Sie sind auf Seite 1von 150

ALTERNATIF PEMANFAATAN DANAU

BAGI PENGEMBANGAN WISATA


MELALUI KONSEP KEBERLANJUTAN
SUMBERDAYA PERAIRAN DAN PERIKANAN
DI DANAU SINGKARAK, SUMATERA BARAT

FITRI EMELIA

SKRIPSI

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

Alternatif Pemanfaatan Danau bagi Pengembangan Wisata melalui Konsep


Keberlanjutan Sumberdaya Perairan dan Perikanan di Danau Singkarak,
Sumatera Barat

adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan in-
formasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak di-
terbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, November 2009

Fitri Emelia
C24050126
RINGKASAN

Fitri Emelia. C24050126. Alternatif Pemanfaatan Danau bagi Pengembangan


Wisata melalui Konsep Keberlanjutan Sumberdaya Perairan dan Perikanan di
Danau Singkarak, Sumatera Barat. Dibawah bimbingan Fredinan Yulianda
dan Mennofatria Boer.

Danau Singkarak merupakan danau terbesar kedua di Pulau Sumatera se-


telah Danau Toba, dengan luas 10 908.2 ha dan kedalaman rata-rata 178.68 m.
Danau Singkarak memiliki potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia
yang cukup besar. Potensi sumberdaya alam terdiri dari lingkungan fisik dan
biologi (hayati). Lingkungan fisik yang menjadi daya tarik Danau Singkarak ada-
lah pemandangan alamnya yang indah seperti hamparan danau yang luas, per-
bukitan, pegunungan dan sungai. Lingkungan biologi (hayati) yang menjadi po-
tensi wisata bagi Danau Singkarak adalah adanya biota endemik ikan bilih (Mys-
tacoleucus padangensis). Selain itu Danau Singkarak juga memiliki potensi sum-
berdaya manusia seperti potensi budaya dari masyarakat setempat. Potensi-po-
tensi tersebut dapat menjadi objek yang menarik bagi wisatawan apabila dikelola
dengan baik. Pemanfaatan wisata Danau Singkarak relatif masih terbatas dan be-
lum dikembangkan secara optimal. Potensi sumberdaya wisata yang dimiliki Da-
nau Singkarak meliputi perairan, ikan, dan pemandangan tersebut diperkirakan
cukup tinggi, sehingga Danau Singkarak dapat dikembangkan sebagai suatu al-
ternatif pemanfatan wisata yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kondisi dan potensi sumberdaya Danau Singkarak, tingkat pemanfa-
atan wisata danau, dan untuk menyusun pemanfaatan wisata yang berkelanjut-
an sebagai salah satu alternatif pemanfaatan sumberdaya Danau Singkarak.
Berbagai potensi wisata yang sudah ada di Danau Singkarak pada saat ini
adalah: pemandangan alam perbukitan, Tanjung Mutiara, olahraga paralayang,
kereta wisata, festival Singkarak dan Danau Kembar, serta event balap sepeda in-
ternasional Tour de Singkarak. Akan tetapi pengelolaan dan pemanfaatannya be-
lum optimal, seperti promosi yang sangat kurang sehingga wisatawan tidak/be-
lum memperoleh banyak informasi mengenai kawasan wisata Danau Singkarak.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis kesesuaian
wisata, analisis daya dukung kawasan (DDK), metode Scenic Beauty Estimation
(SBE), serta analisis SWOT. Berdasarkan analisis kesesuaian diperoleh kegiatan
wisata yang direkomendasikan di enam lokasi Danau Singkarak. Lokasi Tanjung
Mutiara sesuai untuk kegiatan berenang (DDK = 1 963 org/hari) dan berkemah
(DDK = 124 org/hari), lokasi Ombilin sesuai untuk kegiatan duduk santai (DDK
= 428 org/hari ), lokasi Biteh sesuai untuk kegiatan memancing (DDK = 4 899 org
/hari), lokasi Kacang sesuai untuk kegiatan berkemah (DDK = 74 org/hari), lo-
kasi Taluak sesuai untuk kegiatan berperahu (DDK = 381 org/hari), dan lokasi
Dermaga sesuai untuk kegiatan outbound (DDK = 150 org/hari). Total daya du-
kung kawasan yang dapat ditampung oleh kawasan wisata Danau Singkarak se-
tiap harinya adalah 8 019 orang, tapi harus menyebar dalam kisaran waktu 8
jam/hari atau tidak terakumulasi pada jam-jam yang sama karena dapat menye-
babkan over crawded.

iii
iv

Tiga prioritas utama alternatif strategi pengelolaan kawasan wisata Danau


Singkarak yang berkelanjutan meliputi: pertama, mengadakan kerjasama dalam
promosi wisata Danau Singkarak sebagai kawasan yang terjaga kealamian dan
kelestarian sumberdayanya; kedua, menarik investor untuk pengembangan wisa-
ta Danau Singkarak dengan tetap memperhatikan kelestarian sumberdayanya;
ketiga, melakukan koordinasi dalam mengatasi permasalahan dan ancaman yang
terdapat di Danau Singkarak. Melalui alternatif strategi ini diharapkan Danau
Singkarak akan menjadi kawasan wisata dengan konsep keberlanjutan, sehingga
dapat menarik banyak wisatawan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kese-
jahteraan masyarakat.
ALTERNATIF PEMANFAATAN DANAU
BAGI PENGEMBANGAN WISATA
MELALUI KONSEP KEBERLANJUTAN
SUMBERDAYA PERAIRAN DAN PERIKANAN
DI DANAU SINGKARAK, SUMATERA BARAT

FITRI EMELIA
C24050126

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
PENGESAHAN SKRIPSI

Judul Skripsi : Alternatif Pemanfaatan Danau bagi Pengembangan Wi-


sata melalui Konsep Keberlanjutan Sumberdaya Perair-
an dan Perikanan di Danau Singkarak, Sumatera Barat.
Nama : Fitri Emelia
NIM : C24050126
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer
NIP 19630763 198803 1 002 NIP 19570928 198103 1 006

Mengetahui,
Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan

Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc


NIP 19660728 199103 1 002

Tanggal Lulus: 30 Oktober 2009


PRAKATA

Syukur Alhamdullillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena


berkat rahmat dan karunia-NYA penulis dapat menyelesaikan skripsi yang ber-
judul Alternatif Pemanfaatan Danau bagi Pengembangan Wisata melalui
Konsep Keberlanjutan Sumberdaya Perairan dan Perikanan di Danau Singka-
rak, Sumatera Barat. Skripsi ini merupakan hasil penelitian penulis yang dilak-
sanakan pada bulan Maret dan April 2009 di Danau Singkarak dan merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari adanya ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih bagi ilmu pengetahuan dan
bagi upaya pengelolaan sumberdaya perikanan dan lingkungan perairan khu-
susnya bagi upaya pengelolaan kawasan ekowisata Danau Singkarak yang ber-
kelanjutan.

Bogor, November 2009

Penulis

vii
UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-be-


sarnya kepada:
1. Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc dan Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, ma-
sing-masing selaku ketua dan anggota komisi pembimbing skripsi yang
telah banyak memberikan bimbingan, masukan, dan saran selama pe-
laksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Yunizar Ernawati, MS. selaku dosen penguji dari program studi
dan Ir. Gatot Yulianto, MS. selaku dosen penguji tamu yang telah mem-
berikan saran yang sangat berarti bagi penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
3. Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Solok atas dukungan dan
bantuannya selama penulis melaksanakan penelitian.
4. Prof. Dr. Ir. Dietriech G. Bengen dosen Ilmu dan Teknologi Kelautan
FPIK IPB dan Dr. Ir. Gadis Bengen, kepala Puslit Biologi LIPI yang
dengan bantuan dan ijinnya penulis mendapatkan peta batimetri
Danau Singkarak yang sangat penting peranannya dalam menyelesai-
kan skripsi ini.
5. Apa, Ama, Uni Santi, Rima, Kakek, Nenek (Almh), Fatma serta semua
keluarga besar H. Nasir St. Saidi atas kasih sayang, doa, dukungan dan
semangatnya kepada penulis.
6. Seluruh staf Tata Usaha dan sivitas Departemen Manajemen Sumberda-
ya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.
7. Teman-teman MSP 42 atas kebersamaannya selama masa perkuliahan
(Lenggo, Bonit, Moro, Agustina, Watay, Fina, Sumo, Avie, Tia, Merti,
Lenny, Naila dan semua teman yang tidak bisa disebutkan satu per sa-
tu).
8. Teman-teman semasa asrama Maul, Bebe, Lidia beserta keluarga.
9. Mba Yofi, MOSI crew, Da Rudi, serta semua pihak yang telah memban-
tu dan mendukung penulis selama ini.

viii
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bukittinggi, pada tanggal 29 Mei


1987 dari pasangan Bapak Herman St. Djamaris dan Ibu
Elmita. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara.
Pendidikan formal ditempuh di SDN 30 Ladang Laweh
(1999), MTsN 1 Bukittinggi (2002) dan SMAN 2 Bukittinggi
(2005). Pada tahun 2005 penulis lulus seleksi masuk Institut
Pertanian Bogor melalui jalur SPMB, kemudian diterima di Departemen
Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
Selama mengikuti perkuliahan penulis berkesempatan menjadi Asisten
Mata Kuliah Avertebrata Air (2008), Metode Penarikan Contoh (2008), Manaje-
men Sumberdaya Perikanan (2009), dan Konservasi Sumberdaya Hayati Perairan
(2009) serta aktif sebagai anggota Divisi Kewirausahaan Himpunan Manajemen
Sumberdaya Perairan (HIMASPER) pada tahun 2006/2007, anggota divisi Sosial
Lingkungan HIMASPER tahun 2007/2008, anggota divisi PBOS Badan Eksekutif
Mahasiswa FPIK tahun 2007/2008, anggota paduan suara endeavour FPIK serta
anggota tari saman Bungong Puteh IPB.
Untuk menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, pe-
nulis melaksanakan penelitian yang berjudul Alternatif Pemanfaatan Danau ba-
gi Pengembangan Wisata melalui Konsep Keberlanjutan Sumberdaya Perairan
dan Perikanan di Danau Singkarak, Sumatera Barat.

ix
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
1. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3

2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 4


2.1. Danau .................................................................................................... 4
2.2. Pengelolaan Danau yang Berkelanjutan .......................................... 6
2.2.1. Sumberdaya perairan .......................................................... 7
2.2.2. Sumberdaya perikanan ....................................................... 8
2.3. Ruang Lingkup Pariwisata dan Ekowisata ...................................... 8
2.3.1. Pariwisata .............................................................................. 8
2.3.2. Ekowisata .............................................................................. 14
2.4. Kesesuaian dan Daya Dukung Sumberdaya untuk Wisata .......... 16

3. METODE PENELITIAN .............................................................................. 19


3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 19
3.2. Alat dan Bahan ..................................................................................... 20
3.3. Pendekatan Studi ................................................................................. 20
3.4. Jenis dan Pengumpulan Data ............................................................ 21
3.5. Analisis Data ........................................................................................ 22
3.5.1. Analisis kesesuaian .............................................................. 22
3.5.2. Analisis daya dukung .......................................................... 23
3.5.3. Metode SBE ........................................................................... 24
3.5.4. Analisis SWOT ...................................................................... 25

4. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 30


4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian .................................................. 30
4.2. Flora Fauna yang Hidup di Danau Singkarak ................................ 31
4.3. Manfaat Danau Singkarak .................................................................. 31
4.4. Sumberdaya Perairan Danau Singkarak .......................................... 32
4.4.1. Kualitas air ............................................................................ 32
4.4.2. Pemanfaatan sumberdaya perairan danau oleh PLTA... 37
4.5. Sumberdaya Perikanan Danau Singkarak ....................................... 38
4.6. Sumberdaya Manusia Danau Singkarak .......................................... 40
4.6.1. Jumlah penduduk ................................................................ 40
4.6.2. Jenis pekerjaan ...................................................................... 40
4.6.3. Agama .................................................................................... 40
4.6.4. Kelompok umur ................................................................... 41

x
xi

4.6.5. Jumlah kunjungan wisata ................................................... 42


4.6.6. Karakteristik masyarakat sekitar ....................................... 43
4.6.7. Karakteristik wisatawan...................................................... 53
4.7. Potensi Wisata Danau Singkarak ...................................................... 65
4.7.1. Pemandangan alam perbukitan ......................................... 65
4.7.2. Tanjung Mutiara ................................................................... 65
4.7.3. Olah raga paralayang di Payorapuih ................................ 65
4.7.4. Kereta wisata......................................................................... 66
4.7.5. Festival Singkarak dan Danau Kembar............................. 66
4.7.6. Tour de Singkarak ................................................................. 66
4.8. Instansi-Instansi Terkait dengan Kawasan Wisata Danau
Singkarak ............................................................................................. 67
4.8.1. Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Tanah
Datar ....................................................................................... 67
4.8.2. Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Solok ..... 67
4.8.3. Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Solok........ 68
4.8.4. Dinas Pekerjaan Umum....................................................... 68
4.8.5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ..................... 68
4.9. Kesesuaian Wisata Danau Singkarak ............................................... 69
4.10. Daya Dukung Kawasan Wisata Danau Singkarak ......................... 72
4.11. Metode SBE........................................................................................... 76
4.12. Penentuan Kekuatan, Kelemahan, Ancaman dan Peluang
Kawasan Wisata Danau Singkarak .................................................. 77
4.12.1. Kekuatan (strength) .............................................................. 78
4.12.2. Kelemahan (weakness) .......................................................... 80
4.12.3. Peluang (opportunity) ........................................................... 81
4.12.4. Ancaman (threat) .................................................................. 82
4.13. Analisis dan Penilaian Faktor Internal dan Eksternal .................... 84
4.14. Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks
External Factor Evaluation (EFE) ........................................................ 84
4.15. Pembuatan Matriks SWOT................................................................. 87
4.16. Pembuatan Tabel Rangking Alternatif Strategi .............................. 87

5. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 93


5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 93
5.2. Saran ........................................................................................................ 94

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 95

LAMPIRAN ...................................................................................................... 98
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Komponen, jenis, sumber dan cara pengambilan data .......................... 22
2. Penilaian bobot faktor strategis internal/eksternal................................ 26
3. Matriks IFE/EFE.......................................................................................... 27
4. Matriks SWOT ............................................................................................. 28
5. Perangkingan alternatif strategi berdasarkan matriks SWOT pada ...
kawasan wisata Danau Singkarak ............................................................ 29
6. Perbandingan kualitas air Danau Singkarak tahun 1997 dengan
2008 ................................................................................................................ 32
7. Jenis fitoplankton dan zooplankton di Danau Singkarak ..................... 36
8. Jumlah penduduk di daerah sekitar Danau Singkarak tahun 2007 ..... 40
9. Agama yang dianut masyarakat sekitar Danau Singkarak tahun
2007 ................................................................................................................ 41
10. Kelompok umur masyarakat Danau Singkarak (wilayah Kabupaten
Tanah Datar) ................................................................................................ 42
11. Jumlah kunjungan wisatawan ke Danau Singkarak (Kabupaten
Tanah Datar) ................................................................................................ 42
12. Jumlah kunjungan wisatawan ke Danau Singkarak (Kabupaten
Solok) ............................................................................................................. 44
13. Kriteria IKW setiap lokasi penelitian ....................................................... 70
14. Daya dukung kawasan wisata Danau Singkarak ................................... 73
15. Analisis gerombol konsistensi penilaian responden yang belum dan
sudah pernah berkunjung ke Danau Singkarak. .................................... 76
16. Analisis ragam dua arah dengan dua kelompok responden yang
belum dan sudah pernah berkunjung ke Danau Singkarak. ................ 77
17. Tingkat kepentingan faktor Internal kawasan wisata Danau
Singkarak ...................................................................................................... 85
18. Tingkat kepentingan faktor eksternal kawasan wisata Danau
Singkarak ...................................................................................................... 85
19. Penilaian bobot faktor strategis internal kawasan wisata Danau
Singkarak ...................................................................................................... 86
20. Penilaian bobot faktor strategis eksternal kawasan wisata Danau
Singkarak ...................................................................................................... 86
21. Matriks IFE kawasan wisata Danau Singkarak ...................................... 86
22. Matriks EFE kawasan wisata Danau Singkarak ..................................... 87
23. Matrik SWOT ............................................................................................... 88

xii
xiii

24. Perangkingan alternatif strategi ................................................................ 89


DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Lokasi penelitian Danau Singkarak, Sumatera Barat (Sumber:
Bako-surtanal 2000) ..................................................................................... 19
2. Diagram posisi analisis SWOT untuk strategi pengelolaan .................. 29
3. Jumlah kunjungan wisatawan ke Danau Singkarak (Kabupaten
Tanah Datar) ................................................................................................ 43
4. Jumlah kunjungan wisatawan ke Danau Singkarak tahun 2008
(Kabupaten Solok) ....................................................................................... 44
5. Komposisi jenis kelamin masyarakat di sekitar kawasan wisata
Danau Singkarak (n = 30 responden) ....................................................... 45
6. Kelompok umur masyarakat kawasan wisata Danau Singkarak
(n = 30 responden) ....................................................................................... 46
7. Tingkat pendidikan masyarakat kawasan wisata Danau Singkarak
(n = 30 responden) ....................................................................................... 46
8. Pekerjaan masyarakat kawasan wisata Danau Singkarak (n = 30
responden) .................................................................................................... 47
9. Tingkat pendapatan per bulan masyarakat kawasan wisata Danau
Singkarak (n = 30 responden) .................................................................... 48
10. Pengetahuan dan persepsi masyarakat sekitar terhadap kawasan
wisata Danau Singkarak (a,b,c dan d) ...................................................... 48
11. Persepsi masyarakat sekitar mengenai keberadaan ikan bilih
(a,b dan c) ..................................................................................................... 50
12. Aktifitas masyarakat di kawasan wisata Danau Singkarak (a dan b) .. 51
13. Kepedulian masyarakat terhadap kelestarian Danau Singkarak
beserta sumberdayanya (a,b,c,d,e dan f) .................................................. 52
14. Rasio jenis kelamin wisatawan (n = 30 responden)................................ 53
15. Tingkatan umur wisatawan (n = 30 responden) ..................................... 54
16. Asal wisatawan (n = 30 responden).......................................................... 54
17. Tingkat pendidikan wisatawan (n = 30 responden)............................... 55
18. Jenis pekerjaan wisatawan (n = 30 responden) ....................................... 55
19. Pendapatan per bulan wisatawan (n = 30 responden) .......................... 56
20. Biaya yang dikeluarkan wisatawan untuk berwisata ke Danau
Singkarak (n = 30 responden) .................................................................... 56
21. Motivasi wisatawan (a,b,c dan d) ............................................................. 57
22. Persepsi wisatawan (a,b,c dan d) ............................................................. 59

xiv
xv

23. Persepsi wisatawan terhadap fasilitas dan lingkungan di kawasan


wisata Danau Singkarak ............................................................................. 60
24. Kecenderungan kelompok wisatawan, kendaraan yang diguna-kan,
aktifitas wisatawan, pilihan tempat makan, dan aktifitas yang perlu
perbaikan di kawasan wisata Danau Singkarak (a,b,c,d,e dan f) ......... 62
25. Aktifitas wisatawan berhubungan dengan ikan bilih (a dan b) ........... 63
26. Kepedulian dan pendapat wisatawan terhadap kelestarian Danau
Singkarak (a,b,c dan d) ............................................................................... 63
27. Pengetahuan masyarakat dan wisatawan terhadap ekowisata
(a dan b) ........................................................................................................ 65
28. Peta kesesuaian wisata Danau Singkarak ................................................ 71
29. Peta daya dukung kawasan wisata Danau Singkarak ........................... 75
30. Diagram posisi analisis SWOT untuk strategi pengelolaan dan
pengembangan kawasan wisata Danau Singkarak ................................ 92
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Gambar lokasi penelitian ........................................................................... 99
2. Alat yang digunakan pada saat penelitian .............................................. 100
3. Panduan wawancara dengan pihak pengelola kawasan wisata
Danau Singkarak ......................................................................................... 101
4. Panduan wawancara dengan berbagai instansi terkait ......................... 102
5. Kuesioner untuk masyarakat sekitar kawasan ....................................... 103
6. Kuesioner untuk wisatawan ...................................................................... 105
7. Matriks kesesuaian untuk setiap kegiatan wisata yang akan
dikembangkan di Danau Singkarak ......................................................... 108
8. Peta batimetri Danau Singkarak ............................................................... 109
9. Ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) ...................................................... 110
10. Alat tangkap yang digunakan nelayan .................................................... 111
11. Aktifitas wisatawan di kawasan wisata Danau Singkarak ................... 112
12. Aneka hidangan/panganan ikan bilih ..................................................... 113
13. Potensi dan peluang wisata Danau Singkarak........................................ 114
14. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 1 (Tjg. Mutiara) .... 115
15. Peta kesesuaian kegiatan wisata berkemah ............................................. 116
16. Peta kesesuaian kegiatan wisata berenang .............................................. 117
17. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 2 (Batu Taba) ....... 118
18. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 3 (X Koto) ............. 119
19. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 4 (Ombilin) ........... 120
20. Peta kesesuaian kegiatan wisata duduk santai ....................................... 121
21. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 5 (Biteh) ................ 122
22. Peta kesesuaian kegiatan wisata memancing.......................................... 123
23. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 6 (Kacang) ............ 124
24. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 7 (Taluak) ............. 125
25. Peta kesesuaian kegiatan wisata berperahu ............................................ 126
26. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 8 (Dermaga) ......... 127
27. Peta kesesuaian kegiatan wisata outbound ............................................... 128
28. Prediksi waktu, potensi ekologis (k) dan luas area kegiatan (Lt) untuk
perhitungan Daya Dukung Kawasan (Modifikasi Yulianda 2007) ...... 129
29. Foto-foto Danau Singkarak untuk Metode SBE ...................................... 130

xvi
xvii

30. Penilaian responden terhadap foto-foto pada Metode SBE .................. 132
31. Kondisi sarana prasarana kawasan wisata Danau Singkarak .............. 133
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Danau Singkarak merupakan danau terbesar kedua di Pulau Sumatera se-
telah Danau Toba, dan menjadi danau terbesar di Provinsi Sumatera Barat. Da-
nau Singkarak memiliki luas 10 908.2 ha dengan kedalaman rata-rata 178.68 m.
Danau Singkarak terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Solok dan Kabupa-
ten Tanah Datar. Danau Singkarak merupakan danau vulkanis yang berasal dari
bekas letusan gunung berapi yang terjadi pada masa Kwarter. Sumber air Danau
Singkarak berasal dari beberapa sungai, terutama dari Sungai Sumpur yang ma-
suk dari sebelah utara, Sungai Paninggahan sebelah barat, dan Sungai Sumani
dari sebelah selatan (Syandri 1996).
Danau Singkarak memiliki potensi sumberdaya alam dan budaya yang cu-
kup besar. Potensi sumberdaya alam terdiri dari lingkungan fisik dan biologi
(hayati). Lingkungan fisik yang menjadi daya tarik Danau Singkarak adalah
hamparan danau yang luas dengan air yang tenang, bukit-bukit yang mengeli-
lingi danau, pohon-pohon yang tumbuh di sepanjang tepian danau yang jadi
pembatas antara daratan dan air, lingkungan yang asri dan hawanya yang sejuk,
dan sungai-sungai terdapat di sekitar danau. Lingkungan biologi (hayati) yang
menjadi potensi wisata bagi Danau Singkarak adalah adanya biota endemik ikan
bilih (Mystacoleucus padangensis). Ikan endemik ini menjadi daya tarik tersendiri
bagi wisatawan yang berkunjung untuk melihat secara langsung atau sekedar
mencicipi cita rasa makanan ikan bilih. Selain itu Danau Singkarak juga memiliki
potensi budaya dari masyarakat setempat yang dapat menjadi objek yang mena-
rik bagi wisatawan apabila dikelola dengan baik.
Pemanfaatan wisata Danau Singkarak relatif masih terbatas dan belum di-
kembangkan secara optimal. Potensi sumberdaya wisata yang dimiliki Danau
Singkarak meliputi perairan, ikan, dan pemandangan diperkirakan cukup tinggi,
sehingga Danau Singkarak dapat dikembangkan sebagai suatu alternatif konsep
pemanfatan wisata yang berkelanjutan. Saat ini pemanfaatan sumberdaya Danau
Singkarak yang telah dilakukan antara lain untuk PLTA, perikanan tangkap, iri-
gasi, MCK, dan wisata.
2

Pemanfaatan wisata berkelanjutan hendaknya memperhatikan tiga aspek


pariwisata berkelanjutan, yaitu: ekonomi, lingkungan, dan sosial-budaya. Peng-
embangan pariwisata alternatif berkelanjutan khususnya ekowisata merupakan
suatu konsep pembangunan yang mendukung pelestarian ekologi dan pemberi-
an manfaat yang layak secara ekonomi dan adil secara etika dan sosial terhadap
masyarakat guna memenuhi kebutuhan wisatawan dengan tetap memperhati-
kan kelestarian kehidupan sosial-budaya, dan memberi peluang bagi generasi
muda sekarang dan yang akan datang untuk memanfaatkan dan mengembang-
kannya.
Konsep ekowisata yang akan dikembangkan di Danau Singkarak memerlu-
kan kajian aspek ekologi dari kawasan tersebut, termasuk kesesuaian dan daya
dukung dalam pemanfaatannya demi terjaganya kelestarian lingkungan, aspek
pemanfaatan termasuk sosial, ekonomi dan aspek keberlanjutan sumberdaya
perairan dan perikanan Danau Singkarak.

1.2. Perumusan Masalah


Danau Singkarak memiliki potensi sumberdaya alam dan potensi budaya
yang dapat diandalkan, tetapi pemanfaatan dan pengelolaannya masih belum
optimal. Potensi sumberdaya tersebut berupa potensi sumberdaya air, sumber-
daya ikan dan pemandangan atau keindahan alamnya. Potensi tersebut dapat di-
manfaatkan untuk menunjang kehidupan sehari-hari masyarakat setempat dan
menjadi objek wisata. Selama ini potensi sumberdaya air yang dimiliki Danau
Singkarak dimanfaatkan sebagai PLTA, irigasi dan kegiatan sehari-hari masyara-
kat setempat. Sementara potensi sumberdaya ikan yang cukup besar seperti Ikan
Bilih yang merupakan ikan endemik, saat ini pengelolaan penangkapannya ma-
sih belum optimal sehingga terjadi penurunan jumlah populasi. Selain itu, pe-
mandangan indah yang terdapat di Danau Singkarak terganggu dengan adanya
aktifitas pembangunan yang dilakukan masyarakat setempat di pinggiran da-
nau.
Kondisi pemanfaatan dan pengelolaan Danau Singkarak yang belum opti-
mal akan mengakibatkan penurunan daya dukung kawasan perairan danau. Da-
ya dukung suatu kawasan sangat diperlukan agar pemanfaatan dan pengelolaan
3

kawasan danau yang maksimal dan lestari dapat diwujudkan. Untuk meningkat-
kan daya dukung kawasan Danau Singkarak diperlukan dua hal, yaitu: mening-
katkan nilai manfaat Danau Singkarak itu sendiri, dan memperhatikan aspek ke-
lestarian atau konservasi berupa perlindungan kawasan Danau Singkarak dii-
ringi dengan pemanfaatan untuk kegiatan wisata. Untuk itu diperlukan kerjasa-
ma antara masyarakat dan pemerintah dalam pengelolaan kegiatan wisata Da-
nau Singkarak yang sesuai dengan daya dukung dan konsep berkelanjutan. Hal
ini kiranya bisa menjadi perhatian dan perbaikan bagi pihak-pihak yang bertang-
gungjawab/pengelola Objek Wisata Danau Singkarak, baik pemerintah, pelaku
usaha, masyarakat dan pengunjung objek wisata Danau Singkarak sendiri.

1.3. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan potensi sumberda-
ya Danau Singkarak, tingkat pemanfaatan wisata danau, dan untuk menyusun
pemanfaatan wisata yang berkelanjutan sebagai salah satu alternatif pemanfaat-
an sumberdaya Danau Singkarak.

1.4. Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengelola Danau
Singkarak khususnya dan Pemerintah Daerah Sumatera Barat umumnya untuk
pengembangan wisata Danau Singkarak yang dapat menjamin kelestarian sum-
berdaya perairan dan perikanan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hi-
dup nelayan dan masyarakat sekitar.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Danau
Ilmu lingkungan (ekologi) membedakan tipe badan-badan air menjadi per-
airan dengan ekosistem tertutup (closed system) dan perairan dengan ekosistem
terbuka (open system). Pengertian badan air sendiri menurut kamus limnologi
(perairan darat) adalah massa air yang besar, tedapat dalam wadah alami (su-
ngai, danau, rawa dan sebagainya), maupun buatan (reservoir, waduk) (Heha-
nussa & Haryani 2001). Perairan dengan ekosistem tertutup adalah perairan
yang tidak terpengaruh oleh keadaan lingkungan sekitarnya, sedangkan perair-
an dengan ekosistem terbuka adalah perairan yang sangat terpengaruh oleh ke-
adaan lingkungan sekitarnya. Contoh perairan ekosistem tertutup adalah kolam-
kolam buatan, misalnya kolam renang, kolam budidaya, kolam pengolahan air
minum, serta kolam pengolah air limbah. Perairan dengan ekosistem terbuka se-
ring juga disebut dengan perairan umum misalnya sungai, rawa, waduk, dan da-
nau.
Danau adalah cekungan yang terjadi karena peristiwa alam yang menam-
pung dan menyimpan air hujan, mata air, rembesan, dan/atau air sungai (Heha-
nussa & Haryani 2001). Sifat fisika-kimiawi perairan danau yang satu dengan
yang lainnya berbeda karena sangat ditentukan oleh faktor-faktor geologi, geo-
grafi dan kegiatan manusia di daerah aliran sungainya. Sifat fisika-kimiawi per-
airan ini pada gilirannya akan mempengaruhi komposisi biota yang ada di da-
lamnya (Ilyas et al. 1992 in Rusma 2008).
Perairan danau berdasarkan asal pembentukannya diklasifikasikan atas (Il-
yas et al. 1992 in Rusma 2008):
1. Danau tektonik adalah danau yang terbentuk karena gaya tektonik baik
penaikan maupun penurunan sebagian permukaan bumi sehingga ter-
bentuk genangan air.
2. Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk karena aktifitas gunung
berapi dan merupakan danau kawah atau kaldera yang berada pada
ketinggian yang cukup besar.
5

3. Danau patahan merupakan danau yang terbentuk karena adanya pa-


tahan lapisan tanah kemudian terjadi pergeseran permukaan bumi se-
hingga membendung aliran air dan terjadi genangan.
4. Danau solusi merupakan danau yang terjadi di daerah batu kapur yang
karena adanya pematusan menjadi larut dan terjadi genangan air.
5. Danau fluvialtil adalah danau yang terjadi karena adanya pengendap-
an pasir atau lumpur di daerah dataran rendah sehingga membendung
aliran air dan terbentuk genangan.
Menurut Effendi (2000) berdasarkan tingkat kesuburannya (trophic status)
perairan tergenang khususnya danau dapat diklasifikasikan menjadi lima seba-
gai berikut:
1. Oligotrofik (miskin unsur hara dan produktivitas rendah), yaitu perair-
an dengan produktivitas primer dan biomassa yang rendah. Perairan i-
ni memiliki kadar unsur hara nitrogen dan fosfor rendah, namun cen-
derung jenuh dengan oksigen.
2. Mesotrofik (unsur hara dan produktivitas sedang), yaitu perairan de-
ngan produktivitas primer dan biomassa sedang. Perairan ini merupa-
kan peralihan antara oligotrofik dan eutrofik.
3. Eutrofik (kaya unsur hara dan produktifitas tinggi), yaitu perairan de-
ngan kadar unsur hara dan tingkat produktivitas primer tinggi. Perair-
an ini memiliki tingkat kecerahan yang rendah.
4. Hiper-eutrofik, yaitu perairan dengan kadar unsur hara dan produkti-
vitas primer sangat tinggi.
5. Distrofik, yaitu jenis perairan yang banyak mengandung bahan orga-
nik. Danau ini diklasifikasikan sebagai danau yang banyak menerima
bahan organik dari tumbuhan yang terdapat di daratan sekitarnya. Pro-
duktivitas primer danau distrofik biasanya rendah.
Keberadaan ekosistem danau memberikan fungsi yang menguntungkan
bagi kehidupan manusia (rumah tangga, industri, dan pertanian). Beberapa
fungsi danau secara ekosistem adalah sebagai berikut (Kemen-LH 2008):
1. Sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang bahan ge-
netik.
2. Tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora/fauna yang penting.
6

3. Sumber air yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat sekitar-


nya (rumahtangga, industri dan pertanian).
4. Tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan, aliran
permukaan, sungai-sungai atau dari sumber-sumber air bawah tanah.
5. Sarana tranportasi untuk memindahkan hasil-hasil pertanian dari tem-
pat satu ke tempat lainnya.
6. Penghasil energi melalui PLTA.
7. Sarana rekreasi dan objek pariwisata.
Sunarto (2000) in Nancy (2007) menyatakan bahwa danau untuk kriteria
wisata antara lain memiliki kenampakan danau yang tidak monoton misalnya
terdapat pulau di tengah danau; bentuk garis tepi danau bervariasi; airnya jer-
nih, tidak berbau, dan tampak bergembur (beriak-riak kecil); serta di sekeliling
danau suasananya tidak gersang (bervegetasi).

2.2. Pengelolaan Danau yang Berkelanjutan


Pembangunan pada hakekatnya adalah sebuah upaya dari semua pihak
untuk menggunakan sumberdaya alam, binaan, dan sosial dalam rangka menca-
pai tujuan kesejahteraan dan keamanan. Oleh karena itu konsep dasar nasional
kita harus mengacu pada konsep pembangunan yang berkelanjutan, yang ber-
tumpu pada pemanfaatan optimal sumber-sumber daya pembangunan dan pe-
lestariannya dalam jangka panjang. Dipandang dari sudut ekologi, ekonomi, dan
sosial budaya, keberadaan perairan tergenang adalah penting dan sangat ber-
manfaat. Keberadaannya dapat mendukung ketersediaan air tanah, sumber
penghasilan, dan kehidupan umat manusia beserta berbagai satwa lain. Peman-
faatan yang tidak sesuai mengakibatkan bayak rawa, situ maupun danau yang
rusak, tercemar dan mengalami pendangkalan, bahkan telah berubah fungsi se-
bagai lahan pemukiman dan industri (Ubaidillah & Maryanto 2003). Pengelolaan
danau yang berkelanjutan harus memperhatikan kegiatan-kegiatan yang dapat
menjamin kelestarian sumberdaya perairan dan sumberdaya perikanan.
Danau Singkarak yang menjadi lokasi penelitian ini memiliki sumberdaya
perairan dan perikanan yang cukup potensial untuk dikembangkan. Sumberda-
ya perairannya selain digunakan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat setem-
7

pat, digunakan pula sebagai sumber energi PLTA. Danau Singkarak juga memi-
liki sumberdaya perikanan yang unik, seperti adanya ikan endemik ikan bilih
(Mystacoleucus padangensis), dan sumberdaya ikan lainnya.

2.2.1. Sumberdaya perairan


Danau adalah suatu ekosistem yang dinamis. Selain keindahan alamnya
yang menentramkan hati, danau adalah sumberdaya air di daratan yang penting
artinya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan air minum. Pemanfaatan
yang berlebihan dan perusakan atas sumberdaya danau akan menghambat
pengelolaan danau untuk kesejahteraan manusia secara berkesinambungan. O-
leh karena itu manusia diharapkan mau menghormati kemampuan ekosistem
alami danau dalam memenuhi kebutuhan air untuk berbagai kepentingan, baik
dari pihak manusia maupun alam (Lakenet 2004 in Nancy 2007).
Studi pengelolaan danau secara berkelanjutan memerlukan pendekatan
multi-disiplin, termasuk di dalamnya ilmu-ilmu bidang fisika, kimia, biologi dan
sosial, serta pertimbangan-pertimbangan aspek sosio-ekonomi. Perumusan kebi-
jakan dan pengambilan keputusan untuk pengelolaan danau harus didasarkan
pada penelitian ilmiah yang baik dan informasi yang dapat diandalkan. Pengelo-
laan danau yang berkelanjutan menghendaki diselesaikannya konflik berbagai
pihak yang sama-sama mengambil manfaat sumberdaya yang ada di danau, de-
ngan mempertimbangkan kepentingan alam (Lakenet 2004 in Nancy 2007).
Masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya harus didorong agar
berpartisipasi secara sungguh-sungguh dalam mengenali dan menyelesaikan
masalah kritis yang membebani danaunya. Semua kegiatan pengelolaan danau
harus dilandasi azas keadilan agar dapat mendorong masyarakat dan semua pe-
mangku kepentingan untuk berpartisipasi secara sungguh-sungguh dalam pro-
ses perumusan kebijakan, pengambilan keputusan dan pelaksanaannya. Mene-
rapkan proses partisipatori dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan
menuju ke pemanfaatan danau secara berkelanjutan merupakan cara yang paling
rasional untuk menjamin terciptanya keadilan, keterbukaan dan pemberdayaan
demi kepentingan seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan lain dalam
daerah tangkapan air danau (Lakenet 2004 in Nancy 2007).
8

2.2.2. Sumberdaya perikanan


Danau Singkarak yang terletak pada ketinggian 362.55 m dari permukaan
laut ini memiliki spesies ikan khas atau endemik yang dikenal dengan ikan bilih
(Mystacoleucus padangensis). Bentuk ikan bilih mirip teri, namun hidup di air ta-
war. Ikan ini merupakan andalan utama mata pencarian penduduk yang ada di
selingkaran Danau Singkarak. Dengan rasanya yang amat khas, gurih dan wa-
ngi, ikan bilih juga menjadi panganan bagi wisatawan yang berkunjung ke Da-
nau Singkarak. Panganan ikan bilih dapat ditemukan dengan mudah karena ba-
nyak warga yang membuka rumah makan dengan menu andalan ikan bilih
(Muslion 2008).
Ikan bilih yang menjadi primadona masyarakat di Danau Singkarak, akhir-
akhir ini jumlahnya semakin berkurang. Tanpa upaya khusus untuk mengem-
bangkan ikan bilih, bukan tak mungkin suatu saat ikan ini akan punah. Apalagi
warga semakin giat berupaya mendapatkan ikan yang lebih banyak, antara lain
dengan mengecilkan mata kail sehingga ikan-ikan yang masih kecil pun ikut ter-
jaring. Ancaman ikan bilih yang lain berasal dari aneka limbah yang mengalir ke
Danau Singkarak. Pemakaian bahan kimia untuk pertanian serta limbah rumah
tangga dan pariwisata merupakan bagian dari pencemaran air danau yang sulit
dihentikan. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi pengelolaan yang efisien
agar kelestarian ikan bilih dapat tetap dipertahankan sejalan dengan pemanfaat-
an yang dilakukan untuk sumber mata pencarian masyarakat. Pengelolaan ikan
bilih tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan sinergi dari upaya ter-
padu berbagai pihak baik instansi pemerintah, Perguruan Tinggi, BUMN serta
didukung oleh peran serta aktif masyarakat/LSM. Upaya pengelolaan tidak ha-
nya bertujuan untuk menjaga kelestarian ikan bilih tetapi juga menjaga ekosis-
tem danau, untuk berbagai pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang ada se-
cara efektif dan efisien (Syandri 1996).

2.3. Ruang Lingkup Pariwisata dan Ekowisata


2.3.1. Pariwisata
Menurut Pendit (2006) istilah pariwisata terlahir dari bahasa Sansekerta
yang komponen-komponennya terdiri dari:
9

Pari : penuh, lengkap, berkeliling


Wis (man) : rumah, properti, kampung, komunitas
Ata : pergi terus menerus, mengembara
yang dirangkai menjadi satu kata melahirkan istilah pariwisata, berarti: pergi se-
cara lengkap meninggalkan rumah (kampung) berkeliling terus menerus. Dalam
pengoperasiannya pariwisata sebagai pengganti istilah asing tourism atau travel
diberi makna oleh Pemerintah Indonesia: mereka yang meninggalkan rumah
untuk mengadakan perjalanan tanpa mencari nafkah di tempat-tempat yang di-
kunjungi sambil menikmati kunjungan mereka.
Institute of Tourisme in Britain (sekarang Tourism Society in Britain) (1976) in
Pendit (2006) merumuskan: pariwisata adalah kepergian orang-orang sementa-
ra dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal
dan pekerjaan sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di
tempat-tempat tujuan tersebut; ini mencakup kepergian untuk berbagai maksud,
termasuk kunjungan seharian atau darmawisata.
Terdapat beberapa terminologi yang berkaitan dengan kepariwisataan ber-
dasarkan UU No. 9 Tahun 1990 in Rusma 2008, yaitu:
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut
yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menik-
mati objek dan daya tarik wisata.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha
yang terkait di bidang tersebut.
4. Kegiatan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata.
5. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan
jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya
tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bi-
dang tersebut.
6. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasar-
an wisata.
10

7. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang diba-


ngun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
Pada awalnya hakekat paling utama yang melahirkan pariwisata adalah
perasaan manusia yang terdalam, serba ingin mengetahui segala sesuatu selama
hidup di dunia. Manusia ingin tahu segala sesuatu di dalam dan luar lingkung-
annya. Ia ingin tahu tentang kebudayaan negeri asing, cara hidup dan adat istia-
dat negeri antah-berantah, cuaca dan hawa yang berbeda-beda di berbagai ne-
geri, keindahan dan keajaiban alam dengan bukit, gunung, lembah serta pantai-
nya, dan berbagai hal yang tidak ada dalam lingkungannya sendiri (Pendit 2006).
Dalam dunia kepariwisataan segala sesuatu yang menarik dan bernilai un-
tuk dikunjungi dan dilihat disebut atraksi, atau lazim pula dinamakan objek wi-
sata. Suatu daerah wisata, di samping akomodasi (hotel atau tempat penginapan
sementara lainnya) akan disebut daerah tujuan wisata apabila ia memiliki a-
traksi-atraksi yang memikat sebagai tujuan kunjungan wisata. Atraksi-atraksi ini
antara lain: panorama keindahan alam yang menakjubkan seperti gunung, lem-
bah, ngarai, air terjun, danau, pantai, matahari terbit/terbenam, cuaca udara dan
lain-lain yang berkaitan dengan keadaan alam sekitarnya, disamping yang meru-
pakan budaya hasil cipta manusia seperti monumen, candi, bangunan klasik, pe-
ninggalan purbakala, museum, arsitektur kuno, seni tari, musik, agama, adat isti-
adat, upacara, pekan raya, pertandingan/kompetisi, pameran atau kegiatan-ke-
giatan budaya, sosial dan keolahragaan lainnya yang bersifat khusus, menonjol
dan meriah (Pendit 2006).
Pariwisata terdiri dari beberapa jenis. Jenis pariwisata menurut Pendit
(2006) adalah sebagai berikut:
1. Wisata Budaya. Ini dimaksudkan agar perjalanan yang dilakukan atas
dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang de-
ngan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau
ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istia-
dat, cara hidup, budaya dan seni mereka.
2. Wisata Kesehatan. Hal ini dimaksudkan perjalanan seorang wisatawan
dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-
hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam ar-
ti jasmani dan rohani, dengan mengunjungi tempat peristirahatan se-
11

perti mata air panas mengandung mineral yang dapat menyembuhkan,


dan tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lain-
nya.
3. Wisata Olahraga. Tujuannya adalah untuk berolahraga atau memang
sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di su-
atu tempat atau negara seperti PON, Thomas Cup dan Uber Cup. Jenis o-
lahraga yang termasuk dalam jenis wisata olahraga yang bukan tergo-
long dalam pesta olahraga atau games, misalnya berburu, memancing,
berenang.
4. Wisata Komersial. Perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran
dan pekan raya yang bersifat komersial.
5. Wisata Industri. Perjalanan yang dilakukan rombongan pelajar atau
mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah
perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik atau bengkel-bengkel be-
sar dengan maksud mengadakan peninjauan atau penelitian.
6. Wisata Politik. Perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau
mengambil bagian secara aktif dalam peristiwa kegiatan politik seperti
peringatan ulang tahun suatu negara, dimana fasilitas akomodasi, sara-
na angkutan dan atraksi aneka warna diadakan secara megah dan meri-
ah bagi para pengunjung, baik dalam maupun luar negeri. Peristiwa
penting seperti konferensi, musyawarah, kongres atau konvensi politik
yang selalu disertai dengan kegiatan darmawisata termasuk dalam je-
nis wisata ini.
7. Wisata Sosial. Pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah
untuk memberikan kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi
lemah (dengan kata lain tidak mampu membayar segala sesuatu yang
bersifat luks/mewah) untuk mengadakan perjalanan, seperti petani,
kaum buruh, pemuda, pelajar, dan mahasiswa.
8. Wisata Pertanian. Pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke pro-
yek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya
dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan pe-
ninjauan untuk tujuan studi maupun melihat-lihat sekeliling sambil
menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibit-
12

an berbagai jenis sayur-mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang


dikunjungi.
9. Wisata Maritim (marina) atau Bahari. Jenis wisata ini banyak dikaitkan
dengan kegiatan olahraga air, lebih-lebih di danau, bengawan, pantai,
teluk atau laut lepas seperti memancing, berlayar, menyelam sambil
melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung,
berkeliling melihat-lihat taman laut dengan pemandangan indah di ba-
wah permukaan air.
10. Wisata Cagar Alam. Diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan
yang mengkhususkan usahanya dengan jalan mengatur wisata ke tem-
pat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan yang kelestariannya
dilindungi oleh undang-undang.
11. Wisata Buru. Dilakukan di negeri-negeri yang memiliki daerah atau
hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalak-
kan oleh berbagai agen atau biro perjalanan.
12. Wisata Pilgrim. Jenis wisata ini dikaitkan sedikit banyak dengan aga-
ma, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam
masyarakat. Wisata ini banyak dilakukan ke tempat-tempat suci, ke
makam-makam orang besar, gunung atau bukit yang dianggap kera-
mat, dengan niat atau hasrat untuk memperoleh restu, kekuatan batin,
keteguhan iman, dan tidak jarang untuk memperoleh kekayaan yang
melimpah.
13. Wisata Petualangan. Dikenal dengan istilah Adventure tourisme, seperti
masuk hutan belantara yang tadinya belum pernah dijelajahi penuh de-
ngan binatang-binatang buas, mendaki tebing yang teramat terjal, a-
rung jeram di sungai-sungai yang arusnya liar, dan wisata ruang ang-
kasa.
Menurut Wahab (1992) hasil karya buatan manusia yang dapat ditawarkan
dari suatu kegiatan pariwisata dan dapat dinikmati oleh wisatawan adalah:
1. Berciri sejarah, budaya, dan agama
a. Tempat-tempat budaya seperti museum, gedung kesenian, tugu
peringatan, perpustakaan, pentas-pentas budaya rakyat, dan indus-
tri kerajinan tangan.
13

b. Monumen-monumen dan peninggalan-peninggalan bersejarah.


c. Perayaan-perayaan tradisional: pameran-pameran, karnaval, upa-
cara adat, serta ziarah-ziarah.
d. Bangunan-bangunan raksasa dan biara-biara keagamaan.
2. Prasarana-prasarana
a. Prasarana umum: sistem penyediaan air bersih, kelistrikan, jalur- ja-
lur lalu lintas, sistem pembangunan limbah, sistem telekomunikasi.
b. Kebutuhan pokok pola hidup modern: rumah sakit, apotik, bank,
pusat-pusat perbelanjaan, rumah-rumah penata rambut, kantor pe-
merintahan (polisi, pengadilan), bengkel, dan toko-toko buku.
c. Prasarana wisata: tempat penginapan wisatawan.
3. Sarana pencapaian dan alat transportasi penunjang: pelabuhan udara,
kereta api, kapal, dan angkutan pegunungan.
4. Sarana pelengkap, umumnya sarana pelengkap bersifat rekreasi dan hi-
buran, misalnya: bioskop, warung kopi, dan klub-klub.
5. Pola hidup masyarakat: cara pandang bangsa, sikap, makanan dan si-
kap pandangan hidup, kebisaaan, tradisi, serta adat istiadat.
Pengelolaan kegiatan pariwisata sangat diperlukan dalam rangka menahan
wisatawan untuk tinggal lebih lama di daerah tujuan wisata dan bagaimana agar
wisatawan membelanjakan uangnya sebanyak-banyaknya selama melakukan
perjalanan wisata. Makin lama wisatawan berada di suatu tempat akan mening-
katkan pengeluaran mereka dan kemungkinan menambah dorongan makin ba-
nyak orang akan ikut serta pada kunjungan berikutnya jika kesan yang dibawa
adalah pengalaman wisata yang menarik, yang akan membangkitkan perusaha-
an jasa seperti transportasi, hiburan, akomodasi dan jasa lainnya yang mendu-
kung penyelenggaraan perjalanan wisata (Marpaung 2002).
Lingkungan yang asli senantiasa lebih menarik para wisatawan daripada
yang tiruan. Asli berarti menyuguhkan apa adanya yang paling baik dimiliki dan
membiarkan atraksi wisata lain, bagi tujuan daerah yang lain yang memiliki keis-
timewaan yang lebih sempurna. Dengan kata lain negara penerima wisatawan
harus merencanakan pembangunan pariwisatanya sesuai dengan kondisi-kondi-
si alam, iklim, ekologi dan budayanya yang paling cocok. Para wisatawan biasa-
nya menyukai keistimewaan lingkungan yang demikian dalam batas-batas
14

yang telah diuraikan. Dengan demikian, penciptaan lingkugan tiruan sendiri,


tidak akan memajukan kegiatan pariwisata untuk jangka panjang (Wahab 1992).

2.3.2. Ekowisata
Definisi ekowisata pertama kali diperkenalkan oleh organisasi ekowisata
(The International Ecotourism Society) pada tahun 1990 sebagai perjalanan bertang-
gung jawab ke areal yang masih alami untuk menjaga lingkungan dan meno-
pang kesejahteraan masyarakat lokal (Chaniago 2008). Menurut META (2002) in
Yulianda (2007), ekowisata merupakan wisata berorientasi pada lingkungan un-
tuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam/lingkungan dan
industri kepariwisataan.
Suatu konsep pengembangan ekowisata hendaknya dilandasi pada prinsip
dasar ekowisata yang meliputi (Yulianda 2007):
1. Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktifitas wisatawan terha-
dap alam dan budaya, pencegahan dan penanggulangan disesuaikan
dengan sifat dan karakter alam dan budaya setempat.
2. Pendidikan konservasi lingkungan; Mendidik pengunjung dan masya-
rakat akan pentingnya konservasi.
3. Pendapatan langsung untuk kawasan; Retribusi atau pajak konservasi
(conservation tax) dapat digunakan untuk pengelolaan kawasan.
4. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan; Merangsang masyarakat a-
gar lebih terlibat dalam perencanaan dan pengawasan kawasan.
5. Penghasilan bagi masyarakat; Masyarakat mendapat keuntungan eko-
nomi sehingga terdorong untuk menjaga kelestarian kawasan.
6. Menjaga keharmonisan dengan alam; Kegiatan dan pengembangan fa-
silitas tetap mempertahankan keserasian dan keaslian alam.
7. Daya dukung sebagai batas pemanfaatan; Daya tampung dan pengem-
bangan fasilitas hendaknya mempertimbangkan daya dukung ling-
kungan.
8. Kontribusi pendapatan bagi Negara (pemerintah daerah dan pusat).
Ekowisata memiliki beberapa karakteristik, yaitu (Pemkab Manggarai Ba-
rat 2009):
15

1. Aktifitas wisata terutama berkaitan dengan konservasi lingkungan.


2. Penyedia jasa wisata tidak hanya menyiapkan sekedar atraksi untuk
menarik tamu, tetapi juga menawarkan peluang bagi mereka untuk le-
bih menghargai lingkungan.
3. Kegiatan wisata berbasis alam.
4. Organisasi perjalanan menunjukkan tanggung jawab finansial dalam
pelestarian lingkungan yang dikunjungi atau dinikmati oleh wisatawan
dan wisatawan juga melakukan kegiatan yang terkait dengan konser-
vasi.
5. Kegiatan wisata dilakukan tidak hanya dengan tujuan untuk menik-
mati keindahan dan kekayaan alam itu sendiri, tetapi juga secara spesi-
fik untuk mengumpulkan dana yang akan digunakan bagi pelestarian
ODTW (Objek dan Daya Tarik Wisata).
6. Perjalanan wisata menggunakan alat transportasi dan akomodasi lokal.
Kesuksesan pengembangan ekowisata sangat ditentukan oleh peran dari
masing-masing pelaku ekowisata yaitu: industri pariwisata, wisatawan, masya-
rakat lokal, pemerintah dan instansi non pemerintah, serta akademisi. Para pela-
ku ekowisata mempunyai peran dan karakter tersendiri yaitu: (1) industri pari-
wisata yang mengoperasikan ekowisata merupakan industri pariwisata yang pe-
duli terhadap pentingnya pelestarian alam dan keberlanjutan pariwisata dan
mempromosikan serta menjual program wisata yang berhubungan dengan flora,
fauna, dan alam; (2) wisatawannya merupakan wisatawan yang peduli terhadap
lingkungan; (3) masyarakat lokal dilibatkan dalam perencanaan, penerapan dan
pengawasan pembangunan, dan pengevaluasian pembangunan; (4) pemerintah
berperan dalam pembuatan peraturan-peraturan yang mengatur tentang pemba-
ngunan fasilitas ekowisata agar tidak terjadi eksploitasi terhadap lingkungan
yang berlebihan; (5) akademisi bertugas untuk mengkaji tentang pengertian eko-
wisata dan mengadakan penelitian untuk menguji apakah prinsip-prinsip yang
dituangkan dalam pengertian ekowisata sudah diterapkan dalam prakteknya.
Pembangunan ekowisata yang berkelanjutan dapat berhasil apabila karakter atau
peran yang dimiliki oleh masing-masing pelaku ekowisata dimainkan sesuai de-
ngan perannya, bekerjasama secara holistik di antara para stakeholders (Subadra
2007).
16

Ekowisata dapat memberikan dampak positif maupun dampak negatif.


Dampak positif dari kegiatan ekowisata antara lain menambah sumber pengha-
silan dan devisa negara, menyediakan kesempatan kerja dan usaha, mendorong
perkembangan usaha-usaha baru, dan diharapkan mampu meningkatkan kesa-
daran masyarakat maupun wisatawan tentang konservasi sumber daya alam
(Razak 2008).
Pengembangan ekowisata juga tidak bisa terlepas dari dampak negatif se-
perti tertekannya ekosistem yang ada di obyek ekowisata apabila dikunjungi wi-
satawan dalam jumlah yang banyak dan konflik kepentingan antara pengelola a-
tau operator ekowisata dengan masyarakat lokal terutama mengenai pembagian
keuntungan dan aksesibilitas (Razak 2008).
Ada tujuh hal penting yang harus dilakukan oleh operator ekowisata da-
lam upaya mewujudkan ekowisata yang berkelanjutan sebagaimana yang dise-
butkan oleh The Ecotravel Center (2002) in Subadra (2007) yaitu:
1. Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang dijadikan ob-
yek ekowisata.
2. Meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan di sekitar obyek eko-
wisata dan mendukung program pembangunan berkelanjutan.
3. Pengurangan konsumsi terhadap sumberdaya yang tidak dapat diper-
baharui.
4. Melestarikan kearifan-kearifan lokal yang dimiliki masyarakat lokal.
5. Mengutamakan usaha-usaha pendukung kegiatan ekowisata yang di-
miliki masyarakat lokal.
6. Mendukung usaha-usaha pelestarian lingkungan, dan
7. Memberikan kontribusi terhadap pelestarian biodiversitas yang ada di
lingkungan yang dijadikan obyek ekowisata.

2.4. Kesesuaian dan Daya Dukung Sumberdaya Untuk Wisata


Kesesuaian mencakup kesesuaian sumberdaya atau potensi yang dikaitkan
dengan luas areal bagi setiap peruntukan wisata. Setiap kegiatan wisata mempu-
nyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan kegiatan wi-
sata yang dikembangkan (Yulianda 2007).
17

Pariwisata merupakan industri yang kelangsungan hidupnya sangat diten-


tukan oleh baik-buruknya lingkungan. Ia sangat peka terhadap kerusakan ling-
kungan, misalnya pencemaran oleh limbah domestik yang berbau dan kotor,
sampah yang bertumpuk, dan kerusakan pemandangan oleh penebangan hutan,
gulma air di danau, gedung yang letak dan arsitekturnya tidak sesuai, serta sikap
penduduk yang tidak ramah. Tanpa lingkungan yang baik pariwisata tidak
mungkin berkembang. Karena itu pengembangan pariwisata haruslah memper-
hatikan terjaganya mutu lingkungan, sebab dalam industri pariwisata, lingkung-
an itulah yang sebenarnya dijual (Soemarwoto 2004).
Suatu daerah wisata mempunyai kemampuan tertentu untuk menerima
wisatawan, yang biasa disebut daya dukung lingkungan. Daya dukung ling-
kungan di bidang pariwisata dapat dinyatakan dalam jumlah wisatawan per sa-
tuan luas per satuan waktu. Tetapi baik luas maupun waktu umumnya tidak da-
pat dirata-ratakan, karena penyebaran wisatawan dalam ruang dan waktu tidak
merata (Soemarwoto 2004).
Daya dukung lingkungan pariwisata dipengaruhi oleh dua faktor utama,
yaitu tujuan wisatawan dan faktor lingkungan biofisik lokasi pariwisata. Tujuan
pariwisata adalah untuk mendapatkan rekreasi. Rekreasi tidak hanya berarti ber-
senang-senang, melainkan harus diartikan sebagai rekreasi, yaitu secara harfiah
berarti diciptakan kembali. Jadi dengan rekreasi itu orang ingin menciptakan
kembali atau memulihkan kekuatan dirinya, baik fisik maupun spiritual. Setelah
berekreasi orang merasa dirinya pulih untuk melakukan tugasnya lagi. Karena
itu tujuan rekreasi bermacam-macam, antara lain bermain-main, berolahraga,
belajar, beristirahat atau kombinasi macam-macam tujuan itu. Walaupun tujuan-
nya bermacam-macam, tetapi semuanya mempunyai sifat umum yang sama, yai-
tu dilakukan di luar tugas pekerjaan untuk mendapatkan hiburan. Perencanaan
pengembangan pariwisata haruslah memperhatikan daya dukung berdasarkan
atas tujuan pariwisata (Soemarwoto 2004). Faktor biofisik yang mempengaruhi
kuat atau rapuhnya suatu ekosistem akan sangat menentukan besar-kecilnya da-
ya dukung tempat wisata tersebut. Ekosistem yang kuat mempunyai daya du-
kung yang tinggi, yaitu dapat menerima wisatawan dalam jumlah yang besar,
karena tidak mudah rusak dan dapat cepat pulih dari kerusakan (sensitivitas
rendah, resiliensi tinggi). Ekosistem demikian pada umumnya terdapat di ke-
18

tinggian di atas laut yang rendah, yang datar atau landai, suhu yang tinggi dan
tanah yang subur (Soemarwoto 2004).
Daya dukung badan air yang digunakan untuk pariwisata dipengaruhi o-
leh luas dan volume badan air itu dan gerak air. Misalnya, sebuah danau yang
luas, dalam, pencampuran air yang baik dan pergantian air yang cepat mem-
punyai daya dukung yang lebih besar daripada danau yang sempit, dangkal, air-
nya tenang dan mengalami penggantian air yang pelan. Hal ini disebabkan kare-
na di danau dengan volume air yang besar yang tercampur oleh gelombang atau
arus dan cepat diganti, zat pencemar akan mengalami pengenceran dan terbawa
keluar danau oleh adanya aliran keluar (Soemarwoto 2004).
Faktor biofisik yang mempengaruhi daya dukung lingkungan bukan hanya
faktor alamiah, melainkan juga faktor buatan manusia. Misalnya, adanya per-
kampungan penduduk di dekat lokasi pariwisata yang limbahnya terbuang
langsung atau terbawa oleh sarana pariwisata juga merupakan faktor dalam pe-
nentuan daya dukung, antara lain jalan dan tempat peristirahatan. Daya dukung
lingkungan tidak cukup hanya dilihat dari sarana pelayanan wisatawan, melain-
kan juga harus dari segi kemampuan lingkungan untuk mendukung sarana itu
(Soemarwoto 2004).
Jelaslah, perencanaan pariwisata yang tidak memperhatikan daya dukung
lingkungan akan menurunkan kualitas lingkungan dan rusaknya ekosistem yang
dipakai untuk pariwisata itu sehingga akhirnya akan menghambat bahkan
menghentikan perkembangan pariwisata itu (Soemarwoto 2004).
19

3. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di kawasan wisata Danau Singkarak. Danau
Singkarak merupakan salah satu danau di Sumatera Barat, yang terletak antara
Kodya Padang Panjang dan Kodya Solok. Secara geografis danau ini terletak pa-
da 1000 26 15 1000 35 55 BT dan 00 31 46 00 42 20 LS, dengan ketinggian
363.55 m di atas permukaan laut (Azhar 1993) (Gambar 1). Waktu pelaksanaan
penelitian adalah bulan Maret - April 2009.

Gambar 1. Lokasi penelitian Danau Singkarak, Sumatera Barat (Sumber: Bako-


surtanal 2000)
20

Lokasi penelitian ditentukan berdasarkan hasil survei pendahuluan de-


ngan memperhatikan luasan wilayah tepian danau serta perbedaan pemandang-
an yang menarik di Danau Singkarak. Dalam hal ini yang diamati adalah perbe-
daan morfologi perairan, kondisi substrat dasar, objek yang menarik, masyarakat
sekitar, dan pengunjung wisata. Untuk keperluan penelitian ditentukan delapan
lokasi pengambilan contoh.
Lokasi 1: Tanjung mutiara
Lokasi 2: Batu Taba
Lokasi 3: X Koto
Lokasi 4: Ombilin
Lokasi 5: Biteh
Lokasi 6: Kacang
Lokasi 7: Taluak
Lokasi 8: Dermaga
Foto ke 8 (delapan) lokasi pengambilan contoh disajikan pada Lampiran 1.

3.2. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: termome-
ter lingkungan untuk mengukur suhu perairan, formulir kuesioner yang diguna-
kan untuk mewawancarai masyarakat dan wisatawan, secchi disk, alat tulis, pere-
kam suara (tape recorder) untuk wawancara dengan pihak terkait, kamera digital
untuk mengambil foto keadaan lapang, GPS untuk mengetahui posisi koordinat
lokasi penelitian, peta kawasan Danau Singkarak, dan beberapa dokumen yang
berkaitan dengan kawasan tempat penelitian serta pustaka-pustaka yang berkait-
an dengan penelitian ini (Lampiran 2).

3.3. Pendekatan Studi


Aspek yang dikaji pada penelitian ini adalah aspek ekologi sumberdaya
wisata perairan Danau Singkarak. Aspek-aspek tersebut terdiri dari sumberdaya
alam yang berupa fisik (kondisi kawasan perairan danau), lingkungan biologi (i-
kan dan biota lainnya), dan sumberdaya manusia yang dipengaruhi aspek sosial
ekonomi (pengunjung, masyarakat sekitar dan sarana prasarana) serta kelemba-
21

gaan (pengelola kawasan wisata dan instansi-instansi yang terkait dengan


pengelolaan dan pengembangan Kawasan Wisata Danau Singkarak).
Aspek-aspek tersebut dianalisis berdasarkan nilai kesesuaian dan nilai da-
ya dukung kawasan sumberdaya perairan Danau Singkarak, serta nilai keindah-
an panorama danau melalui foto. Faktor-faktor internal dan eksternal juga diper-
lukan untuk mengarahkan terciptanya suatu analisis strategi pengelolaan kawas-
an wisata perairan Danau Singkarak yang berkelanjutan.

3.4. Jenis dan Pengumpulan Data


Komponen, jenis, sumber dan cara pengambilan data yang diperlukan da-
lam penelitian ini tertuang dalam Tabel 1. Jenis dan sumber data yang digunakan
terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diambil langsung oleh
peneliti melalui penelitian lapangan atau dari sumber utama (responden). Data
sekunder diambil dari penelusuran kepustakaan melalui internet, laporan atau
dokumentasi dan dari data yang sudah tersedia yang dikutip peneliti guna ke-
pentingan penelitiannya. Cara pengumpulan dan pengambilan data dalam pene-
litian ini meliputi: observasi, wawancara, dan studi dokumen/literatur (riset pus-
taka). Wawancara dilakukan dengan perwakilan dari pihak pengelola, instansi-
instansi terkait, masyarakat setempat dan wisatawan. Khusus untuk masyarakat
setempat/sekitar dan wisatawan, wawancara dilakukan melalui pengisian kue-
sioner dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kawasan wisata
Danau Singkarak. Masyarakat sekitar Danau Singkarak dan wisatawan yang di-
wawancarai (responden) masing-masing berjumlah 30 orang. Daftar pertanyaan
dan kuesioner yang digunakan disajikan pada Lampiran 3, 4, 5, dan 6.
Penentuan responden ditetapkan melalui metode purposive sampling yaitu
anggota populasi sengaja dipilih untuk memenuhi tujuan tertentu dengan meng-
andalkan logika atas kaidah-kaidah yang berlaku dan berdasarkan atas judgement
peneliti. Dengan demikian, responden yang dipilih sudah mempunyai persepsi
terhadap kawasan wisata Danau Singkarak sehingga diharapkan mampu menja-
wab pertanyaan yang diajukan (Fauzi 2001 in Nancy 2007).
22

Tabel 1. Komponen, jenis, sumber dan cara pengambilan data


Komponen data Jenis data Sumber data Teknik pengambilan data
Keadaan umum kawasan wisata Danau Singkarak
a. Demografi Sekunder Laporan Studi pustaka
b. Sarana dan prasarana Primer dan Lapangan dan Observasi lapang dan studi pustaka
sekunder laporan
c. Pendidikan tenaga kerja Primer Responden Wawancara
Sumber Daya Alam (SDA)
a. Flora (Vegetasi dan tum- Primer dan Laporan Studi pustaka
buhan air) Sekunder
b. Fauna (Ikan dan biota air Primer dan Laporan Studi pustaka
lainnya) Sekunder
Kualitas Air Danau Singkarak
Parameter Fisika
a. Suhu Primer atau Laporan Observasi lapang atau studi pustaka
sekunder
b. Kecerahan Primer atau Laporan Observasi lapang atau studi pustaka
sekunder
c. Warna Primer atau Laporan Observasi lapang atau studi pustaka
sekunder
Parameter Kimia
a. DO Sekunder Laporan Observasi lapang atau studi Pustaka
b. BOD5 Sekunder Laporan Observasi lapang atau studi Pustaka
c. pH Sekunder Laporan Observasi lapang atau studi Pustaka
Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kebijakan
a. Masyarakat Primer Responden Wawancara
b. Pengunjung Primer Responden Wawancara
c. Lembaga terkait Primer Responden Wawancara
d. Dampak pengelolaan Primer dan Responden dan Wawancara dan observasi lapang
sekunder lapangan
e. Isu-isu yang Primer dan Responden dan Wawancara dan observasi lapang
berkembang sekunder lapangan
f. Kebijakan pengelolaan Primer dan Responden dan Wawancara dan observasi lapang
sekunder lapangan

3.5. Analisis Data


3.5.1. Analisis kesesuaian
Kesesuaian mencakup kesesuaian sumberdaya atau potensi yang dikaitkan
dengan luas areal bagi setiap peruntukan wisata. Setiap kegiatan wisata mem-
punyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan kegiatan
wisata yang dikembangkan. Persamaan yang digunakan untuk kesesuaian wisa-
ta adalah (Yulianda 2007):
23

Ni
IKW = 100%
N maks

IKW adalah Indeks Kesesuaian Wisata, Ni adalah nilai parameter ke-i, Nmaks ada-
lah nilai maksimum suatu kategori wisata.
Penentuan kesesuaian diperoleh berdasarkan perkalian skor dan bobot dari
setiap parameter (Lampiran 7). Kesesuaian kawasan dilihat dari tingkat persenta-
se kesesuaian yang diperoleh dari penjumlah nilai seluruh parameter. Kegiatan-
kegiatan yang dapat dilakukan di Danau Singkarak diantaranya adalah meman-
cing, berperahu, kemah, duduk santai, menikmati hidangan masakan ikan bilih
dan pengambilan gambar untuk foto. Peta dasar yang digunakan untuk menyu-
sun peta kesesuaian adalah peta batimetri Danau Singkarak yang disajikan pada
Lampiran 8 (Puslit Limnologi 2001).

3.5.2. Analisis daya dukung


Analisis ini mencakup pengelolaan kawasan wisata Danau Singkarak de-
ngan pemanfaatan sumberdaya yang memperhatikan kelestarian lingkungan.
Daya dukung lingkungan (carrying capacity) merupakan intensitas penggunaan
maksimum terhadap sumberdaya alam atau pembangunan fisik yang dapat
mengganggu kesinambungan pembangunan tanpa merusak alam. Daya Dukung
Kawasan (DDK) adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat
ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbul-
kan gangguan pada alam dan manusia, dengan perhitungan sebagai berikut (Yu-
lianda 2007):
Lp Wt
DDK = K
Lt Wp

DDK adalah Daya Dukung Kawasan, K adalah potensi ekologis pengunjung per
satuan unit area, Lp adalah luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan,
Lt adalah unit area untuk kategori tertentu, Wt adalah waktu yang disediakan o-
leh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari, dan Wp adalah waktu yang
dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu.
24

3.5.3. Metode SBE


Menurut Daniel dan Boster (1976), metode Scenic Beauty Estimation (SBE)
dapat digunakan untuk mendapatkan ukuran kuantitatif dalam penilaian esteti-
ka pada alternatif sistem management suatu kawasan dengan menggunakan ob-
jek foto yang penilaiannya diberikan oleh responden. Berbagai percobaan dan
pengujian dengan para pengguna, pemerhati/peminat dan para kelompok pro-
fessional menjadikan metode ini semakin sahih dan dapat diandalkan (Daniel
dan Boster 1976). Metode SBE dalam penelitian ini digunakan untuk dua tujuan,
yaitu: pertama, untuk mendapatkan informasi konsistensi penilaian lokasi wisata
berdasarkan foto-foto yang telah disiapkan antara responden yang pernah de-
ngan yang belum pernah berkunjung ke Danau Singkarak melalui penggunaan
analisis gerombol dan kedua, untuk mendapatkan informasi potensi foto yang da-
pat dijadikan alat promosi wisata melalui analisis ragam dua arah.
Analisis gerombol (cluster analysis) adalah analisis deskriptif dalam statisti-
ka peubah ganda yang biasa digunakan untuk mengelompokkan matriks data
yang terdiri dari peubah/foto sebagai kolom dan responden sebagai baris. Anali-
sis ini mampu memilah responden yang memberikan pola penilaian yang sama
terhadap sekumpulan peubah/foto. Dengan analisis ini diharapkan diperoleh
fakta bahwa responden yang belum dan yang sudah berkunjung ke Danau Sing-
karak memberikan pola penilaian yang konsisten (Johnson dan Wichern 1998).
Analisis ragam dua arah yang digunakan dapat dinyatakan dalam model
statistika berikut (Ostle dan Mensing 1975):

yijk = + i + j + ( )ij + k + ijk


i = 1, 2, ..., 40 (responden), j = 1, 2, ..., 30 (objek pemandangan/foto) dan k = 1, 2
(kelompok responden yang pernah dan yang belum mengunjungi Danau Singka-
rak). Yijk adalah hasil penilaian responden ke i untuk objek pemandangan/foto
ke j pada kelompok responden ke k, adalah rata-rata penilaian responden pada
umumnya, i adalah pengaruh penilaian yang di-berikan responden ke i, j ada-
lah pengaruh penilaian responden terhadap objek pemandangan/foto ke j, ij a-
dalah pengaruh interaksi penilaian yang diberikan responden ke i terhadap objek
pemandangan/foto ke j, k adalah pengaruh penilaian yang diberikan kelompok
responden ke k, dan ijk adalah pengaruh lainnya. Jika penilaian yang konsisten
25

dapat diperoleh, foto-foto yang dinilai diharapkan dapat digunakan untuk ke-
giatan promosi wisata Danau Singkarak.

3.5.4. Analisis SWOT


Rangkuti (2005) menyatakan bahwa analisis SWOT (Strength, Weaknes,
Opportunity, Threat) merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematik un-
tuk merumuskan strategi. Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui atau me-
lihat kondisi sebuah objek wisata secara sistematik berdasarkan faktor-faktor ke-
kuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) yang merupakan faktor internal ser-
ta peluang/kesempatan (Opportunity) dan ancaman (Threat) yang merupakan
faktor eksternal yang dihadapi. Strategi yang efektif diasumsikan dapat tercapai
dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki dan kesempatan yang ada serta
meminimalkan kelemahan yang dimiliki dan ancaman yang dihadapi. Analisa
data secara kualitatif yang dilakukan terhadap faktor-faktor internal dan eks-
ternal dan secara kuantitatif melalui pembobotan dan pemberian rating diguna-
kan dalam analisa ini.
Tahapan yang dilakukan dalam analisis SWOT:
1. Identifikasi faktor internal dan eksternal. Internal Factor Evaluation
(IFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki dengan mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan.
Alat yang digunakan untuk menganalisia faktor internal yaitu matriks
IFE yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama
juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hu-
bungan antara area-area tersebut (David 2006 in Nancy 2007). Eksternal
factor Evaluation (EFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana ancaman
dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua ancaman
dan peluang. Matriks EFE digunakan untuk menganalisis faktor ekster-
nal, yang merangkum dan mengevaluasi hal-hal yang mempengaruhi
yang berasal dari luar. Hasil dari identifikasi kedua faktor-faktor terse-
but selanjutnya akan diberikan bobot dan peringkat (rating).
2. Penentuan bobot setiap variabel. Pemberian nilai/bobot dan rating di-
lakukan secara subjektif kepada setiap unsur SWOT dengan kisaran.
26

Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bo-


bot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Bobot setiap faktor in-
ternal dan eksternal ditentukan dengan metode Paired Comparison (Kin-
near 1991 in Pudjiwaskito 2005), yaitu sama dengan 1 jika indikator fak-
tor horizontal kurang penting dibandingkan indikator faktor vertikal, 2
jika indikator faktor horizontal sama penting dibandingkan indikator fa-
ktor vertikal, 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting dibanding-
kan indikator faktor vertikal, dan 4 jika indikator faktor horizontal sa-
ngat penting dibandingkan indikator faktor vertikal (Tabel 2).

Tabel 2. Penilaian bobot faktor strategis internal/eksternal


Faktor Strategis Internal/Eksternal A B C ... Total Bobot
A X1 1
B X2 2
C X3 3
...
n n
Total X
i =1
i
i =1
i

Sumber: David 2002 in Pudjiwaskito 2005

Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel


terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan per-
samaan (Kinnear 1991 in Pudjiwaskito 2005):
Xi
i = n

X
i =1
i

i adalah bobot faktor ke-i, Xi adalah nilai faktor ke-i, i adalah 1, 2, 3,


...., n dan n adalah jumlah faktor.
3. Penentuan peringkat (rating). Peringkat (rating) ditentukan untuk
mengukur pengaruh masing-masing variabel terhadap masing-masing
faktor strategis yang dimiliki objek wisata dengan skala nilai 1-4. Skala
peringkat (rating) yang digunakan untuk matriks Internal Factor Evalua-
tion (IFE) yaitu:
a. Faktor kekuatan
1 = kekuatan yang kecil,
27

2 = kekuatan yang sedang,


3 = kekuatan yang besar, dan
4 = kekuatan yang sangat besar
b. Faktor kelemahan
1 = kelemahan yang sangat berarti,
2 = kelemahan yang cukup berarti,
3 = kelemahan yang kurang berarti, dan
4 = kelemahan yang tidak berarti
Skala peringkat (rating) yang digunakan untuk matriks Eksternal Factor
Evaluation (EFE) yaitu:
a. Faktor Peluang
1 = Peluang rendah (respon kurang),
2 = Peluang sedang (respon rata-rata),
3 = Peluang tinggi (respon di atas rata-rata), dan
4 = Peluang sangat tinggi ( respon superor)
b. Faktor Ancaman
1 = Ancaman yang sangat besar,
2 = Ancaman yang besar, dan
3 = Ancaman sedang
Langkah selanjutnya peringkat dari faktor-faktor tersebut dikalikan bo-
bot masing-masing kemudian hasil kali tersebut dijumlahkan secara ver-
tikal untuk memperoleh nilai total pembobotan seperti yang tercantum
pada matriks IFE/EFE (Tabel 3).

Tabel 3. Matriks IFE/EFE


Faktor Strategis Internal/Eksternal Bobot Rating Nilai
Kekuatan/Peluang
1.
2.
...
Sub Total
Kelemahan/Ancaman
1.
2.
...
Sub Total
Total
Sumber : Rangkuti (2005)
28

4. Menyusun analisis strategi dengan menggunakan matriks (Matriks


SWOT). Alat yang dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana
faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi dipadukan
dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki adalah
melalui pembentukan matriks SWOT (Tabel 4). Dengan menggunakan
matriks ini dapat dihasilkan empat golongan alternatif strategi yang
dapat diterapkan bagi kelangsungan suatu kegiatan seperti berikut
(Rangkuti 2005):
a. Pada Kuadran I yaitu SO (strength-opportunity), dengan mengguna-
kan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada.
b. Pada Kuadran II yaitu ST (strength-threat), dengan menggunakan pe-
luang yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi.
c. Pada Kuadran III yaitu WO (weakness-opportunity), dengan berusaha
mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada dengan mengatasi
kelemahan yang dimiliki.
d. Pada Kuadran IV yaitu WT (weakness-threat), dengan berusaha memi-
nimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada.

Tabel 4. Matriks SWOT


Faktor
Internal
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Faktor
Eksternal
Strategi SO Strategi WO
Peluang (O) Menggunakan kekuatan untuk Memanfaatkan peluang untuk
memanfaatkan peluang mengatasi kelemahan yang ada
Strategi ST Strategi WT
Ancaman (T) Menggunakan kekuatan untuk Meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman menghindari ancaman
Sumber: Rangkuti (2005)

5. Pembuatan tabel rangking alternatif strategi. Penentuan prioritas stra-


tegi pengelolaan dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang
saling terkait. Rangking prioritas strategi ditentukan berdasarkan urut-
an jumlah skor terbesar sampai terkecil dari semua strategi yang ada.
Tabel perangkingan altenatif strategi dapat dilihat pada Tabel 5.
29

Tabel 5. Perangkingan alternatif strategi berdasarkan matriks


SWOT pada kawasan wisata Danau Singkarak
Alternatif Keterkaitan dengan Jumlah skor
Rangking
Strategi unsur SWOT (nilai)
SO 1
SO 2

SO n
WO 1
WO 2

WO n
ST 1
ST 2

ST n
WT 1
WT 2

WT n

6. Penentuan posisi strategi yang akan dijalankan. Penentuan posisi stra-


tegi yang akan dijalankan dapat dilakukan melalui dua langkah, yaitu:
a. Penentuan nilai P diperoleh dari total nilai kekuatan dikurangi nilai
kelemahan (S-W).
b. Penentuan nilai Q diperoleh dari total nilai peluang dikurangi nilai
ancaman (O-T).
Koordinat P sebagai absis dan Q sebagai ordinat menentukan posisi titik
(P,Q) sebagai acuan strategi yang akan dijalankan (Gambar 2).

Peluang
(Opportunity)

Kuadran II Kuadran I
(W-O) (S-O)
Kelemahan Kekuatan
(Weakness) (Strength)
Kuadran III Kuadran IV
(W-T) (S-T)

Ancaman
(Threat)
Gambar 2. Diagram posisi analisis SWOT untuk strategi pengelolaan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian


Danau Singkarak merupakan salah satu danau yang berada di Sumatera
Barat, terletak diantara Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Secara
geografis Danau Singkarak terletak pada 1000 26 15 1000 35 55 BT dan 00 31
46 00 42 20 LS. Menurut Wibowo et al. (2001) data morfometrik Danau Sing-
karak adalah sebagai berikut:
Luas permukaan air (Ha) : 10 908.20
Panjang maksimum (km) : 20.81
Lebar maksimum (km) : 7.18
Panjang garis pantai (km) : 55.81
Volume air danau ( juta m3) : 19 490
Kedalaman maksimum (m) : 271.50
Kedalaman rata-rata (m) : 178.68
Ketinggian (m dpl) : 361.16
Danau Singkarak berjarak 10 km dari Kota Solok, apabila mengunakan
kendaraan umum dapat dicapai dalam waktu 1 jam dari Kota Solok atau 1.5
jam dari Kota Bukittinggi. Danau ini dikelilingi 13 nagari yaitu: Singkarak, Tika-
lak, Kacang, Simawang, Tigo Jorong, Batu Taba, Sumpur, Padang Laweh, Gu-
guak Malalo, Paninggahan, Muaro Pingai, Saning Baka, dan Sumani. Secara ad-
ministratif 40% wilayah Danau Singkarak berada di kabupaten Solok dan 60%
berada di Kabupaten Tanah Datar. Danau ini berada di tepi jalan raya Lintas Su-
matera pada jalur Solok - Bukitinggi yang menyusuri hampir separuh pinggiran
danau.
Danau Singkarak memiliki sungai-sungai yang memberikan masukan air
(inlet) bagi danau tersebut. Sumber air Danau Singkarak yang relatif besar ber-
asal dari Sungai Sumpur yang masuk dari sebelah utara, Sungai Paninggahan
dari sebelah barat, dan Sungai Sumani dari sebelah selatan. Danau ini merupa-
kan hulu Sungai/Batang Ombilin yang bermuara ke Sungai Indragiri Hulu Pro-
vinsi Riau dan merupakan sumber pengairan penting bagi lahan pertanian yang
dilalui aliran sungai ini.
31

4.2. Flora Fauna yang Hidup di Danau Singkarak


Danau Singkarak dikelilingi oleh Bukit Barisan dan Gunung Singgalang
yang menyimpan berbagai jenis flora fauna. Flora yang hidup di Danau Singka-
rak diantaranya adalah: pinus (Pinus merkusii), jati (Tectona grandis), mahoni
(Swietenia mahogani), surian (Toonasureni), coklat (Theobroa cacao), mangga (Mangi-
fera indica), durian (Durio zibenthinus), kemiri (Aleurites moluccana), alpukat (Persea
americana), cengkeh (Eugenia aromatica), sawo (Diospyros digyna), melinjo (Gnetum
gnemon), pisang (Musa spp), kelapa (Cocos nucfera), kapuk (Ceiba pentandra), padi
(Oryza sativa), jagung (Zea mays), cabai (Capsicum annum), bawang (Allium cepa),
beringin (Ficus benjamina), dan nangka (Artocarpus) (Farida et al. 2005). Keberada-
an flora di Danau Singkarak tentunya dapat menambah keindahan dan kesejuk-
an mata.
Fauna atau jenis binatang yang hidup di sekitar Danau Singkarak adalah:
harimau, monyet, kelelawar, anjing dan tikus (Farida et al. 2005). Penduduk yang
berdomisili di kawasan Danau Singkarak juga memiliki usaha beternak kambing,
sapi dan ayam.

4.3. Manfaat Danau Singkarak


Manfaat Danau Singkarak bagi masyarakat adalah:
1. Sumber air yang dapat digunakan langsung masyarakat sekitar seperti
mencuci, mandi, dan minum. Untuk keperluan air sehari-hari, banyak
diantara masyarakat yang tinggal di sepanjang Danau Singkarak meng-
ambil langsung air dari danau melalui pipa-pipa air yang kemudian di-
operasikan dengan pompa listrik.
2. Sumber mata pencaharian penduduk melalui hasil tangkapan ikan. Ha-
sil tangkapan ikan dijual ke berbagai daerah di Sumatera Barat.
3. Mengairi sawah dan perkebunan penduduk daerah Solok, Sawahlunto,
Tanah Datar, dan Pariaman.
4. Tempat rekreasi seperti memancing, duduk santai, berperahu dan bere-
nang.
5. Sumber air bagi PLTA Singkarak dengan kapasitas 986 GWH/tahun
yang dimanfaatkan provinsi Sumatera Barat dan Riau.
32

4.4. Sumberdaya Perairan Danau Singkarak


4.4.1. Kualitas air
Perbandingan kualitas air Danau Singkarak tahun 1997 dengan 2008 disa-
jikan pada Tabel 6. Parameter yang dibandingkan adalah parameter fisika dan
kimia. Parameter fisika terdiri dari suhu, kecerahan, bau dan warna, untuk para-
meter kimia yang dibandingkan adalah pH, DO dan BOD.

Tabel 6. Perbandingan kualitas air Danau Singkarak tahun 1997 dengan 2008
No. Parameter Baku Mutu* 1997 2008
Fisika
1. Suhu (0C) 3 26.4 27.6 28
2. Kecerahan (m) Tidak Tercantum 3.1 3.6
3. Bau Tidak Tercantum Tidak Berbau Tidak Berbau
4. Warna Tidak Tercantum Hijau jernih Hijau jernih
Kimia
1. pH 6-9 7.3 8.5 5.8
2. DO** (mg/l) 4 7.0 6.30
3. BOD (mg/l) 3 - 12.56
Keterangan:
* Batas maksimum yang diperbolehkan pada baku mutu (sumber: PPRI No. 82 tahun
2001 kelas II)
** Batas minimum yang diperbolehkan (sumber: Syandri 2008)

4.4.1.1. Parameter fisika


1. Suhu
Suhu air dipengaruhi komposisi substrat, kecerahan, musim, cuaca dan ke-
dalaman. Suhu juga berpengaruh pada kecepatan kelarutan oksigen, kecepatan
reaksi kimia dan metabolisme organisme perairan. Suhu Danau Singkarak pada
tahun 1997 berkisar antara 26.4 - 27.6 0C, pada tahun 2008 menunjukkan angka 28
0C. Adanya peningkatan suhu dipengaruhi oleh meningkatnya iklim global aki-
bat adanya efek rumah kaca. Peningkatan suhu perairan sebesar 10 0C menye-
babkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sekitar
2-3 kali lipat (Effendi 2003).

2. Kecerahan

Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan se-


cara visual dengan menggunakan secchi disk. Nilai kecerahan sangat dipengaruhi
keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan, dan padatan tersuspensi, serta
33

ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Nilai kecerahan Danau Singkarak


(lokasi pengambilan contoh berbeda) adalah 3.1 m (1997) dan 3.6 m (2008).

3. Bau
Bau sangat berpengaruh dalam penentuan suatu perairan sebagai tempat
rekreasi dan keindahan (estetika). Bau dapat dipengaruhi oleh keberadaan bahan
organik dan anorganik perairan yang berasal dari limbah domestik, limbah per-
tanian, dan budidaya. Berdasarkan hasil penelitian tahun 1997 dan 2008 perairan
Danau Singkarak tergolong tidak berbau. Menurut data yang diperoleh pada ob-
servasi lapang tahun 2009, perairan Danau Singkarak masih tergolong perairan
yang tidak berbau.

4. Warna
Warna perairan merupakan salah satu parameter yang berpengaruh terha-
dap nilai estetika perairan. Warna perairan biasanya dikelompokkan menjadi
warna sesungguhnya (true colour) dan warna tampak (apparent colour). Warna se-
sungguhnya adalah warna yang hanya disebabkan bahan-bahan terlarut karena
bahan-bahan tersuspensi yang biasanya menyebabkan nilai kekeruhan tinggi te-
lah dipisahkan pada penentuan warna sesungguhnya. Warna tampak adalah
warna yang tidak hanya disebabkan bahan terlarut tapi juga bahan tersuspensi.
Warna perairan disebabkan oleh bahan organik dan bahan anorganik, keberada-
an plankton, humus dan ion-ion logam seperti besi dan mangan serta bahan-ba-
han lain yang dapat menimbulkan warna pada perairan (Effendi 2003).
Warna perairan Danau Singkarak tahun 1997 dan tahun 2008 yang dilihat
secara visual adalah hijau jernih. Berdasarkan hasil pengamatan visual indra
penglihatan di lapangan pada pengambilan data tahun 2009 ternyata mempero-
leh data yang sama dengan tahun 1997 dan 2008, yaitu berwarna hijau jernih.
Warna perairan juga dapat dipengaruhi keberadaan plankton. Menurut Syandri
(2008) populasi plankton dan bentos di Danau Singkarak rendah, sehingga me-
nyebabkan perairan danau menjadi jernih. Kondisi mesotrofik Danau Singkarak
menyebabkan daya dukung danau untuk perkembangan dan pertumbuhan or-
ganisme air seperti plankton dan bentos sangat terbatas. Selain itu tidak adanya
34

KJA menyebabkan kejernihan danau tetap terjaga. Kejernihan Danau Singkarak


dapat memberikan nilai tambah bagi pengembangan wisata Danau Singkarak
yang berkelanjutan.

4.4.1.2. Parameter kimia


1. pH
Batas toleransi organisme air terhadap pH bervariasi dan dipengaruhi an-
tara lain oleh suhu, oksigen terlarut, alkalinitas, kandungan kation anion, mau-
pun jenis dan stadia organisme. Sebagian besar organisme akuatik sensitif terha-
dap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7 - 8.5 (Effendi 2003).
pH air Danau Singkarak pada tahun 1997 berkisar antara 7.3 - 8.5 yang ber-
arti masih berada dalam kisaran baku mutu bagi sarana rekreasi air dan perikan-
an menurut PP No. 82 tahun 2001 yaitu antara 6 - 9. Tapi pada tahun 2008 di-
peroleh nilai pH 5.8, berarti telah terjadi penurunan pH. Hal ini diduga akibat
tingginya proses dekomposisi bahan organik yang menghasilkan ion hidrogen
penyebab keasaman.

2. Kelarutan oksigen (Dissolved Oxygen/DO)


Kadar oksigen terlarut (DO) menunjukkan jumlah mg/l oksigen yang terla-
rut dalam air. Kadar oksigen yang terlarut di perairan alami bervariasi, tergan-
tung suhu, salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfer. Oksigen terlarut dalam
air berasal dari udara dan proses fotosintesis fitoplankton serta tanaman air. Se-
makin besar suhu dan ketinggian (altitude) serta semakin kecil tekanan atmosfer,
kadar oksigen terlarut semakin kecil (Jeffries dan Mills 1996 in Effendi 2003).
Pada tahun 1997 kadar oksigen terlarut di Danau Singkarak adalah 7.0 mg/
l dan pada tahun 2008 kadar oksigen terlarut menjadi 6.3 mg/l. Nilai DO pada
tahun 1997 dan 2008 memenuhi baku mutu air PP No. 82 tahun 2001 kelas II ya-
itu sebagai sarana rekreasi dan perikanan.

3. Kebutuhan oksigen biokimiawi (Biochemical Oxygen Demand/BOD)


BOD merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob un-
tuk mengoksidasi bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Secara tidak
35

langsung BOD merupakan gambaran kadar bahan organik (Davis and Cornwell
1991 in Effendi 2003). BOD hanya menggambarkan bahan organik yang dapat di-
komposisi secara biologis (biodegradable). Bahan organik merupakan hasil pembu-
sukkan tumbuhan dan hewan yang telah mati atau hasil buangan dari limbah
domestik dan industri (Effendi 2003).
Pengukuran nilai BOD tidak dilakukan pada tahun 1997. Akan tetapi,
Syandri (2006) in Syandri (2008) melakukan pengukuran kembali dan mempero-
leh nilai BOD 4.58 mg/l, hal ini menunjukkan bahwa perairan Danau Singkarak
pada tahun 2006 sudah melebihi baku mutu air berdasarkan PP No. 28 tahun
2001 kelas II yaitu 3 mg/l. Begitu juga dengan tahun 2008, Danau Singkarak
memiliki nilai BOD 12.56 mg/l. Nilai tersebut juga telah melebihi baku mutu air.
Peningkatan nilai BOD yang besar dalam 2 tahun menunjukkan bahwa perairan
Danau Singkarak sudah semakin tercemar oleh limbah-limbah organik. Limbah
organik yang terdapat di Danau berasal dari masukan 12 sungai yang membawa
limbah domestik buangan masyarakat. Selain itu adanya peningkatan jumlah
bangunan di sepanjang Danau Singkarak selama beberapa tahun terakhir seperti
perumahan penduduk, warung dan restoran sangat berpengaruh karena limbah
yang berasal dari kegiatan tersebut langsung dibuang ke danau.

4.4.1.3. Parameter biologi


1. Plankton
Parameter biologi yang diamati meliputi fitoplankton, zooplankton, dan ta-
naman air. Keberadaan fitoplankton dan zooplankton sangatlah penting karena
masing-masing merupakan primary producer (fitoplankton) dan primary consumer
(zooplankton) dalam rantai makanan di ekosistem perairan Danau Singkarak.
Tumbuhan air dapat menyaring partikel-partikel yang terdapat di air oleh akar-
nya sehingga membuat air menjadi jernih.
Menurut Sulawesty et al. (2001), ada 19 jenis fitoplankton yang ditemukan
di Danau Singkarak. Jenis yang sering ditemukan dari kelas Chlorophyta adalah
Cosmarium, Dyctyosphaerium, Staurastrum, dari kelas Cyanophita adalah Anabaena,
dan dari Chrysophyta adalah Synedra dan Navicula. Jenis yang tinggi kelim-
pahannya adalah Anabena dan Synedra.
36

Jenis-jenis plankton yang terdapat di Danau Singkarak disajikan pada Ta-


bel 7. Fitoplankton yang ditemukan terdiri atas 5 kelas sedangkan zooplankton
terdiri dari 3 kelas.

Tabel 7. Jenis fitoplankton dan zooplankton di Danau Singkarak


a. Fitoplankton b. Zooplankton
1. Chlorophyceae Cladophora sp. 1. Protozoa Aroella sp.
Closterium sp
Cosmarium sp..
Scenedesmus sp.
Selenestrum sp.
Staurastrum
2. Bacillariophyceae Amphora sp. 2. Rotifera Brochionus sp.
Melosira sp.
Navicula sp.
Nitzschia sp.
Pinnularia sp.
Synedra sp.
3. Cyanophyceae Anabaena sp. 3. Crustacean Argulus sp.
Oscillatoria sp. Cyclopa sp.
4. Euglenophyceae Phacus sp.
5. Dinophyceae Peridinium sp.
Sumber: Data primer 2009 (diolah)

2. Tanaman air
Tanaman air merupakan salah satu komponen biologi yang terdapat pada
suatu ekosistem danau. Kehadiran tumbuhan air pada suatu ekosistem perairan
darat adalah penting selama populasinya masih terkendali. Fungsi tumbuhan air
pada suatu ekosistem perairan darat diantaranya adalah sebagai sumber makan-
an bagi manusia maupun hewan, tempat berlindung bagi hewan-hewan seperti
invertebrate maupun vertebrate dari pemangsaan predator maupun teriknya sinar
matahari, tempat ikan-ikan meletakkan telurnya, dapat menahan nutrien yang
datang dari ekosistem darat dan juga dapat mengurangi kecepatan aliran air se-
hingga dapat mengurangi erosi dan menurunkan kadar kekeruhan.
Tanaman air yang terdapat di Danau Singkarak adalah enceng gondok (Ei-
chornia crassipes), dan rumput ikan (Potamogeton malaianus). Dua jenis tanaman air
ini dominan keberadaannya dibandingkan tanaman air lainnya. Jenis tanaman
air lainnya yang hidup di Danau Singkarak adalah kiambang (Salvinia natans dan
37

Azolla pinnata), kangkung (Ipomoea aquatica), Hydrilla sp, seroja (Nelumbo nucifera),
dan genjer (Lymnocharis flava).

4.4.2. Pemanfaatan sumberdaya perairan danau oleh PLTA


Sumberdaya perairan Danau Singkarak yang begitu besar selain dimanfa-
atkan untuk kegiatan perikanan, pertanian dan kebutuhan masyarakat sekitar ju-
ga dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA). PLTA Singkarak
dibangun pada tahun 1998 terletak di Nagari Guguak Malalo. PLTA ini dimanfa-
atkan dua provinsi yakni Sumatera Barat dan Riau dengan kapasitas kira-kira
986 GWH per tahun. Air Danau Singkarak sebagian dialirkan melewati tero-
wongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk menggerakkan genera-
tor PLTA Singkarak di dekat Lubuk Alung, Padang Pariaman sejauh kira-kira 16
km dari Danau Singkarak.
PLTA sangat bermanfaat bagi masyarakat Sumatera Barat dan Riau karena
dapat menyediakan tenaga listrik untuk menghidupkan perekonomian dan per-
industrian dikedua provinsi. Akan tetapi dampak negatif keberadaan PLTA
Singkarak juga sangat meresahkan masyarakat seperti penurunan muka air da-
nau yang diikuti penurunan debit air yang mengalir dari danau ke Sungai Ombi-
lin dari rata-rata 40 m3/detik menjadi sekitar 2 sampai 6 m3/detik. Akibatnya ba-
nyak areal persawahan kekurangan air dan kincir air tradisional untuk irigasi di
sepanjang aliran Sungai Ombilin tidak dapat dioperasikan (Farida et al. 2005).
Sebelum PLTA beroperasi tahun 1998, Danau Singkarak hampir tidak me-
miliki tepian daratan. Air danau yang jernih berbatasan langsung dengan dam
yang dibangun di pinggir jalan. Dengan menyusutnya air permukaan danau, se-
keliling danau kini terdapat tepian danau selebar 10 sampai 50 meter. Sebelum a-
danya PLTA sulit bagi masyarakat untuk membangun fondasi rumah dan kedai,
karena tergenang. Sekarang, air danau terus menyusut sehingga memudahkan
untuk memasang pondasi/tiang rumah di badan danau (Farida et al. 2005).
Banyaknya bangunan di sepanjang danau telah merusak keindahan danau
selain itu juga dapat memperburuk kondisi Danau Singkarak, karena pada akhir-
nya akan menjadi tempat pembuangan limbah rumah tangga. Kondisi seperti ini
jelas mencemari Danau Singkarak. Selain itu juga adanya fenomena menyusut-
38

nya hasil tangkapan nelayan ikan bilih karena pengoperasian PLTA. Untuk itu
perlu adanya solusi saling menguntungkan antara pemerintah, PLTA Singkarak
dan masyarakat sekitar agar tidak terjadi koflik dikemudian hari.

4.5. Sumberdaya Perikanan Danau Singkarak


Danau Singkarak memiliki 19 spesies ikan yakni ikan bilih/bako (Mystaco-
leucus padangensis), asang/nilem (Osteochilus brachmoides), rinuak, turial/turiq
(Cyclocheilichthys de Zwani), lelan/nillem (Osteochilis vittatus), sasau/barau (Ham-
pala mocrolepidota), gariang/tor (Tor tambroides), kapiek (Puntius shwanefeldi), ba-
linka/belingkah (Puntius belinka), baung (Macrones planiceps), kalang (Clarias ba-
trachus), jabuih/buntal (Tetradon mappa), kalai/gurami (Osphronemus gurami lac),
puyu/betok (Anabas testudeneus), sapek/sepat (Trichogaster trichopterus), tilan
(Mastacembelus unicolor), jumpo/gabus (Chana striatus), kiuang/gabus (Chana
pleurothalmus), dan mujaie/mujair (Tilapia pleurothalmus). Ikan yang memiliki po-
pulasi paling tinggi adalah ikan bilih/biko (Mystacoleucus padangensis), asang/ni-
lem (Osteochilus brachmoides) dan rinuak (Syandri 2008).
Danau Singkarak memiliki keunikan yang sangat khas yaitu memiliki spe-
sies ikan endemik yakni ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) (Lampiran 9). Ikan
bilih merupakan ikan bernilai ekonomis penting bagi masyarakat sekitar dan ju-
ga bisa menjadi salah satu daya tarik wisata Danau Singkarak.
Ikan bilih memiliki ukuran yang kecil 6-12 cm namun merupakan populasi
paling besar di Danau Singkarak. Ikan yang memiliki cita rasa yang lezat dan gu-
rih merupakan komoditas penting perikanan Kabupaten Tanah Datar dan Solok.
Ikan bilih mengandung protein, lemak, vitamin yang sangat baik. Ikan bilih me-
mijah ribuan ekor setiap hari mulai pukul 16.00 WIB sampai pukul 02.00 WIB de-
ngan cara beruaya ke sungai-sungai yang bermuara ke Danau Singkarak, antara
lain Sungai Sumpur, Sungai Paninggahan, Sungai Baing, Sungai Saningbakar,
dan Sungai Muaro Pingai untuk kemudian bertelur di sela-sela batu (Syandri
2008).
Keberadaan ikan bilih di Danau Singkarak, memberikan sumbangan yang
sangat besar sebagai sumber mata pencarian bagi masyarakat disana. Dalam me-
nangkap ikan bilih, masyarakat setempat menggunakan beberapa alat tangkap
39

seperti: menangkap dengan cara sistem alahan, jala, jaring insang, lukah dan se-
trum (Lampiran 10). Dari hasil tangkapan masyarakat dengan menggunakan sis-
tem alat tangkap alahan setiap hari berkisar Rp 5 000.00 Rp 100 000.00 per ke-
pala keluarga, jaring insang antara Rp 40 000.00 Rp 80 000.00 per kepala keluar-
ga, jala antara Rp 60 000.00 Rp 100 000.00 per orang, lukah antara Rp 20 000.00
Rp 40 000.00 per orang dan sentrum antara Rp 5 000.00 Rp 10 000.00 per orang.
Total produksi ikan bilih setiap hari dari berbagai jenis alat tangkap tersebut ra-
ta-rata 2 ton dengan nilai Rp 20 000 000.00 per hari. Hal ini memperlihatkan bah-
wa ikan bilih memberikan sumbangan yang sangat besar sebagai sumber mata
pencaharian masyarakat di selingkar Danau Singkarak (Syandri 2008).
Akhir-akhir ini hasil tangkapan ikan bilih di Danau Singkarak cenderung
mengalami penurunan, penyebabnya bermacam-macam antara lain karena in-
tensitas penangkapan yang kurang memperhatikan kelestarian ikan bilih, akti-
fitas masyarakat di pemukiman selingkar Danau Singkarak, dan keberadaan
PLTA. Dari segi alat tangkap banyak nelayan yang menggunakan alat tangkap ti-
dak ramah lingkungan, seperti: penggunaan jaring dengan ukuran mata jaring
kurang dari 1 inci, setrum, bahkan penggunaan bom. Hal ini pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap keadaan stok ikan (Syandri 2008).
Danau Singkarak juga digunakan sebagai tempat membuang bebagai jenis
limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian, limbah dometik dari pemukim-
an, limbah pariwisata dan transportasi air. Apabila proses pencemaran terus ber-
lanjut tanpa adanya upaya-upaya untuk meminimalkan pencemaran yang terja-
di, maka beban ekosistem Danau Singkarak akan semakin berat dan pada akhir-
nya akan merugikan semua pihak yang berkepentingan, termasuk kelestarian i-
kan bilih.
Penyebab lain terancam punahnya ikan bilih adalah beroperasinya PLTA
Singkarak yang menyebabkan keringnya daerah litoral danau yang berfungsi se-
bagai tempat pengasuhan dan mencari makan larva ikan bilih (Farida et al. 2005).
Faktor tersebut disebabkan karena turunnya elevasi danau akibat beroperasinya
PLTA Singkarak. Bila sebelum pembangkit listrik tenaga air (PLTA) beroperasi,
setiap nelayan yang jumlahnya lebih dari 600 orang itu bisa mendapatkan 3-5 kg
ikan bilih basah per hari, setelah PLTA Singkarak beroperasi, para nelayan rata-
rata mendapatkan 0.5-1 kg sehari (Syandri 2008). Keberadaaan ikan bilih yang
40

terancam punah harus segera diatasi oleh semua pihak agar kelestarian sumber-
dayanya tetap terjaga.

4.6. Sumberdaya Manusia Danau Singkarak


Danau Singkarak terletak diantara dua kabupaten yakni Kabupaten Solok
dan Kabupaten Tanah Datar. Secara administratif, wilayah Danau Singkarak
yang termasuk Kabupaten Solok adalah Kecamatan X Koto Singkarak dan Keca-
matan Junjuang Siriah, sedangkan wilayah Danau Singkarak yang termasuk Ka-
bupaten Tanah Datar adalah Kecamatan Batipuah Selatan dan Kecamatan Ram-
batan.

4.6.1. Jumlah penduduk


Jumlah penduduk yang berdomisili di sekitar Danau Singkarak pada tahun
2007 disajikan pada Tabel 8. Berdasarkan data statistik tahun 2007 total pendu-
duk sekitar Danau Singkarak adalah 92 032 jiwa, sebanyak 47 290 jiwa berada di
wilayah administratif Kabupaten Solok dan 44 742 jiwa berada di wilayah Ka-
bupaten Tanah Datar. Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa penduduk pe-
rempuan Danau Singkarak lebih banyak dibandingkan dengan penduduk laki-
laki, penduduk perempuan berjumlah 47 771 jiwa dan penduduk laki-laki ber-
jumlah 44 261 jiwa.

Tabel 8. Jumlah penduduk di daerah sekitar Danau Singkarak tahun


2007
Kecamatan Laki-Laki Perempuan Total
X Koto Singkarak * 16 330 17 300 33 630
Junjung Siriah* 6 628 7 032 13 660
Batipuah Selatan** 5 320 5 706 11 026
Rambatan** 15 983 17 733 33 716
Keterangan
* Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok 2008
** Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Datar 2008

4.6.2. Jenis pekerjaan


Tidak terdapat data resmi yang menyebutkan jenis pekerjaan masyarakat
kawasan Danau Singkarak. Menurut berbagai sumber, mata pencaharian domi-
41

nan di kawasan Danau Singkarak adalah bertani di lahan yang berada di perbu-
kitan yang mengelilingi danau serta dibeberapa lahan kosong yang ada di tepian
danau, nelayan, berdagang, PNS, wiraswasta dan rumah tangga.

4.6.3. Agama
Tabel 9 menunjukkan agama yang dianut masyarakat sekitar kawasan Da-
nau Singkarak tahun 2007. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa mayo-
ritas masyarakat sekitar Danau Singkarak beragama Islam, hanya sebagian kecil
dari masyarakat yang beragama Kristen Protestan dan Katolik. Agama Islam me-
rupakan agama mayoritas masyarakat Minangkabau, dalam kehidupan sehari-
harinya masyarakat memegang teguh semboyan adat Minagkabau yang berbu-
nyi Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah yang artinya setiap perbu-
atan dan tindak tanduk masyarakat didasarkan atas agama Islam yang berpedo-
man pada kitab Al-Quran dan sunnah.

Tabel 9. Agama yang dianut masyarakat sekitar Danau Singkarak tahun 2007
Agama
Kecamatan
Islam Protestan Katolik Hindu Budha
X Koto Singkarak * 32 114 1 2 0 0
Junjuang Siriah * 14 852 0 0 0 0
Batipuah Selatan** 11 180 0 0 0 0
Rambatan ** 34 086 0 0 0 0
Keterangan
*Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Solok (2008)
** Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Datar (2008)

4.6.4. Kelompok umur


Kelompok umur masyarakat Danau Singkarak yang berada di wilayah Ka-
bupaten Tanah Datar tahun 2007 disajikan pada Tabel 10. Untuk Kabupaten So-
lok, khususnya kecamatan X Koto Singkarak dan Junjuang Siriah tidak terdapat
data resmi tentang kelompok umur. Tabel 10 menunjukkan data kelompok umur
masyarakat Kecamatan Batipuah Selatan dan Kecamatan Rambatan, Kabupaten
Tanah Datar. Berdasarkan data tersebut 64.21% penduduk Kabupaten Tanah Da-
tar yang berada di sekitar Danau Singkarak berumur antara 15 64 tahun dan
tergolong pada usia yang produktif, diharapkan berpotensi untuk dimanfaatkan
42

baik ilmu, tenaga dan pikirannya untuk mengembangkan kawasan wisata Danau
Singkarak, sedangkan 34.79% lainnya berada pada usia non produktif (0-14 ta-
hun dan > 64 tahun).

Tabel 10. Kelompok umur masyarakat Danau Singkarak (wilayah


Kabupaten Tanah Datar)
No Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah %
1 0-4 2 141 2 199 4 340 9.70
2 5-9 2 099 2 154 4 253 9.51
3 10-14 2 085 2 153 4 238 9.47
4 15-19 2 069 2 117 4 186 9.36
5 20-24 1 891 2 016 3 907 8.73
6 25-29 1 698 1 840 3 538 7.91
7 30-34 1 509 1 679 3 188 7.13
8 35-39 1 376 1 589 2 965 6.63
9 40-44 1 278 1 484 2 762 6.17
10 45-49 1 147 1 334 2 481 5.55
11 50-54 1 009 1 203 2 212 4.94
12 55-59 882 1 133 2 015 4.50
13 60-64 696 778 1 474 3.29
14 >65 1 421 1 760 3 181 7.11
Jumlah 21 301 23 439 44 740 100
Rasio jenis kelamin 0.91
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Datar (2007)

4.6.5. Jumlah kunjungan wisata


Jumlah kunjungan wisatawan ke Danau Singkarak disajikan pada Tabel 11
dan Tabel 12, sedangkan histogramnya masing-masing disajikan pada Gambar 3
dan Gambar 4.

Tabel 11. Jumlah kunjungan wisatawan ke Danau Singkarak


(Kabupaten Tanah Datar)
Jumlah wisatawan
Tahun
(Orang)
2002 8682
2003 10165
2004 11879
2005 9482
2006 10204
Sumber: Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Tanah Datar (2007)
43

Gambar 3. Jumlah kunjungan wisatawan ke Danau Singkarak (Kabupaten


Tanah Datar)

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan


ke Danau Singkarak wilayah Tanah Datar meningkat dari tahun 2002 hingga
2004, kemudian menurun di tahun 2005 dan kembali meningkat pada tahun
2006. Tahun 2004 merupakan kunjungan paling tinggi diantara tahun lainnya ya-
itu sebanyak 11 879 orang telah berkunjung ke Danau Singkarak, dan tahun 2002
merupakan tahun kunjungan terendah, yaitu sebesar 8 682 orang. Fluktuasi jum-
lah kunjungan wisatawan bisa disebabkan oleh faktor ekonomi yang tidak stabil
sehingga wisatawan memilih tidak melakukan kegiatan wisata, faktor lainnya bi-
sa juga disebabkan wisatawan lebih memilih daerah tujuan wisata lain.
Tabel 12 dan Gambar 4 menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan ke Da-
nau Singkarak wilayah Kabupaten Solok pada tahun 2008 dengan total 55 284 o-
rang. Kunjungan paling tinggi adalah pada bulan Oktober sebanyak 22 085 orang
karena bertepatan dengan liburan Hari Raya Idul Fitri (puncak kunjungan wisa-
tawan ke Danau Singkarak setiap tahunnya), dan kunjungan terendah pada bu-
lan Maret 2 667 orang.

4.6.6. Karakteristik masyarakat sekitar


Masyarakat yang diwawancarai adalah masyarakat yang tinggal di kawas-
an wisata Danau Singkarak. Kehidupan masyarakat sekitar dapat mempenga-
ruhi dan dipengaruhi oleh keberadaan kawasan wisata Danau Singkarak. Jumlah
masyarakat yang menjadi responden untuk diwawancarai adalah sebanyak 30
orang dengan cakupan karakteristik pertanyaan sebagai berikut:
1. Data pribadi masyarakat sekitar yang terdiri dari umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.
44

2. Persepsi mengenai kegiatan wisata yang terdapat di Danau Singkarak.


3. Manfaat dan pengaruh wisata bagi masyarakat sekitar.
4. Aktifitas yang dilakukan masyarakat di kawasan wisata Danau Singka-
rak.
5. Tingkat kepedulian masyarakat terhadap kelestarian sumberdaya dan
lingkungan Danau Singkarak.
6. Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai ekowisata

Tabel 12. Jumlah kunjungan wisatawan ke Danau Singkarak


(Kabupaten Solok)
Bulan Jumlah pengunjung (orang)
Januari 2939
Februari 2857
Maret 2667
April 2774
Mei 2933
Juni 3060
Juli 3073
Agustus 3115
September 3260
Oktober 22 085
November 3137
Desember 3384
Total 55 284
Sumber : Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Solok 2008

Gambar 4. Jumlah kunjungan wisatawan ke Danau Singkarak tahun 2008


(Kabupaten Solok)

Keberadaan masyarakat sekitar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan


pengelolaan kawasan wisata Danau Singkarak, oleh karena itu masyarakat harus
45

dilibatkan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam aktifitas yang
berhubungan dengan kegiatan wisata. Hal ini diperlukan untuk memperkecil ke-
senjangan dan permasalahan yang terjadi antara masyarakat dengan pihak
pengelola serta agar masyarakat dapat berperan dalam menjaga kelestarian Da-
nau Singkarak.

4.6.6.1. Data pribadi masyarakat sekitar


a. Rasio jenis kelamin masyarakat
Responden masyarakat yang terdiri dari 30 orang, 53% merupakan perem-
puan sedangkan 46% adalah laki-laki. Responden perempuan lebih mendomina-
si dibandingkan responden laki-laki, hal ini dapat disebabkan pada saat peneliti-
an berlangsung masyarakat sekitar yang lebih banyak ditemui, lebih mudah ber-
komunikasi, dan lebih mudah berinteraksi adalah perempuan (Gambar 5).

Gambar 5. Komposisi jenis kelamin masyarakat di sekitar kawasan wisata


Danau Singkarak (n = 30 responden)

b. Umur
Berdasarkan hasil wawancara dengan 30 responden masyarakat sekitar ka-
wasan wisata Danau Singkarak, 30% diantaranya berumur 40-49 tahun, 23% ber-
umur 30-39 tahun, 17% berumur 50-59 tahun, 13% berumur 20-29 tahun, 10% ku-
rang dari 20 tahun, dan 7% berumur 60-69 tahun (Gambar 6). Hal ini menunjuk-
kan bahwa sebagian besar responden masyarakat tergolong dalam usia produktif
yakni 15-64 tahun.

c. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang per-
nah diikuti sesuai ijazah terakhir. Dari 30 orang responden yang diwawancarai,
46

lulusan SMA memiliki persentase terbesar (73%). Lulusan SD, SMP serta S1 me-
miliki persentase yang sama masing-masing 8%, dan lulusan D3 sebanyak 3%
(Gambar 7). Tingkat pendidikan responden masyarakat sekitar kawasan wisata
Danau Singkarak bisa dikategorikan sedang karena sebagian besar sudah menge-
cap pendidikan sampai tingkat SMA bahkan beberapa responden sudah berhasil
menempuh perguruan tinggi setingkat D3 dan S1. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat sudah menyadari pentingnya pendidikan dalam kehidupan. Pendi-
dikan merupakan faktor penting untuk membentuk pemahaman dan pengetahu-
an masyarakat di dalam membangun dan mengembangkan kawasan wisata Da-
nau Singkarak.

Gambar 6. Kelompok umur masyarakat kawasan wisata Danau Singkarak


(n = 30 responden)

Gambar 7. Tingkat pendidikan masyarakat kawasan wisata Danau Singkarak


(n = 30 responden)

d. Pekerjaan
Karakteristik pekerjaan masyarakat sekitar kawasan wisata Danau Singka-
rak berdasarkan wawancara dengan 30 orang responden masyarakat, 20% dian-
taranya merupakan ibu rumah tangga, 17% bekerja sebagai pedagang, 13% be-
kerja sebagai nelayan, 13% merupakan perangkat nagari, bekerja sebagai supir
47

7% dan pelajar 6% (Gambar 8). Keberadaan Danau Singkarak dapat menjadi la-
han mata pencarian masyarakat sekitar, sehingga dapat meningkatkan pendapat-
an yang selanjutnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Contohnya
nelayan menangkap sumberdaya ikan yang terdapat di danau tersebut, masyara-
kat sekitar menggunakan kemampuan memasaknya untuk menjual aneka hi-
dangan ikan bilih dan makanan lainnya di warung dan restoran di sepanjang Da-
nau Singkarak, sehingga dapat membantu perekonomian keluarga mereka.

Gambar 8. Pekerjaan masyarakat kawasan wisata Danau Singkarak


(n = 30 responden)

e. Pendapatan
Pekerjaan yang dimiliki masyarakat sekitar berhubungan dengan tingkat
pendidikan yang diperoleh. Umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan, pe-
kerjaan yang diperoleh bisa menghasilkan penghasilan yang lebih tinggi pula.
Pendapatan per bulan yang diperoleh masyarakat yang menjadi responden ma-
sih tergolong rendah, karena 43% diantaranya berpenghasilan kurang dari Rp
500 000.00. Sebesar 37% responden masyarakat berpenghasilan Rp 500 000.00
Rp 1 000 000.00, 10% responden diantaranya berpenghasilan Rp 1 000 000.00 Rp
2 000 000.00, serta responden yang tidak memiliki penghasilan sebesar 7%, dan
hanya 3% responden yang berpenghasilan lebih dari Rp 2 000 000.00 (Gambar 9).
Berdasarkan hasil wawancara, umumnya masyarakat yang bekerja sebagai ibu
rumah tangga, pedagang, supir dan nelayan memperoleh pendapatan per bulan-
nya kurang dari Rp 500 000.00, sedangkan masyarakat yang tidak memiliki peng-
hasilan merupakan masyarakat yang masih dalam status sebagai pelajar.
48

Gambar 9. Tingkat pendapatan per bulan masyarakat kawasan wisata Danau


Singkarak (n = 30 responden)

4.6.6.2. Persepsi masyarakat terhadap kawasan wisata Danau Singkarak


Bentuk pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap kawasan wisata
Danau Singkarak disajikan pada Gambar 10 dan Gambar 11. Dari 30 responden
yang diwawancarai, 100% responden menyatakan perasaan senang terhadap
adanya kawasan wisata Danau Singkarak. Ini terlihat dari jawaban pertanyaan
apabila tanah milik mereka digunakan untuk membangun fasilitas wisata seperti
hotel atau restoran, 63% responden masyarakat Danau Singkarak menyatakan
bersedia jauh lebih besar dibanding 37% lainnya yang tidak bersedia.

a. Persepsi masyarakat terhadap b. Persepsi masyarakat apabila


keberadaan Danau Singkarak tanah mereka dibangun fasilitas
(n = 30 responden) wisata (n = 30 responden)

c. Persepsi masyarakat terhadap d. Persepsi masyarakat terhadap dampak


manfaat wisata Danau Singkarak negatif kegiatan wisata Danau
(n = 30 responden) Singkarak (n = 30 responden)

Gambar 10. Pengetahuan dan persepsi masyarakat sekitar terhadap kawasan


wisata Danau Singkarak (a,b,c dan d)
49

Keberadaan kawasan wisata Danau Singkarak dapat memberikan manfaat


kepada masyarakat sekitar diantaranya dapat membuka lapangan kerja atau ke-
sempatan berusaha yang dinyatakan oleh 86% responden, 7% responden menya-
takan keberadaan Danau Singkarak dapat memberikan kesempatan berinteraksi
dengan wisatawan sehingga dapat menambah teman dan jaringan, akan tetapi
7% responden lainnya menyatakan tidak ada manfaat yang mereka peroleh dari
kegiatan wisata di Danau Singkarak.
Kegiatan wisata di Danau Singkarak ternyata memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar. Beberapa dampak ne-
gatif yang timbul menurut 30 responden masyarakat sekitar yang diwawancarai
adalah kotornya kawasan wisata yang dinyatakan oleh 33% responden, terpe-
ngaruhnya kehidupan masyarakat oleh perilaku wisatawan sebesar 30% respon-
den contohnya perilaku berpakaian dan berbicara, tetapi sebaliknya 37% respon-
den masyarakat sekitar tidak mengkhawatirkan dampak yang ditimbulkan aki-
bat aktifitas wisatawan.
Dukungan masyarakat sekitar yang telah diwawancarai terhadap kebera-
daan kawasan wisata Danau Singkarak sangat besar terbukti dengan bersedia-
nya masyarakat apabila tanah mereka dibangun fasilitas wisata dan hubungan
baik yang tercipta antara masyarakat dan wisatawan. Dukungan besar ini dapat
membantu pengelola Danau Singkarak dalam pengembangan kawasan wisata
Danau Singkarak yang berkelanjutan.
Gambar 11 menjelaskan persepsi responden masyarakat mengenai kebera-
daan ikan bilih di Danau Singkarak serta bantuan pihak pengelola terhadap ma-
syarakat. Selama ini keberadaan ikan bilih dapat meningkatkan ekonomi ma-
syarakat yang dinyatakan oleh seluruh responden (100%). Salah satu cara untuk
meningkatkan ekonomi masyarakat melalui sumberdaya ikan bilih adalah men-
jadikan ikan bilih sebagai objek wisata, hal ini disetujui oleh 97% responden, con-
toh bentuk wisata ikan bilih yang dapat dikembangkan adalah wisata kuliner.
Hanya 3% responden lainnya menyatakan bahwa ikan bilih tidak bisa dijadikan
objek wisata.
Pengelolaan Danau Singkarak masih belum optimal khususnya kerjasama
dan bantuan pengelola serta instansi terkait kepada masyarakat sekitar, hal ini
dinyatakan oleh 47% responden, akan tetapi 33% responden menyatakan izin un-
50

tuk berusaha cukup mudah diberikan oleh pihak pengelola atau pemerintah se-
tempat sehingga dapat membuka berbagai lapangan pekerjaan, 20% responden
lainnya pernah memperoleh bantuan pengelola berupa pukat/jaring yang digu-
nakan untuk menangkap ikan di Danau Singkarak. Berdasarkan keterangan ter-
sebut terlihat kurang meratanya bantuan dan kerjasama pihak pengelola atau
instansi terkait dengan masyarakat, padahal kerjasama pengelola dan instansi
terkait dengan masyarakat sangat dibutuhkan dalam pengembangan wisata Da-
nau Singkarak yang berkelanjutan, agar tidak terjadi konflik dikemudian hari.

a. Persepsi masyarakat mengenai ke- b. Persepsi masyarakat apabila ikan bilih


beradaan ikan bilih dapat mening- dijadikan objek wisata (n = 30 respon-
katkan ekonomi masyarakat (n = 30 den)
responden)

c. Persepsi masyarakat mengenai ban-


tuan pengelola kepada masyarakat
(n = 30 responden)

Gambar 11. Persepsi masyarakat sekitar mengenai keberadaan ikan bilih (a,b
dan c)

4.6.6.3. Aktifitas masyarakat di kawasan wisata Danau Singkarak


Berbagai aktifitas dapat dilakukan masyarakat di kawasan Danau Singka-
rak. Menurut 30 responden yang diwawancarai bentuk aktifitas yang mereka la-
kukan di Danau Singkarak diantaranya adalah: melakukan kegiatan berdagang
(40%), melakukan kegiatan menangkap ikan (40%), melakukan kegiatan sehari-
51

hari mencuci (7%), berolahraga (7%) dan melakukan kegiatan pertanian (6%)
(Gambar 12).
Menurut 100% responden, selama wisatawan beraktifitas di kawasan Da-
nau Singkarak tidak ada gangguan sama sekali terhadap kenyamanan masyara-
kat sekitar (Gambar 12). Hubungan baik antara masyarakat dengan wisatawan
dapat juga berpengaruh terhadap kenyamanan wisatawan dalam melakukan ke-
giatan wisata di Danau Singkarak.

a. Aktivitas masyarakat di ka- b. Aktivitas wisata yang meng-


wasan Danau Singkarak (n = ganggu kenyamanan masya-
30 responden) rakat (n = 30 responden)

Gambar 12. Aktifitas masyarakat di kawasan wisata Danau Singkarak (a dan b)

4.6.6.4. Kepedulian masyarakat dalam menjaga kelestarian Danau Singkarak


Kepedulian dan keterlibatan masyarakat terhadap kelestarian lingkungan
danau dapat dilihat pada Gambar 13. Berdasarkan contoh yang diambil dari 30
orang responden masyarakat sekitar, 100% responden menyatakan peduli de-
ngan kelestarian lingkungan danau. Hal ini terbukti karena sebesar 70% respon-
den menyatakan pernah ikut serta dalam menjaga kelestarian Danau Singkarak
misalnya bergotong royong dan tidak membuang sampah ke danau, sedangkan
30% lainnya menyatakan belum pernah.
Pengelolaan terhadap kawasan Danau Singkarak oleh pihak pengelola me-
nurut masyarakat khususnya responden masih belum memperhatikan kelestari-
an lingkungan danau, hal ini dinyatakan oleh 93% responden sedangkan 7% me-
nyatakan sudah. Kawasan Danau Singkarak saat ini memang dalam kondisi ku-
rang terawat, banyaknya sampah yang bertebaran di kawasan danau serta ba-
ngunan perumahan di sepanjang tepian danau dapat mengancam kelestarian da-
52

nau. Menurut 67% responden masyarakat, tindakan protes kepada pengelola a-


dalah tindakan yang paling tepat dilakukan apabila ada kegiatan pengelolaan
kawasan wisata Danau Singkarak seperti membangun sarana dan prasarana
yang dapat mengganggu kelestarian alam danau, sedangkan 20% responden me-
nyatakan cukup dipercayakan kepada pengelola, atau bertindak diam saja yang
dinyatakan oleh 13% responden.

7%

b. Kepedulian masyarakat terhadap c. Keikutsertaan masyarakat dalam


kelestarian Danau Singkarak (n = menjaga kelestarian lingkungan da-
30 responden) nau (n = 30 responden)

7%

a. Pendapat masyarakat mengenai d. Tindakan masyarakat terhadap pe-


pengelolaan danau yang sudah ngelolaan yang tidak menjaga keles-
menjaga kelestariannya (n = 30 tarian (n = 30 responden)
responden)

e. Perlunya pembatasan jumlah pe- f. Pendapat masyarakat mengenai ke-


nangkapan ikan bilih (n = 30 res- beradaan PLTA mengganggu kelesta-
ponden) rian danau (n = 30 responden)

Gambar 13. Kepedulian masyarakat terhadap kelestarian Danau Singkarak


beserta sumberdayanya (a,b,c,d,e dan f)

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber saat ini popu-
lasi ikan bilih mengalami penurunan, untuk itu perlu adanya pembatasan pe-
53

nangkapan ikan bilih untuk menjaga kelestariannya yang disetujui oleh 47% res-
ponden, sedangkan 53% responden menyatakan tidak setuju karena akan berpe-
ngaruh terhadap pendapatan nelayan. Untuk keberadaan PLTA di Danau Sing-
karak menurut berbagai informasi ternyata adanya fenomena penyusutan per-
mukaan air danau (Frida et al. 2005) yang dapat mengganggu kelestarian sum-
berdaya danau yang disetujui 43% responden, akan tetapi 57% responden me-
nyatakan tidak terganggunya kelestarian danau akibat adanya PLTA Singkarak,
karena dengan adanya PLTA dapat memberikan aliran listrik bagi masyarakat
serta dapat membantu perekonomian mereka.

4.6.7. Karakteristik wisatawan


Karakteristik wisatawan meliputi data pribadi seperti: jenis kelamin, umur,
asal, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan biaya wisata; motivasi ber-
wisata ke Danau Singkarak; persepsi mengenai kawasan wisata Danau Singka-
rak; tingkat kepedulian wisatawan terhadap kelestarian kawasan Danau Singka-
rak, serta pengetahuan wisatawan mengenai ekowisata. Jumlah wisatawan yang
menjadi responden untuk diwawancarai adalah sebanyak 30 orang.

4.6.7.1. Data pribadi


a. Jenis kelamin
Wisatawan Danau Singkarak yang menjadi responden untuk diwawanca-
rai adalah sebanyak 30 orang, yang terdiri dari 70% perempuan dan 30% laki-
laki. Wisatawan perempuan lebih banyak ditemui karena lebih tertarik untuk
berwisata ke Danau Singkarak khususnya untuk melepas lelah dan lebih banyak
waktu luang (Gambar 14).

Gambar 14. Rasio jenis kelamin wisatawan (n = 30 responden)


54

b. Umur
Berdasarkan hasil wawancara dengan 30 orang responden wisatawan, se-
banyak 33% diantaranya berumur dibawah 20 tahun, wisatawan yang berumur
20-29 tahun sebanyak 23%, berumur 30-39 tahun sebesar 23%, berumur 40-49 ta-
hun sebesar 10%, umur 50-59 tahun sebesar 7% dan 3% wisatawan berumur 60-
69 tahun (Gambar 15).

Gambar 15. Tingkatan umur wisatawan (n = 30 responden)

c. Asal wisatawan
Wisatawan yang diwawancarai sebanyak 30 orang, 40% diantaranya bera-
sal dari Solok, 23% wisatawan berasal dari Bukittinggi, 23% berasal dari daerah
Tanah Datar, wisatawan yang berasal dari Padang sebesar 7% dan wisatawan
yang berasal dari Pekan Baru sebesar 7%. Sebagian besar wisatawan yang datang
ke kawasan wisata Danau Singkarak merupakan wisatawan lokal, karena lokasi
tempat tinggalnya tidak jauh dari kawasan wisata Danau Singkarak (Gambar 16).

Gambar 16. Asal wisatawan (n = 30 responden)

d. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan wisatawan yang ditemui adalah lulusan SMA sebesar
34%, SMP sebesar 30% hal ini berhubungan dengan mayoritas wisatawan yang
55

berusia dibawah 20 tahun. Wisatawan yang telah lulus dari perguruan tinggi se-
besar 23% S1, 7% D3, 3% lulusan D1, dan 3% lulusan S2 (Gambar 17). Semakin
tinggi tingkat pendidikan wisatawan maka akan semakin tinggi pula pengetahu-
annya mengenai kelestarian lingkungan kawasan wisata Danau Singkarak, se-
hingga diharapkan wisatawan tidak membuang sampah sembarangan dan mela-
kukan tindakan yang meresahkan masyarakat.

Gambar 17. Tingkat pendidikan wisatawan (n = 30 responden)

e. Pekerjaan
Gambar 18 menunjukkan sebaran jenis pekerjaan 30 orang responden wisa-
tawan. Sebanyak 36% wisatawan bekerja sebagai pedagang, sebagai pelajar atau
mahasiswa sebesar 30%, 17% responden wisatawan bekerja sebagai PNS dan be-
kerja sebagai wiraswasta sebesar 17%.

Gambar 18. Jenis pekerjaan wisatawan (n = 30 responden)

f. Pendapatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan 30 orang wisatawan, diperoleh data
bahwa 20% responden belum memiliki penghasilan karena masih dalam status
pelajar dan mahasiswa. Wisatawan dengan penghasilan Rp 500 000.00 Rp
1 000 000.00 per bulannya adalah 34%. Penghasilan kurang dari Rp 500 000.00
56

adalah 23%, berpenghasilan Rp 1 000 000.00 Rp 2 000 000.00 sebesar 13% dan le-
bih dari Rp 2 000 000.00 sebesar 10% (Gambar 19).

Gambar 19. Pendapatan per bulan wisatawan (n = 30 responden)

g. Biaya yang Dikeluarkan


Biaya yang dikeluarkan wisatawan ketika berwisata ke kawasan Danau
Singkarak bervariasi (Gambar 20). Biaya yang dikeluarkan untuk berwisata dipe-
ngaruhi oleh asal wisatawan, aktifitas wisata, dan jenis kendaraan yang diguna-
kan. Mayoritas wisatawan yaitu sebesar 77% mengeluarkan biaya kurang dari
Rp 50 000.00 ketika berwisata ke Danau Singkarak. Hal ini disebabkan wisata-
wan hanya mengeluarkan biaya untuk transportasi dan membeli makanan. Seba-
nyak 13% responden mengeluarkan biaya untuk berwisata sebesar Rp 50 000.00 -
Rp 100 000.00, dan biasanya merupakan wisatawan yang datang bersama keluar-
ga dan kendaraan sewaan. Wisatawan yang mengeluarkan biaya Rp 100 000.00
Rp 200 000.00 sebesar 3% dan wisatawan dengan biaya wisata lebih dari Rp
200 000.00 adalah sebesar 7%. Pada umumnya wisatawan yang berwisata ke Da-
nau Singkarak mengeluarkan biaya lebih dari Rp 200 000.00 berasal dari luar da-
erah Sumatera Barat.

Gambar 20. Biaya yang dikeluarkan wisatawan untuk berwisata ke Danau


Singkarak (n = 30 responden)
57

4.6.7.2. Motivasi wisatawan


Motivasi wisatawan pada saat berwisata ke Danau Singkarak ditunjukkan
oleh Gambar 21. Mayoritas responden wisatawan memperoleh informasi menge-
nai adanya kawasan wisata Danau Singkarak berasal dari teman yang dinyata-
kan oleh 63% responden, 27% responden memperoleh informasi dari orang tua
mereka sendiri, serta 10% berasal dari radio/televisi, dan ternyata tidak ada wi-
satawan yang memperoleh informasi dari brosur/leaflet. Hal ini disebabkan be-
lum adanya promosi dari pemerintah maupun pengelola, berupa brosur/leaflet
yang sampai ke masyarakat.

7%

a. Sumber informasi yang diperoleh d. Intensitas berkunjung wisatawan ke


wisatawan mengenai Danau Singka- Danau Singkarak (n = 30 responden)
rak (n = 30 responden)

b. Dorongan wisatawan mengunjungi c. Tujuan wisatawan mengunjungi Danau


kawasan Danau Singkarak (n = 30 Singkarak (n = 30 responden)
responden)

Gambar 21. Motivasi wisatawan (a,b,c dan d)

Berdasarkan hasil wawancara dengan wisatawan, 93% diantaranya sudah


pernah berkunjung ke Danau Singkarak, sedangkan 7% lainnya menyatakan
baru pertama kalinya berkunjung ke Danau Singkarak. Motivasi wisatawan un-
tuk datang ke Danau Singkarak bervariasi, 67% diantaranya menyatakan kein-
58

dahan pemandangan alam Danau Singkarak merupakan dorongan untuk berwi-


sata, 17% menyatakan mudah dijangkaunya kawasan wisata Danau Sing-karak.
Motivasi lainnya adalah karena diajak teman yang dinyatakan oleh 13% wisata-
wan, dan 3% wisatawan lainnya memberikan alasan karena belum pernah me-
ngunjungi kawasan wisata Danau Singkarak menjadi motivasi mereka untuk
berwisata ke danau tersebut.
Wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata Danau Singkarak memiliki
tujuan wisata masing-masing. Wisatawan yang bertujuan untuk menikmati kein-
dahan alam danau memiliki persentase paling besar yakni sebesar 50% respon-
den, wisatawan dengan tujuan untuk menghilangkan stres dari aktifitas-aktifitas
yang menjenuhkan sebesar 34% responden, bertujuan untuk mengisi waktu lu-
ang sebesar 13% responden, dan 3% responden wisatawan menyatakan untuk
menikmati aktifitas wisata yang ditawarkan menjadi tujuan mereka berwisata ke
Danau Singkarak.

4.6.7.3. Persepsi wisatawan mengenai kawasan wisata Danau Singkarak


Persepsi wisatawan mengenai kawasan wisata Danau Singkarak ditunjuk-
kan oleh Gambar 22 dan Gambar 23. Berdasarkan Gambar 22 dapat dilihat bah-
wa sebesar 67% wisatawan menyatakan puas saat berwisata ke kawasan Danau
Singkarak karena ketenangan yang diperoleh ketika menikmati keindahan pe-
mandangan alam Danau Singkarak, sedangkan 33% wisatawan menyatakan ti-
dak puas karena kebersihan lingkungan yang kurang dan fasilitas wisata yang
sangat minimal. Hambatan yang dirasakan wisatawan ketika mengunjungi ka-
wasan wisata Danau Singkarak diantaranya tidak ada waktu luang yang dinya-
takan oleh 56% responden wisatawan, biasanya kawasan wisata ramai dikun-
jungi oleh wisatawan pada saat liburan sekolah dan pada saat hari raya Idul Fi-
tri. Hambatan lainnya adalah tidak ada teman yang menemani yang dinyatakan
oleh 27% wisatawan, serta 17% responden menyatakan lalu lintas dari kawasan
tempat tinggal mereka yang sering macet menyebabkan hambatan ketika me-
ngunjungi kawasan wisata Danau Singkarak.
Danau singkarak selain memiliki pemandangan alam yang indah juga me-
miliki ciri khas yakni adanya ikan bilih. Keberadaan ikan endemik ikan bilih ter-
59

nyata telah diketahui oleh sebagian besar wisatawan terlihat dari 90% wisatawan
sudah mengetahuinya, sedangkan 10% wisatawan lainnya belum mengetahui.
Menurut 90% responden, wisatawan ikan bilih bisa menjadi salah satu objek wi-
sata di Danau Singkarak karena sifat endemiknya, sedangkan 3% menyatakan
tidak bisa dan 7% wisatawan lainnya menyatakan tidak tahu.

a. Kepuasan wisatawan terhadap b. Hambatan ketika berwisata ke Danau


wisata Danau Singkarak (n = 30 Singkarak (n = 30 responden)
responden)

c. Pengetahuan wisatawan mengenai d. Persepsi wisatawan apabila ikan


keberadaan ikan endemik ikan bilih bilih dijadikan objek wisata (n = 30
(n = 30 responden) responden)

Gambar 22. Persepsi wisatawan (a,b,c dan d)

Persepsi wisatawan mengenai sarana dan prasarana, fasilitas wisata serta


keadaan lingkungan kawasan wisata Danau Singkarak dapat dilihat pada Gam-
bar 23. Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa wisatawan menya-
takan masih banyaknya kekurangan yang terdapat di kawasan wisata Danau
Singkarak seperti: pelayanan pengelola, keamanan, kebersihan lingkungan, per-
aturan kawasan, tata ruang fasilitas wisata, tempat sampah, toilet, tempat iba-
dah, taman duduk, dan fasilitas wisata perahu. Akan tetapi ak-sesibilitas, kenya-
manan, keaslian, keindahan, dan air bersih dinyatakan oleh wisatawan dalam ke-
adaan baik.
60

Gambar 23. Persepsi wisatawan terhadap fasilitas dan lingkungan di kawasan


wisata Danau Singkarak

Letak kawasan wisata Danau Singkarak yang strategis berada di jalan Lin-
tas Sumatera menyebabkan aksesibilitas mudah, jalanan menuju lokasi juga ter-
golong baik, apalagi pada saat event Tour de Singkarak banyak ruas jalan yang di-
perbaiki. Keindahan dan keaslian pemandangan alam Danau Singkarak merupa-
kan daya tarik terbesar bagi wisatawan ketika berwisata. Sayangnya, keindahan
alam wisata Danau Singkarak belum didukung oleh lingkungan dan fasilitas wi-
sata yang mencukupi. Banyaknya sampah yang bertebaran di sekitar kawasan
wisata mengurangi kebersihan lingkungan Danau Singkarak. Peraturan yang ter-
dapat di kawasan danau terutama untuk wisatawan masih kurang misalnya ti-
dak adanya wilayah perbatasan untuk berenang, padahal Danau Singkarak ter-
golong danau yang dalam.
Tata ruang untuk fasilitas wisata yang terdapat di kawasan wisata danau
masih semrawut, terlihat banyaknya sampah karena kurangnya tempat sampah,
bangunan rumah warung yang dibangun di sepanjang danau juga mengurangi
keindahan danau. Fasilitas lainnya seperti toilet, tempat ibadah, taman duduk,
fasilitas wisata perahu juga dirasakan kurang oleh wisatawan, sehingga ada keti-
daknyamanan wisatawan ketika berwisata ke danau Singkarak. Instansi terkait
61

dan pengelola kawasan danau harus memperhatikan keamanan dan kenyaman-


an untuk berwisata bagi pengunjung agar pengunjung Danau Singkarak menjadi
semakin banyak.

4.6.7.4. Aktifitas wisatawan


Berdasarkan hasil wawancara dengan 30 orang responden wisatawan di
kawasan wisata Danau Singkarak, sebesar 50% wisatawan datang berwisata se-
cara berkelompok yakni sebanyak 5-15 orang, 34% lainnya datang dengan kelu-
arga, 13% wisatawan datang berdua, dan 3% datang sendiri. Jenis kendaraan
yang digunakan wisatawan ketika mengunjungi kawasan wisata Danau Singka-
rak adalah kendaraan pribadi (motor atau mobil) yang digunakan 53% respon-
den, kendaraan umum digunakan 24% wisatawan, 13% menggunakan kendara-
an sewa, dan 10% lainnya dengan cara jalan kaki. Perlengkapan yang dibawa wi-
satawan ketika berwisata ke kawasan wisata Danau Singkarak adalah handphone
yang dibawa oleh 84% responden wisatawan dan digunakan untuk berfoto dan
video, 13% wisatawan membawa perlengkapan berupa kamera, serta 3% wisata-
wan lainnya membawa handycam (Gambar 24).
Kegiatan yang dilakukan wisatawan ketika berkunjung ke kawasan Danau
Singkarak adalah untuk menikmati keindahan alam dengan cara duduk-duduk
santai di sekitar Danau Singkarak yang dilakukan oleh 73% responden wisata-
wan, 20% wisatawan melakukan kegiatan piknik seperti berperahu wisata, sebe-
sar 4% wisatawan melakukan aktifitas mamancing, 3% melakukan kegiatan wi-
sata kuliner dengan cara menikmati hidangan ikan bilih, serta 3% wisatawan me-
lakukan kegiatan fotografi. Beberapa aktifitas wisatawan ketika berwisata di Da-
nau Singkarak disajikan pada Lampiran 11. Ketika berwisata ke Danau Singka-
rak, 40% wisatawan lebih memilih tempat makan di warung tenda, sebesar 33%
lebih memilih restoran, sedangkan 27% lainnya lebih memilih membawa makan-
an dari rumah dengan alasan penghematan.
Ikan bilih merupakan salah satu daya tarik yang besar di Danau Singkarak.
Banyak penduduk sekitar Danau Singkarak yang menjual ikan bilih baik dalam
bentuk mentah ataupun yang sudah diolah menjadi makanan (Lampiran 12). Hi-
dangan-hidangan ikan bilih berupa pepes, gulai, dan goreng yang terdapat di ka-
62

wasan wisata Danau Singkarak diakui oleh 70% (Gambar 25) wisatawan yang
pernah mencicipinya menyatakan memiliki cita rasa yang lezat, 27% wisatawan
menyatakan cukup lezat, dan 3% wisatawan menyatakan tidak tahu karena be-
lum pernah mencicipinya. Setelah berwisata ke Danau Singkarak, 77% wisata-
wan tidak membawa oleh-oleh ikan bilih karena harga yang ditawarkan cukup
mahal, harga ikan dalam bentuk kering berkisar antara Rp 60 000.00 Rp
100 000.00 per kilogram. Sedangkan 23% wisatawan membeli oleh-oleh ikan bilih
setelah berwisata ke Danau Singkarak.

10 %
10 %

a. Kecenderungan kelompok wisata- b. Kendaraan yang digunakan (n =


wan (n = 30 responden) 30 responden)

c. Aktivitas wisatawan di kawasan d. Perlengkapan yang dibawa wi-


wisata (n = 30 responden) satawan (n = 30 responden)

f. Aktivitas yang perlu penam-


e. Pilihan tempat makan bagi wisa- bahan/perbaikan (n = 30 res-
tawan (n = 30 responden) ponden)

Gambar 24. Kecenderungan kelompok wisatawan, kendaraan yang diguna-


kan, aktifitas wisatawan, pilihan tempat makan, dan aktifitas yang
perlu perbaikan di kawasan wisata Danau Singkarak (a,b,c,d,e dan
f)
63

b. Pendapat wisatawan mengenai a. Pilihan wisatawan untuk mem-


hidangan ikan bilih di kawasan bawa oleh-oleh berupa ikan bi-
wisata (n = 30 responden) lih (n = 30 responden)

Gambar 25. Aktifitas wisatawan berhubungan dengan ikan bilih (a dan b)

4.6.7.5. Kepedulian wisatawan terhadap kelestarian kawasan wisata Danau


Singkarak
Kelestarian kawasan wisata Danau Singkarak tergolong kurang baik menu-
rut 70% wisatawan yang menjadi responden, 23% wisatawan menyatakan tergo-
long baik, dan 3% menyatakan dalam keadaan buruk. Kurang baiknya kelestari-
an Danau Singkarak salah satu penyebabnya adalah sampah yang berasal dari
masyarakat dan wisatawan. Berdasarkan hasil wawancara dengan wisatawan,
30% diantaranya membuang sampah di sekitar danau karena alasan kurangnya
tempat sampah yang disediakan, dan 70% lainnya menyatakan membuang sam-
pah di tempat sampah (Gambar 26).

a. Pendapat wisatawan mengenai ke- b. Tempat membuang sampah selama


lestarian lingkungan di kawasan kegiatan wisata (n = 30 responden)
wisata (n = 30 responden)

d. Pendapat wisatawan perlunya c. Pendapat wisatawan terganggunya


pembatasan penangkapan ikan kelestarian danau akibat PLTA (n
bilih (n = 30 responden) = 30 responden)
Gambar 26. Kepedulian dan pendapat wisatawan terhadap kelestarian Danau
Singkarak (a,b,c dan d)
64

Kelestarian sumberdaya Danau Singkarak juga harus dijaga, salah satunya


adalah ikan bilih. Untuk menjaga kelestarian ikan bilih perlu dilakukannya pem-
batasan penangkapan ikan bilih yang disetujui oleh 97% wisatawan, hanya 3%
lainnya menyatakan tidak perlu karena akan mengurangi penghasilan nelayan.
Akhir-akhir ini keberadaan PLTA di Danau Singkarak juga menjadi masalah,
yakni terganggunya kelestarian sumberdaya air dan sumberdaya ikan danau
yang disetujui oleh 23% responden wisatawan, akan tetapi 77% wisatawan me-
nyatakan kelestarian danau tidak terganggu dengan keberadaan PLTA.

4.6.7.6. Pengetahuan masyarakat dan wisatawan mengenai ekowisata


Ekowisata merupakan wisata yang berorientasi lingkungan untuk menjem-
batani kepentingan perlindungan sumberdaya alam/lingkungan dan industri ke-
pariwisataan (META 2002 in Yulianda 2007). Istilah ekowisata masih jarang dan
belum banyak diketahui masyarakat awam, hal ini terbukti dari 30 orang respon-
den hanya 37% saja yang sudah pernah mendengar istilah ekowisata, sedangkan
63% lainnya belum pernah mendengar istilah ekowisata. Begitu juga dengan res-
ponden wisatawan, hanya 30% saja yang pernah mendengar istilah ekowisata,
sedangkan 70% lainnya belum pernah mendengar istilah tersebut. Hal ini bisa di-
pengaruhi latar belakang pendidikan dan wawasan responden masyarakat dan
responden wisatawan. Pengembangan kegiatan wisata dengan konsep ekowisata
di Danau Singkarak sangat mungkin dilakukan, tentunya dengan dukungan pe-
merintah, pengelola, instansi terkait serta masyarakat. Sebelum dikembangkan
konsep ekowisata di Danau Singkarak, sebaiknya masyarakat diberi wawasan
mengenai konsepnya, keuntungan dan kerugiannya, kemudian apabila konsep
itu telah disepakati dan dilaksanakan, tindakan selanjutnya mempromosikan ke-
pada wisatawan adanya kawasan wisata danau dengan konsep ekowisata, se-
hingga diharapkan wisatawan yang be-lum paham dengan istilah tersebut
menjadi mengerti dan tertarik untuk datang ke Danau Singkarak (Gambar 27).

4.7. Potensi Wisata Danau Singkarak


Berbagai potensi wisata yang sudah ada di kawasan wisata Danau Singka-
rak adalah (Lampiran 13):
65

a. Pengetahuan masyarakat mengenai b. Pengetahuan wisatawan mengenai


ekowisata (n = 30 responden) ekowisata (n = 30 responden)

Gambar 27. Pengetahuan masyarakat dan wisatawan terhadap ekowisata


(a dan b)

4.7.1. Pemandangan alam perbukitan


Danau Singkarak dikelilingi oleh perbukitan yang dikenal dengan Bukit
Barisan. Perbukitan ini ditumbuhi oleh beraneka ragam pepohonan, seperti kela-
pa, pinus, mahoni, surian dan sebagainya. Hijaunya perbukitan dapat menyejuk-
kan mata dan dapat memberikan perasaan tenang serta nyaman bagi yang me-
mandangnya. Selain itu, hamparan danau yang luas dapat dilihat keindahannya
dari atas bukit-bukit tersebut, untuk itu keberadaan flora fauna yang terdapat di
sekeliling bukit Danau Singkarak harus terjaga kelestariannya, agar keindahan
danau tetap terjaga.

4.7.2. Tanjung Mutiara


Tanjung Mutiara merupakan objek wisata Danau Singkarak yang terdapat
di wilayah Kabupaten Tanah Datar. Kegiatan wisata yang bisa dilakukan oleh
wisatawan di Tanjung Mutiara adalah berenang di pinggiran danau yang dang-
kal dan berperahu. Sebelum memasuki bulan Ramadhan Tanjung Mutiara ramai
dikunjungi karena adanya tradisi masyarakat Minangkabau yang dikenal de-
ngan balimau. Balimau merupakan acara pembersihan diri untuk menyambut
bulan suci dengan cara mandi.

4.7.3. Olah raga paralayang di Payorapuih


Perbukitan Danau Singkarak di wilayah Payorapuih memiliki karakteristik
angin timur sehingga cocok dikembangkan kegiatan olahraga paralayang. Olah
66

raga paralayang ini sedang dikembangkan oleh pihak pengelola kawasan wisata
Danau Singkarak.

4.7.4. Kereta wisata


Kereta wisata merupakan program wisata provinsi Sumatrera Barat. Jalur
kereta ini dimulai dari Padang sampai ke Kabupaten Sawahlunto. Dalam perja-
lanannya, kereta wisata tersebut melewati kawasan wisata Danau Singkarak. Se-
hingga penumpang kereta yang sedang berada di kereta tersebut dapat meman-
dang secara langsung keindahan Danau Singkarak.Tetapi kereta ini masih ber-
operasi setiap hari Minggu, dan jumlah penumpangnya belum terlalu banyak.

4.7.5. Festival Singkarak dan Danau Kembar


Festival Singkarak - Danau Kembar merupakan kegiatan wisata Kabupaten
Solok. Acara ini pertama kali diadakan pada 23-27 Agustus 2008. Tujuan diada-
kannya festival ini adalah untuk lebih mengenalkan seni, budaya, dan keindahan
alam di Kabupaten Solok kepada seluruh masyarakat di Indonesia dan masyara-
kat keturunan Minang yang berada di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussa-
lam sehingga dapat lebih mengenal dan pada akhirnya mencintai seni, budaya,
dan kekayaan alam Indonesia khususnya Sumatera Barat.
Festival ini berhasil mencetak rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) de-
ngan menggelar arak-arakan 74 jenis adat dan budaya khas dari 74 nagari di 14
Kecamatan yang ada di Kabupaten Solok. Festival ini direncanakan diadakan
dua tahun sekali. Festival Danau Singkarak dan Danau Kembar bisa menjadi a-
jang promosi pariwisata Danau Singkarak khususnya secara nasional bahkan
internasional melalui pemberitaan media cetak dan elektronik.

4.7.6. Tour de Singkarak


Tour de Singkarak merupakan perlombaan balap sepeda tingkat internasio-
nal yang diadakan di Sumatera Barat. Perlombaan ini melewati berbagai daerah
wisata di Sumatera Barat seperti Padang, Bukittinggi, Lembah Harau di Paya-
kumbuh dan tentunya Danau Singkarak. Perlombaan balap sepeda Tour de Sing-
67

karak baru pertama kali dilaksanakan di Sumatera Barat dan direncanakan men-
jadi acara tahunan. Tahun 2009 merupakan tahun pertama penyelenggaraannya
yang dimenangkan oleh pembalap asal negara Iran. Puncak acara dilaksanakan
di Danau Singkarak. Acara ini bertujuan untuk mempromosikan daerah wisata
yang terdapat di provinsi Sumatera Barat termasuk Danau Singkarak.

4.8. Instansi-Instansi Terkait dengan Kawasan Wisata Danau Singkarak


Instansi-instansi yang terkait secara langsung maupun tidak langsung
dengan pengelolaan danau Singkarak diuraikan di bawah ini.

4.8.1. Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Tanah Datar


Peran Dinas Pariwisata di kawasan wisata Danau Singkarak adalah sebagai
promotor atau yang melakukan promosi-promosi ke berbagai daerah di Indone-
sia dan beberapa negara di dunia. Bentuk promosi adalah melalui website, buku-
buku, brosur, pameran. Dinas pariwisata kabupaten mengelola kawasan wisata
Tanjung Mutiara yang terdapat di Danau Singkarak. Kawasan ini biasa diguna-
kan aktifitas berenang di tepian danau yang dangkal dan perahu wisata.

4.8.2. Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Solok


Tugas dari Dinas Pariwisata Kabupaten Solok sama dengan Dinas Pariwi-
sata Kabupaten Tanah Datar yaitu untuk mempromosikan Danau Singkarak. Se-
lain itu, bertugas untuk merencanakan pengembangan pengelolaan kawasan wi-
sata Danau Singkarak yang terletak di bagian Kabupaten Solok. Menurut Dinas
Pariwisata Kabupaten Solok, sejak tahun 2001 pengelolaan kawasan wisata Da-
nau Singkarak diserahkan pengelolaannya ke pada nagari yang berada di sekitar
kawasan wisata Danau Singkarak. Wilayah yang telah dikelola oleh Dinas Pari-
wisata Kabupaten Solok adalah wilayah Darmaga (Lokasi delapan pada daerah
penelitian), dan wilayah Biteh Kacang (lokasi lima pada daerah penelitian).
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Dinas Pariwisata kedua kabu-
paten ini, ternyata belum ada kerjasama yang terintegrasi diantara keduanya.
Masing-masing kabupaten hanya mengurusi wilayah mereka sendiri.
68

4.8.3. Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Solok


Peran dari dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Solok di kawasan
Danau Singkarak adalah memantau kondisi perikanan dan nelayan di danau ter-
sebut. Menurut Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Solok, stok ikan bi-
lih yang terdapat di Danau Singkarak semakin berkurang, yang disebabkan oleh
penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan seperti menggunakan bom dan
menggunakan jaring dengan mesh size kurang dari 1 inci. Untuk itu, Dinas Per-
ikanan Kabupaten Solok memberikan bantuan berupa jaring kepada nelayan,
dan menarik jaring nelayan dengan ukuran mesh size kurang dari 1 inci. Dinas
Perikanan dan Peternakan Kabupaten Solok juga merencanakan suatu kawasan
reservat (wilayah konservasi) bagi ikan bilih.

4.8.4. Dinas Pekerjaan Umum


Dinas Pekerjaan Umum Tanah Datar berperan dalam memonitor kondisi
jalan, kawasan wisata yang terdapat di Danau Singkarak, apabila terdapat keru-
sakan dinas PU melaporkannya kepada Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Suma-
tera Barat untuk ditindaklanjuti. Sedangkan Dinas Pekerjaan Umum Solok bertu-
gas memantau abrasi air danau, karena pada waktu-waktu tertentu, misalnya
pada saat angin kencang, Danau Singkarak memiliki gelombang yang cukup be-
sar sehingga berpotensi terjadi abrasi.

4.8.5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah


Peran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah memberikan ren-
cana pembangunan dan pengembangan kawasaan wisata di Danau Sing-karak,
baik dari segi ekonomi, sosial, dan fisik masyarakat yang terdapat di kawasan
wisata Danau Singkarak. Setelah terbentuk rencana tersebut diserahkan kepada
instansi-instansi terkait. Dalam bidang ekonomi dan sosial masyarakat, Bappeda
Kabupaten Tanah Datar pernah memberikan penyuluhan mengenai proses
pengemasan dan pemasaran ikan bilih kepada masyarakat, khususnya untuk
produk yang akan diekspor.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak terkait di masing-masing ins-
tansi di atas dapat disimpulkan bahwa belum adanya integrasi yang kuat antara
69

setiap instansi dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan Danau Singka-


rak. Masing-masing kabupaten mengurusi wilayah danau mereka sendiri. Pada-
hal Danau Singkarak merupakan satu kesatuan yang utuh dan memerlukan
pengelolaan dan pengembangan secara keseluruhan bukan sebagian wilayahnya
saja. Menurut Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Solok, sejak tahun
2000 pengelolaan Danau Singkarak diserahkan kepada masing-masing nagari
yang berada di sekeliling Danau Singkarak, pemerintah daerah berperan sebagai
pembuat kebijakan, menjadi media antara masyarakat dengan pemerintah pro-
pinsi apabila ada permasalahan dana, kerusakan jalan serta permasalahan prasa-
rana lainnya. Menurut masyarakat setempat, pengelolaan terhadap pengem-
bangan kawasan wisata Danau Singkarak masih terbengkalai karena kurang ko-
ordinasinya antara pemerintah daerah dengan nagari. Pemerintahan tingkat na-
gari belum bisa mengelola dan mengembangkan wisata secara optimal karena
keterbatasan dana. Kanagarian yang ada di sekeliling danau sebaiknya mem-
bentuk suatu kelembagaan dengan struktur organisasi dan peran yang jelas da-
lam mengelola kawasan wisata Danau Singkarak, agar potensi danau yang cu-
kup besar tidak sia-sia keberadaannya.

4.9. Kesesuaian Wisata Danau Singkarak


Analisis kesesuaian wisata dilakukan pada masing-masing kegiatan yang
akan dikembangkan di delapan lokasi dalam kawasan wisata Danau singkarak.
Kegiatan yang akan dikembangkan adalah berenang, memancing, berkemah,
berperahu, duduk santai dan outbound. Analisis ini dimaksudkan untuk menilai
kelayakan atau kesesuaian wisata yang akan dikembangkan dari delapan lokasi
di kawasan wisata Danau Singkarak. Penentuan lokasi didasarkan kepada perbe-
daan karakteristik yang dimilikinya. Hasil analisis kesesuaian wisata dikelom-
pokkan ke dalam tiga kategori yaitu sesuai, sesuai bersyarat dan tidak sesuai. Ke-
giatan wisata yang direkomendasikan serta nilai persentase IKW disajikan pada
Tabel 13 dan peta kesesuaian pada Gambar 28.
Berdasarkan hasil analisis kesesuaian wisata, lokasi satu Tanjung Mutiara
sesuai untuk dilakukan kegiatan berenang, outbound dan berkemah dengan per-
sentase masing-masing 94.12%, 91.67%, dan 86.27% (Lampiran 14). Hal ini dise-
70

babkan karena lokasi satu memiliki parameter yang sangat sesuai dengan aktifi-
tas wisata tersebut. Perairan Tanjung Mutiara ini memiliki kedalaman 1-2 m, ke-
landaian < 200, kejernihan > 80%, 0.5-0.25 m/dtk, dan ombak yang tenang, lebar
tepian 8 m, pemandangan yang dapat dilihat dari lokasi ini berupa hamparan
danau, hutan, dan pegunungan. Hamparan daratan yang berupa pasir dan tanah
ditumbuhi vegetasi kelapa, pohon mangga, dan pohon jambu. Menurut masyara-
kat tidak terdapat biota berbahaya di lokasi ini. Berdasarkan hasil pengamatan di
lapangan, kegiatan wisata yang paling sesuai untuk lokasi satu adalah berenang
dan berkemah (Lampiran 15 dan 16).

Tabel 13. Kriteria IKW setiap lokasi penelitian


Lintang Kegiatan Wisata yang % Kategori
No Lokasi Bujur Timur
Selatan Direkomendasikan IKW IKW
Berenang 94.12 S
1 Tjg Mutiara 000 32 49.7 1000 31 24.5
Berkemah 86.27 S
2 Batu Taba 000 32 55 1000 31 49.6 Duduk santai 78.43 SB
3 X Koto 000 32 54.5 1000 32 00.8 Memancing 74.07 SB
4 Ombilin 00 33 29.5
0 1000 32 53.9 Duduk santai 90.20 S
5 Biteh 00 36 50
0 1000 34 25.2 Memancing 100 S
6 Kacang 000 37 47.7 1000 34 46.1 Berkemah 86.27 S
7 Taluak 000 39 16.8 1000 35 20 Berperahu 94.12 S
8 Darmaga 00 41 22.4
0 1000 35 52.4 Outbound 91.67 S
Keterangan: S = sesuai, SB = sesuai bersyarat;
Sumber: Data primer 2009 (diolah)

Lokasi dua dan lokasi tiga memiliki kriteria sesuai bersyarat untuk semua
kegiatan wisata (Lampiran 17 dan 18). Hal ini dapat disebabkan kedua lokasi ini
memiliki tepian danau yang sempit dan adanya bangunan perumahan pendu-
duk di pinggiran danau.
Lokasi empat yang terdapat di wilayah Ombilin sesuai untuk kegiatan
outbound, duduk santai, dan berkemah dengan persentase berturut-turut 91.67%,
90.20%, dan 86.27% (Lampiran 19). Berdasarkan persentase tersebut kegiatan pa-
ling sesuai adalah kegiatan outbound dan berkemah karena persentasenya paling
tinggi, tapi berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan pendapat yang
mengacu dari masyarakat setempat, perairan Ombilin memiliki karakteristik
yang cukup dalam sehingga agak berbahaya untuk kegiatan tersebut. Jadi kegi-
atan yang paling sesuai untuk direkomendasikan adalah duduk santai. Adanya
71

Gambar 28. Peta kesesuaian wisata Danau Singkarak


72

pemandangan alam perbukitan, pegunungan, sungai, dan aktifitas nelayan dapat


memberikan kenyamanan bagi wisatawan ketika melakukan kegiatan wisata du-
duk santai di lokasi empat tersebut (Lampiran 20).
Kegiatan wisata memancing sesuai dilakukan di lokasi lima (wilayah Biteh)
dengan nilai IKW 100% (Lampiran 21). Kelimpahan ikan di lokasi ini tergolong
sangat banyak menurut nelayan dan masyarakat sekitar. Jenis ikan yang hidup
di danau lebih dari 4 jenis, hal ini mendukung wisata memancing untuk dikem-
bangkan (Lampiran 22). Akan tetapi wisatawan dalam melakukan kegiatan
wisata memancing harus memperhatikan kelestarian sumberdaya ikan yang hi-
dup di Danau Singkarak, agar sumberdayanya tetap terjaga dan lestari.
Lokasi enam di wilayah kanagarian Kacang, sesuai untuk kegiatan berke-
mah dan outbound dengan persentase masing-masing 86.27% dan 86.11% (Lam-
piran 23). Berdasarkan persentase, kegiatan paling sesuai yang direkomendasi-
kan adalah berkemah (Lampiran 15). Selama ini belum ada kegiatan berkemah di
pinggiran Danau Singkarak, untuk itu perlu pengembangan lebih lanjut agar ke-
giatan wisata di danau Singkarak bervariasi, salah satunya wisata berkemah.
Lokasi tujuh di wilayah Taluak sesuai untuk kegiatan perahu wisata de-
ngan persentase 94.12% (Lampiran 24). Perairan danau pada lokasi tujuh berwar-
na hijau jernih, tidak berbau, kedalaman perairan 1 m sampai kurang dari 3 m.
Vegetasi yang hidup adalah kelapa, akasia, dan kecepatan arusnya berkisar anta-
ra 0 hingga 0.15 m/dtk. Indahnya pemandangan alam Danau Singkarak dapat
dinikmati wisatawan melalui kegiatan wisata berperahu (Lampiran 25).
Lokasi delapan di wilayah Dermaga Singkarak sesuai untuk kegiatan out-
bound dan berkemah dengan persentase IKW masing-masing 91.66% dan 86.27%
(Lampiran 26). Berdasarkan nilai IKW tersebut kegiatan outbound paling sesuai
untuk dilakukan di lokasi delapan. Kegiatan wisata outbound juga merupakan ke-
giatan wisata yang belum ada di danau Singkarak dan perlu pengembangan agar
wisatawan semakin tertarik untuk berwisata ke Danau Singkarak (Lampiran 27).

4.10. Daya Dukung Kawasan Wisata Danau Singkarak


Daya dukung yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
kawasan untuk menerima sejumlah wisatawan dengan intensitas penggunaan
73

maksimum terhadap sumberdaya alam yang berlangsung secara terus-menerus


dalam satu hari tanpa merusak lingkungan. Analisis daya dukung kawasan di
Danau Singkarak diperlukan agar kegiatan wisata yang akan dikembangkan da-
pat terus berkelanjutan. Daya dukung setiap kawasan berbeda antara satu lokasi
dengan lokasi lainnya dan terkait dengan jenis kegiatan wisata yang akan dikem-
bangkan (Tabel 14). Nilai prediksi waktu, potensi ekologis pengunjung (K) dan
luas area kegiatan (Lt) disajikan pada Lampiran 28.

Tabel 14. Daya dukung kawasan wisata Danau Singkarak


Potensi
Unit
Ekologis Wp- Wt- DDK
Lokasi Jenis Kegiatan Area L (m2)
(K) (jam) (jam) (org/hari)
(Lt)
(orang)
T. Mutiara Berkemah (m2) 5 50 24 24 1238 124
Berenang (m) 1 5 1 8 1226.8 1963
Ombilin Duduk Santai (m2) 1 10 2 8 1071 428
Biteh Memancing (m) 1 5 4 8 12247 4899
Kacang Berkemah (m2) 5 50 24 24 740.8 74
Taluak Beperahu (m2) 8 22500 0.5 8 67020.6 381
Dermaga Outbound (m2) 20 2500 4 8 9376 150
TOTAL DDK 8019
Keterangan : Wp (waktu yang dibutuhkan)
Wt (total waktu 1 hari yang disediakan)
DDK (daya dukung kawasan)
Sumber : Data primer, 2009 (diolah)

Lokasi satu sesuai untuk kegiatan berenang dan berkemah (berdasarkan


hasil perhitungan nilai IKW). Lokasi satu terdapat di Tanjung Mutiara Kanagari-
an Batu Taba. Panjang tepian pantai yang dibutuhkan seorang wisatawan agar
dapat berenang dengan bebas dalam waktu 1 jam adalah 5 m dan waktu yang di-
sediakan pengelola 8 jam sehari. Luas wilayah lokasi satu bagian perairan ada-
lah 1 226.8 m2 sehingga diperoleh daya dukung kawasan untuk berenang di loka-
si satu Tanjung Mutiara 1 963 orang/hari. Untuk kegiatan berkemah, dengan lu-
as wilayah daratan 1 238 m2, diperoleh daya dukung 124 orang/hari.
Kegiatan duduk santai direkomendasikan pada lokasi empat yang berada
di wilayah Ombilin. Luas wilayahnya adalah 1 071 m2. Unit area yang dibutuh-
kan seorang wisatawan untuk menikmati pemandangan Danau Singkarak ada-
lah 10 m2. Sedangkan waktu yang dibutuhkan adalah 2 jam dari 8 jam/hari wak-
tu yang disediakan oleh pengelola untuk melakukan aktifitas duduk santai. Ber-
74

dasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai daya dukung kawasan wisata duduk
santai sebesar 428 orang/hari.
Lokasi lima yang terdapat di wilayah Biteh direkomendasikan untuk kegi-
atan wisata memancing dengan luas wilayah 12 247 m2. Unit area yang dibutuh-
kan oleh satu orang wisatawan pada saat memancing adalah 5 m dalam waktu 4
jam dan waktu yang disediakan pengelola adalah 8 jam, sehingga diperoleh daya
dukung kawasan untuk kegiatan memancing sebesar 889 orang/hari.
Lokasi enam dapat direkomendasikan kegiatan wisata berkemah, lokasi e-
nam ini berada di wilayah Kanagarian Kacang. Lokasi enam memiliki luas 740.8
m2. Unit area yang dibutuhkan oleh 5 orang wisatawan untuk berkemah adalah
50 m2 dalam waktu 24 jam, dan waktu yang disediakan pengelola adalah 24 jam.
Nilai daya dukung kawasan untuk kegiatan berkemah diperoleh sebesar 74 o-
rang/hari.
Lokasi tujuh berada di wilayah Taluak Indah Kanagarian Kacang. Lokasi
ini direkomendasikan untuk kegiatan wisata berperahu. Unit area yang dibutuh-
kan 8 orang wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata perahu dalam waktu
30 menit adalah 22 500 m2. Luas perairan yang tersedia untuk kegiatan perahu
adalah 67 020.6 m2. Waktu yang disediakan oleh pengelola adalah 8 jam/hari,
maka diperoleh daya dukung kawasan sebesar 381 orang/hari.
Lokasi delapan berada di wilayah Dermaga Kanagarian Singkarak dengan
luas wilayah 9 376 m2, lokasi ini sesuai untuk kegiatan outbound. Unit area yang
dibutuhkan 20 orang wisatawan dalam melakukan outbound adalah 2 500 m2,
waktu yang dibutuhkan 4 jam dan waktu yang disediakan pengelola 8 jam, se-
hingga diperoleh nilai daya dukung kawasan sebesar 150 orang/hari.
Total daya dukung kawasan yang dapat ditampung oleh kawasan wisata
Danau Singkarak setiap harinya adalah 8 019 orang, tapi harus menyebar dalam
kisaran waktu 8 jam/hari atau tidak terakumulasi pada jam-jam yang sama kare-
na akan menyebabkan over crawded (Gambar 29). Berdasarkan data yang dipero-
leh dari kunjungan wisata ke Danau Singkarak, rata-rata per harinya masih diba-
wah DDK, hal ini berarti masih ada kesempatan untuk meningkatkan jumlah wi-
satawan ke Danau Singkarak. Untuk itu diperlukan adanya peningkatan promo-
si, penambahan sarana dan prasarana sehingga dapat menarik minat wisatawan
untuk berkunjung ke kawasan wisata Danau Singkarak.
75

Gambar 29. Peta daya dukung kawasan wisata Danau Singkarak


76

4.11. Metode SBE


Metode SBE dalam penelitian ini digunakan untuk dua tujuan, yaitu: perta-
ma, untuk mendapatkan informasi konsistensi penilaian lokasi wisata berdasar-
kan foto-foto yang telah disiapkan antara responden yang pernah dengan yang
belum pernah berkunjung ke Danau Singkarak melalui penggunaan analisis ge-
rombol dan kedua, untuk mendapatkan informasi potensi foto yang dapat dijadi-
kan alat promosi wisata melalui analisis ragam dua arah (Lampiran 29).
Hasil analisis gerombol dengan menggunakan perangkat lunak XLSTAT
Versi 4.0 yang diintegrasikan dalam MicroSoft Excel 2007 menunjukkan bahwa
responden yang belum pernah berkunjung ke Danau Singkarak dan responden
yang pernah berkunjung ke Danau Singkarak dapat terkelompokkan dengan sa-
ngat baik. Hanya beberapa responden saja yang terlihat tidak konsisten dalam
memberikan penilaian terhadap foto-foto yang telah disiapkan (Tabel 15).

Tabel 15. Analisis gerombol konsistensi penilaian responden yang belum dan
sudah pernah berkunjung ke Danau Singkarak.
Jumlah Responden Awal Yang Belum Jumlah Responden Hasil Analisis Gerombol
(B) dan Yang Sudah (S) Pernah untuk Yang Belum (B) dan Yang Sudah (S)
Berkunjung ke Danau Singkarak Pernah Berkunjung ke Danau Singkarak
B S B S
40 40 38 (13) 42 (16)
Catatan: Angka dalam kurung menunjukkan jumlah responden yang tidak konsisten dalam memberikan
penilaian terhadap foto yang telah disiapkan.

Berdasarkan Tabel 15 dapat disimpulkan bahwa penggunaan foto yang di-


siapkan dengan baik untuk suatu tujuan penilaian tertentu dapat diandalkan da-
lam mendapatkan responden yang konsisten terlebih jika foto-foto tersebut telah
diambil secara profesional. Hal ini mendukung analisis lain yang telah dilakukan
bahwa promosi dengan menggunakan visualisasi berupa foto-foto yang dapat
mewakili keindahan Danau Singkarak dapat diandalkan untuk mempromosikan
keindahan dan keunikan pemandangan alam Danau Singkarak. Berdasarkan
analisis ini diharapkan para wisatawan yang belum pernah berkunjung ke Da-
nau Singkarak menjadi tertarik dengan berbagai visualisasi foto-foto promosi
yang telah disiapkan dan yang terpenting ketika para wisatawan tersebut ber-
kunjung ke Danau Singkarak mereka benar-benar mendapatkan keaslian dan ke-
77

unikan yang disajikan dalam foto-foto tersebut memang benar adanya. Hasil pe-
nilaian responden disajikan pada Lampiran 30.
Analisis ragam dua faktor yang diinteraksikan dengan menggu-nakan
model klasifikasi dua arah dan dikelompokkan kedalam kelompok yang belum
dan sudah pernah berkunjung ke Danau Singkarak disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Analisis ragam dua arah dengan dua kelompok responden yang
belum dan sudah pernah berkunjung ke Danau Singkarak.
Sumber Keragaman db JK KT Fhit
Responden 39 0.08 0.00 0.00
Foto 29 409.26 14.11 19.59
Responden x Foto 1 131 1 048.68 0.93 1.29
Kelompok Responden 1 0.17 0.17 0.24
Galat 1 199 863.61 0.72
Total 2 399 2 321.81

Tabel 16 memperlihatkan bahwa responden memberikan penilaian yang ti-


dak berbeda nyata satu dengan lainnya tapi terhadap foto-foto yang berbeda ter-
lihat responden memberikan penilaian yang berbeda namun konsisten antara
yang belum dan yang sudah pernah berkunjung ke Danau Singkarak. Hal ini se-
jalan dengan analisis gerombol. Dengan demikian, penggunaan foto untuk men-
dapatkan kriteria suatu promosi wisata memang dapat diandalkan.

4.12. Penentuan Kekuatan, Kelemahan, Ancaman dan Peluang Kawasan Wisa-


ta Danau Singkarak
Penentuan strategi pengembangan kawasan wisata Danau Singkarak dila-
kukan dengan menggunakan analisis SWOT. Caranya adalah manganalisa fak-
tor-faktor internal dan eksternal yang dimiliki kawasan wisata Danau Singkarak.
Faktor-faktor internal yang dimaksud adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
keadaan objek wisata yang berasal dari dalam objek wisata Danau Singkarak
sendiri, sedangkan faktor-faktor eksternal adalah hal-hal yang dapat mempenga-
ruhi keberadaan objek wisata yang berasal dari luar objek wisata Danau Singka-
rak. Faktor-faktor internal terdiri atas kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weak-
ness) kawasan wisata Danau Singkarak. Faktor-faktor eksternal terdiri atas pelu-
ang (Opportunity) dan ancaman (Threat).
78

4.12.1. Kekuatan (strength)


a. Kealamian wilayah
Sumberdaya perairan Danau Singkarak masih tergolong alami. Hal ini ter-
lihat dari permukaan perairan Danau Singkarak tidak banyak mengalami cam-
pur tangan manusia khususnya dalam perubahan bentang. Selama ini Danau
Singkarak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk kegiatan sehari-hari se-
perti mandi, mencuci, dan minum. Selain itu, perairan Danau Singkarak juga di-
manfaatkan untuk perikanan, irigasi, serta pembangkit listrik tenaga air oleh
PLTA Singkarak. Walaupun Danau Singkarak dimanfaatkan sebagai wilayah
perikanan darat, akan tetapi di sepanjang Danau Singkarak sama sekali tidak di-
temukan keramba jaring apung (KJA). Kegiatan KJA tidak cocok dilaksanakan di
danau ini karena faktor angin dan gelombang di Danau Singkarak yang cukup
kuat. Hal inilah salah satu yang membuat Danau Singkarak masih terlihat sangat
alami dan indah sehingga manjadi kekuatan daya tarik wisata bagi wisatawan.

b. Potensi sumberdaya danau yang besar


Danau Singkarak merupakan danau terluas ke 2 di Pulau Sumatera setelah
Danau Toba, dengan luas danau 10 908.2 ha tentunya banyak tersimpan potensi
sumberdaya di dalamnya baik sumberdaya alam, sumberdaya perairan dan
sumberdaya perikanan. Danau Singkarak memiliki pemandangan yang indah
dan alami. Hamparan perairan danau yang begitu luas dan jernih dikelilingi per-
bukitan, sungai-sungai, pepohonan sangat potensial untuk dijadikan kawasan
wisata. Kegiatan wisata yang dapat dikembangkan di kawasan Danau Singkarak
adalah berkemah, perahu wisata, memancing, duduk santai, outbound, berenang,
dan wisata kuliner. Semua kegiatan wisata tersebut dikelola dan ditata sedemiki-
an rupa sehingga dalam pelaksanaannya tidak merusak atau mengurangi keala-
mian kawasan.

c. Keunikan wilayah dengan adanya ikan bilih


Keunikan Danau Singkarak yang tidak dimilliki oleh danau lainnya adalah
adanya spesies ikan endemik yaitu ikan bilih (Mystacoleucus padangensis). Ikan bi-
lih yang terdapat di Danau Singkarak berukuran kecil antara 5 12 cm. Ikan bilih
79

merupakan ikan bernilai ekonomi tinggi karena harganya cukup mahal berkisar
antara Rp 50 000 100 000/kg dalam bentuk goreng atau kering.
Berbagai kegiatan wisata ikan bilih dapat dikembangkan oleh pengelola,
tentunya dengan tetap memperhatikan kelestariannya. Wisata kuliner misalnya,
dengan adanya daya tarik rasa yang gurih dan enak, diharapkan dapat mengun-
dang banyak wisatawan yang datang ke Danau Singkarak khusus mencicipi hi-
dangan ikan bilih yang tersedia di warung makan dan restoran di sepanjang Da-
nau Singkarak. Kegiatan wisata ikan bilih lainnya yang dapat dikembangkan o-
leh pengelola kawasan wisata Danau Singkarak adalah kegiatan menyaksikan
nelayan menangkap ikan bilih serta pengolahan ikan bilih yang dilakukan ma-
syarakat sekitar.

d. Letak yang strategis


Danau Singkarak terletak di jalur lintas Sumatera, yaitu jalan yang meng-
hubungkan propinsi-propinsi di pulau Sumatera. Jarak perjalanan dari pusat ko-
ta di Sumatera Barat tidak terlalu jauh. Dari Kota Solok dan Kota Bukittinggi da-
pat ditempuh selama 1 jam dengan menggunakan kendaraan umum. Dengan
adanya letak yang stategis ini dapat memudahkan wisatawan menemukan lokasi
wisata.

e. Dukungan dari masyarakat


Dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengelola suatu ka-
wasan wisata agar tidak terjadi konflik dikemudian hari antara pengelola dan
wisatawan. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, masyarakat sekitar
kawasan Danau Singkarak terlihat besarnya dukungan masyarakat terhadap ka-
wasan wisata ini. Contohnya, 100% responden menyatakan senang dengan ada-
nya kawasan wisata tersebut, dan sebesar 63.33% responden bersedia apabila ta-
nah mereka digunakan untuk membangun fasilitas wisata seperti hotel. Masya-
rakat menyadari adanya kawasan wisata Danau Singkarak dapat memberikan
manfaat bagi mereka. Masyarakat dapat memiliki kesempatan un-tuk berda-
gang, terlibat dalam tim pengelola, berinteraksi dengan wisatawan dan berekre-
asi di kawasan wisata Danau Singkarak.
80

Masyarakat juga berkewajiban menjaga potensi sumberdaya alam yang di-


miliki Danau Singkarak yaitu dengan tidak membuang limbah cair dan sampah
padat hasil kegiatan rumah tangga, pertanian dan perikanan ke saluran air yang
menuju danau. Hal ini diperlukan agar kelestarian danau dapat terus terjaga
yang selanjutnya dapat mempengaruhi keberlanjutan pengembangan kawasan
wisata. Selain itu, perlu diadakan kegiatan gotong royong masyarakat sekitar da-
lam pembangunan tempat sampah umum dan bak penampungan air limbah.

4.12.2. Kelemahan (weakness)


a. Sarana dan prasarana umum tidak memadai
Sarana dan prasarana umum yang terdapat di kawasan wisata Danau Sing-
karak masih sangat kurang walaupun ada kondisinya kurang terawat (Lampiran
31). Kurangnya sarana dan prasarana pendukung seperti tempat sampah, toilet,
tempat ibadah menyebabkan ketidakpuasan pengunjung ketika berwisata ke Da-
nau Singkarak. Berdasarkan hasil wawancara dengan wisata-wan, 30% wisata-
wan menyatakan membuang sampah di kawasan wisata Danau Singkarak dise-
babkan kurangnya tempat sampah. Kotornya kawasan dengan sampah dapat
mengganggu keindahan dan kelestarian sumberdaya Danau Singkarak.

b. Topografi dasar danau yang curam


Menurut Badruddin (2007) in Kementerian Negara Lingkungan Hidup
(2008) Danau Singkarak tergolong danau yang sangat dalam dengan kedalaman
maksimal lebih dari 200 m. Di Danau Singkarak tidak ditemukan petunjuk
mengenai zona berbahaya untuk kegiatan wisata sehingga bagi wisatawan yang
tidak mengetahui bahwa Danau Singkarak sangat dalam akan berbahaya bagi
keselamatan mereka ketika melakukan kegiatan wisata berenang, berperahu dan
memancing. Pada saat angin kencang, gelombang perairan Danau tergolong
besar dan dapat membahayakan wisatawan apabila melakukan kegiatan di air.

c. Topografi tepian daratan danau yang sempit


Danau Singkarak memiliki tepian yang sempit, bahkan sebagian besar Da-
nau Singkarak di wilayah studi tidak ditemukan tepian danau sama sekali, da-
81

nau dibatasi langsung dengan jalan raya. Hal ini menyebabkan pilihan wisata di
Danau Singkarak menjadi terbatas. Padahal dibeberapa titik yang tidak ada tepi-
an danaunya memiliki pemandangan yang sangat indah.

d. Banyaknya bangunan yang tidak tertata dengan baik di sepanjang danau


Bangunan perumahan, warung, dan restoran yang tidak tertata dengan ba-
ik di sepanjang Danau Singkarak menyebabkan nilai keindahan Danau Singka-
rak berkurang. Wisatawan yang ingin melihat pemandangan danau terganggu
dengan bangunan yang berdiri di sepanjang danau tersebut. Tidak adanya pera-
turan yang tegas untuk membatasi pembangunan di sepanjang danau menye-
babkan masyarakat leluasa mendirikan bangunan. Selain itu kesadaran masyara-
kat sekitar sangat diperlukan agar keindahan Danau Singkarak tetap terjaga.

4.12.3. Peluang (opportunity)


a. Danau terletak diantara dua kabupaten atau dua pemerintahan daerahTK II
Danau Singkarak berada di wilayah dua kabupaten yaitu kabupaten Tanah
Datar dan Kabupaten Solok, secara administratif 40% wilayah Danau Singkarak
berada di Kabupaten Solok dan 60% berada dikawasan Tanah Datar. Dua peme-
rintahan kabupaten ini memiliki peluang yang besar untuk menjadikan Danau
Singkarak objek wisata yang sangat diminati wisatawan.
Dua pemerintahan kabupaten ini dapat bekerja sama dalam hal pendanaan
penggalian potensi sumberdaya Danau Singkarak, pengembangan wisatanya,
promosi, perbaikan sarana dan prasarana, penetapan peraturan-peraturan dae-
rah, dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia sehingga tercipta suatu ka-
wasan wisata yang memperhatikan kelestarian danau.

b. Kerjasama instansi-instansi terkait


Instansi terkait bertugas mengawasi kondisi kawasan wisata baik perairan,
sarana dan prasarana, fasilitas wisata, dan masyarakat sekitar danau. Dengan
adanya instansi-instansi seperti: Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup, Di-
nas Pekerjaan Umum, Dinas Perikanan, dan Bappeda, kelemahan ataupun an-
caman terhadap kawasan wisata danau dapat dikurangi atau diwaspadai.
82

c. Adanya pihak swasta yang ingin menanamkan modal


Danau Singkarak masih memerlukan pembenahan dalam hal sarana dan
prasarana wisata, dan variasi kegiatan wisata, untuk itu diperlukan modal untuk
pembangunan dan pengembangannya. Modal tersebut dapat berasal dari pihak
swasta. Fasilitas wisata seperti perahu dan hotel yang terdapat di kawasan wisa-
ta Danau Singkarak berasal dari pihak swasta. Menurut instansi terkait masih a-
da pihak swasta yang ingin menanamkan modalnya di Danau Singkarak meng-
ingat Danau Singkarak memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.

d. Promosi secara nasional melalui acara tahunan Tour de Singkarak


Dinas Pariwisata kedua kabupaten telah melakukan berbagai promosi
mengenai Danau Singkarak melalui brosur, leaflet, dan pameran. Akan tetapi
promosi tersebut masih kurang. Dengan adanya acara tahunan balap sepeda in-
ternasional Tour de Singkarak secara tidak langsung Danau Singkarak juga ikut
dipromosikan secara nasional dan internasional melalui media iklan yang terda-
pat di media cetak dan elektronik.
Balap sepeda Tour de Singkarak merupakan perlombaan balap sepeda ting-
kat internasional yang melewati berbagai daerah di Sumatera Barat termasuk
mengelilingi Danau Singkarak. Acara balap sepeda ini baru pertama kali diada-
kan di Sumatera Barat pada bulan Mei tahun 2009 dan diikuti oleh 11 negara.
Rencananya acara ini akan diadakan setahun sekali. Dengan adanya event seperti
ini secara tidak langsung sarana prasarana, aksesibilitas, fasilitas wisata di Danau
Singkarak semakin baik karena adanya perbaikan dari pihak yang menyelengga-
rakan agar peserta, tamu undangan dan penonton merasa nyaman berada di Da-
nau Singkarak. Selain Tour de Singkarak, bentuk kegiatan lain yang digunakan
sebagai ajang promosi Danau Singkarak adalah Festival Danau Kembar dan Da-
nau Singkarak yang diadakan dua tahun sekali.

4.12.4. Ancaman (threat)


a. Adanya bencana alam
Danau Singkarak pernah beberapa kali mengalami bencana alam seperti
gempa dan tanah longsor. Bencana alam tersebut telah merusak berbagai fasilitas
83

wisata di Danau Singkarak seperti tempat-tempat duduk yang terbuat dari se-
men. Kawasan Sumatera Barat memang sering terjadi bencana alam salah satu-
nya adalah gempa. Adanya bencana alam dapat mengancam keberadaan suatu
kawasan wisata.

b. Berkurangnya jumlah ikan bilih karena penangkapan yang tidak ramah


lingkungan.
Ikan bilih ditangkap menggunakan peralatan tradisional seperti jaring. A-
kan tetapi banyak juga nelayan yang menangkapnya menggunakan peralatan
yang tidak ramah lingkungan seperti setrum, racun, jaring dengan ukuran mata
jaring kurang dari 1 inci. Hal ini dilakukan oleh nelayan karena ikan bilih memi-
liki nilai ekonomi yang tinggi sehingga terjadilah eksploitasi besar-besaran. Me-
nurut data tahun 1997 menyebutkan stok ikan bilih mencapai 542.56 ton dan
yang telah dieksploitasi sebesar 416.90 ton (77.84%). Ini menggambarkan sum-
berdaya ikan bilih sudah mengalami tangkap lebih. Nelayan juga mengakui bah-
wa tangkapan mereka beberapa tahun belakangan ini mengalami penurunan. Se-
kitar 10 tahun lalu, masing-masing nelayan setiap harinya bisa menangkap ikan
bilih 50 kg per harinya, tetapi belakangan ini mereka masing-masing hanya
memperoleh hasil tangkapan sebanyak 0.5 kg per harinya.
Apabila kegiatan penangkapan ikan bilih yang tidak ramah lingkungan ini
tetap berlangsung maka ikan endemik ini akan mengalami kepunahan. Padahal
ikan bilih menjadi keunikan tersendiri bagi Danau Singkarak dan berpotensi di-
jadikan objek wisata. Untuk itu diperlukan tindakan dari instansi terkait dan ke-
sadaran masyarakat agar kelestarian sumberdaya ikan bilih tetap terjaga.

c. Surutnya air danau karena aktifitas PLTA Singkarak


PLTA yang sudah dibangun semenjak tahun 1998 telah mengancam su-
rutnya air Danau Singkarak. Menurut masyarakat sekitar air Danau Singkarak
mengalami penyusutan sejauh 20 meter, tetapi belum ada data yang menyebut-
kan dengan pasti. Hal ini dapat dimungkinkan terjadi karena PLTA Singkarak
dimanfaatkan oleh dua provinsi yaitu Sumatera Barat dan Riau. Menurut masya-
rakat sekitar keberadaan PLTA juga mengancam populasi ikan bilih, karena ikan
bilih tersebut terbawa ke dalam terowongan PLTA yang mana air danau ini se-
84

bagian dialirkan melewati terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai


untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak di dekat Lubuk Alung, Padang
Pariaman berjarak sekitar 16 km dari Danau Singkarak. Selain itu keberadaan
PLTA menyebabkan penurunan permukaan air danau sehingga aktifitas memi-
jah bagi ikan tersebut menjadi terhambat (Syandri 2008). Kelestarian sumberdaya
perairan dan perikanan Danau Singkarak akan terancam apabila kegiatan PLTA
tidak memperhatikan kelestarian lingkungan.

d. Potensi buangan limbah


Adanya pemanfaatan Danau Singkarak bagi kehidupan masyarakat seki-
tarnya, wisatawan serta masyarakat di sepanjang sungai yang bermuara ke Da-
nau Singkarak dapat menyebabkan tercemarnya air danau. Tercemarnya perair-
an Danau Singkarak tentunya akan berdampak bagi kelestarian sumberdaya
yang hidup di dalamnya juga akan mengancam kegiatan wisatanya. Oleh karena
itu, untuk mengurangi limbah yang masuk ke perairan Danau Singkarak maka
masyarakat didampingi oleh instansi-instansi terkait melakukan gotong royong
untuk membersihkan danau dan sungai-sungai yang mengalir di sepanjang da-
nau. Dengan terciptanya perairan danau yang bersih sehingga dapat menjadi da-
ya tarik unggulan bagi wisatawan.

4.13. Analisis dan Penilaian Faktor Internal dan Eksternal


Faktor internal dan eksternal terlebih dahulu ditentukan tingkat kepenting-
annya sebelum dilakukan pembobotan pada faktor-faktor tersebut. Tingkat ke-
pentingan faktor internal dan eksternal pada kawasan wisata Danau Singkarak
dapat dilihat secara berturut-turut pada Tabel 17 dan Tabel 18. Setelah memper-
oleh tingkat kepentingan dari setiap faktor strategis internal dan eksternal, selan-
jutnya dilakukan pembobotan (Tabel 17 dan Tabel 18).

4.14. Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks


External Factor Evaluation (EFE)
Setelah diperoleh bobot dari masing-masing faktor strategis internal dan
eksternal, selanjutnya dilakukan penentuan peringkat (rating) antara 1-4. Kemu-
85

dian rating setiap faktor tersebut dikali dengan bobot untuk memperoleh skor
pembobotan yang tercantum dalam matriks IFE dan EFE (Tabel 19, 20, 21 dan
22).

Tabel 17. Tingkat kepentingan faktor Internal kawasan wisata Danau Singkarak
FAKTOR KEKUATAN TINGKAT
SIMBOL
(STRENGTHS) KEPENTINGAN
S1 Kealamian wilayah Kekuatan yang sangat besar
S2 Potensi sumberdaya yang besar Kekuatan yang sangat besar
S3 Keunikan danau dengan adanya Kekuatan yang sangat besar
spesies endemik ikan bilih
(Mystacoleucus padangensis)
S4 Letak yang strategis Kekuatan yang besar
S5 Dukungan dari masyarakat Kekuatan yang besar

FAKTOR KELEMAHAN TINGKAT


(WEAKNESSES) KEPENTINGAN
W1 Sarana dan prasarana umum tidak Kelemahan yang cukup berarti
memadai
W2 Topografi dasar danau yang curam Kelemahan yang kurang berarti
W3 Topografi tepian daratan danau Kelemahan yang kurang berarti
yang sempit
W4 Banyaknya bangunan di sepanjang Kelemahan yang cukup berarti
danau

Tabel 18. Tingkat kepentingan faktor eksternal kawasan wisata Danau Singkarak
FAKTOR PELUANG TINGKAT
SIMBOL
(OPPORTUNITIES) KEPENTINGAN
O1 Danau terletak diantara dua kabupaten atau Peluang sedang
dua pemerintahan daerah TK II
O2 Kerjasama instansi-instansi terkait Peluang sangat tinggi
O3 Adanya pihak swasta yang ingin menanamkan Peluang sangat tinggi
modal
O4 Promosi secara nasional melalui acara tahunan Peluang sangat tinggi
Tour de Singkarak

FAKTOR ANCAMAN TINGKAT


(THREATS) KEPENTINGAN
T1 Bencana Alam Ancaman sedang
T2 Berkurangnya hasil tangkapan ikan akibat Ancaman yang sangat
penangkapan yang tidak ramah lingkungan. besar
T3 Surutnya air danau karena aktifitas PLTA Ancaman besar
T4 Potensi buangan limbah Ancaman sangat besar
86

Tabel 19. Penilaian bobot faktor strategis internal kawasan wisata Danau
Singkarak
SIMBOL
S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 Total Bobot
FAKTOR
S1 2 2 1 2 1 1 1 2 12 0.0822
S2 2 2 1 2 1 1 1 1 11 0.0753
S3 2 2 1 2 1 1 1 1 11 0.0753
S4 3 3 4 3 3 1 1 2 20 0.1370
S5 2 2 2 1 1 1 1 2 12 0.0822
W1 3 2 3 2 3 1 1 2 17 0.1164
W2 3 3 3 3 3 3 2 3 23 0.1575
W3 3 3 3 3 3 2 2 3 22 0.1507
W4 4 3 3 2 2 2 1 1 18 0.1233
TOTAL 146 1

Tabel 20. Penilaian bobot faktor strategis eksternal kawasan wisata Danau
Singkarak
SIMBOL
O1 O2 O3 O4 T1 T2 T3 T4 Total Bobot
FAKTOR
O1 2 1 1 1 1 1 1 8 0.0784
O2 2 2 2 4 2 2 2 16 0.1569
O3 1 2 2 3 2 2 3 15 0.1471
O4 1 2 2 1 2 2 2 12 0.1176
T1 1 1 2 2 2 2 2 12 0.1176
T2 1 2 2 2 1 2 2 12 0.1176
T3 3 2 2 3 2 2 2 16 0.1569
T4 1 2 1 2 1 2 2 12 0.1078
TOTAL 102 1

Tabel 21. Matriks IFE kawasan wisata Danau Singkarak

Faktor strategis internal Bobot Rating Skor


Kealamian wilayah 0.0822 4 0.3288
Potensi sumberdaya danau yang besar 0.0753 4 0.3014
Keunikan danau dengan adanya spesies endemik
ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) 0.0753 4 0.3014
Letak yang strategis 0.1370 3 0.4110
Dukungan masyarakat 0.0822 3 0.2466
Sarana dan prasarana umum tidak memadai 0.1164 2 0.2329
Topografi dasar danau yang curam 0.1575 3 0.4726
Topografi tepian daratan danau yang sempit 0.1507 3 0.4521
Banyaknya bangunan di sepanjang danau 0.1233 2 0.2466
87

Tabel 22. Matriks EFE kawasan wisata Danau Singkarak

Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor


Danau terletak diantara dua kabupaten atau dua 0.0784 2 0.1569
pemerintahan daerah TK II
Kerjasama instansi-instansi terkait 0.1569 4 0.6275
Adanya pihak swasta yang ingin menanamkan 0.1471 4 0.5882
modal
Promosi secara nasional melalui acara tahunan Tour 0.1176 4 0.4706
de Singkarak
Bencana Alam 0.1176 1 0.1176
Berkurangnya hasil tangkapan ikan akibat 0.1176 1 0.1176
penangkapan yang tidak ramah lingkungan.
Surutnya air danau karena aktifitas PLTA 0.1569 2 0.3137
Potensi buangan limbah 0.1078 1 0.1078

4.15. Pembuatan Matriks SWOT


Setelah selesai menyusun matriks IFE dan EFE, langkah selanjutnya adalah
membuat matriks SWOT (Tabel 23). Setiap unsur SWOT yang ada saling dihu-
bungkan untuk memperoleh beberapa alternatif strategi pengelolaan kawasan
wisata Danau Singkarak. Matriks ini menghubungkan empat kemungkinan stra-
tegi, yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang
yang ada (strategi S-O), menggunakan peluang yang dimiliki untuk mengatasi
ancaman yang dihadapi (strategi S-T), mendapatkan keuntungan dari peluang
dengan mengatasi kelemahan (strategi W-O), kelemahan untuk menghindari an-
caman (strategi W-T).

4.16. Pembuatan Tabel Rangking Alternatif Strategi


Penentuan prioritas strategi pengelolaan kawasan wisata Danau Singkarak
dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait. Jumlah dari
skor pembobotan akan menentukan rangking prioritas strategi. Jumlah skor (ni-
lai) ini diperoleh dari penjumlahan semua skor di setiap faktor-faktor strategis
yang terkait. Rangking akan ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar
sampai terkecil dari semua strategi. Tabel perangkingan alternatif strategi dapat
dilihat pada Tabel 24.
88

Tabel 23. Matrik SWOT

IFE
Kekuatan (S) Kelemahan (W)

1. Kealamian wilayah. 1. Sarana dan prasarana umum ti-


2. Potensi sumberdaya danau dak memadai.
EFE yang besar. 2. Topografi dasar danau yang cu-
3. Keunikan danau dengan ada- ram.
nya spesies endemik ikan bilih 3. Topografi tepian daratan danau
(Mystacoleucus padangensis). yang sempit.
4. Letak yang strategis. 4. Banyaknya bangunan di sepan-
5. Dukungan masyarakat. jang danau.

Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O

1. Danau terletak dianta- 1. Kerjasama kedua pemerintah- 1. Mengupayakan modal dari ker-
ra dua kabupaten atau an dalam bidang pendanaan jasama dari berbagai pihak yang
dua pemerintahan da- penggalian potensi sumberda- dapat digunakan untuk pengem-
erah TK II. ya alam maupun manusia Da- bangan wisata Danau Singkarak
2. Kerjasama instansi-ins- nau Singkarak. yang berkelanjutan seperti pe-
tansi terkait. 2. Mengadakan kerjasama dalam nyediaan sarana dan prasarana,
3. Adanya pihak swasta promosi Danau Singkarak se- sehingga dapat menarik wisata-
yang ingin menanam- bagai kawasan wisata yang ter- wan untuk berkunjung ke ka-
kan modal. jaga kealamian dan kelestarian wasan wisata Danau Singkarak.
4. Promosi melalui acara sumberdayanya kemudian 2. Perancangan dan pengadaan fa-
tahunan Tour de Sing- mempromosikannya. silitas wisata seperti perahu wi-
karak. 3. Menarik investor untuk sata yang aman dan nyaman di-
pengembangan wisata Danau gunakan di perairan Danau Sing-
Singkarak dengan tetap mem- karak yang tergolong dalam
perhatikan kelestarian sumber- 3. Membuat peraturan daerah yang
dayanya. memberikan kuota pembangun-
an yang dilakukan masyarakat
di sepanjang Danau Singkarak
serta pemberian sanksi bagi yang
melanggarnya
4. Pengembangan wisata pada dae-
rah yang topografinya memadai.

Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T

1. Bencana alam. 1. Upaya mitigasi bencana alam 1. Melakukan koordinasi dalam


2. Berkurangnya hasil 2. Sosialisasi kepada masyarakat mengatasi permasalahan dan an-
tangkapan ikan akibat bahwa Danau Singkarak keber- caman yang terdapat di Danau
penangkapan yang ti- adaannya sangat penting se- Singkarak.
dak ramah lingkung- hingga diharapkan masyarakat 2. Mendorong partisipasi masyara-
an. tidak lagi membuang sampah kat dalam menjaga kelestarian
3. Aktifitas PLTA berpe- di sungai-sungai atau pun di danau.
ngaruh terhadap su- danau serta menangkap ikan
rutnya air danau dan secara ramah lingkungan.
populasi ikan bilih. 3. Membangun daerah konservasi
4. Potensi buangan lim- untuk menjaga kelestarian
bah. sumberdaya perairan Danau
Singkarak.

Dari 12 alternatif strategi yang dihasilkan pada Tabel 24, maka diperoleh
tiga prioritas utama sebagai rencana strategis utama dalam pengelolaan kawasan
wisata Danau Singkarak. Strategi-strategi tersebut adalah:
89

Tabel 24. Perangkingan alternatif strategi


Keterkaitan
Alternatif Strategi dengan Unsur Skor Rangking
SWOT
Kerjasama kedua pemerintahan dalam bidang pen-
danaan penggalian potensi sumberdaya alam mau- S2 O1 O2 1.0857 7
pun manusia Danau Singkarak.
Mengadakan kerjasama dalam promosi Danau S1 S2 S3 S5 O1
Singkarak sebagai kawasan wisata yang terjaga kea- 2.5507 1
O2 O4
lamian dan kelestarian sumberdayanya.
Menarik investor untuk pengembangan wisata Da- S4 S5 O1 O2
nau Singkarak dengan tetap memperhatikan keles- 2.5007 2
O3 O4
tarian sumberdayanya.
Mengupayakan modal dari kerjasama berbagai pi-
hak yang dapat digunakan untuk pengembangan
wisata Danau Singkarak yang berkelanjutan seperti W1 O1 O2 O3 1.6054 4
penyediaan sarana dan prasarana, sehingga dapat
menarik wisatawan untuk berkunjung ke kawasan
wisata Danau Singkarak.
Perancangan dan pengadaan fasilitas wisata seperti
perahu wisata yang aman dan nyaman digunakan W1 W2 O1 O2 1.4898 5
di perairan Danau Singkarak yang tergolong dalam
Pemerintah dan instansi-Instansi terkait membuat
peraturan daerah yang memberikan kuota pemba-
ngunan yang dilakukan masyarakat di sepanjang W4 O1 O2 1.0309 9
Danau Singkarak serta pemberian sanksi bagi yang
melanggarnya.
Pengembangan wisata pada daerah yang topografi- W3 O2 O3 1.2364 6
nya memadai.
Upaya mitigasi bencana alam S2 S3 S5 T2 0.9670 10

Sosialisasi kepada masyarakat bahwa Danau Sing-


karak keberadaannya sangat penting sehingga diha-
rapkan masyarakat tidak lagi membuang sampah di S2 S3 S5 T2 T4 1.0748 8
sungai-sungai atau pun di danau serta menangkap
ikan secara ramah lingkungan.
Membangun daerah konservasi untuk menjaga ke- S2 S3 T3 0.9165 11
lestarian sumberdaya perairan Danau Singkarak.
Melakukan koordinasi dalam mengatasi permasa- W1 W2 W3
lahan dan ancaman yang terdapat di Danau Singka- 1.8257 3
W4 T2 T3
rak.
Mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga W1 T2 T4 0.4584 12
kelestarian danau.

1. Mengadakan kerjasama dalam promosi Danau Singkarak sebagai kawasan


wisata yang terjaga kealamian dan kelestarian sumberdayanya.
Danau Singkarak memiliki pemandangan yang indah serta masih tergo-
long alami karena belum banyak mengalami campur tangan manusia. Kedua po-
tensi ini dapat menjadi modal dikembangkan kegiatan ekowisata, ditambah lagi
90

dengan keunikan Danau Singkarak yang tidak dimiliki oleh perairan lainnya
adalah adanya ikan endemik ikan bilih. Potensi-potensi tersebut seharusnya da-
pat menarik wisatawan dari berbagai daerah bahkan berbagai negara di dunia
datang berkunjung ke Danau Singkarak. Pada saat sekarang ini wisatawan man-
canegara khususnya lebih menyukai kegiatan wisata dengan prinsip ekowisata,
karena bagi mereka bentuk wisata buatan manusia sudah banyak dikembangkan
di negara mereka. Hal ini menjadi peluang besar bagi pemerintah dan instansi
terkait untuk memperkenalkan Danau Singkarak kepada wisatawan baik nasio-
nal maupun internasional. Bentuk promosi harus dikemas dengan sebaik mung-
kin agar menarik wisatawan untuk datang berkunjung.
Salah satu bentu promosi yang dapat memperkenalkan Danau Singkarak
secara nasional maupun internasional adalah melalui kegiatan Tour de Singkarak.
Tour de Singkarak merupakan perlombaan balap sepeda bertaraf internasional.
Tour de Singkarak direncanakan akan diadakan setiap tahunnya, tahun 2009 ini
merupakan tahun pertama penyelenggaraannya. Tujuan kegiatan ini adalah un-
tuk mempromosikan objek-objek wisata yang ada di Sumatera Barat dengan cara
para pembalap tersebut mengelilingi berbagai daerah di Sumatera Barat seperti
Padang, Bukittinggi, Payakumbuh, Solok, Sawah Lunto, Tanah Datar, tentunya
Danau Singkarak. Danau Singkarak dipilih menjadi tempat penyelenggaraan
puncak acara.
Kegiatan Tour de Singkarak memberikan peluang yang besar kepada Da-
nau Singkarak untuk diperkenalkan ke dunia luar. Promosi melalui media cetak
dan elektronik harus dimanfaatkan semaksimal mungkin agar wisatawan terta-
rik untuk berkunjung, sehingga pada akhirnya akan menambah devisa bagi ne-
gara dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2. Menarik investor untuk pengembangan wisata Danau Singkarak dengan


tetap memperhatikan kelestarian sumberdayanya.
Keunggulan serta peluang yang dimiliki Danau Singkarak seperti potensi
sumberdaya yang besar, kealamian wilayah, keunikan karena adanya ikan ende-
mik ikan bilih, letak yang strategis, serta adanya dukungan masyarakat dapat
menjadi peluang bagi pemerintah atau instansi terkait untuk mencari investor
dalam pengembangan wisata danau yang berkelanjutan. Investor sangat diperlu-
91

kan dalam pengembangan wisata, dan biasanya investor akan menginvestasikan


modal mereka apabila berpeluang menguntungkan. Melihat berbagai keunggul-
an dan peluang yang dimiliki Danau Singkarak, peluang menguntungkan bagi
investor bisa tercapai. Keuntungan yang diperoleh harus berasal dari pengem-
bangan wisata danau yang berkelanjutan.
Investor dapat berperan dalam perbaikan dan penambahan sarana, prasa-
rana, fasilitas wisata, promosi, dan pengembangan kegiatan wisata yang terdapat
di Danau Singkarak. Pada saat ini fasilitas, sarana dan prasarana wisata masih
sangat kurang di Danau Singkarak. Pemerintah, instansi terkait, investor serta
masyarakat harus bisa bekerja sama untuk menciptakan suatu kawasan wisata
danau dengan memperhatikan aspek-aspek kelestarian sumberdayanya, sehing-
ga pada akhirnya akan menarik wisatawan untuk datang ke Danau Singkarak
sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.

3. Melakukan koordinasi dalam mengatasi permasalahan dan ancaman yang


terdapat di Danau Singkarak.
Danau Singkarak selain memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan
juga tidak lepas dari segala bentuk kelemahan dan ancaman. Ancaman-ancaman
seperti bencana alam, penurunan populasi ikan bilih akibat penangkapan yang
tidak ramah lingkungan, penurunan muka air danau akibat aktivitas PLTA, dan
potensi buangan limbah masyarakat serta kelemahan-kelemahan dalam hal sara-
na prasarana, topografi dasar danau yang curam, topografi tepian daratan yang
sempit dan banyaknya bangunan di sepanjang danau bisa dikurangi dengan cara
melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti pengelola, instansi ter-
kait, pemerintah, perguruan tinggi dan masyarakat untuk mengatasi segala an-
caman dan permasalahan-permasalahan kawasan wisata Danau Singkarak. Ko-
ordinasi yang baik antara semua pihak dapat meminimalkan ancaman dan
mengatasi kelemahan maka pengembangan wisata Danau Singkarak yang berke-
lanjutan dapat dilaksanakan, yang akhirnya diharapkan dapat menarik banyak
wisatawan untuk berkunjung ke Danau, sehingga kesejahteraan masyarakat da-
pat ditingkatkan.
Alternatif strategi juga dapat disusun melalui penetuan koordinat titik
A(P,Q) dengan terlebih dahulu menentukan nilai P dan nilai Q (Gambar 30). Pe-
92

nentuan koordinat nilai P dan koordinat nilai Q dilakukan untuk menentukan


posisi strategis yang akan dijelaskan berdasarkan hasil identifikasi, sehingga
strategi yang akan dijalankan berada pada titik A(P,Q). Nilai P diperoleh dari
pengurangan antara total skor kekuatan (Strength) dengan total skor kelemahan
(Weakness) yang terdapat pada matriks IFE. Sedangkan nilai Q didapatkan dari
total skor peluang (Opportunity) dikurangi total skor ancaman (Threat) yang ter-
dapat pada matriks EFE.

A (0.19;1.19)

Gambar 30. Diagram posisi analisis SWOT untuk strategi pengelolaan dan
pengembangan kawasan wisata Danau Singkarak

Titik A berada pada koordinat (0.19; 1.19) yang terletak di kuadran 1. Hal
ini berarti bahwa pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata Danau Sing-
karak sebaiknya menggunakan prioritas utama strategi berdasarkan pada stra-
tegi S-O (Strength-Opportunities). Dengan potensi sumberdaya Danau Singkarak
yang memiliki kealamian, keunikan ikan endemik, letak yang stategis, serta du-
kungan masyarakat, mewujudkan Danau Singkarak sebagai objek ekowisata an-
dalan Sumatera Barat sangatlah mungkin karena didukung oleh dua pemerintah-
an daerah tingkat II, instansi-instansi terkait, modal dari pihak swasta, dan pro-
mosi.
5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Danau Singkarak memiliki potensi sumberdaya yang besar untuk dikem-
bangkan khususnya untuk kegiatan wisata dengan konsep keberlanjutan. Danau
Singkarak memiliki pemandangan alam yang indah, perairan yang luas, jernih
dan tenang, pemandangan perbukitan serta pegunungan yang mengelilingi da-
nau, adanya sungai-sungai, adanya spesies endemik ikan bilih (Mystacoleucus pa-
dangensis), serta budaya masyarakat setempat. Akan tetapi potensi-potensi terse-
but belum dikembangkan dan dikelola secara optimal, sehingga sarana prasara-
na wisata serta fasilitas wisata masih sangat kurang dan tidak terawat. Selain itu
sampah, bangunan di sepanjang pinggiran danau juga telah mengurangi kein-
dahan danau itu sendiri
Berdasarkan analisis kesesuaian di delapan lokasi bagian timur Danau
Singkarak, enam lokasi diantaranya sesuai untuk dikembangkan berbagai kegiat-
an wisata seperti:
Lokasi 1 (Tanjung Mutiara): berkemah dan berenang
Lokasi 4 (Ombilin): duduk santai
Lokasi 5 (Biteh): memancing
Lokasi 6 (Kacang): berkemah
Lokasi 7 (Taluak): berperahu
Lokasi 8 (Dermaga): outbound
Total daya dukung kawasan untuk aktivitas wisata di Danau Singkarak adalah
8 019 orang per hari.
Strategi utama yang dilakukan dalam mengelola kawasan wisata Danau
Singkarak sehingga keberadaannya lebih menarik dengan tetap memperhatikan
kelestarian alam dan sumberdayanya:
1. Mengadakan kerjasama dalam promosi Danau Singkarak sebagai ka-
wasan wisata yang terjaga kealamian dan kelestarian sumberdayanya.
2. Menarik investor untuk pengembangan wisata Danau Singkarak de-
ngan tetap memperhatikan kelestarian sumberdayanya.
94

3. Melakukan koordinasi dalam mengatasi permasalahan dan ancaman


yang terdapat di Danau Singkarak.
Melalui alternatif strategi ini diharapkan Danau Singkarak akan menjadi
kawasan wisata dengan konsep keberlanjutan, sehingga dapat menarik banyak
wisatawan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5.2. Saran
Saran-saran yang penting diperhatikan dalam pengelolaan ekowisata Da-
nau Singkarak adalah:
1. Pemerintahan kedua kabupaten serta instansi-instansi terkait perlu me-
lakukan kerjasama yang terintegrasi dalam upaya pengelolaan kawas-
an wisata Danau Singkarak yang berkelanjutan.
2. Upaya yang keras perlu dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat se-
tempat dalam menjaga kelestarian sumberdaya agar keberadaannya te-
tap lestari.
3. Promosi melalui visualisasi foto-foto yang berkualitas dapat digunakan
untuk meningkatkan daya tarik Danau Singkarak sebagai objek wisata
yang dapat diandalkan.
4. Instansi terkait perlu mengadakan pengarsipan data dari penelitian me-
ngenai Danau Singkarak selama ini, agar memudahkan peneliti selan-
jutnya dalam memperoleh data mengenai Danau Singkarak.
5. Perlu kajian kelembagaan pengelolaan wisata oleh nagari.
DAFTAR PUSTAKA

Azhar. 1993. Studi ekologi ikan bilih (Mystacoleuseus padangensis Blkr.) di Danau
Singkarak Sumatera Barat [Tesis]. Program Pascasarjana, Institut Pertani-
an Bogor. Bogor.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2007. Tanah Datar dalam angka. Tanah Datar. 700
hlm.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Kabupaten Solok dalam angka. Solok.

[Bakosurtanal] Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. 2000. Peta RBI.
Bogor.

Chaniago JI. 2008. Ekowisata berbasis masyarakat dalam percepatan pemba-


ngunan berkelanjutan (studi kasus konsep ekowisata di Waigeo Selatan,
Kabupaten Raja Ampat, Papua). [terhubung berkala]. www.pksplipb.or.id
[10 Jan 2009].

Daniel TC dan Boster RS. 1976. Measuring landscape esthetics: The scenic beauty
estimation method. USDA For. Serv. Res. Pap. RM-167, 66 p. Rocky Mt. For.
And Range Exp. Stn., Fort Collins, Colo. 80521.

[Dinas Pariwisata Seni & Budaya]. 2007. Perkembangan kepariwisataan Kabupa-


ten Tanah Datar. Ed ke-1. Dinas Pariwisata Seni & Budaya. Batusangkar. 69
hlm.

Effendi H. 2003. Telaah kualitas air: bagi pengelolaan sumberdaya dan ling-
kungan perairan. Kanisius. Yogyakarta. 258 hlm.

Farida, Jeanes K, Kurniasari D, Widayati A, Ekadinata A, Hadi DP, Joshi L, Su-


yatmo D, Van Noordwijk M. 2005. Rapid Hydrological Appraisal (RHA) of
Singkarak lake in the context of rewarding upland poor for environmental
services (RUPES). ICRAF.

Hehanussa PE dan Haryani GS. 2001. Kamus limnologi (perairan darat). IHP-
UNESCO. LIPI. 253 hlm.

Johnson RA dan Wichern DW. 1998. Applied multivariate statistical analysisis.


4th ed. Prentice-Hall International, Inc. USA. 816 p.

[Kemen-LH] Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2008. Konsep pedoman


umum pengelolaan ekosistem danau. Jakarta. 125 hlm.

Marpaung H. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Alfabeta. Bandung. x + 231


hlm.

Muslion E. 2008. Keelokan damai Danau Singkarak. [terhubung berkala].


www.empi-muslion.wordpress [10 Jan 2009].
96

Nancy EP. 2007. Kajian Pengelolaan Kawasan Wisata Danau Lido Kabupeten Bo-
gor, Jawa Barat [Skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ostle B dan Mensing RW. 1975. Statistic in research. 3th ed. The IOWA State
University Press/Ames. USA. 596 p.

[Pemkab Manggarai Barat] Pemerintahan Kabupaten Manggarai Barat. Sekilas


tentang pariwisata dan ekowisata. [terhubung berkala] www.manggarai-
barat.com [10 Jan 2009].

Pendit NS. 2006. Ilmu pariwisata sebuah pengantar perdana. PT. Pradnya Para-
mita. Jakarta. x + 347 hlm.

[PPRI No. 82] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82. 2001.
Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran kelas II. Jakarta.

Pudjiwaskito DI. 2005. Kajian pengelolaan dan pengembangan ekowisata sum-


ber air panas Ciater, Subang, Jawa Barat [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

[Puslit-Limnogi] Pusat Penelitian Limnologi. 2001. Peta batimetri Danau Sing-


karak. LIPI Cibinong. Bogor.

Rangkuti F. 2005. Analisis SWOT. Teknik membedah kasus bisnis: reorientasi


konsep perencanaan strategis untuk menghadapi abad 21. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta. 200 hlm.

Razak A. 2008. Sifat dan karakter objek dan daya tarik wisata alam (pendekat-an
pengelolaan objek dan daya tarik wisata alam). [terhubung berkala]. www.
heterometrus.wordpress.com [10 Jan 2009].

Rusma GN. 2008. Kajian ekologi sumberdaya wisata perairan Danau Kawah Ga-
lunggung, Tasikmalaya, Jawa Barat [Skripsi]. Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Per-
tanian Bogor. Bogor.

Subadra IN. 2007. Ekowisata wahana pelestarian alam. [terhubung berkala].


www.subadra.com [10 Jan 2009].

Sulawesty F, Sunanisari S, Mulyana E, Syawal MS, Nomosatryo S, Hasan F. 2001.


Evaluasi kondisi limnologi Danau Singkarak. Pusat Penelitian Limnologi.
Limnol. 95-107.

Soemarwoto O. 2004. Ekologi, lingkungan hidup dan pembangunan. Penerbit


Djambatan. Bandung. xiii + 382 hlm.

Syandri H. 1996. Aspek reproduksi ikan bilih, Mystacoleuseus padangensis Bleeker


dan Kemungkinan Pembenihannya di Danau Singkarak [Tesis]. Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
97

Syandri H. 2008. Ancaman terhadap plasma nutfah ikan bilih (Mystacoleuseus


padangensis Blkr) dan upaya pelestariannya di danau Singkarak. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Bung Hatta. 29 hlm.

Ubaidillah R & Maryanto. 2003. Manajemen bioregional JABODETABEK: Tan-


tangan dan harapan. Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Bogor. xvii + 261 hlm.

Wahab S. 1992. Manajemen kepariwisataan: Cetakan Kedua. PT Pradnya Prata-


ma. Jakarta. xi + 261 hlm.

Wibowo H, Subehi S, & Ridwansyah I. 2001. Pemetaan batimetri dan geomorfo-


logi Danau Singkarak, Sumatera Barat. Limnol. Oceanogr. 356-370.

www.camilanpadang.blogspot.com. Ikan bilis. [terhubung berkala] http://


camilanpadang.blogspot.com/&usg=__f7pejoZt9urAzRQmJZyvqeGeXGc=
&h=270&w=400&sz=19&h [13 Nov 2009].

www.fishbase.org. Ikan bilih (Mystacoleucus padangensis). [terhubung berkala]


http://www.fishbase.org/images/thumbnails/jpg/tn_Dekur_u0.jpg&img
refurl=http://indrapasaribu.wordpress.com/2009/01/&usg [13 Nov
2009].

www.keripikbalado.com. Ikan bilih goreng tepung. [terhubung berkala]


http://keripikbalado.com/wp-content/uploads/2009/04/jpg&imgrefur
[13 Nov 2009].

www.pariwisatasolok.files.wordpress.com. Bararak. [terhubung berkala] http://


pariwisatasolok.files.wordpress.com/2008/08/bararak1.jpg&imgrefurl [13
N0V 2009].

www.ppti.usm.my. Photo files. [terhubung berkala] http://www.ppti.usm.my


/Dr_Nurul_Huda/website/photo_files/photos015.JPG [13 Nov 2009].

www.quantan.blogspot.com. Bilis goreng balado. [terhubung berkala] http://


images.google.co.id/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com/_Kz582g10
_rA/SOjUEwbrZSI [13 Nov 2009].

www.singkarakbloer3y.blogspot.com. Singkarak. [terhubung berkala] http://


singkarakbloer3y.blogspot.com/&usg=&h=214&w=320&sz=9&hl [13 nov
2009].

www.tourdesingkarak.com. Tour de Singkarak. [terhubung berkala] http://


www.tourdesingkarak.com/yahoo_site_admin/assets/images/Tour_de_si
ngkarak.124224151_large [13 Nov 2009].

www.westsumatra.com. Kereta wisata. [terhubung berkala] http://www.west-


sumatra.com/index.php?option=com_fireboard&Itemid [13 Nov 2009].

Yulianda F. 2007. Ekowisata bahari sebagai alternatif pemanfaatan sumberdaya


pesisir berbasis konservasi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perair-
an. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
99

Lampiran 1. Gambar lokasi penelitian

Lokasi 1: Tanjung Mutiara aaLokasi 2: Batu Taba

Lokasi 3: X Koto Lokasi 4: Ombilin

Lokasi 5: Biteh Lokasi 6: Kacang

Lokasi 7: Taluak Lokasi 8: Dermaga


100

Lampiran 2. Alat yang digunakan pada saat penelitian

Termometer aaSecchi Disk

GPS Meteran
101

Lampiran 3. Panduan wawancara dengan pihak pengelola kawasan wisata


Danau Singkarak

1. Riwayat singkat kawasan wisata Danau Singkarak


2. Bentuk pemanfaatan Danau Singkarak
3. Bentuk-bentuk pemanfaatan Danau Singkarak selama ini apakah :
- Mengganggu sumberdaya atau lingkungan
- Optimalisasi pemanfaatan ( sudah, belum atau berlebihan)
- Fasilitas-fasilitas yang tersedia
- Target pengunjung
4. Potensi lain yang belum dimanfaatakan dan penyebab belum
dimanfaatkannya atau dikembangkannya potensi tersebut.
5. Kendala pengelolaan Danau Singkarak baik dari sumberdaya perikanan ikan
bilih, sumberdaya perairan, wisata, PLTA.
6. Upaya penanggulan pengelolaan Danau Singkarak.
7. Kebijakan-kebijakan yang berlaku dalam pengelolaan kawasan wisata Danau
Singkarak
8. Permasalahan-permasalahan yang terdapat di Danau Singkarak misalnya:
- penyusutan air danau
- pendangkalan danau
- pencemaran danau
- banjir
9. Solusi yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di
Danau Singkarak.
10. Jumlah wisatawan dalam beberapa tahun terakhir
11. Persepsi mengenai konsep ekowisata
12. Kegiatan-kegiatan promosi yang telah dilakukan
102

Lampiran 4. Panduan wawancara dengan berbagai instansi terkait

1. Nama Instansi :
2. Alamat Instansi :
3. Persepsi mengenai adanya pengembangan wisata di Danau Singkarak untuk
masing-masing instansi terkait*.
4. Peran instansi terkait dalam pengembangan wisata Danau Singkarak
5. Persepsi masing-masing insatansi terkait apabila diadakan integrasi
(terpadu) untuk kebijakan pengembangan kawasan wisata Danau Singkarak
6. Pertanyaan khusus masing-masing instansi sesuai kompetensi
Keterangan * : - Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat
- Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Solok
- Dinas Pariwisata Sumatera Barat
- Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Solok
- Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Tanah Datar
- Bappeda
- Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanah Datar
- Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Solok
- Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Datar
- PLTA Singkarak
103

Lampiran 5. Kuesioner untuk masyarakat sekitar kawasan

A. Data Pribadi Masyarakat Sekitar


1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan terakhir :
5. Status dalam keluarga :
6. Pekerjaan :
7. Pendapatan per bulan :

< Rp 500 000 Rp 500 000 Rp 1 000 000 Rp 1 000 000 2 000 000 > Rp 2 000 000

B. Persepsi masyarakat terhadap kawasan wisata Danau Singkarak


1. Apakah saudara/i pernah mendengar istilah ekowisata ?
a. Pernah
b. Tidak pernah
2. Apakah saudara/i senang dengan keberadaan Danau Singkarak?
a. Senang
b. Tidak
3. Setujukah saudara/i apabila tanah milik masyarakat dibeli oleh pengelola dan dibangun
fasilitas hotel/ restoran di atasnya ?
a. Iya, karena............................
b. Tidak, karena..........................
4. Apakah ikan bilih bisa menjadi salah satu objek wisata di Danau Singkarak ?
a. Bisa, karena.........
b. Tidak bisa, karena.......
c. Tidak tahu
5. Apakah pendapat saudara/i terhadap hidangan ikan bilih yang tersedia di sekitar Danau
Singkarak ?
a. Lezat
b. Cukup lezat
c. Tidak lezat
d. Tidak tahu

C. Manfaat dan Pengaruh Wisata


1. Manfaat yang diperoleh :
a. Membuka lapangan kerja / ada kesempatan berusaha
b. Bisa berinteraksi dengan wisatawan
c. Tidak ada manfaat yang dirasakan
d. Lainnya .............
2. Pengaruh / dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya kegiatan wisata:
a. Terpengaruhnya kehidupan masyarakat oleh perilaku wisatawan
b. Kotornya kawasan
c. Tercemarnya perairan
d. Tingkat keamanan masyarakat terganggu
e. Tidak ada kekhawatiran apa-apa
f. Lainnya .............
3. Bentuk kerjasama / bantuan yang diberikan pengelola kepada masyarakat:
a. Terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar
b. Tidak ada bantuan apa-apa
c. Lainnya ...............
4. Pengaruh yang sudah ada pada masyarakat akibat perilaku wisatawan:
a. Perilaku berpakaian
b. Perilaku berbicara
c. Tingkah laku
d. Lainnya ..............
104

Lampiran 5. (Lanjutan)
5. Apakah keberadaan ikan bilih dapat meningkatkan ekonomi masyarakat setempat
a. Ya, karena.....
b. Tidak, karena......

D. Aktifitas Masyarakat dengan Kawasan wisata Danau Singkarak


1. Sudah berapa kali saudara/i masuk ke Kawasan wisata Danau Singkarak?
a. Satu kali
b. Dua kali
c. Lebih dari dua kali
d. Belum pernah
e. Lainnya ...............
2. Aktifitas yang dilakukan dalam kawasan wisata air Kawasan wisata Danau Singkarak:
a. Bekerja
b. Berdagang
c. Lainnya ...............
3. Apakah menurut saudara/i ada aktifitas wisata yang mengganggu kenyaman masyarakat
sekitar ?
a. Ada, yaitu ................
b. Tidak ada

E. Kepedulian terhadap kelestarian Danau Sngkarak


1. Apakah saudara/i peduli dengan kelestarian kawasan danau Singkarak ?
a. Peduli, karena.....
b. Tidak peduli, karena.....
2. Apakah yang saudara/i lakukan apabila pengelola Kawasan wisata Danau Singkarak
membangun sarana dan prasarana yang dapat mengganggu kelestarian alam ?
a. Diam saja
b. Protes
c. Dipercayakan kepada pengelola
d. Lainnya,..................
3. Pernahkah saudara/i melakukan kegiatan untuk menjaga kelestarian lingkungan Kawasan
wisata Danau Singkarak ?
a. Belum pernah
b. Pernah, yaitu ............
4. Apakah menurut saudara/i pengelolaan Kawasan wisata Danau Singkarak ini sudah menjaga
kelestarian alamnya ?
a. Ya, karena ..................
b. Belum, karena ...........
5. Apakah menurut saudara/i diperlukan adanya pembatasan jumlah penangkapan ikan bilih
untuk menjaga kelestariannya ?
a. Perlu, karena..........
b. Tidak perlu, karena.......
6. Apakah saudara/i setuju dengan dibangunnya PLTA di Danau Singkarak ?
a. Setuju, karena......
b. Tidak setuju, karena....
7. Apakah menurut saudara/i keberadaan PLTA dapat menganggu kelestarian Danau Singkarak?
a. Ya, karena
b. Tidak, Karena
105

Lampiran 6. Kuesioner untuk wisatawan

A. Data Pribadi Wisatawan


1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Tempat tinggal :
5. Pendidikan terakhir :
6. Pekerjaan :
7. Pendapatan per bulan:

< Rp 500 000 Rp 500 000 Rp 1 000 000 Rp 1 000 000 2 000 000 > Rp 2 000 000
8. Biaya yang dikeluarkan untuk berwisata ke kawasan wisata Danau Singkarak

< Rp 50 000 Rp 50 000 Rp 100 000 Rp 100 000 200 000 > Rp 200 000

B. Motivasi wisatawan
1. Dari manakah saudara/i mendapat informasi mengenai kawasan wisata Danau
Singkarak?
a. Teman
b. Radio/ Televisi
c. Leaflet/ brosur
d. Lainnya ..............
2. Apakah sebelumnya saudara/i pernah berkunjung ke Kawasan wisata Danau Singkarak ?
a. Belum pernah
b. Pernah, berapa kali? ..............
3. Apa yang mendorong saudara/i berkunjung ke Kawasan wisata Danau Singkarak ?
a. Belum pernah berkunjung ke tempat ini
b. Diajak teman
c. Mudah dijangkau
d. Pemandangan indah
e. Lainnya ..................
4. Apa tujuan saudara/i mengunjungi Kawasan wisata Danau Singkarak ?
a. Menikmati keindahan alam
b. Mengisi waktu luang
c. Menghilangkan stres dari aktifitas-aktifitas yang menjenuhkan
d. Menikmati aktifitas wisata yang ditawarkan
e. Lainnya .................
5. Mengapa saudara/i memilih Kawasan wisata Danau Singkarak ?
a. Aksesibilitasnya yang mudah
b. Biayanya yang murah
c. Fasilitas yang lengkap
d. Lainnya ..................

C. Persepsi wisatawan terhadap kawasan wisata Danau Singkarak


1. Apakah saudara/i merasa puas melakukan kegiatan di kawasan wisata Danau Singkarak?
a. Ya, karena .......................
b. Tidak, karena ..................
2. Menurut saudara/i, apakah yang menjadi hambatan untuk datang ke Kawasan wisata
Danau Singkarak?
a. Lalu lintas yang sering macet
b. Tiket masuk yang terlalu mahal
c. Tidak ada waktu luang
d. Susah menemukan lokasi
e. Lainnya ..................
3. Kekurangan di Kawasan wisata Danau Singkarak :
a. Fasilitas kurang
b. Jenis-jenis aktifitas wisata kurang beranekaragam
c. Kenyamanan kurang karena ramai
106

Lampiran 6. (Lanjutan)

d. Kenyamanan kurang karena sampah


e. Pelayanan yang kurang ramah
f. Lainnya ................
4. Apakah saudara/i mengetahui keberadaan ikan endemik (ikan bilih) di Danau Singkarak
a. Tahu
b. Tidak tahu
5. Apakah ikan bilih bisa menjadi salah satu objek wisata di Danau Singkarak ?
a. Bisa
b. Tidak bisa
c. Tidak tahu
6. Apakah saudara/i pernah mendengar istilah ekowisata ?
a. Pernah
b. Tidak pernah
7. Apakah saudara/i setuju dengan konsep ekowisata ?
a. Setuju, karena.......
b. Tidak setuju, karena......
8. Persepsi wisatawan terhadap kondisi, jumlah, fasilitas dan lingkungan yang ada di
Kawasan wisata Danau Singkarak
No. Aspek penilaian/parameter Kriteria / persepsi
Baik Cukup Kurang Tidak Tahu
a. Aksesibilitas
b. Pelayanan oleh pengelola
c. Keamanan di Kawasan wisata
Danau Singkarak
d. Kenyamanan dalam kawasan
e. Kebersihan lingkungan
f. Kebersihan air
g. Keaslian lingkungan
h. Peraturan yang ada dalam
kawasan
i. Sistem tata ruang dan tata letak
fasilitas
j. Keindahan Kawasan wisata
Danau Singkarak
k. Fasilitas rekerasi:
Tempat sampah
Air bersih
Toilet
Tempat beribadah
Taman duduk
Warung penjual makanan dan
souvenir
Fasilitas perahu dan alat pancing

D. Aktifitas Wisatawan
1. Saudara/i datang ke tempat ini
a. Sendiri
b. Berdua
c. Keluarga
d. Kelompok
2. Jenis kendaraan apa yang saudara/i gunakan untuk mencapai lokasi ini ?
a. Kendaraan pribadi : motor /mobil
b. Sewa/carter
c. Kendaraan umum : angkot /ojek
d. Jalan kaki
3. Perlengkapan yang saudara/i bawa
107

Lampiran 6. (Lanjutan)

a. Kamera
b. Handycam
c. Handphone
d. Lainnya ................
4. Kegiatan yang saudara/i lakukan di Kawasan wisata Danau Singkarak:
a. Piknik
b. Mancing
c. Kemah
d. Fotografi
e. Menikmati keindahan alam
5. Apakah saudara/i mencicipi hidangan ikan bilih selama kegiatan wisata ?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakakah saudara/i membawa oleh-oleh berupa ikan bilih ?
a. Ya, karena................
b. Tidak, karena................
7. Apakah pendapat saudara/i terhadap hidangan ikan bilih yang tersedia di sekitar Danau
Singkarak ?
a. Lezat
b. Cukup lezat
c. Tidak lezat
d. Tidak tahu
8. Sebaiknya aktifitas wisata apa yang perlu penambahan atau perbaikan?
a. Memancing
b. Kemah
c. Perahu
d. Lainnya ..................
9. Di kawasan wisata ini saudara/i lebih memilih makan di:
a. Restoran, karena..........
b. Warung tenda, karena........
c. Membawa dari rumah, karena.....

E. Kepedulian wisatawan dalam menjaga kelestarian Danau Singkarak


1. Bagaimana pendapat saudara/i terhadap kelestarian lingkungan kawasan wisata Danau
Singkarak ?
a. Baik, karena ................
b. Kurang baik, karena ...............
c. Buruk, karena ................
2. Apakah menurut saudara/i diperlukan adanya pembatasan jumlah penangkapan ikan
bilih untuk menjaga kelestariannya ?
a. Perlu, karena......
b. Tidak perlu, karena....
3. Apakah saudara/i setuju dengan dibangunnya PLTA di Danau Singkarak ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
4. Apakah menurut saudara/i keberadaan PLTA dapat menganggu kelestarian Danau
Singkarak ?
a. Ya, karena....
b. Tidak, Karena.....
5. Apakah saudara/i peduli dengan kelestarian kawasan danau Singkarak ?
a. Peduli, karena.....
b. Tidak peduli, karena.....
6. Dimanakah saudara/i membuang sampah?
a. Tempat sampah
b. Di sekitar Kawasan wisata Danau Singkarak
c. Di kolam renang
d. Lainnya
108

Lampiran 7. Matriks kesesuaian untuk setiap kegiatan wisata yang akan di-
kembangkan di Danau Singkarak

N Kategori Kategori Kategori


Parameter Bobot Skor Skor Skor
o Baik Cukup Baik Buruk
Berkemah
1 Lebar tepi danau (m) 5 x8 3 3 x <5 2 <3 1
Pemandangan (Object Danau, Hutan, 2-3 dari 4 satu dari 4
2 3 3 2 1
view) Pegunungan, Sungai pemandangan pemandangan
Vegetasi yang hidup di
3 3 Kelapa, Cemara, Akasia 3 1 dari 3 2 belukar tinggi 1
tepi danau
4 Hamparan dataran 5 Rumput/pasir 3 Tanah Liat 2 Lumpur/batu 1
5 Kecepatan arus 1 0< x 0.15 3 0.15< x 0.45 2 x> 0.45 1
Berperahu
Hijau Coklat
1 Warna perairan 1 Hijau jernih 3 2 1
Kecoklatan kehitaman
2 Bau 3 Tidak berbau 3 Sedikit berbau 2 berbau 1
3 Kedalaman Perairan 5 1 x < 3 3 3< x 5 2 x<1; x>5 1
Vegetasi yang hidup di
4 3 Kelapa, Cemara, Akasia 3 1 dari 3 2 belukar tinggi 1
tepi danau
5 Kecepatan arus 5 0< x 0.15 3 0.15< x 0.45 2 x> 0.45 1
Memancing
1 Kelimpahan ikan 5 Sangat banyak 3 banyak 2 sedikit 1
2 jenis ikan 3 lebih dari 4 3 2b-a3 2 <2 1
3 kedalaman perairan 1 1 x < 3 3 3< x 5 2 x<1; x>5 1
Duduk santai
1 Lebar tepi danau 1 x8 3 1 x <8 2 <1 1
Danau, Hutan, Pe- 2-3 dari 4 satu dari 4
2 Pemandangan 5 3 2 1
gunungan, Sungai pemandangan pemandangan
Vegetasi yang hidup di
3 5 Kelapa, Cemara, Akasia 3 1 dari 3 2 belukar tinggi 1
tepi danau
4 Hamparan dataran 3 Rumput/pasir 3 Tanah Liat 2 Lumpur/batu 1
5 Biota berbahaya 3 Tidak ada 3 1 jenis 2 >1 jenis 1
Outbound
1 Lebar tepi danau 5 x8 3 4 x <8 2 <4 1
2 Hamparan dataran 1 Rumput/pasir 3 Tanah Liat 2 Lumpur/batu 1
Vegetasi yang hidup di
3 3 Kelapa, Cemara, Akasia 3 1 dari 3 2 Semak belukar 1
tepi danau
4 Biota berbahaya 3 Tidak ada 3 1 jenis 2 >1 jenis 1
Berenang
1 Kedalaman (m) 5 1-2 3 >2-5 2 >5 1
2 Tingkat kelandaian () 5 < 20 3 20 - 45 2 > 45 1
3 Kejernihan (%) 3 > 80 3 50 - -80 2 < 50 1
4 Arus (m/dtk) 3 0<x<0.5 3 0.5<x<0.25 2 > 0.251 1
5 Ombak/gelombang 1 Tenang 3 Agak tenang 2 Bergelombang 1

Keterangan:
Nilai maksimum = 51 (perahu), 51 (berkemah), 27 (Memancing), 51 (duduk santai), 36 (outbound), 51 (berenang)
Sesuai : 83 100 %
Sesuai bersyarat : 50 - < 83 %
Tidak sesuai : < 50 %
Sumber : Modifikasi Yulianda (2007)
109

Lampiran 8. Peta batimetri Danau Singkarak

Sumber: Puslit-Limnologi 2009


110

Lampiran 9. Ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)

Ikan bilih (www.fishbase.org)

Ikan bilih (www.ppti.usm.my)


111

Lampiran 10. Alat tangkap yang digunakan nelayan

Sistem alahan

Jaring atau jala

Lukah
112

Lampiran 11. Aktifitas wisatawan di kawasan wisata Danau Singkarak

Berenang aaBerperahu

Memancing Piknik

Duduk santai
113

Lampiran 12. Aneka hidangan/panganan ikan bilih

Ikan bilih balado Ikan bilih goreng tepung


(www.quantan.blogspot com) (www.keripikbalado.com)

Ikan bilih goreng kering Ikan bilih asin

Rakik bilih
(www.cemilanpadang.blogspot.com)
114

Lampiran 13. Potensi dan peluang wisata Danau Singkarak

Paralayang Payorapuih aa
Kereta wisata
(www.empi-muslion.wordpress)
(www.westsumatra.com)

Festival Singkarak dan Danau Kembar Balap sepeda Tour de Singkarak (www.
(www.pariwisatasolok.files.wordpress.com) tourdesingkarak.com)

Pemandangan perbukitan di sekeliling da-


Pemandangan Alam
nau
115

Lampiran 14. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 1 (Tjg. Mutiara)
Nilai
Skor Nmax(Bobot x
No Parameter Bobot Skor (Bobot x
Max skor max)
skor)
Berkemah
1 Lebar tepi danau (m) 5 3 15 3 15
2 Pemandangan (Object view) 3 2 6 3 9
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
4 Hamparan dataran 5 3 15 3 15
5 Kecepatan arus 1 2 2 3 3
Ni 44 51
N max 51
IKW 86.2745 S

Berperahu
1 Warna perairan 1 3 3 3 3
2 Bau 3 3 9 3 9
3 Kedalaman Perairan 5 1 5 3 15
4 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
5 Kecepatan arus 5 2 10 3 15
Ni 33 51
N max 51
IKW 64.7059 SB
Memancing
1 Kelimpahan ikan 5 2 10 3 15
2 jenis ikan 3 3 9 3 9
3 kedalaman perairan 1 1 1 3 3
Ni 20 27
N max 27
IKW 74.0741 SB

Duduk santai
1 Lebar tepi danau 1 3 3 3 3
2 Pemandangan 5 2 10 3 15
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 5 2 10 3 15
4 Hamparan dataran 3 3 9 3 9
5 Biota berbahaya 3 3 9 3 9
Ni 41 51
N max 51
IKW 80.3922 SB

Outbound
1 Lebar tepi danau 5 3 15 3 15
2 Hamparan dataran 1 3 3 3 3
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
4 Biota berbahaya 3 3 9 3 9
Ni 33 36
N max 36
IKW 91.6667 S

Berenang
1 Kedalaman (m) 5 3 15 3 15
2 Tingkat kelandaian () 5 3 15 3 15
3 Kejernihan (%) 3 3 9 3 9
4 Arus (m/dtk) 3 2 6 3 9
5 Ombak/gelombang 1 3 3 3 3
Ni 48 51
N max 51
IKW 94.1176 S
116

Lampiran 15. Peta kesesuaian kegiatan wisata berkemah


117

Lampiran 16. Peta kesesuaian kegiatan wisata berenang


118

Lampiran 17. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 2 (Batu Taba)
Nilai (Bobot Skor Nmax(Bobot
No Parameter Bobot Skor
x skor) Max x skor max)
Berkemah
1 Lebar tepi danau (m) 5 2 10 3 15
2 Pemandangan (Object view) 3 2 6 3 9
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
4 Hamparan dataran 5 3 15 3 15
5 Kecepatan arus 1 2 2 3 3
Ni 39 51
N max 51
IKW 76.4706 SB
Berperahu
1 Warna perairan 1 3 3 3 3
2 Bau 3 3 9 3 9
3 Kedalaman Perairan 5 1 5 3 15
4 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
5 Kecepatan arus 5 2 10 3 15
Ni 33 51
N max 51
IKW 64.7059 SB
Memancing
1 Kelimpahan ikan 5 2 10 3 15
2 jenis ikan 3 3 9 3 9
3 kedalaman perairan 1 1 1 3 3
Ni 20 27
N max 27
IKW 74.0741 SB
Duduk santai
1 Lebar tepi danau 1 2 2 3 3
2 Pemandangan 5 2 10 3 15
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 5 2 10 3 15
4 Hamparan dataran 3 3 9 3 9
5 Biota berbahaya 3 3 9 3 9
Ni 40 51
N max 51
IKW 78.4314 SB
Outbound
1 Lebar tepi danau 5 2 10 3 15
2 Hamparan dataran 1 3 3 3 3
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
4 Biota berbahaya 3 3 9 3 9
Ni 28 36
N max 36
IKW 77.7778 SB
Berenang
1 Kedalaman (m) 5 3 15 3 15
2 Tingkat kelandaian () 5 2 10 3 15
3 Kejernihan (%) 3 3 9 3 9
4 Arus (m/dtk) 3 1 3 3 9
5 Ombak/gelombang 1 2 2 3 3
Ni 39 51
N max 51
IKW 76.4706 SB
119

Lampiran 18. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 3 (X Koto)


Nilai (Bobot Skor Nmax(Bobot x
No Parameter Bobot Skor
x skor) Max skor max)
Berkemah
1 Lebar tepi danau (m) 5 2 10 3 15
2 Pemandangan (Object view) 3 3 9 3 9
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
4 Hamparan dataran 5 3 15 3 15
5 Kecepatan arus 1 2 2 3 3
Ni 42 51
N max 51
IKW 82.3529 SB

Berperahu
1 Warna perairan 1 3 3 3 3
2 Bau 3 3 9 3 9
3 Kedalaman Perairan 5 1 5 3 15
4 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
5 Kecepatan arus 5 2 10 3 15
Ni 33 51
N max 51
IKW 64.7059 SB

Memancing
1 Kelimpahan ikan 5 2 10 3 15
2 jenis ikan 3 3 9 3 9
3 kedalaman perairan 1 1 1 3 3
Ni 20 27
N max 27
IKW 74.0741 SB

Duduk santai
1 Lebar tepi danau 1 3 3 3 3
2 Pemandangan 5 2 10 3 15
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 5 2 10 3 15
4 Hamparan dataran 3 3 9 3 9
5 Biota berbahaya 3 3 9 3 9
Ni 41 51
N max 51
IKW 80.3922 SB
Outbound
1 Lebar tepi danau 5 2 10 3 15
2 Hamparan dataran 1 3 3 3 3
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
4 Biota berbahaya 3 3 9 3 9
Ni 28 36
N max 36
IKW 77.7778 SB
Berenang
1 Kedalaman (m) 5 3 15 3 15
2 Tingkat kelandaian () 5 2 10 3 15
3 Kejernihan (%) 3 3 9 3 9
4 Arus (m/dtk) 3 1 3 3 9
5 Ombak/gelombang 1 2 2 3 3
Ni 39 51
N max 51
IKW 76.4706 SB
120

Lampiran 19. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 4 (Ombilin)


Nilai
Skor Nmax(Bobot
No Parameter Bobot Skor (Bobot x
Max x skor max)
skor)
Berkemah
1 Lebar tepi danau (m) 5 3 15 3 15
2 Pemandangan (Object view) 3 2 6 3 9
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
4 Hamparan dataran 5 3 15 3 15
5 Kecepatan arus 1 2 2 3 3
Ni 44 51
N max 51
IKW 86.2745 S
Berperahu
1 Warna perairan 1 3 3 3 3
2 Bau 3 3 9 3 9
3 Kedalaman Perairan 5 1 5 3 15
4 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
5 Kecepatan arus 5 2 10 3 15
Ni 33 51
N max 51
IKW 64.7059 SB
Memancing
1 Kelimpahan ikan 5 2 10 3 15
2 jenis ikan 3 3 9 3 9
3 kedalaman perairan 1 3 3 3 3
Ni 22 27
N max 27
IKW 81.4815 SB
Duduk santai
1 Lebar tepi danau 1 3 3 3 3
2 Pemandangan 5 3 15 3 15
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 5 2 10 3 15
4 Hamparan dataran 3 3 9 3 9
5 Biota berbahaya 3 3 9 3 9
Ni 46 51
N max 51
IKW 90.1961 S
Outbound
1 Lebar tepi danau 5 3 15 3 15
2 Hamparan dataran 1 3 3 3 3
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
4 Biota berbahaya 3 3 9 3 9
Ni 33 36
N max 36
IKW 91.6667 S
Berenang
1 Kedalaman (m) 5 3 15 3 15
2 Tingkat kelandaian () 5 2 10 3 15
3 Kejernihan (%) 3 2 6 3 9
4 Arus (m/dtk) 3 1 3 3 9
5 Ombak/gelombang 1 2 2 3 3
Ni 36 51
N max 51
IKW 70.5882 SB
121

Lampiran 20. Peta kesesuaian kegiatan wisata duduk santai


122

Lampiran 21. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 5 (Biteh)


Nilai (Bobot Nmax(Bobot
No Parameter Bobot Skor Skor Max
x skor) x skor max)
Berkemah
1 Lebar tepi danau (m) 5 3 15 3 15
2 Pemandangan (Object view) 3 3 9 3 9
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 1 3 3 9
4 Hamparan dataran 5 1 5 3 15
5 Kecepatan arus 1 1 1 3 3
Ni 33 51
N max 51
IKW 64.7059 SB
Berperahu
1 Warna perairan 1 2 2 3 3
2 Bau 3 3 9 3 9
3 Kedalaman Perairan 5 3 15 3 15
4 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
5 Kecepatan arus 5 1 5 3 15
Ni 37 51
N max 51
IKW 72.5490 SB
Memancing
1 Kelimpahan ikan 5 3 15 3 15
2 jenis ikan 3 3 9 3 9
3 kedalaman perairan 1 3 3 3 3
Ni 27 27
N max 27
IKW 100.0000 S
Duduk santai
1 Lebar tepi danau 1 3 3 3 3
2 Pemandangan 5 3 15 3 15
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 5 2 10 3 15
4 Hamparan dataran 3 1 3 3 9
5 Biota berbahaya 3 3 9 3 9
Ni 40 51
N max 51
IKW 78.4314 SB
Outbound
1 Lebar tepi danau 5 3 15 3 15
2 Hamparan dataran 1 1 1 3 3
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 1 3 3 9
4 Biota berbahaya 3 3 9 3 9
Ni 28 36
N max 36
IKW 77.7778 SB
Berenang
1 Kedalaman (m) 5 2 10 3 15
2 Tingkat kelandaian () 5 2 10 3 15
3 Kejernihan (%) 3 2 6 3 9
4 Arus (m/dtk) 3 1 3 3 9
5 Ombak/gelombang 1 1 1 3 3
Ni 30 51
N max 51
IKW 58.8235 SB
123

Lampiran 22. Peta kesesuaian kegiatan wisata memancing


124

Lampiran 23. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 6 (Kacang)


Nilai (Bobot x Skor Nmax(Bobot
No Parameter Bobot Skor
skor) Max x skor max)
Berkemah
1 Lebar tepi danau (m) 5 3 15 3 15
2 Pemandangan (Object view) 3 2 6 3 9
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
4 Hamparan dataran 5 3 15 3 15
5 Kecepatan arus 1 2 2 3 3
Ni 44 51
N max 51
IKW 86.2745 S
Berperahu
1 Warna perairan 1 3 3 3 3
2 Bau 3 3 9 3 9
3 Kedalaman Perairan 5 1 5 3 15
4 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
5 Kecepatan arus 5 2 10 3 15
Ni 33 51
N max 51
IKW 64.7059 SB
Memancing
1 Kelimpahan ikan 5 2 10 3 15
2 jenis ikan 3 3 9 3 9
3 kedalaman perairan 1 1 1 3 3
Ni 20 27
N max 27
IKW 74.0741 SB
Duduk santai
1 Lebar tepi danau 1 3 3 3 3
2 Pemandangan 5 2 10 3 15
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 5 2 10 3 15
4 Hamparan dataran 3 3 9 3 9
5 Biota berbahaya 3 3 9 3 9
Ni 41 51
N max 51
IKW 80.3922 SB
Outbound
1 Lebar tepi danau 5 3 15 3 15
2 Hamparan dataran 1 1 1 3 3
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
4 Biota berbahaya 3 3 9 3 9
Ni 31 36
N max 36
IKW 86.1111 S
Berenang
1 Kedalaman (m) 5 3 15 3 15
2 Tingkat kelandaian () 5 2 10 3 15
3 Kejernihan (%) 3 3 9 3 9
4 Arus (m/dtk) 3 1 3 3 9
5 Ombak/gelombang 1 1 1 3 3
Ni 38 51
N max 51
IKW 74.5098 SB
125

Lampiran 24. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 7 (Taluak)


Nilai
Skor Nmax(Bobot
No Parameter Bobot Skor (Bobot x
Max x skor max)
skor)
Berkemah
1 Lebar tepi danau (m) 5 2 10 3 15
2 Pemandangan (Object view) 3 2 6 3 9
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
4 Hamparan dataran 5 3 15 3 15
5 Kecepatan arus 1 2 2 3 3
Ni 39 51
N max 51
IKW 76.4706 SB
Berperahu
1 Warna perairan 1 3 3 3 3
2 Bau 3 3 9 3 9
3 Kedalaman Perairan 5 3 15 3 15
4 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
5 Kecepatan arus 5 3 15 3 15
Ni 48 51
N max 51
IKW 94.1176 S
Memancing
1 Kelimpahan ikan 5 2 10 3 15
2 jenis ikan 3 3 9 3 9
3 kedalaman perairan 1 1 1 3 3
Ni 20 27
N max 27
IKW 74.0741 SB
Duduk santai
1 Lebar tepi danau 1 2 2 3 3
2 Pemandangan 5 2 10 3 15
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 5 2 10 3 15
4 Hamparan dataran 3 3 9 3 9
5 Biota berbahaya 3 3 9 3 9
Ni 40 51
N max 51
IKW 78.4314 SB
Outbound
1 Lebar tepi danau 5 2 10 3 15
2 Hamparan dataran 1 3 3 3 3
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
4 Biota berbahaya 3 3 9 3 9
Ni 28 36
N max 36
IKW 77.7778 SB
Berenang
1 Kedalaman (m) 5 3 15 3 15
2 Tingkat kelandaian () 5 2 10 3 15
3 Kejernihan (%) 3 3 9 3 9
4 Arus (m/dtk) 3 2 6 3 9
5 Ombak/gelombang 1 3 3 3 3
Ni 43 51
N max 51
IKW 84.3137 S
126

Lampiran 25. Peta kesesuaian kegiatan wisata berperahu


127

Lampiran 26. Indeks kesesuaian wisata Danau Singkarak lokasi 8 (Dermaga)


Nilai
Skor Nmax(Bobot
No Parameter Bobot Skor (Bobot x
Max x skor max)
skor)
Berkemah
1 Lebar tepi danau (m) 5 3 15 3 15
2 Pemandangan (Object view) 3 2 6 3 9
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
4 Hamparan dataran 5 3 15 3 15
5 Kecepatan arus 1 3 2 3 3
Ni 44 51
N max 51
IKW 86.2745 S
Berperahu
1 Warna perairan 1 3 3 3 3
2 Bau 3 3 9 3 9
3 Kedalaman Perairan 5 1 5 3 15
4 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
5 Kecepatan arus 5 3 15 3 15
Ni 38 51
N max 51
IKW 74.5098 SB
Memancing
1 Kelimpahan ikan 5 2 10 3 15
2 jenis ikan 3 3 9 3 9
3 kedalaman perairan 1 1 1 3 3
Ni 20 27
N max 27
IKW 74.0741 SB
Duduk santai
1 Lebar tepi danau 1 3 3 3 3
2 Pemandangan 5 2 10 3 15
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 5 2 10 3 15
4 Hamparan dataran 3 3 9 3 9
5 Biota berbahaya 3 3 9 3 9
Ni 41 51
N max 51
IKW 80.3922 SB
Outbound
1 Lebar tepi danau 5 3 15 3 15
2 Hamparan dataran 1 3 3 3 3
3 Vegetasi yang hidup di tepi danau 3 2 6 3 9
4 Biota berbahaya 3 3 9 3 9
Ni 33 36
N max 36
IKW 91.6667 S
Berenang
1 Kedalaman (m) 5 3 15 3 15
2 Tingkat kelandaian () 5 2 10 3 15
3 Kejernihan (%) 3 2 6 3 9
4 Arus (m/dtk) 3 3 9 3 9
5 Ombak/gelombang 1 1 1 3 3
Ni 41 51
N max 51
IKW 80.3922 SB
128

Lampiran 27. Peta kesesuaian kegiatan wisata outbound


Lampiran 28. Prediksi waktu, potensi ekologis (k) dan luas area kegiatan (Lt)
untuk perhitungan Daya Dukung Kawasan (Modifikasi Yulianda
2007)
Jenis kegiatan Waktu yang dibutuhkan Total waktu 1 hari
Wp-(jam) Wt-(jam)
Berkemah 24 24
Perahu 0.5 8
Memancing 4 8
Duduk santai 2 8
Outbound 4 8
Berenang 1 8

Potensi
Jenis Unit Area
Ekologis (K) Keterangan
Kegiatan (Lt)
(orang)
Area kemah untuk 5 orang
Berkemah 5 50 m2
adalah 10x5m2
Kegiatan bereperahu pada
Beperahu 8 22500 m2
area 150 m x 150 m
Memancing 1 5 m panjang -
Duduk Santai 1 10 m2 -
Area outbound untuk 20
Outbound 20 2500 m2
orang adalah 50 m x 50 m
Berenang 1 5 m panjang -
Lampiran 29. Foto-foto Danau Singkarak untuk Metode SBE
f f
f f
Lampiran 29. (Lanjutan)

(www.singkarakbloer3y.blogspot.com)

(www.singkarakbloer3y.blogspot.com) (www.singkarakbloer3y.blogspot.com) (www.singkarakbloer3y.blogspot.com)


Lampiran 30. Penilaian responden terhadap foto-foto pada Metode SBE
F01 F02 F03 F04 F05 F06 F07 F08 F09 F10 F11 F12 F13 F14 F15 F16 F17 F18 F19 F20 F21 F22 F23 F24 F25 F26 F27 F28 F29 F30
R01 B 7 7 7 7 3 7 3 3 7 3 9 3 3 7 3 3 3 9 9 9 7 3 9 7 3 3 7 7 7 9
S 3 3 7 9 3 3 3 3 9 3 7 3 9 9 7 3 7 3 3 7 3 9 9 9 7 9 3 7 9 9
R02 B 7 7 7 7 3 3 3 3 3 3 3 7 7 7 7 7 7 9 7 7 7 3 9 9 7 7 7 7 9 9
S 7 7 9 9 7 7 7 3 7 3 7 3 9 7 9 7 9 7 9 9 7 7 9 7 7 9 9 9 9 9
R03 B 3 7 7 7 7 7 3 3 3 3 7 3 7 7 7 7 7 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 7 9 9
S 7 7 9 9 3 7 7 7 7 7 3 9 9 9 7 7 7 7 9 9 9 7 9 7 3 3 7 7 7 9
R04 B 3 7 7 9 7 7 3 7 7 3 3 7 7 7 7 7 7 7 7 9 7 7 7 7 7 7 7 7 9 7
S 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 9 7 7 7 7 9 7 9 7 7 7 7 9 7 7 7 7 7 9 9
R05 B 3 7 7 9 7 7 7 9 7 3 7 9 9 9 7 9 9 9 7 7 9 7 7 7 3 3 3 3 7 9
S 7 7 7 7 7 3 7 3 9 9 9 7 7 3 9 7 3 9 9 9 3 3 9 7 3 7 3 7 9 7
R06 B 3 7 7 9 7 7 3 3 7 3 3 3 3 3 3 7 7 7 9 9 7 7 3 7 7 3 3 3 7 9
S 9 7 7 9 7 7 7 7 7 7 7 7 9 9 9 7 7 9 9 9 7 9 7 7 7 7 7 7 7 7
R07 B 3 3 3 3 7 3 3 3 7 3 3 3 3 3 7 3 3 7 7 3 3 7 9 9 3 3 3 3 7 9
S 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 9 7 7 7 7 9 7 9 7 7 9 7 7 7 7 7 7 7
R08 B 3 7 7 9 9 7 7 7 9 7 7 7 3 3 9 7 3 7 9 9 3 3 9 9 3 3 3 3 9 9
S 7 9 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 9 7 7 7 9 9 9 7 7 9 7 7 9 9 9 9 9
R09 B 3 3 3 3 7 7 3 7 3 7 7 7 3 3 7 9 7 9 9 9 7 7 7 7 7 7 3 7 7 9
S 7 9 9 7 7 7 9 7 9 7 7 7 9 7 9 7 7 9 9 9 7 9 9 9 9 7 9 9 7 7
R10 B 3 9 7 9 9 7 7 7 7 7 7 7 9 9 9 9 7 9 9 9 9 9 9 7 9 7 9 9 9 9
S 3 7 7 7 7 3 9 3 7 3 7 3 7 3 7 7 7 9 9 9 7 9 7 3 9 7 9 9 9 9
R11 B 3 3 7 3 7 3 7 3 9 3 9 3 7 3 9 7 7 3 9 9 3 7 9 7 9 9 7 3 9 9
S 7 7 7 9 7 7 7 3 9 7 9 3 7 9 9 7 9 9 9 9 9 7 9 9 7 7 9 9 7 9
R12 B 3 7 7 3 7 3 7 3 7 3 7 3 7 3 3 7 7 7 3 3 3 3 3 3 3 3 7 7 9 9
S 7 7 7 7 7 7 7 7 9 7 3 7 9 7 3 7 7 9 9 9 9 9 9 7 3 7 9 9 9 7
R13 B 7 9 9 7 7 7 9 7 7 7 7 9 9 9 7 7 7 9 7 7 7 9 7 7 9 9 9 9 9 9
S 3 7 7 7 3 7 7 3 9 3 9 7 3 7 7 7 7 3 3 3 7 3 3 3 3 7 7 7 9 7
R14 B 3 3 3 7 3 3 3 3 7 7 7 3 7 3 3 3 7 7 7 7 7 7 9 7 7 7 7 9 9 9
S 3 7 9 7 7 3 7 7 7 9 9 7 9 9 7 7 7 9 7 9 3 9 9 7 9 7 9 7 9 9
R15 B 3 3 7 3 9 7 7 3 9 7 7 7 7 9 7 7 3 9 9 9 3 9 9 3 7 7 9 3 9 9
S 7 7 7 7 7 7 9 7 7 7 7 7 9 9 9 7 9 9 9 9 9 9 9 7 9 9 9 9 9 9
R16 B 3 1 3 7 3 7 7 3 7 3 3 3 9 9 3 7 3 9 7 7 3 7 9 3 3 7 7 7 9 9
S 9 7 9 9 7 7 7 7 9 7 1 9 9 1 7 7 9 9 9 9 9 9 9 7 7 9 9 9 9 9
R17 B 7 7 7 7 9 7 7 7 9 7 9 7 9 7 7 7 7 9 7 9 7 7 9 9 9 9 7 7 9 9
S 7 7 7 7 7 7 9 7 9 7 7 7 9 9 9 7 7 7 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
R18 B 7 3 7 7 7 3 3 3 7 7 9 3 7 7 7 3 3 3 7 7 3 3 7 3 3 3 7 3 7 9
S 3 3 3 3 7 3 3 7 7 3 7 7 3 7 7 7 7 7 7 7 9 7 9 9 7 7 9 9 9 9
R19 B 7 3 3 7 7 7 7 3 9 7 3 3 7 3 7 9 3 9 9 9 7 7 9 7 3 7 3 3 7 9
S 7 7 9 7 7 7 7 7 7 7 9 7 9 7 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 7 9 9
R20 B 7 3 7 3 7 7 3 3 7 7 7 3 7 7 7 7 7 9 9 7 3 7 9 3 7 7 7 7 3 9
S 3 7 7 3 7 7 3 3 7 3 7 3 3 3 3 7 7 7 3 3 7 7 9 9 3 7 7 3 9 9
R21 B 7 3 3 7 7 3 7 7 7 3 7 7 9 9 7 7 7 9 9 9 7 7 9 9 7 9 9 9 9 9
S 7 7 3 7 7 3 9 7 9 7 9 3 7 7 3 7 7 9 9 9 9 3 9 9 9 9 9 9 9 9
R22 B 7 7 9 9 7 7 7 3 9 9 7 7 3 9 9 9 3 7 7 9 7 9 9 7 3 3 7 3 3 9
S 9 7 7 9 7 9 9 7 7 7 7 7 7 7 9 7 7 9 9 9 7 7 9 9 7 9 9 9 9 9
R23 B 7 7 3 7 7 7 7 3 7 3 3 7 7 3 7 7 7 7 9 9 7 9 7 7 7 7 9 9 9 9
S 7 7 9 9 7 7 7 7 7 7 7 3 7 3 3 7 7 9 9 9 7 9 9 7 3 7 7 7 3 9
R24 B 7 9 7 7 7 7 7 3 9 7 9 3 7 7 7 7 7 7 7 7 9 7 7 7 7 7 9 9 9 9
S 7 7 7 7 7 7 9 7 7 7 7 9 7 7 9 7 7 9 9 9 7 7 9 7 9 7 7 7 7 9
R25 B 7 7 7 9 7 3 7 7 9 7 7 3 7 7 9 7 7 9 7 9 7 7 9 9 7 3 7 7 9 9
S 7 9 9 9 9 9 7 7 7 7 7 9 7 7 7 7 7 7 9 9 7 7 7 7 7 7 3 3 3 7
R26 B 7 9 7 9 9 7 7 9 7 9 7 9 7 9 9 9 7 9 9 9 9 9 9 9 9 7 9 9 7 9
S 3 9 7 9 7 7 7 7 7 7 7 7 9 9 7 7 7 7 9 9 7 3 9 9 3 3 9 9 9 9
R27 B 3 7 7 9 9 7 3 3 7 7 3 3 7 3 3 7 3 7 7 7 3 7 9 7 7 9 7 7 7 9
S 9 7 7 7 7 7 9 7 9 7 7 7 9 7 7 9 7 9 9 9 9 7 3 9 9 7 9 7 7 7
R28 B 3 7 3 7 3 3 7 7 7 3 7 7 7 9 7 7 7 7 9 9 9 7 9 9 9 7 9 7 9 9
S 7 9 9 9 9 7 9 7 9 7 7 9 9 9 7 7 7 9 9 9 9 9 9 7 7 9 9 9 9 9
R29 B 3 7 7 7 7 3 7 3 3 7 3 7 7 7 7 3 3 7 7 7 7 7 3 3 3 7 9 7 9 9
S 7 3 7 7 7 7 7 7 7 3 7 7 9 7 7 7 7 9 9 9 7 7 9 7 3 7 9 7 3 9
R30 B 7 3 3 7 7 9 3 7 7 3 3 7 7 3 3 7 7 7 7 7 7 3 3 7 3 7 7 7 7 9
S 7 3 7 7 7 7 3 7 9 7 9 7 7 3 7 9 9 9 7 9 7 7 9 9 3 7 7 3 9 9
R31 B 3 3 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 3 7 7 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 7 9 7 9
S 3 7 9 7 7 7 7 7 9 7 9 7 3 7 9 7 9 7 7 7 7 7 7 1 3 3 3 7 7 9
R32 B 7 9 7 9 9 9 7 7 3 3 3 7 9 7 3 3 3 7 9 9 7 7 7 7 3 7 3 3 7 9
S 9 7 9 9 3 7 7 7 9 7 3 7 9 3 7 7 9 7 3 9 7 9 9 9 7 7 9 7 9 9
R33 B 9 7 7 7 7 9 7 7 9 1 3 7 9 7 1 3 3 7 7 7 7 3 9 3 3 3 3 3 3 9
S 7 9 3 7 9 7 3 9 7 7 9 9 3 3 9 9 7 9 3 3 7 1 9 7 3 9 9 3 3 9
R34 B 3 7 7 7 9 3 3 3 7 3 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 7 7 9 7 9 7 7 7 7 9
S 1 9 7 9 3 3 3 3 9 7 3 7 9 9 7 9 9 1 9 9 9 7 9 1 3 7 7 7 9 9
R35 B 9 7 7 7 9 7 7 7 9 7 7 7 7 7 7 9 7 9 7 7 7 7 9 7 7 3 7 7 3 3
S 9 7 7 9 7 7 7 9 9 9 9 7 9 7 9 9 9 9 9 9 7 7 9 7 7 9 9 7 3 9
R36 B 7 7 7 7 7 3 7 7 7 3 7 7 7 3 7 3 3 7 7 7 3 7 9 9 7 7 9 9 9 9
S 7 7 7 7 7 3 7 7 7 3 7 7 7 3 7 3 3 7 7 7 3 7 9 9 7 7 9 9 9 9
R37 B 3 3 3 7 7 3 3 3 7 3 7 3 7 3 7 3 7 3 7 7 3 7 7 7 3 3 7 3 3 9
S 3 3 3 7 7 3 3 3 7 3 7 3 7 3 7 3 7 3 7 7 3 7 7 7 3 3 7 3 3 9
R38 B 3 3 3 7 3 3 7 3 3 3 3 3 7 7 7 7 7 9 7 7 7 7 7 7 3 7 7 3 7 7
S 3 3 3 7 3 3 7 3 3 3 3 3 7 7 7 7 7 9 7 7 7 7 7 7 3 7 7 3 7 7
R39 B 3 7 3 7 7 7 9 7 9 7 7 3 9 3 9 7 7 7 3 7 3 3 9 7 7 3 7 7 7 9
S 3 7 3 7 7 7 9 7 9 7 7 3 9 3 9 7 7 7 3 7 3 3 9 7 7 3 7 7 7 9
R40 B 7 7 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 9 7 7 7 7 9 7 9 7 9 9 7 9 7 9 9 9 9
S 7 7 7 7 7 7 7 3 7 7 7 7 9 7 7 7 7 9 7 9 7 9 9 7 9 7 9 9 9 9

Keterangan: R01, R02, R40 adalah responden ke 1, 2, 40. F01, F02, F30 adalah Foto ke 1, 2, 30. B dan
S masing-masing adalah kategori responden yang belum dan yang sudah berkunjung ke Danau Singkarak.
Lampiran 31. Kondisi sarana prasarana kawasan wisata Danau Singkarak

Toilet yang kurang terawat Tidak teraturnya kawasan

Arena permainan anak yang rusak Tanaman air enceng gondok

Daerah wisata digunakan masyarakat Sampah di pinggiran danau


untuk menjemur pakaian

Das könnte Ihnen auch gefallen