Sie sind auf Seite 1von 24

MAKALAH

TEKNIK DASAR RENANG DAN


PERTOLONGAN PERTAMA

DISUSUN OLEH :
Arfani Marizka
11 MIPA 1 / 06
DAFTAR ISI
1 kata pengantar
2 Teknik dasar renang .
3 Pertolongan pertama.
4 penutup
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt Karena rahmat dan karunianya saya dapat
menyelesaikan makalah ini , terimakasih kepada bapak Prama selaku guru mata
pelajaran penjasorkes yang membimbing saya dalam mengerjakan tugas ini mohon
maaf jika masih banyak kesalahan dan semoga dapat dijadikan pelajaran di
kemudian hari
TEKNIK DASAR RENANG
Pengenalan Air
Pengenalan air sangat perlu bagi mereka yang baru pertama kali belajar renang. Tujuannya
adalah untuk menghilangkan rasa takut terhadap air dan mengenal sifat-sifat air seperti basah,
dingin, dan sebagainya.
Latihan pengenalan air dapat dilakukan dalam bentuk permainan atau yang lain misalnya :
Berkejar-kejaran di kolam yang dangkal.
Saling mencipratkan air ke muka taman.
Memasukkan kepala dan badan ke dalam air.
Menyelam melalui rintangan yang di buat teman.
Main tebak-tebakkan di dalam air.
Berjalan mengelilingi kolam.
Bermain kereta keretaan di air.

Mengapung
Ambil napas dalam-dalam masukkan kepala ke dalam air dengan cara sedikit merebahkan
tubuh ke depan. Mata tetap di buka. Tetap rileks jangan tegang, biarkan kaki terangkat dari dasar
kolam. Lutut diangkat keatas dan menyentuh dada. Ambil posisi merangkak dan melayang di
dalam air. Tahan sikap tersebut di dalam air hingga tidak dapat menahan napas lagi. Lakukan
latihan ini berulang-ulang.

Bergerak Naik Turun Dengan Kedua Kaki Terapung


Kedua kaki terapung. Ambil napas, masukkan kepala ke dalam air dengan cara menekukkan
siku. Mata tetap dibuka. Tetap rileks jangan tegang, biarkan kaki terangkat lurus ke atas permukaan
air. Setelah satu atau dua detik, keluarlah dari dalam air dengan meluruskan lengan, keluarkan
napas. Ambil napas kembali, masuk ke dalam air, keluar lagi dan buang napas. Begitu seterusnya,
lakukan kembali latihan ini berulang-ulang.

Meluncur
Berdiri dengan posisi punggung membelakangi dan rapat pada dinding kolam. Turunkan bahu
hingga hanya kepala yang berada di atas permukaan air. Kaki yang terkuat diangkat dan
ditempelkan pada dinding kolam untuk menumpu.
Ambil napas dalam-dalam, masukkan kepala ke dalam air. Sementara itu, tekan kaki tumpu
dan angkat kaki lainnya hingga tubuh meluncur jauh dari pinggir kolam
Latihan Pernafasan
Teknik gerakan pernafasan
Sikap Permulaan
Berdiri kongkang di kolam dasar.
Membungkuk tubuh rata dengan air.
Muka menghadap ke depan di antara kedua lengan yang dijulurkan ke depan.
Gerakan
Pernafasan dilakukan dengan memutar kepala ke kiri atau ke kanan, Sehingga mulut mengambil
nafas.
Gerakan tersebut bersamaan lengan searah dengan putaran kepala berada di belakang samping
tubuh.
Latihan pernafasan ini dikombinasikan dengan gerakan lengan agar dapat mengatur irama
pengambilan nafas.
Pada prinsipnya mengambil udara lewat mulut dengan menghembuskan didalam air.

Cara Melakukan Gerak Dasar Mengambil Nafas


Lakukan dengan posisi telungkup terapung, dan kedua tangan memegang dinding kolam.
Ambillah nafas melalui mulut dan masukkan muka ke dalam air, mata melihat ke depan sedikit.
Permukaan air di dahi, buang nafas melalui hidung. Setelah itu, putarkan kepala ke samping kanan
/ kiri berporos leher. Sehingga mulut dan mulut di atas permukaan air.
7
Buka mulut lalu ambil nafas melalui mulut dengan cepat, lalu masukkan muka ke dalam air dan
buang nafas di dalam air.

Meloncat (Diving)
Berdiri di pinggir kolam dengan jari-jari kaki mencengkeram tepi dinding kolam. Tekuk
kedua lutut hingga posisi badan membungkuk ke depan dan pantat sedikit terangkat. Kedua lengan
diluruskan ke depan bawah dan kedua tangan saling bersentuhan. Kepala direndahkan hingga
sejajar dengan kedua lengan, pandangan tertuju pada titik masuk ke dalam air. Lengan juga
dipastikan mengarah pada garis titik tersebut. Atur keseimbangan, lalu secara sengaja kacaukan
keseimbangan tersebut dengan menjatuhkan diri ke dalam air. Kedua kaki diluruskan dan pastikan
saat meluncur ke dalam air posisi tubuh dari ujung jari tangan hingga ujung jari kaki berada pada
garis lurus. Saat luncuran terjadi, masukkan kepala di antara kedua lengan. Bagian tubuh yang
pertama masuk ke dalam air adalah jari-jari lengan
GAYA-GAYA RENANG

Renang Gaya Bebas (Craw)


Gaya bebas adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua
belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh, sementara
kedua belah kaki secara bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah. Sewaktu
berenang gaya bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air. Pernapasan dilakukan saat
lengan digerakkan ke luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke samping.
Sewaktu mengambil napas, perenang bisa memilih untuk menoleh ke kiri atau ke kanan.
Dibandingkan gaya berenang yang lainnya, gaya bebas merupakan salah satugaya berenang
yang dapat membuat tubuh perenang melaju lebih cepat di dalam air.

Gaya bebas merupakan gaya yang tidak terikat dengan teknik-teknik dasar tertentu. Gaya bebas
dilakukan dengan beraneka ragam gerakan dalam berenang yang bisa membuat perenang dapat
melaju di dalam air. Sehingga gerakan dalam gaya bebas bisa di gunakan oleh beberapa banyak
orang, baik yang sudah terlatih maupun bagi para pemula yang mau belajar renang.

Gerakan Kaki
Kaki kanan dan kaki kiri digerakkan mencambuk ke atas dan ke kiri bawah terus menerus secara
bergantian.
Untuk memperoleh cambukan yang kuat, saat mencambuk ke bawah lutut sedikit dibengkokkan
serta otot paha diregangkan.
Pada saat mencambuk ke atas, otot-otot di daerah pantat berkontraksi hingga kaki bergerak ke atas
permukaan air.
Setiap cambukan dibantu dengan melecutkan pergelangan kaki untuk menambah daya dorong tubuh
ke depan.

Gerakan Lengan
Entry : tangan diliruskan jauh ke depan, lalu ujung jari tangan masuk ke dalam air secara rileks.
9
Catch : tangan digerakkan menangkap ke samping luar, lalu diputar lagi ke dalam air untuk
persiapan melakukan gerak selanjutnya.
Pull : diawali dengan gerakan akhir pada catch. Posisi siku 90di bawah bahu, ujung-ujung jari
tangan menghadap ke bawah.
Release : lengan diluruskan kembali di samping paha, lakukan gerakan menekan melalui lecutan
oleh pergelangan tangan ke atas.
Recovery : diawali dengan gerakan akhir release, lakukan gerakan menjangkau, lengan tangan
lurus ke depan dengan rileks.
Gerakan Mengambil Napas
Ambil udara melalui mulut, lalu dikeluarkan melalui mulut dan hidung secara bersamaan.
Bernapaslah ketika tangan menjangkau jauh ke depan.
Gerakan mengambil udara di lakukan ke satu arah, yaitu samping kiri atau ke samping kanan.

Renang Gaya Punggung (Back Stroke)


Sewaktu berenang gaya punggung, orang berenang dengan posisi punggung menghadap ke
permukaan air. Posisi wajah berada di atas air sehingga orang mudah mengambil napas. Namun
perenang hanya dapat melihat atas dan tidak bisa melihat ke depan. Sewaktu berlomba, perenang
memperkirakan dinding tepi kolam dengan menghitung jumlah gerakan.

Dalam gaya punggung, gerakan lengan dan kaki serupa dengan gaya bebas, namun dengan
posisi tubuh telentang di permukaan air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan menuju
pinggang seperti gerakan mengayuh. Mulut dan hidung berada di luar air sehingga mudah
mengambil atau membuang napas dengan mulut atau hidung.

Sewaktu berlomba, berbeda dari sikap start perenang gaya bebas, gaya dada, dan gaya
kupu-kupu yang semuanya dilakukan di atas balok start, perenang gaya punggung melakukan start
dari dalam kolam.

Gerakan Kaki
Kaki kanan dan kaki kiri digerakkan mencambuk ke atas dan ke bawah terus menerussecara
bergantian.
Saat mencambuk, lutut dibengkokkan serta otot quadriceps dan otot psoas diregangkan.
Lutut dicambukan dengan kuat sehingga punggung agak keluar dari permukaan air.
Saat kaki mencambuk ke bawah, kaki diluruskan dan pergelangan tangan kaki ditahan.
Kemudian, lutut ditekuk 45.

Gerakan Lengan
Entry : tangan dijangkaukan jauh ke belakang. Ujung jari tangan masuk ke dalam air secara rileks
dan segaris dengan bahu. Panggul diangkat ke permukaan air.
Pull : diawali dengan sikap lengan yang lurus. Saat menekan air, siku ditekuk 90 ke samping.
Telapak tangan diangkat beberapa sentimeter ke atas permukaan air.
Push : ketika siku berada tepat dekat pinggang, tangan bergerak ke bawah. Tangan membentuk
huruf S disamping badan pada saat melakukan pull dan push.
Recovery : lengan diangkat dari dalam air dengan ibu jari keluar lebih dahulu. Lengan menyamping
dan pergelangan tangan diputar ke luar saat berada pada sudut 90.
Gerakan Mengambil Napas
Udara diambil ketika lengan melakukan recovery.
Udara dikeluarkan pada saat melakukan pull-push.
Udara dihirup melalui mulut dan dibuang melalui mulut serta hidung secara bersama-sama.

Renang Gaya Dada (Breast Stroke)


Gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk renang rekreasi. Posisi tubuh
stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu yang lama. Gaya dada atau gaya katak (gaya
kodok) adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air,

Dalam pelajaran berenang, perenang pemula belajar gaya dada atau gaya bebas. Di antara
ketiga nomor renang resmi yang diatur Federasi Renang Internasional, perenang gaya dada adalah
perenang yang paling lambat.
Gerakan Kaki
Kedua kaki digerakkan terus menerus menirukan gerakan kaki katak ketika berenang.
Kaki digerakkan memutar ke luar, ke bawah, ke dalam, meluncur, dan recovery.

Gerakan Lengan
Mengayun keluar : kayuhan ke luar dilakukan secara serentak dengan berpusat pada bahu. Lakukan
gerakancatch saat tangan ke luar dari garis bahu.
Mengayuh ke dalam : telapak tangan di gerakkan menarik air ke bawah (gerakan pull), ke dalam,
dan berakhir di bawah kepala.
Recovery : lengan diluruskan secara serentak ke depan.

Gerakan Mengambil Napas


Pengambilan udara dilakukan pada saat lengan melakukan gerakan tarikan air ke luar sampai
belakang.
Udara dikeluarkan pada saat lengan berada pada posisi menjulur ke depan.
Udara dihirup melalui serta dibuang melalui mulut dan lubang secara bersamaan.

Renang Gaya Kupu-kupu (Butterfly)


Gaya kupu-kupu atau gaya dolfin adalah salah satu gaya berenang dengan posisi dada
menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan secara bersamaan ditekan ke bawah dan
digerakkan ke arah luar sebelum diayunkan ke depan. Sementara kedua belah kaki secara
bersamaan menendang ke bawah dan ke atas seperti gerakan sirip ekor ikan atau lumba-lumba.
Udara dihembuskan kuat-kuat dari mulut dan hidung sebelum kepala muncul dari dalam air, dan
udara juga dihirup lewat mulut ketika kepala kita berada di luar air.
Gaya kupu-kupu diciptakan tahun 1933, dan merupakan gaya berenang paling baru. Berbeda dari
renang gaya lainnya, perenang pemula yang belajar gaya kupu-kupu perlu waktu lebih lama untuk
dapat mempelajari koordinasi gerakan - gerakan tangan dan gerakan - gerakan kaki.
Berenang gaya kupu-kupu juga menuntut kekuatan yang lebih besar dari perenang.
Kecepatan renang gaya kupu-kupu didapat dari ayunan kedua belah tangan secara bersamaan.
Perenang tercepat gaya kupu-kupu dapat berenang lebih cepat dari perenang gaya bebas.

Dibandingkan dalam gaya berenang lainnya, perenang gaya kupu-kupu tidak dapat menutupi
teknik gerakan yang buruk dengan mengeluarkan tenaga yang lebih besar.

Gerakan Kaki
Pinggang diturunkan ke bawah dan kaki bergerak untuk melakukan cambukan.
Dengan memanfaatkan ruang gerak sendi pergelangan kaki dan punggung kaki, cambukan
dilakukan untuk menekan air ke bawah secara cepat dan kuat.
Kaki ke atas pada saat gerakan recovery.
Gerakkan pinggang ke atas sehingga kaki terangkat ke atas saat pinggang bergerak ke bawah.

. Gerakan Lengan
Entry : tangan masuk ke dalam air, lengan lurus pada posisi miring dan jari-jari lebih rendah dari
siku. Tangan masuk ke dalam air sebelum melewati daerah samping bahu.
Mengayun ke luar : lengan bergerak ke luar secara berkesinambungan. Akhiri dengan
gerakan catch yang dilakukan setelah kedua lengan berada tepat di luar bahu bersamaan dengan
cambukan pertama ke bawah.
Mengayun : tangan bergerak ke bawah dan ke luar dari lingkaran gerak.
Mengayun ke dalam : posisi tangan berada tepat di bawah siku.
Tangan ditarik ke dalam, ke atas, dan ke belakang dalam lingkaran kecil di bawah kepala dekat
badan. Mengayun ke atas depan, siku diangkat ke atas permukaan air membentuk 30- 40.
Recovery : lengan diangkat ke atas permukaan air secara rileks, pangkal lengan diputar ke dalam
dan mengayun ke depan.
Gerakan Mengambil Napas
Udara diambil pada saat tangan mulai ditarik kearah bahu dan kepala ke luar dari dalam air.
Udara dikeluarkan pada saat kepala akan ke luar melalui gerakan dagu, lalu udara ditarik lagi
dengan cepat.
Udara dihirup melalui mulut dan dibuang melalui mulut dan hidung secara bersamaan.
PERTOLONGAN PERTAMA

Apakah Definisi Pertolongan Pertama ?


Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang
mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari
tenaga medis. Ini berarti :
Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat.
Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah
sakit korban
Apa saja Tujuan utama Pertolongan Pertama?
Tujuan utama pertolongan pertama adalah untuk :
Mempertahankan penderita tetap hidup atau terhindar dari maut
Membuat keadaan penderita tetap stabil
Mengurangi rasa nyeri, ketidak-nyamanan dan rasa cemas
Menghindarkan kecacatan yang lebih parah
Siapa saja Pelaku Pertolongan Pertama ?
Pelaku pertolongan pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian yang
memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar. Secara umum semua orang
boleh memberikan pertolongan.

Klasifikasi Penolong:
a. Orang Awam : Tidak terlatih atau memiliki sedikit pengetahuan pertolongan pertama
b. Penolong pertama : Kualifikasi ini yang dicapai oleh KSR PMI
c. Tenaga Khusus/Terlatih :
Tenaga yang dilatih secara khusus untuk menanggulangi kedaruratan di Lapangan
Apa saja Kualifikasi Seorang Pelaku Pertolongan Pertama ?
Agar dapat menjalankan tugas, petugas penolong harus memiliki kualifikasi sebagai berikut
Jujur dan bertanggungjawab.
Memiliki sikap profesional, kematangan emosi. dan Kemampuan bersosialisasi.
Selalu dalam keadaan siap, khususnya secara fisik
Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi PMI.
Apa saja Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama ?
Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya
Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa
Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban
Meminta bantuan / rujukan
Ikut menjaga kerahasiaan dengan petugas lain yang terlibat
Mempersiapkan untuk ditransportasikan
Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama (Alat Pelindung Diri)
Sarung Tangan Lateks
berguna untuk melindungi diri karena pada dasarnya semua cairan tubuh dianggap dapat
menularkan penyakit
Kacamata Pelindung
berguna untuk melindungi mata dari percikan darah maupun mencegah cedera akibat benturan
atau kelilipan pada mata saat melakukan pertolongan.
Baju pelindung
berguna untuk mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju penolong.
Masker Penolong
berguna untuk mencegah penularan penyakit penyakit melalui udara.
Masker RJP
diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Helm
Dipakai apabila akan bekerja di tempat yang rawan akan jatuhnya benda untuk mencegah
terjadinya cedera pada kepala saat melakukan pertolongan.
Apa saja Peralatan yang dibutuhkan dalam Pertolongan Pertama?
Penutup Luka misalnya kasa steril Tandu
Pembalut misalnya pembalut segitiga Tensimeter dan Stetoskop
(mitella) dan pembalut gulung Kapas
Cairan Antiseptik misalnya alkohol Pinset
Cairan Pencuci Mata misalnya Senter
boorwater Alat Tulis
Peralatan stabilisasi misalnya bidai Kartu penderita
dan papan spinal panjang
Gunting
Senter
Bagaimana Prinsip Dasar Pertolongan Pertama ?
Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan adalah sebagai berikut:
Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir
panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa
dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya
Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Pergunakanlah
sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja
dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas
korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan
atau pertolongan tambahan oleh pihak lain
Alat Bantu pada Pertolongan Pertama
1. Perban
Perban adalah bahan yang digunakan untuk menutup luka dengan tujuan untuk membantu
menghentikan pendarahan dan menyerap cairan yang keluar dari luka juga mencegah terjadinya
kontaminasi kuman.
Bila perban tidak tersedia dapat digunakan bahan lain seperti sapu tangan, sarung tangan,
lembaran kain atau pakaian yang bersih. Jika memungkinkan, bahan tersebut disterilkan dengan
merebusnya selama 15 menit kemudian baru dikeringkan. Pada saat menutup luka usahakan
perban lebih lebar beberapa sentimeter dari pinggiran luka untuk mencegah kontaminasi kotoran
atau kuman.
2. Pembalut / bebat
Bebat atau balutan adalah bahan yang sering digunakan untuk melapis luka sehabis diperban.
Kegunaannya adalah untuk menbantu menghentikan pendarahan, mengurangi terjadinya
pembengkakan dan mendukung bagian otot yang terluka supaya menyatu kembali.
3. Mitella (pembalut segitiga)
Bahan pembalut dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran.
Panjang kaki antara 50-100 cm
Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan, pinggul,
telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.
Dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut bentuk dasi.
4. Dasi (cravat)
Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga berbentuk pita dengan
kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm.
Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang lain),
rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang terkilir.
Cara membalut:
o Bebatkan pada tempat yg akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan
o Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara sebelum diikat arahnya
saling menarik
o Kedua ujung diikatkan secukupnya
5. Pita (pembalut gulung)
Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang paling sering adalah
kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan darah, serta tidak mudah kendor.

Macam ukuran lebar pembalut dan penggunaannya:


1. 2,5 cm : untuk jari-jari
2. 5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan
3. 7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki
4. 10 cm : untuk paha dan sendi pinggul
5. 10-15 cm : untuk dada, perut dan punggung.
Cara membalut anggota badan (tangan/kaki):
1. Sangga anggota badan yang cedera pada posisi tetap
2. Pastikan bahwa perban tergulung kencang
3. Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari
proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari distal ke proksimal
(terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya). Atau bisa dimulai
dari bawah luka (distal), lalu balut lurus 2 kali.
4. Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara
bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan menutupi dua per tiga bagian
sebelumnya.
5. Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau jepitan
perban.
6. Plester (pembalut berperekat)
Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir, untuk
merekatkan pada kelainan patah tulang. Cara pembidaian langsung dengan lester disebut
strapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi
gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya difiksasi lengan plester.
Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester yang sudah dilengkapi dengan kasa
yang mengandung antiseptik (Tensoplast, Band-aid, Handyplast dsb).
Cara membalut luka terbuka dengan plester:
1. Luka diberi antiseptik
2. Tutup luka dengan kassa
3. Baru letakkan pembalut plester.
7. Kassa Steril
Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan dibungkus
sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum digunakan.
Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati (misalnya
sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester.
8. Bidai

Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi ringan
yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak
(immobilisasi), memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit. Maksud dari immobilisasi
adalah:
1. Ujung-ujung dari ruas patah tulang yang tajam tersebut tidak merusak jaringan lemah,
otot-otot, pembuluh darah, maupun syaraf.
2. Tidak menimbulkan rasa nyeri yang hebat, berarti pula mencegah terjadinya syok karena
rasa nyeri yang hebat.
3. Tidak membuat luka terbuka pada bagian tulang yang patah sehingga mencegah terjadinya
infeksi tulang.

Pembidaian tidak hanya dilakukan untuk immobilisasi tulang yang patah tetapi juga untuk sendi
yang baru direposisi setelah mengalami dislokasi. Sebuah sendi yang pernah mengalami
dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor sehingga gampang mengalami dislokasi
kembali, untuk itu setelah diperbaiki sebaiknya untuk sementara waktu dilakukan pembidaian.
9. Pembalut Lainnya
Snelverband : pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril. Baru dibuka
saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar.
Sofratulle : kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk menutup
luka-luka kecil.
Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
A. Asma
Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala
Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
Canned be heard the voice of the additional breath
Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
Irama nafas tidak teratur
Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan
1. Tenangkan korban 4. Atur nafas
2. Bawa ketempat yang luas dan 5. Beri oksigen (bantu) bila
sejuk diperlukan
3. Posisikan setengah duduk

B. Lemah Jantung
Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu
atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala
Nyeri di dada Mual, muntah, perasaan
Penderita memegangi dada tidak enak di lambung
sebelah kiri bawah dan Kepala terasa ringan
sedikit membungkuk Lemas
Kadang sampai tidak Kulit berubah
merespon terhadap suara pucat/kebiruan
Denyut nadi tak teraba / Keringat berlebihan
lemah
Gangguan nafas
Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan
pencernaan, stress, tegang.

Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Istirahatkan
3. Posisi duduk
4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
C. Mimisan
Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu
panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala
Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
. Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
Kadang disertai pusing
Penanganan
1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2. Tenangkan korban
3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4. Diminta bernafas lewat mulut
5. Bersihkan hidung luar dari darah
6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama
D. Mual-Mual
Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.
Gejala
Perut terasa nyeri/mual
Berkeringat dingin
Lemas
Penanganan
1. Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
2. Beri minuman hangat (teh/kopi)
3. Jangan beri makan terlalu cepat
E. Memar
Memar yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala
Warna kebiruan/merah pada kulit
Nyeri jika di tekan
Kadang disertai bengkak
Penanganan
1. Kompres dingin
2. Balut tekan
3. Tinggikan bagian luka
F. Keseleo
Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala
Bengkak dan nyeri bila ditekan
Kebiruan/merah pada derah luka
Sendi terkunci
Ada perubahan bentuk pada sendi
Penanganan
1. Korban diposisikan nyaman
2. Kompres es/dingin
3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4. Tinggikan bagian tubuh yang luka
G. Kram
Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.
Gejala
Nyeri pada otot
Kadang disertai bengkak
Penanganan
1. Istirahatkan
2. Posisi nyaman
3. Relaksasi
4. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi

H. Histeria
Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban;
secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala
Seolah-olah hilang kesadaran
Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Pisahkan dari keramaian
3. Letakkan di tempat yang tenang
4. Awasi
I. Keracunan Makanan atau Minuman
Gejala
Mual, muntah
Keringat dingin
Wajah pucat/kebiruan
Penanganan
1. Bawa ke tempat teduh dan segar
2. Korban diminta muntah
3. Diberi norit
4. Istirahatkan
5. Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik
Evakuasi Korban
Evakuasi korban adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk
memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan
medis lebih lanjut.
Prinsip Evakuasi
1. Dilakukan jika mutlak perlu
2. Menggunakan teknik yang baik dan benar
3. Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki
semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau
bahkan kematian
Alat Pengangkutan
Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu, namun hal
tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat).
Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:
1. Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut mempengaruhi cara
angkut yang dilaksanakan.
Bila satu orang maka penderita dapat:
Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak
Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas,
Bila dua orang maka penderita dapat:
Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban tak perlu
diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau tulang
punggung.
Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan
Model membawa balok
Model membawa kereta
2. Alat bantu
Tandu permanen
Tandu darurat
Kain keras / ponco / jaket lengan panjang
Tali / webbing

Persiapan :
Yang perlu diperhatikan:
1. Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkanpenilaian kondisi dari:
keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan angguan persendian
2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi
3. Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut
4. Memilih alat
5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita yang tidak
daolam posisi benar.
Bagaimanakah Tata Cara dalam Pertolongan Pertama
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah sebagai berikut :
Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban
yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan
diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk
ditolong.

Lakukan Penilaian terhadap penderita yang meliputi :


a) Penilaian keadaan
Penilaian keadaan dilakukan untuk memastikan situasi yang dihadapi dalam suatu upaya
pertolongan. Sebagai penolong kita harus memastikan apa yang sebenarnya kita hadapai, apakah
ada bahaya susulan atau hal yang dapat membahayakan seorang penolong. Ingatlah selalu bahwa
seorang atau lebih sudah menjadi korban, jangan ditambah lagi dengan penolong yang menjadi
korban. Keselamatan penolong adalah nomor satu. Saat tiba di lokasi kejadian,sudah dapat
dipastikan bahwa keadaan aman maka tindakan selanjutnya adalah :
1. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang-orang di sekitar lokasi kejadian.
2. Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan:
Nama Penolong
Nama Organisasi
Permintaan izin untuk menolong dari penderita / orang
3. Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan mulai melakukan penilaian
dini dari penderita.
4. Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancam nyawa.
5. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan.
6. Minta bantuan.
b) Penilaian Dini
Kesan umum
Seiring mendekati penderita, penolong harus mementukan apakah situasi penderita tergolong
kasus trauma atau kasus medis.
jika termasuk kasus trauma maka mempunyai tanda tanda yang jelas terlihat atau teraba
misalnya luka bakar, patah tulang, dll
Jika termasuk kasus medis maka tanpa tanda tanda yang terlihat atau teraba misalnya sesak
napas, pingsan,dll
Periksa Respon
Cara sederhana untuk mendapatkan gambaran gangguan yang berkaitan dengan otak penderita.
Terdapat 4 tingkat Respons penderita yaitu:
A = Awas
Penderita sadar dan mengenali keberadaan dan lingkungannya.
S = Suara
Penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara.
N = Nyeri
Penderita hanya bereaksi terhadap rangsang nyeri yang diberikan oleh penolong, misalnya
dicubit, tekanan pada tulang dada.
T=Tidak respon
Penderita tidak bereaksi terhadap rangsang apapun yang diberikan oleh penolong. Tidak
membuka mata, tidak bereaksi terhadap suara atau sama sekali.
Memastikan jalan napas terbuka dengan baik (Airway).
Jalan napas merupakan pintu gerbang masuknya oksigen ke dalam tubuh manusia. Apapaun
usaha yang dilakukan, namun bila jalan napas tertutup semuanya akan gagal.
Pasien dengan respon
Cara sederhana untuk menilai adalah dengan memperhatikan peserta saat berbicara. Adanya
gangguan jalan napas biasanya akan berakibat pada gangguan bicara.

Pasien yang tidak respon


Pada penderita yang tidak respon, penolonglah yang harus mengambil inisiatif untuk membuka
jalan napas. Cara membuka jalan napas yang dianjurkan adalah angkat dagu tekan dahi. Pastikan
juga mulut korban bersih, tidak ada sisa makanan atau benda lain yang mungkin menyumbat
saluran napas
Pemeriksaan Fisik
Amati dan raba (menggunakan kedua tangan dan dengan tekanan), bandingkan (simetry), cium
bau yang tidak biasa dan dengarkan (suara napas atau derit )

Riwayat Penderita
Selain melakukan pemeriksaan, jika memungkinkan dilakukan wawancara untuk mendapatkan
data tambahan. Wawancara sangat penting jika menemukan korban dengan penyakit.
Mengingat wawancara yang dilakukan dapat berkembang sangat luas, untuk membantu
digunakan akronim : KOMPAK
K = Keluhan Utama (gejala dan tanda)
sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita
O = Obat-obatan yang diminum.
Pengobatan yang sedang dijalani penderita atau obat yang baru saja diminum atau obat yang
seharusnya diminum namun ternyata belum diminum.
M = Makanan/minuman terakhir
Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon pada penderita. Selain itu data
ini juga penting untuk diketahui bila ternyata penderita harus menjalani pembedahan kemudian
di rumah sakit.
P = Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan dengan keadaan
yang dialami penderita pada saat ini, misalnya keluhan sesak napas dengan riwayat gangguan
jantung 3 tahun yang lalu.
A = Alergi yang dialami.
Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada pasien ini mungkin merupakan suatu bentuk alergi,
biasanya penderita atau keluarganya sudah mengetahuinya
K = Kejadian.
Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya gejala dan tanda
penyakit yang diderita saat ini.
Pemeriksaan Berkala / lanjut
Setelah selesai melakukan pemeriksaan dan tindakan, selanjutnya lakukan pemeriksaan berkala,
sesuai dengan berat ringannya kasus yang kita hadapi.
Pada kasus yang dianggap berat, pemeriksaan berkala dilakukan setiap 5 menit, sedangkan pada
kasus yang ringan dapat dilakukan setiap 15 menit sekali.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala adalah :
1. Keadaan respon
2. Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu
3. Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
4. Periksa kembali nadi penderita dan bila perlu lakukan secara rinci bila waktu memang tersedia.
5. Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan kondisinya Periksa kembali dari ujung
kepala sampai ujung kaki, mungkin ada bagian yang terlewat atau membutuhkan pemeriksaan
yang lebih teliti.
6. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau sengaja dilewati
karena melakukan pemeriksaan terarah.
7. Nilai kembali penatalaksanaan penderita, apakah sudah baik atau masih perlu ada tindakan
lainnya. Periksa kembali semua pembalutan, pembidaian apakah masih cukup kuat, apakah
perdarahan sudah dapat di atasi, ada bagian yang belum terawat.
8. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman
Pelaporan
Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis. Laporan ini berguna sebagai catatan anda,
PMI dan bukti medis.
Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah :

Umur dan jenis kelamin penderita


Keluhan Utama
Tingkat respon
Keadaan jalan napas
Pernapasan
Sirkulasi
Pemeriksaan Fisik yang penting
KOMPAK yang penting
Penatalaksanaan
Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seseorang akibat sakit,
kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan, terkejut/kaget, lapar/haus,
kondisi fisik lemah, dan lain sebagainya. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran
sementara karena otak kekurangan O2, kecelakaan, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga,
terkejut / kaget, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), anemia, dan lain-lain

Gejala umum :
Perasaan limbung Lemas
Pandangan berkunang- Keringat dingin
kunang Menguap berlebihan
Telinga berdenging Tak respon (beberapa
Nafas tidak teratur menit)
Muka pucat Denyut nadi lambat
Biji mata melebar
Penanganan
Baringkan korban dalam posisi terlentang
Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
Beri udara segar
Periksa kemungkinan cedera lain
Selimuti korban
Korban diistirahatkan beberapa saat
Untuk mengembalikan kesadaran orang yang mengalami kepingsanan dapat menggunakan
bau-bauan yang menyengat dan merangsang seperti minyak wangi, minyak nyong-nyong,
anomiak, durian dan lain-lain.
Jika wajah orang pingsan itu pucat pasi maka sebaiknya buat badannya lebih tinggi dari
kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke kepala korban pingsan tersebut.
Jika muka orang yang pingsan itu merah maka sanggah kepalanya dengan bantal atau sesuatu
agar darah di kepalanya bisa mengalir ke tubuhnya secara normal.
Apabila si korban pingsan tadi muntah, maka sebaiknya miringkan kepalanya agar untah
orang itu bisa keluar dengan mudah sehingga jalur penapasan orang itu bisa lancar kembali.
Jika orang yang pingsan sudah siuman maka bisa diberi minumseperti kopi atau teh hangat.
Jika orangnya diabetes jangan diberi gula dan jika orangnya masih belum kuat memegang gelas
atau minum sendiri dengan tangannya harap jangan diberi dulu agar tidak tersedak.
Apabila tidak sadar-sadar dan berangsur-angsur membaik / pulih maka sebaiknya hubungi
ambulan atau dibawa ke pusat kesehatan terdekat seperti puskesmas, klinik, dokter,
rumahsakit, dsb agar mendapatkan perawatan yang lebih baik.
Perhatikan orang lain di sekitar korban, jangan sampai harta benda milik orang yang jatuh
pingsan tersebut raib digondol maling / copet yang senang beraksi dikala orang lain sengsara.
Perhatikan pula ornag lain yang membantu atau menonton korban, jangan sampai mereka
kecopetan saat serius membantu korban atau asyik melihat kejadian.
Bagaimanakah Teknik Pertolongan Pertama dalam Kondisi Gawat Darurat
RESUSITASI JANTUNG - PARU
RJP adalah teknik dasar pertolongan pertama yang digunakan pada korban yang tidak bernapas
dan kuat dugaan jantungnya berhenti berdenyut . RJP bertujuan untuk merangsang organ jantung
dan paru paru korban berfungsi kembali memompa darah dan mengalirkan oksigen ke seluruh
tubuh. Oleh karena itu diperlukan prosedur RJP yang dikenal dengan tindakan ABC meliputi :

Airway Controlling ( membuka Jalan udara / napas )


Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Membaringkan korban telentang di lantai atau di tanah.
Membersihkan mulut dan jalan udara dari kemungkinan adanya benda benda asing
menggunakan jari penolong.
Jika tidak ada dugaan terjadi cedera leher, dongakkan kepala korban untuk membuka jalan udara.
Dengan cara menempelkan telapak tangan penolong di kening korban dan jari tangan lainnya
mengangkat dagu korban yang bertujuan agar lidah korban tertarik dari pangkal tenggorokan.

Breathing Support (bantuan pernapasan / napas buatan )


Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Pastikan kepala korban dalam posisi mendongak
Dengan meletakkan telapak tangan pada dahi, pencetlah hidung korban dengan menggunakan
ibu jari dan telunjuk kemudian ambil napas dalam dalam. Tempelkan mulut Anda pada mulut
korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2 kali napas penuh. Lepaskan mulut Anda setiap setelah
menghembuskan napas dan ambil napas panjang lagi dan tiup lagi.
Setelah Anda mengembuskan udara ke dalam mulut dan hidung, dekatkan telinga Anda ke
hidung korban untuk mendengarkan hembusan napasnya (LDR)
Lanjutkan pemberian udara kepada korban melalui mulut,hidung atau keduanya sekitar 12 kali
hembusan permenit (1 hembusan per 5 detik) untuk korban dewasa, 15 kali hembusan permenit
(1 hembusan tiap4 detik) untuk korban anak-anak, 20 kali hembusan permenit (1 hembusan tiap
3 detik ) untuk bayi.
Kemudian perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik dan turun pertanda dia bernapas, jika
dada sudah mulai mengembang hentikan tiupan

Circulatoring Support (Memulihkan sirkulasi darah)


Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Letakkan bagian dalam salah satu tangan anda di atas bagian tengah dada pasien. Taruhlah
tangan lainnya di atas tangan yang pertama. Jaga siku anda lurus dan posisi bahu anda tepat di
atas tangan anda
Gunakan berat badan bagian atas (tidak hanya lengan anda) ketika anda mendorong ke bawah
(menekan) dada 4 5,5 cm. Dorong kuat dan cepat-berikan dua tekanan tiap detik atau sekitar
100 tekanan tiap menit
Setelah 15 tekanan, miringkan kepala ke belakang-angkat dagu
untuk membuka jalan udara. Bersiaplah untuk memberikan 2 pernapasan penyelamat. Jepit ujung
hidung dan berikan napas ke mulut pasien selama 1 detik. Jika dada naik berikan napas kedua.
Jika tidak naik, ulangi memiringkan kepala ke belakang-mengangkat dagu dan berikan napas
kedua. Itu satu siklus. Jika ada orang lain selain anda, minta orang tersebut berikan dua napas
setelah anda melakukan 15 tekanan.

Seperti Apakah Anatomi dan Fisiologi Manusia secara Umum


Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan bentuk tubuh
Fisiologi (faal tubuh) adalah Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan
tubuh.
Posisi Anatomis
Tubuh manusia diproyeksikan menjadi suatu posisi yang dikenal sebagai posisi anatomis, yaitu
berdiri tegak, ke dua lengan di samping tubuh, telapak tangan menghadap ke depan. Kanan dan
kiri mengacu pada kanan dan kiri penderita.
Bidang Anatomis
Dalam posisi seperti ini tubuh manusia dibagi menjadi beberapa bagian oleh 3 buah bidang
khayal:
Bidang Medial; yang membagi tubuh menjadi kiri dan kanan
Bidang Frontal; yang membagi tubuh menjadi depan (anterior) dan bawah (posterior)
Bidang Transversal; yang membagi tubuh menjadi atas (superior) dan bawah (inferior
Sumber :
https://artgus16.blogspot.co.id/2013/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://meygachandra.blogspot.co.id/2015/03/materi-pmr-pertolmatengan-pertama.html

Das könnte Ihnen auch gefallen