Sie sind auf Seite 1von 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Atletik bisa dikatakan akar dari segala cabang olah raga. Atletik merupakan
olahraga yang terdiri dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat
kita kelompokkan menjadi olah raga lari, olah raga lempar, dan olah raga
lompat.Cabang atletik cukup banyak seperti lari jarak pendek, lari jarak jauh, lari
estafet, lompat indah, lompat galah, lembar lembing, dan lain-lain.
Untuk itu diperlukan beberapa informasi informasi yang berkaitan dengan
perkembangan cabang olahraga atletik, baik dalam negeri maupun dari luar
negeri. Yang diharapkan nantinya makalah ini akan dapat menjadikan refrensi
serta tambahan informasi bagi para pembaca sekalian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu atletik?
2.Bagaimana sejarah atletik di Aceh?
3.Bagaimana sejarah atletik di Indonesia?
4.Bagaimana sejarah atletik di Dunia?
5.Bagaimana lapangan Atletik?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Atletik
Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat.Kata ini berasal dari
bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes".Atletik merupakan cabang olahraga
yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi
untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh
Indonesia).
Cabang olahraga atletik yang meliputi unsur gerakan jalan, lari, lempar dan
lompat, disebut juga induk dari semua cabang olahraga dan merupakan
cabang olahraga yang usianya paling tua diantara cabang olahraga lainnya.
Akibatnya dapat dipahami bahwa usia atletik itusama tuanya dengan asal
mulanya perkembangan manusia itu sendiri. Gerakan-gerakan yang terdapat
dalam olahraga atletik tersebut merupakan bentuk gerakan yang paling asli
dan yang paling wajar dimiliki oleh manusia. Gerakan yang dimaksud
merupakan gerakan-gerakan yang paling penting dan tidak ternilai harganya
bagi manusia dalam menjalani perkembangan hidupnya.

B. Sejarah Atletik di Aceh


Sejarah atletik di aceh bermula pada tahun 1960 s/d 1970 dengan di ketuai
oleh: H.A.tailah dan dengan atlet yang bernama;
H.Dimuthala(Dasa lomba) yang berasal dari banda aceh
Abd.Banta(Lari 400 meter) yang berasal dari banda aceh
Ny.Rustam Efendi(Lompat Tinggi) yang berasal dari banda aceh
Ny.Abd.Banta(Lari 100 meter) yang berasal dari banda aceh

2
Dan dari tahun ketahun atletik di aceh di mulai pada tahun 1960,1970 s/d
tahun 2000 atlet di aceh terus menerus bergantian.Dan pada tahun 2000 atletik di
aceh di ketuai oleh H.Hammzah Ibrahim dengan beberapa pelatih yaitu;

Drs.Bachtiar Hasan,M.pd
Yuswar Raden
Daud Basyah
Muhammad,S.pd

Dengan para atlet dari berbagai daerah kabupaten kota nanggroe aceh
Darussalam dan memakai nomor masing-masing yaitu;
Jualidi(Lari 400 meter)
Abdullah(Lompat Jangkit)
S.Damanih(Lempar Cakram)
Suardi(Lempar Lembing)
Maimun(Lempar Lembing)
Saifuddin(Tolak Peluru)
Evi Marinda(Lari 400 meter)
Gempar Alam(Lari 1.000 meter)
Zubaidah(Tolak Peluru)
Irmawati(Lempar Cakram)
Juliana Efendi(Lempar Cakram)
Yuslimi(Lempar Lembing)

3
Itulah daftar nama para ketua,pelatih dan atlet atletik di aceh yang mulanya
berdiri dari cabang olah raga atletik dari tahun 1960 sampai sekarang.Atletik di
aceh terus berlanjut dengan peringkat tingkat nasional maupun internasional.

C. Sejarah Atletik di Dunia


Atletik berasal dari kata Yunani yaitu Atlon,Atlun yang berarti pertandingan
atau perjuangan. Jadi atletik menurut Ensoklopedi Indonesia berarti Pertandingan
dan Olah raga pada Atletik. Atletik yaitu suatu Cabang olah raga
mempertandingkan Lari,Lompat,Jalan dan Lempar. Olahraga
Atletik mula-mula dipopulerkan oleh bangsa Yunani kira-kira pada Abad ke-6
SM. Orang yang berjasa mempopulerkannya adalah Iccus dan Herodicus. Atletik
yang terkenal sekarang sudah lain dari pada yang dilakukan oleh bangsa Yunani
dulu. Tetapi walaupun demikian dasarnya tetap sama yaitu Berjalan, lari, lompat
dan lempar. Karena mempunyai berbagai unsur inilah atletik dikatakan sebagai
ibu dari segala cabang Olah raga.Mengandung berbagai unsur gerakan sehari-
hari.Pada zaman Primitif sangat penting artinya untuk mencari nafkah dan
mempertahankan hidup.Mereka hidup dengan berburu binatang liar, diperlukan
ketangkasan, kecepatan dan kekuatan. Pandangan hidup pada zaman itu adalah
yang kuat;yang berkuasa sehingga untuk dapat tetap hidup dan mempertahankan
diri mereka harus berlatih jasmani.
Pada zaman Yunani dan Romawi kuno telah terlihat arah latihan jasmani.
Istilah atletik ini juga bisa dijumpai dalam berbagai bahasa antara lain dalam
bahasa Inggris Athletic, dalam bahasa Perancis Ateletique, dalam bahasa Belanda
Atletiek, dalam bahasa Jerman Athletik. Untuk dapat memahami pengertian
tentang Atletik, tidaklah lengkap jika tidak diketahui sejarah atau riwayat istilah
atletik serta perkembangannya sebagai salah satu cabang olahraga mulai zaman
purbakala sampai zaman modern ini.Memahami sejarah tidak hanya sekedar
untuk pengertian dan pengetahuan tetapi mengetahui dan mengikuti
perkembangan atletik sejak zaman kuno sampai dengan zaman sekarang. Dengan

4
mengetahui kejadian-kejadian pada masa lampau, dapat diambil hikmahnya untuk
menentukan langkah-langkah dimasa yang akan datang.
Berdirinya Organisasi Atletik
Awal abad XIX merupakan mas menggeloranya kembali semangat
berolahraga dikalangan masyarakat luas, termasuk berkembangnya olahraga
atletik. Perkumpulan-perkumpulan atletik mulai dibentuk.Perlombaan-
perlombaan atletik banyak diselenggarakan. Di Inggris pada tahun 1817
didirikan perkumpulan atletik yang pertama oleh Captain Mason dengan nama
Necton Guild. Pada tahun 1834 syarat minimum untuk mengikuti perlombaan
ditetapkan oleh badan/komite,misalnya syarat minimum untuk lari 440 yards
= 60 detik,l lari 1 mil = 5 menit.
Pada tahun 1855 untuk pertama kalinya diterbitkan buku mengenai lari
cepat (sprint) Inggris menyelenggarakan perlombaan antarnegara di
Eropa,terutama antara Inggris dengan Perancis. Pada tahun 1860 perkumpulan
atletik yang pertama di Amerika Serikat didirikan di San Fransisco dengan
nama Olympic Club. Kejuaraan atletik di Amerika Serikat baru
diselenggarakan pada tahun 1868 oleh New York Athletic Club.Setelah itu
sering diadakan perlombaan-perlombaan atletik antara Amerika Serikat
dengan negara-negara Eropa. Persatuan atletik yang menghimpun
perkumpulan-pekumpulan atletik mulai dibentuk.
Tahun 1880 di Inggris berdiri British Amateur Athletic Board.
Tahun 1887 di New Zealand berdiri New Zealand Amateur Athletic
Association.
Tahun 1899 di Belgia berdiri Ligue Royale dAthletime dan di Canada Track
and Field Association.
Tahun 1885 di Afrika selatan berdiri South African Amateur Athletic Union
dan d
Swedia berdiri Svenska Fri-Idrotts Forbunder.
Tahun 1896 di Norwegia berdiri Norges Fri-Idrettsfor-bund.

5
Tahun 1897 di Australia berdiri The Amateur Athletic Union of Australia, di
Czechoslovikia berdiri Ceskoslovensky Athleticky Svanz, di Yunani berdiri
Association Haenengue dAthletikai Szovetse.
Tahun 1911 di Belanda berdiri Koninklijke Nederlandeseh Athleriek Unie.

Sampai saat ini tidak kurang dari 170 negara telah membentuk
organisasi atletik yang menjadi induk perkumpulan-perkumpulan atletik di
setiap negara.Perlombaan atletik telah sering diselenggarakan, demikian pula
perlombaan antar negara tetapi belum ada peraturan perlombaan yang
seragam sehingga sering timbul perselisihan paham dalam menentukan
pemenang. Baru pada tanggal 17 Juli 1912 tiga hari setelah selesai nya
perlombaan atletik pada Olympiade Modern V di Stockholm tokoh-tokoh
atletik dari 17 negara yang mengikuti Olympiade dari Amerika Serikat,
Australia, Austria, Belgia, Canada, Chili, Denmark, Finlandia, Hongaria,
Inggris, Jerman, Mesir, Norwegia, Perancis,Rusia, Swedia dan Yunani,
berdiskusi untuk membentuk suatu badan Internasional Atletik yang membuat
peraturan-peraturan dan penyelenggaraan perlombaan atletik yang lengkap.
Badan tersebut didirikan dengan nama International Amateur Athletic
Federation (IAAF), sebagai ketua adalah J. Sigfrit Edstrom dengan sekretaris
Jendral merangkap Bendahara (Honorary Secretary-Treasurer): Kristian
Henstrom keduanya dari Swedia. Peraturan teknis untuk perlombaan
internasional yang pertama disahkan pada kongres yang ketiga tahun 1914 di
Lyon Perancis.Sejak terbentuknya IAAF ini penyelenggaraan perlombaan-
perlombaan atletik semakin baik, terutama dalam segi pengorganisasian.

6
D. Sejarah Atletik Di Indonesia
a. Atletik Di Indonesia pada Zaman penjajahan
Di Indonesia atletik dikenal lewat bangsa Belanda yang selama tiga setengah
abad telah menjajah negeri ini.Namun demikian atletik tiada dikenal secara luas.Yang
mendapat kesempatan melakukan latihan-latihan atletik hanyalah sekolah-sekolah
dan kemiliteran saja, itupun sekedar untuk melengkapi kebutuhan pendidikan jasmani
saja. Organisasi atletik pertama kali didirikan di Indonesia pada Zaman Belanda
adalah Nederlands Indisehe Atletiek Unie yang disingkat NIAU yang dalam bahasa
Indonesia berarti : Perserikatan Atletik Hindia Belanda yang didirikan pada tahun
1917. Propaganda untuk menyebarkan atletik memang ada tetapi usaha untuk
mendirikan perkumpulan-perkumpulan atletik atau cabang dari NIAU hanya dapat
terlaksana dibeberapa kota besar yang mempunyai sekolah-sekolah lanjutan dan yang
ada tangsi-tangsi militernya, antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya,
Yogyakarta,Semarang, Solo, Medan.
Pada zaman itu tiap tahun diadakan perlombaan/kejuaraan atletik di Jakarta
yang penyelenggaraannya bertepatan dengan penyelenggaraan Pasar Gambir
(semacam Jakarta fair sekarang) pada akhir bulan Agustus atau awal September. Atlet
yang menonjol prestasinya pada aman penjajahan Belanda itu antara lain:
Mohammad Noerbambang, pelari 100m yang konon pernah mencapai 10,8 detik dan
Harun Alrasyid pelompat tinggi yang pernah melewati mistar mencapai 1,80m dan
lompat jauhnya mendekati 7,00 m. Pada zaman pendudukan Jepang selama tiga
setengah tahun mulai awal tahun 1942 sampai Agustus 1945 , keolahragaan pada
umumnya mengalami perkembangan. Semua pelajar mahasiswa melalui siaran radio
yang dikenal dengan 22nama Radio Taiso menyelenggarakan latihan-latihan dari
berbagai cabang olahraga,termasuk senam dan atletik. Atletik mendapat perhatian
yang cukup baik.
Hampir setiap menjelang tutup tahun ajaran diadakan pertandingan-
pertandingan olehraga dengan atletik sebagai nomor utamanya, baik yang berbentuk
pertandingan antar kelas, antar sekolah atau antar kota. Pada tahun 1943 di Solo

7
diselenggarkan perlombaan atletik segitiga antar pelajar Sekolah Menengah Bandung,
Yogya, dan Solo. Pelajar-pelajar dari Bandung di bawah panji-panji GASEMBA
(Gabungan Sekolah Menengah Bandung ) dari Yogya GASEMMA ( Gabungan
Sekolah Menengah Mataram ) dan dari Solo GASEMBO (Gabungan Sekolah
Menengah Solo ). Perlombaan atletik untuk umum juga sering diadakan.Lari jarak
jauh dan lari jarak pendek dengan membawa beban adalah yang paling sering
diperlombakan. Dalam bidang organisasi selama masa pendudukan Jepang ini juga
nampak ada kemajuan. Perhimpunan-perhimpunan atletik juga bermunculan
dibeberapa kota besar, antara lain IKADA ( Ikatan Atletik Djakarta ),GABA (
Gabungan Atletik Bandung ), IKASO ( Ikatan Atletik Solo) IPAS ( Ikatan
Perhimpunan Atletik Surabaya ) dan lain-lain. Pada tahun 1949 oleh ISI ( Iakatan
Sport Indonesia ) diselenggarakan Pekan Olahraga di lapangan IKADA yang diikuti
oleh sejumlah atlet dari seluruh Jawa. Atlet-atlet yang menonjol pada pendudukan
Jepang antara lain : Soetantio, pelari 100m yang mencapai 11,00 detik. Soetrisno ,
atlet Pancalomba dan Bram Matulessi, pelempar Lembing.
b. Atletik setelah Indonesia Merdeka
Dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta, maka terbukalah bagi bangsa Indonesia untuk
memajukan dan mengembangkan bangsa dan negara dalam segala bidang, termasuk
memajukan keolahragaan pada umumnya dan khususnya cabang olahraga atletik.
Meskipun pada waktu itu bangsa Indonesia sedang berjuang mati-matian untuk
mempertahankan kemerdekaan melawan Belanda dengan sekutunya yang ingin
kembali menjajah Indonesia, namun rakyat Indonesia terutama para pelajar dan
mahasiswanya masih tetap melakukan atletik. Ditempat-tempat yang tidak diduduki
tentara Belanda, disaat-saat tidak melakukan perang gerilya, mereka berlatih dan
berlomba atletik yang merupakan cabang olahraga yang digemari. Pada bulan
Januari 1946 dikota Solo diselenggarakan kongres yang ingin menghidupkan kembali
semangat keolahragaan di Indonesia,maka didirikan PORI (Persatuan Olahraga
Republik Indonesia). Langkah pertama yang dilakukan PORI adalah

8
menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON). Maksud penyelenggaraan PON
pada masa revolusi fisik melawan kekuatan Belanda dengan sekutunya yang
menduduki kota-kota besar diIndonesia, mengandung tujuan yang lebih mulia ialah
memberi kejutan politik kepada dunia agar terbuka matanya bahwa negara Republik
Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 itu benar-benar ada.
PON diadakan di Solo dibuka oleh Presiden Soekarno pada tanggal 12 September
1948, dihadiri oleh wakil Presiden dengan segenap anggota kabinet,hadir pula wakil-
wakil dari negara lain termasuk pejabat Komisi Tiga Negara PBB diIndonesia. Atlet-
atlet yang terkenal pada waktu itu adalah :
- Soedarmodjo , sebagai pelompat tinggi
- Arie Mauladi , sebagai pelompat jangkit
- Soetopo , menjuarai 5000 m dan 10.000 m
- Nasir Rosydi , pelari gawang dan lompat jauh
- Fuat Sahil , pelari 400 m
- Soetrisno , tolak peluru dan lempar cakram
- Darwati , pelari 100 m
- Anie Salamun , Pelempar cakram
Pada tanggal 3 September 1950 berkumpullah tokoh-tokoh atletik dari
perhimpunan atletik beberapa daerah Indonesia di kota Semarang untuk membentuk
Induk organisasi atletik bagi seluruh wilayah Indonesia. Lahirlah kemudian
organisasi atletik yang diberi nama Persatuan Atletik Seluruh Indonesia disingkat
PASI. Sebagi langkah pertama di Bandung pada bulan Desember 1950 yang diikuti
tidak hanya atlet-atlet dari pulau Jawa tetapi juga dari Sulawesi.Langkah selanjutnya
adalah menjadikan PASI dapat diterima sebagai anggota IAAF agar atlet-atlet
Indonesia dapat mengikuti Olympiade dan perlombaan-perlombaan Internasional
lainnya. Pemusatan latihan yang pertama kali diadakan di Yogyakarta dalam rangka
persiapan pengiriman atlet untuk mengikuti Asian Games I yang diselenggarakan di
New Delhi, India pada bulan Maret 1951. beberapa atlet yang memperoleh medali
perunggu pada Asian games I adalah :

9
- Soedarmodjo , untuk lompat tinggi
- Hardarsin , untuk lompat jangkit
- A.F Matulessy , untuk lempar lembing
- Anie Salamun , untuk lempar cakram
- Regu estafet 4 x 400 m atas nama : Tri Wulan, Nyi. Soerjowati, Darwati,
dan Lie Jiang Nio.
PON II diselenggarakan di Jakarta bulan Oktober 1951.Atletik merupakan
perlombaan nomor utama.Selanjuntnya PASI memutuskan untuk menyelenggarakan
kejuaraan atletik setiap tahun.Tahun 1952 di langsungka kejuaraan Nasional di
Surabaya.Untuk pertama kali PASI mengirimkan atletnya ke olympiade pelompat
tingginya Soedarmodjo dikirimkan ke olympiade di Helsinki.Tahun 1953
dilangsungkan PON III di Medan.Tahun 1954 dilangsungkan kejuaraan Nasional.
Yang selalu mendominasi perlombaan atletik Nasional adalah Dasuki, untuk lari 100
m, Yopie Timisela, untuk lari 400 m dan 10.000 m, Soetrio untuk lompat tinggi galah
dan Dasalomba. Soedarmodjo, Maridjo dan Okamona untuk lompat tinggi.Hendarsin
dan Bin Suryo untuk lompat jangkit.Soetrisno, Sarbe Hupono dan Bram Matulessi
untuk nomor lempar cakram dan tolak peluru.Tahun 1955 dilangsungkan Kejuaraan
Nasional di Jakarta.Indonesia mendatangkan Bin Miner untuk membentuk Coach-
coach atletik di Indonesia yang pada waktu itu belum dimiliki.Tahun 1957
penyelenggaraan PON IV di Makasar (Ujung Pandang).Tahun 1958 kejuaraan
Nasional di Jakarta.PASI mengirimkan atletnya ke Asian Games ke-3 diTokyo.
Atlet putri Kamah, berhasil memperoleh medali perunggu untuk lempar
lembing.Tahun 1959 kejuaraan Nasional di Jakarta. Tahun 1960 seleksi Nasional di
Bandung dalam rangka persiapan Asian Games ke-4 yang akan diselenggarakan di
Jakarta tahun 1962. Disamping itu PASI mengirimkan peninjau ke Olympiade di
Roma untuk mempelajari seluk beluk penyelenggaraan Olympiade dalam rangka
persiapan menjadi tuan rumah Asian Games yang akan diselenggarakan di jakarta.
Semenajk ditetapkan Jakarta sebagai tempat penyelenggaran Asian Games IV , PASI
berusaha sekuat tenaga agar dapat mencapai sukses bukan hanya sukses dalam

10
penyelenggaraan tetapi juga sukses dalam prestasi atlet-atletnya. PASI mengirimkan
peninjau ke Olympiade Roma dan mendatangkan tenaga-tenaga penasihat dari Jepang
yang telah berhasil sebagai penyelenggara Asian Games III.Dibidang peningkatan
prestasi PASI mendatangkan pelatih-pelatih dari luar negeri.Pelatih yang didatangkan
adalah Bin Miner, Norman Ford dan Tom Rosandich dari Amerika Serikat,
disamping untuk meningkatkan prestasi para atlet yang dimasukkan dalam pusat
latihan atau TC (Training Center), mereka juga dimafaatkan untuk menatar kader-
kader pelatih. Indonesia. Segala persiapan menjadi tuan rumah Asian Games IV
berjalan lancar, berkat bantuan sepenuhnay dana dan fasilitas dari pemerintah RI.
Tahun 1962 Asian Games IV dilaksanakan di Jakarta.Pemusatan latihan yang
dilakukan dengan persiapan yang cukup ternyata membuahkan hasil yang
membanggakan. Untuk pertama kali atlet-atlet Indonesia dapata memperoleh medali
emas dalam perlombaan Internasional meskipun bari tingkat Asia. Mohammad
Sarengat memperoleh 2 medali emas untuk lari 100 m (10,4) dan Untuk lari gawang
110 m (14,3) serta dua perunggu untuk lari 200 m ( 21,6). Awang Papilaya
memperoleh 2 medali perunggu untuk 800 m (2:40,8) dan Lompat jauh. Regu estafet
4 x 100 m putri memperoleh medali perunggu atas nama Suratmi, Emawati,
W.Tomasoa, Wiewiek Machwijar (50,5). Tahun 1963 penyelenggaraan GANEFO I di
Jakarta.
a)Medali Emas di capai oleh :
- Jootje Oroh lari 200 m (21,8)
- Regu 4 x 100 m putra (41,8) atas nama Jootje Oroh, Soenjoto, Mohammad
Sarengat dan Bambang
Wahyudi.
- Regu 4 x 400 m putra ( 3:20,6) atas nama Aminuddin M, Agus Soegiri,
Strive Mainake, dan Stive Thenu.
b)Medali perak di capai oleh :
- regu 4 x 100 m putri (50,5) atas nama Emawati, Soeratmi,W.Tomasoa. dan
W.Machwijar.

11
c)Medali perunggu dicapai oleh :
- Wlily Tomasoa lari 200 m (26,8)
- Soeratmi lari 400 m (58,8)
- Soeratmi lari 800 m (2:20)
- Emawati lari gawang 80 m (12,5)
- Ni Luh Armoni Widari lompat jauh (5,45)
- Jean Toar lempar lembing (39,31)
- Ni Luh Armoni Widari pancalomba (nilai 3407)
- Aminuddin Machmud lari 400 m (50,3)
- Z. Lesnussa lari 10.000 m (32:51,1)
- Ismail Abiddin lari marathon (31.01:40.8)
Rekor Nasional banyak sekali diciptakan pada periode tahun 1962-1963 ini.
Tehun 1964 kejuaraan Nasional di Jakarta. Sayang pada tahun ini karena alas
an politis, Indonesia tidak mengikuti Olympiade yang diselenggarakan di Tokyo,
meskipun atletnya telah dipersiapkan dengan baik. Pada tahun 1964 ini Indonesia
mengirimkan atlet-atletnya ke RRC.Beberapa rekor dipecahkan ternyata sampai
sekarang masih bertahan. Rekor Untung Pribadi lompat tinggi galah (3,95), I
G.Ngurah Manik lempar lembing 66,91, Usman Effendi tolak peluru 15,26.
Tahun 1965 meletuslah peristiwa G30S/PKI yang merupak tragedi nasional
bagi bangsa Indonesia , sehingga PON VI yang sedianya akan dilaksanakan di Jakarta
gagal. Tahun 1966 mengikuti SEA GAMES V di Bangkok. Medali perak didapatkan
oleh regu 4 x 100 m atas nama Soepardi, Jootje Oroh, Bambang Wahyudi dan Agus
Soegiri.. meskipun tidak memperoleh medalai, beberapa rekor Indonesia telah
dipecahkan di Bangkok yang sampi tahun 1979 belum diperbaharui antara lain rekor
lari 800 m oleh Charanjit Singh (1:50,7) ; rekor lari 4 x 100 m : oleh Eddy, Charanjit
Singh,V Gosal dan Agus Sorgiri (3:15,3) ; rekor lari 3.000 m Steeple chase oleh
Nicky Patiasina (9:25,1) ; tahun 1968 kejuaraan Nasional di Jakarta yang dikuti oleh
para atlet dari Singapura. ; Tahun 1969 PON VII di Surabaya ; tahun 1970 kejuaraan
di Semarang, Indonesia mengirimkan atletny untuk mengikuti Asian Games VI di

12
Bangkok. Hasil yng diperoleh medali perunggu untuk lari 200 m dan 100 m atas
nama Carolina Rieuwpassa. Tahun 1971 kejuaraan nasional di Jakarta.
PASI bekerja sama coaching clinic atletik yang diikuti oleh 45 orang coach
muda dari seluruh daerah di Indonesia. Carolina Rieuwpassa dikirim ke Jerman untuk
berlatih menghadapi olympiade Munich. Selama berlatih di jermania memperbaiki
rekor Nasional 100 m menjadi 11,7 detik dan 200 m menjadi 22,2 detik sampai tahun
1979 rekor ini belum ada yang menumbangkannya. Tahun kejuaraan Nasional di
Jakarta Carolina Rieuwpassa dikirim ke Jerman untuk mengikuti Olympiade di
Munich. Pada lari 100 m babak penyisihan ia menduduki urutan kedatangan ke 6
dengan catatan waktu 12,23 sedangkan pada lari 200 m babak pendahuluan ia
menempati urutan kedatangan ke 6 dengan catatan waktu 24,68 detik. Kemudian
PASI mengirimkan 22 atlet kekejuaraan atletik Asia di Manila tanpa memperoleh
medali.
Tahun 1975 kejuaraan Nasional di Jakarta. Pada tahun ini di selenggarakan
Asian Games VII di Taheran Indonesia tidak mengirimkan tim atletik. Tahun 1975
kejuaraan di Jakarta disamping itu untuk meningkatkan prestasi atletik di Indonesia
perlu meningkatkan frekwensi perlombaan. Maka pada tahun 1976 ini
diselenggarakan kejuaraan atletik se-Jawa dan Bali di Semarang tahun 1976
merupakan tahun penyelenggaraan Olympiade. Indonesia mengirimkan Carolina
Rieuwpassa untuk mengikuti olympiade di Montreal.Beberapa atlet ke Pakistan dan
Malaysia.Tahun 1977 penyelenggaraan PON IX di Jakarta. Untuk pertama kali
Indonesia mengikuti SEA GAMES IX di Kuala Lumpur. Indonesia memperoleh 2
medali emas melalui Carolina Rieuwpassa untuk lari 100 m dan Usman Efendi untuk
lempar cakram, serta 5 medali perak dan medali perunggu.
Tahun 1978 Asian Games VII diselenggarakan di Bangkok.Athun 1978
kejuaraan di Jakarta diikuti juga oleh atlet dari Singapura.Sebagai balasan ikut
sertanya atlet mengikuti Sukan di Singapura. Beberapa rekor di pertajam : Jefrry
Matahelemual memperbaiki rekor dari 200 m menjadi 21,1 detik. Mujiono
memperbaiki rekor dari 400 m menjadi 47,8 detik. Regu nasional 4 x 100 m

13
memecahkan rekor menjadi 40,930detik. Meny Moffu memperbaiki rekor lari
gawang menjadi 51,9 detik. Starlet memperbaiki rekor 800 m menjadi 2:14,0 detik
yang juga mempertajam rekor lari 1.500 m menjadi 4:36,4 detik. Tahun 1978 adalah
tahun penyelenggaraan Asian Games VIII yang seharusnya dilaksanakan di Pakistan,
tetapi karena situasi Negara Pakistan tidak memungkinkan kemudian diselenggarakan
di Bangkok.Karena alasan politis penyelenggaraan perlombaan atletik Asian Games
VIII tidak mendapat restu dari IAAF dan pesertanya diancam skorsing. Dengan
pertimbangan Indonesia akan menjadi tuan rumah SEA GAMES I tahun 1979, maka
Indonesia tidak mengirimkan atlet-atletnya.
Tahun 1979 indonesia menjadi tuan rumah SEA GAMES X di Jakarta.
Indonesia memperoleh 3 medali emas melalui Henny Maspaitela untuk lari 200 m.
Meny Moflu untuk lari gawang 400 m dan regu estafet atas nama Meny
Moflu,haryanto,Matias Mambay dan Mujiono. Sejak tahun 1984 banyak rekor
bertumbangan lagi.Tahun 1984 Purnomo memecahkan rekor lari 100 m menjadi
10.39 detik. Di bagian wanita Henny Maspaitena memecahkan rekor 100 m menjadi
11,61 detik pada tahun 1985. Pada tahun ini pula Ketut Widiana dalam lompat tinggi
dengan lompatan 2,04 m. Prestasi atletik Indonesia masih ketinggalan dari
negaranegara lain. Untuk kawasan Asia Tenggara sidah dapat mulai berbicara, tetapi
untuk tingkat Asia lebih-lebih dunia masih jauh tertinggal.Ini menjadi tanggung
jawab bagi generasi muda terutama bagi kita semua para pelajar yang hobi beroleh
raga Atletik untuk mengejar ketinggalan.

E. Nomor Dalam Atletik


Antara lain adalah, jalan cepat, marathon, sprint, lari jarak jauh, lompat jauh,
lombat gala, dan lain-lain.
a. Estapet

14
Lari ini berjarak 400 m. Lari estapet adalah lomba antar tim. Inilah satu-
satunya lomba beregu yang ada di cabang atletik.Ada 4 orang atlet lari terpilih di
setiap timnya. Pelari tercepat di tim tersebut akan mengambil posisi terakhir.
Kondisi kritis kadang terjadi ketika seorang pelari memberikan tongkat
kepada pelari berikutnya.Kalau tongkat tersebut terjatuh, maka sepersekian detik
terbuang percuma.
b. Lompat Gala
Walaupun cabang atletik satu ini tidak terlalu terkenal, lompat gala
mempunyai tingkat kesulitan khusus.Bila teknik melompat salah, gala yang dipakai
dapat saja mengenai tubuh atlet yang bisa menyebabkan luka serius.Gala yang
mempunyai panjang 4-5 meter terbuat dari fiberglass -dulunya terbuat dari bambu.
Setiap pelompat mempunyai kesempatan tiga kali untuk melewati mistar yang
dinaikan 8-15 cm. Bila lompatan ketiga gagal, maka pelompat tersebut
didiskualifikasi.
c. Maraton
Olahraga atletik ini sudah cukup terkenal di kalangan masyarakat.Saking
terkenalnya olahraga yang biasanya menempuh jarak 42 km, 195 meter, sehingga ada
perlombaan maraton yang mampu menyedot ribuan orang untuk menontonnya.
Misalnya lomba maraton tahunan yang diselenggarakan di Boston,
Massachusetts; London, Inggris; Berlin, Jerman; and New York.Hadiah yang
disediakan oleh penyelenggara pun cukup menggiurkan.Bisa jutaan rupiah atau
ribuan dolar Amerika.
d. Sprint atau Lari Jarak Dekat
Bila diadakan dalam ruangan, jarak yang ditempuh biasanya, 50 meter, 60
meter, 100 meter, 200 meter, 400 meter. Di luar ruangan, jarak yang ditempuh
biasanya, 100 meter, 200 meter, dan 400 meter. Sprint merupakan olah raga utama di
atletik. Begitu banyak sensasi yang terjadi di olah raga ini.
Pemecahan rekor dunia yang mencapai di bawah 10 detik, benar-benar
membuat mata para penonton tidak berkedip melihat para pelari tercepat dunia

15
berlaga di arena lintasan lari.mTubuh-tubuh atlet yang tipis dengan rambut cepak
untuk mempermudah aliran udara, pakaian khusus yang bisa membuat para pelari
berlari lebih cepat dan cepat lagi, membuat sprint semakin tegang dan menantang
untuk dilihat
e. Lompat Jauh
Olah raga satu ini sebenarnya sangat sederhana.Tapi kenyataannya tidak
mudah untuk melambungkan tubuh agar bisa mencapai jarak yang sejauh-
jauhnya.Atlet lompat jauh berlari dari jarak 45 meter, lalu melompat ke lintasan yang
telah ditentukan.Banyak atlet yang didiskualifikasi karena melewati garis lompatan.
f. Lempar Lembing
Olah raga ini tidak terlalu populer tapi tetap menarik untuk dibicarakan.Atlet
memegang lembing dan melemparkannya setelah memulai gerakan hanya sejauh 4
meter.Panjang lembing untuk atlet pria, 260 meter, sedangkan untuk atlet wanita, 220
meter aja.Cukup panjang.Mmebutuhkan ketahanan tubuh dan kekuatan fisik yang
sempurna untuk mampu melemparkan lembing tersebut sejauh-jauhnya.
g. Jalan cepat
Adalah gerak maju dengan melangkah tanpa adanya hubungan terputus
dengan tanah. Setiap kali melangkah kaki depan harus menyentuh tanah sebelum kaki
belakang meninggalkan tanah. Saat melangkah satu kaki harus berada di tanah, maka
kaki tersebut harus lurus/ lutut tidak bengkok dan tumpuan kaki dalam keadaan posisi
tegak lurus.
h. Event
Ada variasi lain selain yang ditulis dibawah, tetapi lomba dengan panjang
tidak biasa (contohnya 300m) dilangsungkan lebih jarang. Balapan yang tidak lazim
biasanya digelar selama musim indoor karena lintasan 200m dalam riangan.Dengan
pengecualian lari mil, lomba berdasarkan jarak kerajaan jarang sekali digelar di
lintasan sejak kebanyakan lintasan diubah dari seperempat mil (402,3m) ke
400m.Hampir semua catatan rekor untuk jarak kerajaan tidak dilangsungkan
kembali.Bagaimanapu, IAAF dalam buku rekornya masih memasukan rekor dunia

16
mil (dipegang oleh Hicham El Guerroj dari Maroko dan Svetlana Masterkova
dariRusia untuk wanita) karena perbedaan signifikan yang mendunia.
Event Lintasan event lari di lintasan 400m.
Sprint: event yang termasuk 400m. Event yang umum adalah 60m (hanya
didalam ruangan), 100m, 200m dan 400m.
Jarak Menengah: event dari 800m sampai 3000m, 800m, 1500m, satu mil dan
3000m.
Lari berintang lomba (biasanya 300m) dimana pelarinya harus melewati
rintangan seperti penghalang dan rintangan air.
jarak Jauh: berlari diatas 5000 m. Biasanya 5000 m dan 10000 m. yang
kurang lazim ialah 1, 6, 12, 24 jam perlombaan.
Halang Rintang: 110 m halang rintang tinggi (100 m untuk wanita) dan 400 m
haling rintang menengah (300 m di beberapa SMA).
Estafet: 4 x 100m estafet, 4 x 400 m estafet , 4 x 200 m estafet , 4 x 800 m
estafet , dll. Beberapa event, seperti estafet medley, jarang dilangsungkan
kecuali estafet karnaval besar.
Lari jalanan: dilangsungkan di jalanan terbuka, tapi biasanya diakhiri di
lintasan. Event biasa adalah 5km, 10km, setengah marathon dan marathon.
lomba jalan cepat event biasa adalah 10km, 20 km dan 50 km.
tolak peluru
lempar peluru
lempar lembing
lempar cakram
lompat tinggi
lompat galah
lompat jauh
lompat ganda

17
I. Lari Gawang
Gerakan lari gawang, baik itu 100m, 110m, 200m, 400m putri atau 400m
untuk putra, Pada waktu pengambilan gawang atau melampaui gawang, harus
dilakukan dengan cepat dan secara berurutan, lancar dan rilaks, diusahakan tidak
melayang terlalu lama sehingga kecepatan dapat dipertahankan. Usahakan waktu
diatas gawang dalam keseimbangan yang sebaik-baiknya, dengan badan condong ke
depan.
Hal yang perlu diperhatikan pada waktu melewati gawang :
Bertolak dari jarak 1,95 2,15 m di depan gawang, kaki lurus mendarat
1,05 1,45 m di depan gawang. Ayunan kaki ke depan dengan lutut yang tidak kaku.
Lengan diayunkan sewajarnya, lengan di depan didorong ke depan setinggi mata
lainya dan dipergunakan untuk menjaga keseimbangan. Bungkukkan badan ke depan
mendapat paha dari kaki yang diayunkan ke depan. Sehingga pada waktu di atas
gawang kecondongan badan dipertahankan. Di atas gawang kaki belakang ditarik ke
depan dengan gerakan yang beruntun, posisi kaki terlipat, paha terbuka ke samping,
telapak kaki diputar kearah luar, dan rata-rata di atas gawang. Usahakan waktu
melampaui gawang titik ketinggian berada tepat di atas gawang, tidak di depan atau
dibelakang gawang. pusatkan Posisi Pandangan ke depan bagian atas gawang.
Star dan mengambil gawang pertama merupakan hal yang menentukan bagi
seorang pelari gawang, terutama lari gawang 100 meter wanita dan 110 meter pria.
Star harus dilakukan dengan kecepatan tinggi dan tidak mengurangi kecepatan saat
mengambil gawang pertama. kelancaran mengambil gawang pertama ini sangat
berpengaruh pada pengambilan gawang berikutnya.

F. Peraturan Perlombaan Atletik

1. Setiap daerah hanya diijinkan mengikutsertakan maksimal 1 (satu) orang atlet


pada setiap kelompok umur.
2. Peserta yang mengikuti nomor pertandingan khusus atlet putra.

18
3. Dalam pertandingan/saat start akan memberlakukan 1 kali peringatan dan akan
diskualifikasi/dikeluarkan atlit tersebut, apabila kedapatan mencuri start pada
peringatan ke2 (kedua) juga berlaku untuk semua peserta.
4. Lomba mempertandingkan nomor lari 3000 meter, untuk 2 (dua) kategori
kelompok umur yakni kurang ( < ) dari 40 tahun dan lebih ( > ) dari 40 tahun.
5. Protes menyangkut suatu hasil perlombaan dapat diajukan paling lambat 30
menit setelah suatu hasil perlombaan di umumkan secara resmi oleh panitia.
6. Setiap protes tingkat pertama dapat diajukan secara lisan oleh atlet yang
bersangkutan atau manajer atas nama atlet tersebut kepada wasit. Kemudian
wasit akan mempertimbangkan dengan disertai buktibukti yang cukup dan
dianggap perlu untuk diambil keputusan atau akan meneruskannya kepada
panitia Hakim/Dewan Hakim.
7. Apabila keputusan wasit atas protes yang baru diajukan, ternyata tidak bisa
diterima oleh pihak yang mengajukan protes, si pengadu dapat naik banding
kepada Dewan Hakim.
8. Pengajuan protes ke Dewan Hakim dilakukan oleh team manajer secara tertulis,
dengan disertai uang protes sebesar US$ 100.0 ( sesuai nilai rupiah itu) sesuai
dengan pasal 146 peraturan IAAF.
9. Semua peserta perlombaan dianggap telah mengetahui dan mengerti isi
peraturantersebut.

G. Perwasitan Cabang Atletik

Tugas Utama Sekretariat Perlombaan


A. Masa Pra Perlombaan
a) Bertanggung jawab terhadap penyiapan semua dokumen dan tugas-tugas
administratif lainnya yang diperlukan bagi pengoperasian perlombaan.

19
b) Menjamin bahwa semua dokumen yang diperlukan didistribusikan atau
dibagikan kepada petugas-petugas perlombaan yang
berkepentingan. Roll call, Wasit, Juri, Team Manager, Media, Pers, dll.
c) Bertanggung jawab atas formulir pendaftaran awal peserta dan
pendaftaran terakhir (peserta perlombaan).
d) Dari formulir pendaftaran peserta tersebut dapatlah disusun daftar
peserta Per Kontingen/ Per Daerah, Per Event/ Per Nomor dengan
catatan prestasi terbaik sebagai Materi Pertemuan Technik. Serta bahan
penyusunan Seeding (pengaturan seri-seri).
e) Materi Technical Meeting yang harus dipersiapkan, Berupa:

Susunan kepanitiaan bidang teknis perlombaan.


Menyiapkan jadwal perlombaan Regional atau Kejurnas.
Susunan daftar peserta Per Daerah atau Per Kontingen lengkap
dengan nomor dadanya.
Susunan atau daftar event atau per nomor dengan catatan prestasi
terbaik (jika ada). Sebagai dasar penyusunan seeding atau seri-seri
dalam perlombaan,

f) Pasca Technical Meeting yang pelu dipersiapkan adalah :

Revisi daftar peserta perlombaan sesuai ralat dari masing-masing Team


Manager (dasarnya pendaftaran terakhir).
Pembuatan buku acara perlombaan.
Pengetikan atau pengisian blangko perlombaan sesuai jadwal atau jam
perlombaan.
Mempersiapkan semua peralatan tulis menulis yang diperlukan oleh
petugas perlombaan.

20
Mempersiapkan blangko-blangko perlombaan seperti: blangko pengolah
hasil, blangko pengukur kecepatan angin, blangko penghitung keliling,
blangko timer dan kedatangan, blangko jalan cepat, blangko sapta dan
dasa lomba lengkap dengan table scornya (jika dilombakan), blangko
protes, dll.

B. Masa Perlombaan
a. Satu jam sebelum perlombaan seluruh blangko perlombaan yang telah diketik
sesuai jadwal perlombaan pada hari itu harus tersedia di meja roll call.
b. Menjamin pendistribusian blangko perlombaan setelah dilakukan ceking
di roll call, melalui petugas penghubung perlombaan kepada :
Untuk nomor lari :
Roll Call, Stater, Timer / Kedatangan, Penyiar / Anouncer Sekretariat
Perlombaan.
Untuk nomor lapangan ( Lompat dan Lempar )
Roll Call Koordinator Petugas Lapangan ( Lompat / Lempar), Penyiar
/ Anouncer, Sekretariat Perlombaan.
c. Pengolahan dan Perindustrian hasil Perlombaan
Mekanisme Proses Pengolahan hasil Perlombaan.
Untuk nomor lari :
Dari Timer / kedatangan setelah di aprove oleh wasit lari, diproses
oleh pengolah hasil / komputrisasi, kemudian di aprove oleh wasit lari
atau dalam perlombaan, kemudian diumumkan
melalui announcersetelah ditandatangani kembali oleh wasit.
Didistribusikan melalui media center ( Sie Humas yang tersedia di
Pers, Pejabat, Undangan, dan kontingen )
Untuk nomor lapangan ( Lempar dan Lompat )
Dari lapangan setelah aprove oleh wasi Lompat / Lempar, diproses
oleh pengolah hasil / komputerisasi, kemudian di approve oleh wasit

21
ybs atau dalam perlombaan selanjutnya diumumkan
melalui announcer.
Didistribusikan melalui media center atau Sie Humas yang tersedia
Pers, Pejabat, Undangan, Kontingen.
d. Penghitungan Medall Tally.
e. Cecking jika terjadi pemecahan rekor.
f. Pembuatan hasil lengkap perlombaan untuk didistribusikan kepada kontingen.

Struktur Perlombaan Atletik


Panitia penyelenggara suatu perlombaan atletik harus menunjukkan
atau mengangkat semua petugas, sesuai dengan peraturannegara anggota
IAAF dimana lomba itu dilaksanakan.
Daftar berikut berisikan petugas-petugas yang dianggap perlu untuk melayani
perlombaan atletik.
Petugas Pengelola (Management Officials)
a. Direktur Perlombaan (Competition Director)
Delegasi Teknik (DT)
Peserta Lomba
Petugas Teknis (Official)
Medis (Medical Team)
Direktur perlombaan bekerjasama dengan DT harus merencanakan organisasi
teknis perlombaan serta menjamin bahwa rencana ini dapat dilaksanakan dan mampu
memecahkan semua masalah teknis yang timbul.
Dia akan mengarahkan interaksi antar atlet perlombaan, dan melalui sistem
komunikasi selalu berhubungan dengan petugas.

b. Manager Perlombaan ( Meeting Manager)


Kelangsungan perlombaan

22
Petugas Teknis (Official)
Keamanan (Marshals)
Chief Starter
Chief Track
Wasit (Referee)
Manager Perlombaan bertanggung jawab atas penyelenggaraan perlombaan
dengan benar.Dia harus mengecek bahwa semua petugas telah datang melapor untuk
menjalankan tugasnya, menunjuk pengganti bila perlu dan memiliki wewenang untuk
memberhentikan seorang petugas teknik bila tidak mematuhi peraturan.
Bekerja sama dengan marshals, dia harus mengatur bahwa hanya orang-orang
yang diberi wewenang saja yang diizinkan berada di arena lomba.

c. Manager Teknik (Technical Manager)Equipment Official


Lintasan (Track)
Lompat (Jumps)
Lempar (Throw)
Peralatan Perlombaan
Manager Teknik ini bertanggung jawab untuk menjamin bahwa lintasan lari,
jalur-jalur awalan, lingkaran lempar, lengkung batas lemparan, sektor lemparan,
tempat pendaftaran untuk event-event lapangan, dan semua peralatan dan alat lomba
sesuai dengan peraturan IAAF.

b. Manager Presentasi Lomba (Event Presentation Manager)


Manger presentasi lomba bekerjasama dengan direktur, DO, dan DT harus
merencanakan pengaturan presentasi perlombaan.Dia harus menjamin bahwa
rencana ini dapat terlaksana, menyelesaikan setiap masalah yang muncul.

Petugas Perlombaan
1) Referee

23
Referee Track: Chief Track, Chief Walk, Chief Umpire, Chief Time, Chief
Foto Finish, dan Combined Event.
Referee Throws:
Chief Judge Throws
Chief Judges Jumps
2) Satu wasit ruang panggil (Call Room Referee)
3) Satu ketua judge dari para judge event lintasan dengan jumlah yang memadai.
4) Satu ketua judge dan para judge untuk tiap event lapangan.
5) Satu ketua judge dan lima judges untuk tiap event lomba jalan cepat yang
dilaksanakan di lintasan.
6) Satu ketua judge dan delapan judges untuk tiap event jalan cepat yang
dilaksanakan di jalan raya.
7) Petugas jalan cepat lainnya yang diperlukan meliputi: pencatat (recorder),
operator papan pelanggaran, dll.
Satu ketua pengawas lintasan dan para pengawas lintasa dalan jumlah yang
memadai.
8) Satu ketua pencatat waktu dan para pencatat waktu.
9) Satu koordinator starter dan para starter dan Re-Caller.
10) Satu atau lebih asisten starter.
11) Satu ketua penghitung keliling dan para penghitung keliling.
12) Satu sekretaris perlombaan (pengolah hasil) dan sejumlah asisten.
13) Satu ketua marshal dan para marshal.
14) Satu atau lebih operator pengukur angin.
15) Satu ketua judge foto finish dan sejumlah asisten.
16) Satu ketua judge ruang panggil dan para judge dalam jumlah yang memadai.
Catatan: Para wasit dan ketua judge harus mengenakan pakaian atau badge
yang mencolok.

Petugas Tambahan

24
1. Satu atau lebih Announcer.
2. Satu atau lebih Ahli Statistik.
3. Satu Komisaris Periklanan.
4. Satu Surveyor Resmi ( Juru ukur resmi)
5. Satu atau lebih dokter.

Catatan: Bila event putr dilombakan sedapat mungkin seorang dokter wanita harus
ditunjuk.

Tugas Manager Ruang Panggil

Bekerjasama dengan juri atau judge.


Mengecek atau memeriksa atlet/
Mengatur ke arena lomba.

o Koordinator Start
Menugaskan anggota.
Mengawasi anggota.
Koordinasi sub bidang lain.
Memberikan sinyal pada starter.

25
H. Gambar Lapangan Atletik
1. Lapangan Lari

2. Lapangan Lompat Jauh

3. Lapangan Tolak Peluru

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dari semua penjelasan tadi dapat kita sebuah kesimpulan bahwa,
Perkembang olahraga Atletik di Indonesia berawal dari zaman hindia belanda
yang pada waktu itu pemerintahnya memberikan mata pelajaran di sekolah
sekolah dan kemudian berkembang menjadi sebuah persatuan olahraga atletik
hingga saat ini. Sedangkan perperkembangan atletik di dunia yaitu berawal
dari event Olimpiade yang merupakan cabang olah raga asli dari Olipiade itu
tersebut dan kemudian dari tahun ketahun berkembang di beberapa negara
seperti amerika dan lain sebagainya.

B. Saran
Saran dari penulis kepada seluruh pembaca yaitu agar sekiranya dapat
mengetahui bagaimana sebenarnya perkembangan dari olahraga atletik itu
sendiri baik itu perkembangan atletik di Indonesia maupun di dunia, dan juga
saya sarankan agar mencarilah informasi informasi yang terbaru tentang
perkembangan olahraga atletik.

27
DAFTAR PUSTAKA

http://duniaolahraga.com/perkembangan-atletik-di-indonesia_270.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Atletik#Event
http://www.bagusjuga.com/2012/07/olimpiade-1904-adalah-olimpiade-yang-paling-
rasis-dan-sejarah-memalukan/
http://www.agenibcbet-online.biz/tag/jawa-timur/
http://ensiklopedia-kecilku.blogspot.com/2012/01/atletik.html

28

Das könnte Ihnen auch gefallen