Sie sind auf Seite 1von 33

PRAKTIKUM I

MENGUKUR DIMENSI

A. Pendahuluan
Sebagian besar pengukuran geometris benda ukur dalam metrologi
industri adalah menyangkut pengukuran linier atau pengukuran panjang (jarak),
diameter poros, tebal gigi, tinggi, lebar, kedalaman, perhitungansudut dengan
metode sinus atau tangent, kesemuanya itu merupakan contoh dari dimensi
panjang (linier) dari benda ukur yang memangmempunyai variasi bentuk panjang
yang bermacam-macam. Untuk itu perlu dipelajari bagaimana cara mengukurnya
dan alat-alat ukur apa saja yang bisa digunakan untuk mengukurnya.oleh karena
itu dasar dasar penguran tersebut sangat di perlukan untuk mengukur dimensi
suatu benda yang ingin di ukur.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum mengukur dimensi adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui alat ukur digunakan untuk mengukur dimensi suatu benda
2. Mengetahui cara menggunakan alat ukur tersebut
3. Dapat melakukan praktikum dengan baik

C. Dasar Teori
Ada beberapa jenis alat ukur yang dapat di gunakan untuk mengukur dimensi
suatu alat ukur yaitu sebagai berikut:
1. Mikrometer
Alat ukur linier langsung yang juga termasuk alat ukur presisi adalah
mikrometer. Mikrometer inipun mempunyai bentuk yang bermacam - macam yang
disesuaikan dengan bentuk yang bermacam-macam yang disesuaikan dengan bentuk
dari benda ukur. Bagian yang sangat penting dari mikrometer adalah ulir utama.

1
Dengan adanya ulir utama kita dapat menggerakkan poros ukur menjauhi dan
mendekati permukaan bidang ukur dari benda ukur.
Ulir utama ini dibuat sedemikian rupa sehingga satu putaran ulir utama dapat
menggerakkan sepanjang satu kisaran tergantung dari jarak kisar (pitch) ulir. Berarti
di sini gerak rotasi diubah menjadi gerak traslasi. Jarak kisar ulir biasanya dibuat 0.05
mm. Pada ulir utama inilah biasanya terjadi kesalahan kisar. Bila diamati kesalahan
kisar ini mulai dari awal gerak sampai batas akhir akan terjadi kesalahan kisar yang
biasanya disebut dengan kesalahan kumulatif.
Untuk mengurangi kesalahan kumulatif dari kisar ulir utama maka biasanya
panjang ulir utama hanya dibuat sampai 25 mm yang berarti panjang poros ukur
maksimum hanya 25 mm (panjang yang bisa dicapai oleh maju mundurnya poros
ukur). Untuk pengukuran yang berjarak lebih besar dari pada 25 milimeter maka
biasanya dibuat landasan tetap yang dapat diganti-ganti.
Secara umum, tipe dari mikrometer ada tiga macam yaitu mikrometer luar
(outside micrometer), mikrometer dalam (inside micrometer) dan mikrometer
kedalaman (depth micrometer). Meskipun mikrometer ini terbagi dalam tiga tipe yang
masing-masing tipe mempunyai bermacam-macam bentuk, akan tetapi komponen-
komponen penting dan prinsip baca skalanya pada umumnya sama. Gambar 2.17
menunjukkan bagian-bagian umum dari mikrometer luar.

D. Alat alat yang di perlukan


- Blok ukur
- mikrometer kedalaman
- spesimen blok machine
- kaca pembesar

E. Pelaksanaan

1. Langkah Kerja
- Untuk mengukur kedalaman mechine masukkan mikrometer kedalam
blok tersebut

2
- Putar sleeve hingga menjepit dinding dinding blok
- Lihat angka pada mikrometer kemudian hitung secara bertahap
- Jika melewati satu kali putaran maka di tambah 0,5
- Kemudian semua hasilnya dijumlahkan supaya mendapatkan hasil
kedalaman yang di inginkan
-
2. Hasil pengamatan

Tabel Hasil Pengujian Dimensi


Satuan:mm

Lubang
Tingkat
Lubang 1 Lubang 2 Lubang 3
Tingkat 1 232.5 77.154 77.94
Tingkat 2 229.5 77.62 77.55
Tingkat 3 77.09 77.99 77.18
Tingkat 4 77.035 - -

232.5 77.154 77.94

229.5 77.62 77.55


77.09
77.99 77.18
77.035

Skala 1 : 3

Gambar. Praktikum Uji Dimensi

3
F. Penutup

1. Kesimpulan

Karna kesalahan yang sangat kecil dan sulit untuk dilihat langsung dengan mata, jadi
dengan adanya motode pengukuran ini kita dapat memperbaiki dan menghasilkan
produk yang hampir sempurna.

2.Saran

Sebelum menggunakan alat ukur ada baiknya di cek terlebih dahulu ke presisiannya
dan ke akuratannya.

4
PRAKTIKUM II

MENGUKUR KELURUSAN
A. Pendahuluan
Pengukuran kelurusan pada dewasa ini sangat banyak di gunakan untuk
mengukur kelurusan suatu benda yang ingin di ukur Suatu permukaan benda
dikatakan lurus bila bidang permukaan tersebut berbentuk garis lurus seandainya
digambarkan dalam bentuk garis. Artinya demikian, suatu benda yang diperiksa
kelurusan permukaannya dalam panjang tertentu, ternyata dalam pemeriksaannya
tidak ditemukan adanya penyimpangan bentuk ke arah horizontal atau vertikal yang
berarti, maka dikatakan permukaan benda tersebut adalah lurus. Dan kalau
digambarkan secara grafis maka akan diperoleh bentukgaris lurus.

B. Tujuan praktikum
Adapun tujuan praktikum mengukur kebulatan adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui jenis alat ukur yang di gunakan untuk mengukur
kelurusan
2. untuk mencari kesalahan pada benda ukur ( alat ukur )
3. dapat mengaplikasikan dalam kehidupan

C. Dasar Teori
1. Pemeriksaan kelurusan dengan jam ukur ( dial indicator )
Dengan menggunakan jam ukur maka bisa diketahui besarnya penyimpangan
dari kelurusan suatu permukaan benda ukur. Karena setiap perubahan jarak yang
dialami oleh sensor jam ukur akan ditunjukkan oleh jarum penunjuk jam ukur
tersebut. Pemeriksaan kelurusan dengan jam ukur ini bisa digunakan untuk
melihat kelurusandalam arah horizontal (penyimpangan ke kiri atau ke kanan)
dankelurusan dalam arah vertikal (penyimpangan ke atas atau ke bawah).

5
Agar pemeriksaan memberikan hasil yang teliti maka pelaksanaannya harus
dilakukan di atas meja rata (surface table). Antara benda ukur dengan landasan
jam ukur harus diberi pelat lurus (straight edge) atau yang sejenis agar gerakan
dari jam ukur tetap stabil sehingga tidak merubah posisi penekanan sensor
terhadap muka ukur. Pada waktu meletakkan sensor pada muka ukur sebaiknya
jarum penunjuk menunjukkan skala pada posisi nol. Seandainya muka ukurnya
relatif panjang maka sebaiknya panjang muka ukur tersebut dibagi dalam
beberapa bagian yang besarnya jarak tiap-tiap bagian tergantung pada
pertimbangan si pengukur sendiri. Antara bagian satu dengan yang lain diberi
tanda titik atau garis pendek/strip. Pada masing-masing titik inilah nantinya dapat
digambarkan besarnya penyimpangan dari kelurusan muka ukur. Dengan
demikian dapat diketahui bagian-bagian mana darimuka ukur yang tidak lurus.
Sebagai contoh dapat dilihat Gambar a.dan b. berikut ini.

(a) ( b)

Gambar. (a). memeriksa kelurusan untuk arah penyimpangan horizontal

(b). memeriksa kelurusan untuk arah penyimpangan vertikal

6
Dalam menggambarkan besarnya penyimpangan kelurusan dalam bentuk grafik
biasa dibutuhkan tanda minus (-) untuk penyimpangan negatif dan tanda plus (+)
untuk penyimpangan positif. Untuk menentukan mana penyimpangan yang bertanda
minus dan penyimpangan yang bertanda plus tergantung pada si pengukurnya sendiri.
Biasanya yang banyak dilakukan.
Lakukan oleh orang adalah bahwa kalau penyimpangan ke arah atas atau ke
kanan maka penyimpangan diberi tanda plus (+) dan sebaliknya bila terjadi
penyimpangan ke arah bawah atau ke kiri maka penyimpangannya diberi tanda minus
(-). Penyimpangan dengan tanda positif atau negatif bukan berarti bertanda positif (+)
lebih baik dari pada yang bertanda negatif (-).Baik penyimpangan itu bertanda positif
atau negatif, pengambilan keputusan didasarkan pada harga-harga batas yang
diijinkan. Apabila hasil pemeriksaan ternyata melampaui harga-harga batas yang
diijinkan maka dikatakan bahwa tingkat kelurusan dari muka ukur benda ukur adalah
tidak baik atau rendah, tanpa memperhatikan apakah penyimpangannya ke arah yang
bertanda plus (positif) atau ke arah yang bertanda minus (negatif). Secara grafis dapat
dilihat sebuah contoh hasil pemeriksaan kelurusan yang sudah dinyatakan dalam
bentuk garis, Gambar di bawah.

Gambar Grafik hasil pemeriksaan kelurusan permukaan benda ukur


dengan menggunakan jam ukur.

Dari Gambar diatas panjang muka ukur diambil misalnya 150 milimeter yang
dibagi menjadi 15 bagian yang sama dengan panjang masing-masing bagian 10
milimeter. Dengan demikian ada 15 titik pemeriksaan yang pada tiap-tiap itulah
dicantumkan harga pengukurannya. Dari harga-harga ini lalu dapat dibuat semacam

7
grafik seperti tampak pada Gambar tersebut. Dengan cara di atas nampaknya hanya
cocok untuk pemeriksaan sisi muka ukur yang relatif sempit tanpa arahnya
memanjang (bagian sisi tebal benda ukur). Seandainya muka ukur cukup lebar pada
arahnya memanjangnya maka pemeriksaan kelurusan dapat dilakukan beberapa kali
pada posisi yang berbeda-beda menurut pertimbangan yang lebih menguntungkan
dalam proses pengukuran. Jadi, pemeriksaannya tidak hanya pada satu garis,
melainkan bisa lebih dari satu garis.
Pemeriksaan kelurusan dengan jam ukur tidak saja bisa dilakukan terhadap
benda berbentuk balok, tetapi juga bisa digunakan untuk memeriksa kelurusan poros.
Gambar menunjukkan salah satu contoh pemeriksaan kelurusan poros. Analisis hasil
pemeriksaannya bisa dilakukan seperti yang sudah dibicarakan di atas (Gambar
diatas).

Gambar, Pemeriksaan kelurusan poros dengan menggunakan jam

D. Alat alat yang di perlukan


- Mistar siku
- Meja rata
- Spesimen
- Dial indicator

E. Pelaksanaan
1. Langkah kerja

8
- Letakkan spesimen pada alat ukur
- Tempelkan alat ukur pada permukaan benda / spesimen yang ingin di ukur
- Geser alat ukur dengan hati hati dan ingat tidak boleh adanya goyangan
- Ketika alat ukur di geserkan maka jarum pada dial indicator pada benda ukur
akan bergerak.
- Kemudian tulis nilai nya apabila jarum indicator bergerak searah jarum jam
maka nilainya minus ( - ) dan berlawanan jarum jam maka nilainya plus (+)

2. Hasil pengamatan

No UJI I UJI II UJI III RATA-RATA Keterangan


0 0 0 0 -0,66667 -
1 -2 0 0 -0,66667 -
2 -2 0 0 -0,66667 -
3 -2 0 0 -0,66667 -
4 -2 0 0 -1 -
5 -2 0 -1 -1,33333 -
6 -2 -1 -1 -1,33333 -
7 -2 -1 -1 -1,33333 -
8 -2 -1 -1 -1,33333 -
9 -2 -1 -1 -1,33333 -
10 -2 -1 -1 -1,66667 -
11 -3 -1 -1 -1,66667 -
12 -3 -1 -1 -2 -
13 -3 -1 -2 -2 -
14 -3 -1 -2 -2 -
15 -3 -1 -2 -2,33333 -
16 -3 -2 -2 -2,33333 -
17 -3 -2 -2 -2,33333 -
18 -3 -2 -2 -3 -
19 -4 -3 -2 -3 -
20 -4 -3 -2 -3 -
21 -4 -3 -2 -3 -
22 -4 -3 -2 -3,66667 -
23 -4 -4 -3 -3 -
24 -5 -4 -3 -3 -
25 -5 -4 -3 -3 -

9
26 -5 -4 -4 -3 -
27 -6 -4 -4 -3,66667 -
28 -6 -5 -4 -4 -
29 -6 -5 -5 -4 -

Chart Title
Series1 Series2 Series3 Series4

0 0 0 0 0
1 2-0.666666667
3-0.666666667
4-0.666666667
5-0.666666667
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
-1.333333333
-1.333333333
-1.333333333
-1.333333333
-1.333333333
-1.666666667
-1.666666667
-2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2
-2.333333333
-2.333333333
-2.333333333
-3 -3 -3 -3 -3 -3 -3 -3 -3 -3 -3 -3 -3 -3 -3
-3.666666667
-4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4
-4.333333333
-4.666666667
-5 -5 -5 -5-5
-5-5
-5.333333333
-6 -6-6

Grafik dari pengukuran di atas.


18.67

Sehingga sudut kemiringannya () adalah

18.67
( )
tan = 10.000
= 5.4 105
29
= (5.4 105 )
1

= 0.0036
= 0 0 11.14"

Gambar. Uji Kelurusan

10
F. Penutup
1. Kesimpulan
Dengan praktikum ini kita dapat mengetahui bahwa sebuah benda itu
benar-benar lurus atau tidak. Yang dapat kita ketahui dari praktikum di
atas adalah sudut = 0,980
2. Saran
Untuk mengukur kelurusan, harus dilakukan dengan sangat teliti,
dikarenakan alat pengukuran tersebut sangat sensitif terhadap
guncangan yang menyebabkan kesalahan perhitungan oleh sebab itu
pastikan nilai awalnya nol.

11
PRAKTIKUM III
MENGUKUR KEBULATAN

A. Pendahuluan
Menurut JIS ( B0651 1984), Kebulatan di definisikan sebagai jumlah dari
deviasi bentuk lingkaran dari sebuah lingkaran pasti geometris. Disini bentuk
lingkaran adalah sebuah bentuk yang dispesifikasikan menjadi sebuah lingkaran
sebagai sebuah bentuk bidang atau bagian silang dari sebuah permukaan yang
berotasi. Kebulatan di tentukan oleh perbedaan antara jari jari lingkaran konsentris
yang dekat dengan bentuk lingkaran yang dipertimbangkan ketika jarak antara dua
lingkaran minimum, kebulatan dinyatakan sebagai kebulatan mm atau kebulatan m.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan melaksanakan praktikum mengukur kebulatan adalah sebagai
berikut
1. Untuk mengetahui kerusakan dan kelainan pada alat ukur
2. Untuk mengetahui proses pengukuran kebulatan dan dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari hari

C. Dasar Teori
Tiga metode konvensional untuk mengukur kebulatan di antara nya metode
diameter, metode radius dan metode tiga point di deskripsikan dalam bagian
berikut:
1. Pengukuran kebulatan menggunakan metode diameter
Diameter profil lingkaran diukur menggunakan sebuah mikrometer pada beberapa
sudut yang berbeda di sekitar sumbu pusat dari benda kerja.kebulatan di
ekspresikan sebagai perbedaan antara maksimum dan minimum diameter terukur.

12
Kebulatan suatu dapat di tentukan dalam cara yang sama menggunakan sebuah
mikrmeter dalam. Ini sebuah metode yang sederhana yang efektif untuk
mengukur bagian bagian biasa. Sejak definisi baru di perkenalkan evaluasi para
meter ini harus menunjuk kepada keseragaman diameter.
2. Pengukuran kebulat menggunakan metode radius
Benda kerja di ganjal pada sebuah pusat sepanjang sumbu pusatnya dan di
rotasikan. Sebuah dial indikator mengukur penempatan jari jari sebuah bagian
silang pada interval siku siku spesifik. Kebulatan di tentukan sebagai perbedaan
antara pembacaan indicator.
3. Pengukuran kebulatan menggunakan metode 3 point
Pengukuran kebulatan menggunakan metode 3 point, membutuhkan V- block,
sebuah saddel gage atau tripod gage seperti di tujukan pada gambar berikut (a)
benda kerja di dukung pada dua point dengan v block. Dial indicator menyentuh
benda kerja pada dua bidang sudut terbentuk oleh dua wadah dari bentuk v
block . benda kerja di rotasikan dan kebulatan di tentukan sebagai perbedaan
maksimum antara pembacaan indicator. Saddle gage di gunakan untuk mengukur
besarnya diameter benda kerja dan tripod gage di gunakan untuk diameter dalam.
Bagaimana pun ketepatan pengukuran dengan metode 3 point tergantung dari
sudut v block dan bentuk profil benda kerja.

D. Alat Alat Yang Diperlukan


Alat-alat yang diperlukan pada praktikum ini adalah:
1. Kertas milimeter
2. Jangka sorong
3. Spesimen poros

E. Pelaksanaan
1. Langkah kerja
- Tulis angka angka pada kertas milimeter blok

13
- Tempelkan kertas tersebut pada spesimen poros
- Letakkan spesimen pada benda v block
- Putar spesimen tersebut dan baca nilai kebulatan pada dia indicator dari
alat ukur
- Nilai kebulatan muncul pada dial indicator

2. Hasil pengamatan

NO SUDUT UJI I UJI II UJI III RATA-RATA


0.0 0 0 0 0 0
0.5 12 -10 -56 0 -13,5
1.0 24 -60 -2 -34 -18
1.5 36 -95 -41 -77 -44,25
2.0 48 -45 -99 -3 -24,75
2.5 60 -77 -21 -35 -18,25
3.0 72 -80 -26 -47 -20,25
3.5 84 8 -43 -42 1,75
4.0 96 16 -37 -41 8,5
4.5 108 14 -39 -34 12,25
5.0 120 28 -30 -26 23
5.5 132 63 5 2 50,5
6.0 144 2 33 55 58,5
6.5 156 24 71 67 79,5
7.0 168 84 63 48 90,75
7.5 180 33 93 77 95,75
8.0 192 86 28 26 83
8.5 204 1 54 36 73,75
9.0 216 14 55 58 85,75
9.5 228 31 95 85 109,75
10.0 240 67 18 11 84
10.5 252 82 34 23 97,75
11.0 264 81 41 -85 75,25
11.5 276 65 37 -90 72
12.0 288 57 -90 -3 63
12.5 300 -83 -10 -103 26
13.0 312 83 -49 -15 82,75

14
13.5 324 -48 -10 42 77
14.0 336 336
14.5 348 348
15.0 360 360

Chart Title
400

300

200

100

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
-100

-200

Series1 Series2 Series3 Series4 Series5

Grafik dari pengukuran di atas.

15
F. Penutup
1. Kesimpulan
- Kebulatan di definisikan sebagai jumlah dari deviasi bentuk lingkaran dari
sebuah lingkaran yang pasti geometris
- Metode pengukuran kebulatan terbagi 3 yaitu metode diameter, metode
radius, dan metode 3 point
2. Saran
Untuk mengukur kelurusan, harus dilakukan dengan sangat teliti,
dikarenakan alat pengukuran tersebut sangat sensitif terhadap guncangan yang
menyebabkan kesalahan perhitungan dan jangan menekan atau
menggoyangkan meja karena nilai ukurnya dapat berubah.

16
PRAKTIKUM IV
PENGUKURAN SUDUT

A. Pendahuluan

Satu derajat (1) adalah sudut dari 1/360 bagian dari lingkaran sempurna.
Apabila satu derajat ini dibagi dalam 60 bagian yang sama maka terbentuklah bagian
dari derajat yang disebut satu menit (1). Selanjutnya bila satu menit dibagi lagi
dalam 60 bagian yang sama maka didapat bagian yang dikenal sebagai satu detik
(1). Dengan demikian praktis tidak diperlukan suatu standar absolut bagi satuan
sudut, karena teoritik setiap orang dapat membuat satuan sudut dengan cara membagi
suatu lingkaran.

B. Tujuan praktikum
- Dapat mengenal lebih tentang pengukuran
- Untuk mengetahui keakuratan sudut secara lebih detail
- Supaya mempermudah digunakan
C. Dasar teori

Ada beberapa jenis alat ukur yang digunakan untuk pengukuran sudut,di
antaranya sebagai berikut :

1. Bagian busur bilah dan jenisnya

Untuk pengukuran sudut antara dua permukaan benda ukur dengan


kecermatan lebih kecil dari satu derajat, maka dapat digunakan busur bilah.

Jenis dari busur bilah diantaranya :

Badan/Piringan dasar, berupa lingkaran penuh dengan diameter 55 mm. Pada


tepi dari permukaan atas terdapat skala dengan pembagian dalam derajat dan
diberi nomor dan 00 - 90 - 00 - 90 (skala kiri dan kanan).

17
Pelat dasar, bersatu dengan piringan dasar. Panjang, lebar dan tebal dan pelat
dasar, 90 x 15 x 7 mm. dengan toleransi kerataan 0,01 mm untuk sepanjang
sisi kerja.
Piringan indeks, Pada piringan ini tercantum garis indeks dari skala nonius sudut
(skala nonius kiri dan skala nonius kanan), biasanya dengan kecermatan sampai
5 menit.
Bilah utama, dapat diatur kedudukannya dengan kunci yang terletak pada
piringan indeks. dengan toleransi kerataan sebesar 0,02 sampai 0,03 mm untuk
seluruh panjangnya.

Gambar. Beberapa jenis busur bilah.

18
Piringan indeks dapat berputar bersama-sama dengan bilah utama dan dapat
dikunci/dimatikan kedudukannya relatif terhadap piringan dasar. Dengan demikian
sudut antara salah satu sisi dari bilah utama dengan sisi kerja dari pelat dasar dapat
dibaca pada skala piringan dasar dengan bantuan garis indeks dan skala nonius.

Busur bilah universal mempunyai bilah bantu yang dipasangkan tegak lurus
terhadap pelat dasar. Kedudukan bilah bantu ini dapat diatur, sehingga
memungkinkan pengukuran sudut antara dua permukaan dengan lebih mudah. Jenis
yang lain dan busur bilah memakai sistem optik untuk pembacaan skala sudutnya,
sehingga dapat dicapai kecermatan pembacaan sampai 2 menit.

2. Pemakaian busur bilah

Harga sudut yang ditunjukkan oleh skala pada busur bilah adalah sudut antara
sisi bilah utama dan sisi kerja dan pelat dasar, jadi bukan sudut sesungguhnya dari
benda ukur. Oleh sebab itu pemakaian busur bilah harus dilakukan dengan seksama
supaya sudut dari busur bilah betu1-betul sesuai dengan sudut benda ukur. Tiga hal
penting yang harus diperhatikan dalam pemakaiannya adalah sebagai berikut :

Permukaan benda ukur dan permukaan kerja dari busur bilah harus bersih. Kesalahan
pengukuran dapat terjadi akibat adanya debu atau geram dan dapat merusakkan busur
bilah. Aturlah kedudukan dari bilah utama dengan memakai kunci bilah.

Gambar Pengaturan posisi busur bilah.

19
Bidang dari busur bilah harus berimpit atau sejajar dengan bidang dari sudut yang
diukur (bidang normal). Apabila kondisi ini tidak dipenuhi, maka harga sudut
yang dibaca pada busur bilah mungkin lebih kecil dari sudut benda ukur.
Sisi kerja dari pelat dasar dan salah satu sisi dari bilah utama harus betul-betul
berimpit dengan permukaan benda ukur, tidak boleh terdapat celah. Untuk
mempermudah pengukuran dari benda ukur yang besar, maka kunci piringan
indeks dapat dikendorkan dan kemudian geserkan busur bilah (dengan sisi kerja
pelat dasar berimpit dengan permukaan benda ukur) menuju permukaan yang
menyudut sampai bilah utama terputar dan berimpit dengan permukaan tersebut,
Bacalah harga sudut pada kedudukan ini, atau kunci indeks terlebih dahulu baru
dibaca harga sudutnya dengan cara memiringkan busur bilah untuk
rnempermudah pembacaan skala noniusnya (atau untuk mengintip okuler dan
busur bilah optik).

Posisi utama terhadap pelat


dasar adalah tegak lurus.
Garis indeks (garis not
nonius) menunjuk 900

Diputar kebalikan jarum jam

- digunakan skata noniuskanan

- sudut yang terbaca adalah


dart bilah utama kepetat dasar
kebalikan jarum jam

- sudut peturus adalah dart


pelat dasar kebitah utarna,
kebalikan jarum jam.

20
Diputar searah jarum jam

- digunakan skata nonius kin

- sudut yang terbaca adaIah


dart bilah utama kepelat dasar,
searah Jarum jam

- sudut pelurus adaIah dart


petat dasar kebitah utama,
searah jarum Jam.

Gambar. Pemakaian busur bilah nionius.

D. Alat alat yang diperlukan


Blok sudut
Pisau lurus
Batang sinus
Jam ukur
Dudukan pemindah

E. Pelaksanaan
1. Langkah kerja
Ukur sudut , , dan (lihat gambar dibawah) dengan memakai
bilah nonius.
Pengukuran dengan harga sudut 0 dengan blok ukur dengan cara
melihat celah yang terjadi diantara permukaan benda ukur yang
lebih besar/kecil dibandingkan dengan sudut dari blok sudut.

21
2. Hasil pengamatan

Sudut yang di ukur Pengamat A Pengamat B


Skala nonius Skala optik Skala nonius Skala optik
59 59
69 69
124 125
103 107
Jumlah 355 360
Teoritis 3600 3600 3600 3600
Kesalahan -5 0
Sudut :
180 14
1. = 1800 ( + )
2. = ( 1800- ) 130 140
Selisih (1) (2) 50 00

F. Penutup
1. Kesimpulan
Kita harus bisa membedakan yang mana sudut , , agar tidak
terjadi kesalahan.
2. Saran
Lihatlah sudut yang di ukur potongannya rata atau tidak, karena jika tidak
rata kita tidak dapat mengukur sudutnya.

22
PRAKTIKUM V

PENGUKURAN KERATAAN MEJA

A. Pendahuluan

Salah satu karakteristik geometris yang ideal dari suatu komponen


adalah permukaan yang halus. Dalam prakteknya memang tidak mungkin
untuk mendapatkan suatu komponen dengan permukaan yang betulbetul
halus. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya factor manusia
(operator) dan faktor-faktor dari mesin-mesin yang digunakan untuk
membuatnya. Akan tetapi, dengan kemajuan teknologi terus berusaha
membuat peralatan yang mampu membentuk permukaan komponen degan
tingkat kehalusan yang cukup tinggi menurut standar ukuran yang berlaku
dalam metrologi yang dikemukakan oleh para ahli pengukuran geometris
benda melalui pengalaman penelitian.
B. Tujuan praktikum
- Untuk mengetahui kerataan suatu permukaan
- Untuk mengetahui alat alat yang digunakan pada saat praktikum
C. Dasar teori
Batas permukaan dan parameter parameternya
Menurut istilah keteknikan, permukaan adalah suatu batas yang
memisahkan benda padat dengan sekitarnya. Dalam prakteknya, bahan yang
digunakan untuk benda kebanyakan dari besi atau logam. Oleh karena itu,
benda-benda padat yang bahannya terbuat dari tanah, batu, kayu dan karet
tidak akan disinggung dalam pembicaraan mengenai karakteristik permukaan
dan pengukurannya.
Kadang-kadang ada pula istilah lain yang berkaitan dengan permukaan
yaitu profil. Istilah profil sering disebut dengan istilah lain yaitu bentuk. Profil

23
atau bentuk yang dikaitkan dengan istilah permukaan mempunyai arti
tersendiri yaitu garis hasil pemotongan secara normal atau serong dari suatu
penampang permukaan. Untuk mengukur dan menganalisis suatu permukaan
dalam tiga dimensi adalah sulit.
Oleh karena itu, untuk mempermudah pengukuran maka penampang
permukaan perlu dipotong. Cara pemotongan biasanya ada empat cara yaitu
pemotongan normal, serong, singgung dan pemotongan singgung dengan
jarak kedalaman yang sama. Garis hasil pemotongan inilah yang disebut
dengan istilah profil, dalam kaitannya dengan permukaan. Dalam analisisnya
hanya dibatasi pada pemotongan secara normal. Gambar dibawah
menunjukkan perbedaan antara bidang dan profil.

Gambar bidang dan profil pada penampang permukaan.


Dengan melihat profil ini maka bentuk dari suatu permukaan pada
dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu permukaan yang kasar
(roughness) dan permukaan yang bergelombang (waviness). Permukaan yang
kasar berbentuk gelombang pendek yang tidak teratur dan terjadi karena
getaran pisau (pahat) potong atau proporsi yang kurang tepat dari pemakanan
(feed) pisau potong dalam proses pembuatannya.
Sedangkan permukaan yang bergelombang mempunyai bentuk
gelombang yang lebih panjang dan tidak teratur yang dapat terjadi karena
beberapa faktor misalnya posisi senter yang tidak tepat, adanya gerakan tidak

24
lurus (non linier) dari pemakanan (feed), getaran mesin, tidak imbangnya
(balance) batu gerinda, perlakuan panas (heat treatment) yang kurang baik,
dan sebagainya. Dari kekasaran (roughness) dan gelombang (wanivess) inilah
kemudian timbul kesalahan bentuk. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar berikut
ini.

Gambar kekerasan, gelombang, dan kesalahan bentuk dari suatu


permukaan
D. Alat alat yang diperlukan
- Alat ukur kerataan
- Meja rata
- Pelumas
E. Pelaksanaan
1. Langkah kerja
- Tempatkan alat ukur di meja rata
- Jalankan alat ukur ke arah vertikal,horizontal dan sisi miring
- Kemudian akan muncul hasil dari dial indikator

25
- Ketika jarum dial indikator bergerak ke atas searah cw maka
hasilnya positif dan kalau bergerak ke bawah searah ccw maka
hasilnya negatif.

2. Hasil pengamatan

7
9 -1 -8 8 14 -5 17

6 43 23 19 -9 5 65 53

5 17 37 0 -64 10 43 -90

4
30 51 22 80 5 -2 -91

3 19 26 11 -85 29 11 -83

2 10 42 -70 -1 4 0 15

1
0 18 29 9 -15 1 20

0 1 2 3 4 5 6 7

26
80
60 Column1
40 Column2
20 Column7 Column3
0 Column4
Column4
-20 Column1
Column5
-40
-60 Column6
-80 Column7
-100

Grafik dari pengukuran di atas.

F. Penutup
1. Kesimpulan
Jika ingin medapatkan hasil yang lebih baik maka saat memindahkan
satu titik ke titik yang lain harus langsung dan tidak berhenti, misal dari
titik A ke titik C, kita harus tarik langsung dari titik A ke C dan tidak
berhanti ke titik B.
2. Saran
Sebaiknya sebelum dilakukan praktikum, alat alat yang ada harus
dikalibrasi terlebih dahulu agar hasil yang didapat lebih akurat dan jangan
menekan meja karena bissa mengakibatkan kemeringan, meskipun
kemiringan itu kecil.

27
PRAKTIKUM VI

KALIBRASI

A. Pendahuluan

Dalam metrologi industri alat ukur amat beraneka ragam, mulai dari yang
umum penggunaannya sampai yang khusus dibuat untuk tujuan pengukuran
tertentu. Pengukuran adalah proses pemberian angka2 atau label kepada unit
analisis untuk merepresentasikan atribut2 konsep. Proses ini seharusnya cukup
dimengerti orang walau misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena
antara lain kita sering kali melakukan pengukuran.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum adalah :
1. Untuk mengenal jenis jenis alat ukur yang akan digunakan dalam
pengukuran.
2. Supaya untuk lebih mahir menggunakan alat ukur.
3. Dapat digunakan dalam sehari hari.
C. Dasar Teori
1. Alat Ukur Linear Langsung
Pengukuran linier merupakan pengukuran yang sering dilakukan. Dari cara
pengukurannya dikenal dua jenis alat ukur linier, yaitu alat ukur linier langsung dan alat
ukur linier tak langsung. Dengan alat ukur linier langsung maka hasil pengukuran dapat
langsung dibaca pada bagian penunjuk (skala) dan atat ukur tersebut.

a. Mistar Ingsut

Mistar ingsut kadang-kadang disebut mistar geser, jangka sorong, jangka


geser atau schuifmaat. Prinsipnya sama seperti mistar ukur yaitu dengan adanya

28
skala linier pada batangnya, sedangkan perbedaannya terletak pada cara
pengukuran obyek ukur. Pada mistar ingsut dibuat rahang ukur tetap dan rahang
ukur gerak yang berfungsi sebagai sensor yang menjepit benda ukur sewaktu
melakukan pengukuran.

Gambar mistar ingsut nonius

1. Kunci luncur 6. Penggerak halus

2. Kunci penggerak halus 7. Peluncur

3. Skala utama 8. Sensor (rahang gerak)

4. Batang 9. Rahang tetap

5. Lidah pengukur kedalaman 10.Nonius

b. Mikrometer

Mikrometer merupakan alat ukur linier yang mempunyai kecermatan yang


lebih baik dibandingkan mistar ingsut. Mikrometer memiliki kecermatan sampai 0,01
mm, dan tidak mencapai satu mikrometer (meskipun namanya adalah mikrometer).
Tetapi terkadang terdapat pula mikrometer yang dibuat dengan kecermatan 0,005
mm, 0,002 mm, 0,00 1 mm dan bahkan sampai 0,0005 mm (dibantu.dengan skala

29
nonius). Meskipun demikian karena keterbatasan dan ketelitian pembuatan ulir yang
merupakan komponen utama dan sistem pengubah mikrometer ini, maka derajat
kepercayaan atas hasil pengukuran akan turun apabila mikrometer tersebut
mempunyai kecermatan yang lebih kecil dan 0,005 mm.

Gambar. Bagian-bagian Mikrometer luar.

1. Pemeriksaan kerataan dan muka ukur


Kerataan dan salah satu muka ukur dapat diperiksa dengan menggunakan
Kaca Datar (Optical flat), yaitu sekeping kaca (dan gelas atau batu Sapphire) yang
mempunyai satu permukaan yang rata dengan toleransi kerataan sebesar 0,2 m
sampai 0,05 m . Setelah muka ukur dibersihkan maka kaca datar ini diletakkan
dengan hati-hati diatasnya (pada salah satu muka ukur).

2. Mikrometer Indikator (Indicating Micrometer)

Mikrometer Indikator adalah gabungan antara mikrometer dengan jam


ukur. Sebagian dari rangka mikrometer digunakan sebagai tempat untuk
mekanisme penggerak jarum dan jam ukur. Dalam hal ini landasan tetap dan
mikrometer dapat bergerak dan berfungsi pula sebagai sensor dari jam ukur. Jarak
gerak landasan tetap sangat kecil, dengan demikian daerah ukur dari jam ukur

30
sangat terbatas ( 0,02 mm) akan tetapi mempunyai kecermatan pembacaan yang
tinggi (0,00 1 mm).

Mikrometer Indikator selain berfungsi sebagai mikrometer luar juga dapat


dipakai sebagai kaliber. Apabila dipakai sebagai mikrometer luar maka
pembacaan ukuran pada skala mikrometer dilakukan setelah jarum pada indikator
menunjuk angka nol. Dengan demikian, meskipun mikrometer ini tidak
dilengkapi dengan gigi gelincir tetapi tekanan pengukuran dapat dijaga
secukupnya dan selalu tetap.

Gambar. mikrometer indikator.

D. Alat alat yang dibutuhkan


1. Kertas untuk mencatat hasil hitungannya
2. Mistar Ingsut
3. Kaca pembesar
4. Blok ukur
5. Spesimen

31
E. Pelaksanaan
1. Langkah kerja
Untuk mencari kerataan pada spesimen digunakan mistar ingsut
dan mikrometer pada blok ukur
Catat hasil yang telah dicari dengan alat kerja
Apabila nilai yang nampak kurang jelas,maka gunakan kaca
pembesar
Nilai akan muncul pada?

2. Hasil pengamatan

Tinggi Hasil pengukuran


blok ukur Pengamat A Pengamat B
kesalahan Kesalahan
0 0 0
5 5 5
10 10 10
15 15 15
20 20 20
25 25.49 25,49

32
F. Penutup
1. Kesimpulan
Prinsip dari mistar ingsut yaitu dengan adanya skala linier pada
batangnya, sedangkan perbedaannya terletak pada cara pengukuran
obyek ukur.

Mikrometer merupakan alat ukur linier yang mempunyai


kecermatan yang lebih baik dibandingkan mistar ingsut.
Mikrometer memiliki kecermatan sampai 0,01 mm, dan tidak
mencapai satu mikrometer (meskipun namanya adalah
mikrometer).
2. Saran
Pada saat praktikum mahasiswa harus lebih teliti dalam melakukan
praktikum dimana angka angka pada alat sangat kecil.

33

Das könnte Ihnen auch gefallen