Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Cases
hiperemesis
tidak
hiperemesis hiperemesis
gravidarum gravidarum Total
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 30,86.
Symmetric Measures
Frequencies
Statistics
hiperemesis
N Valid 238
Missing 0
hiperemesis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Gravida
N Valid 238
Missing 0
gravida
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD Ahmad Yani Kota Metro mengenai hubungan gravida dengan hiperemesis
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Gravida di RSUD Ahmad Yani
Kota Metro Tahun 2013
No Gravida Jumlah %
1. Primigravida 108 45,4
2. Multigravida 130 54,6
Jumlah 238 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa distribusi frekuensi responden dengan kategori primigravida sejumlah 108 orang
responden (45,4%) dan kategori multigravida sejumlah 130 orang responden (54,6%).
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Hiperemesis Gravidarum di RSUD Ahmad Yani
Kota Metro Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa distribusi frekuensi responden dengan kategori hiperemesis gravidarum sejumlah
68 orang responden (28,6%) dan kategori tidak hiperemesis gravidarum sejumlah 170 orang responden (71,4%).
Hubungan Gravida dengan Hiperemesis Gravidarum
Table 5.5
Hubungan Gravida dengan Hiperemesis Gravidarum di RSUD Ahmad Yani
Kota Metro Tahun 2013
Hiperemesis Gravidarum
Tidak Jumlah OR
Gravida Hiperemesis p value
Hiperemesis (CI=95%)
Gravidarum
Gravidarum
n % n % n %
Primigravida 39 36,1 69 63,9 108 100 0,028 1,969 (1,113
Multigravida 29 22,3 101 77,7 130 100 3,480)
Jumlah 68 28,6 170 71,4 238 100
Berdasarkan data pada tabel di atas maka diketahui bahwa hasil analisis hubungan antara gravida dengan hiperemesis gravidarum di
RSUD RSUD A. Yani Kota Metro tahun 2013 terhadap 238 responden diperoleh hasil bahwa dari 108 responden dengan kategori
primigravida terdapat 39 responden (36,1%) yang mengalami hiperemesis gravidarum, sedangkan dari 130 responden dengan kategori
Hasil pengujian statistik diperoleh p value = 0,028 ( < 0,05) yang berarti ada hubungan signifikan antara gravida dengan
hiperemesis gravidarum di RSUD A. Yani Kota Metro tahun 2013. Analisis keeratan hubungan kedua variabel ditunjukan oleh OR
1,969 (CI 95% : 1,113 3,480), yang artinya ibu primigravida mempunyai peluang 1,969 kali lebih besar untuk hiperemesis
Pembahasan
Gravida
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD A. Yani Kota Metro diperoleh data bahwa distribusi frekuensi responden dengan
kategori primigravida sejumlah 108 orang responden (45,4%) dan kategori multigravida sejumlah 130 orang responden
(54,6%). Graviditas adalah seorang wanita hamil, istilah gravida menunjukkan adanya kehamilan tanpa mengingat umur
kehamilannya. Graviditas adalah jumlah kehamilan seluruhnya yang telah dialami, tanpa mengingat umur kehamilannya.
Seorang primigravida adalah seorang wanita hamil untuk pertama kalinya. Seorang multigravida adalah seorang wanita yang
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD A. Yani Kota Metro diperoleh data bahwa distribusi frekuensi responden dengan
kategori hiperemesis gravidarum sejumlah 68 orang responden (28,6%) dan kategori tidak hiperemesis gravidarum sejumlah
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang tidak dapat dihentikan selama kehamilan biasanya mencapai
puncaknya antara minggu kedelapan dan keduabelas dan hilang pada minggu ke dua belas (Meilia, 2010). Hiperemesis
gravidarum adalah mual-muntah berlebihan selama masa hamil muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning
sickness normal yang umumnya dialami wanita hamil karena intensitasnya yang melebihi muntah normal dan berlansung
Berdasarkan hasil analisis hubungan antara gravida dengan hiperemesis gravidarum di RSUD RSUD A. Yani Kota
Metro tahun 2013 terhadap 238 responden diperoleh hasil bahwa dari 108 responden dengan kategori primigravida terdapat 39
responden (36,1%) yang mengalami hiperemesis gravidarum, sedangkan dari 130 responden dengan kategori multigravida
Hasil pengujian statistik diperoleh p value = 0,028 ( < 0,05) yang berarti ada hubungan signifikan antara gravida
dengan hiperemesis gravidarum di RSUD A. Yani Kota Metro tahun 2013. Analisis keeratan hubungan kedua variabel
ditunjukan oleh OR 1,969 (CI 95% : 1,113 3,480), yang artinya ibu primigravida mempunyai peluang 1,969 kali lebih besar
Penyebab dari hiperemesis gravidarum menurut Mohtar (2012) ada faktor-faktor predisposisi, estrogen dan HCG
meningkat, primigravida, faktor organik, faktor psikologik dan faktor indokrin. Muntah yang terus menerus tanpa pengobatan
dapat menimbulkan penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
IUDR (Prawirohardjo, 2007). Akibat yang terjadi karena hipermisis gravidarum adalah penurunan berat badan (Varney, 2007).
Adanya penurunan berat badan pada ibu hamil akan terjadi kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nining (2009), kejadian hiperemesis gravidarum
lebih sering dialami oleh primigravida daripada multigravida, hal ini berhubungan dengan tingkat kestresan dan usia si ibu saat
mengalami kehamilan pertama. Hiperemesis gravidarum terjadi 60-80% pada primigravida dan 40-60% pada multigravida
(Arief, 2009). Lebih lanjut (Saifuddin, 2002) menjelaskan ibu hamil yang berpendidikan lebih tinggi cenderung lebih
Menurut pendapat peneliti berdasarkan hasil penelitian, pada penderita hiperemesis gravidarum, suplai nutrisi mungkin
terganggu dengan akibat yang serius dan mungkin diperlukan suplementasi vitamin. Secara khusus, suplementasi tiamin harus
diberikan kepada mereka yang mengalami muntah berkepanjangan untuk menghindari ensefalopati Wernicke. Diperlukan
konsultasi ahli gizi. Jika wanita merasa tidak sehat, ia cenderung tidak terlalu banyak bergerak sehingga harus dipertimbangkan
pemberian tromboprofilaksasi. Pemantauan janin biasa dilakukan khususnya dengan pemantauan pertumbuhan. Pemberian
obat-obatan yaitu dengan obat sedatif, antihistamin, serta vitamin B1 dan B6 sampai antiemetik. Penderita diisolasi sampai
muntah berhenti dan penderita mau makan. Berikan terapi psikologi, hilangkan rasa takut karena kehamilan, kurangi pekerjaan,
serta hilangkan masalah dan konflik. Berikan cairan cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan
garam fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu, dapat ditambah kalium dan vitamin.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, 2012, Bioastatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta
Handayani, 2009, Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum. http:www.kti-kompre.blogspot.com,
diakses tanggal 4 Februari 2014
Manuaba, 2010, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta
Nugroho, 2010, Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan, Medika, Jogjakarta
Oxorn 2010, Ilmu Kebidanan Patologi Fisiologi persalinan cetakan kedua. Yayasan Essentia Medika. Jakarta
Wiknjosastro, 2008, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.