Sie sind auf Seite 1von 8

GAMBARAN LUARAN MATERNAL DAN LUARAN PERINATAL PADA IBU HAMIL

DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT DAN EKLAMPSIA DI RSUD RADEN MATTAHER


JAMBI TAHUN 2014-2015
Frizka Primadewi Fulendry1, Firmansyah2, Armaidi Darmawan1
1
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
2
Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

Abstract
Backgrounds : Hypertensive disorders in pregnancy were found to be one of the major causes of
maternal mortality in Indonesia. In recent years, the proportion of hypertensive disorders in pregnancy
were higher. More than 25% of maternal deaths in Indonesia is caused by hypertensive disorders in
pregnancy. About 5-10% of pregnancy was affected by the hypertensive disorders. In hypertensive
disorders cases, preeclampsia and eclampsia syndrome was the most dangerous. Severe preeclampsia
and eclampsia can give bad effects on maternal and perinatal outcomes, so they need the proper
management to avoid the risks that arise in maternal and neonates. The purpose of this study is to
describe the maternal and perinatal outcomes of severe preeclampsia and eclampsia patients.
Method : This study is a descriptive study. The sample was taken by systematic random sampling.
This research was carried out at Raden Mattaher General Hospital Jambi on September 2016. The
data were taken from medical record at Raden Mattaher General Hospital Jambi.
Result : The study shows that the total cases of severe preeclampsia and eclampsia in 2014-2015
were 174 patients which 70 maternal and 70 perinatal became the sample of this study. There were
14,3% patients who have complication in maternal outcome, which were mortality (4,3%), acute renal
failure (1,4%), and HELLP syndrome (8,6%). There were 51,4% neonates who have complication in
perinatal outcome, which were birth asphyxia (10,0%), low birth weight (11,4%), mortality with birth
asphyxia (5,7%), mortality with birth asphyxia and low birth weight (18,6%), and birth asphyxia with
low birth weight (5,7%).
Keywords : Maternal outcome, perinatal outcome, severe preeclampsia, eclampsia.
Abstrak
Latar belakang : Hipertensi dalam kehamilan telah ditemukan sebagai salah satu penyebab kematian
ibu terbesar di Indonesia. Saat ini, proporsi hipertensi dalam kehamilan cenderung mengalami
peningkatan. Pada tahun 2013, lebih dari 25% kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh hipertensi
dalam kehamilan. Sekitar 5 hingga 10 persen kehamilan dipersulit oleh penyakit hipertensi. Pada
kasus kehamilan dengan hipertensi, sindrom preeklampsia dan eklampsia merupakan yang paling
berbahaya. Preeklampsia berat dan eklampsia dapat memberikan efek yang buruk pada luaran
maternal dan luaran perinatal, sehingga diperlukan kehati-hatian dalam manajemen penanganan
pasien preeklampsia dan eklampsia untuk mencegah risiko yang dapat terjadi pada ibu dan neonatus.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran luaran maternal dan luaran perinatal
pada ibu hamil dengan preeklampsia berat dan eklampsia.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan teknik
Systematic Random Sampling. Penelitian ini dilakukan di RSUD Raden Mattaher Jambi pada bulan
September 2016. Data diambil dari rekam medis RSUD Raden Mattaher Jambi.
Hasil : Hasil peneltian menunjukkan bahwa jumlah pasien preeklampsia berat dan eklampsia pada
tahun 2014-2015 adalah sebanyak 174 pasien dan yang menjadi sampel penelitian adalah 70 maternal
dan 70 neonatus. Luaran pada maternal ada sebanyak 14,3% yang mengalami komplikasi, berupa
mortalitas (4,3%), Acute Renal Failure (1,4%) dan sindrom HELLP (8,6%). Luaran perinatal terdapat
sebanyak 51,4% mengalami komplikasi, berupa asfiksia neonatorum (10,0%), berat badan lahir
rendah (11,4%), mortalitas dan asfiksia neonatorum (5,7%), mortalitas dengan asfiksia neonatorum
dan berat badan lahir rendah (18,6%) dan asfiksia neonatorum dengan berat badan lahir rendah
(5,7%).
Kata kunci : Luaran maternal, luaran perinatal, preeklampsia berat, eklampsia
PENDAHULUAN Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu
Angka kematian ibu dan angka kematian seluruh ibu hamil yang mengalami PEB dan
bayi merupakan indikator yang digunakan eklampsia yang dirawat di bangsal kebidanan
untuk menentukan derajat kesehatan berdasarkan data rekam medik di RSUD
masyarakat. Angka kematian ibu dan angka Raden Mattaher Jambi pada periode 2014-
kematian bayi masih cukup tinggi jika 2015, sedangkan kriteria eksklusi yaitu pasien
dibandingkan dengan negaranegara tetangga PEB atau eklampsia yang memiliki data rekam
di Kawasan ASEAN. Penyebab kematian ibu medik namun tidak terbaca dengan jelas atau
di Indonesia masih didominasi oleh tiga terapat data yang tidak lengkap. Pengambilan
penyebab utama kematian yaitu perdarahan, sampel dilakukan dengan menggunakan teknik
hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi, systematic random sampling. Data yang
dimana proporsi hipertensi dalam kehamilan diambil merupakan data sekunder yang
mengalami peningkatan.1 diperoleh melalui data rekam medik
Penyakit hipertensi mempersulit 5 hingga menggunakan lembar tabel observasi
10 persen kehamilan. Pada kasus kehamilan penelitian yang meliputi nomor rekam medik,
dengan hipertensi, sindrom preeklampsia dan diagnosis, cara masuk pasien, usia ibu, paritas,
eklampsia merupakan yang paling berbahaya.2 usia gestasi, pendidikan, pekerjaan, riwayat
Preeklampsia berat dan eklampsia dapat preeklampsia/eklampsia sebelumnya, riwayat
menyebabkan luaran maternal dan luaran penyakit terdahulu, IMT, jenis persalinan,
perinatal yang buruk, sehingga diperlukan mortalitas maternal, gagal ginjal akut, sindrom
kehati-hatian dalam manajemen penanganan HELLP, perdarahan postpartum, mortalitas
pasien preeklampsia dan eklampsia untuk perinatal, Skor APGAR, dan BBL.
mencegah risiko yang dapat terjadi pada ibu Pengolahan data dilakukan dengan cara
dan neonatus.3 Selain itu, luaran maternal dan coding, editing, entry data, dan cleaning data.
luaran perinatal yang buruk pada pasien Analisis data yang digunakan dalam penelitian
preeklampsia berat dan eklampsia juga dapat ini adalah univariat yaitu data disajikan dalam
dipengaruhi oleh karakteristik maternalnya, bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi.
berupa cara masuk pasien, usia ibu, status
HASIL DAN PEMBAHASAN
paritas, usia gestasi, pendidikan, pekerjaan,
riwayat preeklampsia/eklampsia sebelumnya, Jumlah Kasus Preeklampsia Berat di RSUD
riwayat penyakit terdahulu, Indeks Massa Raden Mattaher Jambi Tahun 2014 dan
Tubuh (IMT), dan jenis persalinan. 2015
Namun, permasalahan preeklampsia berat Berdasarkan hasil penelitian (Gambar
dan eklampsia yang berhubungan dengan 4.1), didapatkan bahwa pada tahun 2014
luaran maternal dan luaran perinatal ini belum terjadi 58 kasus PEB (2,51%) dari total 2315
pernah diteliti di Provinsi Jambi. Oleh sebab pasien yang dirawat inap di bagian obstetri dan
itu, peneliti akan melakukan penelitian untuk ginekologi RSUD Raden Mattaher Jambi,
mendapatkan gambaran luaran maternal dan sedangkan pada tahun 2015 terjadi
luaran perinatal pada ibu hamil dengan peningkatan jumlah kasus menjadi 74 kasus
preeklampsia berat dan eklampsia di RSUD (4,81%) dari total 1538 pasien yang dirawat
Raden Mattaher Jambi. inap di bagian obstetri dan ginekologi RSUD
Raden Mattaher Jambi.
METODE PENELITIAN
Pada tahun 2013, berdasarkan buku
Penelitian ini merupakan penelitian
catatan kasus penyakit di ruang rekam medis
deskriptif. Penelitian dilakukan di Bangsal
RSUD Raden Mattaher Jambi didapatkan
Kebidanan RSUD Raden Mattaher Jambi pada
kasus PEB sebanyak 177 kasus. Hal ini
September 2016. Populasi pada penelitian ini
menunjukkan bahwa terjadi penurunan angka
adalah seluruh pasien preeklampsia berat
kejadian yang cukup signifikan dari tahun
(PEB) dan eklampsia yang dirawat di bangsal
2013 ke tahun 2014, dan hanya terjadi sedikit
kebidanan RSUD Raden Mattaher Jambi tahun
peningkatan angka kejadian dari kasus
2014-2015 sebanyak 174 pasien. Sampel
preeklampsia berat pada tahun 2015.
penelitian diambil dari populasi yang
Penurunan ini mungkin berkaitan dengan
memenuhi kriteria inklusi, dengan besar
perubahan program jaminan kesehatan
sampel dapat dihitung dengan menggunakan
pemerintah yang semula bernama ASKES
rumus Lemeshow sebanyak 70 sampel.
(Asuransi Kesehatan) menjadi BPJS
Kesehatan sejak tanggal 1 Januari 2014. Terjadinya sedikit peningkatan pada
Perubahan program jaminan kesehatan ini kejadian eklampsia dari tahun 2014 dan 2015
tentunya dilakukan untuk meningkatkan ini mungkin disebabkan karena kebanyakan
efisiensi pembiayaan kesehatan. Dan dapat dari kasus eklampsia yang biasanya disertai
juga disebabkan karena sistem rujukan rumah dengan komplikasi langsung dirujuk ke RSUD
sakit yang sudah berubah, sehingga terjadi Raden Mattaher Jambi yang merupakan rumah
penurunan kasus di RSUD Raden Mattaher itu sakit tipe B, sehingga diharapkan pasien
sendiri. eklampsia ini lebih dapat ditangani dengan
Penelitian ini sesuai dengan penelitian baik setelah dilakukan perujukan. Pada
yang dilakukan oleh Rob Moiij di RS Ndala, penelitian yang dilakukan oleh Rob Moiij di
Tanzania bahwa 0,8% terdiagnosa PEB dan RS Ndala, Tanzania didapatkan 1,6%
penelitian oleh Ugwu di RS pendidikan terdiagnosa eklampsia dan penelitian oleh
Enugu, Nigeria bahwa 3,3% terdiagnosa Edgar M. Ndaboine di RS BMC, Tanzania
PEB.4,5 dimana terdapat 1,37% terdiagnosa
eklampsia.4,6
6
4,81
Jumlah kasus PEB (%)

5 Karakteristik Pasien Preeklampsia Berat


4 dan Eklampsia Berdasarkan Cara Masuk
3 2,51 Pasien
2 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa, dari 70
1 sampel rekam medis pasien preeklampsia berat
0 dan eklampsia di RSUD Raden Mattaher
2014 2015 Jambi Tahun 2014-2015 didapatkan bahwa
Tahun
sebagian besar pasien masuk ke rumah sakit
melalui IGD (91,4%), dimana pasien PEB
Gambar 4.1 Jumlah Kasus Preeklampsia (62,9%) dan pasien eklampsia (28,6%). Hal ini
Berat (PEB) di RSUD Raden Mattaher Jambi dihubungkan dengan kondisi awal pasien,
Tahun 2014 dan 2015 dimana saat pasien dirujuk, kebanyakan pasien
telah mengalami gejala yang cukup berat atau
Jumlah Kasus Eklampsia di RSUD Raden telah mengalami komplikasi dari
Mattaher Jambi Tahun 2014 dan 2015 preeklampsia.2
Berdasarkan hasil penelitian (Gambar Sebagian besar sampel penelitian berada
4.2), pada tahun 2014 terjadi 19 kasus pada kelompok usia reproduksi aman 20-35
eklampsia (0,82%) dari total 2315 pasien yang tahun (64,3%), dimana pasien PEB (44,3%)
dirawat inap di bagian obstetri dan ginekologi dan pasien eklampsia (20,0%). Hasil ini sesuai
RSUD Raden Mattaher Jambi, sedangkan pada dengan hasil yang didapatkan oleh Doddamani
tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah kasus di RS Bagalkot, India, dimana kelompok usia
menjadi 23 kasus (1,5%) dari total 1538 pasien terbanyak adalah pada 20-35 tahun (65,3%).7
yang dirawat inap di bagian obstetri dan Namun, hasil pada penelitian ini berbeda
ginekologi RSUD Raden Mattaher Jambi. dengan teori yang ada, hal ini mungkin terjadi
6 karena meningkatnya kesadaran masyarakat
Jumlah kasus eklampsia

5 tentang bahaya kehamilan pada umur ekstrim.


4 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
3
sampel paling banyak merupakan nullipara
(52,9%) dengan PEB (38,6%) dan eklampsia
(%)

2 1,5
0,82 (14,3%). Penelitian ini juga sesuai dengan
1
penelitian Rob Moiij di RS Ndala, Tanzania
0
yang menunjukkan kesamaan bahwa terdapat
2014 2015 51,85% pasien nullipara.4 Hasil ini sesuai
dengan teori bahwa preeklampsia dan
Tahun
eklampsia lebih sering terjadi pada
nullipara/primigravida karena adanya suatu
Gambar 4.2 Jumlah Kasus Eklampsia di mekanisme imunologik, dimana pada
RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2014 dan kehamilan pertama pembentukan blocking
2015 antibody terhadap antigen plasenta belum
sempurna, dan akan makin sempurna pada (20,0%). Hasil ini sesuai dengan penelitian
kehamilan berikutnya.8 Riris Putri di RSUD Dr. Soedarso (78,1%) dan
Sampel penelitian dengan kelompok usia penelitian Doddamani di RS Bagalkot, India
gestasi aterm 37-42 minggu merupakan (53,45%).18,28 Preeklampsia dan eklampsia ini
frekuensi kejadian terbanyak (78,6%), dimana umum terjadi pada kehamilan triwulan ketiga
pasien PEB (58,6%), dan pasien eklampsia dan semakin meningkat menjelang aterm.2

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Preeklampsia Berat-Eklampsia di RSUD Raden
Mattaher Jambi Tahun 2014-2015
Variabel PEB Eklampsia Total
No (n = 50) (n = 20) (n = 70)
n % n % n %
1. Cara masuk pasien
- IRJ 0 0,0 0 0,0 0 0,0
- Dokter 0 0,0 0 0,0 0 0,0
- IGD 44 62,9 20 28,6 64 91,4
- Bidan 6 8,6 0 0,0 6 8,6
2. Usia
- <20 tahun dan >35 tahun 19 27,1 6 8,6 25 35,7
- 20-35 tahun 31 44,3 14 20,0 45 64,3
3. Paritas
- Nullipara 27 38,6 10 14,3 37 52,9
- Primipara 9 12,9 4 5,7 13 18,6
- Multipara 11 15,7 3 4,3 14 20,0
- Grande multipara 3 4,3 3 4,3 6 8,6
4. Usia gestasi
- <37 minggu 9 12,9 6 8,6 15 21,4
- 37-42 minggu 41 58,6 14 20,0 55 78,6
- >42 minggu 0 0,0 0 0,0 0 0,0
5. Pendidikan
- SD (sederajat) 18 25,7 8 11,4 26 37,1
- SMP (sederajat) 15 21,4 5 7,1 20 28,6
- SMA (sederajat) 14 20,0 6 8,6 20 28,6
- Perguruan tinggi 3 4,3 1 1,4 4 5,7
6. Pekerjaan
- IRT 43 61,4 16 22,9 59 84,3
- Petani 3 4,3 1 1,4 4 5,7
- Buruh 0 0,0 0 0,0 0 0,0
- Wiraswasta 2 2,9 2 2,9 4 5,7
- PNS 2 2,9 1 1,4 3 4,3
7. Riwayat preeklampsia/eklampsia
- Riwayat preeklampsia/eklampsia 4 5,7 3 4,3 7 10,0
(+)
- Riwayat preeklampsia/eklampsia 46 65,7 17 24,3 63 90,0
(-)
8. Riwayat penyakit terdahulu
- DM 3 4,3 2 2,9 5 7,1
- Hipertensi 13 18,6 2 2,9 15 21,4
- Penyakit ginjal 0 0,0 0 0,0 0 0,0
- Tidak ada riwayat penyakit 34 48,6 16 22,9 50 71,4
terdahulu
9. Indeks Massa Tubuh (IMT)
- 22,9 kg/m2 2 2,9 0 0,0 2 2,9
- 23-24,9 kg/m2 1 1,4 1 1,4 2 2,9
- 25 kg/m2 47 67,1 19 27,1 66 94,3
10. Jenis persalinan
- Pervaginam 20 28,6 4 5,7 24 34,3
- Abdominal 30 42,9 16 22,9 46 65,7
Keterangan: IRJ: Instalasi Rawat Jalan; IGD: Instalasi Gawat Darurat; IRT: Ibu Rumah Tangga; PNS: Pegawai
Negeri Sipil; DM: Diabaetes Mellitus.
Tingkat pendidikan paling banyak pada (11,4%). Hasil penelitian ini menunjang
sampel penelitian ini adalah SD (37,1%), penelitian yang didapatkan oleh Nurul Amirah
dimana pasien PEB (25,7%) dan eklampsia BT Abdul Hadi di RSUP H. Adam Malik,
Medan (40,98%).9 Pengetahuan yang Teling Atas, Kombos, dan Tuminting di
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dapat Manado (50%).13 Mekanisme bagaimana
menggambarkan tingkat pengetahuan dan obesitas dapat menyebabkan preeklampsia
kesadaran akan kesehatan, berupa pengetahuan masih belum dapat dipahami. Namun, obesitas
ibu tentang risiko kehamilan, penyakit memiliki hubungan yang kuat dengan
preeklampsia-eklampsia, pentingnya resistensi insulin dan predisposisi untuk
pemeriksaan antenatal, dan upaya deteksi diabetes tipe II dan diabetes gestasional.
dini.10 Obesitas dan diabetes berhubungan dengan
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat risiko tinggi terjadinya penyakit
84,3% sampel merupakan ibu rumah kardiovaskular yang akan berhubungan dengan
tangga/tidak bekerja, dimana pasien PEB preeklampsia.14
(61,4%) dan pasien eklampsia (22,9%). Hasil Tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat
ini sesuai dengan hasil yang didapatkan oleh 65,7% sampel penelitian dengan persalinan
Edgar M. Ndaboine di RS BMC, Tanzania abdominal, dimana pasien PEB (42,9%) dan
(84,2%) dan Cicih Opitasari di RS Jakarta pasien eklampsia (22,9%). Hasil ini sesuai
(78,76%).6,11 dengan hasil yang didapatkan oleh Edgar M.
Sebagian besar sampel penelitian (90,0%) Ndaboine di RS BMC, Tanzania, dimana jenis
tidak memiliki riwayat persalinan terbanyak pada pasien eklampsia
preeklampsia/eklampsia sebelumnya, dan adalah melalui persalinan caesar (persalinan
hanya sebagian kecil pasien (10,0%) memiliki abdominal) sebanyak 66,22%.6
riwayat preeklampsia/eklampsia sebelumnya,
Gambaran Luaran Maternal pada Pasien
dengan pasien PEB (5,7%) pasien eklampsia
Preeklampsia Berat dan Eklampsia
(4,3%). Hasil penelitian ini cukup berbeda
dengan penelitian Ronnaug A. Odegard tahun Berdasarkan Tabel 4.2, dari 70 sampel
1993-1995 di RSU Rogaland, dimana 44% rekam medis pasien preeklampsia berat dan
pasien preeklampsia memiliki riwayat eklampsia di RSUD Raden Mattaher Jambi
preeklampsia sebelumnya.12 Hal ini mungkin Tahun 2014-2015 didapatkan bahwa 60 pasien
disebabkan karena banyaknya pasien nullipara (85,7%) tidak mengalami komplikasi dan 10
pada penelitian yang dilakukan oleh Ronnaug pasien lainnya (14,3%) mengalami komplikasi.
A. Odegard, sehingga hanya sedikit pasien Dari 10 pasien yang mengalami komplikasi,
dengan kehamilan yang lebih dari satu kali didapatkan 3 pasien PEB (4,3%) mengalami
yang dapat dilihat mengenai riwayat mortalitas, 1 pasien eklampsia (1,4%)
preeklampsia/eklampsia pada kehamilan mengalami ARF, dan 6 pasien (8,6%)
sebelumnya. mengalami komplikasi berupa sindrom
Sebagian besar sampel penelitian (71,4%) HELLP, dengan 2 pasien PEB (2,9%) dan 4
tidak memiliki riwayat penyakit kronik pasien eklampsia (5,7%).
sebelumnya. Sedangkan sebagian kecil pasien Hasil yang didapatkan oleh Riris Putri di
memiliki riwayat penyakit kronik terdahulu, RSUD Dr. Soedarso juga memiliki persamaan,
seperti DM (7,1%) dan hipertensi (21,4%). dimana terdapat 89,1% pasien preeklampsia-
Untuk pasien preeklampsia berat, didapatkan eklampsia yang tidak mengalami komplikasi,
13 pasien (18,6%) dengan riwayat hipertensi, dan terdapat 10,9% pasien yang mengalami
dan 3 pasien (4,3%) dengan riwayat DM. komplikasi. Dari 10,9% pasien yang
Untuk pasien eklampsia, terdapat masing- mengalami komplikasi, 0,5% pasien
masing 2 pasien (2,9%) memiliki riwayat mengalami sindrom HELLP dan 0,9% pasien
penyakit DM dan hipertensi. Penyakit vaskuler mengalami ARF.11 Hasil ini juga sesuai
yang diderita ibu selama kehamilan dapat dengan hasil yang didapatkan oleh Edgar M.
meningkatkan kejadian preeklampsia seperti Ndaboine tahun 2009-2010 di RS BMC,
diabetes mellitus, hipertensi, penyakit ginjal, Tanzania, dimana terdapat 7,9% mengalami
dan lain-lain.2 mortalitas.6
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Preeklampsia dan eklampsia ditemukan
sebagian besar pasien memiliki IMT 25 sebagai penyebab utama dari angka mortalitas
kg/m2 (94,3%), dimana pasien PEB (67,1%) dan morbiditas maternal yang tinggi.
dan pasien eklampsia (27,1%). Hasil ini Preeklampsia telah digambarkan sebagai
sesuai dengan hasil yang didapatkan oleh masalah awal plasenta insult yang
Hermanto Quedarusman di Puskesmas Bahu, mengakibatkan perkembangan yang tidak
normal dan diferensiasi dari sinsitiotrofoblas iskemia yang dapat mempengaruhi
yang menyebabkan gangguan pemeliharaan pertumbuhan janin pada jangka panjang dan
dari barrier plasenta. Komplikasi maternal kesejahteraan ibu.15
dapat diakibatkan dari perdarahan plasenta dan

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Luaran Maternal pada Pasien Preeklampsia Berat-
Eklampsia di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2014-2015
No Variabel PEB Eklampsia Total
(n = 50) (n = 20) (n = 70)
n % n % n %
1. Luaran Maternal
- Komplikasi (+)
a. Mortalitas maternal (+) 3 4,3 0 0,0 3 4,3
b. ARF 0 0,0 1 1,4 1 1,4
c. Sindrom HELLP 2 2,9 4 5,7 6 8,6
d. PPH 0 0,0 0 0,0 0 0,0
- Komplikasi (-) 45 68,6 15 21,4 60 85,7
Keterangan: ARF: Acute Renal Failure; PPH: Post Partum Hemorrhage.

Gambaran Luaran Perinatal pada Pasien neonatorum dan BBLR. Sedangkan, 34 bayi
Preeklampsia Berat dan Eklampsia lainnya (48,6%) tidak mengalami komplikasi.
Hasil penelitian yang serupa didapatkan
Hasil penelitian pada Tabel 4.3
oleh Rob Moiij di RS Ndala, Tanzania, dimana
menunjukkan bahwa 36 bayi (51,4%)
didapatkan 44% bayi dari pasien preeklampsia
mengalami komplikasi, dengan 7 bayi (10,0%)
mengalami BBLR dan 57% bayi dari pasien
mengalami asfiksia neonatorum, 8 bayi
eklampsia mengalami BBLR.4 Penelitian yang
(11,4%) mengalami BBLR, 4 bayi (5,7%)
dilakukan oleh Edgar M. Ndaboine di RS
mengalami mortalitas dan asfiksia
BMC, Tanzania juga memperoleh hasil bahwa
neonatorum, 13 bayi (18,6%) mengalami
23,61% bayi memiliki apgar score <7 yang
mortalitas dengan asfiksia neonatorum dan
menandakan bayi tersebut mengalami
BBLR, dan 4 bayi (5,7%) mengalami asfiksia
komplikasi berupa asfiksia neonatorum.6

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Luaran Perinatal pada Pasien Preeklampsia Berat-Eklampsia di RSUD
Raden Mattaher Jambi Tahun 2014-2015
No Variabel PEB Eklampsia Total
(n = 50) (n = 20) (n = 70)
n % n % n %
Luaran Perinatal
1. Komplikasi (+)
- Asfiksia Neonatorum 4 5,7 3 4,3 7 10,0
- BBLR 4 5,7 4 5,7 8 11,4
- Mortalitas Perinatal (+) dan
4 5,7 0 0 4 5,7
Asfiksia Neonatorum
- Mortalitas Perinatal (+),
Asfiksia Neonatorum dan 8 11,4 5 7,1 13 18,6
BBLR
- Asfiksia Neonatorum dan
1 1,4 3 4,3 4 5,7
BBLR
2. Komplikasi (-) 29 41,4 5 7,1 34 48,6
Keterangan: BBLR: Berat Badan Lahir Rendah

Berdasarkan teori diketahui bahwa meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas


preeklampsia dan eklampsia dapat pada bayi. Komplikasi pada bayi yang berasal
dari ibu dengan PEB ataupun eklampsia dapat Hasil penelitian luaran perinatal pada ibu
juga diakibatkan oleh adanya kelainan invasi hamil dengan preeklampsia berat dan
trofoblas dari kedua arteri desidua ibu eklampsia adalah tidak mengalami komplikasi
sehingga akan menyebabkan penurunan sebanyak 48,6% dan mengalami komplikasi
perfusi plasenta dan iskemia plasenta relatif sebanyak 51,4%, meliputi mengalami asfiksia
yang akan berakibat pada terjadinya asfiksia neonatorum sebanyak 10,0%, berat badan lahir
neonatorum pada bayi.16 Selain itu, rendah sebanyak 11,4%, mortalitas dan
terganggunya sistem uteroplasenta ini dapat asfiksia neonatorum sebanyak 5,7%,
menyebabkan pertumbuhan janin dan berat mortalitas, asfiksia neonatorum dan berat
badan lahir menjadi tidak optimal yang badan lahir rendah sebanyak 18,6%, serta
berakibat pada munculnya luaran perinatal asfiksia neonatorum dan berat badan lahir
berupa bayi dengan berat badan lahir rendah.17 rendah sebanyak 5,7%.
Nutrisi janin yang terganggu dan oksigenasi
Daftar Pustaka
yang dihasilkan dari insufisiensi vaskular
utero-plasenta akibat preeklampsia/eklampsia
1. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2015. Profil Kesehatan
yang dialami ibu inilah yang dapat
Indonesia Tahun 2014. Jakarta :
mempengaruhi mortalitas perinatal.18
Kementerian Kesehatan RI.
KESIMPULAN 2. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL,
Angka kejadian kasus preeklampsia berat Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Obstetri
pada tahun 2014-2015 didapatkan sebanyak Williams Volume 2. Edisi 23. Jakarta:
132 kasus, dimana pada tahun 2014 terjadi 58 Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2015.
kasus (2,51%) dari total 2315 pasien dan pada 3. Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi
tahun 2015 terjadi 74 kasus (4,81%) dari total ketiga, cetakan kesembilan. Jakarta:
1538 pasien. Dan angka kejadian kasus Yayasan Bina Pustaka Sarwono
eklampsia pada tahun 2014-2015 didapatkan Prawihardjo; 2007.
sebanyak 42 kasus, dimana pada tahun 2014 4. Moiij R, Lugumila J, Mwashambwa MY,
terjadi 19 kasus (0,82%) dari total 2315 pasien Mwampagatwa IH, Dillen JV,
dan pada tahun 2015 terjadi 23 kasus (1,5%) Stekelenburg J. Characteristics and
dari total 1538 pasien. Outcomes of Patients with Eclampsia and
Karakteristik ibu hamil dengan Severe Pre-eclampsia in A Rural Hospital
preeklampsia berat dan eklampsia meliputi: in Western Tanzania: A Retrospective
ibu yang masuk ke rumah sakit melalui IGD Medical Record Study. BMC Pregnancy
sebanyak 91,4%, ibu dengan kategori usia 20- and Childbirth 2015;15:213.
35 tahun sebanyak 64,3%, nullipara sebanyak 5. Ugwu EOV, Dim CC, Okonkwo CD,
52,9%, ibu dengan usia gestasi 37-42 minggu Nwankwo TO. Maternal and Perinatal
sebanyak 78,6%, ibu yang berpendidikan SD Outcome of Severe Pre-eclampsia in
sebanyak 37,1%, tidak memiliki riwayat Enugu, Nigeria After Introduction of
preeklampsia/eklampsia sebelumnya sebanyak Magnesium Sulfate. Nigerian Journal of
90,0%, tidak memiliki riwayat penyakit Clinical Practice 2011 Oct-
terdahulu sebanyak 71,4%, ibu dengan indeks Dec;14(4):418-21.
massa tubuh 25 kg/m2 sebanyak 94,3%, dan 6. Edgar MN, Albert K, Richard R, Beatrice
ibu dengan persalinan abdominal sebanyak I, Anthony N. Maternal and Perinatal
65,7%. Outcomes Among Eclamptic Patients
Hasil penelitian luaran maternal pada ibu Admitted to Bugando Medical Centre,
hamil dengan preeklampsia berat dan Mwanza, Tanzania. African Journal of
eklampsia adalah ibu yang tidak mengalami Reproductive Health 2012 Mar;16(1):35-
komplikasi sebanyak 85,7% dan ibu yang 42.
mengalami komplikasi sebanyak 14,3%,
7. Doddamani GB, Doddamani UG.
meliputi ibu yang mengalami mortalitas
Perinatal Outcome in Pre-Eclampsia: A
sebanyak 4,3%, Acute Renal Failure sebanyak
Prospective Study. Sch. J. App. Med. Sci
8,6%, sindrom HELLP sebanyak 8,6%, dan
2014; 2(1C):291-293.
tidak ditemukan pasien yang mengalami Post
Partum Hemorrhage.
8. Denantika O, Serudji J, Revilla G.
Hubungan status gravida dan usia ibu
terhadap kejadian preeklampsia di RSUP
Dr. M. Djamil Padang tahun 2012-2013.
Jurnal Kesehatan Andalas 2015;4(1):212-
7.
9. Nurul AB. Karakteristik Ibu Penderita
Preeklampsia Berat dan Eklampsia Serta
Hubungannya dengan Faktor Risiko di
RSUP H. Adam Malik, Medan Dalam
Tahun 2008-2010 (Skripsi). Medan:
Universitas Sumatera Utara; 2010.
10. Raharja. Ensiklopedia Jenjang Pendidikan
Nasional (online). 17 Februari 2010
(diakses 5 agustus 2016). Diunduh dari:
URL: http://kemdikbud.go.id/.
11. Riris PMS. Gambaran Luaran Hasil
Persalinan Pada Pasien Preeklamsia-
Eklamsia di RSUD Dr. Soedarso Periode
1 Januari 2011-31 Desember 2011
(Naskah Publikasi). Pontianak:
Universitas Tanjungpur; 2012.
12. Ronnaug AO, Lars JV, Stein TN, Kjell
AS, Rigmor A. Risk Factors and Clinical
Manifestations of Pre-Eclampsia. British
Journal of Obstetrics and Gynaecology
2000 Nov;107:1410-6.
13. Hermanto Q, John W, Juneke JK.
Hubungan indeks massa tubuh ibu dan
peningkatan berat badan saat kehamilan
dengan preeklampsia. Jurnal eBM 2013
Mar;1(1):305-11.
14. Cnossen J, Leeflang M, de Haan E, Mol
B, van der Post J, Khan K, et al. Accuracy
of body mass index in predicting pre-
eclampsia: bivariate meta-analysis. BJOG
2007;114:147785.
15. Nwosu Z, Omabe M. Maternal and Fetal
Consequences of Preeclampsia. The
Internet Journal of Gynecology and
Obstetrics 2009;13(1):1-10.
16. Utomo, Martono Tri. RISK FACTORS
FOR BIRTH ASPHYXIA. Folia Medica
Indonesiana 2011;47(4): 211-214.
17. Wati, Lita Kusuma. Hubungan antara
Preeklampsia/Eklampsia dengan Kejadian
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di
RSUD Dokter Soedarso Pontianak Tahun
2012. Jurnal Mahasiswa PSPD FK
Universitas Tanjungpura 2013;3(1).
18. Hodgins, Stephen. Pre-eclampsia as
Underlying Cause for Perinatal Deaths:
Time for Action. Global Health: Science
and Practice 2015;3(4):525-27.

Das könnte Ihnen auch gefallen