Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Sastro Putre Gustiawan, Ni Luh Adi Satriani, NLP Inca Buntari Agustini
BRSUD Kab. Tabanan Jl. Pahlawan No.14, Delod Peken, Kab. Tabanan, Bali 82100
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali Jalan Tukad Balian No. 180 Renon,Denpasar
Email: sastroboyz69@gmail.com
ABSTRACT
Introduction : In Standard Operating Procedure, the use of hood mask on COPD patients in nebuliz-
er therapy is used when necessary, which means that the medical staff able to wear a mask or not, it is
because of lack of firmness in the Standard Operating Procedures created.
Aim. To determine the relationship of the use of hoods during therapy nebulizer mask to saturation of
peripheral oxygen in COPD patients in the ER Agency Tabanan General Hospital.
Method : This research used non-probability sampling design, the sampling technique used in this
study was consecutive sampling technique.
Results : The respondents who wore hood mask on during nebulizer therapy as many as 84 respond-
ents (98.8 percent), respondents who woremask on for 10-15 minutes by 85 respondents (100 percent),
respondents who installed the rubber on mask during nebulizer therapy was 81 respondents (95.3 per-
cent), the majority of respondents whom masks do did not come loose during nebulizer therapy as many
as 76 respondents (89.4 percent). The saturation of oxygen peripheral therapy on COPD patients with
nebulizer has a normal outcome as many as 82 respondents (96.5 percent).
Discussion: There was a significant relations between the use of hood mask during nebulizer therapy
with the saturation of oxygen peripheral on COPD patients with the results of Pearsons Chi-square test
in Asymp.Sig value. (2-sided) of 0.00 (p = 0:00), because the value of Asymp.Sig. (2 -sided) 0:00 <0:05
(Alpha 5%). In a nebulizer therapy on COPD patients, medical staff should wear a hood mask during
the therapy and follow-up the result of this study for the changes of standard operating procedures.
penurunan jumlah di tahun 2015 angka kasus Penggunaan nebulizer ini dapat
PPOK masih terbilang tinggi. digunakan dengan menggunakan masker, pa-
da Standar Operasional Prosedur penggunaan
Gejala utama penderita PPOK adalah
nebulizer di IGD Badan Rumah Sakit Umum
timbulnya dyspnea tanpa disertai batuk dan
Tabanan penggunaan masker sungkup dalam
produksi sputum yang berarti. Biasanya dysp-
daftar alat masih sebatas bila perlu yang
nea timbul antara usia 30 sampai 40 tahun
berarti penggunaan masker sungkup bisa
dan semakin lama semakin berat. Keadaan
digunakan atau tidak saat pemberian terapi
PPOK yang ekstrem akan mengalami gejala
menggunakan alat nebulizer, dan sejauh pan-
batuk-batuk dengan sputum yang produktif
tauan peneliti pasien yang tidak
dan sering mengalami infeksi saluran perna-
menggunakan masker sungkup saat terapi
pasan yang dapat berlangsung bertahun-tahun
nebulizer cenderung diberikan nebulizer
yang akhirnya akan timbul gejala dyspnea
hingga dua kali, bahkan sampai diopname
pada waktu pasien melakukan aktivitas fisik.
karena gejala dyspnea tidak berkurang.
Pasien-pasien ini akan memperlihatkan gejala
berkurangnya dorongan untuk bernafas, men-
galami hipoventilasi dan terjadi hipoksia serta
METODE PENELITIAN
hiperkapnia.
Desain penelitian yang digunakan ada-
Mengingat dampak yang ditimbulkan
lah penelitian deskriptif analitik, rancangan
oleh penyakit ini, maka berbagai upaya pen-
penelitian yang digunakan cross sectional,
gobatan telah banyak dikembangkan untuk
yang menekankan waktu pengukuran/ ob-
mengobati penyakit ini, mulai dari upaya
servasi data variabel independen dan de-
farmakologi sehingga non farmakologis.
penden hanya satu kali pada satu saat,
Upaya farmakologis yang dilakukan untuk
penelitian ini dilakukan di ruang IGD BRSU
pasien PPOK berupa tindakan-tindakan untuk
Tabananpada tanggal 3 September sampai
menghilangkan obstruksi saluran nafas kecil.
dengan 31 Oktober 2016.
Salah satu upaya farmakologis yang dil-
akukan adalah dengan pemberian ekspektoran Populasi dalam penelitian ini adalah
dan bronkodilator yang biasanya diberikan semua pasien PPOK yang datang ke IGD
dalam bentuk inhalasi (Price dan Wilson, BRSU Tabanan dengan besar sampel yang
2006). Obat-obat ini hanya mengurangi diteliti yaitu sebanyak 85 orang.
bronkospasme otot-otot polos sedangkan Kriteria inklusi dalam penelitian ini
hipoksemia akibat ketidakseimbangan rasio adalah: Pasien PPOK dengan kesadaran kom-
ventilasi/perfusi yang terjadi pada pasien pos mentis dengan GCS E4,V5,M6. Pasien
PPOK belum tertangani (Wardana, 2000). dengan diagnosa medis PPOK yang sadar
Terapi inhalasi pada pasien PPOK salah penuh dan bersedia menjadi responden yang
satunya dengan nebulizer, Nebulizer sudah mau menandatangani informed consent.
mulai dikenal oleh masyarakat umum sebagai Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah
media alat pengobatan penyakit PPOK saat pasien PPOK yang tidak bersedia menjadi
keadaan sesak kambuh, terutama pasien- responden.
pasien yang diantar oleh keluarganya ke unit Penelitian ini menggunakan tekniknon-
IGD. Keuntungan penggunaan nebulizer ini probability sampling. Jenis non-probability
hanya memerlukan pernapasan tidal dan be- sampling yang digunakan adalah consecutive
berapa obat dapat dicampur. Beberapa obat sampling. Pemilihan sampel dengan
yang dapat digunakan pada nebulizer yaitu menetapkan subyek yang memenuhi kriteria
Short Acting Beta2-agonis Adrenoseptor atau penelitian dimasukkan dalam penelitian sam-
disingkat SABA inhalasi, Anti kolenergik pai kurun waktu tertentu sehingga jumlah
inhalasi, dan kortikosteroid inhalasi. Namun
sampel yang diperlukan terpenuhi.
nebulizer juga punya kekurangan yaitu
alatnya yang cukup besar dan memerlukan Pengumpulan data saturasi perifer
sumber daya listrik yang relatif mahal oksigen dilakukan dengan mencatat hasil sa-
(Supriyatno dan Nataprawira, 2002). turasi di lembar observasi yang sudah dibuat
52
JRKN Vol.01/No. 01/April-September/2017 Penggunaan Masker
Jenis Kelamindapat dijelaskan bahwa dari 85 Tindakan Frekuensi (f) Persentase (%)
responden, jumlah responden perempuan
Tidak
paling banyak daripada laki-laki yaitu 45 4 4,7
Terpasang
responden (52,9 persen).
Terpasang 81 95,3
Karakteristik responden berdasarkan
Agamadapat dijelaskan bahwa dari 85
Penggunaan Masker Sungkup pada
responden, jumlah responden beragama
Tindakan Karet Terpasang menunjukkan
Hindu paling banyak daripada Islam yaitu 84
bahwa sebagian besar responden dengan ka-
responden (98,8 persen).
ret terpasang sebanyak 81 responden (95,3
persen).
Tabel 3. Penggunaan Masker Sungkup Sela-
ma Pemberian Terapi Nebulizer
Tabel 6. Distribusi Responden menurut
Persentase Penggunaan Masker Sungkup pada
Tindakan Frekuensi (f)
(%) Terlepasnya Masker Saat Dipakai
Tidak Me- 1,2
1 Masker Frekuensi Persentase (%)
nutupi (f)
Menutupi 84 98,8
Sempat Ter-
9 10,6
54
JRKN Vol.01/No. 01/April-September/2017 Penggunaan Masker
lam cara pemasangan masker sungkup seder- mempengaruhi perilaku kesehatan, perempu-
hana yang benar (Ariyanto, 2008). Menurut an lebih sering menggunakan fasilitas
Santika (2011) dalam pemberian terapi nebu- kesehatan dari pada laki-laki, dan perempuan
lizer, beberapa poin penting langkah-langkah lebih berpartisipasi dalam pemeriksaan
pemberian terapi nebulizer, yaitu waktu pem- kesehatan.
berian terapi selama 10-15 menit dan masker
2. Saturasi Perifer Oksigen Pasien PPOK
sungkup tidak boleh lepas selama proses neb-
Selama Pemberian Terapi Nebulizer
ulizer.
Saturasi oksigen adalah jumlah total
Berdasarkan hasil penelitian, didapat
oksigen yang terikat dengan hemoglobin di
penggunaan masker sungkup menurut tinda-
dalam darah arteri (Guyton,1997). Lebih
kan menutup hidung adalah sebagian besar
lanjut, Fikri dan Ganda dalam Santika(2011)
responden menutupi hidung yaitu sebanyak
memberikan penjelasan bahwa saturasi
84 responden (98,8 persen), dibagian karet
oksigen adalah presentase kejenuhan
terpasang sebagian besar responden terpasang
hemoglobin terhadap oksigen. Menurut
karet sebanyak 81 responden(95,3 persen).
(Potter and Perry, 2006) menambahkan
Sedangkan penggunaan masker sungkup
bahwa saturasi oksigen adalah presentase
menurut waktu pemberian, seluruh responden
hemoglobin yang disaturasi oleh oksigen dan
menggunakan masker sungkup selama 10-15
akan dipantau secara kontinyu dengan
menit sebanyak 85 responden(100 persen),
menggunakan oksimeter kutaneus.
dan menurut terlepasnya masker saat dipakai,
sebagian besar responden tidak terlepas saat Berdasarkan hasil penelitian
menggunakan masker sebanyak 76 respond- menunjukkan bahwa sebagian besar
en (89,4 persen), ditinjau dari 4 poin penting responden mengalami saturasi normal
dalam penggunaan masker sungkup selama sebanyak 82 responden (96,5 persen).
nebulizer diatas dapat disimpulkan Menurut peneliti kadar saturasi yang
penggunaan masker sungkupnya sudah baik. didapatkan dengan kategori normal
disebabkan karena meningkatnya saturasi
Menurut peneliti, responden yang telah
oksigen inspirasi.
menggunakan masker sungkup dengan baik
tersebut ditinjau dari 4 poin penting Kadar oksigen inspirasi yang tinggi
penggunaan masker sungkup, karena dilihat dapat meningkatkan net shunt dengan
dari tingkat pendidikan responden yang seba- berbagai mekanisme, pengaruh ini
gian besar adalah tamatan SMA sebanyak 36 meningkatkan PO2 arteri, karenanya pada
responden (42,4 persen) dapat menyerap dan hipoksemia akut yang berat (saturasi oksigen
memahami informasi lebih baik. Notoatmod- arteri 85%) pasien PPOK akan mengalami
jo (2003) berpendapat semakin tinggi tingkat batuk-batuk, sesak nafas secara kronis dan
pendidikan seseorang makin mudah orang menahun diakibatkan oleh tumpukan mukus
tersebut menerima informasi. yang kental dan mengendap menyebabkan
obstruksi jalan nafas, sehingga asupan
Ditinjau dari karakteristik usia, hasil
oksigen tidak adekuat (Kusyati, 2006).
dari karakteristik usia responden yang terting-
Pengobatan PPOK secara medis tidak bisa
gi di kelompok umur > 65 tahun, hal ini se-
menyembuhkan secara tuntas 100%, untuk
jalan oleh Gunarso dalam Suparyanto (2010)
mengencerkan mukus diberikan inhalasi atau
mengemukakan bahwa semakin cukup umur
nebulizer, sedangkan pengobatan berupa
seseorang maka tingkat kematangan dan
suportif dan paliatif hanya untuk mengubah
kekuatan berfikir dan proses perkembangan
kualitas hidup dengan jalan memenuhi
mentalnya bertambah baik.
kebutuhan oksigen (O2). Untuk memenuhi
Ditinjau dari karakteristik jenis ke- kebutuhan oksigen (O2) maka pengobatan
lamin, hasil tertinggi jenis kelamin responden suportif dan paliatif sangat memegang
adalah perempuan sejumlah 45 responden peranan penting, melalui latihan chest
(52,9 persen), menurut Hawk (2005) jenis therapy, antara lain: perkusi, vibrasi,
kelamin merupakan salah satu faktor yang postural drainase, batuk efektif dan nafas
55
JRKN Vol.01/No. 01/April-September/2017 Penggunaan Masker
56
JRKN Vol.01/No. 01/April-September/2017 Penggunaan Masker
DAFTAR PUSTAKA
Global Initiative for Chronic Obstruktive
Lung Disease (GOLD). (2011). Pocket
Guide to CPOD Diagnosis : Manage-
ment, and Prevention. Available
57