Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
= Persediaan Akhir
Saat persediaan terjual, biaya dipindahkan dari neraca dan mengalir pada laporan laba rugi
sebagai harga pokok penjualan (HPP). Konsep penting akuntansi persediaan adalah arus
biaya. Jika seluruh persediaan diperoleh atau dibuat pada periode terjualnya, maka HPP
akan sama dengan biaya pembelian atau pembuatan barang. Tetapi jika persediaan tersisa
pada akhir periode akuntansi, perlu untuk menentukan persediaan mana yang telah terjual
dan biaya mana yang tersisa pada neraca.
Sepanjang tahun terjual 50 unit seharga 1.500 dan menghasilkan pendapatan penjualan
sebesar 75.000. Ada tiga pilihan perusahaan untuk menentukan biaya mana yang akan
dikaitkan dengan penjualan:
Biaya persediaan sebesar 50.000 telah dipindahkan dari neraca, biaya persediaan yang
dilaporkan pada neraca akhir periode adalah 88.000
Penjualan 75.000
HPP (50 @ 1.200) 60.000
Biaya persediaan sebesar 15.000 telah dipindahkan dari neraca dan tercermin pada HPP,
biaya yang tersisa pada neraca sebesar 78.000 dilaporkan sebagai persediaan.
Penjualan 75.000
HPP (50 @ 1.104) 55.200
HPP dihitung dengan menggunakan rata-rata tertimbang dari biaya barang tersedia untuk
dijual total dibagi dengan jumlah unit tersedia untuk dijual (138.000/125=1.104). Persediaan
akhir dilaporkan pada neraca adalah 82.800 (75 X 1.104/unit).
Analisis Persediaan
Dampak Biaya Persediaan terhadap Profitabilitas
Hasil perhitungan tiga alternative metode FIFO, LIFO, Average adalah :
Persediaan Awal Pembelian Persediaan Akhir Harga Pokok
Penjualan
FIFO 60.000 78.000 88.000 50.000
LIFO 60.000 78.000 78.000 60.000
Biaya rata- 60.000 78.000 82.800 55.200
rata
FIFO memberikan laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan LIFO karena biaya
persediaan yang lebih rendah dikaitkan dengan pendapatan penjualan dengan harga pasar
terkini. Hal ini sering kali dinyatakan sebagai keuntungan fiktif FIFO karena laba kotor
sebenarnya merupakan penjumlahan dari dua komponen : laba ekonomi (economic profit)
dan laba kepemilikan (holding gain). Laba ekonomi sesuai dengan jumlah yang terjual
dikalikan dengan selisih antara harga jual dan biaya penggantian persediaan :
Laba Ekonomi = 50 unit X (1.500-1.200) = 15.000
Laba kepemilikan merupakan kenaikan pada biaya penggantian karena persediaan telah
diperoleh dan sama dengan jumlah unit terjual dikali dengan selisih biaya penggantian
terkini dengan biaya perolehan awal.
Laba Ekonomi = 50 unit X (1.200 1.000) = 10.000
Dari laba kotor sebesar 25.000, sebesar 10.000 terkait dengan keuntungan inflasi yang
diperoleh perusahaan dari pembelian persediaan di masa lalu pada harga yang lebih rendah
dibandingakan dengan harga saat ini.