Sie sind auf Seite 1von 11
Menimbang Mengingat BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPA‘I LEBAK NOMOR 35 TAHUN 2014) TENTANG PROSEDUR DAN TATA CARA PEMBERIAN PERIZINAN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 67 ayat (4) Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034, perlu menetapkun Peraturan Bupati tentang Prosedur dan Tata Cara Pemberian Perizinan Pemanfaatan Ruang; 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Namor 182, Tambahan Lembaran Negara Repubiik Indonesia Nomor 4010); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tulun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembarun Neégara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); 5. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034 (Lembaran Dacrah Kabupaten Lebak Tahun 2014 Nomor 2, Tambahun Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Nomor 20142); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PROSEDUR DAN TATA 1 2. 3, 4, 10, 11. 12. 13. 14. CARA PEMBERIAN PERIZINAN PEMANFAATAN RUANG. BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: Daerah adalah Kabupaten Lebak di Provinsi Banten. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat dacrah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Bupati adalah Bupati Lebak. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah selanjutnya disingkat BAPFEDA adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kantor Pertanahan adalah Kantor Pertanahan Kabupaten Lebak. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selanjutnya disingkat BKPRD adalah tim yang ditetapkan oleh Bupati yang mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Bupati dalam koordinasi penataan ruang. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dan makhluk lain hidup melakuken kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebak yang selanjutnya disingkat RTRW Kabupaten Lebak adalah hasil perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten Lebak. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disebut RDTR adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kota. Rencana tapak atau yang bisa disebut site plan adalah hasil perencanaan terhadap lahan yang dimohonkan dan berisi pengaturan ruang yang akan menampung aktivitas kegiatan yang diusulkan. Ruang Terbuka Hijau perkotaan yang sclanjutnya disingkat RTH perkotaan adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (openspaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanuman, dan vegetasi (endemik,introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasillen oleh RTH dalam kota tersebul yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannys, Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang. 15. 16. 17. 18. 20. 21. 23. 24. a (2) . Perseorangan adalah yang berkaitan dengen orang Izin pemanfaatan ruang adalah isin yang dipersyaratkan dalam Kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pertimbangan Teknis Pertanahan atau yang selanjutnya PTP adalah pertimbangan yang memuat ketentuan dan syarat penggunaan dan pemanfaatan tanah, sebagai dasar penerbitan izin lokasi, penetapan lokasi dan izin perubahan penggunaan tanah Masyarakat adalah orang perscorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan non pemerintah dalam penyelenggaraan penataan ruung. Badan Hukum adalah badan hukum yang didirikan oleh Warga Negara Indonesia yang kegiatannya dibidang penyelenggaruan perumahan dan kawasan permukiman. . Perumahan adalah sekelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengen prasarana dan sarana li ; Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik perkotaan maupaun pedesaan yang berfungsi scbagai linglungan tempat tinggal atau lingkungan bunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Pemohon adalah perseorangan dan/atau badan hukum. ra pribadi. Perusahaan adalah badan hukum yang telah memperoleh izin untuk melakukan penanaman modal di Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Satuan Ruang Parkir, yang sclanjutnya disebut SRP adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor) termasuk ruang bebas dan lebar buka pintu. Untuk hal- hal tertentu bila tanpa penjelasan, SRP adalah SRP mobil penumpang. BABI PERIZINAN PEMANFAATAN RUANG Bagian Kesatu Ruang Lingkup Pasal 2 Dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang, setiap orang yang akan memanfaatkan ruang wajib memiliki perizinan pemanfaatan ruang dan wajib melaksanakan setiap ketentuan perizinan dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang. Perizinan pemanfaatén rueng diberikan kepada calon pengguna ruang akan melakuken kegiatan pemanfaatan ruang pada suatu \awasan/zona berdasarkan rencana tata ruang. Bagian Kedua Tujuan ” Pasal 3 Perizinan pemanfaatan ruang diberikan untuk : ee (1) (2) ) a @) (3) () menjamin pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang; mencegah dampak negatif pemanfaatan ruang; dan melindungi kepentingan umum dan masyarakat luas. Pasal 4 Perizinan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 cc. Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPP1); d. Izin gangguan; dan ¢. _ Izin-izin lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan Pemanfaatan ruang untuk penggunaan bangunan khusus atau spesifik (pendidikan, kesehatan, sosial kemasyarakatan dan keagamaan) sebelum diterbitkannya Izin Pemanfaatan Ruang, harus memenuhi pertimbangan dari instansi terkait. Pengajuan izin pemanfaatan ruang untuk pembangunan perumahan harus dilakukan oleh badan hukum. BAB In PROSEDUR PERIZINAN DALAM PEMANFAATAN RUANG Bagian Kesatu Izin Prinsip Pasal 5 Izin prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a merupakan surat izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk menyatakan suatu kegiatan secara prinsip diperkenankan untuk diselenggarakan atau beroprasi dengan pertimbangan pemanfaatan Jahan. . Ketentuan pertimbangan pemanfaatan lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah terhadap kegiatan yang memenuhi kriteria paling sedikit sebagai berilcut : a, Kegiatan yang berdampak pada fungsi pelayanan, sesuai rencana tata ruang, estetika kota, lalu lintas, lingkungan hidup, sosial budaya, keamanan dan ketertiban atau aktifitas lainnya; b. Kegiatan yeng. memiliki resiko terhadap kelestarian dan keseimbangan lingkungan; c. Kegiatan dengan has lahan lebih dari 10.000 m? (sepuluh ribu meter persegi). Izin prinsip diberikan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk setelah mendapat pertimbangan teknis dari BKPRD. Pasal 6 Jangka waktu berlaku izin prinsip adalah 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal diterbitkan. (2) 8) a) (2) (3) (4) 6) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemohon belum mendapat izin lokasi, maka wajib mengajukan izin prinsip baru. Izin prinsip tidak dapat dipindahtangankan. Bagian Kedua Izin Lokasi Pasal 7 Izin lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b adalah iin yang diberikan kepada Pemohon untuk memperoleh ruang yang diperlukan dalam rangka melakukan aktifitas. Izin lokasi merupakan dasar untuk melakukan perbebasan lahan dalam rangka pemanfaatan ruang. Izin lokasi diberikan kepada Pemohon untuk memperoleh tanah dengan juas dan kegiatan tertentu dengan berpedoman pada Izin Prinsip yang diterbitkan. izin lokasi diperlukan untuk memanfaatkan ruang dengan luasan lahan lebih dari 10,000 m? (sepuluh ribu meter persegi) untuk kegiatan bukan pertanian dan lebih dari 25.000 m? (dua puluh lima ribu meter persegi) untuk kegiatan pertanian. Izin lokasi ditetapkan dalam bentuk Keputusan Bupati setelah mendapatkan PTP dari Kantor Pertanahan. Pasal 8 Tzin lokasi diberikan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a b. ©. Kemungkinan adanya konflik, sengketa dan tumpang tindih peruntukan Jahan; Kepentingan masyarakat dan dampak yang mungkin ditimbulkan terhadap lingkungan, baik fisik maupun sosial; dan PTP yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan mengenai status tanah dan penggunaan tanah pada lokasi yang dimohon. Pasal 9 Q) @ Jangka waktu berlaku izin lokasi: a. _Izin lokasi dengan Iuas tanah sampai dengan 50.000 m‘ (lima puluh ribu meter persegi), berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun; b. _Izin lokasi dengan luas tanah lebih dari 50.000 m? (lima puluh ribu meter persegi) sampai dengan 250.000 m® (dua ratus lima puluh ribu meter persegi), berlaku untuk jangka waktu 2 (dua).tahun; c.- Izin lokasi dengan luas tanah lebih dari 250.000 m? (dua ratus lima puluh ribu meter persegi), berlalcu untuk jangka waktu 3 (tiga) Ferulshan “tanah oleh pemegang Izin/lokasi/ harus disclesaikan dalam jangka waktu Izin lokasi./ ’ (3) (4) Pemegang Izin lokasi wajib melaporkan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan kepada Bupati mengenai perolehan tmnah yang sudah dilaksanakan berdasarkan Izin lokasi dan peluksanaan’ penggunaan tanah tersebut, dengan tembusan kepada Kantor Pertanahan, Pemegang Izin lokasi yang akan menambah perluasan tanah yang sudah ditetapkan, wajib melakukan Izin lokasi baru, Pasal 10 Q) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) perolchan tanah belum selesai, maka : : a. Izin lokasi dapat diperpanjang dergan syarat tanah yang sudah diperolch dan/atau dikuasai mencapai lebih dari 50% (lima puluh persen) dari luas tanah yang ditetapkan dalam izin lokasi; atau b. Apabila penguasaan taniah dibawah 50 % (lima puluh persen), maka tidak diberikan perpanjanganjjizinlokasij dan izin lokasi hanya diberikan pada luasan tanah yang telah dikcuasai. (2) () (2) Apabila sebelum berakhirnya Keputusan Izin Lokasi dan tanah yang diperoleh telah mencapai labih dari 50 % (lima puluh persen) sebgaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, pemohon (dapat mengajukar? gereiengary izin lokasi selama 1 (satu) tahun terhitung sejake erakhirnya Keputusan Izin Lokasi dan diajukan paling lambat 15 (limay? belas) hari kerja'sebelum jangka waktu Izin Lokasi berakhir. Pasal 11 Apabila perolehan tanah tidak dapat diselesaikan dan Izin Lokasi tidak diperpanjang maka izin lokasi dinyataken batal dengan sendirinya den tidak berlaku lagi. Terhadap bidang-bidang tanah yang sudah diperoleh selama jangka waktu Izin lokasi, dilakuken tindakan sebagai berikut : a. dipergunakan untuk melaksanakan rencana penanaman modal sesuai dengan luas pembangunan; atau b. dilepas kepada perusahaan atau pihak yang memenuhi syarat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Bugian Ketiga Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) Panal 12 Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c aualah izin yang diberikan sebagai dasar untuk permohonan mendirikan bangunan. Tzin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) diberikan kepada pemohon untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada lahan yang sudali dilcuasai. Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) diberikun kepada pemohon salama lokasi tersebut digunakan sesuai dengan peruntukannya sesuai RTRW dan tidak bertentangan dengan kepentingan umum serta lahan tidak dalam sengketa. (4) Dikecualikan dari Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) adalah untuk rumah swadaya (rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat). Pasal 13 Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ditetapkan sebagai dasar pengesahan rencana tapak (site plan), setelah mendapatkan PTP perubahan penggunaan tanah dari Kantor Pertanahan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Luasan lahan 500 m? (lima ratus meter persegi) sampai dengan 2500 M? (dua tibu lima ratus meter persegi) Keputusan tentang Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) ditandatangani oleh Buputi atau pejabat yang ditunjuk; dan b, Luasan Iahan diatas 2500 m? (dua ribu lima ratus meter persegi), Keputusan tentang Izin Penggunaan Pemanfuatan Tanah (PPT) ditandatangani oleh Bupati. Pasal 14 (1) Jangka waktu berlalcu Izin Penggunaan Pemanfaatan ‘Tanah (IPPT) adalah selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan. (2) Dalam jangka waktu 12 (dua belas hari) kerja sebelum berakhirnya Keputusan Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPT), Pemohon dapat mengajukan perpanjangan selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal berakhirnya keputusan Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) yang bersangicutan. (3) Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) yang tidak diajukan perpanjangannya, scbagaimana dimaksud pada ayat (2), dinyatakan berakchir dan tidalc berlaku lagi. (4) Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) yang dinyatakan berakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat menjadi dasar dalam pengajuan Izin Mendirikan Bangunan dan Pemohon dapat mengajukan Kembali Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPT) sesuai dengan tata cara dan prosedur berdasarkan Peraturan Bupati ini. Pasal 15 (1) Rencana tapak (site plan) sebagaimana dimakeud dalam Pasal 13 disahkan olen Kepala BAPPEDA, bertujuan untuk : a, menjamin bahwa rencana tapak (site plan) yang diajukan pemohon sesuai dengan izin lokasi dan/atau lzin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT); dan : b. Menjamin penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas sesuai kebutuhan dan hasil kajian pertimbangan teknis lainnya. Q Rencana tapak merupakan rencana perpetakan yakni rencana peletakan bangunan pada suatu kavling atau persil yang dirancang dalam satu ‘\esatuan dengan prasarana, sarana dan utilitas. Pasal 16 Pengesahan rencana tapak (site plan) dapat diberikan dengan kriteria sebagai berikut : @. gambar rencana peletakan prasarana, sarana dan utilitas telah memenuhi standar kebutuhan fasilitas lingkungan, yang dinyatakan dengan ketentuan : 1, fasilitas umum (fasum) adalah prasarana lingkungan dan utilitas umum yang disediaken untuk kepentingan umum, meliputi: jalan, saluran pembuanggan air limbah dan air hujan, jeringan air bersin, listrik, telepon dan sarana pembuangan sampah; 2. fasilitas sosial (fasos) adalah fasilitas yang dibutuhkan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan dalam lingkungan permukiman, meliputi: balai pertemuan, peribadatan, lapangan terbuka yang berfungsi sebagai taman atau lapangan olah raga, dan pemakaman. b. ketentuan proporsi antara fasum dan fasos dengan tanah perpetakan untuk bangunan ditetapkan sebagai berikut : 1. rencana tapak (site plan) dengan luasan lahan kurang dari 10.000 M? (sepuluh ribu meter persegi), harus memenuhi komposisi fasum dan fasos dengan tanah perpetakan untuk perumahan sebesar 30:70; dan 2. rencana tapak (site plan) dengan luasan lahan lebih dari 10.000 M? {sepuluh ribu meter persegi), harus:memenuhi komposisi fasum dan fasos dengan tanah perpetakan untuk perumahan sebesar 40:60; c. dalam rangka penyediaan RTH publik, maka 1/3 (satu per tiga) bagian dari fasum dan/atau fasos harus disediakan scbagai lahan yang berfungsi sebagai resapan air/taman dan media taniam vegetasi dan tidak dapat dialihfungsikan. 4. dalam rangka penyediaan RTH privat, maka KDH pada setiap petak harus mencapai minimal 10% (sepuluh prosen). fe. setiap kaviing harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sampah, septictank kedap, sumur resapan dan pohon buah. menyediakan areal pemakaman sebesar 2% (dua prosen) dari luas lahan. g. rencana tapak (site plan) dapat direvisi dan disahkan kembali sepanjang memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Pasal 17 Permohonan rencana tapak (site plan) yang dityjukun bagi pembangunan perumahan wajib memperhatikan ketentuan-ketentuan khusus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV - PERSYARATAN DAN TAHAAPAN PROSES PEMANFAATAN RUANG Bagian Kesatu Izin Prinsip Pasal 18 (1) Pemohon mengajukan permohonan tertulis yang ditujukan kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan jenis kegiatan usaha yang diperlukan dengan melampirkan masing-masing rangkap 1 (satu), sebagai berikut : a, foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku; b. foto copy akta pendirian (untuk Badan Hukum) yang telah mendapat a (2) @ @ a pengesahan; foto copy identitas anggota asosiasi/perhimpunan usahd; foto copy Nomor Pokok Wajib Pajax (NPWP); gambaran ringkas mengenai rencana kegiatan usaha persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk penanaman modal asing. Pope Pasal19 Proses penyelesaian surat Izin Prinsip dilaksanakan paling lama 7 (tujub) hari kerja dihitung dari berkas pemohon diterima secara lengkap dan benar. Bupati atau pejabat yang ditunjuk memberikan persetujuan atau menolak persetujuan Izin Prinsip berdasarkan hasil rekomendasi BKPRD. Apabila permohonan ditolak diberikan jawaban secara tertulis oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk. Bagian Kedua Izin Lokasi Pasal 20 Pemohon mengajukan permohonan tertulis yang ditujukan kepada Bupati melalui Kepala Kantor Pertanahan sesuai dengan jenis kegiatan usaha yang diperlukan dengan melampirkan masing-masing rangkap 1 (satu), sebagai berikut : a. pas foto berwarna ukuran 3 x 4; b. foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku; ¢. foto copy akta pendirian (untuk Badan Hukum) yang telah mendapat pengesahan; d. foto copy identitas anggota asosiasi/perhimpunan usaha; e. foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); f. gambaran ringkas mengenai rencana kegiatan usaha; g. foto copy surat izin prinsip; h, dena lokasi yang menunjukan posisi lahan yang akan dibebaskan (dimohon); i, surat pernyataan bermaterai mengenai kesanggupan akan memberi gantirugi atau menyediakan areal tanah pengganti kepada pemilik tanah yang tanahnya akan dibebaskan; j. kecuali pembangunan perumahan, untuk penanaman modal asing terhadap jenis kegiatan sebagaimana dimaksud “pada ayat (1) diperiukan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Model (BKPM); k. foto copy dokumen lingkungan, melipuli Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) atau UKL/UPL dan / utau Anulisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin); Pasal 21 Proses penyelesaian surat Izin Lokasi dilaksanakan paling lama 7 (tujuh) hari kerja dihitung dari berkas pemohon diterima secara lengkap dan benar. :

Das könnte Ihnen auch gefallen