Sie sind auf Seite 1von 7

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN MENJALANI TERAPI

HEMODIALISA DENGAN TINGKAT DEPRESI PASIEN


GAGAL GINJAL KRONIK DI KLINIK RASYIDA
MEDAN TAHUN 2015

Jagentar P. Pane
Staf Pengajar STIKes Santa Elisabeth Medan

ABSTRACT

Background: Chronic renal failure or end stage renal disease (ESRD) is a


progressive disorder of renal function and irreversible regardless of the cause.
Renal replacement therapy consists of hemodialysis, peritoneal dialysis and
kidney transplantation. Hemodialysis therapy is a renal replacement therapy is
the most widely performed and the numbers from year to year continues to
increase. Dialysis.
Goal:The purpose of this study was to determine the relationship between
adherence to undergo hemodialysis therapy with the level of depression in
patients with chronic renal failure Rasyida Clinic Medan Year 2015.
Method:The study design with Analitik descriptive, cross-sectional method,
sampling is done with purposive sampling. Samples are 69 respondents.
Compliance questionnaire measuring devices and depression. Data analysis was
performed using Chi-square analysis.
Result: value of p = 0.023 (p <0.05). The figure indicates that there is a
significant relationship between adherence variables undergo hemodialysis
therapy with levels of depression patients with chronic renal failure. Based on the
data obtained by processing the majority of respondents did not obey as many as
34 people (49.3%) and respondents were obedient as many as 35 people (50.7%)
and respondents were depressed as many as 21 people (30.4%) and respondents
who are not depressed as much as 48 people (69.6%).

Keywords: hemodialysis, chronic renal failure


PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

Perkembangan teknologi yang Rancangan penelitian Jenis


semakin pesat memberikan hasil penelitian ini adalah penelitian
yang positif dalam berbagai bidang, kuantitatif Desain penelitian yang
termasuk bidang kesehatan untuk digunakan adalah penelitian
memenuhi kebutuhan kesehatan Deskriptif Analitik dengan
pasien yang lebih baik. Salah satu pendekatan cross sectional.
teknologi yang berkembang di Penelitian cross sectional
bidang kesehatan adalah terapi adalah penelitian analitik yang
pengganti ginjal. bertujuan untuk mengetahui
Terapi pengganti ginjal terdiri hubungan antar variabel dimana
dari hemodialisa, peritoneal dialisa variabel independen (Kepatuhan)
dan transplantasi ginjal. Terapi dan variabel dependen (Depresi)
hemodialisa merupakan terapi diidentifikasi pada satu satuan
pengganti ginjal yang paling banyak waktu (Dharma, 2011).
dilakukan dan jumlahnya dari tahun Populasi adalah keseluruhan
ke tahun terus meningkat. Dialysis subjek penelitian ( Arikunto, 2010).
atau Hemodialisa merupakan suatu Dalam penelitian ini populasinya
proses yang digunakan untuk adalah seluruh pasien gagal ginjal
mengeluarkan cairan dan produk- kronik (GGK) yang menjalani terapi
produk sisa metabolisme yang tidak hemodialisa (cuci darah) tahun 2015
terpakai dari dalam tubuh ketika secara reguler di klinik RASYIDA
ginjal sudah tidak mampu lagi Medan dengan jumlah pasien 69
berfungsi dengan baik sesuai orang.
fungsinya (Smeltzer & Bare, 2001). Sampel adalah sebagian atau
Penyakit Ginjal Kronik kini wakil populasi yang diteliti
telah menjadi persoalan kesehatan (Arikunto, 2010). Teknik
serius masyarakat di dunia. Penyakit pengambilan sampel dengan cara
ginjal dan saluran kemih telah purposive sampling, dimana
menyebabkan kematian sekitar responden dipilih menurut ciri-ciri
850.000 orang setiap tahunnya, hal yang sudah ditentukan oleh peneliti.
ini menunjukkan bahwa penyakit ini
menduduki peringkat ke 12 tertinggi
angka kematian atau peringkat
tertinggi ke 17 angka kecacatan.
Saat ini terdapat satu juta
penduduk dunia yang sedang
menjalani terapi pengganti ginjal
(hemodialisa) dan angka ini terus
bertambah sehingga diperkirakan
pada tahun 2010 terdapat dua juta
orang yang menjalani hemodialisa
(cuci darah) (WHO dalam
Syamsiah, 2011).
HASIL PENELITIAN Berdasarkan tabel 2 diatas,
dapat diketahui bahwa dari 69
Distribusi Frekuensi Responden responden gagal ginjal kronik di
Berdasarkan Data Demografi Di Klinik klinik RASYIDA Medan ditemukan
RASYIDA Medan Bulan Maret Tahun
2015 (n=69)
sebanyak 35 responden (50,7%)
patuh menjalani terapi hemodialisa
Tabel 1 Distribusi Data Demografi dan sebanyak 34 responden (49,3%)
tidak patuh menjalani terapi
Variabel Kategori F % hemodialisa.
Umur 21-40 tahun 7 10,1
41-60 tahun 41 59,4 2. Tingkat Depresi
>60 tahun 21 30,4
Jenis Perempuan 26 37,7
Kelamin
Tabel 2 Distribusi Frekuensi dan
Laki-laki 43 62,3 Persentase Responden
Tingkat Pendidikan 45 65,2 Berdasarkan Tingkat Depresi
Pendidikan rendah dalam menjalani Terapi
Pendidikan 24 34,8 Hemodialisa di Klinik RASYIDA
Tinggi
Medan Bulan Maret Tahun 2015
(n=69)
Berdasarkan tabel 1
diketahui bahwa dari 69 responden No Tingkat Depresi f %
yang menjalani terapi hemodialisa 1 Depresi 21 30,4
ditemukan kelompok umur 2 Tidak Depresi 48 69,6
mayoritas berumur 41-60 tahun Jumlah 69 100
sebanyak 41 responden (59,4%),
berdasarkan jenis kelamin mayoritas Berdasarkan tabel 2 diatas,
berjenis kelamin laki-laki sebanyak dapat ketahui bahwa dari 69
43 responden (62,3%), dan responden yang menjalani terapi
berdasarkan tingkat pendidikan hemodialisa di klinik RASYIDA
mayoritas pendidikan rendah Medan ditemukan 21 responden
sebanyak 45 responden (65,2%). (30,4%) mengalami depresi dan
sebanyak 48 responden (69,6%)
2. Kepatuhan Pasien Terapi yang tidak mengalami depresi.
Hemodialisa
Analisa Bivariat
Tabel 2 Distribusi Frekuensi dan
Persentase Kepatuhan Responden Hubungan Kepatuhan Menjalani
dalam menjalani Terapi Terapi Hemodialisa dengan Tingkat
Hemodialisa di Klinik RASYIDA depresi.
Medan Bulan Maret Tahun 2015

No Tingkat F %
Kepatuhan
1 Patuh 35 50,7
2 Tidak Patuh 34 49,3
Jumlah 69 100
Tabel 3 Tabulasi Silang Hubungan Kepatuhan Terapi Hemodialisa dengan
Tingkat Depresi Pasien Gagal Ginjal Kronik di Klinik RASYIDA Medan
Bulan Maret Tahun 2015

Tingkat Depresi
Tingkat
Tidak Depresi Depresi Total p
Kepatuhan
f % f % f %
Tidak patuh 28 82,4 6 17,6 34 100
0,023
Patuh 20 57,1 15 42,9 35 100

Berdasarkan tabel 3 diatas, Berdasarkan hasil penelitian


dapat diketahui hasil tabulasi silang (Rahayu, 2014) tentang Analisa
antara kepatuhan menjalani terapi Faktor-faktor yang mempengaruhi
hemodialisa dengan tingkat depresi kepatuhan asupan cairan pada
di klinik RASYIDA Medan pasien gagal ginjal kronik dengan
menunjukkan bahwa dari 35 Hemodialisis di RSUD Prof. Dr.
responden patuh ditemukan Margono Soekarno Purwokerto
sebanyak 20 responden (57,1%) mengatakan bahwa dari 51
tidak mengalami depresi dan 15 responden peneliti mendapatkan
responden (42,9%) mengalami 67,3% penderita yang patuh dan
depresi. 32,7% penderita yang tidak patuh
Berdasarkan hasil uji Chi- dalam menjalani terapi hemodialisa.
square diperoleh nilai p < 0,05 ( = Berdasarkan hasil distribusi
0,023) berarti ada hubungan yang dapat diketahui bahwa dari 69
bermakna secara statistik antara responden gagal ginjal kronik di
kepatuhan dengan tingkat depresi klinik RASYIDA Medan ditemukan
pasien gagal ginjal kronik yang sebanyak 35 responden (50,7%)
menjalani terapi hemodialisa di patuh menjalani terapi hemodialisa
klinik RASYIDA Medan. dan sebanyak 34 responden (49,3%)
tidak patuh menjalani terapi
PEMBAHASAN hemodialisa. Peneliti berasumsi
mayoritas patuh menjalani tindakan
1. Tingkat Kepatuhan Menjalani cuci darah, hal ini disebabkan oleh
Terapi Hemodialisa dukungan keluarga, motivasi
keluarga dan perawat sehingga
Kepatuhan secara umum pasien mau melaksanakan tindakan
didefinisikan sebagai tingkatan cuci darah sesuai dengan program.
perilaku seseorang yang Hasil penelitian ini didukung
mendapatkan pengobatan, mengikuti oleh pendapat (Kammer dalam
diet, dan melakukan gaya hidup Syamsiah, 2011 dan Green dalam
yang sesuai dengan rekomendasi Notoadmojo, 2010) menyatakan
pemberi pelayanan kesehatan (WHO bahwa dukungan keluarga, tenaga
dalam Syamsiah, 2011). kesehatan, teman, dan motivasi
sangat mempengaruhi seseorang hemodialisa. Hasil penelitian ini
untuk patuh melaksanakan tindakan sejalan dengan penelitian Rustina
cuci darah. (2012) mengatakan bahwa pasien
yang sudah lama menjalani
Hemodialisa tingkat depresi lebih
2. Tingkat Depresi Pasien Gagal rendah dibandingkan pasien yang
Ginjal Kronik baru menjalani Hemodialisa.

Menurut Hawari (2001 3. Hubungan Kepatuhan


depresi adalah masalah kesehatan Menjalani Terapi Hemodialisa
jiwa yang utama dewasa ini. Hal ini Dengan Tingkat Depresi Pasien
amat penting karena orang dengan Gagal Ginjal Kronik
depresi produktivitasnya akan
menurun dan ini amat buruk Berdasarkan hasil penelitian
akibatnya bagi suatu masyarakat, (Desitasari, 2013) tentang
bangsa dan negara yang sedang Hubungan Tingkat Pengetahuan
membangun. Orang yang Dan Dukungan Keluarga Dengan
mengalami depresi adalah orang Kepatuhan Menjalani Terapi
yang amat menderita. Hemodialisa Pasien Gagal Ginjal
Berdasarkan hasil penelitian Kronik di RSU Arifin Ahmad
(Wijaya, 2012) dari Fakultas Pekanbaru, didapatkan hasil bahwa
Kedokteran Universitas Indonesia Ada hubungan tingkat pengetahuan
tentangGambaran Tingkat Depresi dan dukungan keluarga dengan
Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik kepatuhan menjalani terapi
Yang Menjalani Hemodialisa Di hemodialisa dengan nilai p hitung
RSUD.dr.Soedarso Pontianak, (0,0026) < p tabel (0,05).
mengatakan bahwa tingkat depresi Berdasarkan hasil penelitian
pada pasien gagal ginjal kronik yang hubungan kepatuhan menjalani
menjalani hemodialisa yang paling terapi hemodialisa dengan tingkat
tinggi adalah depresi ringan, depresi pada pasien gagal ginjal
kemudian depresi sedang dan kronik di Klinik RASYIDA Medan
depresi berat. menunjukkan bahwa dari 34
Hasil penelitian responden tidak patuh ditemukan
menunjukkan bahwa dari 69 tidak depresi sebanyak 28 orang
responden yang menjalani terapi (82,4%) sedangkan yang depresi
hemodialisa di klinik RASYIDA sebanyak 6 orang (17,6%).
Medan ditemukan 21 responden Kemudian 35 responden
(30,4%) mengalami depresi dan patuh ditemukan tidak depresi
sebanyak 48 responden (69,6%) sebanyak 20 orang (57,1%)
yang tidak mengalami depresi. sedangkan yang depresi sebanyak
Peneliti berasumsi bahwa 15 orang (42,9%). Hasil uji hipotesis
lebih banyak responden yang tidak menunjukkan bahwa (p value =
depresi daripada yang depresi. Hal 0,023) sehingga terdapat hubungan
ini disebabkan oleh karena kepatuhan menjalani terapi
mayoritas responden yang sudah hemodialisa dengan tingkat depresi
lama menjalani tindakan pada pasien gagal ginjal kronik.
Hasil analisis hubungan Berdasarkan Strategi
kedua variabel tersebut memiliki Koping, Jurnal Kesehatan
nilai yang signifikan kurang dari (Online),
alpha, artinya pertanyaan hipotesa (http://journal.unair.ac.id.
adanya hubungan kepatuhan Diakses pada tanggal 02
menjalani terapi hemodialisa dengan januari 2015)
tingkat depresi pada pasien gagal
ginjal kronik di klinik RASYIDA Hawari. (2001).Manajemen Stress
Medan tahun 2015 dapat diterima. Cemas Dan Depresi. Jakarta
Pasien yang patuh menunjukkan : Fakultas Kedokteran
tidak terjadinya depresi. Universitas Indonesia
Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian (Rustina, 2012) Kenny. (2013).Kepatuhan
bahwa pasien yang sudah lama Mengkonsumsi Obat
menjalani hemodialisa tingkat Hipertensi Di Denpasar
depresinya lebih rendah Ditinjau Dari Kepribadian
dibandingkan pada pasien yang baru Tipe A dan Tipe B, Jurnal
menjalani hemodialisa dan menurut Keperawatan (Online),
(Hawari, 2001) menyatakan bahwa (http://journal.umm.ac.id.
orang yang mengalami Gagal Ginjal Diakses pada tanggal 24
Kronik yang menjalani Hemodialisa desember 2014)
disebut sebagai Depresi Pasca
Hemodialisa. Naviati. (2011). Hubungan
Berdasarkan hasil penelitian Dukungan Perawat Dengan
ini peneliti berasumsi bahwa Tingkat Kecemasan Orang
responden yang patuh maka tidak Tua di Ruangan Rawat Anak
depresi dan sebaliknya responden RSAB Harapan Kita, Jurnal
yang tidak patuh maka tidak Kesehatan (Online),
mengalami depresi. Namun tidak (http://journal.unsiat.ac.id.
menutup kemungkinan pasien yang Diakses pada tanggal 02
patuh maka mengalami depresi dan januari 2015)
responden yang tidak patuh tidak
mengalami depresi. Niven. (2008). Psikologi Kesehatan
: Ilmu Perilaku Sosial.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta : EGC

Notoatmodjo. (2010). Ilmu Perilaku


Arikunto. (2010). Prosedur Kesehatan. Jakarta: Rineka
Penelitian: Suatu Pendekatan Cipta
Praktek. Yogyakarta :
Rineka Cipta Nurchayati. (2011). Analisis faktor-
faktor yang berhubungan
Desnauli. (2011).Indikator Kualitas dengan kualitas hidup pasien
Hidup pasien Gagal Ginjal PGK yang menjalani HD di
Kronik Yang Menjalani RSI Fatimah Cilacap dan
Terapi Hemodialisa RSUD Banyumas, Jurnal
Kesehatan (Online), c.id Diakses pada tanggal 20
(http://journal.kesehatan.ac.i Desember 2014)
d Diakses pada tanggal 28
Desember 2014) Widyarsono. (2013). Hubungan
Nursalam. (2005). Penerapan antara Depresi dengan
Metodologi Penelitian Dan kualitas hidup aspek sosial
Ilmu Keperawatan. Jakarta: pada orang dengan
Salemba Medika HIV/AIDS, Jurnal
Keperawatan (Online),
Rahayu. (2010). Analisis faktor- (http://journal.UPI.edu.
faktor yang mempengaruhi Diakses pada tanggal 02
kepatuhan pasien gagal Januari 2015)
ginjal kronik dengan terapi
hemodialisa di RSUD Prof.
Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto, Jurnal
kesehatan , (Online),
(http://journal.keperawatan.s
oedirman.ac.id. Volume 4
No.1 Diakses Pada tanggal
03 januari 2015)

Rustina. (2012). Gambaran Tingkat


Depresi Pada Gagal Ginjal
Kronik Yang Menjalani
Hemodialisa Di RSUD DR.
Soedarso Pontianak, Jurnal
Keperawatan (Online),
(http://journal.keperawatan.a
c.id Diakses pada tanggal 23
Desember 2014)

Smeltzer & Bare. (2001). Buku ajar


keperawatan medikal bedah.
Vol.2. Edisi 8. Jakarta: EGC

Syamsiah. (2011). Faktor-Faktor


Yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Pasien CKD
Yang Menjalani
Hemodialisa Di RSPAU Dr.
Esnawan Antariksa Halim
Perdana Kusuma Jakarta,
Jurnal Keperawatan
(Online),
(http://journal.keperawatan.a

Das könnte Ihnen auch gefallen