e