Sie sind auf Seite 1von 5

A.

Pengertian

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan atau
nyeri sendi yang disertai leucopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada
DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau
penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam
berdarah dengue yang diatandai oleh renjatan syok. (Sudoyo Aru,dkk 2009)

Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk
golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk aedes aegypti betina (Hidayat,2008)

B. Etiologi

Virus dengue termasuk genus flavivirus, keluarga flaviridae. Terdapat serotype virus yaitu DEN-1, DEN-
2, DEN-3 dan DEN-4, keempatnya ditemukan di Indonesia dengan den-3 serotype terbanyak. Infeksi
salah satu serotype akan menimbulkan antibody terhadap serotype yang bersangkutan, sedangkan
antibody yang terbentuk terhadap serotype lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan
perlindungan yang memadai terhadap serotype lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis
dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotype virus dengue dapat
ditemukan diberbagai daerah di Indonesia.(Sudoyo Aru,dkk 2009)

C. Klasifikasi

Klasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya dibagi menjadi 4 golongan, yakni :

1. Derajat I

Adanya demam disertai dengan gejala klinis lain, tanpa adanya perdarahan spontan. biasanya mengalami
panas sekitar 2-7 hari, Uji tourniquet hasilnya ialah positif, trombositipenia, & hemokonsentrasi.

2. Derajat II

Sama dengan derajat I, ditambah dengan adanya beberapa gejala perdarahan spontan seperti adanya
petekie, hematemesis, ekimosis, perdarahan gusi, melena, dan ditemukan pula adanya perdarahan pada
kulit.

3. Derajat III

Ditandai oleh adanya gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah & cepat (>120x/mnt) tekanan
nadi sempit , tekanan darah mengalami penurunan.(kulit dingin dan lembab serta gelisah)

4. Derajat IV
Nadi tidak teraba sama sekali, tekanan darah juga tidak teratur, anggota gerak/akral teraba dingin,
berkeringat & kulit tampak pucat/biru. (syok berat)

D. Manifestasi Klinis

Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) ditandai dengan manifestasi klinis, yaitu demam tinggi,
perdarahan, terutama perdarahan kulit,hepatomegali, dan kegagalan peredaran darah (circulatory failure).
Patofisiologi yang membedakan dan menentukan drajat penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan
Demam Dengue (DD) yaitu peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume
plasma,trombositopeni, dan distesis hemoragik.

Umumnya pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari, yang diikuti dengan fase kritis selama
2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai risiko untuk terjadi
renjatan jika tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat.

Fase Fibris, gGejala Demam Berdarah Dengue yaitu demam tinggi mendadak antara 38 40 % C
selama 2 7 hari, demam tidak dapat teratasi maksimal dengan penularan panas biasa, mual, muntah,
nafsu makan menurun, nyeri sendi atau nyeri otot (pegal pegal), sakit kepala, nyeri atau rasa panas di
belakang bola mata, wajah kemerahan, sakit perut (diare), kelenjar pada leher dan tenggorokan terkadang
ikut membesar.

Fase Kritis, Gejala lanjutannya terjadi pada hari sakit ke 3 5, merupakan saat saat yang
berbahaya pada penyakit demam berdarah dengue yaitu suhu badan akan turun, jadi seolaholah anak
sembuh karena tidak demam lagi. Perlu di perhatikan tingkah laku si anak, apabila demamnya
menghilang, si anak tampak segar dan mau bermain serta mau makan atau minum, biasanya termasuk
demam dengue ringan. Tetapi apabila demam menghilang tetapi si anak bertambah lemah, ingin tidur, dan
tidak mau makan atau minum apapun apabila disertai nyeri perut, ini merupakan tanda awal terjadinya
syok. Keadaan syok merupakan keadaan yang sangat berbahaya karena semua organ tubuh kekurangan
oksigen dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.

Fase Pemulihan, Hari ke 6 demam dan seterusnya, merupakan saat penyembuhan. Saat ini demam
telah menghilang dan suhu menjadi normal kembali, tidak dijumpai lagi perdarahan baru, dan nafsu
makan timbul kembali. Pada umumnya, setelah sembuh dari sakit, si anak masih tampak lemah, muka
agak sembab disertai perut agak tegang tetapi beberapa harikemudian kondisi badan anak pulih kembali
normal tanpa gejala sisa.Proses penyembuhan DBD dengan atau tanpa adanya syok berlangsung singkat
dan sering kali tidak dapat diramalkan, bahkan dalam kasus syok stadium lanjut, segera setelah syok
teratasi, pasien sembuh dalam waktu 2 3 hari. Timbulnya kembali selera makan merupakan prognostik
yang baik. Fase penyembuhan ditandai dengan adanya sinus bradikaridia atau aritmia jantung serta
petekie yang menyeluruh sebagaimana biasanya terjadi pada kasus DD.

Sebagai tanda penyembuhan kadangkala timbul bercak bercak merah menyeluruh di kedua kaki
dan tangan dengan bercak putih diantaranya. Pada anak besar mengeluh gatal di bercak tersebut. Jadi, bila
telah timbul bercak merah yang sangat luas di kaki dan tangan anak itu pertanda telah sembuh dan tidak
perlu di rawat.
1. Demam Dengue

Demam biasanya terjadi dengan cara yang mendadak berlangsung dalam waktu 2 7 hari kemudian
kembali turun menuju suhu yang normal atau bisa lebih rendah. Diikuti dengan berlangsung demam,
beberapa gejala klinik yang tidak spesifik dapat muncul misalnya anoreksia, adanya nyeri punggung ,
nyeri tulang dan pula nyeri persediaan, nyeri kepala serta rasa lemah juga dapat menyertainya.
Pemeriksaan serologi dengue positif ditemukan DD/DBD.

2. Demam berdarah Dengue

a. Demam atau riwayat demam akut 2-7 hari, biasanya bersifat bifasik.

b. Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa :

- Uji tourniquet positif

- Petekie,Ekimosis

- Perdarahan mukosa (epiktasis, perdarahan gusi), saluran cerna, tempat bekas suntikan

- Hematemesis atau melena

c. Trombositopenia < 100.000/ul

d. Kebocoran plasma yang ditandai dengan :

- Peningkatan nilai hematokrit 20 % dari nilai baku sesuai umur dan jenis kelamin.

- Penurunan nilai hematokrit 20 % setelah pemberian cairan yang adekuat

e. Tanda kebocoran plasma seperti : hipoproteinemi, asites, efusi pleura

3. Sindrom Syok Dengue

Seluruh criteria DBD diatas disertai dengan tanda kegagalan sirkulasi yaitu :

a. Penurunan kesadaran ,gelisah

b. Nadi cepat, lemah

c. Hipotensi

d. Tekanan darah turun 20 mmHg

e. Perfusi perifer menurun, Kulit dingin-lembab


E.Patofisiologi

Virus dengue bisa masuk kedalam tubuh melalui gigitan dari nyamuk aedes aegypti lalu
kemudian bereaksi dengan antibodi di dalam tubuh & terbentuklah adanya kompleks virus-antibody,
dalam sirkulasi akan dapat mengaktivasi system komplemen. Akibat adanya aktivasi C3 & C5 akan
dilepasnya C3a & C5a,dua peptida yang berdaya buat melepaskan sebuah histamine & suatu merupakan
mediator yang kuat sebagai factor yang menyebabkan meningkatnya permeabilitas dari dinding pembuluh
darah & menghilangkan plasma melalui endotel dinding tersebut. Reaksi tubuh merupakan sebuah reaksi
yang biasa terlihat pada infeksi oleh virus. Reaksi yang amat sangat berbeda akan terlihat, apabila
seseorang mendapatkan infeksi berulang dengan type virus dengue yang lainnya. Dan DHF dapat terjadi
apabila seorang yang telah terinfeksi pertama kali, mendapat infeksi berulang dari virus dengue lainnya.
Re-infeksi ini bisa menyebabkan adanya suatu reaksi anamnestik antibody, sehingga menimbulkan
adanya konsentrasi yang kompleks antigen-antibodi (kompleks virus-antibodi) yang tinggi .
Hal pertama yang akan terjadi jika virus masuk ke dalam tubuh ialah viremia yang menyebabkan
penderita mengalami demam, adanya sakit kepala, merasa mual, nyeri otot, dan merasa pegal-pegal
diseluruh tubuh, ruam atau terdapat bintik-bintik merah pada kulit (petekie), adanya hyperemia
tenggorokan dan kelainan yang mungkin saja muncul pada system retikuloendotelial seperti adanya
pembesaran pada kelenjar-kelenjar getah bening, hati & limpa. Ruam pada DHF disebabkan lantara
adanya kongesti pembuluh darah dibawah kulit bisa pembesaran hati (Hepatomegali) dan juga
pembesaran limpa (Splenomegali).Peningkatan permeabilitas dinding kapiler membuat berkurangnya
volume plasma, sehingga terjadi hipotensi, dan hipoproteinemia, dan hemokonsentrasi, serta efusi juga
adanya renjatan (syok).
Gangguan hemostasis melibatkan perubahan vaskuler, pemeriksaan tourniquet positif, mudah
mengalami memar, trombositopenia dan koagulopati. DBD stadium akut telah terjadi proses koagulasi
dan fibrinolisis, Disseminated Intravaskular Coagulation (DIC) dapat dijumpai pada kasus yang berat dan
disertai syok dan secara potensial dapat terjadi juga pada kasus DBD tanpa syok.
F. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
1. Perdarahan yang luas.
2. Mengalami shock atau renjatan.
3. Mengalami effuse pleura
4. Mengalami penurunan tingkat kesadaran.

G. Pemeriksaan penunjang
1. Darah
a. Trombosit mengalami penurunan.
b. HB akan meningkat lebih 20 %
c. HT juga meningkat lebih 20 %
d. Leukosit mengalami penurunan pada hari ke 2 dan ke 3
e. Protein darah sangat rendah
f. Ureum PH bisa saja mengalami peningkatan
g. NA dan CL cukup rendah

2. Serology : HI ( hemaglutination inhibition test ).


a. Rontgen thorax : adanya Efusi pleura.
b. Uji test tourniket dengan hasil (+)

H. Penatalaksanaan
1. Menganjurkan tirah baring
2. Memberikan makanan lunak .
3. Pemberian terapi cairan melalui infus.Pemberian cairan intra vena ( biasanya diberikan ringer lactat,
nacl ) ringer lactate merupakan cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130
mEq/liter , K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter.
4. Pemberian terapi obat-obatan : antibiotic, antipiretik,
5. pemberian Anti konvulsi jika terjadi kejang
6. Memonitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).
7. Memonitor adanya tanda-tanda renjatan
8. Memonitor apabila ada tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
9. Melaksanakan pemeriksaan HB,HT, dan Trombosit setiap hari.

Das könnte Ihnen auch gefallen