Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Ida damayanti
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ( idadamayanti83@yahoo.com )
Mintohari
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar
siswa kelas IV SDN Kromong melalui menerapkan model pembelajaran inkuiri pada pembelajaran IPA.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Penelitian ini
menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yaitu yang terdiri dari empat
tahap:perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas IV SDN Kromong. Data penelitian diperoleh melalui observasi, dan tes. Data hasil observasi
aktivitas guru dan siswa dianalisis dalam bentuk persentase. Data tes hasil belajar siswa dianalisis
berdasarkan persentase ketuntasan belajar secara individu dan klasikal kemudian dijabarkan secara
deskriptif. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
hasil belajar siklus I dan siklus II. Aktivitas guru mengalami peningkatan sebesar 16,91% yaitu dari
74,27% pada siklus I menjadi 91,18% pada siklus II. Sedangkan aktivitas siswa mengalami peningkatan
sebesar 13,75%, yaitu dari 71,25% pada siklus I menjadi 85,00% pada siklus II. Hasil afekti mengalami
peningkatan 9,50% yaitu dari 77,50 pada siklus I menjadi 87,50 pada siklus II. Hasil psikomotorik
mengalami peningkatan 7,75% dari 75,31% pada siklus I menjadi 83,03% pada siklus II. Hasil belajar
kognitif mengalami peningkatan. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan
sebesar 33,67%, yaitu dari 58,00% pada siklus I menjadi 91,67% pada siklus II. Berdasarkan hasil yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Saran peneliti bahwa guru perlu mengembangkan model pembelajaran inkuiri sedini
mungkin agar siswa memperoleh pengalaman belajar bermakna sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa baik kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Kata kunci: model pembelajaran inkuiri, hasil belajar, IPA
Abstract: This researct aims to improve student lerning results, describing the activity of the teacher,
student activities, and fourth grade student learning results of state elementary school Kromong by
applying the model of inquiry learning in science learning. This type of research is action research that
consists of 2 cycles. This study uses a model of Kemmis and Mc. Targart research is composed of four
phases: planning, implementation, observation, and reflection. The subjects were all students of fourth
grade in state elementary school Kromong Ngusikan District of Jombang. Data were obtained through
observation, and testing. Data resulting from the activity of the teacher and student observations
analyzed in terms of percentage. Student achievement test data were analyzed based on the percentage of
mastery learning individually and then classically described descriptively. The results of this study are
results showed an increase in learning results cycle I and cycle II. Teacher activity increased by 16.91%
from 74.27% in the first cycle to 91.18% in the second cycle. While the student activity increased by
13.75%, from 71.25% in the first cycle to 85.00% in the second cycle. Results afekti increased 9.50%,
from 77.50 to 87.50 in the first cycle to the second cycle. Results psychomotor increased 7.75% from
75.31% in the first cycle to 83.03% in the second cycle. Cognitive learning results has increased. Mastery
learning in classical students has increased by 33.67%, from 58.00% to 91.67% first cycle to the second
cycle. Based on the obtained results it can be concluded that the application of the model of inquiry
learning can improve student learning results. Suggestions researchers that teachers need to develop a
model of inquiry learning as early as possible so that students gain meaningful learning experiences that
can improve student learning results whether cognitive, affective, and psychomotor.
Keywords: Models of inquiry learning, learning results, science learning
JPGSD. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja Tanya jawab antara guru dan siswa. Model pembelajaran
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan yang inkuiri berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir
dikaitkan dengan fenomena alam yang terjadi dalam ke dunia manusia memiliki dorongan untuk menemukan
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pembelajaran IPA sendiri pengetahuannya.
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik Inkuiri dalam bahasa Inggris Inquiry berarti
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta pernyataan atau pemeriksaan atau penyelidikan. Suchman
prospek pengembangan lebih lanjut dalam (dalam yulianto dkk, 2011:67) mengembangkan model
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran dengan pendekatan Inkuiri. Model
pembelajaran IPA harus menekankan pada pemberian pembelajaran ini melatih siswa dalam proses untuk
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi menginvestigasi dan menjelaskan suatu fenomena yang
agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara tidak biasa. Model pembelajaran ini mengajak siswa
ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan untuk melakukan hal yang serupa seperti para ilmuan
berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk dalam usaha mereka untuk mengorganisir pengetahuan
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dan membuat prinsip-prinsip.
alam sekitar. Menurut Hamnuri (2012:88) pembelajaran inkuiri
Tujuan pembelajaran IPA SD KTSP (2008:148) berangkat dari asumsi bahwa sejak lahir ke dunia
adalah Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri
Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam
keteraturan alam ciptaan-Nya, mengembangkan disekelilingnya merupakan kodratnya. Manusia memiliki
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indra
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- pengecap, pendengaran, penglihatan, dan indra-indra
hari, pengembangan rasa ingin tahu, sikap positif, dan lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling terus menerus berkembang dengan menggunakan otak
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan
masyarakat, mengembangkan keterampilan proses untuk bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan keingintahuan itu.
membuat keputusan, meningkatkan kesadaran untuk Mendefinisikan pendidikan berbasis inkuiri, sama
berperan serta dalam memelihara, menjaga, melestarikan dengan mendefinisikan pendekatan pendidikan multi
lingkungan alam, Meningkatkan kesadaran untuk dimensi. Terdapat banyak inteprestasi visi John Dewey,
menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah mulai dari konstruktivisme, pendekatan pemecahan
satu ciptaan Tuhan, memperoleh bekal pengetahuan, masalah, pembelajaran berbasis proyek, dan sebagainya.
konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar pendidikan Inti dari inkuiri adalah proses yang berpusat pada siswa.
untuk melanjutkan pendidikan SMP. Semua pembelajaran dimulai dengan belajar. Apa yang
Ruang Lingkup bahan kajian IPA meliputi aspek- diketahui siswa dan apa yang ingin mereka lakukan dan
aspek: makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu pelajari merupakan dasar utama pembelajaran.
manusia, hewan, dan tumbuhan dan interaksinya dengan Oemar Hamalik (1999) menyatakan bahwa
lingkungan dan kesehatan, benda atau materi, sifat-sifat pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu yang
dan kegunaanya (cair, padat, gas,Energi dan berpusat pada siswa ( student-Centered-Strategi ) dimana
perubahannya meliputi:gaya, bunyi, panas, magnet, kelompok-kelompok siswa kedalam suatu persoalan atau
listrik, cahaya, dan pesawat sederhana), bumi dan alam mencari jawaban terhadap pertanyan-pertanyaan didalam
semesta meliputi: tanah, tata surya, benda langit lainnya suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan
Pelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara secara jelas. Dalam hubungan ini perlu dibahas
alamiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penjelasan generalisasi terhadap inquiri yang disebut
penting kecakapan hidup. Oleh karena itu, pembelajaran inkuiri yang berpusat pada masalah (problem centered
IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman inquiry)dan inkuiri berdasarkan kebijakan (policy based
belajar secara langsung melalui penggunaan dan inquiry).
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Peaget (dalam Hamruni:88) menyatakan bahwa
Menurut Wina Sanjaya (2006:196) strategi pengetahuan akan bermakna manakala dicari dan
pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan ditemukan sendirioleh siswa. Sejak kecil, setiap individu
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuan
secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri melalui skema yang ada dalam struktur kognitif.
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA
Skema ini terus menerus diperbaharui dan diubah melalui teknik. Peran guru di dalam pembelajaran inkuiri lebih
proses asimilasi dan akomodasi. Dengan konteks ini sebagai pemberi bimbingan, arahan, jika diperlukan oleh
tugas guru adalah mendorong siswa untuk siswa. Dalam proses inkuiri dituntut bertanggung jawab
mengembangkan skema yang terbentuk melalui proses penuh terhadap proses belajarnya, sehingga guru harus
asimilasi dan akomodasi. Inkuiri mempersiapkan peserta menyesuaikan diri dengan kegiatan yang dilakukan oleh
didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri siswa, sehingga tidak mengganggu proses belajar siswa.
secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin Secara umum inkuiri merupakan proses yang
melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi,
dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi
penemuan satu dengan penemuan yang lain, buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis,
membandingkan apa yang ditemukan peserta didik lain. merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview
W. Gulo (2005:84) mendefinisikan inkuiri sebagai suatu apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara eksperimen dengan menggunakan alat atau memperoleh
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan data menganalisis dan menginterprestasi data serta
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis. membuat prediksi dan mengomunikasikan hasilnya.
Sehinggamereka dapat merumuskan sendiri Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan
penemuannya dengan penuh percaya diri. Dengan kata bahwa inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh
lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan siswa untuk memecahkan masalah yang diberikan guru.
mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau Dengan demikian siswa terbiasa bersikap ilmiah sehingga
eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan pembelajaran akan terasa lebih bermakna.
masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah Menurut Hamnuri (2012: 89) ada beberapa hal
dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan yang menjadi cirri utama strategi pembelajaran inkuiri,
logis. adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
Dari sudut pandang siswa, metode pembelajaran 1) Model pembelajaran inkuiri menekankan kepada
ini merupakan akhir dari paradigma kelas belajar melalui aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
mendengar dan memberi mereka kesempatan mencapai menemukan. Pembelajaran inkuiri menempatkan
tujuan yang nyata dan autentik. Bagi guru, pendidikan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses
berbasis inkuiri merupakan akhir dari paradigma pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai
berbicara untuk mengajar dan mengubah peran mereka penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara
menjadi kolega dan mentor bagi siswanya. Inkuiri verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan
sebagai pendekatan pemebelajaran melibatkan proses sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
penyelidikan alam atau materi alam, dalam rangka 2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan
menjawab pertanyaan dan melakukan penemuan melalui untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari
penyelidikan untuk memperoleh pemahaman baru. sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan
Tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri dapat menumbuhkan rasa percaya diri (self belief).
menurut National Research Council (dalam Julianto dkk Dengan demikian, dalam pembelajaran inkuiri
2011:89) adalah:mengembangkan keinginan dan motivasi menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar,
siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep sains, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar
mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan
mampu bekerja seperti layaknya seorang ilmuan, melalui proses tanya jawab antar guru dan siswa.
membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh Karena kemampuan guru dalam mengutamakan
pengetahuan. teknik bertanya merupakan syarat utama dalam
Melalui pembelajaran yang berbasis inkuiri, siswa melakukan inkuri
belajar sains sekaligus juga belajar metode sains. Proses 3) Tujuan dari penggunaan pembelajaran inkuiri adalah
inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara
memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif, siswa sistematis, logis, kritis, atau mengembangkan
dilatih bagaimana memecahkan masalah sekaligus kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
membuat keputusan. Pembelajaran berbasis inkuiri mental. Dalam model pembelajaran inkuiri siswa
memungkinkan siswa belajar sistem, karena tidak hanya dituntut agar menguasai meteri
pembelajaran inkuiri memungkinkan terjadi integrasi pembelajaran, tetapi dapat menggunakan potensi yang
berbagai disiplin ilmu. Ketika siswa melakukan dimilikinya.
eksplorasi, akan muncul pertanyaaan-pertanyaan yang Sintak pembelajaran inkuiri merupakan suatu
melibatkan matematika, bahasa, ilmu sosial, seni, dan siklus yang dimulai dari: a) Observasi atau pengamatan
JPGSD. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014
terhadap berbagai fenomena, b) Mengajukan pertanyaan Menurut Hamruni (2012:100) keunggulan model
tentang fenomena yang dihadapi, c) Mengajukan dugaan pembelajaran inkuiri adalah (1) menekankan pada
atau kemungkinan jawaban, d) Mengumpulkan data pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
berkait dengan pertanyaan yang diajukan, d) secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi
Merumuskan kesimpulan berdasarkan data ini dianggap lebih bermakna, (2) memberikan
Langkah pelaksanaan inkuiri menurut Wina kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
Sanjaya (2006:201) terdiri dari: gaya belajarnya, (3) sesuai dengan perkembangan
a) Orientasi masalah psikologi belajar adalah proses perubahan tingkah laku
b) Merumuskan masalah lewat pengalaman, (4) mampu melayani kebutuhan siswa
c) Mengajukan hipotesis yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, sehingga
d) Mengumpulkan data siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak
e) Menguji hipotesis akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
f) Merumuskan kesimpulan Tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri
Proses belajar mengajar dengan model inkuiri menurut National Research Council (dalam Julianto dkk
menurut Kuslan dan Stone (dalam Julianto dkk, 2011:91) 2011:89) adalah: 1) Mengembangkan keinginan dan
ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep
a. Menggunakan keterampilan proses sains; 2) Mengembangkan keterampilan ilmiah siswa
b. Jawaban yang dicari siswa tidak diketahui terlebih sehingga mampu bekerja seperti layaknya seorang
dahulu ilmuan; 3) Membiasakan siswa bekerja keras untuk
c. Siswa berhasrat untuk menemukan pemecahan memperoleh pengetahuan.
masalah Melalui pembelajaran yang berbasis inkuiri, siswa
d. Suatu masalah ditemukan dengan pemecahan siswa belajar sains sekaligus juga belajar metode sains. Proses
sendiri inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk
e. Hipotesis dirumuskan oleh siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif, siswa
membimbing percobaan atau eksperimen dilatih bagaimana memecahkan masalah sekaligus
f. Para siswa mengusulkan cara-cara mengumpulkan membuat keputusan. Pembelajaran berbasis inkuiri
data dengan mengadakan pengamatan, memungkinkan siswa belajar sistem, karena
membaca/menggunakan sumber lain pembelajaran inkuiri memungkinkan terjadi integrasi
g. Siswa melakukan penelitian secara berbagai disiplin ilmu. Ketika siswa melakukan
individu/kelompok untuk mengumpulkan data yang eksplorasi, akan muncul pertanyaaan-pertanyaan yang
diperlukan untuk menguji hipotesis tersebut. melibatkan matematika, bahasa, ilmu sosial, seni, dan
h. Siswa mengolah data sehingga mereka sampai pada teknik. Peran guru di dalam pembelajaran inkuiri lebih
kesimpulan. sebagai pemberi bimbingan, arahan, jika diperlukan oleh
Menurut Wina Sanjaya (2006:199) siswa. Dalam proses inkuiri dituntut bertanggung jawab
menyatakan prinsip-prinsip dari model pembelajaran penuh terhadap proses belajarnya, sehingga guru harus
inkuiri antara lain: menyesuaikan diri dengan kegiatan yang dilakukan oleh
a) Berorientasi pada pengembangan intelektual siswa, sehingga tidak mengganggu proses belajar siswa.
b) Prinsip interaksi Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu
c) Prinsip bertanya proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi
d) Prinsip belajar untuk berpikir akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil
e) Prinsip keterbukaan belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku
Berdasarkan ciri-ciri model pembelajaran inkuiri atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang
di atas maka guru berusaha membimbing melatih dan bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari.
membiasakan siswa terampil berpikir kritis karena Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa
mereka mengalami keterlibatan secara mental maupun dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil
secara fisik seperti terampil menggunakan alat, terampil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
untuk merangkai peralatan percobaan dan sebagainya. siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Pelatihan dan pembiasaaan siswa untuk terampil berpikir Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar,
dan terampil secara fisik tersebut merupakan syarat yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan
mutlak untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing
besar yaitu tercapainya keterampilan proses ilmiah jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah
disamping penguasaan konsep, prinsip, hukum, dan teori. ditetapkan dalam kurikulum, sedangkan Gegne membagi
lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b)
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA
keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin,
dan (e) keterampilan motorik. motivasi belajar, menghargai guru dan teman
Benyamin Bloom mengemukakan bahwa tujuan sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.
pendidikan yang hendak dicapai dapat diklasifikasikan Menurut Bloom, Kratwohl dan kawan-kawan pada
(bukan dipisahkan ). Bloom membagi tiga ranah atau ranah afektif ini terbagi menjadi:
domain (Gullo, 2002: 57-70) tersebut sebagai berikut: 1) Penerimaan (receiIVng);
1. Ranah Kognitif 2) Partisipasi (responding);
Ranah Kognitif terdiri dari enam aspek: 3) Penilaian/penentuan sikap (valuing);
a) Pengetahuan atau ingatan 4) Organisasi (organization);
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai 5) Pembentukan pola hidup (characterization by a
terjemahan dari kata knowledge dalam value or value complex).
taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, 3. Ranah Psikomotorik
maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk
istilah tersebut termasuk pula pengetahuan keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak
faktual di samping pengetahuan hafalan atau individu. Ranah Psikomotorik (Psychomotoric
untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, domain) menurut Simpson:
istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama a. Persepsi (perception);
tokoh, nama-nama kota. Dilihat dari segi proses b. Kesiapan (set);
belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu c. Gerakan terbimbing (guided response);
menghafal dan diingat agar dapat dikuasainya d. Gerakan yang terbiasa (mechanical response);
sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman e. Gerakan yang kompleks (komplek response);
konsep-konsep. f. Penyesuaian pola gerakan (adjustment);
b) Pemahaman g. Motivasi belajar (creativity).
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi Hipotesis,Melalui penerapan model pembelajaran inkuiri,
daripada pengetahuan adalah pemahaman. dapat meningkatkan hasil belajar pembelajaran IPA kelas
Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga IV SDN Kromong, Ngusikan, Jombang.
kategori, yaitu:
Tingkat terendah adalah pemahaman
terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti METODE
yang sebenarnya. Tingkat kedua adalah Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan Kelas. Model ini menunjukkan efektifitas yang sangat
bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui tinggi bagi perolehan hasil belajar siswa. Spesifik
berikutnya, atau menghubungkan beberapa gagasan tersebut lebih lanjut dilaksanakan proses
bagian dari grafik dengan kejadian, pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap yaitu,
membedakan yang pokok dan yang bukan perencanaan, pelaksanaan, tindakan pengamatan, refleksi
pokok. Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat (perenungan, pemikiran, evaluasi). Penelitian Tindakan
tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Kelas adalah penelitian yang dilakukan secara sistematis
c) Aplikasi reflektif terhadap berbagai aksi atau tindakan yang
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada dilakukan oleh guru/pelaku, mulai dari perencanaan
situasi konkret atau situasi khusus. sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di
d) Sintesis dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk
Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Dalam berpikir divergen pemecahan atau Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
jawabannya belum dapat dipastikan. hasil refleksi siklus 1 dilakukan perbaikan tindakan
e) Evaluasi pembelajaran pada siklus kedua kemudian dilanjutkan
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang dengan pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, Refleksi ini didasarkan pada prestasi, motivasi siswa,
gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil. keberhasilan, dan daur ulang.
2. Ranah Afektif Lokasi penelitian adalah di SDN Kromong
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang. Subjek yang
Penilaian hasil belajar afektif kurang medapat dikenai tindakan pada penelitian ini adalah siswa kelas
perhatian dari guru. Tipe hasil belajar afektif. IV SDN Kromong jumlah laki-laki 5 dan perempuan 7.
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku
JPGSD. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014
Pada saat mengorganisasikan siswa ke dalam Berdasarkan diagram 2 terlihat bahwa aktivitas
kelompok belajar dan membimbing kelompok belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA menggunakan
masih kurang, siswa cenderung ramai dan menyebabkan model pembelajaran inkuiri pada siklus I memperoleh
suasana kelas menjadi gaduh. Seharusnya guru di sini persentase sebesar 71,25%. Hal ini berarti aktivitas siswa
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pada siklus I belum mencapai persentase yang ditetapkan
menciptakan suasana dan kondisi kelas. Alat dan bahan pada indikator keberhasilan, yaitu 75%. Aktivitas siswa
yang digunakan eksperimen yang disediakan guru kurang pada siklus I belum maksimal karena siswa belum
lengkap sehingga guru harus mengganti dengan benda terbiasa dengan penerapan model pembelajaran inkuiri
lain. Guru hanya terfokus pada kelompok yang aktif untuk melakukan eksperimen. Pada saat guru
bertanya. Guru tidak memajang hasil karya siswa pada mengajukan pertanyaan siswa belum berani mengajukan
papan panel. hipotesis. Pada saat perencanaan eksperimen ada
Setelah adanya perbaikan pada pembelajaran beberapa siswa kurang cepat dan teliti dalam
siklus II, aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi menyiapkan alat dan bahan. Siswa belum mampu
lebih baik. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan menganalisis hasil mereka tidak kurang percaya diri
mencapai 16,91% yaitu dari 74,27% pada siklus I terhadap hasil yang diperolehnya, selanjutnya pada saat
menjadi 91,18% pada siklus II berada pada kategori menyimpulkan hasil percobaan siswa kesulitan dalam
sangat baik, serta sudah mencapai indikator keberhasilan. menyusun kalimat sserta siswa perlu dibimbing guru
Semua fase yang merupakan sintaks dari model dalam menyimpulkan. Pada saat presentasi tidak semua
pembelajaran inkuiri sudah terlaksana dengan baik. teman lainnya menanggapi.
Sebagian besar aspek pada lembar observasi aktivitas Setelah melakukan perbaikan pada pembelajaran
guru juga sudah mencapai skor maksimal. Aktivitas- siklus II, aktivitas siswa mencapai presentase 85,00% dan
aktivitas yang tidak muncul pada siklus I sudah muncul menunjukkan kategori baik sekali, serta sudah mencapai
pada pembelajaran siklus II ini. Hal ini menunjukkan indikator keberhasilan. Hal ini berarti terdapat
keberhasilan guru dalam menerapakan model dalam peningkatan dari siklus sebelumnya.
pembelajaran inkuiri, keberhasilan pembelajaran tidak Peningkatan ini terlihat pada aktivitas siswa dalam
hanya ditentukan oleh perkembangan intelektual saja, bekerja melakukan percobaan, mereka sudah melakukan
tetapi perkembangan seluruh aspek baik kognitif, afektif, percoban sesuai prosedur/ langkah kerja dengan benar,
maupun psikomotorik. Senada dengan pendapat Syaodih dan mereka dalam merencanakan kegiatan sudah benar
(dalam Mulyasa 2005:13) mengemukakan bahwa guru yaitu menyiapkan alat/bahan dengan cepat dan teliti.
memegang peranan penting baik dalam perencanaan Pada pembelajaran siklus II, dalam merumuskan
maupun pelaksanaan kurikulum, guru pulalah yang selalu masalah, mengajukan hipotesis, dan menyimpulkan
melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap mereka sudah mampu untuk mengungkapkan
kurikulum, dan betapa pentingnya untuk meningkatkan pendapatnya dengan benar dan dengan kata-kata sopan,
aktivitas, kreatifitas, kualitas, dan profesionalisme guru.siswa sudah mampu menganalisis hasil percobaan
Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga mereka bisa menemukan konsep sendiri dari
IPA menggunakan model pembelajaran inkuiri hasil percobaan. Hal ini senada dengan pendapat W. Gulo
mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II. (2002:84) mendefinisikan inkuiri sebagai suatu rangkaian
Peningkatan aktivitas siswa pada setiap siklus dapat kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal
dilihat pada diagram 2 berikut. seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis.
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II penemuannya dengan penuh percaya diri.
Ketuntasan belajar siswa secara klasikal dalam
100% 85,90% mengikuti pembelajaran IPA menggunakan model
90% 71,25% pembelajaran inkuiri mengalami peningkatan pada siklus
e
s 80%
ta70% I dan siklus II. Peningkatan aktivitas siswa pada setiap
n60%
e50%
sr siklus dapat dilihat pada diagram 3 berikut.
40%
e
30%
P
20%
10%
0% Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Diagram 2. Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus 91,67%
100 %
II 90%
e 80%
sa 70% 58 ,00%
t 60%
n 50%
e
rs 40%
e 30%
P 20%
10%
0%
Siklus I Siklus II
JPGSD. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014