Sie sind auf Seite 1von 8

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

gravida * hiperemesis 238 100.0% 0 .0% 238 100.0%

gravida * hiperemesis Crosstabulation

hiperemesis

tidak
hiperemesis hiperemesis
gravidarum gravidarum Total

gravida primigravida Count 39 69 108

Expected Count 30.9 77.1 108.0

% within gravida 36.1% 63.9% 100.0%

multigravida Count 29 101 130

Expected Count 37.1 92.9 130.0

% within gravida 22.3% 77.7% 100.0%

Total Count 68 170 238

Expected Count 68.0 170.0 238.0

% within gravida 28.6% 71.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 5.508a 1 .019

Continuity Correctionb 4.852 1 .028

Likelihood Ratio 5.499 1 .019

Fisher's Exact Test .021 .014

Linear-by-Linear Association 5.484 1 .019

N of Valid Casesb 238

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 30,86.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .150 .019

N of Valid Cases 238


Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for gravida


1.969 1.113 3.480
(primigravida / multigravida)

For cohort hiperemesis =


1.619 1.077 2.432
hiperemesis gravidarum

For cohort hiperemesis =


tidak hiperemesis .822 .694 .974
gravidarum

N of Valid Cases 238

Frequencies
Statistics

hiperemesis

N Valid 238

Missing 0

hiperemesis

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 68 28.6 28.6 28.6

hiperemesis gravidarum 170 71.4 71.4 100.0

Total 238 100.0 100.0


Frequencies
Statistics

Gravida

N Valid 238

Missing 0

gravida

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 108 45.4 45.4 45.4

primigravida 130 54.6 54.6 100.0

Total 238 100.0 100.0


Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD Ahmad Yani Kota Metro mengenai hubungan gravida dengan hiperemesis

gravidarum diperoleh data sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Gravida

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Gravida di RSUD Ahmad Yani
Kota Metro Tahun 2013

No Gravida Jumlah %
1. Primigravida 108 45,4
2. Multigravida 130 54,6
Jumlah 238 100,0

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa distribusi frekuensi responden dengan kategori primigravida sejumlah 108 orang

responden (45,4%) dan kategori multigravida sejumlah 130 orang responden (54,6%).

Distribusi Frekuensi Hiperemesis Gravidarum

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Hiperemesis Gravidarum di RSUD Ahmad Yani
Kota Metro Tahun 2013

No Hiperemesis Gravidarum Jumlah %


1. Hiperemesis Gravidarum 68 28,6
2. Tidak Hiperemesis Gravidarum 170 71,4
Jumlah 238 100,0

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa distribusi frekuensi responden dengan kategori hiperemesis gravidarum sejumlah

68 orang responden (28,6%) dan kategori tidak hiperemesis gravidarum sejumlah 170 orang responden (71,4%).
Hubungan Gravida dengan Hiperemesis Gravidarum

Table 5.5
Hubungan Gravida dengan Hiperemesis Gravidarum di RSUD Ahmad Yani
Kota Metro Tahun 2013

Hiperemesis Gravidarum
Tidak Jumlah OR
Gravida Hiperemesis p value
Hiperemesis (CI=95%)
Gravidarum
Gravidarum
n % n % n %
Primigravida 39 36,1 69 63,9 108 100 0,028 1,969 (1,113
Multigravida 29 22,3 101 77,7 130 100 3,480)
Jumlah 68 28,6 170 71,4 238 100

Berdasarkan data pada tabel di atas maka diketahui bahwa hasil analisis hubungan antara gravida dengan hiperemesis gravidarum di

RSUD RSUD A. Yani Kota Metro tahun 2013 terhadap 238 responden diperoleh hasil bahwa dari 108 responden dengan kategori

primigravida terdapat 39 responden (36,1%) yang mengalami hiperemesis gravidarum, sedangkan dari 130 responden dengan kategori

multigravida terdapat 29 responden (22,3%) yang mengalami hiperemesis gravidarum.

Hasil pengujian statistik diperoleh p value = 0,028 ( < 0,05) yang berarti ada hubungan signifikan antara gravida dengan

hiperemesis gravidarum di RSUD A. Yani Kota Metro tahun 2013. Analisis keeratan hubungan kedua variabel ditunjukan oleh OR

1,969 (CI 95% : 1,113 3,480), yang artinya ibu primigravida mempunyai peluang 1,969 kali lebih besar untuk hiperemesis

dibandingan dengan ibu multigravida.

Pembahasan

Gravida

Berdasarkan hasil penelitian di RSUD A. Yani Kota Metro diperoleh data bahwa distribusi frekuensi responden dengan

kategori primigravida sejumlah 108 orang responden (45,4%) dan kategori multigravida sejumlah 130 orang responden

(54,6%). Graviditas adalah seorang wanita hamil, istilah gravida menunjukkan adanya kehamilan tanpa mengingat umur

kehamilannya. Graviditas adalah jumlah kehamilan seluruhnya yang telah dialami, tanpa mengingat umur kehamilannya.

Seorang primigravida adalah seorang wanita hamil untuk pertama kalinya. Seorang multigravida adalah seorang wanita yang

hamil untuk kedua kalinya (Oxorn, 2010).


Hiperemesis Gravidarum

Berdasarkan hasil penelitian di RSUD A. Yani Kota Metro diperoleh data bahwa distribusi frekuensi responden dengan

kategori hiperemesis gravidarum sejumlah 68 orang responden (28,6%) dan kategori tidak hiperemesis gravidarum sejumlah

170 orang responden (71,4%).

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang tidak dapat dihentikan selama kehamilan biasanya mencapai

puncaknya antara minggu kedelapan dan keduabelas dan hilang pada minggu ke dua belas (Meilia, 2010). Hiperemesis

gravidarum adalah mual-muntah berlebihan selama masa hamil muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning

sickness normal yang umumnya dialami wanita hamil karena intensitasnya yang melebihi muntah normal dan berlansung

selama trimester pertama kehamilan (Varney, 2007).

Hubungan Gravida dengan Hiperemesis Gravidarum

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara gravida dengan hiperemesis gravidarum di RSUD RSUD A. Yani Kota

Metro tahun 2013 terhadap 238 responden diperoleh hasil bahwa dari 108 responden dengan kategori primigravida terdapat 39

responden (36,1%) yang mengalami hiperemesis gravidarum, sedangkan dari 130 responden dengan kategori multigravida

terdapat 29 responden (22,3%) yang mengalami hiperemesis gravidarum.

Hasil pengujian statistik diperoleh p value = 0,028 ( < 0,05) yang berarti ada hubungan signifikan antara gravida

dengan hiperemesis gravidarum di RSUD A. Yani Kota Metro tahun 2013. Analisis keeratan hubungan kedua variabel

ditunjukan oleh OR 1,969 (CI 95% : 1,113 3,480), yang artinya ibu primigravida mempunyai peluang 1,969 kali lebih besar

untuk hiperemesis dibandingan dengan ibu multigravida.

Penyebab dari hiperemesis gravidarum menurut Mohtar (2012) ada faktor-faktor predisposisi, estrogen dan HCG

meningkat, primigravida, faktor organik, faktor psikologik dan faktor indokrin. Muntah yang terus menerus tanpa pengobatan

dapat menimbulkan penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian gangguan pertumbuhan janin dalam rahim

IUDR (Prawirohardjo, 2007). Akibat yang terjadi karena hipermisis gravidarum adalah penurunan berat badan (Varney, 2007).

Adanya penurunan berat badan pada ibu hamil akan terjadi kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nining (2009), kejadian hiperemesis gravidarum

lebih sering dialami oleh primigravida daripada multigravida, hal ini berhubungan dengan tingkat kestresan dan usia si ibu saat

mengalami kehamilan pertama. Hiperemesis gravidarum terjadi 60-80% pada primigravida dan 40-60% pada multigravida

(Arief, 2009). Lebih lanjut (Saifuddin, 2002) menjelaskan ibu hamil yang berpendidikan lebih tinggi cenderung lebih

memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya.

Menurut pendapat peneliti berdasarkan hasil penelitian, pada penderita hiperemesis gravidarum, suplai nutrisi mungkin

terganggu dengan akibat yang serius dan mungkin diperlukan suplementasi vitamin. Secara khusus, suplementasi tiamin harus

diberikan kepada mereka yang mengalami muntah berkepanjangan untuk menghindari ensefalopati Wernicke. Diperlukan
konsultasi ahli gizi. Jika wanita merasa tidak sehat, ia cenderung tidak terlalu banyak bergerak sehingga harus dipertimbangkan

pemberian tromboprofilaksasi. Pemantauan janin biasa dilakukan khususnya dengan pemantauan pertumbuhan. Pemberian

obat-obatan yaitu dengan obat sedatif, antihistamin, serta vitamin B1 dan B6 sampai antiemetik. Penderita diisolasi sampai

muntah berhenti dan penderita mau makan. Berikan terapi psikologi, hilangkan rasa takut karena kehamilan, kurangi pekerjaan,

serta hilangkan masalah dan konflik. Berikan cairan cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan

garam fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu, dapat ditambah kalium dan vitamin.
DAFTAR PUSTAKA

Arisman, 2010, Gizi Dalam Daur Kehidupan, EGC, Jakarta

Budiarto, 2012, Bioastatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta

Dinkes Provinsi Lampung, 2012, Profil Kesehatan Lampung

FK UNPAD, 2007, Obstetri Patologi, Fakultas Obstetri dan Ginekologi, Bandung

Handayani, 2009, Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum. http:www.kti-kompre.blogspot.com,
diakses tanggal 4 Februari 2014

Manuaba, 2010, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta

Meilia, 2010, Buku Saku Kebidanan, EGJ, Jakarta

Mochtar, 2012, Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi. EGC. Jakarta

Notoatmodjo, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

Nugroho, 2010, Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan, Medika, Jogjakarta

Oxorn 2010, Ilmu Kebidanan Patologi Fisiologi persalinan cetakan kedua. Yayasan Essentia Medika. Jakarta

Prawirohardjo, 2009, Ilmu Kebidanan., Yayasan Bina Pustaka, Jakarta

Prawirohardjo, 2007, Ilmu Kebidanan., Yayasan Bina Pustaka, Jakarta

Sarwono, 2008, Ilmu Kebidanan., Yayasan Bina Pustaka, Jakarta

Varney, 2007, Asuhan Kebidanan Edisi 4, EGC, Jakarta.

Wiknjosastro, 2008, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Das könnte Ihnen auch gefallen