Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar
norma, aturan, atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia
remaja atau transisi masa anak-anak ke dewasa. Kenakalan remaja
meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja. Kenakalan remaja merupakan salah
satu permasalahan yang setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Kenakalan remaja ini merupakan suatu permasalahan kompleks yang
terjadi di berbagai belahan dunia sehingga menjadi suatu permasalahan
yang harus dilakukan tindak lanjut secara tegas dikarenakan perlu
diberikan efek jera kepada remaja. Hal ini dikarenakan kenakalan remaja
saat ini sudah melebihi batas wajar. Kenakalan remaja meliputi seks
bebas, membolos, narkoba, mencuri, merokok, tawuran, pemerkosaan
dan minum-minuman keras. Maka dari itu, tidak dipungkiri bahwa hal
tersebut menimbulkan berbagai akibat seperti pernikahan di usia remaja,
aborsi, kehamilan tidak diinginkan, dan HIV/AIDS menjadi meningkat.
Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI 2007)
menunjukkan jumlah remaja di Indonesia mencapai 30 % dari jumlah
penduduk, jadi sekitar 1,2 juta jiwa. Hal ini tentunya dapat menjadi asset
bangsa jika remaja dapat menunjukkan potensi diri yang positif. Namun,
sebaliknya akan menjadi petaka jika remaja tersebut menunjukkan
perilaku yang negatif bahkan sampai terlibat dalam kenakalan remaja.
Kenakalan remaja selain merusak moral, sosial, dan budaya juga
merusak psikologi anak yang membuat anak menjadi tidak dapat
mengendalikan dirinya. Dari berbagai macam kenakalan remaja diatas
akan dibahas tentang peran psikologi terhadap anak membolos yang
diambil dari berbagai kasus yang ada di Indonesia.Teasley (dalam Jacobs
& Kristonis, 2007) mendefinisikan membolos sebagai setiap kejadian
ketika seorang siswa tidak hadir sekolah. Psikologis anak dapat menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku anak yang akan
membawa anak pada suatu perilaku baik atau buruk. Maka dari itu,
2
dengan adanya kasus kenakalan remaja ini akan dilakukan suat tindak
lanjut untuk mencegah dan menangani kenakalan remaja salah satunya
melalui pendekan psikologi kepada anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kejadiandan faktor penyebab membolos pada remaja di
Indonesia?
2. Bagaimana solusi dan penangganan kenakalan remaja berupa
membolos?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kejadian dan faktor penyebab membolos pada
remaja di Indonesia
2. Untuk mengetahui solusi dan penanganan kenakalan remaja berupa
membolos
3
BAB II
KAJIAN TEORI
Remaja mencari identitas diri dengan cara menarik perhatian pada diri
sendiri dan agar dipandang sebagai individu, sementara pada saat yang
sama ia mempertahankan identitas dirinya terhadap kelompok sebaya.
6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Remaja adalah anak- anak yang tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya
dan cenderung merusak dan berperilaku merusak, menyebabkan orang
dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja
mudah takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap
perilaku remaja yang normal.
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagai mana yang ia inginkan
dan bukan sebagai mana adanya, terlebih dalam hal cita- cita. Dengan
bertambahnya pengalaman pribadi dan pengalam sosial, dan dengan
meningkatnya kemampuan untuk berpikir rasional, remaja yang lebih
besar memandang diri sendiri, keluarga, teman, dan kehidupan pada
umumnya lebih realistik.
8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan
status dewasa.
B. Definisi Membolos
Perilaku membolos dapat dimasukkan sebagai salah satu bagian dari
kenakalan remaja. Masalah ini berkaitan dengan pelanggaran norma hukum
dan norma-norma sosial. Dalam hal ini siswa yang melakukan pelanggaran
terhadap aturan atau norma atau tata tertib yang diterapkan di sekolah.
Membolos menurut Poerwadarminto WJS (1986) sebagai tidak masuk
sekolah yaitu yaitu siswa yang absen dari sekolah tanpa izin dan tanpa
sepengetahuan dari orang tua, meninggalkan sekolah atau tidak masuk
sekolah dari awal pelajaran sampai akhir. Menurut Simandjuntak (1975)
membolos juga dapat diartikan sebagai bentuk penarikan diri dari kenyataan
di sekolah untuk menghindari tugas-tugas sekolah yang dirasakan tidak
menyenangkan.
Menurut Apriyatni (2006) membolos sering terjadi tidak hanya saat
ingin berangkat sekolah, namun saat jam pelajaran ketika dimulai pun
terkadang ada siswa yang memanfaatkan waktu untuk membolos. Keinginan
5
b. Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan
membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak
dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal. Begitupun bagi
mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut,
namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku
sesuai dengan pengetahuannya.
2. Faktor eksternal
a. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar
anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa
memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di
keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan
pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa
menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
b. Teman sebaya yang kurang baik
c. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kliping
8
B. Pembahasan
Masa remaja adalah masa peralihan dalam setiap periode peralihan,
status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus
dilakukan. Pada masa ini, remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan
orang dewasa. Jika remaja berperilaku seperti anak-anak, ia akan diajari
untuk bertindak sesuai umurnya. Jika remaja berusaha berperilaku seperti
orang dewasa, ia seringkali dituduh terlalu besar untuk celananya dan
dimarahi karena mencoba bertindak seperti orang dewasa. Dilain pihak,
status remaja juga mempengaruhi tingkahlaku remaja karena member waktu
kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola
perilaku, nilai, dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.
Dari pengamatan-pengamatan kami berpendapat bahwa
perkembangan remaja khususnya yang berada dikota-kota besar sungguh
berada dalam keadaan memprihatinkan. Remaja-remaja ditengah-tengah
masyarakat yang sedang membangun, dan kita sadari sepenuhnya akibat
dari ini adalah timbulnya berbagai masalah dan sosial, timbulnya berbagai
krisis nilai dan norma, terutama norma hokum dan sosial. Namun, hal ini
masih bias dihindarkan, sedikitnya dikurangi oleh pihak sekolah maupun
pihak berwajib seperti kepolisian.
Berdasarkan berita-berita diatas yang telah diambil bahwa siswa tidak
masuk sekolah dengan alasan yang tidak tepat atau ketidak hadiran siswa
tanpa ada suatu alasan yang jelas merupakan suatu bentuk kenakalan.
Beritaberita tersebut memuat kejadian membolos yang dilakukan oleh
remaja. Menurut Gunarsa (1981) membolos adalah pergi meninggalkan
sekolah tanpa alasan yang tepat pada jam pelajaran dan tidak terlebih
dahulu kepada pihak sekolah tanpa alasan tertentu baik pada saat pelajaran
sedang berlangsung pada waktunya masuk kelas, dan ketika sekolah
berlangsung. Membolos merupakan suatu perilaku yang melanggar norma-
norma sosial, karena siswa yang membolos akan cenderung melakukan hal
hal atau perbuatan yang negatif sehingga akan merugikan masyarakat
sekitarnya. Seperti yang dikemukakan Kartono (2003) bahwa membolos
merupakan perilaku yang melanggar norma- norma sosial sebagai akibat
dari proses pengondisian lingkungan yang buruk.
9
C. Solusi
Timbulnya perilaku menyimpang dipengaruhi karena berbagai faktor.
Peran pihak sekolah seperti guru Bimbingan Konseling (BK) untuk solusi
yaitu dengan mengetahui faktor faktor penyebabnya, maka akan diketahui
pula bagaimana cara mengurangi bahkan mengatasi perilaku menyimpang
remaja terutama membolos dan membuat gerakan disiplin. Guru BK
melakukan pendekatan persuasif dan edukatif kepada siswa, memposisikan
siswa sebagai teman bicara dan bukan sebagai terdakwa. alasan remaja
tersebut membolos perlu diketahui oleh pihak guru dan orang tua yang
sering bertemu langsung pada remaja tersebut agar penyimpangan tidak
berlarut-larut dan dapat segera diatasi. Para siswa dibuatkan kesepakatan
untuk tidak membolos lagi pada saat jam pelajaran disaksikan langsung oleh
pihak sekolah bersangkutan, pelajar yang membolos diberikan pembinaan
agar tidak mengulangi lagi perbuatan bolos dari jam pelajaran sekolah.
Di sekolah dilakukan bimbingan kepada pihak BK, sesuai dengan yang
dikemukaan Gunarsa (2002) bahwa tingkah laku di sekolah yang bertahan
dengan kurang pembentukan kesanggupan disiplin diri, pengendalian
tingkah laku dan memerlukan bimbingan guru adalah antara lain
keterlambatan, membolos, menentang guru, perkalihan, nyontek dan
sebagainya dapat diatasi dengan bimbingan BK. Setelah itu apabila tidak
bisa diatasi, maka perlu dilakukan tindak lanjut melalui ahli psikologi. Tugas
pembimbing BK selain memberikan arahan pada siswa juga mengkondisikan
sekolah dan menjalin komunikasi dengan keluarga siswa ada kesepakatan
dalam usah mengatasi masalah anak.
Peran bidan dalam hal ini yaitu memberikan konseling pada masa
kehamilan dengan mempersiapkan psikologis ibu menjadi orang tua
sehingga peran orang tua dapat maksimal. Peran orang tua yaitu
memperkenalkan pola asuh yang berorientasi untuk mencapai prestasi dan
tingkatan hidup yang lebih tinggi. Pola asuh ini dilakukan sejak lahir
seningga dengan pemberian pola asuh yang baik yang sesuai dengan
norma, adat, dan social serta telah disepakati oleh orangtua untuk
membangun perilaku, sikap dan sifat anak sejak dini yang akan menjadi
konsep diri dan membuat anak mempunyai konsep dasar dalam bertindak
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Membolos sekolah merupakan perilaku siswa tidak masuk sekolah
dengan alasan yang tidak tepat atau ketidakhadiran siswa tanpa ada suatu
alasan yang jelas dan hal tersebut termasuk suatu bentuk kenakalan atau
perilaku menyimpang. Berdasarkan berita berita yang telah diambil tentang
membolos sekolah telah diidentifikasi faktor penyebab membolos. Membolos
sekolah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal yang
berasal dari diri sendiri dan faktor eksternal. Cara mengatasi atau solusi
tindakan membolos dapat dilakukan apabila telah mengetahui faktor faktor
penyebab membolos sehingga solusi atau cara mengetahui sesuai dengan
kodisi siswa.
Peran pihak sekolah seperti guru BK (Bimbingan Konseling) untuk
solusi yaitu dengan mengetahui faktor faktor penyebabnya, maka akan
diketahui pula bagaimana cara mengurangi bahkan mengatasi perilaku
menyimpang remaja terutama membolos dan membuat gerakan disiplin.
Apabila tidak bisa diatasi perlu dilakukan tindak lanjut melalui ahli psikologi.
Peran bidan dalam hal ini yaitu memberikan konseling pada masa kehamilan
dengan mempersiapkan psikologis ibu menjadi orang tua sehingga peran
orang tua dapat maksimal. Peran orang tua yaitu memperkenalkan pola
asuh yang berorientasi untuk mencapai prestasi dan tingkatan hidup yang
lebih tinggi.
Polaasuhinidilakukansejaklahirseninggadenganpemberianpolaasuh yang
baik yang sesuai dengan norma, adat, dan social sertatelah disepakati oleh
orangtua untuk membangun perilaku, sikap dan sifat anak sejak dini yang
akan menjadi konsep diri dan membuat anak mempunyai konsep dasar
dalam bertindak sehingga dapat mencegah anak untuk melakukan perilaku
menyimpang.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://beritajatim.com/pendidikan_kesehatan/291462/bantu_orang_tua,_bocah_s
d_ini_terpaksa_bolos_sekolah.html. Diakses pada tanggal 10 Mei
2017pukul 19.00 WIB.
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/02/25/o32r9u280-bolos-
sekolah-belasan-pelajar-terjaring-saat-main-game-online. Diakses pada
tanggal 10 Mei 2017pukul 18.00 WIB.
http://regional.kompas.com/read/2014/02/13/1609154/Kangen.Pacar.Siswi.SMP.I
ni.Nekat.Bolos.Sekolah. Diakses pada tanggal 10 Mei 2017pukul 18.30
WIB.
http://sulsel.pojoksatu.id/read/2016/12/02/bolos-sekolah-7-siswa-polewali-ini-
gelar-pesta-isap-lem/. Diakses pada tanggal 10 Mei 2017pukul 19.30
WIB.
http://jogja.tribunnews.com/2016/02/24/17-pelajar-tertangkap-membolos-di-jam-
sekolah. Diakses pada tanggal 10 Mei 2017 pukul 17.00 WIB .