Sie sind auf Seite 1von 10

BAB I

PENGUJIAN MESIN PENDINGIN

1.1 PENDAHULUAN
Mesin pendingin adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan
panas dari dalam ruangan ke luar ruangan atau mesin pendingin adalah suatu
rangkaian rangkaian yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau
temperature dingin. Mesin pendingin bisanya berupa kulkas, freezer atau AC.
Namun AC fungsinya adalah sebagai penyejuk atau pendingin suhu udara dalam
ruangan.Adapun proses kerjanya adalah penguapan. Untuk mendapatkan
penguapan diperlukan gas (udara) yang mencapai temperature tertentu (panas).
Setelah udara tersebut panas diubah agar kehilangan panas, sehingga terjadi
penguapan. Disaat adanya penguapan, maka timbullah suhu di dalam temperatur
rendah (dingin). (Dhika, 2012)
Dalam makalah ini dampak pada penggunaan energi pada pendingin
makanan oleh sistem pendinginan yang berbeda, tempatnya terpencil dan terpusat,
untuk diselidiki dampak lingkungannya. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan program simulasi energi Energy Plus dalam referensi model dasar
yang telah diverifikasi terhadap data energi dan kondisi terukur.
Sebagai bagian yang sangat penting mesin pendingin mempunyai tujuan
tersendiri dalam penerapannya yaitu sebagai media memindahkan panas pada suatu
tempat dengan suhu tinggi menuju tempat dengan suhu rendah sehingga panas
dalam kondisi ideal. Menjaga efisiensi kinerja mesin yang menghasilkan panas
sehingga tetap optimal. (Yuan Dkk., 2015).
Fenomena ini erat hubungannya terhadap hukum kedua termodinamika
terkait dengan entropi. Tidak ada bunyi untuk hukum kedua termodinamika yang
ada hanyalah pernyataan kenyataan eksperimental yang dikeluarkan oleh kelvin-
plank dan clausius. Pernyataan clausius: tidak mungkin suatu sistem apapun bekerja
sedemikian rupa sehingga hasil satu-satunya adalah perpindahan energi sebagai
panas dari sistem dengan temperatur tertentu ke sistem dengan temperatur yang
lebih tinggi.
merupakan akibat dari kombinasi proses pengembunan dan penguapan
kedua zat pada kedua tingkat tekanan tersebut. Proses yang terjadi di evaporator
dan kondensor sama dengan pada siklus kompresi uap

Gambar 1.13 Sistem kerja Mesin pendingin ikan (Abdillah., 2015).

1.3.5.2 Aplikasi Mesin Pendingin pada Jurnal.

Comparative analysis on the energy use and environmental impact of different


refrigeration systems for frozen food supermarket application

Dalam makalah ini dampak pada penggunaan energi pada pendingin


makanan oleh sistem pendinginan yang berbeda, tempatnya terpencil dan terpusat,
untuk diselidiki dampak lingkungannya. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan program simulasi energi Energy Plus dalam referensi model dasar
yang telah diverifikasi terhadap data energi dan kondisi terukur.
Studi kasus meliputi lemari display terpasang untuk melayani suhu
menengah (MT) dan low emperature (LT) banyak Sistem terpusat dibandingkan
dengan lemari pendingin yang terpasang di tempat yang jauh. Berbeda Sistem
pendinginan yang dipelajari adalah, a) dua sistem terpusat paralel untuk muatan MT
dan LT, b) dua sistem kaskade sejajar (R134a / CO2) untuk muatan MT dan LT dan
c) pendorong CO2 transkritis. Penelitian ini dilakukan untuk file cuaca DSY
London ambil risiko yang lebih hangat daripada konsekuensi khas tahun dalam
operasi sistem pendinginan terpusat. Disamping Sistem pendinginan, transcritis
CO2 muncul sebagai salah satu pengganti paling menjanjikan dalam hal
15 23 16 62 235 45 225 0 15 20
16 23 16 63 265 45 265 1 15 19
17 23 16 64 265 46 265 3 15 19
18 23 16 65 265 46 265 3 16,5 19
RATA2 23,3 13 56,5 217,5 41,3 215,8 -2,3 12,2 19,8

1.6.2 ANALISA DATA BERDASARKAN DATA SAMPEL


Data Sampel yang diambil adalah data pengujian ke -8.
Untuk keperluan analisis data, diambil satu sampel sebagai berikut :
T1 = 23oC P1 = 12 psi
T2 = 55C P2 = 200 psi
T3 = 40C P3 = 200 psi
T4 = -8C P4 = 11 psi
T5 = 20oC
P = 320 Watt
T1 T4 23 (8)
Tevap = = = 7.5 oC
2 2
T2 T3 55 40
Tcond = = = 47,5oC
2 2
P1 P4 12 11
Pevap = = = 11,5 psi =0,827 bar
2 2
P2 P3 200 200
Pkond = = = 200 psi=14,13 bar
2 2

a. Secara Ideal
1. Diagram P-h
Dalam diagram ini h3 = h4
Dalam Tabel Termodynamic Properties of R22 on Saturation (A-8) didapat,
Pada Pevap = 0,8273 bar h1= 293,17 KJ/Kg
Pada Pkond = 14,13 bar h3 = h4 = 90,14 KJ/Kg
Qevap = mref ( h1 h4 )
= 25,99 x (305,48-(-7,416))
= 7812,23 W
1. Coefficient of Performance
h1 h4 300,586
COP = = = 24,41
h2 h1 12,31
2. Performance Factor ( PF )
h2 h1 12,31
PF = = = 0.04
h1 h4 305,586
3.6.3 ANALISA DATA BERDASARKAN DATA RATA-RATA
Berdasarkan data rata-rata diperoleh entalpi sebagai berikut:
T1 = 23,3C P1 = 13 psi = 0,896 bar
T2 = 56,5C P2 = 217,5 psi = 14,99 bar
T3 = 41,3C P3 = 215,8 psi = 14,87 bar
T4 = -2,3C P4 = 12,2 psi = 0,84 bar
T5 = 19.8oC
T1 T4 23,3 (2,3)
Tevap = = = 10,5 oC
2 2
T2 T3 56,5 41,3
Tcond = = = 48,9 oC
2 2
P1 P4 0,896 0,84
Pevap = = = 0,868 bar
2 2
P2 P3 14,99 14,87
Pkond = = = 14,93 bar
2 2

a. Secara Ideal
1. Diagram P-h
Dalam diagram ini h3 = h4
Pada Tabel Termodynamic Properties of R22 on Saturation (A-8) didapat,
Pada Pevap = 0,868 bar h1 = 235,4 KJ/kg
3.6.4 PLOT HASIL PERHITUNGAN KE DIAGRAM P-h R-22

a. Data Sampel
1. Diagram P-h ideal

Gambar 1.31 Diagram P-h Ideal Sampel


2. Diagram P-h Aktual
Gambar 1.34 merupakan diagram P-h aktual sampel

Gambar 1.32 Diagram P-h Aktual Sampel


3. Perbandingan Diagram P-h Ideal dan Aktual
Gambar 1.33 merupakan diagram P-h ideal sampel
Gambar 1.33 Grafik sampel perbandingan diagram P-h ideal dan aktual

b. Data Rata-rata
1. Diagram P-h ideal
Gambar 1.34 merupakan diagram P-h ideal Rata -rata

Gambar 1.34 Diagram P-h Ideal rata-rata


2. Diagram P-h Aktual
Gambar 3.33 merupakan diagram P-h aktual Rata rata.

Gambar 1.35 Diagram P-h Aktual Rata-rata

3. Perbandingan Diagram P-h Ideal dan Aktual


Gambar 1.36 merupakan diagram P-h ideal Rata -rata

Gambar 1.36 Grafik rata-rata perbandingan diagram P-h ideal dan aktual
1.6.5 ANALISA PERBEDAAN DIAGRAM IDEAL DENGAN DIAGRAM
AKTUAL (SAMPEL DAN RATA-RATA)

Tabel 3.3 Hasil Perbedaan Diagram Ideal (h3 = h4 ) dengan diagram aktual (h3 h4
) pada data sampel.
Diagram Ideal Sampel (KJ/kg) h Diagram Aktual Sampel (KJ/kg)
232.21 h1 259,12
260.36 h2 261.05
83.19 h3 88.124
83.19 h4 1.7892
5.29 COP 134.3

Tabel 3.4 Perbedaan Diagram Ideal (h3 = h4 ) dengan diagram aktual (h3 h4 ) pada
data rata-rata.
Diagram Ideal Rata-Rata (KJ/kg) h Diagram Aktual Rata-rata (KJ/kg)
231.663 h1 258.78
262.089 h2 262.089
169.78 h3 89.05
169.78 h4 1.36
2.033 COP 77.9

Hasil analisa :
1. Pada daur kompresi uap aktual selalu mengalami pengurangan efisiensi
dibandingkan dengan daur standar. Hal ini disebabkan adanya penurunan
tekanan pada kondensor dan evaporator akibat gesekan dan kerugian-
kerugian lain pada siklus aktual.
2. Pengaruh efisiensi mesin, menyebabkan diagram actual tidak pernah sama
dengan diagram ideal.
3. Diagram ideal, entalpi diambil dari suhu evaporasi dan kondensasi. Pada
diagram aktual entalpi diambil dari suhu sisi masuk dan sisi keluar dari
komponen utama mesin refrigrasi, begitu juga tekanannya.
4. Nilai h3 = h4 pada diagram P-h ideal dapat terjadi karena pada katup ekspansi
tidak ada kebocoran.
5. Nilai COP pada diagram aktual lebih besar dari diagram ideal karena usaha
yang dibutuhkan kompresor lebih kecil.
6. Rugirugi pada mesin refrigerasi disebabkan adanya bagian yang tidak
terisolasi dengan sempurna, sehingga terjadi kerugian panas pada bagian
bagian mesin tersebut.
7. Perbedaan nilai entalpi pada diagram Ph ideal maupun aktual diakibatkan
oleh penyimpangan pembacaan suhu yang tidak sesuai dengan tekanan
aslinya.
8. Pada diagram ideal dan aktual, penentuan entalpi berdasarkan P dan T akan
mengalami perbedaan nilai yang cukup besar. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan entropi pada P dan T yang akan ditentukan.
9. Pada proses evaporasi terjadi perubahan temperatur dikarenakan kondisi
refrigeran pada keadaan evaporasi di panas lanjut.

1.7 KESIMPULAN DAN SARAN


1.7.1 KESIMPULAN
1. Prinsip kerja dari mesin pendingin kompresi uap ada 4 langkah yaitu
kompresi atau siklus reversibel yang menyalurkan energi dari suhu rendah
menuju suhu yang lebih tinggi, pelepasan kalor pada tekanan konstan,
ekspansi pada entalpi konstan menuju evaporator, dan penguapan menuju
uap jenuh
2. Bagian utama dari mesin pendingin kompresi uap adalah kompresor,
kondensor, evaporator, katup ekspansi dan pipa kapiler.
3. Mesin pendingin kompresi uap menggunakan 7 parameter perhitungan,
yaitu: laju aliran massa, kapasitas kompresor, kapasitas kondensor, dampak
refrigeran, laju aliran pendingin, coefficient of performance, dan
performance factor. semakin besar laju aliran massa refrigeran maka
semakin besar pula kapasitas kondensor dan evaporator.COP pada siklus
kompresi uap aktual mempunyai nilai lebih besar dari COP pada siklus
kompresi uap ideal dikarenakan adanya kebocoran pada sistem pendingin.
4. Siklus kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi dan
evaporasi, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:entalphy, kapasitas
kompresor, kapasitas kondensor, laju aliran massa refrigeran dan laju aliran
kalor pendingin.

1.7.2 SARAN
Setelah melalui proses pengujian pada mesin pendingin, maka terdapat
saran yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut :
1. Lakukan praktikum sesuai prosedur yang telah ditulis di dalam jobsheet
dengan baik.
2. Praktikan harus lebih teliti dalam melakukan pembacaan temperatur dan
tekanan serta lebih teliti dalam pengkonversian satuan.
3. Sebelum melaksanakan praktikum mesin pendingin, praktikan hendaknya
sudah mengetahui prinsip kerja mesin refrigeran terutama siklus kompresi
uap.
4. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih presisi maka bisa
dipergunakan peralatan yang lebih teliti lagi.
5. Sebelum mesin dioperasikan kembali, hendaknya diberikan jeda beberapa
menit supaya temperatur mesin kembali.
6. Selalu fokus dalam memperhatikan suhu dan tekanan. Karena steady tidak
dapat ditentukan oleh waktu.

Das könnte Ihnen auch gefallen