Sie sind auf Seite 1von 11

FILSAFAT

UJIAN AKHIR SEMESTER

OLEH:
Dyah Bayu Rini
16915030

PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2017
PERSPEKTIF KEBERSYUKURAN AL-GHAZALI

Dyah Bayu Rini


Universitas Islam Indonesia
dyahsewoyo@gmail.com

Abstrak

Al-Ghazali merupakan salah satu filsuf islam terkenal dengan karya-


karyanya yang banyak membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan
jiwa seperti kebahagian, sabar dan syukur. Pada penelitian ini akan
membahas tentang syukur menurut perspektif Al-Ghazali. Syukur menurut
Al-Ghazali adalah menggunakan nikmat-nikmat yang telah diberikan
Allah pada hal-hal atau perbuatan yang disukai oleh Allah Taala.
Terdapat tiga syarat atau pokok-pokok pembahasan syukur Al-ghazali
antara lain ilmu, hal (kendala) dan amal perbuatan. Syukur memiliki tiga
tingkatan antara lain, bergembira karena nikmat tanpa menghadirkan
Allah sebagai pemberi nikmat, kemudian bergembira atas nikmat yang
telah diberikan oleh-Nya dan yang terakhir bergembira nikmatnya dapat
selalu mendekatkan dirinya dengan Allah. penelitian ini merupakan
sebuah studi literatur menggunakan buku utama Ihya Al-Ghazali yang
diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Prof. Tk. H. Ismail Yakub SH-
MA.
Kata kunci: Kebersyukuran, syukur, Al-Ghazali

A. Pendahuluan
Kata syukur sejak dulu sudah sangat dikenal oleh orang awam.
Biasanya syukur disandingkan dengan berterimakasih kepada Sang
Pencipta ketika kita mendapatkan seuatu kemudahan atau keuntungan.
Padahal arti kata syukur tidak hanya sesempit berterimakasih atau ketika
kita mendapatkan kemudahan. Arti syukur masih sangat dalam ketika di
pelajari. Akan sangat berguna ketika kita dapat mengerti secara lebih
lengkap mengenai syukur. Seperti syukur menurut A-l Jawziyyah (2006)
merupakan sikap tunduk dan taat kepada aturan Allah dan mendekatkan
diri kepada-Nya dengan amalan yang disukai-Nya baik lahir maupun batin
dimana prosesnya melibatkan lisan, hati atau batin dan anggota badan.
Tidak hanya sekedar berterimakasih namun ada ketundukan melalui sikap
ada pujian-pujian serta adanya hati yang mengakui segala kebesaran Allah
SWT. Menurut Syaikh Haris Assad al-Muhasabi, mengatakan: Syukur
ialah kelebihan atau kebanyakan pemberian Allah kepada seseorang.
Maka, ia mengucapkan terima kasih kepada-Nya, kemudian Allah akan
menambahnya dan ia pula menambah syukurnya (Asmaran, 1994)
Kebersyukuran selain pada sisi islam, pada dunia barat
kebersyukuran disebut sebagai gratitude merupakan sebuah bentuk emosi
atau perasaan yang kemudian berkembang menjadi suatu sikap, sifat moral
yang baik, kebiasaan, sifat kepribadian dan kahirnya akan
memperengaruhi seseorang menanggapi terhadap sesuatu atau sistuasi
(Emmons, McCullogh & Tsang, 2002). Wood dan Maltby (2009)
memberikan pengertian bahwa kebersyukuran adalah bentuk ciri pribadi
yang berfikir psoditif, mempresentasikan hidup menjadi lebih positif.
Sedangkan Sligman dan Peterson (2004) mendefinisikan gratitude atau
syukur sebagai suatu perasaan terimakasih dan menyengkan atas respon
penerimaan hadiah, dimana hadiah itu memberikan manfaat dari seseorang
atau suatu kejadian yang memberikan kedamaian. Kebersyukuran atau
gratitude dalam pengertian barat lebih ke pengalaman pribadi mengenai
perasaan positif dan bersifat jasmaniah dan hubungan antar manusia.
Sedangkan pada pandangan islam, kebersyukuran lebih ke hubungan
vertikal atau bersifat langsung kepada Allah SWT. Perbedaan dalam
konsep syukur menurut pandangan barat dan islam terutama dalam wuud
apresiasi dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Hambali, Meiza
dan Fahmi (2015).
Kebersyukuran atau syukur yang saat ini telah banyak dibuat
penelitian atau terapi atau bahkan telah ada alat ukur dari dunia barat yang
mengukur syukur dengan skala gratitude. Sangat banyak penelitian yang
menyandingkan syukur dengan psikologi positif atau segala hal yang
berhubungan dengan ketentraman jiwa, kesehjahteraan psikologis bahkan
beberapa penilitian secara eksplisit menuliskan bahwa syukur dapat
menjadi strategi coping yang dapat menurunkan depresi (Rini, 2015).
Emmons (2003) menunjukkan bahwa mereka yang mempraktikkan rasa
syukur cenderung lebih kreatif, bangkit kembali lebih cepat dari
keterpurukan, memiliki sistem kekebalan yang lebih baik, dan memiliki
hubungan sosial yang lebih kuat dari pada mereka yang tidak berlatih
bersyukur. Sebuah penelitian (Wood, Joseph & Alex, 2007) menyebutkan
bahwa mengatasi masalah atau koping menggunakan rasa syukur memiliki
hubungan negatif dengan stres. Penelitian ini menemukan bahwa orang-
orang yang bersyukur lebih mungkin menemukan dukungan sosial
emosional dan instrumental. Penelitian menunjukan bahwa orang-orang
yang bersyukur lebih cenderung memiliki emosi positif (Sheldon dalam
Krause, 2009) dan lebih sedikit menunjukan gejala depresi (McCullough
dalam Krause 2009). Namun perlu kita ketahui bahwa syukur merupakan
topik atau bahasan yang sudah sangat lama dikaji oleh para filsuf islam
dan lebih jauh lagi Al-quran menyebutnya 75 kali diberbagai surat. Salah
satu filsuf islam terkenal yang sering dijadikan ajuan teoritis pada masa ini
antara lain Ibn Qayyim al-Jawziyya dan Al-Ghazali.

B. Metodologi
Penelitian menggunakan studi literatur dengan buku utama Ihya Al-
Ghazali yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Prof. Tk. H. Ismail
Yakub SH-MA pada tahun 1975 dengan buku tambahan Imam Al-
Ghazali: Raudhatut Thalibien wa Umdatus Saalikien yang diterjemahkan
oleh Mohammad Luqman Hakiem pada tahunn 1995 dan Inti Sari Ihya
Ulumuddin Al-Ghazali: Mensucikan Jiwa ditulis oleh Said Hawwa yang
diterjemahkan oleh Aunur Rafiq Shaleh Tamhid pada tahun 1998.

C. Tinjauan teoritis:
Al-ghazali (1995) menuliskan bahwa buah syukur adalah
kegembiraan, sebagai perilaku dan hikmah dari amal dan amal syukur.
Pada buku lain Al-ghazali (1975) menuturkan bahwa syukur merupakan
memakai nikmat-nikmat Allah pada tempat-tempat yang dicintai atau
disukai oleh Allah Taala. Syukur tersusun dari ilmu hal (keadaan) dan
amal perbuatan. Ilmu adalah dasar lalu melahirkan hal kemudian hal
melahirkan amal perbuat. Ilmu adalah mengetahui nikmat dari pemberi
nikmat. Hal(keadaan) adalah kegembiraan yang terjadi karena sang
pemberi nikmat-Nya. Sedangkan perbuatan adalah melaksanakan apa yang
menjadi tujuan pemberi nikmat dan apa yang dicinta-Nya. Amal perbuatan
berkaitan dengan hati, angota badan dan lisan (Hawwa, 1998). Semua ini
harus dijelaskan agar hakikat syukur dapat difahami dengan benar, karena
semua keterangan yang dikemukakan tentang definisi syukur kurang
meliputi kesempurnaan maknanya
Hawwa (1998) juga menjelaskan tentang syarat atau pokok-pokok
pembahasann syukur Al-ghazali antara lain
1. Ilmu
ilmu tentang tiga perkara: nikmat itu sendiri, segi
keberadaanya sebagai nikmat dan dzat pemberi nikmat serta
keberadaan sifat-sifat-Nya yang dengan sifat-sifat tersebut
terjadilah pemberian nikmat dan berlangsunglah pemberian nikmat
dari-Nya kepadanya. Jadi intinya ada nikmat, pemberi nikmat dan
yang diberi nikmat. Dimana seseorang tanpa pengetahuan Sang
Pemberi nikmat adalah Allah SWT maka ilmunya tidak akan
sempurna kecuali dengan mengetahui bahwa semua nikmat adalah
dari Allah; Dialah Pemberi Nikmat. Sedangkan semua sarana
disediakan dari-Nya. Bersyukur kecuali mengetahui dengan yakin
tanpa ragu sedikitpun bahwa yang ada di alam semesta ini berasal
dari Allah SWT. Jika ada sedikit saja keraguan, maka seseorang
tersebut tidak mengetahui nikmat dan pemberi nikmat semata tapi
justru bergembira kepada selain-Nya. Dengan kurangnya
pengetahuan, maka berkurang pula hal dalam kegembiraan dan
dengan kurangnya kegembiraan amak berkurang pula amal
perbuatan
2. Hal (kendala)
Berlandaskan pada dasar pengetahuan, yaitu kegembiraan
kepada Sang Pemberi nikmat disertai dengan keadaan tunduk dan
tawadhu. Tetapi syukur hanya terjadi apabila dirinya telah
memenuhi syarat, yaitu hendaknya kegembiraan itu kepada Sang
Pemberi nikmat bukan kepada nikmat atau pemberian nikmat
3. Amal perbuatan
Amal perbuatan ini berkaitan dengan hati, lisan dan anggota
badan. Kaitannya dengan hati ialah memiliki maksud untuk
kebaikan dan menyembunyikannya dari semua orang. dengan lisan
ialah menampakkan rasa syukur kepada Allah taala dengan
berbagai pujian kepada-Nya. Sedangkan dengan anggota badan
ialah mempergunakan nikmat-Nya untuk mentaati-Nya dan tidak
digunakan sebagai sarana bemaksiat.
Terdapat tingkatan-tingkatan dari syukur menurut Al-Ghazali
(1975) antara lain:
1. Tidak adanya rasa syukur dalam diri seseorang, dimana seseorang
tersebut bergembira bukan karena Sang Pemberi nikmat atau
bergembira karena nikmat digunakan untuk selalu dekat dengan
Allah tapi bergembira karena nikmat itu sendiri tanpa
menghadirkan Allah di dalam kegembiraan tersebut.
2. Mulai masuk dalam arti syukur seperti bergembira karena nikmat
yang telah diberikan oleh Allah kepadanya. Ini adalah keadaan
orang shaleh yang beribadah kepada Allah dan mensyukuri-Nya
karena takut akan siksaan-Nya dan mengharapkan bagi pahala-
Nya.
3. Pada tingkatan ini individu gembira dengan nikmat Allah taala
dapat membuat dirinya menjadi terus lebih dekat dengan Allah.
Tahap ini adalah tahap tertinggi dengan ciri seseorang tersebut
tidak bergembira dari dunia, selain hal-hal yang berhubungan
dengan akhirat. Hal-hal bersifat dunia yang dapat membuatnya
lalai dengan dzikir kepada-Nya membuat dirinya gundah dan
gelisah.

D. Biografi al ghazali
Syaikh Muhammad Said Mursi (2007) menuliskan biografi
singkat mengenai Al-Ghazali. Nama lengkapnya Muhammad bin
Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ghazali ath-Thusi, biasa
dipanggil Abu Hamid gelarnya Hujjatul Islam dan Zainuddin. Dilahirkan
di Thabrani sebuah desa di Thusi Khurasan pada tahun 450 H. Beliau
merupakan seorang yang sangat cerdas, teliti, sempurna jasadnya,
istimewa pendapatnya, kuat hafalannya dan menguasai makna-makna
yang mendalam. Pergi ke Naisabur untuk belajar kepada Imam Haramaini
Juwaini, lalu berpindah ke Baghdad mengajar di Madrasah Nidzamiyah
kemudian pergi ke Hijaz, Syam, Mesir, dan kemudian akhirnya kembali ke
tempat asalnya.
Beliau seorang yang ahli bidang fikih Syafei, teologi, tafsir,
tasawuf. Filsafat dan syair-syair Arab. Disamping itu juga mendalami
berbagai ilmu pengetahuan sampai menguasai dengan sempurna. Di akhir-
akhir hayatnya sering menyendiri untuk mengarang kitab. Karyanya yang
diberi judul Al-Basith merupakan kitab fikih madzhab syafei, kitab ini
kemudian diringkas menjadi Al-Wasith, yang diringkas lagi menjadi Al-
Wajiz dan diringkan lagi menjadi Al-Khulashah. Kitab karangannya
mencapai ratusan diantaranya: Ilhya Ulumuddin, Yaqut at-Tawil fi Tafsiri
at-Tanzil, Tahafutu al-Falasifah, Al-Munqidz min al-Dhalal, Al-Iqtishad fi
al-Itiqad dan Fadhaihu al-Batiniyah. Beliau wafat pada tahun 505 H di
Tabrani,

E. Kesimpulan
Seperti pada pendahuluan, bahwa syukur tidak hanya rasa
berterimakasih namun di dalamnya terdapat tingkatan-tingkatan, dasar
pokok dari syukur serta arti syukur sendiri yang secara hati, lisan dan
anggota badan harus selalu menghadirkan Allah sebagai Sang Pemberi
nikmat. Hati yang selalu terhubung dan mengakui dengan sangat yakin
tanpa sedikit pun keraguan di dalam hati kepada Sang Pemberi nikmat,
lisan yang terus basah mengucapkan pujian kepapa Allah, dan anggota
badan yang merepresentatif hal-hal yang selalu bertujuan dekat dengan
Allah tanpa adanya ingin berbuat kemaksiatan dengan nikmat yang telah
diberi. Semoga kita terus termasuk golongan orang-orang yang bersyukur
dan mendapat karunia-Nya untuk dapat terus dekat dengan-Nya.

Maka Ingatlah (berdzikirlah) kepada-Ku, supaya Aku ingat pula


kepadamu!. Dan besyukurlah kepada-Ku dan janganlah menjadi orang yang
tidak tahu terimakasih Al-Baqarah-152

Allah Taala tiada akan berbuat menyiksakan kamu, kalau kamu


bersyukur dan beriman An-Nisa-147
Kalau kamu bersyukur, niscaya Allah akan menambahkan kepadamu
Ibrahim-7.
DAFTAR PUSTAKA

Al- Ghazali. 1995. Raudhah: Taman Jiwa Kaum Sufi Oleh Abu Hamid Al-
Ghazali. Diterjemahkan oleh Mohammad Luqman Hakiem. Surabaya:
Risalah Gusti

Al-Ghazali. 1975. Ihlya Al-Ghazali. Diterjemahkan oleh Ismail Yakub. Semarang:


CV Faizan

Al-Jauziyah, I.A.Q. 2006. Kemuliaan Sabar dan Keagungan Syukur. Mitra


Pustaka: Yogyakarta

Emmons, R.A., McCullough, M.E. (2003). Counting Blessings Versus


Burdens:An Experimental Investigation of Gratitude and Subjective Well-
Being in Daily Life. Journal of Personality and Social Psychology, 84 (2),
377389 The American Psychological Association.

Krause, Neal. 2009. Religious Involvement Gratitude and Change in Depressive


Symptoms Over Time. NIH Public Accsess. Int J Psychol Relig 2009 July:
19 (3): 155-172

Moh. Saifullah. 1998 Risalah Memahami Ilmu Tasawuf, cet. I, Jakarta: Terbit
Terang

McCullogh, M. E,. Emmons. R. A,. & Tsang, J. (2002) The Grateful Disposition:
A Conceptual and Empirical Topography. Journal of Personality and
Social Psychology. 82,1,112-127

Mursi, Muhammad Said. 2007. Edisi Indonesia: Tokoh-Tokoh Besar Islam


Sepanjang Sejarah. Diterjemahkan oleh Khoirul Amru Harahap, Lc. MHI
dan Ahmad Faozan Lc, M.Ag. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar

Rini, Bayu Dyah. 2015. Hubungan Antara Kebersyukuran Dengan Depresi Pada
Lansia. Universitas Islam Indonesi

Said bin Muhammad Daib Hawwa. 1998. Mensucikan Jiwa (Konsep Tazkiyatun
Nafs Terpasu: Intisari Ilhya Ulumuddin Al-Ghazali. Diterjemahkan oleh
Aunur Rafiq Shaleh Tahmid. Jakarta Timur: Robbani Press
Wood A. M., Joseph S., & Maltby J. 2009. Gratitude Predicts Psychological Well-
Being Above The Big Five Facets. Personality and Individual Differences.
Vol. 46, Hal. 443-447.

Wood, Alex M., Joseph, Stephen., Linley, P Alex. 2007. Koping Style As a
Psychological Resource of Grateful People. Journal of Social and Clinical
Psychology. Vol 26, no 9

Das könnte Ihnen auch gefallen

  • Behavior
    Behavior
    Dokument15 Seiten
    Behavior
    Bayu Ade Prabowo
    Noch keine Bewertungen
  • Dapus
    Dapus
    Dokument1 Seite
    Dapus
    Bayu Ade Prabowo
    Noch keine Bewertungen
  • AMANAH
    AMANAH
    Dokument4 Seiten
    AMANAH
    Bayu Ade Prabowo
    Noch keine Bewertungen
  • SYUKUR
    SYUKUR
    Dokument7 Seiten
    SYUKUR
    Bayu Ade Prabowo
    Noch keine Bewertungen
  • Tai Itu Cinta
    Tai Itu Cinta
    Dokument1 Seite
    Tai Itu Cinta
    Bayu Ade Prabowo
    Noch keine Bewertungen
  • Kandungan Estetika Dalam Cerpen
    Kandungan Estetika Dalam Cerpen
    Dokument3 Seiten
    Kandungan Estetika Dalam Cerpen
    Bayu Ade Prabowo
    Noch keine Bewertungen