Sie sind auf Seite 1von 3

ANTITOKSIN

Antitoksin dapat dibuat dengan menggabungkan DNA virus dan gen yang mempunyai sifat
menguntungkan sehingga jika virus menginfeksi bakteri, di dalam sel bakteri tersebut terkandung
gen yang menguntungkan.

Gen manusia adalah gen yang menguntungkan yang dapat mengendalikan produksi
antitoksin.
Jika oleh DNA virus, DNA manusia disambungkan dengan DNA bakteri, sel bakteri
tersebut akan mengandung gen manusia penghasil antitoksin.
Jadi, yang mulanya gen bakteri tidak mengandung antitoksin manusia, sekarang
mampumemproduksi antitoksin manusia.
Pembelahan akan terus-menerus dilakukan oleh bakteri.
Setiap bakteri baru dipastikan mengandung antitoksin yang dihasilkan oleh DNA
manusia.
Antitoksin dapat dipisahkan dan dimanfaatkan untuk pelawan penyakit pada manusia.
Dengan rekayasa genetik, dapat dikatakan bahwa virus dapat dimanfaatkan sebagai
perantara gen manusia atau gen makhluk hidup lainnya untuk masuk ke dalam sel bakteri
agar sel bakteri tersebut membawa sifat gen manusia atau gen makhluk hidup lain.

Vaksin, Antiserum & Imunologikal

Vaksin, antiserum, dan imunologikal diperlukan manusia untuk


membantu mencegah atau mengatasi penyakit-penyakit tertentu.
Vaksin diberikan untuk mencegah terkena penyakit tertentu
seperti polio, hepatitis, cacar, dll; sedangkan antiserum dan
imunologikal diberikan pada penderita yang sudah terinfeksi
penyakit seperti tetanus, hepatitis B, dll.

Vaksin adalah sebuah senyawa antigen yang berfungsi untuk


meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus dengan
menghasilkan antibodi. Vaksin terbuat dari virus yang telah dimatikan atau "dilemahkan" dengan
menggunakan bahan-bahan tambahan lainnya seperti formalaldehid, thymerosal dan lainnya.
Sedangkan vaksinasi adalah suatu usaha memberikan vaksin tertentu ke dalam tubuh untuk
menghasilkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit/virus tersebut.

Vaksin terdiri dari beragam jenis. Jenis-jenis vaksinasi yang ada antara lain vaksin terhadap
penyakit hepatitis, polio, Rubella, BCG, DPT, Measles-Mumps-Rubella (MMR) cacar air dan
jenis penyakit lainnya seperti influenza.

Di Indonesia, vaksinasi yang umum dilakukan pada bayi dan balita adalah Hepatitis B, BCG,
Polio dan DPT. Selebihnya seperti vaksinasi MMR adalah bersifat tidak wajib. Ada pun
vaksinasi terhadap penyakit cacar air (smallpox) termasuk vaksinasi yang sudah tidak dilakukan
lagi di Indonesia.
Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih
besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak
penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.

Antiserum atau antitoksin merupakan zat anti terhadap toksin. Zat toksin ini berasal dari
sejenis racun yang dikeluarkan oleh kuman atau virulen. Racun ini dikeluarkan dari hewan
(zootoksin) dan tumbuhan (fitotoksin).

Zat antitoksin ini digunakan sebagai penangkal dari berbagai macam penyakit pada manusia. Zat
ini menggunakan serum binatang, tumbuhan, atau manusia yang telah dibuat kebal terhadap
suatu penyakit akibat racun tersebut.

Antitoksin yang biasa digunakan untuk menetralkan racun di dalam tubuh adalah antitetanus
serum (ATS), antidifteri serum (ADS), dan serum antibisa ular (SABU), dan jenis antitoksin
lainnya.

Antitoksin diphteheria dihasilkan dari larutan steril globulin-globulin antibodi yang dimurnikan
dan dipekatkan. Zat ini berasal dari serum atau plasma darah seekor binatang sehat seperti kuda
yang diimunisasi terhadap toksin difteri. Antitoksin ini digunakan sebagai agen imunisasi pasif,
yang diberikan secara intramuskuler dan intravena.

Sedangkan untuk tetanus antitoksin, merupakan larutan steril globulin-globulin antibodi yang
dimurnikan dan dikonsentrasikan. Zat ini diperoleh serum atau plasma daerah dari binatang sehat
yang diimunisasi terhadap toksin atau toksoid tetanus. Penggunaannya dilakukan secara
intramuskuler dan subkutan atau intravena.

Imunoglobulin adalah sejenis protein yang terdapat dalam peredaran darah manusia yang
berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh. Saat ini imunoglobulin injeksi telah digunakan untuk
mengobati beberapa penyakit, umumnya penyakit-penyakit yang berkaitan dengan malfungsi
sistem kekebalan tubuh.
Imunoglobulin adalah protein yang berfungsi sebagai antibodi spesifik untuk menetralkan sel-sel
asing. Deviasi persentase normal imunoglobulin karakteristik sifatnya pada banyak kelainan-
kelainan sistem imun, termasuk kanker, kelainan-kelainan hati, rheumatoid artritis dan lupus. Tes
ini mengidentifikasi imunoglobulin G, imunoglobulin A dan imunoglobulin M dalam sampel
darah.

Das könnte Ihnen auch gefallen